EVALUASI COST OVERRUN PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN NASIONAL DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh : Achirul Aprisal Annas 9112.202.810
BAB 1 PENDAHULUAN
Keterlambatan waktu penyelesaian proyek
A
B
Faktor Resiko
Evaluasi Cost Overrun
Faktor penyebab terjadinya cost overrun
B2PJN Jatim
D Melakukan penanganan Minimalisasi penyebab resiko terhadap faktor Cost overrun penyebab yang terjadi
C Metode SPC
Tools yang digunakan : - Pareto Diagram. - Fishbone Diagram. - Control Chart.
Latar Belakang Masalah
•
Pelaksanaan proyek jalan mempunyai resiko yang sangat tinggi, sehingga dengan adanya resiko tersebut banyak dijumpai proyek yang mengalami keterlambatan waktu penyelesaian yang dapat mengakibatkan pembengkakan biaya (cost overrun).
•
Berdasarkan fakta dilapangan dari data E-monitoring Kementerian Pekerjaan Umum bahwa sekitar 20% dari pelaksanaan proyek jalan nasional Provinsi Jawa Timur mengalami cost overrun.
•
Pembengkakan biaya (cost overrun) pada tahap pelaksanaan proyek sangat tergantung pada perencanaan, koordinasi, dan pengendalian dari kontraktor serta bergantung pada estimasi anggaran biaya.
Rumusan Masalah Evaluasi faktor cost overrun merupakan hal yang penting dalam pencapaian target proyek on budget, maka timbul permasalahan sbb : 1) Faktor-faktor apa saja dalam pelaksanaan proyek jalan nasional di Provinsi Jawa Timur yang menyebabkan cost overrun? 2) Bagaimana meminimalisasi sumber penyebab terjadinya cost overrun pada pelaksanaan proyek jalan nasional di Provinsi Jawa Timur?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab dari pembengkakan biaya (cost overrun) pada pelaksanaan proyek jalan nasional di Provinsi Jawa Timur. 2) Meminimalisasi sumber penyebab cost overrun dengan pengendalian proses statistik.
Manfaat Penelitian 1) Manfaat Praktisi (Institusi) Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber informasi, wawasan dan pengetahuan bagi akademisi tentang sumber penyebab terjadinya pembengkakan biaya (cost overrun) 2) Manfaat Pengembangan Keilmuan. penelitian ini dapat memberikan masukan yang aplikatif atau referensi bagi penelitian selanjutnya terhadap sumber yang menjadi penyebab terjadinya cost overrun
Ruang Lingkup Penelitian 1) Obyek penelitian dilakukan terhadap pelaksanaan proyek jalan nasional pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional, Direktorat Jenderal Bina Marga Provinsi Jawa Timur dari tahun 2009 s/d tahun 2013. 2) Populasi yang digunakan adalah data sekunder satker proyek jalan nasional di Provinsi Jawa Timur.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Cost Overrun
•
Cost overruns merupakan beban tambahan yang menyebabkan keuntungan berkurang bahkan terjadi pembengkakan biaya proyek dari perencanaan. Dengan manajemen yang baik proyek akan berjalan terarah dan keuntungan yang direncanakan akan tercapai (menurut Holt, 2002).
•
Semakin besar ukuran suatu proyek berarti semakin banyak masalah yang harus dihadapi. Apabila masalah tersebut tidak ditangani dengan benar maka akan mengakibatkan dampak yang salah satunya berupa pembengkakan biaya atau cost overrun (menurut Dipohusodo, 1996). » Pembengkakan biaya pada pelaksanaan proyek terjadi pada tahap : − Pada tahap awal proyek konstruksi. − Pada tahap saat proses proyek konstruksi. − Pada tahap pasca konstruksi.
Statistical Process Control (SPC)
Statistical Process Control adalah : suatu terminologi penerapan dan penggunaan teknik-teknik statistikal dalam pengukuran dan analisa keragaman (variation) dalam tujuannya untuk memantau dan meningkatkan performansi proses.
Statistical
Process
Control
Membuat gambaran dari suatu proses melalui pengumpulan, pengolahan dan menganalisa data. Mengacu pada fakta, memusatkan pada proses yang spesifik sehingga kemampuan untuk menghasilkan output mempunyai kualitas. memantau suatu proses dan menyesuaikannya bila diperlukan.
Lingkup dan Metode Penelitian Terdahulu No
Lingkup Penelitian
Metode yang digunakan
1.
Keterlambatan waktu pelaksanaan proyek : Klasifikasi dan peringkat dari penyebab-penyebabnya.
2.
Analysis of Construction Delay Factor: A Korean Perspective
3.
Change Orders in Construction Projects in Saudi Arabia. Korelasi Spearman
4. 5. 6.
RII (Relative Important Index) Faktor analisis
Penulis Kraiem dan Dickman (1987) dalam Proboyo (2009) Acharya et al (2006) Assaf et al (2011)
Delay and Cost Overruns in Vietnam Large Construction Projects Evaluating Cost Overruns of Asphalt Paving Project Using SPC methods
Statistical Process Control
Khaled M. Nassar et al (2005)
Significant factors that causes cost overruns in building Construction project in nigeria
RII (Relative Important Index)
Kasimu (2012)
Faktor analisis
Long Le-Hoai et al (2008)
1
Objek penelitian dilakukan pada pelaksanaan proyek jalan di satker yang ada dalam Ditjen Bina Marga kementerian PU dengan lokasi penelitian di provinsi jawa timur.
2
Menggunakan metode analisa SPC (Statistical Process Control) yaitu dengan menggunakan tools berupa pareto diagram, fishbone diagram, serta control chart yang merupakan penerapan dan penggunaan metode statistik dalam pengukuran dan analisa keragaman (variation) dari setiap proses dan hasilnya.
Faktor Penyebab terjadinya Cost Overrun dari sisi Owner
1. Perubahan Desain. 2. Koordinasi & Komunikasi yang buruk dalam organisasi COST OVERRUN
3. Keterlambatan dalam pengambilan keputusan 4. Keterlambatan dalam penyerahan / penggunaan lahan 5. Keterlambatan dalam pembayaran
Penanganan Resiko (Mitigasi) Menurut A Guide to the Project Management Book of Knowledge Guide (2004), Penanganan resiko adalah elemen terakhir dalam pendekatan manajemen resiko berupa sebuah atau serangkaian tindakan yang menjadi bagian dari para pembuat keputusan untuk menangani segala resiko yang ada.
Menghindari Resiko
PENANGANAN RESIKO
Memindahkan Resiko
Menerima Resiko
Mitigasi Resiko
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru berupa pengelompokan suatu komponen aktivitas atau kegiatan untuk memperoleh suatu perumusan dalam suatu permasalahan.
No.
Nama Satker / Wilayah Pekerjaan
SNVT PJN Wilayah I Prov. Jawa Timur. A. PPK 10 Sidoarjo - Pandaan - Purwosari - Malang - Kepanjen B.
PPK 11 Gempol - Bangil - Pasuruan - Probolinggo
C. PPK 12 Probolinggo - Paiton - Situbondo D. PPK 13 Situbondo - Ketapang - Banyuwangi E.
PPK 14 Jolosutro - Kedungsalam - Balekambang - Sendangbiru
SNVT PJN Wilayah II Prov. Jawa Timur. A. PPK Kertosono - Kediri - Tulungagung - Bts. Kab. Trenggalek B.
PPK Mantingan - Ngawi - Maospati - Madiun - Caruban
C.
PPK Bts. Kab Pacitan - Jarakan - Trenggalek - Bts. Tulungagung
D. PPK Glonggong - Pacitan - Hadiwarno - Bts. Kab.Trenggalek E.
PPK Mantingan - Caruban - Nganjuk - Kertosono
SNVT PJN Metropolitan I Prov. Jawa Timur. A. PPK Gresik-Arteri Tengah Sby-Arteri Timur Sby B.
PPK Arteri Barat Sby-Arteri Utara Sby-Legundi-BunderSidoarjo
C. PPK Kamal-Bangkalan-Kota Sampang
Nama Satker dan wilayah pekerjaan masing-masing PPK
D. PPK Sampang-Pamekasan-Sumenep SNVT PJN Metropolitan II Prov. Jawa Timur. A. PPK 23 Jalan Bulu - Tuban - Sadang B.
PPK 28 Jalan Tuban - Babat - Lamongan - Gresik
C. PPK 29 Jalan Kertosono - Jombang - Mojokerto - Gempol D. PPK 31 Jalan Babat - Bojonegoro - Padangan - Bts. Kab Ngawi
Peta Jaringan Jalan Nasional Jawa Timur
Faktor Penyebab Cost Overrun
Faktor Perubahan Desain.
Long Le-Hoai et al (2008), Khaled M. Nassar et al (2005)
Faktor Keterlambatan dalam Penyerahan / Penggunaan Lahan.
Owner dengan posisi sebagai Kepala Balai PJN V Jatim.
Faktor Koordinasi & Komunikasi yang buruk dalam organisasi.
Acharya et al (2006), Assaf et al (2011)
Faktor Keterlambatan dalam pengambilan keputusan.
Kraiem dan Dickman (1987) dalam Proboyo (2009)
Faktor Keterlambatan dalam pembayaran termin.
Long Le-Hoai et al (2008)
Perumusan Latar Belakang Penelitian Perumusan Perrmasalahan dan Tujuan Penelitian
Tahap Identifikasi
Pengumpulan Data
Survey Pendahuluan Data Sekunder Proyek : - Dokumen teknis. - Dokumen Proyek.
Tahap Pengumpulan Data
Studi Literatur Evaluasi tentang cost overrun.
Evaluasi Cost Overrun
Proses SPC Pareto Diagram
Tahap Analisa dan Perbaikan
Tahap Kesimpulan dan Saran
Fishbone Diagram
Control Chart
Diskusi dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Mitigasi Resiko
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN No.
Ruas Jalan / Paket Pekerjaan
Panjang (Km)
Satker PJN Wilayah I Prov. Jawa Timur 1.
Berkala kota Sidoarjo - Gempol
2.
Berkala Bts kab. Blitar - Kepanjen
7,3 Km
3.
Berkala Bts kota Bangil - Bts kota Pasuruan
4,1 Km
4.
Peningkatan Struktur Jalan Pandaan - Purwosari
3,4 Km
5.
Peningkatan Struktur Jalan Bajulmati - Ketapang
7,3 Km
6.
Peningkatan Struktr jalan Gempol - Pandaan
7,1 Km
9 Km
Satker PJN Wilayah II Prov. Jawa Timur 7. 8.
12.
Berkala Kamal - Bangkalan - Sampang
13.
Peningkatan Jalan batas kab. Bangkalan - Torjun
14.
Peningkatan Jalan Sadang - Bts. Kab Gresik
15.
Berkala Jalan Sampang - Pamekasan - Sumenep
16.
Pembangunan akses Bangkalan - Socah
Pelebaran Jalan batas kota Ngawi - batas kab. Madiun
10.
Peningkatan Struktur Jalan Caruban - Ngawi
1,8 Km
11.
Rekonstruksi Jalan Nganjuk - Kertosono
1,1 Km
3,3 Km 3 Km 6,7 Km 5 Km
17.
Peningkatan Struktur Jalan Lohgung - Sadang (Bts. Kab. Lamongan)
18.
Penggantian Jembatan Kembang Lor (Tahap II)
30 Meter
19.
Pembangunan Jembatan Baru Jembatan Kali Gunting
25 Meter
20.
Pembangunan Jembatan Baru Jembatan Ploso
349 Meter
21.
Pembangunan Jalan Bts. Kota Lamongan - Bts kota Gresik
1 Km
22.
Berkala Jalan Bts. Kab Kediri - Bts. Kota Jombang
1 Km 2,8 Km
12,5 Km
Satker Metopolitan II Prov. Jawa Timur
Pemb. Jalan Popoh - Prigi - Panggul
Peningkatan Struktur Jalan batas kota Nganjuk Kertosono
9.
Satker Metopolitan I Prov. Jawa Timur
3,5 Km
6,5 Km
Identifikasi dan Pengelompokan Faktor Penyebab No. Identifikasi Faktor Penyebab 1.
Perubahan Desain.
Peristiwa Resiko - Terjadi perubahan desain pada pelaksanaan dilapangan. - Desain yang buat tidak dapat dilaksanakan dilapangan. - Terjadi perubahan metode kerja dikarenakan kondisi lapangan. - Jalan akses ke lokasi proyek sulit. -
Adanya perubahan struktur tanah yang menyebabkan terjadinya perubahan desain. Desain yang direncanakan memiliki nilai biaya proyek yang cukup besar. Desain yang dibuat memiliki tingkat kesulitan (terlalu rumit) untuk dapat dilaksanakan dilapangan.
- Ketidaksesuaian antara gambar dengan kondisi lapangan. 2.
Keterlambatan dalam penyerahan /
- Pekerjaan galian belum bisa dilaksanakan, karena hambatan relokasi utilitas ( PDAM,
Penggunaan Lahan.
PLN, TELKOM, dll). - Keterlambatan dalam hal perijinan. - Negoisasi pembebasan lahan dengan masyarakat sangat lambat. -
3.
Terdapat perbedaan pada tuntutan ganti rugi yang diberikan kepada masyarakat. Tidak adanya kesepakatan harga dengan pemilik lahan atas harga yang telah diajukan.
Koordinasi dan komunikasi yang
- Proses pengecekan dan persetujuan drawing oleh konsultan perencana sangat lambat.
buruk dalam organisasi.
-
Lokasi yang direncanakan tidak disetujui oleh salah satu puhak.
Lanjutan No.
Identifikasi Faktor Penyebab
Peristiwa Resiko -
Area kerja yang terbatas (sempit)
-
Kesalahan dalam perhitungan estimasi biaya.
-
Actual volume timbunan tanah lebih besar dari volume yang ada di kontrak. Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan terlalu lama dan melewati jadwal yang telah disepakati. Komunikasi dalam penggunaan metode & teknologi yang tidak sesuai dengan proyek. Area kerja yang terbatas (sempit)
4.
-
Kesalahan dalam perhitungan estimasi biaya.
Keterlambatan dalam pengambilan
-
Proses persetujuan change order sangat lambat.
keputusan.
-
Lambatnya proses tanda tangan kontrak perihal klarifikasi masalah isi kontrak.
-
5.
Keterlambatan dalam Pembayaran
Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja terlalu lama. Permintaan dan persetujuan contoh bahan material terlalu lama.
-
Kurang ketersediaan informasi antar bagian yang terlibat didalam proyek.
-
Terjadi keterlambatan pencairan pembayaran dari yang disepakati dalam kontrak
-
Keterlambatan proses penagihan dikarenakan lambatnya proses administrasi intern
-
Dana yang ada dalam pos anggaran belum tersedia.
-
Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik.
Analisa Besaran Overrun menggunakan Pareto Diagram No.
Faktor Penyebab Cost Overrun
Freq.
Besaran Overrun (Rp.)
Total Cost Overrun Relative Percent (Rp.) Freq. (%)
Com. Rel. Freq. (%)
a
b
c
d
e=cxd
f
g
h
1
Perubahan Desain
26
Rp. 264.920.553,89
Rp. 6.887.934.401,16
26
42,62
42,62
2
Koordinasi & Komunikasi yang buruk dalam organisasi
13
RP. 187.393.758,26
Rp. 2.436.118.857,43
39
21,31
63,93
3
Kesalahan dalam Pengambilan Keputusan
11
Rp. 125.611.106,50
Rp. 1.381.722.171,50
50
18,03
81,97
4
Keterlambatan dalam Penyerahan / Penggunaan Lahan
8
Rp. 84.470.905,45
Rp. 675.767.243,64
58
13,11
95,08
5
Keterlambatan Pembayaran Termin
3
Rp.
Rp.
61
4,92
100,00
Total
5.642.827,31
16.928.481,93
61
Frekuensi
PARETO DIAGRAM 30 25 20 15 10 5 0
120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00
Perubahan Desain
Koordinasi & Komunikasi yang buruk dalam organisasi
Keterlambatan dalam Pengambilan Keputusan
Keterlambatan dalam Penyerahan / Penggunaan Lahan
Keterlambatan dalam Pembayaran Termin
26
13
11
8
3
PERCENTAGE (%)
42,62
21,31
18,03
13,11
4,92
CUM. RE. FREQUENCY (%)
42,62
63,93
81,97
95,08
100,00
FREQUENCY
1.
Faktor Perubahan Desain.
Deskripsi - 12 ruas jalan dengan frekuensi sebanyak 26 kejadian. - Besaran cost overrun yang terjadi sebesar Rp. 2.241.635.456,-
Fakta di Lapangan - Struktur jmbatn mengalami perubahan desain. - Perubahan metode kerja dikarenakan kondisi lap. - Struktur tanah tergolong tanah ekspansif, dll.
Akar Permasalahan
Penanganan Resiko
1) Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana. 2) Desain awal tidak dapat dilaksanakan di lapangan. 3) Kesalahan metode pelaksanaan.
1) Dengan mengurangi resiko (risk mitigation). 2) Dengan menghindari resiko (risk avoidance) 3) Dengan mengurangi resiko.
2.
Faktor Koordinasi dan Komunikasi yang buruk dalam organisasi.
Deskripsi - 13 ruas jalan dengan frekuensi sebanyak 13 kejadian. - Besaran cost overrun yang terjadi sebesar Rp. 3.171.278.986,-
Fakta di Lapangan - Lambatnya persetujuan gambar/drawing - Terdapat lokasi yang masih dalam sengketa. - Terdapat perbedaan vol timbunan tanah dg realisasi di lapangan, dll.
Akar Permasalahan 1) Informasi yang didapat tidak lengkap sehingga sering terjadi perbedaan. 2) Tidak dibuat atau tidak adanya rencana kerja yang jelas.
Penanganan Resiko 1) Dengan mengalihkan resiko (risk transfer).
2) Dengan mengurangi resiko (risk mitigation)
3.
Faktor Keterlambatan dalam Pengambilan Keputusan.
Deskripsi - 11 ruas jalan dengan frekuensi sebanyak 11 kejadian. - Besaran cost overrun yang terjadi sebesar Rp. 2.512.222.130,-
Fakta di Lapangan
Akar Permasalahan
Penanganan Resiko
- Pekerjaan change order baru disetujui setelah ± 2 bln. - 1 bln setlah SPK kontrak baru di tandatangani.. - Agregat material tidak memenuhi spesifikasi, dll.
1) Koordinasi antar skateholder tidak berjalan. 2) Tidak adanya informasi detail proyek. 3) Kurangnya pemahaman kompleksitas proyek, dll.
1) Dengan mengalihkan resiko (risk transfer). 2) Dengan mengalihkan resiko (risk transfer). 3) Dengan mengurangi resiko.
4.
Faktor Keterlambatan dalam Penyerahan / Penggunaan Lahan.
Deskripsi - 3 ruas jalan dengan frekuensi sebanyak 8 kejadian. - Besaran cost overrun yang terjadi sebesar Rp. 2.322.949.900,-
Fakta di Lapangan - Relokasi utilitas belum ada persetujuan/ijin. - Lahan untuk akses belum bebas. - Masyarakat menginginkan harga tinggi dari lahan yang akan digunakan, dll.
Akar Permasalahan 1) Lamanya dalam hal perijinan dan regulasi. 2) Permasalahan yang timbul dalam lingk. masyarakat. 3) pemahaman prosedur dlm pembebasan lahan.
Penanganan Resiko 1) Dengan mengurangi resiko (risk mitigation). 2) Dengan mengurangi resiko (risk mitigation). 3) Dengan mengalihkan resiko.
5.
Faktor Keterlambatan dalam Pembayaran Termin.
Deskripsi - 3 ruas jalan dengan frekuensi sebanyak 3 kejadian. - Besaran cost overrun yang terjadi sebesar Rp. 413.807.336,-
Fakta di Lapangan - Termin paket pek. baru cair setelah 60 hari. - Proses penagihan lambat. - Tidak dilakukan kontrol terhadap sisa uang kas dalam pos anggaran.
Akar Permasalahan
Penanganan Resiko
1) Prosedur pembayaran yang lambat.
1) Dengan mengalihkan resiko (risk transfer).
2) Belum tersedianya anggaran.
2) Dengan mengalihkan resiko (risk transfer).