NA TIONAL CONFERENCE ON ApPLIED ERGONOMICS 2009
Yogyakarta, 20 Mei 2009
Evaluasi Behan Kerja di PT. PLN (Persero) APJ Cimabi
dengan Menggunakan Pendekatan Fisiologi dan Biomekanika Kerja
lHardianto Iridiastadi, 20ktri Mohammad Firdaus, 3Leonardus NR Solosiga
1. Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Program Studi Teknik Industri
Institut Teknologi Bandung
2. Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Program Studi Teknik Industri
Universitas Widyatama Bandung
e-mail:
[email protected]@widyatama.ac.id
3. Alumni Program Studi Teknik Industri
Universitas Widyatama Bandung
Intisari PT. PIN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cimahi, merupaka perusahaan yang bergerak dalam pendistribusian alat-alat Iistrik dengan kapasitas terpasang terbesar di seluruh Indonesia. Dalam kegiatan operasionalnya, utamanya pada Divisi gudang, kegiatan manual material handling menjadi faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karen a frekuens inya yang sangat ti nggi. Frekuensi manual material handling yang tinggi, postur kerja pekerja ketika melakukan kegiatan manual material handling akan dianalisis dengan memperhatikan beberapa parameter utama diantaranya rekomendasi batas pengangkatan beban angkut, analisa postur tubuh, serta keluhan-keluhan yang dialami oleh pekerja. Sementara analisis mengenai beberapa parameter tersebut akan dilakukan dengan menggunakan beberapa tools. Diantaranya RWL (Recommended Weight Limmit), Rapid Entire Body Assessment (REBA) serla Standardized Nordic Questionnaire (SNQ). Beberapa parameter utama membuktikan bahwa perlu adanya perbaikan dalam kegiatan manual material handlingpada Divisi gudang, dimana nilai RWL masihjauh dari standard yang telah ditetapkan. Demikianjuga resiko pekerjaan yang masih sangat tinggi dibuktikan dengan nilai yang Linggi pada Rapid Entire Body Assessment (REBA) serta Standardized Nordic Questionnaire (SNQ). Beberapa alternatifperbaikan diberikan dalam penelitian ini diantaranya dengan perbaikan metode angkat, pemberian beberapa peralatan keamanan bagi pekerja, pemberian check up rutin secara berkala kepada pekerja. Kata kunci : Ergonomi, Manual Material Handling (MMH), Rapid Entire Body Assessment (REBA), Standardized Nordic Questionnaire (SNQ).
Pendahuluan Perkembangan industri yang cukup pesat saat ini mendorong berdirinya perusahaan-perusahaan baru. Hal ini menimbulkan terjadinya persaingan an tar perusahaan di mana setiap perusahaan dituntut memiliki daya saing yang tangguh. Untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya secara efektif dan efesien dalam perusahaan. Pengelolaan sumber daya yang dimaksud di sini adalah pengelolaan peralatan, manusia, material, modal, metode kerja, dan lain-lain. Pengelolaan sumber daya secara optimal dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing perusahaan. Salah satu sumber daya yakni pekerja. Pekerja pada sebuah industri adalah aset usaha itu sendiri, karena itu harus diutamakan dan didukung dengan fasilitas pendukung yang memadai. Kinerja dan produktivitas yang baik dari para pekerja menentukan perkembangan perusahaan. Kenyamanan dan fasilitas yang ergonomis dalam melakukan pekerjaan adalah hal terpenting yang bisa membantu bagi pekerja untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga pekerja bisa bekerja secara maksimal dan tentu saja akan meningkatkan produktivitas mereka selama bekerja. Fasilitas kerja yang ergonomis ditujukan untuk mencegah karyawan merasa bosan dan letih selama mereka bekerja dan akan membuat mereka tetap bertahan untuk berkerja pada perusahaan . .~ Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ~Y!!Jj# ISBN 978-602-8125-38-3
171
NATIONAL CONFERENCE ON ApPLIED ERGONOMICS 2009 Hardianto Irisdiatadi, Oktri Mohamad Firdaus, Leonardus NR Solosiga
Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan di Indonesia mengenai evaluasi beban kerja dalam penanganan material secara manual masm kurang dan perlu untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil contoh karakterisitik pekerjaan pada salah satu perusahaan listrik terbesar di Indonesia yang ada di Bandung, yang dalam pelaksanaan pekerjaannya banyak melakukan proses pengangkatan (lifting) dan penurunan (lowring) material sehingga data yang diambil dapat lebm valid. Secara rinei, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan hal sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi bagian tubuh yang paling sering dikeluhkan oleh para pekerja industri dalam pekerjaan pengangkatan (lifting) dan penurunan (lowring) material secara manual. 2. Melakukan pengukuran pada bentuk postur tubuh saat bekerja melakukan pengangkatan dan penurunan material dengan posisi ketinggian dan beban yang berbeda beda. 3. Melakukan pengukuran beban yang diterima pada otot yang paling sering dikelubkan pekerja saat bekerja melakukan pengangkatan (lifting) dan penurunan (lowring) material dengan posisi ketinggian dan beban yang berbeda beda. 4. Memberikan rekomendasi atas evaluasi pengukuran beban kerja tersebut. Landasan Teori 1. Ergonomi Kata ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu kata ergon (artinya bekerja dan usaha) dan kata nomos (artinya peraturan-peraturan alam) dan secara keseluruhan dapat diartikan sebagai studi yang mempelajari aspek-aspek anatomi (struktur tubuh), fisiologi (kerja dari alat-alat tubuh sebagaimana mestinya) dan psikologis (kejiwaan) dari manusia dalam lingkungan pekerjaan dengan memperhatikan optimasi, efisiensi, keselamatan, kesehatan, serta kenyamanan manusia di temp at kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Yang dimaksud dengan lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitar dimana ia bekerja, metode kerja, serta pengaturan kerja baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok. Tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan efektivitas kerja yang dihasilkan oleh sistem manusia-mesin sambi! tetap mempertahankan unsur kenyamanan sebaik mungkin. Pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki perfonnansi kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, ketepatan (accuracy), keselamatan kerja disamping mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat dan mampu memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia. 2. Biomekanika Biomekanika adalah disiplin ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh (Wignjosoebroto,] 995). Kinerja faal dan kenyamanan dari pekerja sudah terbukti sangat menunjang produktivitas pekerja, dengan demikian para penanggungjawab keselamatan dan kenyamanan kerja harus memik.irkan faktor bahaya-bahaya biomekanika. Sebaikoya aktifitas manual material handling tidak membahayakan pekerja dan tidak menimbulkan sakit pinggang, sakit pundak atau pergeJangan tangan yang membuat pekerja menderita atau cacat. 3. FisoJogi Secara garis besar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kerja (perfonnansi) manusia, dan dapat dibagi atas 2 kelompok, yaitu (Wignjosoebroto,1995): 1) Faktor-faktor diri (individual) : sikap, sifat, sistem, ni!ai, karakteristik, fisik, minat, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan lain-lain. 2) Faktor-faktor situasional : lingkungan fisik, mesin dan peralatan, metode kerja dan lain-lain.
~ Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
lj;~ ISBN 978-602-8125-38-3
172
NATIONAL CONFERENCE ON ApPLIED ERGONOMICS 2009 Hardianto lrisdiatadi, Oktri Mohamad Firdaus, Leonardus NR Solosiga
2. BASIL PENELITIAN 1. Pengolahan Data Konsumsi EnergilDenyut Jantung : Tabel 1 Pengolahan Data Konsumsi EnergiIDenyut Jantung
Daya jantung dan Energi Ekpenditure Denyut Jantung (Pulse/menit) Awal Akbir 114 86 117 91 87 109
NAMA BapakI BapakK BapakS
Energi Ekspenditu re (KkaJJmenit) Awal Akbir 3.32331 5.32370 3.62627 5.58190 3.38201 4.91224
Konsumsi Energi (KkaVmenit) 2.00039 1.95563 1.53023
Sumber : Pengamatan (data diolah) Perhitungan : Perhitungan konsumsi energi dan denyut jantunglnadi dengan rumus : Y = 1,80411- 0,0229038X + 4, 71733.10-4X2 ... (1) Keterangan : Y = Energi (kkallmenit) X = Kecepatan denyut jantunglnadi (denyutlmenit) Setelah besaran kecepatan denyut jantunglnadi diseratakan dalam bentuk energi maka energi diperoleh bentuk matematis sebagai berikut: KE = Et - Ei ... (2) Keterangan : KE = Konsumsi energi (kkallmenit) Et = Pengeluaran energi pada saat melakukan kerja (kkallmenit) Ei = Pengeluaran energi pada saat istirabat (kkallmenit)
konsumsi
Konsumsi energildenyut jantung Bapak K :
Y = 1.80411- 0.0229038.91 + 4.71733.10- 4 .91 z
= 3.62627 (awal) Y = 1.80411- 0.0229038.117+ 4.71733.10- 01 .117 2 5.58190 (akhir) KE = Et-Ei = 5.58190 - 3.62627 = 1.95563 =
2. Perhitungan RWL (recommended weight limit) Contoh Perhitungan Data RWL (Recommended Weight Limmit): Origin: RWL BapakK RWL=LCxHMxVMxDMxAMx FMxCM = 23 x 0.83 x 0.90 x 1 x 0.7] x 0.95 x 0.22 = 2.55 Destination: RWLBapak K RWL=LC xHMxVMxDMxAMx FMxCM = 23 x 0.78 x 0.90 x] x 0.71 x 0.95 x 0.22 = 2.39
~.r:; Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
\..J.:i3f
ISBN 978-602-8125-38-3
173
NATIONAL CONFERENCE ON ApPLIED ERGONOMICS 2009 Hardianto Irisdiatadi, Olari Mohamad Firdaus, Leonardus NR Solosiga
3. Perhitungan REBA (rapid entire bodyassesrnent) Pengukuran ini dilakukan pada posisi Origin dan Destination oleh operator PT. PLN APJ (PERSERO) yaitu bapak I, Bapak K, Bapak S, pada aktivitas pengangkatan KWH yang rusak, hasil pengukuran awaJnya adalah sebagai berikut:
Garnbar 1. Aktivitas Posisis Origin Bapak I. (Surnber : Data Diolah) Pengukuran REBA pada posisi Origin oleh bapak I : 1) Kondisi batang tubuh (trunk) Kondisi batang tubuh pekeIja dalarn kondisi diam dan rnembentuk sudut >60° sehingga mendapat nilai 4. Karena batang tubuh pekeIja bergerak ke kiri dan ke kanan, maka nilai untuk batang tubuh ditambah l,jadi total nilai batang tubuh (trWlk) yaitu sebesar 5. 2) Kondisi leher (neck) Kondisi leher pekeIja mernbentuk sudut > 20° sehingga mendapat nilai 2. Karena leher pekerja bergerak ke kiri dan ke kanan, maka nilai untuk kondisi leher ditambah I, sehingga total nilai leher (neck) sebesar 3. 3) Kondisi kaki (legs) PekeIja bekeIja dalarn posisi berdiri dan ditekuk mendapat nilai 2 dan membentuk sudut > 60° maka nilai untuk kondisi kaki ditambah 2, kaki kanan dan kiri mempunyai beban yang sarna, sehingga total nilai uotuk kaki (legs) adalah sebesar 4. 4) Kondisi lengan atas (upper arms) Kondisi lengan atas pekerja saat bekerja akan membentuk sudut > 20° sehingga mendapat nilai 2. Karena lengan atas pekeIja berada dalam posisi terangkat maka nilai untuk kondisi lengan atas ditambah 1, sehingga total nilai untuk lengan atas (upper arms) sebesar 3. 5) Kondisi lengan bawah (lower arms) Kondisi lengan bawah saat bekeIja akan akan bergerak membentuk sudut antara 60° -100° sehingga mendapat nilai I. 6) Kondisi pergelangan tangan (wrists) Kondisi pergelangan tangan pekeIja bergerak 15° - 15° sehingga mendapat nilai 1. Karena pergelangan taogan pekeIja bergerak maju mundur dan berputar maka nilai untuk pergelangan tangan ditambah 1. Jadi nilai untuk pergelangan tangan (wrists) adalah sebesar 2.
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN 978-602-8125-38-3
174
NAnONAL CONFERENCE ON ApPLIED ERGONOMICS 2009 HardianJo Irisdiatadi, Oktri Mohamad Firdaus, Leonardus NR Solosiga
Analisis 1. Energi Expenditure dan Konsumsi Energi Perhitungan ini berdasarkan basil penelitian dan selisih denyut jantung awal (istirahat siang) dan denyut jantung akbir (sebelum pulang kerja), sehingga diperoleh nilai expenditure awal pada saat (istirahat siang) dan akhir (sebelum pUlang kerja) serta konsumsi energi pekerja. Dari hasil penelitian terlihat bahwa nilai expenditure akhir setelah melakukan pengangkatan meteran KWH lebih besar dibandingkan pada saat denyut jantung awal sebelum istirahat siang (istirahat makan siang). Sebingga sangat jelas bahwa konsumsi energi bekerja lebih besar dibandingkan dengan konsumsi energi sebelum kerja. Kebutuhan kalori pekerja Bapak I adalah 2.48637 kkallmenit, Bapak K sebesar 2.41648 kkallmenit, Bapak S 1.81548 kkallmenit. Maka dapat disimpulkan bahwa konsumsi energi yang dikeluarkan oleh para pekerja masib dalam kriteria beban kerja ringan. Kriteria beban kerja ringan diperoleh kemungkinan karena pekerjaan tersebut dilakukan atau diangkat oleh dua orang operator atau lebih dan juga biasa dilakukan oleh para pekerja, sehingga mereka tidak merasakan perubahaan denyutjantung yang berarti ketika sebelum dan sesudah bekerja.
2. Analisis NIOSH Recomended Weight Limit (RWL) Perhitungan R WL dilakukan didasarkan pada horizontal, vertical, Asimetrik, Frekuensi dan Coupling. Dari basil perhitungan diatas pada origin dan destination berbeda, hal ini dipengaruhi oleh faktor horizontal, vertical, asimetrik dan coupling sehingga nilai RWL pun berbeda. Faktor horizontal berbeda karena pada saat mengangkat meteran KWH jarak antara bend a dengan mata kaki berbeda bed a antara operator satu dengan yang lain sehingga ukurannya pun berbeda-beda. Faktor verticalnya juga berbeda, karena ketinggian benda yang diangkat oleh operator berbeda-beda, ini juga dikarenakan postur tubuh masing-masing operator berbeda-beda pada saat mengangkat dan menurunkan benda yang diangkat (meteran KWH). Faktor asimetrik pada bagian Origin dan Destination juga berbeda, walaupun pekerjaanya repetitive sudut yang dibentuk oleh ketiga pekerja juga berbeda karena dipenaruhi oleh faktor vertical pengangkatan benda yang diangkat dan tinggi badan para peketja. Untuk faktor Coupling pada benda yang diangkat (meteran KWH) sangat kurang baik walaupun dapat digunakan. 3. Analisis REBA (Rapid Entire Body Assessment) Berdasarkan hasil dari pengoJahan data menggunakan REBA worksheet (Rapid Entire Body Assessment) diatas, para pekerja digudang PT. PLN (PERSERO) APJ Cimahi memeperoJeh level resiko yang sangat tinggi. lni dapat lihat pada gam bar posisi origin dan destination para peketja : Posisi origin bapak I, K dan S: 1) Posisi Batang Tubuh (Trunk) Pada posisi batang tubuh bapak I dan K membentuk > 60° sedangkan bapak S membentuk sudut 20° 60° dan bergerak ke kiri dan ke kanan, posisi batang tubuh bapak I dan K ini mendapat score 5 sedangkan bapak S mendapat score 3. Posisi ketiga peketja ini dapat menyebabkan cedera pada tulang belakang atau pinggang. 2) Kondisi leher (neck) Pada posisi leher bapak J, K, dan S membentuk > 20° dan bergerak ke kiri dan ke kanan, posisi leher ketiga pekerja ini mendapat score 3. Dengan score yang diperoleh dapat menyebabkan cedera pad a leher atau pegal-pegal pada pundak. 3) Kondisi kaki (legs) Pada posisi kaki bapak I dan K berdiri dan menekuk membentuk > 60°, sedangkan posisi kaki bapak S membentuk sudut antara 30° - 60" dan kaki kiri dan kanan mempunyai beban yang sarna. Posisi kaki bapak I dan K ini mendapat score 4 sedangkan bapak S mendapat score 3. Posisi ini dapat menyebabkan cedera pada kaki seperti keseleo atau kram kaki. 4) Kondisi lengan atas (upper arms)
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN 978-602-8125-38-3
175
Hardianto
NATJONAL CONFERENCE ON ApPLIED ERGONOMICS 1009 Oktri Monalinaa
atas bapak I, K dan S membentuk > 20°, atas. Posisi lengan atas bapak L K dan S pada lengan atas seperti terkilir atau kes;eleo . .....vau."" lengan bawab (lower arms) 100°, dan posisi lengan bawah lengan bawah bapak I, K dan S memtlen'tuk pekeIja terangkat ke atas. Posisi lengan bawah I, K dan S ini mendapat score 1. - pegal pada pundak atau terkilir. dapat menyebabkan eedera pada lengan bawah 6) pergelangan tangan (wrists) pergelangan tangan bapak I dan S "''''UJ,'-'',",U.'''''' sudut antara 15 ° - 15° sedangkan posisi pergelangan tangan bapak K membentuk sudut 1 pergeJangan tangan ketiga pekeIja ini 1"v>,'rrPII"<>!r maju mundur. Posisi pergeJangan I dan S mendapat score 2 sedangkan ,..,_._.,,~ tangan bapak K mendapat score 3. pekelja ini dapat menyebabkan eedera atas seperti terkilir atau dad bapak L K dan S tubuh yang ""5."''''''''ru... adanya pegangan serta Hein. score REBA 11 - 15, level
sangat memungkinkan cedera otot dalam kondisi yang baik dan origin ketiga pekeIja ini masuk dalam tindakan ""''''......
Destination bapak I, K dan
1) Posisi Batang Tubuh (Trunk)
Pada posisi batang tubuh bapak I > 60° dan bergerak ke batang tubuh bapak I, K dan S score 5. Posisi ketiga pekeIja ini menyebabkan eedera pada tuJang ",,,,1
20° dan bergerak ke kiri dan ke kanan, score yang diperoleh dapat menyebabkan ketiga pekeIja ini mendapat score 3. leher atau pegal-pegal pada pundak. 3) Kondisi kaki (legs) menekuk membentuk sudut antara 30 0 60° dan kaki Pada posisi kaki bapak I, K dan S dan kanan mempunyai beban yang sarna. kaki ketiga pekeIja ini mendapat score 3. dapatmenyebabkan ""'"'''-',....·v atau kram kaki. 4) Kondisi lengan atas (upper posisi lengan atas bapak L pekeIja terangkat ke atas. menyebabkan
5) Kondisi lengan Pada posisi lengan bawah memtlentuk sudut 60° 100°, ketiga pekeIja terangkat bawah bapak iman, kholik score 1. Posisi ini dapat meny(maOK2LD pada lengan bawah seperti 6) Kondisi Pada posisi pergelangan bapak I, K dan S membentuk sudut 15°+, dan h""'(Jp,"",l< mundur. Posisi pergelangan I, tangan ketiga pekeIja score 2. Posisi ketiga dapat menyebabkan eedera pada Jengan atas terkilir atau keseleo. Kondisi keseluruhan dari bapak I, K dan Spada saat bekeIja sangat memungkinkan otot pada kurang baik dan bagian - bagian tubuh yang digunakan. KWH yang diangkat juga dalam kondisi tidak adanya serta Dad score akhir pada posisi Destination dalam score 15, resiko sangat tinggi, level Tindakan 4,dan juga
Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN 978-602-8125-38-3
176
NA TlONAL CONFERENCE ON APPLIED ERGONOMICS 2009
Hardianto Irisdiatadi, Oktri Mohamad Firciaus, Leonardus NR Solosiga
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dikarenakan sebagian besar pekeIja berusia diatas 40 tabun, sangat berpotensi menimbulkan resiko cedera khususnya pada punggung atas dan punggung bawah serta pada bahu kanan dan lutut. b. Score REBA dari ketiga pekeIja yang diteliti adalah 11 - 15, level resiko yang sangat tinggi, level tindakan 4 (empat), dan perlu tindakan atau perbaikan cara pengangkatan dan penurunan yang sejajar dengan pinggang, memiliki pegangan yang baik dan alat yang digunakan untuk membawa benda-benda keIja sebaiknya tidak mempersulit operator, agar tidak teIjadi cedera otot pada bagian-bagian tubuh yang digunakan pada saat bekeIja. c. Rekomendasi atas evaluasi pengukuran beban keIja di PLN APJ Cimahi adalah dengan melakukan proses rekrutmen tenaga baru yang lebih mud a dari segi usia, dan membuat rencana keIja yang lebih terarah guna meminimalisir teIjadi kelelahan berlebih, pada akhimya ak:an berpotensi menderita cummulative trauma disorders (CTDs) Daftar Pustaka Hignett, S., Mc.Atamney.L.Rapid Entire Body Assessment, Applied Ergonomics, vol 31, pg. 201-205. 2000. Designed by Adi, Laboratorium Perancangan Sistem KeIja dan Ergonomi Insititut Teknologi Bandung - 2008. Sanders dan Mc. Corwick, Human Factor in Eningeering and Design, New York: Mc. Graw Hill Book, 1987. Thomas R.Waters, Ph.D.,Vem Putz-Anderzon, Ph.D., Arun Garg, Ph.D., Application For The revised NJOSH Lifting Equation., Cincinnati, Ohio 45226., January 1994. Miranda & Amin Widjaja Tun ggal , 2001, Manajemen Logistik & Supply Chain Management, Harvarindo. Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Penerbit PT. Guna Widya, Edisi Pertama, Jakarta, 1995
'.- ~ Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM "" ISBN 978-602-8125-38-3
* ~
~-
177