EVALUASI KEBERLANJUTAN MASYARAKAT DESA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CISADANE MENUJU ECOVILLAGE
DANI ABDURRAHMAN BASYIR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Evaluasi Keberlanjutan Masyarakat Desa di Daerah Aliran Sungai Cisadane Menuju Ecovillage” belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi atau lembaga mana pun untuk tujuan memperoleh gelar akademik tertentu. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan mau pun tidak diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini Bogor, Juli 2008 Dani Abdurrahman Basyir A34203050
RINGKASAN DANI ABDURRAHMAN BASYIR. Evaluasi Keberlanjutan Masyarakat Desa di Daerah Aliran Sungai Cisadane Menuju Ecovillage. Dibawah bimbingan HADI SUSILO ARIFIN dan TATI BUDIARTI. Sejak tahun 1970-an, berbagai kerusakan pada Daerah Airan Sungai (DAS) di Indonesia terus berlanjut akibat tidak adanya keterpaduan tindak dan upaya dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan DAS. Kondisi ini terus terjadi meskipun pemerintah telah memberi perhatian khusus dalam menangani kerusakan tersebut. Salah satu DAS yang mengalami kerusakan ialah DAS Cisadane. Kondisi ini menunjukkan kebijakan pengelolaan DAS Cisadane yang telah berjalan belum bisa menggerakkan masyarakat untuk ikut berperan menjaga kelestarian sungai. Konsep ecovillage telah dipercaya menjadi sebuah konsep desa yang membentuk dan menggerakkan masyarakat dari bawah dalam menjaga keberlanjutan lingkungannya secara lebih luas sehingga konsep ini dapat diterapkan pada masyarakat desa di DAS Cisadane sebagai lingkup wilayah administratif yang terkecil. Maka, penilaian tingkat keberlanjutan masyarakat perlu dilakukan dalam menerapkan konsep ecovillage pada masyarakat DAS Cisadane. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis karakter desa di DAS Cisadane serta menilai tingkat keberlanjutan masyarakat menuju desa berkelanjutan (ecovillage). Penelitian ini dilakukan di enam desa di DAS Cisadane yang dikelompokkan menjadi bagian hulu, tengah dan hilir, yaitu: Desa Curug Bitung dan Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang mewakili bagian hulu; Desa Cinangneng dan Desa Situ Daun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang mewakili bagian tengah; serta Desa Iwul, Kecamatan Parung dan Desa Ciseeng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang mew desa di DAS Cisadane akili bagian hilir DAS Cisadane. Pengelompokkan tersebut dilakukan berdasarkan perbedaan ketinggian lokasi. Karakter desa diketahui dengan menyusun karakter lanskap, sosial dan spiritual sedangkan informasi mengenai tingkat keberlanjutan masyarakat desadesa di DAS Cisadane diperoleh dengan menggunakan kuisioner Penilaian Keberlanjutan Masyarakat (PKM) dari Global Ecovillage Network (GEN). Kuisioner PKM diisi bersama masyarakat melalui focus group disscussion. Hasil menunjukkan bahwa di hulu DAS Cisadane, Desa Cisarua berada pada posisi 106o31’14” BT-106o34’03” BT dan 06o37’42” LS-06o41’05” LS, ketinggian antara 400-1056 meter dpl dan luas wilayah 1411 Ha; sedangkan Desa Curug Bitung berada pada posisi 106o30’04” BT-106o33’03” BT dan 06o36’50” LS-06o39’47” LS, ketinggian antara 337,5-969 meter dpl dan luas wilayah 1397 Ha. Di kedua desa tersebut, curah hujan tahunan berkisar 3.000 mm-4.000 mm per tahun, suhu rata-rata tahunan terendah 22 0C dan yang tertinggi 34 0C. Di bagian tengah, Desa Cinangneng terletak pada 106o41’48” BT-106o42’47” BT dan 06o35’23” LS-06o36’52” LS, ketinggian antara 200-350 meter dpl dan luas wilayah 258,290 Ha; sedangkan Desa Situ Daun berada pada posisi 106o41’52” BT-106o42’58” BT dan 06o36’06” LS-06o37’59” LS, ketinggian 250-450 meter dpl dan luas wilayah 329,05 Ha. Di kedua desa tersebut, curah hujan rata-rata
tahunan mencapai 2794 mm per tahun, suhu rata-rata tahunan tertinggi 31,5 0C dan yang terendah 22,3 0C. Di hilir DAS Cisadane, Desa Iwul berada pada posisi 106o42’19” BT-106o43’33” BT dan 06o26’23” LS-06o28’12” LS, ketinggian 100150 meter dpl dan luas wilayah 431,185 Ha; sedangkan Desa Ciseeng berada pada posisi 106o43’33” BT-106o41’43” BT dan 06o26’25” LS-06o28’12” LS, ketinggian 75-100 meter dpl dan luas wilayah 239,07 Ha. Pada kedua desa tersebut, curah hujan tahunan mencapai 4008 mm per tahun dengan suhu rata-rata tertinggi 32,1 0C dan yang terendah 22,9 0C. Bagian hulu yang diteliti memiliki hutan yang masuk kedalam zona vegetasi hutan hujan dataran rendah (Lowland Tropical Forest) dan sudah menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun-Salak yang dilindungi keberadaannya. Bagian tengah desa-desa di DAS Cisadane sudah tidak memiliki hutan namun masih memiliki kebun. Di hilir, kebun karet yang ada sudah tidak produktif, sehingga pohon karet lebih dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bakar rumah tangga. Keragaman satwa liar yang semakin rendah ke hilir dikarenakan habitat asli satwa liar rusak oleh eksploitasi lahan alami untuk lahan pertanian dan pemukiman. Kondisi sungai di hulu sudah tercemar air raksa dari limbah kegiatan penambangan emas lokal (gurandil). Di bagian tengah, sungai menjadi sumber kebutuhan hidup masyarakat dan sebagai tempat mereka membuang sampah. Di hilir, sungai semakin kotor oleh limbah padat dan cair; sedangkan situ yang ada digunakan tercemar kegiatan usaha masyarakatnya. Secara umum, hasil kuisioner PKM menunjukkan bahwa masyarakat desa-desa di DAS Cisadane yang diteliti menunjukkan suatu awal yang baik menuju masyarakat yang berkelanjutan (ecovillage). Aspek ekologis masyarakat di bagian hulu, tengah dan hilir menunjukkan bobot total yang memerlukan tindakan untuk mencapai keberlanjutan. Masyarakat desa-desa di hulu dan tengah DAS Cisadane memiliki bobot terkecil pada parameter 6 Aspek ekologis (Limbah cair dan pengelolaan polusi air) yang menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan sedangkan di hilir bobot terkecil ada pada parameter 1 aspek ekologis (Perasaan terhadap tempat) di Desa Iwul dan parameter 2 aspek ekologis (Ketersediaan, produksi dan distribusi makanan) di Desa Ciseeng. Ini menunjukkan bahwa permasalahan ekologis masyarakat DAS Cisadane ialah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat hulu dan tengah dalam mengelola limbah cair ke badan air, sehingga kerusakan badan air di hilir tidak dapat dihindari. Tingkat urbanisasi yang tinggi di hilir juga turut memberi kontribusi terhadap kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Bobot total kuisioner PKM aspek sosial masyarakat bagian hulu, tengah dan hilir lokasi penelitian menunjukkan awal yang baik ke arah keberlanjutan, kecuali pada masyarakat yang tinggal di Desa Situ Daun yang sudah menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan. Di bagian hulu, Desa Curug Bitung menunjukkan bobot tekecil pada parameter 6 aspek sosial (Pelayanan kesehatan) yang menunjukkan awal yang baik ke arah keberlanjutan; sedangkan di Desa Cisarua, bobot tekecil ada pada parameter 7 aspek sosial (Keberlanjutan ekonomi– Ekonomi lokal yang sehat) yang menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan. Di bagian tengah, bobot parameter 7 aspek sosial (Keberlanjutan ekonomi–Ekonomi lokal yang sehat) masyarakat Desa Cinangneng kurang dari nol. Kurangnya kesadaran masyarakat Desa Cinangneng dalam menciptakan
kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan menunjukkan parameter 7 aspek sosial masyarakat Desa Cinangneng memerlukan tindakan untuk mencapai keberlanjutan. Di Desa Situ Daun, bobot terkecil ada pada parameter 1 aspek sosial (Keterbukaan, kepercayaan, keselamatan; Ruang bersama) yang menunjukkan awal yang baik ke arah keberlanjutan. Di hilir, bobot terkecil pada masyarakat Desa Iwul ialah parameter 2 (Komunikasi – Aliran gagasan dan informasi) dan 6 aspek sosial (Pelayanan kesehatan) yang menunjukkan awal yang baik ke arah keberlanjutan. Di Desa Ciseeng, bobot terkecil aspek sosial ada pada parameter 7 (Keberlanjutan ekonomi – Ekonomi lokal yang sehat). Walaupun memiliki bobot terkecil, parameter 7 aspek sosial masyarakat Desa Ciseeng sudah menunjukkan awal yang baik ke arah keberlanjutan. Bobot total aspek spiritual masyarakat hulu DAS Cisadane menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan. Di Bagian tengah, total nilai aspek spiritual masyarakat Desa Cinangneng menunjukkan awal yang baik ke arah keberlanjutan, sedangkan masyarakat Desa Situ Daun menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan. Di hiilr, bobot total aspek siritual masyarakat Desa Iwul menunjukkan awal yang baik ke arah keberlanjutan, sedangkan masyarakat Desa Ciseeng sudah menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan. Di kedua desa di hulu, bobot terkecil ada pada parameter 2 aspek spiritual (Seni dan kesenangan) yang menunjukkan awal yang baik menuju keberlanjutan. Si bagian tengah, masyarakat Desa Cinangneng memiliki bobot terkecil pada parameter 1 aspek spiritual (Keberlanjutan budaya) yang menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan. Ini disebabkan tidak ada upaya pelestarian warisan budaya masyarakat Desa Cinangneng dengan beragam cara. Hanya sedikit masyarakat yang mengetahui kebudayaan asli mereka saat diwawancarai. Masyarakat Desa Situ Daun memiliki bobot terkecil pada parameter 5 (Gaya pegas masyarakat) yang sudah menunjukkan awal yang baik ke arah keberlanjutan. Masyarakat Desa Situ Daun bersama pemerintah desanya membangun sarana penyedia air bersih berupa bak penampung air bersih dengan bantuan dana dari luar. Sementara itu, masyarakat tidak melakukan suatu persiapan atau rencana khusus untuk bisa mengatasi krisis-krisis yang terjadi di masa depan. Di hilir, bobot parameter aspek spiritual terkecil ada pada parameter 2 aspek spiritual (Seni dan kesenangan) yang menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan. Sebagai kesimpulan, perbedaan fungsi lahan pada bagian hulu hingga hilir hingga menyebabkan perbedaan keragaman vegetasi dan satwa yang berkembang. Polusi badan air di DAS Cisadane hulu menyebabkan penurunan fungsi sungai sebagai alat pemenuh kebutuhan masyarakat tengah dan hilir DAS Cisadane. Penilaian tingkat keberlanjutan masyarakat menunjukkan bahwa aspek ekologis masyarakat desa di DAS Cisadane menunjukkan perlunya tindakan dan perbaikan dalam upaya menuju masyarakat yang berkelanjutan (ecovillage); aspek sosial PKM pada masyarakat desa di DAS Cisadane sudah menunjukkan awal yang baik menuju masyarakat berkelanjutan (ecovillage) dan aspek spiritual masyarakat desa di DAS Cisadane sudah menunjukkan kemajuan sempurna dalam menuju masyarakat yang berkelanjutan (ecovillage).
EVALUASI KEBERLANJUTAN MASYARAKAT DESA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CISADANE MENUJU ECOVILLAGE
DANI ABDURRAHMAN BASYIR
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Arsitektur Lanskap
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
Judul Nama NRP
: Evaluasi Keberlanjutan Masyarakat Desa di Daerah Aliran Sungai Cisadane Menuju Ecovillage : Dani Abdurrahman Basyir : A34203050
Disetujui Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S. NIP: 131 430 805
Dr. Ir. Tati Budiarti, M.S. NIP: 131 414 833
Diketahui Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP: 131 124 019
Tanggal Disetujui:
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT karena atas Berkah Rahmat-Nya, penulis
berhasil
merampungkan
tugas
akhir
dengan
judul
Evaluasi
Keberlanjutan Masyarakat Desa di Daerah Aliran Sungai Cisadane Menuju Ecovillage. Penelitian ini merupakan penelitian yang didanai proyek penelitian Hibah Penelitian Tim Pascasarjana (HPTP) tahap II yang bertajuk “Harmonisasi Pembangunan Pertanian Berbasis DAS Pada Lanskap Desa-Kota Kawasan Bogoruncak-Cianjur” Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin dan Dr. Ir. Tati Budiarti selaku dosen pembibing skripsi; Hibah Penelitian Tim Pascasarjana (HPTP); Bpk. Ivan Supardi selaku kepala Desa Curug Bitung beserta aparaturnya, Bpk. H. Idris selaku kepala Desa Cisarua beserta aparaturnya Bpk. Moch. Suhandi selaku kepala Desa Cinangneng periode 2001/2006 beserta aparaturnya, Bpk. Moch. Asep selaku kepala Desa Situ Daun beserta aparaturnya, Bpk. Miran selaku kepala Desa Iwul beserta aparaturnya dan Bpk. Nurjaman selaku ketua BPD Desa Ciseeng beserta aparaturnya; Ario Adi Susanto, Yudi Rusdianto, Iwan Kurniawan, Mutiara Sani, Retno Mustikaweni, Chandra, Bugi, Suci, Aurora, Ali, Aditya dan Aini Hartanti serta rekan-rekan mahasiswa Program Studi Arsitektur Lanskap angkatan 2003 selaku insan-insan yang saya teladani. Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Drs. H. Ade Gunawan Dadang Sumanurnata (Alm) dan Hj. Tingting Hartinah Humbari, BA selaku orangtua penulis atas semangat dan dukungan baik berupa materi, moral mau pun spiritual sehingga penulis dapat menempuh perkuliahan dan menyelesaikan tugas akhir di Institut Pertanian Bogor. Semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat bagi seluruh pihak yang memerlukannya. Bogor, Mei 2008 Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan dilahirkan di Cimahi pada tanggal 3 Agustus 1985 dari pasangan Drs. H. Ade Gunawan Dadang Sumanurnata (Alm) dan Hj. Tingting Hartinah Humbari, BA yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 67 Jakarta Timur pada tahun 2003 dan lulus melewati ujian Saringan Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Strata 1 dengan pilihan Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama. Semasa menjadi mahasiswa program sarjana Strata 1 Institut Pertanian Bogor, penulis menjadi Ketua Divisi Hunting dalam Lembaga Fakultas Pertanian di Bidang Fotografi (LENSA) tahun 2004-2005. Penulis bekerja sebagai asisten mata kuliah Komputer Grafik untuk Arsitektur Lanskap di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun ajaran 2008/2009.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL …………………………………………………………...
ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...
x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xii
PENDAHULUAN Latar Belakang ....................................................................................... Tujuan .................................................................................................... Kegunaan ...............................................................................................
1 3 3
TINJAUAN PUSTAKA Perkampungan ........................................................................................ Desa …………………………………………………………………… Keberlanjutan ………………………………………………………..... Penilaian Keberlanjutan Masyarakat (PKM) ………………………..... Ecovillage .............................................................................................. Aspek Ekologis ................................................................................. Aspek Sosial ...................................................................................... Aspek Spiritual ..................................................................................
4 4 5 7 10 11 12 13
METODOLOGI Lokasi dan Waktu .................................................................................. Batasan Penelitian .................................................................................. Metode ................................................................................................... Karakter Desa .................................................................................... Penilaian Keberlanjutan Masyarakat (PKM) ....................................
15 15 16 16 17
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter Desa di Daerah Aliran Sungai Cisadane ................................ Karakter Lanskap .............................................................................. Karakter Sosial .................................................................................. Karakter Spiritual .............................................................................. Tingkat Keberlanjutan Masyarakat Desa di Daerah Aliran Sungai Cisadane ................................................................................................. Aspek Ekologis ……………………………………………………. Aspek Sosial ……………………………………………………….. Aspek Spiritual …………………………………………………….. Rekomendasi Umum ………………………………………………......
19 19 49 54 56 56 62 68 72
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ............................................................................................ Saran ......................................................................................................
75 75
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………......
77