Modul ke:
ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Pokok Bahasan :
ETIKA Fakultas
Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi
Periklanan & Komunikasi Pemasaran www.mercubuana.ac.id
Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom
Pengertian Etika • Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia • Etika adalah studi tentang kehendak manusia, yaitu kehendak yang berhubungan dengan keputusan yang benar dan yang salah dalam tindak perbuatannya. Fagothey (1953)
Pengertian Etika • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 3 pengertian tentang etika, yaitu: Ilmu tentang apa yg baik dan yg buruk, ttg hak dan kewajiban sosial. Kumpulan azas atau nilai yg berkenaan dg akhlak. Nilai mengenai benar dan salah yg dianut masyarakat • Pengertian lain dari Etika dirumuskan oleh Sumaryono (1995), yakni: Etika adalah studi ttg kebenaran dan ketidak benaran berdasarkan kodrat manusia yg diwujudkan melalui kehendak manusia dlm perbuatannya.
Pengertian Etika Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.
Terminologi Etika • Term etika berasal dari kata bahasa Yunani “ethos”, yang berarti kebiasaan, adat, dan akhlak, perasaan, cara berfikir. Tujuan Mempelajari ETIKA • Untuk menyamakan persepsi tentang penilaian perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi setiap manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
Etika bertugas : • Untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku. • mempersolakan hak setiap lembaga seperti orangtua, sekolah, negara dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati • memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma.
Struktur Etika
Jenis-Jenis Etika 1. ETIKA UMUM : berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. 2. ETIKA KHUSUS : merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian : Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
Hubungan Filsafat Dan Etika • Menurut Sidney Hook, Filsafat ialah pencari kebenaran, suatu persoalan nilai-nilai dan pertimbangan-pertimbangan nilai untuk melaksanakan hubungan-hubungan kemanusiaan secara benar dan juga berbagai pengetahuan tentang apa yang buruk atau baik untuk memutuskan bagaimana seseorang harus memilih atau bertindak dalam kehidupannya.
Kaitan Antara Filsafat dan Etika 1. Manusia berhubungan dengan alam atau lingkungan fisik, dalam arti mendominasi, hidup dengan atau ditaklukan alam. 2. Manusia menilai sifat/hakikat manusia sebagai baik, atau campuran antara baik dan buruk. 3. Manusia hendaknya bercermin pada masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. 4. Manusia lebih menyukai aktifitas yang sedang dilakukan, akan dilakukan, atau telah dilakukan. 5. Manusia menilai hubungan dengan orang lain, dalam kedudukan yang langsung, individualistik, atau posisi yang sejajar.
Tingkatan nilai dalam filsafat: 1. Nilai-nilai akhir atau abstrak, seperti: demokrasi, keadilan, persamaan, kebebasan, kadamaian dan kemajuan sosial, serta perwujudan diri dan penentuan diri. 2. Nilai-nilai tingkat menengah, seperti: kualitas keberfungsian manusia/pribadi, keluarga yang baik, pertumbuhan,peningkatan kelompok dan masyarakat yang baik. 3. Nilai-nilai tingkat ketiga merupakan nilai-nilai instrumental atau operasional yang mengacu kepada ciri-ciri prilaku dari lembaga sosial yang baik, pemerintah yang baik, dan orang profesional yang baik. Misalnya dapat dipercaya, jujur, dan memiliki disiplin diri. 4. Nilai-nilai dan norma-norma yang telah diinternalisasikan ke dalam diri individu, akan menjadi kerangka referensi individu tersebut, sebagai prinsip-prinsip etik.
Pengertian Etiket • Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia “etiket”, yaitu : Etiket (Perancis) : adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
Beda Etika dan Etiket K. Bertens memberikan 4 (empat) macam perbedaan etiket dengan etika, yaitu : 1. Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket. •
Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.
Lanjutan… 2. Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian. • Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.
Lanjutan… 3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan. • Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsipprinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.
Lanjutan… 4. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampil sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangat sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan. • Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.
Perbedaan Etika dan Hukum • Hukum bersifat obyektif, etika bersifat subyektif. • Hukum hanya membatasi ruang lingkupnya pada tingkah laku lahiriah manusia saja, sedangkan etika menyangkut perilaku batin seseorang. • Sanksi hukum biasanya dapat dipaksakan, sedangkan sanksi etika satu-satunya adalah pada kenyataan bahwa hati nuraninya akan merasa tidak tenang.
Perbedaan Etika dan Agama • Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama. • Dalam agama ada etika dan sebaliknya agama merupaka salah satu norma dalam etika. Kedua berkaitan, namun terpisahkan secara teoritis. Dalam tataran praktis kita tidak bisa mengesampingkan salah satu diantaranya.
Unsur-Unsur Penting dalam Etika • Kebebasan • Tanggung Jawab • Kesadaran Moral – Suara hati/Hati Nurani – Pertanggungjawaban moral – Prinsip Moral Dasar
Kebebasan • Kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Lebih bermakna positif. Manusia berpikir dan berkehendak. • Berkaitan dengan tindakan Æ aktivitas yang disengaja, disadari dan punya arah. • Kebebasan selalu bersifat konkret. • Kebebasan mengandaikan kesadaran atas keterbatasan. Keterbatasan justru membuka pilihan dan kemungkinan yang lain. Keterbatasan bukan merupakan halangan kebebasan ! • Kebebasan sebagai tanda martabat. • Kebebasan sosial: kebebasan jasmani, kebebasan rohani, dan kebebasan moral.
Tanggung Jawab • Penggunaan kebebasan selalu mengandaikan tanggung jawab. Tanggung jawab adalah celah pelaksanaan kebebasan ketika dihadapkan pada kebebasan “yang lain”. • Tanggung jawab adalah kemampuan manusia yang menyadari bahwa seluruh tindakannya selalu mempunyai konsekuensi. Perbuatan tidak bertanggung jawab adalah perbuatan yang didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran yang seharusnya dilakukan tapi tidak dilakukan juga. • Akibat negasi pertanggungjawaban: persepsi menyempit dan pelemahan keseluruhan tindakan manusia (semakin tidak bebas) • Berhubungan dengan otonomi moral
Kesadaran Moral • Suara Hati, berkaitan dengan tiga lembaga moral normatif: masyarakat, superego dan ideologi • Suara hati tetap harus juga bisa dipertanggungjawabkan secara rasional Æ berhubungan dengan konsep objektivisme dan subjektivisme moral. • Pertanggungjawaban rasional suara hati adalah kemampuan untuk terbuka terhadap kritisisme yang timbul dalam seluruh tindakan dan pilihan etis. • Pertanggungjawaban moral diletakkan pada pandangan tentang makna kebebasan, otonomi moral, intelektualisme etika, kesadaran dan keterarahan, tradisi, evaluasi kritis personal, pandangan subjektif dan lainnya.
Beberapa Pemikiran Dalam Etika 1. Egoisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa tindakan atau perbuatan yang paling baik adalah memberikan manfaat bagi diri sendiri dalam jangka waktu yang diperlukan atau waktu tertentu [hedonisme/mementingkan kesenangan]. 2. Deontologisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa baikburuknya tindakan tidak diukur dari akibat yang ditimbulkan, tapi berdasar sifat tertentu dari hasil yang dicapainya. 3. Utilitarianisme adalah pemikiran etika yang melihat bahwa kaidah moral dan baik-buruknya tindakan diukur dari akibat yang ditimbulkannya. 4. Pragmatisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa perbuatan etis berhubungan dengan soal pengetahuan praktis yang dilakukan demi kemajuan masyarakat dan dunia.
Perspektif Etika Komunikasi 1. Perspektif politik etika untuk mengembangkan kebiasaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi, menumbuhkan bersikap adil atas dasar kebebasan, pengutamaan motivasi, dan menanamkan penghargaan atas perbedaan. 2. Perspektif sifat manusia kemampuan berfikir dan menggunakan simbol berarti tindakan manusia yang manusiawi berasal dari rasionalitas yang sadar atas apa yang dilakukan dan bebas memilih.
Lanjutan… 3. Perspektif dialogis sikap dialogal adalah sikap tiap partisipan komunikasi yang ditandai oleh kualitas keutamaan, keterbukaan, kejujuran, kerukunan, itensitas, dll. 4. Perspektif situasional faktor situasional adalah relevansi bagi setiap penilaian moral. 5. Perspektif religius kitab suci dalam agama sebagai pedoman dalam setiap tindakan manusia.
Lanjutan… 6. Perspektif utilitarian mengevaluasi cara dan tujuan komunikasi dari kegunaan, kesenangan, dan kegembiraan. 7. Perspektif legal perilaku komunikasi yang legal, disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan dianggap sebagai perilaku yang etis.
Empat Hirarki Etika Makro
Etika Sosial
Etika organisasi
Etika profesi
Moralitas pribadi Mikro
Moralitas Pribadi • Konsep baik-buruk, benar-salah yang telah terinternalisasi dalam diri individu • Produk dari sosialisasi nilai masa lalu • Moralitas pribadi adalah superego atau hati nurani yang hidup dalam jiwa dan menuntun perilaku individu • Konsistensi pada nilai mencerminkan kualitas kepribadian individu • Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam kehidupan sosial dan organisasi
Etika profesi • Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan pekerjaan profesional • Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsipprinsip profesionalisme (kapabilitas teknis, kualitas kerja, komitmen pada profesi) • Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku secara universal • Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi (pencabutan lisensi)
Etika Organisasi • Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan kehidupan organisasi • Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi modern (efisiensi, efektivitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas, demokrasi) • Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang berlaku secara universal • Dalam praktek penegakan kode etik organisasi dipengaruhi oleh kepentingan sempit organisasi, kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari politisi yang membawahi birokrat • Penegakan etika organisasi melalui sanksi organisasi
Etika Sosial • Konsep benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan hubungan-hubungan sosial • Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika sosial • Pada umumnya etika sosial tidak tertulis, tetapi hidup dalam memori publik, dan terinternalisasi melalui sosialisasi nilai di masyarakat • Etika sosial menjadi basis tertib sosial • Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika sosial, yaitu melalui penerapan sanksi-sanksi sosial
Aliran Landasan Etika ( setelah Zaman Renaissance abad 15 ) a. Naturalisme : Etika mempunyai dasar alami , bahwa secara kodrati adalah baik. b. Individulisme : Bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya (I.Kant) dan berfokus pada kematangan pribadi dapat memacu prestasi - berdampak egois. Dasar : setiap manusia terlahir bebas --- liberalisme c. Hedonisme : Kodrat manusia mencari kesenangan d. Eudaemonisme : Demon (Yunani) adalah roh (pengawal yang baik), Eudaemonia adalah orang yang sadar akan kepuasan yang sempurna, jasmani, dan rohani, kebaikan tertinggi (primafacie)
Lanjutan… e. Utilitarianisme : Jeremy Bentham (1748 – 1832) dan Jhon Stuard Mill (1806 – 1873) yang menekankan manfaat dari suatu perbuatan. f. Idealisme : Keyakinan manusia terdiri atas jasmani dan rohani: 1) Idealisme rasionalistik bahwa fikiran dan akal manusia dituntun untuk berperilaku. 2) Idealisme estetik, manusia berada di dunia (Kosmos) yang tertib seperti hiasan sebagai karya seni. 3) Idealisme etik = seuai ukuran-ukuran moral dan kesusilaan.
Terima Kasih Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom