No,105 l Kamis, 31 Juli 2014 l Tahun ke-1
Kriminal
Hadi Poernomo telah ditetapkan KPK tersangka sejak 21 April 2014, tepat pada hari dia pensiun sebagai Ketua BPK. Namun, hingga kini yang bersangkutan belum sekalipun diperiksa. Demikian pula pihak Bank BCA.
EKS KETUA BPK HADI POERNOMO BELUM PERNAH DIPERIKSA KPK hal
4
hal
3
2 Disiarkan oleh: PT Media Antarkota Jaya sejak 15 April 1970 di Jakarta Izin Usaha: SIUPP No. 0088/SK/Menpen/SIUPP A/7 1986, 13 Maret 1986 Pos Kota Online: www.poskotanews.com Penasihat ahli: H.Sofyan Lubis Pemimpin Umum: Gunawan Eko Prabowo Wakil Pemimpin Umum: H. Joko Lestari Pemimpin Redaksi: H. Toto Irianto Wakil Pemimpin Redaksi: Hj. Irdawati Wakil Pemimpin Redaksi Online: Binsar Aritonang Pemimpin Perusahaan: Hj. Nurmali Nurman, MBA GM Pabrik Kertas: Risyur St Bongsu Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari Telepon Pengaduan Redaksi : 021-63851729 Telepon Pengaduan Iklan: 021-6345824 Pemasaran: 021-6347602 Redaktur Pelaksana: H. Syahdu Utoro Sekretaris Redaksi : H. Endang Mihardi Redaktur Senior: H.Gunarso Ts, M. Djoko Yuwono. Redaktur: H.Sugeng Indarto, H.Raffles Lesmana, H.M.Dirham Sabirin, Dhika Kamesywara, H.Aden Kasadeni, Yuli Purwaningsih, Hari Bukhari, Untung Sumarwan, Sutiyono, Dimas Supriyanto, H. Syamsir Bastian, Ballian R. Siregar Staf Redaksi: H. Kamsul Hasan, H. Herman Budhi Wicaksono, Agus Suzana, Warto Nur Alam, Maryoto, H.Chaerul Djamal, Percoyok, Bambang Suharnomo, Abdul Haris Irawan, H. Dwiyantoro, H. Saban Jr, Suryono Hadiyanto, Agus Santosa, Triharyanto, Achmad Sungkawa, H. Edisaputra Hasibuan (non aktif), Tri Haryanti, H. Rinaldi Rais, Anton Pulung, Bambang Prihandoko, Budi Setiawan, Rachmi Kurnia Siregar, Joko Sudadi, John Bardi, Sutarta, H. Chotim Wibowo, Faisal, Iwan Sukmawan, Sherly Silaen, H. Agus Johara, M. Kurniawati, Winoto, Sutiyo, Rizal Siregar, Yahya Abdul Hakim, Ilham S.Tanjung, Deni Zainudin, Suwandi, Sumiyati, Yopi Melianton Doroh, Ali Nurdin Harahap, Anggara S. Rengganis, Guruh Nara Persada, Maulina E. Nasution, Yulian Saputra, Muchamad Ifand, Embun Khairunnisa, Angga Pahlevi, Junius Simamora. Kartunis/Karikaturis: Koeswondo DS, Budi Prihono, A. Rahman, Yudhi Himawan, Adjis Gurauf, Aris Setiadi, Agung SW, Cahyono Fotografer: Timyadi, Rihadin, Fernando Toga, Yogi Ayodya. Design Grafis: Subhan Subiyakto, Hiryanto, Kursin, As’ari, Sukatmo, Firmansyah, Eryanto, Doharman T, Abdul Kohar, Widi Pramudio, Ikbal Muqorobin, Yendhi Yusriadi. Koresponden: Nourkinan (Karawang), H. Rahmat Haryono (Banten), Taryani (Indramayu), Sudarman (Cirebon), M.Hasbi Yahya (Palembang), Suatmadji (Semarang), Dono Darsono (Bandung), Nurkomar Hadi (Surabaya), Dadan Sukmana (Purwakarta), Koesmayanti (Lampung), Kristo Samosir (Medan), Eman Sulaeman (Sukabumi). Alamat Redaksi: Jalan Gajah Mada No.98 - 100 Jakarta Barat - 11140. Telepon: 021-6341940 (Hunting), 021-6300168, 021-6349770, Facsimile: 0216340252. Telepon Iklan: 021-6346417. Pencetak: PT Metro Pos. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Isi SMS kiriman warga di luar tanggung jawab penerbit. Pemuatan foto kegiatan warga tidak dipungut biaya.
Laka Lantas
Olah TKP Tak Temukan Bekas Rem di Jalan
lPeliput:
Nourkomar
s Kecelakaan Renggut 3 Nyawa
H
asil olah TKP yang dilakukan polisi di lokasi kecelakaan Daihatsu Xenia B 1768 KFQ yang merengut nyawa tiga penumpang di jalan raya Pantura Hutan Baluran, Situbondo, Jatim, Rabu (30/7) tidak ditemukan bekas rem di jalanan. “Tidak ada bekas rem di jalanan. Saya ke TKP tadi,” kata Kasatlantas Polres Situbondo, AKP Budi Handoko. Temuan itu menguatkan dugaan kecelakaan tunggal itu disebabkan sopir Daihatsu Xenia, Dedi, 38, asal Bojong Malang mengantuk. Namun, polisi masih terus menyelidiki penyebab pastinya. Evakuasi bangkai mobil
Daihatsu Xenia selesai dilakukan. Menggunakan mobil derek, kondisinya ringsek parah. Xenia itu nyungsep ke luar jalan hingga terguling di tepi Jalan Raya Hutan Baluran, kemarin. Tiga penumpang Xenia tewas dan empat lainnya terluka. Semua korban satu keluarga asal Bojong, Malang. ndirham
3
Korupsi
EKS KETUA BPK HADI POERNOMO BELUM PERNAH DIPERIKSA KPK
lPeliput: Yulian
s Resmi tersangka sejak 21 April lalu s Petinggi BCA akan dipanggil
K
PK berjanji tancap gas menyidik kasus dugaan korupsi keberatan pajak PT Bank Centeral Asia (BCA) yang menjerat eks Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Hadi Poernomo. Rencananya, petinggi BCA segera dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi. Hal itu disampaikan Ketua KPK, Abraham Samad, kemarin. “Sehabis Lebaran kami akan intensifkan pemeriksaan,” katanya di kantor KPK, Jl. HR Rasuna Said, Kav. C1, Kuningan, Jakarta Selatan. “Termasuk memeriksa kasus Hadi dan petinggi BCA,” tambahnya. Hadi Poernomo telah ditetapkan KPK tersangka sejak 21 April 2014, tepat pada hari dia pensiun sebagai Ketua BPK. Namun, hingga kini yang bersangkutan belum sekalipun diperiksa. Demikian pula pihak Bank BCA. Terkait itu, Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto berkilah, kasus tersebut masih jalan seperti biasa. “Bukan berarti kalau pihak BCA enggak dipanggil, prosesnya tidak jalan,” ujarnya. Adapun alasan KPK menjerat Hadi,
menurut Abraham, lantaran dia diduga melakukan perbuatan melawan hukum atau menyalahgunakan wewenang memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi dalam menerima seluruh permohonan keberatan Wajib Pajak atas SKPN PPH Badan PT BCA, Tbk tahun pajak 1999. Diketahui, kala itu, selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan RI periode 2002-2004, Hadi menangani kasus dugaan pengemplangan pajak BCA. Informasi yang dihimpun Pos Kota, Direktorat PPH sempat menolak keberatan pajak yang diajukan BCA. Namun, keputusan itu dianulir Hadi lewat nota dinas yang dikeluarkannya. Hadi selaku Dirjen Pajak mengabulkan permohonan keberatan pajak BCA
melalui nota dinas bernomor ND-192/ PJ/2004/ pada 17 Juni 2004. Alasannya, BCA dianggap masih memiliki aset dan kredit macet yang ditangani Badan Penyehatan Perbankan Nasional sehingga koreksi Rp5,5 triliun itu dibatalkan. Dampaknya, ada potensi kerugian negara sebesar Rp375 miliar. CENDERUNG MANDEK Sementara itu, LSM antikorupsi Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak KPK menuntaskan kasus-kasus korupsi yang cenderung mandek penanganannya. “Idealnya, tunggakan harus diselesaikan supaya KPK enggak meninggalkan beban ke penerusnya,” kata anggota ICW, Emerson Yuntho, Rabu (30/7) siang.nian
4
Kecelakaan
Korban Tewas Kapal Feri Tenggelam Jadi 12 Orang lPeliput:
Nourkomar
s 6 Hilang masih dicari
J
umlah korban tewas akibat tenggelamnya kapal feri, Selasa (29/7) lalu, di Desa Panamas, Kota Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah, bertambah menjadi 12 orang dan 6 lainnya masih hilang.
Menurut Amrizuna, Humas Basarnas Kalimantan Selatan kepada wartawan, Rabu (30/7) mengatakan, kalau sebelumnya korban tewas tercatat 11 orang, kini menjadi 12 orang. Disebutkan, penumpang kapal feri itu 70 orang, 52 orang ditemukan selamat, 12 korban tewas, dan 6 orang masih dicari. Pihaknya masih terus melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian di wilayah Kecamatan Salat. “Tadi pagi kami telah menambah kekuatan Basarnas untuk melakukan pencarian dengan mengirimkan kapal Basarnas RB 306 sepanjang 28 meter, yang merupakan kapal
Basarnas terbesar di Kalsel,” katanya. Diharapkan, kapal RB 306 yang diawaki 8 ABK, pencarian bisa maksimal. ANGKUT MOTOR Diberitakan sebelumnya, kapal naas itu awalnya hendak berlayar dari Desa Panamas menuju Kota Kapuas, Kalteng. Di tengah perjalanan, feri yang banyak mengangkut warga Kalimantan Tengah dan Selatan tersebut tenggelam di tengah Sungai Kapuas. Selain mengangkut penumpang, kapal itu juga mengangkut puluhan motor yang ikut tenggelam. Korban selamat sudah dipulangkan, sebagian lagi dirawat di RSUD Kuala Kapuas. Tim Basarnas dibantu petugas Dishub Kapuas, BPBD, Kodim, Polres dan Tagana, serta Tim SAR Banjarmasin. ndirham
5
2 Prajurit TNI Ditikam Preman lPeliput: Yopi
s Dibekuk di Sukabumi
D
UA prajurit TNI tersungkur ditikam preman di Pasar Raya Parung, Bogor, Selasa (29/7) malam. Pelaku diringkus di kawasan Sukabumi, Jawa Barat, beberapa jam setelah kejadian.
Penganiayaan
Kedua korban: Praka Bambang Abdi luka tusuk di perut dan Prada Faturozi, luka di wajah. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD). Sedangkan tersangka Ade, meringkuk di tahanan. Peristiwa berawal ketika Bambang dan Faturozi berboncengan sepeda motor menuju Serpong. Motor mereka nyaris menyenggol Ade. Cekcok mulut terjadi, Ade yang sedang mabuk tak terima dengan tindakan kedua pengendara motor itu. Ade mencabut senjata tajam ‘kujang’ dari balik bajunya, lalu menikam membabi buta ke arah Bambang dan Faturozi. Pria yang sehari-hari dikenal sebagai preman dan menjadi tukang parkir di pasar, kabur meninggalkan korbannya. DIKEJAR POLISI Anggota Polsek Parung datang ke lokasi meminta keterangan saksi dan membawa korban ke Rumah Sakit Sawangan. “Karena identitas dan pekerjaannya jelas anggota TNI, maka dirujuk ke RSCM Jakarta,” kata AKP Nelson, Kanit Reskrim Polsek Parung Rabu (30/7). Belakangan keduanya dibawa ke RSPAD. Menurut AKP Nelson, korban yang saat itu berkonvoi motor bersama Prada Dodit dari Kesatuan Yon Arhanud 02 Kostrad Serpong melintas dari Cianjur menuju arah Serpong. Motor mereka menyenggol Ade. “Sebelum korban ditusuk, mereka cek-cok mulut. Begitu menjurus ke adu fisik, pelaku mengeluarkan pisau kujang dan langsung menusuk korban yang masih di atas motor,” papar Nelson. Bahkan pelaku dibantu beberapa teman masih menganiaya korban yang jatuh. Kapolres Bogor, AKBP Sonny Mulvianto Utomo mengatakan kasusnya dilimpahkan ke Polres Bogor. Pelaku ditangkap anggota Reskrim Polsek Parung, Rabu (30/7) dinihari sekitar Pk. 03:00. lian
Tabuh Bedug di Mesjid 2 Pria Dikeroyok
6
Penganiayaan
s Tak jelas alasan penganiayaan
lPeliput: Yopi
D
UA pemuda yang tengah menabuh bedug di Mesjid Al-Muhajirin di Kampung Babakan, Perum Bantar Gebang, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, dianiaya empat pria, kemarin. Riyandika Ajiansyah 18, dan Ade Tri Rasmana, 19, tak terima dipukul, melapor ke Mapolres Bogor Kota. Hingga saat ini, keduanya
tidak tahu mengapa mereka dipukuli, apalagi pelaku masih belum ditangkap polisi.
Menurut keterangan, saat itu kedua korban menabuh bedug di Mesjid Al-Muhajirin. Tanpa alasan jelas, empat pria datang sambil menenteng klewang dan clurit. Mereka juga teriak-teriak sehingga membua kedua korban kabur ketakutan. PERUT DITENDANG Pelaku tak tinggal diam. Mereka mengejar dan menghadang Riyandika Ajiansyah dan Ade Tri Rasmana. Tanpa ampun, keduanya dihajar hingga babak belur. Akibatnya, wajah korban luka memar serta mual karena bagian perut ditendang berkalikali. Kepada petugas, Riyandika dan Ade mengaku tak punya masalah terhadap empat pria yang memukuli mereka. “Hingga sekarang kami tidak tahu mengapa mereka memukuli kami,” kata Riyandika. “Apalagi saat itu kami menabuh bedug dalam mesjid,” tambahnya. Karena itu, korban meminta polisi menangkap empat pria yang menganiaya mereka. Petugas Polres Bogor Kota mengatakan, tengah mencari empat pelaku sesuai ciri-ciri yang dilaporkan korban. n ian
7
Penipuan
Ditawari Jasa Terapi Pijat Penumpang Angkot Pingsan lPeliput:
Adji
P
URA-PURA menawarkan jasa terapi pijat di angkutan kota (angkot), seorang penumpang Metro Mini 75 jurusan Blok M - Pasarminggu, menjadi korban pencopetan, Rabu (30/7) sore. Dompet berisi Rp500 ribu beserta Hp Samsung Galaxy Grand Duo Mega dan BlackBerry Gemini, digasak pelaku, lalu meninggalkan korban dalam keadaan pingsan. Prayogo,30, warga Warung Buncit, Mampang Prapatan, Jaksel ini, sempat tak sadarkan diri setelah dipijat pria tak dikenal saat menumpang Metro Mini tujuan Warung Buncit. Sebelum dipijat, korban ditawari brosur pengobatan spektakuler tanpa operasi. Saat korban membaca brosur tersebut, tangan pelaku langsung memijat bagian tubuh korban, khususnya di bagian lengan dan pundak. Tak berselang lama, Prayoga tak ingat lagi apa-apa hingga tersadar beberapa saat kemudian. “Dia (pelaku) langsung mijit-mijat lengan dan pundak saya. Saat itu saya gak sadar. Pas siuman, ada penumpang lain memberitahu seorang ngambil HP tapi sudah turun” kata Prayogo. NUMPANG TAKSI Diungkapkan Prayogo, saat penjahat itu beraksi, dia menumpang Metro Mini tujuan Warung Buncit setelah belanja di Blok M. Seingatnya, saat itu Metro Mini yang ia tumpangi melintas di Jalan Kapten Tendean, Mampang, Jaksel. Menurut keterangan penumpang lainnya, pria yang menggasak HP dan dompet korban turun di sekitar SPBU Pertamina Tendean. Mereka melihat, pelaku kabur menumpang taksi. Kasus tersebut dilaporkan ke Polsek Mampang. Kanit Reskrim AKP Masyhuri mengatakan, pihaknya mengecek laporan tersebut.n ian
ak s a g i d t e p s Dom a kabur w a b i d P H s2
Korban pencopetan menunjukkan brosur jasa pijat yang ditawarkan pelaku.adji
8
Hotel Prodeo
Kesan Menyeramkan Hilang Ruang Tahanan Serasa di Vila lPeliput:
Maryoto
K
ENDATI disulap seperti vila, bukan berarti hidup dalam tahanan itu mengasyikkan. Tetapi setidaknya, ruangan yang asri akan membuat penghuninya lebih nyaman. Hal ini menjadi pegangan pejabat Polres Metro Tangerang. Mereka menyulap ruang tahanan layaknya vila yang sering dikunjungi orang di Puncak, Bogor. Tujuannya, agar tahanan nyaman sehingga tak punya niat kabur. Kasat Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) Polres Metro Tangerang Kompol Sarwanto mengatakan, seluruh kamar tahanan dan ruang besuk direnovasi. Dengan demikian, penghuni diharapkan merasa nyaman sehingga tak punya niat kabur. UDARA SEGAR Ruang tahanan terdiri tujuh kamar dihuni sekitar 50 orang, dipasangi dua exhaust fan. Fungsinya menghisap udara dalam ruangan lalu dibuang keluar sehingga udara dalam sel tetap segar dan nyaman. Halaman tahanan juga ditanami tanaman hias, pagar dicat warnawarni sehingga dari luar tidak terkesan menyeramkan. “Tahanan seperti ini akan terlihat dan terasa asri,” kata Kompol Sarwanto, saat
* Diberi wejangan menyejukkan ditemui di Polres Tangerang, beberapa waktu lalu. Selain menciptakan suasana asri di lingkungan tahanan, Kompol Sarwanto tak henti-hentinya menenangkan hati penghuni sel. Dia
sering memberi wejangan menyejukkan. Tujuannya agar tahanan kuat dan tabah menjalani proses hukum. “Jangan sampai mereka putus asa lalu bunuh diri dalam tahanan,” kata dia.nian
Tahanan Polres Tangerang layaknya vila. (maryoto)
9
Penganiayaan
Menolak Diajak ke Kamar Kos Mahasiswi Dipukuli Teman Pria lPeliput: Yopi
M
ENOLAK diajak ke kamar kos, seorang mahasiswi memar dianiaya rekan pria di Nicky Rental, Perum Vila Citra Tiga, Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (30/7). Tak terima dengan itu, Wella Apriani,21, melapor ke kantor polisi.
o Janji ketemu makan siang ilustrasi
Kepada petugas, korban menjelaskan, rambutnya dijambak, wajah dipukul serta tubuh ditendang. Selain memar akibat penganiayaan, warga Jalan Baru, Kayu Manis Rawa, Taman Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor ini, mengaku sekujur tubuhnya sakit. Tak itu saja, sejumlah barang berharga seperti, Hp dan kunci kontak motor dirampas tersangka Jamaludin Kemal. Setelah puas menganiaya korban, pelaku kabur. Dalam pemeriksaan, Wella menceritakan rekannya Jamaludin Kemal memintanya ketemu di lokasi kejadian. Seperti semula, keduanya hanya janji makan siang bersama. MENOLAK Namun, Jamaludin nekat mengajaknya mampir ke kamor kos, tak jauh dari lokasi kejadian. Wella Apriani menolak. “Saya menolak. Lagian mau ngapain di kamar berduaan. Kami janjian hanya ketemu di luar sambil makan saja,” kata korban. Dianggap tak mengindahkan permintaan, tersangka langsung menganiaya korban. “Saya minta polisi menangkap pelaku,”katanya. Kasus kekerasan ini, masih didalami unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor Kota.n ian
10
Nah Ini Dia
Cuma Sayang Sama Emaknya Tapi Kejam Pada Anaknya
Y
ang namanya balita, buang air sembarangan itu biasa. Tapi Giyoto, 31, tak bisa menerima kelakuan “anak tiri-nya, Jendul, 2, yang buang air sembarangan. Bocah itu dengan sadis dibakar “burung”-nya sampai melepuh. Tentu saja Marni, 22, sebagai ibunya tidak terima dan laporlah kepada polisi. Lelaki bila sedang membutuhkan cinta wanita, kadang seperti politisi. Getol bikin pencitraan, tapi jika sudah kesampaian akhirnya melupakan. Cuma bedanya, politisi mengejar kekuasaan, sedangkan lelaki memburu kenikmatan. Tapi kiatnya sama persis, menjanjikan ini itu dan kemudian meninggalkan atau mengingkari. Kelakuan Giyoto warga Jl. Jojoran 5 Surabaya, kelakuannya beda tipis dengan para politisi itu. Saat berjuang untuk mendapatkan janda Marni, segala daya dan upaya semua dilakukan. Dari money politik, pencitraan, sampai kampanye hitam pada lelaki yang jadi rivalitasnya. Tapi setelah menaklukkan Marni sampai bertekuk lutut dan berbuka paha, mulai nampak aslinya. Mau pada emaknya, tapi benci pada anaknya.. Sampai usia kepala tiga, Giyoto memang belum mendapatkan istri. Padahal teman-temannya, umur 24-25 sudah mbelah duren jatohan. Kenapa dia sangat terlambat memperoleh pasangan? Problem terberatnya adalah: faktor ekonomi. Pekerjaannya belum jelas. Jadi setiap cewek yang didekati, lalu diajak membangun koalisi permanen, ratarata tidak mau. “Jadi bini Giyoto, alamat bakal makan angin. Kita hanya dikerjain, wong dia tak kerja....”, begitu alasan para cewek. Ditolak kalangan gadis, Giyoto lalu menurunkan kriterianya. Bila dulu harus gadis, sekarang janda punya anak juga tidak
masalah. Yang penting dia punya visi dan misi yang jelas, pro calon mertua dan mau melayani sebagai istri yang setia. Ternyata kebijakan Giyoto membawa hasil, karena tak lama kemudian benar-benar hadir janda Marni yang sudah punya anak balita. Perjaka tua rindu jodoh itu menerimanya, termasuk si bocah. Prinsipnya, anak tiri kan juga sama-sama anak bangsa. Anehnya, meski sudah cocok dengan Marni, tak juga menikahi secara resmi. Kalaupun ada, sekedar mengawini untuk pelampiasan libido. Dengan kata lain, mereka tinggal serumah, tapi tak ada ikatan resmi. Bahasa Surabayanya: kumpul maesa. Tak ada surat resmi dari KUA, tapi mereka sudah bisa “sundhang-sundhangan” kapan saja. Soal cari rejeki ternyata Marni lebih pintar, sehingga Giyoto rekanan kumpul kebo itu malah lebih banyak momong anak, ketimbang cari duit. Celakanya, lelaki ini memang tak bakat momong bocah. Melihat Jendul si anak tiri itu suka buang air sembarangan, bukan dibimbing dan diajari, tapi malah “burung”nya dislomot api berulang kali sampai melepuh. Tentu saja si Jendul ginjal-ginjal kesakitan. Untuk menutup kejahatannya, Giyoto berasalasan kena petasan. Untuk memperkuat alibinya, celana Jendul dibakar di bagian tertentu. Tapi ternyata Marni lebih jeli, bak detektif partikelir saja. Jika memang “burung” anaknya kena mercon, bolongan di celana mustinya di bagian depan, bukan belakang. Karena itulah Marni melaporkan rekanan kumpul kebonya dan ditangkap. Namanya juga kebo, bikin rekayasa kejahatan tetap bodo. n BJ/Gunarso TS