Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
1 EVALUASI STRATEGI PENDEKATAN BALANCED SCORECARD UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN PENDAPATAN RSU HAJI SURABAYA Lia Sapitri
[email protected]
Endang Dwi Retnani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to evaluate and to find out how far the success rate of implementation of strategy of Surabaya Hajj General Hospital which is carried out by using balance scorecard approach based on 4 perspectives which include financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, and learning and growth perspective so they are consistent with the Surabaya Hajj General Hospital. The research object is conducted in Graha Nuur Afiyah unit. The method in this research is descriptive qualitative method which is a non hypothesis research so it does not formulate hypothesis.It can be concluded from the result of research that the performance achievement of Graha Nuur Afiyah is quite good since all indicators the fourth balance scorecards show the formulated concept can run and can be measured then they are described by a strategy action plan in order to keep on increasing the growth of Graha Nuur Afiyah’s income. The balance scorecard method is already well known in the scope of Graha Nuur Afiyah yet the socialization of the introduction of balance scorecard to all employees is definitely required with regard to understand the importance of the improvement of management performance for the sake of continuity of Graha Nuur Afiyah’s operational activities. Keywords: Balance Scorecard, Strategy, performance Evaluation. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan strategi rumah sakit umum haji surabaya dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard berdasarkan 4 (empat) perspektif meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sehingga selaras dengan visi dan misi RSU haji surabaya. Objek penelitian dilakukan pada unit graha nuur afiyah. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang merupakan penelitian non hipotesis, sehingga dalam penelitian ini tidak merumuskan hipotesis. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian adalah pencapaian kinerja graha nuur afiyah sudah baik, dimana dari semua indikator ke empat perspektif balanced scorecard menunjukan konsep yang sudah dirumuskan dapat berjalan dengan terukur yang kemudian dijabarkan dengan suatu rencana tindakan strategi untuk terus meningkatkan pertumbuhan pendapatan graha nuur afiyah. Metoda BSC memang sudah tidak asing lagi didalam ruang lingkup graha nuur afiyah tetapi sangat diperlukan untuk memberikan sosialisasi pengenalan balanced scorecard kepada seluruh karyawan supaya memahami pentingnya peningkatan kinerja manajemen demi kelangsungan kegiatan operasional graha nuur afiyah. Kata kunci: Balanced Scorecard, Strategi, Penilaian Kinerja.
PENDAHULUAN Rumah sakit umum (RSU) haji surabaya merupakan milik pemerintahan propinsi jawa timur (PemProv Jatim) sehingga yang menjadi prioritas utama adalah kualitas pelayanan terhadap pasien, dikarenakan kepemilikan tersebut maka RSU haji surabaya diwajibkan menerima pasien yang kurang mampu sesuai dengan syarat yang telah ditentukan seperti memiliki kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) untuk mendapatkan pelayanan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
2 dengan tarif khusus tentunya lebih murah dari pasien secara umum, banyaknya jumlah pasien kurang mampu ini membuat pendapatan yang diterima RSU haji surabaya berkurang. Hal tersebut membuat pihak manajemen RSU haji surabaya harus memiliki strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat terus meningkatkan pendapatannya lewat pasien umum yang membayar tarif secara normal, maka rumah sakit umum (RSU) haji surabaya sudah mulai menerapkan strateginya dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard (BSC) dalam penilaian kinerja manajemennya sejak tahun 2005 secara bertahap dan secara menyeluruh pada tahun 2010, dimana pendekatan ini memandang kinerja dari 4 (empat) perspektif meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Menyadari hal tersebut maka perlu dilakukan evaluasi strategi pada RSU haji surabaya. Evaluasi penting dilakukan untuk mengukur serta menilai kinerja rumah sakit, bagaimana rumah sakit menerapkan rencana-rencana strateginya serta untuk mempertahankan kinerja agar tetap sejalan dengan tujuannya. Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi bearti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat diperbaharui di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi strategi tersebut dalam perencanaan, pelaksanaan serta hasil yang dicapai. RSU haji surabaya mempunyai beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang juga berfungsi sebagai sumber pendapatan. Salah satu pendapatan RSU haji surabaya yang cukup besar adalah pendapatan dari kelas utama (graha nuur afiyah). Graha nuur afiyah RSU haji surabaya merupakan wadah penyelenggaraan pelayanan rawat inap dan rawat jalan yang dilakukan dengan standard fasilitas khusus sesuai permintaan pasien. Berdasarkan surat keputusan gubernur nomor 81 th. 2002 tentang pengelolaan penyelenggaraan graha nuur afiyah di rumah sakit provinsi, antara lain memberikan pelayanan kepada pasien melalui pengelolaan khusus yang bersifat otonom, memberikan wadah pelayanan kesehatan bagi pasien yang mampu, meningkatkan pendapatan rumah sakit melalui pelayanan graha nuur afiyah untuk memberikan subsidi silang bagi pasien tidak mampu, serta meningkatkan peran rumah sakit sebagai unit sosial ekonomi. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini pada ruang lingkup graha nuur afiyah RSU haji surabaya, yang memang pengunjungnya merupakan pasien mampu dan sesuai tujuan peneliti melakukan penelitian ini, diharapkan dapat membantu pihak manajemen RSU haji surabaya untuk terus mengembangkan penerapan strateginya dengan pendekatan balanced scorecard. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Visi, Misi, Strategi dan Evaluasi Pernyataan visi, misi, dan strategi yang jelas akan sangat membantu semua pihak yang berada di lingkungan RSU haji surabaya dalam memberikan petunjuk kepada mereka tentang cara untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang RSU haji surabaya, Serta mengevaluasi strategi yang sudah diterapkan sehingga tujuan RSU haji surabaya dapat tercapai. Wibisono (2006: 43) menjelaskan bahwa visi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai dimasa depan. Menurut Nanawi (2000: 122) Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
3 Jadi dapat disimpulkan bahwa visi adalah cita-cita sebuah organisasi yang ingin dicapai di masa depan untuk mewujudkan tujuan jangka panjang. Misi adalah produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut (Prasetyo dan Benedicta, 2004: 8). Menurut Drucker (2000: 87) Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi, pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa misi adalah proses untuk mewujudkan visi melalui tujuan jangka pendek sebuah organisasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 1092) Strategi diartikan sebagai rencana-rencana yang cermat mengenai kegiatan organisasi untuk mencapai sasaran-sasaran secara khusus. Menurut Iskandarwassid dan Dadang (2008: 3) strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Artinya, bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik berpikir secara unik untuk dapat menganalisa memecahkan masalah didalam mengambil keputusan. Sedangkan dalam penelitian Sutikno (2007: 3) menyatakan bahwa secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan perencanaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat internal. Dimana setiap orang yang berada dilingkungan organisasi tersebut dapat mencapai tujuan organisasi bersama-sama. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Arikunto, 2004: 1). Menurut Sudjana (2006) evaluasi merupakan program dapat didefinisikan sebagai kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan Yunanda (2009) mengemukakan bahwa kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan sejauh mana tujuan yang telah diterapkan sebuah organisasi sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan. Pengukuran Kinerja Menurut Larry (2001) menyatakan bahwa pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses. Sedangkan pengukuran kinerja menurut Halim dan Tjahyono (2003: 207) merupakan mekanisme perbaikan lingkungan organisasi agar berhasil dalam menetapkan strategi organisasi. Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja adalah proses penilaian kinerja organisasi sebagai alat perolehan data dalam pengendalian manajemennya yang bermanfaat memperbaiki kinerja operasi suatu organisasi dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Dalam hal ini yang menjadi ukuran adalah kemampuan organisasi, bagian organisasi, dan karyawan dalam mencapai efektifitas operasionalnya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Balanced Scorecard Balanced scorecard melengkapi seperangkat ukuran keuangan kinerja di masa lalu dengan ukuran pendorong kinerja di masa depan. Tujuan dan ukuran memandang kinerja organisasi dari empat prespektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 2000: 7).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
4 Mardiasmo (2002: 123) menyatakan bahwa Balanced scorecard merupakan tolak ukur yang dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Teknik pengukuran yang komprehensif di ukur tidak hanya berdasarkan aspek keuangannya saja, akan tetapi juga aspek non-keuangan. Pengukuran dengan menggunakan balanced scorecard melibatkan empat aspek: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2006: 509) balanced scorecard adalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced scorecard menterjemahkan visi,misi, dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif, yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dari beberapa definisi-definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa balanced scorecard merupakan alat komunikasi, informasi, dan sistem pembelajaran sehingga dapat memberikan gambaran jelas mengenai strategi jangka pendek maupun jangka panjang organisasi untuk mencapai dan mempertahankan dan meningkatkan kinerja sebuah organisasi. Empat Perspektif Balanced Scorecard Perspektif keuangan, sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan pada masingmasing tahap dalam siklus bisnis yang oleh Kaplan dan Norton (2000) dibedakan menjadi tiga tahap: growth (berkembang), sustain stage (bertahan), harvest (panen). Perspektif pelanggan dalam penelitian Kaplan dan Norton (2000: 59) pengukuran dalam perspektif peanggan, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan, retensi pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan. Perspektif proses bisnis internal Kaplan dan Norton (2000: 83) dalam proses bisnis internal, manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan diharuskan melakukan dengan baik. Tahapan dalam proses bisnis internal meliputi: inovasi, proses operasional dan proses penyampaian produk atau jasa pada pelanggan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, balanced scorecard mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Adapun faktorfaktor yang harus diperhatikan adalah kepuasan karyawan, kemampuan sistem informasi dan motivasi, pemberdayaan dan keselarasan (Kaplan dan Norton, 2000: 110). Hubungan Balanced Scorecard dengan Visi, Misi dan Strategi Kaplan dan Norton (2000: 26) juga mengemukakan tiga prinsip yang memungkinkan balanced scorecard organisasi terhubung dengan strategi, yaitu: a. Hubungan sebab-akibat prinsip ini sangat penting bagi BSC Karena prinsip inilah yang membedakan BSC dengan konsep-konsep yang lain. Dengan prinsip ini, BSC mampu menjabarkan tujuan dan pengukuran masing-masing perspektif dengan baik dalam satu kesatuan yang padu. b. Faktor pendorong kinerja dalam BSC yang baik harus memiliki bauran ukuran hasil yang memadai dan faktor pendorong kinerja yang telah disesuaikan dengan strategi unit bisnis. c. Keterkaitan dengan masalah keuangan keberhasilan organisasi dalam pencapaian berbagai tujuan seperti kualitas, kepuasan pelanggan, inovasi dan pemberdayaan karyawan tidak akan memberikan perbaikan terhadap organisasi apabila hal tersebut hanya dianggap sebagai tujuan akhir. Rumah Sakit Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
5 dinyatakan bahwa: “rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”. Sedangkan pengertian rumah sakit menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/Menkes/Per/III/2010 adalah : “rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna atau lengkap yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”. Dari pengertian diatas, rumah sakit adalah tempat khusus yang didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga pasien, sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan setiap Rumah Sakit. Fungsi Rumah Sakit Berdasarkan Undang-undang RI no. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, menjelaskan bahwa rumah sakit mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna atau lengkap tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian tentang balanced scorecard sebagai suatu sistem pengukuran kinerja dan mengevaluasi hasil dari penerapannya telah dilakukan sebelumnya. Penelitian mengenai BSC yang memberikan masukan bagi peneliti, yaitu: 1. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR), Buwono (2011) dalam penelitiannya “Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja dan evaluasi strategi pertumbuhan pendapatan pada Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah DR. M. Soewandhie Surabaya” a. Pada pengukuran perspektif pembelajaran dan pertumbuhan walaupun turn over karyawan relative kecil tetapi pembagian tiap ruang perawatan perlu merata. b. Pada pengukuran perspektif proses bisnis internal diketahui kinerja selama tahun 2008-2009 sudah mencapai target. c. Pada pengukuran perspektif pelanggan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran yang ada masih belum efektif dan maksimal. d. Sedangkan pada perspektif keuangan pendapatan dibedakan atas jenis pasien serta atas pendapatan tiap ruang perawatan tetapi tidak untuk biaya yang merupakan fasilitas dana pemerintah (APBD/APBN). 2. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswi STIESIA, Mongkareng (2011) dalam penelitiannya “Analisis pengukuran kinerja Rumah Sakit dengan pendekatan Balanced Scorecard (studi pada Rumah Sakit Umum Haji Surabaya)” a. Kinerja IGD RSU haji surabaya, menunjukkan bahwa IGD adalah mission center yang sudah menggunakan Balanced Scorecard dan menuangkan ke visi,misi serta strategi yang telah ditetapkan. b. Perspektif keuangan, pendapatan IGD menunjukkan trend yang baik karena realisasi selalu meningkat dibandingkan yang sudah ditargetkan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
6 c. Perspektif pelanggan, dikatakan baik karena sesuai dengan indeks kepuasan masyarakat dengan dilakukannya survei secara rutin d. Perspektif proses bisnis internal, RSU Haji Surabaya selalu berusaha menangkap kepuasan pasar melalui inovasi-inovasi yang akan dan sedang dijalankan RSU Haji Surabaya. e. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, khususnya IGD secara keseluruhan terlihat baik dari retensi karyawan yang tinggi. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (objek) Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian ini berasal dari data internal ruang lingkup graha nuur afiyah sebagai salah satu unit pelayanan di RSU haji surabaya yang berada di jalan manyar kertoadi surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan strategi yang telah diterapkan sebelumnya oleh pihak manajemen RSU haji surabaya yang dapat berdampak terhadap pendapatan RSU haji surabaya itu sendiri. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dan kuesioner. Satuan Kajian Satuan kajian berkaitan dengan batasan yang dilakukan di dalam proses penelitian yang didasarkan pada rumusan penelitian. Pada penelitian ini yang akan menjadi fokus penelitian yaitu: 1. Visi, misi, strategi dan tujuan RSU haji surabaya 2. Empat perspektif balanced scorecard a. Perspektif keuangan pengukurannya melalui: 1) Rasio ekonomis = (belanja Rumah Sakit / anggaran yang ditetapkan) x 100% 2) Rasio efektivitas = (realisasi pendapatan / target pendapatan) x 100% 3) Rasio efisiensi = (total realisasi pendapatan/ total belanja rumah sakit) x 100% 4) Rasio pertumbuhan pendapatan = pendapatan periode sekarang – pendapatan periode masa lalu / pendapatan periode masa lalu x 100% b. Perspektif pelanggan pengukurannya melalui tingkat kepuasan pelanggan yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada pelanggan kemudian diukur menggunakan skala ordinal. c. Perspektif proses bisnis internal pengukurannya melalui proses inovasi dan kualitas layanan di graha nuur afiyah. d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pengukurannya melalui: 1) Retensi karyawan Perputaran karyawan = (Jumlah karyawan yang keluar / Total karyawan pada tahun berjalan) X 100% 2) Pelatihan karyawan = (jumlah karyawan yang training / Total karyawan pada tahun berjalan) X 100% 3) Kepuasan karyawan adalah penentu dari kedua pengukuran sebelumnya, pengukurannya dilakukan dengan survei kepuasan karyawan melalui kuesioner. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengukuran Kinerja graha nuur afiyah dengan menggunakan Balanced Scorecard. 1. Perspektif keuangan adalah untuk meningkatkan pendapatan dimana pendapatan yang diperoleh tersebut akan dipergunakan untuk mendanai segala rencana kegiatan penunjang jalannya rumah sakit.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
7 a. Rasio ekonomis Rumus perhitungan untuk mengetahui presentase pencapaian rasio ekonomis = (belanja rumah sakit / anggaran yang ditetapkan) x 100% Tabel 1 Rasio Ekonomis Graha Nuur Afiyah RSU Haji Surabaya
Tahun
Anggaran yang ditetapkan
Realisasi Belanja Rumah Sakit
Presentase pencapaian (%)
2010
14.000.000.000
13.608.066.277
97%
2011
17.000.000.000
16.184.977.147
95%
2012
18.000.000.000
17.003.474.862
94%
Sumber: bagian graha nuur afiyah RSU haji surabaya Dari tabel 1 menjelaskan bahwa dari tahun 2010-2012 graha nuur afiyah RSU haji surabaya mampu mengelola pengeluarannya dengan seefisien mungkin dimana realisasi belanja rumah sakit tidak lebih besar dari Anggaran yang sudah ditetapkan walaupun presentase pencapaian setiap tahunnya menurun dan perlu diketahui saat rumah sakit lebih efisien dalam mengelola pengeluarannya bukan bearti RSU haji surabaya mengurangi kualitas dan kuantitas dari peralatan dan pelayanan yang ada. b. Rasio efektifitas efektivitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil yang diharapkan atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan (Dunn, 2003: 429). Sehingga ukuran efektivitas dapat diartikan sebagai suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Rumus perhitungan untuk mengetahui presentase pencapaian rasio efektivitas = (realisasi pendapatan / target pendapatan) x 100% Tabel 2 Rasio Efektifitas Graha Nuur Afiyah RSU Haji Surabaya
Tahun
Target Pendapatan 12.000.000.000
Realisasi Pendapatan 13.598.702.952
Presentase pencapaian (%) 113%
2010 2011
14.000.000.000
15.658.793.917
112%
2012
16.000.000.000
16.924.673.309
106%
Sumber: bagian graha nuur afiyah RSU haji surabaya. Dari tabel 2 menjelaskan bahwa pendapatan graha nuur afiyah RSU haji surabaya dari tahun ke tahun meningkat dan mencapai serta melebihi target yang dianggarkan, walaupun presentase setiap tahunnya menurun, hal ini tetap dinilai baik yang harus diperhatikan adalah lebih meningkatkan kualitas serta kuantitas pelayanan Rumah sakit supaya jumlah presentasi pertumbuhan semakin meningkat setiap Tahunnya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
8 c. Rasio efisiensi rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya belanja yang dikeluarkan terhadap realisasi pendapatan. Sehingga apabila sasaran yang ingin dicapai oleh suatu kebijakan publik ternyata sangat sederhana sedangkan biaya yang dikeluarkan melalui proses kebijakan terlampau besar dibandingkan dengan hasil yang dicapai, ini berarti kegiatan kebijakan tidak layak untuk dilaksanakan (Dunn, 2003: 430). Rumus perhitungan untuk mengetahui presentase pencapaian rasio efisiensi = (total realisasi pendapatan / total belanja rumah sakit) X 100% Tabel 3 Rasio Efisiensi Graha Nuur Afiyah RSU Haji Surabaya
Jumlah Realisasi Belanja Rumah Sakit 13.608.066.277
Presentase Pencapaian (%)
2010
Jumlah Realisasi Pendapatan 13.598.702.952
2011
15.658.793.917
16.184.977.147
96,7%
2012
16.924.673.309
17.003.474.862
99,5%
Tahun
99,9%
Sumber: bagian graha nuur afiyah RSU haji surabaya, data diolah. Dari tabel 3 menjelaskan bahwa presentase rasio efisiensi pada graha nuur afiyah RSU haji surabaya dilihat dari tahun 2010 sebesar 99,9%, tahun 2011 sebesar 96,7% dan pada tahun 2012 sebesar 99,5% dimana jumlah realisasi belanja rumah sakit selalu lebih besar dari realisasi pendapatan rumah sakit, sehingga yang harus diperhatikan adalah mengevaluasi kembali kebutuhan yang memang penting dan tidak terlalu penting sehingga pengeluaran belanja tidak terus membesar dan kebutuhan tersebut memang terpakai sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan sebenarnya dan layak untuk di laksanakan. d. Rasio pertumbuhan pendapatan rasio pertumbuhan (growth ratio), rasio pertumbuhan dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang dicapai dari periode ke periode berikutnya. Rasio pertumbuhan dikatakan baik, jika setiap tahunnya mengalami pertumbuhan positif atau mengalami peningkatan. Rumus perhitungan untuk mengetahui presentase pencapaian rasio pertumbuhan pendapatan = pendapatan periode sekarang – pendapatan periode masa lalu / pendapatan periode masa lalu x 100% Tabel 4 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Graha Nuur Afiyah RSU Haji Surabaya
Tahun
Target Pendapatan
Realisasi Pendapatan
2010
12.000.000.000
13.598.702.952
2011
14.000.000.000
15.658.793.917
2012
16.000.000.000
16.924.673.309
Sumber: bagian graha nuur afiyah RSU haji surabaya. Adapun rasio pertumbuhan pendapatan yang dicapai graha nuur afiyah selama tahun 2010-2012 dalam mengelola pendapatannya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
9
Rasio pertumbuhan 2011 = =
Rp. 15.658.793.917 – Rp. 13.598.702.952 Rp. 13.598.702.952 15,2%
x 100 %
Hasil ini diperoleh dari total realisasi pendapatan graha nuur afiyah tahun 2011 dikurangi dengan total realisasi pendapatan graha nuur afiyah tahun 2010 dibagi dengan total realisasi pendapatan tahun 2010 di kali seratus persen (100%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan graha nuur afiyah dari tahun 2010 ke tahun 2011 hanya mencapai 15,2 %.
Rasio pertumbuhan 2012 = =
Rp. 16.924.673.309 - Rp. 15.658.793917 Rp. 15.658.793917 8,1%
x 100 %
Rasio pertumbuhan tahun 2012 hanya mencapai 8.1 % diperoleh dari total realisasi pendapatan graha nuur afiyah tahun 2012 dikurangi dengan total realisasi pendapatan graha nuur afiyah tahun 2011 dibagi dengan total realisasi pendapatan graha nuur afiyah tahun 2011 di kali seratus persen (100%), rasio pertumbuhan pendapatan pada tahun 2012 mengalami penurunan pada presentase pencapaiannya dari tahun sebelumnya (2011) sebesar 7,1 %. Hasil perhitungan rasio pertumbuhan ini dapat dibuatkan tabel persentase pertumbuhan graha nuur afiyah dan kategori pertumbuhan pendapatan graha nuur afiyah selama 3 tahun terakhir. Adapun tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut : Tabel 5 Ukuran Rasio Pertumbuhan Pendapatan Graha Nuur Afiyah RSU Haji Surabaya
Tahun 2010- Tahun 2012
Persentase Pertumbuhan (Graha Nuur Afiyah)
Kriteria
2010 2011 2012
15,2% 8,1%
Kurang Baik Tidak Baik
Sumber : data olahan tahun 2010-2012. Dari data di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan graha nuur afiyah dari tahun 2010 ke tahun 2011 hanya mencapai 15,2% dengan kategori pertumbuhan yang kurang baik, artinya bahwa potensi yang ada pada sumber-sumber pendapatan graha nuur afiyah tidak dikelola secara maksimal. Dan dilihat pertumbuhan pendapatan graha nuur afiyah dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 diperoleh sebesar 8,1% dengan kjategori tidak baik. Nampak terjadi penurunan yang signifikan sebesar 7,1% artinya Kondisi ini diakibatkan oleh meningkatnya jumlah pasien kurang mampu sehingga pendapatan yang diperoleh dari pasien mampu harus menyubsidi untuk biaya pasien kurang mampu tersebut. 2. Perspektif pasien Kepuasan pasien merupakan faktor utama dalam mempertahankan dan memperoleh pasien baru bagi rumah sakit. Untuk menilai kepuasan pasien RSU haji surabaya dengan menggunakan kuesioner kepuasan pasien. Tingkat kepuasan pasien RSU haji surabaya disebarkan sebanyak 50 responden. Dalam setiap kuesioner ini terdapat 31 pertanyaan serta 5 kategori kepuasan pasien yaitu sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
10 Tabel 6 Rekapitulasi kepuasan pasien RSU Haji Surabaya JENIS PELAYANAN A. PROSES PENDAFTARAN 1 Kemudahan Lokasi pendaftaran 2 Kecepatan Penerimaan Pasien 3 Keramahan dan kesopanan petugas 4 Proses pendaftaran yang mudah B. DOKTER 1 Kunjungan rutin Dokter 2 Kejelasan Informasi dari Dokter 3 Kecepatan Dokter menangani keluhan pasien 4 Keramahan Dokter C. PERAWAT 1 Kemudahan perawat untuk dihubungi 2 Kecepatan dalam memberikan bantuan 3 Keramahan dan kesopanan perawat 4 Keterampilan perawat memberikan bantuan 5 Pemberian Obat/Suntikan sesuai Jadwal D. MAKANAN DAN MINUMAN 1 Bervariasinya menu makanan/minuman 2 Kesesuaian makanan dengan kondisi pasien 3 Ketepatan waktu penyajian E. SARANA DAN PRASARANA 1 Kecukupan peralatan RSU 2 Kelengkapan Obat Oleh RSU di Apotik 3 Tersediannya Oksigen, Obat-Obatan dan peralatan lainnya diwaktu mendadak F. KENYAMANAN DAN KEBERSIHAN 1 Kebersihan ruangan 2 Kebisingan Ruangan 3 Kecukupan cahaya dalam ruangan 4 Kesegaran ruangan 5 Kebersihan tempat tidur 6 Kebersihan kamar mandi 7 Persediaan di kamar mandi/WC G. LAIN-LAIN 1 Keamanan 2 Tempat Parkir yang memadai 3 Sarana Komunikasi dan ATM 4 Sarana Tempat Ibadah 5 Sarana Ambulans untuk keperluan darurat JUMLAH TOTAL PRESENTASE
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
TINGKAT KEPUASAN 2 3 4 0 2 15 0 3 17 1 5 10 0 10 15 2 3 4 5 15 9 2 11 13 0 3 10 0 0 8 2 3 4 0 0 10 0 3 12 0 0 5 0 2 11 0 0 5 2 3 4 3 7 11 3 6 9 0 0 13 2 3 4 0 0 5 0 0 11 0 0 3
5 33 30 34 25 5 21 24 37 42 5 40 35 45 37 45 5 29 32 37 5 45 39 47
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 -
2 0 0 0 3 0 0 2 2 5 7 13 9 1 54
3 0 0 3 7 0 0 10 3 7 2 8 4 12 120
4 10 15 10 10 8 4 7 4 13 6 9 5 7 296
5 40 35 37 30 42 46 31 5 25 35 20 32 30 1080
-
3.5%
7.7%
19.10%
69.70%
Sumber: hasil kuesioner diolah.
Rekaptulasi yang ada pada tabel 6, rumus menghitung presentasenya adalah: Jumlah setiap kategori : (50 responden X 31 Pertanyaan = 1550) X 100%. Dari perhitungan tersebut didapat hasilnya yaitu kepuasan pelanggan dalam setiap kategori sangat tidak puas terdapat 0%, kategori tidak puas terdapat sebanyak 3.5 %, untuk kategori cukup puas terdapat sebanyak 7.7 %,yang memiliki tingkat kepuasan kategori puas terdapat sebanyak 19.10 % dan termasuk kategori sangat puas terdapat sebanyak 69.70 %. Berdasarkan presentasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan graha nuur afiyah di RSU haji surabaya memiliki tingkat kepuasan pelanggan yang sangat baik.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
11 3. Perspektif proses bisnis internal dalam tahun-tahun ini, graha nuur afiyah RSU Haji Surabaya banyak melakukan kegiatan investasi antara lain dengan adanya penambahan pada fasilitas medis serta kelengkapannya. Penilaian tersebut meliputi proses inovasi dan kualitas pelayanan. a. Proses inovasi Graha nuur afiyah RSU haji surabaya sudah menjalankan proses operasionalnya sesuai dengan standar dinas kesehatan, yaitu standar pelayanan unit kerja, standar pelayanan rumah sakit dan standar keperawatan. Perbaikan-perbaikan telah dilakukan rumah sakit sebagai usaha untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien antara lain: Peningkatan sarana non medis (gedung dan bangunan) pada tahun 2011 ini adalah renovasi seluruh gedung graha nuur afiyah terutama penggantian rangka atap plafon karena rayap, pembuatan kamar baru dan pembuatan gudang. Renovasi yang dilakukan pada tahun 2010 berlanjut pada 2011 yaitu lantai 2 dan lantai 3 Graha Nuur Afiyah. Namun karena keterbatasan anggaran renovasi, keramik lantai kamar pasien di lantai 2 dan 3 tidak dilakukan penggantian, tetapi hanya keramik lantai lobby dalam. Pintu masuk kamar pasien yang berhubungan dengan koridor sisi barat juga tidak diganti baru. Barang-barang mebelair dan rumah tangga serta alat-alat medis telah dilakukan beberapa perbaikan. Dalam hal pemasaran, telah diterbitkan leaflet-leaflet mengenai produk dan fasilitas yang diletakkan pada counter customer Service RSU haji surabaya. Pemasaran melalui majalah atau buletin juga dilakukan pihak manajemen RSU haji surabaya dengan terbitan 3 (tiga) periode selama tahun 2011. Pada tahun 2012 telah diterbitkan leaflet poli rawat jalan graha nuur afiyah baik poli pagi maupun poli sore. b. Kualitas Layanan Tabel 7 Sistem Kinerja Graha Nuur Afiyah
NO 1 2 3
4
SASARAN Kedisiplinan pegawai Meningkatkan jumlah kunjungan Meningkatnya mutu pelayanan klinis
Terlayaninya pelanggan dengan cepat
INDIKATOR Tingkat kehadiran pegawai tepat waktu Jumlah kunjungan RJ Pengulangan KTD / KNC yang sama Phlebitis
TARGET STANDAR 80% hadir tepat waktu Meningkat > 10%
87,52 % Meningkat 3,79 %
< 10% < 40 ‰
0 7,07 %
Rata-rata
Motion time RJ : 5-40’ 80% 100 % Pembayaran di kasir 80% 86,29 % RI : 20-30’ 80% 97,09 % RJ : 5-10’ waktu visite Ketepatan dokter Pagi:: 07.30-09.30 70% 50,52 % 5 Terlayaninya Ketepatan waktu Sore : 18.00-21.00 pelanggan dengan dimulainya pelayanan tepat waktu tingkat Jumlah Perawatkeluhan untuk 6 Menurunnya Menurun 10% menurun RJ : 09.00 80% 100 %% keluhan pelanggan kasus yang sama 29,37 RI : 24 jamhaji surabaya. 80% 100 % menurun Sumber: bagian graha nuur afiyah RSU Dokter : Melihat tabel diatas, secara umum kita simpulkan bahwa sebagian besar pencapaian RI : 24 jam 80% 100 % sasaran mutu telah hampir mencapai target, untuk komitmen karyawan (dokter, paramedis, RJ : ses. Perjanjian 80% 71,16 %
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
12 non paramedis) masih perlu banyak dibina. Tingkat disiplin karyawan (yang di gambarkan dengan compliance rate) sudah mencapai target, sedangkan ketepatan waktu visite dokter belum mencapai target dan perlu ditingkatkan lagi. Kunjungan rawat jalan pada tahun 2012 menurun dibandingkan tahun 2010-2011 dikarenakan pasien askes tidak bisa lagi menggunakan askesnya di poli rawat jalan Graha Nuur Afiyah. Hasil (indeks kepuasan masyarakat) IKM pada tahun 2011 mencapai nilai 78,67 dengan penilaian sebanyak 14 unsur. 4. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan a. Tingkat Retensi Karyawan Rumus untuk menghitung Tingkat Retensi Karyawan yaitu Perputaran karyawan = (Jumlah karyawan yang keluar / Total karyawan pada tahun berjalan) X 100%. Tabel 8 Retensi Karyawan Graha Nuur Afiyah RSU Haji Surabaya Keterangan
2010
2011
2012
Jumlah Karyawan
67
70
80
Jumlah Karyawan yang keluar
2
1
0
3%
1,4%
0%
Rasio Karyawan Keluar
Sumber: Bagian Graha Nuur Afiyah RSU Haji Surabaya. Dari Tabel 8, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah karyawan di tiap tahunnya. Sementara tingkat retensi karyawan yang terjadi tidak dalam jumlah yang besar, sehingga tidak mengakibatkan pengurangan dalam jumlah yang signifikan. Dimana semakin sedikitnya karyawan yang keluar, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pihak graha nuur afiyah RSU haji umum surabaya dalam mempertahankan karyawannya. b. Pelatihan Karyawan Rumus untuk menghitung Tingkat pelatihan Karyawan yaitu Pelatihan karyawan = (jumlah karyawan yang training / total karyawan pada tahun berjalan) X 100% Tabel 9 Rasio Karyawan Graha Nuur Afiyah RSU Haji Surabaya Keterangan
2010
2011
2012
Jumlah Karyawan yang training
49
52
60
Jumlah Karyawan
67
70
80
73%
74%
75%
Rasio SDM yang ikut Training
Sumber: Bagian Graha Nuur Afiyah RSU Haji Surabaya.
Dari tabel 9 menunjukkan bahwa karyawan yang mengikuti pelatihan di setiap tahunnya selalu dalam jumlah yang besar.Dengan semakin banyaknya pelatihan-pelatihan yang telah diikuti oleh karyawan rumah sakit, diharapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan oleh pihak Rumah Sakit Umum Haji Surabaya khususnya karyawan di Graha Nuur Afiyah dapat semakin meningkat.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
13 b. Kepuasan Karyawan Tabel 10 Rekapitulasi Kepuasan Karyawan Graha Nuur Afiyah TINGKAT KEPUASAN PERTANYAAN
1
2
3
4
5
1.
Bagaimana gaya kepemimpinan yang sekarang?
0
15
25
10
0
2.
Apakah anda setuju dengan peraturan yang dibuat oleh rumah sakit?
0
23
27
0
0
3.
Apakah Sanksi yang dibuat juga sesuai dengan tingkat kesalahan karyawan?
0
30
13
2
5
4.
Puaskan anda terhadap perhatian yang diberikan oleh pimpinan?
0
4
32
14
0
5.
Puaskah anda terhadap gaji/upah yang diberikan Rumah Sakit?
0
16
22
9
3
6.
Bagaimana tingkat kepuasan anda, apakah gaji yang diterima sesuai harapan?
0
37
4
7
2
7.
Puaskah anda terhadap insentif/tunjangan/bonus yang diberikan Rumah Sakit?
0
21
19
6
4
8.
Apakah anda puas dengan jaminan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit?
0
26
11
10
3
9.
Puaskah anda dengan pekerjaan yang sekarang?
0
9
26
15
0
10.
Apakah pekerjaan anda sesuai dengan pendidikan anda?
0
2
10
30
8
11.
Apakah pekerjaan anda sesuai dengan keahlian anda?
0
0
5
39
6
12.
Puaskah anda terhadap keadilan pembagian tugas sesuai dengan pekerjaan anda?
0
4
7
24
15
13.
Puaskah anda terhadap keputusan pimpinan dalam mempromosikan salah satu karyawan untuk menduduki jabatan tertentu?
0
0
40
3
7
14.
Apakah anda puas dengan sarana dan prasarana yang diberikan rumah sakit?
0
3
33
7
7
15.
Puaskah anda terhadap training yang diberikan dalam meningkatkan pengetahuan sesuai dengan pekerjaan anda?
0
10
27
10
3
16.
Puaskah anda terhadap penghargaan yang diberikan rumah sakit karena telah melakukan pekerjaan dengan baik?
0
1
41
6
2
17.
Bagaimana tingkat kepuasan anda terhadap profesionalisme yang dituntut oleh rumah sakit terhadap peningkatan kualitas pelayanan?
0
3
38
7
2
18.
Puaskah anda terhadap pengembangan karir karyawan yang diberikan rumah sakit?
0
2
27
15
6
19.
Bagaimana hubungan kekeluargaan yang terjalin dirumah sakit?
0
2
17
21
10
20.
Apakah anda merasa nyaman dan tentram terhadap lingkungan rumah sakit?
0
7
24
19
0
-
215
448
254
83
0%
21,5%
44,8%
25,4%
8,3%
JUMLAH PRESENTASE Sumber: hasil kuesioner diolah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
14 Tingkat kepuasan karyawan bagian graha nuur afiyah RSU haji surabaya disebarkan sebanyak 50 responden. Dalam setiap kuesioner ini terdapat 20 pertanyaan serta 5 kategori kepuasan pasien yaitu sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas. Rekaptulasi yang ada pada tabel 4.13, rumus menghitung presentasenya adalah : Jumlah setiap kategori : (50 responden X 20 Pertanyaan = 1000) X 100%. Dari perhitungan tersebut didapat hasilnya yaitu kepuasan pelanggan dalam kategori sangat tidak puas terdapat 0%, kategori tidak puas terdapat sebanyak 21,5%, untuk kategori cukup puas terdapat sebanyak 44,8%, yang memiliki tingkat kepuasan kategori puas terdapat sebanyak 25,4 % dan yang termasuk kategori sangat puas terdapat sebanyak 8,3 %.Berdasarkan presentasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan karyawan dikatakan cukup baik. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan (1) Perspektif keuangan dinilai melalui rasio ekonomis, rasio efektifitas, rasio efisiensi, dan rasio pertumbuhan pendapatan dari beberapa tolok ukur tersebut dapat disimpulkan bahwa keuangan graha nuur afiyah bisa diartikan cukup baik. (2) Perspektif pelanggan diukur berdasarkan kepuasan pasien, hasil dari perhitungan kuesioner disimpulkan bahwa pelayanan graha nuur afiyah memiliki tingkat kepuasan pelanggan yang sangat baik. (3) Perspektif proses bisnis internal, dikatakan sangat baik karena graha nuur afiyah banyak melakukan kegiatan investasi antara lain dengan adanya penambahan pada fasilitas medis serta kelengkapannya untuk meningkatkan proses pelayanan kepada pasien. (4) Perpektif pertumbuhan dan pembelajaran, diukur berdasarkan tingkat retensi karyawan, pelatihan karyawan serta kepuasan karyawan dari beberapa tolok ukur tersebut menunjukkan bahwa graha nuur afiyah sangat baik dalam mempertahankan karyawannya dengan didukung kualitas karyawan dari adanya pelatihan-pelatihan serta menjaga kesejahteraan karyawannya. Saran (1) Metoda BSC memang sudah tidak asing lagi di dalam ruang lingkup graha nuur afiyah tetapi sangat diperlukan untuk memberikan sosialisasi pengenalan balanced scorecard kepada seluruh karyawan supaya memahami pentingnya peningkatan kinerja manajemen demi kelangsungan kegiatan operasional graha nuur afiyah. (2) Perspektif keuangan, pihak manajemen perlu berfokus pada tolok ukur efisiensi dimana realisasi belanja graha nuur afiyah lebih besar dari realisasi pendapatan sehingga perlu melakukan penghematan biaya operasional tetapi tidak mengurangi kualitas dari pelayanan pasien dan meningkatkan pendapatannya sehingga dapat mendukung keuangan rumah sakit untuk menunjang sumber pendanaan rumah sakit.. (3) Pada perspektif pelanggan, yang harus diperhatikan adalah sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan pelanggan seperti tempat parkir yang nyaman tidak berantakan, untuk transaksi ditambah atm bca dan mandiri, serta tetap menjaga keramahan karyawan kepada pelanggan. (4) Pada perspektif proses bisnis internal khususnya mengenai presentase pencapaian visite dokter yang menurun, graha nuur afiyah membutuhkan dokter spesialis yang secara khusus hanya ditugaskan di graha nuur afiyah sehingga dapat fokus menangani pasien secara optimal dan tepat waktu terlebih lagi saat menghadapi pasien dengan penyakit beresiko tinggi dan dapat juga membuat permintaan rujukan yang ditujukan kepada pihak rumah sakit atau dinas kesehatan yang memang mampu menyediakan dokter spesialis yang dibutuhkan Graha Nuur Afiyah sesuai prosedur standar pengiriman dokter spesialis, karena dengan diadakan sistem rujukan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. (5) Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perlu diperhatikan tingkat kepuasan karyawan tentang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
15 kurangnya kesejahterahan untuk karyawan seperti penghargaan untuk karyawan yang bekerja professional atau pergantian status Blud/Honorer menjadi Pns, pemeriksaan kesehatan untuk karyawan lebih dirutinkan terutama bagi dokter atau perawat yang berhubungan langsung dengan pasien, serta keadilan dalam memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada. Keterbatasan Kurangnya informasi yang diperoleh dari pihak manajemen rumah sakit dikarenakan ada informasi pada tahun tertentu yang belum tercatat dan lengkap pada data-data yang dimiliki rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2004. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Buwono, B. W. 2011. Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja dan Evaluasi Strategi Pertumbuhan Pendapatan pada Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah DR. M. Soewandhie Surabaya. Universitas Airlangga. Surabaya Drucker, P. 2000. The Organization Of The Future. Terjemahan Ansyar. Elex Media Komputindo. Jakarta. Dunn, W. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Halim A. dan Tjahyono. 2003. Akuntansi Sektor Publik .Edisi Revisi . Salemba Empat. Yogyakarta. Hansen dan Mowen. 2006. Buku 1 Management Accounting. Edisi 7. Salemba Empat. Jakarta.. Iskandarwassid dan Dadang. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Johanson, U. 2006. Balancing dilemmas of the Balanced Scorecard, Accounting, Audit & Accountability. Journal of Accounting Research 19(6): 842-857. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Tentang Pengertian Strategi. Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka. Jakarta. Kaplan R. dan Norton. 2000. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Terjemahan Gramedia. Jakarta. Kocakulah M. C. dan Austill A. D. 2007. Balanced Scorecard Application inovasi Health Care Industry: A Case Study. Journal of Health Care Finance 1: 72 – 99. Larry, D. S. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. BPFE. Yogyakarta. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi. Yogyakarta. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2004. No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. No. 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengertian Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Mongkareng, M. C. R. 2011. Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi pada Rumah Sakit Umum Haji Surabaya). Sekolah Tinggi lmu Ekonomi Indonesia. Surabaya. Nanawi, H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Nazir, M. 1983. Metode Penelitian. PT Ghalia Indonesia. Bogor. Prasetyo dan Benedicta. 2004. Misi Perusahaan. Erlangga. Jakarta. Ramelan, S., P. Sidhi, dan M. Ardiansyah. 2009. Analisis Strategi Bisnis Dengan Menggunakan Pendekatan Metode Balanced Scorecard Pada PT XYZ. Journal Of Business Strategi & Execution 1(2). Retnani, E. D. 2009. Penelitian key performance indicators pimpinan unit satuan kerja dengan konsep Balanced Scorecard. Jurnal Ekuitas 349-370.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
16 Rozman, 2008. Reflective Practice, Enhancing the effectiveness the balanced scorecard with scenario planning, International. Journal of Productivity and Performance Management. 57(3): 259–266. Sipayung, F. 2009. Balanced Scorecard: Pengukuran Kinerja Perusahaan Dan Sistem ManajemenS trategis. Jurnal Manajemen Bisnis 2(1): 7-14. Sudjana, D. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Remaja Rosdakarya.Bandung. Sutikno, M. S. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Puskur. Jakarta. Undang-undang RI. 2009. Rumah Sakit. Depdiknas BSNP. Jakarta. Wibisono, D. 2006. Manajemen Kinerja. Penerbit Erlangga. Jakarta. Yunanda, M. 2009. Evaluasi dalam Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. ●●●