ETNOBOTANI TANAMAN OBAT DI DESA KUHANGA KECAMATAN BINTAUNA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA
JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian Sarjana
OLEH
DEWIRASTI DUNGGIO NIM: 431 410 001
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI 2015
Etnobotani Tanaman Obat Di Desa Kuhanga Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Dewirasti Dunggio 1., Jusna Ahmad2., Sari Rahayu Rahman 3 1Mahasiswa Jurusan biologi, 2Dosen Jurusan Biologi, 3Dosen Jurusan Biologi Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Dewirasti Dunggio, 2015. “ Etnobotani Tanaman Obat, Desa Kuhanga Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang MongondowUtara”. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I. Dr. Jusna Ahmad, M.Si. Pembimbing II. Sari Rahayu Rahman, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman, manfaat, dan bagian tanaman yang digunakan sebagai obat di Desa Kuhanga Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survey, teknik pengumpulan data menggunakan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Desa Kuhanga Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara terdapat 23 spesies tanaman obat yaitu Jatropha curcas L. Catharanthus roseus L. Strobilanthes crispus, Kalanchoe pinnata, Blumea balsamifera, Phylanthus urinaria L. Acalypha australis L. Kaempferia galanga L. Stachytarpheta jamaicensis L. Gardenia augusta, Euphorbia hirta, Ficus septika, Andrographis paniculata, Cassia alata L. Centella asiatica, Annona muricata L. Piper betle, Pluchea indica, Morinda citrifolia L. Pedilanthus pringley, Averrhoa bilimbi L. Coleus atropureus, Physalis angualata. Kata Kunci : Etnobotani, Tanaman Obat.
Etnobotani Tanaman Obat Di Desa Kuhanga Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Dewirasti Dunggio 1., Jusna Ahmad2., Sari Rahayu Rahman 3 1Mahasiswa Jurusan biologi, 2Dosen Jurusan Biologi, 3Dosen Jurusan Biologi Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRACT Dewirasti Dunggio, 2015. “Ethnobotany Medicinal Plants, Kuhanga Bintauana, Bolaang Mongondow Utara”. Skripsi, Department of Biologi, Faculty of Mathematic and Natural Science, State University of Gorontalo. The Principal Supervisor was Dr. Jusna Ahmad, M.Si and Co- Supervisor was Sari Rahayu Rahman, S.Pd, M.Pd. This study at knowing the types of plants, benefits, and parts of the plant which are used as medicine in Kuhanga Bintauna Bolaang Mongondow Utara. The method used was survey, technique of data collection usud snowball sampling. Research result showed that there were 23 spesies of medicinal of plants in Kuhanga Bintauna Bolaang Mongondow Utara namely Jathropa Curcas L. Catharanthus roseus L. Strobilanthes Crispus, Kalanchoe pinata, Blumea balsamifera, Phylantus urinaria L. Acalypha australis L. Kaemperia galaga L. Stachytarpheta jamaice, Gardenia augusta, Euphorbia hirta, Ficus septika Andrographis paniculata, Cassia alata L, Annona muricata L, Piper betle, Pluchea indica, Morinda citrifolia L, Pedilanthus pringley, Averrhoa bilimbi L. Coleus atropurpureus, Physalis angualata. Keywords: Ethnobotany, Medicinal Plant
PENDAHULUAN Etnobotani merupakan ilmu yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan tumbuhan dan lingkungannya. Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisional. Dalam penelitian sebelumnya masyarakat awam telah menggunakan berbagai macam jasa tumbuhan untuk menunjang kehidupannya. Pendukung kehidupan untuk kepentingan makanan, pengobatan, upacara adat, bahan pewarna dan yang lainnya. Semua kelompok masyarakat sesuai dengan karakter wilayah dan adatnya memiliki ketergantungan pada berbagai jenis tumbuhan paling tidak untuk sumber pangan. (Andin Irsadi, dkk 2012). Etnobotani sebagai suatu studi yang menjelaskan hubungan antaramanusia dengan tumbuh-tumbuhan yang secara keseluruhan menggambarkan perandan fungsi tumbuhan dalam suatu budaya. Etnobotani tumbuhan obat merupakan salah satu bentuk interaksi antaramasyarakat dengan lingkungan alamnya.Interaksi pada setiap suku memiliki karakteristik tersendiri dan bergantung pada karakteristik wilayah dan potensi kekayaan tumbuhan yang ada. Pengkajian tumbuhan obat menurut etnobotani sukutertentudimaksudkan untuk mendokumentasikan potensi sumberdaya tumbuhan obatdan merupakan upaya untuk mengembangkan dan melestarikannya. (Hastuti, 2012). Etnobotani merupakan cabang ilmu yang interdispliner, yaitu mempelajari hubungan manusia, tumbuhan dengan lingkungannya. Etnobotani menekankan bagaimana mengungkap keterkaitan budaya masyarakat dengan sumberdaya tumbuhan dilingkungannya secara langsung ataupun tidak langsung. Penekanannya pada hubungan mendalam budaya manusia dengan alam nabati sekitarnya. Mengutamakan persepsi dan konsepsi budaya kelompok masyarakat dalam mengatur sistem pengetahuan anggotanya menghadapi tumbuhan dalam lingkungan hidupnya. Tanaman obat adalah semua jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai ramuan obat, baik secara tunggal maupun campuran yang dianggap dan dipercaya dapat menyembuhkan suatu penyakit atau dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan. (Rahayu, 2006). Tanaman obat sebagai tanaman yang mengandung bahan yang dapat digunakan sebagai pengobatan dan bahan aktifnya dapat digunakan sebagai bahan obat sintetik.Tanaman obat umumnya merupakan tumbuhan hutan yang sejak nenek moyang telah menjadi tumbuhan pekarangan dan secara turun temurun dijadikan sebagai tanaman obat. (Simbala, 2009). Pemanfaatan tanaman obat di Indonesia sudah berkembang dengan pesat. Beberapa tahun terakhir telah banyak penelitian-penelitian dibidang pemanfaatan tanaman obat. Peran tanaman obat memang dapat dikembangakan secara luas di Indonesia.Peran tanaman sebagai bahan obat sangat penting diketahui oleh masyarakat, untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. (Wardah dan Setyowati, 2010).
Tanaman obat mempunyai khasiat yang bekerja sebagai antioksidan, antiradang, analgesik, dan lain-lain, mengarah pada penyembuhan suatu penyakit. Hal ini tidak terlepas dari adanya kandungan bahan kimia tanaman obat yang berasal dari metabolisme sekunder. Setiap tanaman menghasilkan bermacam-macam senyawa kimia yang merupakan bagian dari proses normal dalam tanama. (Andrianto, 2011). Menurut depertemen Kesehatan RI dalam surat keputusan Menteri Kesehatan No.149/SK/Menkes/IV/1978 disebutkan bahwa tanaman obat adalah tanaman / bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradiosonal atau jamu,atau sebagai bahan pemula bahan baku obat (preokursor), atau tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai obat. (Fakhrozi, 2009). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tanaman obat apa saja yang dimanfaatkan, untuk mengetahui cara pengambilan tanaman obat, dan untuk mengetahui bagian tanaman yang digunakan oleh masyarakat di Desa Kuhanga Kec Bintauna Kab Bolaang Mongondow Utara. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kuhanga Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai bulan Juli 2015 dari tahap persiapan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode Survey, yaitu metode yang dilakukan untuk mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala empirik yang berlangsung di lapangan atau lokasi penelitian. (Fathoni, 2011). Objek penelitian Objek penelitian yang di amati yaitu spesies tanaman obat tradisional yang terdapat di Desa Kuhanga Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Alat dan BahanPenelitian Alat yang digunakan antara lain alat tulis menulis, papan akrilik, perekam suara,dan kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman obat yang diketahui atau dipercaya berkhasiat obat. Tahapan Penelitian 1. Pengambilan sampel dilakukan melalui wawancara oleh batra dengan menanyakan nama lengkap, nama panggilan, umur, sudah berapa lama membantu orang dalam
pengobatan, penyakit apa saja yang biasa diobati, bagian tanaman apa yang digunakan. 2. Pengambilan sampel dilakukan dengan meminta responden atau batra untuk menunjukan secara langsung tanaman obat yang digunakan. 3. Mencatat seluruh informasi yang didapat contohnya bagian tanaman apa saja yang bisa di gunakan sebagai obat, tanaman obat bisa hidup liar dan di budidayakan oleh masyarakat sekitar, tanaman obat bisa hidup di tanah yang berpasir dan bisa juga hidup di tanah yang lembab. 4. Pengambilan dokumentasi tanaman obat tidak di buat herbarium karena tanamannya sudah diketahui jenisnya, tanamannya hanya di buat dokumentasi foto secara detail bagian-bagiannya seperti akar, batang, tangkai, daun, buah sebagai bahan untuk identifikasi. (Steenis, 2008). Teknik Analisis Data Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Apabila spesisnya sudah diketahui maka dapat mendeskripsikan ciri dari spesies tanaman obat yang ditemukan di lokasi, kemudian menguraikan morfologi tanaman, Selain itu pula mendeskripsikan tentang kegunaan tumbuhan obat yang di dapat, yakni : 1. Bagian-bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat. 2. Dimanfaatkan sebagai obat apa. 3. Kearifan local masyarakat Desa Kuhanga HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Tempat yang menjadi penelitian yaitu Desa Kuhanga, Desa Kuhanga merupakan Desa yang ada di Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Jumlah penduduk Desa Kuhanga sebanyak 1.672 jiwa. Desa Kuhanga masih jauh dari fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan masih banyak masyarakat yang memanfaatkan tanaman sebagai obat tradisional, tanaman obat yang ada di Desa Kuhanga sebagian besar sudah di budidayakan oleh masyarakat dan ada juga tanaman obat yang hidup secara liar yang di manfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Hasil Penelitian Tabel 4.1 Jenis-jenis Tanaman Obat yang di manfaatkan oleh masyarakatKuhanga Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. No
Nama Lokal
1
Balacae
2
Ulumka
3
Keji beling
4
Nama Umum
Nama Ilmiah
Cara Mengambil Tanaman Obat
Jarak Pagar Tapak Dara Keji beling
Jatropha curcas L.
Membaca shalawat
Catharanthus roseus L.
Membaca shalawat
Strobilanthes crispus
Lantika
Cocor Bebek
Kalanchoe pinnata
5
Tabaku utang
Sembung
Blumea balsamifera
6
Meniran
Meniran
Phylanthus urinaria L.
7
Antinganting Kongita’a
Antinganting Kencur
Acalypha australis L.
Pagi hari, dengan memetik daun 7 helai dengan mene mpelkan ibu jari dan jari kelingking Pagi hari,dengan membasu h tangn3x, dipetikdengan cara jongkok Memetik daun 7 helai, dengan cara berdiri tidak membelakangi cahaya Pagi hari, dengan menyilangkan kedua tangan Membaca shalawat
8
9
Kaempferia galanga L.
10
Pecut Pecut kuda Stachytarpheta Kuda jamaicensis L. Pica piring Pica piring Gardenia augusta
11
Harani
Petikan kerbau
Euphorbia hirta
Bagian Tanaman yang digunakan Daun Daun, batang, akar Daun
Daun
Daun
Daun dan akar
Daun, batang dan akar Sore hari, memetik daun Daun sebanyak 3-5 helai disimpan didalam beras selama 5-10 menit Membaca shalawat Akar Membaca shalawat, Daun memetik daun senayak 9 helai Membaca shalawat, menca Akar but tanaman selanjutnya direndamdengan air cucian berasselama 10 menit
12
Tagalolo
Awarawar
Ficus septika
13
Sambiloto
Sambiloto
Andrographis paniculata
14
Kupangkupang
Ketapang Cina
Cassia alata L.
15
Tumpango Kaki Kuda Centella asiatica
16
Lumbuhe
Sirsak
Annona muricata L.
17
Sirih
Sirih
Piper betle
18
Beluntas
Beluntas
Pluchea indica
19
Bunggudu
Mengkudu
Morinda citrifolia L.
Memetik daun 7-9 helai selanjutnya direbus berdasarkan jenis kelamin Pagi hari,dengan cara mem belakangi tanaman
Pata tulang Belimbing botol Mayana
Pedilanthus pringley Averrhoa bilimbi L.
Membaca shalawat
22
Pata Tulang Belimbing Botol Mayana
23
Ceplukan
Ceplukan
Physalis angualata
21
Coleus atropurpureus
Daun
Memetik daun sebanyak 9 Daun helai, dan daunnya diambil pada 1 ranting hanya 1 daun saja Membaca shalawat, Daun diambil pada hari jum’at, pada pagi hari Daun Memetik daun sebanyak 9 helai selanjutnya berkumurdengan air dan disemburkan kepohon sebanyak 3 kali. Membaca shalawat pada Buah pagi hari,memetik daun daun sevanyak 5-9 helai Memetik daun sebanyak 37 helai, kemudian dicuci dengan air cucian beras secukupnya Memetik daun dengan men yilangkan tangan secara bersamaan Membaca shalawat
20
Daun
dan
Daun
Daun, buah Batang Daun,dan buah Daun
dan
Menggigit ujung daun sebanyak 7 kali ulangan Membaca shalawat, dan Daun,buah, sebelum dan akar meninggalkan tempat haru s meludahi tanah bekas pengambilan tanaman sebanyak tiga kali.
Pembahasan Jenis – jenis tanaman obat yang dimanfaatkan oleh pengobat tradisional Desa Kuhanga Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara totalnya ada 23 spesies. 1. Jatropha curcas L. (Balacae, Jarak pagar) Berdasarkan hasil wawancara pada batra 1, pengambilan tanaman obat dilakukan dengan membacakan Shalawat , dan diambil sebelum matahari terbit, daun yang dipakai untuk pengobatan berjumlah 9 helai, dan dalam pengambilan daun sebanyak 9 helai harus pada 1 cabang tidak boleh mengambil daun pada cabang yang lain. Karena menurut keterangan dari batra bahwa pada saat pagi hari tidak ada makhluk halus yang menjaga tanaman tersebut. 2. Catharanthus roseusL. (Ulumka, Tapak Dara) Berdasarkan hasil wawancara pada batra 3, pengambilan tanaman Catharanthus roseus L.dimana bunga, daun, dan batang diambil sebelum matahari terbit, dan untuk pengambilan daun jangan terlalu tua dan jangan terlalu mudah. Pengambilan tanaman harus diambil dengan membacakan Shalawat. Catharanthus roseus (ulumka) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat keputihan dan obat liver, bagian tanaman yang digunakan adalah bunga daun dan batang. 3. Strobilanthes crispus (Keji Beling) Berdasarkan hasil wawancara pada batra 2, pengambilan tanaman Strobilanthes crispus (Keji Beling) dilakukan pada pagi hari, dengan memetik daun sebanyak 7 helai dan harus diambil dengan menempelkan ibu jari dan jari kelingking alasannya agar dalam proses pengobatannya bisa berlangsung secara cepat, dan tidak dilakukan berulang-ulang kali. Strobilanthes crispus (Keji Beling) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat sakit pinggang dan obat batu ginjal (batra 2). Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan adalah daun sebanyak 9 helai, dan apabila belum membaik dilanjutkan dengan memetik daun ganjil sebanyak 7 helai dan cara pengambilannya harus dengan bilangan ganjil sampai pada 1 helaian daun saja. 4. Kalanchoe pinnata (Lantika, Cocor bebek) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 3Kalanchoe pinnata (lantika) pengambilan tanaman dilakukan dengan cara membasuh tangan dengan air sebanyak 3 kali, selanjutnya cara memetik daun harus jongkok tidak bisa memetik pada saat berdiri, dan waktu pengambilannya sebaiknya diambil pada pagi hari. Kalanchoe pinnata (cocor bebek ) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga dipercaya berkhasiat untuk mengobati nyerih lambung dan muntah darah, bagian tanaman yang di gunakan adalah daun.
5. Blumea balsamifera (Tabaku utang, Sembung) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 2 Blumea balsamifera L. (tabaku utang) waktu pengambilan tanaman tidak ditentukan, dan apabila tanamannya diambil pada siang hari dilakukan dengan cara memetik daun sebanyak 7 helai dengan cara berdiri dan badan harus menyamping diusahakan tidak membelakangi cahaya. Blumea balsamifera (Tabaku utang) dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Kuhanga sebagai obat penurun panas dan rasa nyeri pada perut habis melahirkan.bagian tanaman yang digunakan adalah daun. 6. Phylanthus urinaria L. (Wandaiko, Meniran) Berdasarkan hasil wawancara pada batra 1, Phylanthus urinaria L. (wandaiko) pengambilan tanaman dilakukan dengan cara membungkukkan badan, kemudian tanamannya diambil dengan menyilangkan kedua tangan. Pengambilan tanaman sebaiknya diambil pada pagi hari. Phylanthus urinaria L. (wandaiko) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga digunakan sebagai obat gagal ginjal, malaria,bagian yang digunakan adalah daun, dan akar. 7. Acalypha indica L. (Anting-anting) Berdasarkan hasil wawancara pada batra 2, Acalypha indica L. (anting-anting) pengambilan tanaman obat dilakukan degan cara mengucapkan 2 kalimat syahadat kemudian mencabut tanaman dengan menggunakan tangan kanan tidak boleh mencabut dengan tangan kiri ataupun dengan cara bersamaan.Menurut pengobat tradisional akar kucing berkhasiat sebagai obat diare dan muntah darah, bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun.Selanjutnya menurut batra 3 tanaman Acalypha indica L. (anting-anting) bisa menurunkan panas, bagian tanaman yang digunakan adalah daun, batang, dan akar.
8. Kaempferia galanga L.(Kongita’a, Kencur) Berdasarkan hasil wawancara pada batra 1, pengambilan tanaman obat sebaiknya diambil pada sore hari, daun yang diambil sebanyak 3-5 helai daun selanjutnya daun dicuci dan disimpan didalam beras selama 5-10 menit, kemudian bisa digunakan sebagai obat. Kaempferia galanga L. (Kongita’a) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat kencing manis (1), alergi,dan penurun panas (batra 3) Bagian tanaman yang digunakan adalah daun. 9. Stachytarpheta jamaicensis (Pecut Kuda ) Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh batra 3, pengambilan tanaman obat tidak menggunakan tangan melainkan menggunakan mulut, bagian tanaman yang diambil adalah daun. Stachytarpheta jamaicensis L. (pecut kuda) di manfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat untuk menghentikan darah. Bagian yang digunakan adalah daun, dan berdasarkan wawancara pada bartra 3 dapat digunakan sebagai obat keputihan,bagian yang digunankan adalah akar.
10. Gardenia augusta (Pica Piring) Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh batra 1, pengambilan tanaman obat dilakukan dengan membaca shalawat selanjutnya memetik daun sebanyak 9 helai, setelah dipetik daunnya dilapisi dengan daun pisang dan di simpan ditempat yang tertutup kurang lebih 30 menit dan siap untuk di gunakan. Berdasarkan wawancara dengan batra 2, daunnya bisa digunakan secara langsung tanpa disimpan terlebih dahulu.Gardenia augusta(pica piring) dimanfaatkan oleh masyarakat desa kuhanga sebagai obat darah tinggi, bagian yang digunakan adalah daun. 11. Euphorbia hirta L. (Harani, petikan kerbau) Berdasarkan hasil wawancara pada batra 2, pengambilan tanaman obat dilakukan dengan membaca Shalawat selanjutnya mencabut tanaman sesuai dengan kebutuhan, setelah tanaman dicabut semua bagian tanamannya direndam dengan air bekas cucian beras selama 10 menit, selanjutnya dicuci lagi dengan air bersih dan siap dipakai sebagai obat. Euphorbia hirta L.(harani)dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat asma, dan obat sakit pinggang, bagian tanaman yang digunakan adalah akar. 12. Ficus septica (Tagalolo, Awar-awar) Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh batra 1, pengambilan tanaman Ficus septica (tagalolo) waktu pengambilannnya tidak ditentukan, daun yang diambil sebanyak 7-9 helai, selanjutnya cara merebusnya harus disesuaikan dengan jenis kelamin apabila perempuan yang sakit maka daunnya direbus dan bagian depan daun harus diletakan diatas, sebaliknya apabila laki-laki yang sakit maka bagian belakang dari daun harus diletakan dibawah. Ficus septica (Tagalolo) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat malaria, bagian tanaman yang digunakan adalah batang, dan batra 3 mengatakan bahwa Ficus septica (Tagalolo) dapat dimanfaatkan sebagai obat alergi. Menurut Kinho dkk (2011), Awar-awar (Ficus septica Burm f) dapat menyembuhakan penyakit diabetes dan kencing manis, karena pada daun, buah, dan akar Awar-awar (Ficus septica Burm f.) mengandung senyawa saponin dan flavonoid, disamping itu buahnya, mengandung alkaloid dan tanin, sedangkan akarnya mengandung senyawa polifenol. 13. Andrographis paniculata (Sambiloto) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 2,Andrographis paniculata(sambiloto) pengambilan tanaman dilakukan dengan cara tanamannya harus di ambil pada pagi hari sebelum matahari terbit dengan cara membelakangi tanaman, dan tangan yang harus mengambil tanaman tersebut harus dengan tangan kanan alasannya apabila mengambil dengan tangan kiri, tanaman proses penyembuhannya akan lambat, sebaliknya apabila pengambilannya dengan tangan kanan proses penyembuhannya akan berlangsung cepat. Andrographis paniculata(sambiloto) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat asam uarat dan influenza bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan batang.
14. Cassia alata L.(Kupang-kupang, Ketapang cina) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 2, Cassia alata L. (kupang-kupang) pengambilan tanaman dilakukan dengan cara memetik daun sebanyak 9 helai, tetapi pengambilannya tidak di bolehkan mengambil dalam 1 cabang atau 1 ranting, dauunya di ambil dalam 1 cabang cukup 1 helai daun saja. Kunci determinasi Cassia alata L.menurut Cullen, (2006) yaitu 1a, 2a, 3b, 5a, 6a, Group 3 1a, 2a, 3b.Cassia alata L. (kupang—kupang) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat penurun panas dan obat panu, bagian tanaman yang di gunakan adalah daun. 15. Centella asiatica(Tumpango, Kaki kuda) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 1, Centella asiatica(tumpango) pengambilan tanamannya dilakukan dengan membaca Shalawat dan diambil pada pagi hari. Tanaman ini hanya bisa diambil pada hari Jum’at tidak diperbolehkan pada hari-hari yang lain (batra 3). Centella asiatica(tumpango) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga dipercayai dapat mengobati kencing manis, dan penurun panas. Bagian tanaman yang digunakan adala daun. 16 Annona muricata L. (Lumbuhe,Sirsak) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 3, Annona muricata L. (lumbuhe) pengambilan tanaman dilakukan dengan cara membelakangi tanaman, selanjutya memetik daunnya sebanyak sembilan helai, berkumur-kumur dengan air yang telah disediakan sebelumnya, dan airnya disemburkan ke pohon sebanyak 3 kali. Annona muricata L. (lumbuhe) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga berhasit sebagai obat liver,dan batu ginjal. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun sebanyak sembilan helai. 17. Piper betle L. (Sirih) Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada batra 3, pengambilan Piper betle L. (sirih) dilakukan dengan membacakan salawat dan dia ambil pada pagi hari, daunnya diambil sebanyak 5-9 helai.Piper betle L. (sirih) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat pembersih kewanitaan, bagian tanaman yang digunakan adalah daun sebanyak 5-9 helai. 18. Pluchea indica (Baluntas) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 2, pengambilan tanaman (baluntas) dilakukan dengan cara memetik 3- 7 ujung daun beluntas, setelah memetik daunnya langsung di siram dengan air cucian beras secukupnya. waktu pengambilan sebaiknya pada sore hari.Plucheaindica(baluntas) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat menurunkan panas dan menghilangkan bau badan,bagian tanaman yang dipakai adalah ujung daun yang masih segar ataupun yang sudahdi keringkan.Menurut Purnobasuki, (2004) akar beluntas (Pluchea Indica) bermanfaat sebagai astringent, antipiretik, dan juga sebagai obat penurun panas. 19. Morinda citrifolia L. (Bunggudu, Mengkudu) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 3, Morinda citrifolia L. (bunggudu) pengambilan tanaman harus diambil pada pagi hari, cara pengambilannya tangan harus disilangkan selanjutnya memetik daunnya secara bersamaan sebannyak 10 helai
daun atau sesuai dengan kebutuhan. Morinda citrifolia L. (bunggudu) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat ginjal, hipertensi, asam urat, dan sakit perut. Bagian tanaman yang digunakan adalah buah dan daun. 20. Pedilanthus pringlei (Pata Tulang) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 1, pengambilan tanaman Pedilanthus pringlei(pata tulang) dilakukan dengan membaca Shalawat Nabi, bagian batang, diambil dan langsung dioleskan pada bagian yang sakit. Pedilanthus pringlei(pata tulang) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga di gunakan sebagai obat penetralisir racun yang digigit oleh hewan yang berbisa. Bagian tanaman yang di gunakan adalah batang. 21. Averrhoa bilimbi L. (Belimbing botol) Averrhoa bilimbi L. (Belimbing botol) cara pengambilannya diambil dengan membacakan Shalawat nabi, waktu pengambilannya pada pagi hari. Averrhoa bilimbi L. dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat sarampah, obat jerawat, obat batuk, dan obat muntaber. bagian tanaman yang digunakan adalah buah dan daun. Belimbing botol juga dapat mengobati sariawan, batuk, sakit gigi, jerawat dan panu. (Yuskha, 2008). 22. Coleus atropurpureus (Mayana) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 2, Coleus atropurpureus(mayana) pengambilan tanaman dilakukan dengan cara memetik daun mayana, dengan cara mengigit ujung tanaman sebanyak 7 kali ulangan, waktu pengambilannya sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terbit.Coleus atropurpureus(mayana) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat batuk, lemas saat melahirkan dan penambah darah.bagian tanaman yang di gunakan adalah daun 23 Physalis angualata (Ceplukan) Berdasarkan hasil wawancara dengan batra 2, Physalis peruviana(ceplukan) pengambilan tanaman dapat dilakukan dengan membaca Shalawat Nabi selanjutnya memetik daun,dan buah kemudian mencabut tanamn tesebut. Sebelum meninggalkan tempat pengambilan tanaman obat kita harus meludahi tanah bekas pengambilan tanaman obat tersebut sebanyak tiga kali. Physalis peruviana(ceplukan) dimanfaatkan oleh masyarakat Kuhanga sebagai obat ginjal, hipertensi, dan diabetes. Bagian tanaman yang di gunakan adalah buah daun dan akar. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Etnobotani tanaman Obat Di Desa Kuhanga Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ditemukan 23 spesies tanaman obat yaitu : Jatropha curcas L. Catharanthus roseus L.Strobilanthes crispus, Kalanchoe pinnata, Blumea balsamifera, Phylanthus urinaria L.Acalypha australis L.Kaempferia galanga L.Stachytarpheta jamaicensis L.Gardenia augusta, Euphorbia hirta, Ficus septika,Andrographis paniculata, Cassia alata L.Centella asiatica, Annona muricata L.Piper betle, Pluchea indica, Morinda citrifolia L.Pedilanthus pringley,Averrhoa bilimbi L.Coleus atropurpureus, Physalis angualata.
Cara pengambilan tanaman obat dari 23 spesies ada beberapa cara yaitu dengan membacakan Shalawat Nabi, menempelkan ibu jari dengan jari kelingking, membasuh tangan dan memetik dengan cara jongkok, mengambil dengan cara menyilangkan kedua tangan, memetik daun selanjutnya dicuci dengan aircucian beras, menyilangkan kedua tangan secara bersamaan, dan menggigit ujung daun sebanyak tujuh kali. Dari 23 spesies bagian tanaman yang digunakan adalah daun, buah, batang, dan akar.
Saran Adapun saran yang dapat diambil dari penelitian ini yakni : 1. Jenis-jenis tumbuhan yang berfungsi sebagai obat tradisional agar dibudidayakan, sehingga mudah didapatkan sebagai upaya pelestarian warisan pengetahuan dari nenek moyang. 2. Perlu adanya penelitian lanjutan khususnya dibidang farmakologi untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat pada jenis tumbuhan obat.
DAFTAR PUSTAKA Abdiyani, Susi. 2008. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah Berkhasiat Obat Di Dataran Tinggi Dieng. Balai Penelitian Kehutanan Solo. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. V No. 1: 79-92. Diakses 25 Juli 2014. Andin Arsadi, Gumilang Pramesti Fitria Arum, Amin Retnoningsi, 2012. Etnobotani Tumbuhan Obat Desa Keseneng Kec Sumasono Kab Semarang Jawa Tengah. Universitas Negri Semarang. Andriani , 2010. Keragaman Jenis Dan Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat. Masyarakat Bani Amas Kec bengkayang Kab Bengkayang. Vol 2 Al-Susanti. 2007. Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Adat Kampung Duku Jawa Barat. ITB. Cullen.,J.2006. Practical plant Identification. New York : Cambrige University Press. Darsini, Ni Nyoman. 2013. Analisis Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Berkasiat Untuk Pengobatan Penyakit Saluran Kencing Di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Provinsi Bali. Universitas Udayana. Jurnal Bumi Lestari, Volume 13 No. 1, Februari 2013, hlm. 159-165 Faiyah, Nur.2013. Keanekaragaman Dan Kelimpahan Jenis Tanaman Berkhasiat Obat Dengan Faktor-Faktor Lingkungan Hidupnya Ditaman Wisata Alam Sumber Semen Kabupaten Rembang. Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. IKIP PGRI Semarang : Semarang. Fakhrozi, Irzal. 2009. Etnobotani Masyarakat Suku Melayu Tradiosonal Di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh. IPB : Bogor. Fathoni, A. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : Rineka Cipta. Hastuti. 2012. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradiosonal Di Desa Tranya, Kec Kintamani, Kab Bangli. Universitas Udayana Jurnal Bumi Lestari, Volume 13 No. 1, Februari 2012, hlm. 120-122 Hamzari. 2007. Identifikasi Tanaman Obat-Obatan Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Tabo-Tabo. (Online). Jurnal. Tersedia di: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3208159167.pdf. Diakses 10 oktober 2014
Kinho.J. D.Irawati. J.Halawani. L.Nurani. H.Y.Kapiar. M. Karundang. 2011. Tumbuhan Obat Tradiosonal Sulawesi Utara : Jilid 1. Maret 2011 Kumalasari, LOR. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanan. Universitas Indonesia, Depok. Artikel Majalah Ilmu Kefarmasian, vol. 3, no. 1, hal. 1-7 Rahayu Mulyati, Siti Sunarti, Diah Sulistiarini, Suhardjono Prawiroatmodjo. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Secara Tradisional Oleh Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara. Bogor. Biodiversitas Vol: 7, No. 3, Juli 2006, hal. 245-250 Purnobasuki, Hary. 2004 . Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat. Staf Pengajar Biologi FMIPA Universitas Airlangga. Jurna Biota Vol IX No.2. Raina. 2011. Ensiklopedia tanaman Obat Untuk Kesehatan. Absolut Jogja : Yogyakarta. Setyowati,T. 2010. Pemanfaatan Pohon Berkhasiat Obat Di Cagar Alam Gunung Picis Dan Gunung Sigogor, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Simbala, Herny. 2009. Analisis Senyawa Alkaloid Beberara Jenis Tumbuhan Obat Sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka. Manado. Pacific Journal. Juli 2009. Vol: 1(4): 489 – 494. Steenis, et al. 2008. Flora untuk sekolah indonesia. Terjemahan Moeso Surwojinoto. Jakarta. Pradnya Paramita. Wardah dan setyowati.2007. Keanekaragaman Tumbuhan Obat Masyarakat Talang Mamak Di Sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Riau.Volume-8 Widyaningrum, Herlina dan Tim Solusi Alternatif. 2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Yogyakarta: Media Pressindo. Yuskha. F. 2008. Potensi Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Sebagai Alternatif Sediaan Diuretika Alami. Skripsi. Tidak diterbitkan. Institud Pertanian Bogor Fakultas Kedokteran Hewan. Bogor Zein, Umar. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemeliharaan Kesehatan. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatra Utara.