Executive Summary 2013
Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN PANDEGLANG: PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ONE STOP TOURISM Pengenalan Kabupaten Pandeglang Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 kabupaten di Provinsi Banten yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Secara geografis kabupaten ini terletak di antara 6º21’ – 7º10’ Lintang Selatan dan 104º48’ – 106º11’ Bujur Timur. Memiliki luas wilayah 2.747 km2 (274.689,91 ha), atau sebesar 29,98% dari luas Provinsi Banten, yang terbagi ke dalam 35 kecamatan dan 335 desa/kelurahan. Suhu udara minimum dan maksimum di wilayah Kabupaten Pandeglang berkisar antara 22,50 C – 27,90 C dengan suhu udara rata‐rata 22,90 C untuk dataran tinggi. Besaran curah setiap bulannya berkisar sebesar 272,83 mm. Menurut klasifikasi Koppen, rata‐rata curah hujan per‐tahun di Kabupaten Pandeglang masuk ke dalam Iklim Af (iklim hujan tropis). Peluang Investasi Pengembangan Objek Wisata One Stop Tourism di Desa Kertamukti Wilayah Kabupaten Pandeglang dikelilingi oleh laut dan memiliki garis pantai sepanjang 307 km. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Banten, kegiatan pariwisata di Kabupaten Pandeglang cukup potensial untuk menunjang pembangunan daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang telah menjadikan pariwisata sebagai sektor andalan untuk meningkatkan perekonomian, di samping bidang pertanian. Kondisi alam yang didominasi alam pegunungan dan pantai yang terpanjang di Propinsi Banten menjadikan Kabupaten Pandeglang sebagai alternatif pariwisata yang sangat menjanjikan, dari mulai wisata pantai, wisata alam, wisata ziarah, wisata budaya, dan wisata buatan. Kabupaten Pandeglang memiliki sekitar 214 obyek wisata yang terdiri dari kategori suaka alam (1 obyek), wisata sejarah dan budaya (183 obyek), wisata pantai (11 obyek), dan wisata tirta (19 obyek). Memperhatikan potensi Kabupaten Pandeglang dalam hal kepariwisataan, maka peluang investasi yang menarik untuk ditawarkan kepada calon investor adalah pembangunan kawasan wisata dengan konsep “One Stop Tourism”. Kawasan Wisata One Stop Tourism ini memiliki konsep kawasan wisata terpadu yang dapat menjadi pintu gerbang bagi seluruh Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 1
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Executive Summary 2013
kegiatan pariwisata yang ada di Kabupaten Pandeglang. Letaknya yang strategis menjadikan kawasan wisata ini menjadi pusat informasi dan pelayanan wisata terpadu sebelum para wisatawan berkunjung ke obyek wisata lainnya seperti Pantai Carita, Tanjung Lesung, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Lokasi pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism terletak di Kecamatan Sumur, tepatnya di Desa Kertamukti, dengan luas lahannya yang mencapai 8 ha. Lokasi ini memiliki letak yang cukup strategis karena berada pada simpul transportasi jalan nasional dan adanya rencana pembangunan jalan bebas hambatan yang menghubungkan Kragilan (Kabupaten Serang) – Warung Gunung (Kabupaten Lebak) – Panimbang (Kabupaten Pandeglang). Kabupaten Pandeglang memiliki rencana pengembangan sistem jaringan transportasi udara, berupa pembangunan Bandar Udara Banten Selatan di Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Sobang. Di samping itu, sarana dan prasarana kabupaten ini juga sudah cukup tersedia seperti transportasi darat, terminal kendaraan, transportasi laut, dan ketersediaan listrik yang dipenuhi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pembangunan objek wisata ini diperkirakan dapat dilaksanakan selama 3 – 4 tahun, dengan kebutuhan dana investasi sebesar Rp 36 milyar, yaitu untuk membangun: 9 Bangunan kantor pusat informasi dan administrasi 9 Bangunan hotel 9 Kios oleh‐oleh dan makanan sebanyak 200 unit 9 Sarana bermain dan kebun binatang mini 9 Sarana ibadah dan lahan parkir Hasil analisa cost‐benefit yang diperoleh dari objek investasi ini yaitu Internal Rate of Return (IRR) 21,08% yang lebih besar dari suku bunga 12% per‐tahun dan Payback Period selama 5 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, peluang investasi pengembangan Kawasan Wisata One Stop Tourism di Desa Kertamukti layak untuk dikembangkan.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 2
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Gambaran Wilayah 2013
A.
GAMBARAN WILAYAH
A.1
Aspek Geografis dan Administrasi
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 kabupaten di Provinsi Banten yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Secara geografis kabupaten ini terletak antara 6º21’ – 7º10’ Lintang Selatan dan 104º48’ – 106º11’ Bujur Timur. Kabupaten Pandeglang memiliki luas wilayah 2.747 km2 (274.689,91 ha) atau sebesar 29,98% dari luas Provinsi Banten dengan panjang pantainya yang mencapai 307 km. Wilayah administrasi Kabupaten Pandeglang terbagi ke dalam 35 kecamatan dan 335 desa/kelurahan. Secara rinci luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Pandeglang tersaji sebagai berikut: Tabel A.1 Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Pandeglang (%) 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2%
Sumur Cimanggu Cibaliung Cibitung Cikeusik Cigeulis Panimbang Sobang Munjul Angsana Sindangresmi Picung Bojong Saketi Cisata Pagelaran Patia Sukaresmi Labuan Carita Jiput Cikendal Menes Pulosari Mandalawangi Cimanuk Cipeucang Banjar Kaduhejo Mekarjaya Pandeglang Majasari Cadasari Karangtanjung Koroncong
0%
Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2012
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 3
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Gambaran Wilayah 2013
A.2
Kondisi Fisik
A.2.1 Morfologi, Iklim, dan Curah Hujan Secara umum perbedaan ketinggian di Kabupaten Pandeglang cukup tajam. Titik tertinggi yaitu 1.778 m di atas permukaan laut (dpl) terdapat di Puncak Gunung Karang pada daerah bagian utara, sedangkan titik terendah terletak di daerah pantai dengan ketinggian 0 m dpl. Kemiringan tanah di Kabupaten ini bervariasi antara 0 – 45% dengan alokasi 0 – 15% area dataran sekitar Pantai Selatan dan Pantai Selat Sunda, 15 – 25 % di area berbukit yang lokasinya menyebar, dan 25 – 45 % di areal pegunungan pada bagian tengah dan utara. Suhu udara minimum dan maksimum di Kabupaten Pandeglang berkisar antara 22,50 C – 27,90 C dengan suhu udara rata‐rata 22,90 C untuk dataran tinggi. Berdasarkan rata‐rata curah hujan per‐tahun
menurut
klasifikasi
Koppen, Kabupaten Pandeglang termasuk ke dalam iklim Af (Iklim Hujan Tropis). Besaran curah hujan berkisar antara 321 mm – 449 mm, masing‐masing di Bulan Juli dan Februari, yang secara rata‐rata setiap bulannya hujan turun sebesar 272,83 mm. A.2.2 Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Pandeglang pada umumnya didominasi oleh kawasan hutan, ladang, dan persawahan. Secara garis besar pemanfaatan lahan di Kabupaten Pandeglang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Kawasan pertanian tutupannya cukup dominan dengan sebaran persawahan (lahan basah) utama di Pandeglang Utara dan Pandeglang Tengah, sedangkan untuk tegalan (lahan kering) paling banyak di Pandeglang Selatan.
Kawasan hutan terutama berupa hutan primer dan sekunder, sebarannya di kecamatan‐ kecamatan yang berada di sekitar Gunung Akarsari (Gunung Aseupan, Gunung Karang, Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 4
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Gambaran Wilayah 2013
dan Gunung Pulosari) dan di Pandeglang Selatan bagian barat, yaitu Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dan buffer zone‐nya.
Kawasan permukiman tersebar di setiap kecamatan yang berada di Kabupaten Pandeglang, konsentrasinya berada di sekitar pusat‐pusat kecamatan.
Kawasan tambak/empang sebaran utamanya terdapat di wilayah pesisir Pandeglang Barat terutama di Kecamatan Panimbang.
A.3
Kependudukan dan Ketenagakerjaan
A.3.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang dari tahun 2005 sampai 2011 selalu meningkat. Tahun 2005 jumlah penduduk meningkat dari 1.106.798 jiwa menjadi 1.161.583 jiwa pada tahun 2011. Gambar A‐1 Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk 1.161.583
1.145.707
1.124.542
1.124.976
2006
2007
1.149.064
1.149.610
2009
2010
1.106.798
2005
2008
2011
Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2012
Kepadatan penduduk yang tinggi berada di kecamatan‐kecamatan yang cenderung lebih maju, memiliki sarana dan prasarana, serta menjadi tempat transaksi ekonomi. Kecamatan‐ kecamatan tersebut adalah Kecamatan Labuan, Menes, Cimanuk, Pandeglang, Majasari, dan Kecamatan Karangtanjung. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 5
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Gambaran Wilayah 2013
A.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Berdasarkan data BPS tahun 2012, penduduk berumur 15 tahun ke atas di kabupaten ini yang sudah bekerja berjumlah 513.487 jiwa. Lapangan pekerjaan utama penduduk berupa pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan, industri, perdagangan, rumah makan, jasa akomodasi, dan jasa kemasyarakatan, baik sosial maupun perorangan. Mayoritas penduduk Kabupaten Pandeglang bekerja di sektor informal (83,67%) dan sisanya bekerja di bidang formal (16,33%). Pekerja dengan status pekerjaan berusaha sendiri memiliki proporsi yang terbesar yaitu 23,67%, sedangkan pekerja dengan status pekerjaan dibantu buruh tidak tetap memiliki porsi terkecil (2,32%). Kenaikan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) diikuti dengan meningkatnya Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) dari 88,66% pada tahun 2010 naik menjadi 88,68% di tahun 2011. Secara otomatis, kenaikan TKK akan menurunkan level Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), yaitu dari 11,34% pada tahun 2010 menjadi 11,32% di tahun 2011. Berdasakan grafik berikut ini, secara umum kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2011 sedikit lebih baik dibandingkan tahun 2010. Gambar A‐2 Grafik Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2012
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 6
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Gambaran Wilayah 2013
A.4
Kondisi Sarana dan Prasarana
A.4.1 Transportasi Darat Untuk menghubungkan wilayah antar desa, kota kecamatan, dan ibukota Kabupaten Pandeglang maupun wilayah sekitarnya, digunakan perhubungan darat yang terdiri dari jalan desa, jalan kabupaten, jalan provinsi, dan jalan negara. Tabel A.2 Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan Tahun 2011 Keadaan 1. Jenis Permukaan a. Aspal
Status Jalan (km)
Total (km)
Negara 169,27
Provinsi 151,18
Kabupaten 723,03
169,27
151,18
526,63
847,08
128,6 67,8 ‐ 723,03 80,7 268,76 151,16 222,41 723,03 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 723,03 ‐
128,6 67,8 ‐ 1.043,48 188,1 378,2 254,77 222,41 1.043,48 ‐ ‐ ‐ ‐ 320,45 723,03 ‐
b. Kerikil ‐ ‐ c. Tanah ‐ ‐ d. Tidak Diperinci ‐ ‐ 2. Kondisi Jalan 169,27 151,18 a. Baik 50,87 56,53 b. Sedang 67,39 42,05 c. Rusak 51,01 52,6 d. Rusak Berat ‐ ‐ 3. Kelas Jalan 169,27 151,18 a. Kelas I ‐ ‐ b. Kelas II ‐ ‐ c. Kelas III ‐ ‐ d. Kelas III A ‐ ‐ e. Kelas III B 169,27 151,18 f. Kelas III C ‐ ‐ g. Tidak Diperinci ‐ ‐ Sumber: Dinas PU Bidang Bina Marga Kabupaten Pandeglang
1.043,48
Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten
Pandeglang
pada
tahun 2011 mencapai 1.043,48 km. Panjang jalan yang berada di bawah wewenang negara adalah 169,27
km
dan
di
bawah
wewenang Pemerintah Provinsi Banten
adalah
Sedangkan
151,18
sisanya
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 7
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
km. yaitu
Gambaran Wilayah 2013
sepanjang 723,03 km berada di bawah wewenang Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan tahun 2008 yang hanya sepanjang 434,6 km. Jumlah terminal kendaraan di Kabupaten Pandeglang sebanyak 9 buah yang terdiri 2 buah terminal regional yaitu Terminal Kota Pandeglang dan Terminal Labuan, serta terminal sub‐ regional sebanyak 7 buah yang terdiri dari Sub‐Terminal Binuangeun, Cibaliung, Panimbang, Labuan, Saketi, Mengger, dan Pandeglang. A.4.2 Transportasi Laut Kabupaten Pandeglang wilayahnya dikelilingi oleh laut dan memiliki garis pantai sepanjang 307 km. Jumlah sarana perhubungan laut yang ada berupa perahu nelayan untuk menangkap ikan. Jumlah perahu tersebut sebanyak 743 buah, terdiri dari 482 kapal motor, 105 kapal tempel, 77 perahu kecil, dan 79 perahu jukung. Perahu ini tersebar di lokasi TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Labuan, Carita, Sukanegara, Panimbang, Sidamukti, Citeureup, Sumur, dan Tamanjaya.
TPI Binuangeun
TPI Panimbang
A.4.3 Sumber Energi/Listrik Sebagian besar kebutuhan listrik di Kabupaten Pandeglang dipenuhi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero). Namun demikian belum semua wilayah pedesaan telah tersambung oleh jaringan PLN. Hingga tahun 2009, diperkirakan tidak sampai 50% dari jumlah desa di Pandeglang yang sudah dialiri listrik PLN. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 8
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Gambaran Wilayah 2013
A.5
Kebijakan Pembangunan Daerah
A.5.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Visi dan Misi Kabupaten Pandeglang yang menjadi landasan Pembangunan Jangka Menengah tahun 2011 – 2016 adalah: VISI “Kabupaten Pandeglang sebagai Daerah Mandiri dan Berkembang di Bidang Agribisnis dan Pariwisata Berbasis Pembangunan Pedesaan” Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Mandiri dan Berkembang di Bidang Agribisnis Kabupaten Pandeglang sebagai Pusat Agribisnis akan menjadikan pertanian dan segala sumberdaya, usaha, kelembagaan, dan jaringan bisnis (hulur – hilir) pertanian sebagai basis perekonomian daerah. Pemerintah dan seluruh stakeholder akan menggerakan energinya dalam melakukan ekonomisasi sektor pertanian dengan memperhatikan faktor‐faktor dominan seperti komoditas unggulan, permintaan pasar, dukungan industri hulu‐hilir, pola usaha tani, jaringan, dan kelembagaan usaha, serta manajemen permodalan. (2) Mandiri dan Berkembang di Bidang Pariwisata Kabupaten Pandeglang sebagai Pusat Kegiatan Pariwisata akan menjadikan pariwisata sebagai sektor pendukung bagi peningkatan perekonomian daerah. Pemerintah dan seluruh stakeholder akan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan budaya sebagai tujuan pariwisata. Hal ini direalisasikan melalui pengembangan obyek dan daya tarik wisata, promosi dan pemasaran, jasa pelayanan pariwisata yang didukung oleh infrastruktur yang diperlukan, jaminan regulasi kepariwisataan yang diorientasikan kepada peningkatan kunjungan wisata, dan kesejahteraan masyarakat. (3) Berbasis Pembangunan Perdesaan Mewujudkan Kabupaten Pandeglang sebagai pusat agribisnis dan tujuan pariwisata melalui partisipasi aktif dari masyarakat yang sebagian besar berada di pedesaan. Oleh
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 9
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Gambaran Wilayah 2013
karena itu, pedesaan merupakan basis utama dari kegiatan usaha pertanian dan jasa pelayanan pariwisata. MISI Visi tersebut akan diwujudkan dengan melaksanakan misi sebagai berikut: 1) Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan pariwisata. 2) Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam bidang pertanian, jasa pariwisata, dan usaha pendukungnya. 3) Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, dan inovatif. 4) Meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat. 5) Meningkatkan pembangunan infrastruktur khususnya perdesaan. 6) Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah. Keenam misi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan pariwisata. Ditujukan untuk mendukung penguatan modal dan aplikasi teknologi bagi pembukaan lapangan kerja, perluasan peluang usaha masyarakat bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. 2) Memberdayakan UMKM dan koperasi dalam usaha pertanian dan jasa pariwisata. Ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi koperasi, pengusaha mikro, kecil, dan menengah dalam berbagai lapangan usaha dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks. 3) Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif, dan inovatif. Ditujukan untuk menciptakan pelaku pembangunan yang cerdas, terampil, dan berakhlak mulia dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Pandeglang. 4) Meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat. Ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik dalam memperoleh pendidikan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat. 5) Meningkatkan pembangunan infrastruktur khususnya perdesaan. Ditujukan untuk menyediakan dukungan bagi peningkatan pelayanan dasar. 6) Meningkatkan tata kelola kepemerintahan daerah. Ditujukan untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih dalam melakukan pelayanan publik di seluruh sektor dan wilayah pembangunan. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 10
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Gambaran Wilayah 2013
A.5.2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pandeglang Tahun 2011 – 2031 Sinergi dengan visi dan misi Kabupaten Pandeglang, tujuan penataan ruang wilayah adalah mewujudkan ruang wilayah kabupaten sebagai pusat agroindustri dan pariwisata di Provinsi Banten yang religius, berkelanjutan, serta berwawasan lingkungan. Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Pandeglang sebagai pusat agroindustri dan pariwisata di Provinsi Banten yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan, ditetapkan kebijakan penataan ruang sebagai berikut: A. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan sarana dan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air di seluruh wilayah kabupaten. B. Pengembangan pusat‐pusat pelayanan secara berhirarki. C. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan hidup. D. Pengendalian secara ketat terhadap kawasan lindung. E. Perwujudan keterpaduan antar kegiatan budidaya. F. Pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pemantapan sistem agropolitan, minapolitan, serta industri berbasis pertanian dan ekowisata. G. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. Rencana pola ruang kawasan peruntukan pariwisata yang diprioritaskan untuk dikembangkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel A.3 Rencana Pola Ruang Kawasan Peruntukan Pariwisata Kabupaten Pandeglang 2011 – 2031
1
Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan pariwisata alam
2
Kawasan wisata budaya
No.
Objek Wisata
Lokasi
Pantai Carita Pantai Tanjung Lesung Pantai Sumur Pantai Selatan Pandeglang
Kecamatan Carita Kecamatan Panimbang Kecamatan Sumur Kecamatan Cikeusik, Cibitung, dan Cimanggu Taman Nasional Ujung Kulon Kecamatan Cigeulis, Cimanggu, Sumur, Pulau Panaitan, Pulau Handeuleum, Pulau Peucang, Taman Jaya, Pantai Ciputih, dan Gunung Honje. Situ Cikedal Kecamatan Cikedal Kawasan Makam Syeh Asnawi Kecamatan Labuan Caringin Kawasan Makam Syeh Mansyur Kecamatan Cipeucang dan Cikadueun Kecamatan Cimanuk
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 11
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Gambaran Wilayah 2013
Tapak Qur’an Cibulakan Kawasan Wisata Bendung Cibaliung Kawasan Wisata Perkotaan Pandeglang Kawasan Wisata Perkotaan Labuan Kawasan Wisata Perkotaan Panimbang Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang 2012 3.
Kawasan wisata buatan
Kecamatan Cibaliung Kecamatan Pandeglang Kecamatan Labuan Kecamatan Panimbang
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 12
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Profil Perekonomian Wilayah 2013
B. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH B.1
Struktur Perekonomian
Berdasarkan Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pandeglang tahun 2011 atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK), sektor‐sektor yang mendominasi perekonomian wilayah ini adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor hotel, restoran, dan jasa‐jasa. Keempat sektor inilah yang menjadi tulang punggung perekonomian Kabupaten Pandeglang. Kontribusi keempat sektor ini terhadap PDRB Pandeglang mencapai 82,45%. Di luar keempat sektor tersebut, sektor‐sektor lainnya memiliki dominasi yang relatif kecil. Gambar B‐1 Distribusi PDRB Kabupaten Pandeglang Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 (Jutaan Rupiah)
Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2012
Kontribusi sektor/lapangan usaha pertanian masih menjadi penyumbang terbesar pada PDRB Kabupaten Pandeglang sejak tahun 2005 hingga 2011. Namun demikian, sektor primer (sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian), hanya penyumbang terbesar kedua di bawah sektor tersier dalam pembentukan PDRB Pandeglang tahun 2005 – 2011.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 13
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Profil Perekonomian Wilayah 2013
Gambar B‐2 Grafik Kontribusi Lapangan Usaha pada Pembentukan PDRB
Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2012
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Pandeglang selama kurun waktu dua tahun terakhir secara umum cenderung menunjukkan penurunan atau melambat, hal ini dipicu oleh penurunan pertumbuhan yang signifikan pada lapangan usaha di bidang pertanian, listrik, gas, air bersih, bangunan, perdagangan, serta hotel dan restoran. Namun demikian untuk lapangan usaha lainnya mengalami kenaikan, khususnya pada lapangan usaha bank, lembaga keuangan, dan lapangan usaha jasa‐jasa (lihat Tabel B.1). Tabel B.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Lapangan Usaha
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 2007 2008 2009 2010 0,76% 2,84% 1,32% 8,06% 0,74% 1,93% 2,20% 7,97% 5,49% 277,62% ‐69,81% 32,58% 3,96% 4,57% 5,38% 16,29% 3,16% 3,05% 4,06% 3,70% 1,09% ‐2,77% 16,63% 277,70% 6,50% 9,50% 7,05% 7,92% 8,59% 5,22% 5,32% 6,44%
2006 Sektor Primer 2,24% Pertanian 2,24% Pertambangan dan Penggalian 3,94% Sektor Sekunder 3,86% Industri Pengolahan 3,41% Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,41% Bangunan 4,97% Sektor Tersier 0,20% Perdagangan, Hotel, dan 4,85% 9,55% Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 5,41% 9,59% Bank dan Lembaga Keuangan 9,36% 7,00% lainnya Jasa‐Jasa 4,67% 6,98% TOTAL 2,10% 4,43% Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka 2005 – 2012
2011 ‐0,56% ‐0,49% ‐16,36% 11,78% 7,83% 36,35% 8,21% 7,47%
Rata‐Rata LPE (%) 2,44% 2,43% 38,91% 7,64% 4,20% 55,57% 7,36% 5,54%
5,39%
4,97%
5,91%
8,31%
4,88%
7,62%
7,15%
6,51%
8,07%
7,39%
5,45%
5,93%
10,87%
6,70%
7,55%
3,68% 4,21%
4,89% 4,01%
5,60% 10,26%
5,88% 6,23%
5,28% 5,21%
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 14
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Profil Perekonomian Wilayah 2013
Gambar B‐3 Grafik Perkembangan PDRB dan LPE Kabupaten Pandeglang Tahun 2006 – 2011
Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka Tahun 2012
B.2
Potensi Perekonomian
B.2.1 Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Hampir seluruh Kabupaten Pandeglang memiliki potensi pertanian. Potensi pertanian di Kabupaten Pandeglang secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. 1) Tanaman Pangan Dalam kurun 5 tahun sejak tahun 2005 sampai 2011, jumlah produksi padi terus meningkat 18,59% yaitu dari 564.430 ton menjadi 669.363 ton. Kecamatan Panimbang (68.104 ton), Kecamatan Cikeusik (59.44 ton), dan Kecamatan Sobang (37.193 ton) pada tahun 2009 merupakan kecamatan‐kecamatan yang memiliki produksi tanaman padi sawah terbesar di Kabupaten Pandeglang, sedangkan untuk padi ladang yang terbanyak terdapat di Kecamatan Cibaliung (20.713 ton).
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 15
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Profil Perekonomian Wilayah 2013
Gambar B‐4 Perkembangan Produksi Padi (ton) Tahun 2005 – 2011
Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka 2012
2) Tanaman Holtikultura Potensi tanaman holtikultura di Kabupaten Pandeglang secara umum terdiri dari budidaya buah‐buahan, sayuran, obat‐obatan, serta tanaman hias. Pada tahun 2011, produksi buah‐ buahan terbanyak di antaranya pisang (913.907 kwintal), rambutan (89.095 kwintal), melinjo (71.370 kwintal), mangga (66.611 kwintal), serta durian (35.189 kwintal). Untuk produksi tanaman sayur‐sayuran didominasi oleh komoditi ketimun (30.511 ton), kacang panjang (16.831 ton), dan petsai/sawi (9.909 ton). Tabel B.2 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan dan Palawija Tahun 2011 Luas Panen (ha) A. PADI 119.225 1 Padi Sawah 106.668 2 Padi Ladang 12.557 B. PALAWIJA 17.723 1 Jagung 3.710 2 Kedelai 8.057 3 Kacang Tanah 1.365 4 Kacang Hijau 1.404 5 Ubi Kayu 1.999 6 Ubi Jalar 1.188 Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka 2012 No.
Jenis Tanaman
Produksi (ton) 658.683 613.613 45.070 67.513 12.577 10.051 1.616 1.617 27.088 14.564
Produktifitas (ton/ha) 5,52 5,75 3,59 3,81 3,39 1,25 1,18 1,15 13,55 12,26
3) Tanaman Perkebunan Kegiatan sub‐sektor perkebunan di Kabupaten Pandeglang dilaksanakan oleh perusahaan perkebunan besar swasta, perusahaan milik negara, dan perkebunan rakyat. Komoditi tanaman perkebunan yang potensial adalah kelapa, cengkeh, kopi, kelapa sawit, dan karet. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 16
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Profil Perekonomian Wilayah 2013
Tabel B.3 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Tahun 2010 – 2011 Luas Baku Areal 2010 2011 1 Aren 299,8 254 2 Cengkeh 4.245,9 4.093 3 Kakao 1.873,4 2.248 4 Karet 2.417,8 2.650 5 Kelapa 42.685,9 40.752 6 Kelapa Sawit 2.778,2 2.765 7 Kopi 3.057,1 2.953 8 Lada 233,2 223 9 Panili 62,3 69 Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka 2012 No.
Jenis Tanaman
Wujud Produksi Gula Merah Bunga Kering Biji Kering Karet Kering Kopra Tandan Buah Segar Biji Kering Lada Kering Buah Kering
4) Peternakan Kabupaten Pandeglang merupakan wilayah pengembangan ternak potong (sapi dan kerbau) di Provinsi Banten. Penetapan wilayah pengembangan ternak potong ini didasarkan atas kesesuaian lahan, klimatologi, dan topografi yang sangat memungkinkan bagi pengembangan ternak tersebut. Tabel B.4 Populasi Ternak dan Unggas Tahun 2010 – 2011 No. A. 1 2 3 4 5 B. 1 2 3
Jenis Ternak TERNAK Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda UNGGAS Itik Ayam Buras Ayam Ras
Jumlah Populasi 2010 2011 379.273 384.060 571 790 44.102 44.982 176.024 176.833 158.526 161.408 50 47 3.570.423 3.704.330 143.430 144.992 2.261.759 2.334.827 1.165.234 1.224.511
Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka 2012
Sebagian besar kambing dan domba besar berada di Kecamatan Sumur, Cimanggu, Cigeulis, dan Kecamatan Munjul. Sedangkan kerbau dan sapi sebagian besar berada di Kecamatan Cikeusik, Cimanggu, Cibaliung, dan Kecamatan Pagelaran. 5) Perikanan Potensi sumberdaya perikanan laut masih sangat terbuka untuk dilakukannya intensifikasi dan ekstensifikasi produksi. Hal ini mengingat Kabupaten Pandeglang memiliki pantai Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 17
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Profil Perekonomian Wilayah 2013
sepanjang 307 km yang membentang dari pesisir barat dan selatan Kabupaten Pandeglang sampai perbatasan Kecamatan Malingping (Kabupaten Lebak). Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang, tahun 2011 produksi budidaya perikanan air tawar mencapai 8.986,51 ton atau senilai 252,963 milyar rupiah dengan produksi tertinggi berupa budidaya ikan mas sebesar 3.157 ton. Sedangkan produksi budidaya perikanan air payau mencapai 1.118,55 ton atau senilai 25,333 milyar rupiah dengan produksi tertinggi berupa udang vannamae sebesar 15.960 ton. Sementara itu budidaya perikanan air laut mencapai 1.426 ton atau senilai 108,714 milyar rupiah. Tabel B.5 Luas dan Produksi Perikanan Tahun 2011 Tahun 2010 Produksi Nilai (ton) (Rp juta) A. AIR TAWAR 113.639,00 181.623,37 1 Ikan Mas 1.758,00 31.644,00 2 Nila 1.399,00 20.985,00 3 Gurame 154,00 5.390,00 4 Lele 1.328,00 14.604,37 5 Lainnya 109.000,00 109.000,00 B. AIR PAYAU 200,20 8.936,60 1 Udang 42,00 7.200,00 2 Bandeng 157,00 1.727,00 3 Lainnya 1,20 9,60 C. LAUT 432,50 2.393,00 1 Kerapu 2,50 3,00 2 Rumput Laut 380,00 1.140,00 3 Kerang Hijau 50,00 1.250,00 Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka 2012 No.
Jenis Ikan
Tahun 2011 Produksi Nilai (ton) (Rp juta) 8.986,51 252.963,36 3.157,00 55.800,00 2.735,00 41.025,00 197,00 6.895,00 2.885,76 31.743,36 11,75 117.500,00 1.118,55 25.333,40 266,00 15.960,00 851,00 9.361,00 1,55 12,40 1.426,00 108.714,00 688,00 103.200,00 588,00 1.764,00 150,00 3.750,00
B.2.2 Pariwisata Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Banten, kegiatan pariwisata di Kabupaten Pandeglang cukup potensial untuk menunjang pembangunan daerah. Perkembangan sektor pariwisata di antaranya dapat dilihat melalui jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata dan jumlah tamu yang menginap pada tempat penyedia jasa akomodasi di kabupaten ini. Kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Pandeglang diarahkan kepada 6 kawasan, yaitu: 1.
Kawasan Pariwisata Gunung Karang meliputi; Sumur Tujuh, Makam Simpeureun, Pariwisata Kota Pandeglang, Pemandian Air Panas Cisolong, Batu Lingga, Air Panas
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 18
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Profil Perekonomian Wilayah 2013
Wariang, Agrowisata Akarsari, Agrowisata Cihunjuran, Penziarahan Cibulakan, Batu Qur’an, Pemandian Cikoromoy, dan Batu Tapak Ps. Peuteuy. 2. Kawasan Pariwisata Cikedal meliputi; Situ Cikedal, Penziarahan Cikadueun, Batu Ranjang, Batu Tongtrong, Kerajinan Emping, Prasasti Muruy, Batu Gong, Sanghyang Dengdek, Batu Saketeng, dan Batu Tapak. 3. Kawasan Pariwisata Carita meliputi; Pantai Carita, Perkemahan Perhutani, Taman Rekreasi Tamansari, Taman Rekreasi Perhutani, Curug Gendang, Penziarahan Caringin, dan Masjid Caringin. 4. Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung meliputi; Pantai dan Resort Tanjung Lesung, Pulau Liwungan, Desa Wisata Cikadu, Pantai Cipanon, Pantai Cimahpar, Pantai/Muara Cijalarang, dan Pantai Mega Camara. 5. Kawasan Pariwisata Taman Nasional Ujung Kulon meliputi; Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Handeuleum, Pulau Peucang, Pulau Panaitan, Sanghyang Sirah, Agrowisata Gunung Honje, Pantai Ciputih, Pulau Umang Resort, Desa Wisata Kertamukti, dan Are Ganesha. 6. Kawasan Pariwisata Pantai Selatan meliputi; Penziarahan Mantiung, Pantai Tanjungan, Pulau Tinjil, Pantai Cikiruh Wetan, Agrowisata Kutakarang, Wisata Pantai Citeluk, Pantai Sindangkerta, dan Pulau Deli.
Tanjung Lesung
Pulau Liwungan
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 19
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Profil Perekonomian Wilayah 2013
Badak Bercula Satu (Rhinoceros Sondaicus) yang hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon
Pulau Peucang
Pulau Panaitan
Gunung Honje
Sanghyang Sirah
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 20
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Peluang Investasi 2013
C. PELUANG INVESTASI C.1
Sektor Unggulan
Berdasarkan hasil perhitungan LQ Kabupaten Pandeglang terhadap Provinsi Banten, maka sektor unggulan daerah ini adalah sektor pertanian, diikuti sektor jasa, bangunan konstruksi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, perdagangan, hotel dan restoran, serta pertambangan dan penggalian. Tabel C.1 Perhitungan LQ Lapangan Usaha di Kabupaten Pandeglang Tahun 2012 No.
Nilai PDRB
Lapangan Usaha
1
Pertanian Agriculture
2
Pertambangan dan Penggalian
Banten
1.413.214,43
6.921.460,51
4,22
5.316,63
101.497,85
1,08
47.034.179,51
0,22
3
Industri Pengolahan
510.227,51
4
Listrik dan Air Minum
145.653,95
3.442.171,97
0,87
5
Bangunan Konstruksi
230.182,32
2.590.502,54
1,84
6
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
1.142.838,25
18.055.706,92
1,31
7
Pengangkutan dan Komunikasi
289.306,55
8.510.770,17
0,70
8
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa‐Jasa
251.837,50
3.465.677,76
1,50
574.929,83
4.100.387,81
2,89
4.563.506,97
94.222.355,04
9
Jumlah Sumber: Hasil analisis dan Pandeglang Dalam Angka 2012
C.2
LQ
Pandeglang
Laju Pertumbuhan
Pada Tabel C.1 dapat diketahui peranan PDRB Kabupaten Pandeglang terhadap Provinsi Banten selama 2005 – 2011. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar yaitu 18,01% dan memiliki nilai LQ 4,21. Artinya sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Pandeglang. Sektor jasa juga merupakan sektor potensial untuk dikembangkan dengan nilai kontribusi sektor 14,04% dan LQ 2,89, terutama pariwisata karena Kabupaten Pandeglang memiliki potensi pariwisata yang belum teroptimalkan, di samping sektor keuangan yang perkembangannya cukup baik.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 21
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Peluang Investasi 2013
Tabel C.2 Peran Sektor Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pandeglang Terhadap Provinsi Banten Tahun 2005 – 2011 Lapangan Usaha
Share PDRB Pandeglang terhadap Banten (%) 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Sektor Primer
23,84%
24,01%
22,51%
21,11%
20,30%
18,73%
18,01%
Pertanian
24,06%
24,23%
22,73%
21,13%
20,53%
18,89%
18,18%
Pertambangan dan Penggalian
6,08%
6,38%
5,86%
19,66%
5,26%
6,44%
5,10%
Sektor Sekunder
1,66%
1,69%
1,74%
1,78%
1,84%
1,63%
1,71%
Industri Pengolahan
1,32%
1,31%
1,35%
1,38%
1,42%
1,06%
1,06%
Listrik, Gas, dan Air Bersih
0,97%
0,98%
0,98%
0,92%
1,05%
3,42%
4,35%
Bangunan
9,15%
9,30%
8,84%
8,40%
7,88%
7,78%
7,75%
Sektor Tersier
8,12%
8,23%
7,91%
7,54%
7,21%
7,15%
7,04%
Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Bank dan Lembaga Keuangan lain
7,72%
7,65%
6,96%
6,62%
6,41%
6,28%
6,22%
4,24%
4,48%
4,69%
4,74%
4,49%
4,39%
4,18%
7,59%
9,34%
9,12%
8,56%
8,08%
7,89%
7,70%
Jasa‐Jasa
16,47%
16,31%
16,08%
14,63%
13,94%
14,23%
14,04%
BANTEN 5,78% 5,76% Sumber: Hasil analisis dan Pandeglang Dalam Angka 2012
5,70%
5,67%
5,61%
5,06%
5,00%
C.3
Peluang Investasi
C.3.1 Peluang Pasar Pemerintah Kabupaten Pandeglang telah menjadikan pariwisata sebagai sektor andalan untuk meningkatkan perekonomian di samping sektor pertanian. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis sektor basis dan laju pertumbuhan bahwa sektor jasa‐jasa (termasuk di dalamnya sub‐sektor pariwisata) merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, peluang investasi pada sektor pariwisata yang ditawarkan kepada investor adalah pembangunan “Kawasan Wisata One Stop Tourism”. Kawasan Wisata ini memiliki konsep sebagai kawasan wisata terpadu yang menjadi pintu gerbang kegiatan pariwisata yang ada di Kabupaten Pandeglang. Letaknya yang strategis menjadikan kawasan wisata ini menjadi pusat informasi dan pelayanan wisata terpadu, sebelum wisatawan berkunjung ke obyek wisata seperti Pantai Carita, Tanjung Lesung, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), dan kawasan wisata lainnya di Pandeglang. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 22
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Peluang Investasi 2013
Keunggulan komparatif dan kompetitif pada sektor pariwisata, khususnya dalam pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism di antaranya dapat dilihat melalui: 1) jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata dan jumlah tamu yang menginap pada tempat penyedia jasa akomodasi yang ada, 2) obyek dan daya tarik wisata lainnya yang menjadi satu paket dalam pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism, 3) lokasi dan ketersediaan lahan pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism. 1) Jumlah dan Pertumbuhan Wisatawan Dari tahun ke tahun, sejak tahun 2005 hingga 2011 terjadi peningkatan wisatawan yang datang ke Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada Tabel C.3. Tabel C.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Jumlah Pertumbuhan Pengunjung (%) 1 2005 433.009 2 2006 718.923 66% 3 2007 650.562 ‐10% 4 2008 799.205 23% 5 2009 1.493.203 87% 6 2010 1.432.500 ‐4% 7 2011 1.433.481 0% 8 2012 2.422.421 69% Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka 2012 No.
Tahun
Tabel C.4 Jumlah Wisatawan Berdasarkan Tamu Hotel di Kabupaten Pandeglang No.
Wisatawan
2010
2011
1
Domestik
144.531
414.692
2
Mancanegara
16.219
13.447
160.750
428.139
Jumlah
Sumber: BPS, Pandeglang Dalam Angka 2012
2) Obyek dan Daya Tarik Wisata Pariwisata di Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu andalan bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah, hal ini disebabkan karena Kabupaten Pandeglang memiliki potensi yang sangat besar pada sektor pariwisata. Kondisi alam yang didominasi alam pegunungan dan pantai yang terpanjang di Propinsi Banten menjadikan Kabupaten Pandeglang sebagai alternative pariwisata yang sangat menjanjikan, dari mulai wisata pantai, wisata alam, wisata ziarah, wisata budaya, sampai kepada wisata buatan. Namun
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 23
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Peluang Investasi 2013
harus diakui bahwa perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Pandeglang dirasakan masih belum optimal dibandingkan dengan potensi yang dimilikinya. Kabupaten Pandeglang memiliki sekitar 214 obyek wisata yang terdiri dari kategori suaka alam (1 obyek), wisata sejarah dan budaya (183 obyek), wisata pantai (11 obyek), dan wisata tirta (19 obyek).
C.3.2 Lokasi Pengembangan Kawasan Wisata One Stop Tourism Lokasi pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism terletak di Kecamatan Sumur, tepatnya di Desa Kertamukti, dengan luas lahan mencapai 8 ha. Lokasi ini memiliki letak yang cukup strategis berada pada simpul transportasi jalan nasional, ditambah dengan adanya rencana jalan bebas hambatan yang menghubungkan Kragilan (Kabupaten Serang) – Warunggunung (Kabupaten Lebak) – Panimbang (Kabupaten Pandeglang). Kabupaten ini juga memiliki rencana pengembangan transportasi udara, berupa pembangunan Bandar Udara Banten Selatan di Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Sobang.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 24
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Peluang Investasi 2013
C.4
Kelayakan Investasi
Berdasarkan hasil analisa sektor basis dan laju pertumbuhan PDRB diketahui bahwa sektor jasa‐jasa, termasuk di dalamnya subsektor pariwisata, merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Pandeglang. Adapun peluang investasi yang ditawarkan adalah pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism sebagai kawasan wisata terpadu yang menjadi pintu gerbang bagi seluruh kegiatan pariwisata yang ada di Kabupaten Pandeglang. Beberapa asumsi makro yang dipakai dalam menghitung kelayakan pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism adalah eksistensi bangunan fisik dengan rincian: 9 Kantor pusat informasi dan administrasi 9 Hotel 9 Kios oleh‐oleh dan makanan: 200 unit 9 Sarana bermain dan kebun binatang mini 9 Sarana ibadah dan lahan parkir a.
b.
c.
Cash out‐flow : •
Harga bangunan per‐m2 Rp 2.500.000,‐
•
Biaya pembangunan kios sebesar Rp 1.000.000,‐/m2
•
Pembuatan Sarana bermain dan kebun binatang sebesar Rp 400.000,‐/m2
•
Pembuatan sarana ibadah dan penunjang lainnya (parkir) sebesar Rp 750.000,‐/m2
Cash In‐Flow •
Harga jual bangunan = Biaya pembanguan ditambah margin 25%
•
Retribusi yang dipungut berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
Perhitungan Feasibility •
Discount rate : 12%/tahun
•
Umur Proyek : 10 Tahun
•
Dilengkapi dengan Analisis Sensitivitas
Asumsi Pengeluaran Harga bangunan untuk tahun mendatang dipertimbangkan terhadap pengaruh kenaikan harga bahan bangunan terutama besi dan semen, serta kenaikan biaya transportasi saat ini yang berkisar antara 10 – 30%. Oleh karena itu standar yang berlaku saat ini perlu dimodifikasi secara faktual sebagai berikut: Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 25
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Peluang Investasi 2013
•
Harga bangunan per‐m2 diasumsikan 2.500.000,‐/m2
•
Biaya non‐standar diperhitungkan 50% dari standar untuk bangunan hotel dan 30% untuk bangunan pertokoan dan pasar
•
Untuk pekerjaan ruang luar diasumsikan 400.000/m2
•
Untuk kios diasumsikan 1.000.000,‐/m2
•
Untuk lahan parkir dan sarana bermain diasumsikan 1.500.000,‐/m2 Tabel C.5 Estimasi Biaya Pembangunan Fisik
BANGUNAN
LUAS (m2)
KATEGORI
Hotel Kantor Pusat Info Kios Oleh‐Oleh Sarana Bermain dan Kebun Binatang Mini Sarana Ibadah dan Penunjang Sumber : Analisis, 2013
Bangunan baru Bangunan baru Bangunan baru Bangunan baru
Bangunan baru
HARGA STANDAR (Ribu Rp/m2)
9,000 200 2,000
HARGA ASUMSI (Ribu Rp/m2)
NON STD (%)
JUMLAH BIAYA (Ribu Rp)
2,500 2,500 1,000
30 30 30
3,250 3,250 1,300
29.250.000,‐ 650.000,‐ 2.600.000,‐
3,200
400
400
1.280.000,‐
5,200
500 JUMLAH
500
2.600.000,‐ 36.380.000,‐
Pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism dapat dilaksanakan selama 3 tahun dan pada tahun ke‐4, diasumsikan pendapatan sewa bangunan adalah 100% terjual dan hotel mulai terisi. Bentuk penataan Kawasan Wisata One Stop Tourism adalah kios, los, dan untuk pedagang khusus konveksi. Segmentasi pasarnya diperuntukkan untuk semua kalangan. Analisis kelayakan pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel C.6 Hasil Perhitungan Analisis NPV
IRR (%/th)
BCR
PP
4.342.822.569
21,08%
2,77
5,00
Layak
Layak
Layak
Layak Sumber: Analisis, 2013
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 26
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
Peluang Investasi 2013
Berdasarkan hasil analisis kelayakan investasi diketahui bahwa:
NPV pada discount factor 14% menunjukan nilai NPV sebesar Rp 4.342.822.569 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism layak untuk dilaksanakan.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 21,08%. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 12% maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga pasar.
Hasil analisis menunjukkan nilai gross B/C ratio sebesar 2,77. Nilai ini menunjukkan bahwa benefit yang yang diperoleh 2,77 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Sedangkan Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan setelah dikalikan dengan DF sebesar 12%.
Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke‐5.
Indikator‐indikator kelayakan investasi tersebut menunjukkan nilai di atas standar yang ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, peluang investasi pembangunan Kawasan Wisata One Stop Tourism di Desa Kertamukti layak untuk dilaksanakan.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah 27
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia