Esensi Volume 10 No. 3/2007 ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN INDONESIA SUSTAINABILITY REPORTING AWARD (ISRA) 2006 TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN VOLUME SAHAM PERUSAHAAN YANG ADA DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Studi Kasus Pada 12 Perusahaan di BEI) F. Agung Himawan STIE Nusantara ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji apakah dengan adanya pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) ini terdapat kandungan informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dan volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pengumuman tersebut, baik pada perusahaan yang mendapatkan award maupun yang tidak mendapatkan award. Dan reaksi ini biasanya diukur dengan menggunakan abnormal return dan trading volume activity. apabila suatu pengumuman mengandung informasi, maka akan memberikan abnormal return kepada pasar. Akan tetapi sebaliknya, jika suatu pengumuman tidak mengandung informasi, maka tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar. Periode pengamatan dilakukan selama 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman. Dan mengambil sampel dari 6 perusahaan pemenang dan 6 perusahaan bukan pemenang sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan yang ditimbulkan oleh pengumuman ISRA 2006. Baik terhadap abnormal return maupun trading volume activity. Rata-rata abnormal return 0.003 (0.3%) dan rata-rata abnormal return sesudah pengumuman -0.003 (-0.003%) pada periode setelah pengumuman. Dan rata-rata trading volume activity tidak mengalami perubahan. Karena rata-rata tva sebelum dan sesudah berada di angka 0.002 (0.2%). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menentukan apakah investor akan melakukan transaksi di pasar modal atau tidak, biasanya akan melihat berbagai informasi dari perusahaan tersebut, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Sebuah informasi akan berarti jika informasi tersebut dapat membuat investor memilih untuk ikut kedalam transaksi di pasar modal, dimana transaksi ini akan terlihat dari perubahan harga dan volume perdagangan saham. Dengan demikian, seberapa jauh hubungan atau manfaat yang ditimbulkan informasi dapat disimpulkan dengan mempelajari hubungan atau kaitan antara harga dan volume perdagangan saham dengan keberadaan informasi tersebut di pasar modal. Perkembangan harga dan volume perdagangan saham dipasar modal adalah suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pasar, yaitu investor. Setelah berbagai kasus melanda dibeberapa perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan manajemen organisasi, terutama organisasi bisnis seperti Lapindo, Freeport, dan lainnya, mulai muncul kesadaran untuk F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 43
Esensi Volume 10 No. 3/2007 berbenah diri dengan menerapkan prinsip dan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik. Selama ini laporan keuangan perusahaan masih merupakan alat ukur yang dominan digunakan oleh investor (stake holder) untuk menilai kinerja perusahaan. Sebagian perusahaan mulai memahami bahwa kewajiban mereka bukan sekedar memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, membayar pajak, atau hanya memproduksi barang dan jasa, akan tetapi juga harus bisa memberikan manfaat lebih. Baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan disekitar tempatnya beroperasi. Oleh karena itu, beberapa perusahaan mulai menerapkan tanggung jawab social yang biasa disebut Corporate Social Responsibiltiy (CSR) dalam kegiatan operasionalnya. Akan tetapi, di Indonesia CSR masih merupakan hal yang baru. untuk itu, CSR perlu diperkenalkan kepada masyarakat. Bagaimanapun juga, informasi lingkungan sangat diperlukan untuk investor, publik, dan pemegang kepentingan lainnya. Pemerintah sendiri telah mendukung hal tersebut, hal ini terbukti dengan diadakannya event akbar yang memberikan penghargaan bagi perusahaan yang telah menerapkan CSR. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM) kembali mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) pada bulan september tahun 2006 yang lalu. Perusahaan yang memenangkan penghargaan ISRA adalah korporasi terbuka, sehingga kepemilikan saham bisa diakses oleh publik dengan mudah. Kebanyakan studi peristiwa mengkaji peristiwa yang berkaitan dengan perusahaan (Corporate event) saja, seperti deviden, stok split, perubahan kepemilikan, perubahan kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji apakah dengan adanya pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) ini terdapat kandungan informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi terhadap pengumuman tersebut. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dan volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pengumuman tersebut, baik pada perusahaan yang mendapatkan award maupun yang tidak mendapatkan award. Dan reaksi ini biasanya diukur dengan menggunakan abnormal return dan trading volume activity. apabila suatu pengumuman mengandung informasi, maka akan memberikan abnormal return kepada pasar. Akan tetapi sebaliknya, jika suatu pengumuman tidak mengandung informasi, maka tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar. 1.2 Batasan Masalah Penelitian ini akan terfokus untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan oleh pengumuman ISRA tahun 2006 terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham pada 6 perusahaan pemenang award dan 6 perusahaan bukan pemenang award pada periode sebelum dan sesudah tanggal pengumuman ISRA 2006. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas meliputi : 1) Bagaimana perbedaan Abnormal return (AR) perusahaan sebelum dengan sesudah pengumuman ISRA tahun 2006? 2) Bagaimana perbedaan Trading Volume Activity (TVA) perusahaan sebelum dengan sesudah pengumuman ISRA tahun 2006? F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 44
Esensi Volume 10 No. 3/2007 3) Apakah ada pengaruh yang nyata yang ditimbulkan oleh pengumuman ISRA terhadap Abnormal Return (AR) dan Trading Volume Activity (TVA) saham antara perusahaan yang mendapat Award dengan yang tidak mendapatkan Award? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) Perusahaan antara sebelum dengan sesudah pengumuman ISRA 2006. 2) Untuk mengetahui perbedaan Trading Volume Activity (TVA) Perusahaan antara sebelum dengan sesudah pengumuman ISRA 2006. 3) Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh yang ditimbulkan oleh pengumuman ISRA terhadap AR dan TVA saham antara perusahaan yang mendapat Award dengan yang tidak mendapatkan Award. 1.4.2 Manfaat Penelitian a) Manfaat Untuk Penulis 1) Pembuktian akan manfaat diadakannya ISRA, yaitu meningkatkan reputasi perusahaan dan memudahkan Investor dalam mengambil keputusan. Karena Investor dapat melihat Long-term plan perusahaan tersebut. 2) Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat secara langsung melihat dan mempraktekkan teori yang telah didapat selama mengikuti perkuliahan. Dan mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam pada bidang yang akan diteliti. b) Manfaat Untuk Pembaca Bagi masyarakat umum atau pembaca lainnya, khususnya calon investor ataupun investor dipasar modal, penelitian ini diharapkan dapat mensosialisasikan CSR dan dapat memperluas wawasannya dalam mengetahui dampak yang ditimbulkan apabila suatu perusahaan mendapat penghargaan ISRA atas CSR yang telah diterapkan diperusahaan tersebut. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Pengertian berinvestasi ini sebenarnya mencakup hal yang sangat luas. Sejak berada di bangku sekolah taman kanak-kanak (TK), hingga lulus sarjana adalah merupakan salah satu bentuk investasi pribadi. Dalam tulisan ini, pengertian investasi akan dibatasi dalam cakupan investasi keuangan (financial investment). “Berinvestasi pada dasarnya adalah membeli suatu asset yang diharapkan dimasa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.” Eko Priyo Pratomo, hal 3 [1] Kamaruddin Ahamad investasi adalah “menempatkan sejumlah dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.” Kamaruddin Ahmad, hal 3 [2]. Sedangkan definisi yang dikemukakan oleh Tandelilin, investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Eduardus Tandelilin, hal 3 [3]
F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 45
Esensi Volume 10 No. 3/2007 Berdasarkan uraian definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi merupakan proses pengalokasian dana dimasa kini untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Seperti menginvestasikan sejumlah asset riil (tanah, emas, mesin, atau bangunan), maupun asset finansial (deposito, saham, atau obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Dan pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor (Investor wealth). Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti kesejahteraan yang sifatnya moneter, yang bisa ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini (present value) pada pendapatan dimasa mendatang (future Value). 2.1.2 Tujuan Investasi Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Akan tetapi Secara lebih khusus lagi, Eduardus Tandelilin didalam bukunya menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain : 1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang 2) Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindari risiko penurunan nilai kekayaan miliknya akibat adanya pengaruh inflasi 3) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa Negara di dunia melakukan kebijakan yang bersifat mendorong timbulnya investasi dimasyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. 2.1.3 Dasar-dasar Keputusan Investasi 2.1.3.1 Return Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Umumnya investor menuntut tingkat return tertentu diatas dana yang diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Return yang diharapkan (expected return) merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa datang. Sedangkan return yang terjadi (actual return) merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor dimasa lalu. 2.1.3.2 Risiko (Risk) Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. Dalam ilmu investasi pada khususnya, terdapat asumsi bahwa investor adalah mahluk yang rasional. Investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai ketidakpastian atau risiko. Investor yang mempunyai sifat enggan terhadap risiko tidak akan mau mengambil risiko suatu investasi jika investasi tersebut tidak F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 46
Esensi Volume 10 No. 3/2007 memberikan harapan return yang layak sebagai kompensasi terhadap risiko yang harus ditanggung investor tersebut. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti oleh harapan tingkat return yang tinggi pula, begitu sebaliknya. 2.1.3.3 Hubungan Tingkat Return Yang Diharapkan Dan Tingkat Risiko Gambar berikut ini menunjukkan hubungan antara return yang dihararapkan dengan risiko pada berbagai jenis asset yang mungkin bisa dijadikan alternatif investasi. Gambar 2.1 Hubungan risiko dan Return yang diharapkan Return yang diharapkan Tingkat bunga ‘future’ Bebas risiko
opsi
‘put’
kontrak
& ‘call’ obligasi saham ekuitas internasional
perusahaan obligasi pemerintah RF
Risiko risiko Rendah moderat
risiko sedang
risiko diatas rata-rata
risiko tinggi
Berdasarkan gambar diatas, kesimpulan yang dapat ditarik dari pola hubungan antara risiko dan return yang diharapkan mempunyai hubungan yang searah dan linier. Artinya, semakin tinggi risiko suatu asset, semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan dari asset tersebut. demikian pula sebaliknya. 2.2 Pasar Modal 2.2.1 Pengertian Dan Fungsi Pasar Modal Definisi pasar modal menurut R. Agus Sartono adalah : “tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau Long-term financial assets.” R. Agus Sartono, Hal 2 [4] Sedangkan menurut Tandelilin, “Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.” Eduardus Tandelilin, hal 13 [3] Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan Bursa Efek. Oleh karena itu bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik. 2.2.2 Instrumen Pasar Modal 2.2.2.1 Saham F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 47
Esensi Volume 10 No. 3/2007 Menurut Tandelilin, Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas asset perusahaan yang menerbitkan saham. Eduardus Tandelilin, hal 18 [3]. Dengan memiliki saham, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, dan investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa. 1) Saham preferen Merupakan saham yang memberikan pendapatan tetap seperti obligasi Pemegang saham preferen akan mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban obligasi, dan utang (sebelum pemegang saham biasa mendapatkan haknya). Akan tetapi, saham ini tidak memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk memilih direksi ataupun manajemen perusahaan, seperti layaknya saham biasa. 2) Saham biasa Adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa yang memegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas asset-asset perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham ini mempunyai hak suara (Voting right) untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 2.2.2.2 Obligasi Obligasi adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten penerbit obligasi. Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Sebagai kompensasi yang didapat dari obligasi adalah kupon yang dibayarkan secara periodic terhadap investor. 2.2.2.3 Reksadana Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Perusahaan reksa dana akan menghimpun dana dari investor untuk kemudian diinvestasikan kedalam bentuk portofolio yang dibentuk oleh manajer investasi. 2.3
Strategi Portofolio Saham Didalam berinvestasi, ada dua strategi yang bisa dilakukan investor dalam pembentukan portofolio saham, diantaranya adalah: a. Strategi pasif, yaitu investor tidak secara aktif mencari informasi ataupun melakukan jual beli saham yang bisa menghasilkan return abnormal. Karena, strategi pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham, dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks. Yang biasa digunakan dalam strategi pasif yaitu strategi beli dan simpan, dan strategi mengikuti indeks b. Strategi aktif, meliputi tindakan investor yang secara aktif melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal. F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 48
Esensi Volume 10 No. 3/2007 Yang biasa digunakan dalam strategi aktif yaitu pemilihan saham, rotasi sector, dan strategi momentum harga. Pada strategi aktif, dapat menggunakan dua pendekatan dalam menganalisis sahamnya, yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Pendekatan fundamental adalah pendekatan untuk menganalisis suatu saham dengan berdasarkan pada data-data perusahaan seperti earning, deviden, penjualan, dan lain-lain. sedangkan analisis teknikal merupakan pendekatan untuk mencari pola pergerakan harga saham yang bisa dipakai untuk meramalkan pergerakan harga saham dikemudian hari. 2.3.1 Analisis Ekonomi Analisis yang dilakukan dalam analisis ekonomi ini antara lain : 1. Kondisi ekonomi dan Pasar modal. fluktuasi yang teradi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi pada berbagai variable ekonomi makro. 2. Variabel ekonomi makro Beberapa variable ekonomi makro yang perlu diperhatikan oleh investor adalah:
Produk Domestik Bruto (PDB) Tingkat pengangguran Inflasi Tingkat bunga
2.3.2 Analisis Perusahaan Salah satu informasi yang bisa digunakan investor dalam menilai suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang diperoleh perusahaan serta transaksi-transaksi ekonomi apa saja yang telah dilakukan perusahaan yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan. Untuk melakukan analisis perusahaan, disamping dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan, juga dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Dari sudut pandang investor, salah satu factor penting untuk menilai prospek perusahaan adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Untuk itu biasanya digunakan Rasio profitabilitas seperti berikut ini: (1) Return on Equity (ROE), yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Rumus yang dapat digunakan adalah:
ROE
Laba setelah bunga & pajak modal pemegang saham
=
(2) Return on Asset (ROA), yang menggambarkan sejauh mana assetasset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Rumus yang digunakan adalah:
F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 49
Esensi Volume 10 No. 3/2007
ROA =
Pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) total aktiva
(3) Return on Investment (ROI), menggambarkan kemampuan manajemen dalam mengoperasikan harta untuk mendapatkan laba. Rumus yang dapat digunakan adalah:
ROI =
Laba Bersih (EAT) aktiva operasi rata-rata
Data-data masa lalu mungkin bisa dipakai sebagai indicator pertumbuhan perusahaan dimasa datang, tapi investor harus selalu wapada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dimasa datang. 2.4 Efisiensi Pasar 2.4.1 Konsep Pasar Modal Yang Efisien Efisiensi dalam pasar saham menunjukkan secara tidak langsung bahwa seluruh informasi relevan yang tersedia tentang suatu saham langsung tercermin dalam harganya. J. Fred Weston & Thomas E. Copeland, hal 107 [5]. Istilah tentang pasar yang efisien memang bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi. Artinya, pasar yang efiisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dengan kata lain, sebuah pasar yang efisien adalah pasar dimana harga surat berharga saat ini memberikan estimasi terbaik tentang nilainya yang sebenarnya. Konsep tersebut menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru sebagai respons atas informasi baru yang masuk ke pasar. Meskipun proses penyesuaian harga tidak harus berjalan dengan sempurna, tetapi yang dipentingkan adalah harga yang terbentuk tersebut tidak bias. Dengan demikian, pada waktu tertentu pasar bisa overadjusted atau underadjusted ketika bereaksi dengan informasi baru sehingga harga baru yang terbentuk tersebut bisa jadi bukan merupakan harga yang mencerminkan nilai intrinsik dari sekuritas tersebut. Jadi, hal penting dari mekanisme pasar efisien adalah harga yang terbentuk tidak bias dengan estimasi harga keseimbangan. Harga keseimbangan akan terbentuk setelah investor sudah sepenuhnya menilai dampak dari informasi tersebut. Gambar 2.2 akan memberikan ilustrasi mengenai konsep pasar yang efisien
F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 50
Esensi Volume 10 No. 3/2007 Gambar 2.2 Proses penyesuaian harga saham terhadap informasi harga Pasar efisie n pasar tidak efisien
t (hari) -2
-1
0
1
2
Jika pasar efisien maka informasi tersebut akan dengan cepat tercermin pada harga saham yang baru. Tetapi jika proses penyesuaian harga pasar saham tersebut tidak berjalan dengan efisien, maka akan ada lag dalam proses tersebut dan hal ini ditunjukkan oleh garis putus-putus pada gambar diatas. Oleh karena itu, hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa lamanya waktu penyesuaian yang dibutuhkan pada proses tersebut tidak dapat diperkirakan dengan pasti sebelumnya, dan garis putus-putus dalam gambar hanya sebagai ilustrasi guna menjelaskan konsep pasar yang efisien. 2.4.2 Hipotesis Pasar Efisien Aspek penting dalam menilai efisiensi pasar adalah seberapa cepat informasi baru diserap oleh pasar yang tercermin dalam penyesuaian menuju harga keseimbangan yang baru. Pada pasar yang efisien harga akan dengan cepat terevaluasi dengan adanya informasi penting yang berkaitan dengan sekuritas tersebut, sehingga investor tidak akan bisa memanfaatkan informasi untuk mendapatkan return abnormal di pasar. Sedangkan pada pasar yang kurang efisien harga akan kurang bisa mencerminkan semua informasi yang ada, atau terdapat lag dalam proses penyesuaian harga, sehingga akan terbuka celah bagi investor untuk memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan situasi lag tersebut. bentuk pasar yang efisien dikelompokkan kedalam tiga efficient market hypothesis (EMH), yaitu: 1) Efisien dalam bentuk lemah (weak form). informasi historis tersebut (seperti harga dan volume perdagangan dimasa lalu) tidak bisa digunakan untuk memprediksi perubahan harga dimasa mendatang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. 2) Efisien dalam bentuk setengah kuat (semistrong). Dalam bentuk pasar seperti ini harga saham disamping dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan masa lalu), juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan (seperti earning, deviden, pegumuman stock split, penerbitan saham baru, dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan). Pada pasar yang efisien dalam bentuk ini, investor tidak dapat berharap mendapat return abnormal jika strategi perdagangan yang dilakukan hanya didasari oleh informasi yang telah dipublikasikan. 3) Efisien dalam bentuk kuat (strong form). Pasar efisien dalam bentuk kuat, semua informasi baik yang terpublikasi atau tidak F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 51
Esensi Volume 10 No. 3/2007 terpublikasikan, sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini. Dalam bentuk efisien kuat seperti ini tidak akan ada seorang investorpun yang bisa memperoleh return abnormal. 2.4.3 event studies Event studies merupakan metode yang digunakan untuk menguji pasar yang efisien. Penelitian event studies umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk kepasar dapat tercermin pada harga saham. Standar metodologi yang biasanya digunakan dalam event studies ini adalah: 1. mengumpulkan sample, yaitu perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan pengumuman (event). 2. menentukan hari pengumuman atau event 3. menentukan periode pengamatan. Periode pengamatan biasanya dihitung dalam hari. 4. menghitung return masing-masing sample selama periode pengamatan 5. menghitung return abnormal, yang dihitung dengan mengurangi return actual yang sebenarnya terjadi dengan return yang diharapkan. Beberapa penelitian biasanya menggunakan indeks pasar. Return abnormal (ARit) = Rit – E(Rmt) Dimana : ARit = tingkat return abnormal Rit = return sekuritas i pada waktu t E(Rmt)=return yang dihrapkan pada sekuritas i dalam periode t dengan menggunakan indeks pasar 6. menghitung rata-rata return abnormal semua sample setiap hari. 7. terkadang return abnormal harian tersebut digabungkan untuk menghitung return abnormal komulatif selama periode tertentu 8. mempelajari dan mendiskusikan hasil yang diperoleh Model market-ad-justed return menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu saham adalah return indeks harga pasar pada saat tersebut. dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi seperti pada model pasar (market model), karena return saham yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. 2.4.4 Trading Volume Activity (TVA) Secara umum likuiditas saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). TVA menggambarkan porsi saham yang diperdagangkan terhadap total jumlah saham perusahaan yang beredar pada suatu waktu tertentu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dedi Junaedi, TVA dihitung dengan rumus yang diperkenalkan oleh Foster (1986:375) sebagai berikut: TVAi,t =
saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t
Saham perusahan i yang beredar (listing) pada waktu
t
TVA digunakan untuk melihat apakah preferensi investor secara individual menilai sebuah pengumuman sebagai sinyal positif atau negative untuk membuat keputusan perdagangan saham diatas keputusan perdagangan yang normal. 2.5
Corporate Social Responsibility (CSR) F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 52
Esensi Volume 10 No. 3/2007 2.5.1 Pengertian CSR Pada tataran global, tahun 1992 diselenggarakan KTT Bumi (Earth Summit). KTT yang diadakan di Rio de Jenairo Brazil ini menegaskan konsep pembangunan keberlanjutan (sustainable development) yang didasarkan atas perlindungan lingkugan hidup, pembangunan ekonomi, dan sosial sebagai hal yang mesti dilakukan. Gaung CSR kian bergema setelah diselenggarakan World Summit on Sustainable Development (WSSD) tahun 2002 di Johannesburg Afrika Selatan. Sejak saat inilah CSR mulai berkembang. Yang menarik, sebagai sebuah konsep CSR ternyata belum memiliki definisi yang tunggal. Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), adalah keterpanggilan dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komuniti-komuniti setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. www.google.com [6] Sedangkan Yusuf Wibisono mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, social, dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Yusuf Wibisono, hal 8 [7] Terobosan besar dalam konteks CSR ini dilakukan oleh John Elkington melalui konsep “3P” (profit, people, and planet). Ia berpendapat bahwa jika perusahaan ingin sustain, maka ia perlu memperhatikan 3P, yakni bukan Cuma profit yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (peoples) dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Di Indonesia sendiri, saat ini memang belum memiliki acuan pelaksanaannya. Tak heran jika berbagi korporasi sebenarnya bingung dan beragam dalam melaksanakan CSR. Sebagian belum melaksanakan, dan sebagian lagi hanya bersifat kosmetik, namun ada pula yang memang sudah menyatukan CSR kedalam manajemen dan budaya perusahaan. 2.5.2 Prinsip-Prinsip CSR Salah satu isu yang terkait dengan CSR adalah GCG (Good Corporate Governance). Dimana perusahaan berada dalam keadaan bersaing secara ketat memperebutkan pasar demi mengejar keuntungan semaksimal mungkin, tentu mudah terjadi pelanggaran etika bisnis. Untuk itulah diperlukan tatakelola perusahaan yang baik (GCG) agar para pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk. Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi para pelaku bisnis, Yaitu Transparansi, Accountability, Responsibility, Independency, dan fairness yang bisa diakronimkan menjadi TARIF. Penjabarannya sebagai berikut: 1) Transparancy (Keterbukaan Informasi) Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya 2) Accountability (Akuntabilitas) Yang dimaksud akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. apabila prinsip ini F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 53
Esensi Volume 10 No. 3/2007 diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi. 3) Responsibility (Pertanggungjawaban) Bentuk pertanggungjawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya termasuk masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masayarakat, dan sebagainya.. 4) Independency (Kemandirian) Intinya, prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara professional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku. 5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran) Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil diantara beragam kepentingan dalam perusahaan. Mencermati prinsip GCG diatas, ada benang merah antara GCG dengan CSR. Prinsip responsibility merupakan prinsip yang mempunyai kekerabatan paling dekat dengan CSR. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep GCG. Sebagai entitas bisnis yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungannya, perusahaan memang harus bertindak sebagai good ciizen yang merupakan tuntutan dari good business ethics. 2.5.3 Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) Indonesia Sustainability Award merupakan Sebuah award yang ditujukan untuk perusahaan yang telah menerapkan Sustainability Reporting (SR) secara baik. Dengan indikator penilaian yang meliputi criteria sebagai berikut : 1. untuk kelengkapan (40%) 2. untuk Kredibilitas (35%) dan 3. untuk Komunikasi (25%) dari laporan perusahaan. Sustainability Reporting sendiri adalah laporan yang memuat kinerja ekonomi, lingkungan dan tanggung jawab sosial korporat. Sustainability Reporting merupakan hal yang baru di Indonesia, untuk itu Sustainability Reporting perlu diperkenalkan kepada masyarakat dan dikembangkan dengan terus melakukan penelitian. Penghargaan bagi perusahaan tersebut diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM). Yang bertujuan untuk melaksanakan tata kelola suatu bisnis, dimana pertanggungjawaban perusahaan difokeskan pada pada isu-isu sosial (Social), etika (Ethical), dan lingkungan (Environment) atau SEE Issues. 2.5.4 Manfaat Diadakannya ISRA Penghargaan ini akan memberikan beberapa manfaat sebagai berikut : 1. akan meningkatkan reputasi dari perusahaan dan perusahaan bisa mengkomunikasikan apa saja yang sudah dan sedang dilakukan untuk memberi nilai tambah untuk sosial dan lingkungannya. F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 54
Esensi Volume 10 No. 3/2007 2. Akan memudahkan investor untuk mengambil keputusan karena dapat melihat long term plan dari perusahaan. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode event studies, karena penelitian ini mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas. Dan penelitian ini umumnya berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin dari harga saham. Penulis mencoba melihat reaksi harga saham terhadap suatu informasi, yaitu pengumuman Idonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) tahun 2006 dengan pengujian statistik. 3.2 Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder, yang diambil dari Bursa Efek Indonesia. Data tersebut meliputi : a. Data harga saham harian selama periode penelitian dari 6 perusahaan pemenang award dan 6 perusahaan bukan pemenang award sebagai pembanding. b. Data indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode penelitian 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada peneliian ini dilakukan dengan cara: a. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan membaca bukubuku atau jurnal-jurnal yang terkait dengan penelitian, serta sumbersumber referensi lainnya yang berhubungan dengan penelitian. b. Studi Lapangan (Field Research), merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung ke Bursa Efek Indonsia (BEI) 3.4 Penentuan Sampel Penentuan sample menggunakan teknik purposive sampling, yaitu memilih 6 perusahaan yang memenangkan ISRA 2006, dan memilih 6 perusahaan lainnya yang bukan pemenang sebagai pembanding 3.5 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis secara statistic dalam penelitian ini dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: 1) H0 : b = 0, tidak ada perbedaan yang signifikan antara abnormal return saham setelah tanggal pengumuman ISRA dengan sebelum tanggal pengumuman ISRA Ha :b ≠ 0, ada perbedaan yang signifikan antara abnormal return saham setelah taggal pengumuman ISRA dengan sebelum tanggal pengumuman ISRA 2) H0 : b = 0, tidak ada perbedaan yang signifikan antara abnormal return saham perusahaan yang memenangkan ISRA dengan perusahaan bukan pemenang ISRA Ha :b ≠ 0, ada perbedaan yang signifikan antara abnormal return saham perusahaan yang memenangkan ISRA dengan perusahaan bukan pemenang ISRA 3) H0 : b = 0 , tidak ada perbedaan yang signifikan antara Trading Volume Activiy (TVA) saham setelah tanggal pengumuman ISRA dengan sebelum tanggal pengumuman ISRA. F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 55
Esensi Volume 10 No. 3/2007 Ha :b ≠ 0 , ada perbedaan yang signifikan antara Trading Volume Activiy (TVA) saham setelah taggal pengumuman ISRA dengan sebelum tanggal pengumuman ISRA 4) H0 : b = 0 , tidak ada perbedaan yang signifikan antara Trading Volume Activiy (TVA) saham perusahaan yang memenangkan ISRA dengan perusahaan bukan pemenang ISRA. Ha :b ≠ 0 , ada perbedaan yang signifikan antara Trading Volume Activiy (TVA) saham perusahaan yang memenangkan ISRA dengan perusahaan bukan pemenang ISRA. 3.6 Identifikasi veriabel Penelitian Variabel-varibel yang terdapat dalam penelitian ini adalah variable terikat (dependen variable), yaitu Abnormal Return (AR) dan Trading Volume Activity (TVA). Dan variable bebas (independent variable), yaitu pengumuman ISRA 2006. Penelitian ini akan menguji apakah dengan adanya pengumuman ISRA ini terdapat kandungan informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi. Jika suatu pengumuman mengandung suatu informasi, akan memberikan abnormal return. begitupun sebaliknya. Untuk penelitian ini penulis menggunakan perhitungan sebagai berikut : Perhitungan persentase return saham (Rit) dengan rumus : Rit = Pit - Pit-1 Pit-1 Dimana: Rit = return saham ke–i selama periode ke-t Pit-1 = harga saham perusahaan ke-i pada periode t Pit = harga saham perusahaan ke-i pada periode t-1 Untuk mengetahui Return pasar (Rmt) dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan : Rmt = IHSG t - IHSG it-1 IHSG t-1 Dimana: Rmt = Rate of return saham individu IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode t IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode t-1 Abnormal Return merupakan selisih antara return actual dengan return yang diharapkan. Maka, dapat dirumuskan sebagai berikut : ARit = Rit – E(Rmt ) Dimana: ARit = tingkat return abnormal sekuritas i pada waktu t Rit = return sekuritas i pada waktu t E(Rmt) = return yang diharapkan pada sekuritas i dalam periode t dengan menggunakan model indeks pasar. Perubahan aktivitas perdagangan saham dihitung dengan menggunakan: saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVAi,t = Saham perusahan i yang beredar (listing) pada waktu t Oleh karena variable bebas pada penelitian ini bersifat kualitatif, maka untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang ditimbulkan oleh F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 56
Esensi Volume 10 No. 3/2007 pengumuman ISRA terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity perusahaan, digunakan model regresi yang ditulis oleh Sri mulyani, hal 99 [9] dengan persamaan sebagai berikut : Ŷ=a+bD Dimana : Ŷ = variable dipenden a, b = koefisien variable D = symbol yang biasanya digunakan untuk dummy (qualitative) variable, (D=0 ; dan D=1) 3.7 Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1) Menentukan event dan mengumpulkan sample, yaitu pengumuman ISRA 2006 serta perusahaan pemenang award dan perusahaan bukan pemenang. 2) Menentukan periode pengamatan (event peiode), yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari setelah diumumkannya ISRA 2006 3) Menentukan abnormal return, dengan cara : b. menghitung persentase perubahan harga saham per hari (Rit) c. menghitung persentase perubahan harga pasar dengan IHSG (Rmt) d. menghitung selisih antara (Rit) dengan (Rmt) 4) Menghitung aktivitas volume perdagangan saham 5) Membuat perbandingan secara statistik apakah terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan antara perusahaan yang memenangkan ISRA dengan perusahaan bukan pemenang ISRA. 6) Membuat perbandingan secara statistik apakah terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan diantara kedua periode tersebut (sebelum dengan sesudah pengumuman ISRA 2006). 7) Membuat perbandingan secara statistik apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity (TVA) yang signifikan antara perusahaan yang memenangkan ISRA dengan perusahaan bukan pemenang ISRA 8) Membuat perbandingan secara statistik apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity (TVA) yang signifikan diantara kedua periode penelitian.
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Langkah awal yang dilakukan adalah memilih event yang diteliti serta periode penelitiannya. Dalam penelitian ini event yang dipilih oleh penulis ialah Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) 2006, dan penulis memilih 6 perusahaan pemenang ISRA 2006 dan 6 perusahaan bukan pemenang ISRA yang sebagai pembanding. Seperti yang terlihat pada table 4.1. Tabel 4.1 Perusahaan Pemenang Award dan Perusahaan Bukan Pemenang Award No 1 2
Pemenang ISRA 2006
No
Bukan pemenang Award
PT. Pembangunan Jaya Ancol tbk
1
PT. Perusahaan Gas Negara, tbk
PT. Telekomunikai Indonesia tbk
2
PT. Unilever Indonesia tbk
F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 57
Esensi Volume 10 No. 3/2007 3 4 5 6
PT. Aneka Tambang tbk PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam tbk
3 4
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk
PT. Semen Gresik tbk PT. Medco Energi Internasional tbk
5
PT. Indosat
6
PT.Bimantara tbk
Setelah memilih event penelitian, penulis kemudian menentukan periode penelitian, periode penelitian yang dipilih adalah 5 hari sebelum dan 5 hari setelah tanggal pengumuman ISRA 2006. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bias dari event lainnya yang mungkin terjadi. Penulis menggunakan data harga saham perhari dari perusahaan yang dijadikan objek penelitian ini. Langkah ketiga yaitu, menghitung return abnormal. Pada model makrowitz, return saham dinyatakan dalam persen. Hasil tersebut diperoleh dari perkembangan harga saham saham atau indeks saham. Dalam mencari Abnormal Return penulis harus mencari persentasi perubahan harga saham actual (Rit) saham dan return market (Rmt) saham terlebih dahulu. Return saham yang dinyatakan dalam persen diperoleh dari perkembangan indeks saham individual, yang dihitung sebagai selisih dari harga saham pada akhir dan awal periode dibagi dengan harga saham pada awal periode. Rit = Pit - Pit-1 Pit-1 Kemudian hitung nilai rata-rata dari return tersebut selama periode penelitian, dengan membagi hasil return dengan jumlah data yang ada (n). hasil yang diperoleh seperti yang tersaji pada table 4.2a ; 4.2b dan 4.2c.
Table 4.2a Rata-rata return perusahaan pemenang award periode Jumlah data rata-rata retutn -5 6 0,002 -4 6 -0,003 -3 6 0,004 -2 6 0,003 -1 6 0,022 0 6 -0,009 1 6 -0,009 2 6 0,001 3 6 -0,025 4 6 0,000 5 6 0,004 Pada tabel 4.2a menyajikan hasil rata-rata return untuk perusahaan yang memenangkan award diseputar periode tanggal pengumuman ISRA 2006. tanda (+) atau (-) pada table tersebut menunjukkan arah perubahan harga. Tanda (+) menunjukkan kenaikan harga saham, dan tanda (-) F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 58
Esensi Volume 10 No. 3/2007 menunjukkan penurunan. Ukuran saham yang digunakan adalah harga saham pada akhir periode perdagangan saham harian (closing price). Dari tabel diatas tampak bahwa rata-rata return pada hari pengumuman (hari ke-0) lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata return saham sebelum hari pengumuman (-5 sampai -1). Di hari ke-0 rata-rata return justru terjadi penurunan. Dan rata-rata return terendah terjadi pada hari +3 sebesar -0.025 (-0.25%). Dan pada hari ke+4 tidak ada reaksi yang ditimbulkan dipasar, karena rata-rata return = 0. Untuk selanjutnya, rata-rata return yang terjadi pada perusahaan bukan pemenang award selama periode penelitian akan terlihat pada table 4.2b berikut ini: Tabel 4.2b Rata-rata return perusahaan bukan pemenang award Periode N rata-rata return (Rit) -5 6 0,004 -4 6 0,011 -3 6 -0,002 -2 6 0,003 -1 6 0,024 0 6 0,011 1 6 -0,001 2 6 0,004 3 6 -0,007 4 6 0,012 5 6 0,009 Tabel 4.2b menunjukkan bahwa rata-rata return pada hari pengumuman (hari ke-0) lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata return saham sebelum hari pengumuman (-5 sampai -1). Pada periode -5 sampai -1 rata-rata return menurun di hari -3 sebesar -0.002 (-0.2%). Dan rata-rata return mencapai angka tertinggi pada satu hari sebelum pengumuman (hari 1) sebesar 0.024 (2.4%). Akan tetapi pada hari pengumuman rata-rata return lebih rendah dari sebelumnya 0.011 (1.1%). Nilai tersebut masih lebih rendah dibandingkan periode setelah pengumuman yang lebih tinggi, yaitu 0.012 (1.2%) pada hari +4. Rata-rata-rata return terendah terjadi pada hari ke +3 sebesar -0.007 (0.7%). Langkah keempat adalah, memperkirakan return market (expected return) sample selama periode uji. Nilai ini dapat diperoleh dengan menghitung persentase perubahan harga Return Market (Rmt) dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Return market dihitung dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang merupakan selisih harga IHSG pada awal dan akhir periode dibagi dengan IHSG pada awal periode. Rmt = IHSG t - IHSG it-1 IHSG t-1 Kemudian hitung nilai rata-rata dari return market tersebut selama periode penelitian, dengan membagi hasil return dengan jumlah data yang ada (n). hasilnya yang diperoleh seperti yang terlihat pada table 4.3 berikut:
F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 59
Esensi Volume 10 No. 3/2007 Table 4.3 Rata-rata Return market (Rmt) Periode Return Market (Rmt) -5 -0,001 -4 0,002 -3 0,007 -2 -0,002 -1 0,014 0 -0,001 1 0,008 2 0,007 3 -0,022 4 0,013 5 0,003 Pada table 4.3 rata-rata return market (expected return) pada periode diseputar pengumuman (-5 sampai -1) sangat fluktuatif. Satu hari menjelang pengumuman (hari -1) terjadi peningkatan rata-rata return market sebesar 0.014 (1.4%). Namun, rata-rata return market pada hari -0 justru menjadi lebih rendah -0.001 (-0.1%) dibandingkan dengan hari sebelumnya. Dan rata-rata return market pada periode setelah pengumuman (+1 sampai +5) masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata return market pada hari ke-0. meskipun pada hari -0 lebih tinggi dibandingkan dengan hari +3 yang menjadi nilai rata-rata return market terendah sebesar -0.022 (2.2%). Selanjutnya, kini penulis dapat menghitung Abnormal Return dengan perhitungan sebagai berikut: Abnormal Return (ARit) = Rit – E(Rmt). Nilai rata-rata dari Abnormal Return tersebut selama periode penelitian diperoleh dengan membagi hasil Abnormal Return dengan jumlah data yang ada (n). Nilai ini tersaji dalam table 4.4 berikut ini: Tabel 4.4a Rata-rata Abnormal Return perusahaan pemenang award Periode N rata-rata Abnormal Return -5 6 0,003 6 -4 -0.005 6 -3 -0.003 6 -2 0.004 6 -1 0,008 6 0 -0,009 6 1 -0,017 6 2 -0,005 6 3 -0,003 6 4 -0,013 6 5 0,001 Table 4.4 menyajikan hasil Abnormal Return saham untuk 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman. Abnormal Return saham yang F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 60
Esensi Volume 10 No. 3/2007 dihitung sebagai selisih antara actual return saham individual dengan return pasar (return market). Dan table diatas menjelaskan bahwa investor tidak begitu baik dalam merespon akan adanya pengumuman ISRA 2006. hal ini dapat terlihat dari Abnormal Return yang didominasi oleh angka negative (penurunan) pada periode setelah hari pengumuman (+1 sampai +5). Pada hari pengumuman (hari -0), rata-rata Abnormal Return lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya (hari ke -1). Seperti yang teradi pada hari -1 rata-rata return 0.008 (0.8%), rata-rata ini lebih tinggi dibandingkan pada hari -0. Namun, rata-rata Abnormal Return pada hari -0 masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode setelah pengumuman (hari +1 sampai +5). Rata-rata Abnormal Return terendah terjadi pada saat satu hari setelah pengumuman (hari +1) sebesar -0.017 (-0.17%). Tabel 4.4b Rata-rata Abnormal Return perusahaan pemenang Award Periode N rata-rata Abnormal Rreturn -5 6 0,004 6 -4 0.009 6 -3 -0.009 6 -2 0.005 6 -1 0,010 6 0 0,011 6 1 -0,009 6 2 -0,003 6 3 0,015 6 4 -0,001 6 5 0,006 Pada hari pengumuman (hari -0), rata-rata Abnormal Return lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya (hari ke -1). Seperti yang teradi pada hari-1 rata-rata return 0.011 (1.1%), rata-rata ini lebih tinggi dibandingkan pada hari -0. Namun, rata-rata Abnormal Return pada hari -0 masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode setelah pengumuman (hari +1 sampai +5). Rata-rata Abnormal Return terendah terjadi pada saat satu hari setelah pengumuman (hari +1) sebesar -0.009 (-0.9%). Langkah kelima yang dilakukan penulis adalah, mengukur aktivitas perdagangan saham dalam periode penelitian. TVA dihitung dengan rumus yang diperkenalkan oleh Foster (1986:375) sebagai berikut: TVAi,t =
saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t
Saham perusahan i yang beredar (listing) pada waktu
t
nilai rata-rata dari return market tersebut selama periode penelitian, dengan membagi hasil return dengan jumlah data yang ada (n). hasilnya yang diperoleh seperti yang terlihat dalam table 4.5a dan 4.5b berikut ini:
F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 61
Esensi Volume 10 No. 3/2007 Tabel 4.5a Rata-rata Trading Volume Activity (TVA) perusahaan pemenang award Periode N rata-rata TVA -5 6 0,002 6 -4 0,002 6 -3 0,001 6 -2 0,001 6 -1 0,005 6 0 0,001 6 1 0,003 6 2 0,002 6 3 0,002 6 4 0,001 6 5 0,002 Table 45a menyajikan data bahwa rata-rata TVA pada hari ke-0 lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pada TVA pada hari sebelumnya (hari -1) dan satu hari sesudahnya (hari +1). Pada hari ke -0 rata-rata tva mencapai 0.005 (0.5%). Sedangkan pada hari ke-0 rata-rata TVA justru turun hingga 0.001 (0.1%). Dan pada hari +1 kembali naik 0.003 (0.3%). Tabel 4.5b Rata-rata Trading Volume Activity (TVA) perusahaan bukan pemenang award Periode N rata-rata TVA -5 12 0,003 -4 12 0,002 -3 12 0,002 -2 12 0,003 -1 12 0,003 0 12 0,002 1 12 0,002 2 12 0,002 3 12 0,002 4 12 0,001 5 12 0,001 132 Dari hasil perhitungan TVA yang tertera pada table diatas, rata-rata TVA setelah periode setelah tanggal pengumuman justru lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum tanggal pengumuman ISRA. Langkah selanjutnya dalam penelitian ini yaitu membuat perbandingan secara statistik. Hasil pengujian statistik yang dilakukan oleh penulis berdasarkan data yang telah dikumpulkan adalah, bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan yang ditimbulkan oleh adanya pengumuman ISRA terhadap saham, yang dalam hal ini diukur dari Abnormal Return ataupun Trading Volume Acivity perusahaan. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, informasi yang berupa pengumuman ISRA tidak dapat memberikan Abnormal Return yang signifikan bagi para investor. Hal tersebut dapat dilihat pada table berikut: F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 62
Esensi Volume 10 No. 3/2007
Analisis Regresi pertama : Variabel dependen adalah Abnormal Return ( Y ) dan variable independen adalah klasifikasi perusahaan sebagai dummy variable (D1), dimana D1=1:Perusahaan yang menerima penghargaan dan D1= 0:Perusahaan yang tidak menerima penghargaan.
Model Summary Model 1
R R Square .195a .038
Adjusted R Square .030
Std. Error of the Estimate .020011
a. Predictors: (Constant), Dummy Prs Keterangan: Koefisien korelasi: R = 0,195 dan koefisien determinasi R2 = 0,038: Dari hasil ini berarti tidak terdapat hubungan yang kuat antara Y dan D1.
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Dummy Prs
Unstandardized Coefficients B Std. Error .004 .002 -.008 .003
Standardized Coefficients Beta -.195
t 1.458 -2.262
a. Dependent Variable: Abn Return Keterangan: Persamaan regresi adalah Y = -0,004 - 0,008D1 dengan statistik t=-2.262 dan tingkat signifikan Sig=0,147 Dari hasil diatas kita menerima H0: b=0 . Dengan demikian kita menolak H1:b≠ 0. Ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara Y dengan D1 pada tingkat keyakinan =5%.
Analisis Regresi ke 2: Variabel dependen adalah Abnormal Return ( Y ) dan variabel independen adalah dummy periode (D2), dimana D2=0:Periode sebelum pengumuman penghargaanD2=1:Periode stelah pengumuman penghargaan.
Model Summary Model 1
R R Square .100a .010
Adjusted R Square .002
Std. Error of the Estimate .020299
a. Predictors: (Constant), Dummy Priod Keterangan: Koefisien korelasi: R = 0,100 dan koefisien determinasi R2 = 0,010: Dari hasil ini berarti tidak terdapat hubungan yang kuat antara Y dan
F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 63
Sig. .147 .025
Esensi Volume 10 No. 3/2007 D2. Coefficientsa
Model 1
(Constant) Dummy Priod
Unstandardized Coefficients B Std. Error .002 .003 -.004 .004
Standardized Coefficients Beta -.100
t .712 -1.145
Sig. .478 .254
a. Dependent Variable: Abn Return
Keterangan: Persamaan regresi adalah Y = -0,002 - 0,004D2 dengan statistik t = -1.145 dan tingkat signifikan Sig=0,254 Dari hasil diatas kita menerima H0: b=0 . Dengan demikian kita menolak H1:b≠ 0. Ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang yang signifikan secara statistik antara Y dengan D2 pada tingkat keyakinan =5%.
Analisis Regresi ke 3 : Variabel dependen adalah trading volume activity ( Y ) dan variable independen adalah klasifikasi perusahaan sebagai dummy variable (D1), dimana D1=1:Perusahaan yang menerima penghargaan dan D1= 0:Perusahaan yang tidak menerima penghargaan.
Model Summary Model 1
R R Square .031a .001
Adjusted R Square -.007
Std. Error of the Estimate .002209
a. Predictors: (Constant), Dummy Prs Keterangan: Koefisien korelasi: R = 0,031dan koefisien determinasi R2 = 0,001: Dari hasil ini berarti tidak terdapat hubungan yang kuat antara Y dan D1.
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Dummy Prs
Unstandardized Coefficients B Std. Error .002 .000 .000 .000
Standardized Coefficients Beta -.031
t 7.523 -.355
a. Dependent Variable: trad vol act Keterangan: Persamaan regresi adalah Y = 0,002 - 0,000D1 dengan statistik t=-3.355 dan tingkat signifikan Sig=0,723 Dari hasil diatas kita menerima H0: b=0 . Dengan demikian kita menolak H1:b≠ 0. Ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara Y dengan D1 pada tingkat keyakinan =5%.
Analisis Regresi ke 4: Variabel dependen adalah trading volume activity ( Y ) dan variabel independen adalah dummy periode (D2), F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 64
Sig. .000 .723
Esensi Volume 10 No. 3/2007 dimana D2=0:Periode sebelum pengumuman penghargaanD2=1:Periode setelah pengumuman penghargaan.
Model Summary Model 1
R .114a
R Square .013
Adjusted R Square .005
Std. Error of the Estimate .002196
a. Predictors: (Constant), Dummy Priod
Keterangan: Koefisien korelasi: R = 0,114 dan koefisien determinasi R2 = 0,013: Dari hasil ini berarti tidak terdapat hubungan yang kuat antara Y dan D2. Coefficientsa
Model 1
(Constant) Dummy Priod
Unstandardized Coefficients B Std. Error .002 .000 -.001 .000
Standardized Coefficients Beta -.114
t 7.937 -1.303
a. Dependent Variable: trad vol act
Keterangan: Persamaan regresi adalah Y = 0,002 - 0,001D2 dengan statistik t = -1.303 dan tingkat signifikan Sig=0,195 Dari hasil diatas kita menerima H0: b=0 . Dengan demikian kita menolak H1:b≠ 0. Ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang yang signifikan secara statistik antara Y dengan D2 pada tingkat keyakinan =5%. 4.2 Telaah penelitian terdahulu Penelitian tentang Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) masih terbilang sulit untuk dijumpai dalam jurnal-jurnal atau literature investasi dan keuangan lainnya. Hal ini dikarenakan ISRA itu sendiri baru dimulai pada tahun 2005 yang lalu. Basuki Rakhmat Saputro melakukan penelitian untuk menguji respon investor terhadap pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) 2005. penelitian ini menggunakan tes Mann Whitney dalam menguji hipotesisnya. 4 (empat) perusahaan pemenang ISRA 2005 menjadi objek penelitian ini, serta 4 perusahaan lain yang digunakan sebagai pembanding. Hasil penelitian yang dilakukan Basuki Rakhmat menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan AR (Abnormal Return) dan TVA (Trading Volume Activity) baik sebelum pengumuman ISRA 2006 maupun sesudah pengumuman ISRA 2006. Dengan demikian, dalam penelitiannya ia menyimpulkan bahwa para investor tidak merespon akan adanya ISRA (2005). 4.3 Beberapa penelitian lainnya Penulis mencoba untuk mencari fakor lain yang mungkin saja juga dapat mempengaruhi abnormal return. Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan rasio keuangan yang banyak digunakan para investor sebagai F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 65
Sig. .000 .195
Esensi Volume 10 No. 3/2007 pertimbangan mereka untuk berinvestasi. Rasio yang penulis gunakan adalah Return On Invesment (ROI) dan Return On Equity (ROE). Dari hasil yang dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik, ternyata ROI dan ROE ini pun tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap Abnormal Return. Beberapa peneliti lain juga mengadakan penelitian tentang faktor lainnya yang dapat mempengaruhi harga dan volume saham dengan menggunakan ukuran (Abnormal Return dan Trading Volume Activity). Seperti yang dilakukan oleh Wang Sutrisno (2000). Dalam penelitiannya ia mencari pengaruh pengumuman stock split terhadap AR dan TVA perusahaan yang melakukan stock split. Dan hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa Secara keseluruhan, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stock split dapat mempengaruhi harga, dan volume perdagangan. Kemudian peneliti lain, yaitu Sandi Herigita (2005) juga mengamati harga saham ketika terjadi peristiwa non-ekonomi, yaitu ketika terjadi ledakan bom dikawasan kuningan Jakarta tahun 2004 lalu. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa terjadi Abnormal Return yang signifikan pada hari (-6), (-2), (+2), dan (+8), akan tetapi variabilitas return saham dan aktivias volume perdagangan menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Artinya, tidak terdapat perbedaan secara statistik pada ketiga variable tersebut. jadi dapat dikatakan bahwa peristiwa bom kuningan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga dan kegiatan di pasar modal Indonesia. 4.4 Perkiraan Penelitian Yang Akan Datang Dari hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya respon investor terhadap pengumuman ISRA 2005 dan ISRA 2006, hal ini mungkin dikarenakan ISRA itu sendiri masih merupakan suatu hal yang baru. Dan CSR yang menjadi objek penilaiannyapun masih belum dianggap sama pentingnya dengan laporan keuangan ataupun informasi lainnya yang dapat digunakan investor sebagai bahan pertimbangan mereka untuk berinvestasi. Pada peneltian yang akan dating, Mungkin 5 atau 10 tahun kedepan diharapkan ISRA ataupun CSR sudah menjadi suatu kewajiban dikalangan pasar modal. Dan menjadi satu hal yang patut untuk dipertimbangkan. Dan Informasi tentang ISRA yang akan diadakan dimasa yang akan datang akan dapat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi, sehingga hal tersebut akan dapat mempengaruhi harga saham yang signifikan bagi para pemenangnya yang peduli akan lingkungan. 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan dan telah diuraikan diatas, maka kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian kali ini adalah: 1. Rata-rata Abnormal Rreturn yang terjadi pada periode sebelum tanggal pengumuman lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Abnormal Return pada periode setelah tanggal pengumuman Indonesia Sustainabilty Reporting Award (ISRA) 2006. 2. Tidak adanya perbedaan rata-rata TVA sebelum periode pengumuman dengan rata-rata tva setelah pengumuman ISRA 2006. 3. Tidak adanya pengaruh yang nyata (signifikan) yang ditimbulkan oleh pengumuman (event) ISRA terhadap Abnormal Return (AR) dan Trading F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 66
Esensi Volume 10 No. 3/2007 Volume Activity (TVA) antara perusahaan yang mendapatkan award dengan perusahaan yang tidak mendapatkan award, maupun terhadap periode sebelum dengan sesudah tanggal pengumuman ISRA 2006. hal ini dimungkinkan adanya faktor mikro (seperti annual report) atau pengumuman lainnya (stock spilt, right issue, dll...), dan factor makro lainnya (situasi politik, inflasi, suku bunga, dll…) dipasar modal yang lebih berpengaruh terhadap harga (Abnormal Return) dan volume saham (Trading Volume Activity) 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka masukan atau saran yang mungkin bisa penulis sampaikan antara lain: 1. Perlunya kesadaran bersama dari berbagai pihak untuk memperdulikan lingkungan alam. Sehingga para pengusaha ataupun investor tidak hanya mencari keuntungan semata, dan kehadiran CSR dan ISRA dapat disambut baik oleh semua pihak 2. Sebaiknya investor lebih memperdalam pengetahuannya tentang CSR, sehingga investor dapat lebih memahami arti pentingnya penerapan CSR. Dan investor dapat lebih peduli terhadap lingkungan juga. Karena dengan berinvestasi pada perusahaan yang peduli akan lingkungan, berarti secara tidak langsung investor juga telah ikut peduli terhadap lingkungan. 3. Bagi peneliti yang akan datang, khususnya yang berbasis event studies mungkin sebaiknya dapat lebih selektif lagi dalam pemilihan event. Karena tidak semua event mengandung muatan informasi (information content)
DAFTAR PUSTAKA
1. 2.
Pratomo, Eko priyo, 2001. “Reksadana”, PT.Gramedia Pustaka Utama. Ahmad, Kamaruddin, 2003. “Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio”, PT. Rineka Cipta 3. Tandelilin, Eduardus, 2001. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, Edisi pertama, BPFE-Yogyakarta. 4. Sartono, R. Agus, 1994. “Manajemen Kuangan”, edisi 3, BPFE-Yogyakarta, 5. Weston, J. Fred & Thomas E. Copeland, 1995. “Manajemen Keuangan” Jilid 1, Bina Rupa Aksara. 6. www.google.com, “Pengertian Corporate Social Responsibility” 7. Wibisono, Yusuf, 2007 “Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility)”, Fascho publishing 8. Kuncoro, Mudrajat, 2003. “Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi”, Erlangga. 9. Mulyono, Sri. 1999. “Peramalan Bisnis dan Ekonometrika” Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta. 10. Budiarto, Arif. 1999. “Pengaruh Pengumuman Rght Issue Terhadap Tingkat Keuntungan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta Periode 1994-1996”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 2.no. 1 hal: 100-101.
F. Agung Himawan”Analisis Pengaruh Pengumuman ................” 67