Sindrom Kanalis Cubitalis (Cubital Tunnel Syndrome)
Kesemutan atau baal biasanya terjadi di jari manis. Atau terjadi di wilayah saraf ulnaris. Gejalanya seperti sindrom ulnaris. Baal biasanya terjadi tidak hanya pada satu tangan. Mulai ketika mengangkat telpon, menekan siku ke meja atau menekuk siku. Kadang-kadang muncul nyeri di bagian dalam siku atau pergelangan tangan. (7)
Kasus seperti ini jarang ditemui. Biasanya muncul akibat tulang siku yang terbentur tanpa sengaja berkali-kali dan kita diamkan saja. Beberapa minggu sesudahnya muncul gejala kesemutan. Kalau sudah baal, biasanya harus dibedah atau kadang-kadang hanya dengan obat saja bisa sembuh. (3,7,8)
Gambaran anatomi dari nervus ulnaris*
Semua pasien yang diduga sindroma terowongan kubital harus mendapatkan pemeriksaan EMG dan kecepatan konduksi saraf (NCV), sinar-X siku dan tulang belakang servikal. (8,11)
EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) : (1) kelainan saraf metabolik atau nutrisional, seperti polineuropati diabetik dan (2) tempat jeratan kedua, seperti gangguan akar C8 (hingga disebut 'double crush syndrome'). Hasil tes elektrodiagnostik tidak boleh digunakan sebagai alat diagnostik
primer untuk mengindikasikan operasi. Mungkin indikator elektrodiagnostik untuk kelainan saraf ulnar pada siku yang paling spesifik dan masuk akal adalah perlambatan kecepatan konduksi melintas siku. Walaupun nilai normal belum pasti, kecepatan konduksi (NCV) saraf ulnar umumnya 47-65 m/dt dengan rata-rata 55 m/dt. Pengurangan kecepatan kurang dari 25 % mungkin tidak bermakna. Pengurangan kecepatan lebih dari 33 % mungkin menunjukkan proses gangguan saraf disiku. Temuan EMG lain yang menunjukkan sindroma terowongan kubital adalah berkurangnya jumlah potensial aksi unit motor, fibrilasi dan gelombang positif, dan pada kasus yang lebih berat, potensial reinnervasi polifasik. Indikator sensitif perubahan konduksi lainnya adalah hilangnya potensial sensori evoked. (8,12) i. Posisi siku harus harus standar pada saat melakukan pemeriksaan elektrodiagnostik. Variasi pembacaan NCV bisa terjadi saat fleksi dan ekstensi, bahkan pada orang normal. ii. Sinar-X siku memberikan informasi berguna menyangkut etiologi yang membantu rencana pengelolaan. Spur artritik, tumor tulang, raktura, atau kubitus valgus bisa ditemukan. Tampilan anteroposterior sedikit oblik, disebut sebagai tampilan terowongan kubital. Banyak proses patologis kord tulang belakang menyerupai sindroma ini, semua mungkin tampil dengan tanda dan gejala motor yang predominan. Bila pasien mengeluh 'tangan baal dan kaku', pikirkan lesi kord intrinsic seperti tumor intrameduler, siringomielia, sclerosis lateral amiotrofik, dan lesi kord ekstrinsik seperti kelainan saraf spondilitik servikal. Penyebab nyeri dan disfungsi tangan lainnya adalah(13) : (1) gangguan akar servikal karena osteofit atau diskus yang mengalami herniasi, (2) tumor Pancoast dan lesi lain pleksus brakhial bawah dan medial, dan (3) kompresi saraf ulnar ditempat lain, seperti pada terowongan Guyon. Sebagai tambahan, berbagai gangguan saraf sistemik, seperti defisiensi nutrisional atau DM, mungkin berdiri sendiri atau bersama dengan sindroma terowongan kubital menyebabkan kelemahan, atrofi, nyeri dan baal pada distal ekstremitas atas. Terkadang, pengaruh usia menyebabkan atrofi dan disfungsi tangan intrinsik
Terapi yang diberikan pada penderita sindrom kanalis cubital adalah (7)
Konservatif NSAID, batasi aktivitas tulang sampai siku
2. Operatif
Paling sedikit ada lima cara operasi berbeda yang dianjurkan untuk sindroma terowongan kubital. Masing-masing dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri. Dikelompokkan kedalam kategori:
(1) dekompresi à untuk proses kompresi tanpa memindahkan saraf dari tempatnya pada alur ulnar. Tindakan dekompresi adalah dekompresi sederhana dan epikondilektomi medial.
(2) transposisi à Tindakan dekompresi ditujukan Tindakan transposisi memindahkan saraf keanterior kelokasi yang lebih terlindung. Selanjutnya bisa dibagi berdasar kemana saraf ulnar akan diletakkan: subkutan, intramuskuler, atau submuskuler. Cara lain yang dianjurkan Willis adalah pembebasan terowongan kubital yang diperluas dengan osteotomi parsial dari epikondil medial.
VI. KOMPLIKASI
Komplikasi dari penyakit yaitu berkembangnya sindroma jebakan menjadi neuropati yang kronik sehingga menghasilkan manifestasi berupa serangan paroksismal yaitu perasaan seperti ditusuk-tusuk dan dapat meluas diluar saraf dan akar-akar saraf yang relevan.
Kebanyakan operasi dekompresi dilakukan dengan aman. Komplikasi operasi berupa anesthesia dan pergeseran syaraf jarang. Kerusakan dari syaraf sekitar dan arteri dapat terjadi setelah operasi.
Infeksi setelah operasi dapat terjadi dan memicu rekurensi dari sindroma jebakan. Pada kasus seperti ini, eksplorasi ulang harus sering di lakukan mencegah komplikasi dan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.(14)
VII. PROGNOSIS
Pada kasus entrapment neuropati ringan, dengan terapi konservatif umumnya prognosa baik. Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi hanya dilakukan pada penderita yang sudah lama menderita, penyembuhan post ratifnya bertahap. Perbaikan yang paling cepat dirasakan adalah hilangnya rasa nyeri yang kemudian diikuti perbaikan sensorik. Biasanya perbaikan motorik dan otot-otot yang mengalami atrofi baru diperoleh kemudian. Keseluruhan proses perbaikan setelah operasi ada yang sampai memakan waktu 18 bulan .(7,8)
Bila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga diperoleh perbaikan maka dipertimbangkan kembali kemungkinan berikut ini (8):
1. Kesalahan menegakkan diagnosa, mungkin jebakan/tekanan terhadap saraf terletak di tempat yang lebih proksimal.
2. Telah terjadi kerusakan total pada saraf di daerah tersebut
3. Terjadi kasus baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti akibat edema, perlengketan, infeksi, hematoma atau jaringan parut hipertrofik.
Komplikasi yang dapat dijumpai adalah kelemahan dan hilangnya sensibilitas
yang persisten di daerah distribusi saraf. Komplikasi yang paling berat adalah reflek sympathetic dystrophy yang ditandai dengan nyeri hebat, hiperalgesia,
disestesia dan gangguan trofik.
Sekalipun prognosa entrapment neuropati dengan terapi konservatif maupun operatif cukup baik tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. Bila terjadi kekambuhan, prosedur terapi baik konservatif atau operatif dapat diulangi kembali.
VIII. KESIMPULAN
Entrapment neuropati atau neuropati jebakan mengandung pengertian adanya trauma saraf perifer terisolasi yang terjadi pada lokasi tertentu dimana secara mekanis, mengalami penekanan oleh terowongan jaringan ikat atau tulang rawan, atau adanya deformitas oleh suatu jaringan ikat. Ada beberapa macam entrapmet neuropati yaitu sindrom kanalis karpal (carpal tunnel syndrome), sindrom kanalis tarsal (tarsal tunnel syndrome), sindrom ulnaris (sindrom saraf tulang hasta), sindrom sabtu malam (Saturday night palsy), sindrom kanalis radialis, dan sindrom kanalis cubitalis.
Sekalipun prognosa entrapment neuropati dengan terapi konservatif maupun operatif cukup baik tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. Bila terjadi kekambuhan, prosedur terapi baik konservatif atau operatif dapat diulangi kembali