Buletin Sariputra, Juni 2016 Vol. 6 (2) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS BETHESDA GMIM TOMOHON FACTORS ARE RELATED TO COMPLIANCE WITH DRUG SUPPLY IN HYPERTENSION PATIENTS IN THE INSTALLATION OF EMERGENCY RS BETHESDA GMIM TOMOHON Anggiani P.P. Sangi*, Rooije R.H. Rumende**, Joksan Huragana*** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon **Dosen Universitas Sam ratulangi Manado ***Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRAK Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit jantung (kardiovaskuler). Di perkirakan ada 15 juta penderita hipertensi di Indonesia tetapi hanya ada 4% yang tahu bahwa mereka menderita hipertensi dan sedang berobat untuk itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat Rs Bethesda GMIM Tomohon. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasinya adalah pasien hipertensi yang datang di IGD Rs.Bethesda Tomohon bulan November berjumlah 39 orang. Teknik pengambilan sampel berupa Total Sampling dengan besar sampel 39 orang. Data dianalisis menggunakan uji statistik Correlation Spearman Rho. Penelitian ini dilakukan bulan Februari-Maret 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisa univariat karakteristik responden terbanyak yaitu 29 orang (74,4%) memiliki sikap yang cukup, dukungan keluarga menunjukkan 32 orang (82,1%) pada kriteria baik dan dukungan perawat menunjukan 25 orang (64,1%) pada kriteria baik. Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan ɑ=0,01, menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap pasien (p=0,421), dukungan keluarga (p=0,633) dengan kepatuhan minum obat sedangkan, dukungan perawat dengan kepatuhan minum obat memiliki hubungan yang bermakna (p=0,000). Disarankan agar keluarga pasien lebih meningkatkan dukungan terhadap pasien agar pasien dapat pula meningkatkan kepatuhan minim obat. Sebaiknya bagi perawat lebih meningkatkan pendidikan kesehatan pada pasien hipertensi agar pasien lebih termotifasi dalam mengkonsumsi obat hipertensi. Kata Kunci : Sikap Pasien, Dukungan Keluarga, Dukungan Perawat, Kepatuhan Minum Obat
ABSTRACT Hypertension or high blood pressure is one of the most influential risk factor as a cause of heart disease (cardiovascular). It is estimated that there are 15 million people with hypertension in Indonesia, but only 4% who know that they are suffering from hypertension and being treated for it. This study aims to determine the factors associated with medication adherence in hypertensive patients in the ER Rs Bethesda GMIM Tomohon. This research is a study using cross sectional approach. Its population is hypertensive patients who arrive in the ER Rs.Bethesda Tomohon in November amounted to 39 people. The sampling technique in the form of total sampling with sample size of 39 people. Data were analyzed using statistical test Correlation Spearman Rho. This research was conducted in February-March 2016. The results showed that based on the results of the univariate analysis of the characteristics of the most respondents ie 29 (74.4%) have enough attitude, family support showed 32 (82.1%) on the criterion of good and support nurses showed 25 people (64.1%) in both criteria. Based on the results of the bivariate analysis with ɑ = 0.01, indicating no significant relationship between the attitude of the patients (p = 0.421), family support (p = 0.633) whereas with medication adherence, support nurses with medication adherence has a significant relationship ( p = 0.000). It is recommended that the patient's family further increase support for the patient so that the patient can also improve compliance with minimal medication. For nurses should further improve health education in hypertension patients so that patients are more motivated in taking hypertension medications.
6
Buletin Sariputra, Juni 2016 Vol. 6 (2) Keywords: Attitudes Patient, Family Support, Support Nurse, Drinking Drug Compliance PENDAHULUAN Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-me.nerus lebih dari suatu periode (Udjianti, 2010). Hipertensi ini tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia. Sebanyak 1 miliar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 miliar menjelang tahun 2025 (Indriyani, 2009). Banyaknya penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang controlled hypertension. Yang dimaksud dengan controlled hypertension (hipertensi terkendali) adalah mmereka yang menderita hipertensi dan tauh bahwa mereka menderita hipertensi dan sedang berobat untuk itu (Bustan, 2007). Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit jantung (kardiovaskuler). Laporan Komite Nasional Pencegahan, Deteksi, Evaluasi dan Penangnanan Hipertensi menyatakan bahwa tekana darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Karena itu, tidak heran jika penderita penyakit jantung kini mencapai lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia. Kuarang lebih 10-30% penduduk dewasa di hampir semua negara mengalami penyakit hipertensi (Indriyani, 2009). Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain (Depkes, 2012). Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada bulan November 2015, ditemukan kunjungan pasien dengan kasus hipertensi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS GMIM Bethesda Tomohon bulan Agustus
sebanyak 35 pasien, bulan September 29 pasien dan dari tanggal 18 Oktober sampai 16 November ditemukan jumlah pasien sebanyak 39 orang (surat keterangan terlampir). Dan berdasarkan hasil wawancara dengan perawat IGD, banyak pasien hipertensi yang kambuh akibat tidak patuh dalam minum obat. Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Notoatmodjo (2007), maka peneliti memilih faktor sikap, dukungan keluarga dan dukungan petugas. Alasan mengapa penulis memilih untuk meneliti dukungan keluarga ialah karena dukungan keluarga berperan sangat penting terhadap upaya meningkatkan kepatuhan minum obat pada anggota keluarga yang menderita hipertensi. Dukungan keluarga didefinisikan sebagai informasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dalam hal yang dapat memberi keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku penerimanya (Gottlieb 1983, dalam Zainudin 2002, dalam Suparyanto 2012). Sikap merupakan predisposisi untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat memulai dari tingkah laku dalam hal ini kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi (Notoatmodjo,2003). Sedangkan dukungan petugas kesehatan dalam hal ini perawat sebagai pendidik yaitu, membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan, (konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 dalam Widyawati, 2012). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Bethesda GMIM Tomohon.
METODE Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain Cross sectional mengenai faktor-faktor yang berhubunga dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variable independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada studi ini, akan
diperoleh prevalensi atau efek dari suatu fenomena (variable dependen) dihubungakan dengan penyebab (variable independen) (Nursalam,2008). Untuk melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan instrument sebagai pedoman pengumpulan data kuesioner untuk melihat sikap pasien, dukungan keluarga, dukungan perawat dengan kepatuhan minum
7
Buletin Sariputra, Juni 2016 Vol. 6 (2) obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon. Pengelompokan data kedalam satu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki, dengan
menggunakan skala ordinal, kemudian data dianalisa secara statistik dengan menggunakan uji statistik Correlation Spearman Rho.
HASIL PENELITIAN 1.
Analisa Univariat
Gambar 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di Instalasi Gawat Darurat Rs. Bethesda GMIM Tomohon Bulan Februari-Maret 2016. Berdasarkan Gambar 1 diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden dalam penelitian ini sebagian besar responden berumur 56-65 tahun yaitu berjumlah 16 orang (41%), dan
yang paling sedikit adalah umur 76-85 tahun berjumlah 5 orang (12,8%), dan umur 45-55 tahun berjumlah 5 orang (12,8%).
Jenis Kelamin
18 orang 46,2%
Laki-laki 21 orang 53,8%
Perempuan
Gambar 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Instalasi Gawat Darurat Rs. Bethesda GMIM Tomohon Bulan Februari-Maret 2016. Berdasarkan Gambar 2 diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 21 orang (53,8%) 3 orang 7,7% 1 orang 2,6%
sedangkan yang paling sedikit adalah yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 18 orang (46,2%).
Pendidikan SD
10 orang 25,6%
SMP
18 orang 46,2%
7 oang 17,9%
SMA Akademi Perguruan Tinggi
Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Instalasi Gawat Darurat
8
Buletin Sariputra, Juni 2016 Vol. 6 (2) Rs. Bethesda GMIM Tomohon Bulan Februari-Maret 2016. Berdasarkan Gambar 3 diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden dalam penelitian ini responden terbanyak berpendidikan SD
berjumlah 18 orang (46,2%), dan yang paling sedikit adalah Akademi berjumlah 1 orang (2,6%).
Gambar 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Instalasi Gawat Darurat Rs. BethesdaGMIM Tomohon Bulan Februari-Maret 2016. Berdasarkan Gambar 4 diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden dalam penelitian ini responden terbanyak bekerja sebagai IRT
berjumlah 13 orang (33,3%), dan yang paling sedikit adalah PNS berjumlah 2 orang (5,1), dan Swasta berjumlah 2 orang (5,1%).
Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap Di Instalasi Gawat Darurat Rs. Bethesda GMIM Tomohon Bulan Februari-Maret 2016. Berdasarkan Gambar 5 diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden dalam penelitian ini responden terbanyak memiliki sikap yang
cukup berjumlah 29 orang (74,4%), dan sikap yang baik berjumlah 10 orang (25,6%).
Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Di Instalasi Gawat Darurat Rs. Bethesda GMIM Tomohon Bulan Februari-Maret 2016 Berdasarkan Gambar 6 diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden dalam penelitian ini
responden terbanyak memiliki keluarga yang baik berjumlah
9
dukungan 32 orang
Buletin Sariputra, Juni 2016 Vol. 6 (2) (82,1%), dan dukungan keluarga yang cukup
berjumlah 7 orang (17,9%).
Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Rs. Bethesda GMIM Tomohon Bulan Februari-Maret 2016 Berdasarkan Gambar 7 diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden dalam penelitian ini responden terbanyak memiliki dukungan
perawat yang baik berjumlah 25 orang (64,1%), sedangkan yang memiliki dukungan perawat yang kurang berjumlah 1 orang (2,6%).
Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan Minum Obat Di Instalasi Gawat Darurat Rs. Bethesda GMIM Tomohon Bulan Februari-Maret 2016 Berdasarkan Gambar 8 diatas menunjukkan bahwa dari 39 responden dalam penelitian ini paling banyak tidak patuh dalam 2.
minum obat berjumlah 20 orang (51,3%), dan responden yang patuh dalam minum obat berjumlah 19 orang (48,7%).
Analisa Bivariat Sikap Pasien Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon.
Tabel 1. Tabulasi Silang Hubungan Sikap Pasien dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon Bulan FebruariMaret 2016. Sikap Pasien Kepatuhan Minum Obat Patuh Tidak Patuh N % % N % Jumlah 43,6 Baik 13 33,4 4 10,2 17 56,4 Cukup 6 15,4 16 41 22 0 Kurang 0 0 0 0 0 100 Total 19 48,8 20 51,2 39 Signifikansi (p) = 0,421 Koefisiensi Korelasi Spearman Rho (r) = 0,133
10
Buletin Sariputra, Juni 2016 Vol. 6 (2) Berdasarkan tabel 1 diatas hubungan sikap pasien dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon menunjukkan presentasi sikap pasien paling besar adalah pada kriteria cukup yaitu 16 orang (41%). Dari hasil analisis hubungan kedua variable diatas dengan menggunakan uji statistik Spearman Rho menunjukkan nilai koefisien korelasi
dimana (r) = 0,133 dan signifikan (p) = 0,421, yang berarti nilai signifikan (p) lebih besar dari (ɑ) = 0,01. Dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima atau tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap pasien dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda Tomohon.
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon. Tabel 2. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon Bulan Februari-Maret 2016. Dukungan Keluarga
Kepatuhan Minum Obat
Baik
N 15
Cukup
4
Patuh
% 38,5
Tidak Patuh N % 17 43,5
10,3
3
Jumlah 32
% 82
7
18
7,7
Kurang
0
0
0
0
0
0
Total
19
48,8
20
51,2
39
100
Signifikansi (p) = 0,633 Koefisiensi Korelasi Spearman Rho (r) = 0,079 Berdasarkan tabel tabulasi silang (tabel 2) hubungan dukugan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada psien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon menunjukkan presentasi dukungan keluarga paling besar adalah pada kriteria baik yaitu 17 orang (43,5%). Dari hasil analisis hubungan kedua variable di atas dengan menggunakan uji statistic Spearman Rho menunjukkan nilai
koefisien korelasi dimana (r) = 0,079 dan signifikan (p) = 0,633, yang berarti nilai signifikan (p) lebih besar dari (ɑ) = 0,01. Dengan demikian Ha di tolak dan Ho diterima atau tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon.
Dukungan Perawat Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon. Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Perawat dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon Bulan Februari-Maret 2016. Dukungan Perawat Baik
Kepatuhan Minum Obat N 19
Patuh
Tidak Patuh N % 6 15,3
% 48,8
Jumlah 25
% 64,1
Cukup
0
0
13
33,3
13
33,3
Kurang
0
0
1
2,6
1
2,6
19
48,8
20
51,2
39
100
Total
Signifikansi (p) = 0,000 Koefisiensi Korelasi Spearman Rho (r) =0,725
11
Buletin Sariputra, Juni 2016 Vol. 6 (2)
Berdasarkan tabel tabulasi silang (tabel 3) hubungan dukugan perawat dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon menunjukkan presentasi dukungan perawat paling besar adalah pada kriteria baik yaitu 19 orang (48,8%). Dari hasil analisis hubungan kedua variable di atas dengan menggunakan uji statistik Spearman Rho menunjukkan nilai
koefisien korelasi dimana (r) = 0,725 dan signifikan (p) = 0,000, yang berarti nilai signifikan (p) lebih kecil dari (ɑ) = 0,01. Dengan demikian Ha di terima dan Ho ditolak atau terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan perawat dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon.
PEMBAHASAN Hubungan Sikap Pasien Dengan Kepatuahhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon. Dari hasil analisis hubungan kedua variabel dengan menggunakan uji statistik Spearman Rho menunjukkan nilai koefisien korelasi dimana (r) = 0,133 dan signifikan (p) = 0,421, yang berarti nilai signifikan (p) lebih besar dari (ɑ) = 0,01. Dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima atau belum ditemukan hubungan yang bermakna antara sikap pasien dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda Tomohon. Menurut asumsi peneliti : Kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi dapat di pengaruhi oleh motivasi, dalam hal ini motivasi pada pasien itu sendiri. Kurangnya motivasi pada penderita hipertensi dapat dipengaruhi oleh lamanya pasien menderita hipertensi. Berdasarkan hasil wawancara singkat, responden mengatakan telah menderita hipertensi sudah sejak lama. Hal ini menyebabkan kurangnya kepatuhan
minum obat pada pasien hipertensi karena terlalu lama menjalani pengobatan. Menurut teori Notoatmojo 2010 (dalam Suparyanto 2014), motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda ada yang memiliki motivasi yang kuat dan ada pula yang memiliki motivas yang lemah. Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memiliki harapan dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi Irwanto, 2008 (dalam Suparyanto 2014). Menurut WHO (Suhadi 2011 dalam Violita 2015) menyatakan bahwa lama menderita hipertensi dan lama menjalani pengobatan mempunyai hubungan negatif dengan kepatuhan, sehingga semakin lama seseorang menderita suatu penyakit maka semakin berkurang kepatuhan dalam menjalani terapi yang direkomendasiakan.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon. Dari hasil analisis hubungan kedua variabel dengan menggunakan uji statistik Spearman Rho menunjukkan nilai koefisien korelasi dimana (r) = 0,079 dan signifikan (p) = 0,633, yang berarti nilai signifikan (p) lebih besar dari (ɑ) = 0,01. Dengan demikian Ha di tolak dan Ho diterima atau tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon. Menurut asumsi peneliti : Dukungan keluarga memang dapat mempegaruhi kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Walaupun dukungan keluarga pada pasien hipertensi itu baik tapi
tingkat pendidikan pada pasien hipertensi itu rendah tidak menutup kemungkinan pasien hipertensi akan tidak patuh dalam mengkonsumsi obat hipertensi. Tingkat pendidikan yang rendah dapat mempegaruhi kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki pasien hipertensi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan. Pada Gambar 3. menunjukankan bahwa karakteristik pendidikan responden paling banyak adalah responden dengan pendidikan SD berjumlah 18 orang (46,2%), sedangkan yang paling sedikit adalah reponden dengan pendidikan terakhir akademi berjumlah 1 orang (2,6%) dari 39 responden.
12
Buletin Sariputra, Juni 2016 Vol. 6 (2) Menurut Slamet 1999 dalam Jaya 2009, pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah pula mereka menerima informasi yang pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki. Dengan berpendidikan tinggi maka wawasan pengetahuan semakin bertambah dan semakin menyadari bahwa begitu penting kesehatan bagi kehidupan, ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajrin Violita di wilayah kerja puskesmas Segeri Kabupaten Pangkep 2015 yang menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Tingkat pendidikan berperan menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh.pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula
pengetahuannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang (Herawati, 2001). Selain tingkat pendidikan pekerjaan juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien hipertensi. Dapat dilihat pada hasil analisa univariat pada Gambar 4. menunjukkan bahwa responden paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga tentunya bertugas untuk mengurus rumah tangga, hal ini menyebabkan aktivitas ibu rumah tangga hanya didalam rumah saja sehingga kurangnya intraksi sosial dengan banyak orang sehingga ibu rumah tangga kurang terpapar informasi. Menurut teori Darmojo & Hadi, 2006 dalam Suhaidah 2013 mengatakan aktivitas perempuan sehari-hari dapat mempengaruhi kualitas hidup yang dimiliki. Seorang perempuan yang berperan hanya sebagai ibu rumah tangga saja tingkat pengetahuan yang dimiliki cenderung tidak banyak perubahan. Sedangkan seorang perempuan yang mempunyai aktivitas sosial di luar rumah akan lebih banyak mendapat informasi baik dari teman bekerja atau teman dalam aktivitas sosial.
Hubungan Dukungan Perawat Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon. Dari hasil analisis hubungan kedua variabel di atas dengan menggunakan uji statistik Spearman Rho menunjukkan nilai koefisien korelasi dimana (r) = 0,725 dan signifikan (p) = 0,000, yang berarti nilai signifikan (p) lebih kecil dari (ɑ) = 0,01. Dengan demikian Ha di terima dan Ho ditolak atau terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan perawat dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS Bethesda GMIM Tomohon. Menurut asumsi peneliti : Dukungan perawat memang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Perawat bukan hanya sebagai pemberi asuhan keparawatan namun perawat juga berperan sebagai edukator atau pendidik bagi pasien, dengan memberikan edukasi pada pasien tentang hal-hal yang bersangkutan dengan
minum obat dapat meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi. Sebagai edukator atau pendidik perawat membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan (Notoatmodjo,2007). Menurut konsorsium ilmu kesehatan (1989) dalam Widyawati (2012) dukungan dari petugas kesehatan (perawat) sangatlah besar artinya bagi penderita sebab perawat adalah pengelola penderita yang paling sering berinteraksi sehingga pemahaman terhadap kondisi fisik maupun psikis lebih baik, dengan sering berinteraksi, sangatlah mempengaruhi rasa percaya dan selalu menerima kehadiran petugas kesehatan termasuk anjuran-anjuran yang diberikan.
SIMPULAN Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya maka hasil penelitian mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat
13
Buletin Sariputra, Juni 2016 Vol. 6 (2) Darurat Rs Bethesda GMIM Tomohon dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sikap pasien pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS. Bethesda GMIM Tomohon adalah paling banyak pada tingkat cukup. 2. Dukungan keluarga pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS. Bethesda GMIM Tomohon adalah paling banyak pada kriteria baik. 3. Dukungan perawat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS. Bethesda GMIM Tomohon adalah paling banyak pada kriteria baik. 4. Kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS.
Bethesda GMIM Tomohon adalah paling banyak pada kriteria tidak patuh. 5. Tidak terdapat hubungan antara sikap pasien hipertensi dangan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS. Bethesda GMIM Tomohon. 6. Tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dangan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS. Bethesda GMIM Tomohon. 7. Terdapat hubungan antara dukungan perawat dangan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Instalasi Gawat Darurat RS. Bethesda GMIM Tomohon.
SARAN 1. Bagi keluarga dalam hal ini anggota tempat penderita hipertensi tinggal, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan dukungan keluarga dalam mewujudkan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi serta dapat memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dalam meningkatkan dukungan keluarga pada pasien hipertensi dalam kepatuhan minum obat. 2. Bagi pasien hipertensi diharapakan penelitian ini dapat menjadi acuan dalam meningkatkan sikap untuk patuh dalam minum obat hipertensi. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
perawat dan petugas kesehatan lainnya dalam meningkatkan pendidikan kesehatan pada pasien hipertensi untuk lebih termotivasi dalam mengkonsumsi obat hipertensi. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi pengetahuan dan referensi dalam proses belajar mengajar dalam bidang ilmu keperawatan khususnya menyangkut pengobatan pada pasien hipertensi. 5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut di bidang ilmu keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Bustan (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Edisi II, Penerbit Reneka Cipta, Jakarta Darmojo & Hadi (2006) dalam Suhaidah (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Perempuan Dalam Menghadapi Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang Jakarta Timur. Dikutip dari: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitst ream/.../1/dedeh%20suhaidah-fkik.pdf Diakses pada tanggal 31 April 2016 Depkes RI (2012). Masalah Hipertensi di Indonesia. Dikutip dari: http://www.depkes.go.id/article/view/19 09/masalah-hipertensi-diindonesia.html Diakses pada tanggal 21 november 2015
Herawati (2001), Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan, Dikutip dari : http://tipsmotivasihidup.blogspot.co.id/2 013/05/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html Diakses pada tanggal 20 maret 2016 Indriyani (2009), Deteksi Dini, Kolesterol, Hipertensi, Stroke, Edisi Pertama, Milestone Irwanto (2008) dalam Suparyanto (2014), Konsep Motivasi dari : http://drsuparyanto.blogspot.co.id/2014/06/pen gukuran-motivasi.html Diakses pada tanggal 24 November 2015 Konsorsium Ilmu Kesehatan (1989) dalam Widyawati (2012), Konsep Dasar Keperawatan. Edisi Pertama, Pestasi Pustakaraya, Jakarta.
14
Buletin Sariputra, Juni 2016 Vol. 6 (2) Notoatmodjo (2003), Pengertian Sikap Dikutip dari: http://google.com/jtptunimusgdl/muhammadis-6122-2-babii Diakses pada tanggal 21 November 2015 Notoatmodjo (2007). Konsep Dasar Pengetahuan dikutip dari : http://qorinuristiqomah.blogspot.co.id/2 013/12/konsep-dasarpengetahuan.html diakses pada tanggal 20 maret 2016 Notoatmodjo (2007), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan dikutip dari : http://google.com/jtptunimusgdl/muhammadis-6122-2-babii Diakses pada tanggal 21 November 2015 Nursalam (2008), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, 978-979-3027-56-2, Salemba Medika, Jakarta Notoatmodjo (2007), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan dikutip dari : http://google.com/jtptunimusgdl/muhammadis-6122-2-babii Diakses pada tanggal 21 November 2015 Notoatmodjo (2010) dalam Suparyanto (2014), Konsep Motivasi dari : http://drsuparyanto.blogspot.co.id/2014/06/pen
gukuran-motivasi.html Diakses pada tanggal 24 November 2015 Slamet (1999) dalam Jaya (2009), FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Dalam Minum Obat Antihipertensi Di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten Tahun 2009 dikutip dari : http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/ Nandang%20Tisna.pdf Diakses pada tanggal 31 April 2016 Suhadi (2011) dalam Violita (2015) Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Obat Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Segeri dikutip dari : http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib /gdl.php?mod=browse&op=read&id=-fajrinviol-17972 Diakses pada tanggal 20 Maret 2016 Suparyanto (2012), Konsep Dukungan Keluarga. Dikutip dari : http://drsuparyanto.blogspot.co.id/2012/03/kon sep-dukungan-keluarga.html Diakses pada tanggal 24 November 2015 Udjianti (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. 978-602-8570-24-4. Salemba Medika, Jakarta.
15