FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil
INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas asma merupakan masalah tersendiri. Penyebab meningkatnya angka tersebut adalah keterlambatan diagnosis dan penanganan yang tidak adekuat di IGD. Waktu tanggap merupakan jarak waktu antara waktu kedatangan pasien dan waktu pertama kali dilakukan penilaian dan pemeriksaan medis. Beberapa faktor yang berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat adalah pendidikan, jenis kelamin, usia, lama kerja, pengetahuan, sarana prasarana, imbalan, kegawatdaruratan dan motivasi. Tujuan Penelitian : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode Penelitian : Metode dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian berupa lembar observasi dan kuesioner. Analisis dengan analisa fisher’s exact test untuk mengetahui hubungan dan analisis regresi logistic untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat IGD RSUD Panembahan Senopati mempunyai waktu tanggap cepat (<5 menit) sebanyak 12 orang (60%). Hasil uji fisher’s exact test menunjukkan nilai p-value dari masing-masing faktor < taraf signifikan=0,05 dan berdasarkan hasil regresi logistic didapatkan bahwa lama kerja mempunyai nilai signifikan yang paling rendah =0.276. Kesimpulan : Pendidikan, usia, jenis kelamin, lama kerja, pengetahuan dan motivasi merupakan faktor yang berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul.
PENDAHULUAN Studi di Asia Pasifik baru-baru ini menunjukkan bahwa tingkat tidak masuk kerja akibat asma jauh lebih tinggi dibandingkan di Amerika Serikat dan Eropa. Hampir separuh dari seluruh pasien asma dirawat di Rumah sakit dan melakukan kunjungan ke bagian gawat darurat setiap tahunnya3. Prevalensi terendah di Indonesia, didapatkan di kota Bandung yaitu 2,6%, tertinggi di kota Jakarta 16,4% dan Yogyakarta 10,55%. Kecenderungan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas asma merupakan permasalahan tersendiri, penyebab meningkatnya angka tersebut adalah keterlambatan diagnosis dan penanganan yang tidak adekuat di gawat darurat. Diagnosa yang tepat dalam mendeteksi penyakit asma sangatlah penting. Tahun 2008, terdapat 18 orang
penderita asma dengan serangan akut meninggal dunia akibat keterlambatan penangananasma di IGD5. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap perawat dalam melakukan tugasnya, faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal individu. Faktor internal meliputi pengetahuan, pendidikan, lama bekerja, umur, dan jenis kelamin. Faktor eksternal adalah imbalan dan sarana5. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bulan januari 2012 di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data jumlah perawat sebanyak 20 orang dengan klasifikasi pendidikan yang berbeda-beda, dengan masa kerja lebih dari 1 tahun dan jumlah perawat laki-laki sebanyak 12 dan perempuan sebanyak 8 orang. Dalam setiap shift jaga terdiri dari 4 orang perawat dengan rata-rata kunjungan pasien ke IGD perhari
sebanyak 69 orang dan rata-rata kunjungan pasien asma perhari kurang lebih 3 orang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 5 orang pasien asma pada tanggal 11 sampai 14 januari didapatkan, penderita asma mengaku bahwa saat terjadi serangan asma, penderita sulit bernapas, dada terasa tertekan, terdengar suara “ngik-ngik” ketika bernapas, dan sulit untuk berbicara, sehingga yang paling harapkan pasien ketika tiba di IGD adalah pertolongan yang cepat agar terbebas dari keadaan tersebut. B. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya karakterisitik perawat di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. b. Diketahuinya pengetahuan perawat tentang lama waktu tanggap pada penanganan asma di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul. c. Diketahuinya waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. d. Diketahuinya hubungan karakteristik dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD
objektif kemudian dianalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma, selanjutnya dilakukan analisis dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap perawat pada penanganan asma9. 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Polpulasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja ke IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul yang berjumlah 20 orang. b. Sampel Sampel adalah bagian objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi10. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di IGD RSUD Panembahan Senopati. Teknik sampling yang digunakan yaitu Total sampling
Panembahan Senopati Bantul. e. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. f. Diketahuinya hubungan motivasi dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul g. Diketahuinya faktor apakah yang paling dominan berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, non eksperimental, menggunakan metode deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan suatu keadaan secara
4. Analisa Data a. Analisa univariat Analisa univariat digunakan untuk menggambarkan karateristik perawat berdasarkan umur, lama bekerja, jenis kelamin, dan pendidikan, serta frekuensi
variabel penelitian seperti pengetahuan, motivasi dan lama waktu tanggap. lama waktu tanggap. b. Analisa bivariat Analisa untuk melihat besarnya hubungan variabel dependen dan independen. Masing-masing dilakukan uji korelasi chi square, namun bila syarat tidak terpenuhi seperti jumlah sel mempunyai nilai expected kurang dari 5 lebih dari 20% maka menggunakan uji fisher’s exact test dengan derajat kemaknaan p < 0.05 dengan tingkat kepercayaan 95%. c. Analisa Multivariat Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis multivariat yaitu hubungan antara banyak variabel bebas dengan satu variabel terikat. Pada studi analisis ini yang digunakan adalah regresi logistic dimana uji variabel terikatnya berupa variabel kategorik dikotom. Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat dalam penanganan asma. Kandidat multivariat adalah variabel independen yang memiliki p-value < 0.25.
2. Pembahasan a. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. Karakteristik responden yang diteliti adalah pendidikan, umur, jenis kelamin dan lama kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama bulan Mei sampai Juni 2012 didapatkan bahwa sebagian besar perawat yang bertugas di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul mempunyai yang pendidikan D3 yaitu sebanyak 14 orang (70%) dengan umur antara 41-60 tahun (dewasa madya) yaitu sebanyak 13 orang (65%) dan sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 12 orang (60%), dengan masa kerja yang <5 tahun sebanyak 6 orang (30%) dan >5 tahun sebanyak 14 orang (70%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata perawat yang bekerja di IGD RSUD Panembahan Senopati mayoritas berjenis kelamin laki-laki, dengan usia 41-60 tahun dengan masa kerja >5 tahun, yang mana pengalaman kerja yang dimiliki sudah banyak dan hal tersebut sangat membantu dalam penanganan pasien asma. Hasil ini didukung oleh teori10, pengalaman seorang individu tentang berbagai hal dapat diperoleh dari lingkungan kehidupan didalam proses
perkembangan misalnya mengikuti kegiatan yang mendidik, hal ini dapat memperluas jangkauan pengalaman karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal dapat diperoleh. b. Pengetahuan perawat tentang waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Menurut7, pengetahuan merupakan dasar untuk mengerjakan sesuatu atau bertindak serta terkait dengan pengalaman dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui pengetahuan yang dimiliki oleh perawat IGD RSUD Panembahan Senopati dalam kategori yang baik yaitu sebanyak 13 orang (65%), sedangkan yang dalam kategori cukup sebanyak 7 orang (35%). Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan perawat tentang waktu tanggap, asma dan penanganan asma adalah baik, selain itu didukung dengan perawat yang mayoritas memiliki pengalaman kerja yang >5 tahun, sehingga pengetahuan yang mereka miliki juga meningkat seiring dengan lama kerja. c. Lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Lama waktu tanggap perawat adalah selisih antara waktu tiba pasien di IGD dengan waktu pertama kali kontak antara perawat dan pasien asma. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas lama waktu tanggap perawat di IGD RSUD Panembahan Senopati dalam kategori cepat yaitu sebanyak 12 orang (60%) mempunyai waktu tanggap <5 menit, ini menunjukkan bahwa perawat mempunyai waktu tanggap yang cepat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang cepat pada pasien dengan asma. Berkaitan dengan penyakit asma, maka sangat penting sekali dalam melakukan penanganan dengan cepat. Karena kalau tidak ditangani dengan cepat akan mengancam jiwa pasien saat serangan asma kambuh. Penderita yang berisiko tinggi mengalami kematian adalah penderita yang datang dengan serangan berat, penyakit asmanya jarang dikontrol, respon sebagian atau tidak respon terhadap pengobatan, dan keterlambatan penilaian berat serangan baik oleh tenaga kesehatan atau penderita.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh12 yang mendapatkan rata-rata waktu tanggap perawat pada pasien dengan cidera kepala yaitu <5 menit. Berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh 9, yang mendapatkan waktu tanggap sebesar 7.45 menit, hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga medis dalam penanganan, sehingga menyebabkan waktu tanggap lebih lama. d. Hubungan karakteristik dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagian besar perawat yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul berlatar belakang pendidikan D3 yaitu sebanyak 14 orang (70%). Berdasarkan hasil analisis fisher’s exact diperoleh sebanyak 11 orang perawat dengan pendidikan D3 mempunyai waktu tanggap yang cepat dibandingkan dengan perawat yang mempunyai pendidikan D4/S1 dengan ρ-value 0.018. Hasil ini menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul, sehingga hipotesis penelitian diterima. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai odd rasio sebesar 0.055, sehingga dapat diartikan bahwa perawat dengan pendidikan D3 mempunyai peluang untuk mengurangi lama waktu tanggap yang lambat. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan16 yang menyatakan pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata perawat yang bekerja di IGD RSUD Panembahan Senopati berumur antara 41 – 60 tahun (Dewasa madya). Berdasarkan hasil analisis fisher’s exact di peroleh sebanyak 11 orang dewasa madya (84.6%) mempunyai waktu tanggap yang lebih cepat di bandingkan dengan dewasa muda yaitu 1 orang (14.3%), dengan p-value sebesar 0.004. Hasil ini berarti ada hubungan antara umur dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul, sehingga hipotesis diterima. Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR =
33.000, artinya perawat dengan umur dewasa madya mempunyai lama waktu tanggap yang cepat 33.000 kali dibandingkan dengan perawat dewasa muda. Hasil ini sesuai dengan teori7 yang menyatakan bahwa semakin bertambah umur seseorang akan semakin bertambah kedewasaannya dan semakin menyerap informasi yang akan mempengaruhi kinerjanya. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Berdasarkan tabel distribusi di dapatkan bahwa yang mendominasi IGD RSUD Panembahan Senopati adalah Laki-laki, yaitu sebanyak 12 orang (60%). Berdasarkan hasil analisis di peroleh bahwa perawat dengan jenis kelamin lakilaki mempunyai waktu tanggap lebih cepat dari pada perawat yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 11 orang (91.7%) dengan p-value sebesar 0.001 di mana terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0.013, artinya perawat yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai peluang mengurangi waktu tanggap yang lambat. Hasil ini menunjukkan bahwa laki-laki mempunyai keunggulan terutama yang berkaitan dengan fisik dan kecepatan. Hasil ini sesuai dengan penelitian-penelitian psikologis yang menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria lebih agresif serta kemungkinan lebih besar dari wanita untuk memiliki harapan atau keberhasilan, namun perbedaan-perbedaan itu tidak besar. Menurut 13 wanita dalam pekerjaannya lebih teliti dan rapi, sedangkan laki-laki lebih cekatan tanpa memperhatikan kerapian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar perawat di IGD RSUD Panembahan Senopati bantul mempunyai lama kerja yang lebih dari 5 tahun (lama) mempunyai waktu tanggap yang lebih cepat daripada perawat yang mempunyai masa kerja kurang dari 5 tahun (baru) yaitu sebanyak 11 orang atau 78.6%. Analisis terhadap hubungan antara lama kerja
dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul menunjukkan ρvalue sebesar 0.018. Hasil ini menunjukkan ada hubungan antara lama kerja dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 18.333, artinya perawat yang mempunyai masa kerja > 5 tahun mempunyai peluang memiliki waktu tanggap cepat 18.333 kali dibandingkan dengan perawat yang memiliki masa kerja < 5 tahun. Masa kerja yang telah dijalani oleh perawat akan membentuk pengalaman kerja sehingga akan mampu meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugasnya. Semakin lama masa kerja yang dijalani seorang perawat maka akan semakin banyak pengalaman yang diperolehnya sehingga akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Hasil ini sama dengan penelitian 3 menyebutkan terdapat hubungan positif dimana peningkatan lama kerja akan diikuti dengan peningkatan kerja. Ely (2000) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat menerapkan standar asuhan keperawatan pada puskesmas rawat inap di kabupaten Sleman, yang menyebutkan bahwa pengalaman masa kerja yang lama merupakan variabel faktor internal yang memiliki hubungan kuat dengan kepatuhan perawat menerapkan standar asuhan keperawatan. e. Hubungan pengetahuan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Menurut Zaini, dkk (2002) pengetahuan merupakan suatu ingatan terhadap materi yang telah dipelajari, yang meliputi ingatan terhadap jumlah materi yang banyak dari fakta-fakta yang khusus, hingga teori-teori yang lengkap. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pengetahuan yang dimiliki oleh perawat di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul rata-rata berada dikategori baik yaitu sebanyak 13 orang (65%). Analisis terhadap hubungan pengetahuan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD
Panembahan Senopati Bantul bahwa perawat dengan tingkat pengetahuan baik mempunyai waktu tanggap yang cepat yaitu sebanyak 11 orang (84.6%) dengan nilai ρ-value sebesar 0.004. Hasil ini menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 33.000, artinya perawat yang mempunyai pengetahuan yang baik mempunyai peluang memiliki waktu tanggap cepat 33.000 kali dibandingkan dengan perawat yang berpengetahuan kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi perawat dalam melakukan tugasnya. Seiring dengan bertambahnya lama kerja yang telah dijalani oleh perawat akan membentuk pengalaman kerja sehingga akan mampu meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugasnya Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Zaini, perilaku yang baik sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap yang baik, begitu pula sebaliknya. Seorang petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat berperilaku sesuai dengan standar yang telah ditentukan, jika petugas tersebut memiliki pengetahuan yang baik untuk melakukannya sesuai standar. f. Hubungan motivasi dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Motivasi merupakan sejumlah proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatankegiatan sukarela yang diarahkan ketujuan tertentu, baik yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusias (Syakira, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa sebanyak 14 orang perawat (70%) mempunyai motivasi yang tinggi. Analisis terhadap hubungan motivasi dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul menunjukkan sebanyak 11 orang perawat (78.6%) yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai waktu tanggap
cepat dibandingkan dengan perawat yang mempunyai motivasi rendah, dengan ρ-value sebesar 0.018, ini berarti bahwa ada hubungan antara motivasi dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula OR = 18.333, artinya perawat dengan motivasi tinggi berpeluang memiliki waktu tanggap cepat 18.333 kali dibandingkan dengan perawat yang mempunyai motivasi rendah. Dapat dikatakan semakin tinggi motivasi perawat, maka makin cepat pula penanganan pada pasien asma. Hasil ini sesuai dengan salah satu fungsi dari motivasi, yaitu motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan g. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul Berdasarkan hasil analisis multivariat, di ketahui bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan lama waktu perawat pada penanganan asma adalah lama kerja dengan nilai signifikan 0.276. Lama kerja yang panjang akan membentuk pengalaman kerja yang banyak sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi perawat IGD dalam melakukan tugasnya. Semakin lama masa kerja maka akan semakin banyak pengalaman yang akan meningkatkan kompetensi dalam penanganan asma. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian4 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat menerapkan standar asuhan keperawatan pada puskesmas rawat inap di kabupaten Sleman, yang menyebutkan bahwa pengalaman masa kerja yang lama merupakan variabel faktor internal yang memiliki hubungan kuat dengan kepatuhan perawat menerapkan standar asuhan keperawatan. E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara pendidikan, usia, jenis kelamin, dan lama kerja dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD Rumah Sakit Panembahan
Senopati Bantul. 2. Pengetahuan perawat tentang lama waktu tanggap pada penanganan asma di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul dalam kategori baik. 3. Lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam kategori cepat. 4. Terdapat hubungan antara karakteristik dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. 5. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. 6. Terdapat hubungan antara motivasi dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. 7. Berdasarkan nilai signifikan diperoleh variabel lama kerja merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. F. DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta 2. Darajat, A.(2005). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Tenaga Pengajar dalam Proses Pembelajaran di Dua Akademi Keperawatan Swasta di Kabupaten Serang Tahun 2005. Tesis. Program pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 3. Depkes, (2008). Kepmenkes Pengendalian Asma. http://www.depkes.go.id . 22 Desember 2011 pukul 22.16 WIB 4. Ely, (2000). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat Menerapkan Standar Asuhan Keperawatan pada Puskesmas Rawat Inap di Kabupaten Sleman. http://digilib.litbang.depkes.go.id .26 Juni 2012 Pukul 1:52 Am 5. Gibson, et all. (2000). Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta : Erlangga 6. Noor, Y. A. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Response Time pada Penanganan Pasien Instalasi Gawat Darurat RSUP Persahabatan. Tidak Dipublikasikan 7. Notoatmodjo. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
8. Robbins. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta : Macanan Jaya Cemerlang 9. Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfa Beta 10. Sukmadinata, N. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rusdarkaria 11. Wawan dan Dewi. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Numed 12. Widiarso, H. (2003). Waktu Tanggap Pelayanan Pasien Cedera Kepala di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Tidak Dipublikasikan