EVALUASI MEDIA MONITORING POLDA METRO JAYA PERIODE APRIL – JUNI 2008 ( Studi Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak )
SKRIPSI Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (Satu) Ilmu Komunikasi
DISUSUN OLEH : JAKA SUSILA ( 4420401-002 ) Jurusan Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama NIM Fakultas Bidang Studi Judul
: : : : :
Jaka Susila 4420401-002 Ilmu Komunikasi Public Relations Evaluasi Media Monitoring Polda Metro Jaya Periode April – Juni 2008 ( Studi Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak ) Jakarta, 2009
Mengetahui,
Pembimbing I
Pembimbing II
(Amir, S.S, M.Si.)
(Juwono Tri Atmodjo, S.Sos,.M.Si.)
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama NIM Fakultas Bidang Studi Judul
: : : : :
Jaka Susila 4420401-002 Ilmu Komunikasi Public Relations Evaluasi Media Monitoring Polda Metro Jaya Periode April – Juni 2008 ( Studi Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak ) Jakarta, 2009
1. Ketua Sidang Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos,.M.Si.
(……………………)
2. Penguji Ahli Dra. Tri Diah Cahyowati,.M.Si.
(……………………)
3. Pembimbing I (……………………)
Amir, S.S,.M.Si.
4. Pembimbing II Juwono Tri Atmodjo, S.Sos,.M.Si.
iii
(……………………)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama NIM Fakultas Bidang Studi Judul
: : : : :
Jaka Susila 4420401-002 Ilmu Komunikasi Public Relations Evaluasi Media Monitoring Polda Metro Jaya Periode April – Juni 2008 ( Studi Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak ) Jakarta, 2009
Disetujui Oleh : Pembimbing I
Pembimbing II
(Amir, S.S,.M.Si.)
(Juwono Tri Atmodjo, S.Sos,.M.Si.)
Mengetahui : Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi
(Dra. Diah Wardhani,.M.Si.)
(Marhaeni F.K, S.Sos,.M.Si.)
iv
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS ABSTRAKSI
Jaka Susila (4420401-002) Evaluasi Media Monitoring Polda Metro Jaya Periode April-Juni 2008 ( Studi Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak ) Jumlah halaman x ii+ 93 halaman + 11 lampiran Bibliografi 30 acuan (1983-2007) Menurut berita Media Indonesia tanggal 23 Mei 2008 pukul 21.15 WIB. Pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak. Kasus kenaikan harga bahan bakar minyak yang terjadi telah menimbulkan dampak seperti adanya penimbunan, aksi kekerasan dan demo kenaikan harga bahan bakar minyak di diwilayah jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana proses kerja dalam kegiatan media monitoring yang dilaksanakan oleh tim kerja dari Bidang Humas Polda Metro Jaya, serta hasil yang dapat diperoleh dari proses kerja tersebut. Adapun perumusan masalah adalah Bagaimana Media Monitoring Polda Metro Jaya Dalam Menyikapi Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Periode April – Juni 2008 ? Tinjauan pustaka dari penelitian ini terdiri dari Komunikasi yakni pengertian, tujuan,komponen, proses. Kemudian ada teori mengenai PR yaitu beberapa definisi PR, fungsi PR, peran PR, tugas PR. Kemudian menngenai Humas Pemerintah. Kemudian ada Media PR, Eksternal,Internal. Selain itu terdapat Komunikasi Massa, ciri – ciri, definisi, fungsi. Serta Kegiatan PR, Media Monitoring, tujuan, fungsi dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan sifat penelitiannya kualitatif dengan menggunakan studi kasus dan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan nara sumber dan pengumpulan dari media massa serta referensi lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan dan diolah, dapat diketahui bahwa proses kegiatan media monitoring meliputi, memilih berita, kliping, menandai, menyusun, memperbanyak dan memberikan kepada kepala subbidang dokliput dan kaur dokumentasi untuk ditanda tangani. Setelah mengobservasi kegiatan media monitoring secara langsung dan mengevaluasi pemberitaan di media massa pada kasus kenaikan harga bahan bakar minyak periode april – juni 2008, dan dari hasil empat media massa terdapat dua puluh lima berita dan masing – masing kecendrungan beritanya beragam yaitu, berita positif dua belas, negatif sebelas dan netral dua.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Evaluasi Media Monitoring Polda Metro Jaya Dalam Menyikapi Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Periode April – Juni 2009”. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW, beserta para sahabat dan keluarganya.
Skripsi ini pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan pemahaman yang nyata kepada mahasiswa fakultas komunikasi jurusan Public Relations tentang kegiatan media monitoring yang sebenarnya, yang nantinya dapat diaplikasikan sesuai dengan kapabilitas ilmu yang dimiliki.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu :
1. Bapak Amir,S.S,.M.Si. selaku pembimbing pertama. Terima kasih atas segala bimbingan, motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
vi
vii
2. Juwono Tri Atmodjo, S.Sos,.M.Si. selaku pembimbing kedua. Terima kasih atas segala bimbingan, waktu dan kesediaannya untuk berdiskusi. 3. Ibu Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana. 4. Special Thanks to,Kedua orang-tuaku. tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, baik material maupun spiritual serta semangat, nasihat dan doanya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan ( without u i am nothing ) 5. Bapak. Kombes Pol Zulkarnain, selaku Kabid Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset skripsi. 6. Bapak. AKBP. Drs. Eddy Ihwanto, M.Si, selaku Kasubbid Dokliput Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya, terima kasih atas bimbingan dan saran yang telah diberikan kepada penulis. 7. Bapak. AKBP. Mahbub, selaku Kasubbid Publikasi Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya, terima kasih atas bimbingannya. 8. Seluruh pimpinan dan staf Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya, Ibu Yulia, Ibu Santi, Ibu Wayan, Ibu Minuk, Bapak Mingun, Bapak Pak Rozak, Pak Parno, Mas Puji, Mas Irawan, Mas Diki, Mas Kurniawan, Mas Sagala, Mas Andhika, Mas Trisno, Mas Torik terima kasih atas informasi-informasinya mengenai Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya.
viii
9. Mas Mawi, Mas Ervan, Mba lila dan seluruh staf Tata Usaha Fikom yang selalu bersedia melayani kebutuhan administrasi penulis dalam kegiatan perkuliahan maupun proses penyelesaian skripsi. 10. Teman-teman
civitas
akademika
yang
selalu
memberikan
dukungannya dan bantuannya, khususnya Wahyu, Hari, Indra, Samsul, Andri, Yogi, Abe, Firdaus, Anton, Heru dan teman-teman angkatan Fikom 2003-2004 yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, semoga senantiasa selalu berada dalam lindungan Allah SWT. 11. Terimakasih banyak “The Blue” yang selalu setia dan menemaniku setiap saat dibutuhkan. Jangan mogok lagi ya. 12. Semua pihak yang terlibat dalam proses penulisan Skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, Terima kasih sebesar-besarnya atas semuanya.
Dalam menyusun Skripsi ini penulis berusaha menyelesaikan dengan semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik, tetapi disadari karena keterbatasan waktu dan bebagai faktor-faktor lain yang membuat skripsi ini kurang sempurna. Untuk itu penulis berharap agar diberikan masukan-masukan sehingga dapat lebih baik lagi ke depannya.
Jakarta, 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ............................................. TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI ................................................................ LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN SKRIPSI ................................... ABSTRAKSI ...................................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................................ DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... KATA PENGANTAR .........................................................................................
i ii iii iv v vi vii viii v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………………………………………………….... 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 1.4 Signifikansi Penelitian/ Manfaat Penelitian .............................................. 1.4.1 Signifikansi Akademis .......................................................................... 1.4.2 Signifikansi Praktis ..............................................................................
1 6 7 7 7 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi .................................................................................. ......... 8 2.1.1 Pengertian Komunikasi .................................................. 8 2.1.2 Tujuan Komunikasi ..................................................................... 12 2.1.3 Komponen-komponen Komunikasi ............................................. 12 2.1.4 Proses Komunikasi ..................................................................... 14 2.2 Public Relations ................................................................................. 15 2.2.1 Pengertian Public Relations ( Humas ) ................................... 15 2.2.2 Fungsi Public Relations ( Humas ) ............................................. 17 2.2.3 Peran Public Relations ......................................................... 20 2.2.4 Tugas Public Relations ................................................................. 21 2.3 Humas Pemerintah ................................................................................. 23 2.4 Media Public Relations ( Humas ) .............................................................. 24 2.4.1 Media Eksternal .............................................................................. 25 2.4.2 Media Internal ................................................................................. 27 2.4.3 Komunikasi Massa ...................................................................... 28 2.4.4 Ciri-ciri Komunikasi Massa .......................................................... 30 2.4.5 Definisi Media Massa …………………………………………….. 31 2.4.6 Fungsi Komunikasi Massa Secara Umum ....................................... 32 2.5 Media Monitoring ................................................................................ 34 2.5.1 Tujuan aktivitas monitoring ......................................................... 35 2.5.2 Fungsi Media Monitoring Dalam Humas .................................... 36 2.6 Evaluasi .................................................................................................... 37 ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ............................................................................................ 3.2 Metode Penelitian ................................................................................ 3.3 Nara Sumber ( Key Informan )....................................................................... 3.4 Definisi Konsep ............................................................................................ 3.5 Fokus Penelitian ................................................................................. 3.6 Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 3.6.1 Data primer ………………………………………………………. 3.6.2 Data sekunder ……………………………………………………. 3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 3.8 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .........................................................
39 40 41 42 43 44 44 44 45 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian…………………………………… 4.1.1 Sejarah Polda Metropolitan Jakarta Raya ....................................... 4.1.2 Fungsi Dan Tugas ......................................................................... 4.1.3 Deskripsi Pekerjaan ...................................................................... 4.1.4 Visi, Misi dan Tujuan …............................................................... 4.1.4.1 Visi …………………………………………………... 4.1.4.2 Misi ………………………………………………….... 4.1.4.3 Tujuan …………………………………………………... 4.1.5 Struktur Organisasi Polda Metropolitan Jakarta Raya ................... 4.1.6 Struktur Organisasi Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya ........ 4.1.7 Susunan Pejabat Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya.. 4.2 Hasil Penelitian ........................................................................................... a. Tahap – tahap media monitoring Polda Metro Jaya ……………… b. Karakteristik berita – berita melalui media cetak ………………… c. Evaluasi yang dihasilkan dari media monitoring ………………… d. Kendala –kendala yang dihadapi .................................................... e. Tindak lanjut dari aktivitas media monitoring …………………… 4.3 Analisa Data ......................................................................................................
46 46 50 52 59 59 59 60 61 62 63 64 64 67 68 76 77 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 88 5.2 Saran ......................................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pemberitaan di media ................................................
xi
70
DAFTAR LAMPIRAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pedoman Wawancara Wawancara Dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya Hasil Wawancara Dengan Kassubid Dokliput Hasil Wawancara dengan Kassubid Publikasi Struktur Organisasi Polda Metropolitan Jakarta Raya Struktur Organisasi Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya Kliping berita dari bulan April – Juni 2008 pada harian Media Indonesia, Kompas, Pos Kota dan Warta Kota. 8. Press Release 9. Surat permohonan wawancara dari kampus. 10. Surat balasan dari Polda Metro Jaya. 11. Curriculum Vitae
xii
1
BAB I PENDAHULUAN 1.2
Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, semakin banyak tantangan yang harus dihadapi
oleh masyarakat, khususnya pemerintahan yang mengendalikan sebuah negara. Perkembangan Public Relations di Negara-negara berkembang khususnya di Indonesia semakin pesat sejak beberapa tahun belakangan ini. Kesadaran masyarakat, terutama para pebisnis, organisasi masyarakat maupun pemerintah semakin meningkat terhadap fungsi dan peranan Public Relations. Saat ini perkembangan arus informasi semakin cepat berkembang. Hal ini terbukti dari beragam media – media baik cetak maupun elektronik yang bermunculan dan masing – masing saling berkompetisi untuk memberikan berita yang terbaru dan lengkap yang didapatkan dari sumbernya. Berkenaan dengan itu, kegiatan monitoring media massa khususnya media cetak sangatlah penting dilakukan bagi suatu organisasi, agar organisasi tersebut dapat mengetahui tentang berita yang diangkat di media cetak. Dalam melakukan monitoring media seorang public relations harus dapat melakukan hal itu secara rapi dan dapat dimengerti guna menentukan langkah selanjutnya. Media monitoring harus dilakukan pada setiap organisasi dan kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan public relations dalam meneliti dan mengevaluasi tentang perkembangan pemberitaan media yang berkaitan dengan organisasi. Dari sinilah seorang public relations harus memiliki kemampuan dalam mengevaluasi berita-berita yang bersangkutan dengan organisasinya yang dimuat 1
2
di media cetak. Hal ini dikarenakan berita-berita yang dimuat dimedia tidak semua sama tetapi berbeda-beda. Tujuan pokok humas adalah menyesuaikan berbagai aspek perilaku yang punya konsekuensi sosial. Harwood L. Childs mengatakan
masalah yang
dihadapi tiap perusahaan atau sektor industri adalah memastikan kegiatankegiatan apa saja yang berdampak sosial, terutama yang bisa berbenturan dengan kepentingan publik, lalu mencari jalan dan cara untuk mensesuaikannya agar lebih sesuai dengan kepentingan publik.1 Public relations yang cerdas adalah yang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan media, karena segala hal yang dilakuakan oleh suatu organisasi seperti kasus yang bersifat eksternal pasti akan mengundang media untuk mempublikasikannya. Maka dalam hal ini seorang public relations harus dapat mengambil segala tindakan yang baik sehingga pemberitaan dimedia tidak merugikan organisasi dan seorang public relations tidak boleh berbohong, sebab bila berbohong dan itu diketahui oleh media maka akan berdampak negatif bagi organisasi. Dalam pelaksanaan tugas untuk menangani masalah, Polda Metropolitan Jakarta Raya memiliki bidang-bidang yang telah ditetapkan tugas serta fungsifungsinya. Salah satunya adalah bidang humas (public relations), merupakan bidang satuan kerja yang telah dimilki oleh Polda Metropolitan Jakarta Raya. Salah satu fungsi Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya ialah aktifitas media monitoring dan menyampaikan pemberitaan atau informasi serta kerjasama 1
William L. Rivers, Jay W. Jensen, Theodore Peterson. Media Massa & Masyarakat Modern. Prenada Kencana. Jakarta 2002. Edisi kedua.hal 260
3
atau kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polda Metropolitan Jakarta Raya. Selain itu evaluasi monitoring media sangat penting untuk melihat tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam menjalankan tugasnya. Jika dilakukan dengan benar, evaluasi memudahkan public relations untuk mengendalikan kegiatanya. Evaluasi membantu public relations menangkap tanda-tanda bahaya sebelum masalah itu sendiri berkembang dan membantu public relations membuktikan nilai yang ia miliki2 Kasus kenaikan harga bahan bakar minyak yang terjadi telah menimbulkan dampak seperti adanya penimbunan, aksi kekerasan dan demo kenaikan harga bahan bakar minyak di diwilayah jakarta. Oleh karena penulis melihat Polda Metropolitan Jakarta Raya terus berupaya menanangani kasus ini, karena dinilai sebagai sebuah tindakan kriminal dan Polda Metropolitan Jakarta Raya sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam menjaga keamanan daerah jakarta dari tindakan kriminal khususnya yang berkaitan dengan kenaikan bahan bakar. Pemberitaan media massa menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak telah menimbulkan pro dan kontra didalam masyarakat yang akhirnya menimbulkan aksi demo dan penimbunan. Menurut berita Media Indonesia. Tanggal 23 Mei 2008 pukul 21.15 WIB. Pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak Pengumuman resmi dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro di Gedung Departemen 2
Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye PR. (Edisi kedua),Erlangga, Jakarta 2000, hal. 139
4
Keuangan Jakarta. Acara pengumuman dibuka oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hadir dalam konperensi pers ini antara lain Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Perhubungan Jusman S Djamal, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, dan Menteri Komunikasi dan Informasi M Nuh. Kenaikan terbesar terjadi pada harga premium. Jika semula premium seharga Rp 4.500 per liter, mulai 24 Mei 2008 pukul 00.00 wib, berlaku harga baru Rp 6.000 per liter (naik 33 persen). Ada pun solar naik dari Rp 4.300 ke Rp 5.500 (28 persen). Sedangkan minyak tanah naik dari Rp 2.000 per liter ke Rp 2.500 per liter (naik 20 persen)3 Dalam menyikapi kasus tersebut Polda Metropolitan Jakarta Raya tidak hanya diam mellihat tindakan tersebut, adapun tindakan yang dilakukan, seperti Semanggi (Pos Kota)- Sebanyak 50 pangkalan BBM liar disegel polisi dalam serangkaian operasi yang digelar petugas Satuan Sumber Daya dan Lingkungan (Sumdaling) Polda Metro Jaya pada sepekan terakhir. Dari lokasi yang disegel itu petugas mengamankan pemilik pangkalan, pengoplos, penyelundup, serta pemilik kios bensin eceran. Dalam operasi yang digelar mulai 28 April – 4 Mei 2008 itu polisi juga menyita 20,6 ton minyak tanah,40,1 ton solar, 1.920 liter bensin premium, dan 8.300 liter.4 Berita tentang kenaikan harga bahan minyak telah menimbulkan efek yang negatif yang membuat citra atau nama baik polisi menjadi tercemar karena aksi pemukulan terhadap salah satu mahasiswa Warta Kota Rabu (21/5/2008)- Aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, menjelang sore semakin memanas. Para 3 4
Media Indonesia. 23 Mei 2008 Pos Kota. Rabu 7 Mei 2008.
5
demonstran dari sejumlah elemen mahasiswa kembali terlibat bentrok dengan polisi. Dalam aksi ini, mahasiswa banyak yang kocar-kacir. Ada beberapa mahasiswi yang terinjak-injak. Bahkan, seorang mahasiswa Universitas Dr Moestopo terlihat dikeroyok polisi. Dia pun tidak sanggup melawan pukulan bertubi-tubi dari petugas. Demontrasi ribuan mahasiswa menolak kenaikan harga BBM dari berbagai organisasi di depan Istana Negara terlibat bentrok dengan pihak kepolisian5 Penulis tertarik memilih judul ini karena kegiatan media monitoring tersebut merupakan salah satu kegiatan Bidang Humas Polda Metro Jaya, dalam meyikapi kasus seperti aksi penimbunan dan demo menuntut kenaikan harga bahan bakar minyak yang berlangsung ricuh sehingga mempengaruhi citra Polda Metro Jaya sebagai instansi negara yang bertugas menjaga keamanan. Untuk memonitor pemberitaan di media, Polda Metro Jaya mempunyai tim kerja tersendiri dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Penulis ingin mengetahui bagaimana proses kerja dalam kegiatan media monitoring yang dilaksanakan oleh tim kerja dari Bidang Humas Polda Metro Jaya, serta hasil yang dapat diperoleh dari proses kerja tersebut sebagai input bagi perusahaan dalam menganani krisis. Selain itu, media monitoring sangat penting untuk melihat keberhasilan perusahaan dalam menghadapi kasus tersebut. Media
massa
memegang
peranan
yang
cukup
penting
dalam
pembentukkan reputasi perusahaan yang positif. Karena seperti telah diketahui, bahwa peristiwa kenaikan bahan bakar minyak tersebut merupakan peristiwa yang
5
Warta Kota, 21 Mei 2008
6
sangat besar yang mungkin hanya terjadi dalam kurun waktu dua sampai lima tahun. Disini penulis ingin
mengetahui hasil monitoring media Polda
Metropolitan Jakarta Raya pada beberapa surat kabar nasional dan regional periode April sampai Juni 2008 khususnya pada surat kabar seperti Kompas, Media Indonesia, Warta Kota dan Pos Kota. Alasan penulis memilih media Kompas dan Media Indonesia karena kedua media tersebut merupakan media nasional sehingga jangkauan pembacanya sangat luas dan memuat berita – berita yang salah satunya memuat berita yang berkaitan dengan kasus kenaikan harga bahan bakar minyak, dan penulis memilih dua media Warta Kota dan Pos Kota karena media tersebut merupakan media regional yang memuat berita seputar tindak kriminal yang terjadi di jakarta. Alasan penulis memilih periode tiga bulan ini, karena kasus ini terjadi pada saat harga bahan bakar akan dinaikan serta penulis ingin mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh Polda Metropolitan Jakarta Raya dalam menganggapi kasus tersebut dan apakah isi berita tersebut telah sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti masalah tersebut. Adapun permasalahan yang akan diteliti yaitu : Bagaimana Evaluasi Media Monitoring Polda Metro Jaya Periode April-Juni 2008 ( Studi Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak )?
7
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penellitian ini adalah : Untuk mengetahui dan mengevaluasi Media Monitoring Polda Metro Jaya Periode April-Juni 2008 ( Studi Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak )?
1.4 Signifikansi Penelitian/ Manfaat Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis Sebagai signifikansi akademis dari penelitian, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta dapat menambah pengetahuan dalam dunia PR. Penulis juga dapat mengetahui lebih banyak mengenai teknik-teknik seorang PR dalam mengefektifkan hasil dari kegiatan media monitoring. Selain itu, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa pada umumnya.
1.4.2 Signifikansi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat besar bagi praktisi Humas khususnya dan peneliti berikutnya, dalam menjalankan fungsi-fungsi Humas yaitu menjalankan kegiatan media monitoring sebagai kegiatan harian Humas, agar dapat memberi manfaat sejauh mana hasil yang dapat diberikan dari kegiatan media monitoring Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya. Selain itu, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa pada umumnya.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak „hampa‟ atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia tersebut dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi.6 Komunikasi telah menjadi umum sehingga digunakan oleh siapa saja. Saat ini masyarakat semakin menyadari akan pentingnya komunikasi. Komunikasi merupakan prasyarat kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara. Kegiatan komunikasi yang dilakukan manusia, sering kali tanpa berfikir, komunikasi sebenarnya merupakan kegiatan pokok dalam kehidupan manusia, sebab melalui komunikasi orang dapat mempengaruhi dan merubah sikap orang lain, membentuk konsensus, mengambil keputusan, dan lainnya. Komunikasi memungkinkan suatu ide tersebar dan dihayati, dianut maupun ditolak orang.
6
Sasa Djuarsa Sendjaja. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, hal.1. 3
8
9
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa inggris communication) berasal dari bahasa latin communicatus, yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi, menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku”.7 Ilmu komunikasi adalah salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner.
Disebut
demikian
karena
pendekatan-pendekatan
yang
dipergunakan berasal dari dan menyangkut berbagai bidang keilmuan (disiplin) lainnya seperti linguistik, sosiologi, psikologi, antropologi, politik, dan ekonomi. Hal ini akan terlihat secara jelas dalam pembahasan mengenai berbagai teori, model,
perspektif,
dan
pendekatan
dalam
ilmu
komunikasi.
Sifat
„kemultidisiplinan‟ ini tidak dapat dihindari karena objek pengamatan dalam ilmu komunikasi sangat luas dan kompleks, menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari kehidupan manusia.8 Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, definisi-definisi yang diberikan para ahli pun semakin banyak dan beragam. Masing-masing punya penekanan arti, cakupan, dan konteks yang berbeda satu sama lainnya.
7 8
Sasa Djuarsa Sendjaja. Op.cit. Hal. 1.10 Op.cit. Hal.1.1
10
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Hovland, Janis & Kelley : 1953. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. Benard Berelson dan Garry A. Stainer (1964) dalam bukunya, Human Behavior, mendefinisikan komunikasi sebagai berikut :9 Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar,
bilangan,
grafik,
dan
lain-lain.
Kegiatan
atau
proses
penyampaiannya biasa dinamakan komunikasi. Definisi komunikasi yang sering digunakan adalah definisi komunikasi menurut Lasswell (1960) yang secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu siapa (pelaku komunikasi pertama yang punya inisiatif sebagai sumber); mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan); kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima); melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi); dan dengan akibat apa (hasil apa yang terjadi pada diri penerima).
9
Rosady Ruslan. 2002. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Edisi Revisi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal 17
11
Definisi ini menunjukan bahwa komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan10. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor-faktor atau unsur-unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta pesan (meliputi bentuk, isi, dan cara penyampaiannya), saluran atau alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang terjadi, serta situasi atau kondisi pada saat berlangsungnya proses komunikasi.11 Grunig memberikan beberapa penjelasan mengenai kapan dan bagaimana manusia berkomunikasi serta kapan komunikasi efektif untuk dilaksanakan. Terdapat tiga faktor utama yang perlu dipertimbangkan, yaitu: 1. Mengenali masalah Pada dasarnya, manusia tidak akan berpikir tentang suatu situasi kecuali jika mereka percaya bahwa mereka perlu melakukan sesuatu terhadap situasi tersebut, atau ketika mereka menghadapi suatu masalah. 2. Mengenal adanya hambatan Terdapat suatu hal yang menghambat kemampuan mereka untuk melakukan tindakan yang mereka inginkan. 3. Tingkat keterlibatan Seberapa jauh seseorang merasa terlibat dalam situasi.
10
Sasa Djuarsa Sendjaja. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. hal. 1.11 – 1.12. 11 Ibid. 1.13-1.14
12
2.1.2 Tujuan Komunikasi Menurut Wilbur Schramm (1971) tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yakni: kepentingan sumber/pengirim/ komunikator dan kepentinngan
penerima/komunikan.
Dengan
demikian
maka
tujuan
komunikasi yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut : Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber : a. memberikan informasi b. mendidik c. menyenangkan/menghibur d. menganjurkan suatu tindakan/persuasi Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima: a. memahami informasi b. mempelajari c. menikmati d. menerima atau menolak anjuran.12
2.1.3 Komponen-komponen Komunikasi Untuk dapat memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi seringkali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell dalam karyanya “The structure and function of communication in society”. Lasswell mengatakan bahwa cara yang
12
Sasa Djuarsa Sendjaja. Op.cit.2.19
13
terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who says What in Which Cnannel to Whom With What Effect ?13 Paradigma Lasswell menentukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, Komponen-komponen tersebut berkorelasi secara fungsional dan jika dijabarkan unsur-unsur utamanya adalah sebagai berikut : 1. Komunikator
Who
: siapa
2. Pesan
Say What
: apa
3. Komunikan
To Whom
: kepada siapa
4. Media
With What
: dengan saluran apa
5. Efek
What effect
: dengan akibat apa 14
Untuk jelasnya komunikasi meliputi lima komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi
adalah
seseorang
atau
sekelompok
orang
yang
menyampaikan pikiranya atau perasaanya pada orang lain. 2. Pesan adalah lambang bermakna meaningful symbols yakni lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator. 3. Media
adalah
sarana
untuk
menyalurkan
pesan-pesan
yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Media digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berada ditempat yang jauh dari komunikator atau jumlahnya banyak. 13
Onong Uchajana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1988. hal 10 14 Ibid , 10
14
4. Komunikan adalah seseorang atau jumlah orang yang menjadi sasaran komunikator ketika ia menyampaikan pesannya. 5. Efek adalah respon atau reaksi dari komunikan ketika ia atau mereka menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah akibat dari proses.15
2.1.4 Proses Komunikasi Setelah kita memahami pengertian komunikasi, maka selanjutnya perlu diketahui pula tentang proses komunikasi. Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahaminya informasi oleh komunikan. Komunikasi adalah suatu proses, suatu kegiatan yang berlangsung kontinu. Joseph A. Devito (1996) mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses di mana komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain. Elemen-elemen komunikasi saling bergantung, tidak pernah independent, masing-masing komponen saling mengait dengan komponen yang lain
15
Onong Uchajana Effendy.Op.cit ., 14-16
15
2.2
Public Relations
2.2.1 Pengertian Public Relations ( Humas ) Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepntingan dengannya. Tujuan Public Relations adalah untuk menciptakan komunikasi dua arah, memecahkan konflik kepentingan dengan mencari dasar pemikiran yang sama atau lingkungan yang menjadi kepentingan bersama, dan untuk menciptakan kepentingan berdasarkan kebenaran, pengetahuan, dan informasi yang lengkap. Istilah Public Relations diartikan sebagai segala kontak dan hubungan yang diadakan oleh suatu organisasi dengan semua bentuk publiknya baik internal maupun eksternal. Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun non-komersial. Kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak. Kita tidak bisa memutuskan untuk menghadirkan atau sebaliknya meniadakan Public Relations. Sebenaraya, Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya.16 Konsep Public Relations ini tidak terlepas dari konsep Citra “image” yang merupakan suatu reaksi sikap dari khalayak terhadap suatu lembaga atau perusahaan tertentu. Reaksi sikap tersebut bisa berbentuk positif maupun negatif
16
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi., Rajawali Pers, Jakarta, 2004, Hal 11
16
tergantung pada tingkat efektivitas dan efesiensi kinerja praktisi Public Relations pada suatu lembaga atau perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Menurut Cutlip dan Center dikutip oleh Onong Uchajana Effendy menyatakan : “Public Relations is the management function which evaluates public relation attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an organization with the public interest, and plan and executes a program of action to can public understanding and acceptance”.17
Berdasarkan Definisi diatas dapat dikatakan Public Relations dapat berfungsi membantu dan mendukung kegiatan yang telah dirumuskan oleh manajemen perusahaan. Public Relations harus dapat mengidentifikasikan kebutuhan atau keinginan Public yang timbul dan berkembang di khalayak luas dan memberikan tanggapan yang baik kepada publik. Menurut The British Institute of Public Relations dikutip oleh Onong Uchajana Effendy mengemukakan: “Upaya yang mantap, berencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina pengertian bersama antara organisasi dengan khalayaknya”.18 Dari pemahaman diatas disadari bahwa seorang Public Relations tidak hanya berurusan dengan pers atau media saja tetapi jauh dari pada itu seorang Public Relations harus mampu membina jalinan komunikasi yang terbaik antara khalayaknya dalam sebuah perusahaan, seperti Karyawan, pemegang saham, konsumen, investor dan lain-lain. Public Relations merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap perusahaan atau organisasi, kebutuhan akan kehadiran seorang Public 17 18
Onong Uchajana Effendy, Op. Cit., 116 Ibid., 134
17
Relations tidak bisa dicegah terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena Public Relations merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan perusahaan secara positif.
2.2.2 Fungsi Public Relations ( Humas ) Dalam sebuah perusahaan seorang Public Relations harus mampu mengkoordinasikan
pesan-pesan
yang
diperoleh
dari
para
kebutuhan
khalayaknya serta mengaplikasikan pesan tersebut melalui lisan ataupun dengan bantuan media agar terciptanya sebuah pemahaman yang sama. Public Relations mempunyai fungsi timbal balik keluar dan kedalam. Fungsi keluar yaitu ia harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran atau image masyarakat yang positif dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Sedangkan fungsi kedalam yaitu, ia berusaha mengenali, mengidentifikasikan halhal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam masyarakat sebelum suatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan. Pada umumnya, posisi Public Relations meliputi satu atau lebih fungsi diantaranya adalah: 1. Penyusunan kegiatan “programming”, ini meliputi analisis masalah dan alternatif, penetapan tujuan dan publik (kelompok yang dukungan atau pengertianya diperlukan), dan pemberian saran serta perencanaan aktivitas programming bisa meliputi penyusunan anggaran dari persetujuan terhadap
18
tanggung jawab bagi orang–orang tertentu, termasuk mereka yang non Public Relations. 2. Keterpautan “relationships” para petugas Public Relations yang berhasil mengembangkan keterampilan pribadinya dalam mengumpulkan informasi dari manajemen, dari rekan dalam organisasinya, dan dari sumber eksternal (di luar organisasi). 3. Penulisan dan penyuntingan “writing and editing”. Karena seorang Public Relations sering kali berusaha untuk menjangkau kelompok besar dalam masyarakat, maka alat yang paling digunakan adalah kata-kata tercetak contoh-contohnya adalah : news release, brosur, artikel, majalah dagang, pidato, naskah film dan lain-lain. 4. Informasi “information” menetapkan saluran yang tepat bagi penyebaran materi kepada surat kabar, stasiun radio, dan majalah dagang atau majalah umum, serta mengadakan kontak dengan mereka untuk mengetahui kepentingan dalam mempublikasikan berita feature organisasi, merupakan aktivitas Public Relations yang sudah umum. 5. Produksi “Production”, Brosur, Laporan khusus Film, dan program multimedia adalah cara-cara yang penting dalam berkomunikasi. 6. Peristiwa khusus “special event”. Konferensi pers, pameran, pertunjukan khusus, perayaan ulang tahun, kontes dan program berhadiah, perlawatan, dan pertemuan khusus semua itu merupakan peristiwa khusus yang dapat digunakan untuk menarik perhatian dan memperoleh penerimaan dari masyarakat.
19
7. Pidato “speaking” pekerjaan Public Relations sering kali menuntut keterampilan dalam berkomunikasi tatap muka, mencari forum yang cocok, mempersiapkan pidato bagi orang lain, dan menyampaikan pidato. 8. Penelitian dan penilian “Research and evaluation”. Aktivitas pertama yang selalu harus dilaksanakan oleh seorang Public Relations adalah Fact Finding (pengumpulan data). Kegiatan ini bersifat sangat pribadi melalui wawancara, pengkajian materi perpustakaan, dan percakapan yang bersifat informal. Setelah membuatkan program selesai, Public Relations harus mempelajari hasilnya dan menilai pelaksanaan dan keefektifan program tersebut.19 Selain dari fungsi-fungsi Public Relations diatas sesungguhnya fungsi Public Relations dibagi menjadi 2 jenis kegiatan. Pertama kegiatan Public eksternal. Yang dimaksud kegiatan Public eksternal adalah segenap kegiatan Public Relations yang diarahkan pada khalayak di luar perusahaan (masyarakat, agen, konsumen, tenant, pemerintah, dan sebagainya), bukannya kalangan dalam perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Kedua, kegiatan Public Relations internal. Kegiatan Public Relations internal adalah segenap kegiatan Public Relations yang diarahkan pada khalayak yang berada di dalam perusahaan atau organisasi (pimpinan, karyawan, pemegang saham) agar kinerja dan iklim organisasi karyawan berjalan dengan baik.
19
H.Frazier Moore, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi., Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005. Hal 150-152
20
2.2.3 Peran Public Relations Peran Public Relations dalam suatu perusahaan/organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu: 1. Expert Preciber (Penasehat ahli). Seseorang praktisi Public Relations yang berpengalaman
dan
memiliki
kemampuan
tinggi
dapat
membantu
mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. 2. Communication Fasilitator (Fasilitator Komunikasi). Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut untuk menjelaskan kembali keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung, toleransi yang baik antar kedua belah pihak. 3. Problem Solving Process Fasilitator (Fasilitator proses pemecahan masalah). Peranan praktisi Public Relations dalam proses pemecahan persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi, baik sebagai penasehat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam menangani persoalan. 4. Communications
Technician
(Teknisi
Komunikasi).
Peranan
communications technician ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi
21
atau yang dikenal dengan methode of communications in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang digunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan.20
Sebagai fasilitator komunikasi, Public Relations harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masing-masing publiknya, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam komunikasi secara tatap muka melalui kegiatan rapat, seminar, dialog, acara-acara khusus atau special event, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi melalui tulisan dengan publiknya dapat dilakukan dengan menggunakan media-media Public Relations.
2.2.4 Tugas Public Relations Adapun ruang lingkup tugas seorang Public Relations dalam suatu perusahaan/organisasi antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut: 1. Membina Hubungan Kedalam (Publik Internal) Yang dimaksud dengan Publik Internal adalah yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan
atau
organisasi
itu
sendiri
dan
mampu
mengidentifikasi atau mengenai hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif dalam masyarakat sebelum kebijakan itu dilaksanakan oleh organisasi.
20
Rosady Ruslan,2002 Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.,. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hal 17
22
2. Membina Hubungan Keluar (Publik Eksternal) Yang dimaksud
dengan Publik Eksternal
adalah publik umum
(masyarakat). mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilkannya.21 Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Membangun identitas dan citra perusahaan (Building Corporate Identity and Image) adalah: a. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif b. Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak 2. Menghadapi krisis (Facing of Crisis) adalah: a. Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan Public Relations Recovery of Image yang bertugas memperbaiki Lost of Image and Demage. 3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotion Public Causes) adalah: a. Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik b. Mendukung kegiatan kampanye sosial22
21 22
Rosady Ruslan, Op. Cit., 23 Rosady Ruslan, Op. Cit., 23-24
23
2.3 Humas Pemerintah Ananto (2004) menulis bahwa profesi public relations mulai tumbuh di Indonesia pada awal 1950-an, ketika beberapa perusahaan multinasional masuk ke tanah air. Pertamina merupakan salah satu yang mengadopsi fungsi public relations menjadi saluran mengkomunikasikan antara organisasi dengan klien, pemasok, distributor dan konsumen. Pada 1945, Polri mulai menggunakan public relations. Selanjutnya pada 1962 Mentri Dalam Negri, Ir. Djuanda menetapkan supaya seluruh kantor pemerintahan membentuk departemen PR, dengan tujuan bukan hanya untuk melancarkan mekanisme komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat, tapi juga untuk membantu kementrian dalam proses pengambil kekuasaan.23 Lebih lanjut, tulis Ananto, untuk membantu fungsi-fungsi PR yang terdapat diberbagai kantor pemerintah maka dibentuk sebuah badan koordinasi yang disebut BAKOR. Namun karena operasional badan tersebut tidak berjalan dengan mulus BAKOR digantikan dengan Badan Koordinasi Humas Pemerintah (Bakohumas). Tugas dan tanggung jawab Bakohumas ada dua yaitu : 1.
Untuk mengkoordiansi, mengintegrasi, dan sinkronisasi operasi
PR
pemerintah
yang
berada
departemen.
23
Jurnal Publlic Relations.Volume 1 Nomor 1 Juni 2007.PERHUMAS.2004.hal 6
diberbagai
24
2.
Untuk merencanakan serta mengeksekusi aktivitasaktivitas yang sejalan dengan kebijakan pemerintah.24
Keberadaan sebuah unit keHumasan (Hubungan Masyarakat) di sebuah lembaga atau instansi milik pemerintah merupakan keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan suatu kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan yang ditujukan baik untuk hubungan masyarakat ke dalam, maupun kepada masyarakat luar pada umumnya. Humas dapat merupakan suatu alat atau saluran untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi pembangunan nasional melalui kerja sama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik..
2.4
Media Public Relations ( Humas ) Media Public Relations adalah salah satu bentuk media komunikasi Public Relation. Media Public Relations ini tergolong kepada private publication (penerbitan untuk kalangan sendiri/tertentu) yang dibedakan dari commercial pres (media massa yang dijual untuk umum). Jenis Media Public Relations bisa dibedakan dari sasaran pembacannya, yaitu bersifat internal maupun untuk staf dan karyawan perusahaan dan bersifat eksternal untuk publik diluar perusahaan.25 Media komunikasi adalah penyampaian informasi yang ditujukan ke khalayak agar pesan menjadi efektif. Public Relations harus memilih media
24 25
2
Ibid,6-7 Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto. Dasar-dasar PR.PT. Remaja Rosdakarya.Bandung.2005.hal
25
yang tepat dalam pelaksanaan tugasnya, sehingga pesan dapat disampaikan seefektif mungkin. Public Relations harus dapat memillih media yang sesuai dengan karakter pesan yang ingin disampaikan. Agar kegiatan komunikasi ini berjalan sesuai dengan alurnya, seorang public relations memerlukan alat komunikasi. Alat komunikasi inilah disebut media public relations. Secara umum penggunaan media dalam kegiatan public relations memiliki beberapa tujuan, yaitu26: a. Membantu, mempromosikan dan meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. b. Menjalin komunikasi berkesinambungan c. Meningkatkan kepercayaan publik d. Meningkatkan citra baik perusahaan/organisasi
2.4.1
Media Eksternal Media eksternal merupakan media komunikasi Public Relations yang
ditujukan untuk khalayak eksternal perusahaan. Bila dibandingkan dengan khalayak internal,khalayak eksternal tentu saja lebih bermacam-macam. Oleh karena itu, suatu perusahaan perlu menetapkan lebih dahulu siapa khalayak pembaca dari media ini yang hendak diterbitkan.27 Media eksternal dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memberikan berbagai informasi yanng berkaitan dengan perusahaan beserta dengan produk atau jasa yang disediakan oleh perusahaan. Public Relations perusahaan sangat 26
Maria A. Rumanti. Dasar-dasar public relations.Gramedia, Jakarta.2002.hal 118 M.Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta 2002. Hal 175 27
26
menyadari pentingnya suatu media komunikasi yang dapat menghubungkan antara perusahaan dengan pihak luar. Tujuan dari penggunaan media komunikasi ini diharapkan dapat mencapai citra sekaligus opini publik secara positif. Ada beberapa bentuk media massa cetak : a. Surat Kabar : Yaitu kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas dalam ukuran plano, terbit secara teratur bias setiap hari atau seminggu sekali. b. Majalah : Kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio, dijilid dalam bentuk buku. Majalah biasanya terbit secara teratur , seminggu sekali, dua minggu sekali atau satu bulan sekali. c. Tabloid : Kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran broadsheet (lebih kecil dari plano) dan dilipat seperti surat kabar. Tabloid biasanya terbit secara teratur , seminggu sekali, dua minggu sekali atau satu bulan sekali. d.
Buletin : Kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak
dalam
lembaran
kertas
ukuran
broadsheet
atau
ukuran
kwarto/plano dan dilipat seperti surat kabar. Buletin biasanya terbit tidak teratur atau sering sekali disebut dengan pemberitaan berkala. e. Buku : Tulisan tetang ilmu pengetahuan , essai, cerita-cerita panjang, kisah-kisah perjuangan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukkuran setengah kuarto atau setengan folio dan dijilid rapih.28
28
Totok Djuroto, Op,cit 10-11
27
2.4.2 Media Internal Berkomunikasi, sebagai seorang public relations memerlukan alat untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan kita atau perusahaan kepada target audiensnya, internal maupun eksternal. Media tersebut haruslah tepat dan sesuai dengan kemampuan audiensnya agar mereka mau membaca dan kita dapat mempengaruhi opininya. Media internal dalam suatu perusahaan, sangat memegang peran penting dalam menciptakan iklim komunikasi yang efektif. Media internal dibagi dalam beberapa jenis antara lain : bulletin, news letter, majalah, tabloid dan majalah dinding. Salah satu media internal adalah majalah internal. Arti majalah internal itu sendiri adalah majalah yang diterbitkan untuk keperluan publik didalam organisasi, terutama para karyawan yang sehari-harinya bekerja dalam lingkungan organisasi. Informasi yang dibutuhkan oleh para karyawan melalui majalah internal sebenarnya bermacam-macam. Menurut Onong, informasi tersebut secara garis besarnya dikelompokan kedalam tiga kelompok besar, yaitu29: a. Informasi yang bersifat informatif, yang mencakup perihal keluarga, kesejahteraan
karyawan,
pengumuman
pimpinan
perusahaan,
peraturan, surat keputusan, pergantian pemimpin, perpindahan pegawai dan pertemuan. 29
Onong Uchjana Effendy. Hubungan Masyarakat (Suatu Studi Komunikasi). Remaja Rosdakarya, 1999. hal 128-129.
28
b. Informasi yang bersifat mendidik, yang meliputi tajuk rencana, artikel-artikel dan kutipan pendapat para tokoh. c. Informasi
yang
bersifat
menghibur,
yang
mencakup
cerita
pendek/bersambung, TTS, kisah minat insani dan pojok.
2.4.3 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah suatu proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media dan cara-cara penyampaian informasi yang dipahami kedua belah pihak, dan memiliki kesamaan arti lewat transmisi pesan simbolik Komunikasi massa menurut Mc Quail (1975) dalam sosiologi komunikasi massa, mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Biasanya membutuhkan organisasi formal yang kompleks untuk operasinya. Produksi suatu surat kabar, atau penyiaran televisi, menyangkut penggunaan sumber modal dan kemudian pengendalian keuangan,
juga
memerlukan
pengembangan
personel
yang
berketrampilan tinggi, lalu manajemen penerimaan dan penerapan pengawasan normatif, dan untuk itu suatu mekanisme akuntabilitas atau pertanggung jawaban terhadap otoritas eksternal dan khalayak yang dilayani. 2. Komunikasi massa ditunjukan kepada khalayak yang luas. Hal ini merupakan lanjutan dari penerapan teknologi yang dimaksudkan untuk
29
produksi massa dan dimensi yang luas, serta ekonomi komunikasi massa. 3. Komunikasi massa bersifat publik, dalam arti isinya terbuka bagi semua orang dan distribusinya relatif tidak berstruktur serta bersifat informal. 4. Komposisi khalayak komumikasi massa bersifat heterogen. Menurut Wirth (1948), masssa terdiri dari anggota yang heterogen dalam arti meliputi orang yanng hidup dalam kondisi yang berbeda, dengan budaya yang beraneka ragam, datang dari strata masyarakat yang bervariasi mempunyai pekerjaan yang berbeda, dan pengaruh yang berbeda-beda pula. 5. Media massa dapat melakukan kontak yang stimultan dengan orang dalam jumlah yang besar dan jauh dari sumber, serta amat terpisahpisah satu sama lain. 6. Dalam kondisi massa, hubungan antara komunikator dengan khalayak adalah impersonal, karena banyak khalayak yang anonim dituju oleh komunikator yang dikenal hanya dalam peranan publiknya sebagai komunikator. 7. Khalayak komunikasi massa merupakan suatu kolektifitas yang merupakan keunikan masyarakat modern dengan beberapa sifatnya yang berbeda-beda.30
30
Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka, 1993. hal 7
30
Sedangkan menurut Gerald A. Miller dalam karyanya, berjudul ” On Defining Communications : Another stob” menyatakan ”Pada pokok komunikasi mengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral, dimana seseorang sebagai sumber menyampaikan suatu kesan kepada seseorang atau sejumlah penerima yang secara sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya”.31
2.4.4 Ciri-ciri Komunikasi Massa Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi formal, dan “sang pengirim”-nya sering kali merupakan komunikator profesional. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam, serta dapat diperkirakan. Disamping itu, pesan tersebut sering kali diprotes , distandarisasi, dan selalu di perbanyak. Pesan itu juga merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan”. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan tersebut juga bersifat impersonal, bahkan mungkin sekali sering kalli bersifat non-moral dan kalkulatif, dalam pengertian bahwa sang pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang dijual belikan dengan uang atau ditukar denga perhatian tertentu.32
31 32
Ali Bachtiar,Teknik Hubungan Masyarakat.Universitas Terbuka. 1995. Hal 49 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa. Erlangga. Jakarta. 1996, cet ke-2. hal 33-34.
31
2.4.5
Definisi Media Massa Istilah percetakan pers, banyak yang menyebutnya dengan media massa
cetak. Sebutan ini tidak salah, karena jika ditinjau dari arti yang lebih luas, “pers” sebenarnya juga termasuk media elektronoik, seperti radio, televise, film, internet dan sebagainya. Jadi sebutan media massa cetak sama dengan penerbitan pers. Artinya, perusahaan pers yang dilakukan dengan mencetak. Media artinya alat komunikasi, sedangkan massa kependekan dari kata masyarakat (orang banyak). Media massa berarti alat komunikasi yang boleh dimanfaatkan untuk semua orang. Media massa cetak adalah alat komunikasi untuk masyarakat yang dibuat dengan percetakan atau mencetaknya terlebih dahulu. Ada beberapa bentuk media massa cetak : a. Surat Kabar : Yaitu kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas dalam ukuran plano, terbit secara teratur bias setiap hari atau seminggu sekali. b. Majalah : Kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio, dijilid dalam bentuk buku. Majalah biasanya terbit secara teratur , seminggu sekali, dua minggu sekali atau satu bulan sekali. c. Tabloid : Kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran broadsheet (lebih kecil dari plano) dan dilipat seperti surat kabar. Tabloid biasanya terbit secara teratur , seminggu sekali, dua minggu sekali atau satu bulan sekali.
32
d. Buletin : Kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran broadsheet atau ukuran kwarto/plano dan dilipat seperti surat kabar. Buletin biasanya terbit tidak teratur atau sering sekali disebut dengan pemberitaan berkala. e. Buku : Tulisan tetang ilmu pengetahuan , essai, cerita-cerita panjang, kisah-kisah perjuangan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukkuran setengah kuarto atau setengan folio dan dijilid rapih.33 Karena perbedaan teknis, maka system komunikasi massa juga mempunyai karakteristik psikologis yang khas dibandingkan dengan system komunikasi interpersonal. Ini tampak pada pengendallian arus informasi, umpan balik, stimuli alat indra dan proporsi unsur isi dengan hubungan (berita).
2.4.6
Fungsi Komunikasi Massa Secara Umum Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk spesialisasi dari
komunikasi. Oleh karena itu fungsi komunikasi massa pada prinsipnya sama denganfungsi komunikasi secara umum. fungsi - fungsi tersebut meliputi : a. Fungsi memberikan informasi : Fungsi memberikan
informasi ini
diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi disekitarnya.
33
Totok Djuroto, Op,cit 10-11
33
b. Fungsi memberikan pendidikan atau pembimbing : Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak. Oleh karena itu media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. c. Fungsi menghibur : Media massa mendisain program-programnya untuk menghibur. Sebagai contoh : media surat kabar dapat melakukan hal dengan memuat cerpen, komik, TTS bahkan berita yang mengandung human interest. d. Fungsi mempengaruhi khalayak : Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada Tajuk/Editorial, Features, Iklan-iklan, Artikel-artikel dan sebagainya. Sebagai contoh, khalayak terpengruh oleh iklan-iklan yang ditayanngkan oleh televise atau surat kabar. e. Fungsi proses pengembangan mental : Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia
didalam
kehidupan
sosialnya
membutuhkan
kegiatan
berkomunikasi. Komunikasi mempunyai fungsi yang sangat mendasar dari interaksi antar umat manusia, sebagai bahan ilustrasi. f. Fungsi adaptasi
lingkungan : Adaptasi dengan lingkungan adalah
penyesuaian diri kita kedalam lingkungan dimana kita berada. Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya, juga menyesuaikan diri untuk dapat bertahan. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut. g. Fungsi manipulasi lingkungan : Manipulasi disini bukanlah diartikan sebagai sesuatu yang negative, tetapi yang dimaksud deng memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha
34
untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada disekitarnya. Dalam fungsi manipulasi komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.34
2.5
Media Monitoring Sebagai salah satu kegiatan Public Relations, media monitoring adalah
kegiatan meneliti, mengontrol dan juga merupakan cara evaluasi terhadap perkembangan melalui media yang berkaitan dengan perusahaan. Kegiatan media monitoring juga untuk melengkapi analisis pengukuran reputasi perusahaan, sehingga dapat diketahui apakah hasil tiap-tiap peliputan itu merupakan berita yang positif, negatif, atau netral. Dalam beberapa kasus, media monitoring juga dapat membantu pengamatan terhadap hasil peliputan suatu kegiatan dari perusahaan, maupun mengetahui opini public terhadap kegiatan yang telah diselenggarakan. Monitoring secara generik dapat diartikan sebagai pengawasan atau pemantauan. Istilah ini, sekalipun istilah asing, sudah sering terdengar dalam percakapan publik. Berbagai pihak menggunakannya untuk pelbagai peruntukan. Untuk sebuah kerja serius yang coba diangkat program ini, defenisi generik seperti di atas tentu saja tidak memadai, diperlukan suatu defenisi operasional tentang apa itu monitoring.35
34 35
Siti Karnilah.. Komunikasi Massa. Universitas Terbuka, Jakarta. 2000, cet 4. hal 5.3-5.8 Enda Nasution. 9 Saran untuk Menghadapi “Media Baru”.
35
Media monitoring harus dilakukan pada setiap organisasi dan kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan public relations dalam meneliti dan mengevaluasi tentang perkembangan pemberitaan media yang berkaitan dengan organisasi. Media monitoring merupakan kegiatan mengikuti apa yang dilaporkan media. Khususnya pemberitaan positif dan negatif bagi organisasi. Dalam memonitor media umumnya dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Tabulasi setiap berita. b. Menelaah berita-berita tersebut untuk menentukan apakah organisasi diberitakan secara positif atau negatif. c. Menilai apakah berita tersebut memuat pesan yang disampaikan organisasi. d. Mengidentifikasi pesan-pesan yang disampaikan organisasi disiarkan media. e. Menilai isu-isu tertentu yang menjadi perhatian media. f. Menilai bagaimana reaksi stakeholder terhadap berita yang disiarkan.36
2.5.1
Tujuan aktivitas monitoring Tujuan aktivitas monitoring seperti ini adalah untuk menemukan (to
dettect) dan mengantisipasi/mencegah (to detter). Monitoring dilakukan secara terus menerus dan merekam/mencatatnya secara terstruktur. Motif sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian baik menyangkut siapa, mengapa bisa terjadi, 36
Yosal Iriantara, Media Relations : Konsep, Pendekatan dan Praktik,Simbiosa Rektama Media, Bandung, 2005, Hal.108
36
sumberdaya publik yang berkaitan, kebijakan dan dampak apa yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal lain yang berkaitan.37 Tujuan perusahaan atau organisasi memantau media massa secara umum adalah untuk mengetahui persepsi publik terhadap korporasi, organisasi dan lembaga, yang tercermin dalam pemberitaan di media massa; mengetahui dengan cepat berita sensitif yang dapat mempengaruhi citra korporasi, organisasi dan lembaga tertentu untuk mencegah timbulnya krisis dan mengetahui pemberitaan di bidang investasi, industri, keuangan, pasar modal dan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan aktivitas organisasi.38
2.5.2
Fungsi Media Monitoring Dalam Humas Menurut Prayudi, metode ini (media monitoring) merupakan yang paling
umum digunakan untuk mengevaluasi program PR. Biasanya, media tersebut berbentuk kliping Koran, transkrip, atau rekaman siaran media elektronik. Data tersebut menunjukkan seberapa banyak peliputan berhasil dicapai. Namun, data jenis itu hanya menunjukkan evaluasi secara kuantitatif, dan tidak menunjukkan kualitas liputan. Kliping dan transkrip hanya memainkan peran kecil untuk mengukur output dari program PR. Dalam pandangan kualitatif, jumlah yang banyak tidak lantas menunjukkan peliputan yang baik terhadap organisasi. Pandangan negatif dan positif menyatu dalam tumpukan kliping koran.39
37
Ibid http://google.com 39 Prayudi, Penulisan Naskah Public Relations, ANDI, Yogyakarta, 2007, Hal. 157-158 38
37
Pada akhirnya, cara dan motif itu harus dibuktikan dengan catatan tertulis tentang apa yang dimonitor, kapan sesuatu yang dimonitor itu terjadi (dilihat, atau disaksikan, atau dikumpulkan bukti-buktinya, atau ditemukan faktanya) dan bagaimana
kejadiannya
atau
deskripsinya
(kronologi
dan/atau
sebab-
musababnya), serta siapa saja yang terlibat atau diduga terlibat. Sekurangnya hasil pemantauan terdiri atas catatan-catatan yang diverifikasi tentang 5W+1H. Melakukan monitoring terhadap pemberitaan dalam media sangat diperlukan oleh praktisi public relations. Hal itu dimaksudkan untuk mendapatan informasi dasar yang diperlukan para praktisi public relations.40
2.6
Evaluasi Saat ini, peran evaluasi dalam profesi PR menjadi semakin penting seperti
yang diucapkan oleh Presiden IPR, Keith Hanshall pada tahun 1995, ” Evaluasi merupakan kunci agar PR dapat diterima sebagai salah satu disiplin manajemen”.41 Evaluasi adalah suatu proses untuk memantau dan menguji, serta merupakan analisis terhadap hasil akhir dari suatu kampanye atau program. Evaluasi dapat dianggap sebagai pekerjaan yang sangat membosankan, tetapi kebanyakan orang harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya. Jika dilaksanakan dengan benar, evaluasi dapat membantu dalam menangkap tanda-
40
41
Enda Nasution. 9 Saran untuk Menghadapi “Media Baru”
Michael.B,Alison.T dan David.W. Hubungan Media Yang Efektif.Erlangga.2004.Edisi Kedua. hal.35
38
tanda bahaya sebelum masalah itu sendiri berkembang.42. Alasan melakuakan evaluasi : a. Memfokuskan usaha b. Menunjukan keefektifan. c. Memastikan efisiensi biaya. d. Mendukung manajemen yanng baik e. Memfasilitasi pertanggungjawaban.
42
Anne Gregory. Perencanaan Dan Manajemen Kampanye Public Relations.Erlangga.2001. hal.139.
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Tipe dari penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
yang bertujuan untuk memberikan gambaran fakta dan karakteristik populasi secara factual dan cermat. Secara harfiah, penelitian deskrpitif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadiankejadian. Dalam artian, penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode deskriptif.43 Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan sifat penelitian Deskriftif kualitatif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dimana peneliti bertindak sebagai pengamat dari variable-variabel yang diteliti berdasarkan fakta yang ada sebagai objek penelitian. Beberapa fungsi penelitian deskriptif adalah, mengumpulkan informasi actual secara rinci dengan melikuskan gejala yang ada, dan mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku.
43
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali Press, Jakarta, 1983, Hal.76
39
40
3.2
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yaitu dapat dikatakan
bahwa studi kasus (case studies) bukan merupakan suatu metode ilmiah yang spesifik, melainkan lebih merupakan suatu metode yang lazim diterapkan untuk memberikan penekanan pada spesifikasi untuk memberikan penekanan pada spesifikasi dari unit-unit atau kasus-kasus yang diteliti. Dengan kata lain, metode ini berorientasi pada sifat-sifat unik (casual) dari unit-unit yang sedang diteliti berkenaan dengan permasalahan-permasalahan yang menjadi focus penelitian. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu,yang kemudian, dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.44 Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena dinilai bisa mendapatkan analisa dengan akurat. Kirk dan miller yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fudamental tergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orangorang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.45 Dalam konteks ilmu komunikasi, sebagaimana juga konteks ilmu-ilmu sosial (social sciences) dan ilmu-ilmu perilaku (behavioral sciences) yang lebih luas, metode penelitian kualitiatif kadang kala dipahami sebagai lawan dari__atau setidaknya banyak berbeda dengan__metode penelitian kuantitatif. Perbedaan 44 45
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, Hal. 66-67 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Gajah Mada University, 1995), hal 131
41
yang ada meliputi beberapa hal, misalnya tujuan. Penelitian komunikasi kualititatif biasanya tidak dimaksudkan untuk memberi penjelasan-pnejelasan (explanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi, mengemukakan prediksiprediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan/atau pemahaman (understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.46
3.3
Nara Sumber ( Key Informan ) Dalam penelitian ini nara sumber dipilih berdasarkan orang-orang yang
berada pada Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya atau dengan orang yang berkaitan dengan kasus, antara lain : 1. Bapak. Kombes Pol Drs. Zulkarnain, selaku Kabid Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya. Karena beliaulah yang mengelola, mengontrol, dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan Bidang Humas, termasuk memanfaatkan hasil dari kegiatan media monitoring untuk mengetahui kecenderungan pemberitaan di berbagai media. 2. Bapak. AKBP. Drs. Eddy Ihwanto, M.Si, selaku Bidang Humas Polda
Metropolitan
Jakarta
Raya,
selaku
kepala
Subid
Dokumentasi dan Liputan. Karena beliau adalah orang yang cukup berkompeten dan sangat berpengalaman dalam mengelola kegiatan
46
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKiS, Yogyakarta, 2007, Hal. 35
42
Bidang Humas dan juga turut memantau kegiatan khususnya media monitoring. 3. Bapak. AKBP.Mahbub, selaku Kassubid Publikasi karena , beliau juga turut memantau kegiatan media monitoring dan secara langsung beliau terlibat dalam memonitor berita di media saat itu.
3.4
Definisi Konsep
1.
Media Monitoring Media monitoring merupakan kegiatan mengikuti apa yang diberitakan media. Khususnya pemberitaan positif dan negatif bagi organisasi, dalam memantau media. Dalam melakukan media monitoring, Polda Metro Jaya memilih media cetak seperti Media Indonesia, Kompas, Warta Kota dan Pos Kota. Alasan penulis memilih media Kompas dan Media Indonesia karena kedua media tersebut merupakan media nasional sehingga jangkauan pembacanya sangat luas dan memuat berita – berita yang salah satunya memuat berita yang berkaitan dengan kasus kenaikan harga bahan bakar minyak, dan penulis memilih dua media regional yaitu Warta Kota dan Pos Kota karena media tersebut merupakan media regional yang memuat berita seputar tindak kriminal yang terjadi di jakarta.
2.
Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses untuk memantau dan menguji, serta merupakan analisis terhadap suatu aktivitas, program atau kampanye.
43
Evaluasi dapat dianggap sebagai pekerjaan yang sangat membosankan, tetapi kebanyakan orang harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya. Jika dilaksanakan dengan benar, evaluasi dapat membantu dalam menangkap
tanda-tanda
bahaya
sebelum
masalah
itu
sendiri
berkembang.47. 3.
Kasus Kenaikan Bahan Bakar Minyak Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak tanggal 23 Mei 2008 pukul 21.15 WIB telah menimbulkan dampak seperti adanya penimbunan, aksi kekerasan dan demo menentang kenaikan harga bahan bakar minyak di diwilayah jakarta.
3.5
Fokus Penelitian Media monitoring merupakan alat bagi suatu lembaga atau instansi
pemerintah untuk mengontrol reputasi Polda Metro Jaya di media massa. Dalam hal ini, media massa yang dimaksud adalah media cetak baik berupa surat kabar (koran), majalah, maupun tabloid. Penelitian ini bertujuan mengetahui proses kegiatan media monitoring Polda Metropolitan Jakarta Raya dalam menyikapi kasus kenaikan harga bahan bakar minyak periode april sampai juni 2008 Adapun fokus penelitian yang akan dilakukan, yaitu : a
Tahap – tahap media monitoring yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya
b. Karakteristik berita – berita melalui media cetak.
47
Anne Gregory. Perencanaan Dan Manajemen Kampanye Public Relations.Erlangga.2001. hal.139.
44
c. Evaluasi apa yang dihasilkan dari media monitoring yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya, apakah berita tersebut bersifat negatif, positif dan bersifat netral. d. Kendala –kendala yang dihadapi dalam melakukan media monitoring. e. Tindak lanjut dari aktivitas media monitoring.
3.6
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah melalui :
3.6.3
Data primer : Dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam (In depth interview). Wawancara memdalam ini dilakukan tanya jawab langsung dengan Kabid Humas Kombes Pol Drs. Zulkarnain., Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. MSI dan. AKBP.Mahbub selaku Kassubid Publikasi serta para karyawan Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya.
3.6.4
Data sekunder : Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mengadakan pengumpulan, pencarian dan penelaahan data-data yang terkait dengan penelitian terhadap buku-buku, majalah-majalah, literaturliteratur dan referensi tertulis lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
45
3.7
Teknik Analisis Data Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya
jika tidak dianalisa. Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam penelitian, karena dengan analisalah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.48 Analisa data merupakan penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, berdasarkan data yang diperoleh dengan wawancara, maka penelitian ini akan dideskripsikan dan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian. 49
3.8
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian ini menggunakan teknik analisa data Triangulasi, yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu, untuk keperluan pemeriksaan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.50 Dalam penelitian kualitatif, triangulasi merujuk pada pengumpulan informasi atau data sebanyak mungkin dari berbagai sumber. Triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik.51
48
Mohammad Nazir, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988. hal 405 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. 2004. hal 330. 50 Ibid. hal 330. 51 Ibid, hal 331 49
46
Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan, membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting disini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan tersebut.52 Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu dengan ”Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan”53 Data yang diperoleh tersebut akan dianalisa secara triangulasi dengan Membandingkan hasil wawancara antara Kabid Humas Kombes Pol Drs. Zulkarnain, Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. MSi dan. AKBP.Mahbub selaku Kassubid Publikasi dengan isu suatu dokumen yang berkaitan dan mencocokan data-data tersebut dengan peran apa saja yang dilakukan Polda Metro Jaya dalam menyikapi kenaikan harga bahan minyak dan selanjutnya akan ditarik kesimpulan. Melalui teknik ini diharapkan penulis dapat melakukan pengecekan kebenaran berita yang diinformasikan. Pemeriksaan data 52 53
Lexy J. Moleong. Op.cit Hal. 178. Ibid. hal 330.
47
akan sangat membantu peneliti untuk melihat sejauh mana kekuratan data yang didapat.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2
Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1
Sejarah Polda Metropolitan Jakarta Raya Sejarah Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (PMJR) diawali dari
kepolisian Batavia yang dibentuk pada tahun 1936 sesuai dengan data dari Regeering Almanak Vor Nederlandsch Indie 1941 Tweed Gedelte yang disusun Belanda ketika berada di Indonesia. Batavia pada masa pendudukan Belanda merupakan
kota
karesidenan
dengan
kantor
besar
kepolisisan
atau
HoofbureauVan Politie Batavia di Jl. Medan Merdeka Barat, sekarang dilokasi itu berdiri kantor Pos Polisi Monas. Pada zaman pendudukan Jepang diadakan perubahan tata pemerintahan daerah dan nama Batavia diubah menjadi Jakarta. Perubahan-perubahan yang dilakukan Jepang di Indonesia juga berdampak pada kepolisian. Jepang kemudian membentuk kantor jawatan Kepolisian Negara yang berlokasi di Jl. Juanda. Sebelum penyerahan kedaulatan wilayah Republik Indonesia kembali pada bangsa Indonesia antara Muhammad Hatta dengan Ratu Juliana di Belanda tanggal 27 desember 1949, badan-badan Kepolisian secara kepolisian secara perlahan-lahan diserahterimakan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pada tanggal 6 desember 1949 Kepala Kepolisian Negara membentuk Kepolisian Komisariat Jaya yang berkantor di Jl. Medan Merdeka Barat. Peristiwa
48
49
ini kemudian menjadi tonggak sejarah lahirnya Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya dan sekitarnya. Sejalan dengan perencanaan tata kota Jakarta, yang menjadikan Monas dan sekitarnya sebagai paru-paru kota, maka pada tahun 1963 kantor Kepolisian Komisariat Jaya pindah ke Jl. Jenderal Sudirman no.55 Jakarta Selatan. Sebelum bidang Humas digunakan sebagai nama resmi untuk bidang Penerangan Polda Metropolitan Jakarta Raya sebelumnya digunakan nama Dinas Penerangan Polda Metropolitan Jakarta Raya disingkat DISPEN POLDA METRO, dinas ini dahulu dikenal sebagai Bidang Hubungan Masyarakat. Pada tahun 1951 sesudah penunjukan Kepala Polisi Negara, merasa perlu membentuk suatu Divisi di wilayah pusat dan di wilayah daerah yang bertugas untuk mengemban humas. Karena itu Kepala Polisi Negara menerbitkan order tanggal 30 oktober 1951 dan tanggal 29 desember 1951 No. Pol/11/18/UM, yang di tandatangani oleh Kepala Polisi Negara R.S Soekanto pada saat itu. Humas pada saat itu merupakan sesuatu yang baru diketahui oleh beberapa orang saja, karena itu mendapat bimbingan teknis dari para ahli. Kepala Polisi Negara telah berusaha untuk memberikan pengarahan ke daerah agar petugas Bidang Humas mengerti apa maksud dan tujuan humas ini. Dalam order tanggal 29 desember 1951 No. Pol 4/11/18/UM ditekankan bahwa dalam humas harus memiliki prinsip: ”Menggunakan segala pengetahuan, tenaga, peralatan serta keuangan yang telah ada. Dari kesimpulan order diatas dapat disimpulkan seberapa besar dan seriusnya
50
Kepala Polisi Negara Republik Indonesia telah menangani masalah kehumasan dalam badan POLRI” Polda Metropolitan Jakarta Raya memiliki 13 Polres (Distric Police), 101 Polsek (Sub-districk Police), 318 Pospol (Police Station), dengan jumlah personel (Police Staff) sebanyak 27.648 orang (3.010 Perwira, 23.099 Bintara dan 2.633 PNS). Sedangkan sarana yang dimiliki berupa sepeda motor sebanyak 2.633 unit, mobil 1.056 unit serta kapal patroli dan motor boat sebanyak 33 unit.54
4.1.2
Fungsi Dan Tugas Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya Sesuai dengan yang tertera dalam pasal 16 Polri, menyatakan fungsi dan
tugas Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya sebagai berikut: 1) Bidhumas adalah unsur pelaksana staf khusus Polda Metro Jaya yang berada di bawah 2) Bidhumas bertugas menyelenggarakan fungsi humas melalui pengelolaan dan penyampaian penberitaan/informasi serta kerjasama/kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polri. 3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidhumas menyelenggarakan fungsi: a. Pembinaan fungsi humas dalam lingkungan Polda Metro Jaya b. Penyelenggaraan penerangan umum
yang
meliputi
pengelolaan
dan
penyampaian informasi termasuk kerjasama/kemitraan dengan media massa
54
Profil Polda Metropolitan Jakarta Raya, 2004
51
berikut komponennya dalam rangka membentuk opini masyarakat bagi kepentingan tugas Polri. c. Penyelenggaraan penerangan satuan dalam rangka pemerataan informasi di lingkungan Polri. d. Penyelenggaraan peliputan, monitoring, produksi dan dokumentasi semua informasi/pemberitaan yang berkaitan dengan tugas Polri. 4) Bidhumas dipimpin oleh Kepala Bidang Humas, disingkat Kabid Humas, yang bertanggung jawab kepada Kapolda Metro Jaya dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari berada dibawah Wakapolda Metro Jaya. 5) Bidhumas terdiri dari: a. Sub Bidang Publikasi dan Kemitraan, disingkat Subbidpublikasi. I. Subbidpublikasi adalah unsur pelaksana pada Bidhumas yang berada di bawah Kabidhumas. II. Subbidpublikasi bertugas menyelenggarakan pengelolaan dan penyampaian
informasi
baik
di
lingkungan
Polri
maupun
masyarakat, termasuk kerjasama/kemitraan dengan media massa berikut komponennya dalam rangka membentuk opini masyarakat bagi kepentingan pelaksanaan tugas Polri. III. Subbidpublikasi dipimpin oleh Kepala Subbidpublikasi yang bertanggung jawab kepada Kabidhumas.
52
b. Sub Bidang Dokumentasi dan Peliputan, disingkat Subbiddokliput. I. Subbiddokliput adalah unsur pelaksana pada Bidhumas yang berada dibawah Kabidhumas. II. Subbiddokliput bertugas menyelenggarakan peliputan, monitoring, produksi dan dokumentasi semua informasi/pemberitaan yang berkaitan dengan tugas Polri. III. Subbiddokliput
dipimpin
oleh
Kepala
Subbiddokliput
yang
bertanggung jawab kepada Kabidhumas.
4.1.3
Deskripsi Pekerjaan Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya
A.
Kabid Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya Kabid Humas Polda Metro Jaya bertugas menyelenggarakan fungsi humas
melalui pengolahan dan penyampaian pemberitaan atau informasi serta kerjasama atau kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polda Metro Jaya. Dalam melaksanakan tugasnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya: 1. Menyelenggarakan pembinaan fungsi humas dalam lingkungan Polda Metro jaya. 2. Menyelenggarakan penerangan umum yang meliputi pengolahan dan penyampaian informasi termasuk kerjasama atau kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat tugas Polri di lingkungan Polda Metro Jaya.
53
3. Menyelenggarakan penerangan satuan dalam rangka pemerataan informasi di lingkungan Polda Metro Jaya. 4. Menyelenggarakan peliputan, monitoring, produksi dan dokumentasi semua informasi atau pemberitaan yang berkaitan dengan tugas Polri di lingkungan Polda Metro Jaya. 5. Mengadakan koordinasi dan kerja sama dengan instansi, lembaga atau badan Pemerintah, swasta dan masyarakat untuk kelancaran tugas kehumasan. 6. Melakukan pengawasan, pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan pembinaan kemampuan dsn operasional bidang humas. 7. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kapolda Metro Jaya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugas kehumasan.
B.
Kasubbid Publikasi
1. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada kabid humas Polda Metro Jaya khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya. 2. Berdasarkan progiat Bidhumas Polda Metro Jaya menetapkan progiat subbid publikasi serta mengarahkan, mengawasi, dan mengendalikan pelaksanaannya guna menjamin tercapainya sasaran secara berhasil dan berdaya guna. 3. Penentuan kebijaksanaan dan pengambil keputusan dalam rangka memimpin subbid publikasi guna menjamin terselenggaranya kegiatan subbid publikasi. 4. Membina disiplin, tata tertib dan kesadaran hukum di lingkungan subbid publikasi.
54
5. Memelihara dan meningkatkan kemampuan personil dan materiil di lingkungan subbid publikasi guna meningkatkan kemampuan operasional organisasi. 6. Mengadakan koordinasi dan pengawasan serta memberikan pengarahan terhadap penyelenggaraan fungsi teknis dengan badan-badan lain di lingkungan Polda Metro Jaya. Dalam menjalankan tugas – tugasnya Kasubid Publikasi dibantu oleh : a. Kaur Penum Subbid Publikasi. I. Upaya peningkatan hubungan Polri dan masyarakat. II. Pemantapan dan peningkatan dalam pengumpulan dan penyusunan data dan informasi actual tentang kegiatan Polri, dengan upaya peningkatan peranan pebungpen di lingkungan satker-satker Polda Metro Jaya dan jajarannya. III. Menunjang
aspirasi
masyarakat
yang
disampaikan
melalui
perorangan/organisasi dalam bentuk unjuk rasa, audiens atau pemantapan dan peningkatan dalam melakukan hak jawab/koreksi terhadap beritaberita yang tidak sesuai dan merugikan Polri. IV. Pemantapan dan peningkatan penyebarluasan informasi Polri pada masyarakat. V. Memantapkan
dan
meningkatkan
kampanye/penerangan
tentang
pencegahan kriminalitas, kamtibcar lantas, hubungan Polri serta dan masyarakat, termaksud peningkatan peran serta masyarakat dalam menciptakan kamtibmas.
55
b. Kaur Pensat Subbid Publikasi I. Meneruskan kebijakan Kapolda Metro Jaya ke seluruh satker di wilayah hukum Polda Metro Jaya. II. Melaksanakan pembinaan/kerjasama dengan mass media. III. Melaksanakan upaya peningkatan kualitas majalah metropolitan dengan target isi pengetahuan bijak pimpinan untuk mencapai 60% dalam rangka pemerataan informasi kalangan personel Polda Metro Jaya. IV. Peningkatan kualitas dan kuantitas lembar pensat dan himpunan pensat bulanan. V. Penerbitan brosur, leaflet dan semua produk penyampaian informasi kedalam. c. Kaur Kemitraan Subbid Publikasi Berupaya untuk melakukan peningkatan hubungan kemitraan Polri Polda Metro Jaya antar Instansi terkait, melalui : I. Melaksanakan kerja sama dengan badan – badan Kehumasan di Wilayah Polda Metro Jaya. II. Membangun hubungan kemitraan dengan redaksi media massa melalui buku, artikel dan layanan masyarakat. d. Pamin Subbid Publikasi I. Mengagendakan surat-surat khususnya surat masuk dari urmin bid. Humas ke Subbid publikasi. II. Menghubungi wartawan cetak dan elektronik setiap ada press release. III. Mendata surat-surat penugasan wartawan.
56
IV. Mendistribusikan lembar pensat. C. Kasubbid Dokumentasi dan Peliputan Kasubbid Dokliput bertugas menyelenggarakan peliputan, monitoring, produksi dan dokumentasi semua informasi atau pemberitaan yang berkaitan dengan tugas Polri di lingkungan Polda Metro Jaya. Dalam pelaksanaan tugasnya, Kasubbid Dokliput berfungsi: 1. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kabid Humas Polda Metro Jaya khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya. 2. Berdasarkan kegiatan Bid Humas Polda Metro Jaya, menetapkan program kegiatan Subbid Dokliput serta mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaannya guna menjamin tercapainya sasaran secara berhasil dan berdaya guna. 3. Penentu kebijakan pelaksanaan dan mengambil keputusan dalam rangka memimpin Subbid Dokliput guna menjamin terselenggaranya kegiatan Subbid Dokliput. 4. Pembina disiplin, tata tertib dan kesadaran hukum di lingkungan Subbid Dokliput. 5. Memelihara dan meningkatkan kemampuan personel dan materiil di lingkungan Subbid Dokliput guna meningkatkan kemampuan operasional organisasi. 6. Mengadakan koordinasi dan pengawasan serta memberikan pengarahan terhadap penyelenggraan fungsi teknis peliputan dan produksi dengan badanbadan lain di lingkungan Polda Metro Jaya.
57
Dalam menjalankan tugas – tugasnya Kasubid Dokumentasi dan Peliputan dibantu oleh : a. Kaur Liputan Subbid Dokliput I. Menyelenggarakan perencanaan giat harian, mingguan, bulanan, peliputan yang berkaitan dengan tugas kepolisian. II. Membuat jadwal peliputan yang meliputi hari, tanggal, waktu serta tim yang akan liput giat kepolisian. III. Menyelenggarakan peliputan semua giat peliputan tugas polri. IV. Mengendalikan kegiatan peliputan semua giat peliputan tugas polri. b. Kaur Prodok Subbid Dokliput I. Merencanakan kegiatan produksi dan pendokumentasian. II. Membuat jadwal kegiatan dokumentasi, baik personel maupun waktu. III. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab. IV. Mengendalikan setiap kegiatan pendokumentasian agar tercapai hasil yang maksimal. V. Melaporkan hasil kegiatan kepada pimpinan
c. Kaur Monitor Subbid Dokliput I. Monitoring berita di media cetak maupun elektronik. II. Menyelenggarakan kegiatan monitoring. III. Memberikan saran maupun pendapat kepada pimpinan tentang penyelenggaraan tugas monitoring. IV. Melakukan analisa dan evaluasi pelaksanaan tugas monitoring.
58
d. Pamin Subbid Dokliput I. Mengagendakan surat-surat khususnya surat masuk dari urmin bidhumas ke subbiddokliput dan di file. II. Membukukan/mencatat giat liputan, baik foto maupun video da di file. III. Membukukan masuk/keluarnya film/kaset yang diterima dari juyar bidhumas. IV. Melaksanakan peliputan giat Polda Metropolitan khususnya giat pimpinan. V. Melaksanakan pembuatan kliping Koran setiap hari kerja yang di kirim ke pimpinan.
D. Paur Mintu Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya 1. Melaksanakan administrasi personel, administrasi personel, administrasi materiil dan logistik. 2. Melaksanakan urusan ketatausahaan. 3. Melaksanakan pengaturan urusan dalam. 4. Melaksanakan tertib administrasi dan kepustakaan.
E. Bensat Bidang Humas Polda Metro Jaya 1. Mengirimkan KU – 106, KU – 107, KU – 109, KU – 102 ke Bensat Spim. 2. Membayarkan gaji untuk anggota dan PNS. 3. Mengisi buku KU – 11. 4. Membuat pertanggungan jawab UYHD.
59
4.1.4
Visi, Misi, Tujuan Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya
4.1.4.1 Visi Membangun dan membentuk opini masyarakat yang positif terhadap Polda Metropolitan Jakarta Raya sebagai pelindung, penganyom, pelayan masyarakat dan penegak hukum yang professional serta dapat dipercaya melalui pengelolaan dan penyampaian informasi secara cepat, tepat dan proporsional 4.1.4.2 Misi 1. Mengelola sumber daya manusia Polri di lingkungan Bidang Humas Polda metropolitan Jakarta Raya secara profesional dalam pengelolaan informasi untuk membentuk citra positif Kepolisian. 2. Mewujudkan model pengelolaan informasi di lingkungan Polda Metropolitan Jakarta Raya yang tersistemkan secara utuh, sinergis dan dapat menjadi pedoman kegiatan bagi pengemban fungsi kehumasan seluruh jajaran Polda Metropolitan Jakarta Raya. 3. Membangun dan memelihara kerjasama yang baik dengan media massa cetak dan elektronik dalam membentuk “Image Building Police” sebagai penganyom, pelindung dan pelayan masyarakat yang profesional dan bertindak cepat dalam pelaksanaan tugas. 4. Memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat terutama kalangan media massa cetak dan elektronik secara transparan dan dapat dipertanggung jawabkan.
60
5. Membangun forum komunikasi dengan sesama lembaga kehumasan guna mendukung upaya-upaya peningkatan kualitas informasi dan profesionalisme pelaksana fungsi humas.
4.1.4.3 Tujuan 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Personel Bidang Hubungan Masyarakat sehingga mampu melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. 2. Membangun serta memelihara sarana dan prasarana Bidang Hubungan Masyarakat sehingga penggunaan materiil dapat terlaksana secara optimal dan selalu siap pakai. 3. Mendukung kegiatan operasional Polda Metropolitan Jakarta Raya melalui kegiatan Publikasi, Dokumentasi dan liputan dalam rangka pelaksanaan tugas Polri selaku pelindung, penganyom dan pelayan masyarakat. 4. Senantiasa menciptakan opini masyarakat yang positif terhadap tugas-tugas kepolisian Polda Metropolitan Jakarta Raya melalui kegiatan pengelolaan dan penyampaian informasi kepada masyarakat melalui media massa secara benar dan mendidik. 5. Memberikan pelayanan yang optimal di bidang kehumasan. 6. Mendukung program Perpolisian Masyarakat/Community Policing melalui bidang kehumasan. 7. Menggiatkan koordinasi dengan sesama lembaga kehumasan melalui forum komunikasi Bako Humas guna mendukung upaya peningkatan kualitas informasi dan profesionalisme pelaksana fungsi humas.
61
4.1.5. STRUKTUR ORGANISASI POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA KAPOLDA WAKAPOLDA ITWASDA
RORENBANG
BID HUMAS
SPK
BID BINKAM
DIT INTELKAM
BID PROPAM
DIT RESKRIM UMUM
ROPERS
ROBINAMITRA
ROOPS
BID TELEMATIKA
DIT RESKRIM KHUSUS
DIT NARKOBA
BID DOKKES
BID KU
DEN 88 AT
SPN
DIT PAM OBVIT
ROLOG
SETUM
DIT LANTAS
DIT POL AIR
DENMA
SAT BRIM
DIT SAMAPTA
POLRES
POLRES JAKUT
POLRES JAKTIM
POLRES JAKSEL
POLRES JAKPUS
POLRES BEKASI
POLRES TANGERANG
POLRES DEPOK
POLRES KEP. SERIBU
62
4.1.6 . STRUKTUR ORGANISASI HUMAS POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA KAPOLDA KABID WAKAPOLDA HUMAS
JURU BAYAR
PEMBUAT GAJI
PAUR MINTU
KASUBBID PUBLIKASI
KASUBBID DOK LIPUT
PAMIN
KAUR PENUM
KAUR PENSAT
KAUR KEMITRAAN
PAMIN
KAUR PELIPUTAN
KAUR PRODOK
KAUR MONITOR
63
4.1.7
Susunan Pejabat Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya
Dalam menjalankan tugasnya, Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya terdiri dari tingkat jabatannya yaitu : a) Kabid Humas
: KOMBES. Kombes Pol Drs. Zulkarnain
b) Kassubid Dokliput
: AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. MSI
c) Kassubid Publikasi : AKBP. Mahbub d) Kaur Penum
: KOMPOL Surya Darni
e) Kaur Pensat
: KOMPOL Harun Al Rasyid
f) Kaur Prodok
: KOMPOL Suparno
g) Kaur Monitor
: KOMPOL Marwan
h) Kaur Peliputan
: KOMPOL. Drs. Yulia Hutasuhut
i) Kaur Kemitraan
: KOMPOL Sri Haryuni
j) Pamin Dokliput
: IPTU Mingun
k) Pamin Publikasi
: AIPDA Wayan
l) Juru Bayar
: BRIDGE. Minuk Tin Muryani
m) Paur Mintu
: Drs. Abdul Rozak
n) Pembuat Gaji
: Haeroni Penda
64
4.2
Hasil Penelitian
a. Tahap – tahap media monitoring yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya Menjelang dinaikannya harga baru bahan bakar minyak oleh pemerintah tanggal 23 Mei 2008, telah terjadi aksi demonstrasi oleh mahasiswa dan massa yang di tujukan sebagai tindak penolakan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak, aksi unjuk rasa inipun terjadi sejumlah daerah dan tidak hanya di Jakarta saja dan terus berlanjut hingga bulan Juni 2008 dan tidak sedikit aksi unjuk rasa tersebut berakhir dengan bentrokan antara aparat dengan mahasiswa serta tidak sedikit mahasiswa yang menjadi korban pada unjuk rasa tersebut. Hal ini telah membuat nama baik Polda Metro Jaya menjadi tercemar, karena semua pihak melihat kejadian tersebut merupakan kesalahan pihak aparat yang tidak dapat mengatasi aksi unjuk rasa hingga jatuh kor ban jiwa, seperti yang terjadi pada insiden Unas tanggal 23 mei 2008. Dalam menyikapi kasus ini Polda Metro Jaya telah melakukan penyelidikan dan salah satunya dengan cara
memanfaatkan kegiatan Media
Monitoring di media massa, sehingga Poda Metro Jaya dapat terus melakukan penyelidikan untuk menangani kasus tersebut agat cepat terselesaikan sehingga nama baik Polda Metro Jaya dapat menjadi positif lagi. Adapun mengenai tahapan dilakukannya media monitoring yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya, penulis melakukan wawancara dengan Bpk. Kombes Pol Drs. Zulkarnain, selaku Kabid Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya:
65
Tahapan dalam melakukan media monitoring sangat sederhana. Pertama, memilih berita dari media cetak, lalu kita mengkliping berita yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya di media cetak yang diteruskan dengan mengurutkan berdasarkan headline, sumber berita dan tanggalnya. Kemudian menyusun berdasarkan klasifikasi berita baik yang bersifat positif ataupun negatif Kemudian menganalisis berdasarkan pemberitaan serta isu-isu yang yang berkembang. Lalu memperbanyak hasil kliping yang sebelumnya ditanda tangani oleh kepala subbid dokliput dan kaur dokumentasi kemudian diserahkan kepada Kepala Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya untuk dievaluasi kembali.”55
Proses kegiatan media monitoring Bidang Humas Polda Metro Jaya biasa dilakukan oleh staf Subbiddokliput yang menangani media monitoring. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini diawali dengan kliping media cetak tentang beritaberita yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya. Mengenai proses kegiatan media monitoring yang dilaksanakan setiap harinya. Kemudian Bpk AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi. menjelaskan tahapan kegiatan media monitoring sebagai berikut : Tahapan dalam melakukan media monitoring 1. kami membaca terlebih dahulu berita dari media cetak, 2. Lalu kita mengkliping berita yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya di media cetak 3. diteruskan dengan menandai headline, sumber berita dan tanggalnya. 4. Kemudian menyusun berdasarkan klasifikasi berita baik yang bersifat positif ataupun negatif 5. Lalu memperbanyak kemudian di tanda tangani oleh kepala subbidang dokliput dan kaur dokumentasi lalu diserahkan kepada Kepala Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya untuk dianalisa atau dievaluasi kembali sebagai masukan bagi Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya. ”56
55 56
Wawancara Dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Zulkarnain, 14 Januari 2009 Wawancara Dengan Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi, 13 Januari 2009
66
Kegiatan media monitoring di Bidang Humas Polda Metro Jaya selalu berada di bawah pengawasan langsung dari Kabid Humas. Karena salah satu ukuran dari jalan atau tidaknya fungsi dan tugas suatu unit. Adapun pendapat Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub tahap – tahap dalam melakukan media monitoring : “Yang pertama, kami membaca isi berita tersebut, kemudian mengkliping berita yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya, diteruskan dengan menandai judul, sumber berita, tanggal dan bila ada kami memasukan gambarnya, lalu menyusun berdasarkan klasifikasi berita baik yang bersifat positif ataupun negative, Lalu memperbanyak hasil kliping dan baru diserahkan kepada Kepala Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya”57 Dalam pelaksanaan tugas untuk menangani masalah, Polda Metropolitan Jakarta Raya memiliki bidang-bidang yang telah ditetapkan tugas serta fungsifungsinya. Salah satunya adalah bidang humas (public relations), merupakan bidang satuan kerja yang telah dimilki oleh Polda Metropolitan Jakarta Raya. Salah satu fungsi Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya ialah bertugas menyelenggarakan monitoring media dan mengelola serta menyampaikan pemberitaan atau informasi serta kerjasama atau kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polda Metropolitan Jakarta Raya.
57
Wawancara dengan Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub, 12 Januari 2009
67
b.
Karakteristik berita – berita melalui media cetak. Dalam Bidang Humas Polda Metro Jaya, terdapat beberapa bidang yang
sangat penting dalam menunjang keberhasilan fungsi dan tugas Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya, seperti : Sub Bidang Publikasi dan Kemitraan, disingkat Subbidpublikasi dan Sub Bidang Dokumentasi dan Peliputan, disingkat Subbiddokliput. Dalam melakukan kegiatan media monitoring, berita-berita yang masuk tidak langsung dievaluasi tetapi ditentukan terlebih dahulu karakteristik beritanya terlebih dahulu sehingga mudah dalam pengerjaanya. Bpk. Kombes Pol Drs. Zulkarnain, selaku Kabid Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya menjelaskan karakteristik dari berita-berita tersebut : “Biasanya Bidang Humas Polda Metro Jaya menggolongkan berita berdasarkan kecendrungan pemberitaan di media massa yang dilihat dari judul berita dan isi lalu baru di golongkan mana yang menjadi berita positif, negatif ataupun netral”58 Adapun pendapat Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi, tentang karakteristik berita-berita yang dimonitoring oleh Bidang Humas Polda Metro Jaya adalah : Berita-berita tersebut biasanya ada yang bersifat positif, negatif dan netral yang biasanya kami golongkan menjadi : a. Press release (yang merupakan berita yang paling besar) b. Kriminil (yang mencakup tindak pidana) c. Lain-lain (yang merupakan berita penerangan)59
Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub, menjelaskan tentang karakteristik beritanya :
58 59
Wawancara Dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Zulkarnain, 14 Januari 2009 Wawancara Dengan Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi, 13 Januari 2009
68
Dalam penggolongan beritanya ada yang positif,negatif dan netral dan kami membagi kedalam tiga bagian : a. Press release (berita yang paling besar) b. Kriminil (tindak pidana) c. Lain-lain (berita penerangan)60 Dalam kegiatan media monitoring Bidang Humas Polda Metro Jaya lebih terfokus kepada hubungan dengan media-media cetak dan Bidang Humas Polda Metro Jaya mengadakan media publisitas seperti majalah “Polisi“ serta menjalankan dan memperluas hubungan kemitraan dengan pihak media, menganalisis berita dari media cetak, menangani surat pembaca yang terdapat di media. Di dalam setiap sub departemen dipimpin oleh Kasubid yang nantinya memberikan laporan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan kepada Kabid Humas.
c. Evaluasi apa yang dihasilkan dari media monitoring yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya. Setelah memilih berita, mengkliping dan menyusun berdasarkan klasifikasi beritanya dari media massa, kemudian dilakukan evaluasi. Kegiatan ini menuntut untuk melakukan evaluasi terhadap pemberitaan yang ada di media (media cetak). Tentunya berita-berita yang terkait dengan Polda Metro Jaya. Dalam hal ini, Humas juga melakukan pembandingan antara pemberitaan mengenai Polda Metro Jaya dan pemberitaan mengenai Kasus Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Periode April – Juni 2008 .
60
Wawancara dengan Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub, 12 Januari 2009
69
Hal ini berkaitan dengan pembentukkan reputasi yang salah satu aspeknya berkaitan dengan media monitoring. Dalam jangka pendek, hasil dari media monitoring tersebut dapat digunakan untuk mengetahui langkah selanjutnya dalam pengambilan keputusan, baik yang berupa action ataupun statement kepada media massa. Bpk. Kombes Pol Drs. Zulkarnain, selaku Kabid Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya menjelaskan hasil dari media monitoring sebagai berikut : Kegiatan media monitoring ini selalu kami evaluasi karena salah satu ukuran dari jalannya atau tidaknya suatu unit dalam media monitoring ini berita positif harus lebih banyak dari berita negatif. Memang belum ada rasionya tetapi harus lebih banyak61. Adapun pendapat Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi : Sebelumnya kami mengelompokan berita-berita yang menjadi pemberitaan diberbagai media massa kemudian barulah melakukan penyelidikan serta melakukan pemantauan guna menentukan langkah selanjutnya dan disini kami akan menentukan berita tersebut, apakah bersifat negatit, positif ataupun netral. Tetapi dalam setiap evaluasi kami selalu menginginkan berita yang positif karena dengan begitu akan membetuk opini positif dimasyarakat62. Dalam media relations ini, berita positif harus lebih banyak dari berita negatif. Kemudian juga sejauh mana media massa itu melihat manfaat dari kegiatan yang diadakan. Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub, menjelaskan : Prosentase pemberitaan positif harus lebih banyak dari pemberitaan negatif. Semua itu tidak tergantung dari banyaknya berita melainkan kecenderungan berita positif harus lebih banyak dan berita yang negatif kalau bisa, nol 63 61
Wawancara Dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Zulkarnain,14 Januari 2009 Wawancara Dengan Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi, 13 Januari 2009 63 Wawancara dengan Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub, 12 Januari 2009 62
70
Pada dasarnya setiap perusahaan atau instasi pemerintah selalu menginginkan hasil yang terbaik bagi setiap menjalankan kegiatanya, oleh karena setiap organisasi harus bisa mengevaluasi segala program atau kegiatannya dan bila dilakukan dengan baik maka akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ini adalah pemberitaan dari beberapa media cetak tentang kenaikan harga bahan bakar minyak dari bulan april sampai dengan juni 2008. Hasil dari pemberitaan tersebut dijadikan acuan untuk mengetahui bagaimana isu tersebut mempengaruhi kegiatan media monitoring Bidang Humas Polda Metro Jaya. Tabel 1. Pemberitaan di media Selasa, 29 April 2008 No
Media Cetak
Judul Berita
Kecenderungan
1.
Kompas
Dampak Kenaikan BBM Dapat Diatasi
Netral
2.
M.Indonesia
-
-
Berita tentang respons pemerintah terhadap naiknya harga BBM -
3.
Pos Kota
-
-
-
-
-
-
4. Warta Kota Rabu, 7 Mei 2008
Alasan
No
Media Cetak
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
1.
Kompas
-
-
-
2.
M.Indonesia
-
-
3.
Pos Kota
4. Warta Kota Jumat, 9 Mei 2008
-
-
Operasi yang dilakukan Polisi berhasil mencegah aksi penimbunan BBM -
Menimbun BBM 50 pangkalan disegel
Positif
No
Media Cetak
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
1.
Kompas
-
-
-
71
Gudang Oplosan Digrebek
2.
M.Indonesia
Positif
3.
Pos Kota
-
-
4.
Warta Kota
Gudang Minyak Oplosan Digrebeg
Positif
Karena Polisi berhasil melakukan penyegelan sebuah gudang yang dijadikan sebagai pengoplos bbm Polisi berhasil melakukan penyegelan sebuah gudang yang dijadikan sebagai pengoplos bbm
Sabtu, 10 Mei 2008 No
Media Cetak
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
1.
Kompas
-
-
2.
M.Indonesia
-
Aparat dapat mencegah terjadinya aksi penimbunan BBM Aparat dapat mencegah terjadinya aksi penimbunan BBM -
3.
Pos Kota
4. Warta Kota Kamis, 15 Mei 2008
Selamatkan Minyak Bersubsidi Timbun Ribuan Liter Tanpa Izin 10 Pemilik Minah Diciduk -
Positif
Positif
No
Media Cetak
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
1.
Kompas
-
-
-
2.
M.Indonesia
-
-
-
3.
Pos Kota
-
-
-
Positif
Aparat melakukan patroli untuk mengatisipasi adanaya penimbunan BBM
4.
Warta Kota
Antisipasi Penimbunan BBM, Polisi Jaga Sejumlah SPBU
Jum`at 16 Mei 2008 No
Media Cetak
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
1.
Kompas
-
2.
M.Indonesia
Positif
3.
Pos Kota
Kasus penimbunan BBM 57 Penimbun BBM di Jakarta Dibekuk Dalam 16 Hari -
-
Polisi dapat melakukan penangkapan terhadap pelaku penimbunan BBM -
4.
Warta Kota
-
-
-
72
Sabtu 17 Mei 2008 No
Media Cetak
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
1.
Kompas
-
-
-
2.
M.Indonesia
-
-
3.
Pos Kota
4. Warta Kota Rabu 21 Mei 2008 No
1.
Media Cetak
Kompas
2.
M.Indonesia
3.
Pos Kota
4.
Warta Kota
Timbun BBM hasil “kencingan” pemilik pangkalan ditangkap -
-
Aparat berhasil menangkap tersangka penimbunan BBM -
Kecenderungan
Alasan
Negatif
Aparat dituding sebagai dalang kematian mahasiswa unas
Negatif
Aparat tidak dapat mengatasi aksi demo
-
-
-
-
-
Judul Berita Maftuh Fauzi Pernah Terkait Kasus Narkoba Ribuan Orang Demo Istana Lalu Lintas Semrawut
Positif
Kamis 22 Mei 2008 No
Media Cetak
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
1.
Kompas
-
-
2.
M.Indonesia
3.
Pos Kota
4. Warta Kota Senin 26 Mei 2008 No
1.
2.
Media Cetak
-
-
Aparat dapat mencegah terjadinya aksi penimbunan BBM -
-
-
-
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
SPBU Timbun Disegel
BBM
Positif
Kompas
Propam Polda Metro Jaya Selidiki Penyerangan Unas
Positif
M.Indonesia
Polisi Masuk Unas Karena Demo BBM Anarkis
Negatif
Aparat segera melakukan tindakan untuk mengusut insiden tersebut Aparat bentrok dengan mahasiswa saat melakukan
73
pengamanan
3.
Pos Kota
4. Warta Kota Rabu. 28 Mei 2008 No
1.
Media Cetak
Kompas
-
-
Aparat berhasil melakukan penangkapan terhadap tersangka penimbun BBM -
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
Negatif
Adanya keterlibatan aparat pada insiden UNAS
32 Tersangka penimbun BBM ditahan polisi di Tangerang
78 Polisi Diperiksa Kasus Unas Kapolres Jaksel Absen
Positif
2.
M.Indonesia
Penimbun Minyak Tanah Digerebek
3.
Pos Kota
-
-
Aparat berhasil mengungkap aksi penimbunan BBM -
-
-
-
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
4. Warta Kota Kamis, 29 Mei 2008 No
Media Cetak
1.
Kompas
2.
M.Indonesia
3.
Pos Kota
4. Warta Kota Jum`at, 30 Mei 2008
Positif
-
-
Meresahkan masyarakat dan membuat aparat selalu bersiaga. Massa berdemonstrasi hanya untuk menyampaikan aspirasinya -
-
-
-
Isu Demonstrasi Besar Hanya untuk Meresahkan
Negatif
Demo BBM Serbu Gedung DPR
Netral
No
Media Cetak
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
1.
Kompas
-
-
-
2.
M.Indonesia
-
-
3.
Pos Kota
-
-
4.
Warta Kota
Adanya keterlibatan aparat pada insiden UNAS
Insiden Unas 6 Polisi Jadi Tersangka
Negatif
74
Senin 2 Juni 2008 No
Media Cetak
1.
Kompas
2.
M.Indonesia
3.
Pos Kota
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
-
-
Negatif
Aparat dituding sebagai dalang kematian mahasiswa unas
-
-
-
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
-
-
Negatif
Masih adanya perselisihan antara aparat dan mahasiswa
-
-
-
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
Negatif
Adanya keterlibatan aparat pada insiden UNAS
Buntut Demo Kenaikan BBM, Mahasiswa Korban Insiden Unas Meninggal
4. Warta Kota Kamis 5 Juni 2008 No
Media Cetak
1.
Kompas
2.
M.Indonesia
3.
Pos Kota
7 Demonstran Tolak Kenaikan BBM Dibebaskan
4. Warta Kota Jum`at 13 Juni 2008 No
Media Cetak
INSIDEN UNAS Kepala Polri: 17 Polisi Langgar Protap
1.
Kompas
2.
M.Indonesia
-
-
-
3.
Pos Kota
-
-
-
-
-
-
Judul Berita
Kecenderungan
Alasan
-
-
Aparat dituding oleh mahasiswa sebagai dalang kematian mahasiswa unas Membuat image Polda
4. Warta Kota Sabtu 21 Juni 2008 No
Media Cetak
1.
Kompas
2.
M.Indonesia
3.
Pos Kota
Mahasiswa Unas Meninggal
Negatif
4.
Warta Kota
Mahasiswa Unas
Negatif
75
Meninggal
Metro Jaya tercemar
Menurut hasil pemberitaan pada empat media massa Kompas, Media Indonesia, Pos Kota dan Warta Kota selama 3 ( tiga ) bulan tercatat sekitar 25 berita mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak dan kecenderungan isi beritanya berbeda – beda. Pada tanggal 29 April sampai 17 Mei 2008, tercatat sekitar 8 ( delapan ) berita positif dan 1 ( satu ) berita netral dan tidak ada berita negatif. Pada saat itu aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan minyak masih berjalan dengan aman dan aparat masih dapat mengatasinya. Melalui media monitoring ini Polda Metro Jaya melakukan tindakan antisipasi untuk mencegah terjadinya demo yang anarkis dan melakukan tindakan penjagaan disejumlah tempat yang diduga menjadi tempat aksi unjuk rasa. Pada tanggal 21 Mei sampai 31 Mei 2008, terdapat 4 ( empat ) berita positif dan 6 ( enam ) berita negatif serta 1 ( satu ) berita netral di media massa. Dapat dilihat pada saat itu antisipasi Polda Metro Jaya dalam menangani kasus ini mulai kendur hal ini dapat dilihat dari berita negatif yang lebih banyak di bandingkan dengan berita positif, diantaranya berita tentang keterkaitan aparat atas tewasnya salah satu mahasiswa Unas pada aksi unjuk rasa yang ber akhir ricuh. Pada insiden ini peran media monitoring sangat dibutuhkan untuk memantau perkembangan apa saja yang terjadi pada kasus tersebut dan dalam menangani kasus ini Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan serta melakukan siaran pers guna mengklarifikasikan masalah tersebut kepada publik yang
76
dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah tersebut dan untuk menjaga nama baik Polda Metro Jaya. Tanggal 2 Juni sampai 21 Juni 2008, hanya ada 5 ( lima ) berita negatif saja, karena pada saat itu kasus masih berlanjut yang menyebabkan nama baik Polda Metro Jaya kemabali terpuruk. Dalam menyikapi kasus tersebut Polda Metro Jaya terus melakukan penyelidikan terhadap aparat, mahasiswa dan orangoranng yang diduga terlibat dalam kasus ini, dan Polda Metro Jaya melakukan pemantauan dan melakukan pendekatan kepada media yaitu denngan melakukan siaran pers.
d. Kendala –kendala yang dihadapi dalam melakukan media monitoring. Dalam melakukan media monitoring, Bidang Humas Polda Metro Jaya tidak medapatkan kendala yang serius, hanya saja kendala dalam melakukan media monitoring ada pada saat kegiatan tersebut dikerjakan. Kendala maupun hambatan dalam melakukan kegiatan media monitoring Bidang Humas Polda Metro Jaya ini dituturkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Zulkarnain, dalam kutipannya sebagai berikut : “Sebenarnya dalam hal ini tidak ada kendala, hanya ketika dalam melakukan kegiatan media monitoring sering terjadi faktor penundaan dikarenakan, telatnya beberapa surat kabar yang datang.”64
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub, sebagai berikut :
64
Wawancara Dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Zulkarnain, 14 Januari 2009
77
“Sebenarnya kendala yang dihadapi tidak ada, hanya dalam prosesnya memakan waktu karena monitorinng ini hanya dilakukan oleh beberapa orang saja.”65
Kendala-kendala dari kegiatan media monitoring ini sebagian besar adalah dari faktor pengerjaannya yang memakan waktu. Hal ini diungkapkan oleh Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi, sebagai berikut : ”Dalam prosesnya tidak ada kendala. Kendalanya biasanya kita dapatkan setelah kita melakukan pemantauan langsung kelapangan, seperti adanya perselisihan antara aparat dan massa”66
e. Tindak lanjut dari aktivitas media monitoring. Dalam menindak lanjuti dari dampak kenaikan harga bahan bakar minyak, bidang humas polda metro jaya telah melakukan tindakan dan langkah-langkah guna menyelesaikan kasus tersebut, terkait dengan insiden UNAS yang mengakibatkan bentrokan antara aparat dan mahasiswa yang berakhir dengan tewasnya Maftuh Fauzi mahasiswa Universitas Nasional Jakarta yang ditangkap pada penyerbuan polisi ke kampus ketika demonstrasi menentang kenaikan harga BBM, meninggal dunia, Jumat 20-6-08. Tindak lanjut yang dilakukan oleh Polri adalah melakukan penyelidikan dilapangan dan tentunya dalam lingkungan Polri sendiri. Berikut hasil wawancara dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Zulkarnain, mengenai tindak lanjut kasus ini : “Yang pertama, kami menjelaskan kepada media melalui siaran pers bahwa kejadian tersebut tidak ada unsur kesengajaan dan sebelumnya memang terjadi bentrokan antara aparat dan mahasiswa yang akhirnya memaksa pihak 65 66
Wawancara dengan Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub, 12, Januari 2009 Wawancara Dengan Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi, 13 Januari 2009
78
aparat memasuki wilayah kampus, karena kericuhan tersebut telah mengganggu dan meresahkan warga sekitar kampus UNAS dan ketika memasuki kampus kami menangkap salah satu mahasiswa yang menurut kami sebagai profokator dan membawanya ke kantor untuk dimintai keterangan dan pada saat itu memang kami tidak tahu mengenai kondisi kesehatannya sebelum ia meninggal dan ketika kami selidiki ternyata mahasiswa tersebut meninggal dunia akibat komplikasi penyakit dalam dan HIV. sehingga menyebabkan meninggal dan setelah kejadian itu dari pihak Polri terus melakukan penyelidikan guna mengusut tuntas dan bila ada usur keterlibatan dari pihak kami akan menindak lanjut, kami juga melakukan pemeriksaan terhadap 78 perwira polisi”.67
Kemudian Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi, menjelaskan dalam wawancara mengenai insiden unas yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa sebagai berikut : “Seperti yang saya jelaskan tadi, kami menerangkan melalu siaran pers tentang bukti-bukti kejadian tersebut yang menyebabkan salah satu korban jiwa (Maftuh Fauzi) secara detail. Dan kami menyesalkan kejadian tersebut, tetapi memang tidak ada unsur kesengajaan dari pihak kami dan kami telah melakukan pemeriksaan 62 polisi terdiri dari 4 perwira menengah, 3 perwira muda dan 55 Bintara bila adanya keterlibatan maka kami akan menjatuhkan hukuman yang ditentukan melalui persidangan dan melakukan pencopotan jabatan”.68
Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub, menerangkan tentang tindak lanjut dari kasus ini, sebagai berikut : “Sampai sekarang belum ada perwira polisi yang ditetapkan sebagai tersangka. Namun begitu, Tim dari bidang Etika Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan terhadap 78 perwira polisi, tapi masih sebatas saksi dan bila dari polisi terbukti bersalah maka kami akan memberikan hukuman yang diputuskan dalam persidangan”.69
67
Wawancara Dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Zulkarnain, 14 Januari 2009 Wawancara Dengan Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi, 13 Januari 2009 69 Wawancara dengan Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub, 12 Januari 2009 68
79
4.3 Analisa Data Seiring dengan berkembangnya zaman, Polda Metropolitan Jakarta Raya yang merupakan instansi pemerintah yang memiliki peran sebagai penganyom, pelindung serta memberikan pelayanan kepada masyarakat sangat dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan tuntutan masyarakat, agar Polri dapat memberikan pelayanan tugas kepada masyarakat secara transparan, terukur dan memenuhi harapan masyarakat.
Proses menganalisa hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari hubungan antar teori yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dengan analisa data ini, penulis akan menguraikan analisis hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara dan data-data yang lain sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai Evaluasi Media Monitoring Polda Metro Jaya Periode April – Juni 2008 tentang kasus kenaikan harga bahan bakar minyak.
Media monitoring merupakan kegiatan mengikuti apa yang dilaporkan media. Khususnya pemberitaan positif, netral dan negatif bagi organisasi. Dalam memonitor media umumnya dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. memilih dan membaca berita dari media cetak b. mengkliping berita yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya di media cetak. c. menandai headline, sumber berita dan tanggalnya. d. menyusun berdasarkan klasifikasi berita baik yang bersifat positif ataupun negatif
80
e. memperbanyak kemudian di tanda tangani oleh kepala subbidang dokliput dan kaur dokumentasi Kegiatan media monitoring merupakan bagian dari kegiatan Public Relations didalam sebuah organisasi atau perusahaan. Untuk dapat bertindak secara strategis kegiatan Public Relations harus menyatu dengan visi dan misi perusahaan. Melalui evaluasi yang mendalam terhadap media, perusahaan dapat melakukan fungsi pengamatan yang baik terhadap reputasi di mata publik. Hasil pengamatan inilah yang kemudian digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya yang baik bagi perusahaan. Untuk dapat bertindak secara tepat dan strategis, diperlukan perencanaan yang matang. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan narasumber, penulis mengklasifikasikan tahapan-tahapan kegiatan media monitoring yang dilakukan Bidang Humas Polda Metro Jaya pada saat kasus kenaikan harga bahan bakar minyak 23 Mei 2008, sebagai berikut : Yang pertama yaitu Memilih berita-berita dari media cetak. Adapun media cetak yang menjadi langganan Bidang Humas Polda Metro Jaya untuk mencari berita-berita antara lain : Kompas, Pelita, Suara Karya, Suara Pembaruan, Sinar Pagi, Pos Kota, Rakyat Merdeka, Republika, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Warta Kota, Berita Kota, Lampu Merah, Sinar Harapan, Koran Tempo, Harian Jakarta, Pos Metro, News, Berita Buana, Harian Terbit, Batak Pos. Tahap kedua yaitu, mengkliping dengan cara menggunting dan menempel di kertas khusus kliping kemudian mengurutkan berdasarkan sumber berita dan tanggalnya.
81
Tahap ketiga yaitu, menyusun berdasarkan klasifikasi berita berdasarkan headline. Berita-berita yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya dibagi menjadi tiga urutan yaitu Press release (yang merupakan berita yang paling besar), Kriminil (yang mencakup tindak pidana) dan Lain-lain (yang merupakan berita penerangan). Tahap keempat yaitu ,Memperbanyak hasil kliping dan copy dari ringkasan judul beserta beritanya tersebut kemudian diserahkan kepada subbid dokliput dan kaur dokumentasi untuk ditanda tangani yang nantinya diserahkan ke Kabid Humas Polda Metro Jaya untuk di evaluasi Dalam memonitor media mengenai kasus kenaikan harga bahan bakar minyak yang terjadi 23 mei 2008, dilakukan secara kontinyu dengan tujuan agar dapat memonitor opini, sikap dan reaksi dari publik. Berbagai opini, sikap dan reaksi dari publik yang tercermin di media massa harus terus dipantau setiap harinya, karena berita terus berkembang setiap detik. Saat menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak Jum'at, 23 Mei 2008 pukul 22:10 WIB, banyak sekali aksi-aksi demonstrasi dan penimbunan disejumlah wilayah di Jakarta. Oleh karena itu Bidang Humas Polda Metro Jaya harus memantau pemberitaan di media massa. Dengan banyaknya pemberitaan dimedia massa, Bidang Humas Polda Metro Jaya terus berupaya melakukan yang terbaik, seperti melakukan kegiatan media monitoring yang bertujuan agar dapat menentukan langkah selanjutnya. Untuk itulah berita-berita yang masuk harus terlebih dahulu ditentukan jenis
82
beritanya berdasarkan headline dan isinya sehingga dapat diketahui bersifat negatif, positif ataupun netral. Adapun karakteristik dalam pengolongan berita yang dilakukan oleh Bidang Humas Polda Metro Jaya, sebagai berikut : a. Press release, isi berita yang dilihat sebagai berita besar dan kasusnya berlangsung lama yang melibatkan banyak orang dan dimuat diberbagai media massa serta membuat Polda Metro Jaya ikut turun langsung untuk menangani kasus tersebut. b. Kriminil, isi berita yang memuat tentang tindak kejahatan baik itu perampasan, perjudian, pelanggaran, narkoba, pencurian atau pun pengeroyokan. Jenis berita ini tidak harus mengikut sertakan tim dari Polda Metro Jaya untuk menyelesaikannya hanya cukup ditingkat Polres saja, tetapi bila kasus tersebut menjadi besar maka Polda Metro Jaya akan turun tangan langsung. c. Lain-lain, isi berita yang didalamnya memuat berita tentang penerangan, seperti kasus-kasus lama kemudian diberitakan kembali ataupun berita-berita tentang kebijakan, program ataupun kegiatan Polda Metro Jaya yang akan dilakukan.
Dalam melakukan media monitoring Bidang Humas Polda Metro Jaya menemukan banyak sekali berita-berita penting yang perlu ditindaklanjuti saat itu, seperti demonstrasi yang dilakukan massa dan mahasiswa yang melibatkan aparat kepolisian. Akibat pemberitaan yang gencar di media massa nama Polda Metro
83
Jaya kerap kali disebut berkaitan dengan hal-hal negatif yang berkaitan dengan meninggalnya salah satu mahasiswa Unas. Berbagai kecenderungan berita yang disampaikan menjadikan posisi Polda Metro Jaya menjadi sangat rawan. Setelah kegiatan media monitoring usai dilaksanakan, maka guna mengukur hasilnya, Bidang Humas Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan kelapangan dan tentunya dengan dibantu dengan sumber-sumber dari media massa. Hal ini dimaksudkan sebagai suatu tolak ukur atau bahan perbandingan untuk menentukan langkah yang terbaik, sehingga kasus ini dapat terselesaikan dan tidak menimbulkan efek yang negatif bagi organisasi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya dalam menangani kasus tersebut adalah dengan melakukan penyelidikan baik itu dilapangan maupun dilingkungan kepolisian dan bila memang ada keterlibatan aparat maka dari pihak Polri akan bertanggung jawab seperti dengan menjatuhkan hukuman yang sesuai melakui persidangan. Dengan melakukan evaluasi dan penanganan yang cepat pada setiap kasus, diharapkan media massa
akan memuat berita-berita positif, karena dengan
banyaknya pemberitaan yang positif maka tujuan dari kegiatan media monitoring ini dapat tercapai sehingga mengangkat nama baik Polda Metro Jaya dikhalayak luas yang sempat tercemar pasca kasus tersebut. Salah satu tujuan Bidang Humas Polda Metro Jaya adalah menciptakan hubungan baik dengan publik manapun dan media. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan
pemberitaan
yang
ada.
Walaupun
kurang
memuaskan,
berdasarkan hasil kliping yang dikumpulkan penulis pada saat kasus kenaikan
84
harga bahan bakar minyak, lebih banyak berita positif dari pada negatif dan ini merupakan hasil yang dinginkan oleh Bidang Humas Polda Metro Jaya. Kegiatan monitoring media Bidang Humas Polda Metro Jaya ini dilakukan setiap harinya secara periodik dan kegiatan ini dikerjakan oleh beberapa Sub Bidang yaitu, Sub Bidang Publikasi dan Kemitraan, disingkat Subbidpublikasi, Sub Bidang Dokumentasi dan Peliputan, disingkat Subbiddokliput dan di bantu oleh Pamin Subbid Dokliput dan Kaur Monitor Subbid Dokliput. Walaupun demikian dalam setiap pengerjaanya tidak ada hambatan namun dalam kenyataanya hambatan itu dapat datang dengan tiba-tiba. Dari hasil penelitian, kendala-kendala yang dihadapai bisa bermacam-macam seperti adanya keterlambatan surat kabar yang datang yang membuat kegiatan media monitoring ini menjadi tertunda. Namun keterlambatan surat kabar hanya beberapa jam saja dan hal tersebut tidak berlangsung setiap hari, sehingga kegiatan media monitoring tetap dapat dikerjakan, dan hambatan ini bisa berasal dari luar seperti, ketika tim yang diterjunkan untuk meliput atau melakukan pemantauan terhambat karena perselisihan antara aparat dan massa dan ada juga faktor dari dalam seperti pengerjaanya yang memakan waktu, hal ini dikarenakan hanya beberapa orang saja yang terlibat, tetapi dari hasil penelitian pengerjaan media monitoring tersebut juga dibantu oleh beberapa orang dari Subbid lainnya sehinga cepat terselesaikan. Dalam setiap perusahaan atau organisasi, pasti akan melakukan evaluasi pada suatu program, aktivitas atau kegiatan, hal ini dimaksudkan agar dapat
85
membantu dalam menangkap tanda-tanda bahaya sebelum masalah itu sendiri berkembang dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak 23 Mei 2008 telah menimbulkan
pertentangan
dimasyarakat
yang
akhirnya
memaksa
para
masyarakat dan mahasiswa melakukan ujuk rasa yang menuntut pemerintah untuk tidak menaikan harga bahan bakar minyak dan banyak orang memanfaatkan hal itu untuk menimbun minyak tersebut sebanyak mungkin. Untuk mencegah masyarakat melakukan penimbunan pihak Polda Metro Jaya terus melakukan penyelidikan guna mencari dan menangkap para pelaku penimbunan minyak tersebut, karena tindakan tersebut merupakan tindakan kriminal dan dapat merugikan masyarakat. Efek kenaikan bahan bakar minyak tersebut juga membuat masyarakat dan mahasiswa turun kejalan untuk melakukan aksi demontrasi sebagai bentuk penolakan dan kebanyakan aksi tersebut berakhir dengan perselisihan antara aparat dan mahasiswa. Pada aksi unjuk rasa yang terjadi, Jumat tanggal 20-6-08 yang mengakibatkan tewasnya salah satu mahasiswa Univesitas Nasional (Maftuh Fauzi), telah membuat nama baik Polda Metro Jaya menjadi tercemar karena mahasiswa menuduh kematian rekannya itu disebabkan oleh aparat kepolisian. Untuk itu Bidang Humas Polda Metro Jaya terus berupaya menindak lanjuti kasus tersebut sampai tuntas salah satunya dengan melakukan pemantauan dan mencari bukti-bukti dari insiden tersebut serta melakukan monitoring media, yang dimaksudkan bisa mendapatkan informasi yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah yang tepat.
86
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, dalam menindak lanjuti dari dampak kenaikan harga bahan bakar minyak, Bidang Humas Polda Metro Jaya telah melakukan tindakan dan langkah-langkah guna menyelesaikan kasus tersebut, yaitu dengan melakukan siaran pers yang tentunya disertai dengan buktibukti akurat sehingga media dan masyarakat dapat mengetahui kebenaran dari peristiwa tersebut dan melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait dalam insiden tersebut, dan dari penyelidikan tersebut didapatkan bukti yang jelas bahwa sebelumnya Maftuh Fauzi sudah mengidap penyakit HIV dan komplikasi penyakit dalam yang mengakibatkan mahasiswa tersebut tewas dan Tim dari bidang Etika Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan terhadap 78 perwira polisi dan bila memang ada unsur kesengajaan atau keterlibatan maka akan dijatuhkan hukuman yang akan ditentukan melalui persidangan serta melakukan pencopotan jabatan. Dari hasil penelitian tindak lanjut dari aktifitas media monitoring yang dilakukan Polda Metro Jaya sangat penting dan kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara periodik yang dimaksudkan agar bisa digunakan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan serta untuk menyelenggarakan fungsi humas melalui pengelolaan dan penyampaian penberitaan/informasi serta kerjasama/kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polri. Dari pembahasan di atas dapat digambarkan bagaimana evaluasi media monitoring yang dilakukan oleh Bidang Humas Polda Metro Jaya pada kasus kenaikan harga bahan bakar minyak, dimana dari segi pemberitaan tentang kasus
87
tersebut di media massa dari bulan april sampai juni 2008, berita positif lebih banyak dibandingkan dengan pemberitaan yang negatif dan dengan melakukan kegiatan ini Bidang Humas Polda Metro Jaya dapat mengetahui isu-isu yang sedang berkembang, kegiatan media monitoring ini dapat memberikan masukan bagi Polda Metro Jaya dalam menjalankan fungsinya dan hasil inilah yang di inginkan oleh Bidang Humas Polda Metro Jaya.
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.3
Kesimpulan Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan – kesimpulan sebagai berikut : Media massa memiliki peranan yang begitu besar dalam membentuk opini masyarakat. Dilain pihak Polda Metro Jaya sangat berkeinginan memiliki opini yang menguntungkan melalui media massa, maka kegiatan kegiatan media monitoring merupakan kegiatan yang penting dan salah satu kegiatan yang efektif dalam penyebaran informasi untuk kepentingan Polda Metro Jaya. Public Relations yang baik adalah yang mampu memanfaatkan media dengan baik, salah satunya dengan memanfaatkan kegiatan media monitoring. Kategori keberhasilan sebuah kegiatan atau tindakan adalah dengan mendapatkan pemberitaan di banyak media, memiliki nilai berita, ditempatkan dihalaman yang strategis, mendapatkan pemberitaan yang positif dan tentunya dapat memberikan konstribusi atau masukan yang besar bagi organisasi atau instansi pemerintahan seperti Polda Metro Jaya dan juga kepada khalayaknya. Untuk itulah peran Public Relations sangat penting dalam mengumpulkan, menyusun dan melaporkan hasil analisis kepada pihak-pihak yang memanfaatkan hasil dari media monitoring. Dengan terlaksananya kegiatan tersebut, dapat menjadi sebuah sistem evaluasi bagi Polda Metro Jaya berdasarkan berita yang terdapat di media massa. Tujuan dan tugas Bidang Humas Polda Metro Jaya 88
89
dalam menjalankan kegiatan ini dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polri dan pengelolaan serta penyampaian penberitaan/informasi serta kerjasama/kemitraan dengan media massa. Selain itu kegiatan evaluasi melalui media monitoring adalah sangat penting dimana kegiatan ini dapat digunakan untuk melihat apakah sudah berhasilkah suatu kegiatan dan apakah sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi serta kegiatan ini dapat digunakan untuk mengukur sebuah publisitas yang nantinya akan menjadi sebuah acuan dimasa yang akan datang bagi Polda Metro Jaya . Dari hasil penelitian kegiatan media monitoring Polda Metro Jaya masih memiliki beberapa kelemahan diantaranya, adanya faktor pengerjaanya yang memakan waktu cukup lama, hal ini dikarenakan oleh sumber daya manusianya yang kurang dalam melakukan kegiatan tersebut serta dokumentasi yang kurang karena kebayakan hasil monitoringnya hanya berupa tulisan saja. Tetapi kegiatan ini juga memiliki kelebihan, hal ini dapat dilihat dari berita-berita besar yang selalu dibuat releasenya sehingga publik dapat mengetahuinya melalui media serta dengan adanya kegiatan ini Polda Metro Jaya dapat mengetahui informasi yang sedang berkembang dengan begitu dapat memberikan masukan untuk menentukan langkah selanjutnya. Kekurangan pada kegitan media monitoring Bidang Humas Polda Metro Jaya, sebenarnya dapat diperbaiki dengan melakukan penambahan pekerja dan media monitoring ini sebaiknya juga dilakukan melalui media elektronik bukan hanya media massa saja, sehingga hasil berita yang didapat lebih jelas.
90
Adapun kegiatan media monitoring pada saat itu telah memberikan kontribusi yang cukup berharga bagi Bidang Humas Polda Metro Jaya dalam mengawasi pemberitaan di media massa, serta memberikan masukan untuk menentukan keputusan. Dapat disimpulkan bahwa Bidang Humas Polda Metro Jaya dalam mengelola kegiatan media monitoring lebih menonjolkan aspek kontinuitas dalam bekerja. Kegiatan menganalisis isi pemberitaan di media ini sangat menunjang dalam mengontrol reputasi di mata publik, selain itu dapat berguna dalam menentukan langkah selanjutnya serta dari hasil evaluasi media monitoring periode april-juni 2008 mendapatkan nilai yang positif dari segi isi pemberitaan, tetapi hasil ini kurang maksimal karena hasilnya tidak berbeda jauh dengan pemberitaan negatif di media massa, sehingga perlu di evaluasi lebih dalam lagi agar menjadi lebih baik lagi.
5.2
Saran Saran yang dapat diberikan penulis terbagi menjadi dua, yaitu saran
praktisi dan saran akademis. a. Saran Praktis. 1.
Besar harapan penulis agar peran Public Relations dalam mengelola kegiatan media monitoring menjadi semakin baik dalam pelaksanaannya.
2.
Adapun dalam pengaplikasiannya juga diharapkan agar dapat menyelenggarakan fungsi humas melalui pengelolaan dan
91
penyampaian penberitaan atau informasi serta kerjasama atau kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif, sehingga kegiatan media monitoring ini dapat menjadi lebih efektif. 3.
Kegiatan media monitoring ini lebih ditekankan lagi seperti dengan melakukan penambahan pekerja atau dengan memaksimalkan magang dan juga kegiatan ini harus dilakukan dengan rencana yang bagus sehingga dapat berjalan lebih efektif.
4.
Kegiatan media monitoring jangan melalui media massa saja tetapi juga melalui media elektronik.
b. Saran Akademis 1. Penulis berharap agar dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan pendekatan yang berbeda, seperti dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk mengukur hasil kegiatan media monitoring. Sehingga dapat digunakan juga oleh peneliti lainnya sebagai perbandingan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan media monitoring oleh Public Relations atau kegiatan media relations lainnya. 2. Peneliti berharap penelitian ini dapat diteruskan dan dikaji lebih dalam lagi agar menjadi sempurna oleh para mahasiswa/i Fakultas Ilmu Komunikasi UMB.
92
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Linggar, Teori dan Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta 2002. Alison. Michael.B, David.W, Hubungan Media Yang Efektif. Erlangga. Jakarta. 2004. Bachtiar, Ali , Teknik Hubungan Masyarakat. Universitas Terbuka. 1995 Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Pers, Jakarta, 2004 Effendy, Onong Uchjana, Hubungan Masyarakat (Suatu Studi Komunikasi), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1988. Djuarsa, Sasa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003. Gregory, Anne, Perencanaan dan Manajemen Kampanye PR, Erlangga, Jakarta 2000. Iriantara, Yosal, Media Relations : Konsep, Pendekatan dan Praktik, Simbiosa Rektama Media, Bandung, 2005. Karnilah, Siti. Komunikasi Massa. Universitas Terbuka, Jakarta. 2000. McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa. Erlangga. Jakarta. 1996. Moore, H.Frazier, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005. Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif , PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000 Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Gajah Mada University, 1995). Nazir, Mohammad, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988. Nasution, Zulkarnaen, Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka, 1993 Prayudi, Penulisan Naskah Public Relations, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2007. Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKiS, Yogyakarta, 2007.
93
Rivers, William, Jensen, Peterson, Theodore. Media Massa & Masyarakat Modern. Prenada Kencana. Jakarta 2002 Rumanti, Maria A. Dasar-dasar public relations.Gramedia, Jakarta.2002. Ruslan, Rosady, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Edisi Revisi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. 2002. Soemirat, Soleh, Ardianto, Elvinaro. Dasar-dasar PR. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2005. Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, Rajawali Press. Jakarta. 1983.
Lain - lain Company Profile Polda Metropolitan Jakarta Raya Enda Nasution. 9 Saran untuk Menghadapi “Media Baru” http://google.com Jurnal Publlic Relations.Volume 1 Nomor 1 Juni 2007.PERHUMAS.2004 Kompas, 2008 Media Indonesia, 2008 Pos Kota. 2008. Warta Kota, 2008
94
PEDOMAN WAWANCARA 1. Apa tugas dan fungsi pokok Bidang Humas Polda Metro Jaya dan sejak kapan dilakukannya media monitoring ini ? 2. Apa yang melatar belakangi Bidang Humas Polda Metro Jaya Melakukan Media Monitoring ? 3. Siapa saja yang terlibat dalam melakukan media monitoring ini ? 4. Apakah Bidang Humas Polda Metro Jaya melakukan media monitoring secara periodik atau pada saat kasus besar saja ? 5. Apakah tujuan Bidang Humas Polda Metro Jaya melakukan media monitoring ? 6. Keuntungan strategis apa saja yang didapat dalam melakukan kegiatan media monitoring ? 7. Jenis media massa apa yang di monitoring oleh Bidang Humas Polda Metro Jaya ? Mengapa ! 8. Untuk media cetak, media apa saja yang di monitoring ? 9. Jenis isi apa saja yang dimonitoring pada saat akan dan sesudah diberlakukan harga baru BBM ? 10. Apakah tahap – tahap yang dilakukan Bidang Humas Polda Metro Jaya dalam melakukan media monitoring ? 11. Bagaimana Bidang Humas Polda Metro Jaya menggolongkan isi berita melalui media cetak ? 12. Isi pemberitaan apa yang menjadi pusat perhatian Polda Metro Jaya ? 13. Bagaimana cara Bidang Humas Polda Metro Jaya mengevaluasi media monitoring ? 14. Apa kendala – kendala yang dihadapi dalam media monitoring ? 15. Bagaimana Humas Polda Metro Jaya mengatasi jumlah media monitoring dengan dinamika masyarakat ?
95
16. Bagaimana Bidang Humas Polda Metro Jaya menggunakan hasil media monitoring tersebut ? 17. Bagaimana tindak lanjut Humas Polda Metro Jaya pada media massa terkait kenaikan harga BBM ? 18. Apa tindakan yang dilakukan Humas Polda Metro Jaya pada stakeholder lain ? (Insiden UNAS ). 19. Apakah Media monitoring cukup bermanfaat bagi Polda itu sendiri, khususnya untuk kasus BBM ini ?
96
Wawancara Dengan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Zulkarnain
1. Apa tugas dan fungsi pokok Bidang Humas Polda Metro Jaya dan sejak kapan dilakukannya media monitoring ini? Sesuai dengan yang tertera dalam pasal 16 Polri, menyatakan fungsi dan tugas Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya adalah: 1) Bidhumas adalah unsur pelaksana staff khusus Polda Metro Jaya yang berada di bawah 2) Bidhumas bertugas menyelenggarakan fungsi humas melalui pengelolaan dan penyampaian penberitaan/informasi serta kerjasama/kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polri. 3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidhumas menyelenggarakan fungsi: a. Pembinaan fungsi humas dalam lingkungan Polda Metro Jaya b. Penyelenggaraan penerangan umum yang meliputi pengelolaan dan penyampaian informasi termasuk kerjasama/kemitraan dengan media massa berikut komponennya dalam rangka membentuk opini masyarakat bagi kepentingan tugas Polri. c. Penyelenggaraan penerangan satuan dalam rangka pemerataan informasi di lingkungan Polri. d. Penyelenggaraan peliputan, monitoring, produksi dan dokumentasi semua informasi/pemberitaan yang berkaitan dengan tugas Polri. 4) Bidhumas dipimpin oleh Kepala Bidang Humas, disingkat Kabid Humas, yang bertanggung jawab kepada Kapolda Metro Jaya dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari berada dibawah Wakapolda Metro Jaya. Terus terang saya tidak tahu pasti tentang kapan dilakukannya media monitoring ini karena pada saat itu saya belum menjabat sebagai Kepala Bidang Humas. Tetapi menurut informasi yang saya dapat kegiatan ini sudah ada sejak didirikanya Bidang Humas tahun 1951.
97
2. Apa yang melatarbelakangi Bidang Humas Polda Metro Jaya melakukan kegiatan media monitoring? Karena kegiatan ini merupakan salah satu tugas dari Bidang Humas Polda Metro Jaya. Selain untuk mengetahui pemberitaan yang sedang terjadi, dengan melakukan monitoring secara periodik diharapkan akan menjadi masukan bagi Polda Metro Jaya dalam menjalankan setiap fungsinya. 3. Siapa saja yang terlibat dalam melakukan media monitoring ini ? i. Sub Bidang Publikasi dan Kemitraan, disingkat Subbidpublikasi. ii. Sub Bidang Dokumentasi dan Peliputan, disingkat Subbiddokliput. iii. Kaur Monitor Subbid Dokliput iv. Pamin Subbid Dokliput 4. Apakah Bidang Humas Polda Metro Jaya melakukan kegiatan media monitoring secara periodik atau pada saat kasus besar saja? Dalam tugasnya Bidang Humas Polda Metro Jaya selalu melakukan kegiatan media monitoring setiap hari terkecuali hari minggu, dan pemberitaan yang di monitoring hanyalah berita – berita yang dinilai cukup besar dan berita – berita yang cakupannya atau ringan hanya masuk kedalam lingkungan Kapolsek saja. 5. Apakah tujuan Bidang Humas Polda Metro Jaya melakukan media monitoring ? Tujuan dari monitoring ini selain menjalin hubungan yang baik dengan berbagai media cetak juga sebagai penyelenggaraan penerangan informasi di lingkunngan Polda Metro Jaya, dalam rangka membentuk opini masyarakat yang positif 6. Keuntungan Strategis apa saja yang didapat dalam melakukan kegiatan media monitoring ? Keuntungan dari monitoring media ini adalah untuk mengetahui berita-berita terkini khususnya yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya sehingga dapat ditangani dengan cepat dan tidak menjadi sebuah kasus yang yang besar. 7. Jenis media massa apa yang di monitoring oleh Bidang Humas Polda Metro Jaya ? Media yang dimonitoring adalah media cetak baik nasional maupun regional, karena menurut kami media cetak lebih mudah dimonitoring.
98
8. Untuk media cetak, media apa saja yang di monitoring ? Kompas, Pelita, Suara Karya, Suara Pembaruan, Sinar Pagi, Pos Kota, Rakyat Merdeka, Republika, Media Indonesia, Warta Kota, Berita Kota, Lampu Merah, Sinar Harapan, Koran Tempo, Harian Jakarta, Batak Pos dan Harian News. 9. Jenis isi apa saja yang dimonitoring pada saat akan dan sesudah diberlakukannya harga baru BBM ? Jenis berita yang yang menyangkut tidak kriminal seperti kasus penimbunan, Pelanggaran, aksi menentang kenaikan harga BBM yang bersifat anarkis, serta peran Polda yang Metro Jaya yang berkaitan dengan kenaikan harga BBM.
10. Bagai mana tahapan dalam melakukan kegiatan media monitoring yang dilakukan bidang Humas Polda Metro Jaya ? Tahapan dalam melakukan media monitoring sangat sederhana. Pertama, memilih berita dari media cetak, lalu kita mengkliping berita yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya di media cetak yang diteruskan dengan mengurutkan berdasarkan headline, sumber berita dan tanggalnya. Kemudian menyusun berdasarkan klasifikasi berita baik yang bersifat positif ataupun negatif Kemudian menganalisis berdasarkan pemberitaan serta isu-isu yang yang berkembang. Lalu memperbanyak hasil kliping yang sebelumnya ditanda tangani oleh kepala subbid dokliput dan kaur dokumentasi kemudian diserahkan kepada Kepala Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya untuk dievaluasi kembali. 11. Bagaimana Bidang Humas Polda Metro Jaya menggololongkan isi berita melalui media cetak ? Biasanya Bidang Humas Polda Metro Jaya menggolongkan berita berdasarkan kecendrungan pemberitaan di media massa yang dilihat dari judul berita dan isi lalu baru di golongkan mana yang menjadi berita positif, negatif ataupun netral. 12. Isi pemberitaan apa yang menjadi pusat perhatian Polda Metro Jaya? Aksi demonstrasi dari berbagai universitas di Jakarta, karena menurut kami aksi demo yang dilakukan oleh para mahasiswa selalu berujung ricuh walaupun dengan adanya pengawalan dari aparat seperti yang terjadi didepan gedung MPR/DPR dan di Kampus UNAS.
99
13. Bagaimana Bidang Humas Polda Metro Jaya mengevaluasi kegiatan media monitoring? Kegiatan media monitoring ini selalu kami evaluasi karena salah satu ukuran dari jalannya atau tidaknya suatu unit dalam media monitoring ini berita positif harus lebih banyak dari berita negatif. Memang belum ada rasionya tetapi harus lebih banyak. 14. Kendala apa saja yang dihadapi dalam media monitoring ? Sebenarnya dalam hal ini tidak ada kendala, hanya ketika dalam melakukan kegiatan media monitoring sering terjadi faktor penundaan dikarenakan, telatnya beberapa surat kabar yang datang.
15. Bagaimana Humas Polda Metro Jaya mengatasi jumlah media monitoring dengan dinamika masyarakat ? Dengan melakukan monitoring media secara berkala guna mengetahui perkembangan kasus ini, kemudian kami akan melakukan pengamanan di sejumlah tempat – tempat tertentu yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat aksi ujuk rasa oleh mahasiswa dan masyarakat serta dengan melakukan pengarahan kepada masyarakat khususnya mahasiswa agar tidak mudah terprovokasi untuk bertindak anarkis dan Polda Metro Jaya terus melakukan monitoring guna memantau perkembangan kasus ini sampai tuntas sehingga pihak Polda Metro Jaya dapat menentukan langkah yang tepat guna menyelesaikan kasus tersebut dengan begitu image Polda Metro Jaya tidak tercemar. 16. Bagaimana Bidang Humas Polda Metro Jaya menggunakan hasil media monitoring tersebut ? Kami akan berkoordinasi dengan Polres Jakarta Selatan karena untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya, dan bila dari pihak kami telah melakukan tindak kekerasan yang mengakibatkan tewasnya salah satu mahasiswa UNAS maka kami akan menindaknya dan hukumanya akan ditentukan dalam persidangan, kami juga menerima laporan dari siapapun tentang insiden UNAS dan tentunya harus disertai dengan bukti-bukti yang jelas. Setelah media monitoring tersebut selesai di kerjakan dan di evaluasi, barulah hasil tersebut dibuat pers releasenya yang nantinya akan diberitakan dan dibagikan kepada para wartawan untuk dimuat dimedia massa. 17. Bagaimana tindak lanjut Humas Polda Metro Jaya pada media massa terkait kenaikan harga BBM ?
100
Seperti yang sudah saya terangkan tadi, kami melakukan koordinasi dengan Polres Jakarta Selatan untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya, kemudian memberikan informasi sejelas mungkin kepada publik dan kami mengadakan siaran pers sehingga wartawan dapat menanyakan dan mengetahui kejadian sebenarnya dan memberitakan kejadian yang sebenarnya, sehinngga tidak terjadi kesalah pahaman. 18. Apa tidakan yang dilakukan Humas Polda Metro Jaya pada stakeholder lain (Insiden UNAS ) ? Yang pertama, kami menjelaskan kepada media melalui siaran pers bahwa kejadian tersebut tidak ada unsur kesengajaan dan sebelumnya memang terjadi bentrokan antara aparat dan mahasiswa yang akhirnya memaksa pihak aparat memasuki wilayah kampus, karena kericuhan tersebut telah mengganggu dan meresahkan warga sekitar kampus UNAS dan ketika memasuki kampus kami menangkap salah satu mahasiswa yang menurut kami sebagai profokator dan membawanya ke kantor untuk dimintai keterangan dan pada saat itu memang kami tidak tahu mengenai kondisi kesehatannya sebelum ia meninggal dan ketika kami selidiki ternyata mahasiswa tersebut meninggal dunia akibat komplikasi penyakit dalam dan HIV. sehingga menyebabkan meninggal dan setelah kejadian itu dari pihak Polri terus melakukan penyelidikan guna mengusut tuntas dan bila ada usur keterlibatan dari pihak kami akan menindak lanjut, kami juga melakukan pemeriksaan terhadap 78 perwira polisi.
19. Apakah media monitoring cukup bermanfaat bagi Polda itu sendiri, khususnya untuk kasus BBM ini ? Ya...Media monitoring ini sangat bermanfaat, apa lagi kasus kenaikan harga BBM ini telah menimbulkan efek negatif bagi Polda, karena dengan naiknya harga BBM tanggal 23 mei 2008 lalu telah berbagai aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat yang berakhir dengan bentrokan antara aparat dengan mahasiswa dan juga menimbulkan sikap pro dan kontra di dalam masyarakat. Dengan adanya aksi - aksi tersebut maka timbul efek yang negatif yang membuat citra Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi tercemar. Tetapi dengan adanya media monitoring kita dapat mengetahui apa yang menjadi pokok permasalahannya sehingga Polda Metro Jaya dapat melakukan langkah yang tepat guna menyelesaikan kasus tersebut.
101
Hasil Wawancara Dengan Kassubid Dokliput AKBP. Drs. Eddy Ihwanto. Msi
1. Apa tugas dan fungsi pokok Bidang Humas Polda Metro Jaya dan sejak kapan dilakukannya media monitoring ini ? Secara garis besarnya dalam menjalankan tugasnya Bidang Humas Polda Metro Jaya memiliki memiliki fungsi menyelenggarakan fungsi humas melalui pengelolaan dan penyampaian penberitaan dan menjalin kemitraan yang baik dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif serta dalam melaksanakan tugas dilingkungan Polda Metro Jaya, Bidang Humas menyelenggaraan penerangan satuan dalam rangka pemerataan informasi di lingkungan Polri seperti peliputan, monitoring, produksi dan dokumentasi yang berkaitan dengan tugas Polri. Dan dalam menjalankan tugas dan fungsi dibantu oleh beberapa Subbidang lainnya, yang dimana secara keseluruhan bertanggung jawab kepada Kapolda Metro Jaya Menurut informasi yang saya dapat dan saya baca dalam Profil Polda Metropolitan Jakarta Raya, kegiatan media monitoring ini sudah ada tahun 1951. 2. Apa yang melatar belakangi Bidang Humas Polda Metro Jaya Melakukan Media Monitoring ? Selain untuk mengetahui berita-berita terkini, dengan melakukan kegiatan ini, Bidang Humas Polda Metro Jaya dapat memberikan masukan bagi Polda Metro Jaya dalam kepentingan tugas Polri 3. Siapa saja yang terlibat dalam melakukan media monitoring ini ? Dalam pengerjaannya yang pertama adalah Subbiddokliput yang dibantu oleh Subbidpublikasi, Pamin dan Kaur Subbid Dokliput yang nantinya diberikan kepada Kabid Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya. 4. Apakah Bidang Humas Polda Metro Jaya melakukan media monitoring secara periodik atau pada saat kasus besar saja ? Kami selalu melakukan kegiatan ini dari hari senin sampai sabtu mulai pukul 06.00 wib sampai selesai dan berita-berita yang terbit kami monitoring pada hari senin. Dan kami memonitoring semua berita dimedia massa yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Kepolisian Republik Indonesia.
102
5. Apakah tujuan Bidang Humas Polda Metro Jaya melakukan media monitoring ? Sebagai penyelenggaraan penerangan informasi di lingkunngan Polda Metro Jaya, dalam rangka membentuk opini masyarakat yang positif serta untuk memonitoring berita-berita setiap hari.
6. Keuntungan strategis apa saja yang didapat dalam melakukan kegiatan media monitoring ? Dengan melakukan monitoring diberbagai media cetak Polda Metro Jaya dapat mengetahui isu-isu yang sedang terjadi dan dengan begitu kami dapat dengan cepat menanganinya tanpa harus menunggu isu tersebut menjadi besar. 7. Jenis media massa apa yang di monitoring oleh Bidang Humas Polda Metro Jaya ? Mengapa ! Media yang di monitoring adalah media cetak dikarenakan dalam pengerjaannya, berita-berita yang ada di media massa dapat langsung di kliping tanpa harus melihat langsung seperti media elektronik. 8. Untuk media cetak, media apa saja yang di monitoring ? Kami tidak memandang itu dari media massa mana, yang penting menurut kami berita tersebut ada nilai beritanya. Tetapi biasanya kami memuat berita dari Kompas, Suara Karya, Suara Pembaruan, Sinar Pagi, Pos Kota, Rakyat Merdeka, Republika, Media Indonesia, Warta Kota, Berita Kota, Lampu Merah, Sinar Harapan, dan Harian News. 9. Jenis isi apa saja yang dimonitoring pada saat akan dan sesudah diberlakukan harga baru BBM ? Seperti yang saya jelaskan tadi, berita – berita tersebut haruslah memiliki nilai berita yang dimana berita tersebut berkaitan dengan kenaikan harga BBM dan peran Polda yang Metro Jaya. 10. Apakah tahap – tahap yang dilakukan Bidang Humas Polda Metro Jaya dalam melakukan media monitoring ? Tahapan dalam melakukan media monitoring 1. kami membaca terlebih dahulu berita dari media cetak, 2. Lalu kita mengkliping berita yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya di media cetak 3. diteruskan dengan menandai headline, sumber berita dan tanggalnya. 4. Kemudian menyusun berdasarkan klasifikasi berita baik yang bersifat positif ataupun negatif 5. Lalu memperbanyak kemudian di tanda tangani oleh kepala subbidang dokliput dan kaur dokumentasi lalu diserahkan kepada Kepala Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya untuk dianalisa atau dievaluasi
103
kembali sebagai masukan bagi Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya. 11. Bagaimana Bidang Humas Polda Metro Jaya menggolongkan isi berita melalui media cetak ? Berita-berita tersebut biasanya ada yang bersifat positif, negatif dan netral yang biasanya kami golongkan menjadi : Press release (yang merupakan berita yang paling besar) Kriminil (yang mencakup tindak pidana) Lain-lain (yang merupakan berita penerangan)
12. Isi pemberitaan apa yang menjadi pusat perhatian Polda Metro Jaya? Selain tindakan penimbunan BBM juga aksi-aksi demonstrasi yang menyebabkan timbulnya kericuhan, seperti gedung MPR RI dan Unas, karena tindakan tersebut telah banyak merugikan banyak orang seperti rusaknya beberapa fasilitas umum serta beberapa rumah warga yang rusak akibat lemparan batu. 13. Bagaimana cara Bidang Humas Polda Metro Jaya mengevaluasi media monitoring ? Sebelumnya kami mengelompokan berita-berita yang menjadi pemberitaan diberbagai media massa kemudian barulah melakukan penyelidikan serta melakukan pemantauan guna menentukan langkah selanjutnya dan disini kami akan menentukan berita tersebut, apakah bersifat negatit, positif ataupun netral. Tetapi dalam setiap evaluasi kami selalu menginginkan berita yang positif karena dengan begitu akan membetuk opini positif dimasyarakat. 14. Apa kendala – kendala yang dihadapi dalam media monitoring ? Dalam prosesnya tidak ada kendala. Kendalanya biasanya kita dapatkan setelah kita melakukan pemantauan langsung kelapangan, seperti adanya perselisihan antara aparat dan massa. 15. Bagaimana Humas Polda Metro Jaya mengatasi jumlah media monitoring dengan dinamika masyarakat ? Pertama kami melakukan monitoring setiap harinya diberbagai media massa yang tentunya kami sudah melakukan monitoring menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak, tetapi kami tidak mengira dengan naiknya harga BBM ini telah menimbulkan dampak seperti ini. Untuk mengatasi tindak anarkis pada saat demontrasi Polri menurunkan sejumlah aparat yang bersiaga di
104
sejumlah tempat – tempat yang dinilai menjadi tempat aksi demonstrasi oleh mahasiswa dan masyarakat kemudian melakukan pengarahan kepada masyarakat khususnya mahasiswa agar melakukan unjuk rasa dengan tertib, lalu kami melakukan pemantauan untuk mengetahui perkembangan kasus ini 16. Bagaimana Bidang Humas Polda Metro Jaya menggunakan hasil media monitoring tersebut ? Pertama kami melakukan rapat dengan Kabid Humas yang dimaksudkan untuk mencari jalan keluarnya, kemudian kami melakukan koordinasi dengan kapolsek jakarta selatan untuk melakukan penyelidikan dan memang bila dari pihak aparat terbukti melakukan tindak kekerasan maka kami akan memberikan hukuman melalui persidangan. 17. Bagaimana tindak lanjut Humas Polda Metro Jaya pada media massa terkait kenaikan harga BBM ? Setelah melakukan penyelidikan kami menerangkan dengan disertai bukti-bukti yang jelas bahwa Maftuh Fauzi meninggal karena HIV/AIDS dan bukan karena dipukuli oleh petugas, memang terjadi kerusuhan pada saat itu dan kami hanya mengamankan mahasiswa yang kedapatan membawa senjata tajam dan narkoba kepada wartawan tentang kejadian yang sebenarnya melalui siaran pers sehingga tidak timbul kesalah pahaman dimasyarakat. 18. Apa tindakan yang dilakukan Humas Polda Metro Jaya pada stakeholder lain ? (Insiden UNAS ). Seperti yang saya jelaskan tadi, kami menerangkan melalu siaran pers tentang bukti-bukti kejadian tersebut yang menyebabkan salah satu korban jiwa (Maftuh Fauzi) secara detail. Dan kami menyesalkan kejadian tersebut, tetapi memang tidak ada unsur kesengajaan dari pihak kami dan kami telah melakukan pemeriksaan 62 polisi terdiri dari 4 perwira menengah, 3 perwira muda dan 55 Bintara bila adanya keterlibatan maka kami akan menjatuhkan hukuman yang ditentukan melalui persidangan dan melakukan pencopotan jabatan
19. Apakah Media monitoring cukup bermanfaat bagi Polda itu sendiri, khususnya untuk kasus BBM ini ? Untuk kepentingan pengambilan keputusan seringkali dibutuhkan data yang lengkap dan akurat. Media massa dapat digunakan sebagai cermin untuk melihat pendapat masyarakat, baik. Dalam hal ini monitoring media massa dapat dijadikan data primer yang sangat bermanfaat sebagai landasan pengambilan keputusan.
105
Hasil Wawancara dengan Kassubid Publikasi AKBP. Mahbub 1. Apa tugas dan fungsi pokok Bidang Humas Polda Metro Jaya dan sejak kapan dilakukannya media monitoring ini ? Pada dasarnya Bidang Humas Polda Metro Jaya memiliki memiliki fungsi pokok yaitu melakukan pengelolaan dan penyampaian penberitaan serta menjalin hubungan yang baik dengan media massa untuk membentuk opini masyarakat yang positif, dan bertugas menyelenggaraan penerangan satuan dalam rangka pemerataan informasi di lingkungan Polri seperti peliputan, monitoring, produksi dan dokumentasi yang berkaitan dengan tugas Polri Kegiatan media monitoring ini sudah ada sejak tahun 1951 dan sampai sekarang. 2. Apa yang melatar belakangi Bidang Humas Polda Metro Jaya Melakukan Media Monitoring ? Yang melatarbelakangi adalah untuk menyampaikan pemberitaan atau informasi serta kerjasama atau kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polda Metropolitan Jakarta Raya. 3. Siapa saja yang terlibat dalam melakukan media monitoring ini ? Subbid dokliput yang dibantu oleh Subbid publikasi, Pamin dan Kaur 4. Apakah Bidang Humas Polda Metro Jaya melakukan media monitoring secara periodik atau pada saat kasus besar saja ? Kami selalu melakukan kegiatan ini, kami memonitoring semua berita dimedia massa yang berkaitan dengan Kepolisian Republik Indonesia baik itu kasus besar maupun kecil. 5. Apakah tujuan Bidang Humas Polda Metro Jaya melakukan media monitoring ? Untuk bahan pertimbangan dan saran kepada Kapolda Metro Jaya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugas kehumasan serta untuk menentukan langkah-langkah dalam menangani kasus yang berhubungan dengan Polda Metro Jaya. 6. Keuntungan strategis apa saja yang didapat dalam melakukan kegiatan media monitoring ? Keuntungan dari kegiatan ini adalah Polda Metro Jaya dapat mengetahui berita-berita terkini, sehingga kami dapat
106
menanganinya dengan cepat guna mencegah menjadi kasus yang besar. 7. Jenis media massa apa yang di monitoring oleh Bidang Humas Polda Metro Jaya ? Mengapa ! Media cetak, alasan kami memilih media cetak karena lebih mudah dalam proses monitoringnya dibandingkan dengan media elektronik. 8. Untuk media cetak, media apa saja yang di monitoring ? Dalam pengerjaanya, kami mengambil berita dari Kompas, Suara Karya, Suara Pembaruan, Sinar Pagi, Pos Kota, Rakyat Merdeka, Republika, Media Indonesia, Warta Kota, Berita Kota, Lampu Merah, Sinar Harapan, dan Harian News. 9. Jenis isi apa saja yang dimonitoring pada saat akan dan sesudah diberlakukan harga baru BBM ? Berita-berita yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya khususnya berita yang berkaitan dengan kenaikan harga BBM. 10. Apakah tahap – tahap yang dilakukan Bidang Humas Polda Metro Jaya dalam melakukan media monitoring ? Yang pertama, kami membaca isi berita tersebut, kemudian mengkliping berita yang berkaitan dengan Polda Metro Jaya, diteruskan dengan menandai judul, sumber berita, tanggal dan bila ada kami memasukan gambarnya, lalu menyusun berdasarkan klasifikasi berita baik yang bersifat positif ataupun negative, Lalu memperbanyak hasil kliping dan baru diserahkan kepada Kepala Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya. 11. Bagaimana Bidang Humas Polda Metro Jaya menggolongkan isi berita melalui media cetak ? Dalam penggolongan beritanya ada yang positif,negatif dan netral dan kami membagi kedalam tiga bagian : Press release (berita yang paling besar) Kriminil (tindak pidana) Lain-lain (berita penerangan) 12. Isi pemberitaan apa yang menjadi pusat perhatian Polda Metro Jaya? Sebenarnnya banyak yang menjadi pusat perhatian kami, tetapi yang menjadi pusat perhatian adalah, aksi demo yang belangsung rusuh, seperti gedung MPR/DPR dan Unas. 13. Bagaimana cara Bidang Humas mengevaluasi media monitoring ?
Polda
Metro
Jaya
107
Prosentase pemberitaan positif harus lebih banyak dari pemberitaan negatif. Semua itu tidak tergantung dari banyaknya berita melainkan kecenderungan berita positif harus lebih banyak dan berita yang negatif kalau bisa, nol. 14. Apa kendala – kendala yang dihadapi dalam media monitoring? Sebenarnya kendala yang dihadapi tidak ada, hanya dalam prosesnya memakan waktu karena monitorinng ini hanya dilakukan oleh beberapa orang saja. 15. Bagaimana Humas Polda Metro Jaya mengatasi jumlah media monitoring dengan dinamika masyarakat ? Ya, kami melakukan monitoring dimedia dan juga melakukan pemantauan langsung kelapangan guna mencari berita-berita yang kami nilai dapat menjadi masukan bagi tugas Polri, serta kami melakukan pengarahan kepada masyarakat agar melakukan unjuk rasa dengan tertib dan kami juga akan mengerahkan sejumlah aparat lengkap dengan atribut antihuru-hara untuk mengamankan demo menolak kenaikan bahan bakar minyak tindakan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi bila nantinya terjadi kericuhan. Tetapi kami berharap akasi ini berjalan dengan damai. 16. Bagaimana Bidang Humas Polda Metro Jaya menggunakan hasil media monitoring tersebut ? Setelah dimonitoring kami melakukan koordinasi dengan kapolres jakarta selatan guna menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan kasus agar tidak menjadi semakin besar. Kemudian juga kami mengadakan siaran pers. 17. Bagaimana tindak lanjut Humas Polda Metro Jaya pada media massa terkait kenaikan harga BBM ? Yang pertama, dengan mengadakan rapat denngan seluluh jajaran staff Polri guna mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut, kemudian siaran pers sehingga media dapat bertanya dan mendapatkan informasi sejelas mungkin serta mengetahui kejadian sebenarnya sehingga tidak terjadi kesalah pahaman dalam pemberitaanya. 18. Apa tindakan yang dilakukan Humas Polda Metro Jaya pada stakeholder lain ? (Insiden UNAS ) Sampai sekarang belum ada perwira polisi yang ditetapkan sebagai tersangka. Namun begitu, Tim dari bidang Etika Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan terhadap 78 perwira polisi, tapi masih sebatas saksi
108
dan bila dari polisi terbukti bersalah maka kami akan memberikan hukuman yang diputuskan dalam persidangan. 19. Apakah Media monitoring cukup bermanfaat bagi Polda itu sendiri, khususnya untuk kasus BBM ini ? Sangat bermanfaat, selain sebagai masukan bagi kami juga dengan adanya monitoring media ini, Bidang Humas Polda Metro Jaya dapat memberikan informasi kepada seluruh jajaran Polri untuk segera meresponnya dan melakukan tidakan yang benar sehingga tidak semakain memanas, seperti dalam kasus kenaikan harga bahan bakar minyak yang telah menimbulkan efek negatif seperti aksi demonstrasi dari mahasiswa dan masyarakat yang berbuntut kericuhan.
109
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
:
Jaka Susila
Tempat tanggal lahir :
Solo, 13 – April – 1985
Agama
:
Islam
Status
:
Anak 1 dari 2 Bersaudara
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Alamat
:
Jln. Asem Rt 005/010 No.69 Kel. Kunciran Indah Kec. Pinang. Tangerang 15144
Telepon
:
021 – 732 2863 / 9428 4151 / 0815 86091523
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
SD Negeri Negeri Bojong 3, Tangerang, tamat tahun 1996
SLTP Negeri 10 Tangerang tamat tahun 1999
SMU Yadika 5, Jakarta Barat tamat tahun 2002
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Public Relations Angkatan 2004
110
PENGALAMAN
2004-2005 Anggota HIMA PR UMB
Larangan Yout Crew Management (Stage Crew Hard Fest 2005-2006).
Sie. Sponsosoship Seminar, Workshop
dan
Pertemuan Nasional
Mahasiswa Public Relations. Public Relations dan Budaya “Strategi Mengelola Reputasi Organisasi Dalam Perspektif Multikultural” 7 Juni 2006.
Koordinator Humas Eksternal Seminar Nasional PUBLIC RELATION PARADOX Bad Situation = Bad Reputation = Public Relations ( Strategi Public Relations sebagai Pengelola Krisis Komunikasi dalam Organisasi ) 2007.
PT. Saji Indonesia, sebagai Helper Even Torabika dari Mayora periode November – Desember 2008.
28 April – 28 2008 Magang pada Bidang Humas Polda Metropolitan Jakarta Raya
Penulis