EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KAMPANYE ’’PROGRAM SAFETY RIDING’’ POLANTAS POLDA METRO JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN (Studi pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi)
Di Susun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi Bidang Studi Public Relations
DISUSUN OLEH :
NAMA
:SITI MUNAWAROH
NIM
:44205010060
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
2 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI Nama
: Siti Munawaroh
NIM
: 44205010-060
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul skripsi
: Efektivitas Komunikasi Kampanye ”Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi Pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi)
Jakarta,
Mengetahui,
Pembimbing
Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si
Juni 2009
3 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI Nama
: Siti Munawaroh
NIM
: 44205010-060
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul skripsi
: Efektivitas Komunikasi Kampanye ”Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi Pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi)
Jakarta, Juni 2009
1. Ketua Sidang Farid Hamid Umarella, S.sos, M.Si
( ........................................... )
2. Penguji Ahli Drs. Juwono Tri A, M.Si
( ........................................... )
3. Pembimbing Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si
( ........................................... )
4 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
: Siti Munawaroh
NIM
: 44205010-060
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul skripsi
: Efektivitas Komunikasi Kampanye ”Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi Pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi)
Jakarta, Juni 2009 Disetujui dan diterima oleh, Pembimbing
Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Dra. Diah Wardhani, M.Si
Ketua Bidang Studi Public Relations
Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si
5
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN PUBLIC RELATIONS ABSTRAKSI SITI MUNAWAROH 44205010-060 EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KAMPANYE “PROGRAM SAFETY RIDING” POLANTAS POLDA METRO JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN (Studi Pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi) V Bab; 104 Halaman; 21 Tabel; 5 Lampiran Bibliografi : (1986 – 2007) Tingginya tingkat kecelakaan dan kemacetan di Jabodetabek menjadi sesuatu hal yang harus segera diatasi. Kecelakaan lalu lintas kini bukan hanya sekedar menjadi berita saja, tetapi telah pada kondisi yang memprihatinkan, sehingga perlu langkah-langkah nyata untuk mencegahnya, menginggat selama ini kecelakaan yang terjadi sebagian besar melibatkan pengendara sepeda motor. Untuk mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan, maka Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya sebagai institusi kepolisian yang menanggani bidang lalu lintas mempunyai strategi dan program untuk mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas melalui kegiatan-kegiatan ”Road Safety Kami Peduli Kemanusiaan”, yang salah satu programnya mengenai Safety Riding. Safety Riding merupakan kegiatan untuk keselamatan berkendara. Adapun tujuannya adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kemampuan mengendarai kendaraan bermotor dan peningkatan pengetahuan berlalu lintas. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut sejauhmana efektivitas komunikasi kampanye “program safety riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk meningkatkan pengetahuan (studi pada pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi). Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas komunikasi kampanye “program safety riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk meningkatkan pengetahuan (studi pada pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi). Adapun teori yang digunakan yaitu teori Lasswell yang berbunyi Who, Says what, In which channel, to whom, with what effect. Teori ini digunakan untuk mengukur efektivitas kampanye dilihat dari tataran efektivitas komunikasi kampanye. Tipe penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survey terhadap pelajar yang mengikuti program safety riding. Populasi penelitian ini adalah pelajar SMK binakarya mandiri. Sample yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sample didalam penelitian ini yang berjumlah 130 orang responden. Tehnik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada responden dan diolah secara manual dengan menggunakan table, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi kampanye “program safety riding” polantas Polda Metro Jaya untuk meningkatkan pengetahuan (studi pada pelajar SMK binakarya mandiri di Kabupaten Bekasi) adalah efektif/positif. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan, kesadaran serta pemahaman mereka tentang tata cara berkendara yang baik dan aman dijalan raya lebih meningkat sebelum mereka mengikuti program safety riding tersebut. Adapun saran dari penulis adalah penggunaan media disini lebih bervariasi lagi, kemudian pesan melalui media brosur lebih dikemas sebaik mungkin agar pesan yang disampaikan dapat efektif.
i
6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya yang tak terhingga. Serta salawat dan salam kita panjatkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabat-sahabatnya. Skripsi ini merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan oleh setiap mahasiswa-mahasiswi sebagai salah satu syarat sebelum menjadi Sarjana Strata-1 Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Public Relations. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, dan untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebanyakbanyaknya kepada: 1. Ibu Marhaeni F.K. S.sos, M.si selaku Pembimbing Skripsi dan Kepala Jurusan Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Tanpa dorongan, bantuan, semangat
serta bimbingan dari ibu. Saya tidak mungkin
menjadi paham dan mengerti dengan baik. Terima kasih yang amat terbesar saya ucapkan kepada ibu. 2. Ibu Dra. Diah Wardhani M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 3. Bpk. Drs. Hardiyanto Jatmikko M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 4. Bpk. Farid Umarella, S.sos.M,si. Selaku dosen mata kuliah Teori Komunikasi, terima kasih atas saran, masukkan serta bantuan yang bapak berikan.
ii
7 5. Bpk Drs. Juwono Tri A, M.Si, Selaku dosen mata kuliah MPK dan seminar yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga penulis menjadi tahu tentang gambaran sidang skripsi. 6.
Seluruh dosen Fakultas Ilmu Komunikasi khususnya jurusan Public Relations, terima kasih atas semua ilmu yang bapak dan ibu berikan.
7. Seluruh staff TU Fakultas Ilmu Komunikasi atas segala bantuannya demi kelancaran pada saat proses penelitian. 8. Seluruh staff bidang Humas Polda Metro Jaya dan Direktorat Lalu Lintas polda Metro jaya atas bantuannya didalam memberikan bahan atau data yang penulis butuhkan pada saat penulis melakukan penelitian. 9. SMK Binakarya Mandiri sebagai objek penelitian, terima kasih atas kesempatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyebarkan kuesioner hingga penelitian ini dapat terselesaikan. 10. Nyak n Babe, abangku Makubbin dan Jamalluddin, kakakku lisna dan adikku tersayang Zainal terima kasih atas support dan doa yang tiada henti. 11. Teman seperjuangan Ratih dan Astrid yang selalu setia menemani dan membantu penulis disaat saya butuhkan dan semua jurusan Public Relations angkatan 2005 (Nana, Ulfa, Ria, Geni, Eky, Ega, Opi, Aida, dan semuanya yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah membantu memberikan semangat, dorongan serta motiasi didalam menyelesaikan skripsi ini. Thanks you are the best and I love u all.
iii
8 12. Sahabat-sahabat saya Sinchan, Rika, Alien, Daniel, Agay, Pay, Amel, Anggi, Valent, Dara, Pacet, Cablak, Ucok, Yudi, yang selalu berdoa supaya saya bisa lulus secepatnya. 13. Wiliandri terima kasih atas semangat dan doanya. Dan untuk Agie, Badrun terima kasih banyak atas masukkan yang diberikan kepada penulis. 14. Dan untuk semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini hingga selesai yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih teramat dalam...... Saya menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena keterbatasan yang saya miliki, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dan pada akhirnya, semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini bermanfaat bagi mereka yang membacanya dan khususnya bagi penulis sendiri. Demikian penulis sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, Juni 2009
Siti Munawaroh
iv
9 DAFTAR ISI Halaman Judul Abstraksi ............... ……………………………………………………………………..... i Kata Pengantar ........... ....................................................................................................... ii Daftar Isi ...... ..................................................................................................................... v Daftar Tabel .................................................................................................................... viii Daftar Lampiran ................................................................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ...................................................................................... 8 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8 1.4. Signifikasi Penelitian .................................................................................... 8 1.4.1. Signifikasi Akademi ....................................................................... 8 1.4.2.
Signifikasi Praktis ......................................................................... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi ............................................................................... 10 2.2. Efektivitas Komunikasi ............................................................................... 13 2.3. Pengertian Public Relations ........................................................................ 15 2.4. Peranan Public Relations ............................................................................ 16 2.5. Fungsi dan Tujuan Public Relations ........................................................... 22 2.6. Humas Non Profit ....................................................................................... 23 2.7. Kampanye Public Relations ........................................................................ 25 2.7.1. Jenis-jenis Kampanye .................................................................. 27 2.7.2. Pelaku Kampanye ........................................................................ 28 2.7.3. Pesan Kampanye .......................................................................... 30 2.7.4. Khalayak Sasaran Kampanye ...................................................... 31
v
10 2.7.5. Media Kampanye ......................................................................... 33 2.8. Efektivitas Kampanye ................................................................................. 37
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ............................................................................................ 42 3.2. Metode Penelitian ....................................................................................... 42 3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................... 43 3.3.1.
Populasi ........................................................................................ 43
3.3.2.
Tehnik Penarikan Sampel ............................................................ 44
3.4. Tehnik Pengumpulan Data .......................................................................... 45 3.5. Definisi dan Operasionalisasi Konsep ........................................................ 45 3.5.1.
Definisi Konsep ........................................................................... 45
3.5.2.
Operasionalisasi Konsep .............................................................. 47
3.6. Tehnik Analisis Data ................................................................................... 48
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Polda Metro Jaya ............................................................................ 51 4.2. Visi dan Misi Polda Metro Jaya .................................................................. 53 4.2.1. Visi Polda Metro Jaya .................................................................. 53 4.2.2. Misi Polda Metro Jaya ................................................................. 53 4.3. Struktur Organisasi Polda Metro Jaya ........................................................ 54 4.4. Ditlantas Polda Metro Jaya ......................................................................... 56 4.4.1. Visi dan Misi Ditlantas Polda Metro Jaya ................................... 56 4.4.1.1.Visi Ditlantas Polda Metro Jaya ...................................... 56 4.4.1.2. Misi Ditlantas Polda Metro Jaya ..................................... 56 4.5. Struktur Organisasi Ditlantas Polda Metro Jaya ......................................... 56 4.6. Tugas dan Fungsi Ditlantas Polda Metro Jaya ............................................ 58 4.6.1. Program Kampanye Safety Riding ............................................... 59 4.6.2. SMK Binakarya Mandiri .............................................................. 62
vi
11 4.7. Hasil Penelitian ........................................................................................... 63 4.7.1. Identitas Responden ..................................................................... 64 4.7.2. Efektivitas Kampanye Program Safety Riding untuk meningkatkan pengetahuan (studi pelajar SMK Binakarya Mandiri) ................. 65 4.7.2.1. Komunikator ................................................................. 65 4.7.2.2. Pesan Kampanye ........................................................... 76 4.7.2.3. Media .............................................................................80 4.7.2.4. Efek ............................................................................... 85 4.8. Analisis Data ............................................................................................... 91
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 101 5.2. Saran ......................................................................................................... 103 5.2.1. Saran Akademis ......................................................................... 103 5.2.2. Saran Praktis .............................................................................. 103
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
12 TABEL
Tabel 4.7.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 62 Tabel 4.7.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................................. 62 Tabel 4.7.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ........................................... 63 Tabel 4.7.2.1.1.Komunikator Adalah Sumber Informasi yang dapat Dipercaya.............. 64 Tabel 4.7.2.1.2.Instruktur Adalah Sumber Informasi Yang dapat dipercaya .................. 66 Tabel 4.7.2.1.3.Komunikator Memiliki Keahlian di Bidangnya ..................................... 67 Tabel 4.7.2.1.4.Instruktur Memiki Keahlian di Bidangnya ............................................. 68 Tabel 4.7.2.1.5.Komunikator Mempunyai Daya Tarik .................................................... 70 Tabel 4.7.2.1.6.Instruktur Mempunyai Daya Tarik ......................................................... 71 Tabel 4.7.2.1.7.Komunikator Memiliki Kemampuan Bersosialisasi dengan Baik .......... 72 Tabel 4.7.2.1.8.Instruktur Memiliki Kemampuan Bersosialisasi dengan Baik ............... 73 Tabel 4.7.2.2.1.Isi Pesan Menarik Perhatian ................................................................... 74 Tabel 4.7.2.2.2. Kejelasan Isi Pesan ................................................................................ 76 Tabel 4.7.2.2.3. Pesan Mudah Dipahami oleh Komunikan ............................................. 77 Tabel 4.7.2.3.1. Brosur Merupakan Media Penyampaian Pesan yang Tepat .................. 79 Tabel 4.7.2.3.2. Ketepatan Penggunaan Audio Visual .................................................... 80 Tabel 4.7.2.3.3. Penyampaian Pesan Melalui Brosur dapat Dimengerti dan Dipahami .. 81 Tabel 4.7.2.3.4. Penyampaian Pesan Melalui Audio Visual Dapat Dimengerti dan Dipahami ............................................................................................... 82 Tabel 4.7.2.4.1. Meningkatnya Pengetahuan ................................................................... 83 Tabel 4.7.2.4.2. Kesadaran akan Pentingnya Keselamatan Berkendara di Jalan Raya ... 85 Tabel 4.7.2.4.3. Meningkatnya Pemahaman dalam Berkendara ............................ ......... 86
viii
13 DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
SURAT PENELITIAN
LAMPIRAN 2
TABEL CODING
LMAPIRAN 3
PEDOMAN KUESIONER
LAMPIRAN 4
DOKUMENTASI PELAKSANAAN SAFETY RIDING
LAMPIRAN 5
DATA LAKA
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kalau kita mendengar kata kota Metropolitan Jakarta Raya maka dibenak kita adalah sebuah kota besar metropolitan yang perkembangan sosial ekonominya tumbuh pesat. Padahal Jakarta dahulu adalah sebuah kampung besar yang tidak padat penduduknya, tetapi dengan perkembangan jaman banyak orangorang dari daerah mencoba mengadu nasib dan menetap di kota Jakarta yang biasa kita sebut dengan sebutan urbanisasi, sehingga kota Metopolitan Jakarta Raya menjadi kota yang padat dan penuh sesak. Munculnya gedung-gedung besar, pusat-pusat perbelanjaan maupun kawasan pusat industri tumbuh pesat seakan hendak menentang dan menandingi kemajuan jaman yang ditawarkan kota metropolitan Jakarta, ditambah lagi dengan munculnya lapangan pekerjaan yang memberikan sebuah harapan bagi masyarakat daerah untuk memperbaiki perekonomian mereka di jaman modern seperti saat ini, dimana kita dituntut untuk berlomba-lomba dan saling bersaing antara satu sama lain untuk menjadi yang terbaik. Perkembangan sosial ekonomi ini praktis membuat kota Jakarta tidak lagi sebagai pusat pemerintahan ibu kota Negara Republik Indonesia tetapi Jakarta sudah semakin berkembang menjadi kota pusat perdagangan, pusat investasi, pusat industri, pusat pariwisata dan lain sebagainya. Jumlah penduduk Jakarta dan sekitarnya praktis membengkak, data resmi menyebutkan penduduk Jakarta saja
1
2 sudah mencapai 9 juta jiwa.1 Jumlah ini bisa lebih tinggi mengingat banyaknya penduduk liar yang bermukim diberbagai sudut Jakarta, mulai didaerah-daerah kumuh, pinggir-pinggir kali, hingga ketepi-tepi pantai teluk Jakarta. Semua ikut menambah kepadatan kota Jakarta yang dari waktu kewaktu tidak bertambah luasnya, yakni hanya 661,52 km2 daratan dan 6.997,5 km2 luas wilayah lautannya.2 Semakin
padatnya
penduduk
kota
Metropolitan
Jakarta
Raya,
menyebabkan system tata ruang kota menjadi semrawut dan sarana maupun prasarana yang diberikan tidak merata. Keterbatasan penyediaan fasilitas jalan membuat kota metropolitan Jakarta terjebak menjadi sebuah kota lintasan yang padat dan penuh sesak, situasi kepadatan lalu lintas kota Jakarta kian parah, karena banyaknya transportasi yang memenuhi jalan. Kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas di Kota metropolitan Jakarta Raya membuat waktu tempuh perjalanan didalam kota kian lama serta tidak efisien maupun efektif. Kian lamanya waktu tempuh dan makin padatnya arus lalu lintas menimbulkan sejumlah kerugian bagi masyarakat pengguna jalan yang terjebak dikemacetan lalu lintas. Mereka gampang stress. Secara psikologis situasi lalu lintas Jakarta telah membuat tingkat stres warganya makin tinggi. Selain itu tingginya perjalanan harian dan padatnya arus lalu lintas di Kota Metropolitan Jakarta telah membuat terjadinya berbagai pelanggaran lalu lintas yang membawa korban luka ataupun korban jiwa. Kendaraan yang paling banyak menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas di Jakarta adalah sepeda motor. Setiap 1
Profil Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya, Kami Memang Belum Sempurna Tetapi Kami Selalu Berusaha, hal. 15 2 Ibid, hal. 15
3 tahunnya kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor tiap tahun meningkat karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan jiwa. Kebanyakan masyarakat ibu kota hanya takut pada hukum tetapi mereka tidak mentaati tata tertib lalu lintas yang berada di Indonesia. Berdasarkan data yang ada saat ini populasi sepeda motor sudah mencapai 72 persen dari total kendaraan bermotor yang ada.3 Keberadaan berbagai jenis kendaraan bermotor itu praktis menambah kepadatan arus lalu lintas kota Metropolitan Jakarta Raya, sehingga situasi ini kerap membuat kondisi arus lalu lintas menjadi crowded. Arus lalu lintas Jakarta menjadi penuh sesak terutama dijam-jam sibuk. Kecelakaan lalu lintas kini bukan hanya sekedar menjadi berita saja, tetapi telah pada kondisi yang memprihatinkan, sehingga perlu langkah-langkah nyata untuk mencegahnya. Bahkan, Koffi Anan, mantan Sekjen Persatuan BangsaBangsa (PBB), dalam pernyataannya pada hari safety tanggal 7 April 2004 menegaskan mengenai sikap prihatinnya. Dikatakannya,”diperkirakan 1,2 juta orang setiap tahun meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas dan 50 juta diantaranya luka. Diperkirakan angka ini akan meningkat 65 persen dalam waktu 60 tahun, kecuali ada komitmen untuk mencegahnya”.4 Untuk mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan, maka Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya sebagai institusi kepolisian yang menanggani bidang lalu lintas mempunyai strategi dan program untuk mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran 3
Majalah TMC, Edisi Perdana, 2008, hal. 65 Koffi Anan, dalam Djoko Susilo, Lalu Lintas Jakarta Dari Metropolitan menuju Megapolitan, Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya, hal. 66
4
4 lalu lintas melalui kegiatan-kegiatan ”Road Safety Kami Peduli Kemanusiaan”, yang salah satu programnya mengenai Safety Riding. Safety Riding merupakan kegiatan untuk keselamatan berkendara. Kegiatan ini mencakup pada kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan mengemudi, kiat-kiat aman berkendara. Keterampilan dan keahlian berkendara yang dilatihkan dan diselengarakan oleh polisi yang bekerjasama dengan sektor bisnis, media, LSM, yang ditujukan baik dari tingkat pelajar, masyarakat umum, pengemudi angkutan umum atau siapa saja yang peduli terhadap masalah keselamatan berkendara. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan serta kesadaran berlalu lintas serta untuk keselamatan implementasi dari Safety Riding dapat melalui kegiatan: touring, pendidikan dan pelatihan berkendara, sepeda motor laju kiri, dan menyalakan lampu siang hari dan sebagainya. Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metropolitan Jakarta Raya atau lebih disingkat Polda Metro Jaya merupakan salah satu instansi pemerintah sebagai aparatur Negara yang memiliki tugas untuk mengamankan, menertibkan, menindak kejahatan, dan melindungi masyarakat. Dalam melaksanakan aktivitasnya, Polda Metro Jaya mencakup wilayah hukum DKI Jakarta dan sekitarnya yaitu, Jakpus, Jaksel, Jakbar, Jakut, Jaktim, Bekasi, Depok dan Tangerang. Adapun berbagai kesatuan didalam struktur organisasi Polda Metro Jaya, salah satunya yaitu Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) sebagai unsur pelaksanaan umum Polda Metro Jaya. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, Ditlantas Polda Metro Jaya menjalankan salah satu tugas Humas yaitu Kampanye. Kampanye tidak lepas dari
5 kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations, karena kampanye merupakan salah satu strategi atau alat yang dilakukan oleh Public Relations untuk menunjang keberhasilan dalam publikasi. Pada dasarnya hubungan antara Public Relations dengan kampanye adalah satu kesatuan yang saling melengkapi. Public Relations (PR) berfungsi mendekatkan atau menarik (pull strategy) khalayak sasaran (target audience) lembaga atau perusahaan yang dimilikinya. Public Relations melakukan teknik dan kegiatan tertentu untuk mempengaruhi melalui tahap kognitif, afektif dan konatif. Salah satunya dengan kegiatan publisitas/publikasi atau kampanye yang digunakan untuk khalayak internal maupun khalayak eksternal. Rice dan Paisley menyebutkan bahwa kampanye (campaign) adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif. Tujuan kampanye adalah menciptakan perubahan atau perbaikan dalam masyarakat. Oleh karena itu Rice dan Paisley bila dalam suatu lingkungan sosial telah terjadi perubahan atau perbaikan maka kampanye mungkin telah berlangsung di tempat tersebut.5 Dari penjelasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa kampanye bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran (target audience) serta menumbuhkan persepsi atau opini positif suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar tercapai suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu yang tertentu yang berkelanjutan. Jadi kampanye tersebut memberikan penerangan secara terus menerus serta pengertian dan 5
F. Rachmadi, Public Relations dalam teori dan praktek, Jakarta, 1996. hal 134
6 motivasi terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan tehnik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif. Pada intinya kegiatan kampanye adalah kegiatan komunikasi. Dalam hal ini komunikasi sangat tergantung pada prinsip pelaksanaan komunikasi yang efektif yaitu bagaimana penyebar pesan (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan) dapat menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan (efek). Perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektivitas.6 Sedangkan efektifitas kampanye dapat dilihat dari kampanye berhasil menjangkau khalayak sasaran, sebagian khalayak sasaran mengalami perubahan baik pada aspek pengetahuan, sikap atau keterampilan kearah yang diharapkan pelaksana kampanye, sebagian khalayak tersebut juga berubah perilakunya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan latar belakang diatas, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang ”Efektifitas Komunikasi Kampanye ”Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi Pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi) Alasan peneliti memilih pelajar, karena pelajar dan mahasiswa mendapatkan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas yang cukup tinggi setiap tahunnya. Dan berdasarkan data, korban kecelakaan lalu lintas menurut profesi, pelajar atau mahasiswa menempati peringkat kedua setelah pekerja swasta/dagang/dll.7 Berikut ini peneliti lampirkan data sebagai berikut:
6 7
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT. Raja Grafindo Persada, 2000, hal 20 Data Dit Lantas Polda Metro Jaya
7
No
Tahun
Pegawai
ABRI
Negri
Mahasiswa/
Pengemudi
Swasta/Dagang/
Pelajar
DLL
1.
2006
41
33
1383
306
3925
2.
2007
114
75
1017
377
5159
3.
2008
126
90
875
164
6227
Adapun alasan penulis memilih sekolah SMK Binakarya Mandiri karena sekolah tersebut sudah mendapatkan penyuluhan tentang program safety riding yang dilakukan oleh pihak kepolisian pada tanggal 15 februari 2009, selain itu sekolah SMK Binakarya Mandiri adalah pelopor sekolah swasta pertama yang mengadakan penyuluhan program safety riding di Kabupaten Bekasi. Dan pada ajaran baru yaitu 2009-2010 untuk pertama kalinya program safety riding akan dijadikan ektra kulikuler baru disekolah tersebut.8 Dengan mengetahui efektifitas komunikasi dari kegiatan ini diharapkan dapat mengetahui sejauhmana kegiatan ini berhasil mencapai tujuan dan hasil penelitian tersebut bisa dijadikan bahan acuan untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya.
8
H. Muhammad Nurhadi, Kepala SMK Binakarya Mandiri
8 1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: ”Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Kampanye ”Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi Pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi)?”.
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ”Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Kampanye ”Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi Pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi)”.
1.4
Signifikasi Penelitian
1.4.1
Signifikasi Akademis
Penelitian ini adalah suatu penelitian di Bidang Kehumasan yang diharapkan dapat melengkapi tentang studi komunikasi khususnya di Bidang Kehumasan dalam hal ini tentang efektivitas komunikasi program kampanye yang dilakukan Public Relations lembaga pemerintahan.
9 1.4.2
Signifikasi Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbang saran bagi Public Relations Polda Metropolitan Jakarta Raya mengenai Efektivitas Komunikasi Kampanye Program Safety Riding.
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi
Sepanjang kehidupan manusia ditandai oleh suatu kegiatan yang terus menerus, yakni komunikasi. Hai ini disebabkan karena sifat manusia yang pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan informasi dengan manusia lainnya, disinilah komunikasi berperan penting dalam kegiatan tersebut. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang mutlak ada dalam kehidupan manusia sebagai suatu proses yang bersifat dasar, komunikasi merupakan/alat yang memungkinkan orang berhubungan satu sama lainnya. Dengan kata lain komunikasi merupakan suatu proses manusiawi (human process) dalam perjalanan hidup setiap anggota masyarakat. Menurut Berelson dan Steiner, komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, ide-ide, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan symbol-symbol, gambar, grafik dan sebagainya.9 Menurut Carl I. Hovland merumuskan bahwa komunikasi adalah proses dengan mana seseorang individu (komunikator) mengoper stimuli (biasanya mengunakan lambang-lambang bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu (komunikan) yang lain.10
9
Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta. Universitas Terbuka, 2004, hal. 6 Anwar Arifin, , Stategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, Cetakan Ketiga (Armico, Bandung, 1994), hal. 14 10
10
11 Dalam definisi Hovland ini, komunikasi bukan saja sekedar penyampaian pesan, melainkan juga dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku orang lain. Disini jelas bahwa mengubah tingkah laku itu merupakan juga bagian
yang
penting dalam komunikasi. Menurut AM Hoeta Soehoet, ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari sebuah usaha manusia untuk dalam penyampaian isi pernyataannya kepada manusia lain.11 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah usaha manusia untuk menyampaikan pernyataan yang bersifat atau berbentuk informasi, ide, gagasan, dari sumber kepada orang lain. Faktor yang harus diingat sebelum menjalani kegiatan komunikasi dan proses komunikasi adalah tujuan melakukan komunikasi itu sendiri. Tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana adalah menimbulkan: 1.
Perubahan sikap (attitude change)
2.
Perubahan pendapat (opinion change)
3.
Perubahan sosial (social change)
4.
Perubahan prilaku (behaviour change).12 Secara umum, menurut Wilbur Schramm, tujuan komunikasi dapat dilihat
dari dua perspektif kepentingan yakni kepentingan sumber/pengirim/komunikator dan kepentingan penerima/komunikan. Dengan demikian maka tujuan komunikasi yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut:
11 12
AM. Hoeta Soehoet, Kertas Kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, IISIP, Jakarta:1997, hal. 4 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1994, hal. 4
12 Tujuan komunikasi dari sudut sumber: 1. Memberikan informasi. 2. Mendidik. 3. Menyenangkan 4. Menganjurkan suatu tindakan/persuasi. Adapun tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima: 1. Memahami informasi. 2. Mempelajari. 3. Menikmati. 4. Menerima atau menolak anjuran.13 Sedangkan menurut Evert M Roger dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu dengan lain yang akhirnya terjadi pengertian yang mendalam: sedangkan menurut Harrold D Laswell sebagaimana dikutip oleh sedjaja cara yang baik untuk mengambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut :“Who, Say What, In Which Channel, To Whom, With Effect“ (siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan efek yang bagaimana).14 Kemudian menurut Brent D. Ruben memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut : komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya. Dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirim, dan
13 14
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 2003,hal 2.19 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT. Grasindo, 2004, hal 6-7
13 menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dengan orang lain. Sedangkan William J. Sillier memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.15 Definisi- definisi diatas sebagaimana dikemukakan tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli dan kalau kita perhatikan merupakan salah satu proses komunikasi, dimana dimulai dari pembawa pesan (komunikator) menyampaikan pesan dengan menggunakan suatu media kepada penerima pesan (komunikan), diharapkan pula nantinya akan ada efek tertentu yang ditimbulkan berdasarkan uraian diatas.
2.2.
Efektivitas Komunikasi
Efektivitas berasal dari kata dasar efektif, yang memiliki arti berhasil atau membawa hasil yang positif. Apabila dihubungkan dengan komunikasi maka komunikasi yang efektif adalah bagaimana penyebar pesan (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan) dapat menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan (efek). Perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektivitas.16 Komunikasi yang dilakukan senantiasa mendambakan efek yang positif atau efektivitas. Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan.
15 16
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 1989, hal. 3-4 Rosady Ruslan, Opcit, hal. 20
14 Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan/khalayak) sebagai akibat pesan yang diterimanya baik langsung maupun melalui media massa. Jika perubahan itu sesuai dengan keingginan komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif.17 Komunikasi yang efektif mensyaratkan adanya pertukaran informasi (sharing of informations) dan kesamaan makna (setala atau in tune) antara komunikator dengan komunikan.18 Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dilancarkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek kognitif, afektif dan konatif pada komunikan, sesuai dengan tujuan komunikator. Jadi efektifitas komunikasi merupakan sarana agar tujuan yang sudah diterapkan sebelumnya akan dapat tercapai sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Dilihat dari efektivitas komunikasi, berhasil atau tidaknya pihak sumber dalam mempengaruhi pihak penerima/khalayak, tidak semata-mata ditentukan oleh faktor sumbernya itu sendiri. Faktor-faktor komunikasi lainnya yakni pesan, saluran dan kondisi pihak penerima/khalayak juga ikut berperan. Dengan kata lain kefektifan upaya komunikasi merupakan hasil totalitas dari kemampuan sumber, bentuk dan teknis penyajian pesan, kapasitas saluran komunikasi yang dipergunakan, serta kondisi khalayak/pihak penerima.19
17
Anwar Arifin, Opcit, hal. 9 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi,, Prenada Media Group, 2006, hal. 3 19 Sasa Djuarsa Sendjaja, Opcit, hal. 91 18
15 Efektivitas juga merupakan kemampuan untuk menentukan sasaran yang tepat dan melakukan pekerjaan yang benar.20 Untuk efektivitas komunikasi kriteria yang digunakan adalah siapa penerima atau pemakai (receiver/user), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format), dan sumber pesan (source). Untuk kelima kriteria ini dibuat perbandingan antara apa yang dimaksud atau yang seharusnya menurut sistem dengan apa yang senyatanya terjadi. Dengan demikian, tujuannya adalah untuk melihat perbedaan atau penyimpangan dari pelaksanaan dan sistem atau jaringan resmi yang sudah ditetapkan. 21
2.3.
Pengertian Public Relations
Definisi Public Relations, Dr. Rex Harlow dalam bukunya berjudul: A Model for Public Relations Educations for Professional Practices yang diterbitkan oleh International Public Relations Association (IPRA), menyatakan bahwa definisi dari Public Relations adalah; “Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian penerimaan dan kerjasama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung menejemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi
20
Store and Walnke, terjemahan wilhelma W. bakowatur, Management, edisi III, (intermedia, Jakarta, 1986) hal. 32 21 Andre Hardjana, Audit Komunikasi, Teori dan Praktek, Jakarta, 2002, hal 23
16 kecendrungan penggunaan penelitian serta tehnik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.22 Scott M. Cutlip dan Allan H. Centre, dalam bukunya Effektive Public Relations, mengungkapkan bahwa: Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih kepentingan dan dukungan publiknya.23 Keberhasilan suatu kegiatan Public Relations, ditentukan oleh peran serta fungsi Public Relations sebagai penghubung komunikasi (komunikator) yang timbal balik. Adapun beberapa definisi dari para ahli memperkuat peran dan fungsi Public Relations sesungguhnya.
2.4.
Peranan Public Relations
Peranan umum Public Relations atau Humas dalam manajemen suatu organisasi itu terlihat adanya beberapa aktivitas pokok kehumasan yaitu : a. Mengevaluasi sikap atau opini publik. b. Mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi atau perusahaan dengan kepentingan publiknya.
22
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Konsep dan Aplikasi), (PT. Raja Grafindo Persada, 2005) hal. 16 23 Ibid, hal 27
17 c. Merencanakan dan melaksanakan penggiatan aktivitas Pubic Relations atau Humas.24 Secara garis besar kegiatan Public Relations dibagi dalam dua bagian, yaitu hubungan kedalam dan hubungan keluar. Untuk itu, mutlak diperlukan suatu kegiatan komunikasi. Komunikasi internal relations adalah semua kegiatan Public Relations yang ditujukan untuk internal publik, yang terkait langsung dengan perusahaan seperti karyawan, pemegang saham dan eksekutif puncak. Sedangkan eksternal relations adalah kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations kepada publik eksternal yakni masyarakat diluar perusahaan atau stakeholder eksternal yang memerlukan informasi atau penerangan dari perusahaan mengenai aktifitas publisitas yang telah dilakukan. Menurut Renald Khasali, publik eksternal merupakan unsur-unsur yang berada diluar kendali perusahaan (uncontrollable) yang sangat sulit untuk dikendalikan secara langsung oleh perusahaan, sehingga petugas Public Relations harus mengendalikan kompleksitas lingkungan dan stabilitas lingkungan perusahaan.25 Berdasarkan kedua peranan tersebut menjelaskan bahwa kegiatan Public Relations bersifat dua arah yaitu berorientasi kedalam (inword looking) dan keluar (outward looking). Menurut Arifin Abdurachman seperti dikutip oleh I.G. Wursanto, hubungan eksternal dapat dibagi dalam kategori-kategori sebagai berikut: 1. Government Relations, yaitu hubungan dengan organisasi atau instansi pemerintah.
24 25
Ibid, hal. 24 Rhenal Kasali, Manajemen Public Relations, PT. Pustaka Utami Grafiti, Jakarta, hal. 66-67
18 2. Community Relations, yaitu hubungan dengan masyarakat sekitar perusahaan. 3. Customer Relations, yaitu hubungan antara pemimpin organisasi dengan para relasi atau pelanggan dengan tujuan untuk mencari dan mempertahankan pelanggan. 4. Press Relations, yaitu hubungan antara pemimpin organisasi dengan pers atau surat kabar dan majalah. Keempat hubungan tersebut sangat mempengaruhi keadaan suatu perusahaan serta harus dibina sebaik mungkin oleh petugas Public Relations. Seorang Public Relations harus mampu menjalin dan membina hubungan harmonis dengan keempat kelompok tersebut dengan persuasive agar perusahaan atau organisasinya memperoleh penilaian yang positif. Seorang pejabat Public Relations harus mampu untuk memperhitungkan sasaran dan stategi, perencanaan dan anggaran serta penelitian dan evaluasi, seperti yang diungkapkan oleh Cutlip dan Center bahwa proses Public Relations sepenuhnya mengacu kepada pendekatan manajerial dimana proses ini terdiri dari: fact finding, planning, communication dan evaluations.26 Keempat proses manajerial tersebut memiliki artian sebagai berikut:27 1. Fact finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta atau data sebelum melakukan tindakan. 2. Planning adalah berdasarkan fakta yang ada membuat rencana tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah tersebut.
26
Oemi Abdurachman, Dasar-dasar Public Relations (Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001) hal. 31 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, (PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 2003) hal. 90
27
19 3. Communicating adalah rencana yang telah disusun dengan baik sebagai hasil pemikiran yang matang berdasarkan fakta atau cara tadi kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan operasional. 4. Evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan, apakah sudah tercapai atau belum kemudian hasil evaluasi ini menjadi dasar kegiatan Public Relations berikutnya. Konsep manajerial tersebut menjadi dasar dalam setiap kegiatan dan rencana kerja Public Relations departemen, guna membuat suatu program kerja yang tepat sasaran dan sesuai dengan harapan, seorang praktisi Public Relations didalam membuat suatu perencanaan harus sesuai dengan sepuluh tahap perencanaan agar program dan kampanye akan berjalan dengan efektif. Adapun sepuluh tahap perencanaan tersebut meliputi:28 1. Analisa yaitu mengidentifikasikan permasalahan yang akan menjadi dasar dari program Public Relations. 2. Tujuan yaitu menetapkan tujuan yang realistis untuk menunjukan suatu keberhasilan tertentu. 3. Publik (khalayak) yaitu menetapkan khalayak yang terkait dengan organisasi berdasarkan prioritas. 4. Pesan yaitu bagian esensial dari proses pembentukan sikap dan menjadi penghubung antara organisasi dengan publiknya.
28
Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, (Erlangga, Jakarta, 2004) hal. 37
20 5. Strategi adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program yang merupakan faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun, ide utama dan pemikiran dibalik program taktis. 6. Taktik yaitu langkah apa yang dilakukan untuk menyalin strategi yang telah disusun. 7. Skala waktu yaitu mengidentifikasikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan program dengan tepat (deadline). 8. Sumber daya adalah sarana penunjang dalam kegiatan Public Relations terdiri atas tiga hal yaitu sumber daya manusia, biaya-biaya operasional dan peralatan. 9. Evaluasi adalah suatu proses untuk memantau dan menguji, serta merupakan analisis terhadap hasil akhir dari suatu kampanye atau program. 10. Review adalah langkah untuk mengidentifikasikan segala perubahan strategi yang perlu dilakukan. Kesepuluh tahapan perencanaan diatas akan memberikan dasar yang kuat untuk perencanaan dan polanya dapat diikuti untuk mengerjakan tugas apapun. Perencanaan yang baik dapat menunjukan sejauh mana Public Relations mampu melakukan pendekatan strategi dan menunjukkan profesionalisme serta tanggung jawabnya terhadap organisasi. Selain itu dengan rencana yang tersusun dengan baik akan memberikan kontribusi yang berharga bagi organisasi.
21 Kesepuluh tahapan perencanaan diatas, di dalam membuat suatu rencana program kampanye seorang Public Relations harus memperhatikan visi dan misi organisasi dengan melakukan langkah-langkah antara lain:29 a. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar didalam perusahaan ataupun diluar perusahaan. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dari kliping media massa dalam kurun waktu tertentu, naskah pidato, bahanbahan yang dipublikasikan perusahaan serta melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan. b. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang terjadi secara historis. Perubahan umumnya diikuti dengan perubahan sikap perusahaan terhadap publiknya dan sebagainya. c. Melakukan analisia SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, dan Threats). Langkah- langkah diatas dapat mempermudah bagi Public Relations dalam membuat program kampanye komunikasi baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Tahap perencanaan yang utama seorang praktisi Public Relations juga harus menetapkan tujuan yang jelas, sasaran dan target bagi penerapan taktik. Kegiatan kampanye Public Relations tidak akan berarti apabila hanya mengacu dan tertuju pada satu tindakan saja tetapi harus memperhatikan environment atau lingkungan, sasaran bisnis, sasaran Public Relations, strategi Public Relations dan program atau taktik Public Relations dalam menjalankan rencana serta mengantisipasi dan meminimalkan resiko kegagalan. Kampanye adalah 29
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Opcit, hal 91
22 merupakan salah satu program Public Relations yang harus benar-benar dilakukan dengan sangat matang dalam tahap perencanaanya, untuk itu harus benar-benar dipahami tentang kampanye itu sendiri.
2.5.
Fungsi dan Tujuan Public Relations
Dalam kosepnya, fungsi Public Relations officer ketika menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisator, menurut Prof. Drs. Onong Uchyana Effendy, M.A. dalam bukunya, Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis adalah sebagai berikut: 1. Menunjang kegiatan menajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik intenal dan publik eksternal. 3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepeda publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. 5. Operasionalisasi dan organisasi Public Relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya.30
30
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Opcit, hal. 9
23 2.6.
Humas Non Profit
Bagian Humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka. Memberi informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundangundangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Selain keluar, Humas pemerintahan dan politik juga harus memungkinkan untuk memberikan masukan dan saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedang dilaksanakan, akan dilaksanakan, ataupun yang sedang diusulkan.31 Peranan Humas dalam sebuah organisasi berkaitan dengan tujuan utama dan fungsi-fumgsi manajemen perusahaan. Fungsi dasar manajemen tersebut merupakan suatu proses kegiatan atau pencapaian suatu tujuan pokok dari organisasi/lembaga yang biasanya berkaitan dengan memanfaatkan berbagai potensi sumber-sumber (sumber daya) yang dimiliki oleh organisasi/lembaga tersebut. Sedangkan menurut Colin Coulson – Thomas dalam bukunya “Public Relations Pedoman Praktisi untuk PR” menjabarkan secara lebih rinci tentang Humas Pemerintah dari berbagai segi, yaitu bahwa seorang Humas Pemerintah beroperasi dibawah kendala-kendala tertentu yang umumnya sukar diterapkan dalam dunia komersil. Dari segi biaya, Humas Pemerintah mempunyai tingkat 31
Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, PT. Ghalia Indonesia, 2004, hal. 37
24 pengendalian biaya yang lebih besar, sebab setiap kegiatan dibiayai dan ditentukan
berdasarkan
pertimbangan
efektifitas
biaya.
Setiap
anggota
masyarakat, secara teoritis, bebas menentang setiap kegiatan Humas Pemerintah. Misalnya, pers yang selalu waspada terhadap pemborosan dana masyarakat.32 Di Indonesia secara teoritis dapat dikatakan tugas dan fungsi Humas Pemerintah adalah sebagai “juru bicara” pemerintah dan badan koordinasi semua lintas informasi dengan publik. Memang harus diakui sekalipun sudah ada Surat Keputusan Menteri Penerangan mengenai kedudukan Humas sebagai suatu lembaga, tetapi belum berfungsi secara efektif dalam pengertian sebagai top management. Pada beberapa jajaran pemerintah lembaga kehumasan sudah mendapat kedudukan yang baik sebagai pendamping pimpinan departemen tetapi dibeberapa departemen masih merupakan bagian dari suatu biro.33 Adapun tugas taktik seorang Humas Pemerintah adalah: 1. Memberi informasi atau keterangan. 2. Melakukan komunikasi timbal balik 3. Membentuk citra yang baik. Tugas-tugas yang digariskan ini merupakan pedoman bagi Humas Pemerintah dalam melaksanakan fungsinya untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.34
32
Colin Coulson-Thomas, Public Relations Pedoman Praktisi untuk PR (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 1996) hal. 25 33 Mahiddin Mahmud, Pengantar Hubungan Masyarakat (Jakarta, Universitas Terbuka, 1993), hal. 39 34 Ibid, hal. 31
25 2.7.
Pengertian Kampanye Public Relations
Sering terjadi kerancuan pengertian atau istilah kampanye yang disamakan dengan propaganda, dan secara operasional keduanya adalah sama-sama melakukan kegiatan berkomunikasi yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu dan berupaya mempengaruhi khalayak sebagai target sasarannya. Bedanya, pertama istilah propaganda terlebih dahulu dikenal dalam kegiatan komunikasi yang dirancang untuk jangka panjang, misalnya dalam bidang kegiatan acara keagamaan, politik dan hingga kepentingan propaganda militer melalui komunikasi searah, kursif, intimidasi melalui kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki oleh pihak komunikator biasanya berkonotasi negatif terhadap khalayaknya. Sedangkan kedua, konsep kampanye yang lahir kemudian dan melakukan kegiatan komunikasi, secara terencana yang lebih moderat, terbuka, toleran, dengan waktu terbatas atau jangka pendek, dan program yang jelas, persuasif serta dapat diidentifikasikan secara jelas nara sumbernya (komunikator) dan selalu berkonotasi positif.35 Pengertian secara umum tentang istilah kampanye yang dikenal sejak 1940-an campaign is generally exemply persuasion in action (kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk memmbujuk). Menurut
Rogers
dan
Storey,
mendefinisikan
kampanye
sebagai
serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada 35
Rosady Ruslan, Kiat dan Srategi Kampanye Public Relations, Opcit, hal. 22
26 kurun waktu tertentu. Merujuk pada definisi ini maka setiap aktivitas komunikasi harus mengandung empat hal yakni36: 1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu. 2. Jumlah khlayak sasaran yang besar. 3. Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu. 4. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi. Sedangkan menurut Rice dan Paisley menyebutkan bahwa kampanye atau (campaign) adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik yang komunikatif. Tujuan kampanye adalah menciptakan perubahan atau perbaikan dalam masyarakat. Oleh karena itu Rice dan Pailsey menyebutkan bila dalam satu lingkungan sosial terjadi perubahan atau perbaikan, maka kampanye mungkin telah berlangsung dilingkungan tersebut.37 Kampanye Public Relations adalah suatu program kegiatan komunikasi yang didasarkan pada perencanaan dan strategi khusus untuk mencapai tujuan yang telah diciptakan.38 Kampanye Public Relations dalam artian sempit bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran (target audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi (coorporate activities) agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari
36
Antar Venus, Manajemen Kampanye,(panduan teoritis dan praktis dalam mengefektifkan kampanye komunikasi), Bandung, Simbiosa Rekatama Media,2007, hal 7 37 F. Rachmadi, Opcit hal. 134 38 Anne Gregory, Opcit, hal. 98
27 masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Sedangkan menurut artian yang lebih luas, kampanye Public Relations memberikan penerangan terus menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif.39
2.7.1. Jenis-Jenis Kampanye
Jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah membicarakan motivasi yang melatarbelakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan kearah mana kampanye akan digerakkan dan apa tujuan yang akan dicapai. Jadi pada dasarnya ada kaitan antara motivasi dan tujuan kampanye. Bertolak dari keterkaitan tersebut, Charles U. Larson kemudian membagi jenis kampanye kedalam tiga kategori yakni:40 1. Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi dilingkungan bisnis. Istilah lain yang sering dipertukarkan dengan kampanye jenis ini adalah commercial campaigns atau
corporate
campaigns.
Motivasi
yang
mendasarinya
adalah
memperoleh keuntungan finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan melipatgandakan penjual sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan. Kampanye rokok mustang, kampanye PGN 39 40
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Opcit, hal. 66 Antar Venus, Manajemen Kampanye, Opcit, hal. 11
28 Go Public, atau kampanye Telkom Flexi adalah beberapa contoh yang ada dilingkungan kita. Kampanye Public Relations yang ditujukan untuk membangun citra positif perusahaan dimata publik juga dapat dimasukkan dalam kelompok ini. 2. Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat pula disebut sebagai political campaigns (kampanye politik). Tujuannya antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum. Kampanye pemilu, kampanye pembentukan propinsi Kepulauan Riau atau kampanye kuota perempuan di DPR merupakan contoh-contoh kampanye jenis ini. 3. Ideologically or cause oriented camapigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini dalam istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menanggani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan prilaku publik yang terkait.
2.7.2. Pelaku Kampanye
Komunikator merupakan “tokoh sentral” dalam suatu proses kampanye secara efektif dan efisien karena ia harus memahami proses
29 secara seksama mengenai berbagai hal yang terkait dengan komunikasi dalam penyampaian pesan kepada publik. Dalam menyampaikan pesan diharapkan dapat memperoleh efek atau dampak yang positif, baik terhadap lembaga atau institusi dan perusahaan yang diwakilinya dengan pihak audiens atau publiknya sebagai sasarannya melalui berbagai cara atau kiat perekayasaan opini publik dengan memanfaatkan sarana berbagai media sebagai alat untuk berkomunikasi. Hovland, Janis dan Kelley (Windahl, Signitizer & Olson,) menemukan tiga aspek yang mempengaruhi kredibilitas sumber yakni a. Keterpercayaan (trustworthiness) Trustworthiness berkaitan dengan penilaian khalayak bahwa sumber informasi dianggap tulus, jujur, bijak dan adil, objektif, memiliki integritas pribadi, serta memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. b. Keahlian (Expertise) Faktor keahlian berhubungan dengan penilaian dimana sumber dianggap
berpengetahuan,
cerdas,
berpengalaman,
memiliki
kewenangan tertentu dan menguasai skill yang bisa diandalkan. c. Daya tarik sumber Daya tarik sumber termasuk variabel yang paling banyak dimanfaatkan oleh kalangan praktisi periklanan, kampanye politik dan Public Relations dalam mengefektifkan pesan-pesan yang
30 mereka sampaikan. Secara umum konsep ini meliputi penampilan fisik dan identifikasi psikologis. d. Faktor pendukung Pada tahun 1973, McCroskey, Jensen dan Valencia mengidentifikasi tiga faktor pendukung lainnya yang mempengaruhi kredibilitas sumber yakni: keterbukaan (extroversion), ketenangan (composure), kemampuan bersosialisasi (sociability) dan karisma.41
2.7.3. Pesan Kampanye
Suatu gagasan dapat muncul karena berbagai alasan, tetapi apapun latar belakangnya, suatu gagasan pada akhirnya akan dikonstruksikan dalam bentuk pesan-pesan yang dapat disampaikan kepada khalayak. Pesan-pesan inilah yang akan dipersepsi, ditanggapi, diterima atau ditolak oleh khalayak jadi intinya kampanye tidak lain adalah pesan.42 Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari pengirim kepada khalayak. Tujuan dari kampanye hanya dapat dicapai bila khalayak memahami pesan-pesan yang ditujukan pada mereka. Dibalik kesuksesan setiap kampanye, ujar Roger dan Snyder, selalu hadir para perancang pesan yang sensitif dan kreatif. Para perancang pesan ini umumnya memiliki kepekaan dalam mengidentifikasikan karakteristik khalayaknya yang menjadi sasaran utama.43
41
Ibid, 57-65 .Ibid, hal. 70 43 . Ibid, hal. 71 42
31 Wilbur Schramm
mengajukan syarat-syarat untuk berhasilnya
suatu pesan sebagai berikut44 a.
Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan itu dapat menarik perhatian sasaran yang dituju.
b.
Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua pengertian itu bertemu.
c.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dari sasaran dan menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu.
d.
Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana kesadaran pada saat digerakkan untuk memberikan jawaban yang dikehendaki. Pesan
kampanye
yang
efektif
adalah
pesan
yang
menginformasikan dengan segala kejadian penting yang sedang terjadi disekitar khalayak sasarannya, sehingga mudah dikenali dan ditanggapi khalayak.45
2.7.4. Khalayak Sasaran Kampanye
McQuail dan Windahl, mendefinisikan khalayak sasaran sebagai sejumlah besar orang yang pengetahuan, sikap dan prilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye.46
44
Anwar Arifin, Opcit, hal. 68 Antar Venus, Opcit, hal 80 46 Ibid, hal. 98 45
32 James Grunig membagi publik kedalam tiga jenis47: 1. Latent Public, yaitu kelompok yang menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan isu kampanye, namun tidak menyadarinya. 2. Aware Public,
yaitu
sekelompok
yang menyadari bahwa
permasalahan tersebut ada. 3. Active Public, yaitu kelompok yang mau bertindak sehubungan dengan permasalahan tersebut. Tipe publik ini sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan program kampanye Public Relations dimana memiliki target audience tersendiri, menurut Rosady Ruslan target audience secara umum dikelompokkan sebagai berikut48: a). Kelompok yang berkepentingan seperti pemerintah, baik pusat ataupun daerah. b). Kelompok sekitar atau tertentu seperti lingkungan sekitar perusahaan dan sebagainya. c). Kelompok pemakai produk atau langganan, kelompok ini adalah kelompok yang menggunakan produk perusahaan yang memberikan pemasukan bagi perusahaan. d). Consumen Bodies adalah badan lembaga swadaya masyarakat yang berperan sebagai kelompok penekan yang banyak memberikan kritikan yang cukup berpengaruh terhadap opini publik terhadap perusahaan.
47 48
Ibid, hal. 150 Rosady Ruslan, Kiat dan Stategi Kampanye PR, Opcit, hal. 33
33 e). Pressure Group adalah kelompok yang banyak memberikan pengaruh yang sifatnya sebagai kontrol sosial atas penilaian baik atau buruknya suatu perusahaan. f). Kelompok pemuka agama dan masyarakat (opinion leader) bersifat suri tauladan ucapan dari para tokoh tersebut berupa imbauan atau ajakan yang akan menjadi panutan orang banyak dalam suatu komunitas masyarakat tertentu. g). Trade Association (industry relations) merupakan patner dari perusahaan untuk menjalankan usaha. h). Kelompok Business Relations berhubungan dengan citra perusahaan terhadap kepercayaan dari para relasi usaha. i). Kelompok Internal merupakan kelompok pendukung sekaligus yang menentukan maju atau tidaknya sebuah perusahaan, organisasi dalam beroperasi. Pemilihan publik mana yang akan menjadi sasaran bergantung pada tujuan kampanye yang akan dilakukan.
2.7.5. Media Kampanye
Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya. Cukup banyak alat sebagai media untuk keperluan kampanye Public Relations. Menurut Rosady Ruslan banyak sekali media yang secara khusus
34 digunakan untuk keperluan kampanye Public Relations dan media tersebut dapat digolongkan atau dikelompokkan sebagai berikut49: 1. Media Umum Media umum meliputi: surat menyurat, telepon, facsimile, internet dan telegraf. 2. Media Massa Media massa meliputi: media cetak, surat kabar, majalah, tabloid, buletine dan media elektronika yaitu: televisi, radio dan film. Sifat media massa ini mempunyai efek serempak dan cepat (stimully effect) dan mampu mencapai pembaca dalam jumlah besar dan tersebar luas diberbagai tempat secara bersamaan. 3. Media Khusus Media khusus seperti iklan (advertaising), logo dan nama perusahaan atau produk yang merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersial yang efektif. 4. Media Internal Media internal yaitu media yang digunakan untuk kalangan terbatas dan non komersial serta lazim digunakan dalam aktivitas Public Relations, media ini meliputi: a). House Journal, seperti: in house magazine, company profile, annual report, prospectus, bulletine dan tabloid.
49
Ibid, hal. 29
35 b). Printed Material, seperti barang cetakan untuk publikasi dan promosi berupa booklet, pamplet, leaflets, kop surat, kartu nama, memo dan kalender. c). Spoken and visual Words, seperti: audio visual, video record, tape record, slide film, broad casting media, perlengkapan radio dan televisi. d). Media pertemuan, seperti seminar, rapat, presentasi, diskusi, pameran, acara khusus (special event), sponsorship dan gathering meet. Menurut Frank Jefkins bahwa media dan teknik Publik relations sangat bervariasi dan berbeda dengan media yang digunakan sesuai dengan jenis khalayak yang hendak dituju. Kampanye Public Relations sangat berbeda dengan kampanye periklanan, maka media yang digunakan pun berbeda sesuai dengan tujuan dan khalayak yang hendak diraih. Adapun kharakteristik media Publik Relations meliputi50: 1. Kampanye Public Relations menggunakan berbagai jenis media baik media massa, media cetak, audio visual, radio, televisi, pameran, printed material, sponsored book, direct mail, spoken word, sponsorship, house journal, house style dan media Public Relations lainnya. 2. Praktisi Public Relations berhubungan erat dengan para editor, jurnal serta para produser TV dan radio.
50
Ibid, Hal. 27
36 3. Kolom dan artikel Public Relations tidak harus membayar, sebab pemutaran dan penyiaran suatu materi Public Relations tidak bisa disamakan dengan iklan gratis dan nilainya tidak bisa dihitung begitu saja dengan uang. 4. Program-Pogram Public Relations secara umum menggunakan media yang lebih luas jika dibandingkan dengan iklan. Meskipun demikian, tidak semua media cocok, untuk menyampaikan program-program dan kampanye Public Relations. 5. Peranan media khusus seperti bulletine atau sekedar majalah dinding sangat penting bagi kampanye Public Relations terutama apabila perusahaan atau organisasi tersebut tidak memiliki anggaran untuk biaya pemakaian media komersial. Media merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menginformasikan program-program kampanye yang dilakukan oleh seorang praktisi Public Relations untuk itu kepiawaian serta kejelian dalam menentukan media yang akan digunakan akan dampak langsung pada berhasil atau tidaknya sebuah program kampanye public relations. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media kampanye diantaranya: jangkauan media, tipe dan ukuran besarnya khalayak, biaya, waktu, dan tujuan serta objek kampanye.51
51
Antar Venus, Opcit, hal. 90
37 2.8.
Efektivitas Kampanye
Sebelumnya sudah disinggung, dalam kampanye tidak terlepas dari komunikasi yang bersifat membujuk (persuasif) dan mendidik (edukatif), yaitu berupaya untuk mengubah perilaku, sikap bertindak, tanggapan, persepsi, hingga membentuk opini publik yang positif dan mendukung atau yang menguntungkan baik dari segi citra dan sebagainya. Efektifitas kampanye dapat dilihat apabila kampanye tersebut telah berhasil menjangkau khalayak sasaran, sebagian khalayak sasaran mengalami perubahan baik pada aspek pengetahuan, sikap atau keterampilan kearah yang diharapkan pelaksana kampanye, sebagian khalayak tersebut juga berubah prilakunya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pengertian efektifitas kampanye disini yaitu efektifitas dalam komunikasikomunikasi yang efektif, yaitu bagaimana antara penyebar (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan) dapat menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan (efek). Perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektifitas.52 Komunikasi yang dilakukan senantiasa mendambakan efek yang positif atau efektivitas. Komunikasi yang tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek merupakan salah satu unsur komunikasi. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan/khalayak) sebagai akibat pesan yang diterimanya baik langsung maupun melalui media massa. Jika 52
Rosady Ruslan, Opcit, hal. 20
38 perubahan itu sesuai dengan keingginan komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif.53 Pemahaman penulis tentang pengertian diatas bahwa komunikasi adalah interaksi antar manusia yang bertujuan untuk menumbuhkan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dengan komunikan (penerima pesan). Apabila terjadi suatu pengertian yang sama di antara kedua belah pihak tentang suatu pesan, khususnya pesan (efek) yang disampaikan komunikator. Dengan kata lain dapat dikatakan adanya perubahan yang sesuai dengan keinginan komunikator maka perubahan tersebut yang disebut efektivitas. Proses dalam komunikasi merupakan interaksi antar manusia yang bertujuan untuk menumbuhkan suatu pengertian antara komunikasi (penyebar pesan) dengan komunikan (penerima pesan). Jadi, komunikasi yang efektif terjadi bila antara komunikator dengan komunikan saling tercipta suatu pengertian yang sama tentang pesan yang disampaikan tersebut. Sedangkan proses kampanye komunikasi tersebut, antara lain penyebaran informasi, pengetahuan, atau ide untuk membangun atau untuk menciptakan kesadaran dan pengertian melalui tehnik komunikasi. Sedangkan bentuk dan komunikasi dalam melakukan kampanye sebagai berikut: 1. komunikasi antar personal 2. komunikasi antar kelompok 3. komunikasi massa 4. komunikasi melalui media massa dan nirmassa.54
53 54
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi,Opcit, hal. 9 Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, Opcit, hal 68
39 Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model komunikasi Harold D. Lasswell yang berbunyi, Who, Says what, In which channel, to whom, with what effect.55 Komponen-komponen komunikasi tersebut diatas kalau dijabarkan unsurunsur utamanya sebagai berikut: 1. Who says (siapa mengatakan) Disini sebagai komunikator, mau tidak mau Public Relations officer harus mampu menjelaskan atau menyampaikan sesuatu kegiatan atau aktivitas dan program kerja kepada publiknya, sekaligus ia bertindak sebagai mediator untuk mewakili lembaga atau organisasi terhadap publik dan sebagainya. 2. Says what (mengatakan apa) Pesan atau message merupakan sesuatu yang perlu disampaikan kepada penerima melalui teknik kampanye tertentu berupa ide, gagasan, informasi, aktivitas, atau kegiatan tertentu yang dipublikasikan atau dipromosikan untuk diketahui, dipahami, dan dimengerti yang sekaligus diterima oleh publiknya. 3. In which channel ( melalui saluran apa) Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya, cukup banyak alat sebagai media untuk keperluan kampanye atau komunikasi, there are a large number of communication tools which can be used in public relations campaign, antara lain media yang khusus untuk keperluan PR campaign.
55
Ibid, hal. 28
40 4. To whom (kepada siapa) Seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/institusi yang menjadi sasaran penerima pesan. 5. With what effect ( dengan efek apa) Efek atau dampak merupakan respon atau reaksi setelah proses komunikasi tersebut berlangsung yang bisa menimbulkan umpan balik atau feedback berbentuk positif atau sebaliknya negatif. Secara umum, akibat atau hasil komunikasi ini dapat mencakup tiga aspek sebagai berikut: 1. Aspek Kognitif, menyangkut kesadaran dan pengetahuan. Terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek
ini
berkaitan
dengan
transmisi
pengetahuan,
keterampilan,
kepercayaan atau informasi. Misalnya: menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu atau kenal. 2. Aspek Afektif, menyangkut sikap atau perasaan/emosi. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap dan nilai. Misalnya: sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan menyukai. 3. Aspek Konatif, menyangkut prilaku/tindakan. Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau prilaku seseorang, misalnya: bereaksi untuk memukul, menghancurkan, menerima, menolak, membeli, dan sebgainya. Konatif merupakan efek untuk mengerakkan seseorang secara
41 aktif untuk melakukan tindakan atau berprilaku atas suatu reaksi yang sedang dihadapinya. Dalam penelitian ini penulis membatasi efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya hanya sampai dengan efek kognitif yaitu menyangkut pengetahuan, kesadaran serta pemahaman pelajar SMK Binakarya Mandiri terhadap pesan kampanye. Model komunikasi ini menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan (komunikator) pasti mempunyai suatu keingginan untuk mempengaruhi pihak penerima (komunikan), karenanya komunikasi harus dipandang sebagai upaya persuasi. Setiap upaya penyampaian pesan dianggap akan menghasilkan akibat baik positif ataupun negatif56. Dengan demikian efektivitas program kampanye disini dilihat dari tataran komunikasi yang dalam hal ini komunikasi kampanye. Dengan mengetahui efektifitas komunikasi dari kegiatan kampanye ini diharapkan dapat mengetahui sejauhmana kegiatan ini berhasil mencapai tujuan dan hasil penelitian tersebut bisa dijadikan bahan acuan untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya
56
Sasa Djuarsa, Opcit, hal 3.9
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah Deskriptif evaluatif. Deskriptif evaluatif adalah meneliti secara deskriptif atas suatu objek penelitian, dan sering kali dilakukan dalam meneliti masalah-masalah sosial, melihat dan meneliti pelaksanaan suatu program, mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan program tersebut.57 Suchman mendefinisikan penelitian Deskriptif evaluasi sebagai penentuan (apakah berdasarkan opini, catatan, data subjektif, atau objektif) hasil (apakah baik, atau tidak baik, sementara atau permanen, segera ataupun ditunda) yang diperoleh dengan beberapa kegiatan (suatu program, sebagian dari program, dan sebagainya) yang dibuat untuk memperoleh suatu tujuan tentang nilai dan performance.58 Alasan penulis menggunakan tipe penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan suatu kampanye adalah sangat tepat jika menggunakan tipe penelitian ini.
3.2.
Metode Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode
57 58
Masri, Singarimbun dan soffian Efendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3Es, 1989, hal. 5 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalian Indonesia, Jakarta, 2003, hal. 91
42
43 survei. Pendekatan kuantitatif adalah riset yang mengambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.59 Sedangkan metode penelitian survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.60 Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan, dengan survei, peneliti hendaknya mengambarkan kharakteristik tertentu dari suatu populasi, apakah berkenaan dengan sikap, tingkah laku, ataupun aspek sosial lainnya.61
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi merupakan “keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai-nilai, peristiwa-
59
Rachmat Kriyantoro, Tehnik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Penerbit: Kencana, 2006, hal. 57 Ibid, hal, 60 61 Bambang, Setiawan dan Akhmad Muntaha, Metode Penelitian Sosial, Universitas Terbuka, 2000, hal. 10 60
44 peristiwa dan benda-benda sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian”.62 Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut unit analisis atau elemen populasi.63 Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 130 orang responden.64
3.3.2. Teknik Penarikan Sampel
Berdasarkan populasi yang ada, sampel dalam penelitian ini adalah pelajar SMK Binakarya Mandiri yang berjumlah 130 responden. Menurut Djalaluddin Rachmat sampel adalah “ sebagian dari objek penelitian populasi yang dipelajari dan diamati.65 Tehnik penarikan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan total sampling, maksudnya adalah sampel diambil dari keseluruhan populasi yang ada.66 Alasan menggunakan total sampling adalah dikarenakan jumlah populasinya berjumlah 130 responden sehingga keseluruhan populasi tersebut dijadikan sampel pada penelitian ini.
62
Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal. 114 M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta, PT. Ghalian Indonesia, 2002)hal. 58 64 Agi, Instruktur Program Safety Riding Polda Metro Jaya 65 Jalaluddin Rachmat, Opcit, hal. 78 66 M. Suparmoko, Metode Penelitian Praktis, Yogyakarta, BPFE, 1998, hal. 20 63
45 3.4
Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Data primer
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai data primer. Data yang diperoleh dari responden individual melalui kuesioner dengan menyebarkan daftar pertanyaan mengenai objek penelitian dengan jenis pertanyaan tertutup yang pilihan jawabannya sudah ditentukan.
b. Data Sekunder
Data sekunder dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mengadakan pengumpulan, pencarian dan penelaah data-data yang terkait dengan penelitian terhadap buku-buku, majalah-majalah, literature-literatur, booklet, dan referensi tertulis lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
3.5
Definisi Dan Operasionalisasi Konsep
3.5.1
Definisi Konsep
Untuk lebih memahami dalam menafsirkan data-data yang ada dalam penelitian ini, oleh karena itu ada beberapa definisi konsep yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
46 1. Efektivitas
Efektivitas tersebut adalah efektivitas dalam komunikasi. Yang mana komunikasi yang efektif adalah bagaimana penyebar pesan (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan) dapat menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan (efek). Perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektivitas.
2. Kampanye Public Relations
Kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.
3. Efektifitas Kampanye
Efektivitas
kampanye
adalah
sumber
atau
penyebaran
pesan
(komunikator) dapat mempengaruhi orang lain dengan daya tarik yang komunikatif dengan tujuan menciptakan perubahan atau perbaikan yang baik kepada penerima pesan (komunikan).
47 3.5.2
Operasionalisasi Konsep
Tahap operasionalisasi konsep dari variabel-variabel diatas adalah:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep Variabel
Dimensi 1. Komunikator
Indikator - Keterpercayaan komunikator
Skala
- Keahlian komunikator - Daya tarik komunikator - Sosiabilitas komunikator
2. Pesan
- Pesan harus menarik perhatian - jelas atau tidak jelasnya pesan kampanye - pesan mudah dipahami oleh
Efektivitas
komunikan
Komunikasi Kampanye
Sangat setuju setuju ragu-ragu
3. Media.
- Ketepatan media kampanye yang digunakan
4. Komunikan
- Khalayak sasarannya adalah masyarakat sekitar atau tertentu
5. Efek kognitif - Menyangkut pengetahuan - Menyangkut kesadaran - Menyangkut Pemahaman
Tidak setuju Sangat tidak setuju
48 3.6.
Teknik Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.67 Pengelolaan data dan analisis data dilakukan melalui: 1. Menyederhanakan data dalam bentuk tabel terlebih dahulu dengan membuat codeing sheet. 2. Setiap item pertanyaan jumlah skornya dikalikan dengan jumlah responden yang memilih skor tersebut.68 3. Setelah setiap skor selesai dikalikan, maka hasil perkalian tersebut dijumlahkan seluruhnya. 4. Untuk mencari nilai tertinggi dan terendah setiap item pertanyaan dilakukan dengan penghitungan: Jumlah skor tertinggi x jumlah responden Jumlah skor terendah x jumlah responden
5. Untuk mendapatkan hasil dalam bentuk persentase, maka: Jumlah skor hasil pengumpulan data X 100% (skor tertinggi x jumlah responden) Pada penelitian ini penulis menggunakan skala likert, skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu objek sikap. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesefik dan sistematik oleh peneliti.
67 68
Masri Singarimbun, Opcit, hal. 263 Ridwan, Statistika untuk Lembaga dan Instansi, Alfabeta, hal. 28-29
49 Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert dan biasanya memiliki 5 atau 7 kategori dari ”sangat setuju” sampai ”sangat tidak setuju”.69 Adapun analisa kuesioner dilakukan dengan memberikan nilai dari hasil jawaban berdasarkan skala likert dengan bobot nilai sebagai berikut: No.
Jawaban
Bobot nilai
1.
Sangat Setuju
5
2.
Setuju
4
3.
Ragu-ragu
3
4.
Tidak Setuju
2
5.
Sangat Tidak Setuju
1
Maka akan didapatkan hasil dalam bentuk presentase ”criteria interpretasi skor” sebagai berikut:70 Angka 0% - 20%
: Sangat Tidak Efektif
(skor = 1)
Angka 21% - 40%
: Tidak Efektif
(skor = 2)
Angka 41% - 60%
: Cukup Efektif
(skor = 3)
Angka 61% - 80%
: Efektif
(skor = 4)
Angka 81% - 100%
: Sangat Efektif
(skor = 5)
Dengan demikian akan diketahui skor pendapat responden terhadap setiap pertanyaan
yang diajukan berkaitan dengan Efektivitas Komunikasi
Kampanye ”Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk
69 70
Rachmat Kriyantono, Opcit, hal 134 Ridwan, Opcit, hal. 28-29
50 Meningkatkan Pengetahuan (studi pada pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi). 6. Untuk menentukan letak skor responden yang diperoleh, maka dapat digunakan rumus Quartil dalam Likert Summanting Rating (LSR).71 Batas Bawah (B) =jumlah responden x skor terendah (1) x jumlah pertanyaan Batas Atas (A)
=jumlah responden x skor tertinggi (5) x jumlah pertanyaan
Range (A – B) atau n = (A - B) Quartil 1 (Q1) B + n 4 Quartil 2 (Q2) B + n 2 Quartil 3 (Q3) B + n.3 4 Apabila total skor dari data lapangan (responden) berada antara:
71
B s/d Q1
: maka sikap sangat negatif
>Q1 s/d < Q2
: maka sikap negatif
> Q2 s/d < Q3
: maka sikap positif
> Q3
: maka sangat positif
Rachmat kriyantono, Opcit, hal. 134
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Sejarah Polda Metro Jaya Cikal bakal berdirinya Kepolisian Jakarta adalah Kepolisian yang dibentuk oleh bangsa Belanda sejak kependudukannya jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya pembentukan Kepolisian kota Jakarta setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik indonesia tahun 1945 belum sepenuhnya dapat dilaksanakan, sehingga Kepolisian Kota Jakarta masih melanjutkan Kepolisian yang dibentuk pada masa penduduk jepang. Kepolisian pada masa kependudukan Belanda disebut HOOFDBUREAU VAN POLITIE BATAVIA atau Kantor Besar Kepolisian Jakarta yang terletak di Jl. Museum dan berdampingan dengan lapangan IKADA Jakarta yang sekarang sudah berubah menjadi Taman Monas Jakarta. Pada masa awal Kemerdekaan (1945) yaitu pada saat Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta Memploklamasikan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, maka pada sidang hari kedua Panitia Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (PPKI) menetapkan tanggal 29 September 1945, Pemerintahan Republik Indonesia
mengangkat
Komisaris
Polisi
TK
I Raden
Said
Soekanto
Tjokrodiatmodjo, menjadi Kepala Djawatan Kepolisian Negara Mantan Pimpinan / Direktur Sekolah Negara Republik Indonesia di Sukabumi.
51
52 Sebelum penyerangan kedaulatan atas Republik Indonesia (1945-1950) kepada Bangsa Indonesia melalui penandatanganan naskah perjanjian antara M. Hatta cs dengan Ratu Juliana di Belanda tanggal 27 Desember 1949, badan-badan Kepolisian sudah berangsur-angsur diserah-terimakan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia dan pada tanggal 6 Desember 1949 Kepala kepolisian Negara membentuk Kepolisian Komisariat Jaya dan mengangkat Komisaris Besar Polisi TK I Anting Natadikususmah sebagai Kepala Kantor Polisi Komisariat Jaya berkantor di Jl. Medan Merdeka Barat. Peristiwa ini merupakan tonggak sejarah lahirnya Kepolisian Daerah Jakarta Raya dan sekitarnya (Polda Metro Jaya saat ini ). Sejalan dengan perencanaan tata kota Jakarta dimana Taman Monas Jakarta akan dijadikan paru-paru kota Jakarta, maka pada saat Kepala Polisi Komisariat Jaya Bridjen Polisi M. Suhud tahun 1963 Kantor Polisi Komisariat Jaya pindah ke Jl. Sudirman no.55 Jakarta Selatan. Menjelang Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Negara Republik Indonesia, dibentuk kepolisian di Jkarta dengan nama Kantor Polisi Komisariat Jaya (KAPEKOM JAYA). Kemudian tahun 1965 pada saat Kepala Kantor Komisariat Jaya dijabat Brigjen Polisi Raden Mas Sawarno Tjokrodiningrat, Kantor Polisi Komisariat Jaya berganti nama menjadi Komando daerah Kepolisian VII Jaya (KOMDAK VII JAYA). Pada tahun 1967 terjadi pergantian nama dari Komando Daerah Kepolisian VII Jaya (KOMDAK VII JAYA) menjadi Komando Daerah Kepolisian Metro Jaya (KOMDAK METRO JAYA), menyusul setelah gubernur
53 Ali Sadikin menyatakan kota Jakarta sebagai kota metropolitan, setelah itu berubah menjadi KOMDAK METRO JAYA. Selanjutnya pada saat Mayjen Pol. Drs. Widodo Budidarmo menjadi Kadapol Metro Jaya pada tahun 1970 nama Komdak Metro Jaya berubah menjadi Daerah Kepolisian Metro Jaya sampai tahun 1979 , tahun 1980 sampai dengan sekarang Daerah Kepolisian Metro Jaya berubah embali menjadi Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya).
4.2
Visi dan Misi Polda Metro Jaya
4.2.1
Visi Polda Metro Jaya
“Perlindungan dan pelayanan masyarakat yang maksimal melalui pengelolaan masalah-masalah dan pengelolaan kepolisian yang terprogram dan sistematis.”
4.2.2
Misi Polda Metro Jaya
1. Melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat dari gangguan fisik maupun psikis. 2. Terus menjadi lebih baik dalam menjawab perubahan sosial. 3. Menekan gangguan Kamtibnas secara preemtif, preventif dan penegakkan hukum. 4. Menjadikan Jakarta sebagai pintu gerbang Indonesia yang aman dan tertib dimata Internasional.
54 5. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat sesuai norma masyarakat demokratis. 6. Menegakkan hukum secara cepat, profesioanal dan proposional. 7. Mengelola SDM secara profesioanl. 8. Mengelola sarana dan
prasarana untuk
mendukung kegiatan
operasional. 9. Pengelolaan sistem yang utuh dan sinergis. 10. Menjadikan masyarakat sebgai mitra polisi.
4.3
Struktur Organisasi Polda Metro Jaya.
Berdasarkan Keputusan Kapolri No. Pol. Kep/54/X/2002. tertanggal 17 Oktober 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Polda Metro Jaya, maka: 1. Organisasi Polda Metro Jaya disusun dalam dua tingkat: a. Markas Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metropolitan Jakarta Raya disingkat Mapolda Metro Jaya. b. Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort, disingkat Polres. 2. Susunan organisasi Mapolda Metro Jaya terdiri dari: a. Unsur pimpinan 1. Kepala Polda Metro Jaya (Kapolda Metro Jaya) 2. Wakil Kepala Polda Metro Jaya (Wakapolda Metro Jaya) b. Unsur pembantu pimpinan / pelaksana staf 1. Inspektor pengawas umum daerah (Itwasda) 2. Biro rencana dan pengembangan (Rorenbag)
55 3. Biro operasi (Roops) 4. Biro pembinaan kemitraan (Robinamitra) 5. Biro personil (Ropers) 6. Biro Logistik (Rolog) c. Unsur pelaksana staf khusus / pendidikan pelayanan 1. Bidang Humas (Bidhumas) 2. Bidang Pembinaan Hukum (Bidbinkum) 3. Bidang Pertanggung Jawab Profesi dan Pengamanan Internal (Bidpropam) 4. Bidang Telekomunikasi dan Informasi (Bidtelematika) 5. Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) 6. Bidang Keuangan (Bidku) 7. Sekolah Polisi Negara (SPN) 8. Sekretariat Umum (Setum) 9. Datasemen Markas (Denma) d. Unsur Pelaksanaan Umum 1. Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) 2. Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam) 3. Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) 4. Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrmsus) 5. Direktorat Reserse Narkotika dan Obat Berbahaya (Ditnarkoba) 6. Direktorat samapta (Sitsamapta) 7. Direktorat Pengamanan Objek Vital (Ditpamobvit)
56 8. Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) 9. Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpolair) 10. Satuan Brigade Mobil (Satbrimob)
4.4
Ditlantas Polda Metro Jaya
Ditlantas Polda Metro Jaya merupakan unsur pelaksanaan umum Polda Metro Jaya yang memiliki peranan sebagai penegak hukum harus menjaga agar ketentuan berlaku bisa berjalan dengan semestinya, dan masyarakat sebagai pengguna jalan harus secara sadar mengikuti hukum dan norma yang berlaku dijalan Raya.
4.4.1
Visi dan Misi Ditlantas Polda Metro Jaya
4.4.1.1 Visi Ditlantas Polda Metro Jaya: “ Polantas polda Metropolitan Jakarta Raya yang profesioanl, modern dan bermoral yang mampu melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat selalu penegak hukum dalam mewujudkan supremasi hukum dan HAM serta memelihara Kamtibcar lantas untuk menjamin keselamatan Lalu Lintas di jalan”.
4.4.1.2 Misi Ditlantas Polda Metro Jaya 1. Melaksanakan bimbingan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas.
57 2. Melaksanakan penegakkan hukum secara profesioanl, modern dan bermoral untuk mewujudkan supremasi hukum dan HAM. 3. Memelihara situasi dan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas melalui penggelaran personil dengan skala prioritas untuk menjamin keselamatan lalu lintas di jalan. 4. Melaksanakan konsolidasi satuan lalu lintas sebagai upaya pemahaman visi dan misi polisi lalu lintas.
4.5
Struktur Organisasi Ditlantas Polda Metro Jaya
Berdasarkan Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/07/I/2005, struktur organisasi Ditlantas Polda Metro Jaya adalah sebagai berikut: a. Unsur Pimpinan : 1. Direktur Lalu Lintas (Dirlantas ) Polda Metro Jaya 2. Wakil Direktur lalu Lintas (Wadirlantas) b. Unsur Pembantu Pimpinan: Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Administrasi (Kasubbag Renmin). c. Unsur Pelaksanaan Umum: 1. Kasubdit Regident
: - Kasi SIM - Kasi STNK - Kasi BPKB
2. Kasubit Dikyasa
: - Kasi Dikmas - Kasi Prasja - Kasi Sarang
58 3. Kasubdit Gakkum
: - Kasi Laka - Kasi Gar - Kasi Patroli
4. Kasat Patwal Wakasat : - Kanit I - Kanit II - Kanit III - Kanit IV - PS. Kanit V 5. Kasat Gatur
: - Kanit I - Kanit II - Kanit III
6. Kasat PJR Wakasat
: - Kanit I - Kanit II - Kanit III - Kanit IV
4.6
Tugas dan fungsi Ditlantas Polda Metro Jaya
Berdasarkan Keputusan Kapolri No. 54/X/2002 tugas dari Direktorat lalu Lintas adalah : Menyelenggarakan dan membina fungsi lalu lintas kepolisian yang meliputi penjagaan, pengaturan, pengawasan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor, penyidikan kecalakaan lalu lintas dan penegak hukum dalam bidang lalu lintas, guna memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas,
59 sehingga tujuan utama dari fungsi teknis Ditlantas polda Metro Jaya adalah memelihara keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.
4.6.1
Program Kampanye Safety Riding
Safety Riding merupakan kegiatan untuk keselamatan berkendara. Kegiatan ini mencakup pada kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan mengemudi, kiat-kiat aman berkendara. Keterampilan dan keahlian berkendara yang dilatihkan dan diselenggarakan oleh polisi yang bekerjasama dengan sektor bisnis, media, LSM, yang ditujukan baik dari tingkat pelajar, masyarakat umum, pengemudi angkutan umum atau siapa saja yang peduli terhadap masalah keselamatan berkendara. Dan bertujuan meningkatkan kemampuan serta kesadaran berlalu lintas, serta untuk keselamatan. Implementasi dari safety riding dapat melalui kegiatan: touring, pendidikan dan pelatihan berkendara, sepeda motor laju kiri dan menyalakan lampu siang hari dan sebagainya. Maksud
dari
program
ini
adalah
program
keselamatan
mengendarai atau berkendara aman dijalan raya bekerjasama dengan stakeholders dalam menanggani masalah keselamatan lalu lintas. Adapun tujuannya adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kemampuan mengendarai kendaraan bermotor dan peningkatan pengetahuan berlalu lintas.
60 1. Materi yang diberikan: a. Masalah Lalu lintas (laka, langgar, macet) b. Infrastruktur jalan c. Sistem yang mendukung d. Keterampilan pengemudi. e. Pencegahan. f. Kerjasama 2. Sub Maeri: a. Masalah Lalu lintas 1. Data laka, langgar, kemacetan. 2. Faktor yang mempengaruhi: a. Manusia b. Infrastruktur c. Keterampilan Mengemudi d. Alam e. Sistem-sistem
yang
penataan/pengaturan lalu lintas b. Infrastruktur jalan 1. Jalan 2. Marka 3. Rambu 4. Halte
berkaitan
dengan
61 c. Sistem yang mendukung 1. Kontrol petugas 2. Transparansi 3. Tata ruang d. Keterampilan mengemudi 1. Tehnik mengemudi R2 dan R4 2. Sekolah Mengemudi 3. Etika berlalu lintas 4. Aturan-aturan hukum 5. Sepeda motor lajur kiri dan menyalakan lampu siang hari. Bentuk kegiatan dari program Safety Riding meliputi: 1. Rapat koordinasi 2. Seminar/Simposium/ diskusi 3. Tatap muka 4. Talk show 5. Penyuluhan tertib lalu lintas 6. Touring 7. Kampanye keliling Sedangkan materi yang disampaikan oleh instruktur berkaitan dengan bagaimana berkendara yang baik dan aman dijalan raya seperti persiapan sebelum berkendara meliputi melakukan pengecekan roda, bahan bakar, oli, rantai, mesin, rem depan dan belakang, aki, mur dan baut yang kondisinya kendor) serta materi untuk sikap/duduk mengemudi yang
62 benar meliputi: pandangan fokus kedepan, posisi duduk, posisi bahu, posisi dengkul (tidak boleh pada saat kita mengendarai posisi dengkul kita tidak boleh terbuka itu dikarenakan jika posisi dengkul kita terbuka maka kendaraan akan mudah lari/goyang), posisi lengan (posisi lengan pada saat mengendarai harus terbuka, berfungsi agar si pengendara apabila melakukan tikungan akan lebih nyaman), posisi kaki (tidak boleh keluar dari bustep/pijakan rem, fungsinya apabila ada sesuatu yang mendadak si pengendara kan lebih mudah melakukan pengereman secara tiba-tiba), posisi pergelangan, dan materi praktek seperti jembatan sempit (narrow brige), sllalom (zigzag), pengereman mendadak, dan cara lingkaran. Semua itu berfungsi untuk melatih pengendara bagaimana menghadapi jalan rusak dan berlubang serta melakukan tikungan dengan cara yang baik dan sempurna dan bagaimana cara pengereman yang sempurna.72
4.6.2
SMK Binakarya Mandiri
SMK binakarya mandiri yang berlokasi di Jln. Kenari Pintu 2 No. 25 Pondok hijau pemai, pengasinan, rawalumbu kota Bekasi – 17115. Adapun visi : “ Membangun generasi mandiri dan masyarakat madani yang berhati nurani”. Sedangkan misi nya adalah: 1. Melaksanakan efektifitas proses pembelajaran danbimbingan melalui konsep belajar tuntas dan pendidikan berbasis kompetensi. 72
Agi Ergin, Koordinator Instruktur Program Safety Riding
63 2. Menumbuhkan sikap mandiri, disiplin, kreatif, inovatif, dan produktif dengan penguasaan life skill. 3. Mengupayakan sekolah sebagai wahana dan awadah pengembangan kreatifitas, bakat dan minta dengan orientasi prestasi melalui program ekstra kulikuler. 4.
Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh komunitas warga sekolah dan masyarakat serta instansi terkait.
4.7
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebagai bahan utama untuk melihat tingkat keefektifan komunikasi kampanye “program Safety Riding”
Polantas Polda
Metro Jaya untuk meningkatkan pengetahuan (studi pada pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi). Dalam Bab IV, penulis memaparkan hasil penelitian dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh penulis dengan menyebaran kuesioner kepada sampel yaitu pelajar SMK binakarya mandiri sebanyak 130 orang responden. Secara berurutan akan dibahas efektivitas komunikasi kampanye ”program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk meningkatkan pengetahuan (studi pada pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi) yang telah dijawab oleh para responden.
64 4.7.1
Identitas Responden. Tabel 4.7.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No.
Jenis Kelamin
f
%
1.
Laki-Laki
105
81
2.
Perempuan
25
19
Total
130
100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebanyak 105 orang (81%) responden berjenis kelamin laki-laki dan 25 orang (19%) berjenis kelamin perempuan. Hal tersebut dikarenakan jumlah pelajar SMK binakarya mandiri lebih banyak siswa laki-laki bila dibandingkan dengan siswi perempuan. Tabel 4.7.1.2 Karakteristik responden berdasarkan usia No.
Usia
f
%
1.
15 tahun
4
3
2.
16 tahun
15
11
3.
17 tahun
58
45
4.
18 tahun
51
39
5.
20 tahun
2
2
Total
130
100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dikatahui pelajar yang mengikuti program safety riding berusia 15 tahun sebanyak 4 orang (3%) reponden dan berusia 16 tahun
65 sebanyak 15 orang (11%) responden sedangkan usia 17 tahun sebanyak 58 orang (45%) responden kemudian yang berusia 18 tahun sebanyak 51 orang (39%) reponden dan ada juga yang berusia 20 tahun sebanyak 2 orang (2%) reponden.
Tabel 4.7.1.3 Karakteristik responden berdasarkan kelas No.
Kelas
f
%
1.
Kelas I
9
7
2.
Kelas II
52
40
3.
Kelas III
69
53
Total
130
100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh keterangan bahwa sebanyak 130 orang yang mengikuti program safety riding reponden yang paling banyak mengikuti program tersebut adalah kelas III sebanyak 69 orang (53%) reponden sedangkan yang paling sedikit adalah kelas I sebanyak 9 orang (7%) reponden dan sisanya adalah kelas II sebanyak 52 orang (40%) responden.
4.7.2
Efektivitas Komunikasi Kampanye ”Program Safety Riding” untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi)
4.7.2.1 Komunikator (pelaku kampanye) Untuk awal efektivitas dalam penelitian ini dapat dilihat
66 terlebih dahulu dari komunikator (pelaku kampanye) dimana kredibilitas komunikator amat penting peranannya didalam menyampaikan
pesan
kampanye
agar
pesan-pesan
yang
disampaikannya didengarkan dan diterima oleh responden, yang jawabannya meliputi sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Perhitungan skor untuk menentukan pada posisi sangat setuju/setuju/ragu-ragu/tidak setuju/sangat tidak setuju, didapat dengan membagi jumlah skor dengan skor tertinggi, yaitu 5x130 responden = 650. Adapun hasil penelitian akan dilihat pada tabel-tabel frekuensi di bawah ini: Tabel 4.7.2.1.1 Komunikator adalah sumber informasi yang dapat dipercaya No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
44
34
220
2.
Setuju
70
54
280
3.
Ragu-Ragu
15
11
45
4.
Tidak Setuju
1
1
2
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
547
Sumber : pertanyaan No. 1 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 44 orang (34%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa komunikator (penyampai pesan) kampanye safety riding yang dilakukan pihak kepolisian adalah sumber
67 informasi yang dapat dipercaya, selanjutnya 70 orang (54%) responden menyatakan setuju, lalu 15 orang (11%) responden menyatakan ragu-ragu, dan 1 orang (1%) responden menyatakan tidak setuju. Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden menyatakan setuju dikarenakan materi yang disampaikan didalam program safety riding tersebut berkenaan mengenai dengan masalah lalu lintas (data laka, langgar dan kemacetan), selain itu juga berkaitan dengan infrastruktur jalan (kondisi jalanan, rambu-rambu lalu lintas serta pasal-pasalnya),
dan keterampilan
mengemudi (etika berlalu lintas, aturan-aturan hukum serta perlengkapan berkendara (sarung tangan, helm) dan perlengkapan kendaraan (spion, plat nomor, lampu depan dan belakang, sen depan dan belakang). Dan materi tersebut langsung bersumber dari pihak kepolisian Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan Semua itu yang memiliki kewenangan dan otoritas penuh didalam memberikan materi penyuluhan safety riding langsung dari pihak kepolisian lalu lintas Polda Metro Jaya yaitu AKP Erna, Briptu Mulyadi dan Briptu Edy. Jadi interpretasi skornya adalah : (547/650) x 100% = 84.1% berada pada posisi Sangat Setuju (81% - 100%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
60% ragu-ragu
80% 84,1% setuju
sangat setuju
100%
68 Tabel 4.7.2.1.2 Instruktur adalah sumber informasi yang dapat dipercaya No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
49
38
245
2.
Setuju
67
51
268
3.
Ragu-Ragu
12
9
36
4.
Tidak Setuju
2
2
4
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
553
Sumber: Pertanyaan No. 2 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 49 orang (38%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa instruktur didalam memberikan materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar adalah sumber informasi yang dapat dipercaya, selanjutnya 67 orang (51%) responden menyatakan setuju, kemudian 12 orang (9%) responden menyatakan ragu-ragu, dan 2 orang (2%) responden menyatakan tidak setuju. Berdasarkan data
diatas, kebanyakan responden menyatakan setuju
bahwa instruktur adalah orang yang dapat dipercaya, karena instruktur yang diturunkan kelapangan berada dibawah naungan jajaran Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan instruktur juga telah memiliki sertifikat pelatihan instruktur yang telah dikeluarkan oleh Mabak 2.73
73
Agi Ergin, Koordinator Instruktur Safety Riding
69 Jadi interpretasi skornya adalah : (553/650) x 100% = 85,07% berada pada posisi Sangat Setuju (81% - 100%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
40%
Sangat tidak setuju tidak setuju
60%
ragu-ragu
80%
setuju
85,07%
100%
sangat setuju
Tabel 4.7.2.1.3 Komunikator memiliki keahlian di bidangnya No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
41
32
205
2.
Setuju
72
55
288
3.
Ragu-Ragu
14
11
42
4.
Tidak Setuju
3
2
6
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
541
Sumber: Pertanyaan No. 3 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 41 orang (32%) reponden menyatakan
mereka
sangat
setuju
bahwa
komunikator
didalam
menyampaikan materi kampanye safety riding yang dilakukan pihak kepolisian memiliki keahlian dibidangnya, selanjutnya 72 orang (55%) responden menyatakan setuju, kemudian 14 orang (11%) responden menyatakan ragu-ragu, dan 3 orang (2%) responden menyatakan tidak setuju. Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden memilih setuju bahwa komunikator adalah orang yang memiliki keahlian dibidangnya itu dikarenakan materi yang disampaikan berkenaan dengan masalah lalu lintas
70 (data laka, langgar dan kemacetan), selain itu juga berkaitan dengan infrastruktur jalan (kondisi jalanan, rambu-rambu lalu lintas serta pasalpasalnya), dan keterampilan mengemudi (etika berlalu lintas, aturan-aturan hukum, perlengkapan berkendara (sarung tangan, helm) dan perlengkapan kendaraan (spion, plat nomor, lampu depan dan belakang, sen depan dan belakang) langsung dari Kepala Satuan Lalu Lintas Polda Metro Jaya yaitu AKP Erna, Briptu Mulyadi dan Briptu Edy. Jadi interpretasi skornya adalah : (541/650) x 100% = 83.2% berada pada posisi Sangat Setuju (81% - 100%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
60%
ragu-ragu
80% setuju
83.2%
100%
sangat setuju
Tabel 4.7.2.1.4 Instruktur memiliki keahlian di bidangnya No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
29
22
145
2.
Setuju
79
61
316
3.
Ragu-Ragu
18
14
54
4.
Tidak Setuju
4
3
8
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
523
Sumber : Pertanyaan No. 4 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 29 orang (22%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa instruktur didalam memberikan
71 materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar merupakan orang yang memiliki keahlian dibidangnya, selanjutnya 79 orang (61%) responden menyatakan setuju, kemudian 18 orang (14%) responden menyatakan ragu-ragu, dan 4 orang (3%) responden menyatakan tidak setuju. Berdasarkan data diatas, kebanyakan responden menyatakan mereka setuju bahwa istruktur didalam memberikan materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar adalah orang yang memiliki keahlian dibidangnya itu dikarenakan instruktur yang diturunkan kelapangan didalam program ini sudah mendapatkan pelatihan khusus mengenai safety riding yang diberikan oleh Mabak 2 (markas besar) pusatnya lalu lintas Polda Metro Jaya oleh Kombes Agus Maulana.74 Jadi interpretasi skornya adalah : (523/650) x 100% = 80.4% berada pada posisi Setuju (61% - 80%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
40%
Sangat tidak setuju tidak setuju
74
Agi Ergin, Koordinator Instruktur Safety Riding
60%
ragu-ragu
setuju
80.4% 81%
100%
sangat setuju
72 Tabel 4.7.2.1.5 Komunikator mempunyai daya tarik No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
10
8
50
2.
Setuju
65
50
260
3.
Ragu-Ragu
42
32
126
4.
Tidak Setuju
10
8
20
5.
Sangat Tidak Setuju
3
2
3
Total
130
100
459
Sumber : Pertanyaan No. 5 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 10 orang (8%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa komunikator mempunyai daya tarik fisik (penampilan yang menarik) dan daya tarik psikologis didalam menyampaikan materi/informasi kampanye safety riding yang dilakukan oleh pihak kepolisian, selanjutnya 65 orang (50%) responden menyatakan setuju, kemudian 42 orang (32%) responden menyatakan ragu-ragu, lalu 10 orang (8%) responden menyatakan tidak setuju dan 3 orang (2%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan data diatas, kebanyakan mereka menyatakan setuju bahwa komunikator (penyampai pesan) yaitu dari pihak kepolisian memiliki daya tarik fisik maupun psikologis dikarenakan AKP. Erna, Briptu Mulyadi, Briptu Edy berpenampilan rapih serta menggunakan seragam polisi sehingga dapat memberikan kesan yang baik dimata responden.
73 Jadi interpretasi skornya adalah : (459/650) x 100% = 83.2% berada pada posisi Sangat Setuju (81% - 100%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
ragu-ragu
60%
80%
setuju
83.2%
100%
sangat setuju
Tabel 4.7.2.1.6 Instruktur mempunyai daya tarik No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
9
7
45
2.
Setuju
64
49
256
3.
Ragu-Ragu
38
29
114
4.
Tidak Setuju
18
14
36
5.
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
Total
130
100
452
Sumber : Pertanyaan No. 6 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 9 orang (7%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa instruktur didalam memberikan materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar memiliki daya tarik fisik dan psikologis, selanjutnya 64 orang (49%) responden menyatakan setuju, kemudian 38 orang (29%) responden menyatakan raguragu, lalu 18 orang (14%) responden menyatakan tidak setuju dan 1 orang (1%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Jadi interpretasi skornya adalah : (452/650) x 100% = 69.5% berada pada posisi Setuju (61% - 80%), dapat dilihat seperti:
74 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
69.5%
60%
ragu-ragu
setuju
80%
100%
sangat setuju
Tabel 4.7.2.1.7 Komunikator memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
30
23
150
2.
Setuju
76
58
304
3.
Ragu-Ragu
20
15
60
4.
Tidak Setuju
2
2
4
5.
Sangat Tidak Setuju
2
2
2
Total
130
100
520
Sumber : Pertanyaan No. 7 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 30 orang (23%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa komunikator (penyampai pesan) dalam kampanye safety riding ini memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik (pandai bergaul), selanjutnya 76 orang (58%) responden menyatakan setuju, kemudian 20 orang (15%) responden menyatakan ragu-ragu, lalu 2 orang (2%) responden menyatakan tidak setuju dan 2 orang (2%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Dari data diatas, sebagai seorang polisi bertugas melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat, oleh sebab itu sebagai seorang polisi harus bersosialisasi dengan baik kepada masyarakat. Dan pihak kepolisian pun menunjukkan sikap keramahtamahan mereka pada saat menyampaikan pesan
75 kampanye tersebut. Jadi interpretasi skornya adalah : (520/650) x 100% = 80% berada pada posisi Setuju (61% - 80%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40% tidak setuju
80%
60% ragu-ragu
setuju
100%
sangat setuju
Tabel 4.7.2.1.8 Instruktur memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
22
17
110
2.
Setuju
87
67
348
3.
Ragu-Ragu
19
15
57
4.
Tidak Setuju
2
1
4
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
519
Sumber : Pertanyaan No. 8 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 22 orang (17%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa instruktur didalam memberikan materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik (pandai bergaul), selanjutnya 87 orang (67%) responden menyatakan setuju, kemudian 19 orang (15%) responden menyatakan ragu-ragu, dan 2 orang (1%) responden menyatakan tidak setuju. Jadi interpretasi skornya adalah : (519/650) x 100% = 79.8% berada pada
76 posisi Setuju (61% - 80%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40% tidak setuju
79.8% 80%
60% ragu-ragu
setuju
100%
sangat setuju
4.7.2.2 Pesan Kampanye Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari pengirim kepada khalayak. Tujuan dari kampanye hanya dapat dicapai bila khalayak memahami pesan-pesan yang ditujukan pada mereka. Disini akan dilihat apakah pesan yang disampaikan sudah efektif atau tidak efektif. Perhitungan skor untuk menentukan pada posisi sangat setuju/setuju/ragu-ragu/tidak setuju/sangat tidak setuju, didapat dengan membagi jumlah skor dengan skor tertinggi, yaitu 5x130 responden = 650. Adapun hasil penelitian akan dilihat pada tabel-tabel frekuensi di bawah ini: Tabel 4.7.2.2.1 Isi pesan menarik perhatian No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
23
18
115
2.
Setuju
69
53
276
3.
Ragu-Ragu
33
25
99
4.
Tidak Setuju
4
3
8
5.
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
Total
130
100
499
Sumber : Pertanyaan No. 9
77 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 23 orang (18%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa isi pesan kampanye safety riding yang dilakukan pihak kepolisian menarik perhatian, selanjutnya 69 orang (53%) responden menyatakan setuju, kemudian 33 orang (25%) responden menyatakan ragu-ragu, lalu 4 orang (3%) responden menyatakan tidak setuju dan 1 orang (1%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan data diatas, kebanyakan mereka menyatakan setuju bahwa pesan yang disampaikan menarik perhatian, karena yang mengikuti program safety riding adalah pelajar yang memiliki kendaraan bermotor itu dibuktikan dengan mereka membuat sim C dan materi yang disampaikan berkenaan dengan masalah lalu lintas (data laka, langgar dan kemacetan), kemudian berkaitan dengan infrastruktur jalan (kondisi jalanan, rambu-rambu lalu lintas serta pasal-pasalnya),
dan keterampilan mengemudi (etika berlalu lintas,
aturan-aturan hukum serta perlengkapan berkendara (sarung tangan, helm dll) dan perlengkapan kendaraan (spion, plat nomor, lampu depan dan belakang dll). Selain itu juga berkenaan dengan keterampilan berkendara yang baik dan benar dijalan raya seperti persiapan berkendara meliputi melakukan pengecekan roda, bahan bakar, oli, rantai, mesin, rem depan dan belakang, aki, mur dan baut yang kondisinya kendor) serta materi untuk sikap/duduk mengemudi yang benar meliputi: pandangan fokus kedepan, posisi duduk, posisi bahu, posisi dengkul, posisi lengan, posisi kaki, posisi pergelangan, dan materi praktek seperti jembatan sempit (narrow brige), sllalom (zigzag), pengereman mendadak, dan cara lingkaran. Semua itu berfungsi untuk melatih
78 pengendara bagaimana menghadapi jalan rusak dan berlubang serta melakukan tikungan dengan cara yang baik dan sempurna dan bagaimana cara pengereman yang sempurna. Jadi interpretasi skornya adalah : (499/650) x 100% = 76.7% berada pada posisi Setuju (61%80%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40% tidak setuju
76.7% 80%
60% ragu-ragu
setuju
100%
sangat setuju
Tabel 4.7.2.2.2 Kejelasan isi pesan No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
28
21
140
2.
Setuju
70
54
280
3.
Ragu-Ragu
26
20
78
4.
Tidak Setuju
6
5
12
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
510
Sumber : Pertanyaan No. 10 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 28 orang (21%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa isi pesan kampanye safety riding yang diberikan pihak kepolisian jelas sehingga mudah dimengerti, selanjutnya 70 orang (54%) responden menyatakan setuju, kemudian 26 orang (20%) responden menyatakan ragu-ragu, dan 6 orang (5%) responden menyatakan tidak setuju.
79 Berdasarkan data diatas, karena pesan yang disampaikan oleh Ditlantas Polda Metro Jaya dikemas sebaik mungkin serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan didalam menyampaikan pesan didukung juga oleh media audio visual sehingga pesan yang disampaikan lebih jelas. Jadi interpretasi skornya adalah : (510/650) x 100% = 78.4% berada pada posisi Setuju (61%-80%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40% tidak setuju
60% ragu-ragu
78.4% 80% setuju
100%
sangat setuju
Tabel 4.7.2.2.3 Pesan mudah dipahami oleh komunikan No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
15
12
75
2.
Setuju
69
53
276
3.
Ragu-Ragu
37
28
111
4.
Tidak Setuju
7
5
14
5.
Sangat Tidak Setuju
2
2
2
Total
130
100
478
Sumber : Pertanyaan No. 11 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 15 orang (12%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa mereka memahami isi pesan kampanye safety riding yang disampaikan pihak kepolisian, selanjutnya 69 orang (53%) responden menyatakan setuju, kemudian 37 orang (28%) responden menyatakan ragu-ragu, lalu 7 orang (5%) responden menyatakan
80 tidak setuju dan 2 orang (2%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Dari data diatas, pelajar mengerti dan memahami pesan/informasi yang disampaikan oleh Ditlantas Polda Metro Jaya karena penyampaian pesan/informasi mengenai program safety riding tersebut dikemas sebaik mungkin oleh Ditlantas Polda Metro Jaya sehingga dapat mudah dicerna, dimengerti dan dapat dipahami oleh pelajar. Jadi interpretasi skornya adalah : (478/650) x 100% = 73.5% berada pada posisi Setuju (61%-80%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
ragu-ragu
60%
73.5% setuju
80%
100%
sangat setuju
4.7.2.3 Media Media merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menginformasikan program-program kampanye yang dilakukan oleh seorang praktisi Public Relations untuk itu kepiawaian serta kejelian dalam menentukan media yang akan digunakan akan berdampak langsung pada berhasil atau tidaknya sebuah program kampanye Public Relations. Oleh sebab itu disini akan dilihat efektivitas media komunikasi yang digunakan apakah berhasil menjangkau khalayak sasaran atau tidak. Perhitungan skor untuk menentukan pada posisi sangat setuju/setuju/ragu-ragu/tidak setuju/sangat tidak setuju, didapat dengan membagi jumlah skor dengan skor tertinggi, yaitu 5x130 responden = 650. Adapun hasil
81 penelitian akan dilihat pada tabel-tabel frekuensi di bawah ini: Tabel 4.7.2.3.1 Brosur merupakan media penyampaian pesan yang tepat No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
15
11
75
2.
Setuju
57
44
228
3.
Ragu-Ragu
31
24
93
4.
Tidak Setuju
27
21
54
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
450
Sumber : Pertanyaan No. 12 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 15 orang (11%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa brosur merupakan media penyampaian pesan yang tepat dalam kampanye safety riding yang dilakukan pihak kepolisian, selanjutnya 57 orang (44%) responden menyatakan setuju, kemudian 31 orang (24%) responden menyatakan ragu-ragu, dan 27 orang (21%) responden menyatakan tidak setuju. Dari data diatas, penggunaan brosur didalam penyuluhan ini dianggap tepat , karena media brosur dianggap lebih efisien serta efektif untuk ruang lingkup penyuluhan yang diadakan dilingkungan sekolah. Jadi interpretasi skornya adalah : (450/650) x 100% = 69.2% berada pada posisi Setuju (61%-80%), dapat dilihat seperti :
82 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
69.2%
60%
ragu-ragu
setuju
80%
100%
sangat setuju
Tabel 4.7.2.3.2 Ketepatan penggunaan audio visual No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
14
11
70
2.
Setuju
68
52
272
3.
Ragu-Ragu
39
30
117
4.
Tidak Setuju
9
7
18
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
477
Sumber : Pertanyaan No. 13 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 14 orang (11%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa penggunaan media audio visual didalam program kampanye safety riding yang dilakukan pihak kepolisian sudah tepat, selanjutnya 68 orang (52%) responden menyatakan setuju, kemudian 39 orang (30%) responden menyatakan ragu-ragu, dan 9 orang (7%) responden menyatakan tidak setuju. Dari data diatas, penggunaan media audio visual dianggap tepat, karena penjelasan pesan akan lebih mudah dimengerti dan dipahami bila ditampilkan juga audio visual didalamnya. Jadi interpretasi skornya adalah : (477/650) x 100% = 73.3% berada pada posisi Setuju (61%-80%), dapat dilihat seperti :
83 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
73.3%
60%
ragu-ragu
setuju
80%
100%
sangat setuju
Tabel 4.7.2.3.3 Penyampaian pesan melalui brosur dapat dimengerti dan dipahami No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
6
5
30
2.
Setuju
52
40
200
3.
Ragu-Ragu
48
37
150
4.
Tidak Setuju
22
17
44
5.
Sangat Tidak Setuju
2
1
2
Total
130
100
426
Sumber : Pertanyaan No. 14 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 6 orang (5%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa penyampaian pesan melalui brosur dapat dimengerti dan dipahami, selanjutnya 52 orang (40%) responden menyatakan setuju, kemudian 48 orang (37%) responden menyatakan raguragu, lalu 22 orang (17%) responden menyatakan tidak setuju dan 2 orang (1%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Dari data diatas, pesan yang disampaikan melalui media brosur dikemas semenarik mungkin karena dilengkapi dengan gambar dan
warna yang
menarik serta penggunaan kata-katanya dapat mudah dimengerti dan dipahami. Jadi interpretasi skornya adalah : (426/650) x 100% = 65.5% berada pada posisi Setuju (61%-80%), dapat dilihat seperti :
84 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
60% 65.5%
ragu-ragu
setuju
80%
100%
sangat setuju
Tabel 4.7.2.3.4 Penyampaian pesan melalui audio visual dapat dimengerti dan dipahami No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
18
14
90
2.
Setuju
74
57
296
3.
Ragu-Ragu
33
25
99
4.
Tidak Setuju
5
4
10
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
495
Sumber : Pertanyaan No. 15 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 18 orang (14%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa penyampaian pesan safety riding melalui audio visual dapat dimengerti dan dipahami, selanjutnya 74 orang (57%) responden menyatakan setuju, kemudian 33 orang (25%) responden menyatakan ragu-ragu, dan 5 orang (4%) responden menyatakan tidak setuju. Dari data diatas, pesan yang disampaikan melalui media audio visual dilengkapi dengan gambar dan warna sehingga pelajar dapat dengan mudah mengerti dan memahami makna pesan itu sendiri. Jadi interpretasi skornya adalah : (495/650) x 100% = 76.1%% berada pada posisi Setuju (61%-80%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
ragu-ragu
60%
76.1% 80% setuju
100%
sangat setuju
85 4.7.2.4 Efek Efek diartikan sebagai semua jenis perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah menerima suatu pesan komunikasi dari suatu sumber. Perubahan yang dimaksudkan dapat meliputi perubahan sikap, pengetahuan, dan prilaku nyata. Tetapi disini penulis hanya membatasi pada tahap kognitif saja yaitu pengetahuan dan kesadaran serta pemahaman responden tentang safety riding. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui apakah tujuan kampanye berhasil
atau
mencapai
khalayak
sasaran
sehingga
dapat
menimbulkan pengetahuan serta kesadaran dan pemahaman khalayak akan keselamatan berkendara. Tabel 4.7.2.4.1 Meningkatnya Pengetahuan No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
71
55
355
2.
Setuju
49
37
196
3.
Ragu-Ragu
9
7
27
4.
Tidak Setuju
-
-
-
5.
Sangat Tidak Setuju
1
1
1
Total
130
100
579
Sumber : Pertanyaan No. 17 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 71 orang (55%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa kampanye yang diselenggarakan
86 pihak kepolisian memberikan bayak pengetahuan tentang tata cara berkendara yang baik dan aman dijalan raya, selanjutnya 49 orang (37%) responden menyatakan setuju, kemudian 9 orang (7%) responden menyatakan ragu-ragu dan 1 orang (1%) responden menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan data diatas, kebanyakan mereka menyatakan sangat setuju bahwa setelah diselenggarakan kampanye program safety riding tersebut, mereka banyak memperoleh pengetahuan tentang masalah lalu lintas (data laka, langgar dan kemacetan), selain itu juga berkaitan dengan infrastruktur jalan (kondisi jalanan, rambu-rambu lalu lintas serta pasal-pasalnya), dan keterampilan mengemudi (etika berlalu lintas, aturan-aturan hukum serta perlengkapan berkendara (sarung tangan, helm) dan perlengkapan kendaraan (spion, plat nomor, lampu depan dan belakang, sen depan dan belakang dsb). Selain itu juga mereka menjadi lebih tahu bagaimana berkendara yang baik dan aman dijalan raya seperti persiapan sebelum berkendara meliputi melakukan pengecekan roda, bahan bakar, oli, rantai, mesin, rem depan dan belakang, aki, mur dan baut yang kondisinya kendor serta materi untuk sikap/duduk mengemudi yang benar meliputi: pandangan fokus kedepan, posisi duduk, posisi bahu, posisi dengkul, posisi lengan, posisi kaki, posisi pergelangan, dan materi praktek seperti jembatan sempit (narrow brige), sllalom (zigzag), pengereman mendadak, dan cara lingkaran. Semua itu berfungsi untuk melatih pengendara bagaimana menghadapi jalan rusak dan berlubang serta melakukan tikungan dengan cara yang baik dan sempurna dan bagaimana cara pengereman yang sempurna..
87 Jadi interpretasi skornya adalah : (579/650) x 100% = 89.1% berada pada posisi Sangat Setuju (81%100%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
60%
ragu-ragu
80% setuju
89.1% 100% sangat setuju
Tabel 4.7.2.4.2 Kesadaran akan pentingnya keselamatan berkendara dijalan raya No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
75
58
375
2.
Setuju
47
36
188
3.
Ragu-Ragu
8
6
24
4.
Tidak Setuju
-
-
-
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
587
Sumber : Pertanyaan No. 16 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 75 orang (58%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa setelah mengikuti penyuluhan kampanye safety riding yang dilaksanakan oleh pihak kepolisian mereka menjadi sadar akan pentingnya keselamatan berkendara dijalan raya, kemudian 47 orang (36%) responden menyatakan setuju, dan 8 orang (6%) responden menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan data diatas, kebanyakan pelajar menyatakan sangat setuju setelah diadakan kampanye program safety riding tersebut mereka menjadi sadar akan pentingnya keselamatan dalam bekendara. Dan dengan mematuhi
88 peraturan yang berlaku maka akan mengurangi tingkat pelanggaran dan kecelakaan. Jadi interpretasi skornya adalah : (587/650) x 100% = 90.3% berada pada posisi Sangat Setuju (81%100%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
60%
ragu-ragu
80% setuju
90.3% 100% sangat setuju
Tabel 4.7.2.4.3 Meningkatnya pemahaman dalam berkendara No.
Value tabel
f
%
score
1.
Sangat Setuju
34
26
170
2.
Setuju
71
55
284
3.
Ragu-Ragu
18
14
54
4.
Tidak Setuju
7
5
14
5.
Sangat Tidak Setuju
-
-
-
Total
130
100
522
Sumber : Pertanyaan No. 18 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 34 orang (26%) reponden menyatakan mereka sangat setuju bahwa setelah mengikuti program safety riding yang dilakukan pihak kepolisian pemahaman mereka akan tata cara berkendara yang baik dan aman lebih meningkat, kemudian 71 orang (55%) responden menyatakan setuju, lalu 18 orang (14%) responden menyatakan ragu-ragu dan 7 orang (5%) responden mneyatakan tidak setuju. Dari data diatas, diperoleh keterangan bahwa setelah mereka mengikuti program safety riding tersebut pemahaman mereka akan tata cara berkendara
89 dengan baik dan aman dijalan raya lebih meningkat bila dibandingkan dengan sebelum mereka mengikuti program safety riding yang diselenggarakan Ditlantas Polda Metro Jaya ini. Jadi interpretasi skornya adalah : (522/650) x 100% = 80.3%% berada pada posisi Setuju (61%-80%), dapat dilihat seperti : 0%
20%
Sangat tidak setuju
40%
tidak setuju
60%
ragu-ragu
80.3% 81% setuju
100%
sangat setuju
Kemudian untuk mengukur tingkat efektivitas komunikasi kampanye ”program safety riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk meningkatkan pengetahuan (studi pada pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi) ini secara keseluruhan dan menentukan letak posisi hasil skor dapat dilakukan dengan penghitungan sebagai berikut: Batas Bawah (B)
= 130 x 1 x 18 = 2340 (B)
Batas Atas (A)
= 130 x 5 x 18 = 11700 (A)
Range (A – B) atau n = 11700 – 2340 = 9360 Quartil 1 (Q1) B + n 4 Quartil 2 (Q2) B + n 2 Quartil 3 (Q3) B + n . 3 4
= 2340 + 9360
= 4680
4 = 2340 + 9360
= 7020
2 = 2340 + 9360 . 3 = 9360 4
90 B = 2340
Q1 = 4680
Q2= 7020
Q3= 9360
A= 11700
Skor total dari responden adalah 9139
Berdasarkan data item kuesioner dari responden total skor sebesar 9139, dan terletak antara Q2 dan Q3, maka kesimpulannya statistik bahwa responden memiliki sikap positif terhadap kampanye program safety riding Polantas Polda Metro Jaya yang dalam hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pelajar SMK Binakarya Mandiri. Seluruh pertanyaan diatas menjelaskan mengenai Efektivitas Komunikasi Kampanye “Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi) yang memuat 18 pertanyaan yang dibagi dalam tataran komunikasi yaitu dilihat dari komunikator (pelaku kampanye), pesan itu sendiri, ketepatan dalam penggunaan media, serta efek yang ditimbulkan sesuai dengan tujuan kampanye. Dari 18 pertanyaan ini diukur kembali dengan menggunakan skala pengukuran yaitu, 5 sangat efektif/sangat baik, 4 efektif/baik, 3 cukup efektif/cukup baik, 2 tidak efektif/tidak baik, dan 1 sangat tidak efektif/sangat tidak baik. Berdasarkan penelitian keseluruhan dari responden diperoleh total skor jawaban sebesar 9139, setelah dihitung menggunakan rumus Quartil maka
91 hasil penilaian tersebut terletak antara Q2 dan Q3 yang berarti EFEKTIF. Dengan demikian, secara keseluruhan menurut kriteria interpretasi skor Likert, “Efektivitas Komunikasi Kampanye “Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi pada Pelajar
SMK
Binakarya
Mandiri
di
Kabupaten
Bekasi)
adalah
EFEKTIF/POSITIF.
4.8
Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian keseluruhan dapat diketahui efektivitas komunikasi kampanye “program safety riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk meningkatkan pengetahuan (studi pada pelajar SMK Binakarya Mandiri di kabupaten Bekasi) menghasilkan gambaran yang bervariasi satu sama lain. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kategori-kategori jawaban yang berbeda-beda pada tabel yang disajikan. Namun secara keseluruhan hasilnya adalah efektif/positif. Program kampanye safety riding yang dilakukan oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dilaksanakan pada tanggal 15 februari 2009 yang berlokasi di SMK Binakarya Mandiri yang beralamat di Jln. Kenari utara pintu 2 No. 25 pondok hijau permai-pengasinan rawalumbu kota Bekasi. Alasan penulis memilih sekolah tersebut karena SMK Binakarya Mandiri adalah pelopor sekolah swasta pertama yang mengadakan penyuluhan program safety riding di kabupaten Bekasi. Kemudian SMK Binakarya Mandiri pada ajaran baru yaitu 2009-2010 untuk pertama kalinya program safety riding akan dijadikan ektra kulikuler baru disekolah tersebut.
92 Setelah meneliti dan melihat fakta yang ada dilapangan, peneliti akan membahas mengenai efektivitas komunikasi kampanye program safety riding Polantas Polda Metro Jaya untuk meningkatkan pengetahuan (studi pada pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi). Dari hasil penelitian yang sudah diperoleh mengenai identitas responden ternyata jumlah responden laki-laki sebesar 81% lebih banyak jumlahnya dari pada responden perempuan sebanyak 19%, hal ini dikarenakan jumlah pelajar SMK Binakarya Mandiri lebih banyak siswa laki-lakinya bila dibandingkan dengan siswi perempuan. Kemudian untuk usia responden paling banyak responden berusia 17 tahun sebesar 45%. Sedangkan untuk kelas responden sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah kelas III. Selanjutnya akan dilihat hasil dari efektivitas komunikasi kampanye program safety riding. Tahap pertama akan dilihat mengenai kredibilitas komunikator, dimana kredibilitas komunikator amat penting peranannya didalam menyampaikan pesan kampanye agar pesan-pesan yang disampaikannya didengarkan dan diterima oleh responden/khalayak. Kredibilitas komunikator meliputi: Komunikator (penyampai pesan) kampanye Safety Riding yang dilakukan pihak kepolisian adalah sumber informasi yang dapat dipercaya yaitu mendapatkan scor 84.1% yang berarti sangat setuju, hal ini disebabkan karena materi yang disampaikan berkaitan dengan safety riding dimana materi tersebut bersumber langsung dari pihak kepolisian lalu lintas Polda Metro Jaya yaitu AKP Erna, Briptu Edy dan Briptu Mulyadi, hal tersebut bisa dilihat pada tabel 4.7.2.1.1, sedangkan untuk instruktur di dalam memberikan materi pelatihan
93 mengenai cara berkendara yang baik dan benar adalah sumber informasi yang dapat dipercaya yaitu mendapatkan scor 85.07% yang berarti sangat setuju, hal ini dikarenakan instruktur yang diturunkan kelapangan berada dibawah naungan jajaran direktorat lalu lintas Polda Metro Jaya dan mereka sudah memiliki sertifikat pelatihan instruktur yang telah dikeluarkan oleh Mabak 2, lihat pada tabel 4.7.2.1.2. Komunikator yang menyampaikan materi kampanye Safety Riding yang dilakukan pihak kepolisian memiliki keahlian dibidangnya mendapatkan scor 83.2% yang berarti sangat setuju, hal ini dikarenakan AKP Erna, Briptu Edy dan Briptu Mulyadi merupakan orang yang memiliki keahlian mengenai masalah lalu lintas, hal tersebut bisa dilihat pada tabel 4.7.2.1.3. Sedangkan untuk Instruktur di dalam memberikan materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar merupakan orang yang memiliki keahlian dibidangnya juga mendapatkan scor 80.4% yang berarti setuju, karena instruktur sudah mendapatkan pelatihan khusus mengenai safety riding yang diberikan oleh Mabak 2 (markas besar) pusatnya Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya oleh Kombes Agus Maulana, dan mereka pun sudah memiliki sertifikat pelatihan instruktur. hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7.2.1.4. Selanjutnya akan dilihat dari sudut daya tarik, dan hasilnya, komunikator mempunyai daya tarik fisik (penampilan yang menarik) dan daya tarik psikologis didalam menyampaikan materi/informasi kampanye safety riding yang dilakukan oleh pihak kepolisian mendapatkan scor 83.2% yang berarti sangat setuju, hal ini dikarenakan AKP. Erna, Briptu Mulyadi, Briptu Edy berpenampilan rapih pada
94 saat menyampaikan materi kampanye serta menggunakan seragam polisi sehingga dapat dinilai baik pula oleh masyarakat. Dapat dilihat pada tabel 4.7.2.1.5. Sedangkan untuk daya tarik instruktur didalam memberikan materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar mendapatkan scor 69.5% yang berarti setuju. Dapat dilihat pada tabel 4.7.2.1.6. Dan yang terakhir untuk indikator komunikator adalah memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik, dan hasilnya untuk komunikator (penyampai pesan) dari pihak kepolisian didalam menyampaikan pesan kampanye safety riding ini memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik (pandai bergaul) mendapatkan scor 80% yang berarti setuju, karena pihak kepolisian menunjukkan sikap keramahtamahan serta sikap bersahabat mereka pada saat menyampaikan pesan kampanye sehingga pelajar merasa nyaman pada saat mendengarkan materi dari pihak kepolisian. Lihat pada tabel 4.7.2.1.7. dan untuk instruktur didalam memberikan materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik mendapatkan scor 79.8% yang berarti setuju. Hal ini disebabkan karena instruktur yaitu Agi ergin, Imam Wijaya, Andi, Mico, Rico, Nano dan Abah pada saat memberikan materi pelatihan mereka menunjukkan sikap keramahtamahan mereka sehingga pelajar merasa nyaman pada saat mempraktekkan materi yang sudah didapatkan. Lihat pada tabel 4.7.2.1.8. Selanjutnya akan dilihat dari pesan itu sendiri, Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari pengirim kepada khalayak. Tujuan dari kampanye hanya dapat dicapai bila khalayak memahami pesan-pesan yang
95 ditujukan pada mereka. Untuk mengukur efektivitas pesan kampanye dapat dilihat dari ketertarikan responden terhadap pesan yang disampaikan mendapatkan scor 76.7%, yang berarti setuju, karena pelajar yang mengikuti program safety riding menggunakan kendaraan bermotor dan materi yang disampaikan berkaitan dengan safety riding sehingga menarik perhatian mereka untuk mengikuti program tersebut, lihat pada tabel 4.7.2.2.1, kemudian kejelasan isi pesan yang disampaikan mendapatkan scor 78.4% yang berarti setuju, lihat pada tabel 4.7.2.2.2,
selanjutnya responden memahami isi pesan yang disampaikan
mendapatkan scor 73.5% yang berarti setuju, lihat pada tabel 4.7.2.2.3, hal tersebut dikarenakan penyampaian pesan/informasi mengenai program safety riding tersebut dikemas sebaik mungkin oleh Ditlantas Polda Metro Jaya sehingga isi pesan tersebut mudah dicerna, dimengerti dan dapat dipahami oleh pelajar. Kemudian akan dilihat dari penggunaan media itu sendiri. Didalam penyuluhan ini media yang digunakan yaitu media brosur dan audio visual. Untuk ketepatan penggunaan media brosur mendapatkan scor 69.2% yang berarti setuju, lihat pada tabel 4.7.2.3.1, dan ketepatan penggunaan media audio visual mendapatkan scor 73.3% yang berarti setuju. Lihat pada tabel 4.7.2.3.2, Sedangkan untuk penyampaian isi pesan melalui media brosur dapat dimengerti dan dipahami mendapatkan scor 65.5% yang berarti setuju, lihat tabel 4.7.2.3.3, dan penyampaian isi pesan safety riding melalui audio visual dapat dimengerti dan dipahami mendapatkan scor 76.1% yang berarti setuju. Lihat tabel 4.7.2.3.4, Hal ini dikarenakan penggunaan media brosur dianggap lebih efisien dan efektif didalam memberikan penyuluhan dilingkungan sekolah-sekolah, dan penggunaan
96 audio visual dianggap sebagai media pendukung didalam memberikan penjelasan kepada
responden
karena
dilengkapi
gambar
serta
warna
pada
saat
persentasi/penjelasan materi sehingga pelajar dapat mengerti dan memahami isi pesan dengan mudah. Ketepatan dalam penggunaan media merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menginformasikan program-program kampanye yang dilakukan oleh seorang praktisi Public Relations untuk itu kepiawaian serta kejelian dalam menentukan media yang akan digunakan akan berdampak langsung pada berhasil atau tidaknya sebuah program kampanye Public Relations. Dan yang terakhir adalah efek. Efek diartikan sebagai semua jenis perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah menerima suatu pesan komunikasi dari suatu sumber. Perubahan yang dimaksudakan dapat meliputi perubahan sikap, pengetahuan dan prilaku nyata. Tetapi didalam penelitian ini hanya pada tahap kognitif saja yaitu menyangkut pengetahuan dan kesadaran serta pemahaman mereka tentang safety riding sesuai dengan tujuan dari kampanye itu sendiri. Adapun indikatornya sebagai berikut, setelah dilakukan kampanye tersebut pengetahuan mereka akan masalah lalu lintas (data laka, langgar dan kemacetan), selain itu juga berkaitan dengan infrastruktur jalan (kondisi jalanan, rambu-rambu lalu lintas serta pasal-pasalnya),
dan keterampilan mengemudi
(etika berlalu lintas, aturan-aturan hukum serta perlengkapan berkendara (sarung tangan, helm) dan perlengkapan kendaraan (spion, plat nomor, lampu depan dan belakang, sen depan dan belakang dsb). Selain itu juga mereka menjadi lebih tahu bagaimana berkendara yang baik dan aman dijalan raya seperti persiapan sebelum berkendara meliputi melakukan pengecekan roda, bahan bakar, oli, rantai, mesin,
97 rem depan dan belakang, aki, mur dan baut yang kondisinya kendor) serta materi untuk sikap/duduk mengemudi yang benar meliputi: pandangan fokus kedepan, posisi duduk, posisi bahu, posisi dengkul (tidak boleh pada saat kita mengendarai posisi dengkul kita tidak boleh terbuka itu dikarenakan jika posisi dengkul kita terbuka maka kendaraan akan mudah lari/goyang), posisi lengan (posisi lengan pada saat mengendarai harus terbuka, berfungsi agar si pengendara apabila melakukan tikungan akan lebih nyaman), posisi kaki (tidak boleh keluar dari bustep/pijakan rem, fungsinya apabila ada sesuatu yang mendadak si pengendara kan lebih mudah melakukan pengereman secara tiba-tiba), posisi pergelangan, dan materi praktek seperti jembatan sempit (narrow brige), sllalom (zigzag), pengereman mendadak, dan cara lingkaran. Semua itu berfungsi untuk melatih pengendara bagaimana menghadapi jalan rusak dan berlubang serta melakukan tikungan dengan cara yang baik dan sempurna dan bagaimana cara pengereman yang sempurna. Dengan begitu pengetahuan merekapun meningkat bila dibandingkan sebelum mereka mengikuti program safety riding mendapatkan scor 89.1% yang berarti sangat setuju. Lihat tabel 4.7.2.4.1. kemudian Setelah dilakukannya kampanye safety riding yang dilaksanakan oleh pihak kepolisian lalu lintas Polda Metro Jaya mereka menjadi sadar akan pentingnya keselamatan berkendara dijalan raya mendapatkan scor 90.3% yang berarti sangat setuju, lihat tabel 4.7.2.4.2, karena dengan mematuhi peraturan yang berlaku maka akan mengurangi/mengatasi masalah tingkat pelanggaran dan kecelakaan, dan pihak kepolisian menjelaskan akibat yang ditimbulkan apabila mereka tidak mematuhi peraturan yang berlaku. Dan Setelah mengikuti program safety riding yang
98 dilakukan pihak kepolisian pemahaman mereka akan tata cara mengendarai kendaraan bermotor yang baik dan aman dijalan raya lebih meningkatkan sebelum mereka mengikuti program safety riding tersebut, mendapatkan scor 80.3% yang berarti setuju, lihat tabel 4.7.2.4.3. Berdasarkan penelitian, jika dilihat secara keseluruhan hasil analisa data maka “Efektivitas Komunikasi Kampanye “Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi) dikatakan EFEKTIF. Aktivitas
Public
Relations
sehari-hari
adalah
menyelenggarakan
komunikasi timbal balik antara perusahaan atau lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan dan sebagainya demi memperoleh citra positif bagi lembaganya. Public Relations merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasilhasil apa yang telah dicapainya. Dalam mengevaluasi tersebut melihat sejauhmana perencanaan itu berjalan sesuai dengan yang dikehendaki, dikoordinasi atau diorganisasikan, kemudian bagaimana pelaksanaan, dan dalam pencapaiannya, serta hasil apa yang akan diperolehnya. Suatu instansi/perusahaan memiliki banyak tujuan-tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut akan dapat dicapai dengan melakukan berbagai macam kegiatan. Salah satunya dengan melakukan kegiatan kampanye. Kampanye
99 merupakan salah satu strategi atau alat yang dilakukan oleh Public Relations untuk menunjang keberhasilannya dalam publikasi, seperti yang telah dilakukan oleh Humas Polda Metro Jaya dengan melakukan kegiatan kampanye safety riding. Kegiatan kampanye ini dilakukan sebagai upaya mengkomunikasikan segala kebijakan,
rencana-rencana,
serta hasil-hasil kerja institusi dan
memberikan pengertian kepada masyarakat tentang perundang-undangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang telah dilakukan oleh bidang Humas Polda Metro Jaya, dimana kegiatan safety riding ini merupakan salah satu program yang dibuat dan dilaksanakan untuk memperoleh citra positif bagi lembaga yang diwakilinya. Untuk itu sebagai seorang Public Relations officer harus mahir dalam berkomunikasi agar tujuan bisa dicapai secara efisien dan efektivitas komunikasinya dengan sasaran khalayaknya dapat menjamin opini public dengan baik. Setelah melakukan kegiatan komunikasi tersebut, pihak public relations menganalisa untuk mengetahui efeknya atau feed back, apakah berdampak baik terhadap citra, atau sebaliknya menjadi negatif sehingga kurang menguntungkan posisi organisasi atau lembaga bersangkutan dimata masyarakat. Kegiatan kampanye safety riding ini termasuk dalam jenis kampanye ideologically or cause oriented campapigns yaitu jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi sosial.
100 Rogers dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Dengan mengetahui efektifitas komunikasi dari kegiatan kampanye ini diharapkan dapat mengetahui sejauhmana kegiatan ini berhasil mencapai tujuan dan hasil penelitian tersebut bisa dijadikan bahan acuan untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya
101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Seperti yang dijelaskan pada bab pendahuluan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas komunikasi kampanye “program safety riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (studi pada pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 130 orang responden di SMK Binakarya Mandiri, dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan diinterpretasikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Komunikator dari pihak kepolisian maupun instruktur yang diturunkan kelapangan dikatakan efektif, karena setiap pertanyan memperoleh hasil persentase diatas rata-rata. Kredibilitas komunikator ini diukur dari keterpercayaan, keahlian, daya tarik, serta kemampuan bersosialisasi dengan baik. 2. Pesan, dapat dikatakan efektif. Hal ini dikarenakan isi pesan yang disampaikan dikemas semenarik mungkin sehingga menarik perhatian pelajar untuk mengikuti program tersebut. Isi pesan yang disampaikan juga jelas sehingga mudah dimengerti dan dipahami karena isi pesan mudah dicerna, dimengerti dan dapat dipahami oleh pelajar.
101
102 3. Media juga dapat dikatakan efektif, media yang digunakan didalam penyuluhan safety riding tersebut menggunakan media brosur dan media audio visual, Karena media brosur dan audio visual dianggap lebih efisien didalam penyuluhan disekolah-sekolah. 4. Efek yang ditimbulkan setelah dilakukannya proses komunikasi. Pada tahap ini juga dapat dikatakan efektif, karena setelah dilakukannya program safety riding tersebut, mereka menjadi sadar akan pentingnya keselamatan berkendara dijalan raya, dan pengetahuan mereka mengenai masalah lalu lintas (data laka, langgar dan kemacetan), kemudian mengenai infrastruktur jalan (kondisi jalanan, rambu-rambu lalu lintas serta pasal-pasalnya), dan keterampilan mengemudi (etika berlalu lintas, aturan-aturan hukum serta sepeda motor lajur kiri dan menyalakan lampu siang hari) pun meningkat, serta kemampuan dan keterampilan didalam berkendara yang baik dan benar lebih meningkat bila dibandingkan sebelum mereka mengikuti program safety riding. 5. Secara keseluruhan mengenai “Efektivitas Komunikasi Kampanye “Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi Pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi)” sudah tercapai sesuai dengan tujuan kampanye program safety riding dengan hasil efektif/positif.
103 Saran Saran Akademis Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang sudah didapat, maka penulis menyarankan beberapa hal yaitu untuk penelitian berikutnya gunakan metode penelitian yang berbeda didalam mengukur efektivitas komunikasi kampanye sehingga hasilnya dapat saling melengkapi dan saling menyempurnakan agar nantinya dapat menambah wacana, wawasan dan informasi yang lebih bervariatif.
Saran Praktis
1.
Penggunaan media didalam penyuluhan ini lebih bervariasi lagi, seperti poster, pin, pamflet, CD, dll. Itu dikarenakan dari hasil penelitian bahwa ketepatan dalam penggunaan
media yang
digunakan masih banyak yang menjawab ragu-ragu dan tidak setuju. 2.
Pesan yang disampaikan melalui media brosur lebih di kemas sebaik mungkin dengan menggunakan kata-kata, gambar yang menarik sehingga pelajar dapat mengerti dan memahami makna pesan yang disampaikan.
3.
Pesan yang disampaikan melalui audio visual tidak hanya dilengkapi gambar dan warna yang menarik saja tetapi bisa ditambahkan suara tentang penjelasan isi pesan itu sendiri dan ditambahkan gambar orang yang mempraktekkan safety riding tersebut.
104 4.
Penyampaian pesan mengenai program safety riding yang dilakukan oleh pihak kepolisian sebaiknya menggunakan bahasa yang lebih sederhana sehingga mudah di mengerti dan dipahami oleh pelajar, dikarenakan tujuan dari kampanye hanya dapat dicapai bila khalayak dapat memahami pesan yang ditujukkan kepada mereka.
105 DAFTAR PUSTAKA
Anwar Arifin, , Stategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, Cetakan Ketiga, Armico, Bandung, 1994 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 1989 AM. Hoeta Soehoet, Kertas Kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, IISIP, Jakarta:1997 Andre Hardjana, Audit Komunikasi, Teori dan Praktek, Jakarta, 2002 Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, Erlangga, Jakarta, 2004 Antar Venus, Manajemen Kampanye,(panduan teoritis dan praktis dalam mengefektifkan kampanye komunikasi), Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2007 Bambang, Setiawan dan Akhmad Muntaha, Metode Penelitian Sosial, Universitas Terbuka, 2000 Colin Coulson-Thomas, Public Relations Pedoman Praktisi untuk PR, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 1996 F. Rachmadi, Public Relations dalam teori dan praktek, Jakarta, 1996 Rahmadi F, Public Relations Dalam Teori dan Praktek; Aplikasi Dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintahan, Jakarta, Pusta Utama, 1992 Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, PT. Ghalia Indonesia, 2004 Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2002, Mahiddin Mahmud, Pengantar Hubungan Masyarakat, Jakarta, Universitas Terbuka, 1993.
106 Masri, Singarimbun dan soffian Efendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3Es, 1989. Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalian Indonesia, Jakarta, 2003 M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta, PT. Ghalian Indonesia, 2002 M. Suparmoko, Metode Penelitian Praktis, Yogyakarta, BPFE, 1998 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1994 Oemi Abdurachman, Dasar-dasar Public Relations, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001. Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Konsep dan Aplikasi), PT. Raja Grafindo Persada, 2005 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Konsep dan Aplikasi), PT. Raja Grafindo Persada, 2005 Rhenal Kasali, Manajemen Public Relations, PT. Pustaka Utami Grafiti, Jakarta Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi,, Prenada Media Group, 2006 Ridwan, Statistika untuk Lembaga dan Instansi, Alfabeta Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 2003 Store and Walnke, terjemahan wilhelma W. bakowatur, Management, edisi III, (intermedia, Jakarta, 1986) Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, (PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 2003 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT. Grasindo, 2004 Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta. Universitas Terbuka, 2004
107 LAIN-LAIN Profil Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya, Kami Memang Belum Sempurna Tetapi Kami Selalu Berusaha Majalah TMC, Edisi Perdana, 2008 Koffi Anan, dalam Djoko Susilo, Lalu Lintas Jakarta Dari Metropolitan menuju Megapolitan, Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya
108
LAMPIRAN
109 POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT Jl. Jend. Sudirman No. 55 Jakarta Selatan 12190 Jakarta, 30 September 2008 No. Pol Klasifikasi Lampiran Perihal
:B/284/IX/2008/Bid Humas : BIASA :: Permohonan Data
Kepada Yth. DIR LANTAS POLDA METRO JAYA Up. KASUBDIT DIKYASA Di Jakarta 1. Rujukan : Surat Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana nomor : 15/299/f-VII/2008, tanggal 12 Agustus 2008 perihal permohonan magang. 2. Sehubungan dengan rujukan tersebut diatas, dimohon kepada KA dapat kiranya memberikan data kampanye safety riding yang dilaksanakan Polda Metro Jaya kepada mahasiswi Universitas Mercu Buana atas nama Siti Munawaroh. 3. Data tersebut akan digunakan sebagai persyaratan dalam pembuatan karangan ilmiah/skripsi. 4. Demikian untuk menjadi maklum.
KEPALA
BIDANG
HUBUNGAN
MASYARAKAT
LAKHAR
MAHBUB AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 57060306
Tembusan: Kapolda Metro Jaya
110 POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT NOTA - DINAS No. Pol : B/ND – 105/XII/2008/Bidhumas Kepada
: Yth. Dir Lantas Polda Metro Jaya
Dari
: Lakhar Kabid Humas Polda Metro Jaya
Perihal
: Permohonan data
1. Rujukan : Surat Kalakhar Bid Humas Polda Metro Jaya No. Pol: B/284/IX/2008/Bid Humas tanggal 30 September 2008 perihal permohonan data. 2. Bahwa data yang telah dikumpulkan mahasiswi Siti Munawaroh masih mengalami kekurangan data wilayah/daerah penyuluhan safety riding. 3. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dimohon kepada Dir dapat kiranya memberikan data dimaksud sebagai pelengkap dalam pembuatan karangan ilmiah/skripsi. 4. Demikian untuk maklum.
Jakarta, KEPALA
BIDANG
HUBUNGAN
Desember 2008 MASYARAKAT
LAKHAR
MAHBUB AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 57060306
Tembusan: Kapolda Metro Jaya
111
Nomor Lampiran Perihal
: 15/010/IV/2009 :: Izin Penyebarab Kuesioner
Jakarta, 25 April 2009
Kepada Yth. Kepala Sekolah SMK Binakarya Mandiri Jl. Kenari utara pintu 2 No. 25 Pondok Hijau Permai Bekasi 17115 Dengan hormat, Sehubungan dengan skripsi yang sedang disusun mahasiswa kami yang bernama Siti Munawaroh Nim 44205010060 dengan judul “ Efektivitas Kampanye Program Safety Riding Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (studi Pelajar SMK Binakarya Mandiri)”. Maka dalam penyelesaian skripsinya mahasiwa tersebut sangat membutuhkan data-data mengenai topik tersebut. Untuk itu, kami mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat memberikan izin untuk mengadakan Penyebaran Kuesioner seputar topikdiatas kepada mahasiswa kami. Perlu kami sampaikan bahwa data tersebut hanya digunakan untuk keperluan skripsi dan tidak dipublikasikan. Demikianlah permohonan kami. Atas perhatianya serta kerjasama BApak/Ibu kami ucapkan terima kasih. Ketua Bidang Studi Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi
Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si Tembusan: 1. Ketua Bidang Studi Public Relations 2. Arsip
Fakultas Ilmu Komunikasi KAMPUS MENARA BAKTI Jl. Raya Meruya Selatan No. 01 Kembangan, Jakarta Barat 11650 Telp. 021-5840815/021-5840816 (Hunting), Fax: 021-5870341 Http:/www.mercubuana.ac.id, e-mail :
[email protected]
112 YAYASAN PENDIDIKAN BANI TAQWA
SMK BINAKARYA MANDIRI Teknik Mekanik Otomotif Teknik Komputer dan Jaringan Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik
Terakreditasi A (SK BAP-S/M Prov. JAwa Barat)Nomor : 02.00/09/BAPSM/XI/2007 Jl. Kenari Utara Pintu 2 No. 25 Pondok Hijau Permai Pengasinan Rawalumbu – Kota Bekasi 17115 Telp. (021) 82427708 Fax. (021) 8222594 E-mail :
[email protected]
SURAT KETERANGAN Nomor :548.B1/SMK-BK/SKET-V/2009 Yang bertandatangan dibawah ini Kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMK Binakarya Mandiri Kelompok Teknologi dan Industri yang beralamat di jalan kenari utara pintu 2 No. 25 Perum Pondok Hijau Permai Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi, bersama ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa: Nama Tempat/Tanggal Lahir Nomor Induk Mahasiswa Perguruan Tinggi Jurusan
: SITI MUNAWAROH : Jakarta, 13 Agustus 1985 : 44205010060 : Universitas Mercu Buana : Public Relations
Adalah benar yang bersangkutan telah melaksanakan penelitian dengan menyebarkan kuesioner tentang ” Efektivitas Kampanye Program Safety Riding Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi Pelajar SMK Binakarya Mandiri)” kepada 130 siswa-siswi sekolah kami SMK Binakarya Mandiri yang telah mengikuti Pelatihan Safety Riding pada Minggu, 15 Pebruari 2009 yang bertempat dilingkungan sekolah kami, sebagai bahan penelitian bagi laporan pembuatan tgas akhir dari kampusnya. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, atas kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih dan harap maklum adanya. Kota Bekasi, 4 Mei 2009 Kepala SMK Binakarya Mandiri
Drs. H. Muhammad Nurhadi NIP. 131976099
113 TABEL INDUK A. IDENTITAS RESPONDEN No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 L
P
A
2 C
B
√
D
E
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 B
A √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
C
√
114 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√
√ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
115 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√
√ √ √
√
√ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √
116 Total
105
25
4
15
58
51
2
9
52
69
117 TABEL INDUK B. Efektivitas Komunikasi Kampanye “Program Safety Riding” Polantas Polda Metro Jaya untuk Meningkatkan Pengetahuan (studi pada pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
1 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4
2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 3 3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5
3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4
4 4 3 4 3 4 2 5 4 4 4 3 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 2 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4
5 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 4 3 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2
6 3 4 3 4 2 3 2 4 3 5 4 3 5 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 5 4 4 4 3 4 3 3 4 3 5 4 2
7 4 3 4 3 5 3 3 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 5
8 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4
9 4 2 3 3 4 4 5 4 2 3 4 3 4 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 5 4 4 3 4 5
10 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 3 3 4 4 4 4 5
11 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4
12 4 3 3 4 5 3 4 4 3 4 3 3 4 5 5 3 4 3 5 5 4 4 3 4 5 4 3 2 4 2 5 4 4 4 3 3 3 3 5 4 5
13 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4
14 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4
15 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 5 3 4 5 4 4
16 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5
17 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5
18 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 3 5 2 2 4 5 4 2 2 4 5 5 5 4 2 4 5 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 2
68 63 66 63 74 58 69 74 67 71 68 54 80 75 73 71 83 71 78 78 72 74 74 71 77 70 74 75 87 78 78 76 75 82 63 71 72 70 76 72 73
118 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
4 5 5 4 5 3 5 3 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4
4 4 4 5 4 3 5 3 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 5 4 4 3 3 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 3 3 4 3 3 5 5 4 4 5
5 4 5 4 4 3 5 4 4 2 3 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5
4 4 4 4 3 4 5 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 5 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4
3 4 4 4 3 3 5 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
1 4 4 5 5 3 5 4 4 3 4 4 4 5 3 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 3 4 5 5 3 4 3 4
4 4 4 5 5 3 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 5 4 4 3 3
4 5 4 3 4 3 5 3 3 4 3 3 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 5 3 4 4 3 3 3 4 3 3 5
4 5 4 3 5 3 5 3 4 2 5 5 5 3 3 5 3 3 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 5 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 5 4 4 5 3 5 3 3 4 4 4 4 3 2 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 3 4 1 1 4 3 2 3 3 4 4 4 4
4 5 4 2 3 3 5 3 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 2 4 2 2 2 2 2 5 4 4 4 5 4 4 2 2 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 4 4 3 3
4 4 4 4 4 3 5 3 3 2 3 4 4 3 3 5 3 3 5 3 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
3 5 4 2 4 3 5 3 4 2 4 3 2 2 3 5 4 4 2 4 3 3 4 2 3 5 4 4 4 4 3 2 1 2 3 2 3 1 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4
3 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 3 3 3 2 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 5 5 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4
4 5 5 5 5 3 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 4 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5
5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 3 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5
4 5 4 4 4 3 5 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
68 82 76 71 75 55 90 63 68 53 69 68 71 66 58 81 73 73 69 73 70 70 70 70 68 78 69 71 70 73 73 64 59 67 80 66 70 61 62 67 62 67 69 72 71 67 63 75
119 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130
4 3 3 5 4 4 4 5 4 3 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 3
4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 2 4 4 5 4 3 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 2 5 3 3 4 4
4 5 4 4 4 5 5 5 4 2 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 5 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4
4 4 4 5 4 5 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 5 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
3 4 3 3 2 4 5 4 4 3 4 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 3 4 4 4 1 4 5 4 4 1 4 4 1 5
3 2 4 3 2 4 3 4 4 4 2 4 4 5 2 4 4 5 4 2 5 3 5 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4
4 4 5 3 3 5 5 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 3 5 4 2 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 5 4 3 4 4 4 4
3 5 4 1 3 4 3 4 4 5 5 3 4 5 3 4 5 4 4 4 2 2 5 3 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 2 2 4 3 4 4 5 4 4 2 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 2 2 4 2 3 5 4 4 4 3 5 5 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4
4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 5 2 4 5 2 4 4 3 2 4 2 4 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 5 4 3 4 3 3 5 2 2 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
3 4 3 3 4 4 3 4 4 5 3 2 5 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 2 3 3 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 3 4 4 5 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4
5 5 3 5 5 5 3 5 4 3 5 5 4 1 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 5 5 5 4 3 5 5 3 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
69 73 69 64 66 75 65 78 77 67 77 65 69 79 62 71 79 77 72 67 65 67 84 63 56 66 63 76 72 63 67 67 66 72 72 68 64 68 71 68 70 9139
120 No :
KUESIONER Efektivitas Komunikasi Kampanye “Program Safety Riding Polantas” Polda Metro Jaya Untuk Meningkatkan Pengetahuan (Studi pada Pelajar SMK Binakarya Mandiri di Kabupaten Bekasi)
I.
Identitas Responden Isilah pertanyaan untuk identitas responden dibawah ini dengan menyilang
(X) salah satu jawaban yang tersedia sesuai dengan identitas saudara/i 1.
Jenis Kelamin a. Laki-laki
2.
b. Perempuan
Usia a. 15 tahun
c. 17 tahun
b. 16 tahun
d. 18 tahun
d. 20 tahun 3.
Kelas a. I
c. III
b. II
II.
Efektivitas Komunikasi Kampanye Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√ ): Keterangan jawaban: 1.SS
: Sangat Setuju
2.S
: Setuju
3.RR
: Ragu-ragu
4.TS
: Tidak Setuju
5.STS
: Sangat Tidak Setuju
121 No A.
1.
Pertanyaan KOMUNIKATOR (PENYAMPAI PESAN) Komunikator (penyampai pesan) kampanye Safety Riding yang dilakukan pihak kepolisian adalah sumber informasi yang dapat dipercaya
2.
Menurut saya, instruktur di dalam memberikan materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar adalah sumber informasi yang dapat dipercaya
3.
Menurut pendapat saya, orang yang menyampaikan materi kampanye Safety Riding yang dilakukan pihak kepolisian memiliki keahlian dibidangnya
4.
Instruktur di dalam memberikan materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar merupakan orang yang memiliki keahlian dibidangnya
5.
Menurut pendapat saya komunikator mempunyai daya tarik fisik (penampilan yang menarik) dan daya tarik psikologis didalam menyampaikan materi/informasi kampanye safety riding yang dilakukan oleh pihak kepolisian
6.
Menurut pendapat saya, instruktur di dalam memberikan materi pelatihan mengenai cara berkendara yang baik dan benar memiliki daya tarik fisik (penampilan yang menarik) maupun daya tarik psikologis.
7.
Menurut pendapat saya, komunikator (penyampai pesan) dalam kampanye safety riding ini memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik (pandai bergaul)
8.
Menurut pendapat saya, instruktur didalam memberikan materi pelatihan mengenai cara
SS
S
RR
TS
STS
122 berkendara yang baik dan benar memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik (pandai bergaul)
B.
PESAN
9.
Menurut pendapat saya isi pesan kampanye safety riding yang dilakukan pihak kepolisian menarik perhatian.
10.
Menurut pendapat saya isi pesan kampanye safety riding yang diberikan pihak kepolisian jelas sehingga mudah dimengerti.
11.
Saya dapat memahami isi pesan kampanye safety riding yang disampaikan pihak kepolisian
C.
MEDIA
12
Menurut pendapat saya, brosur merupakan media penyampaian pesan yang tepat dalam kampanye safety riding yang dilakukan pihak kepolisian.
13.
Menurut pendapat saya, penggunaan media audio visual didalam program kampanye safety riding yang dilakukan pihak kepolisian sudah tepat.
14.
Menurut pendapat saya, penyampaian pesan melalui brosur dapat dimengerti dan dipahami
15.
Menurut pendapat saya, penyampaian pesan safety riding melalui audio visual dapat dimengerti dan dipahami.
D.
EFEK
16. Kampanye yang diselenggarakan pihak kepolisian memberikan banyak pengetahuan tentang tata cara
123 berkendara yang baik dan aman dijalan raya 17.
Setelah dilakukannya kampanye safety riding yang dilaksanakan oleh pihak kepolisian saya menjadi sadar akan pentingnya keselamatan berkendara dijalan raya.
18.
Setelah mengikuti program safety riding yang dilakukan pihak kepolisian pemahaman saya akan tata cara berkendara yang baik dan aman dijalan raya lebih meningkatkan.
130 POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. M. Haryono Kav. 6 Jakarta Selatan
DATA LAKA LANTAS 5 TAHUN POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA USIA PELAKU
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
TAHUN 0-5 2002 0 2003 0 2004 0 2005 0 2006 0 2007 0 JUMLAH 0
6-21 94 345 766 623 687 641 3156
USIA PELAKU 22-30 31-40 41-50 306 362 235 750 924 498 1224 1208 922 1065 1076 651 996 1212 712 1444 1146 728 5785 5928 3746
JML 51-60 61 190 117 158 5 332 863
1058 2707 4237 3573 3612 4291 19478
KET; SELAMA 5 (LIMA) TAHUN YANG PALING BANYAK USIA PELAKU = 31-40 = 4782 TAHUN 2006 YANG PALING BANYAK USIA PELAKU = 31-41 = 1212
KET
131 POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. M. Haryono Kav. 6 Jakarta Selatan
DATA LAKA LANTAS 5 TAHUN POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA USIA KORBAN
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
TAHUN 0-5 2002 51 2003 79 2004 108 2005 191 2006 129 2007 244 JUMLAH 802
6-21 189 582 825 901 1120 1155 4772
USIA KORBAN 22-30 31-40 41-50 374 393 360 611 989 557 1291 1372 1472 1217 1311 1074 1298 1326 1164 1933 1763 1074 6724 7154 5701
JML 51-60 149 308 766 769 651 573 3216
1516 3126 5834 5463 5688 6742 28369
KET
132 POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. M. Haryono Kav. 6 Jakarta Selatan
DATA LAKA LANTAS 5 TAHUN POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA MENURUT FAKTOR PENYEBAB NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
TAHUN 2002 2003 2004 2005 2006 2007 JUMLAH
PENGEMUDI 1002 2377 3854 3432 3092 4229 17986
KENDARAAN 99 374 485 445 823 580 2806
JALAN 119 198 356 279 492 345 1789
ALAM 0 0 0 0 0 0 0
JML 1220 2949 4695 4156 4407 5154 22581
KET; SELAMA 5 (LIMA) TAHUN YANG PALING BANYAK FAKTOR PENYEBAB = PENGEMUDI = 13757 TAHUN 2006 YANG PALING BANYAK FAKTOR PENYEBAB = PENGEMUDI = 3092
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. MT Haryoono Kav 6 Jakarta Selatan LAPORAN DIWILAYAH TAHUN
: KECELAKAAN LALU LINTAS YANG TERJADI : POLDA METRO POLITAN JAKARTA RAYA : JANUARI S/D NOVEMBER 2008
KEJADIAN NO
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13 14
WILAYAH
MAKODIT JAKARTA PUSAT JAKARTA UTARA JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR TANGERANG KOTA TANGERANG KAB. BEKASI KOTA BEKASI KAB. DEPOK KPPP TANJUNG PRIOK BANDARA SUTA PULAU SERIBU JUMLAH
3-3
KORBAN
JUMLAH KEJADIAN
3-4
K
L
M
K
L
M
9 26 68 69 6 46 30 130 42 44 19 3 0 0
172 215 373 337 303 315 268 259 149 313 300 8 22 0
15 10 28 17 7 27 6 5 10 11 9 1 3 0
8 13 31 31 2 19 6 34 5 17 14 0 0 0
37 50 75 68 96 47 17 54 14 49 44 0 1 0
2 0 4 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0
465
3034
149
180
552
10
KERUGIAN
JUMLAH KORBAN
MD
LB
LR
BENDA
243 314 579 523 415 456 327 455 220 434 386 12 26 0
16 47 105 106 48 79 38 169 70 72 59 4 1 0
108 276 42 312 276 115 90 450 114 113 134 2 2 0
142 85 627 223 271 418 386 63 115 491 385 7 20 0
266 408 774 641 595 612 514 682 299 676 578 13 23 0
367 476 849 770 505 734 568 772 387 737 683 14 44 0
431,300,00 302,100,00 629,700,00 392,685,00 375,650,00 708,160,00 399,020,00 1,188,190,00 353,000,00 426,830,00 399,740,00 36,750,00 51,800,00
4390
814
2034
3233
6081
6906
5,694,925,00
Jakarta, DESEMBER 2008 KASI IDIK LAKA HERMAN RUSWANDI,SH,MH KOMISARIS POLISI NRP 62120644
RUPIAH
2
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
NO
WILAYAH
JML KJD
DATA
: KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT PROFESI
WILAYAH
: POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA
TAHUN
: JANUARI S/D NOPEMBER 2008
PEGAWAI NEGRI
ABRI
MD
LB
LR
MD
LB
LR
2
2
6
4
1
MAKODIT
396
0
3
2
JAKARTA PUSAT
405
7
28
8
4
4
3
JAKARTA UTARA
840
0
0
1
1
1
4
JAKARTA BARAT
705
2
5
1
2
2
7
5
JAKARTA SELATAN
504
1
4
9
0
4
6
JAKARTA TIMUR
656
4
4
11
3
5
7
TANGERANG KOTA
385
0
1
1
1
1
8
TANGERANG KAB
537
1
5
2
0
MAHASISWA / PELAJAR MD LB LR 32
PENGEMUDI
SWASTA/DAGANG/DLL JML
MD
LB
LR
MD
LB
LR
0
0
2
20
90
148
4
13
326
0
1
17
7
2
17
5
48
262
75
485
3
23
5
100
2
0
34
119
43
632
964
13
52
35
2
5
5
114
319
253
817
6
7
61
53
0
3
10
62
258
237
715
10
16
18
92
2
6
19
104
104
403
801
1
6
12
50
2
3
7
41
86
398
610
1
0
12
46
5
4
4
0
181
440
101
802 413
9
BEKASI KOTA
339
0
3
1
3
2
2
11
10
13
2
4
1
86
136
139
10
BEKASI KAB
558
0
0
0
0
0
1
2
1
9
0
2
9*
76
81
670
851
11
DEPOK
443
4
5
11
2
3
9
10
30
109
1
1
7
53
109
281
635
12
KPPP TANJ. PRIOK
22
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
2
3
3
7
18
13
KPPP BANDARA SUTA
70
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
41
45
14
PULAU SERIBU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5860
20
58
48
18
29
43
105
265
505
18
45
101
909
1933
3385
7482
JUMLAH
Jakarta,
Nopember 2008
KASI IDIK LAKA
HERMAN RISWANDI, SH, MH KOMISARIS POLISI NRP 62120644
3
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS
DATA IDENTITAS PELAKU LAKA MENURUT USIA / PENDIDIKAN
Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
WILAYAH
: POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA
TAHUN
JANUSRI S/D NOVEMBER 2008
GOLONGAN SIM NO
WILAYAH
JML KJD
USIA PELAKU
JML
PENDIDIKAN
JM
JML A
AU
A KH
BI
BI U
B2
B2 U
C
TANPA SIM
0-5
6-21
22-30
3140
41-50
51-60
SD
SLTP
SLTA
PT
102
406
0
37
126
124
81
38
406
0
94
284
28
4
330
0
35
100
96
59
38
328
8
239
74
7
3
36
83
534
38
6
1
MAKODIT
501
2
JAKARTA PUSAT
405
3
JAKARTA UTARA
840
129
9
0
58
37
30
90
204
134
691
1
76
212
188
145
69
691
4
JAKARTA BARAT
705
66
5
11
35
34
19
31
128
237
566
0
93
205
150
86
32
566
18
195
329
24
5
5
JAKARTA SELATAN
504
73
7
0
25
26
3
7
156
94
391
1
74
142
100
58
16
391
13
62
225
91
3
6
JAKARTA TIMUR
656
566
4
67
204
147
100
44
566
13
97
423
33
5
7
TANGERANG KOTA
369
332
2
58
106
85
45
36
332
16
714
241
4
3
8
TANGERANG KAB
537
434
1
60
217
104
38
14
434
8
177
228
21
4
9
BEKASI KOTA
339
316
0
50
108
103
40
15
316
4
102
203
9
3
10
BEKASI KAB
558
36
1
0
28
10
61
174
130
69
42
476
17
171
273
15
4
11
DEPOK
443
53
10
3
15
19
12
KPPP TANJ. PRIOK
22
2
2
0
4
2
13
BANDARA SUTA
70
23
5
2
3
2
1
14
PULAU SERIBU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5949
779
97
22
304
258
138
300
1484
JUMLAH
111 79
65 36 55 51
18 2
13 3 16 6
1 2
3 0 0 0
33 18
36 17 20 12
30 20
36 7 24 11
12 9
15 0 8 9
21 3
46 9 21 26
78 180
120 110 115 82
17
232 150 175 119
30
111
238
476
0
9
7
186
70
372
5
75
95
106
68
23
372
32
122
187
31
3
1
5
3
2
21
0
2
7
8
3
1
21
4
5
10
2
2
4
11
15
66
0
3
23
25
11
4
66
4
13
45
4
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1585
4967
14
691
1719
1366
803
372
4965
173
1431
3056
307
22
Jakarta,
november 2008
KASI IDIK LAKA
HERMAN RUSWANDI,SH,MH KOMISARIS POLISI NRP 62120644
49
4
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS
DATA IDENTITAS KORBAN LAKA MENURUT USIA / PENDIDIKAN
Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
WILAYAH TAHUN
NO
USIA KORBN
BUKAN
: POLDA METRO POLITAN JAKARTA RAYA JANUARI S/D NOPEMBER 2008
PENDIDIKAN
JML
0-10
11-20
21-30
31-40
41-50
51-60
JML
SD
SLTP
SLTA
PT
JENIS KELAMIN LK
PR
JML
1
MAKODIT
8
71
159
99
43
27
407
13
104
267
23
407
350
57
407
2
JAKARTA PUSAT
17
60
180
111
78
39
485
21
355
100
9
485
411
74
485
3
JAKARTA UTARA
49
153
325
215
147
75
964
63
90
762
49
964
837
127
964
4
JAKARTA BARAT
17
148
247
180
136
89
817
40
269
482
26
817
705
112
817
5
JAKARTA SELATAN
38
126
233
142
95
81
715
56
104
410
145
715
601
114
715
6
JAKARTA TIMUR
56
134
237
170
112
92
801
48
152
551
50
801
654
147
801
7
TANGERANG KOTA
30
135
169
126
83
67
610
85
133
380
12
610
515
96
611
8
TANGERANG KAB
33
135
329
168
89
48
802
92
261
429
20
802
677
125
802
9
BEKASI KOTA
3
103
149
97
42
31
425
9
135
268
13
425
349
76
425
10
BEKASI KAB
58
137
269
194
121
82
861
29
141
683
8
861
723
138
861
11
DEPOK
73
131
191
134
64
42
635
82
123
374
56
635
515
120
635
12
KPPP TANJ. PRIOK
0
1
4
6
6
1
18
2
5
11
0
18
17
1
18
13
BANDARA SUTA
1
10
16
10
7
1
45
2
15
26
2
45
43
2
45
14
PULAU SERIBU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
383
1344
2508
1652
1023
675
7585
542
1887
4743
413
7585
6397
1189
7586
JUMLAH
Jakarta,
Agustus 2008
KASI IDIK LAKA HERMAN RUSWANDII, SH, MH KOMISARIS POLISI NRP 62120644
5
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS
DATA KENDARAAN YANG TERLIBAT LAKA
Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
WILAYAH
: POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA
TAHUN
JANUARI S/D NOPEMBER 2008
KEND UMUM NO
WILAYAH
JML KJ D
KEND BEBAN
KEND PRIBADI SPD MTR
SPD ANGIN
JML
16
336
2
885
KOPA JA
BUS
METRO MINI
MIKRO LET
TAXI
KJ 1V
OMPRE NGAN
TRUCK
PIK UP
MINI BUS
SE DAN
JEEP
4
51
8
4
49
1
0
62
16
241
92
1
MAKODIT
501
2
JAKARTA PUSAT
405
6
39
10
9
16
1
1
23
37
77
70
29
315
1
634
3
JAKARTA UTARA
840
17
37
18
36
50
1
2
123
55
102
69
17
687
10
1224
4
JAKARTA BARAT
705
24
31
15
28
25
2
1
87
39
85
36
5
650
5
1033
5
JAKARTA SELATAN
504
21
24
35
12
23
7
1
40
16
68
40
10
454
6
757
6
JAKARTA TIMUR
656
6
74
34
37
25
0
2
89
32
126
47
10
507
5
994
7
TANGERANG KOTA
396
2
30
2
18
3
0
2
79
24
73
14
3
383
10
642
8
TANGERANG KAB
537
0
35
2
11
13
0
1
129
25
76
13
3
605
8
921
9
BEKASI KOTA
339
0
25
2
20
8
1
4
72
16
59
15
1
356
2
581
10
BEKASI KAB
558
0
31
3
27
13
0
2
110
30
88
29
6
559
7
905
11
DEPOK
443
2
10
7
68
12
0
6
40
27
47
26
4
532
9
790
12
KPPP TANJ. PRIOK
22
0
2
0
1
0
0
0
7
0
5
0
1
15
0
31
13
KPPP BANDARA SUTA
68
0
8
0
0
8
0
0
3
4
51
9
0
31
2
116
14
PULAU SERIBU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5947
82
397
136
271
245
13
22
863
321
1098
460
108
5430
67
9513
JUMLAH
Jakarta,
November 2008
KASI IDIK LAKA HERMAN RUSWANDI,SH,MH KOMISARIS POLISI NRP 62120644
KET
6
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. MT Haryoono Kav 6 Jakarta Selatan LAPORAN
: KECELAKAAN LALU LINTAS YANG TERJADI
DIWILAYAH
: POLDA METRO POLITAN JAKARTA RAYA
TANGGAL
:2007
KEJADIAN NO
WILAYAH
3-3 L K
L
M
K
L
KORBAN
JUMLAH KEJADIAN
3-4 L M
MD
KERUGIAN
JUMLAH KORBAN
LB
LR
BENDA
RUPIAH
1.
MAKODIT
11
115
9
6
30
2
173
18
64
112
194
203
218,050,000
2.
JAKARTA PUSAT
41
167
12
15
29
3
267
63
212
83
358
361
284,700,000
3.
JAKARTA UTARA
68
326
9
24
50
1
487
94
51
499
644
635
503,200,000
4.
JAKARTA BARAT
48
275
11
18
54
1
407
71
245
199
515
543
409,100,000
5.
JAKARTA SELATAN
22
302
11
5
104
2
446
65
332
275
672
610
506,100,000
6.
JAKARTA TIMUR
31
365
34
5
18
0
453
38
88
455
581
679
673,150,000
7.
TANGERANG KOTA
34
166
8
4
30
0
242
45
121
232
398
370
267,700,000
8.
TANGERANG KAB.
58
224
1
37
63
1
384
173
318
59
550
640
464,500,000
9.
BEKASI KOTA
41
89
11
4
8
0
153
49
102
79
230
271
216,200,000
10.
BEKASI KAB.
20
204
8
8
16
0
256
39
68
260
367
466
342,700,000
11.
DEPOK
38
155
12
13
26
1
245
61
97
193
351
408
321,700,000
12.
KPPP TANJUNG PRIOK
0
4
3
1
1
0
9
2
2
3
7
15
11,200,000
13
PULAU SERIBU JUMLAH
0
6
1
1
1
0
9
1
3
5
9
14
412
2398
130
141
430
11
3522
719
1703
2454
4876
5215
Jakarta,
September 2008
KASI IDIK LAKA HERMAN RUSWANDI, SH KOMISARIS POLISI NRP 62120644
28,900,000 4,247,200,000
KET
7
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
NO
WILAYAH
DATA
PEGAWAI NEGRI
JML KJD
: KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT PROFESI
WILAYAH
: POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA
TANGGAL
: JANUARI S/D DESEMBER 2007
MAHASISWA / PELAJAR
ABRI
PENGEMUDI
SWASTA/DAGANG/DLL JML
MD
LB
LR
MD
LB
LR
MD
LB
LR
MD
LB
LR
MD
LB
LR
1
MAKODIT
388
2
4
2
0
4
8
4
16
38
1
7
20
28
84
164
382
2
JAKARTA PUSAT
372
4
16
4
0
6
0
8
38
8
5
19
4
65
204
68
449
3
JAKARTA UTARA
705
1
1
3
0
1
1
16
10
96
9
15
37
106
40
533
869
4
JAKARTA BARAT
560
0
2
4
1
5
3
8
48
44
1
17
10
88
249
173
653
5
JAKARTA SELATAN
647
3
6
8
2
5
4
16
92
69
2
22
23
62
340
262
916
6
JAKARTA TIMUR
692
2
7
11
2
1
4
8
21
136
5
8
34
49
90
471
856
7
TANGERANG KOTA
334
0
1
1
0
3
2
12
27
43
2
7
16
50
121
271
556
8
TANGERANG KAB
525
1
3
1
0
1
1
30
48
18
10
35
4
190
388
86
816
9
BEKASI KOTA
206
0
0
0
0
1
0
9
11
11
3
3
4
63
91
78
274
10
BEKASI KAB
379
0
4
15
0
5
4
7
21
46
5
9
4
35
60
305
520
11
DEPOK
301
3
4
1
1
6
4
3
20
33
0
3
33
66
79
167
423
12
KPPP TANJ. PRIOK
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
4
10
13
KPPP BANDARA SUTA JUMLAH
26
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
5
5
6
18
5154
16
48
50
6
38
31
121
352
544
43
145
189
813
1751
2595
6742
Jakarta,
Desember 2007
KASI IDIK LAKA
IRVAN PRAWIRA SATYAPUTRA. SIK, Msi AJUN KOMISARIS POLISI NRP 75050526
8
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS
DATA IDENTITAS PELAKU LAKA MENURUT USIA / PENDIDIKAN
Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
WILAYAH
: POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA
TANGGAL
: 2007
GOLONGAN SIM NO
WILAYAH
JML KJD
USIA PELAKU
PENDIDIKAN
JML A
AU
A KH
BI
BI U
B2
B2 U
C
TANPA SIM
JML 0-5
6-21
22-30
31-40
41-50
51-60
JML SD
SLTP
SLTA
PT
1
MAKODIT
388
99
6
0
35
31
6
11
54
69
311
0
23
128
81
55
24
311
0
53
226
32
311
2
JAKARTA PUSAT
372
77
20
3
26
29
3
5
122
28
313
0
42
85
91
66
29
313
0
149
141
23
313
3
JAKARTA UTARA
705
86
21
2
55
42
41
66
160
110
583
0
82
197
157
98
49
583
0
191
381
11
583
4
JAKARTA BARAT
560
81
11
0
27
29
16
21
140
124
449
0
88
130
110
81
40
449
29
163
235
22
449
5
JAKARTA SELATAN
647
116
15
4
41
45
9
7
170
61
468
0
87
157
130
64
30
468
4
87
365
12
468
6
JAKARTA TIMUR
692
141
32
1
30
50
25
3
227
150
659
0
74
229
176
115
65
659
20
233
391
15
659
7
TANGERANG KOTA
334
45
18
2
12
27
12
5
115
47
283
0
48
98
79
46
12
283
5
90
183
5
283
8
TANGERANG KAB
525
55
28
2
17
32
12
5
179
63
393
0
69
128
99
66
31
393
11
149
225
8
393
9
BEKASI KOTA
206
51
11
0
6
10
7
7
62
39
193
0
27
68
44
38
16
193
3
96
92
2
193
10
BEKASI KAB
379
44
20
0
12
32
10
5
159
61
343
9
129
201
4
343
11
DEPOK
301
54
8
3
14
14
3
8
102
49
12
KPPP TANJ. PRIOK
19
4
0
0
1
3
2
2
3
2
13
BANDARA SUTA
26
4
1
0
2
1
0
1
8
5154
857
191
17
278
345
146
146
1501
JUMLAH
0
59
118
89
56
21
343
255
0
36
86
79
41
13
255
3
58
192
2
255
17
0
4
8
3
1
1
17
0
6
11
0
17
7
24
0
2
12
8
1
1
24
0
4
20
0
24
810
4291
0
641
1444
1146
728
332
4291
84
1408
2663
136
4291
Jakarta,
Desember 2007
KASI IDIK LAKA IRVAN PRAWIRA SATYAPUTRA, SIK,Msi AJUN KOMISARIS POLISI ARP 75050526
KET
9
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS
DATA IDENTITAS KORBAN LAKA MENURUT USIA / PENDIDIKAN
Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
NO
BUKAN
WILAYAH
: POLDA METRO POLITAN JAKARTA RAYA
TANGGAL
: 2007
0110
1120
USIA KORBN 2131-40 41-50 30
PENDIDIKAN JML 51-60
JML SD
SLTP
SLTA
PT
JENIS KELAMIN LK
JML
PR
1
MAKODIT
6
59
147
89
44
37
382
17
94
245
26
382
321
61
382
2
JAKARTA PUSAT
18
89
120
117
70
35
449
67
205
149
28
449
337
112
449
3
JAKARTA UTARA
37
136
228
237
145
86
869
123
248
443
55
869
670
199
869
4
JAKARTA BARAT
21
107
200
149
110
66
653
61
197
362
33
653
514
139
653
5
JAKARTA SELATAN
38
155
284
239
122
78
916
96
233
449
138
916
560
226
916
6
JAKARTA TIMUR
32
126
233
228
154
83
856
91
182
526
57
856
664
192
856
7
TANGERANG KOTA
20
91
156
155
92
42
556
83
166
283
24
556
439
117
556
8
TANGERANG KAB
30
158
201
218
144
65
816
85
180
515
36
816
790
26
816
9
BEKASI KOTA
8
50
75
78
44
19
274
42
76
148
8
274
210
64
274
10
BEKASI KAB
21
90
155
140
82
32
520
63
160
274
23
520
419
101
520
11
DEPOK
13
88
120
107
65
30
423
62
200
147
14
423
380
43
423
12
KPPP TANJ. PRIOK
0
2
6
2
0
0
10
0
4
6
0
10
8
2
10
13
BANDARA SUTA
0
4
8
4
2
0
18
1
5
12
0
18
16
2
18
244
1155
1933
1763
1074
573
6742
791
1950
3559
442
6742 5458
1284
6742
JUMLAH
Jakarta,
Desember 2007
KASI IDIK LAKA
IRVAN PRAWIRA SATYAPUTRA.SIK,MSI ARJUN KOMISARIS POLISI NRP 7505026
10
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS
DATA KENDARAAN YANG TERLIBAT LAKA
Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
WILAYAH
: POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA
TANGGAL
: 16 S/D 22 NOPEMBER 2007
MINGGU 47
NO
WILAYAH
KEND UMUM
KEND BEBAN
KEND PRIBADI
JML KJ D
KOPA JA
METRO MINI
MIKRO LET
TAXI
KJ 1V
OMPRE NGAN
TRUCK
PIK UP
MINI BUS
SE DAN
JEEP
SPD MTR
SPD ANGIN
JML
BUS
10
1
MAKODIT
7
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
3
1
4
0
2
JAKARTA PUSAT
10
0
3
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
5
0
11
3
JAKARTA UTARA
15
0
0
0
0
0
0
0
6
1
2
0
1
13
1
24
4
JAKARTA BARAT
13
0
1
0
1
0
0
0
2
1
2
1
1
10
0
19
5
JAKARTA SELATAN
13
0
1
2
0
0
0
0
0
0
1
2
1
16
0
23
6
JAKARTA TIMUR
13
0
2
0
0
0
0
0
3
2
0
2
0
5
0
14
7
TANGERANG KOTA
5
0
2
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
2
0
8
8
TANGERANG KAB
14
0
0
0
0
0
0
1
3
1
3
0
0
15
0
23
9
BEKASI KOTA
6
0
1
0
0
1
0
1
0
2
0
5
0
0
0
10
10
BEKASI KAB
7
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
13
0
14
11
DEPOK
11
0
1
0
0
0
0
3
1
0
0
0
0
14
0
19
12
KPPP TANJ. PRIOK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
KPPP BANDARA SUTA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
PULAU SERIBU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
114
0
12
3
1
1
0
5
18
8
12
13
4
97
1
175
JUMLAH
Jakarta,
Oktober KASI IDIK LAKA
2007
IRVAN PRAWIRA SATYAPUTRA, SIK, MSI AJUN KOMISARIS POLISI NRP 75050526
KET
11
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. MT Haryoono Kav 6 Jakarta Selatan LAPORAN DIWILAYAH TAHUN
: KECELAKAAN LALU LINTAS YANG TERJADI : POLDA METRO POLITAN JAKARTA RAYA : 2006
KEJADIAN NO
WILAYAH
3-3
KORBAN
JUMLAH KEJADIAN
3-4
K
L
M
K
L
M
MD
KERUGIAN
JUMLAH KORBAN
LB
LR
KET BENDA
RUPIAH
1.
MAKODIT
18
118
119
10
25
25
315
32
66
158
256
538
326,575,000
2.
JAKARTA PUSAT
44
177
34
13
47
3
318
60
227
116
403
466
356,700,000
3.
JAKARTA UTARA
67
225
17
48
45
2
404
132
90
320
542
511
570,600,000
4.
JAKARTA BARAT
79
326
46
28
48
2
529
121
327
187
635
764
843,651,000
5.
JAKARTA SELATAN
29
354
33
9
158
17
600
91
495
289
875
894
809,250,000
6.
JAKARTA TIMUR
72
577
195
34
82
11
971
115
370
618
1103
1349
1,730,081,000
7.
TANGERANG KOTA
47
223
4
10
30
0
314
107
170
231
508
525
811,170,000
8.
TANGERANG KAB.
196
135
2
66
26
0
425
263
323
59
645
577
846,150,000
9.
BEKASI KOTA
42
50
18
1
4
1
116
58
56
40
154
225
424,400,000
10.
BEKASI KAB.
36
127
39
7
8
0
217
61
118
79
258
362
508,300,000
11.
DEPOK
47
78
7
13
20
1
166
79
115
82
276
320
384,050,000
12.
KPPP TANJUNG PRIOK
5
6
4
0
1
0
16
5
7
3
15
26
55,200,000
13
BANDARA SUTA
4
10
2
0
0
0
16
4
8
6
18
28
27,600,000
14
PULAU SERIBU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
686
2406
520
239
494
62
4407
1128
2372
2188
5688
6585
7,693,727,000
JUMLAH
Jakarta,
Pebruari KASI IDIK LAKA
2007
IRVAN PRAWIRA SATYAPUTRA, SIK, Msi KOMISARIS POLISI NRP 75050526 POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA
12
DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
DATA WILAYAH TAHUN
PEGAWAI NEGRI NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
WILAYAH
MAKODIT JAKARTA PUSAT JAKARTA UTARA JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR TANGERANG KOTA TANGERANG KAB BEKASI KOTA BEKASI KAB DEPOK KPPP TANJ. PRIOK KPPP BANDARA SUTA PULAU SERIBU JUMLAH
: KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT PROFESI : POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA : 2006
MAHASISWA / PELAJAR
ABRI
PENGEMUDI
SWASTA/DAGANG/DLL
JML KJD
JML MD
LB
LR
MD
LB
LR
MD
LB
LR
MD
LB
LR
MD
LB
LR
315 318 404 529 600 971 314 425 116 217 166 16 16 0
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 2 1 2 3 3 0 2 0 1 0 0 0
3 1 3 3 2 3 1 2 1 2 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 2 2 2 1 2 1 1 2 0 1 0 0 0
4 2 0 2 1 2 2 0 2 0 1 0 0 0
4 11 22 30 16 26 23 47 4 8 10 0 0 0
9 21 6 101 138 138 43 104 11 11 27 1 1 0
18 35 80 44 104 162 93 15 5 8 7 0 0 0
1 2 8 7 4 8 7 11 6 12 1 0 0 0
8 6 15 13 6 26 18 10 9 19 2 2 1 0
14 3 7 3 8 31 11 4 5 13 4 0 1 0
27 46 102 83 71 81 77 205 48 41 68 5 4 0
44 196 65 210 348 202 105 209 32 88 84 4 5 0
119 75 230 135 174 419 124 37 27 56 70 3 6 0
256 403 542 635 875 1103 508 645 154 258 276 15 18 0
4407
2
18
21
0
17
16
201
611
571
67
135
104
858
1592
1475
5688
Jakarta,
Pebruari KASI IDIK LAKA
2007
IRVAN PRAWIRA SATYAPUTRA, SIK, Msi KOMISARIS POLISI NRP 75050526
13
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
DATA IDENTITAS PELAKU LAKA MENURUT USIA / PENDIDIKAN WILAYAH : POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA TAHUN : 2006
GOLONGAN SIM NO
WILAYAH
JML KJD
USIA PELAKU
PENDIDIKAN
JML A
AU
A KH
BI
BI U
B2
B2 U
C
TANPA SIM
JML 05
6-21
22-30
31-40
41-50
51-60
JML SD
SLTP
SLTA
PT
1
MAKODIT
315
79
12
4
9
21
6
10
68
46
255
0
46
68
84
52
5
255
30
80
120
25
255
2
JAKARTA PUSAT
318
37
41
9
13
14
5
11
71
54
255
0
53
72
82
48
0
255
40
65
120
30
255
3
JAKARTA UTARA
404
34
22
4
18
18
27
35
84
67
309
0
60
93
105
51
0
309
50
85
152
22
309
4
JAKARTA BARAT
529
80
41
5
26
48
22
22
120
87
451
0
103
122
131
95
0
451
52
99
249
51
451
5
JAKARTA SELATAN
600
62
31
3
12
33
14
19
151
91
416
0
97
112
114
93
0
416
45
75
261
35
416
6
JAKARTA TIMUR
971
121
67
8
42
79
32
47
319
129
844
0
127
231
338
148
0
844
111
209
469
55
844
7
TANGERANG KOTA
314
32
24
3
20
24
18
19
71
63
274
0
48
75
82
69
0
274
51
75
133
15
274
8
TANGERANG KAB
425
55
20
3
25
29
19
19
98
65
333
0
76
82
104
71
0
333
40
62
201
30
333
9
BEKASI KOTA
116
22
18
0
5
7
7
3
33
15
110
0
17
32
37
24
0
110
20
20
60
10
110
10
BEKASI KAB
217
21
11
0
8
17
16
16
64
49
202
0
32
56
77
37
0
202
19
21
152
10
202
11
DEPOK
166
16
5
0
8
12
5
4
50
32
132
0
25
42
45
20
0
132
3
19
103
7
132
12
KPPP TANJ. PRIOK
16
5
2
0
0
0
1
1
4
2
15
0
1
5
6
3
0
15
2
3
9
1
15
13
BANDARA SUTA
16
5
0
1
1
0
2
0
5
2
16
0
2
6
7
1
0
16
0
6
10
0
16
14
PULAU SERIBU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4407
569
294
40
187
302
174
206
1138
702
3612
0
687
996
1212
712
5
3612
463
819
2039
291
3612
JUMLAH
Jakarta,
Pebruari
2007
PAUR MIN LAKA SURANTO AJUN KOMISARIS POLISI NRP.54100039
KET
14
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
DATA IDENTITAS KORBAN LAKA MENURUT USIA / PENDIDIKAN WILAYAH : POLDA METRO POLITAN JAKARTA RAYA TAHUN
NO
1120 35
USIA KORBN 21314130 40 50 85 70 35
BUKAN
: 2006
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN JML
JML
1
MAKODIT
010 5
256
4
48
190
14
256
220
36
256
2
JAKARTA PUSAT
6
61
102
110
83
41
403
151
122
99
31
403
310
93
403
3
JAKARTA UTARA
8
92
117
134
131
60
542
283
125
87
47
542
441
101
542
4
JAKARTA BARAT
21
116
150
145
152
51
635
198
194
184
59
635
604
31
635
5
JAKARTA SELATAN
19
127
258
207
157
107
875
110
248
418
99
875
668
207
875
6
JAKARTA TIMUR
39
187
221
328
194
134
1103
257
297
440
109
1103
847
256
1103
7
TANGERANG KOTA
7
105
95
136
100
65
508
164
161
143
40
508
405
103
508
8
TANGERANG KAB
8
118
172
169
99
79
645
191
222
177
55
645
540
105
645
9
BEKASI KOTA
4
29
35
45
31
10
154
45
53
44
12
154
110
44
154
10
BEKASI KAB
6
54
78
62
36
22
258
40
60
142
16
258
203
55
258
11
DEPOK
6
45
66
71
60
28
276
60
74
125
17
276
190
86
276
12
KPPP TANJ. PRIOK
0
3
3
4
4
1
15
4
5
6
0
15
13
2
15
13
BANDARA SUTA
0
2
4
6
4
2
18
4
6
7
1
18
15
3
18
14
PULAU SERIBU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
129
974
1386
1487
1086
626
5688
1511
1615
2062
500
5688
4566
1122
5688
JUMLAH
5160 26
JML SD
SLTP
SLTA
Jakarta,
PT
Pebruari KASI IDIK LAKA
LK
2007
IRVAN PRAWIRA SATYAPUTRA, SIK, Msi KOMISARIS POLISI NRP 75050526
PR
15
POLRI DAERAH METRO JAYA DAN SEKITARNYA DIREKTORAT LALU LINTAS Jl. M.T. Haryono Kav 6 Jakarta Selatan
DATA KENDARAAN YANG TERLIBAT LAKA WILAYAH : POLDA METROPOLITAN JAKARTA RAYA TAHUN : 2006
KEND UMUM NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
WILAYAH
MAKODIT JAKARTA PUSAT JAKARTA UTARA JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR TANGERANG KOTA TANGERANG KAB BEKASI KOTA BEKASI KAB DEPOK KPPP TANJ. PRIOK KPPP BANDARA SUTA PULAU SERIBU JUMLAH
JML KJ D
KEND BEBAN
KEND PRIBADI
KOP A JA
BU S
METR O MINI
MIKR O LET
TAXI
KJ 1V
315 318 404 529 600 971 314 425 116 217 166 16
8 17 3 14 13 11 14 3 2 1 2 0
29 29 16 32 25 78 8 18 7 16 14 1
23 23 4 18 51 53 10 2 0 3 1 0
1 26 6 8 12 53 15 10 5 4 4 0
27 25 10 31 33 45 8 18 4 3 3 0
1 11 3 7 8 10 2 0 0 0 0 0
4 13 5 20 19 18 17 24 3 10 6 0
49 16 93 47 29 72 29 70 30 62 16 8
13 20 7 26 18 36 9 21 9 17 8 0
MIN I BU S 98 70 50 64 89 132 46 91 33 56 53 5
16
0
0
0
0
7
0
3
0
0
0 440 7
0
0
0
0
0
0
0
0
88
273
188
144
214
42
142
521
OMPR E NGAN
TRUC K
PIK UP
SPD MT R
SPD ANGI N
JML
SE DAN
JEE P
81 36 38 32 104 81 32 36 24 33 27 2
19 5 5 12 10 25 7 8 5 8 7 1
182 172 263 447 479 728 325 275 102 148 178 9
3 3 8 6 4 7 3 1 1 1 1 0
538 466 511 764 894 1349 525 577 225 362 320 26
10
8
0
0
0
28
0
0
0
0
0
0
184
797
534
112
0 330 8
38
6585
Jakarta,
Pebruari KASI IDIK LAKA
2007
IRVAN PRAWIRA SATYAPUTRA, SIK, Msi KOMISARIS POLISI NRP 75050526
KE T