PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PNS DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE A DAN B SABLINA RAUFINA Program Sarj ana, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Setiap pegawai tentu tidak sama karakteristik kepribadiannya. Ada pegawai yang tertutup terhadap segala sesuatu, pemalu, cepat marah, ataupun sukar untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Sebaliknya, ada juga pegawai yang terbuka terhadap segala sesuatu, sabar serta cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian jika dilihat dari mean, diperoleh hasil bahwa pegawai negeri sipil berkepribadian tipe A memiliki mean empirik yang lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai negeri sipil berkepribadian tipe B (62,14 > 2 7,65). Ini menunjukan bahwa motivasi kerja pegawai berkepriibadian tipe A lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai berkepribadian tipe B. Berdasarkan uji hipotersis didapatkan z untuk Two Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 2,665 untuk skala motivasi kebutuhan akan prestasi, 2,528 untuk skala motivasi kebutuhan akan kekuasaan, 2,464 untuk skala motivasi kebutuhan akan affiliasi. Nilai tersebut menunjukan adanya perbedaan yang sign ifikan mengenai motivasi kerja pegawai negeri sipil yang berkepribadian tipe A dengan pegawai negeri sipil yang berkepribadian tipe B. Dengan demikian hipotesis penelitian diterima. Kata Kunci : Motivasi Kerja, Tipe Kepribadian, PNS PENDAHULUAN Pegawai Negeri Sipil atau Civil Servant merupakan salah satu organ penting bagi eksistensi suatu negara, keberadaan Pegawai Negeri Sipil selain sebagai bagian dari eksekutif juga terdapat pada organorgan kenegaraan lainnya seperti lembaga yudikatif maupun lembaga legislatif. Sehubungan dengan kemampuan pegawai yang bervariasi, maka tidak semua pegawai memiliki kesadaran bahwa mereka tidak bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan material, tetapi mencangkup segisegi ekonomi, politik, dan sebagainya. Guna mencapai hasil kerja yang optimal, perlu adanya pemberian motivasi kepada para pegawai agar kepentingan instansi terkait dapat tercapai. Setiap orang cenderung mengembangkan pola motivasi sebagai hasil dari lingkungan tempat ia bekerja. Motivasi hadir dalam diri pekerja tersebut mempunyai tujuan yang ingin dicapai, biasanya individu yang melakukan dorongan ini berkembang dan tumbuh dalam mencapai keberhasilan kerja.
Faktor motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual pegawai. Sedangkan faktor kemamampuan individual dan lingkungan kerja memiliki hubungan yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor tersebut keberadaannya akan mempengaruhi motivasi kerja pegawai. David McClelland mengemukakan tiga jenis motivasi, pertama adalah kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Kedua, kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Ketiga, Kebutuhan akan afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang
erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Berhasil atau tidaknya tugas-tugas pemerintah ditentukan oleh para pegawainya, dengan kata lain bila seorang pegawai tidak mempunyai motivasi kerja yang tinggi maka akan berdampak negatif dengan hasil kerjanya. Dalam hal ini ke pr i b a di an se or a n g pe g a wa i ju g a menpunyai peran sangat penting untuk menentukan arah keberhasilan suatu departemen, karena jika dalam suatu departemen banyak mempekerjakan pegawai yang mempunyai kepribadian dengan tipe A yaitu orang-orang yang mempunyai semangat kerja yang tinggi maka performa kerja departemen itu akan menghasilkan kinerja yang baik. Melihat berbagai macam permasahan yang muncul dalam motivasi kerja pegawai negri sipil, dan penulis ingin melihat apakah ada perbedaan motivasi kerja berdasarkan tipe kepribadiannya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti apakah ada perbedaan motivasi kerja Pegawai negeri Sipil ditinjau dari tipe kepribadiannya. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Motivasi Kerja Istilah motivasi pertama kali berasal dari katadalam bahasa latin yaitu movere yang berarti berpindah (to move). Namun dari satu kata tersebut kita tidak dapat mengetahui definisi dari motivasi secara menyeluruh. Adanya motivasi, menjadikan seseorang dapat menjadikan sesuatu yang diinginkan dalam sebuah perusahaan motivasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi kerja dan produktivitas pegawaidalam tugas sesuai dengan aturan perusahaan (Cahyono, 1996) Hasibuan (1995) menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan suatu kebutuhan dalam menggerakasn karyawan dan organisasi agar mau bekerja sehingga
tarcapainya keinginan karyawan, sekaligus tercapainya tujuan organisasi. Menurut David McClelland (dalam Munandar, 2001) ada tiga aspek motivasi kerja karyawan yaitu ; Kebutuhan akan prestasi (Need of Achievement) : Individu ya n g m e m p u n y ai ke b ut u ha n u nt u k berprestasi yang tinggi lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi akan memperoleh feedback dan tugas pekerjaannya memiliki resiko yang sedang, dimana individu merasa tugas tersebut tidak terlalu sulit untuk dikerjakan dan juga tidak terlalu mudah dikerjakan. Yang kedua Kebutuhan akan kekuasaan (Need of Power) : Kebutuhan akan kekuasaan merupakan kebutuhan untuk membuat orang lain berprilaku dengan cara yang diinginkan. Individu dengan kebutuhan untuk berkuasa menyukai pakerjaanpekerjaan menjadi pemimpin dan berupaya mempengaruhi orang lain. Dan yang ketiga Kebutuhan akan afiliasi (Need of Affiliation) : Individu dengan kebutuhan berafiliasi adalah orangor ang yang ber us aha m enda paika n persahabatan, individu memiliki keinginan untuk disukai dan diterima oleh orang lain, menyukai situasi-situasi kooperatif dan sangat menginginkan hubungan-hubungan yang melibatkan saling pengertian dalam derajad yang tinggi serta berusaha untuk menghindari konflik. Peran seorang atasan sangatlah berpengaruh penting terhadap motivasi kerja pegawainya. Semakin sering atasan memberikan perhatian kepada pegawainya baik berupa materil maupun moril maka akan berdampak semakin tingginya motivasi kerja pegawainya. Begitupun sebaliknya, jika atasan sering memarahinya atau tidah menghargai hasilkerja pegawainya maka motivasi kerja pegawainya akan rendah. Pengertian Kepribadian Gesell (dalam Patty, Mark & Linda, 1982) menyebutkan bahwa kepribadian adalah suatu perwujudan yang menunjukan integritas dan ciri-ciri tingkah laku yang
khas dari pada organisme itu. Sedangkan Woodworth (dalam Patty, Mark dan Linda, 1982) berpendapat bahwa kepribadian bukanlah suatu substansi melainkan gejalanya suatu gaya hidup. Kepribadian tidaklah menunjukan suatu jenis aktivitas, seperti berbicara, mengingat, berfikir ataupun bercinta tetapi seorang pegawai dapat menampakkan kepribadiannya dalam cara-cara ia melakukan aktivitas-aktivitas tersebut tadi. Menurut Freud (dalam Budiraharjo, 1997) memandang dan memahami bahwa kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu id, ego, dan super ego. Sedangkan Hall dan Lindzey (1993) berpandapat bahwa kepribadian merupakan istilah untuk menunjukan hal-hal khusus tentang pegawai dan yang membedakannya dari semua orang lain. Berdasarkan beberapa pengertian kepribadian dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian adalah perwujudan integritas dan ciri-ciri dari seorang pegawai seperti cara berfikir, mengingat dan berbicara yang membedakannya dari pegawai lain. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Jakarta Selatan, tepatnya di Deperteman Perindustrian yang beralamat di jln Jend. Gatot Subroto kav. 52-53. subjek penelitian yang diteliti pada penelitian ini sebanyak 100 orang yang telah bekerja selama 25 tahun dan sudah berada di golongan IIIb. Pengambilan datanya berupa 2 macam kuesioner, yaitu kuesioner pertama menggunakan skala Likert yang berisi 45 daftar pertanyaan mengenai motivasi kerja sedangkan kuesioner yang kedua menggunakan skala Osgood yang berisi 18 daftar pertanyaan. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik Mann-Whitney Test dan Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebagai uji perbedaan untuk menganalisa perbedaan Motivasi kerja PNS ditinjau dari kepribadian tipe A dan B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Objek penelitian ini adalah motivasi kerja dan tipe kepribadian pegawai negeri sipil pada departemen perindustrian. Adapun hasil dari uji validitas dari ketiga motivasi kerja tersebut adalah : a. 12 item skala motivasi kebutuhan akan prestasi yang valid tersebut, memiliki korelasi total item antara 0,309 sampai dengan 0,550, b. 11 item skala motivasi kebutuhan akan kekuasaan yang disebar memiliki korelasi total item antara 0,355 sampai dengan 0,662, c. 12 item skala motivasi kebutuhan akan affiliasi yang disebar terdapat memiliki korelasi total item antara 0,334 sampai dengan 0,643. Sedangkan pada skala kepribadian terdapat 11 item yang valid didapatkan korelasi total item antara 0,3 16 sampai dengan 0,616. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan konsistensi dari alat ukur ini yaitu dengan teknik Alpha Cronbach. Dari hasil uji reliabilitas alat ukur tersebut diperoleh nilai reliabilitas sebesar: a. 0,728 untuk skala kepribadian, b. 0,874 untuk skala motivasi kebutuhan akan prestasi, c. 0,739 untuk skala motivasi kebutuhan akan kekuasaan, dan d. 0,856 untuk skala motivasi kebutuhan akan affiliasi. Untuk uji normalitas sebaran skor digunakan uji Kolmogorof Smirnov. Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorof Smirnov diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,200 pada tipe A dan tipe B, untuk skala motivasi kebutuhan akan prestasi, 0,125 untuk tipe A dan 0,064 untuk tipe B, sedangkan untuk skala motivasi kebutuhan akan kekuasaan 0,06 1 untuk tipe A dan 0,145 untuk tipe B (p>0,05). Sedangkan dar i hasil pengujian homogenitas diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,60 1 untuk skala motivasi kebutuhan akan prestasi, 0,196 untuk skala motivasi kebutuhan akan kekuasaan (p>0,05) dan 0,005 untuk skala motivasi kebutuhan akan prestasi (p<0,05), hasil pengujian ini menunjukan bahwa ada dua skala mempunyai varians yang serupa (homogen) dan satu skala yang tidak homogen. Hasil dari analisis data dengan Two Sample Kolmogorov-Smirnov Test didapat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) ketiganya bernilai 0,000 (p<0.005) : a. 2,665 untuk skala motivasi kebutuhan akan prestasi, b. 2,528 untuk skala motivasi kebutuhan akan kekuasaan, c. 2,464 untuk skala motivasi kebutuhan akan affiliasi.
motivasi kerja pegawai negeri sipil berkepribadian tipe A dengan pegawai negeri tipe B. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik kedua tipe tersebut, dimana individu dengan kepribadian tipe A dicirikan sebagai individu yang secara agresif mendebat segala sesuatu, berusaha mencapai lebih banyak dengan waktu yang cepat, atau bila perlu melawan orang lain yang menentang. Sebaliknya individu dengan kepribadian tipe B dicirikan sebagai individu yang jarang terdorong oleh keinginan untuk memperoleh barang secara kuantitatif maupun berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan tertentu. Dimana karakteristik individu tipe A lebih kuat dibandingkan dengan karakteristik individu tipe B yang terdapat didalam motivasi bekerja individu tersebut. Hal ini diperkuat dengan mean hipotetik dan mean empirik dari berdasarkan tipe kepribadian.
TABEL 1
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test a
Test Statistics
MOT_PRES
MOT_KUASA
MOT_AFF
Most Extreme
Absolute
.133
.106
.093
Differences
Positive
.133
.106
.093
Negative
.000
-.024
-.029
2.665
2.528
2.464
.000
.000
.000
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: KEPRIBADIAN
Hasil analisis data menunjukan bahwa ada perbedaan positif yang signifikan antara
TABEL 2 Perhitungan Mean Empirik dan Mean Hipotetik
Kepribadian
Tipe A Tipe B
Std. ME MH (Mean (Mean Deviasi Empirik) Hipotetik) 62,14 44 11 27,65
44
11
Melalui tabel diatas, dapat dilihat bahwa pegawai yang berkepribadian tipe A memiliki mean empirik yang lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai berkepribadian tipe B ( 62,14 > 27,65 ). Hal tersebut menunjukan bahwa motivasi kerja pegawai negeri sipil yang berkepribadian tipe A lebih tinggi dibandingkan motivasi kerja pegawai negeri sipil yang berkepribadian tipe B. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, yang artinya ada perbedaan motivasi kerja (kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi) pegawai negeri sipil yang signifikan antara kepribadian tipe A dengan kepribadian tipe B. Dilihat dari hasil penelitian diketahui nilai z untuk Two Sample KolmogorovSmirnov Test sebesar : a. 2,665 untuk skala motivasi kebutuhan akan prestasi, b. 2,528 untuk skala motivasi kebutuhan akan kekuasaan, c. 2,464 untuk skala motivasi kebutuhan akan affiliasi. Nilai tersebut menunjukan adanya perbedaan yang signifikan mengenai motivasi kerja pegawai negeri sipil yang berkepribadian tipe A dengan pegawai negeri sipil yang berkepribadian tipe B.
Dengan demikian hipotesis penelitian diterima. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi pegawai negeri, diharapkan dapat terus meningkatkan motivasi kerjanya dengan cara menyemangati rekan kerjanya ataupun dapat bertukar pikiran agar tidak terlalu jenuh dengan rutinitas kerja setiap harinya agar nantinya tidak ada perbedaan yang sangat besar antara individu yang berkepribadian tipe A dan B. Untuk pegawai negeri dengan kepribadian tipe B buatlah kondisi ruangan senyaman mungkin agar dapat mengerjakan pekerjaannya dengan semangat sehingga dapat menimbulkan motivasi kerja yang positif. Sedangkan untuk pegawai negeri dengan kepribadian tipe A tidak ada salahnya mempunyai waktu untuk beristirahat sejenak dari rutinitas kerja yang padat, misalnya pergi untuk menyalurkan hobi yang selama ini sering dilupakan atau hanya sekedar berkumpul dengan keluarga. 2. Bagi perusahaan, berilah motivasi yang positif kepada setiap pegawainya agar mereka bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaannya dikantor. Jalin komunikasi yang baik antar pegawai atau pun pegawai dengan atasan, agar tercipta suasana yang nyaman untuk bekerja dikantor. 3. Bagi penelitian berikutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan mengkaji variabel-variabel lain seperti kreativitas kerja, produktivitas kerja dan lain sebagainya. Serta dapat memperluas penelitian dengan melakukan penelitian terhadap subjek yang berbeda selain pegawai negeri sipil.
Daftar Pustaka
Anastasi, A & Urbina, S. (1997). Tes psikologi: Psychological testing. Alih bahasa Robertus Hariono. Jakarta: Prenhalindo. Anoraga, P. & Suyanti, S. (1995). Psikologi industry dan social. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Azwar, S. (2005). Sikap manusia dan teori pengukurannya (2 nd ed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hasibuan, M. (2001). Manajement: Dasar, pengertian,dan masalah. Jakarta: Bumi Aksara. Patty, F, Woeryono, K, Syam, M. N, Ardhana, R. W, & Saleh, I. A. (1982). Pengantar psikologi umum. Surabaya: Usaha Nasional