Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi Vol. 3, No. 2, November 2011, 189 - 208
PENGARUH BIAYA OPERASIONAL, BAGI HASIL DPK, DAN BUNGA KREDIT BANK KONVENSIONAL TERHADAP MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS DI PT.BANK SYARIAH MANDIRI) Endang Hatma Juniwati
Dosen Program Studi Keuangan dan Perbankan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung
Abstract This report aims to determine the influence of operational expenses, profit sharing for deposits, and interest on the margin of murabaha in PT. Bank Syariah Mandiri. The data used in this research is time series data obtained from monthly publication of financial statement and statistic of Indonesian banking in the period of January 2006 to April 2011. This research is quantitative research with descriptive analysis and inferensial method. Data analysis techniques using multiple regression analysis with the assumption of classical test in advance. The result showed that the independent variables (Operasional Expenses, Profit Sharing for deposits, and interest) simultaneously significantly influence on the margin of murabaha. Partially, profit sharing for deposits (BHDPK) and interest (Bunga) significantly influence on the margin of murabaha, while Operational Expenses (BOPR) not significantly influence on the margin of murabaha. Key Words: Margin, Biaya Operasional, Bagi Hasil Dana Pihak Ketiga, Bunga, Murabaha Pendahuluan Perkembangan perbankan syariah di Indonesia bisa dikatakan cukup pesat. Setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang merupakan perubahah dari Undang-Undang No.7 Tahun 1992, banyak bank yang mulai menjalankan usahanya berdasarkan prinsip Islam/syariah. Selain itu dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, telah membuat pijakan bagi perbankan syariah di Indonesia menjadi semakin kuat. Perbankan syariah mempunyai tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Salah satu fungsi dari perbankan adalah menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat. Pembiayaan dalam rangka meyalurkan dana dari masyrakat pada bank syariah pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu, pembiayaan berdasarkan prinsip profit loss sharing (PLS) atau bagi hasil seperti pembiayaan mudharabah dan musyarakah, dan pembiayaan non PLS atau pembiayaan yang berdasarkan pada prinsip jual beli seperti Pembiayaan murabahah, salam, isthisna dsb. 189
Ekspansi
Ekonomi Statistik perbankan syariah yang dikeluarkan oleh bank Indonesia pada April 2011, menunjukan komposisi pembiayaan yang dilakukan baik oleh bank umum syariah
(BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) lebih banyak terkonsentrasi pada pembiayaan berdasarkan akad murabahah. Proporsinya adalah sebanyak 55.05% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh BUS dan UUS adalah pembiayaan berdasarkan prinsip murabahah,
sedangkan yang dilakukan oleh BPRS adalah sebesar 78.83% dari total pembiayaan yang disalurkan. Pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah idealnya lebih baik berdasarkan pada prinsip profit and loss sharing seperti pembiayaan berdasarkan prinsip mudharabah dan musyarakah karena bertujuan langsung untuk memajukan sektor
riil, dibandingkan dengan pembiayaan murabahah yang lebih banyak dipergunakan untuk keperluan-keperluan konsumtif. Fenomena ini tidak lepas dari alasan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip murabahah lebih menguntungkan bagi bank syariah daripada pembiayaan lainnya terutama pembiayaan berdasarkan prinsip profit and loss sharing seperti mudharabah dan musyarakah. Disamping mekanismenya yang cukup mudah selain itu resiko dari pembiayaan murabahah ini juga relatif kecil dibandingkan dengan resiko pembiayaan lainnya. Oleh karena itu sampai saat ini pembiayaan murabahah masih menjadi primadona pembiayaan pada bank syariah. Dengan demikian keuntungan yang diterima bank syariah sebagian besar berasal dari pembiayaan murabahah yang keuntungannya dihitung berdasarkan margin yang telah ditetapkan sebelumnya. Permasalahan yang ada sekarang adalah, pembiayaan murabahah yang diberikan oleh bank syariah lebih mahal dibandingkan dengan kredit yang diberikan oleh bank konvensional. Hal ini tentu saja akan menyebabkan bank syariah kalah bersaing dengan bank konvensional. Selain itu masih adanya anggapan masyarakat bahwa bank syariah sekarang ini sama saja dengan bank konvensional, karena dalam penentuan tingkat margin keuntungannya diduga masih ada pengaruh dari bunga didalamnya. Berangkat dari latar belakang diataslah penelitian ini dilakukan. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana
pengaruh
biaya
operasional
terhadap
margin
pembiayaan
murabahah? 2. Bagaimana pengaruh bagi hasil DPK terhadap margin pembiayaan murabahah?
190
Endang Hatma Juniwati 3. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga kredit bank konvensional terhadap margin pembiayaan murabahah?
Kajian Pustaka Pembiayaan Murabahah 1. Pengertian Murabahah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa murabahah adalah merupakan
salah satu jenis dari akad berdasarkan prinsip jual beli (bai’). Dilihat dari asal katanya yaitu ribhu (keuntungan), yang berarti bank dalam transaksi jual beli ini menyebutkan jumlah keuntungan tertentu. Murabahah didefinisikan oleh para fuqaha sebagai penjualan barang seharga
biaya/harga pokok barang tersebut ditambah dengan mark-up atau margin keuntungan yang telah disepakati. Dalam daftar istilah buku himpunan fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Sedangkan dalam PSAK No.59 tentang akuntansi perbankan syariah, paragraf 52, dijelaskan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Karakteristik dari murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut. Landasan syariah dari Al Murabahah adalah seperti terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis, yaitu:
Surah Al Baqarah (2) ayat 275
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukansyaitan lantaran (tekanan)penyakit gila.keadaan mereka yang demikian itu,adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)kepada Allah SWT. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Hadis (HR. Ibnu Majah) yang artinya: “dari Suhaib ar Rumi r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tpung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” 191
Ekspansi
Ekonomi
Dalam Praktiknya di bank syariah, terjadinya suatu transaksi pada pembiayaan berdasarkan prinsip murabahah diperlukan adanya kesepakatan harga jual dan
syarat-syarat pembayaran antara bank sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli. Harga jual dicantumkan dalam akad, sehingga transparan dan tidak dapat diubah oleh masing-masing pihak sampai masa akad berakhir. Barang diserahkan setelah akad dilakukan, sedangkan pembayarannya
dilakukan secara tangguh atau mencicil.
Pembiayaan Murabahah
ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan nasabah
(pembeli) terhadap barang tertentu karena tidak memiliki uang dalam jumlah besar atau karena tidak ingin melakukan pembelian secara tunai. Disini bank (penjual) berkewajiban memberitahu harga pokok barang yang ditransaksikan
dan menentukan tingkat keuntungan (margin) sebagai tambahannya. Dengan sistem ini nasabah (pembeli) dapat memenuhi kebutuhannya terhadap suatu barang tertentu sesuai kebutuhan.
Tabel 1 Skema Pembiayaan Murabahah Negosiasi
Nasabah
1.Akad Jual Beli
Bank
5.Bayar dengan Ansuran 3.Supplier : Kirim Barang 4.Nasabah: Terima Barang dan Dokumen
Supplier
2.Bank Beli dan Bayar Lunas
Sumber: Rivai dan Arifin (2010) Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.04/DSN-MUI/IV/2000, ketentuan umum murabahah dalam bank syariah adalah sebagai berikut: 1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat Islam. 3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah desepakati kualifikasinya. 4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. 5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
192
Endang Hatma Juniwati 6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini
bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah
berikut biaya yang diperlukan.
7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.
Pembebanan Biaya Para ulama mazhab berbeda pendapat tentang biaya apa saja yang dapat dibebankan
kepada
harga
jual
barang.
Misalnya,
ulama
mazhab
Maliki
membolehkan biaya-biaya yang langsung terkait dengan transaksi jual beli dan biaya-biaya yang tidak langsung terkait dengan transaksi tersebut, namun memberikan nilai tambah pada barang itu. Ulama mazhab Syafi’i membolehkan membebankan biaya-biaya yang secara umum timbul dalam suatu transaksi jual beli kecuali biaya tenaga kerjanya sendiri karena komponen ini termasuk dalam keuntungannya. Begitu pula biaya-biaya yang tidak menambah nilai barang tidak boleh dimsukan sebagai komponen biaya. Ulama mazhab Hanafi membolehkan membebankan biaya-biaya yang secara umum timbul dalam suatu transaksi jual beli, namun merea tidak membolehkan biaya-biaya yang memang semestinya dikerjakan oleh si penjual. Ulama mazhab Hanbali berpendapat bahwa semua biaya langsung maupun tidak langsung dapat dibebankan pada harga jual selama biaya-biaya itu harus dibayarkan kepada pihak ketiga dan akan menambah nilai barang yang dijual. Secara
ringkas
dapat
dikatakan
bahwa
keempat
mazhab
membolehkan
pembebanan biaya langsung yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga. Keempat mazhab sepakat tidak membolehkan pembebanan biaya langsung yang berkaitan dengan pekerjaan yang memang semestinya dilakukan penjual maupun biaya langsung yang berkaitan dengan hal-hal yang berguna. Keempat mazhab juga membolehkan pembebanan biaya tidak langsung yang dibayarkan kepada pihak ketiga dan pekerjaan itu harus dilakukan oleh pihak ketiga. Bila pekerjaan itu harus dilakukan oleh si penjual, mazhab Maliki tidak membolehkan pembebanannya, 193
Ekspansi
Ekonomi sedangkan ketiga mazhab lainnya membolehkannya. Mazhab yang empat sepakat tidak membolehkan pembebanan biaya tidak langsung bila tidak menambah nilai
barang atau tidak bekaitan deng hal-hal yang berguna. Penetapan Margin Keuntungan Sampai dengan saat ini belum ada rumus baku dalam penentuan margin
keuntungan murabahah. Pendekatan yang selama ini digunakan menurut Wiroso (2005:78) adalah: 1. Pendekatan tukang sayur Dalam transaksi ini, bank syariah sebagai penjual komoditi menggunakan harga jual berdasarkan harga pokok (cost of good sold) yang telah diberitahukan dengan jujur kepada nasabah. Ditambah dengan keuntungan yang telah
disepakati bersama antara bank dan nasabah. Harga pokok yang terkait dalam hal ini diperhitungkan pula dengan diskon-diskon dari supplier maupun biayabiaya yang timbul dalam rangka perolehan komoditi. Nilai pembayaran dari nasabah pada akhirnya akan dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang disepakati, pembayaran uang muka, dan waktu pelunasan/angsuran. Untuk memberikan gambaran pendekatan ini diilustrasikan dalam gambar berikut : Gambar 1 Pendekatan Tukang Sayur Q Titik Kesepakatan Harga Jual
Q4
Q3
1
1
Keuntungan Tawaran Pembeli
1
Q0
1 Sumber: Wiroso (2005:78)
194
Keuntungan Harapan Penjual
Ps
Q1
Keuntungan Harapan Pembeli
Keuntungan Tawaran Penjual
Keuntungan Yang Disepakati
Q2
Pd
Harga Perolehan Barang
Endang Hatma Juniwati
Dalam melakukan tawar menawar tukang sayur, bank syariah telah
memberitahukan dengan jujur harga pokok barang yang akan diperjual belikan sebesar Q1. Kemudian setelah ditambahkan keuntungan ditawarkan
pada harga Q4. Asumsi keuntungan bank adalah Q4 – Q1. Nasabah boleh jadi tidak langsung menyepakati harga tersebut dan menyepakati pada
harga murabahah sebesar Q3. Sehingga dalam pendekatan ini benar-benar terjadi tawar-menawar harga untuk mendapatkan kesepakatan yang tidak
menzalimi kedua belah pihak.
2. Pendekatan lending rate bank konvensional (menggunakan persentase)
Pendekatan lending rate menggunakan rujukan bunga pasar dalam margin keuntungan
murabahahnya.
Dengan
asumsi
bahwa
sistem
yang
dipergunakan bank konvensional, seperti sistem bunga flat, sistem anuitas dan sistem lainnya pada dasarnya hanyalah operasional matematis. Sedangkan yang menjadi inti syariah adalah kata sepakat antara bank dan nasabah, tidak menimbulkan kemudharatan dan tidak merugikan satu sama lain. Sistem ini tentunya bukan pendekatan yang salah akan tetapi yang perlu dicermati adalah komponen-komponen yang digunakan dalam menentukan base lending rate-nya, bukan hasilnya yang berupa persentase. Persentase bukanlah hal yang salah karena dalam menentukan besarnya, zakatpun dilakukan dengan menggunakan persentase yaitu sebesar 2,5%. Pada dasarnya pricing pinjaman (lending rate) harus ditetapkan minimal untuk dapat menutup semua biaya yang berkaitan dengan pinjaman sehingga diperolah pengembalian yang sesuai. Banyak terdapat metode pricing yang biasa digunakan, namun yang paling umum adalah suku bunga tetap dan suku bunga variabel yang dipengaruhi perubahan base rate, dan suku bunga variabel yang di-review atau di-reprice secara berkala. Berikut ini adalah komponen-komponen lending rate pada bank konvensional, yaitu: (Wiroso: 2006) 1. Cost of fund, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana. 2. Premi risiko industri yang bervariasi dan didasarkan pada latar belakang kolektabilitas serta prakiraan sekarang tentang prospek industri. 3. Premi risiko perusahaan atau debitur yang mencerminkan risiko berkaitan dengan debitur tertentu. Merupakan antisipasi terhadap penghapusan
195
Ekspansi
Ekonomi
pinjaman. Menutupi biaya pinjaman non lancar dan kemungkinan
dipengaruhi oleh struktur pinjaman. 4. Biaya pelayanan termasuk biaya personal dan biaya overhead.
5. Margin keuntungan yang disesuaikan dengan risiko kredit yang mungkin timbul, dan disesuaikan pula dengan situasi persaingan atau untuk tujuan
strategis.
Menurut Adiwarman A. Karim (2004), dalam menetapkan margin keuntungan, bank syariah mempertimbangkan beberapa hal diantaranya: 1. Direct Competitor’s Market Rate (DCMR) Yang dimaksud dengan DCMR adalah tingkat margin keuntungan rata-rata beberapa bank syariah, atau tingkat margin keuntungan rata-rata beberapa bank syariah yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagi kelompok kompetitor
langsung, atau tingkat margin keuntungan bank syariah tertentu yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kompetitor langsung terdekat. 2. Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR) Yang dimaksud dengan ICMR adalah tingkat suku bunga rata-rata perbankan konvensional, atau tingkat rata-rata suku bunga beberapa bank konvensional yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai kelompok kompetitor tidak langsung, atau tingkat rata-rata suku bunga bank konvensional tertentu yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai kompetitor tidak langsung yang terdekat. 3. Expected Competitive Return for Investors (ECRI) Yang dimaksud dengan ECRI adalah target bagi hasil kompetitif yang diharapkan dapat diberikan kepada pemilik dana pihak ketiga. 4. Acquiring Cost Yang dimaksud dengan Acquiring Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga. 5. Overhead Cost Yang dimaksud dengan Overhead Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga Gambar 2 Referensi Margin Keuntungan DCMR Acquiring Cost ICMR
+
= Overhead Cost
ECRI
Sumber: Karim (2010:281) 196
Referensi Margin Keuntungan
Endang Hatma Juniwati Perhitungan Tingkat Margin Pembiayaan
Proses perhitungan tingkat margin pembiayaan atau tingkat keuntungan yang diharapkan (profit target) menurut Rivai dan Arifin dalam bukunya Islamic Banking, mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Beban dana operasional Merupakan beban dana opersional yang langsung dikeluarkan bank untuk
memperoleh sejumlah dana tertentu dari para shohibul maal.
Total beban pendapatan Total dana operasional
X 100%
Beban dana efektif Merupakan
beban
dana
operasional
yang
dikeluarkan
bank
setelah
diperhitungkan dengan cadangan likuiditas wajib minimum yang harus dipelihara oleh bank dan selebihnya dapat disalurkan kepada para mudharib berupa penempatan dana, dalam berbagai bentuk pembiayaan. Total beban pendapatan X 100% Total dana efektif
Beban overhead Komponen yang diperhitungkan dalam beban overhead ini masih terdapat perbedaan persepsi, namun demikian idealnya seluruh beban dana diluar beban dana yang digunakan dalam menghimpun dana serta beban yang dikeluarkan dalam rangka pengelolaan penyaluran pembiayaan sepatutnya diperhitungkan sebagai beban overhead. Total biaya overhead Total earning asset
X 100%
Beban dana Merupakan beban dana efektif setelah ditambah dengan beban overhead Beban dana efektif + Beban overhead
Laba yang diinginkan (Profit Target) Setiap bank yang melakukan transaksi selalu menginginkan memperoleh laba yang maksimal atau optimal. Penetapan laba yang diinginkan ini memerlukan perhitungan dan pertimbangan yang matang.
Cadangan risiko pembiayaan bermasalah Kemungkinan risiko yang dihadapi bank dalam penyaluran pembiayaan tidak dapat dihindarkan berupa risiko gagal bayar dari nasabah tertentu, sehingga
197
Ekspansi
Ekonomi faktor risiko ini perlu diperhitungkan sebagai salah satu komponen dalam penetapan margin.
Gambar 3 Perhitungan Tingkat Margin
Beban Dana Efektif Beban Overhead Beban Dana Margin Pajak Resiko Tingkat Keuntungan
: XXX% : XXX% : XXX% : XXX% : XXX% : XXX% : XXX%
Penetapan Harga Jual Ajaran Islam sebenarnya sudah memberikan prinsip-prinsip dan filosofi dasar yang
harus dijadikan pedoman dalam aktifitas perdagangan dan perekonomian secara jelas. Banyak praktik-praktik perdagangan Rasulullah SAW yang dapat diterapkan dalam perbankan Islam saat ini. sebagai contoh adalah pola perdagangan Rasulullah SAW yang secara transparan menjelaskan berapa harga beli suatu barang, berapa biaya yang dikeluarkan untuk setiap barang dan berapa keuntunagan wajar yang diinginkan. Menurut Karnaen Perwataatmadja praktik dagang Rasulullah SAW tersebut bisa diterapkan di bank syariah pada pembiayaan murabahah dengan beberapa pendekatan. Biaya yang telah dikeluarkan (cost recovery) bisa didekati dengan membagi proyeksi jumlah biaya operasional bank dengan target volume pembiayaan murabahah. Margin murabahah dalam konteks ini adalah cost recovery ditambah dengan keuntungan yang diinginkan bank. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga jual pada skim murabahah merupakan penjumlahan dari harga beli bank ditambah dengan cost recovery dan ditambah dengan keuntungan yang diinginkan. sedangkan margin merupakan selisih dari harga jual dikurangi dengan harga beli. Gambar 4 Penetapan Harga Jual Harga Jual = Cost Recovery =
Harga Beli + Cost Recovery + Keuntungan Proyeksi Biaya Operasional Target Volume Pembiayaan Murabahah
Margin =
Cost Recovery + Keuntungan Harga Beli
Sumber: Wiroso (2005)
198
Endang Hatma Juniwati Rumusan diatas memberikan petunjuk bahwa semakin efisien biaya operasi bank, akan semakin murah harga jual bank atau semakin tinggi peluang memperoleh
keuntungan. Demikian juga semakin besar target volume pembiayaan atau jumlah nasabah pembiayaan, akan semakin murah harga jual bank sehingga semakin tinggi peluang memperoleh keuntungan. Apabila margin harga jual bank Islam lebih tinggi dari bunga pinjaman bank konvensional maka dapat dilakukan beberapa kali
peninjauan, yaitu pada keuntungan, proyeksi biaya operasi, dan pada target volume pembiayaan. Dengan kata lain harga jual bank Islam harus selalu diusahakan bersaing (lebih murah) dari bunga pinjaman bank konvensional. Semakin murah harga jual yang ditawarkan bank Islam maka, dapat dijadikan petunjuk bahwa bank tersebut beroperasi dengan efisien. Dengan harga jual pembiayaan yang relatif
murah maka akan mendorong sektor riil untuk lebih berkembang lagi. Berbeda dengan perhitungan diatas, menurut Perwataatmadja (2004) perhitungan margin murabahah yang dilakukan perbankan syariah saat ini masih mirip dengan perhitungan bunga kredit yang diberikan bank konvensional secara flat rate. Beberapa bank masih memperhitungkan bagi hasil yang diberikan kepada penyimpan dana sebagai cost of fund. sebagai bahan perbandingan, berikut ini adalah sistem penetapan tingkat bunga yang digunakan oleh bank konvensional. Dalam menentukan tingkat bunga di bank konvensional, menurut Siamat (2001) dipengaruhi oleh berapa besar biaya dana bank (cost of loanable funds), spread, biaya overhead, pajak dan premi resiko. dalam perbankan konvensional bunga deposan dimasukan dalam teknis perhitungan, dengan ilustrasi sebagai berikut: (Wiroso, 2005:84) Gambar 5 Perhitungan Base Lending Rate Cost of Loanable Funds
: XXX%
Overhead Cost
: XXX%
Cost of Money
: XXX%
Spread
: XXX%
COM + Spread
: XXX%
Premi Risiko
: XXX%
PajakWiroso (2005:84) Sumber: Base Lending Rate
: XXX% : XXX%
Apabila hasil perhitungan tingkat bunga kredit bank ternyata lebih tinggi dari market rate antar bank sejenis untuk jenis kredit yang sama, maka bank akan melakukan evaluasi atau penyesuaian untuk biaya yang masih memungkinkan untuk diturunkan, misalnya biaya overhead, spread atau resiko. 199
Ekspansi
Ekonomi Metode Penelitian Data yang diolah dalam penelitian ini merupakan data runtut waktu (time series)
yang diperoleh dari data sekunder laporan publikasi keuangan bank PT. Bank Syariah Mandiri melalui situs Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan situs PT. Bank Syariah Mandiri (www.syariahmandiri.co.id). Adapun periode data penelitian adalah dari bulan Januari 2006 sampai dengan bulan April 2011.
Dari penelitian ini diharapkan akan menghasilkan suatu gambaran deskriptif mengenai faktor variabel bebas mana yang berpengaruh signifikan maupun yang tidak signifikan terhadap penetapan margin murabahah dengan spesifikasi model berikut: sebagai Margin = β0 + β1BOPR(t-1) + β2BHDPK(t-1) + β3 Bunga(t-1)
Dimana:
Margin BOPR BHDPK Bunga
= Margin Pembiayaan Murabahah (variabel terikat) = Biaya Opersional (variabel bebas) = Bagi Hasil Dana Pihak Ketiga (variabel bebas) = Bunga Kredit Bank Konvensional (variabel bebas)
Adapun variabel margin pembiayaan murabahah merujuk pada waktu sekarang (t), sedang untuk variabel biaya overhead, bagi hasil DPK, dan bunga kredit bank konvensional merujuk pada data satu bulan sebelumnya. Definisi dari masing-masing variabel terikat dan bebas adalah sebagai berikut: 1. Margin murabahah adalah persentase margin yang dibebankan bank syariah kepada debitur (nasabah pembiayaan). 2. Biaya Operasional adalah biaya-biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan operasionalya terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya administrasi dan umum dll. Nilainya diperoleh dengan mengalikan total biaya operasional dengan porsi pembiayaan murabahah terhadap total pembiayaan. 3. Bagi hasil DPK adalah nilai distribusi bagi hasil bagi pemilik dana pihak ketiga (DPK). Nilai bagi hasil yang diperoleh merupakan pengalian antara bagi hasil DPK dengan porsi pembiayaan murabahah terhadap total pembiayaan. 4. Bunga kredit bank konvensional adalah persentase bunga yang dibebankan bank konvensional kepada debitur. Hasil dan Pembahasan Analisis Secara Simultan 1. Analisis Regresi Berganda
200
Endang Hatma Juniwati
Coefficientsa
(Constant) BOPR_1 BHDPK_1
.000
-.400
.188
.247
Model 1
Standardize d Coefficients
Unstandardized Coefficients Std. B Error .025 .007 .000 6.774E-08
-4.925E-07 Bunga_1 .396 a. Dependent Variable: Margin_1
Beta .091
t 3.609 .676
Sig. .001 .502
2.965 2.108
.004 .039
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh persamaan regresi linear berganda: Margin = 0.25 + 0.00000006774 BOPR - 0.0000004925 BHDPK + 0.396 Bunga persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa, konstanta sebesar 0.25 Dari
diartikan sebagai margin pembiayaan murabahah ketika variabel independen yaitu biaya operasional, bagi hasil DPK, dan bunga kredit bank konvensional adalah nol. Koefisien regresi sebesar 0.00000006774 menyatakan bahwa setiap peningkatan jumlah biaya operasional (BOPR) sebesar 1 rupiah akan menaikan margin sebesar 0,00000006774 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. koefisien regresi sebesar -0,0000004925 menyatakan bahwa setiap peningkatan jumlah bagi hasil DPK (BHDPK
sebesar 1 rupiah akan
menurunkan margin sebesar 0,0000004925 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan. Dan koefisien regresi sebesar 0.396 menyatakan bahwa setiap peningkatan bunga kredit bank konvensional sebesar 1 persen akan menaikan margin sebesar 0.396 persen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model
R
1
.463a
R Square
Adjusted
Std. Error of
R Square
the Estimate
.175
.00786
.215
a.
Predictors: (Constant), Bunga_1, BHDPK_1, BOPR_1
b.
b. Dependent Variable: Margin_1
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa besarnya kontribusi BOPR, BHDPK, dan bunga terhadap margin pembiayaan murabahah adalah sebesar 0.215. Hal ini berarti bahwa 21.5% perubahan margin pembiayaan murabahah dijelaskan oleh biaya operasional (BOPR), bagi hasil DPK (BHDPK), dan bunga kredit bank konvensional (Bunga), dan sisanya sebesar 78.5% 201
Ekspansi
Ekonomi dijelaskan oleh variabel lain. Hal ini menunjukkan bahwa pada PT Bank Syariah Mandiri variabel biaya operasional, bagi hasil dana pihak ketiga, dan bunga
bank konvensional bukan merupakan variabel yang dominan menentukan
margin pembiayaan, namun masih banyak variabel lain yang harus diteliti lebih lanjut.
2. Uji Simultan (F) Hipotesis Uji-F adalah:
H0 : β1 = β2 = β3 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk menguji persamaan regresi linier dapat digunakan tabel Analisis Varians (ANOVA), yaitu:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel (V1, V2)
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel (V1, V2)
Dimana dengan derajat kebebasan pembilang V1 = k dan derajat kebebasan penyebut V2 = n-k-1 dan signifikansi (α) = 5%. ANOVAb Model 1 Regression
Sum of Squares .001
3
Mean Square .000 .000
df
Residual
.004
59
Total
.005
62
F 5.372
Sig. .002a
a. Predictors: (Constant), Bunga_1, BHDPK_1, BOPR_1 b. Dependent Variable: Margin_1
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 19, diketahui nilai Fhitung sebesar 5.372, sedangkan Ftabel untuk F(d.k.
3, 63, 5%)
adalah 2.76. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa dengan α=5% diketahui F hitung > Ftabel (5.372 > 2.76), dengan ini H 0 ditolak, yang berarti bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen (BOPR, BHDPK, Bunga) memberikan pengaruh yang nyata terhadap margin pembiayaan murabahah.
3. Analisis Secara Parsial (Uji t) a. Biaya Operasional (BOPR) Hipotesis dari uji t adalah: 202
Endang Hatma Juniwati
biaya operasional terhadap margin pembiayaan murabahah.
H0 : β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari H1 : β1 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel biaya operasional terhadap margin pembiayaan murabahah.
Dasar pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika thitung < ttabel
H0 ditolak jika thitung > ttabel
Tingkat signifikan yang diambil untuk penelitian ini adalah α/2 = 2,5% (5%/2) karena uji akan dilakukan dua sisi, dengan derajat kebebasan 59. Dengan
membandingkan tabel dan perhitungan dari tabel diatas dapat terlihat bahwa
variabel biaya operasional mempunyai thitung sebesar 0,676 yang lebih kecil
daripada ttabel sebesar 2.001 yang artinya H0 diterima, yang berarti biaya operasional secara parsial berpengaruh secara tidak signifikan terhadap tingkat margin pembiayaan murabahah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat digambarkan daerah penerimaan dan penolakan H 0 secara parsial sebagai berikut: b. Bagi Hasil DPK (BHDPK) Hipotesis dari uji t adalah:
H0 : β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari bagi hasil DPK terhadap margin pembiayaan murabahah.
H1 : β1 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bagi hasil DPK terhadap margin pembiayaan murabahah.
Dasar pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika thitung < ttabel
H0 ditolak jika thitung > ttabel
Tingkat signifikan yang diambil untuk penelitian ini adalah α/2 = 2,5% (5%/2) karena uji akan dilakukan dua sisi, dengan derajat kebebasan 59. Dengan membandingkan tabel dan perhitungan dari tabel diatas dapat terlihat bahwa variabel biaya operasional mempunyai thitung sebesar 2.965 yang lebih besar daripada ttabel sebesar 2.001 yang artinya H0 ditolak, yang berarti bagi hasil DPK secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat margin pembiayaan murabahah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat digambarkan daerah penerimaan dan penolakan H 0 secara parsial sebagai berikut. c. Bunga Kredit Bank Konvensional (Bunga) 203
Ekspansi
Ekonomi
Hipotesis dari uji t adalah:
H0 : β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari bunga
kredit
bank
konvensional
terhadap
margin
pembiayaan
murabahah.
H1 : β1 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bunga kredit bank konvensional terhadap margin pembiayaan
murabahah. Dasar pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika thitung < ttabel
H0 ditolak jika thitung > ttabel
Tingkat signifikan yang diambil untuk penelitian ini adalah α/2 = 2,5% (5%/2)
karena uji akan dilakukan dua sisi, dengan derajat kebebasan 59. Dengan
membandingkan tabel dan perhitungan dari tabel diatas dapat terlihat bahwa variabel biaya operasional mempunyai thitung sebesar 2.108 yang lebih besar daripada ttabel sebesar 2.001 yang artinya H0 ditolak, yang berarti bunga kredit bank konvensional secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat margin pembiayaan murabahah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat digambarkan daerah penerimaan dan penolakan H0 secara parsial sebagai berikut:
Pembahasan 1. Biaya Operasional Biaya Operasional adalah biaya-biaya yang dikeluarkan bank dalam melakukan kegiatan operasionalya. Nilainya diperoleh dengan mengalikan total biaya operasional dengan porsi pembiayaan murabahah terhadap total pembiayaan. Hasil penelitian yang dilakukan telah menjelaskan bahwa meskipun antara biaya operasional dan margin pembiayaan murabahah mempunyai hubungan yang kuat, tetapi dari biaya operasional terhadap margin pembiayaan murabahah adalah lemah dan tidak signifikan. meskipun demikian pengaruh yang dihasilkan oleh biaya operasional adalah positif atau dengan kata lain searah. Hal ini sesuai dengan teori murabahah itu sendiri yang menjelaskan bahwa diperbolehkan adanya pembebanan biaya yang dikeluarkan dalam rangka menunjang kelancaran transaksi. Kemungkinan mengapa hasil menunjukan pengaruh yang tidak signifikan, karena data biaya operasional yang diteliti masih
204
Endang Hatma Juniwati belum mencerminkan biaya operasional yang dibebankan terhadap pembiayaan murabahah.
2. Bagi Hasil DPK Bagi hasil DPK adalah nilai distribusi bagi hasil bagi pemilik dana pihak ketiga (DPK). Nilai bagi hasil yang diperoleh merupakan pengalian antara bagi hasil DPK dengan porsi pembiayaan murabahah terhadap total pembiayaan.
Hasil penelitian yang dilakukan menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara bagi hasil DPK dengan margin pembiayaan murabahah. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Perwataatmadja. Menurut Perwataatmadja perhitungan margin murabahah yang dilakukan perbankan syariah saat ini masih mirip dengan perhitungan bunga kredit yang diberikan bank konvensional secara flat
rate. Beberapa bank masih memperhitungkan bagi hasil yang diberikan kepada penyimpan dana sebagai cost of fund. Meskipun demikian dari hasil penelitian juga diperoleh penjelasan bahwa pengaruh yang dihasilkan oleh bagi hasil DPK terhadap margin pembiayaan murabahah adalah lemah dan signifikan dengan pengaruh yang negatif. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menentukan margin pembiayaan murabahah-nya, PT. Bank Syariah Mandiri tidak terlalu memperhitungkan bagi hasil DPK atau bahkan mungkin tidak memasukan unsur bagi hasil DPK. 3. Bunga Kredit Bank Konvensional Hasil penelitian menjelaskan bahwa bunga kredit bank konvensional merupakan variabel
yang
paling
mempengaruhi
margin
pembiayaan
murabahah
dibandingkan dengan variabel-variabel bebas lainnya. Pengaruh yang dihasilkan bunga kredit bank konvensional terhadap margin pembiayaan murabahah merupakan pengaruh yang positif dan signifikan. Artinya ketika bunga mengalami
kenaikan
maka
akan
menyebabkan
meningkatnya
margin
pembiayaan murabahah. Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa dalam
perhitungan
margin
pembiayaan
murabahahnya
bank
syariah
menggunakan pendekatan lending rate yang menjadikan suku bunga pasar sebagai rujukannya. Kesimpulan 1. Biaya operasional (BOPR) berpengaruh positif sebesar 0.00000006774 secara linear tidak signifikan terhadap margin pembiayaan murabahah.
205
Ekspansi
Ekonomi 2. Bagi hasil DPK (BHDPK) berpengaruh negatif sebesar 0.0000004925 secara linear signifikan terhadap margin pembiayaan murabahah.
3. Bunga kredit bank konvensional (Bunga) berpengaruh positif sebesar 0.396 secara linear signifikan terhadap margin pembiayaan murabahah.
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’I. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani. Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Bungin, Burhan. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ghozali, Imam. 2006. Statistik Non-parametrik Teori & Aplikasi dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariated dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Hermawan, Asep. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo. Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Lewis, Mervyn K. dan Algaoud, Latifa M. 2001. Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, dan Prospek. Jakarta: Serambi. Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP AMP YPKN. Muhammad. 2004. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia. Perwataatmadja, Karnaen A. 2004. Perhitungan Margin Murabahah. Jakarta: Artikel Majalah Modal. Rivai, Veithzal dan Arifin, Arviyan. 2010. Islamic Banking. Jakarta: Bumi Aksara Rohmana, Yana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI. Saeed, Abdullah. 2004. Menyoal Bank Syariah Kritik atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo Revivalis. Jakarta: Paramadina. Santoso, Singgih. 2010. Statistika Nonparametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Santoso, Singgih. 2011. Mastering SPSS Versi 19. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 206
Endang Hatma Juniwati Sudjana. 2004. Statistika Untuk Ekonomi Dan Niaga II. Bandung: Tarsito. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Keuangan Terkait, Cetakan Keempat. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Supangat, Andi. 2007. Statistika untuk Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Penerbit Pustaka.
Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta. Uii Pres. Jurnal Heykal, Muhammad. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Margin Murabahah untuk Produk Pembiayaan Pemilikan Rumah, Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri. Kusmiyati, Asmi Nur Siwi. Resiko Akad dalam Pembiayaan Murabahah pada BMT di Yogyakarta (dari teori ke terapan). 2007.
207
Ekspansi
Ekonomi
Sengaja Dikosongkan
208
Endang Hatma Juniwati
209