PENGARUH PENDAMPINGAN PERILAKU DIET HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KAMPUNG SANGGRAHAN
SKRIPSI “Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan”
Oleh AYU ROSIANA NIM. S10003
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
8
LEMBAR PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Naskah Skripsi yang berjudul :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PRIMARY SURVEY DI RSUD dr.SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI
Oleh : Aziz Nur Fathoni NIM S10004 Telat pertahankan di depan penguji pada tanggal 1 Juli 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan. Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
Wahyu Rima A., S.Kep.,Ns.M.Kep NIK: 201279102
Ariyani, S.Kep.,Ns,M.Kes NIP: 196811231988032004
Penguji,
Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns, M.Kep NIK: 200679022 Surakarta, 22 Juli 2014 Ketua Program StudiS-1 Keperawatan,
Wahyu Rima A., S.Kep.,Ns.M.Kep NIK: 201279102 ii 8
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tagan dibawah ini : Nama : Aziz Nur Fathoni NIM : S10.004
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1.
Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.
2.
Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan Tim Penguji.
3.
Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4.
Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Surakarta, 25 Juni 2014 Yang membuat pernyat pernyataan, ataa aan,
Ayu Rosiana NIM. S10.004
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pendampingan Perilaku Diet Hipertensi terhadap Kepatuhan Diet pada Penderita Hipertensi di Kampung Sanggrahan” ini dapat terselesaikan. skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh mata ajar skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam menyusun skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu peneliti mulai dari awal hingga selesainya skripsi. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Ibu Dra.Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Happy Indri Hapsari, S. Kep, Ners, M. Kep selaku pembimbing utama dan Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala perhatian, bimbingan, dan semangat yang diberikan selama penyusunan skripsi ini. 3. Ibu bc. Yeti Nurhayati, M.Kes selaku pembimbing pendamping, atas semua perhatian, bimbingan, dan saran yang diberikan selama penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Wahyuningsih SafitriS.Kep.,Ns, M.Kep, selaku penguji yang telah memberikan mesukan, kritik dan saran saat ujian sidang skripsi.
iv
v
5. Ketua posyandu lansia ibu Murtiatun yang telah memberi ijin bagi peneliti. 6. Seluruh responden yang telah berperan dalam penelitian ini dan telah berkenan unruk menjadi responden yang tidak dapat disebutkan satupersatu. 7. Kedua Orang tua dan kakakku yang telah memberikan semua dukungan materi dan doa, serta kasih sayang selama ini. 8. Teman-temanku seperjuangan S-1 Keperawatan angkatan 2010 atas kebersamaan dan semangatnya selama ini. 9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material dalam penyusunan proposal ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.usunan proposal penelitian ini masih Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca sangat peneliti harapkan.
Ayu Rosiana Peneliti
v
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
SURAT PERNYATAAN
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
xv
ABSTRACT
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
4
1.3 Tujuan
4
1.3.1 Tujuan Umum
4
1.3.2 Tujuan Khusus
4
1.4 Manfaat
5
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti 1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
5
1.4.3 Manfaat Bagi Rumah Sakit
5
1.4.4 Manfaat Bagi Peneliti Lain
5
1.5 Keaslian Penelitian
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Konsep Teori 2.1.1 Hipetensi
8
2.1.1.1. Pengertian
8
2.1.1.2. Klasifikasi
9 vi
vii
2.1.1.3. Penyebab
9
2.1.1.4. Tanda dan Gejala
9
2.1.1.5. Komplikasi
10
2.1.1.6. Penatalaksanaan hipertensi
10
2.1.1.7. Faktor resiko hipertensi
11
2.1.1.8. Diet rendah garam untuk hipertensi
11
2.1.2. Kepatuhan
11
2.1.2.1. Dimensi kepatuhan
12
2.1.2.2. Strategi dalam meningkatkan kepatuhan
13
2.1.3. Pendampingan (coaching)
13
2.1.4. Prinsip-prinsip dasar pendampingan
16
2.1.5. Manfaat pendampingan
18
2.1.6. Peran pendampingan
19
2.2 Kerangka Teori
20
2.3 Kerangka Konsep
21
2.4 Hipotesis
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan penelitian
23
3.2 Populasi dan Sampel
24
3.3 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
24
3.3.1 Tempat Penelitian
24
3.3.2 Waktu Penelitian
24
3.4 Variabel definisi operasional dan skala pengukuran
24
3.4.1 Variabel penelitian
24
3.4.2 Definisi operasional
25
3.5 Alat dan Cara Pengumpulan Data
26
3.5.1 Alat Penelitian
26
3.5.2 Cara Pengumpulan Data
26 27
3.6 Uji validitas dan Reabilitas
3.6.1 Validitas ................................................................................27 3.6.2 Reabilitas ..............................................................................29 vii
viii
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ...............................................30 3.7.1 Pengolahan Data ....................................................................30 3.7.2 Analisa Data ..........................................................................31 3.8 Etika Penelitian .................................................................................32 3.8.1 Informed Consent (Lembar persetujuan) ..........................32 3.8.2 Confidentially (Kerahasiaan)................................................32 3.8.3 Anonimity (tanpa nama) .......................................................33 3.9 Jadwal Penelitian ..............................................................................34 BAB IV HASIL PENELITIAN 35
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Analisis Univariat
35
4.1.2
Analisis Bivariat
37
BAB V PEMBAHASAN 40
5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Jenis Kelamin
40
5.1.2 Tingkat Pendidikan
41
5.1.3 Pekerjaan
41
5.1.4 Umur
42 42
5.2 Hasil Analisa Bivariat 5.2.1 Pengaruh Kepatuhan Diet (pre test) pada kelompok Kontrol dan perlakuan
43
5.2.2 Pengaruh Kepatuhan Diet (post test) pada kelompok Kontrol 43
dan perlakuan 5.2.3 Uji Marginal Homogenity (pre test dan post test)
43
Kelompok Kontrol viii
ix
5.2.4 Uji Marginal Homogenity (pre test dan post test) 44
Kelompok Kontrol
45
5.3 Keterbatasan Penelitian BAB VI PENUTUP
47
6.1 Simpulan
47
6.2 Saran
47
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1. : Keaslian Penelitian
5
TABEL 2.1. : Klasifikasi Hipertensi
9
TABEL 3.1. : Definisi operasional
25
TABEL 4.1. : Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
33
TABEL 4.2. : Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan
34
TABEL 4.3. : Distribusi Frekuensi Pekerjaan
34
TABEL 4.4. : Distribusi Frekuensi Usia / Umur
35
TABEL 4.5. : Distribusi Frekuensi Tekanan Darah
35
TABEL 4.6. : Pengaruh Kepatuhan Diet (pre test) pada kelompok Kontrol dan perlakuan
36
TABEL 4.7. : Pengaruh Kepatuhan Diet (post test) pada kelompok kontrol dan Perlakuan
36
TABEL 4.8. : Kepatuhan Diet Pre test & Post test Pada Kelompok Kontrol
36
TABEL 4.9. : Kepatuhan Diet Pre test & Post test Pada Kelompok Perlakuan
37
x
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 : Kerangka Teori .....................................................................20 GAMBAR 2 : Kerangka Konsep..................................................................21
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
: Surat Permohonan Menjadi Responden
LAMPIRAN 2
: Lembar Persetujuan Menjadi Responden
LAMPIRAN 3
: Kueisoner
LAMPIRAN 4
: Standar Operasional Prosedur (SOP)
LAMPIRAN 5
: Leaflet
LAMPIRAN 6
: Data Try Out/Validitas Reabilitas
LAMPIRAN 7
: Uji Validitas dan Reabilitas
LAMPIRAN 8
: Hasil Penelitian untuk Kelompok Kontrol dan Pendampingan
LAMPIRAN 9
: Analisis Univariat
LAMPIRAN 10
: Analisis Bivariat uji kolmogorov-smirnov
LAMPIRAN 11
: Analisis Bivariat uji Marginal Homogenity
LAMPIRAN 12
: Tabel r Product Moment
LAMPIRAN 13
: Usulan topik penelitian (F.01)
LAMPIRAN 14
: Pengajuan judul skripsi (F.02)
LAMPIRAN 15
: Pengajuan ijin studi pendahuluan (F.04)
LAMPIRAN 16
: Lembar oponent (F.05)
LAMPIRAN 17
: Lembar audience (F.06)
LAMPIRAN 18
: Surat pengajuan ijin penelitian (F.07)
LAMPIRAN 19
: Surat pengantar ijin studi pendahuluan
LAMPIRAN 20
: Surat balasan ijin studi pendahuluan xii
xiii
LAMPIRAN 21
: Surat ijin validitas dan reliabilitas
LAMPIRAN 22
: Surat ijin penelitian
LAMPIRAN 23
: Surat balasan ijin validitas reliabilitas
LAMPIRAN 24
: Surat balasan penelitian
xiii
xiv
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 Ayu Rosiana Pengaruh Pendampingan Perilaku Diet Hipertensi Terhadap Kepatuhan Diet pada Penderita Hipertensi di Kampung Sanggrahan Abstrak Kepatuhan penderita hipertensi masih cukup rendah. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan adalah dengan pendampingan perilaku diet hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Metode penelitian ini adalah pre test and post test nonequivalent control group. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan responden sesudah mengikuti pendampingan memiliki kepatuhan tinggi, berbeda dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami peningkatan kepatuhan diet hipertensi. Hal tersebut ditunjukkan bahwa hasil pretest posttest dengan menggunakan analisis Marginal Homogenity terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Karena dari hasil posttest diketahui bahwa hasil P Value 0,003. Sehingga p value < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa pendampingan perilaku diet hipertensi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh kepatuhan diet pada kelompok pendampingan. Kata kunci: Pendampingan perilaku diet hipertensi, kepatuhan diet, penderita hipertensi. Daftar Pustaka : 30 (2003-2013).
xiv
xv
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014 Ayu Rosiana THE EFFECT OF BEHAVIORAL ACCOMPANIMENT TO HYPERTENSION DIET ON THE DIET OBEDIENCE OF HYPERTENSION SUFFERERS IN KAMPUNG SANGGRAHAN ABSTRACT The diet obedience of hypertension sufferers is fairly low. One of the methods that can be used to improve their obedience is the administration of behavioural accompaniment to hypertension diet. The objective of this research is to analyze whether or not there is an effect of the behavioral accompaniment to hypertension diet on the diet obedience of hypertension sufferers. This research used the experimental research method with the pre test and post test non-equivalent design. The samples of the research were taken by using the saturation sampling. The result of the research shows that following the behavioural accompaniment, the respondents in the Experimental Group have the high category of diet obedience. Meanwhile, those in the Control Group do not have the high category of diet obedience. The result of the pretest and posttest with Marginal Homogeneity shows that there is a very significant difference as indicated by the value of p is 0.003 which is smaller than 0.05, meaning that the behavioral accompaniment to hypertension diet has an effect on the diet obedience of hypertension sufferers. Thus, it can be concluded that there is an effect of diet obedience on the accompaniment group. Keywords: Behavioural accompaniment to hypertension diet, diet obedience, and hypertension sufferers. References: 30 (2003-2013).
xv
xvi
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014
Aziz Nur Fathoni THE CORRELATION BETWEEN NURSES’ LEVEL OF KNOWLEDGE ON BASIC LIFE SUPPORT (BLS) AND THEIR BEHAVIOR IN THE IMPLEMENTATION OF PRIMARY SURVEY AT dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO LOCAL GENERAL HOSPITAL OF WONOGIRI REGENCY ABSTRACT
The number of emergency incidences is large every day so that it is necessary to find out the nurses’ behavior in the implementation of primary survey related to their knowledge. The objective of this research is to investigate correlation between the nurses’ level of knowledge on basic life support (BLS) and their behavior in the implementation of Primary Survey (PS) at the emergency installation. This research used the quantitative research method with the descriptive correlational design. It was conducted at the emergency installation of dr Soediran Mangun Sumarso of Wonogiri regency. The samples of the research were taken by means of the saturation sampling technique. They consisted of 20 respondents. The data of the research were analyzed by using the statistical analysis of Fisher’s Chi Square alternative test with the computer program of SPSS 18. The result of the research shows that 75% of the nurses have a good knowledge category, and the rest, 25%, have a fair knowledge category. In term of behavior during the implementation of PS, 80% of the nurses have a skilled behavior category, and the rest, 20%, have less skilled behavior category. The value of p is 0.053 which is smaller than 0.05. This indicates that Ho is verified, meaning that there is not any correlation between the nurses’ level of knowledge on BLS and their behavior in the implementation of PS. The nurses’ level of knowledge on BLS does not have any correlation to their behavior in the implementation of PS. Therefore, hospitals in general and emergency installations in particular are expected to improve the nursing skills of their nurses and to carry out training for their nursing so that all of them have a good knowledge level. Keywords: Basic Life Support (BLS), nurses’ behavior, and Primary Survey (PS). References: 21 (2003-2013)
8
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling sering berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menimbulkan gejala pada fase awalnya dan terasa ketika penyakit hipertensi sudah menjalar dan mengganggu fungsi jantung atau stroke. Diagnosa hipertensi sangat jarang ditemukan dini kecuali saat pemeriksaan kesehatan rutin (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2012). World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan hipertensi adalah salah satu kontributor paling penting untuk penyakit jantung dan stroke yang bersama-sama menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomor satu. Hipertensi memberikan kontribusi untuk hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini juga meningkatkan risiko kondisi seperti gagal ginjal dan kebutaan. Hipertensi diperkirakan mempengaruhi lebih dari satu dari tiga orang dewasa berusia 25 tahun ke atas, atau sekitar satu miliar orang di seluruh dunia (WHO 2012).
18
2
Prevalensi hipertensi tertinggi di dunia berada di negara Afrika (46% orang dewasa) sedangkan prevalensi terendah ditemukan di negara Amerika (35% orang dewasa) menurut WHO (2012). Data tersebut dapat dipastikan bahwa negara yang berpenghasilan tinggi memiliki prevalensi rendah hipertensi (35% orang dewasa) dibandingkan kelompok pendapatan rendah dan menengah (40% orang dewasa) berkat kebijakan publik multisektoral sukses dan akses yang lebih baik ke perawatan kesehatan bagi negara dengan penghasilan tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan peningkatan yang tinggi. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Di Jawa Tengah penderita hipertensi mencapai 37,0% berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah dan kepatuhan terhadap minum obat hanya 7,9%. Hasil penelitian menurut Effendy & Rosyid (2011) menunjukkan bahwa rendahnya angka kepatuhan terhadap diet rendah garam membuat meningkatnya angka kejadian kekambuhan hipertensi, sehingga perlu dilakukan perbaikan intervensi lain untuk meningkatkan angka kepatahuan diet rendah garam pada penderita hipertensi.Widyasari & Candrasari (2010) menyimpulkan bahwa ada peningkatan signifikan secara statistik dalam
3
pengetahuan dan sikap setelah pemberian pendidikan kesehatan tentang hipertensi. Survei pendahuluan pada lansia di Kampung Sanggrahan di Bulan November 2013 mengatakan bahwa pendidikan kesehatan tentang pola diet hipertensi sudah diberikan kepada lansia yang mengalami hipertensi namun tingkat kepatuhan tentang diet belum sepenuhnya dilakukan oleh lansia. Tingkat kepatuhan yang rendah pada lansia di pengaruhi dari faktor pendampingan misalnya pasien tidak mengetahui tentang diet rendah garam tetapi keluarga tidak mendampingi akhirnya tidak patuh dalam melakukan diet rendah garam. Hasil penelitian Nadimin (2009) menunjukkan ada perubahan skor pengetahuan gizi ibu antara keadaan awal dan 3 bulan setelah pendampingan gizi. Hasil ini membuktikkan bahwa penyuluhan gizi yang dilakukan melalui program pendampingan gizi merupakan salah satu upaya pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku baik. Penelitian Kamaludin & Rahayu (2009) menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan asupan cairan pada gagal ginjal kronik dengan hemodialisis dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, perilaku pendampingan perawat, perilaku pendampingan keluarga, dan pengetahuan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku pendampingan sangat berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan.
4
Penelitian tentang penerapan pendampingan terhadap perubahan sikap dalam pengobatan penyakit kronik menunjukkan angka yang signifikan dalam merubah perilaku kepatuhan pada penderita penyakit kronik. Pemberian intervensi pendampingan merupakan faktor penting dalam perubahan sikap kepatuhan dalam pengobatan penyakit kronik seperti perubahan sikap terhadap kepatuhan minum obat, kepatuhan diet dan kepatuahan aktivitas fisik (Helen et al 2003). Dari latar belakang di atas peneliti ingin meneliti tentang “Pengaruh Pendampingan Perilaku Diet Hipertensi terhadap Kepatuhan Diet pada Penderita Hipertensi di Kampung Sanggrahan”. 1.2
Rumusan Masalah Adakah pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi.
1.3
Tujuan 1.3.1 Umum Penelitian ini untuk menganalisis adanya pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi. 1.3.2 Khusus 1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden. 2. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan diet hipertensi pada penderita hipertensi sebelum dilakukan pendampingan perilaku diet hipertensi.
5
3. Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan diet hipertensi pada penderita hipertensi setelah dilakukan pendampingan perilaku diet hipertensi. 4. Untuk menganalisis perbedaan tingkat kepatuhan diet hipertensi sebelum dan sesudah pendampingan perilaku diet hipertensi. 1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi peneliti lain Peneliti ini dapat dijadikan sumber referensi peneliti lain dalam membuat penelitian tentang manajemen pengobatan hipertensi non farmakologi. 1.4.2 Manfaat bagi perawat Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan yang di kombinasi dengan tindakan pendampingan. 1.4.3 Manfaat bagi akademik Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan bagi akademik dalam penyusunan kurikulum pembelajaran menggunakan pendampingan untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi.
1.5
Keaslian Penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
Penelitian Effendy & Rosyid 2011
Judul Hubungan kepatuhan diet rendah garam dan terjadinya kekambuhan pada pasien hipertensi di
Metode Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional analitik dengan
Hasil kepatuhan diet rendah garam dan terjadinya relaps dalam pasien dengan
6
wilawah puskesmas pasongsongan kabupaten sumenep madura
Widyasari & Candrasari 2010
Nadimin 2009
ditekan pada waktu pengukuran dan sampel menggunakan teknik random sampling dengan penuh populasi 40 orang dan jumlah sampel 36 orang Pengaruh Pendidikan Jenis penelitian tentang Hipertensi ini adalah terhadap Perubahan eksperimental Pengetahuan dan semu dengan Sikap rancangan one Lansia di Desa group pre-test Makamhaji posttest. Kartasura Sukoharjo
Pengaruh program pendampingan gizi terhadap pola asuh, kejadian infeksi dan status gizi, balita kurang energi protein
Rancangan penelitian nonrandomized pre and post test group design
hipertensi menghasilkan Sebagian besar prosentase kurang patuh pada Peran rendah garam kepatuhan diet dan kambuh di sebagian besar hipertensi pasien tidak kambuh . Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan nilai rerata pengetahuan tentang hipertensi setelah pemberian pendidikan dari 4,46 menjadi 13,97 dan rerata sikap tentang hipertensi dari 3,49 menjadi 9,90. Terdapat pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan dan sikap lansia tentang hipertensi di Desa Makamhaji masing-masing dengan nilai Pengetahuan gizi ibu, pola asuh balita KEP, tingkat kecukupan energi (TKE) balita KEP, tingkat kecukupan protein (TKP), balita KEP status gizi pada balita KEP setelah kegiatan program pendampingan gizi
7
Kamaludin & Analisis faktorRahayu 2009 faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis di RSUD Prof.Dr. Mergono soekarjo Purwokerto
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen dengan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional.
mengalami peningkatan yang bermakna (p=0,001). Kejadian penyakit infeksi ISPA dan diare pada balita KEP setelah kegiatan program pendampingan gizi mengalami penurunan yang bermakna (p=0,001). Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan yaitu faktor usia dan Lama menjal ani terapi HD tidak mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan. Sedangkan faktor pendidikan, konsep diri, pengetahuan pasien, keterlibatan tenaga kesehatan dan keterlibatan keluarga mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Teori 2.1.1 Hipertensi 2.1.1.1 Pengertian Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang di tujukan oleh angka sistolik (bagian atas) dan angka diastol (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa ataupun alat digital lainnya (Wahdah 2011). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang menetap. Pada waktu membaca tekanan darah bagian atas adalah tekanan sistolik, sedangkan bagian bawah adalah tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang tercapai pada waktu jantung yang berkontraksi dan memompa darah melalui arteri, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan pada waktu jatuh ke titik rendah saat jantung saat jantung mengisi darah kembali atau disebut tekanan arteri di antara denyut jantung. Secara sederhana seseorang disebut hipertensi apabila tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastol lebih besar dari 90 mmHg. Tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg (Soetardjo & Soenardi 2005).
8
9
2.1.1.2
Klasifikasi Tabel 2.1. Klasifikasi Hipertensi Kategori
Tekanan sistol mmHg Tekanan diastol mmHg
Normal Normal tinggi Hipertensi ringan Hipertensi sedang Hipertensi berat Hipertensi sangat berat
< 130 mmHg
< 85 mmHg
130 – 139 mmHg
85 – 89 mmHg
140 – 159 mmHg
90 – 99 mmHg 100– 109 mmHg 110– 119 mmHg
160 – 179 mmHg 180– 209 mmHg >210 mmHg
> 120 mmHg
(Wahdah 2011). 2.1.1.3
Penyebab Penyebab hipertensi dibedakan menjadi 2 : 1. Hipertensi primer (esensial) Hipertensi
ini
tidak
penyebabnya.biasanya
diketehui
disebut
juga
secara
jelas
hipertensi
idiopatik.beberapa hal yang dimungkinkan yang menjadi faktor penyebab adalah faktor keturunan (genetik), gaya hidup (kebiasaan makan, alkohol dan rokok). 2. Hipertensi sekunder (renal) Penggunaan ekstrogen, penyakit ginjal, kelebihan berat badan,kelebihan kolesterol, dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan (wahdah 2011). 2.1.1.4
Tanda dan Gejala
10
Gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya antara lain sakit kepala, kelelahan, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur karena adanya kerusakan pada otak (Wahdah 2011). 2.1.1.5
Komplikasi Hipertensi merupakan faktor risiko penyakit stroke, infark miokard, gagal ginjal, gagal jantung, atherosklerosis progresif (Widyasari & Candrasari 2010). Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot jantung). Selain penyakit-penyakit tersebut, hipertensi dapat pula menyebabkan gagal ginjal, penyakit pembuluh lain, diabetes mellitus dan lain-lain (Erlyna, dkk 2012).
2.1.1.6
Penatalaksanaan Hipertensi Penatalaksanaan farmakoterapi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi, penatalaksanaan hipertensi dengan obat di mulai dengan dosis rendah sesuai dengan kebutuhan dan usia, terapi harus efektif 24 jam pasien lebih menyukai di berikan dalam dosis tunggal
11
karena lebih murah dan kepatuhan pasien akan lebih baik (Riaz, 2012 dalam Prihandana 2012). Penatalaksanaan
non
farmakoterapi
dilakukan
dengan
memodifikasi perilaku dan gaya hidup yaitu memodofikasi diet dan nutrisi, menurunkan berat badan dan meningkatkan olahraga. Hal tersebut untuk menjaga tekanan darah tetap dalam keadaan normal pada orang yang memiliki resiko tekanan darah tinggi atau pada keadaan pre hipertensi (Manfredini et al 2009 dalam Prihandana 2012). 2.1.1.7
Faktor resiko hipertensi Faktor pemicu hipertensi dibedakan atas faktor yang tidak dapat di ubah/dikontrol yaitu umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik, dan faktor yang dapat di ubah/dikontrol yaitu kebiasaan merikok, konsumsi asin/garam, konsumsi lemak jenuh, kebiasaan konsumsi minuman beralkohol, obesitas, stres (Sugiharto 2007).
2.1.1.8
Diet Rendah Garam untuk Hipertensi Batasi penggunaan garam pada masakan jangan lebih dari 1 sendok teh (2400 mg/hari). Cara pertama adalah diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan (komsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari), dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari) (Wahdah 2011).
2.1.2
Kepatuhan
12
Kepatuhan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku pasien dalam minum obat secara benar tantang dosis, frekuensi dan waktunya (Nursalam & Kurniawati 2007). Penelitian Wertheimer & Santella 2006 dalam Putri (2012) menunjukan faktor yang berkaitan dengan tingkat kepatuhan pada pasien hipertensi adalah usia, pendidikan, status sosial dan ekonomi, pengetahuan pasien tentang penyakit. 2.1.2.1 Dimensi kepatuhan Kepatuhan merupakan fenomena yang multidimensional, dimana ditentukan oleh lima dimensi, kelima dimensi tersebut adalah dimensi sosial ekonomi, dimensi sistem kesehatan, dimensi kondisi penyakit, dimensi terapi dan dimensi sosial (Prihandana 2012), 1. Faktor sosial ekonomi terdiri dari sosial ekonomi rendah, kemiskinan, pendidkan yang rendah, pengangguran, kurangnya dukungan sosial serta budaya dan keyakinan tentang penyakit dan terapi serta disfungsi keluarga. 2. Faktor sistem pelayanan kesehatan merupakan kondisi yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien sehingga terjadinya hubungan yang baik antara pasien dengan tenaga kesehatan. 3. Faktor kondisi penyakit berpengaruh terhadap kepatuhan adalah beratnya gejala yang di alami pasien, tingkat ketidak mampuan pasien baik fisik, sosial, psikologi maupun keparahan penyakit.
13
4. Faktor terapi yang berpengaruh adalah durasi dari terapi, kegagalan terapi sebelumnya, frekuensi perubahan terapi serta ketersediaan dukungan medis. 5. Faktor pasien yang menjadi hambatan dalam meningkatkan kepatuhan pasien adalah kurangnya informasi dan ketrampilan dalam menejemen diri, kesulitan dalam memotivasi pesien serta kurang dukungan dalam perubahan perilaku (Prihandana, 2012). 2.1.2.2 Strategi dalam meningkatkan kepatuhan Kepatuhan terhadap terapi membawa dampak besar terhadap keberasilan pengobatan serta biaya pengobatan yang terkendali, meskipun demikain belum banyak studi tentang kepatuhan tersebut, terutama pendekatan kepada pasien dalam meningkatkan kepatuhan terhadap perubahan pola hidup. Intervensi terhadap perilaku menjadi kunci untuk meningkatkan kepatuhan terhadap terapi hipertensi, serta beberapa strategi telah di kembangkan untuk meningkatkan
kepatuahn
pasien
antara
lain
memberikan
penghargaan dan dukungan keluarga (Prihandana, 2012). 2.1.3
Pendampingan (Coaching) Pendampingan
adalah
bagaimana
membantu
seseorang
menemukan apa yang diinginkan dari posisi dimana dia sekarang, dengan menggali sumber daya apa saja yang dibutuhkan, sikap mental yang harus dibangun, dan teknik-teknik yang cocok dalam menerapkannya. Pendampingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang tepat,
14
sehingga peserta latih (coachee) akan menemukan sendiri jawaban yang dibutuhkannya. Pendampingan juga dapat diterjemahkan menjadi seseorang yang dapat memfasilitasi peserta lain (coachee) untuk menggapai kinerja yang lebih baik dari keadaan (Jerusalem 2011). Teknik pendampingan pelatih (coach) memberikan pertanyaanpertanyaan yang tepat dan mendalam untuk menguak jawaban-jawaban yang akan dimunculkan oleh peserta lain (coachee) sehingga peserta lain (coachee) akan menemukan sendiri jawaban dari permasalahannya dan pada gilirannya nanti peserta lain (coachee) sendiri akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan bukan yang ingin dilakukan (Jarusalem 2011). Teknik coaching terdapat beberapa perbedaan yang sangat mendasar antara satu dengan teknik lainnya diantara leading, training, consulting, mentoring, therapy dan managing, 1.
Training merupakan pelatihan yang diberikan dalam rangka memberikan ilmu, pengetahuan dalam hal-hal tertentu. Training biasanya dilakukan satu per satu maupun secara grup. Kelebihan dari training yang diberikan satu per satu adalah peserta dapat bertanya lebih banyak untuk dapat mengerti tentang bahan yang sedang dipelajari. Sedangkan apabila training dilakukan secara grup, maka kualitas baik dari trainer maupun peserta akan lebih besar, karena keanekaragaman pertanyaan yang akan muncul, a.
Tahapan training
15
Tahap pertama Informasi yaitu memberi dan menerima informasi tentang pencegahan, tahap kedua komunikasi yaitu setelah mengetahui informasi, mereka berkomunikasi dengan yang lain di antara mereka sebagai “ Pengetahuan untuk bertindak”, memutuskan apa yang mereka inginkan, tahap ketiga Pendidikan yaitu berdasarkan pada partisipan, pendekatan terhadap mereka untuk merubah perilaku mereka (Natalia 2006). b.
Metode Training Pelatihan dilakukan selama dua hari dan pendampingan sebanyak empat kali pertemuan (satu bulan). Pengambilan pretest dilakukan pada minggu ke-4 bulan Febuari.Pendampingan pada minggu ke-3 bulan Maret. Selanjutnya pengambilan posstest pada minggu ke-4 bulan Maret 2014 (Muthmainnah 2012).
2.
Konsultan adalah sebuah institusi maupun perseorangan yang membantu memberikan konsultasi untuk menyelesaikan masalah yang sudah, sedang, maupun akan terjadi. Biasanya pekerjaannya akan dilakukan oleh konsultan itu sendiri. Di lain pihak, klien tidak perlu mendalami bagaimana cara penyelesaiannya. Para konsultan biasanya akan memberikan batasan-batasan yang akan dikerjakan, untuk periode tertentu dengan harga yang disepakati. Dalam teknik konsultasi (consulting), di satu sisi klien tidak dipusingkan oleh halhal detil yang tidak dikuasainya. Namun justru akan muncul permasalahan lainnya karena akan bergantung kepada konsultan.
16
3.
Mentoring adalah bimbingan dari seseorang yang sudah sangat menguasai hal-hal tertentu, yang dibagikan kepada seseorang yang membutuhkannya. Menjadi sangat penting untuk mengetahui apa yang benar-benar akan dimentorkan. Karena apabila salah mementor, maka klien yang sedang membutuhkan saran akan malah semakin bingung. Kendala lain dalam mentoring adalah kita harus mengetahui benar siapa yang kita mentor. Karena apabila kita memberikan saran kepada klien yang jauh lebih menguasai, maka kecenderungannya kita akan disepelekan.
4.
Terapi
(therapy)
diperuntukkan
untuk
masalah-masalah
yang
berkaitan dengan keyakinan dan nilai-nilai yang dipahami seseorang, Terkadang
orang
yang
diterapi
tidak
menyadari
kalau
dia
membutuhkannya. 5.
Managing merupakan teknik yang paling umum dipakai oleh hampir semua organisasi dalam perusahaan. Makna dari managing ini adalah mengatur. Pada umumnya yang diatur adalah orang. Masalah yang umumnya terjadi adalah seorang manajer yang kurang memahami struktur dari seorang manusia (Jerusalem 2011).
2.1.4
Prinsip-prinsip dasar pendampingan Sebelum di jadikan mengenai proses pendampingan yang efektif, terdapat tujuh prinsip pendampingan yang merupakan dasar yang perlu di pahami oleh pelatih maupun peserta latih yaitu (Wilson 2011, dalam kosmaya 2012):
17
1. Kesadaran Tujuan dari proses pendampingan adalah diperoleh kesadaran bagi pasien dimana pasien mengenali tujuan tersebut sendiri dan mau melakukan perubahan, ini di sebabkan apaun yang di katakan pendamping dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai diri pasien sendari. 2. Tanggung jawab Prinsip utama pendampingan adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dengan apa yang sudah menjadi keputusan kita. kita lebih suka membuat keputusan sendiri daripada diarahkan orang lain, maka dari itu yang perlu dari proses pendampingan adalah dukungan dan dorongan untuk terus mencoba. 3. Percaya diri Orang mengembangkan kepercayaan diri dengan diberi ruang untuk belajar baik dengan melakukan kesalahan maupun berusaha mencapai tujuan. 4. Tidak menyalahkan Dalam pendampingan kesalahan merupakan pengalaman belajar, pendampingan hadir bukan untuk merumuskan mengenai benar atau salah.
18
5. Fokus pada solusi Ketika kita mendapatkan suatu permasalahan, maka persoalan itu akan membesar tetapi ketika kata fokus kepada solusi, maka persoalan itu dapat di tangani. 6. Tantangan Pada umumnya kita mempunyai tantangandan berupaya untuk menggapainya, dalam sebuah lingkungan yang mendukung kita tidak menyadari terdapat batasan baik dalam diri maupun lingkungan untuk mencapai sasaran yang melebihi dari seharusnya, tugas pelatih pendampingan adalah memberikan perspektif baru bagi pasien untuk melihat segala sesuatu dengan profesional. 7. Tindakan Pendampingan menyiapkan perspektif dan kesadaran baru, ketika pasien mendapatkan wawasan baru dan memiliki banyak pilahan yang akan menimbulkan keinginan untuk bertindak dan berubah, mak pendamping mengarahkan tindakan dan perubahan perilaku yang tepat. 2.1.5
Manfaat pendampingan Pendampingan
memiliki
sejumlah
manfaat
bagi
kesehatan
masyarakat, beberapa manfaat yang dapat diperoleh adalah meningkatkan kepatuhan
pesien
dalam
melakukan
diet
hipertensi,
proses
19
pendampinganselalu ada dua pihak yang terlibat yaitu pemberi pendampingan dan penerima pendampingan (Ryan 2008, dalam kosmaya 2012). Penelitian yang di lakukan oleh Udiutomo (2011), menjelaskan bahwa pembinaan dan pendampingan dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mahasiswa. 2.1.6 Peran pendampingan Pendampingan membantu individu untuk menunjukan cara yang lebih baik dari yang telah di lakukan, yang perlu dimiliki seorang pelatih adalah berkomitmen untuk membina, menyediakan bantuan tanpa batasan dalam proses membantu,tetp berada di belakang dan biarkan penerima pendampingan melakukan pembelajaran (kosmaya 2012). Penelitian ini menggunakan teknik pendampingan Training dengan memberikan pelatihan diet rendah garam terhadap responden yang dilakukan satu-persatu terhadap responden. Kelebihan dari training yang diberikan satu-persatu adalah responden dapat bertanya lebih banyak mengenai diet hipertensi.
20
2.2
Kerangka Teori
Faktor resiko hipertensi yang tidak dapat di ubah/dikontrol :
Faktor yang mempengaruhi kepatuhan : · · · ·
usia Pendidikan Status sosial dan ekonomi Pengetahuan tentang penyakit
· · · · Pasien Hipertensi
Faktor resiko hipertensi yang dapat di ubah/dikontrol :
Kepatuhan
· Penatalaksanaan hipertensi : Pendampingan : · · · · ·
Umur Jenis kelamin Riwayat keluarga genetik
Training Konsultan Mentoring Terapi managing
· · · ·
Obat Nutrisi Olahraga Penurunan berat badan
· · ·
· ·
Tekanan darah terkontrol
Gambar 3.1 Kerangka Teori
Kebiasaan merokok Konsumsi asin/garam Konsumsi lemak jenuh Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol Obesitas stres
21
Kerangka Konsep Pendampingan : Training
Kelompok perlakuan penderita hipertensi Kepatuhan diet Kelompok kontrol penderita hipertensi
Faktor yang mempengaruhi kepatuhan : · · · ·
Gambar 3.2 Kerangka konsep
Usia Pendidikan Status sosial dan ekonomi Pengetahuan tentang penyakit
22
2.4
Hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Ha : Ada pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi.
BAB III METODOLOGI
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu) yaitu bentuk desain eksperimen yang lebih baik validitas internalnya daripada rancangan preeksperimental (Hidayat 2007). 3.1.1 Pola Rancangan pre test and post test nonequivalent control group Tidak dilakukan Random Alokasi
R
R1 : 01
X1
02
R2 : 01
X0
02
Keterangan : R : Responden penelitian R1 : Responden kelompok perlakuan R2 : Responden kelompok kontrol X1 : Intervensi pada kelompok perlakuan X0 : Kelompok kontrol tanpa perlakuan O1 : Pre test O2 : Post test Secara umum desain ini hampir sama dengan desain pre and post test control group pada penelitian eksperimen murni, perbedaanya hanya pada alokasi sampel untuk kelompok perlakuandan kelompok kontrol, pre test and 23 8
24
post test nonequivalent control group tidak menggunakan randomisasi beresiko ketidakseimbangan karakteristik antara kelompok dan perlakuan (Dharma 2011). 3.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan, penelitian ini menggunakan populasi warga yang ada di RW 5 Desa sanggrahan kota Surakarta sejumlah 30 orang, dan teknik penggunaan sampel menggunakan sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono 2013). 3.3 Tempat dan waktu penelitian 3.3.1
Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di RW 5 Desa Sanggrahan Kelurahan Purwosari Kota Surakarta.
3.3.2
Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 9 Februari sampai 9 Maret 2014.
3.4 Variabel, Definisi Operasional,dan Skala Pengukuran 3.4.1
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah variabel dependent (terikat) yaitu Kepatuhan Diet Hipertensi, dan variabel independent (bebas) yaitu Pendampingan perilaku diet hipertensi.
25
3.4.2
Definisi operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Alat ukur
Perameter/indikator Skala data penilaian Variabel perilaku pasien Kuesioner >2 = kepatuhan ordinal Dependen: dalam pola makan dengan yang rendah Kepatuhan diet meliputi jenis pertanyaan 1-2 = kepatuhan hipertensi makanan, frekuensi 8 soal menengah dan waktu makan 0 = kepatuhan secara tepat yang tinggi Variabel membantu Kuesioner 1. Yang diberi Nominal Independen: penderita hipertensi dengan pendampingan Pendampingan dalam rangka pertanyaan 2. Tidak diberi perilaku diet menjalani diet 15 soal pendampingan hipertensi. hipertensi. Variabel Perancu : Usia
Usia responden Kueisoner dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir yang telah dijalani saat penelitian
1. 46–55 tahun 2. > 60 tahun
Interval
Pendidikan
Sekolah formal Kueisoner yang telah diikuti dan telah memiliki tanda bukti lulus dari instansi resmi yang terkait
1. Tidak sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. Perguruan tinggi
Ordinal
Sumber informasi
Sumber informasi Kueisoner tempat responden mendapatkan informasi mengenai hipertensi
1. keluarga 2. pemberi pelayanan kesehatan 3. media masa/TV 4. lain-lai 5. tidak pernah
Nominal
26
3.5
Alat penelitian dan cara pengumpulan data 3.5.1 Alat Penelitian Penelitian menggunakan alat-alat pendukung seperti tensi meter, leaflet diet hipertensi, buku, dan pensil, memodifikasi kuesioner morisky 8 item. 3.5.2 Cara Pengumpulan Data Penelitian dilakukan dengan cara langsung mendatangi responden satu-persatu responden dirumah masing-masing. Peneliti membagi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Langkah pertama, kedua kelompok tersebut akan diberi pre test mengenai kepatuhan diet hipertensi masing-masing kelompok 10 menit dengan menggunakan kueisoner morisky 8 item yang telah dimodofikasi dengan cara penilaian jika “ya” bernilai 1 dan jika “tidak” bernilai 0 dengan total skor ≥ 2 merupakan kepatuhan yang rendah, 1-2 kepatuhan menengah, dan 0 merupakan kepatuhan yang tinggi dan dilakukan pada minggu kedua Bulan Februari. langkah kedua, pemberian pendidikan kesehatan mengenai diet hipertensi pada kelompok kontrol tanpa intervensi dan pada kelompok perlakuan diberi intervensi mengenai pendampingan dengan melatih diet hipertensi selama 30 menit dan dilakukan pada minggu ketiga dan minggu keempat pada Bulan Februari oleh peneliti dengan mengunjungi responden di rumah masing-masing.langkah yang ketiga, kedua responden di beri post
27
test selama 10 menit diberi pendidikan kesehatan mengenai diet hipertensi selama 30 menit dan dilakukan minggu ke pertama pada bulan Maret oleh peneliti dengan mengunjungi responden di rumah masing-masing. 3.6
Uji Instrumen Pada umumnya penelitian dinyatakan berhasil apabila banyak menggunakan instrument, karena data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrument. Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Uji validitas dan reabilitas dilaksanakan di Desa Todipan Kelurahan Purwosari pada tanggal 4 Februari 2014 dengan 30 responden. Untuk menguji instrument penelitian ini digunakan uji validitas dan uji reliabilitas, yaitu sebagai berikut: 3.6.1 Uji Validitas Menurut Riduwan, Rusyana dan Enas (2011: 194) Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen, instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi atau lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan dan sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai validitas rendah atau lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditentukan. Keputusan yang dihasilkan akan menunjukan hasil sebagai berikut:
28
a. Jika rxy > rtabelatau taraf signifikansi < 0,05, berarti item dinyatakan valid sekaligus memiliki persyaratan untuk dijadikan instrumen penelitian. b. Jika rxy < rtabel dan taraf signifikansi > 0,05, berarti item dinyatakan tidak valid sekaligus tidak memiliki persyaratan untuk dijadikan instrumen penelitian. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas angket pendampingan perilaku diet hipertensi dan kepatuhan diet pada penderita hipertensi menggunakan analisis product moment. Berdasarkan validitas kuesioner pendampingan perilaku diet hipertensi sebanyak 15 pertanyaan diketahui bahwa semua item dinyatakan valid, dari variabel angket pendampingan perilaku diet hipertensi memiliki nilai rxy antara nilai 0,403 sampai dengan 0,868 > rtabel 0,361 dan nilai signifikansi < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan pada angket pendampingan perilaku diet hipertensi adalah valid. Dengan demikian seluruh pernyataan angket boleh digunakan dalam analisis selanjutnya. Sedangkan validitas kuesioner kepatuhan diet pada penderita hipertensi sebanyak 8 pertanyaan diketahui bahwa semua item juga dinyatakan valid, dari variabel angket kepatuhan diet pada penderita hipertensi memiliki nilai rxy antara nilai 0,372 sampai dengan 0,753 > rtabel 0,361 dan nilai signifikansi < 0,05, sehingga
29
dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan pada angket kepatuhan diet pada penderita hipertensi adalah valid. Dengan demikian seluruh pernyataan angket boleh digunakan dalam analisis selanjutnya. 3.6.2 Uji reliabilitas Uji reliabilitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik alpha croanbach. Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas angket pendampingan perilaku diet hipertensi sebesar 0,930 sehingga memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi dan angket kepatuhan diet pada penderita hipertensi memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,728 atau memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Berdasarkan data diatas maka dapat dilihat besarnya koefisien reliabilitas masing-masing angket yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Kesimpulan yang diperoleh merupakan hasil perbandingan antara rxy dan rtabel (0,05; 30). Menurut Arikunto (2010: 152) adapun interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 1. Antara 0,801 sampai dengan 1,000 (sangat tinggi) 2. Antara 0,601 sampai dengan 0,800 (tinggi) 3. Antara 0,401 sampai dengan 0,600 (cukup) 4. Antara 0,201 sampai dengan 0,400 (rendah) 5. Antara 0,000 sampai dengan 0,200 (sangat rendah)
30
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, maka dapat simpulkan bahwa angket pendampingan perilaku diet hipertensi dan kepatuhan diet pada penderita hipertensi sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian selanjutnya. 3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1
Pengolahan Data Setelah kuesioner diisi oleh responden data kemudian diolah melalui tahapan (Hidayat 2007: 108): 1. Editing Yaitu memeriksa kembali kabenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan, editing dapat dilakukan pada pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Coding Yaitu memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori, pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data menggunakan komputer. 3. Entri data Yaitu langkah memasukkan data yang telah di kumpulkan kedalam data komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana. 4. Melakukan teknik analisa Dalam melakukan analisis, kahususnya data penelitian yang akan digunakan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis, apabila penelitiannya
31
deskriptif maka menggunakan statistik deskriptif, sedangkan analisis menggunakan statistik interensial. 3.7.2 Analasis Data 3.7.2.2 Analisis univariat Analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian, dan disajikan dalam bentuk penyajian data deskriptif. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah data pasien yang dilakukan pendampingan diet hipertensi meliputi kepatuhan diet pada kelompok kontrol dan kelompok pendampingan. Dari hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 3.7.2.3 Analisis bivariat Analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan dua Variabel. Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendampingan diet hipertensi hipertensi
menggunakan
uji
terhadap kepatuhan diet statistik
Chi-Square
jika
memenuhi syarat (nilai expected count >5, bila tidak memenuhi syarat uji Chi-Square yaitu digunakan uji alternatifnya uji kolmogorov-smirnov. Intepretasi hasil uji statistik bila: a. p value> α (0,05) maka Ho diterima atau Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadapkepatuhan diet pada penderita hipertensi.
32
b. p value ≤ α (0,05) maka Ho ditolak atau Ha diterima, yang berarti ada pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Uji untuk mengetahui pengaruh pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi yang dilihat dari pre test dan post test menggunakan uji marginal homogenity karena sajian data menggunakan 2x3 yaitu 2 kelompok (kontrol dan perlakuan) dan 3 kategori kepatuhan (rendah, menengah, tinggi). 3.8 Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian seorang peneliti harus menerapkan etika penalitian (Hidayat 2011: 83): 3.8.1
Persetujuan riset (informed concent) Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan, tujuannya agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, jika responden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden.
3.8.2
Kerahasiaan (confidentiality) Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya, semua informasi
33
yang telah di kumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. 3.8.3
Tanpa nama (Anonimity) Tindakan merahasiakan atau tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau penelitian yang akan disajikan.
Pengajuan proposal Penyusunan BAB I Uji validitas dan reabilitas Uji proposal Revisi proposal Perijinan Pelaksanaan Penyusunan laporan Konsultasi Pengumpulan laporan Ujian skripsi Pengumpulan revisi
Kegiatan
Desember 1 2 3 4
3.9 Jadwal Penelitian Januari 1 2 3 4
Februari 1 2 3 4
8
Maret 1 2 3 4 1
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian April 2 3 4
1
Mei 2 3 4
1
Juni 2 3
4
1
34
Juli 2 3
4
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian Data hasil penelitian berbentuk penilaian atau juga coding berdasarkan hasil yang didapat, masing-masing variabel diperoleh dari dua kelompok responden (kelompok control dan kelompok pendampingan) di Kampung Sanggrahan, yang telah memenuhi criteria sampel. 4.1.1 Analisis Univariat Analisis yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi data dari responden yang telah bersedia dijadikan sebagai objek penelitian, berikut klasifikasi responden: Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Kelompok Kontrol F % 7 53 8 47 15 100
Kelompok Perlakuan F % 6 47 9 53 15 100
Jumlah F 13 17 30
% 43,33 56,67 100
Tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden baik dari kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan adalah perempuan.
35
36
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah SD SMP SMA PT Total
Kelompok Kontrol F %
Kelompok Perlakuan F %
Jumlah F
%
1
6,7
2
13,3
3
10
6 3 5 0 15
40 20 33,3 0 100
5 5 2 1 15
33,3 33,3 13,3 6,7 100
11 8 7 1 30
36,67 26,67 23,33 3,33 100
Tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar responden kelompok kontrol dan kelompok pendampingan mempunyai tingkat pendidikan SD dan SMP. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Pekerjaan Pensiun/Tidak bekerja PNS Wiraswasta Pekerja swasta Ibu rumah tangga Total
Kelompok Kontrol F % 4 26,7 2 13,3 3 20 2 13,3 4 26,7 15 100
Kelompok Perlakuan F % 3 20 2 13,3 4 26,7 3 20 3 20 15 100
Jumlah F 7 4 7 5 7 30
% 23,33 13,33 23,33 16,67 23,33 100
Tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden kelompok kontrol pensiun dan sebagai ibu rumah tangga sedangkan kelompok perlakuan sebagian besar wiraswasta.
37
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Usia / Umur kelompok kontrol perlakuan
N 15 15
Mean 53,6 53,3
Median Modus 54 48 53 48
Min 47 47
Max 60 62
SD 4,7 5,2
Tabel 4.4 menunjukan bahwa rerata usia pada kelompok kontrol adalah 53,6 tahun dengan nilai standar deviasi 4,7. Kelompok perlakuan rerata usia responden 53,3 tahun dengan nilai standar deviasi 5,2. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah
Tekanan Darah ≥140/90 < 140/90 Total
Kelompok Kontrol F % 13 86,7 2 13,3 15 100
Kelompok Perlakuan F % 12 80 3 20 15 100
Jumlah F 25 5 30
% 83,33 16,67 100
Tabel 4.5 menunjukan bahwa sebagian besar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menderita tekanan darah tinggi.
4.1.2 Analisis Bivariat Penelitian ini menggunakan uji statistik kolmogorov-smirnov untuk menguji pengaruh kepatuhan diet (pre test) pada kelompok kontrol dan perlakuan serta menguji pengaruh kepatuhan diet (post test) pada kelompok kontrol dan perlakuan. Berikut hasil ringkasan analisis yang telah diuji:
38
Tabel 4.6. Pengaruh Kepatuhan Diet (pre test) pada kelompok Kontrol dan perlakuan Variabel Kepatuhan Rendah Menengah Tinggi
Kontrol F 12 3 0
% 80 20 0
Perlakuan F % 12 80 3 20 0 0
p value
0,998
Tabel 4.6 didapatkan nilai p = 0,998 sehingga p value > 0.05 maka tidak ada perbedaan kepatuhan diet antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan sebelum dilakukan intervensi Tabel 4.7. Pengaruh Kepatuhan Diet (post test) pada kelompok kontrol dan Perlakuan Variabel Kepatuhan Rendah Menengah Tinggi
Kontrol F 11 4 0
% 73,3 26,7 0
F 2 9 4
Perlakuan % 13,3 60 26,7
p value
1,000
Tabel 4.7 didapatkan nilai p = 1,000 sehingga p value > 0.05 maka tidak ada perbedaan kepatuhan diet antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan pada posttest. Penelitian ini menggunakan uji statistik marginal homogenity untuk menguji pengaruh kepatuhan diet (pre test _post test) pada kelompok kontrol. Tabel 4.8. Kepatuhan Diet Pre test & Post test Pada Kelompok Kontrol
Kepatuhan pre tes pada kelompok kontrol Total
Rendah Menengah Tinggi
Kepatuhan post test pada kelompok kontrol Rendah Menengah Tinggi 11 1 0 0 3 0 0 0 0 11 4 0
Total
p value
12 3 0 15
0,317
39
Tabel 4.8 Hasil tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden kepatuhan pre test pada kelompok kontrol adalah rendah. Hasil uji statistik menggunakan uji marginal homogeniety didapat p value = 0,317 yang berarti tidak ada pengaruh kepatuhan antara pre test dan post test pada kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan uji statistik marginal homogenity untuk menguji pengaruh kepatuhan diet (pre test _post test) pada kelompok perlakuan. Tabel 4.9. Kepatuhan Diet Pre test & Post test Pada Kelompok Perlakuan
Kepatuhan pre tes pada kelompok pendampingan Total
Rendah Menengah Tinggi
Kepatuhan post test pada Total kelompok pendampingan Rendah Menengah Tinggi 1 8 3 12 1 1 1 3 0 0 0 0 2 9 4 15
p value
0,003
Tabel 4.9Hasil tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden kepatuhan pre test pada kelompok pendampingan adalah menengah. Hasil uji statistik menggunakan uji marginal homogeniety didapat p value = 0,003 yang berarti ada pengaruh kepatuhan antara pre test dan post test pada kelompok pendampingan.
BAB V PEMBAHASAN
Penelitian ini akan membahas mengenai kriteria-kriteria yang telah di amati di BAB IV sebelumnya, yakni berupa kriteria berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, dan tekanan darah. 5.2 Karakteristik Responden 5.2.1
Jenis Kelamin Hasil analisis univariat diatas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi berdasarkan jenis kelamin yakni perempuan, yang mana kedua kelompok sampel menunjukkan prosentase lebih dari. Teori dari Buston, 2007 (dalam Prihandana, 2012) menyatakan bahwa hipertensi lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan dengan laki-laki disebabakan karena terdapat hormon ekstrogen pada wanita. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen. Prevalensi
hipertensi
berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan pengukuran terlihat meningkat dengan bertambahnya umur, hipertensi pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki.
40
41
5.2.2
Tingkat Pendidikan Hasil analisis univariat diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengenyam pendidikan dasar. Riskesdas (2013) menyebutkan bahwa prevalensi
hipertensi
cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan lebih rendah akibat ketidaktahuan tentang pola makan yang baik. Anggara & Prayitno (2013) tingginya risiko terkena hipertensi pada
pendidikan
yang
rendah, kemungkinan
disebabkan
karena
kurangnya pengetahuan pada pasien yang berpendidikan rendah terhadap kesehatan dan sulit atau lambat menerima informasi (penyuluhan) yang diberikan oleh petugas, sehingga berdampak pada perilaku/pola hidup sehat. Yuliarti, 2007 (dalam Anagara dan Prayitno 2013) menyatakan bahwa hubungan ini tidak semata-mata diakibatkan perbedaan tingkat pendidikan, tetapi tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya hidup sehat dengan tidak merokok, tidak minum alkohol, dan lebih sering berolah raga. 5.1.3 Pekerjaan Hasil analisis univariat diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden pada kelompok kontrol adalah ibu rumah tangga sedangkan pada kelompok perlakuan sebagian besar adalah wiraswasta.
42
Rahajeng (dalam Anggara & Prayitno, 2013) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan hipertensi. Kristansti et, al (2013) pekerjaan berpengaruh kepada aktifitas fisik seseorang. Orang yang tidak bekerja aktifitasnya tidak banyak sehingga dapat meningkatkan kejadian hipertensi. 5.1.4
Usia Hasil analisis univariat diatas dapat diketahui bahwa frekuensi umur atau usia mayoritas berada dikisaran umur 46 sampai dengan 55 tahun. World Health Organization (WHO) tahun 2012 menyebutkan bahwa hipertensi mempengaruhi lebih dari satu dari tiga orang dewasa berusia 25 tahun ke atas, atau sekitar satu miliar orang di seluruh dunia. Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar resiko terserang hipertensi. Sugiharto (2007) umur lebih dari 40 tahun mempunyai resiko terkena hipertensi. Tekanan darah meningkat karena terjadi perubahan alami pada jantung dan berkurangnya elastisitas dari arteri, sehingga insidensi hipertensi lebih tinggi terjadi pada usia lanjut.
5.2 Hasil analisa bivariat Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan perilaku diet hipertensi
dan
kepatuhan
diet
pada
penderita
hipertensi
saling
berhubungan dan memiliki pengaruh diantara keduanya. Hal ini dapat dilihat dari pembahasan analisis bivariat atau uji kolmogorov-smirnov,
43
yang
sebelumnya
telah
dilakukan
analisis
univariat,
berikut
pembahasannya:
5.2.1 Pengaruh Kepatuhan Diet (pre test) pada kelompok kontrol dan perlakuan Hasil uji kolmogorov-smirnov didapatkan tidak ada perbedaan kepatuhan diet antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan pada pretest karena terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan diet antara lain usia, pendidikan, status sosial dan ekonomi, pengetahuan pasien tentang penyakit menurut Wertheimer & Santella 2006 dalam Putri (2012). 5.2.2 Pengaruh Kepatuhan Diet (post test) pada kelompok kontrol dan perlakuan Hasil uji kolmogorov-smirnov didapatkan tidak ada perbedaan kepatuhan diet antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan pada post test karena pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun sehingga hasil kepatuhan diet pada kelompok kontrol tidak meningkat secara signifikan walaupun pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan kepatuhan yang signifikan karena kelompok perlakuan diberikan pendampingan. Pendampingan adalah bagaimana membantu seseorang menemukan apa yang diinginkan dari posisi dimana dia sekarang, dengan menggali sumber daya apa saja yang dibutuhkan, sikap mental yang harus dibangun, dan teknik-teknik yang cocok dalam menerapkanny sehingga pada kelompok perlakuan akan mengalami peningkatan kepatuhan akibat perlakuan yang diberikan (Jerusalem 2011).
44
5.2.3 Uji Marginal Homogenity (pre test dan post test) Kelompok Kontrol
Hasil uji marginal homogeniety didapatkan tidak ada pengaruh kepatuhan antara pre test dan post test pada kelompok pendampingan. Hasil tersebut disebabkan karena hanya diberi pendidikan kesehatan tanpa diberi pendampingan sehingga tidak terdapat pengaruh karena kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun sehingga hasil kepatuhan diet pada kelompok kontrol tidak meningkat secara signifikan. 5.2.4 Uji Marginal Homogenity (pre test dan post test) Kelompok pendampingan
Hasil uji marginal homogeniety didapatkan ada pengaruh kepatuhan antara pre test dan post test pada kelompok pendampingan. Hasil tersebut disebabkan karena diberi pendidikan kesehatan dan diberi pendampingan sehingga terdapat pengaruh. Penelitian Kamaludin & Rahayu (2009) menunjukkan ada pengaruh antara keterlibatan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam mengurangi asupan cairan. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil penelitian orang lain membuktikan bahwa perilaku pendampingan dapat meningkatkan kepatuhan seseorang. Perbedaaan nilai p value antara 0,003 dan 0,000 dapat dipengaruhi oleh jumlah responden yang berbeda yaitu 30 orang pada penelitian ini dan 35 orang pada penelitian kamaludin & rahayu, lebih kecil jumlah responden maka hasil p value lebih besar.
45
Hasil uji analisis kolmogorov-smirnov diketahui bahwa analisis dari distribusi frekuensi kepatuhan diet pre test dan post test pada kelompok pendampingan didapatkan nilai p value = 0,003 maka p value < 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pendampingan perilaku diet hipertensi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa pendampingan perilaku diet hipertensi berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa semakin baik pendampingan perilaku diet hipertensi akan semakin baik pula kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Sebaliknya semakin rendah pendampingan perilaku diet hipertensi, maka semakin rendah pula kepatuhan diet pada penderita hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antara pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi, namun ada beberapa kelemahan penelitian yang diantaranya: Metode pengumpulan data yang digunakan hanya angket atau skala sehingga kurang dapat mengungkap secara mendalam gejala psikologis yang tidak nampak dalam diri individu, oleh karena itu peneliti selanjutnya perlu melengkapi dengan teknik pengumpulan data yang lain, misalnya dengan teknik observasi, wawancara lebih mendalam atau dengan psikotest sehingga akan lebih dapat mengungkap secara mendalam kondisi psikologis subjek yang hendak diteliti.
46
5.3 Keterbatasan Peneliti Keterbatasan peneltian ini terletak pada media penelitian yaitu menggunakan leaflet pada kelompok pendampingan, responden terkadang hanya sekilas membaca dan lupa menaruh leaflet tersebut, sehingga berdampak pada kepatuhan responden, dengan demikian penelitian selanjutnya bisa menggunakan vidio.
BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 5.
Karakteristik responden pada penelitian ini yaitu sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, pendidikan sebagian besar responden adalah pendidikan dasar, pekerjaan sebagian responden adalah pensiun dan wiraswasta, umur rerata kelompok kontrol adalah 53,6 tahun, sedangkan kelompok perlakuan 53,3 tahun.
6.
Tidak ada perbedaan kepatuhan diet sebelum intervensi antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan.
7.
Tidak ada perbedaan kepatuhan diet setelah intervensi antara kelompok kontrol dan kelompok pendampingan.
8.
Tidak ada perbedaan kepatuhan diet pre test dan post test pada kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok perlakuan ada perbedaan kepatuhan diet pre test dan post test.
6.2 Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
berkaitan
dengan
pengaruh
pendampingan perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
47
48
1. Bagi masyarakat sekitar, diharapkan akan adanya sosialisasi tentang adanya pendampingan perilaku diet hipertensi dapat berpengaruh pada pribadi masyarakat untuk melakukan diet jika mengalami hipertensi. Sehingga masyarakat akan terkontrol dari penyakit lainnya. 2. Bagi peneliti lain, dalam penelitian bisa menggunakan vidio sebagai media penelitian. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi peneliti lain dalam membuat penelitian tentang manajemen pengobatan hipertensi non farmakologi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur penelitian : Suatu pendekatan praktik, Rineka Cipta, Jakarta. Azwar, Saifudin 2012, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Departemen Kesehatan RI 2012, Masalah hipertensi di indonesia, Diakses tanggal 2 November 2013.
Dharma, K, K 2011, Metodologi penelitian keperawatan pedoman melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian, Trans Info Media, Jakarta Timur. Effendy, N & Rosyid, FN 2011,‘Hubungan kepatuhan diet rendah garam dan terjadinya kekambuhan pada pasien hipertensi di wilayah puskesmas pasongsongan kabupaten sumenep madura’, jurnal ilmu kesehatan masyarakat universitas muhamadiyah Surabaya, ISSN 2087-8672, hal. 1 Erlyna, dkk, 2012, ‘Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, UNDIP. Helen et al 2003, ‘Coaching for behaviour change in chronic disease: a review of the literature and the implications for coaching as a self-management intervention’, Australian Journal of Primary Health Vol. 9, No. 2&3, Australian, La Trobe University and Whitehorse Division of General Practice . Hidayat, A, A 2007, Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data, Salemba Medika, Jakarta. Jerusalem, Mohammad Adam 2011, ‘Peningkatan Ketrampilan Bisnis Mahasiswa dengan Teknik Coaching’, Dipublikasikan pada Prosiding Seminar Nasional PTBB, UNY. Kamaludin, R & Rahayu, E 2009, ‘Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis di rsud prof.dr.margono soekarjo purwokerto’, Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol.4 No.1
47
50
Kosmaya, VF 2012, ‘Intervensi pelatihan dan pendampingan coaching untuk meningkatkan perceived organizitional support dan komitmen organisasi karyawan di PT XYZ’, Tesis, Universitas Indonesia, Depok. Mf Mubin, A Samiasih, T Hermawanti 2010, ‘Karakteristik dan pengetahuan pasien dengan motifasi melakukan kontrol tekanan darah di wilayah kerja puskesmas stragi 1 pekalongan’ Vol.6 No1. Muthmainnah, 2012, ‘Analisis dampak pelatihan dan pendampingan terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik higiene sanitasi makanan ibu warung anak sehat (IWAS), Departemen gizi masyarakat fakultas ekologi manusia, Institut pertanian bogor. Nadimin, S D A 2009, ‘Pengaruh program pendampingan gizi terhadap pola asuh, kejadian infeksi dan status gizi balita kurang energi protein’, Jurnal Media Gizi Pangan, Vol.VII, Edisi 2, Makasar, Politeknik Kesehatan Natalia, susi 2006, ‘Pengaruh ‘toilet training’ terhadap kejadian ISK berulang pada anak perempuan pada usia 1-5 tahun’, program pendidikan dokter spesialis 1 ilmu kesehatan anak, Semarang, Univaersitas Diponegoro. Nursalam & Kurniawati 2007, Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi hiv/aid, Salemba Medika, Jakarta. Putri, RA 2012, ‘Analisis efektifitas pemberian konseling dan pemasangan poster terhhadap tingkat kepatuhan dan nilai tekanan darah pada pasien hipertensi di puskesmas bakti jaya kota depok’, Tesis, Universitas Indonesia, Depok. Prihandana, Sadar 2012, ‘Studi fenomenologi: pengalaman kepatuhan perawatan mandiri pada pasien hipertensi di poliklinik RSI siti hajar kota Tegal’, Tesis, Universitas Indonesia, Depok. Pratiwi Denia 2011, “Pengaruh konseling obat terhadap kepatuhan pasien hipertensi di poliklinik khusus RSUP DR.M.DJAMIL PADANG, Universitas Andalas Padang. Riskesdas 2007, diakses tanggal 18 November 2013. Hernawilly & Fatonah 2012, ‘Perilaku pemilihan obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah pada lansia di kota Bandar lampung”, Jurnal keperawata, Volume VIII,no1. Soetardjo, susirah & Soenardi, tuti 2005, Hidangan Sehat untuk Penderita Hipertensi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
51
Sugiharto, Aris 2007, ‘Faktor-faktor risiko hipertensi grade II pada masyarakat’, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Sugiyono 2013, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, alfabeta, bandung. Udiutomo, purwo 2011, ‘Pengaruh program pembinaan dan pendampingan terhadap peningkatan kompetensi mahasiswa’, jurnal pendidikan dompet dhuafa edisi 1. Usman & akbar 2008, ‘Pengantar statistika’, Bumi Aksara, Jakarta. Wahdah, Nurul 2011, Menaklukkan hipertensi dan diabetes, Multi Solusindo, Yogyakarta. WHO 2012, World Health Day 2013 : Measure your blood pressure, reduce your risk, diakses tanggal 2 November 2013. Widyasari, D F & Candrasari, A 2010, ‘Pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi terhadap perubahan pengetahuan dan sikap lansia di desa makamhaji kartasura sukoharjo’, jurnal biomedika Fakultas Kedokteran Universitas UMS, Vol.2 No.2