BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini mencoba menguraikan adanya minat entrepreneur pada pelajar sekolah menengah kejuruan di kabupaten Kudus berdasarkan temuan lapangan dari 200 responden didapat hasil sebagai berikut : Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Pendidikan Nasional, tahun 2011, jumlah pelajar keseluruhan yang bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan adalah 3.381 pelajar, terdiri dari 56 % pelajar laki-laki (1889 orang) dan 44% pelajar perempuan (1492 orang)
JUMLAH PELAJAR SMK KABUPATEN KUDUS TAHUN 2011
44%
Siswa laki-laki Siswa Perempuan
56%
A.1 Rencana setelah lulus sekolah menengah kejuruan a. Berdasarkan keseluruhan jumlah responden 11
kerja& sekolah 4%
buka belajar di usaha pondok dan pesantren kuliah 2% 2%
Rencana setelah lulus SMK kerja& buka usaha 2%
usaha sendiri 6%
ke Perguruan Tinggi 21% Menikah 1%
Mencari kerja 62%
Mencari kerja sebanyak 62% merupakan pilihan terbanyak rencana pelajar setelah lulus sekolah menengah kejuruan. Selain itu 21% berencana untuk meneruskan kuliah ke perguruan tinggi. Sedangkan rencana membuka usaha sendiri hanya sebesar 6% b. Berdasarkan jenis kelamin
Rencana setelah lulus SMK pada pelajar perempuan kerja& kuliah 7% usaha sendiri 4%
belajar di pondok pesantren 1%
buka kerja& usaha buka dan usaha ke Perguruan kuliah 1% Tinggi 1% 20% Menikah 2%
Mencari kerja 64%
Pada pelajar perempuan, mencari kerja merupakan rencana terbanyak yang dipilih sebanyak 64%, 20% berencana untuk kuliah di perguruan tinggi, 7% berencana kerja dan kuliah secara bersama-sama, membuka usaha sendiri sebesar 4%, dan menikah 2%. Meskipun prosentasenya berbeda, namun mencari kerja juga merupakan pilihan terbanyak 12
pada pelajar laki-laki yaitu 59%. Sebanyak 21% ingin meneruskan kuliah ke perguruan tinggi, membuka usaha sendiri sebanyak 8%, belajar di pondok pesantren sebesar 4%,dan rencana untuk bekerja sambil membuka usaha sendiri juga sebesar 4%
Rencana setelah lulus SMK pada pelajar laki-laki belajar di pondok pesantren 4% kerja& kuliah 2% usaha sendiri 8%
kerja& buka usaha 4%
buka usaha dan kuliah 2%
ke Perguruan Tinggi 21%
Mencari kerja 59%
A.2. Identifikasi Pekerjaan Orang tua Responden Dari 200 responden, didapatkan data pekerjaan orang tua responden sebagai berikut 100 orang bekerja sebagai buruh, 39 orang sebagai wirausaha, 12 orang bekerja sebagai tani dan 13 orang sebagai pegawai negeri sipil, 11 orang sebagai karyawan kantor dan 10 orang bekerja serabutan, 3 orang bekerja sebagai TNI, dan 1 orang sebagai tukang kayu serta adapula orang tua yang tidak bekerja sebanyak 1orang
Pekerjaan Orang tua Responden karyawan/kant or 5% tani 6%
tukang kayu tidak bekerja 1% 1% PNS 6%
TNI 2%
Serabutan 5%
wirausaha 19%
buruh 55%
13
Dari 39 pelajar yang orang tuanya bekerja sebagai wirausaha atau sebesar 19% diperoleh bahwa sebanyak 35 pelajar atau 90% berminat menjadi entrepreneur, 2 pelajar atau 5% menyatakan tidak berminat dan 5orang lagi menyatakan tidak tahu. Hal ini menunjukkan bahwa minat entrepreneur dapat tumbuh dan berkembang baik dalam keluarga yang memiliki latar belakang wirausaha.
Minat entrepreneur pada pelajar yang orangtuanya bekerja sebagai wirausaha
tidak tahu 5%
tidak berminat 5%
berminat 90%
A.3. Identifikasi Minat entrepreneur a. Berdasarkan keseluruhan jumlah responden Dalam penelitian ini, jumlah responden (mengisi angket penelitian) pada tiap sekolah adalah 8 (delapan) pelajar, sehingga jumlah responden keseluruhan 200 orang. Dari jumlah tersebut ditemukan 161 pelajar berminat untuk berwirausaha /entrepreneur, 33 pelajar tidak memiliki minat entrepreneur, dan 6 pelajar tidak menjawab keduanya
14
Identifikasi Minat Entrepreneur Tidak berminat 17%
Tidak tahu 3%
Memiliki minat 80%
b. Berdasarkan jenis kelamin Responden yang berjumlah 200 orang tersebut terdiri dari 100 pelajar laki-laki dan 100 pelajar perempuan. Dari 100 responden pelajar laki-laki tersebut ditemukan 75 pelajar memiliki minat entrepreneur, 21 pelajar tidak memiliki minat entrepreneur dan 4 pelajar tidak menjawab keduanya. Sedangkan dari 100 responden pelajar perempuan ditemukan 86 pelajar memiliki minat entrepreneur, 12 pelajar tidak memiliki minat entrepreneur dan 2 pelajar tidak menjawab keduanya.
Identifikasi Minat Entrepreneur pada pelajar laki-laki Tidak berminat 21%
Tidak tahu 4%
Memiliki minat 75%
15
Identifikasi Minat Entrepreneur pada pelajar perempuan Tidak berminat 12%
Tidak tahu 2%
Memiliki minat 86%
A.4. Hal-hal yang mendorong pelajar memiliki minat entrepreneur a. Berdasarkan keseluruhan jumlah responden Dari sejumlah pelajar yang memiliki minat entrepreneur,ditemukan bahwa hal terbesar yang mendorongnya memiliki minat entrepreneur adalah keinginan untuk mandiri sebesar 50% dan suka tantangan sebesar 22%. Lainnya lebih kepada coba-coba sebesar 8%, adanya dorongan orang tua sebesar 7%, diajak bekerjasama dengan orang lain sebesar 5%. Ada pula yang terdorong untuk meneruskan usaha orang tua sebesar 4% dan tidak suka bekerja pada orang lain sebanyak 3%
16
Hal-hal yang mendorong Minat Entrepreneur
membantu ortu 0%
menciptakan hal yg berbeda meningkatkan day menambah penghasilan 0% a kreativitas 0% 1% coba-coba 8%
membuat lapangan pekerjaan baru 0%
suka tantangan 22% meneruskan usaha ortu 4% dorongan ortu 7%
ingin mandiri 50% tidak suka bekerja pd org lain 3%
diajak bekerja sama dg org lain 5%
b. Berdasarkan jenis kelamin Jumlah terbanyak hal yang mendorong minat entrepreneur pada pelajar perempuan adalah karena ingin mandiri yaitu sebesar 50%, disusul kemudian karena lebih menyukai tantangan sebanyak 20% dan ingin coba-coba, adanya dorongan orang tua, serta diajak bekerja sama dengan orang lain, masing-masing sebanyak 6%
17
Hal yang mendorong minat entrepreneur pada pelajar perempuan membantu ortu coba-coba 1% 6%
membuat lapangan suka tantangan pekerjaan baru 20% 1% meneruskan usaha ortu diajak 5% bekerja dorongan ortu 6%
sama dg org lain tidak suka 6%
bekerja pd org lain 5%
ingin mandiri 50%
Tidak jauh berbeda pada pelajar laki-laki, jumlah terbanyak adalah 49% yaitu karena dorongan ingin mandiri, 25% karena menyukai tantangan, dan 9% didorong oleh keinginan coba-coba.
meningkatkan day a kreativitas 1% menciptakan hal yg berbeda 1% coba-coba 9%
ingin mandiri 49%
Hal yang mendorong minat entrepreneur pada pelajar laki-laki
menambah penghasilan 1%
suka tantangan meneruskan usaha ortu 25% 4% dorongan ortu 6%
diajak bekerja sama dg org lain 3%
tidak suka bekerja pd org lain 1%
A.5. Hal-hal yang dapat menghambat pelajar memiliki minat entrepreneur
18
a. Berdasarkan keseluruhan jumlah responden
Hal yang dapat menghambat minat entrepreneur kurangnya fasilitas yg mendukung 1%
tidak adanya dukungan menurunnya motivasi orang lain 6% 5% tidak adanya dukungan ortu tempat usaha 8% 24%
kurangnya kurang rekan kerja pengalaman 0% 0% tidakberani 0% kurangnya pengetahuan 1%
modal usaha 54%
tidak ada 1%
Dari sejumlah pelajar yang memiliki minat entrepreneur,ditemukan bahwa hal terbesar yang dapat menghambat minat entrepreneurnya adalah tidak adanya modal usaha sebesar 54%, tempat usaha sebanyak 24%, dan 8% karena tidak adanya dukungan orang tua b. Berdasarkan jenis kelamin Pada pelajar perempuan yang memiliki minat entrepreneur, hal yang dapat menghambat minat entrepreneurnya adalah tidak adanya modal usaha sebesar 54%, tempat usaha 25%, dan menurunnya motivasi sebanyak 8%. Selain itu juga karena tidak adanya dukungan orangtua sebanyak 6% dan tidak adanya dukungan dari orang lain sebesar 5%. Hal senada, juga ditemukan pada pelajar laki-laki, modal usaha sebesar 52% dan tempat usaha sebesar
24%
menduduki
alasan terbanyak
hal
yang dapat
menghambat
minat
entrepreneurnya. Untuk alasan selanjutnya adalah tidak adanya dukungan orang tua sebanyak 10%, tidak adanya dukungan orang lain serta menurunnya motivasi masing-masing sebanyak 4%
19
Hal yang dapat menghambat minat entrepreneur pada pelajar perempuan tidakberani 1% tidak adanya menurunnya dukungan motivasi orang lain 8% 5%
kurangnya pengetahuan 1%
tidak adanya dukungan ortu 6%
modal usaha 54%
tempat usaha 25%
Hal yang dapat menghambat minat entrepreneur pada pelajar laki-laki
kurangnya fasilitas yg mendukung 1% tidak adanya menurunnya motivasi dukungan 4% orang lain 4%
kurangnya rekan kerja 1%
kurang pengalaman 1% kurangnya pengetahuan 1%
tidak adanya dukungan ortu 10% tempat usaha 24% tidak ada 2%
modal usaha 52%
A.6. Hal-hal yang membuat pelajar tidak berminat entrepreneur Dari pelajar yang tidak berminat untuk membuka usaha sendiri atau menjadi entrepreneur diperoleh sejumlah alasan mengapa mereka tidak berminat menjadi entrepreneur antara lain 44% mengatakan tidak punya modal usaha, 17 % merasa lebih aman bekerja dengan orang lain dan tidak ada dukungan orang tua, 10% dikarenakan takut rugi,4% merasa tidak percaya diri, dan masing-masing 2% dengan alasan belum punya pengetahuan, tidak ada keturunan jiwa wirausaha, tidak bercita-cita menjadi wirausaha dan ingin melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. 20
Hal-hal yang membuat pelajar tidak berminat entrepreneur ingin tidak bercita-cita mlanjutkn mjd wirausaha skolah yg lbh 2% tidak ada tinggi tidak PD keturunan jiwa 2% takut rugi belum punya 4% wirausaha 10% pengetahuan 2% lebih aman usaha sendiri bekerja pd org 2% lain tidak ada 17% dukungan ortu 17% tidak punya modal usaha 44%
A.7. Hal-hal yang dapat merubah pelajar untuk berminat menjadi entrepreneur Dari sejumlah pelajar yang tidak berminat untuk membuka usaha sendiri atau menjadi entrepreneur diperoleh data tentang hal-hal yang dapat merubah pelajar tersebut sehingga berminat untuk menjadi seorang entrepreneur adalah diberi modal usaha sebanyak 30%, adanya dukungan orang tua sebanyak 24%, adanya dukungan dari orang lain sebesar 19%, diberi tempat usaha sebanyak 15%, dan 9% hanya coba-coba serta adapula yang menyatakan tetap tidak berminat sebanyak 3%
21
Hal-hal yang dapat merubah pelajar untuk berminat menjadi entrepreneur tetap tidak berminat 3%
coba-coba 9%
diberi modal usaha 30%
dukungan orla 19%
diberi tempat usaha 15%
dukungan ortu 24%
A.8. Kefektifan mata pelajaran entrepreneur a. Keefektifan
Keefektifan Mata Pelajaran Entrepreneurship
tidak efektif 12%
efektif 88%
Mata pelajaran entrepreneurship yang diberikan di Sekolah Menengah Kejuruan untuk menumbuhkan minat pelajar dalam berwirausaha atau menjadi entrepreneur telah dinilai efektif oleh sebanyak 176 pelajar atau 88% karena dapat menambah motivasi, minat, pengetahuan, ketrampilan, kreativitas dalam berwirausaha serta dapat melatih kemandirian dan mental pelajar
22
Sebanyak 24 pelajar atau 12 % menyatakan bahwa pelajaran entrepreneurship tidak efektif dikarenakan kurangnya fasilitas praktek wirausaha, guru tidak jelas dalam menyampaikan materi, guru jarang masuk kelas dan jarang menerangkan, kurang adanya bimbingan khusus. b. Masukan Beberapa masukan yang diberikan pelajar SMK agar pelajaran entrepreneur lebih efektif adalah memberikan pelajaran berwirausaha / entrepreneur dengan benar, gambaran nyata tentang entrepreneur dan menarik, adanya kesimbangan antara teori dan praktek dalam pelajaran
wirausaha,
diberi
pelatihan
dan
studi
lapangan,
adanya
motivasi,dukungan,pengarahan dan pembinaan dari guru, adanya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan wirausaha, didatangkan tokoh yang sukses dlm wirausaha sebagai contoh,membuka unit produksi di sekolah yang dikelola pelajar, jam pelajaran wirausaha ditambah B. Pembahasan Sesuai dengan definisi di tinjauan pustaka sebelumnya, minat entrepreneur adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan berbagai sumberdaya. Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya (Sudarmiatin, 2009). Diperkuat pula oleh hasil penelitian Mahfud dan Novi (2010) yang mengatakan bahwa SMK merupakan lembaga pendidikan yang dimaksudkan untuk menghasilkan specific human capital. Di SMK, sejak awal pelajar dididik untuk berkomitmen pada ketrampilan tertentu
23
(specific) yang berhubungan langsung dengan kepentingan sektor usaha industri tertentu. Pelajar SMK dibekali dengan ketrampilan praktis dan pengalaman kerja (on the job training) dalam kekhususan tertentu. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional sejak awal tahun 2005 mulai mengembangkan kembali peran SMK dan lulusan SMK untuk siap kerja dan siap menjadi wirausaha. Kebijakan ini sudah barang tentu perlu disambut dengan baik, terutama ditengah ketidakseimbangan antara lapangan kerja, pencari kerja dan pencari kerja yang berkualitas. Namun demikian sudah barang tentu setiap kebijakan tidak semuanya efektif dan langsung sinergi dengan lembaga pendidikan (SMK) itu sendiri, terutama dalam aspek-aspek pembelajaran yang relevan bagi sekolah. Cukup disadari bahwa saat ini SMK di Indonesia memiliki berbagai macam pembelajaran yang bertujuan agar menghasilkann lulusan siap kerja dan wirausaha. (Wibowo, 2011) Lulusan yang siap kerja dan siap berwirausaha merupakan tantangan pendidikan di sekolah kejuruan, hal ini tidak lepas dari rendahnya tingkat pasar tenaga kerja jika dibandingkan dengan angkatan kerja. Oleh sebab itu kewirausahaan diyakini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi ketidak seimbangan suply and demand dalam bidang ketenaga kerjaan di Indonesia. Namun demikian sudah barang tentu dengan model pembelajaran yang sama akan menghasilkan lulusan SMK yang lulus dan memiliki minat untuk berwirausaha. (Wibowo, 2011) Dari hasil analisa angket entrepreneur yang didapat dari 200 responden pelajar SMK diperoleh bahwa 80% pelajar / pelajar SMK memiliki minat entrepreneur dan ditemukan bahwa hal terbesar yang mendorongnya memiliki minat entrepreneur adalah keinginan untuk mandiri sebesar 50% dan suka tantangan sebesar 22%. Lainnya lebih kepada coba-coba sebesar 8%, adanya dorongan orang tua sebesar 7%, diajak bekerjasama dengan orang lain sebesar 5%. Ada pula yang terdorong untuk meneruskan usaha orang tua sebesar 4% dan
24
tidak suka bekerja pada orang lain sebanyak 3%, meski didapat pula data bahwa ada hal-hal yang dapat menghambat minat entrepreneur mereka yaitu tidak adanya modal usaha sebesar 54%, tempat usaha sebanyak 24%, dan 8% karena tidak adanya dukungan orang tua. Dari pelajar yang tidak berminat untuk membuka usaha sendiri atau menjadi entrepreneur diperoleh sejumlah alasan mengapa mereka tidak berminat menjadi entrepreneur antara lain 44% mengatakan tidak punya modal usaha, 17 % merasa lebih aman bekerja dengan orang lain dan tidak ada dukungan orang tua, 10% dikarenakan takut rugi,4% merasa tidak percaya diri, dan masing-masing 2% dengan alasan belum punya pengetahuan, tidak ada keturunan jiwa wirausaha, tidak bercita-cita menjadi wirausaha dan ingin melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Dan hal-hal yang dapat merubah pelajar tersebut sehingga berminat untuk menjadi seorang entrepreneur adalah diberi modal usaha sebanyak 30%, adanya dukungan orang tua sebanyak 24%, adanya dukungan dari orang lain sebesar 19%, diberi tempat usaha sebanyak 15%, dan 9% hanya coba-coba serta adapula yang menyatakan tetap tidak berminat sebanyak 3%
Diperoleh pula data dari 39 atau 19% pelajar yang orang tuanya bekerja sebagai wirausaha bahwa 35 pelajar atau 90% berminat menjadi entrepreneur, 2 pelajar atau 5% menyatakan tidak berminat dan 5orang lagi menyatakan tidak tahu. Hal ini menunjukkan bahwa minat entrepreneur dapat tumbuh dan berkembang baik dalam keluarga yang memiliki latar belakang wirausaha. Seperti yang dikatakan oleh Helmi & Rista (2006), bahwa salah satu aspek yang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur adalah
pengaruh
pekerjaan orangtua yang ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan semangat entrepreneurship.
25
Mata pelajaran entrepreneurship yang diberikan di Sekolah Menengah Kejuruan untuk menumbuhkan minat pelajar dalam berwirausaha atau menjadi entrepreneur telah dinilai efektif oleh sebanyak 176 pelajar atau 88% karena dapat menambah motivasi, minat, pengetahuan, ketrampilan, kreativitas dalam berwirausaha serta dapat melatih kemandirian dan mental pelajar. Dan beberapa masukan yang diberikan pelajar SMK agar pelajaran entrepreneur lebih efektif adalah memberikan pelajaran berwirausaha / entrepreneur dengan benar, gambaran nyata tentang entrepreneur dan menarik, adanya kesimbangan antara teori dan praktek dalam pelajaran wirausaha, diberi pelatihan dan studi lapangan, adanya motivasi,dukungan,pengarahan dan pembinaan dari guru, adanya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan wirausaha, didatangkan tokoh yang sukses dlm wirausaha sebagai contoh,membuka unit produksi di sekolah yang dikelola pelajar, jam pelajaran wirausaha ditambah Hal senada juga diperoleh dari hasil penelitian Wibowo (2010) bahwa Minat pelajar SMK untuk berwirausaha setelah lulus sekolah bisa disebabkan oleh faktor internal, faktor eksternal, faktor pembelajaran dan faktor kesiapan instrumen. Kegiatan pembelajaran kewirausahaan memberikan kontribusi yang paling tinggi terhadap minat pelajar SMK di Kota Surakarta untuk berwirausaha setelah lulus dari sekolah. Pembelajaran yang dianggap memberikan kontribusi minat pelajar meliputi praktek kerja industri, mata pelajaran kewirusahaan dan pelatihan sekolah di bidang kewirausahaan
26