FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
tutorial 10 LINGKUNGAN KERJA FISIK 1 Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017
www.labdske-uii.com
LINGKUNGAN KERJA FISIK 2016 Lingkungan Kerja Fisik I A. Tujuan Tutorial 1. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap hasil kerja dan menentukan tingkat intensitas cahaya yang optimal. 2. Mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dengan output yang dihasilkan. 3. Mengetahui dan memahami pengaruh kondisi getaran pada lingkungan kerja terhadap hasil suatu pekerjaan. 4. Mengetahui cara pengukuran pencahayaan dan getaran dengan menggunakan alat. 5. Mampu menganalisis perancangan lingkungan kerja fisik yang optimum.
B. Input dan Output Input: a) Deskripsi subyek b) Data jumlah output
Output: Analisa perbandingan produktivitas dengan perlakuan lingkungan kerja fisik yang berbeda.
C. Alat Tutorial dan Prosedur Penggunaan a) Ruang Iklim Ruang iklim pada laboratorium Desain Sistem Kerja dan Ergonomi UII merupakan fasilitas laboratorium yang digunakan untuk melakukan simulasi berbagai keadaan lingkungan kerja fisik, seperti simulasi pencahayaan, temperature, kebisingan, dan getaran.
Gambar 1. Ruang Iklim Lab.DSKE UII Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi | 1
LINGKUNGAN KERJA FISIK 2016 b) Lampu Lampu digunakan untuk melakukan simulasi yang berkaitan dengan pencahayaan dengan intensitas cahaya yang dapat diatur. c) Lantai getar Lantai getar digunakan untuk membuat simulasi getaran dengan kecepatan dan intensitas getaran yang dapat diatur.
Gambar 2. Lantai Getar d) Luxmeter Luxmeter merupakan alat untuk mengukur intensitas cahaya atau tingkat pencahayaan.
Gambar 3. Luxmeter e) Vibrometer dan accelerometer Vibrometer merupakan alat yang dirancang dapat mengukur getaran dari suatu objek.
Gambar 4. Vibrometer
Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi | 2
LINGKUNGAN KERJA FISIK 2016 f) Laptop Laptop digunakan untuk menjalankan software KeyBlaze Typing Tutor dan juga untuk mengolah data tutorial.
Gambar 5. Laptop atau Komputer g) Software KeyBlaze Typing Tutor Software KeyBlaze Typing Tutor digunakan untuk sebagai aplikasi bantu untuk melakukan aktivitas mengetik. Hasil (output) dari kegiatan tersebut akan menjadi data yang akan dianalisa.
Gambar 6. Software KeyBlaze Typing Tutor h) Observation Sheet dan alat tulis Observation Sheet adalah lembaran dimana praktikan menulis data yang didapatkan pada saat tutorial.
Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi | 3
LINGKUNGAN KERJA FISIK 2016 D. Landasan Teori 1. Pencahayaan Pencahayaan adalah rangsangan untuk vision. Berdasarkan hal itu, kekurangan pencahayaan atau pencahayaan yang terlalu kuat, secara partikel, pencahaayaan yang terlalu menyilaukan menyebabkan penglihatan menjadi kurang jelas yang dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, pusing dan penambahan resiko kecelakaan (Nakagawara, 1990). Pencahayaan dapat diukur dengan luxmeter dengan satuan lux. a. Ciri – ciri penerangan yang baik Ciri-ciri penerangan yang baik tersebut adalah : 1.
Sinar / cahaya yang cukup
2.
Sinar / cahaya yang tidak berkilau atau menyilaukan
3.
Kontras yang tepat
4.
Kualitas Pencahayaan (Brightness) yang tepat
5.
Pemilihan Warna yang tepat
Grandjean (1993) mengemukakan bahwa penerangan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja seperti: 1. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja 2. Kelelahan mental 3. Kelelahan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata 4. Kerusakan indra penglihatan dll
b. Glare Glare (silau) adalah rangsangan yang dihasilkan oleh luminansi (kecerahan) yang berada pada area penglihatan/visual, yang cukup besar daripada yang dapat disesuaikan oleh mata (IES Committee on Industrial Lighting, 1991). Berdasarkan sumbernya, glare dapat dibagi menjadi dua: a. Direct glare, yang dihasilkan dari sumber cahaya yang tidak cukup terlindungi pada area visual. b. Indirect glare, yang dihasilkan dari objek yang mempunyai luminansi tinggi dan dipantulkan oleh permukaan pada area visual.
Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi | 4
LINGKUNGAN KERJA FISIK 2016 Sedangkan berdasarkan efeknya terhadap manusia, glare dapat dibagi menjadi tiga : a. Discomfort glare, yang menyebabkan gangguan perasaan subjektif (biasanya eye strain) b. Disability glare, yang menyebabkan penuruan kemampuan penglihatan. c. Photostress glare, menyebabkan keterlambatan dalam pemulihan sistem visual setelah daerah makula telah terus-menerus dirangsang oleh sumber cahaya. Daerah makula adalah area pada mata yang berada di dekat pusat retina yang berguna untuk penglihatan sentral dan persepsi warna.
c. Ambang Batas Pencahahayaan Berdasarkan standar keputusan menteri kesehatan RI, terdapat tingkat pencahayaan minimal yang telah direkomendasikan. Adapun nilai ambang batas pencahayaan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Tingkat pencahayaan rata-rata berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI Tingkat Pencahayaan Jenis Kegiatan Keterangan Minimal (lux) Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus Pekerjaan kasar dan terusmenerus
Ruang penyimpanan dan 100
peralatan atau instalasi yang memerlukan pekerjaan kontinyu
200
Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar Ruang administrasi, ruang
Pekerjaan rutin
300
kontrol, pekerjaan mesin dan perakitan Pembuatan gambar atau bekerja
Pekerjaan agak halus
500
dengan mesin kantor, pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin Pemilihan warna, pemrosesan
Pekerjaan halus
1000
tekstil, pekerjaan mesin halus dan perakitan halus
Pekerjaan sangat halus
1500
Mengukir dengan tangan,
tidak menimbulkan
pemeriksaan pekerjaan mesin,
Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi | 5
LINGKUNGAN KERJA FISIK 2016 Jenis Kegiatan
Tingkat Pencahayaan
bayangan
3000 tidak Pekerjaan terinci
Keterangan
Minimal (lux)
menimbulkan bayangan
dan perakitan yang sangat halus
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus
2. Getaran (Vibration) Getaran dapat didefinisikan dalam beberapa arti, seperti: osilasi mekanik, gerakan partikel di sekitar equilibrium (salah satu bagian otak) yang memberikan efek pada kesehatan, kenyamanan, dan performans dari seseorang. Getaran dipengaruhi oleh frekuensi dan intensitas getaran itu sendiri. Frekuensi diukur dengan hertz ( Hz ) dan intensitas getaran dapat diukur dengan berbagai cara misalnya: tinggi amplitudo, akselerasi, kecepatan dan tinggi penempatan getaran (Pulat, 1996). Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur besar getaran yang terjadi pada suatu lingkungan kerja adalah vibrometer. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor
PER.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja Pasal 6 menyatakan bahwa NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2). Pasal 7 menyatakan NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh ditetapkan sebesar 0,5 meter per detik kuadrat (m/det2). Berikut nilai ambang batas getaran untuk pemaparan pada lengan dan tangan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia
Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi | 6
LINGKUNGAN KERJA FISIK 2016 Prosedur Tutorial Alur tutorial yang akan dilakukan dalam tutorial Lingkungan Kerja Fisik 1 ini dapat dilihat dalam gambar berikut. Mulai
Teori dalam Kelas · Penyampaian Materi · Post Test
Penentuan Operator
PRETEST: Tidak ada Vibrasi
PRETEST: Cahaya normal
POSTTEST 1: Vibrasi berlebih
POSTTEST 2: Cahaya redup
Data terkumpul
Data terkumpul
Pengolahan data
Pengolahan data
Analisis Data
Laporan memenuhi syarat?
TIDAK
YA ACC Asisten
Pengumpulan Laporan
Gambar 2. Alur Tutorial
Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi | 7
LINGKUNGAN KERJA FISIK 2016
Gambar 4 di atas menunjukkan alur tutorial pada tutorial lingkungan kerja fisik. Pada pengolahan data, praktikan akan mengolah data untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara dua sampel yang berpasangan atau berhubungan (data pre test dan post test). Maka dari itu, uji statistika yang dipakai adalah uji Paired Sample T-Test. Uji Paired Sample T-test merupakan bagian dari statistika parametrik, sehingga data harus berdistribusi normal terlebih dahulu. Maka dari itu, sebelum melakukan uji Paired Sample T-Test perlu adanya uji normalitas.
Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi | 8
LINGKUNGAN KERJA FISIK 2016 REFERENSI
IES Committee on Industrial Lighting (1991) Industrial Lighting, ANSI/IES-7-1991. Illuminating engineering society of North America, 345 E 47th St, New York, NY 10017. Nakagawara, V.B (1990) Glare vision testing: application in occupational health and safety program. Professional safety Sedarmayanti, (1996). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Suatu Tinjauan Aspek Ergonomi atau Kajian antara Manusia dengan Lingkungan Kerja. CV. Mandar Maju, Bandung. Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R. & Tjakraatmadja, J.H., 1979. Teknik Tata Cara Kerja. ITB, Bandung. Tarwaka, Bakri, Sudiajeng. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press. Surakarta
Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi | 9
-There is no best way but there is always a better way-
www.labdske-uii.com