EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL MELALUI TEKNIK SHAPING UNTUK MENGURANGI PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BARAT KABUPATEN MAGETAN Elly Ernawati *)
[email protected] Vitalis Djarot Sumarwoto **)
[email protected] Abstrak Prokrastinasi akademik adalah suatu kecenderungan penundaan tugas yang dilakukan secara terus-menerus oleh seseorang dan lebih memilih melakukan aktivitas lain yang kurang bermanfaat bagi dirinya. Perilaku siswa tersebut pada hakikatnya dapat berdampak pada aspek sosial, psikologis, maupun akademik, yang berujung pada terhambatnya perkembangan maupun pencapaian tujuan pendidikan. Ditinjau dari aspek sosial sangat mungkin siswa tidak memperoleh simpati dari teman-teman atau dijauhkan dari interaksi pergaulan. Ditinjau dari aspek psikologis perilaku prokastinasi bisa mengganggu aktivitas belajar dan kinerja yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Secara akademik perilaku prokastinasi dapat menghambat bidang akademik, khususnya dalam mewujudkan prestasi-prestasi belajar di sekolah. Bertolak dari uraian di atas maka perlu segera dicarikan solusinya agar tidak menghambat perkembangan dan pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah. Salah satu solusi terhadap masalah di atas adalah dengan memberikan layanan konseling kelompok berbantuan dengan pendekatan behavioral melalui teknik shaping. Hakikat layanan konseling kelompok adalah layanan konseling yang memungkinkan konseli (siswa) memperoleh kesempatan untuk membahas dan mengentaskan masalah yang dihadapinya melalui dinamika kelompok. Inti pokok pendekatan behavioral adalah penggunaan metode ilmiah dalam bidang psikoterapi, dengan memodifikasi perilaku melalui rekayasa lingkungan sehingga terjadi proses belajar untuk perubahan tingkah laku. Teknik shaping merupakan prosedur yang digunakan untuk membentuk perilaku individu (siswa) yang diinginkan dengan memberikan reinforcement pada setiap tingkah laku yang ditampilkan. Melalui terapi layanan konsdeling kelompok dengan pendekatan behavioral melalui teknik shaping hakikatnya adalah bahwa bantuan pemecahan masalah yang dilakukan secara kelompok dari seorang konselor yang ditujukan kepada individu (siswa) dengan harapan akan terjadi perubahan tingkah laku. Selanjutnya siswa yang telah berubah perilakunya setelah diberi terapi kemudian diberi reinforcement. Perilaku yang diupayakan dan diharapkan mengalami perubahan adalah berkurangnya kecenderungan menunda tugas yang dibebankan kepada konseli (siswa), yang dilakukan secara terus-menerus. Kata Kunci: Konseling kelompok dengan pendekatan behavioral melalui teknik shaping dan Prokrastinasi akademik * Ely Ernawati adalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI MADIUN. ** Vitalis Djarot Sumarwoto adalah Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Madiun.
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
41
ditekankan pada penundaan siswa dalam
PENDAHULUAN Prokrastinasi sering diartikan sebagai
hal mengerjakan tugas rumah (PR) yang
suatu kecenderungan penundaan tugas-
diberikan oleh guru mata pelajaran
tugas yang dibebankan kepada seseorang,
disekolah.
dan dilakukan oleh secara terus-menerus.
Berdasarkan hasil isian angket awal
Penundaan tersebut dilakukan secara
diketahui bahwa terdapat 74 siswa atau
terus-menerus,
memilih
60% dari total siswa yang berjumlah 124,
melakukan aktivitas lain yang tidak
mengalami permasalahan prokrastinasi
berguna.
akademik.
dan
lebih
Dampak
yang
langsung
Hasil
isian
angket
dirasakan adalah tidak produktif dan
menunjukkan bahwa dari jumlah
kinerjanya menjadi terhambat.
siswa tersebut dapat diklasifikasikan
Perilaku prokastinasi ini ditemukan
sebaga
berikut:
10
siswa
74
memiliki
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
masalah prokastinasi akademik tinggi, 24
Barat
orang
Kabupaten
Magetan.
Bentuk
siswa
memiliki
masalah
prokastinasi itu terkait dengan seringnya
prokastinasi akademik sedang, dan 40
siswa
untuk
orang siswa yang memiliki masalah
memulai dan menyelesaikan tugas-tugas
prokastinasi akademik rendah. Penelitian
sekolah,
kesenjangan
antara
ini lebih memfokuskan pada 10 siswa
rencana
dan
aktual
serta
yang bermasalah prokastinasi akademik
yang
lebih
yang tinggi, diasumsikan jika masalah
melakukan
melakukan
penundaan
kinerja aktivitas
waktu
menyenangkan. Berdasarkan
tersebut tidak segera dicarikan solusi diagnosis
yang
akan
mengganggu
perkembangan
dilakukan peneliti pada bulan Agustus
hidupnya dan menghambat pencapaian
tahun 2016, dengan menyebar angket
tujuan pendidikan. Dengan demikian
awal diperoleh informasi bahwa siswa
sejumlah
10
kelas VIII SMP Negeri 2 Barat Magetan
sekaligus
ditetapkan
memiliki sikap prokrastinasi akademik
penelitian.
yang cukup tinggi. Pernyataan di atas didukung
dengan
dokumentasi
orang
Berdasarkan
siswa
tersebut
sebagai
sampel
hasil
wawancara
yang
terhadap 10 siswa yang mempunyai
dimiliki oleh fihak konselor sekolah.
masalah prokastinasi akademik tinggi
Prokrastinasi dalam penelitian ini lebih
dalam penyelesaian tugas rumah (PR)
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
42
diperoleh informasi bahwa penyebabnya antara
lain
menyatakan
adalah: tidak
Solomon
dan
Rothblum
42,4%
siswa
menyatakan bahwa hakikat prokrastinasi
memahami
tugas
adalah kecenderungan menunda untuk
rumah, 16,6% kurang perhatian terhadap
memulai
aktivitas sekolah,
pekerjaan atau tugas-tugas, dan lebih
percuma
23,8% menyatakan
dikerjakan
diperhitungkan
sebagai
maupun
menyelesaikan
karena
tidak
tertarik melakukan aktivitas lain, yang
nilai
raport,
tidak bermanfaat bagi perkembangan diri,
17,2% siswa tidak menggunakan waktu
sehingga
luangnya
belajar.
menyelesaikan tugas-tugas tidak pernah
hasil
tepat waktu, serta sering terlambat dalam
penelitian dari Yuanita (dalam Aliya dan
menghadiri pertemuan-pertemuan (Aini
Iranita, 2011: 66) yang menyatakan
dan Mahardayani, 2011: 65). Ahli lain
sebanyak 70% pelajar banyak yang
berpendapat
bermasalah
menunda
untuk
Pernyataan
aktivitas
diatas
didukung
dalam
prokrastinasi
akademik.
menghambat
bahwa
kinerja,
kecenderungan
pekerjaan atau tugas-tugas
merupakan godaan bagi setiap orang
Timbulnya perilaku prokastinasi
(Spillane, 2003: 99).
akademik pada diri siswa, khususnya
Kecenderungan
menunda
tugas
yang berkaitan dengan tugas rumah (PR)
atau pekerjaan yang menjadi ciri khas
tersebut lebih banyak disebabkan karena
dalam masalah prokastinasi bisa terjadi
adanya pengaruh faktor ekternal siswa.
karena: (1) tanpa alasan, bisa jadi dengan
Faktor eksternal yang dimaksud dalam
niat baik namun tidak terwujud, (2)
penelitian ini adalah pengaruh teman-
berkembang menjadi sumber stress, rasa
teman sebayanya di sekolah, kurangnya
bersalah, rusaknya kerjasama, dan (3)
pengawasan orang tua atau keluarga. Di
menipu diri sendiri.
sisi lain adalah kondisi lingkungan sekitar yang
mendukung
Atas dasar uraian di atas maka
berkembangnya
peneliti merasa perlu segera memberikan
perilaku prokrastinasi akademik. Hal lain
bantuan pemecahan terhadap masalah
yang
dalam
yang dihadapi siswa tersebut. Menurut
melakukan penundaan tugas ialah bentuk
asumsi peneliti, siswa yang mengalami
pengajaran yang kurang inovatif sehingga
masalah prokastinasi akademik tersebut
siswa
yang
akan
nilai
diberikan layanan konseling kelompok
mempengaruhi
menjadi
berakibat
pada
akademik siswa.
malas
siswa
belajar,
menurunnya
berubah
perilakunya
apabila
dengan pendekatan behavioral melalui
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
43
teknik
shaping.
Melalui
kegiatan
terjadi
proses
belajar
untuk
suatu
konseling kelompok tersebut siswa dapat
perubahan tingkah laku Willis (2011:
memecahkan masalah yang dihadapi.
105).
Hakikat layanan konseling kelompok menurut
Amin
(2010:
dikemukakan oleh Willis, (2012: 24)
adalah
yang menyatakan bahwa pendekatan
bantuan yang berupa layanan konseling
behavior merupakan suatu pandangan
yang memungkinkan konseli memperoleh
ilmiah tentang tingkah laku manusia,
kesempatan
dan
tingkah laku manusia merupakan hasil
penuntasan masalah yang dialaminya
belajar, dipengaruhi oleh lingkungan dan
melalui dinamika kelompok. Pendapat di
merupakan
atas didukung oleh pandangan Tohirin
Tujuan utama yang ingin dicapai melalui
(2011: 179) yang menyatakan bahwa
pendekatan
layanan konseling kelompok merupakan
fokusnya pada perilaku yang tampak dan
upaya
kepada
spesifik, (2) kecermatan dan penguraian
individu atau siswa yang mengalami
tujuan-tujuan treatment, (3) formulasi
masalah-masalah
melalui
prosedur treatment khusus sesuai dengan
tercapai
masalah-masalah
untuk
pembahasan
pemberian
kegiatan
292)
Senada dengan pendapat Willis
bantuan
pribadi
kelompok
agar
modifikasi
tingkah
behavioral
adalah:
khusus,
objektif
laku.
perkembangan yang optimal. Dinamika
penilaian
pemecahan masalah yang dihadapi siswa
konseling (Willis, 2011: 105).
dan
mengenai
(1)
(4) hasil
dapat lebih efektif dan efisien jika dalam
Pendekatan behavioral itu sendiri
melakukan proses konseling kelompok
pada dasarnya secara inklusif memuat
anggota kelompok memiliki pemahaman
beberapa
dan
teknik-teknik
diterapkan, salah satunya adalah teknik
teknik
yang
shapig. Inti dari teknik shaping adalah
dikembangkan dalam layanan konseling
metode atau cara membantu mengurangi
kelompok
masalah
pengaktualisasian
konseling.
Salah
yang
karakteristik
satu
sesuai
masalah
dengan
prokastinasi
khususnya
teknik
yang
cocok
prokastinasi
untuk
akademik,
penundaan
terhadap
akademik adalah dengan pendekatan
penyelesaian tugas-tugas rumah. Oleh
behavioral.
karena itu penggunaan teknik shaping
Pendekatan
behavioral
adalah
dalam pendekatan behavioral menjadi
metode ilmiah dalam bidang psikoterapi
efektif. Hal itu terjadi karena antara
yaitu dengan cara memodifikasi perilaku
pendekatan
melalui rekayasa lingkungan, sehingga
shaping mempunyai tujuan yang sama,
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
behavior
dengan
teknik
44
yaitu memunculkan perilaku baru pada
Menurut Komalasari, dkk. (2011:
diri siswa, yang diperoleh dari hasil
170) terdapat beberapa langkah dalam
belajar.
sesuai
menjalankan tekhnik shaping, yaitu: (1)
dengan pendapat Komalasari, dkk. (
membuat analisis ABC, (2) menetapkan
2011: 169) yang menyatakan bahwa
target perilaku spesifik yang akan dicapai
teknik shaping adalah cara membentuk
bersama konseli/siswa, (3) menentukan
tingkah
bersama jenis reinforcement positif yang
Pernyataan
laku
tersebut
baru
yang
belum
ditampilkannya, yaitu dengan memberi
akan
reinforcement langsung
secara
setiap
digunakan,
(4)
membuat
sistematik
dan
perencanaan dengan membuat tahapan
tingkah
laku
pencapaian perilaku mulai dari perilaku
kali
ditampilkan.
awal sampai akhir, (5) perencanaan dapat
Penggunaan
layanan
konseling
dimodifikasi
selama
berlangsungnya
kelompok dengan pendekatan behavioral
program shaping, (6) penetapan waktu
melalui teknik shaping untuk mengubah
pemberian reinforcement pada setiap
perilaku siswa juga didukung dengan
tahap program.
adanya jurnal penelitian Putra, Suranata,
Pernyataan di atas memberi petunjuk
Dharsana (2014: 9), yang menyatakan
bahwa
pemberian layanan konseling
bahwa
konseling
behavioral
dengan
kelompok dengan pendekatan behavioral
teknik
shaping
mampu
mengubah
melalu iteknik shaping dapat membentuk
perilaku seseorang (siswa) sesuai dengan
perilaku
yang
prokrastinasi
diinginkan.
Pendapat
serupa
baru
sehingga akademik.
mengurangi Atas
dasar
dikemukakan Rahmawati (2009: 20),
asumsi dasar tersebut maka peneliti
yang menyatakan bahwa teknik shaping
tertarik untuk mengkaji masalah dalam
adalah teknik ang digunakan dalam
penelitian ini dengan lebih mendalam,
memroses
dengan
penguasaan
respon
yang
mengemukakan
judul:
dikondi-sikan.
“Efektivitas layanan konseling kelompok
Pengkondisian tersebut dilakukan ketika
dengan pendekatan behavioral melalui
pembentukan
teknik
dikehendaki
atau
perilaku
merupakan
shaping
untuk
mengurangi
pemberian reinforcement setelah sukses
prokrastinasi akademik. Subyek peneliti
melakukan apa yang diinginkan melewati
adalah siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
serangkaian perilaku yang diulang untuk
Barat Kabupaten Magetan.
menjadi lebih baik lagi.
METODE PENELITIAN
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
45
Penelitian
metode
dasar ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
Rancangan
dipandang memiliki keterkaitan dengan
pendapat
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu populasi
Sugiyono (2013: 107) yang menjelaskan
yang telah diketahui sebelumnya”. Ciri
bahwa metode penelitian eksperimen
tersebut antara lain siswa yang dijadikan
adalah metode penelitian yang digunakan
sampel penelitian duduk di kelas yang
untuk
perlakuan
sama, usia mereka kurang lebih sama.
tertentu terhadap hal lain
Sifat yang melekat pada diri siswa,
dalam kondisi yang terkendali. Jadi
seperti mereka sedang memasuki periode
penggunaan metode eksperimen ini telah
perkembangan yang sama.
penelitian
menggunakan
eksperimen.
penelitian
sesuai
mencari
(treatment)
memenuhi Desain
dengan
pengaruh
persyaratan
penelitian
metodologis.
data
prokastinasi
yang
akademik menggunakan teknik angket,
ini
yang disusun dalam bentuk pilihan
adalah One Group Pre test-Post test
ganda, dengan empat alternatif jawaban :
Design.
a (Selalu), b (Sering), c (Kadang-kadang,
dikembangkan
eksperimen
Pengumpulan
dalam
Penetapan
sampel
penelitian
dan d (Tidak Pernah). Jumlah item angket
purposive
disediakan adalah sebanyak 20 butir item.
Teknik purposive sampling
Analisis data penelitian menggunakan
menggunakan sampling.
penelitian
teknik
dipilih dengan suatu pertimbangan bahwa
metode statistik denga rumus t-score.
peneliti telah mengetahui ciri-ciri atau sifat-sifat
tertentu
dari
populasi.
Penyusunan angket penelitan ini mengacu
pada
pola
Skala
Likert
Pernyataan ini didukung oleh pendapat
(Sugiyono 2013: 134). Penyusunan item
Sutrisno Hadi (dalam Vitalis, 2015: 17)
angket mendasaran pada kisi-kisi, yang
yang menyatakan bahwa “Pelaksanaan
berfungsi sebagai indikator item sebagai
teknik
berikut:
purposive
sampling
adalah
menentukan sekelompok individu atas Tabel 1. Kisi-kisi Angket Prokastinasi Akademik No.
Indikator Item
1
Penundaan memulai dan menyelesikan tugas sekolah Ketepatan mengumpulkan tugas sekolah
2 3
Kesenjangan waktu antara rencana kerja dan kinerja akatual
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Distribusi nomor item 1, 3,5, 7, 15 2,4,6, 8, 16 9, 11, 13, 15, 17
∑ 5 5 5
46
4
Melakukan aktivitas menyenangkan ∑
yang
Uji validitas butir item menggunakan
rumus korelasi product
moment
lebih
10,12,14, 18, 20 20
5 20
(Arikunto, 2013:239) Keterangan:
dengan angka kasar sebagaimana yang
r11
= Reabilitas instrumen
dikemukakan Arikunto (2013: 213)
k
= Banyak butir pertanyaan
𝛴𝜎𝑏 2 = Jumlah varians butir
sebagai berikut: 𝑟𝑥𝑦 =
Σ2t
𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌) 𝑁∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 {𝑁∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 }
Varians butir
Keterangan: =koefisien korelasi antara skor xy
r
∑ 𝑥𝑦 =jumlah hasil perkalian skor item =skor butir
∑y
= skor total
N
= banyaknya subjek
b
X
X
2
2
2
n
n
Varians total
item dengan skor total ∑𝑥
= Varians total
2
Y 2
Y
Keterangan :
b =Varians butir 2
t 2 = Varians total
dinyatakan valid, dengan TS=5%
X = Skor butir
Uji reabilitas butir item angket
Y = Skor total
menggunakan
rumus
𝑘 𝑘−1
1−
n = Jumlah subyek Kriteria: Jika r-hitung > r tabel
Alpha sebagai berikut: r11=
n
n
t
Kriteria : Jika r-hitung > r-tabel, item
dilakukan
2
maka item dinyatakan
𝛴𝜎 𝑏 2 𝜎𝑡2
reliabel.
HASIL PENELITIAN
treatment menggunakan rumus
1.
Uji Validitas dan Reliabilitas
rumus product moment.
a. Uji Validitas
Kriteria
untuk menguji
butir
Uji validitas butir item angket
angket adalah nilai rxy> 0,444.
prokastinasi sebelum
dan
akademik
antara
Hasil uji validfitas butir angket
setelah
diberi
angket prokastinasi sebanyak 20 item dinyatakan semuanya valid.
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
47
b. Uji Reliabilitas Uji
rteliabilitas
butir
prokastinasi
angket
akademik
menggunakan
rumus
No. Sbyk 1 2 3 4
Alpha,
angket dikatakan reliabel jika r11>0,444. Hasil yang diperoleh adalah
bahwa
sedangkan r
tabel
r11
=
sehingga semua adalah reliable.
angket
Oleh sebab itu semua butir item
setelah diberi
angket
layanan
prokastinasi
akademik
bantuan
akademik
kelompok
program
Microsoft
Office Excel Release 12 tahun layanan dengan
konseling
2015, dengan N=10, diperoleh
pendekatan
hasil perhitungan sebagai berikut: Mean = 74,7; Modus = 75;
behavioral melalui tekik shaping
Median = 78,5; SD = 3,917; Skor
Analisis data menggunakan bantuan
konseling
akademik
Analisis data menggunakan
sebelum
kelompok
prokastinasi
melalui tekik shaping
prokastinasi
diberi
2 2 3 3
dengan pendekatan behavioral
Deskripsi data skor hasil isian angket
62 59 56 53
b. Deskripsi data skor hasil isian
5% = 0,444,
Deskripsi Data a.
61 – 63 58 – 60 55 – 57 52 – 54
0,98,
dinyatakan reliabel. 2.
dengan pendekatan behavioral melalui tekik shaping. I Yi f
program
maksimal = 79; dan skor minimal
Microsoft
= 65.
Office Excle release 12 tahun
Atas dasar data di atas
2015, dengan N=10, diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
disusun tabel sebagai berikut:
Mean = 56,7; Modus = 55;
Tabel 3. Skor hasil isian angket prokastinasi akademik setelah diberi layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavior melalui tekik shaping. No. I Xi f Sbyk 1 77 – 79 78 3 2 74 – 76 75 4 3 71 – 73 72 2 4 68 – 70 69 0
Median = 55,5; SD = 3,713; Skor maksimal = 62; dan skor minimal = 52. Atas dasar data di atas disusun tabel sebagai berikut: Tabel 2. Skor hasil isian angket prokastinasi akademik sebelum diberi layanan konseling kelompok
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
48
5
65 - 67
66
kelompok
1
dengan
pendekatan
behavior melalui teknik shaping, c. Hasil Perhitungan Statistik
yang dihitung dengan bantuan
Bertolak dari skor angket prokastinasi
akademik
program Microsoft Office Excel,
antara
Release 12 tahun 2015, maka data
sebelum (X) dan setelah (Y)
tersebut
diberi
sebagai berikut:
layanan
konseling
dapat
ditabulasikan
Tabel 4. Perhitungan Pengaruh Prokastinasi Antara Sebelum dan Sesudah Diberi layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Behavioral Melalui Teknik Shaping Dengan Rumus T-Score
No. Sbk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total
I 75 - 79 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 --
Xi 77 72 67 62 57 52 47 42 37 --
f 5 2 1 0 0 1 1 0 0 10
fX 385 144 67 0,0 0,0 52 47 0,0 0,0 695
Berdasarkan tabel di atas
fX2 29645 10368 4489 0,0 0,0 2704 2209 0,0 0,0 49415
t-score
fY 0,0 144 201 0,0 57 104 0,0 0,0 74 580
fY2 0,0 10368 13467 0,0 3249 5408 0,0 0,0 2738 35230
My = Mean dari kelompok setelah
kemudian dihitung dengan rumus
f 0 2 3 0 1 2 0 0 2 10
sebagai
mendapatkan treatment SDbm
= Standart kesalahan
perbedaan mean
berikut:
(Hadi, 2001: 268)
t=
𝑀𝑥 −𝑀𝑦 𝑆𝐷 𝑏𝑚
Keterangan : t
= Taraf Kepercayaan
Mx = Mean dari kelompok sebelum
Diketahui: Nx = 10 Ny = 10 ∑fX = 695 ∑fy = 580
mendapatkan treatment
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
49
∑fX2 = 49.415
∑fY2
=
35.230
Perhitungan: Mx = (∑fX : N) = 569 : 10 = 56,9 SDx2 = (∑SDx2 : N) – Mx2 = (32.587 : 10) – (56,9) 2 = 3.258,7 – 3.237,6 = 21,1 SDMx2 = ∑SDx2 : (N – 1) = 21,1 : 9 = 2,34 My = (∑fY : N) = 747 : 10 = 74,7 SDy2 = (∑fY2 : N) – My2 = (55.961 : 10) – (74,7) 2 = 5.596,1 – 5.490,8 = 105,3 SDMy2 = ∑SDy2 : (N – 1) = 105,3 : 9 = 11,7 SDbM =
2,34 + 11,7 =
14,04 = 3,747 (dibulatkan)
(74,7 – 56,9) t =
= 3,747
Bertolak perhitungan
17,8
di
= 4,751 3,747
dari
hasil
atas
diketahui
digunakan
untuk
prokrastinasi
akademik
bahwa t-hitung sebesar 4,751.
kelas
Setelah dikonsultasikan dengan
Kabupaten
harga t-tabel, dengan N = 10, dan
pelajaran 2015/2016.
d.b = N – 1, maka dapat
VIII
mengurangi
SMPN
2
Magetan
siswa Barat tahun
PEMBAHASAN
dinyatakan bahwa t-hitung > t-
Hasil
penelitian
di
lapangan
tabel (4,751 > 2,262/TS=5% dan
menunjukkan bahwa 10 dari 211 siswa
2,821/TS=1%), maka dinyatakan
kelas
signifikan.
Kabupaten Magetan yang terindikasi
Simpulan
hipotesis:
VIII
SMP
Negeri
2
Barat
memiliki masalah prokrastinasi akademik
“Konseling
kelompok
dengan
yang
pendekatan
behavior
melalui
akademik dalam penelitian ini lebih
tinggi.
Masalah
prokastinasi
teknik shaping adalah efektif
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
50
difokuskan pada menunda penyelesaian
di atas didukung oleh pandangan Amin
tugas rumah (PR) dari sekolah.
(2010: 292) yang menyatakan bahwa
Hasil
analisis
data
penelitian
bantuan dalam layanan konseling yang
menunjukkan bahwa t-hitung sbeesar
memungkinkan
4.751, yang menunjukkan lebih besar
kesempatan
apabila dibandingkan dengan harga t-
penuntasan masalah yang dialaminya
tabel = 2,262/TS5%. Bertolak dari hasil
melalui dinamika kelompok. Melalui
analisis
dinamika
bahwa
data
penelitian
konseling
disimpulkan
kelompok
konseli
untuk
memperoleh
pembahasan
kelompok
itu
dan
pemecahan
dengan
masalah dapat lebih efektif dan efisien
pendekatan behavioral melalui teknik
jika dalam melakukan proses konseling
shaping sangat efektif untuk mengurangi
kelompok anggota kelompok memiliki
prokastinasi akademik siswa. Pernyataan
pemahaman
tersebut
teknik-teknik konseling.
memberi
petunjuk
bahwa
layanan konseling kelompok dengan pendekatan
melalui
pengaktualisasian
Inti utama terapi dengan teknik
teknik
shaping adalah penerapan aneka ragam
shaping sangat tepat dan efisien dalam
teknik dan prosedur yang berakar pada
mengurangi prokrastinasi akademik. Hal
berbagai teori belajar. Pendekatan ini
tersebut telah sesuai dengan hakikat
telah
konseling
sistematis tentang prinsip-prinsip belajar
merupakan
behavior
dan
kelompok pendekatan
behavioral dalam
dunia
konseling yang diarahkan untuk aktivitas
memberikan
penerapan
yang
dan pengubahan tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih adaptif.
belajar, yang menghasilkan perubahan
Berdasarkan uraian di atas jelas
tingkah laku. Perubahan tingkah laku
bahwa masalah prokastinasi akademik,
siswa lebih ditingkatkan ketika diberi
khususnya penundaan penyelesaian tugas
treatmen
shaping.
rumah (PR) dari sekolah dapat diprediksi
dengan
dari layanan konseling kelompok dengan
Pernyataan
dengan tersebut
teknik sesuai
pendapat Tohirin (2011: 179) yang
pendekatan
menyatakan bahwa layanan konseling
shaping.
behavior
melalui
teknik
kelompok merupakan upaya pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang
Simpulan dan Saran
mengalami
1.
masalah-masalah
pribadi
Simpulan
melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Pernyataan
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
51
Berdasarkan hasil penelitian dan
melalui dinamika kelompok untuk
hasil analisis data maka disimpulkan
bebrapa mata pelajaran, yang sama
sebagai berikut:
karakteristiknya. Pada akhir kegiatan
a. Layanan dengan
konseling
kelompok
pendekatan
behavior
melalui teknik shaping efektif diterapkan
untuk
prokrastinasi kelas
VIII
mengurangi
akademik SMPN
siswa
2
Barat
Kabupaten Magetan. b. Terdapat
penurunan
yang
signifikan perilaku prokrastinasi akademik setelah diberi layanan konseling
kelompok
dengan
pendekatan behavioral melalui teknik shaping, khususnya pada siswa kelas VIII di SMPN 2
maka dikemukakan saran sebagai berikut:
pihak
kolegial
dapat
sekolah
secara
menyelenggarakan
program bimbingan belajar dengan cara menerapkan layanan konseling kelompok
dengan
pendekatan
behavioral melalui teknik shaping. Kegiatan bimbingan belajar dapat dilakukan secara bersama-sama oleh pihak guru bidang studi dengan konselor sekolah. program
layanan
Di sisi lain konsleing
kelompok dapat pula dikembangkan
untuk
DAFTAR PUSTAKA Aini, Aliya Noor dan Iranita Hervi Mahardayani. 2011. Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Universitas Muria Kudus. Jurnal Psikologi Pitutur (Online), Vol. 1, No. 2, (http://eprints.undip.ac.id/, Diunduh 19 Februari 2015). Amin, S. M. 2010.Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah. Arikunto, Suhasimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Saran Atas dasar simpulan di atas
dievaluasi
mengetahui efektivitasnya.
Hadi,
Barat Kabupaten Magetan. 2.
sebaiknya
Sutrisno. 2001. Statistik II. Yogjakarta: Pustaka Belajar.
Komalasari dkk., 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks. Putra, W.A.S, Suranata K. Dharsana I.K .2014. Penerapan konseling behavioral dengan teknik shaping untuk meningkatkan disiplin belajar. Jurnal Bimbingan dan Konseling (online), Volume 2 No. 1 (http://ejournal. undiksha.ac.id/ index.php/JJBK/article/viewFile/3 710/2969, Diunduh 20 Maret 2015). Rahmawati, Hetty. 2009. Modifikasi Perilaku Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang. Spillane, J. J. 2007. Time Management. Yogyakarta: Kanisius. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
52
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Vitalis,
2015. Statistik Inferensial. Madiun: IKIP PGRI Madiun, Fakultas Ilmu pendidikan. Wilis, S. S. 2011. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta.
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling
53