EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE MAKE A MATCH DAN TALKING STICK
Sunarsih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika dengan metode make a match lebih baik daripada metode talking stick materi persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VII MTs Al-Islamiyah Balorejo tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian menggunakan desain penelitian ekperimental semu. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas VII MTs AlIslamiyah Balorejo. Sampel penelitian yaitu siswa kelas VIIC (eksperimen I) dan kelas VIIB (eksperimen II). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Uji normalitas menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas variansi menggunakan metode Bartlett. Uji keseimbangan dan uji hipotesis menggunakan uji-t. Hasil tes prestasi belajar, diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen I yaitu 76,83 dan kelas eksperimen II yaitu 67,24. Hasil uji hipotesis, diperoleh π‘πππ = 2,518 dan π‘π‘ππππ = 1,645 maka π‘πππ β π·πΎ, artinya π»0 ditolak, sehingga disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika dengan metode make a match lebih baik daripada metode talking stick materi persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VII MTs Al-Islamiyah Balorejo tahun pelajaran 2013/2014. Kata Kunci: Make A Match, Talking Stick, prestasi belajar
PENDAHULUAN Matematika merupakan pelajaran yang dianggap momok oleh sebagian besar siswa. Mereka menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dipahami. Adanya anggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit khususnya materi pelajaran persegi panjang dan persegi sehingga siswa dalam mengikuti pelajaran kurang memperhatikan dan kurang konsentrasi terhadap apa yang disampaikan oleh guru, motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran kurang dan sarana prasarana penunjang pembelajaran kurang memadai. Selama ini pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar di kelas yaitu pembelajaran konvensional sehingga pembelajarannya kurang efektif dan siswa akan merasa jenuh akibatnya proses belajar mengajar tidak kondusif dan prestasi belajarnya rendah.
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Pembelajaran Kooperatif Type Make A Match dan Talking Stick
253
Kenyataan ini didukung rata-rata hasil ujian matematika lebih rendah daripada mata pelajaran yang lain yaitu nilai rata-rata UAN tahun pelajaran 2012/2013 menyatakan rata-rata nilai matematika adalah 4,04. Laporan
HDI
(Human
Developent
Index)
dalam
(http://pendidikanpositif.wordpress.com) pada tahun 2012 menyatakan pendidikan di Indonesia menduduki peringkat 124 (dari 178 negara), dan pada tahun 2013 menjadi urutan ke-121 (dari 185 negara). Dalam penelitian TIMSS (Trend in International mathematics and science study) dalam (http://www.stkipsurya.ac.id) pada tahun 2011 untuk kelas 8, Matematika Indonesia menempati ranking 38 dari 42 peserta dan untuk Sains atau IPA Indonesia menempati ranking 40 dari 42 peserta. Mengingat pentingnya pelajaran matematika untuk pendidikan, maka para guru diharapkan mampu merencanakan pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa akan tertarik dengan pelajaran matematika. Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan agar siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran yaitu pembelajaran kooperatif. Pada kelas yang dikenai pembelajaran kooperatif type make a match, siswa lebih mengedepankan ketertarikan karena belajarnya dengan menggunakan permainan kartu, dan dalam pembelajarannya menuntut siswa untuk bertanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri maupun kelompok sehingga siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa belajar secara antusias dan bermakna. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah prestasi belajar matematika dengan metode make a match lebih baik daripada metode talking stick materi persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VII MTs AlIslamiyah Balorejo tahun pelajaran 2013/2014?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika dengan metode make a match lebih baik daripada metode talking stick materi persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VII MTs Al-Islamiyah Balorejo tahun pelajaran 2013/2014. Pembelajaran make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa agar siswa belajar aktif karena pembelajaran ini berpusat pada siswa sehingga pembelajaran kooperatif type make a match ini akan memberikan prestasi belajar yang tinggi karena siswa akan bermain
254
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Pembelajaran Kooperatif Type Make A Match dan Talking Stick
sekaligus belajar. Dryden and Vos (2003: 233) mengatakan bahwa βpara ahli pendidikan dan spesialis anak-anak menemukan bahwa bermain adalah belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa bermain adalah metode belajar yang paling efektifβ. Penerapan pembelajaran kooperatif type make a match dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/pertanyaan sebelum batas waktunya, dan siswa yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar dan sebelum batas waktunya diberi poin dan bagi siswa yang tidak menemukan pasangannya akan diberikan sanksi. Menurut Miftahul Huda (2013: 224) βtalking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku)β. Sekarang pembelajaran kooperatif type talking stick sudah digunakan sebagai pembelajaran ruang kelas. Sebagaimana namanya, talking stick merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu untuk dijadikan bahan pertimbangan. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Kusmiyati (2012) menunjukkan bahwa penggunaan model make a match pada pelajaran matematika menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Novi Wulansari (2013) menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika yang menggunakan metode make a match lebih baik daripada metode pembelajaran talking stick. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Nur Safitri Wakhyuningsih (2010) menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe make a match diperoleh adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen semu. Budiyono (2003: 82-83) mengatakan bahwa βtujuan eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimental yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Pembelajaran Kooperatif Type Make A Match dan Talking Stick
255
memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevanβ. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Islamiyah Balorejo, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juli 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Al-Islamiyah Balorejo. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIIC sebagai kelas eksperimen I dikenai pembelajaran kooperatif type make a match dan kelas VIIB sebagai kelas eksperimen II dikenai pembelajaran kooperatif type talking stick. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
Cluster Random Sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pembelajaran kooperatif type make a match dan talking stick, variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika siswa kelas VII MTs Al-Islamiyah Balorejo pada materi persegi panjang dan persegi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan metode tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda yang terdiri dari 25 butir soal. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu instrumen diujikan pada kelas uji coba dengan jumlah soal 30 butir. Uji validitas soal menggunakan validitas isi. Uji reliabilitas menggunakan rumus KR-20, diperoleh nilai reliabilitas 0,682. Dari penghitungan taraf kesukaran diperoleh 4 soal yang tidak memadai, yaitu soal dengan klasifikasi sukar. Hasil penghitungan daya pembeda diperoleh 5 butir soal yang tidak diterima. Teknik analisis data dibagi menjadi 2 tahap, tahap awal yaitu sebelum perlakuan, pada tahap ini dilakukan analisis data meliputi uji normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors, uji homogenitas dengan menggunakan metode Bartlett, dan uji keseimbangan dengan uji t. Tahap akhir yaitu sesudah perlakuan, meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan melakukan uji awal terhadap kelas sampel. Data yang digunakan dalam uji awal ini adalah nilai UAS semester ganjil. Dari data tersebut rata-rata kelas eksperimen I adalah 63,52 dan rata-rata kelas eksperimen II adalah 62,30.
256
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Pembelajaran Kooperatif Type Make A Match dan Talking Stick
Selanjutnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi. Dari hasil uji normalitas diperoleh nilai πΏπππ = 0,155 dan πΏπ‘ππππ = 0,173 untuk kelas eksperimen I, untuk kelas eksperimen II diperoleh πΏπππ = 0,139 dan πΏπ‘ππππ = 0,190. Dari masingmasing kelas, diperoleh πΏπππ < πΏπ‘ππππ , maka πΏπππ β π·πΎ. Sehingga disimpulkan bahwa masing-masing kelas eksperimen berasal dari kelas yang berdistibusi normal. Dari hasil uji homogenitas variansi diperoleh nilai π 2 πππ = 1,929 dan π 2 π‘ππππ = 3,841. Dengan demikian π 2 πππ β π·πΎ artinya H0 diterima, sehingga ini menunjukkan bahwa variansi kedua kelas homogen. Setelah terpenuhi prasyarat awal oleh kedua kelas sampel, maka dilakukan uji keseimbangan dengan uji t. Hasil dari uji keseimbangan diperoleh π‘πππ = 0,343 danπ‘π‘ππππ = 1,960. Karena π‘πππ β π·πΎ maka H0 diterima, artinya kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah dilakukan uji awal di atas, maka kedua kelas eksperimen diberi perlakuan. Setelah kedua kelas ini diberi perlakuan, selanjutnya dilaksanakan tes prestasi belajar. Dari hasil tes tersebut diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen I 76,833 dan standar deviasi 13,292. Nilai rata-rata kelas pada kelas eksperimen II adalah 67,238 dan standar deviasi 12,107. Data tes prestasi belajar yang diperoleh digunakan untuk melakukan uji tahap akhir. Uji normalitas terhadap nilai tes prestasi belajar pada kelas eksperimen I menghasilkan πΏπππ = 0,117 dan πΏπ‘ππππ = 0,190, ini menunjukkan bahwa kelas tersebut berasal dari kelas yang berdistribusi normal, begitu juga dengan hasil uji normalitas pada kelas eksperimen II diperoleh πΏπππ = 0,158 dan πΏπ‘ππππ = 0,190. Selanjutnya, dari hasil uji homogenitas variansi, diperoleh π 2 πππ = 0,173 dan π 2 π‘ππππ = 3,841 yang artinya H0 diterima, sehingga disimpulkan bahwa variansi kedua kelas homogen. Untuk uji hipotesis, menghasilkan nilai π‘πππ = 2,218 dan π‘π‘ππππ = 1,645, artinya H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar
matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif type make a match lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif type talking stick pada materi persegi panjang dan persegi untuk siswa kelas VII MTs Al-Islamiyah Balorejo tahun pelajaran 2013/2014.
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Pembelajaran Kooperatif Type Make A Match dan Talking Stick
257
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika dengan metode make a match lebih baik daripada metode talking stick materi persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VII MTs AlIslamiyah Balorejo tahun pelajaran 2013/2014. Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan saran agar pembelajaran kooperatif type make a match dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran kooperatif yang bisa meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Budiyono. 2003. Metode Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Dryden, G and Vos, J. 2003. Revolusi Cara Belajar. Bandung: kaifa. Huda, Miftakhul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kusmiyati, Tri. 2012. Penerapan Model Make A Match Pada Sifat-Sifat Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Untung Suropati Kecamatan Ambal Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo. Pendidikan Positif. Daya Saing Bangsa, Situasi Dissonan Dan Teori Belajar. Diakses dari (http://pendidikanpositif.wordpress.com/2013/10/05/daya-saing-bangsasituasi-dissonan-dan-teori-belajar/). Safitri Wakhyuningsih, Nur. 2010. Penelitian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIID Negeri 9 Yogyakarta. [online] tersedia di :http://eprints.uny.ac.id/2099/1/Nur_Safitri_Wakhyuningsih.NIM.06301241003 .pdf. Diakses pada tanggal 14 Desember 2013, jam 14:38 WIB. Surya
Kanta. Perkembangan Kurikulum 2013. Diakses dari http://www.stkipsurya.ac.id/download/Suryakanta/Suryakanta-Edisi1-vol2.pdf. Diakses pada tanggal 27 Maret 2014.
Wulansari, Novi. 2013. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Make A Match dan Metode Talking Stick Pada Materi Perkalian Bilangan Bulat Siswa Kelas III SD Se-Gugus HOS Cokroaminoto Kecamatan Kutoarjo Tahun 2012/2013. Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo. 258
Ekuivalen: Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Pembelajaran Kooperatif Type Make A Match dan Talking Stick