HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN PERILAKU PELAKSANAAN IMUNISASI DASAR PADA BALITA DI KAMPUNG CANTILAN KELURAHAN KAGUNGAN KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG TAHUN 2013 DWI AGUNG RIYANTO*
ABSTRAK Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau balita sehingga terhindar dari penyakit-penyakit infeksi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap Ibu tentang imunisasi dasar dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan Kecamatan Kasemen Kota Serang. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian yaitu ibu-ibu yang mempunyai balita yang berada di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan Kecamatan Kasemen sebanyak 324 orang dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 76 responden.Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Distribusi frekwensi tingkat pengetahuan responden diperoleh sebesar 46,1% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, dan pengetahuan cukup 36,8 %, dan pengetahuan kurang 17,1 %. Distribusi frekwensi sikap responden tentang perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita diperoleh sebesar 30,3 % memiliki sikap negatif dan 69,7% responden memiliki sikap positif. Hasil uji statistik tingkat pengetahuan diperoleh nilai P = 0,00, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita. Sedangkan pada hasil uji statistik sikap ibu diperoleh p = 0,00, dan nilai OR = 20,25. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu tentang imunisasi dasar dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita.Diperlukan langkah tindak lanjut hasil penelitian ini seperti upaya pembinaan kesehatan melalui upaya promosi kesehatan terhadap kader kesehatan secara lebih intensif dan pemberian insentif rutin setiap bulan. Kata Kunci :
Imunisasi dasar, Pengetahuan dan Sikap, Perilaku,Balita
ABSTRACT The immunization is prevention effort to children for increases immune system of the body to avoid contamination and spread infection disease. The purpose research is to know have a relation between a knowledge level and mother’s attitude about basic immunization with behaviour immunization programme to children in Terumbu Village Kasemen District Serang City. The research type is cross sectional method. The research population are all of women have a children in Terumbu Village Kasemen District amount 324 peoples and sample for this research are 76 respondent. Sampling technique for this research is purposive sampling The procentation value of frequency distribution for knowledge level are 46,1 % (Good), 36,8 % (Moderate), and 17,1 % (Low). The procentation value of frequency distribution for mother’s attitude are 30,3 % (Negative) dan 69,7 % (Possitive). The result of statistic test are a knowledge level and mother’s attitude have P value 0,00, and OR value = 20,25.. The research conclusion is a knowledge level and mother’s attitude have significant relation to behaviour immunization programme to children in Terumbu Village. The government can improve role of social worker in health and give more reward with their jobs with good incentive for each month. Keywords:Imunization, Knowledge and attitude, Behaviour, Children,
1|P a g e
PENDAHULUAN Imunisasi merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan anak . Data menunjukkan bahwa setiap tahunnya pada beberapa Negara terdapat 1,5 juta kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi. Di Indonesia 153.681 bayi mati setiap tahun. Itu berarti setiap harinya ada 421 orang bayi yang mati sama dengan 2 orang bayi mati setiap menit, hal ini salah satunya disebabkan cakupan imunisasi yang kurang lengkap bahkan ada yang sama sekali tidak diimunisasi (Amiruddin, 2007). Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak, 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan. 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Dan dari setiap 200.000 anak, 1 akan menderita penyakit polio (Amiruddin, 2007).Program imunisasi telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956 dan hasil yang dicapai yaitu penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu ; tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus, serta hepatitis B (Depkes RI, 2006). Sesuai dengan program pemerintah, anak-anak wajib mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit.Imunisasi yang diwajibkan meliputi BCG, polio, hepatitis B, DPT, dan campak (Ranuh, 2008). Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit berbahaya dan akan mencegah penularan ke orang lain yang ada disekitarnya (Soedjatmiko, 2009). Imunisasi dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur, maka imunisasi dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95% dan imunisasi dasar yang tidak lengkap, maksimal hanya dapat memberikan perlindungan 25-40% (Tawi, 2008).Anak yang tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut.Bila kuman berbahaya yang masuk cukup banyak maka tubuhnya tidak mampu melawan kuman tersebut
sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal (Soedjatmiko, 2009).Pelaksanaan program imunisasi, tingkat keberhasilannya dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor pelayanan kesehatan, masyarakat umum dan faktor ibu sendiri yang menyangkut tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan mengenai imunisasi, dan jumlah anak yang dimiliki.Faktor ibu lebih dominan dibandingkan dengan faktor pelayanan kesehatan dan masyarakat umum karena ibu yang lebih dekat dengan anak. Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2005), mencoba menganalisa perilaku manusia dari kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes). Faktor perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yaitu faktor-faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai-nalai), faktorfaktor pendukung (lingkungan, fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau saranasarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan dan sebagainya), dan faktor-faktor pendorong (sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok dari masyarakat).Seorang ibu yang tidak mau mengimunisasikan bayinya di posyandu dapat disebabkan karena ibu tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi bayinya serta reaksi samping yang ditimbulkan dari imunisasi tersebut (faktor predisposisi) atau karena rumahnya jauh dengan posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan bayinya (faktor pendukung). METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode CrossSectional, yaitu jenis penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja pada saat pemeriksaan, hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel.Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar dan varibel terikat (Dependent) dalam penelitian ini perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan Kota Serang dengan waktu penelitian
2|P a g e
pada bulan Januari 2014.Variabel independent dan dependent dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap Ibu tentang imunisasi dasar dan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita. Populasi penelitian yaitu semua ibu yang mempunyai anak balita (Usia < 5 tahun) yang tinggal di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan yaitu sebanyak 324 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 76 balita. HASIL PENELITIAN Hasil analisa univariat pada penelitian ini diperoleh gambaran distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap responden serta distribusi frekuensi variabel terikat yaitu perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran pengetahuan responden tentang imunisasi dasar di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan dijelaskan pada tabel sebagai berikut : No 1. 2. 3.
Pengetahuan responden Kurang Cukup Baik Total
Jumlah 13 28 35 76
Persentase (%) 17,1 36,8 46,1 100.0
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa masih adanya responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang imunisasi dasar pada balita sebanyak 13 responden (17,1%), dan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28 responden (36,8%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh gambaran sikap responden tentang imunisasi dasar pada balita di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan Kota Serang yang disajikan pada tabel berikut : NO 1 2
Sikap Responden Negatif Positif Total
Jumlah 23 53 76
Persentase (%) 30.3 69.7 100.0
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa masih adanya responden yang memiliki sikap negatif tentang imunisasi dasar pada balita dengan jumlah 23 responden (30.3 %).Hasil penelitian diperoleh gambaran perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita yang sebagian adanya perubahan perilaku dan sebagian lagi masih belum adanya
perubahan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : No
1 2
Perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita Tidak Ya Total
Jumlah
Persentase (%)
26 50 76
34.2 65.8 100.0
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita sebanyak 26 responden (34,2%) masih belum adanya kesadaran untuk melakukan imunisasi pada balita secara lengkap, sedangkan sebanyak 50 responden (65,8 %) sudah mulai melaksanakan program imunisasi dasar pada balita dengan membawa balita ke posyandu untuk diberikan imunisasi. Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara variabel independen yaitu pengetahuan dan sikap ibu dan variabel dependen yaitu perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan Kota Serang. Hasil uji statistik hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balitadapat dilihat pada tabel berikut ini : Pengetahuan responden
Kurang Cukup baik Jumlah
Perilaku pelaksanaan imunisasi pada balita Tidak Ya N % N % 8 10,5 5 6,6 14 18,4 14 18,4 4 5,3 31 40,8 26 34,2 50 65,8
Total
n 13 28 35 76
% 17,1 36,8 46,1 100
P Value
0.00
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita, diperoleh data bahwa sebanyak 5 (6,6 %) ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dengan perilaku melaksanaan imunisasi dasar pada balita. Kelompok ibu dengan tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 14(18,4 %), dan kelompok ibu dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 (40,8 %). Hasil uji statistik untuk tingkat pengetahuan dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita memiliki hubungan yang bermakna (p 3|P a g e
<0,05). Hasil uji statistik Hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sikap ibu
Perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita Tidak
Negatif
Positif Jumlah
n 18
8 26
% 23,7
10,5 34,2
Total
OR
Ya n 5
45 53
% 6,6
59,2 65.8
n 23
53 76
% 30,3
69,7 100. 0
20,25 5,8470,25
Berdasarkan tabel menunjukan bahwa kelompok ibu yang bersikap negatif dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita memiliki proporsi sebesar 6,6 % dan sikap positif ibu dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita dengan proporsi sebesar 59,2 %. Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0.000, maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita antara sikap ibu yang negatif dan positif (ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku pelaksanaan imunisasi pada balita). Dari hasil analisis nilai OR =20,25 yang berarti bahwa ibu yang bersikap negatif memiliki peluang sebesar 20 kali untuk berperilaku dalam melaksanakan imunisasi dasar pada balita. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.00, menunjukan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pelaksanaan imunisasi pada balita. Tingkat pengetahuan dapat diperoleh berdasarkan tingkat pendidikan formal baik formal maupun informal, pengalaman hidup maupun informasi yang didapat dari media massa. Pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar pada balita berkaitan erat dengan bagaimana ibu memahami arti dan manfaat dari pemberian imunisasi dasar pada balita yang didapat di pelayanan kesehatan seperti posyandu maupun puskesmas. Selain itu adanya pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi dasar pada balita dan akibat
yang ditimbulkan apabila ibu tidak memberikan anaknya imunisasi dasar yang lengkap terhadap penyakit-penyakit seperti TBC, polio, campak, dan DPT. Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai pemberian imunisasi dasar yang lengkap pada balita disebabkan karena latar belakang pendidikan ibu baik secara formal P maupun informal. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini dimana masih adanya responden yang Value memiliki tingkat pengetahuan yang kurang terhadap perilaku untuk memberikan imunisasi dasar yang lengkap pada balitanya yaitu sebesar (25 %), ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik lebih cenderung memiliki perilaku untuk memberikan imunisasi dasar yang lengkap pada balitanya sebesar 40,8 %. Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan merupakan salah satu 0.000 faktor yang berpengaruh terhadap sikap, persepsi dan juga tingkat kepercayaan untuk lebih memotivasi seseorang untuk bertindak.Pengetahuan juga dapat memudahkan atau mengimbangi seseorang maupun sekelompok orang untuk berubah dan pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pengalaman dan belajar. Oleh karena itu ketika seseorang akan melakukan suatu tindakan maka seseorang harus memiliki pengetahuan yang cukup maupun baik untuk mampu menentukan tindakan apa yang akan dilakukan. Oleh karena itu keinginan ibu untuk melengkapi status kelengkapan imunisasi dasar pada balitanya tidak terlepas dari pengetahuan yang dimiliki ibu tersebut memahami pentingnya imunisasi dasar sehingga diharapkan dari tingkat pengetahuan ibu tersebut akan muncul sikap dan perilaku untuk lebih memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia dalam mendapatkan pelayanan imunisasi. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang disebabkan oleh tingkat pendidikan ibu yang rendah dan juga kurangnya pemahaman informasi tentang imunisasi dasar pada balita.Hal tersebut terlihat dari hasil pengisian kuesioner dimana responden masih banyak yang menjawab kurang sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner tersebut dan itu berarti bahwa ibu-ibu tersebut tidak tahu dan tidak mengerti tentang pentingnya imunisasi dasar pada balita terutama ibu-ibu yang berada di Kampung Cantilan Kelurahan Kota Serang.Dengan demikian pengetahuan ibu dapat mempengaruhi perilaku dalam pemberian imunisasi dasar pada balitanya dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Berdasarkan data dari Dinas
4|P a g e
Kesehatan Kota Serang Tahun 2013, dapat dilihat bahwa pencapaian target pemberian imunisasi pada balita yang berada di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan mencapai rata-rata 67,8 % dari total keseluruhan jumlah balita yang ada diwilayah tersebut yaitu sekitar 124 balita. Angka kunjungan ibu-ibu yang mempunyai balita di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan mencapai 65,8 % lebih rendah dari angka kunjungan desa lain yang ada disekitarnya. Data tersebut menunjukkan masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan responden dalam memahami pentingnya imunisasi dasar pada balita sebagai upaya preventif dan promotif dalam meningkatkan status kesehatan balita.Hasil penelitian ini didapatkan data bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang kurang menunjukkan masih rendahnya perilaku untuk melaksanakan imunisasi dasar pada balita untuk mengunjungi posyandu ataupun puskesmas.Menurut Notoatmodjo (2005) perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon individu terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.Perilaku itu salah satunya menyangkut respon terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tersedia untuk mendapat pelayanan imunissi.Oleh karena itu ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang berakibat pada perilakunya dalam melaksanakan pemberian imunisasi dasar pada balitanya sehingga kecenderungan mengalami resiko tinggi terhadap masalah kesehatan yang terjadi pada balita yang ada di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan Kota Serang Provinsi Banten. Berdasarkan hasil uji statistik didapat nilai p=0.00, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara sikap ibu yang memiliki balita dengan perilaku melaksanakan imunisasi dasar pada balita. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa responden yang memiliki perilaku melaksanakan imunisasi dasar pada balita memiliki sikap yang negatif dengan proporsi sebesar 6,6 % dan sikap positif ibu dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita dengan proporsi sebesar 59,2 %. Adapun dari hasil analisis nilai OR =20.25 yang ini berarti bahwa ibu yang bersikap positif memiliki peluang dua puluh kali untuk berperilaku dalam melaksanakan imunisasi dasar pada balita. Sikap individu dapat dibentuk maupun dipelajari yang diperoleh dari informasi dan pengalamam dalam kaitannya dengan situasi, kondisi, dan objek tersebut. Sikap merupakan
respon yang evaluatif yang dapat berupa respon negatif dan respon positif, hal ini berarti bahwa sikap individu dapat diukur lewat referensi atau rasa suka ataupun tidak suka, setuju ataupun tidak setuju dan sebagainya terhadap suatu objek tersebut. Ibu-ibu yang berada di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan memiliki sifat negatif terhadap pelayanan kesehatan baik posyandu maupun puskesmas dalam upaya mendapatkan pelayanan imunisasi dasar pada balita yang lengkap. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya tingkat pengetahuan dan pendidikan sehingga informasi yang didapat masih kurang untuk dipahami dan dilakukan dengan perilaku yang diharapkan supaya membawa anakanaknya ke tempat pelayanan imunisasi yang terdekat.Pernyataan ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Notoatmodjo (2005), bahwa terbentuknya sesuatu perilaku baru terutama pada orang dewasa, dimulai pada domain kognitif atau pengetahuan, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus berupa materi atau objek diluarnya. Hal demikian dapat menimbulkan suatu bentuk respon yang baru dalam sikap terhadap objek yang diketahuinya yang kemudian akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan. Ibu yang memiliki sikap negatif. Sedangkan beberapa ibu yang memiliki sikap yang positif kemungkinan adanya faktor lain selain tingkat pendidikan dan pengetahuan seperti misalnya karena ibu yang membawa anaknya ke posyandu karena melihat tetangga datang ke posyandu sehingga bisa ikutan kumpul-kumpul, atau karena diajak oleh tetangga dan juga karena mendengar ada pengumuman diadakannya posyandu atau kegiatan kesehatan yang lainnya sehingga Disamping itu juga ibu yang memiliki sikap negatif terhadap pelayanan imunisasi dasar pada balita disebabkan karena faktor budaya dan juga salahnya infomrasi yang didapat tentang pemberian imunisasi pada balita dapat menimbulkan anak menjadi sakit bahkan adanya meninggal setelah diberikan imunisasi. Menurut Sunaryo (2004) bahwa komponen kognitif atau pengetahuan disebut juga komponen perseptual, yang berisi kepercayaan individu. Kepercayaan tersebut berhubungan dengan hal-hal bagaimana individu mempersepsikan terhadap objek sikap, dengan apa yang dilihat dan diketahui (pengetahuan), pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional dan informasi dari orang lain. Selain itu, sikap tidak
5|P a g e
dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya.Manusia sebagai makhluk social dalam pembentukan sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain (eksternal).Di samping itu, manusia juga sebagai makhluk individual yang secara internal dapat mempengaruhi dalam pembentukan sikap. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dan data yang menunjukkan bahwa hasil uji statistik menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan dengan nilai p=0.00. Adapun hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara sikap ibu dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada balita di Kampung Cantilan Kelurahan Kagungan dengan nilai p= 0.00, dengan nilai OR =20,25. Saran dari penelitian ini upaya pembinaan kesehatan melalui upaya promosi kesehatan terhadap kader kesehatan secara lebih intensif dan juga perlunya bentuk apresiasi dari pihak Dinas Kesehatan Kota Serang kepada kader kesehatan dengan pemberian insentif rutin setiap bulan dengan konsekwensi adanya peningkatan kinerja dari para kader kesehatan dalam memotivasi para ibu agar mau membawa anak balitanya ke posyandu atau pelayanan kesehatan terdekat untuk melaksanakan pemberian imunisasi dasar.
DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kota Serang.2013.Profil Dinas Kesehatan Kota Serang. Depkes RI. 2006. Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas. Direktorat Jenderal PP & PL dan Pusdiklat SDM Kesehatan. Notoatmodjo, S. 2005. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta ; PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Masyarakat. Jakarta ; PT Rineka Cipta. Amiruddin, R. 2007. Isu Mutakhir Imunisasi Ranuh, I.G.N. 2008. Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta ; Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Soedjatmiko. 2009. Imunisasi Penting Untuk Mencegah Penyakit Berbahaya. http://www.ykai.net Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta ; EGC Tawi, M. 2008. Imunisasi Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. http://syehaceh.wordpress.com.
6|P a g e