ESSAY Analisis Perancangan Proses Bisnis Nurochman NIM 23511070 Magister Chief Information Officer (CIO)-STEI Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Abstract Tujuan- Pembuatan paper ini bertujuan untuk memahami berbagai definisi terkait bisnis proses dan mempelajari berbagai faktor penentu dalam perancangan suatu bisnis proses yang baik. Selain itu diharapkan mahasiswa mampu merancang sebuah proses bisnis yang relevan dengan bidang tugasnya. Mahasiswa juga dapat memberikan masukan terkait dengan harapannya terhadap mata kuliah Analisis Perancangan Proses Bisnis yang akan diterima selama satu semester kedepan ; Metode- Penyusunan paper ini menggunakan metode review berbagai literatur berupa artikel/paper yang telah diberikan dan juga dengan eksplorasi berbagai referensi yang relevan, kemudian menganalisanya sesuai dengan kondisi di tempat pekerjaan; Value-Selain untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa Magister Chief Information Officer, paper ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk perbaikan sistem layanan informasi di organisasi yang bersangkutan dan seluruh organisasi sejenis yang ada; Key Word: business process, efektif, efisien, satisfaction
I. PENDAHULUAN Pemahaman tentang perancangan proses bisnis perlu diawali dengan pemahaman berbagai definisi terkait dengan proses bisnis, diantaranya: 1.1. Proses Bisnis : Serangkaian kegiatan yang saling terkait yang memiliki input yang terdefinisi dan ketika dijalankan, menghasilkan output yang memberikan nilai tambah dalam pembentukan perspektif pelanggan/stakeholder. (Abdullah S. Al-Mudimigh); Suatu flow (urutan) pelaksanaan pekerjaan dalam konteks bisnis yang didasarkan pada tujuan untuk menciptakan barang dan jasa (Scheer, 1999); Suatu nilai inti perusahaan bagi pelanggannya yang merupakan konfigurasi dari nilai jaringan, kemampuan, serta leadership yang dimiliki untuk mempertahankan alur operasional perusahaan sesuai dengan tujuan yang diinginkan stakeholder (Davenport). Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Proses Bisnis terdiri dari beberapa kata kunci, yaitu: a. Set of Interrelated activities
Proses bisnis merupakan serangkaian kegiatan/ pekerjaan yang satu dengan lainnya saling terkait (interrelated) baik secara berurutan maupun secara paralel. b. Customer’s satisfaction / preference / value Orientasi dari bisnis proses adalah untuk membangun atau mempertahankan kualitas dan jenis produk yang dapat memberikan kepuasan dan preferensi/value positif bagi pelanggannya. c. Stakeholder’s satisfaction Selain berorientasi pada pelanggan, sebuah proses bisnis juga mempunyai dimensi untuk memberikan kepuasan kinerja sebuah entitas bagi pemilik kepentingan (stakeholder). d. Scope (cakupan) jelas Suatu proses bisnis harus memiliki batas cakupan yang jelas pada setiap fungsi/proses yang ada, sehingga tidak terjadi overlap kewenangan dan tanggungjawab pada setiap elemen serta semua unit kerja dapat bekerja sesuai dengan tugas/fungsinya masing-masing. e. Input dan Output spesifik Serangkaian kegiatan yang saling berkaitan akan disebut sebagai sebuah proses bisnis jika terdapat masukan (input) yang spesifik dan setelah diproses akan menghasilkan keluaran (output) yang spesifik juga. f. Customer (pelanggan) Suatu proses bisnis disusun dan diimplementasikan untuk menghasilkan kinerja yang baik dan memberikan kepuasan bagi pelanggannya. Jadi, sebuah proses bisnis harus mengidentifikasikan secara jelas siapa penerima (customer) hasil dari proses bisnis yang dijalankan. g. Integrated (terintegrasi) Suatu proses bisnis terdiri dari berbagai aktivitas yang saling terkait. Walaupun dalam prosesnya masingmasing fungsi bisa berjalan sendiri, namun harus terintegrasi dalam sebuah mindset dan visi yang sama dalam meraih tujuannya.
Halaman 1 of 6
h. Collective Objective (tujuan bersama) Berbagai kegiatan yang saling terkait disebut sebagai sebuah proses bisnis jika mempunyai tujuan bersama (collective objective), yaitu untuk meraih tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. 1.2. Analisa Proses Bisnis Beberapa definisi tentang Business Process Analysis/ Analisa Proses Bisnis adalah sebagai berikut: Teknik dasar dalam memahami, menganalisis, dan meningkatkan kinerja badan usaha yang tidak memandang badan usaha sebagai kumpulan fungsi yang terpisah, melainkan sebagai kumpulan proses. Teknik ini selain berorientasi terhadap kepuasan konsumen, juga berorientasi pada penurunan siklus waktu dan upaya meminimalkan biaya. Analisis yang dilakukan dimulai dengan mengembangkan business process model lalu mengembangkan definisi aktivitasnya kemudian melakukan process value analysis serta mengembangkan rencana perbaikan (Arisona); Suatu konsep manajemen lintas fungsi yang memandang badan usaha sebagai kumpulan proses, bukan kumpulan fungsi yang terpisah. Orientasi teknik ini adalah kepuasan konsumen, penurunan siklus waktu, dan upaya meminimalkan biaya. Analisis yang dilakukan dalarn Business Process Analysis dimulai dengan mengembangkan model proses bisnis lalu mengembangkan definisi aktivitasnya, setelah itu melakukan analisis nilai proses serta mengembangkan rencana perbaikan. (Rosalyn); Dari dua definisi tersebut dapat diartikan bahwa Analisa Proses Bisnis adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang relevan dengan proses bisnis suatu entitas untuk diolah sedemikian rupa menjadi “model” yang secara akurat merepresentasikan proses bisnis entitas tersebut untuk menilai efektifitas dan efisiensinya dalam pencapaian tujuan organisasi dan dijadikan dasar untuk meng-improve/meningkatkan proses bisnis dan atau mendesain proses bisnis baru demi memperbaiki kinerja entitas secara keseluruhan.
1.3. Desain Proses Bisnis Business Process Design / Desain Proses Bisnis atau yang lebih sering disebut sebagai Business Process Modelling adalah: Seperangkat konsep yang darinya kegiatan perusahaan dilakukan, bagaimana dan kapan dilakukan dan bagaimana menggunakan sumber daya yang ada untuk membangun penilaian terbaik dari pelanggan dan menempatkan diri pada waktu dan tempat yang tepat (A. Afuah); Representasi dari berbagai variable kebijakan yang interconnected meliputi strategi, arsitek, ekonomis
yang ditujukan untuk menciptakan keuntungan pasar yang kompetitif. ( M. Moris, M. Schindehute and J. Allen); Sebuah tools konseptual yang terdiri dari seperangkat elemen dan hubungannya yang menghargai setiap ekspresi logika bisnis. Merupakan gambaran “nilai tambah” yang ditawarkan kepada pelanggan, arsitektur perusahaan, serta networking untuk menciptakan pasar, mendistribusikan produk, dan mengumpulkan modal demi mengembangkan profitabilitas dan pendapatan. (Osterwalder) Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Desain Proses Bisnis adalah proses perancangan suatu proses bisnis sedemikian rupa yang “memodelkan” seluruh aktivitas dan sumber daya suatu entitas yang saling terkoneksi, mulai pembuatan visi (abstrak model) dan penjabarannya menjadi misi dan sasaran strategis (Implemented model), serta panduan inovasi di masa depan (virtual model) yang bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja seluruh sumber daya yang dimiliki demi meningkatkan daya saing dan pencapaian tujuan suatu entitas secara efektif dan efisien. 1.4. Peningkatan Proses Bisnis Process Business Improvement / Peningkatan Proses Bisnis adalah suatu tahapan dalam Manajemen Proses Bisnis yang berupa perbaikan/peningkatan/optimalisasi proses bisnis baik dari sistem, pembagian tugas, serta pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi kerja yang optimal dan pencapaian hasil/output yang maksimal. 1.5. Manajemen Proses Bisnis Definisi Business Process Management / Manajemen Proses Bisnis adalah sebagai berikut: Prinsip manajemen yang diterapkan oleh perusahaan untuk mempertahankan daya saingnya (Hung,2006); Seperangkat metode, teknik, dan software yang mendukung desain, pembuatan, kontrol, dan analisis proses bisnis untuk memfasilitasi optimalisasi nilai (Van der Aalst, 2003); Suatu sistem yang luas dan cakupannya dimulai dengan pemahaman dan keterlibatan manajemen puncak, berfokus pada perbaikan proses di seluruh rantai pasokan, menanamkan pendekatan terstruktur untuk manajemen perubahan, dan menekankan manajemen orang dan pengembangan. (Abdullah S. Al-Mudimigh); Suatu pendekatan terstruktur untuk memahami, menganalisis, mendukung, dan terus meningkatkan proses mendasar seperti manufaktur, pemasaran, komunikasi dan lain-lain unsur-unsur utama dari operasi perusahaan. (Abdullah S. Al-Mudimigh);
Halaman 2 of 6
Dari berbagai uraian tersebut, disimpulkan bahwa Manajemen Proses Bisnis merupakan sebuah siklus manajemen bisnis yang dimulai dengan penetapan strategi dan visi bisnis oleh manajemen puncak. Kemudian menganalisa bisnis prosesnya dan pembuatan permodelan bisnis yang tepat untuk kemudian diimplementasikan dalam operasional perusahaan. Dilanjutkan dengan proses monitoring dan controlling yang akan memberikan masukan untuk dilakukannya optimalisasi/improvement/ peningkatan proses bisnis. II. PERAN BUSINESS PROCESS ANALYSIS / DESIGN DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI Sebuah proses bisnis mempunyai tiga komponen proses yang saling berkaitan, yaitu: a. Management Process (Proses Manajemen); Sebuah proses bisnis yang terdiri dari tiga aktivitas utama, yaitu: Planning (Perencanaan), Controlling (Pengendalian) serta Decision Making (Pengambilan Keputusan). b. Information Process (Proses Informasi); Sebuah proses yang mempunyai peran penting untuk mengumpulkan, mengolah, dan mendistribusikan informasi kepada seluruh elemen yang ada sesuai dengan relevansi dan kebutuhannya masing-masing. c. Operation Process (Proses Operasi). Sebuah sistem yang terdiri dari personel, equipment, organisasi, kebijakan dan prosedur yang bertujuan untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan entitas. Biasanya proses operasi ini meliputi proses produksi, distribusi, sumber daya dan segenap sub-prosesnya. ”Information technology has become the major facilitator of business activities in the world today..” (Turban Efrain). Teknologi informasi merupakan penghubung seluruh aktivitas bisnis di dunia saat ini. Aktivitas bisnis tersebut tidak terbatas pada organisasi yang profit oriented namun juga not-for-profit organizations dan juga entitas pemerintahan. Penerapan teknologi informasi secara simultan akan mendukung upaya pencapaian lima tujuan bisnis, yaitu: a. Improving productivity (peningkatan produktifitas); b. Reducing Cost (menurunkan biaya); c. Improving Decision Making (peningkatan kualitas pengambilan keputusan); d. Enhancing customer relationship (meningkatkan keharmonisan hubungan dengan pelanggan); e. Developing new strategic application (mengembangkan strategi aplikasi yang baru). Memperhatikan tiga komponen utama sebuah proses bisnis dan peranan teknologi informasi tersebut, dapat diidentifikasi peran dari sebuah Business Process Analysis dan Business Process Design dalam upaya penerapan Teknologi Informasi, yaitu:
informasi untuk menganalisa kebutuhan dan proporsi jaringan informasi secara menyeluruh di dalam organisasi ataupun di setiap unit kerja yang ada. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya idle capacity di satu unit kerja ataupun overload capacity di unit kerja yang lain, sehingga justru mengakibatkan pembengkakan biaya operasi. b. Meyakinkan Top Management untuk berkomitmen kuat mendukung penerapan teknologi informasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat analisa dan desain proses bisnis yang benar-benar representatif untuk menciptakan suatu proses yang efektif, efisien, serta reliable untuk pencapaian tujuan perusahaan. Keyakinan dan komitmen dari manajemen puncak merupakan salah satu critical success yang akan menentukan berhasil tidaknya sebuah rancangan proses bisnis. Dukungan manajemen puncak tidak hanya pada level permulaan (planning stage), namun juga selama proses pelaksanaan dan pengendalian (executing and controlling stage). c. Meyakinkan seluruh pelaku yang terlibat dalam proses bisnis, bahwa pemanfaatan teknologi informasi tidak akan meng-eliminasi human resources yang ada, namun justru akan mempermudah/membantu meningkatkan produktivitas dan kinerjanya. Artinya, jika implementasi teknologi informasi untuk mendukung bisnis proses berjalan dengan sukses, maka secara langsung akan meningkatkan performance dari perusahaan baik secara finansial ataupun secara kualitatif. Jika kinerja perusahaan meningkat maka kesejahteraan pegawaipun akan semakin meningkat. Hal inilah yang perlu disosialisasikan kepada seluruh elemen dalam entitas bisnis, karena proses operasi bisnis tidak akan berjalan lancar jika karyawan tidak loyal/mendukung proses bisnis tersebut.
III. KRITERIA UNTUK MENENTUKAN BISNIS PROSES YANG BAIK Proses Bisnis yang baik sangat menentukan suksesnya pencapaian visi, misi dan tujuan dari suatu entitas baik perusahaan, organisasi maupun entitas pemerintahan. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai baik atau tidaknya suatu proses bisnis suatu entitas adalah dengan melihat ada atau tidaknya parameter sebagai beikut: 3.1. Interrelated (saling berkaitan) Berbagai kegiatan yang tergabung dalam sebuah bisnis proses harus saling berkaitan baik secara berurutan ataupun secara paralel. Tidak terkait/terputusnya sebuah elemen dalam sebuah bisnis proses akan mengakibatkan terjadinya missproses dan berdampak pada hasil yang tidak optimal. 3.2. Integrated (terintegrasi)
a. Memetakan kebutuhan jaringan teknologi informasi. Process Business Analysis dan Process Business Design harus dapat membuat peta kebutuhan jaringan teknologi
Halaman 3 of 6
Sebuah proses bisnis dinilai baik jika setiap kegiatan dan sub kegiatan terintegrasi dengan tepat walapun prosesnya berjalan sendiri-sendiri sesuai bidangnya
masing-masing. Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadiya tumpang-tindih proses yang justru akan mengakibatkan terjadinya inefisiensi dan inefektifitas operasi. 3.3. Scope (cakupannya) jelas Suatu proses bisnis harus memiliki batas cakupan yang jelas pada setiap fungsi/proses yang ada, sehingga tidak terjadi overlap kewenangan dan tanggungjawab pada setiap elemen serta semua unit kerja dapat bekerja sesuai dengan tugas/fungsinya masing-masing. 3.4. Measurable (dapat diukur) Untuk mengevaluasi kinerja masing-masing elemen dan juga kinerja sistem secara keseluruhan, proses bisnis yang baik harus dapat diukur. 3.5. Set and Upgrade Costumer Satisfaction Semahal dan sehebat apapun sebuah proses bisnis disusun namun jika tidak bisa menghasilkan output yang memberikan value, preferensi, dan satisfaction pelanggan, hal tersebut sia-sia saja. 3.6. Optimalisasi Sumber Daya yang dimiliki Proses bisnis yang disusun hendaknya dapat mengoptimalkan kinerja seluruh sumber daya yang dimiliki. Jika dalam sebuah entitas masih ditemukan terjadinya idle capacity maka dapat dipastikan bahwa terjadi masalah dalam proses bisnis yang ditetapkan. 3.7. Cut Down Cost and Time Sebuah proses bisnis akan dinilai bagus jika berhasil meraih hasil optimal namun dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan dan memperpendek waktu pengerjaannya. 3.8. Input dan Output spesifik Serangkaian kegiatan yang saling berkaitan akan disebut sebagai sebuah proses bisnis jika terdapat masukan (input) yang spesifik dan setelah diproses akan menghasilkan keluaran (output) yang spesifik juga.
mendukung tercapainya tujuan bisnis perusahaan/instansi di tempat ia bekerja dan mampu menjembatani antara pihak manajemen/eksekutif/bisnis dengan Teknologi Informasi. Hal ini berarti, lulusan dari M-CIO STEI ITB mempunyai kombinasi kompetensi teknis bidang teknologi informasi, kompetensi manajerial (komunikasi dan diplomasi), serta leadership untuk menjadi mediator bagi berbagai pihak yang terlibat/berkepentingan dengan entitas/organisasinya. Dalam rangka memperoleh kombinasi berbagai kompetensi tersebut, saya berharap mata kuliah Analisa dan Perancangan Proses Bisnis semester ini membahas hal-hal sebagai berikut: 1. Dasar-dasar Perancangan Proses Bisnis; 2. Berbagai macam metode perancangan proses bisnis; 3. Relationship antara Standar Operating Procedure (SOP) dengan Business Process; 4. Evaluasi proses bisnis di lembaga pemerintahan; 5. Perancangan Proses Bisnis di lembaga pemerintahan step by step; Selain itu, karena kompetensi yang akan dibangun paska perkuliahan ini adalah lebih ke manajerial dan bukan untuk menjadi programmer, menurut hemat saya mata kuliah evaluasi perancangan proses bisnis ini lebih fokus tentang pemahaman konsep perancangan dan evaluasi proses bisnis (bukan pemrograman). Sehingga sekembalinya kami dari program studi ini, kami dapat memberikan masukan yang efektif dan komprehensif dalam perbaikan proses bisnis dalam rangka turut menciptakan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara yang transparan dan akuntabel. V. RENCANA PROYEK PADA SEMESTER I 2011 BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan satuan kerja yang dipimpin oleh Kepala Perwakilan (Eselon II). Berdasarkan Keputusan Ketua BPK Nomor 39 tahun 2007, Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Provinsi adalah sebagai berikut:
3.9. Monitoring and controlling Sebuah proses bisnis yang baik hendaknya menciptakan sistem yang representatif untuk proses pengawasan (monitoring) dan pengendalian (controlling) jalannya operasional perusahaan. Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya penyimpangan secara sistematis. Disamping sembilan kriteria tersebut, terdapat critical success factor untuk implementasi sebuah proses bisnis dalam suatu entitas, yaitu: Top Management Commitment, People management and development, IT Insfrastructure, Management Change.
BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DIY
SUB AUDITORAT DIY
SEKRETARIAT PERWAKILAN
SEKSI DIY I
SUB BAGIAN SDM, HUKUM & HUMAS
SEKSI DIY II SUB BAGIAN KEUANGAN
SUB BAGIAN UMUM
IV. HARAPAN TERHADAP MATA KULIAH ANALISA DAN DESAIN PROSES BISNIS Program Magister Chief Information Officer (MCIO) bertujuan untuk menghasilkan calon pemimpin yang mampu mengelola teknologi informasi sehingga dapat
Halaman 4 of 6
SUB BAGIAN SEKRETARIAT KA. PERWAKILAN
KELOMPOK PEJABAT FUNGSIONAL
Sehubungan dengan hal tersebut, karena saya adalah seorang auditor yang diperbantukan di Subbagian SDM, Hukum, dan Humas maka selama satu semester ini saya akan berusaha membuat bisnis proses di unit kerja ini. Adapun gambaran umum terkait unit kerja ini adalah sebagai berikut:
c. Pusat Informasi Pegawai (PIP), untuk memantau presensi kehadiran pegawai dan pembuatan usulan pembayaran tunjangan dan uang makan pegawai; d. Sistem Informasi Manajemen Kinerja (SIMAK) Bidang Kompetensi dan Pelatihan pegawai, digunakan untuk pengukuran kinerja entitas Key Perfomance Indicator (KPI) jumlah pelatihan pegawai; e. Laman website perwakilan, digunakan untuk media informasi kegiatan dan organisasi Kantor Perwakilan; f. Sistem Informasi Perpustakaan (SiPuspa), digunakan untuk manajemen pengelolaan Perpustakaan.
Perwakilan Provinsi DIY adalah Kantor Perwakilan Tipe C, sehingga Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas digabungkan menjadi satu unit kerja. Tugas Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas adalah melaksanakan pengurusan sumber daya manusia dan melaksanakan kebijakan di bidang hukum dan kehumasan, menjalin hubungan yang harmonis dengan institusi lain di daerah, serta melaporkan hasil kegiatannya secara berkala kepada Kepala Sekretariat Kantor Perwakilan. Sedangkan rincian fungsi Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas adalah sebagai berikut: 5.1. SUMBER DAYA MANUSIA Urusan Sumber Daya Manusia, mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Melakukan manajemen database pegawai; b. Mengadministrasikan presensi pegawai; c. Melakukan pemantauan dan penilaian kinerja pegawai; d. Mengajukan pembayaran gaji pegawai; e. Menyelenggarakan urusan kesejahteraan pegawai; f. Menyelenggarakan urusan mutasi pegawai; g. Menyelenggarakan dokumentasi dan pengurusan kenaikan pangkat pegawai; h. Mengusulkan pelaksanaan pengembangan kompetensi pegawai. 5.2. HUKUM Urusan Hukum mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut: a. Urusan konsultasi dan informasi hukum; b. Urusan bantuan hukum; c. Urusan legislasi; d. Urusan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum. 5.3. HUMAS Urusan Humas mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut: a. Pembinaan hubungan kelembagaan; b. Layanan Informasi, Dokumentasi, serta Publikasi; c. Perpustakaan. Pelaksanaan tugas dan fungsi Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas tersebut telah didukung dengan berbagai aplikasi, yaitu: a. Aplikasi Gaji Pokok Pegawai (GPP), digunakan untuk perhitungan penggajian dan mengajukan usulan pembayaran gaji kepada Kuasa pengguna Anggaran; b. Sistem Informasi SDM (SisDM), digunakan untuk manajemen database kepegawaian;
Alternatif Cadangan Jika visibilitas terkait dengan pengumpulan data penyusunan bisnis proses di Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas rendah, maka saya menyiapkan alternatif lain untuk merancang proses bisnis di Sub Auditorat DIY. Tugas dan fungsi dari unit kerja ini adalah untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara di wilayah Provinsi DIY, meliputi: a. Pemerintah Provinsi DIY; b. Pemerintah Kota Yogyakarta; c. Pemerintah Kabupaten Bantul; d. Pemerintah Kabupaten Sleman; e. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul; f. Pemerintah Kabupaten Kulonprogo; g. BUMD di seluruh wilayah DIY; h. Semua pihak yang mengelola keuangan negara. Adapun jenis pemeriksaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pemeriksaan Keuangan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah/BUMD yang dilakukan periodik setiap tahun anggaran dan bertujuan untuk memperoleh keyakinan memadai dalam memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan. Output dari pemeriksaan ini adalah Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang memuat opini, Laporan Sistem Pengendalian Intern, dan Laporan Kepatuhan terhadap Perundangundangan. b. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu dilakukan tidak secara periodik, misalnya: Pemeriksaan Belanja, Pemeriksaan Operasional Bank Daerah, dll. c. Pemeriksaan Investigatif Pemeriksaan Investigatif adalah Pemeriksaan yang dilakukan jika telah ditemukan indikasi terjadinya tindak pidana korupsi. Contoh dari pemeriksaan ini adalah Audit Bank Century.
Halaman 5 of 6
VI.
PENUTUP
Tujuan sebuah organisasi bisnis adalah menghasilkan output yang maksimal dan memberikan kepuasan, preferensi serta loyalitas kepada para pelanggannya. Namun tidak cukup sampai di situ, karena dimensi kepuasan pemilik kepentingan (stakeholder satisfaction) juga menjadi tujuan dari beroperasinya sebuah perusahaan. Hal tersebut berarti, proses optimalisasi produk perlu diimbangi dengan sebuah proses operasi yang efektif dan efisien. Business Process Analysis dan Business Process Design memiliki peranan yang signifikan dalam mewujudkan dua dimensi tujuan tersebut. Peranan tersebut terkait dengan pembuatan analisa dan permodelan proses bisnis yang representatif sesuai dengan lini bisnis perusahaan yang bersangkutan, metode optimalisasi sumber daya yang dimiliki, pemanfaatan Teknologi Informasi yang relevan, serta penyusunan alur operasi yang menjamin terciptanya operasional perusahaan yang efektif, efisien, dan menghasilkan output yang berdaya saing tinggi. Selain itu, Business Process Analysis dan Business Process Design juga berperanan untuk meyakinkan top management dan karyawan, bahwa proses bisnis yang akan diaplikasikan benar-benar akan mengakomodir dan membantu kinerja semua pihak. VII. REFERENSI Abjek, Damijan Z ˇ, Andrej Kovacˇicˇ and Mojca Indihar S ˇ temberger (2009) : “The Influence of Business Process Management and Some Other CSFS on Successful ERP Implementation”. Al-Mudimigh, S Abdullah (2007) : “The role and impact of business process management in enterprise systems implementation”; Arif, Muhammad (2005) : “Enterprise Information System: tecknolgy first or process first”; Houy, Constantin, Peter Fettke and Peter Loos (2010) : “Empirical Research in Business Process Management – Analysisof an Emerging Field of Research”; Kleinhenpel, Simona, Stefan, and Lucia (2010) :”Business Process Management in Service-Oriented Companies”; Požgaj, Željka, Hrvoje Sertić, Marija Boban (2007): “Effective Information Systems Development as a Key to Successful Enterprise”; Slavicek, Vaclav, (2011): “Enhancing Business Process with Knowledge”; Turban, Leidner, McLean, Wetherbe (2007) : “Information Technology for Management”.
Halaman 6 of 6