ESTIMASI ANGKA HARAPAN HIDUP TINGKAT DISTRIK (KECAMATAN) PASCA SENSUS DI KABUPATEN WAROPEN Oleh: Muhammad Fajar, SST (Alumnus STIS)
I.
Pendahuluan
Salah satu indicator yang mengukur sejauh mana keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah angka harapan hidup saat lahir (selanjutnya disebut angka harapan hidup). Angka harapan hidup diperoleh dari data hasil SUSENAS yang diestimasi secara tidak langsung, tetapi itupun hanya bisa diestimasi sampai level kabupaten dan tidak bisa di-break down hingga level kecamatan dan desa karena keterbatasan jumlah sampel. Memang untuk bisa menghasilkan estimasi hingga level wilayah terkecil dibutuhkan jumlah sampel yang memadai sehingga berbanding lurus dengan biaya, tenaga serta waktu yang dibutuhkan makin meningkat pula. Tetapi di satu sisi lainnya, kebutuhan data untuk wilayah yang disebut “small area” seperti level kecamatan/ distrik atau desa sangat diperlukan untuk perencanaan pembangunan maupun program-program khusus di tingkat kabupaten/ kota. Sedangkan secara umum estimator dari SUSENAS khususnya angka harapan hidup hanya bisa diestimasi sampai kabupaten saja dan tidak sampai tingkat kecamatan/ distrik. Oleh karena itu, penulis dalam tulisan ini akan membahas bagaimana cara mendapatkan estimasi (crude estimation) angka harapan hidup di level kecamatan berdasarkan angka harapan hidup di level kabupaten dengan metode yang logis dan sederhana. II.
Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup saat lahir (e0) adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Artinya ketika seorang bayi lahir disuatu wilayah diperkirakan sampai umur berapa dia hidup. Angka Harapan Hidup merupakan indicator ketidakmerataan wilayah di bidang kesehatan dan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Data angka harapan hidup untuk di Indonesia yang berkesinambungan bersumber pada SUSENAS walaupun sumber registrasi penduduk bias digunakan jika memenuhi kaidah statistik. Untuk menghitungnya digunakan metode estimasi tidak langsung berdasarkan data jumlah anak pernah lahir hidup dan masih hidup berdasarkan kelompok usia ibu. Memang idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian.
III.
Metodologi
Pada beberapa paper menyebutkan cara untuk mengestimasi angka harapan hidup untuk small area, yaitu metode life table Chiang (I), metode life table Chiang (II), metode life table silcocks, dan metode Age Wise. Metode Age Wise kurang robust dibandingkan dengan metode life table Chiang (I), metode life table Chiang (II), dan metode life table silcocks, tetapi kelebihan dari metode age wise yakni estimasi dapat dilakukan dengan ketersediaan data yang minim, yaitu angka harapan hidup secara agregat wilayah, dan penduduk menurut kelompok umur hasil sensus ataupun proyeksi tanpa data kematian menurut umur. Sedangkan metode life table Chiang (I), metode life table Chiang (II), metode life table silcocks membutuhkan data jumlah penduduk dan kematian menurut kelompok umur. 3.1 Metode Age-Wise Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya metode ini sederhana dan kurang robust dibanding metode lainnya tetapi keuntungannya dapat digunakan dengan data yang minim. Asumsi sederhana dan dasar metode ini adalah distrik dengan share penduduk yang lebih tinggi terhadap total penduduk kabupaten atas angka harapan hidup kecenderungan memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan distrik yang memiliki share penduduk lebih rendah terhadap total penduduk kabupaten atas angka harapan hidup. Metode Age Wise memiliki tiga tahap, yaitu: 1. Berdasarkan data SUSENAS angka harapan hidup Kabupaten Waropen tahun 2012 adalah 66.03 tahun, maka hitung proporsi penduduk usia 66 tahun1 ke atas terhadap total penduduk di setiap distrik(Xi). 2. Setelah diperoleh proporsi yang diminta pada poin (1), kemudian diurutkan dari terkecil hingga terbesar lalu carilah nilai mediannya. Karena terdapat 10 distrik maka nilai median (m) adalah rata-rata dari nilai data ke-5 dan ke-6. 3. Adjustment terhadap nilai Xi dilakukan jika nilai Xi di bawah atau di atas median. Prosedur adjustment sebagai berikut: a. Jika Xi > m, maka AHHi = 66.03*(1 + Xi) … (1). b. Jika Xi < m, maka AHHi = 66.03*(1 - Xi) … (2). c. Jika Xi = m, maka AHHi = 66.03 (tidak perlu adjustment) 3.2 Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam untuk penghitungan estimasi angka harapan hidup untuk tingkat distrik adalah angka harapan hidup tingkat kabupaten dan jumlah penduduk umur tunggal menurut jenis kelamin dan distrik hasil hasil proyeksi ataupun estimasi tahun 2012.
1
Digunakan penduduk usia 66 tahun ke atas karena menyesuaikan dengan angka harapan hidup kabupaten, yaitu 66.03 tahun.
IV.
Mekanisme Penghitungan
Data yang tersedia hanyalah penduduk menurut kelompok umur lima tahunan tiap distrik, maka harus diinterpolasi menjadi penduduk umur tunggal dengan metode Beer, sehingga dapat diperoleh penduduk usia 66 tahun ke atas setiap distrik. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Proporsi Penduduk Umur 66 tahun keatas Tahun 2012 Kabupaten Waropen Proporsi Penduduk penduduk usia Distrik keterangan Tahun 2012 66 tahun ke atas (Xi) Waropen Bawah 4789 0.029338594 Di bawah median Inggerus 1698 0.027332251 Di bawah median Urei Faisei 6772 0.039741456 Di atas median Oudate 1972 0.031451698 Di atas median Wapoga 1761 0.017065772 Di bawah median Masirei 1462 0.038400974 Di atas median Risei Sayati 1741 0.049650787 Di atas median Demba 2022 0.043070094 Di atas median Walani 2451 0.004909458 Di bawah median Kirihi 1413 0.008520214 Di bawah median Sumber: BPS Kabupaten Waropen, diolah.
Diperoleh proporsi penduduk umur 66 tahun keatas menurut distrik lalu diurutkan dari terkecil ke terbesar sehingga diperoleh nilai mediannya (m) adalah 0.03039515. Setelah itu dapat diketahui distrik mana saja yang berada di bawah atau di atas median. Sehingga dapat hitung angka harapan hidup setiap distriknya. Tabel 2. Angka Harapan Hidup Menurut Distrik (Metode Age Wise) Tahun 2012 Kabupaten Waropen Distrik
Rumus adjustment
Waropen Bawah AHH = 66.03*(1 - Xi) Inggerus AHH = 66.03*(1 - Xi) Urei Faisei AHH = 66.03*(1 + Xi) Oudate AHH = 66.03*(1 + Xi) Wapoga AHH = 66.03*(1 - Xi) Masirei AHH = 66.03*(1 + Xi) Risei Sayati AHH = 66.03*(1 + Xi) Demba AHH = 66.03*(1 + Xi) Walani AHH = 66.03*(1 - Xi) Kirihi AHH = 66.03*(1 - Xi) Kabupaten Waropen
Angka Harapan Hidup (AHH) 64.09 64.23 68.65 68.11 64.90 68.57 69.31 68.87 65.71 65.47 66.03
Hasil estimasi angka harapan hidup dengan metode age wise terlihat pada table 2, angka harapan hidup pada level distrik ada yang berada di atas dan ada yang berada di bawah angka harapan hidup level kabupaten, hal demikian terjadi karena tergantung proporsi penduduk umur 66 tahun ke atas masing – masing distrik. Bagaimana jika angka harapan hidup dirinci menurut jenis kelamin?, bisa didekati dengan cara menentukan nilai factor k pada rumus: AHHperempuan = k*AHH
… (3),
Nilai k bervariasi di tiap negara, sebagai contoh untuk Indonesia k = 106/103, dan Iran k = 105/103. Karena Kabupaten Waropen adalah sub populasi Indonesia, maka kita gunakan k = 106/103. Bagaimana dengan angka harapan hidup penduduk laki-laki?, bisa dilakukan pendekatan asumsi bahwa angka harapan hidup total (laki-laki dan perempuan) hasil rata dari angka harapan hidup penduduk laki-laki dan perempuan. AHHLaki-laki+Perempuan = (AHHlaki-laki + AHHperempuan)/2 … (4) Dengan demikian angka harapan hidup menurut distrik dan jenis kelamin sebagai berikut: Tabel 3. Angka Harapan Hidup Menurut Jenis Kelamin dan Distrik Kab. Waropen Tahun 2012 Angka Harapan Hidup Angka Harapan Distrik Hidup Laki-laki Perempuan Waropen Bawah 62.23 65.96 64.09 Inggerus 62.35 66.10 64.23 Urei Faisei 66.65 70.65 68.65 Oudate 66.12 70.09 68.11 Wapoga 63.01 66.79 64.90 Masirei 66.57 70.56 68.57 Risei Sayati 67.29 71.33 69.31 Demba 66.87 70.88 68.87 Walani 63.79 67.62 65.71 Kirihi 63.79 67.37 65.47 Kabupaten Waropen 64.11 67.95 66.03 Mengamati hasil estimasi angka harapan hidup pada pembahasan sebelumnya, estimator yang dihasilkan tidak dapat menyajikan tingkat presisi karena tidak adanya standar eror yang dihasilkan dari proses estimasi tidak seperti pada metode life table Chiang (I), metode life table Chiang (II), dan metode life table silcocks yang bisa menghasilkan standar eror dari e0. Penjelasan mengenai estimasi angka harapan hidup di tiap distriknya haruslah hati-hati dan melihat aspek sosial ekonomi masing-masing wilayah.
V.
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Estimasi angka harapan hidup untuk level kecamatan (distrik) tahun 2012, Kabupaten Waropen, adalah: Distrik Waropen Bawah Inggerus Urei Faisei Oudate Wapoga Masirei Risei Sayati Demba Walani Kirihi Kabupaten Waropen
Angka Harapan Hidup Laki-laki Perempuan 62.23 65.96 62.35 66.10 66.65 70.65 66.12 70.09 63.01 66.79 66.57 70.56 67.29 71.33 66.87 70.88 63.79 67.62 63.79 67.37 64.11 67.95
Angka Harapan Hidup 64.09 64.23 68.65 68.11 64.90 68.57 69.31 68.87 65.71 65.47 66.03
2. Estimator yang dihasilkan tidak dapat menyajikan tingkat presisi karena tidak adanya standar eror yang dihasilkan dari proses estimasi. Penjelasan mengenai estimasi angka harapan hidup di tiap distriknya haruslah hati-hati dan melihat aspek sosial ekonomi masing-masing wilayah. 4.2 Saran Jika tersedia data kematian menurut kelompok umur agar menggunakan metode life table Chiang (I), metode life table Chiang (II), dan metode life table silcocks. Metode age wise digunakan jika ketersediaan data yang dipunya sangat minim.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2010, Modul 3 Mortalitas. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Eayres, D., and E.S. Williams. 2004, “Evaluation of methodologies for small area life expectancy estimation”. Journal of Epidemiology and Community Health 58 (3): 243-249. Gampat, Ramesh, dan Sarangi, Niranjan, 2009, “Estimating Sub-National Human Development Indices in the Presence of Limited Information (the case of Bhutan)”, Unit UNDP Regional Centre for Asia Pacific Colombo Office, Sri Lanka.