63
Appendix 1 List of expert
List of expert as respondents No
Respondents
Institutions / expertise
1
Ir. Yusnita Fitriadi
Secretary of Bappeda Singkawang
2
Fery S.Pt
Supervisor in Breeding Farm Company in Singkawang (PT. Satwa Borneo Jaya)
3
Drh Makmun Abdullah
Academics
4
Arifan
Professional Farmer
5
Alponsus
Head of livestock sector at forestry and agricultural office in Singkawang
64
65
Appendix 2 : Input of Pairwise Comparison Method of All Criteria. 1. Expert opinion in criteria of Indonesia Regulation 1.1 Respondents 1 Topography Elevation Elevation 1 Road 1 River 2
All criteria Topography Topography 1 Social 2 Feed 7
Road 1 1 1
Social 0.5 1 2
River 0.5 1 1
Feed 0.14 0.5 1
Priority 0.26 0.33 0.41
Priority 0.11 0.26 0.63
1.2 Respondents 2 Topography Elevation Road Elevation Road River All criteria Topography Environment Social Feed
1.00 0.25 0.17
4.00 1.00 0.25
Topography 1 2 1 5
River 6.00 4.00 1.00
priority 0.67 0.24 0.09
Social 1 4 1 7
Feed 0.2 0.14 0.14 1
River 4 1 1
priority 0.58 0.23 0.19
1.3 Respondents 3 Topography Elevation Road Elevation 1 2 Road 0.5 1 River 0.25 1
Priority 0.10 0.18 0.08 0.64
66
All criteria Topography Topography 1 Social 0.25 Feed 5
Social 4 1 8
Feed 0.2 0.13 1
Priority 0.21 0.07 0.72
1.4 Respondents 4 Topography Elevation Road
River
priority
Elevation
1.00
2.00
3.00
0.55
Road River
0.50 0.33
1.00 1.00
1.00 1.00
0.24 0.21
All criteria Topography Social Feed
Topography 1 0.25 7
Social 4 1 5
Feed 0.14 0.2 1
Priority 0.21 0.09 0.70
1.5 Respondents 5 Topography Elevation Elevation Road River
1.00 3.00 7.00
All criteria Topography Topography 1 Social 0.5 Feed 6
Road
River
priority
0.33 1.00 1.00
0.14 1.00 1.00
0.12 0.44 0.63
Social 2 1 5
Feed 0.16 0.2 1
Priority 0.17 0.11 0.72
1.6 Combination opinion from expert
Topography Elevation Road River
Elevation 1.00 0.72 0.72
Road 1.39 1.00 0.76
River 1.38 1.31 1.00
Priority 0.41 0.32 0.27
67
All criteria Topography Social Feed
Topography 1 0.574712644 4
Social 1.74 1 5.56
Feed 0.25 0.18 1
Priority 0.19 0.11 0.70
2. Expert opinion in Australia Regulation 2.1 Respondents 1
Topography Elevation Road River Vegetation
Elevation 1 1 2 1
Road 1 1 1 9
Infrastructure Electricity Processor Farm
Electricity 1 1 0.5
Processor 1 1 1.00
Environment Flooding Soil
Flooding 1 0.5
All criteria Topography Environment Social Infrastructure
Soil 2 1
River 0.5 1 1 1 Farm 2 1 1
Vegetation Priority 1 0.19 0.11 0.15 1 0.27 1 0.39 Prioryti 0.67 0.33 0.33
Priority 0.67 0.33
Topography Environment 1.00 0.50 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00 2.00
Social 0.50 1.00 1.00 2.00
Infrastructure 0.50 0.50 0.50 1.00
2.2 Respondent 2 Topography Elevation Elevation 1 Road 0.25 River 0.16 Vegetation 0.25
Road 4 1 0.25 0.33
River 6 4 1 0.16
Vegetation Priority 4 0.54 3 0.23 6 0.16 1 0.07
Priority 0.14 0.23 0.23 0.39
68
Environment Flooding Soil
Flooding 1 0.5
Infrastructure Processor Electricity
All criteria Topography Environment Social Infra structure
Soil 2 1
Priority 0.67 0.33
Processor Electricity Priority 1 0.33 0.2490602 3 1 0.7509398
Topography Environment 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 3.00
Social 1.00 1.00 1.00 3.00
Infrastructure Priority 1.00 0.24 0.33 0.18 0.33 0.18 1.00 0.41
2.3 Respondent 3 Topography Elevation Road River Vegetation
Elevation 1.00 0.50 0.25 3.00
Environment Flooding Soil
Flooding 1 0.33
Infrastructure Processor Electricity
All factors Topography Environment Social Infrastructure
Road 2.00 1.00 1.00 3.00 Soil 3 1
River 4.00 1.00 1.00 5.00
Vegetation 0.33 0.33 0.20 1.00
Priority 0.26 0.13 0.10 0.51
priority 0.75 0.25
Processor Electricity 1 0.2 5 1
Priority 0.17 0.83
Topography Environment Social 1.00 1.00 4.00 1.00 1.00 5.00 0.25 0.20 1.00 1.00 3.00 3.00
Infrastructure Priority 1.00 0.30 0.33 0.25 0.33 0.08 1.00 0.37
69
2.4 Respondent 4
Topography Elevation Road River Vegetation
Environment Flooding Soil
Infrastructure Processor Electricity
Elevation 1.00 0.50 0.33 1.00
Road 2.00 1.00 1.00 3.00
Flooding 1 1
Soil 1 1
Processor 1 9
River 3.00 1.00 1.00 3.00
Vegetation Priority 1.00 0.35 0.33 0.14 0.33 0.13 1.00 0.38
Priority 0.5 0.5
Electricity 0.11 1
Priority 0.09955 0.90045
All criteria Topography Environment Social Topography 1.00 1.00 4.00 Environment 1.00 1.00 5.00 Social 0.25 0.20 1.00 Infrastructure 1.00 1.00 2.00
Infrastructure 1.00 1.00 0.50 1.00
2.5 Respondent 5
Topography Elevation Elevation 1.00 Road 3.00 River 7.00 Vegetation 1.00
Road 0.33 1.00 1.00 3.00
River 0.14 1.00 1.00 0.11
Environment Flooding Soil Priority Flooding 1.00 2.00 0.67 Soil 0.50 1.00 0.33
Vegetation 1.00 0.33 9.00 1.00
Priority 0.07 0.23 0.50 0.20
Priority 0.31 0.33 0.09 0.27
70
Infrastructure Processor Electricity
Processor 1 7
Electricity Priority 0.14 0.12 1 0.88
All criteria Topography Environment Social Topography 1 1 2 Environment 1 1 4 Social 0.5 0.25 1 Infrastructure 1 1 2
Infrastructure Priority 1 0.28 1 0.33 0.5 0.12 1 0.28
2.6 Combination opinion from expert Topography Elevation Road River Elevation 1 1.39 1.38 Road 0.72 1 1.32 River 0.72 0.757576 1 Vegetation 0.93 1.25 0.78
Environment Flooding Flooding 1 Soil 0.53
Infrastructure Processor Electricity
Soil 1.88 1
Processor 1 4
Vegetation Priority 1.08 0.30 0.8 0.23 1.29 0.23 1 0.24
priority 0.65 0.35
Electricity 0.25 1
Priority 0.2 0.8
All factor Topography Environment Social Topography 1.00 0.87 1.74 Environment 1.15 1.00 2.51 Social 0.57 0.40 1.00 Infrastructure 1.15 1.79 1.79
Infrastructure 0.87 0.56 0.56 1.00
Priority 0.25 0.27 0.15 0.33
71
Appendix 3 Questionnaire Kuesioner
EVALUATION OF REGULATIONS IN DETERMINING SUITABLE AREAS FOR CHICKEN FARMING USING GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (CASE STUDY IN SINGKAWANG WEST KALIMANTAN)
Evaluasi Peraturan dalam Menentukan Kesesuaian Area untuk Peternakan Ayam Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi kasus di Singkawang Kalimantan Barat).
Magister Sains Teknologi Informasi Manajemen Sumber Daya Alam
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
72
I. PENDAHULUAN
Kota Singkawang adalah salah satu wilayah di Kalimantan Barat yang memiliki potensi besar dalam pegembangan usaha peternakan unggas, khususnya untuk ayam Broiler (produksi daging) dan ayam layer (produks telur). Data pada tahun 2009, menunjukkan bahwa jumlah ayam di Singkawang sekitar 1,7 Juta ekor ayam petelur, 1,8 juta ekor ayam pedaging, 432.000 ekor itik dan 11.000 ekor itik serta 19.750 ton telur . Sebagian besar kebutuhan protein hewani dari ayam (misalnya telur) di Kalimantan Barat di supplai dari Kota Singkawang . Banyak faktor yang mendukung usaha peternakan ayam ini, selain masih banyak tersedianya lahan, juga didukung oleh faktor lainya seperti lingkungan, akses jalan, keberadaan air serta tingkat konsumen yang cukup tinggi . Untuk menentukan lokasi yang baik dan sesuai , harus memenuhi beberapa persyaratan (parameter) yang seharusnya dipenuhi oleh pengusaha / peternak, agar peternakan yang didirikan memberikan hasil yang maksimal, sesuai dengan peruntukan lahan / lokasi yang telah ditetapkan serta peternakan tidak mengganggu pemukiman atau lingkungan penduduk . Dalam hal ini, pemerintah telah memiliki peraturan sebagai pedoman untuk pendirian peternakan ayam, yaitu SK Ditjen Peternakan No : 774/KPTS/DJT/Deptan tahun 1982 tentang Peraturan Pendirian Usaha Peternakan Ayam Petelur dan Pedaging . Efektifitas penerapan pedoman ini perlu untuk di kaji sebagai evaluasi terhadap criteria yang digunakan untuk pendirian peternakan . Pembanding dalam study ini adalah Pedoman Pendirian dan operasional ternak unggas di Australia Selatan , yang memiliki criteria lebih kompleks . Banyak faktor yang diperhatikan dalam menentukan lokasi yang sesuai untuk peternakan ayam, misalnya kondisi iklim, lingkungan dan fasillitas yang mendukung. Kesemua factor itu saling terkait dan berhubungan dalam menciptakan suasana yang optimum di peternakan. Untuk itu perlu dikaji tingkat kepentingan dari tiap faktor yang mempengaruhi, sehingga diketahui factor apa saja yang sangat penting mempengaruhi dalam penentuan lokasi peternakan .
II. TUJUAN Mengumpulkan data primer dalam kaitan penentuan lokasi untuk mendirikan usaha peternakan ayam berkaitan dengan peraturan / pedoman yang digunakan untuk menetukan lokasi peternakan . Data primer yang dibutuhkan berupa nilai bobot (weighted value) pada beberapa kriteria penentuan lokasi peternakan ditinjau dari aspek topograpi, lingkungan, fasilitas, social dan kesehatan unggas. Hasil bobot digunakan sebagai nilai bobot analisis spasial dalam system informasi geografis (GIS).
73
III. METODOLOGI Adapun pendekatan model analisis dalam menentukan pembobotan criteria (criterion weighting) yang digunakan dalam kajian analisa pendirian lokasi peternakan yaitu dengan perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Metode perbandingan berpasangan dikembangkan oleh Saaty (2008) dalam kontek proses hirarki analitikal/analytical hierarchy process (AHP). Perbandingan berpasangan akan membantu para pengambil keputusan dalam menentukan tingkat kepentingan (importance) suatu criteria relatif terhadap kriteria lain dapat dinyatakan dengan jelas.
3.1 Metode Pembobotan Berpasangan (Pairwise Comparison) Tahapan dalam metoda pembobotan berpasangan (pairwise comparison) sebagai berikut: a. Menyusun matrix pembobotan berpasangan b. Perhitungan bobot-bobot criteria
Seluruh criteria (n) dinilai dengan membandingkan antara saru dengan lainnya dengan menyusun matriks n × n. Hasil dari matriks perbandingan tersebut berupa nilai-nilai alternatif yang kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Saaty (2008), menjelaskan bahwa skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat menggunakan skala 1 sampai dengan 9, dengan nilai dan definisi pendapat kualitatif dilihat pada tabel berikut (Tabel 1):
74
Tabel 1 Skala Angka Saaty Intensitas/ Definisi Pentingnya 1 Sama penting
3
Perbedaan penting yang lemah antara yang satu terhadap yang lain Sifat lebih pentingnya kuat
5
Keterangan Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama kepada tujuan Pengalaman dan selera sedikit menyebabkan yang satu lebih disukai daripada yang lain
Pengalaman dan selera sangat menyebabkan penilaian yang satu lebih dari yang lain, yang satu lebih disukai dari yang lain. Menunjukkan sifat Aktivitas yang satu sangat disukai sangat penting dibandingkan dengan yang lain, dominasinya tampak dalam kenyataan Ekstrim penting Bukti bahwa antara yang satu lebih disukai daripada yang lain menunjukkan kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai. Nilai tengah diantara Diperlukan kesepakatan dua penilaian (kompromi) Level Kajian
7
9
2, 4, 6, 8 3.2
a. Level 1 : Fokus Penentuan lokasi ideal untuk peternakan ayam berdasarkan beberapa aspek yaitu topograpi, lingkungan, sosial , infra struktur,kesehatan unggas dan sumber/pabrik pakan b. • • • • • •
Level 2 : Tujuan Penilaian area peternakan berdasarkan aspek topografi Penilaian area peternakan berdasarkan aspek lingkungan Penilaian area peternakan berdasarkan aspek sosial Penilaian area peternakan berdasarkan aspek infra struktur Penilaian area peternakan berdasarkan aspek kesehatan unggas Penilaian area peternakan berdasarkan aspek sumber / pabrik pakan
c. Level 3 : Kriteria 3.a Topografi (Topography) • Ketinggian tempat (elevation) • Akses jalan ( road acces) • Keberadaan sumber air (water resources) • Vegetasi (Vegetation)
75
3.b Lingkungan • Suhu lingkungan kandang (temperature) • Kelembaban (humidity) • Manajemen pengolahan limbah (waste management) • Daerah rawan bencana/banjir (flooding area) • Type tanah (Soil type) 3.c Sosial (Social) • Distribusi pemukiman penduduk (Settlement) • Distribusi potensi tenaga kerja (labour)
3.d Infra struktur ( Infra structure facility) • Jaringan listrik (electricity) • Fasilitas pengolahan hasil unggas (processor) • Jaringan pembuangan air / selokan ( storm water ) 3.e Faktor kesehatan unggas (Poultry Healthy) • Keberadaan penyakit unggas (exotic disease) • System karantina unggas dan produknya (quarantine issues) 3.f Sumber pakan/pabrik pakan (Feed source/ Feed Mill ) Penjelasan : 3.a Topograpi (Topography) • Ketinggian tempat (elevation) Lokasi kandang harus memenuhi ketinggian tempat yang ideal, agar tercipta lingkungan yang cocok, tidak mudah tergenangi air dan muda dalam penanganan limbah kandang. • Akses jalan ( road acces) Akses jalan banyak digunakan dalam aktifitas di kandang, seperti transportasi bahan makanan dan hasil produksi serta tenaga kerja. • Keberadaan sumber air (water resources) Air digunakan untuk sumber minum ayam, mencuci peralatan dan kegiatan lainnya, dan harus tersedia secara kontinyu dan memenuhi standar kesehatan . • Vegetasi (Vegetation) Vegetasi di lingkungan kandang berperan dalam suplay oksigen bagi ternak dan dapat menahan kandang dari angin kencang.
76
3.b Lingkungan • Suhu lingkungan kandang (temperature) Suhu lingkungan kandang harus sesuai dengan kebutuhan hidup ayam yang ideal, agar mendapatkan keseimbangan metabolism tubuh dan menghasilkan produksi optimal, terhindar dari stress akibat panas . • Kelembaban (humidity) Kelembaban adalah salah satu factor iklim yang berhubungan dengan temperature serta mempengaruhi di lingkungan peternakan ayam. Beberapa penyakit yang menyerang ternak ayam memiliki potensi untuk berkembang dan mewabah di peternakan, salah satunya pengaruh dari faktor kelembaban . • Manajemen pengolahan limbah (waste management) Limbah dari lokasi peternakan (seperti : kotoran ayam, bangkai, ataulimbah telur) diolah atau dikendalikan agar dapat memberikan manfaat bagi sektor lain ( misalnya pertanian ) atau tidak mengganggu bagi lingkungan . • Daerah rawan bencana/banjir (flooding area) Lokasi peternakan ayam sebaiknya terhindar dari daerah yang rawan terhada bencana / banjir yang terjadi untuk jangka panjang, misalnya banjir atau daerah yang mudah terendam air pada saat kondisi curah hujan yang tinggi . • Type tanah (Soil type) Kondisi kesuburan tanah mempengaruhi pertumbuhan vegetasi di lokasi peternakan dan kualitas vegetasi , misalnya ketersediaan vitamin / mineral dari tanaman / vegetasi yang tumbuh, yang diperlukan oleh ternak ayam . 3.c Sosial (Social) • Distribusi pemukiman penduduk (Settlement) Lokasi kandang memiliki jarak yang sesuai dengan pemukiman penduduk, agar terjadi keharmonisan pada hubungan social. Peternakan ayam tidak terganggu dengan aktifitas penduduk, demikian pula kotoran / limbah ternak tidak mencemari lingkungan pemukiman . • Distribusi potensi tenaga kerja (labour) Faktor ketersediaan tenaga kerja diperlukan untuk penentuan suatu lokasi peternakan ayam, terutama berasal dari penduduk setempat atau tidak jauh dari lokasi kandang .
77
3.d Infrastruktur ( Infrastructure facility) • Jaringan listrik (electricity) Ketersediaan listrik diperlukan untuk banyak aktifitas di peternakan ayam, seperti penerangan, pemanasan ayam masih kecil (DOC) atau untuk operasional peralatan kandang yang menggunakan listrik . • Fasilitas pengolahan hasil unggas (processor) Unit pengolahan hasil unggas, seperti Rumah pemotongan, pengemasan dan distribusi mendukung dalam usaha peternakan. Keberadaan unit pengolahan ini diharapkan dapat menampung dan mengolah hasil dari peternakan ayam . • Jaringan pembuangan air / selokan ( storm water ) Jaringan pembuangan air / selokan digunakan untuk mengendalikan air yang berasal dari hujan dan dapat dialirkan dengan manajemen yang baik sehingga tidak menggenangi atau mengganggu kegiatan di lokasi peternakan ayam . 3.e Faktor kesehatan unggas (Poultry Healthy) • Keberadaan penyakit unggas (exotic disease) Lokasi peternakan sebaiknya berada radius yang ideal dengan daerah yang memiliki kejadian penyakit unggas yang tinggi . Hal ini diharapkan untuk menghindari terjadinya penyakit unggas yang sama pada unggas yang ada di peternakan . • System karantina unggas dan produknya (quarantine issues) Melalui system karantina, distribusi ayam dan hasil olahan pada suatu wilayah dapat di kontrol dan dapat melindungi ancaman kontaminasi atau penyebaran penyakit dari luar .
3.f Sumber pakan/pabrik pakan (Feed source/ Feed Mill ) Sumber / pabrik pakan berperan dalam penyediaan pakan ternak ayam . Sumber pakan dapat berupa ketersediaan bahan dasar untuk formulasi ransum seperti : jagung, dedak, bungkil kedelei dan lainnya.
78
Kesesuaian area untuk pendirian Usaha Peternakan Ayam
Topografi
Lingkungan
Sosial
-Ketinggian
-Temperatur
-pemukiman
-Jaringan listrik
-Akses jalan
-Kelembaban
-tenaga kerja
-Pengolahan hasil
- Sumber air -Vegetasi
-Manajemen limbah
Infrastruktur
-pembuangan air
Kesehatan Unggas -Keberadaan penyakit
-Karantina unggas
-Area bencana -Type tanah
Gambar1
Skema kriteria ayam
penentuan pendirian usaha peternakan
3.3 Petunjuk Pengisian Kuesioner dengan Metoda Pairwise Comparison 1) Bila pernyataan pertama sama pentingnya dibandingkan dengan pernyataan kedua, maka bernilai 1, bila dibalik perbandingannya akan bernilai 1 2) Bila pernyataan pertama sedikit lebih penting dibandingkan dengan pernyataan kedua, maka bernilai 3, bila dibalik perbandingannya akan bernilai 1/3 3) Bila pernyataan pertama jelas lebih penting dibandingkan dengan pernyataan kedua, maka bernilai 5, bila dibalik perbandingannya akan bernilai 1/5 4) Bila pernyataan pertama sangat jelas lebih penting dibandingkan dengan pernyataan kedua, maka bernilai 7, bila dibalik perbandingannya akan bernilai 1/7
79
5) Bila pernyataan pertama mutlak lebih penting dibandingkan dengan pernyataan kedua, maka bernilai 9, bila dibalik perbandingannya akan bernilai 1/9 6) Bila pernyataan pertama dan pernyataan kedua memiliki penilaian sama berdasarkan derajat kepentigan, maka nilai kompromi dapat digunakan yaitu 2,4,6, atau 8, dan bila dibalik perbandingannya akan bernilai 1/2,1/4,1/6,1/8
3.4
Lembar Pengisian Kuesioner
•
Tanggal saat pengisian (Hari/Bulan/Tahun) : ………………………………………………………………………….
•
Jam mulai pengisian : …………………………………………………………………………..
•
Nama Lengkap Responden : ……………………………………………………………….................
•
Jabatan / Profesi : …………………………………………………………………………
Pertanyaan Kuesioner Metode Perbandingan Berpasangan A. Penentuan lokasi untuk peternakan ayam ditinjau dari aspek Topograpi , terdapat beberapa kriteria yang mempengaruhi: 1. Ketinggian tempat 2. Akses jalan 3. Sumber air 4. Vegetasi Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara riteria aspek topograpi tersebut, sehingga menentukan besarnya bobot tiap-tiap kriteria tersebut:
80
No. 1. 2. 3 4 5 6
Perbandingan Ketinggian tempat dibandingkan dengan keberadaan akses jalan Ketinggian tempat dibandingkan dengan keberadaan sumber air Ketinggian tempat dibandingkan dengan vegetasi Faktor Akses jalan dibandingkan keberadaan sumber air Faktor Akses jalan dibandingkan vegetasi Faktor sumber air dibandingkan vegetasi
Bobot (1-9)
B. Penentuan lokasi untuk peternakan ayam ditinjau dari aspek lingkungan (environment), terdapat beberapa criteria yang mempengaruhi: 1. Temperatur / suhu. 2. Tingkat kelembaban. 3. Management limbah 4. Daerah rawan bencana 5. Type tanah Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara kriteria aspek lingkungan tersebut, sehingga menentukan besarnya bobot tiap-tiap kriteria tersebut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Perbandingan Temperatur / suhu dibandingkan dengan factor kelembaban Temperatur / suhu dibandingkan dengan management limbah Temperatur / suhu dibandingkan dengan daerah rawan bencana Temperatur / suhu dibandingkan dengan type tanah Tingkat kelembaban dibandingkan dengan management limbah. Tingkat kelembaban dibandingkan dengan daerah rawan bencana Tingkat kelembaban dibandingkan dengan type tanah Managemen limbah dibandingkan dengan daerah rawan bencana Managemen limbah dibandingkan dengan type tanah Daerah rawan bencana dibandingkan dengan type tanah
Bobot (1-9)
81
C. Penentuan lokasi peternakan ayam ditinjau dari aspek sosial, terdapat beberapa kriteria yang mempengaruhi: 1. Distribusi pemukiman penduduk 2. Potensi tenaga kerja
No. 1.
Perbandingan Distribusi pemukiman penduduk dibandingkan dengan potensi tenaga kerja
Bobot (1-9)
D. Penentuan lokasi peternakan ayam ditinjau dari infra struktur, terdapat beberapa kriteria yang mempengaruhi : 1. Jaringan listrik 2. Fasilitas pengolahan hasil unggas 3. Jaringan pembuangan air / selokan
No. 1. 2. 3.
Perbandingan Jaringan listrik dibandingkan dengan fasilitas pengolahan hasil unggas Jaringan listrik dibandingkan dengan jaringan pembuangan air Fasilitas pengolahan hasil unggas dibandingkan dengan jaringan pembuangan air .
Bobot (1-9)
E. Penentuan lokasi peternakan ayam ditinjau dari kesehatan unggas, terdapat beberapa kriteria yang mempengaruhi : 1. Keberadaan penyakit unggas 2. System karantina unggas dan produksinya . No. 1.
Perbandingan Keberadaan penyakit unggas dibandingkan system karantina
Bobot (1-9)
F. Perbandingan antara semua criteria dalam penentuan lokasi peternakan ayam. 1. Aspek topografi 2. Aspek lingkungan 3. Aspek sosial 4. Aspek infra struktur 5. Aspek kesehatan unggas 6. Aspek sumber / pabrik pakan
82
Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara aspek sehingga menentukan besarnya bobot tiap-tiap aspek tersebut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Perbandingan dibandingkan dengan
Topografi aspek lingkungan Topografi dibandingkan dengan aspek sosial Topografi dibandingkan dengan aspek infra struktur Topografi dibandingkan dengan aspek kesehatan unggas Topografi dibandingkan aspek sumber /pabrik pakan. Lingkungan dibandingkan dengan aspek sosial Lingkungan dibandingkan dengan aspek infra struktur Lingkungan dibandingkan dengan aspek kesehatan unggas . Lingkungan dibandingkan dengan aspek sumber / pabrik pakan . Sosial dibandingkan dengan aspek infra struktur Sosial dibandingkan dengan aspek kesehatan unggas Sosial dibandingkan dengan aspek sumber / pabrik pakan Infra struktur dibandingkan dengan aspek kesehatan unggas Infra struktur dibandingkan dengan aspek sumber/ pabrik pakan . Kesehatan unggas dibandingkan dengan sumber / pabrik pakan .
Bobot (1-9)
,
83
Komentar Anda Sehubungan Penentuan Lokasi untuk Pendirian Usaha Peternakan Ayam
84
-
Terima Kasih Atas Partisipasinya – -
Agus Fitriadi Program Studi MIT-NRM, IPB No. Induk : G051090071
85