EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK ORGANIK “BEE ORGANIC FOOD” MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
KHARIN FARADIBA GHYANTI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Promosi Produk Organik “Bee Organic Fod” melalui Media Sosial Instagram adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2016 Kharin Faradiba Ghyanti NIM I34120126
ii
iii
ABSTRAK KHARIN FARADIBA GHYANTI. Efektivitas Promosi Produk Organik “Bee Organic Food” melalui Media Sosial Instagram. Dibimbing oleh ANNA FATCHIYA. Instagram merupakan salah satu media promosi yang digunakan oleh usaha “Bee Organic Food” yang menjual beragam jenis makanan organik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” melalui instagram, dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi (AIDA). Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan data kuantitatif berupa kuesioner online yang didukung oleh data kualitatif berupa wawancara dengan pemilik usaha sebagai informan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 70 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instagram efektif dalam menstimulsi perhatian, dan meningkatkan ketertarikan responden. Instagram pun cukup efektif (kategori sedang) dalam memunculkan keinginan hingga mendorong responden untuk membeli produk. Faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi melalui tahapan attention, interest, desire, dan action yaitu perilaku penggunaan media sosial, dan aktivitas promosi yang dilakukan melalui instagram @beeorganicfood. Kata kunci: produk organik, promosi, efektivitas, instagram
ABSTRACT KHARIN FARADIBA GHYANTI. The Effectiveness Of Promotion Organic Product “Bee Organic Food” Through Social Media Instagram. Supervised by ANNA FATCHIYA Instagram is a promotion media that used by the enterprise “Bee Organic Food” whose sell many kinds of organic food. The purpose of this research is to analyze the effectiveness of promotion of organic products “Bee Organic Food” through instagram and to analyze what factors that are related with the promotion effectiveness (AIDA). This research uses survey method by using quantitative data by an online questionnaire which is supported by qualitative data by doing interviews with business owners as an informant. The result shows that instagram is an effective tool to stimulate the attention, and appears the respondent’s interest into the product. Instagram is also sufficient effective to appears the desire and encourage the respondent to buy the product. The factors that associated with the effectiveness of the promotion through the stages of attention, interest, desire, and action are the behavior of social media user’s and promotional activities conducted via instagram. Keywords: organic products, promotions, effectiveness, instagram
iv
v
EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK ORGANIK “BEE ORGANIC FOOD” MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
KHARIN FARADIBA GHYANTI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016
vi
viii
ix
PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Efektivitas Media Sosial Instagram dalam Promosi Produk Organik “Bee Organic Food”” ini dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Anna Fatchiya, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan rasa terimakasih kepada Ibu Ratu Ratnawati, Bapak Saepudin selaku ibu dan ayah tercinta yang selalu mendoakan dan senantiasa melimpahkan kasih sayang serta dukungannya kepada penulis. Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Muhammad Azhar Alfarizi selaku adik penulis yang selalu menyemangati dan mendoakan penulis. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Wahyu Ristatiara serta kepada sahabat sekaligus teman seperjuangan Syifa, Fina, Nabila, Wulan, Nella, Nurin, Lyra, Sela, Dyanza, Izky, Nunu dan Fona, serta kepada teman-teman SMA, yaitu Nala, Clara, Deyang, Eva, Cita dan Gita yang telah memberi semangat dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan satu bimbingan dosen Nabila Rahma Irawati, Sri Agustin, kak Yayuk Rahmawati dan seluruh keluarga besar SKPM, terutama SKPM 49 atas kebersamaannya dan senior-senior seluruh angkatan SKPM dan seluruh angkatan atas kesediaannya berbagi pengalaman dan memberikan saran-saran dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Juni 2016 Kharin Faradiba Ghyanti
x
xi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Produk Pertanian Organik Promosi Media Sosial sebagai Media Promosi Aktivitas Promosi melalui Instagram Efektivitas Instagram sebagai Media Promosi Produk Perilaku Penggunaan Media Sosial Karakteristik Konsumen Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Definisi Operasional PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Teknik Pemilihan Responden dan Informan Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengolahan dan Analisis Data GAMBARAN UMUM Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Media Promosi Produk Organik “Bee Organic Food” KARAKTERISTIK FOLLOWERS, PERILAKU PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN AKTIVITAS PROMOSI Karakteristik Followers Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan Tingkat Pendapatan Perilaku Penggunaan Media Sosial Aktivitas Mengakses Media Sosial Motivasi Mengakses Media Sosial Aktivitas Promosi Tingkat Daya Tarik Pesan Gaya Pesan Tingkat Keakuratan dan Kejelasan Pesan Frekuensi Penyampaian Pesan Frekuensi Feedback Pesan
vii viii viii 1 1 3 4 4 5 5 5 6 7 10 12 13 14 15 16 16 21 21 21 22 22 22 25 25 26 29 29 29 30 30 31 31 32 33 34 36 38 40 42 42
xii
xiii EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK ORGANIK “BEE ORGANIC FOOD” 45 Efektivitas Promosi Melalui Instagram 45 Attention 46 Interest 47 Desire 49 Action 50 HUBUNGAN KARAKTERISTIK FOLLOWERS, PERILAKU PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL, DAN AKTIVITAS PROMOSI DENGAN EFEKTIVITAS PROMOSI 53 Hubungan Karakteristik Followers dengan Efektivitas Promosi 53 Hubungan Perilaku Penggunaan Media Sosial dengan Efektivitas Promosi 54 Hubungan Aktivitas Mengakses Media Sosial dengan Efektivitas Promosi 55 Hubungan Motivasi Mengakses Media Sosial dengan Efektivitas Promosi 55 Hubungan Aktivitas Promosi dengan Efektivitas Promosi 56 Hubungan Tingkat Daya Tarik Pesan dengan Efektivitas Promosi 57 Hubungan Gaya Pesan dengan Efektivitas Promosi 58 Hubungan Tingkat Keakuratan dan Kejelasan Pesan dengan Efektivitas Promosi 59 Hubungan Frekuensi Penyampaian Pesan dengan Efektivitas Promosi 61 Hubungan Frekuensi Feedback Pesan dengan Efektivitas Promosi 61 SIMPULAN DAN SARAN 63 Simpulan 63 Saran 63 DAFTAR PUSTAKA 65 LAMPIRAN 69 RIWAYAT HIDUP 83
xiv
xv
DAFTAR TABEL 1. Komoditas yang layak dikembangkan dengan sistem pertanian organik. 2. Perbandingan marketing tradisional dan marketing di media sosial 3. Hasil penelitian jenis media sosial dan penggunaannya dalam pemasaran produk 4. Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik 5. Jumlah dan persentase responden berdasarkan perilaku penggunaan media sosial 6. Nilai rataan responden berdasarkan indikator aktivitas mengakses media sosial 7. Jumlah responden berdasarkan indikator aktivitas mengakses media sosial 8. Jumlah responden berdasarkan indikator motivasi mengakses media sosial 9. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap aktivitas promosi 10. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator daya tarik pesan melalui akun instagram @beeorganicfood 11. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator gaya pesan melalui akun intagram @beeorganicfood 12. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator keakuratan dan kejelasan pesan melalui akun instagram @beeorganicfood 13. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator frekuensi feedback pesan melalui akun @beeorganicfood 14. Jumlah dan persentase responden dalam mencapai tahap AIDA 15. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian tentang efektifitas promosi berdasarkan tahapan AIDA 16. Jumlah responden berdasarkan tahapan attention 17. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator-indikator pada tahapan interest 18. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator-indikator tahapan desire 19. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator-indikator tahapan action 20. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara karakteristik responden dengan efektivitas promosi (AIDA) 21. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi Chi-Square antara jenis kelamin dengan efektivitas promosi (AIDA) 22. Nilai Koefisiensi korelasi dan signifikansi antara perilaku penggunaan media sosial dengan efektivitas promosi (AIDA) 23. Nilai Koefisiensi korelasi dan signifikansi antara aktivitas promosi dengan efektivitas promosi (AIDA)
5 8 9 29 32 32 33 34 35 37 38
40 43 45 46 47 48 49 51 53 54 54 57
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4. 5.
Kerangka analisis Logo produk organik “Bee Organic Food” Tampilan profil akun instagram @beeorganicfood Foto promosi produk organik pada @beeorganicfood Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator logo produk “Bee Organic Food” 6. Kemasan dan logo prooduk organik “Bee Organic Food” 7. Salah satu caption instagram @beeorganicfood 8. Bio instagram @beeorganicfood 9. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi penyampaian pesan melalui akun @beeorganicfood 10. Bentuk feedbcack dari instagram @beeorganicfood 11. Jumlah dan persentase penilaian responden terhadap aktivitas follow back oleh admin akun @beeorganicfood 12. Salah satu bentuk posting akun @beeorganicfood di timeline
15 25 27 28 36 36 39 41 42 43 44 47
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Denah lokasi gerai penjualan produk organik “bee organic food” Jadwal kegiatan penelitian Daftar responden Tampilan kuesioner online Pedoman wawancara informan Hasil uji statistik rank spearman Hasil uji statistik chi-square Dokumentasi penelitian
70 71 72 75 76 77 80 81
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang menyumbangkan nilai ekonomi cukup tinggi pada perekonomian Indonesia karena ketersediaan sumberdaya hayati yang melimpah dapat menarik masyarakat Indonesia untuk berkecimpung dalam sektor pertanian. Saat ini sistem pertanian sudah mulai bergeser dari sistem pertanian konvensional menuju sistem pertanian organik modern. Menurut Nurhidayati et al. (2008) pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia buatan pabrik. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Menurut Amaliah (2013) pergeseran sistem pertanian menuju pertanian organik berawal dari dicanangkannya program pemerintah “Go Organik 2010” untuk mempercepat terwujudnya pembangunan agribisnis berwawasan lingkungan (eco-agribisnis) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Selain itu, munculnya kesadaran masyarakat tentang sistem pertanian konvensional yang memberikan dampak negatif untuk kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan karena penggunaan bahan-bahan kimia pun memicu penerapan sistem pertanian organik. Banyaknya masyarakat yang sadar tentang kesehatan dan kelestarian lingkungan mengakibatkan konsumsi dan permintaan terhadap produk pertanian organik meningkat, sehingga memicu para produsen untuk membuka usaha dengan menerapkan sistem pertanian organik. Usaha tersebut dapat dilakukan secara perorangan maupun berkelompok dengan membentuk sebuah usaha yang tergolong dalam kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Para pelaku usaha perlu melakukan pengembangan usaha untuk meningkatkan produktivitas penjualan produk organik. Pengembangan usaha produk organik dapat dilakukan dengan melakukan promosi melalui komunikasi pemasaran. Menurut Kusumastuti (2009) komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Komunikasi dan pemasaran memiliki peranan penting bagi dunia bisnis, karena tanpa kounikasi dalam pemasaran, masyarakat khususnya konsumen tidak akan mengetahui tentang keberadaan suatu produk. Promosi perlu dilakukan agar konsumen mengetahui keberadaan produk yang ditawarkan. Pada umumnya para pengusaha melakukan pemasaran dengan cara konvensional dengan memanfaatkan media seperti poster, brosur, leaflet, spanduk,dan sebaginya. Penggunaan media pemasaran tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga keuntungan hasil penjualan masih harus dipotong biaya pemasaran. Media konvensional pun masih terbatas masalah penyebaran media pemasarannya, hanya masyarakat sekitar yang mengetahui keberadaan produk organik tersebut. Hal-hal tersebutlah yang sedikit menghambat produsen produk organik dalam mengembangkan usahanya. Permasalahan terebut sedikit demi sedikit mulai teratasi seiring perkembangan jaman dan teknologi. Media pemasaran sekarang tidak terbatas menggunakan cara konvensional tetapi bisa menggunakan cara promosi melalui media lainnya seperti kegiatan
2 penjualan barang dan jasa melalui internet atau yang biasa disebut sebagai Ecommerce. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik dalam pasal 17 ayat (1) menyebutkan bahwa penyelenggaraan transaksi elektronik dapat dilakukan dalam lingkup public atau privat. Undang-undang ini memberikan peluang pemanfaatan teknologi informasi oleh penyelenggara negara, Orang, Badan usaha, dan/atau masyarakat. Dasar dari pembuatan pasal tersebut adalah pemanfaatan teknologi informasi berperan penting dalam perdagangan dan pertumbuhan perekonomian nasional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Penjualan dengan menggunakan e-commerce memberikan manfaat bagi pemilik usaha dalam segi waktu, pengusaha dapat menghemat waktu untuk mempromosikan produknya. Dalam waktu yang singkat dan bersamaan informasi tentang produk bisa dinikmati oleh seluruh pengguna internet.Kelebihan dari ecommerce dibandingkan dengan perdagangan biasa terletak pada kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan. Selain itu, promosi menggunakan internet pun tidak memiliki batasan tempat, selama masih tersambung dengan jaringan internet. Biaya promosi yang dikeluarkan pun tergolong rendah karena tidak perlu mencetak poster atau memasang iklan di media (contoh : televisi atau radio). Menurut Jayanti (2014) promosi yang dilakukan melalui internet tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan media sosial sebagai media promosi produk organik. Jangkauan khalayak media sosial pun luas dan tak terbatas karena menurut Kominfo (2013) jumlah pengguna media sosial hingga tahun 2013 tergolong tinggi, dari 63 juta orang yang menggunakan internet, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Kegiatan promosi melalui media sosial dapat dilakukan dalam beberapa cara yaitu transaksi langsung di website, facebook, instagram, dan twitter dengan sistem pembayaran dan pelayanan yang beragam. Dewasa ini, beberapa pelaku usaha telah menggunakan media sosial instagram dalam mempromosikan ataupun memasarkan produknya kepada konsumen karena dinilai mudah, tanpa biaya pemasaran dan menurut beritagar (2016) berdasarkan data per Maret 2015, Indonesia menjadi negara yang berkontribusi pada jumlah pengguna instagram. Di Indonesia, pengguna aktif instagram per bulan naik dua kali lipat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna terbanyak, dan 89 persen pengguna layanan instagram berasal dari kalangan usia 18-34 tahun yang mengakses instagram setidaknya seminggu sekali. Pada bulan September 2015, instagram membuka platform-nya kepada bisnis besar maupun kecil di seluruh dunia dan menawarkan solusi periklanan. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha produk organik untuk memasarkan produk yang dijualnya melalui instagram. Usaha “Bee Organic Food” merupakan salah satu usaha mikro yang menjual produk makanan organik yang memanfaatkan media sosisal instagram sebagai media untuk melakukan promosi. Instagram merupakan media sosial yang memberikan keuntungan bagi para pelaku usaha karena melalui instagram fotofoto serta video produk organik yang ditawarkan para pelaku usaha dapat dilihat oleh para konsumen, selain itu keuntungan pun dirasakan konsumen karena dapat melihat secara visual produk-produk yang ditawarkan sehingga mengurangi
3 kekhawatiran bagi konsumen yang akan membeli produk. Dalam penelitian Kurniawan (2015) promosi produk melalui instagram dilakukan dengan mempromosikan produk dalam bentuk gambar dengan menyajikan penjelasan dalam caption tentang informasi produk yang ditawarkan serta profil pelaku usaha, selain itu penggunaan hastag atau tanda pagar yang diikuti kata kunci yang berhubungan dengan produk pun digunakan untuk mempermudah konsumen dalam melakukan pencarian produk pada menu search hastag. Sejak awal pendiriannya, usaha “Bee Organic Food” memanfaatkan instagram dalam mempromosikan produknya dengan memberikan informasi produk, keunggulan produk, dan cara pemesanan produk. Selain itu, aktivitas diskusi untuk menampung aspirasi dan pertanyaan yang diajukan oleh pengikut akun (followers) melalui fitur comment pun dilakukan dalam media sosial instagram. Menurut Wurinanda (2015) aktivitas promosi merupakan salah satu bentuk usaha produsen dalam menarik minat konsumen dengan mengggunakan kemampuan pesan, ketertarikan minat konsumen terhadap promosi produsen tersebut dapat menjadi acuan untuk menilai efektivitas promosi yang dilakukan oleh produsen. Aktivitas-aktivitas promosi tersebut memiliki hubungan dengan keefektivitasan promosi melalui media sosial. Menurut Kurniawan (2015) Promosi produk melalui media sosial instagram efektif dalam menstimulsi perhatian, meningkatkan pengetahuan konsumen tentang produk yang dipasarkan, menimbulkan ketertarikan dan keinginan hingga akhirnya membuat konsumen melakukan pembelian produk serta merekomendasikan kembali kepada orang lain. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk melihat bagaimana efektivitas promosi produk makanan organik “Bee Organic Food” melalui instagram. Perumusan Masalah Kegiatan perdagangan produk organik yang dilakukan melalui media sosial instagram sudah banyak dilakukan oleh para pengusaha. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai kelebihan yang dirasakan oleh konsumen dan produsen dalam melakukan transaksi elektronik melalui instagram dibandingkan dengan menggunakan media konvensional. Kelebihan-kelebihan dalam pemanfaatan media instagram untuk kegiatan promosi diantaranya, kemudahan dalam mengakses instagram karena tidak ada batasan waktu maupun tempat, penghematan biaya pemasaran yang dirasakan oleh produsen, penyebaran informasi produk secara cepat, jangkauan khalayak yang luas dan beragam, serta ketersediaan fitur-fitur canggih dan menarik yang memudahkan dalam penggunaannya. Penggunaan media sosial instagram sebagai media promosi bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk mengetahui keberadaan produk hingga melakukan pembelian. Promosi yang dilakukan dapat bernilai efektif jika pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan dapat dimengerti oleh pemberi pesan dan penerima pesan. Menurut Kurniawan (2015) efektivitas promosi produk melalui instagram dapat terlihat dari perubahan sikap yang terjadi pada konsumen dan diukur melalui tahapan Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (keinginan), dan Action (tindakan) atau disebut sebagai model AIDA. Berdasarkan uraian tersebut maka bagaimana efektivitas media sosial instagram dalam promosi produk organik “Bee Organic Food”
4 berdasarkan tahapan Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (keinginan), dan Action (tindakan)? Efektivitas promosi barang atau jasa yang dilakukan melalui media sosial instagram dapat dipengaruhi oleh beragam faktor, seperti faktor dari sisi konsumen, faktor dari sisi produsen, ataupun faktor media sosial. Berdasarkan uraian tersebut maka faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” melalui instagram? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirumuskan sebaga berikut : 1. Menganalisis efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” pada masing-masing tahapan Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (keinginan), dan Action (tindakan) melalui media sosial instagram. 2. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” melalui media sosial instagram. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan di bidang ilmu komunikasi bisnis, khususnya terkait promosi produk atau jasa melalui media sosial. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai literatur tambahan yang digunakan untuk menulis penelitian lanjutan. 2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal produk-produk yang ditawarkan oleh pengusaha produk pertanian organik. 3. Bagi pengusaha produk pertanian organik, penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan perbaikan dalam meningkatkan kualitas produk serta media komunikasi pemasaran yang digunakan sehingga produk-produk yang ditawarkan oleh pengusaha tersebut akan semakin dikenal masyarakat dan memiliki target pasar yang luas.
5
PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Produk Pertanian Organik Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia buatan pabrik. Menurut Nurhidayati et al. (2008) tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food-safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat makin pesat. Pengembangan pertanian organik di Indonesia dapat menjadi suatu alternatif pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia jangka panjang. Menurut Amaliah (2013) pergeseran sistem pertanian menuju pertanian organik berawal dari dicanangkannya program pemerintah “Go Organik 2010” untuk mempercepat terwujudnya pembangunan agribisnis berwawasan lingkungan (eco-agribisnis) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Pengembangan pertanian organik di Indonesia selanjutnya harus ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar global. Oleh sebab itu komoditi eksotik seperti sayuran dan perkebunan seperti kopi dan teh organik yang memiliki potensi ekspor cukup cerah perlu segera dikembangkan. Selain itu, beberapa komoditi prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta peternakan (Tabel 1). Tabel 1. Komoditas yang layak dikembangkan dengan sistem pertanian organik. No 1 2
Jenis Tanaman Pangan Hortikultura
3
Perkebunan
4
Rempah Obat
5
Peternakan
Komoditi Padi Sayuran : brokoli, kubis merah, petsai, caisin, cho putih, kubis tunas, bayam daun, labu siyam, oyong dan baligo. Buah : nangka, durian, salak, mangga, jeruk, dan manggis. Kelapa, pala, jambu mete, cengkeh, lada vanili dan kopi Jahe, kunyit, temulawak, dan temu-temuan lainnya Susu, telur dan daging
Sumber : Nurhidayati et,al. (2008)
Program “Go Organik 2010” yang dicanangkan pemerintah tersebut memicu para petani untuk melakukan pengembangan usaha. Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan pembentukan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) karena berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008
6 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dalam rangka demokrasi ekonomi, UMKM perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang dan berkeadilan. Promosi Menurut Kusumastuti (2009) komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Dalam kajian pemasaran, dikenal istilah bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, promotion, dan place atau yang biasa dikenal dengan istilah four P’s. Kegiatan promosi suatu produk membutuhkan adanya suatu komunikasi pemasaran yang diimplementasikan melalui bauran promosi (promotional mix).Teknik-teknik tersebut mencakup iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity), dan pemasaran langsung (direct selling). Peran komunikasi dalam transaksi pertukaran adalah sebagai berikut : 1. Memberi informasi dan membuat konsumen menyadari keberadaan produk yang ditawarkan. 2. Mengingatkan konsumen tentang keberadaan produk. 3. Membujuk atau meyakinkan konsumen (pelanggan) dan konsumen potensial untuk melakukan pembelian. 4. Menunjukkan perbedaan (differentiating) produk yang ditawaran oleh suatu perusahaan dengan perusahaan lain. 5. Menghantarkan nilai-nilai sosial pada masyarakat. Dalam sebuah pelaksanaan usaha, promosi merupakan hal yang penting. Promosi dapat dirancang untuk memperkenalkan produk baru, dan juga membangun merek dengan penguatan pesan iklan dan citra perusahaan. Selain itu, promosi dapat mendorong konsumen dengan segera untuk melakukan pembelian. Secara umum tujuan dari promosi penjualan, yaitu : 1. Merangsang permintaan oleh pengguna industri atau konsumen rumah tangga, 2. Memperbaiki kinerja pemasaran dan penjual kembali, 3. Sebagai suplemen periklanan, penjualan tatap muka, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung. Secara spesifik, tujuan promosi adalah agar konsumen mau mencoba menggunakan produk dan mendorong konsumen yang sudah ada supaya menggunakan produk lebih sering. Menurut Kotler (2003) promosi adalah bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Promosi dapat dilakukan menggunakan cara konvensional, berupa promosi secara tatap muka dan menyebarkan informasi melalui media promosi seperti leaflet, brosur dan poster. Menurut Nashrullah (2015) internet berkembang mulai dari sekedar medium penyampaian-penerima pesan menjadi fasilitas untuk membantu pekerjaan, mencari hiburan, dan mengisi waktu luang, tempat mencari informasi, serta sarana untuk melakukan transaksi jual beli. Hal tersebut membuka
7 peluang untuk melakukan promosi dengan memanfaatkan teknologi internet, atau biasa disebut sebagai e-commerce. Menurut Sarwono dan Prihartono (2012) ecommerce adalah penggunaan internet dan web untuk transaksi bisnis yang dilakukan secara digital antar organisasi dengan organisasi atau dengan individual serta antar individual dengan individual. Promosi melalui media online dilakukan untuk meningkatkan kesadaran khalayak mengenai situs yang memasang iklan online tersebut dan pada akhirnya akan mendorong adanya kunjungan (traffic) ke situs tersebut. Media Sosial sebagai Media Promosi Internet merupakan media yang memiliki jangkauan audiens yang luas dan mempunyai interaktivitas yang tinggi. Menurut Kominfo (2013) jumlah pengguna media sosial hingga tahun 2013 tergolong tinggi, dari 63 juta orang yang menggunakan internet, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Jenis media sosial yang dimiliki oleh para pengguna sangat beragam, seperti facebook, twitter, website, blog, instagram, dan sebagainya. Peluang tersebut menjadikan media sosial sebagai media yang dimanfaatkan untuk melakukan pedagangan secara online. Menurut Sarwono dan Prihartono (2012) setiap kegiatan yang berkaitan dengan memasarkan produk atau jasa perusahaan kepada konsumen melalui internet tidak hanya bertujuan untuk menjual produk atau jasa secara online saja, tetapi juga untuk melakukan branding secara online dan membangun hubungan dengan konsumen secara online sehingga tercipta loyalitas konsumen terhadap produk/ jasa yang ditawarkan oleh pihak penjual yang memanfaatkan kemampuan internet berupa keterjangkauan khalayak yang luas. Penggunaan internet dalam promosi sebuah produk atau jasa yang ditawarkan dapat dilakukan dengan memanfaatkan media sosial atau jejaring sosial. Menurut Nashrullah (2015) media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual. Dalam penelitian Riyantoro dan Harmoni (2013) fungsi dari penerapan media sosial berfokus pada koneksi yang akan dibangun oleh satu orang dengan orang lainnya, dimana dapat berupa hubungan sahabat, keluarga, peristiwa atau kegiatan, profesi hingga bisnis dan pekerjaan. Salah satu penggunaan media sosial dalam kegiatan bisnis adalah melalui social media marketing. Menurut Irfan (2014) Social media marketing adalah strategi kegiatan pemasaran menggunakan situs–situs media sosial seperti facebook, twitter, youtube, instagram,website dan sebagainya. Sebagai situs jejaring, media sosial memiliki peran penting dalam pemasaran. Hal ini disebabkan, media sosial dapat memainkan peran komunikasi. Media sosial merupakan salah satu media yang ampuh untuk mempromosikan produk barang dan jasa yang kita miliki. Para konsumen di Indonesia memandang internet adalah salah satu sarana untuk mendapatkan informasi produk dan jasa sebelum mereka melakukan pembelian melalui online. Kehadiran situs media sosial membuka peluang bagi pelaku usaha pertanian organik untuk mempromosikan produk yang akan dijual. Menurut Nashrullah (2015) kehadiran media sosial dalam pemasaran pada era digital bisa dilihat dari
8 dua sisi, yakni sisi pengiklan dan sisi pengguna media sosial. Dari sisi pengiklan, media sosial memberikan tawaran dengan konten yang beragam. Iklan tidak hanya bisa diproduksi dalam bentuk teks, tetapi juga audio, visual, sampai audio-visual. Produksi iklan dan pemanfaatan media sosial cenderung membutuhkan biaya yang lebih murah. Periklanan melalui media sosial akan memberikan arah komunikasi yang lebih interaktif, tidak lagi berjalan satu arah seperti periklanan pada media konvensional atau tradisional. Jangkauan khalayak media sosial pun tak terbatas sehingga semakin besar jumlah dan luas wilayah khalayak yang disasar dalam program pemasaran, semakin terbuka peluang untuk memasarkan produk serta kesempatan produk tersebut dibeli oleh khalayak. Banyak kelebihan yang bisa didapatkan dari promosi melalui media sosial, diantaranya sebagai sarana berkomunikasi dengan konsumen, media promosi, dan membangun merek produk yang dijual. Sebagian besar pelaku usaha memanfaatkan media sosial karena cara penggunaannya yang mudah dan sederhana. Selain itu, biaya promosi pun menjadi lebih efisien atau bahkan sama sekali tanpa biaya. Perbandingan pemasaran menggunakan media sosial dan media tradisional terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan marketing tradisional dan marketing di media sosial Khalayak Biaya pemasaran Target konsumen Jenis media
Waktu
Kebutuhan akan biaya
Marketing tradisional Jumlahnya terbatas, berkaitan dengan demografi pembaca Memerlukan biaya untuk membuat iklan atau membayar durasi Terbatas
Marketing di media sosial Jumlahnya yang cenderung tak terbatas Biaya bisa diminimalkan, bahkan beberapa kasus biaya tak diperlukan Tidak terbatas
Tergantung jenis iklan, apakah audio, visual, atau audio-visual
Sangat beragam dan jenis iklan bisa muncul secara bersamaan Terbatas dan disesuaikan dengan masa Tidak terbatas. Sebuah tayang iklan tersebut di media massa iklan bisa diakses kapan dan dimana saja karena sudah menjadi dan tersimpan di database Cenderung memerlukan biaya dan Biaya bisa ditekan terkadang menjadi anggaran tetap seminimal mungkin. dalam jumlah besar
Sumber : Nashrullah (2015)
Pada umumnya, para pelaku usaha memanfaatkan peran facebook, twitter, website dan instagram untuk mempromosikan barang atau jasanya. Hal ini terlihat dari hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya (Tabel 3). Alasanalasan penggunaan media sosial facebook, twitter, website dan instagram karena keempatnya dinilai mudah dalam pengoperasiannya dan memiliki banyak pengguna aktif yang berasal dari berbagai kalangan. Berdasarkan hasil penelitian Riyantoro dan Harmoni (2013) mengenai Efektivitas Iklan Melalui Jejaring Sosial sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Keripik Pedas Maicih, peran media sosial dalam pemasaran sebuah produk usaha, media sosial digunakan untuk memberi informasi dan membuat konsumen menyadari keberadaan produk yang ditawarkan melalui iklan. Selain itu, juga berfungsi dalam membujuk konsumen
9 potensial untuk melakukan pembelian yang ditandai oleh respon positif konsumen terhadap iklan yang diberikan tersebut. Berdasarkan penelitian Siswanto (2013) tentang Optimalisasi Sosial Media sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil Menengah, kebanyakan pelaku usaha menggunakan lebih dari satu media sosial dalam memasarkan produknya. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan karakteristik dan fitur yang dimiliki oleh masing-masing media sosial. Tujuan penggunaan beragam media adalah agar perusahaan dapat meraih konsumen dan calon konsumen tanpa terbatas komunitas atau pengguna sosial media tertentu. Bahkan beberapa fitur media sosial pada umumnya telah memiliki sistem terintegrasi, sehingga media sosial satu dengan yang lainnya saling terhubung. Tabel 3. Hasil penelitian jenis media sosial dan penggunaannya dalam pemasaran produk No
Judul Penelitian
1.
Efektivitas Penggunaan Media Sosial Twitter sebagai Media Komunikasi Pemasaran STRIKE! COURIER di Samarinda (Irfan 2014) Optimalisasi Sosial Media sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil Menengah (Siswanto 2013)
2.
3.
Pengaruh AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) Terhadap Efektifitas Iklan Online (Survei Pada Pembeli Di Toko Online Adorable Project) (Johar et al. 2015)
Jenis Media Sosial Twitter
Facebook dan Twitter
Instagram, Twitter, Facebook, dan Website
Hasil Penelitian Memberikan informasi terkait layanan jasa Membuat khalayak menjadi tertarik karena melihat pembicaraan orang lain di timeline Membuat khalayak menjadi ingin menggunakan layanan karena pembicaraan antar konsumen dan pesan-pesan yang dikemas secara menarik mempengaruhi khalayak untuk menggunakan layanan jasa karena konsumennya adalah pengguna aktif yang menjadi followers Facebok sebagai media promosi yang memiliki latar belakang pengguna yang bervariasi dari segi umur, profesi, lokasi, tingkat pendidikan, dan penghasilan, sehingga target pasarnya lebih luas dan terbuka Twitter sebagai media promosi yang memiliki memiliki fitur berupa hastag (#), retweet, dan percakapan secara terbuka tentang topik yang menjadi perbincangan banyak orang (trending topic) sehingga dapat menarik konsumen. Media promosi produk accessories wanita (sepatu wanita) Media transaksi antara konsumen yang ingin memesan produk sesuai keinginan (custom) dengan toko Adorable Project.
10 Lanjutan Tabel 3. Hasil penelitian jenis media sosial dan penggunaannya dalam pemasaran produk No
Judul Penelitian
4.
Efektivitas Iklan Melalui Jejaring Sosial Sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Keripik Pedas Maicih (Riyantoro dan Harmoni 2013)
5.
Penerapan ECommerce dalam Proses Komunikasi Pemasaran di Toko East Kalimantan Center Samarinda (Jayanti 2014)
6.
Pembuatan Website Promosi dan Pemesanan Produk pada Home Industry Agro Punung Pacitan (Fristanto 2014)
Jenis Media Sosial
Hasil Penelitian
Membuat pengguna khalayak menjadi suka terhadap iklan yang disampaikan melalui media sosial Memengaruhi pengguna jejaring sosial untuk mencoba membeli produk keripik pedas Maicih Membuat para pengguna jejaring sosial untuk mengingat produk keripik pedas maicih dibandingan pesaingnya Bentuk komunikasi melalui iklan di media sosial sehingga pesan yang dilihat oleh pengguna berefek kuat. Twitter, Bagi Konsumen : Facebook, Media promosi produk untuk Foursquare menginformasikan produk melalui iklan ,Email, dan cerita Blackberry Media informasi lokasi toko Messenger, Media interaksi dan transaksi dengan Instagram konsumen. dan Blog. Bagi Penjual : Meningkatkan pangsa pasar menurunkan biaya operasional toko Melebarkan jangkauan konsumen Memperpendek waktu promosi Meningkatkan pendapatan Website Media promosi produk jamur Media untuk pemesanan yang lebih cepat dan efisien Media yang tegrolong murah sehingga dapat menekan biaya produksi Facebook, Twitter, dan Blog
Aktivitas Promosi melalui Instagram Instagram merupakan media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat. Semenjak instagram diakuisisi oleh facebook pada tahun 2012 penggunanya terus meningkat. Menurut Putri (2013) instagram adalah aplikasi layanan berbagi foto yang memungkinkan pengguna untuk berfoto dan memberi filter lalu menyebarluaskannya di sosial media seperti facebook, twitter, dan lainnya. Nama instagram berasal dari kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata
11 “telegram”, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari “instan-telegram”. Instagram sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik instagram sendiri. Satu fitur yang unik di instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peralatan bergerak. Instagram sebagai media sosial di dunia maya memang dapat memudahkan follower (pengikut) untuk mengetahui update terbaru dari akun instagram yang diikuti nya, jadi meskipun tidak melihat langsung objek foto, jika hasil foto yang di upload di akun instagram tersebut menarik dan bagus pasti banyak follower yang men-follow akun instagram tersebut, namun dalam hal individu atau pengguna instagram tidak dapat melihat langsung aktivitas dari masing-masing pengguna, para follower hanya dapat melihat update dari beranda instagram-nya. Menurut Qashmal dan Ahmadi (2015) media sosial ini memfasilitasi pengguna untuk mengunggah foto dan video beserta effect untuk menunjangnya, ada juga fitur pendukung seperti like dan comment yang tersedia pada setiap foto yang diunggah. Selain itu, instagram pun menyediakan fitur hastag (#) yang disajikan pada caption foto dan video yang diunggah oleh pemilik akun untuk memudahkan pengguna instagram dalam pencarian informasi yang dibutuhkan. Dewasa ini, beberapa pelaku usaha telah menggunakan media sosial instagram dalam mempromosikan ataupun memasarkan produknya kepada konsumen karena dinilai mudah, tanpa biaya pemasaran dan menurut beritagar (2016) pada bulan September 2015, instagram membuka platform-nya kepada bisnis besar maupun kecil di seluruh dunia dan menawarkan solusi periklanan. Melalui instagram, pelaku usaha dapat melakukan aktivitas promosi seperti memberikan informasi melalui pesan yang dikemas semenarik mungkin, menyampaikan informasi yang akurat secara konsisten sehingga komunikasi dengan pelanggan dapat berjalan dengan baik dan interaktif. Menurut Kurniawan (2015) ditinjau dari isi pesan yang disajikan dalam media, beberapa penelitian menghasilkan beberapa aspek penting dalam sebuah aktivitas promosi yaitu frekuensi informasi terkini yang meliputi informasi-informasi berupa foto yang diunggah pelaku usaha melalui instagram; frekuensi feedback pesan yang meliputi intensitas pelaku usaha dalam membalas atau memberi respon atas pertanyaan followers; gaya pesan meliputi isi dari sebuah pesan yang sesuai, lengkap, dan perusasif; daya tarik pesan yang meliputi logo, profile picture, kualitas dan daya tarik dari foto yang di posting; kejelasan informasi yang meliputi kejelasan informasi yang di posting seperti bio, harga, stok barang, lokasi, dan cara pembelian produk. Menurut Kennedy dan Soemanegara seperti yang dikutip oleh Kusumastuti (2009) kegiatan promosi dengan memanfaatkan komunikasi dalam kegiatan pemasaran sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk media yang digunakan, daya tarik pesan, dan frekuensi penyajian. Berdasarkan hasil penelitian Wurinanda (2015) tentang Efektivitas Promosi Produk Ayam Suwir “Si Kentung” melalui
12 twitter menyatakan bahwa aktivitas promosi meliputi frekuensi pesan, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan dan tingkat keakuratan pesan memiliki hubungan dengan efektivitas promosi produk. Efektivitas Instagram sebagai Media Promosi Produk Efektivitas ditunjukkan dari pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan dapat dimengerti oleh pemberi pesan dan penerima pesan. Efektivitas merupakan hasil dari tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Hasil yang semakin dekat dengan sasaran yang diinginkan menunjukkan derajat efektivitas yang semakin tinggi. Dalam penelitian Johar, et al. (2015) yang berjudul “Pengaruh AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) Terhadap Efektivitas Iklan Online” dipaparkan bahwa efektivitas media sosial juga dapat dilihat dari frekuensi kunjungan pelanggan terhadap suatu akun media sosial produk, lama kunjungan, jumlah followers dan retweet pada Twitter, friends dan like pada Facebook, followers, like dan comment pada instagram, serta intensitas interaksi antara pelanggan atau konsumen dengan pelaku usaha. Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengetahui efektivitas iklan sebuah produk atau jasa adalah model AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action). Rancangan AIDA menurut Kusumastuti (2009) berawal dari perancangan pesan untuk menarik perhatian, kemudian membangkitkan minat dan menumbuhkan hasrat, dan tahap terakhir adalah menyarankan tindakan. Menurut Santi (2012) Proses AIDA yang diawali dengan tahap menaruh perhatian terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat atau berminat dengan kebutuhan-kebutuhannya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli atau jasa yang di tawarkan. Tahap - tahap dari proses respon model AIDA seperti yang dikutip oleh Irfan (2014) menurut Kruti S dan Alan D adalah sebagai berikut : 1. Perhatian (Attention) Pada tahap awal, sebagian besar target audiens tidak menyadari produk atau merek dan oleh sebab itu tujuan komunikator adalah membangun kesadaran, mungkin hanya sebuah pengakuan nama dengan pesan sederhana yang mengulangi nama merek, atau memberikan informasi dasar tentang produk. Dalam kategori produk yang relatif baru, fungsi asumsi ini penting dimaksimalkan. 2. Ketertarikan (Interest) Pada tahap ini, konsumen lulus dari kesadaran tentang produk kemudian tertarik dengan produk tersebut. Pemasar perlu mengetahui apa yang konsumen rasakan tentang produk mereka. Minat terhadap produk dapat dibuat dengan menunjukan beberapa fitur unik dari produk, menunjukkan cara kerjanya, menyajikan iklan yang menghibur, menggunakan selebriti populer dll. 3. Keinginan (Desire) Tidaklah cukup hanya membangun minat pada produk. Setelah target audiens menyadari tentang produk dan tertarik, fungsi iklan adalah untuk membuat mereka cenderung kearah positif untuk membeli, dengan
13 menciptakan keinginan dan preferensi untuk produk yang diiklankan. Keinginan dapat dibangun dengan menunjukkan bagaimana produk memenuhi kebutuhan spesifik konsumen dan dengan kreatif melakukan promosi yang berkualitas, nilai dan fitur penting lainnya. 4. Tindakan (Action) Iklan belum memainkan bagiannya sampai mereka telah mencapai tujuan mereka yaitu mendorong target audiens untuk melakukan tindakan. Dalam kebanyakan kasus, tindakan yang diinginkan adalah mendorong konsumen untuk membeli, tetapi dalam kasus tertentu juga bisa untuk menghasilkan pertanyaan, menyebabkan kunjungan ritel, menunjukkan partisipasi dalam promosi dll. Iklan yang membangun merek atau citra, tidak akan langsung mendapatkan tindakan untuk pembelian, tetapi akan menciptakan preferensi dan keinginan yang pada akhirnya akan menghasilkan pembelian. Hal ini merupakan strategi jangka panjang. Di sisi lain, pembicaraan atau promosi iklan langsung melalui penawaran insentif kepada konsumen jika mereka langsung membeli produk, hal ini merupakan strategi jangka pendek. Penggunaan model AIDA sebagai alat ukur efektivitas media promosi dapat dikur menggunakan indikator dari beberapa faktor menurut Johar et al. (2015),faktor-faktor tersebut diantaranya (1) Attention (perhatian) dapat diukur dari perilaku konsumen yang memberikan komentar ketika melihat iklan dan menyukai iklan dengan memberi tanda pada media sosial tersebut. (2) Interest (ketertarikan) dapat terlihat dari durasi konsumen dalam melihat iklan, membaca iklan media sosial, mengetahui produk, melihat-lihat katalog, dan memilih produk pada catalog. (3) Desire (keinginan) terlihat saat konsumen menyimpan informasi kontak penjual, menghubungi penjual untuk mencari informasi poduk, dan menghubungi penjual untuk membeli barang tersebut. (4) Action (tindakan) dapat diukur melalui perilaku konsumen dalam melakukan transaksi pembelian online, mengisi formulir pembelian produk, mengirimkan data pribadi ke penjuak, dan memutuskan pembayaran. Perilaku Penggunaan Media Sosial Perilaku komunikasi menurut Gould dan Kolb yang dikutip oleh Pratiwi (2013) merupakan tindakan atau respon dalam lingkungan dan situasi komunikasi yang ada, seperti cara-cara berfikir, berpengetahuan dan berwawasan, berperasaan dan bertindak atau melakukan tindakan yang dianut oleh seseorang, keluarga atau masyarakat dalam mencari dan menyebarkan informasi. Perilaku komunikasi dapat berarti tindakan atau respon seseorang terhadap sumber dan pesan jika dilihat dari model komunikasi linier. Perilaku komunikasi seseorang akan menjadi kebiasaan perilaku seseorang dalam mencari informasi. Menurut Rogers seperti yang dikutip Pratiwi (2013) perilaku komunikasi dapat dilihat dengan beberapa variabel yaitu partisipasi dalam kegiatan sosial, jaringan komunikasi interpersonal, kosmopolitan, kontak dengan agen perubahan, keterdedahan pada media massa, dan keterdedahan pada saluran interpersonal. Keterdedahan pada media merupakan keterbukaan seseorang terhadap perkembangan teknologi dan informasi. Menurut KBBI, keterdedahan berasal dari kata “dedah” atau “terdedah” yang berarti terbuka. Menurut Gifary dan Kurnia (2015) terpaan media merupakan kegiatan menerima (membaca, mendengar,
14 menonton) pesan (secara aktif/pasif). Penerima pesan secara aktif melibatkan perhatian. Keterdedahan media perlu dilihat dalam mengukur bagaimana sebuah pesan yang terdapat pada media dapat sampai kepada penerima pesan. Seseorang yang terdedah informasi melalui media akan cenderung lebih responsif terhadap informasi-informasi yang didapatkan. Keterdedahan media dapat dilihat dari aktivitas penggunaan media serta alasan yang melatarbelakangi (motivasi) seseorang dalam mengakses media yang dipilihnya. Aktivitas penggunaan media yang dilakukan oleh khalayak aktif terlihat dari pemilihan media apa yang akan diakses. Menurut Nashrullah (2015) khalayak memiliki kekuatan untuk menentukan medium mana yang akan diakses. Selain itu, aktivitas penggunaan media dapat dilihat dari frekuensi penggunaan media. Menurut Gifary dan Kurnia (2015) frekuensi penggunaan media menggambarkan data khalayak tentang berapa kali mengakses media dalam satu minggu, satu bulan atau satu tahun. Menurut Nashrullah (2015) setiap khalayak memiliki kesadaran sepenuhnya dalam memilih media. Kesadaran yang dimiliki ini mendasari pilihan-pilihan terhadap media dan khalayak tidak serta merta langsung memilih tanpa adanya dasar, seperti minat atau pun motif. Pengguna aktif media sosial memiliki alasan yang melatarbelakangi atau memotivasi penggunaan media untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing pengguna. Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang dan memengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk atau jasa. Menurut Sumarwan (2011) karakteristik konsumen dapat dibedakan berdasarkan karakteristik sosial, ekonomi dan demografi konsumen. Karakteristik konsumen berdasarkan karakteristik demografi dan ekonomi adalah : 1. Usia : memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. 2. Jenis Kelamin : sifat fisik responden yang tercatat dalam kartu identitas, yaitu laki-laki atau perempuan. 3. Pendidikan : Tingkat pendidikan seseorang akan memengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang, bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi, pendidikan juga mempengaruhi konsumen dalam pilihan produk maupun merek. 4. Pendapatan : merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya. Pendapatan konsumen akan menjadi indikator penting besarnya jumlah produk yang busa dibeli konsumen. Berdasarkan penelitian Santi (2012) tentang Hubungan Karakteristik Sosial Demografi Konsumen dengan Respon terhadap Stimuli Komunikasi Pemasaran (Produk bancassurance AIA-BCA) menunjukkan bahwa variabel selain jenis kelamin (usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, tempat kerja, status keluarga,
15 jumlah anak, total pengeluaran keluarga per bulan) memiliki hubungan signifikan dengan stimuli AIDA pada produk Bancassurance AIA-BCA. Kerangka Pemikiran Instagram merupakan salah satu media promosi yang digunakan oleh usaha “Bee Organic Food” untuk memberi informasi dan membuat konsumen menyadari dan tertarik akan keberadaan produk yang ditawarkan. Promosi akan efektif jika pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh followers. Efektivitas media promosi produk “Bee Organic Food” melalui media sosial instagram dapat diukur menggunakan model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) untuk melihat sejauhmana tahapan sikap followers instagram. Efektivitas media promosi instagram dalam mempromosikan produk “Bee Organic Food” diduga akan memiliki hubungan dengan aktivitas promosi penjualan yang terdiri dari tingkat daya tarik pesan, gaya pesan yang digunakan, keakuratan dan kejelasan informasi yang disajikan, frekuensi penyampaian pesan di media sosial, dan frekuensi feedback pesan. Selain aktivitas promosi, efektivitas promosi pun diduga memiliki hubungan dengan karakteristik followers yang dilihat dari karakteristik demografi dan karakteristik ekonomi responden, berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Perilaku penggunaan media sosial, seperti aktivitas akses media sosial dan motivasi akses media sosial pun diduga memiliki hubungan dengan efektivitas media sosial instagram dalam promosi produk. Serangkaian hubungan dapat digambarkan seperti Gambar 1. Karakteristik Followers (X.1) X.1.1 Jenis Kelamin X.1.2 Usia X.1.3 Tingkat Pendidikan X.1.4 Tingkat Pendapatan Perilaku Penggunaan Media Sosial (X.2) X.2.1 Aktivitas Mengakses Media Sosial X.2.2 Motivasi Mengakses Media Sosial Aktivitas Promosi (X.3) X.3.1 Tingkat Daya Tarik Pesan X.3.2 Gaya Pesan X.3.3 Tingkat Keakuratan dan Kejelasan Pesan X.3.4Frekuensi Penyampaian Pesan X.3.5 Frekuensi Feedback Pesan
Keterangan : : berhubungan Gambar 1. Kerangka Analisis
Efektivitas Media Promosi Instagram (Y.1) Konsep AIDA Y.1.1 Attention Y.1.2 Interest Y.1.3 Desire Y.1.4 Action
16 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini disajikan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan positif antara karakteristik followers (usia, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan) dengan masing-masing tahapan efektivitas promosi (attention, interest, desire, dan action). 2. Terdapat perbedaan hubungan antara jenis kelamin followers instagram dalam masing-masing tahapan efektivitas promosi (attention, interest, desire, dan action). 3. Terdapat hubungan positif antara perilaku penggunaan media sosial (aktivitas mengakses media sosial, dan motivasi mengakses media sosial) dengan masing-masing tahapan efektivitas promosi (attention, interest, desire dan action). 4. Terdapat hubungan positif antara aktivitas promosi (tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, tingkat keakuratan dan kejelasan pesan, dan frekuensi feedback pesan) dengan masing-masing tahapan efektivitas promosi (attention, interest, desire, dan action). Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan skala pengukurannya. Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut : 1. Karakteristik followers adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang dan memengaruhi perilaku followers instagram. Karakteristik followers dapat diukur melalui beberapa variabel. Variabel-variabel tersebut meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. a. Jenis Kelamin adalah sifat fisik responden yang tercatat dalam kartu identitas, yaitu laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin tersebut diukur dengan menggunakan jenis data nominal. - Laki-laki (Kode 1) - Perempuan (Kode 2) b. Usia adalah lama hidup responden pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam satuan tahun. Jenis data pada variabel ini adalah data ordinal yang dikategorikan menjadi : - Usia muda (skor 1) : 20 – 25 tahun - Usia sedang (skor 2) : 26 – 31 tahun - Usia dewasa (skor 3) : > 31 tahun c. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh responden sampai dengan waktu saat penelitian berlangsung. Tingkat pendidikan tersebut diukur dengan menggunakan jenis data ordinal yang dikategorikan menjadi : - Rendah (skor 1) : SMA/SMK/ Sederajat - Sedang (skor 2) : Diploma - Tinggi (skor 3) : S1, S2, S3 d. Tingkat pendapatan adalah jumlah pendapatan responden yang sudah bekerja atau jumlah uang saku responden yang belum bekerja dalam
17 jangka waktu tertentu sampai dengan waktu saat penelitian berlangsung. Tingkat pendapatan tersebut diukur dengan skala ordinal yang dikategorikan menjadi : - Rendah (skor 1) : ≤ Rp.2.000.000 - Sedang (skor 2) : > Rp.2.000.000 – Rp.6.000.000 - Tinggi (skor 3) : > Rp.6.000.000 2. Perilaku penggunaan media sosial adalah sikap dan tindakan seorang pengguna aktif media sosial dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Perilaku penggunaan media sosial dapat diukur melalui keterdedahan individu terhadap media melalui beberapa variabel. Variabel-variabel tersebut meliputi aktivitas mengakses media sosial dan motivasi mengakses media sosial. a. Aktivitas mengakses media sosial adalah banyaknya waktu yang digunakan untuk mengakses media sosial, serta banyaknya media sosial yang dimiliki dan aktif digunakan oleh pengguna aktif media sosial dalam mengakses dan menggunakan beragam akun media sosial disaat penelitian berlangsung. Aktivitas akses media sosial terlihat dari jumlah media sosial yang dimiliki dan aktif digunakan. Aktivitas media sosial dapat diukur dengan skala ordinal yang dikategorikan menjadi : - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 3 - 8 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 9 - 15 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 16 - 22 b. Motivasi mengakses media sosial adalah faktor yang mendorong pengguna media sosial untuk mengakses situs media sosial. Pengukuran pada variabel ini menggunakan pengukuran skala ordinal diantaranya adalah mencari informasi, memberi informasi, mengisi waktu luang, mencari hiburan, menjalin silaturahmi, dan melakukan aktivitas jual beli online yang dikategorikan sebagai berikut : - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 1 - 3 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 4 - 6 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 7 - 9 3. Aktivitas Promosi mencakup segala upaya yang dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk memberi informasi, menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh peningkatan penjualan produk melalui pesan-pesan yang dikirim menggunakan media. Aktivitas Promosi yang dilakukan melalui media sosial instagram terdiri atas tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, tingkat keakuratan dan kejelasan pesan, frekuensi feedback pesan, frekuensi penyampaian pesan. a. Tingkat daya tarik pesan merupakan kemampuan pesan untuk menyampaikan informasi promosi produk kepada followers dilihat dari komposisi logo, profile picture, caption, hastag dan kualitas foto sehingga mendapat respon positif terhadap promosi penjualan yang disampaikan. Tingkat daya tarik pesan diukur dengan skala ordinal. Pengukuran tingkat daya tarik pesan dilakukan dengan memberikan penilaian yang dikelompokkan ke dalam kategori : - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 6 – 11 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 12 – 17 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 18 – 23
18 b. Gaya pesan merupakan cara penyampaian pesan melalui media meliputi tata bahasa, tata kalimat, kesesuaian dan bersifat persuasif. Gaya pesan diukur dengan skala ordinal. Pengukuran gaya pesan dilakukan dengan memberikan penilaian yang dikelompokkan ke dalam kategori : - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 7 – 13 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 14 – 20 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 21 - 28 c. Tingkat keakuratan dan kejelasan pesan merupakan kesesuaian dan kejelasan pesan yang disampaikan melalui media dengan keadaan yang sebenarnya. Keakuratan pesan diukur dengan skala ordinal. Pengukuran tingkat keakuratan pesan dilakukan dengan memberikan penilaian yang dikelompokkan ke dalam kategori : - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 8 - 15 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 16 – 23 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 24 - 32 d. Frekuensi penyampaian pesan yaitu banyaknya posting foto dan promosi produk organik “Bee Organic Food” dan rutinnya admin mengirimkan pesan melalui media sosial instagram dalam jangka waktu tertentu. Frekuensi penyampaian pesan diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian yang dikelompokkan ke dalam kategori : - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 1 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 2 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 3 – 4 e. Frekuensi feedback pesan yaitu banyak dan rutinnya admin memberikan respon atau membalas comment yang berhubungan dengan informasi produk dan promosi produk organik “Bee Organic Food”. Frekuensi feedback pesan diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian yang dikelompokkan ke dalam kategori : - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 4 - 6 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 7 - 10 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 11 - 14 4. Efektivitas media promosi adalah hasil dari sasaran yang ingin dicapai melalui penyampaian pesan oleh pelaku promosi kepada penerima pesan sehingga makna pesan yang disampaikan dimengerti oleh pemberi dan penerima pesan. Efektivitas promosi memengaruhi sikap konsumen dalam merespon pesan-pesan yang disampaikan melalui media sosial instagram. Efektivitas media promosi dapat diukur menggunakan beberapa variabel. Pengukuran pada variabel ini menggunakan pengukuran skala ordinal. Variabel-variabel tersebut diantaranya : a. Attention (perhatian) adalah tahapan awal dimana konsumen sadar dan memberi perhatian terhadap sebuah produk. Attention dapat terlihat dari aktivitas konsumen berupa menjadi followers akun instagram “Bee Organic Food”, dan memperhatikan posting yang diunggah dalam timeline oleh penjual usaha produk organik “Bee Organic Food”. Rentang skor untuk attention adalah : - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 1 - 2
19 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 3 - 4 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 5 - 6 b. Interest (ketertarikan) merupakan sebuah tahapan lanjutan dari tahap attention dimana konsumen lulus dari tahap kesadaran tentang produk yang dipromosikan kemudian muncul ketertarikan dari diri konsumen terhadap produk tersebut. Interest dapat terlihat dari aktivitas konsumen membuka profil instagram dan membaca informasi produk-produk yang dijual “Bee Organic Food” melalui instagram, hingga munculnya rasa penasaran konsumen setelah melihat aktivitas promosi produk “Bee Organic Food”. Rentang skor untuk interest adalah: - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 7 – 16 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 17 – 26 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 27 - 36 c. Desire (keinginan) merupakan sebuah tahapan lanjutan dari tahap interest berupa keinginan yang timbul karena adanya proses pertukaran yang menarik bagi konsumen. Desire dapat dilihat dari keinginan membeli yang tumbuh setelah mengetahui promosi instagram “Bee Organic Food”, dan merasa tertarik sehingga memiliki keingintahuan yang tinggi pada produk, seperti menghubungi penjual untuk mencari informasi produk, hingga menghubungi penjual untuk membeli barang tersebut. Rentang skor untuk desire adalah : - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 37 - 43 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 44 - 50 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 51 - 57 d. Action (tindakan) merupakan tahap akhir setelah desire berupa tindakan untuk membeli dengan melakukan suatu keputusan pembelian. Action dapat dilihat dari tindakan membeli konsumen yang ditandai dengan aksi nyata konsumen membeli produk setelah melihat aktivitas promosi melalui instagram “Bee Organic Food” hingga merekomendasikan kepada teman/kerabat. Rentang skor untuk action adalah : - Rendah (skor 1) : total skor jawaban 58 - 61 - Sedang (skor 2) : total skor jawaban 62 - 65 - Tinggi (skor 3) : total skor jawaban 66 – 69
20
21
PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian Penelitian mengenai efektivitas media promosi melalui instagram ini merupakan penelitian kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya data dan informasi yang diperoleh. Unit analisis penelitian adalah individu. Metode kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam dengan informan, observasi lapang dan penelusuran dokumen. Pendekatan kuantitatif yang dilakukan adalah dengan metode survei kepada responden. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif dikombinasikan dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti. Apabila informasi kuantitatif yang diperoleh dalam bentuk tabel lalu ditambahkan dengan informasi kualitatif, maka gambaran tentang fenomena sosial yang disajikan dalam tabel tersebut menjadi semakin jelas dan semakin hidup, dan nuansa-nuansa fenomena sosial dapat ditampilkan. Lokasi dan Waktu Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Usaha Mikro yang bergerak dibidang produk makanan organik “Bee Organic Food” yang menjual beragam jenis makanan organik. Usaha tersebut berlokasi di Depok, Jawa Barat. Pemilihan produk organik “Bee Organic Food” sebagai objek penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan beberapa pertimbangan, yang meliputi : 1. Makanan Organik “Bee Organic Food” merupakan salah satu jenis usaha mikro di bidang kuliner yang tergolong baru dan sukses dalam menjalankan usaha, 2. Makanan organik “Bee Organic Food” menggunakan media sosial instagram sebagai alat promosi utama dalam pemasaran produknya baik untuk penyampaian informasi produk, pemesanan, dan media interaksi dengan konsumen, 3. Penggunaan instagram “Bee Organic Food” tergolong aktif sejak awal pembukaan penjualan produk hingga saat ini dan sudah memiliki banyak followers, 4. Produk Organik “Bee Organic Food” membantu pemasaran hasil pertanian lokal (sayuran,buah,dan pangan organik lainnya) yang diolah dan menghasilkan inovasi produk yang banyak diminati. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu enam bulan, terhitung mulai bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016 (Lampiran 2). Kegiatan dalam penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, siding skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.
22 Teknik Pemilihan Responden dan Informan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh followers akun instagram “Bee Organic Food” (@beeorganicfood). Responden dalam penelitian ini adalah followers akun instagram @beeorganicfood dengan kriteria pemilik aktif akun instagram, dan bersedia untuk mengisi kuesioner online. Unit analisis dari responden yang dipilih adalah individu. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 70 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan prosedur accidental sampling, yaitu teknik dimana peneliti memilih sampel secara spontanitas atau siapa saja yang dianggap dapat mewakili populasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan . Sementara itu, informan dalam penelitian ini adalah pemilik sekaligus pendiri dari usaha produk organik “Bee Organic Food” yang memiliki kriteria dapat memberikan penjelasan mengenai informasi dan data mengenai produk makanan organik “Bee Organic Food” serta bersedia untuk diwawancarai. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan langsung di lapangan dari responden dengan menggunakan instrumen kuesioner online yang ditujukan kepada followers akun instagram @beeorganicfood yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan dari informan melalui wawancara mendalam mengenai dokumen pemilik usaha dengan panduan pertanyaan (Lampiran 5) yang ditujukan kepada pemilik usaha makanan organik “Bee Organic Food”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data dari berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal penelitian, skripsi dan internet. Teknik pengumpulan data pada metode kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online kepada responden sesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada kuesioner online di bit.ly/beeorganicfood. Penelitian kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan serta penelusuran dokumen. Kuesioner sudah diujikan dahulu kepada 10 orang followers akun instagram “Bee Organic Food” di luar dari responden yang diteliti. Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0.821. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data kuantitatif. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh secara kualitatif seperti profil usaha “Bee Oranic Food” dan data sekunder lainnya dideskripsikan dan diinterpretasikan. Data primer yang diperoleh secara kuantitatif di lapangan diolah melalui proses pengolahan data meliputi proses pembuatan kode, pemberian skor dan kemudian dimasukkan ke dalam SPSS Statistic 20.0 dan Microsoft Excel 2007. Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
23 1. Analisis deskriptif kualitatif, digunakan untuk menggambarkan kegiatan promosi yang dilakukan oleh “Bee Organic Food” melalui media sosial instagram dengan wawancara mendalam kepada informan yang ditentukan secara sengaja yang dalam hal ini adalah pemilik usaha “Bee Organic Food”. Data primer yang diperoleh secara kualitatif dikumpulkan kemudian dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan, penyederhanaan, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu. Reduksi data dilakukan menurut data kualitatif yang diperoleh. Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan. Penyajian data berupa narasi, tabel dan diagram. Verifikasi adalah langkah terakhir yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi. Verifikasi dilakukan dengan mendiskusikan hasil olahan data kepada informan, dan dosen pembimbing. Seluruh hasil penelitian pada akhirnya dituliskan dalam laporan skripsi. 2. Analisis statistik deskriptif, digunakan untuk menggambarkan aktivitas promosi yang meliputi tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, tingkat keakuratan dan kejelasan pesan, frekuensi feedback pesan, frekuensi penyampaian pesan; karakteristik followers yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan; perilaku penggunaan media sosial meliputi aktivitas mengakses media sosial dan motivasi mengakses media sosial, serta efektivitas media promosi instagram dengan konsep AIDA (attention, interest, desire, action). 3. Analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan uji chi-square. Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas promosi (tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, tingkat keakuratan dan kejelasan pesan, frekuensi feedback pesan, frekuensi penyampaian pesan), karakteristik followers (usia, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan) dan perilaku penggunaan media sosial (aktivitas mengakses media sosial, dan motivasi mengakses media sosial ) dengan efektivitas media promosi instagram melalui konsep AIDA (attention, interest, desire, dan action). Hasil data ini diolah melalui uji korelasi Rank Spearman karena variabel-variabel tersebut menggunakan skala ordinal. Pengolahan data untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin dari karakteristik followers dengan efektivitas media promosi instagram melalui konsep AIDA menggunakan analisis data chi-kuadrat (Chi-square). Analisis tersebut digunakan karena jenis data pada jenis kelamin adalah data nominal.
24
25
GAMBARAN UMUM Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Usaha “Bee Organic Food” merupakan salah satu bentuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang termasuk ke dalam skala usaha mikro dan bergerak di bidang kuliner. Awal mula usaha dimulai sejak November 2013, namun penjualan masih dilakukan secara personal dengan membagikan brosur dan mengirimkan jaringan pribadi kepada teman ataupun kerabat di sekitaran tempat tinggal. Penjualan personal yang dilakukan oleh sepasang suami istri, Luthfi dan Dewi pun dirasa kurang berkembang. Pada bulan Januari 2014 usaha “Bee Organic Food” ini mulai menjalani usaha secara serius dengan memanfaatkan media sosial sebagai media transaksi jual beli produk organik. Usaha yang pada awalnya hanya menjual ayam organik dan beras organik ini merintis usahaya berdasarkan pengalaman pribadi yang mulai prihatin dan gelisah dengan banyaknya zat-zat kimia berbahaya yang terkandung dalam Ayam broiler. Ketersediaan stok bahan-bahan makanan tanpa zat kimia berbahaya di swalayan pun terbatas dan sulit dicari, hal tersebut dimanfaatkan oleh Luthfi untuk membuka usaha “Bee Organic Food” yang memiliki konsep One Stop Organic Food Online Shop, yakni toko “Bee Organic Food” memiliki peran sebagai toko serba ada yang akan menyediakan setiap kebutuhan makanan organik keluarga Indonesia dengan hanya satu kunjungan. Nama “Bee Organic Food” sendiri berasal dari kata bee yang berarti “lebah madu”, yakni hewan yang sangat memilih sumber bahan makanannya dan senantiasa memilih bunga-bunga yang baik untuk diambil sari nya. Lebah madu tidak pernah mengganggu makhluk hidup lain kecuali untuk membela diri, ketika dia diganggu. Dari perutnya dihasilkan minuman (madu) yang sangat bermanfaat dan dapat mengobati berbagai macam penyakit. Lebah madu adalah hewan yang memberikan manfaat bagi alam. Falsafah tersebut menjadikan “Bee Organic Food” sebagai tempat yang bermanfaat bagi seluruh keluarga Indonesia untuk memilih produk makanan organik dan makanan sehat yang bebas pestisida, bebas bahan pengawet, bebas zat kimia tambahan, dan bebas rekayasa genetika.
Sumber : www.beeorganicfood.com
Gambar 2. Logo produk organik “Bee Organic Food” Usaha yang memiliki visi menyediakan makanan organik untuk semua kalangan ini menjual beragam produk makanan organik seperti ayam organik, beras organik, nugget, bakso, sayuran dan buah-buahan organik, bumbu dapur, telur ayam, abon, bubur anak, superfood, dan beragam makanan cemilan yang tidak menggunakan zat pengawet ataupun zat-zat kimia yang membahayakan
26 tubuh manusia. Pemilik usaha menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk melengkapi persediaan kebutuhan pangan keluarga Indonesia. Salah satu bentuk kerja sama yang dilakukan adalah dengan pihak Bukit Cikoneng Farm yang memasok sayur mayur dan buah-buahan lokal yang segar dan bebas pestisida. Selain itu, pemilik usaha juga bekerjasama dengan pihak pengiriman barang, seperti JNE, wahana, dan kurir Gojek untuk mengirimkan barang pesanan kepada konsumen. Tarif pengiriman barang disesuaikan dengan jumlah barang (kg) dan domisili konsumen. Keseriusan usaha “Bee Organic Food” semakin terlihat sejak April 2015 dimana usaha ini diambil alih oleh Luthfi untuk pengelolaannya secara penuh, dari pekerjaan customer service, packing, pengiriman dan pemesanan ke supplier, yang sebelumnya tugas tersebut dilakukan oleh sang istri (Dewi). Pada Agustus 2015 pemilik usaha mulai membuka gerai yang terletak di Bukit Mampang Residence D/7, Grogol, Limo, Depok, Jawa Barat. Usaha yang berkembang semakin pesat ini mengalami peningkatan omset secara signifikan sekitar ≥75 persen atau sebesar Rp 28 juta per bulannya, terutama sejak pengelolaanya diambil alih oleh Luthfi secara penuh. Saat ini, usaha yang pernah memiliki dua pegawai sebagai admin dan kurir untuk pengiriman ini sudah tidak diambil alih oleh Luthfi, dan usaha kembali dilakukan oleh sang istri, Dewi. Perkembangan usaha produk organik semakin berkembang, hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya konsumen yang mulai mengetahui keberadaan Online Shop “Bee Organic Food” sang penjual bahan-bahan makanan organik. Media Promosi Produk Organik “Bee Organic Food” Penjualan produk organik “Bee Organic Food” awalnya hanya dengan mengirimkan broadcast atau jaringan pribadi melalui Blackberry Messenger (BBM) dan Whatsapp. Selanjutnya pemilik usaha pun menambah strategi dengan membagikan brosur secara door to door di perumahan sekitar tempat tinggalnya. Namun, metode door to door ini dirasa kurang efektif karena perbandingan antara biaya cetak brosur dengan pendapatan yang masuk dari pembelian tidak sebanding. Pemilik usaha mencoba mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan media sosial instagram, karena berdasarkan informasi yang didapatkannya bahwa instagram merupakan media sosial yang sedang marak digunakan sebagai media jual-beli secara online dan penggunaannya pun tidak terlalu rumit. Sejak Maret 2015 pemilik usaha mulai memanfaatkan media sosial lainnya, seperti fanpage facebook, twitter dan website sebagai media promosi produk organik “Bee Organic Food”. Akun instagram “Bee Organic Food” adalah @beeorganicfood yang telah digunakan sejak awal pendiriannya pada awal tahun 2014. Saat ini, terhitung dari bulan Juni 2016 followers @beeorganicfood berjumlah 8427 akun dan jumlah following-nya sebanyak 4878 akun. Profil instagram “Bee Organic Food” (Gambar 3) banyak memuat foto tentang informasi produk-produk organik yang ditawarkan. Pada bagian bio instagram @beeorganicfood tertulis informasi produk yang dijual, kontak yang dapat dihubungi, alamat lengkap gerai penjualan, jam operasional, serta URL website “Bee Organic Food”.
27
Sumber : instagram @beeorganicfood
Gambar 3. Tampilan profil akun instagram @beeorganicfood Instagram “Bee Organic Food” mempromosikan makanan-makanan organik dalam bentuk gambar dengan menggunakan caption sebagai penjelasan dari foto yang di-posting. Caption dalam foto pada umumnya menjelaskan harga produk, ukuran produk, manfaat produk, cara pemesanan produk, dan sebagainya. Admin instagram pun menyertakan hastag dengan kata kunci yang sesuai dengan gambar produk dalam setiap foto yang di-posting agar memudahkan seseorang yang sedang melakukan pencarian produk organik pada menu search hastag. Selain itu, “Bee Organic Food” pun mem-posting foto berupa makanan hasil olahan produk, serta pendapat atau testimoni dari para pelanggan dengan tujuan untuk menarik perhatian dan kepercayaan para calon pembeli lainnya. Selain foto, instagram “Bee Organic Food” pun mem-posting video dalam profilnya, seperti video aktivitas penjualan serta video dibalik layar perdagangan ayam yang tidak sehat. Usaha “Bee Organic Food” melakukan promosi rutin setiap harinya dengan mem-posting foto minimal 2x dalam sehari. Promosi pun dilakukan dengan mengikuti kegiatan Shoutout for Shoutout (SFS) pada group line, yakni beberapa online shop tergabung dalam satu grup dan saling mempromosikan produk jualannya pada akun instagram masing-masing secara gratis dengan beberapa persyaratan tertentu. Selain itu, produk organik “Bee Organic Food” pun melakukan promosi dengan mengikuti kegiatan bazar serta memberikan diskon produk seperti BUY 2 GET 1 FREE untuk konsumen. Kegiatan endorsement kepada selebriti ataupun akun-akun yang memiliki banyak followers instagram yang sedang marak dilakukan oleh online shop pada umumnya pun turut dilakukan oleh “Bee organic Food” untuk meningkatkan jumlah followers serta penjualan produk organik. Usaha “Bee Organic Food” pun melakukan promosi dengan mengikuti iklan berbayar atau yang lazim diketahui dengan istilah paid
28 promote. Paid promote yang dilakukan dengan membayar akun yang memiliki banyak followers untuk mempromosikan akun instagram @beeorganicfood sesuai tarif dan durasi yang sudah ditentukan sesuai dengan target followers yang ingin didapat. Usaha-usaha tersebut dilakukan oleh “Bee organic Food” sebagai strategi untuk menarik perhatian para calon pembeli agar mengetahui dan membeli beragam produk organik yang ditawarkan. Berikut (Gambar 4) adalah salah satu contoh foto produk yang di-posting di instagram.
Sumber : instagram @beeorganicfood
Gambar 4. Foto promosi produk organik pada @beeorganicfood
29
KARAKTERISTIK FOLLOWERS, PERILAKU PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN AKTIVITAS PROMOSI Karakteristik Followers Followers instagram selaku responden yang mengisi kuesioner online memiliki karakteristik yang digolongkan ke dalam jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Responden dalam penelitian ini adalah followers dari akun instagram @beeorganicfood yang bersedia mengisi kuesioner online di bit.ly/beeorganicfood yang dilakukan selama dua minggu terhitung tanggal 7 April 2016. Followers tersebut diasumsikan telah melihat, memperhatikan, dan terstimulsi oleh kegiatan promosi yang dilakukan oleh usaha organik “Bee Organic Food melalui foto atau video di instagram. Karakteristik followers instagram dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel yaitu 1) jenis kelamin, 2) usia, 3) tingkat pendidikan, dan 4) tingkat pendapatan. Berikut Tabel 4 yang menyajikan data jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik. Tabel 4. Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik Karakteristik Followers Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
Laki-Laki Perempuan
4 66
5.71 94.29
Usia
20 - 25 tahun 26 - 30 tahun >30 tahun
22 28 20
31.43 40.00 28.57
Tingkat Pendidikan
SMA Diploma S1/S2/S3
11 9 50
15.71 12.86 71.43
Tingkat Pendapatan
≤ Rp 2.000.000,> Rp2.000.000 – Rp 6.000.000,> Rp 6.000.000,-
12 43 15
17.14 61.43 21.43
70
100.00
Total
Kategori
Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan sifat fisik responden yang tercatat dalam kartu identitas, yaitu laki-laki atau perempuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 70 orang responden, terdapat 66 orang (94.29 persen) responden berjenis kelamin perempuan. Sementara itu, jumlah responden laki-laki hanya berjumlah 4 orang atau 5.71 persen. Hal tersebut didukung oleh hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) (2015) tentang profil pengguna internet Indonesia 2014 yang menyatakan bahwa pengguna internet dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan pengguna dengan jenis kelamin laki-laki, yakni perempuan sebesar 51 persen dan laki laki sebesar 49 persen. Jumlah responden
30 berdasarkan jenis kelamin memiliki perbedaan yang cukup signifikan antara jumlah responden perempuan dan laki-laki. Hal tersebut disebabkan oleh beragam jenis produk organik yang ditawarkan merupakan jenis produk olahan yang biasa digunakan oleh perempuan atau ibu muda sebagai sajian makanan untuk keluarga. “…kalo followers instagram dan konsumen kita sih banyaknya perempuan mbak, soalnya kan produk yang kita jual itu bahan makanan ya, jadi biasanya ibu-ibu muda yang suka belinya…” (DW, pemilik usaha “Bee Organic Food”) Perempuan merupakan pihak yang berperan besar dalam pengambilan keputusan pembellian. Saat akan membeli suatu barang, perempuan akan mencari informasi sebanyak-banyaknya dengan bertanya kepada teman atau tenaga penjual untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, dilihat dari penggunaan instagram sebagai media promosi, followers akun produk organik “Bee Organic Food” lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan. Usia Usia adalah lama hidup responden pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam satuan tahun. Dalam penelitian ini, usia terbagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1) usia muda (20-25 tahun), 2) usia sedang (26-30 tahun), dan 3) usia dewasa (>30 tahun). Berdasarkan hasil penelitian, dari 70 orang responden diketahui bahwa usia termuda yaitu 20 tahun, sedangkan usia tertua adalah 42 tahun. Terlihat pada Tabel 4 bahwa sebagian besar responden berada pada kategori usia sedang (26-30 tahun). Hal tersebut disebabkan oleh rata-rata konsumen merupakan pengguna media sosial instagram aktif yang berasal dari kalangan usia sedang yang telah menjadi wanita karir ataupun sebagai ibu muda. Kategori usia muda (20-25 tahun) rata-rata adalah seorang mahasiswa atau fresh graduate yang juga aktif menggunakan media sosial instagram. Sementara itu, untuk kategori usia dewasa (>30 tahun) kebanyakan berasal dari pengguna aktif instagram yang senang berbagi momen keluarga melalui media sosial dengan profesi yang semakin matang. Menurut beritagar (2016), Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna instagram terbanyak, dan 89 persen pengguna layanan instagram berasal dari kalangan usia 18-34 tahun. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh responden sampai dengan waktu saat penelitian berlangsung. Tingkat pendidikan tersebut terbagi menjadi tiga jenjang, yaitu 1) SMA/SMK/Sederajat, 2) Diploma, 3) S1/S2/S3. Dari ketiga jenjang tingkat pendidikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 bahwa responden yang merespon kuesioner online kebanyakan berada pada jenjang pendidikan Sarjana/Pascasarjana, yaitu sebanyak 50 orang atau mencapai 71.43 persen dari seluruh total jumlah responden. Persentase dan jumlah menunjukkan bahwa kecenderungan responden yang mengisi kuesioner online adalah pada jenjang S1/S2/S3. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Jenis produk berupa bahan-bahan makanan organik yang dijual pun sesuai dengan kebutuhan responden yang memiliki jenjang pendidikan yang
31 tergolong tinggi. Menurut Sumarwan (2011) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka individu tersebut akan semakin responsif terhadap informasi dan akan berpengaruh pada pemilihan produk. Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan adalah rata-rata uang (rupiah) yang diperoleh responden yang sudah memiliki pekerjaan setiap bulannya atau uang saku yang didapatkan setiap bulannya oleh responden yang belum bekerja. Menurut Sumarwan (2011) pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Tingkat pendapatan dibagi menjadi tiga kategori yaitu 1) rendah (≤ Rp 2.000.000,-), 2) sedang (>Rp 2.000.000,- – Rp 6.000.000,- ), dan 3) tinggi (> Rp 6.000.000,-). Dari ketiga kategori tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 bahwa mayoritas responden yang merespon kuesioner online berada pada tingkat pendapatan kategori sedang (>Rp 2.000.000,- – Rp 6.000.000,-), yakni sebanyak 43 responden (61.43 persen). Hal tersebut disebabkan oleh jenis produk organik yang ditawarkan memiliki target pasar yakni konsumen yang termasuk golongan menengah ke atas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sumarwan (2011) bahwa jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya. Pendapatan konsumen akan menjadi indikator penting besarnya jumlah produk yang busa dibeli konsumen. Perilaku Penggunaan Media Sosial Perilaku penggunaan media sosial adalah tindakan atau respon pengguna media sosial terhadap sumber dan pesan dalam lingkungan, seperti perilaku mencari informasi yang dibutuhkan karena perilaku seseorang akan menjadi kebiasaan bagi individu tersebut dalam pencarian informasi. Perilaku penggunaan media sosial merupakan salah satu faktor yang memengaruhi konsumen dalam menilai efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” dari sisi keterdedahan konsumen terhadap media sosial. Menurut Gifary dan Kurnia (2015) terpaan media merupakan kegiatan menerima (membaca, mendengar, menonton) pesan (secara aktif/pasif). Kurniawan (2015) menyatakan keterdedahan dapat diukur berdasarkan waktu yang digunakan dalam menggunakan media, jenis-jenis media yang diikuti, dan hubungan yang terdapat antara individu yang mengonsumsi informasi baik dengan isi media maupun dengan media. Perilaku penggunaan media sosial diukur dalam dua variabel yaitu aktivitas mengakses media sosial, dan motivasi mengakses media sosial. Berdasarkan data hasil penilaian responden terhadap perilaku pengguna media sosial (Tabel 5) dari sisi aktivitas mengakses media sosial tergolong pada kategori sedang dengan jumlah responden sebanyak 43 orang (61.43 persen). Motivasi para responden dalam menggunakan media sosial pun tergolong dalam kategori sedang dengan jumlah responden sebanyak 45 orang (50.00 persen).
32 Tabel 5. Jumlah dan persentase responden berdasarkan perilaku penggunaan media sosial Perilaku Penggunaan Media Sosial Aktivitas Mengakses Media Sosial Motivasi Mengakses Media Sosial
Penilaian Responden Rendah Sedang Tinggi n % n % n % 3 4.29 43 61.43 24 34.29 25
35.71
35
50.00
10
14.29
Total N 70
% 100.00
70
100.00
Aktivitas Mengakses Media Sosial Aktivitas mengakses media sosial adalah faktor yang mendorong seorang konsumen untuk mencari sebuah produk melalui instagram. Aktivitas mengakses media sosial ini diukur menggunakan beberapa indikator diantaranya adalah jumlah media sosial yang dimiliki, jumlah media sosial yang aktif digunakan setiap harinya, dan waktu mengakses media sosial. Hasil penelitian terkait aktivitas responden dalam mengakses media sosial dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai rataan responden berdasarkan indikator aktivitas mengakses media sosial Aktivitas mengakses media sosial Jumlah media sosial yang dimiliki Jumlah media sosial yang aktif digunakan Waktu akses media sosial
Nilai minimum 3 2 1
Nilai maksimum 9 7 4
Rataan 6.00 4.53 2.84
Berdasarkan Tabel 6, nilai rata-rata pada indikator jumlah media sosial yang dimiliki dan jumlah media sosial yang aktif digunakan setiap harinya masih tergolong sedang. Hal tersebut menggambarkan bahwa responden merupakan khalayak yang sudah terdedah oleh perkembangan teknologi dan informasi, khususnya oleh media sosial karena rata-rata jumlah media sosial yang responden miliki adalah sebanyak 6 buah. Selain itu, responden pun tergolong dalam pengguna aktif media sosial karena rataan jumlah media sosial yang digunakan setiap harinya adalah 4.53 dari 9 pilihan media sosial yang disediakan pada kusioner online. Rata-rata media sosial yang responden miliki dan aktif gunakan setiap harinya adalah instagram, whatsapp, blackberry messenger (BBM) dan line (Tabel 7) . Hal tersebut didukung oleh informasi terkait jumlah pengguna media sosial instagram yang dimuat oleh beritagar (2016) berdasarkan data per Maret 2015, Indonesia menjadi negara yang berkontribusi pada jumlah pengguna instagram. Pengguna aktif instagram di Indonesia naik dua kali lipat per bulannya dari tahun ke tahun dan setidaknya mereka mengakses instagram seminggu sekali. Sementara indikator waktu akses media sosial memiliki rataan 2.84 yang tergolong cukup tinggi. Mayoritas responden mengakses media sosial ketika malam, siang dan pagi hari (Tabel 7). Hal tersebut didukung oleh penelitian Gifary dan Kurnia (2015) bahwa mayoritas pengguna media sosial dominan menggunakan smartphone pada pukul 17.00-19.59.
33 “...biasanya sih konsumen banyak yang akses instagram itu pas siang dan malam hari mbak, soalnya kan mayoritas konsumennya ibu-ibu muda yang jadi ibu rumah tangga atau wanita karir yang kalo pagi atau sore-nya sibuk jadi cuma bisa akses di waktu-waktu luang…” (DW, pemilik usaha Produk Organik “Bee Organic Food”) Tabel 7. Jumlah responden berdasarkan indikator aktivitas mengakses media sosial Indikator aktivitas akses media sosial Jumlah Media sosial Twitter 40 yang dimiliki1 Instagram 70 Facebook 66 Blog 16 Blackberry messenger (BBM) 55 Line 55 Whatsapp 65 Path 38 Lainnya 5 Media sosial yang aktif digunakan setiap hari
Twitter Instagram Facebook Blog Blackberry messenger (BBM) Line Whatsapp Path Lainnya
11 70 37 2 53 43 62 29 2
Waktu mengakses media sosial
Pagi Siang Sore Malam
40 53 36 65
Motivasi Mengakses Media Sosial Motivasi mengakses media sosial merupakan faktor yang mendorong pengguna media sosial untuk mengakses situs media sosial. Motivasi mengakses media sosial ini diukur berdasarkan banyaknya jumlah motivasi yang mendorong konsumen untuk mengakses media sosial, seperti 1) menjalin komunikasi dengan teman dan keluarga, 2) mencari informasi yang dibutuhkan, 3) mencari tahu topik perbincangan yang sedang banyak dibicarakan, 4) melakukan kegiatan jual-beli online, 5) membagi pengalaman, cerita dan informasi kepada teman dan keluarga, 6) menghibur diri, 7) mengisi waktu luang, dan 8) mengikuti tren saat ini. Hasil penelitian terkait motivasi mengakses media sosial menyatakan bahwa motivasi yang mendorong responden untuk mengakses media sosial adalah tergolong sedang (Tabel 5). Berdasarkan delapan pilihan motivasi yang disediakan pada kuesioner online, nilai rataan motivasi yang mendorong
34 responden tergolong sedang dengan jumlah 4.16. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas kebutuhan mereka mengakses media sosial adalah untuk mencari informasi yang dibutuhkan, menjalin komunikasi dengan teman dan keluarga, melakukan kegiatan jual-beli online dan untuk mengisi waktu luang (Tabel 8). Tabel 8. Jumlah responden berdasarkan indikator motivasi mengakses media sosial Motivasi Jumlah Menjalin komunikasi dengan teman dan keluarga 56 Mencari informasi yang dibutuhkan 61 Mencari tahu topik perbincangan yang sedang banyak dibicarakan 30 Melakukan kegiatan jual - beli online 51 Membagi pengalaman, cerita dan informasi kepada teman dan keluarga 30 Menghibur diri 25 Mengisi waktu luang 31 Mengikuti tren saat ini 4 Motivasi responden untuk melakukan kegiatan jual-beli online sesuai dengan tujuan promosi produk organik “Bee Organic Food” yang memanfaatkan instagram sebagai media promosi untuk memberikan informasi produk. Menurut Nashrullah (2015) media sosial digunakan oleh seseorang untuk menjaga pertemanan dengan rekan-rekan masa kecilnya dulu, untuk berjualan, sampai digunakan untuk mencari pasangan. Aktivitas Promosi Aktivitas promosi merupakan salah satu upaya yang dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk memberi informasi, menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh peningkatan penjualan produk melalui pesan-pesan yang dikirim menggunakan media. Aktivitas promosi merupakan komponen penting dalam pemasaran produk. Promosi dirancang untuk memperkenalkan produk baru, dan juga membangun merek dengan penguatan pesan iklan dan citra perusahaan. Menurut Kotler (2003) Promosi adalah bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Aktivitas promosi dapat mengubah pandangan dan sikap konsumen agar melakukan pembelian dengan cara menarik perhatian dan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Penelitian ini mengukur efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” melalui media sosial instagram dilihat dari perubahan pandangan dan sikap konsumen yang merupakan followers akun @beeorganicfood. Perubahan pandangan dan sikap konsumen maupun calon konsumen “Bee Organic Food” disebabkan oleh aktivitas promosi yang dilakukan oleh seorrang admin yang mengendalikan jalannya promosi. Aktivitas promosi tersebut diimplementasikan melalui informasi pesan dalam posting-an foto atau video yang dikemas secara menarik, aktivitas posting foto yang dilakukan di waktu-waktu promosi, aktivitas
35 repost, dan membalas comment yang masuk ke akun instagram @beeorganicfood. Efektivitas media sosial instagram dilihat melalui empat tahapan dari unsur AIDA, yaitu attention (perhatian), interest (ketertarikan), desire (keinginan), dan action (tindakan). Aktivitas promosi melalui media sosial intagram yang dilakukan oleh produk organik “Bee Organic Food” diukur menggunakan lima variabel, meliputi tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, tingkat keakuratan dan kejelasan pesan, frekuensi penyampaian pesan, dan frekuensi feedback pesan. Hasil penelitian tentang penilaian responden terhadap aktivitas promosi “Bee organic Food” berdasarkan Tabel 7 menyatakan bahwa tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, tingkat keakuratan dan kejelasan pesan, dan frekuensi penyampaian pesan pada instagram @beeorganicfood dinilai tinggi oleh responden. Berdasarkan variabel tingkat daya tarik pesan, sebanyak 43 orang ( 61.43 persen) menilai bahwa penyampaian dan pengemasan pesan melalui posting foto sudah menarik. Berikut adalah Tabel 7 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden terhadap aktivitas promosi yang dilakukan oleh produk organik “Bee Organic Food”. Tabel 9. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap aktivitas promosi Aktivitas Promosi
Tingkat Daya Tarik Pesan Gaya Pesan Tingkat Keakuratan dan Kejelasan Pesan Frekuensi Penyampaian Pesan Frekuensi Feedback Pesan
Penilaian Responden Rendah Sedang Tinggi N % n % n % 3 4.29 24 34.29 43 61.43 0 0 21 30.00 49 70.00 0 0 23 32.86 47 67.14
Total N 70 70 70
% 100.00 100.00 100.00
0
0
26
37.14
44
62.86
70
100.00
1
1.43
38
54.29
31
44.29
70
100.00
Berdasarkan Tabel 9, pada variabel gaya pesan sebanyak 70 responden (70.00 persen) menilai bahwa penyampaian pesan sudah menggunakan gaya pesan dengan bahasa yang tepat sehingga mudah dimengerti oleh followers yang membaca. Tingkat keakuratan dan kejelasan pesan dalam aktivitas promosi produk menurut 47 responden sudah tergolong jelas dan sesuai dengan kondisi atau informasi yang nyata dan sebenarnya. Frekuensi penyampaian pesan tergolong tinggi terbukti dengan sebanyak 43 responden (61.43 persen) menilai bahwa kemunculan posting-an foto tergolong intens. Sementara variabel frekuensi feedback pesan dinilai cukup intens oleh 38 responden (54.29 persen). Hasil penilaian responden terhadap frekuensi feedback pesan pun didukung oleh informasi dari pemilik usaha produk organik “Bee Organic Food” yang sekaligus menjadi informan pada penelitian ini. Menurut informan, saat ini aktivitas promosi belum dapat bekerja secara optimal dikarenakan hanya dilakukan oleh satu orang admin. Berdasarkan Tabel 9 tersebut terlihat bahwa tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, tingkat keakuratan dan kejelasan pesan, serta frekuensi penyampaian pesan merupakan hal yang sangat diperhatikan dan dianggap penting bagi followers dalam sebuah aktivitas promosi produk dibandingkan dengan variabel frekuensi feedback pesan.
36 Tingkat Daya Tarik Pesan Daya tarik pesan merupakan salah satu aspek dalam aktivitas promosi yang terdapat pada pesan untuk menarik minat dan perhatian konsumen akan suatu produk tertentu. Tingkat daya tarik pesan diukur melalui enam indikator yang meliputi 1) logo produk, 2) penggunaan profile picture, 3) kualitas foto yang diposting, 4)daya tarik tampilan foto, 5) daya tarik penggunaan caption dan 6) daya tarik penggunaan hastag foto. Berikut adalah Gambar 5 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator logo produk.
Gambar 5. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator logo produk “Bee Organic Food” Logo adalah lambang yang menjadi identitas suatu produk yang terdapat pada kemasan. Menurut Wurinanda (2015) logo juga harus mudah diingat, memiliki ciri khas, tidak rumit dan mengesankan. Berdasarkan Gambar 5, sebanyak 53 responden (75.71 persen) menilai logo dari “Bee Organic Food” (Gambar 6) tergolong mudah untuk diingat.
Logo
Sumber : instagram @beeorganicfood
Gambar 6. Kemasan dan logo produk organik “Bee Organic Food”
37 Perpaduan warna hijau dan kuning pada background logo, lambang setangkai bunga yang dihinggapi oleh lebah yang terlihat sederhana, serta penggunaan ukuran huruf yang mudah terbaca telah membuat logo “Bee Organic Food” (Gambar 6) semakin mudah untuk diingat oleh konsumen ataupun calon konsumen. Hal tersebut didukung oleh Permatasari (2014) yang menyatakan logo merupakan salah satu hal terpenting dalam kemasan untuk menarik daya ingat konsumen, oleh karena itu logo yang dibentuk harus menarik dan dapat menggambarkan produk yang dikemasnya. Penilaian daya tarik pesan oleh responden melalui aktivitas promosi yang dilakukan produk organik “Bee Organic Food” pun tergolong tinggi. Berikut adalah Tabel 10 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden terhadap indikator daya tarik pesan. Tabel 10. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator daya tarik pesan melalui akun instagram @beeorganicfood Indikator
Pemilihan profile picture Kualitas foto instagram Daya tarik foto instagram Daya tarik caption photo Daya tarik hastag instagram
Tidak menarik n % 5 7.14 0 0 0 0 1 1.43 3 4.29
Kurang menarik n % 8 11.43 4 5.71 4 5.71 6 8.57 9 12.86
Menarik n 50 53 59 51 51
% 71.43 75.71 84.29 72.86 72.86
Sangat Menarik n % 7 10.00 13 18.57 7 10.00 12 17.14 7 10.00
Berdasarkan beberapa pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner, respon jawaban responden menggambarkan bahwa indikator yang paling menjadi daya tarik pada sebuah pesan adalah daya tarik tampilan foto yang di-posting oleh akun @beeorganicfood. Hal tersebut dibuktikan dengan sebanyak 59 responden (84.29 persen) menilai daya tarik tampilan foto menarik dan sebanyak 7 responden (10.00 persen) menilai sangat menarik dibandingkan dengan indikator daya tarik pesan lainnya. Selain daya tarik foto yang di-posting, indikator daya tarik pesan yang mendapatkan perhatian para followers adalah kualitas foto yang di-posting akun @beeorganicfood. Terlihat sebanyak 53 responden (75.71 persen) tertarik dengan kualitas foto yang tergolong baik dan jelas, dan sebanyak 13 responden (18.57 persen) menilai kualitas foto yang di-posting @beeorganicfood adalah sangat jelas. Menurut Kurniawan (2015) kualitas foto yang baik dan tajam di instagram memang lebih disukai oleh orang yang melihatnya, selain itu, ketajaman sebuah foto juga akan berpengaruh terhadap kesesuaian dengan barang yang dibeli dan sampai ke tangan konsumen karena semakin baik kualitas foto maka kesesuaian foto dengan produk yang diterima semakin akurat. Akun instagram @beeorganicfood hanya menggunakan logo produk sebagai profile picture akunnya. Hal tersebut terlihat pada Tabel 10 bahwa penilaian terhadap indikator pemilihan profile picture lebih rendah dibandingkan dengan penilaian pada indikator lainnya, yaitu hanya 50 responden (71.43 persen) yang menilai menarik dan 5 responden (7.14 persen) menilai tidak menarik.
38 “…Gambar profil seharusnya lebih menarik lagi agar para follower tertarik untuk membeli, kalau jualan organic harus gaya lebih green eco dan agak classy funky dan bikin ciri khas biar tertarik..” (AT, followers @beeorganicfood) Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa pada variabel tingkat daya tarik pesan seluruh indikator pengukurannya oleh lebih dari 50 persen responden dengan hasil jawaban yang tinggi. Artinya, tingkat daya tarik pesan pada akun @beeorganicfood tergolong tinggi, seperti yang tergambar pada Tabel 9. Gaya Pesan Gaya pesan merupakan cara penyampaian pesan melalui media meliputi tata bahasa, tata kalimat, kesesuaian dan bersifat persuasif. Gaya pesan merupakan strategi penyampaian promosi dari sumber kepada calon konsumen. Pada promosi produk organik “Bee Organic Food” melalui instagram, gaya pesan merupakan cara admin @beeorganicfood menyampaiakan informasi, baik informasi tentang produk maupun informasi promosi melalui instagram kepada followers dan konsumen produk organik “Bee Organic Food”. Gaya pesan diukur menggunakan beberapa indikator, yaitu, ketersediaan caption dan hastag dalam foto, kesesuaian penggunaan caption dan hastag dengan foto, kemudahan bahasa caption untuk dimengerti konsumen, penggunaan bahasa persuasif pada caption, dan kelengkapan informasi pada caption foto. Berikut ini Tabel 11 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator gaya pesan pada caption dan hastag foto akun @beeorganicfood. Tabel 11. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator gaya pesan melalui akun intagram @beeorganicfood Indikator
Ketersediaan caption photo pada setiap foto/video Kemudahan caption photo untuk dimengerti Caption photo bersifat persuasif Kelengkapan informasi pada caption photo Kesesuaian caption photo dengan foto/video Ketersediaan hastag pada setiap foto/video Kesesuaian hastag dengan foto/video
Sangat Tidak setuju tidak setuju n % n % 0 0 7 10.00
Setuju
Sangat setuju
N 27
% 38.57
n 36
% 51.43
0
0
3
4.29
49
70.00
18
25.71
0
0
5
7.14
51
72.86
14
20.00
0
0
12
17.14
45
64.29
13
18.57
0
0
0
0
57
81.43
13
18.57
0
0
2
2.86
44
62.86
24
34.29
0
0
8
11.43
55
78.57
7
10.00
Gaya pesan yang digunakan dalam penyampaian promosi produk organik “Bee Organic Food” dinilai oleh 49 responden (70.00 persen) sudah menggunakan bahasa caption yang mudah untuk dimengerti (Tabel 11). Hal tersebut seperti
39 yang dikemukakan oleh Kurniawan (2015) bahwa penjelasan dalam caption di instagram harus menggunakan kalimat yang mudah dimengerti oleh calon konsumen, caption tidak perlu terlalu panjang namun jelas dan langsung dimengerti oleh konsumen. Indikator selanjutnya adalah penggunaan bahasa caption yang persuasif, akun @beeorganicfood menggunakan bahasa yang membuat calon konsumen ataupun konsumen merasa ingin membeli produk. Hal tersebut terlihat pada Tabel 11 bahwa sebanyak 51 responden (72.86 persen) setuju dengan pertanyaan yang diajukan pada kuesioner online terkait bahasa caption yang bersifat persuasif. Berdasarkan hasil penelitian Irfan (2014) keinginan seorang calon konsumen atau konsumen bisa muncul secara langsung sebagai akibat dari pesan persuasif yang dikemas dengan fitur menarik melalui media sosial. Caption dalam foto di instagram memang tidak harus selalu panjang namun harus mencakup keseluruhan informasi penting yang dibutuhkan konsumen. Kelengkapan caption foto di akun @beeorganicfood dinilai oleh 45 responden (64.29 persen) sudah lengkap secara keseluruhan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen. Caption dalam sebuah foto di instagram merupakan daya dukung untuk mendeskripsikan foto yang di-posting, maka dari itu ketersediaan caption dan kesesuaian caption dengan foto merupakan hal yang penting. Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari 50 persen responden memberikan penilaian kategori tinggi untuk indikator ketersediaan caption dan kesesuaian caption dengan foto yang di-posting. Selain caption, indikator lainnya dalam variabel gaya pesan adalah penggunaan hastag dalam setiap foto yang di-posting. Fitur hastag berguna untuk menarik perhatian calon konsumen yang ingin mencari informasi produk yang dibutuhkan, karena hastag berupa kata kunci yang berhubungan dengan produk sehingga memudahkan konsumen dalam pencarian. Sebanyak 44 responden (62.86 persen) menilai bahwa akun @beeorganicfood sering menggunakan fitur hastag dalam setiap foto yang di-posting dan lebih daru 50 persen dari jumlah responden yang menyatakan bahwa penggunaan hastag sesuai dengan foto yang di-posting.
Sumber : instagram @beeorganicfood
Gambar 7. Salah satu caption instagram @beeorganicfood
40 Tingkat Keakuratan dan Kejelasan Pesan Keakuratan dan kejelasan pesan merupakan kesesuaian dan kejelasan informasi yang disampaikan melalui media komunikasi berdasarkaan keadaan yang sebenarnya. Kejelasan dan keakuratan sebuah pesan merupakan faktor penting dalam merancang sebuah promosi. Semakin jelas dan akurat sebuah informasi yang disampaikan pada posting foto di instagram makan akan membuat calon konsumen mengerti dan tidak memunculkan banyak pertanyaan sehingga keinginan untuk membeli pun semakin meningkat. Keakuratan dan kejelasan pesan diukur menggunakan delapan indikator, yaitu kejelasan informasi alamat gerai, contact person, produk-produk yang ditawarkan, harga produk, stok produk, jam operasional, cara pembelian, dan kesesuaian foto dengan bentuk aslinya. Berdasarkan Tabel 12, indikator yang memiliki nilai tertinggi dibandingkan indikator lainnya oleh 58 responden (82.86 persen) adalah pada kekuaratan foto dengan bentuk asli produk. Pada penjualan online dan delivery, kepercayaan menjadi modal utama dalam transaksi jual beli, sehingga keakuratan pesan yang dituangkan dalam bentuk gambar/foto penting bagi para konsumen, terutama kesesuaian antara foto produk dengan produk aslinya. Indikator selanjutnya yaitu kejelasan iformasi alamat gerai “Bee Organic Food” yang tertera pada bio akun @beeorganicfood dinilai tinggi oleh 44 responden (62.86 persen). Selain alamat, informasi contact person pada bio pun dinilai sangat jelas oleh 30 responden (42.86 persen) dan jelas oleh 40 responden (57.14 persen). Kejelasan dan keakuratan informasi dalam sebuah bio instagram (Gambar 8) dianggap penting oleh konsumen untuk mengurangi kekhawatiran akan adanya penipuan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Berikut adalah Tabel 12 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator keakuratan dan kejelasan pesan. Tabel 12. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator keakuratan dan kejelasan pesan melalui akun instagram @beeorganicfood Indikator
Kejelasan informasi alamat pada bio instagram Kejelasan informasi contact person pada bio instagram Kejelasan informasi produk organik Kejelasan informasi harga produk Kejelasan informasi stok produk Kejelasan informasi jam operasional Kejelasan informasi cara pembelian Keakuratan foto dengan bentuk asli produk
Tidak baik
Kurang baik n % 4 5.71
Baik
Sangat Baik n % n % 44 62.86 22 31.43
n 0
% 0
0
0
0
0
40 57.14 30
42.86
0
0
3
4.29
49 70.00 18
25.71
2 2 0
2.86 2.86 0
17 31 14
24.29 44.29 20.00
38 54.29 13 32 45.71 5 47 67.14 9
18.57 7.14 12.86
0
0
1
1.43
54 77.14 15
21.43
1
1.43
0
0
58 82.86 11
15.71
41 Informasi beragam produk yang ditawarkan di akun @beeorganicfood pun dinilai jelas oleh 49 responden (70.00 persen), Hal tersebut dianggap penting bagi konsumen untuk memudahkan mereka mengetahui jenis dan komposisi yang terdapat dalam setiap produknya. Indikator lain yang menjadi hal penting bagi calon konsumen adalah tata cara pembelian produk yang dinilai jelas oleh 54 responden (77.14 persen), dan indikator kejelasan informasi jam operasional yang dinilai tinggi oleh lebih dari 50 persen responden yang mengisi pertanyaan mengenai jam operasional di kuesioner online. Jam operasional dan cara pemesanan produk dianggap penting karena usaha yang dilakukan secara online tidak memiliki batasan waktu, sehingga diperlukan sebuah keterangan yang menjelaskan peraturan berbelanja yang akan berbeda antara satu usaha dengan usaha lainnya. Kejelasan dan keakuratan informasi dari ketiga indikator tersebut dibuktikan dengan adanya keterangan jelas yang tercantum dalam bio instagram dan dalam caption foto yang di-posting.
Sumber : instagram @beeorganicfood
Gambar 8. Bio instagram @beeorganicfood Indikator lainnya yaitu kejelasan informasi harga produk yang dinilai cukup jelas oleh 38 responden (54.29 persen). Harga merupakan hal terpenting dalam sebuah usaha jual beli, karena dapat memengaruhi keputusan pembelian calon konsumen. Produk dengan harga yang terjangkau akan semakin menarik calon konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Sementara itu, indikator terakhir adalah kejelasan informasi stok barang yang mendapatkan penilaian lebih rendah dibanding ketujuh indikator lainnya, yakni sebanyak 32 responden (45.71 persen) menilai informasi stok barang sudah jelas, dan 31 responden (44.29 persen) mengatakan informasi stok barang yang tertera di akun @beeorganicfood kurang jelas. “…Info harga dan stok barang kalo bisa selalu dicantumkan, meski repost produk yang sama…” (HW, followers akun @beeorganicfood)
42 Frekuensi Penyampaian Pesan Frekuensi penyampaian pesan merupakan salah satu aktivitas promosi yang dilakukan oleh akun @beeorganicfood. Promosi dilakukan oleh @beeorganicfood sebagai upaya agar produk organik yang ditawarkan diketahui dan disukai oleh calon konsumen. Frekuensi penyampaian pesan mencakup intensitas akun @beeorganicfood menyampaikan informasi melalui posting-an foto yang diunggah. Pengukuran frekuensi penyampaian pesan dilihat dari satu indikator, yaitu kemunculan posting foto/video di timeline (home) instagram para followers. Berikut ini Gambar 9 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi penyampaian pesan.
Gambar 9. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator frekuensi penyampaian pesan melalui akun @beeorganicfood Berdasarkan Gambar 9. frekuensi penyampaian pesan tergolong tinggi, hal tersebut terbukti berdasarkan penilaian 39 responden (55.71 persen) yang menjawab pertanyaan yang diajukan untuk indikator kemunculan foto/video yang di posting @beeorganicfood di timeline instagram tergolong sering. Semakin intens admin akun instagram mem-posting foto untuk melakukan promosi dengan menyampaikan informasi produk-produk yang ditawarkan maka semakin besar peluang bagi calon konsumen untuk mengetahui keberadaaan produk hingga menimbulkan rasa ketertarikan bahkan hingga pembelian produk. Frekuensi Feedback Pesan Komunikasi dua arah antara pelaku usaha dengan calon konsumen merupakan bagian dari aktivitas promosi yang dilakukan oleh usaha produk organik @beeorganicfood. Feedback (umpan balik) pesan merupakan suatu hal penting untuk dapat menarik perhatian calon konsumen. Frekuensi feedback pesan yang dilakukan akun @beeorganicfood diukur berdasarkan empat indikator, yaitu intensitas admin me-repost atau mem-posting ulang testimoni yang diberikan oleh konsumen, intensitas admin membalas pertanyaan/saran/kritik melalui fitur comment, kecepatan admin membalas comment yang diberikan oleh calon konsumen atau konsumen, serta aktivitas follow back yang dilakukan oleh admin. Berikut Tabel 13 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi feedback pesan.
43 Tabel 13. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator frekuensi feedback pesan melalui akun @beeorganicfood Indikator
Intensitas me-repost pesan Intensitas membalas comment Comment dibalas dengan cepat oleh admin
Tidak pernah n % 0 0 2 2.86 2 2.86
Jarang n 19 16 15
% 27.14 22.86 21.43
Sering
Selalu
n % n 37 52.86 14 41 58.57 11 52 74.29 1
% 20.00 15.71 1.43
Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat bahwa sebanyak 37 responden (52.86 persen) menilai bahwa admin @beeorganicfood sering melakukan repost/memposting ulang testimoni yang diberikan oleh konsumen. Aktivitas repost dapat menjadi daya tarik bagi calon konsumen karena pada umumnya foto yang diposting ulang oleh admin merupakan bukti testimoni dari akun instagram konsumen yang melakukan mention ke akun @beeorganicfood. Selain itu, repost pesan pun dapat digunakan untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik antara admin/pemilik usaha dengan konsumen agar kepercayaan timbul dengan adanya respon yang baik dari pihak @beeorganicfood. Indikator selanjutnya adalah intensitas admin membalas comment yang diberikan oleh calon konsumen/konsumen dinilai sering oleh 41 responden (58.57 persen). Membalas comment artinya menjawab dan merespon segala pertanyaan, kritik, ataupun saran dari para followers maupun yang belum menjadi followers. Setiap pengguna instagram dapat mengirimkan pesan karena profil akun @beeorganicfood bersifat terbuka untuk semua pengguna akun instagram.
Sumber : instagram @beeorganicfood
Gambar 10. Bentuk feedbcack dari instagram @beeorganicfood Gambar 10 menunjukkan salah satu balasan comment yang dilakukan oleh admin @beeorganicfood melalui instagram. Indikator lainnya adalah kecepatan admin membalas comment para calon konsumen/konsumen yang dinilai cepat
44 oleh 52 responden (74.29 persen). Kecepatan waktu yang digunakan untuk merespon comment merupakan faktor yang menentukan baik atau buruknya komunikasi yang terjalin antar dua pihak. Comment yang dibalas dengan jelas dan segera akan menjadi penilaian yang baik oleh calon konsumen/konsumen sehingga peluang ketertarikan calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan akan semakin besar. Hal tersebut didukung oleh penelitian Kurniawan (2015) bahwa ketika admin memberikan respon cepat pada comment seseorang maka interaksi komunikasi akan berlangsung saat itu juga, namun jika comment dibalas setelah beberapa hari dari pelontaran comment tersebut, maka calon konsumen akan cenderung malas untuk melanjutkan pembicaraan. Indikator selanjutnya adalah terkait aktivitas follow back/ penerimaan pertemanan yang dilakukan oleh admin @beeorganicfood yang secara lengkap dijelaskan pada Gambar 11.
Gambar 11. Jumlah dan persentase penilaian responden terhadap aktivitas follow back oleh admin akun @beeorganicfood Berdasarkan Gambar 11 sebanyak 46 responden (65.71 persen) menilai bahwa admin @beeorganicfood melakukan aktivitas follow back kepada akun yang mem-follow akun @beeorganicfood terlebih dahulu. Follow back merupakan bentuk feedback yang dilakukan admin sebagai upaya untuk menjalin hubungan baik antara pemilik usaha dengan calon konsumen/konsumen. Followers akan merasa tertarik ketika permintaan pertemanan mereka direspon oleh admin untuk menumbuhkan rasa kepercayaan dan kenyamanan atas kualitas pelayanan yang diberikan oleh admin akun @beeorganicfood. Keempat indikator feedback pesan tersebut didukung oleh penelitian Sukma (2012) yang menyatakan bahwa saat ini sebagian besar masyarakat mulai memprioritaskan kenyamanan pelayanan, dan pelayanan yang baik akan memberikan dorongan dan kepuasan bagi konsumen sehingga dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas konsumen.
45
EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK ORGANIK “BEE ORGANIC FOOD” Efektivitas Promosi Melalui Instagram Efektivitas ditunjukkan dari pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan dapat dimengerti oleh pemberi pesan dan penerima pesan. Efektivitas merupakan hasil dari tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Efektivitas promosi melalui instagram berarti melihat kinerja instagram melalui karakteristik responden, perilaku penggunaan media sosial, dan aktivitas promosi. Efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” melalui instagram dilihat dari perubahan sikap yang terjadi pada konsumen. Efektivitas promosi memengaruhi sikap konsumen dalam merespon pesan-pesan yang disampaikan melalui media sosial instagram. Pengukuran efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” dilakukan dengan melihat keempat tahapan AIDA yaitu, Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (keinginan), dan Action (tindakan). Masing-masing responden mengisi kuesioner online produk organik “Bee Organic Food” melalui keempat tahapan tersebut secara berurutan. Efektivitas instagram dilihat dari sudah sampai tahap mana responden melewati tahapan perubahan sikap tersebut. Berikut ini adalah Tabel 14 yang menunjukkan data jumlah dan persentase responden dalam mencapai tahap AIDA. Tabel 14. Jumlah dan persentase responden dalam mencapai tahap AIDA Efektivitas promosi melalui Jumlah Persentase instagram (%) Attention (perhatian) 70 100.00 Interest (ketertarikan) 66 94.29 Desire (keinginan) 34 48.57 Action (tindakan) 25 35.71 Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa tidak semua followers mencapai tahap action (tindakan) sedangkan sebanyak 70 followers (100 persen) mencapai tahapan attention (perhatian). Hal ini dikarenakan followers diasumsikan melihat dan memperhatikan foto-foto yang di posting admin instagram. Sementara itu, terdapat pengurangan jumlah followers dari tahap satu ke tahap yang lain. Pengurangan responden dari tahap attention ke interest mengartikan bahwa sebanyak 4 responden yang sudah menyadari dan memperhatikan posting-an foto @beeorganicfood di timeline tidak membuka profil akun @beeorganicfood untuk mencari tahu informasi lebih dalam. Pengurangan responden dari tahap interest ke desire mengartikan bahwa sebanyak 32 responden yang sudah tertarik pada informasi produk yang ditawarkan tidak menghubungi admin @beeorganicfood untuk menanyakan informasi lebih dalam. Pengurangan responden dari tahap desire ke action mengartikan bahwa 9 responden yang sudah menghubungi admin untuk bertanya terkait produk tidak pernah melakukan pembelian produk organik secara online. Berdasarkan tabel 14 terlihat bahwa pengurangan jumlah followers terbanyak dari setiap tahap berada pada tahap interest (ketertarikan) ke tahap desire (keinginan). Sementara pengurangan jumlah followers paling sedikit
46 dari setiap tahap berada pada tahap attention (perhatian) ke tahap interest (ketertarikan). Pengukuran efektivitas dari keempat tahapan tersebut dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil penilaian responden (Tabel 15) terkait efektivitas promosi pada tahap attention yaitu sebanyak 32 responden (45.71 persen) menilai bahwa promosi melalui instagram dapat menarik perhatian responden. Hal serupa ditemukan pada tahap interest yakni sebanyak 35 responden (53.03 persen) menyatakan bahwa promosi melalui instagram tegrolong baik dalam menimbulkan rasa ketertarikan responden. Sementara itu, pada tahap desire sebanyak 20 responden (34 persen) menilai bahwa promosi melalui instagram cukup baik dalam menumbuhkan keinginan membeli. Serupa halnya dengan tahap action, yakni sebanyak 12 responden (48 persen) menilai bahwa promosi melalui instagram cukup mampu menimbulkan tindakan followers untuk membeli produk dan merekomendasikan kepada teman ataupun kerabat. Tabel 15. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian tentang efektifitas promosi berdasarkan tahapan AIDA Efektivitas Media Promosi Attention Interest Desire Action
Penilaian Responden Rendah Sedang Tinggi n % n % n % 8 11.43 30 42.86 32 45.71 2 3.03 29 43.94 35 53.03 1 2.94 20 58.82 13 38.24 5 20.00 12 48.00 8 32.00
Total N 70 66 34 25
% 100.00 100.00 100.00 100.00
Attention Attention merupakan tahapan awal dalam bentuk perhatian dan kesadaran calon konsumen atau konsumen terhadap keberadaan produk organik “Bee Organic Food”. Bentuk pengetahuan dan perhatian responden terhadap produk organik “Bee Organic Food” diukur melalui satu indikator yaitu apa saja yang dilihat dan diperhatikan oleh followers dalam timeline ketika admin mem-posting foto, seperti melihat foto/video yang di posting, melihat profile picture @beeorganicfood, melihat caption foto, melihat hastag foto, melihat waktu posting foto, dan melihat jumlah love pada foto yang di posting akun @beeorganicfood. Pada tahap attention (perhatian), indikator tersebut dinilai tinggi oleh responden yang mengisi kuesioner online. Hal tersebut menggambarkan bahwa seluruh responden yakni 70 orang (100 persen) telah mencapai tahap attention saat melihat aktivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” melalui instagram. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 70 followers (100 persen) telah mencapai tahap attention (Tabel 14). Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh followers memperhatikan atau setidaknya pernah melihat konten pesan dari akun instagram @beeorganicfood. Hasil penelitian terkait indikator pada tahapan attention yakni apa saja fitur-fitur yang dilihat dan diperhatikan oleh responden pada timeline didapatkan nilai rataan sebesar 4.19 dari enam pilihan jawaban yang tersedia pada kuesioner online. Hal tersebut menggambarkan bahwa sebenarnya responden sudah cukup memperhatikan posting-an foto yang dilakukan oleh admin. Mayoritas followers akun @beeorganicfood melihat dan memperhatikan
47 foto yang di posting, memperhatikan caption foto, melihat jumlah love pada foto yang di posting dan melihat profile picture akun @beeorganicfood (Tabel 16). Tabel 16. Jumlah responden berdasarkan tahapan attention Fitur yang dilihat dalam timeline instagram Foto/video yang di posting @beeorganicfood Profile picture @beeorganicfood Caption pada foto/video @beeorganicfood Hastag pada foto/video @beeorganicfood Waktu posting foto/video @beeorganicfood Jumlah “love” pada foto/video @beeorganicfood
Jumlah 68 42 64 29 40 50
Tahap attention menyebabkan responden menyadari keberadaan produk organik “Bee Organic Food”. Pencapaian responden pada tahap attention adalah langkah awal untuk mencapai tahap berikutnya. Aktivitas promosi yang dilakukan oleh admin @beeorganicfood akan terlihat di timeline folowers, oleh karena itu, berdasarkan tahap attention seluruh responden sudah mengetahui aktivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” melalui akun instagram.
Sumber : instagram @beeorganicfood
Gambar 12. Salah satu bentuk posting akun @beeorganicfood di timeline Interest Interest merupakan tahapan ketika seorang responden mulai memiliki rasa ketertarikan yang muncul dalam dirinya terhadap produk karena telah mengetahui dan memperhatikan aktivitas promosi yang disampaiakan melalui instagram. Interest dapat dilihat dari tingkat rasa keingintahuan konsumen dalam mencari informasi lebih lanjut mengenai produk. Indikator pengukuran tahapan interest (ketertarikan) responden dalam akun @beeorganicfood adalah ketika responden
48 mulai membuka profil akun @beeorganicfood. Indikator-indikator tersebut adalah memperhatikan informasi pada bio seperti informasi produk yang dijual, contact person, lokasi gerai, dan link website, membuka beragam foto pada profil instagram, memperhatikan caption lebih detil, memperhatikan hastag lebih detil, memberikan comment pada foto yang menarik, memberi tanda love pada foto yang menarik, dan mencari informasi promosi (diskon, kupon belanja, dsb). Berdasarkan Tabel 15, penilaian followers pada tahap interest adalah tinggi. Followers yang mencapai tahap interest terbilang banyak yaitu 66 dari 70 responden. Hal ini mengindikasikan bahwa followers @beeorganicfood telah memiliki ketertarikan terhadap produk setelah memperhatikan aktivitas promosi melalui instagram. Tahap ini merupakan tahap lanjutan dati tahap attention dimana followers sudah mulai merasa tertarik dengan produk yang ditawarkan. Terlihat pada tabel 17 sebanyak 29 responden (43.94 persen) tergolong sering dan selalu memperhatikan informasi produk yang dijual pada bio akun @beeorganicfood. Selain itu, sebanyak 35 responden (53.03 persen) pun sering memperhatikan contact person pada bio. Sedangkan untuk informasi lokasi gerai dan link website tergolong jarang diperhatikan oleh followers, karena mayoritas konsumen produk organik “Bee Organic Food” melakukan pembelian produk secara online atau delivery order. Berikut Tabel 14 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator-indikator pada tahapan interest. Tabel 17. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator-indikator pada tahapan interest Indikator
Memperhatikan informasi produk pada bio instagram Memperhatikan contact person pada bio instagram Memperhatikan lokasi gerai pada bio instagram Membuka link website pada bio instagram Membuka beragam foto pada profil instagram Memperhatikan caption foto Memperhatikan hastag foto Memberikan comment pada foto yang menarik Memberikan love pada foto yang menarik Mencari informasi promosi (diskon)
Tidak pernah n % 1 1.52
Jarang
Sering
Selalu
n 7
% 10.61
n 29
% 43.94
n 29
% 43.94
2
3.03
15
22.73
35
53.03
14
21.21
4
6.06
28
42.42
22
33.33
12
18.18
19
28.79
31
46.97
12
18.18
4
6.06
0
0.00
20
30.30
31
46.97
15
22.73
1
1.52
13
19.70
35
53.03
17
25.76
9
13.64
37
56.06
17
25.76
3
4.55
26
39.39
34
51.52
5
7.58
1
1.52
4
6.06
36
54.55
23
34.85
3
4.55
8
12.12
22
33.33
25
37.88
11
16.67
49 Ketertarikan responden untuk mencari tahu informasi lebih lanjut terlihat pada indikator membuka beragam foto pada profil instagram, yakni sebanyak 31 responden (46.97 persen), dan 15 responden (22.73 persen) sering dan selalu membuka beragam foto untuk melihat lebih detil produk yang ditawarkan. Selain itu, indikator yang tergolong tinggi pun adalah ketertarikan followers terhadap caption foto, yakni sebanyak 35 responden (53.03 persen) sering memperhatikan caption lebih detil. Sementara itu, tiga indikator lainnya seperti ketertarikan terhadap hastag, memberikan comment dan love pada foto yang menarik tergolong sedang, karena followers tergolong jarang memperhatikan hastag dan memberikan comment atau love pada foto yang menarik. Selain itu, para followers pun termasuk dalam kategori tinggi dalam indikator mencari informasi promosi (diskon, kupon belanja, dsb), yakni sebanyak 26 responden (39.39 persen) tertarik dengan info promosi yang ditawarkan. Pada tahap interest responden tidak hanya mengetahui dan memberi perhatian akan promosi produk, tetapi juga mulai memiliki ketertarikan terhadap produk yang di promosikan melalui instagram tersebut. Desire Desire merupakan keinginan membeli atau hasrat yang timbul setelah melihat dan memperhatikan produk yang ditawarkan. Tahap desire dapat dilihat dari aktivitas followers untuk mencari tahu lebih lanjut tentang produk yang ditawarkan melalui instagram akun @beeorganicfood. Pengukuran tahapan desire terlihat dari keinginan tinggi yang dirasakan oleh konsumen setelah melihat instagram @beeorganicfood sehingga mendorong mereka untuk melakukan interaksi dengan admin untuk mencari informasi lebih lanjut. Indikator-indikator tahapan desire adalah menanyakan produk-produk yang ditawarkan, menanyakan harga produk, stok barang, tata cara pemesanan produk, menanyakan promosi (diskon) yang ditawarkan, menanyakan lokasi gerai, ataupun menanyakan hal-hal lainnya diluar indikator yang disebutkan. Tabel 18. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator-indikator tahapan desire Indikator
Bertanya tentang produk Bertanya tentang harga produk Bertanya tentang stok produk Bertanya tentang cara pemesanan produk Bertanya tentang promosi yang ditawarkan (diskon) Bertanya tentang lokasi gerai Bertanya hal-hal lainnya
Tidak pernah n % 0 0.00
Jarang
Sering
Selalu
n 0
% 0.00
n 14
% 41.18
n 20
% 58.82
0
0.00
1
2.94
11
32.35
22
64.71
1
2.94
3
8.82
18
52.94
12
35.29
4
11.76
9
26.47
13
38.24
8
23.53
6
17.65
5
14.71
21
61.76
2
5.88
12
35.29
11
32.35
6
17.65
5
14.71
20
58.82
12
35.29
1
2.94
1
2.94
50 Berdasarkan Tabel 18, indikator menanyakan produk yang ditawarkan tergolong tinggi karena sebanyak 20 responden (58.82 persen) dari 34 responden selalu menghubungi admin untuk menanyakan terkait produk-produk yang dijual di produk organik “Bee Organic Food”. Selain itu, indikator terkait aktivitas konsumen untuk menanyakan harga produk pun tergolong tinggi karena 22 responden (64.71 persen) menyatakan selalu menanyakan terkait harga produk. Terdapat banyak followers yang tertarik dengan produk dan mnanyakan terkait harga, hal tersebut dikarenakan tidak semua harga dicantumkan dalam foto-foto yang di posting. Indikator lain yang tergolong tinggi adalah menanyakan promosi (diskon) yang ditawarkan, menanyakan stok barang yang tersedia, serta tata cara pemesanan produk. Sementara itu, indikator yang tergolong rendah adalah aktivitas bertanya tentang lokasi gerai atau menanyakan hal lain diluar pertanyaan-pertanyaan di atas. “…biasanya sih orang-orang nanya tentang harga sama stok barang mbak, kalo misal ada pertanyaan lain ya paling mereka nanya, bun gimana ya ini cara ngolah mie organiknya, atau nanya tentang resep makanan lainnya pokoknya…” (DW, pemiliki usaha “Bee Organic Food”) Tahap desire dilalui oleh responden setelah melewati dua tahapan sebelumnya, yaitu attention dan interest. Pada tahap ini, terdapat 34 dari 70 responden yang mencapai tahap desire. Hal tersebut menggambarkan terdapat 32 responden yang telah mencapai tahap interest tidak melanjtkan ke tahap desire dengan tidak mengisi kuesioner di tahap desire. Sebanyak 32 responden tidak memiliki keinginan lebih lanjut untuk membeli produk organik “Bee Organic Food”. Action Action merupakan tindakan membeli yang dilakukan followers terhadap produk yang ditawarkan oleh produk organik “Bee organic Food”. Tahapan action pun menggambarkan tindakan setelah pembelian yang dilakukan oleh responden. Setelah followers memiliki keinginan untuk membeli, followers yang serius akan dapat mencapai tahap ini. Pengukuran action berdasarkan indikator-indikator yaitu melakukan pemesanan produk melalui sistem online, memberikan testimony setelah memberi produk, memberikan testimoni di beragam media sosial yang dimiliki, dan mengajak/merekomendasikan produk kepada teman/kerabat. Berikut Tabel 16 menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator-indikator tahapan action. Berdasarkan Tabel 19 sebanyak 11 responden (44 persen) sering dan selalu melakukan pemesanan secara online. Konsumen produk organik “Bee Organic Food” tidak hanya melakukan pembelian produk, namun mereka juga merekomendasikan produk ke teman ataupun kerabat melalui testimoni ataupun ajakan secara personal. Hal tersebut terbukti berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 14 orang (56 persen) pernah memberikan testimoni melalui media sosial lainnya (whatsapp, line, facebook, dsb). Sebanyak 10 responden (40 persen) pernah memberikan testimoni melalui langsung kepada admin akun
51 @beeorganicfood. Selain itu, sebanyak 12 responden (48 persen) pernah merekomendasikan akun @beeorganicfood kepada teman/kerabatnya. Tabel 19. Jumlah dan persentase responden berdasarkan penilaian terhadap indikator-indikator tahapan action Indikator
Memesan produk secara online Memberi testimoni setelah membeli produk Memberik testimoni di beragam media sosial Mengajak orang lain mengunjungi instagram @beeorganicfood
Tidak Jarang pernah n % n % 0 0.00 3 12.00
Sering
Selalu
n 11
% 44.00
n 11
% 44.00
4
16.00 5
20.00
10
40.00
6
24.00
4
16.00 5
20.00
14
56.00
2
8.00
3
12.00 0
0.00
10
40.00
12
48.00
Followers yang mencapai tahap action hanya 25 dari keseluruhan responden, yakni 70 responden (Tabel 14). Berdasarkan jumlah tersebut, terdapat 9 responden yang tidak melanjutkan ke tahapan action karena tidak ada tindakan pembelian setelah melihat aktivitas yang dilakukan “Bee Organic Food”.
52
53
HUBUNGAN KARAKTERISTIK FOLLOWERS, PERILAKU PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL, DAN AKTIVITAS PROMOSI DENGAN EFEKTIVITAS PROMOSI Hubungan Karakteristik Followers dengan Efektivitas Promosi Karakteristik responden yang merupakan pengguna media sosial instagram @beeorganicfood terdiri dari empat variabel, yakni 1) usia, 2) jenis kelamin, 3) tingkat pendidikan, dan 4) tingkat pendapatan responden. Keempat variabel tersebut terbagi menjadi dua golongan yaitu variabel dengan pengukuran ordinal yaitu usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan untuk dilihat korelasi atau hubungannya dengan efektivitas promosi yang teridiri dari empat tahap AIDA (attention, interest, desire, dan action) yang diolah menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Golongan kedua yakni variabel dengan pengukuran nominal yaitu jenis kelamin yang datanya diolah dengan menggunakan Chi-Square untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin terhadap efektivitas promosi melalui instagram. Hasil uji hubungan karakteristik responden dengan efektivitas promosi dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara karakteristik responden dengan efektivitas promosi (AIDA) Karakteristik Followers Usia Tingkat Pendidikan Tingkat Pendapatan Ket :
Efektivitas Promosi Attention Interest Desire Action Koef. Sig. Koef. Sig. Koef. Sig. Koef. Sig. Korelasi Korelasi Korelasi Korelasi -0.051 0.673 0.018 0.886 0.079 0.658 0.041 0.844 0.016 0.896
0.035 0.783
0.012 0.944
-0.067 0.754
0.094 0.439
0.003 0.983
0.188 0.287
0.127 0.546
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% *Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil pengolahan data variabel usia, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan tidak berkorelasi dengan efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food”. Hal tersebut terlihat dari nilai signifikansi usia, tingkat pendidikan, dan tingkan pendapatan memiliki nilai >0.05. Usia, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan tidak menentukan tingginya efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food” melalui instagram. Pada uji perbedaan jenis kelamin juga tidak ditemukan adanya perbedaan jenis kelamin terkait dengan efektivitas promosi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah perbedaan jenis kelamin tidak menentukan tingginya efektivitas promosi produk organik “Bee Organic Food”. Berikut Tabel 21 yang menggambarkan nilai koefisiensi Chi-Square dan signifikansi antara jenis kelamin dengan efektivitas promosi (AIDA)
54 Tabel 21. Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi Chi-Square antara jenis kelamin dengan efektivitas promosi (AIDA) Karakteristik Followers Jenis Kelamin Ket :
Efektivitas Promosi Attention Interest Desire Action Koef. Sig. Koef. Sig. Koef. Sig. Koef. Sig. Korelasi Korelasi Korelasi Korelasi 1.131 0.568 5.433 0.066 -
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% *Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan data variabel karakteristik followers yang diuji dengan efektivitas promosi dapat disimpulkan bahwa kelima variabel ini tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap efektivitas promosi produk melalui keempat tahapan pada AIDA Hubungan Perilaku Penggunaan Media Sosial dengan Efektivitas Promosi Perilaku penggunaan media sosial terdiri dari dua variabel, yaitu aktivitas mengakses media sosial, dan motivasi mengakses media sosial. Kedua variabel dari perilaku pengguna media sosial menggunakan uji korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan dari kedua variabel tersebut dengan efektivitas promosi melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, dan action). Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara kedua variabel aktivitas promosi dengan efektivitas promosi yang terdiri dari empat tahapan (Attention, Interest, Desire, dan Action) dapat digambarkan pada Tabel 22. Tabel 22. Nilai Koefisiensi korelasi dan signifikansi antara perilaku penggunaan media sosial dengan efektivitas promosi (AIDA) Perilaku Efektivitas Promosi PengAttention Interest Desire Action gunaKoef. Sig. Koef. Sig. Koef. Sig. Koef. Sig. an Media Korelasi Korelasi Korelasi Korelasi Sosial Aktivitas 0.513 0.000** 0.574 0.000** 0.402 0.018* 0.471 0.017* Mengakses media sosial Motivasi 0.319 0.007** 0.246 0.046* 0.224 0.204 0.249 0.230 Mengakses media sosial Ket :
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% *Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Tabel 22 menunjukkan hasil hubungan korelasi Rank Spearman antara variabel-variabel pada aktivitas promosi dengan variabel-variabel pada efektivitas
55 promosi (AIDA). Berdasarkan hasil pengolahan Rank Spearman pada SPSS, terdapat tiga variabel yang memiliki hubungan yang sangat kuat. Variabel tersebut adalah aktivitas mengakses media sosial dengan attention, aktivitas mengakses media sosial dengan interest, dan motivasi mengakses media sosial dengan attention. Hal tersebut terlihat dari signifikansi pada ketiga variabel menunjukkan selang kepercayaan sebesar 99%. Selanjutnya, secara lebih rinci penjelasan hubungan di setiap variabel dijelaskan sebagai berikut. Hubungan Aktivitas Mengakses Media Sosial dengan Efektivitas Promosi Aktivitas seorang pengguna aktif media sosial dalam mengakses media sosial akan berhubungan dengan efektif atau tidaknya sebuah promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha terutama di media sosial instagram. Hubungan antara aktivitas pengguna aktif media sosial dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 22. Berdasarkan nilai koefisien korelasi dan signifikansi pada Tabel 22 antara variabel aktivitas mengakses media sosial dengan attention yaitu 0.513 dengan signifikansi 0.000, dan variabel aktivitas mengakses media sosial dengan interest memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.574 dengan signifikansi 0.000, artinya pada selang kepercayaan 99% variabel aktivitas mengakses media sosial memiliki hubungan yang kuat dan sangat signifikan dengan variabel attention dan interest. Sementara itu, nilai koefisien korelasi aktivitas mengakses media sosial dengan action yaitu 0.471 dengan signifikansi 0.017, artinya pada selang kepercayaan 95% variabel aktivitas mengakses media sosial memiliki hubungan yang cukup kuat, signifikan, dan searah dengan variabel action. Nilai koefisien korelasi aktivitas mengakses media sosial dengan desire sebesar 0.402 dengan signifikansi 0.018 berarti pada selang kepercayaan 95% variabel aktivitas mengakses media sosial memiliki hubungan yang cukup kuat, signifikan, dan searah dengan desire. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel aktivitas mengakses media sosial memiliki hubungan yang cukup kuat, signifikan, dan searah dengan variabel attention, interest, desire, dan action. Hasil tersebut menyatakan bahwa hipotesis uji variabel aktivitas mengakses media sosial dengan variabel attention, interest, desire, dan action dapat diterima. Aktivitas mengakses media sosial menentukan besar tingginya efektivitas promosi produk melalui instagram. Semakin tinggi aktivitas mengakses media sosial maka semakin tinggi pula efektivitas promosi yang dihasilkan (attention, interest, desire, action). Pada penelitian ini, jika dilihat dari indikator pada aktivitas mengakses media sosial dapat dikatakan bahwa semakin banyak media sosial yang dimiliki, semakin banyak media sosial yang aktif digunakan, dan semakin sering seseorang mengakses media sosial, maka akan semakin mendorong followers untuk melakukan pembelian produk organik “Bee Organic Food”. Hal tersebut menyatakan bahwa peningkatan aktivitas mengakses media sosial yang dilakukan oleh responden akan membuat responden pada tahap action (tindakan). Hubungan Motivasi Mengakses Media Sosial dengan Efektivitas Promosi Motivasi yang dimiliki masing-masing konsumen akan berbeda dalam memanfaatkan media sosial yang dimiliki, khususnya instagram. Dorongandorongan yang muncul pada setiap konsumen akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi kebutuhan konsumen tersebut. Hubungan antara motivasi followers dalam
56 mengakses media sosial dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desirei, dan action dapat dilihat pada Tabel 22. Berdasarkan nilai koefisiensi korelasi pada Tabel 22 antara variabel motivasi mengakses media sosial dengan attention yaitu 0.319 dengan signifikansi 0.007, artinya pada selang kepercayaan 99% variabel motivasi mengakses media sosial memiliki korelasi yang cukup kuat, sangat signifikan, dan searah dengan variabel attention. Sementara itu, nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi variabel motivasi mengakses media sosial dengan interest sebesar 0.246 dengan signifikansi 0.046, artinya pada selang kepercayaan 95% variabel motivasi mengakses media sosial memiliki hubungan yang cukup kuat, signifikan, dan searah dengan interest. Sedangkan desire dan action tidak memiliki hubungan denga motivasi mengakses media sosial, karena nilai signifikansi > 0.05. Hasil tersebut menyatakan bahwa motivasi mengakses media sosial hanya mampu meningkatkan ketertarikan responden pada tahap attention dan interest. Banyaknya alasan yang mendorong seseorang untuk mengakses media sosial akan semakin meningkatkan attention dan interest responden terhadap promosi yang dilakukan melalui instagram. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Kurniawan (2015) yang menyatakan bahwa motivasi memiliki hubungan denga attention, desire, dan action namun tidak berhubungan dengan interest atau membuat konsumen tertarik untuk membuka instagram @inasinul secara lebih detil. Pada penelitian ini, jika dilihat dari indikator pada motivasi mengakses media sosial dapat dikatakan bahwa semakin banyak faktor yang melatarbelakangi atau mendorong seseorang dalam mengakses media sosial, akan semakin meningkatakkan ketertarikan followers untuk membuka akun @beeorganicfood. Motivasi calon konsumen untuk melakukan kegiatan jual beli online, mencari informasi yang dibutuhkan, ataupun hanya untuk mengisi waktu luang telah membuat mereka memperhatikan keberadaan instagaram produk organik “Bee Organic Food” dan mendorong mereka untuk membuka profil akun @beeorganicfood lebih dalam karena mereka memiliki ketertarikan terhadap produk yang ditawarkan. Kesimpulan dari paparan tersebut bahwa motivasi mengakses media sosial berhubungan dengan attention, dan interest namun tidak berhubungan dengan desire, dan action atau membuat konsumen memiliki keinginan yang tinggi untuk mencari informasi lebih dalam terkait informasi produk hingga tahap pembelian produk. Hubungan Aktivitas Promosi dengan Efektivitas Promosi Aktivitas promosi melalui media sosial instagram @beeorganicfood terdiri dari lima variabel yaitu, tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, tingkat keakuratan dan kejelasan pesan, frekuensi penyampaian pesan, dan frekuensi feedback pesan. Kelima variabel dari aktivitas promosi menggunakan pengukuran ordinal dan diolah menggunakan uji korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan dari kelima variabel tersebut dengan efektivitas promosi melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, dan action). Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara kelima variabel aktivitas promosi dengan efektivitas promosi yang terdiri dari empat tahapan (Attention, Interest, Desire, dan Action) dapat digambarkan pada Tabel 23.
57 Tabel 23. Nilai Koefisiensi korelasi dan signifikansi antara aktivitas promosi dengan efektivitas promosi (AIDA) Aktivitas Promosi
Tingkat Daya Tarik Pesan Gaya Pesan Tingkat Kekauratan dan Kejelasan Pesan Frekuensi Penyampaia n Pesan Frekuensi Feedback Pesan
Efektivitas Promosi Attention Interest Desire Koef. Sig. Koef. Sig. Koef. Sig. Korelasi Korelasi Korelasi 0.589 0.000** 0.383 0.001** 0.631 0.000**
0.285 0.287
0.017* 0.016*
0.348
0.134
0.408 0.275
Action Koef. Sig. Korelasi 0.489 0.013*
0.001** 0.025*
0.345 0.491
0.046* 0.003**
0.241 0.234
0.247 0.259
0.003** 0.265
0.031*
0.332
0.055
0.106
0.615
0.270
0.000**
0.094
0.597
0.181
0.388
0.472
Ket : ** Signifikan pada selang kepercayaan 99% *Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Tabel 23 menunjukkan hasil hubungan korelasi Rank Spearman antara variabel-variabel pada aktivitas promosi dengan variabel-variabel pada efektivitas promosi (AIDA). Berdasarkan hasil pengolahan Rank Spearman pada SPSS, terdapat tujuh variabel yang memiliki hubungan yang sangat kuat. Variabel tersebut adalah tingkat daya tarik pesan dengan attention, tingkat daya tarik pesan dengan interest, tingkat daya tarik pesan dengan desire, gaya pesan dengan interest, tingkat keakuratan dan kejelasan pesan dengan desire, frekuensi penyampaian pesan dengan attention, dan frekuensi feedback pesan dengan interest. Hal tersebut terlihat dari signifikansi pada ketujuh variabel menunjukkan selang kepercayaan sebesar 99%. Selanjutnya, secara lebih rinci penjelasan hubungan di setiap variabel dijelaskan sebagai berikut. Hubungan Tingkat Daya Tarik Pesan dengan Efektivitas Promosi Menurut Kusumastuti (2009) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusum sebuah pesan persuasif, salah satunya adalah daya tarik pesan. Sebuah promosi yang dilakukan di media sosial instagram dirancang untuk menarik perhatian konsumen sehingga mereka akan menggali informasi lebih dalam dan berakhir pada proses pembelian. Daya tarik pesan pada instagram terlihat pada profil, foto, caption, dan hastag yang dimanfaatkan untuk menarik perhatian konsumen karena fitur itulah yang menjadi ikon menonjol dalam media sosial instagram. Berdasarkan hasil data hubungan antara daya tarik pesan dengan attention (Tabel 23) nilai koefisien korelasinya sebesar 0.589 dengan signifikansi 0.000, dan daya tarik pesan dengan interest memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.383 dengan signifikansi 0.001, artinya pada selang kepercayaan 99% hubungan
58 antara daya tarik pesan dengan attention dan interest memiliki hubungan yang kuat, sangat signifikan dan searah. Variabel daya tarik pesan dengan desire memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.631 dengan signifikansi sebesar 0.000, artinya pada selang kepercayaan 99% daya tarik pesan memiliki hubungan yang sangat kuat, sangat signifikan, dan searah dengan desire. Sedangkan nilai koefisien korelasi dari daya tarik pesan dengan action adalah nilai terkecil dibanding variabel lainnya, yakni 0.489 dengan signifikansi 0.013 yang artinya pada selang kepercayaan 95% hubungan antara kedua variabel adalah cukup kuat, signifikan, dan searah. Hasil tersebut menyatakan bahwa hipotesis uji variabel daya tarik pesan dengan tahapan efektivitas AIDA (attention, interest, desire, dan action) dapat diterima. Tingkat daya tarik pesan menentukan besar tingginya efektivitas promosi produk melalui instagram. Semakin tinggi tingkat daya tarik pesan yang disampaikan oleh admin @beeorganicfood maka akan semakin mendorong followers untuk memperhatikan bahkan hingga tahapan melakukan pembelian produk. Hal tersebut didukung oleh penelitian Wurinanda (2015) yang menyatakan bahwa tingkat daya tarik pesan memiliki hubungan yang sangat nyata, sangat signifikan, dan searah dengan variabel efektivitas promosi (attention, interest, desire, dan action). Pada penelitian ini, salah satu indikator untuk mengukur daya tarik pesan adalah daya tarik caption dan hastag pada foto yang di posting akun @beeorganicfood. Sebanyak 51 dari 70 responden menilai bahwa caption dan hastag yang digunakan oleh akun @beeorganicfood dalam setiap fotonya menarik (Tabel 10), sehingga mendorong rasa ingin mereka untuk bertanya-tanya terkait produk yang ditawarkan kepada admin. Selain itu, admin akun @beeorganicfood tergolong sering untuk me-repost atau mem-posting foto bukti-bukti/testimoni positif para konsumen yang sudah membeli produk. Hal tersebut membuktikan bahwa daya tarik foto dan tampilan foto tentang testimoni menarik perhatian calon konsumen bahkan menumbuhkan rasa kepercayaan pada konsumen sehingga mereka tertarik untuk melakukan pembelian produk secara online hingga merekomendasikannya kepada teman/kerabat. Hal-hal tersebut menandakan bahwa semakin mudah logo @beeorganicfood untuk diingat, semakin menarik profile picture yang digunakan, semakin baik kualitas foto, semakin menarik tampilan foto, semakin menarik caption yang tersedia, dan semakin menarik hastag yang digunakan maka akan semakin mendorong followers untuk membeli produk yang ditawarkan. Hubungan Gaya Pesan dengan Efektivitas Promosi Menurut Kusumastuti (2009) komunikator harus benar-benar merancang pesan yang disampaikan agar menjadi pesan persuasif yang mampu memengaruhi sikap orang lain. Promosi yang dilakukan melalui posting-an foto pada instagram membutuhkan penjelas informasi yang tersedia pada fitur caption. Caption yang dituliskan oleh admin tentu haruslah mudah untuk dimengerti, menarik bagi konsumen, serta lengkap mencakup keseluruham imformasi produk yang di promosikan. Menurut Diamond (2015) Caption yang menarik akan menarik konsumen yang membacanya untuk tinggal lebih lama dan membaca keseluruhan dari caption sebuah foto. Selain caption, fitur hastag pun akan menjadi perhatian bagi konsumen, terutama bagi calon konsumen yang sedang mencari produk yang
59 dibutuhkan. Hubungan gaya pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 23. Berdasarkan hasil data hubungan antara gaya pesan dengan attention (Tabel 23), nilai koefisien korelasinya sebesar 0.285 dengan signifikansi sebesar 0.017, dan variabel gaya pesan dengan desire memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.345 dengan signifikansi 0.046, artinya pada selang kepercayaan 95% hubungan antara variabel gaya pesan dengan attention dan desire adalah cukup kuat, signifikan, dan searah. Hubungan antara variabel gaya pesan dengan interest memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.408 dengan signifikansi 0.001, artinya pada selang kepercayaan 99% hubungan antara kedua variabel adalah cukup kuat, sangat signifikan, dan searah. Sedangkan variabel gaya pesan dengan action memiliki nilai signifikansi >0.05 sehingga gaya pesan tidak berhubungan dengan tahapan action. Hal tersebut menyatakan bahwa gaya pesan hanya berhubungan dengan attention, interest, dan desire, artinya gaya pesan hanya mampu mendorong responden hingga memiliki keinginan untuk mencari tahu informasi lebih dalam terkait produk yang ditawarkan hingga akhirnya melakukan interaksi dengan pihak “Bee Organic Food”. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Kurniawan (2015) yang menyatakan bahwa gaya pesan memiliki hubungan dengan attention dan interest. Pada penelitian ini, caption pada foto yang dimuat dalam setiap posting-an foto dan dirancang secara lengkap, sesuai dan bersifat persuasif akan membuat folowers atau calon konsumen menyadari keberadaan instagram @beeorganicfood di timeline responden. Selain itu, ketertarikan konsumen akan muncul ketika mereka melihat kesesuaian caption dan hastag dengan foto, serta ketika membaca dan memperhatikan informasi lebih dalam pada caption melalui profil akun @beeorganicfood. Kelengkapan informasi yang tersedia pada caption mencakup manfaat produk, harga produk, serta tata cara pemesanan produk telah membuat calon konsumen memiliki keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan. Hal-hal tersebut menandakan bahwa semakin mudah caption foto untuk dimengerti, semakin persuasif caption foto, semakin lengkap informasi pada caption, semakin sering admin menggunakan caption dan hastag, serta semakin sesuai penggunaan caption dan hastag dengan foto maka akan semakin mendorong followers untuk memperhatikan, mencari informasi lebih dalam, hingga menimbulkan rasa penasaran followers terhadap produk yang ditawarkan. Beradasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel gaya pesan hanya berhubungan dengan attention, interest, dan desire atau hanya sampai menimbulkan keinginan membeli produk pada calon konsumen saja. Hubungan Tingkat Keakuratan dan Kejelasan Pesan dengan Efektivitas Promosi Promosi sebuah produk melalui media sosial instagram harus menyampaiakan pesan dengan mencantumkan informasi secara lengkap dan jelas, mencakup keseluruhan aspek pdari produk yang ditawarkan sehingga konsumen merasa cukup jelas. Kejelasan pesan pada caption instagram dan keakuratan informasi tersebut akan berdampak pada keinginan konsumen untuk berlanjut ke tahapan pembelian produk. Menurut Sukma (2012) konsumen tidak akan melakukan pembelian tanpa adanya kejelasan dan jaminan yang memadai karena
60 jika konsumen merasa tidak adanya kejelasan dan jaminan maka akan memunculkan kekhawatiran pada konsumen tersebut. Hubungan antara tingkat keakuratan dan kejelasan pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 23. Berdasarkan hasil hubungan antara variabel keakuratan dan kejelasan informasi melalui pesan dengan variabel attention (Tabel 23) memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.287 dengan signifikansi sebesar 0.016, dan hubungan antara keakuratan dan kejelasan pesan dengan interest memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.275 dengan signifikansi 0.025, artinya pada selang kepercayaan 95% hubungan antara keakuratan dan kejelasan pesan, dengan attention dan interest adalah cukup kuat, signifikan, dan searah. Hubungan antara keakuratan dan kejelasan pesan dengan desire memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.491 dengan signifikansi sebesar 0.003, artinya pada selang kepercayaan 99% hubungan antara keakuratan dan kejelasan pesan dengan desire adalah cukup kuat, sangat signifikan, dan searah. Sedangkan variabel keakuratan dan kejelasan pesan dengan action tidak memiliki hubungan karena nilai signifikansi >0.05. Hal tersebut menyatakan bahwa tingkat keakuratan dan kejelasan pesan berhubungan dengan attention, interest, dan desire, artinya tingkat keakuratan dan kejelasan pesan hanya mampu mendorong responden hingga memiliki keinginan untuk mencari tahu informasi lebih dalam terkait produk yang ditawarkan hingga akhirnya melakukan interaksi dengan pihak “Bee Organic Food”. Hal tersebut didukung oleh penelitian Wulandari (2015) yang menyatakan bahwa kejelasan dalam penyampaian pesan efektif dalam menarik perhatian, menimbulkan ketertarikan, dan berakhir untuk membeli walaupun tidak efektif dalam menimbulkan keinginan untuk membeli. Pada penelitian ini, informasi terkait produk seperti deskripsi produk, harga produk, contact person, dan jam operasional yang tertera pada caption akan membuat calon konsumen memperhatikan setiap foto yang di posting oleh akun @beeorganicfood. Selain itu, keakuratan foto dengan produk asli dan keakuratan informasi pada caption dan bio pun akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk melakukan pencarian informasi lebih lanjut terkait produk yang ditawarkan. Penilaian responden terhadap aktivitas promosi yang dilakukan oleh admin terkait keakuratan dan kejelasan pesan tergolong tinggi, sehingga beberapa responden sudah memiliki keinginan untuk membeli produk setelah mereka memperhatikan dan mencaritahu lebih dalam informasi produk yang ditawarkan hingga akhirnya mendorong mereka untuk menghubungi admin. Hal-hal tersebut menandakan bahwa semakin jelas informasi yang tersedia pada bio dan caption terkait alamat gerai, contact person, informasi produk, harga, ketersediaan stok, jam operasional, dan tata cara pembelian produk, serta semakin akurat foto dengan bentuk asli produk maka akan semakin mendorong followers untuk memperhatikan, mencari informasi lebih dalam, hingga menimbulkan rasa penasaran followers terhadap produk yang ditawarkan. Berdasarkan hasil uji hubungan variabel-variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kejelasan pesan hanya berhubungan dengan attention, interest, desire atau dapat dikatakan belum dapat mendorong calon konsumen untuk melakukan pembelian di “Bee Organic Food”.
61 Hubungan Frekuensi Penyampaian Pesan dengan Efektivitas Promosi Efektivitas promosi yang dilakukan pelaku usaha tidak hanya dipengaruhi oleh pengemasan pesan yang persuasif dan lengkap saja, namun frekuensi penyampaian pesan pun akan menjadi dya tarik bagi calon kosnumen yang melihat aktivitas promosi tersebut. Menurut Shimp yang dikutip oleh Wulandari (2015) untuk mengukur efektivitas internet dapat dilihat dari frekuensi kunjungan pelanggan terhadap akun media sosial produk, frekuensi pesan dan feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, lama kunjungan, serta jalan yang ditempuh untuk mencapai situs-situs media tertentu. Hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action terlihat pada Tabel 23. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara frekeunsi penyampaian pesan dengan attention (Tabel 23) memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.348 dengan signifikansi sebesar 0.003, artinya pada selang kepercayaan 99% hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan attention adalah cukup kuat, sangat signifikan, dan searah. Hubungan variabel frekuensi penyampaian pesan dengan interest memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.265 dengan signifikansi 0.031, artinya pada selang kepercayaan 95% hubungan antara kedua variabel adalah cukup kuat, signifikan, dan searah. Sedangkan variabel frekuensi penyampaian pesan dengan desire dan action tidak berhubungan karena memiliki nilai signifikansi >0.05. Hal tersebut menyatakan bahwa frekuensi penyampaian pesan berhubungan dengan attention,dan interest, artinya tingkat frekuensi penyampaian pesan hanya mampu meningkatkan ketertarikan responden untuk mencari informasi lebih dalam terkait produk yang ditawarkan. Intensitas kemunculan posting foto pada timeline responden yang dilakukan oleh admin tergolong sering, sehingga semakin intens foto yang di posting muncul di timeline maka akan semakin tinggi perhatian dan ketertarikan followers terhadap produk yang ditawarkan. Semakin sering admin mem-posting foto maka responden akan menyadari dan mengetahui keberadaan akun @beeorganicfood. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil uji kedua variabel menyatakan bahwa frekuensi penyampaian pesan hanya berhubungan dengan tahap attention, dan interest saja atau dapat dikatakan belum dapat menimbulkan keinginan responden untuk mencari informasi lebih dalam bahkan hingga mendorong responden untuk melakukan pembelian. Hubungan Frekuensi Feedback Pesan dengan Efektivitas Promosi Kegiatan jual beli yang dilakukan melalui media sosial memerlukan adanya komunikasi dua arah yang terjalin antara pelaku usaha dengan konsumen. Konsumen akan menghubungi pihak pelaku usaha seperti bertanya atau memberi respon terhadap pesan atau informasi yang dipasang oleh admin. Dengan adanya feedback (umpan balik) antara pelaku usaha dengan konsumen maka menumbuhkan hubungan yang terjalin baik antar dua pihak. Hubungan frekuensi feedback pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action terlihat pada Tabel 23. Berdasarkan hasil uji hubungan frekuensi feedback pesan dengan tahapan efektivitas promosi (AIDA) (Tabel 23) hanya memiliki hubungan dengan interest (ketertarikan). Nilai koefisien korelasi antara frekuensi feedback pesan dengan interest adalah 0.472 dengan signifikansi 0.000, artinya pada selang kepercayaan
62 99% hubungan antara kedua variabel adalah cukup kuat, sangat signifikan, dan searah. Sedangkan nilai signifikansi antara frekuensi feedback pesan dengan attention, interest, dan action adalah >0.05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Hal tersebut menyatakan bahwa frekuensi feedback pesan hanya berhubungan dengan tahapan interest, atau hanya mampu menimbulkan dan meningkatkan ketertarikan responden terhadap aktivitas promosi yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian Kurniawan (2015) frekuensi feedback pesan memiliki hubungan yang sangatnyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest. Hal tersebut mengartikan bahwa followers merasa tertarik dengan produk yang ditawarkan setelah melihat posting-an foto di profil akun@beeorganicfood tentang testimoni atau repost pesan yang dilakukan oleh admin. Selain itu, aktivitas dan kecepatan admin dalam merespon pesan yang dilontarkan oleh calon konsumen atau konsumen pada fitur comment pun menjadi daya tarik bagi followers. Berdasarkan uraian tersebut, hasil uji hubungan antara frekuensi feedback pesan dengan efektivitas promosi (AIDA) adalah efektif dalam menimbulkan ketertarikan responden untuk mencari informasi lebih dalam walaupun belum dapat membuat followers sadar dan perhatian terhadap posting-an foto di timeline mereka, belum dapat menumbuhkan rasa keinginan dalam diri responden untuk membeli produk atau merekomendasikan produk. Hal tersebut berarti, frekuensi feedback pesan hanya dapat menstimulsi ketertarikan responden untuk membuka beragam comment dan foto repost yang terdapat dalam profil akun @beeorganicfood.
63
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dibuat beberapa kesimpulan seperti berikut : 1. Promosi yang dilakukan oleh usaha produk organik “Bee Organic Food” melalui instagram efektif dalam menstimulasi perhatian (attention) responden yaitu meningkatkan pengetahuan responden akan produk yang ditawarkan dan menimbulkan ketertarikan (interest) responden. Media promosi instagram pun cukup efektif dalam menimbulkan keinginan (desire) responden dan membuat responden melakukan tindakan (action) yaitu membeli produk organik “Bee Organic Food” hingga merekomendasikannya kembali kepada orang lain. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi produk organik “Bee organic Food” melalui instagram adalah : a. Perilaku penggunaan media sosial yaitu aktivitas mengakses media sosial memiliki hubungan dengan efektivitas promosi (attention,interest, desire, dan action). Sedangkan, motivasi mengakses media sosial berhubungan dengan tahap attention dan interest. b. Aktivitas promosi, yaitu : (1)Tingkat daya tarik pesan berhubungan positif dengan efektivitas promosi (attention, interest, desire, dan action) (2)Gaya pesan berhubungan positif dengan efektivitas promosi pada tahapan attention, interest, dan desire. (3)Tingkat kekuratan dan kejelasan pesan berhubungan positif dengan efektivitas promosi pada tahapan attention, interest, dan, desire. (4)Frekuensi penyampaian pesan berhubungan positif dengan efektivitas promosi pada tahapan attention dan interest. (5)Frekuensi feedback pesan berhubungan positif dengan efektivitas promosi pada tahapan interest. Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, beberapa saran yang diajukan antara lain : 1. Pelaku usaha “Bee Organic Food” perlu meningkatkan daya tarik profile picture dengan cara mengganti profile picture dengan foto yang lebih menarik secara berkala untuk menarik lebih banyak followers. 2. Pelaku usaha “Bee Organic Food” perlu meningkatkan kelengkapan informasi pada caption, khususnya terkait informasi harga dan stok barang di setiap foto yang di posting agar followers mendapatkan informasi yang lebih detil dan jelas. 3. Pelaku usaha “Bee Organic Food” perlu meningkatkan intensitas posting foto dan meningkatkan kegiatan promo secara berkala seperti potongan harga (diskon) agar lebih menarik banyak followers untuk membeli produk organik.
64 4. Pelaku usaha “Bee Organic Food” perlu meningkatkan intensitas posting foto yang berisi testimoni dari konsumen sebelumnya agar meningkatkan keyakinan pada konsumen bahwa akun @beeorganicfood merupakan akun terpercaya 5. Pelaku usaha “Bee Organic Food” perlu lebih meningkatkan daya tarik pesan dari segi kualitas dan tampilan foto yang di posting dan penggunaan caption menarik untuk setiap foto yang di posting. 6. Pelaku usaha “Bee Organic Food” perlu lebih meningkatkan gaya pesan dalam segi kesesuaian foto dengan caption dan hastag, bahasa caption yang mudah dimengerti dan persuasif agar followers semakin tertarik dengan produk yang ditawarkan.
65
DAFTAR PUSTAKA Amaliah. 2013. Permasalahan Dalam Pengembangan Pertanian Organik. [Diakses pada 14 Desember 2015] Tersedia pada https://amaliah84.files.wordpress.com/2014/11/permasalahan-dalampengembangan-pertanian-organik.pdf [APJII] Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (ID). 2015. Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. [Internet]. [Diunduh pada 03 April 2016]. Tersedia pada https://apjii.or.id/downfile/file/PROFILPENGGUNAINTERNETINDONES IA2014.pdf Beritagar. 2016. Instagram Beberkan Fakta-Fakta Pengguna di Indonesia. [Diakses pada 23 Januari 2016]. Tersedia pada https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/instagram-beberkan-fakta-faktapengguna-di-indonesia Diamond S. 2015. The Visual Marketing Revolution: 26 Kiat Sukses Pemasaran di Media Sosial. Jakarta (ID): Serambi Ilmu Semesta. 400 hal. Fristanto HT. 2014. Pembuatan Website Promosi dan Pemesanan Produk pada Home Industry Agro Punung Pacitan. Indonesian Journal on Networking and Security. [Internet]. [Diunduh pada 02 Desember 2015];3(3):58-62. Tersedia pada http://journal.ijns.org/index.php/ijns/article/view/46/45 Gifary S, Kurnia I. 2015. Intensitas Penggunaan Smartphone Terhadap Perilaku Komunikasi. Jurnal sosioteknologi. [Internet]. [Diunduh pada 03 April 2016]:14(2):170-178. Tersedia pada http://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/article/viewFile/1472/1045 Irfan M. 2014. Efektivitas Penggunaan Media Sosial Twitter sebagai Media Komunikasi Pemasaran Strike! Courier di Samarinda. [Internet]. [Diunduh pada 06 September 2015];2(2):28-38. Tersedia pada http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/05/Journal%20_final_%20(05-12-14-09-15-22).pdf Jayanti G. 2014. Penerapan E-Commerce dalam Proses Komunikasi Pemasaran di Toko East Kalimantan Center Samarinda. E-Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman. [Internet]. [Diunduh pada 02 Desember 2015];2(3):219-228. Tersedia pada http://ejournal.ilkom.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/08/ejournal%20gita%20jayanti%20(08-22-14-02-0413).pdf\ Johar DS, Kumadji S, Mawardi MK. 2015. Pengaruh AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) Terhadap Efektivitas Iklan Online (Survei Pada Pembeli di Toko Online Adorable Project). Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya. [Internet]. [Diunduh pada 06 September 2015];26(1):1-10. Tersedia pada http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id Kominfo. 2013. Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang. [Diakses pada 14 Desember 2015]. Tersedia Pada http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Penggu na+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker#.Vm7E40p97IU
66 Kotler P. 2003.80 Konsep yang Harus Dipahami Setiap Manajer (Alih bahasa dari Bahasa Inggris). Jakarta (ID): Erlangga. [Judul asli: Marketing Insight From A to Z]. 221 hal. Kurniawan H. 2015. Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi Batik Solo “Inasinul” [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kusumastuti YI. 2009. Komunikasi Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. 201 hal. Nashrullah R. 2015. Media Sosial (perspektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi). Bandung (ID): Simbiosa Rekatama Media. 230 hal. Nurhidayati, Pujiwati I, Solichah A, Djuhari, dan Basit A. 2008. Pertanian Organik. Malang [ID]: Universitas Islam Malang. [Internet]. [Diakses pada 05 November 2015]. Tersedia pada http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id/files/2013/10/E-BOOK-PERTANIANORGANIK.pdf Permatasari MK. 2014. Efektivitas Merek dan Desain Kemasan dalam Membentuk Citra Produk di Serambi Botani, Botani Square, Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Pratiwi ND. 2013. Hubungan Keterdedahan Media Komunikasi dengan Perilaku Komunikasi Anggota Gabungan Kelompok Tani [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Putri EA. 2013. Aplikasi Instagram Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Online Shop (Studi Deskriptif Kualitatif APlikasi Instagram sebagai Media Komunikasi Pemasaran Online Shop) [Skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Qashmal Z, dan Ahmadi D. 2015. Hubungan Pengguna Media Sosial Instagram terhadap Pembentukan Citra Diri. Jurnal Hubungan Masyarakat. [Internet]. [Diunduh pada 23 Januari 2016]; 222-228. Tersedia pada https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4& cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjXs8yV57_KAhVLj44KHdMpCh8QFgg0 MAM&url=http%3A%2F%2Fkaryailmiah.unisba.ac.id%2Findex.php%2Fh umas%2Farticle%2Fdownload%2F305%2Fpdf&usg=AFQjCNFbWyxY42T E4KN4nxfcEDcaJDGIig&sig2=3dnNx1ua8QZXeq7AtV3jA&bvm=bv.112454388,d.c2E Riyantoro B, Harmoni A. 2013. Efektivitas Iklan Melalui Jejaring Sosial sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Keripik Pedas Maicih. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil). [Internet]. [Diunduh pada 29 September 2015];5:256-263. Tersedia pada http://www.ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/viewFile/923/8 13 Santi IAPNP. 2012. Hubungan Karakteristik Sosial demografi Konsumen dengan Respon Terhadap Stimuli Komunikasi pemasaran (Produk Bancassurance AIA-BCA). E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. [Internet]. [Diunduh pada 05 November 2015];1(2):124-143. Terseedia pada http://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/article/view/4297/3280 Sarwono J, dan Prihartono K. (2012). Perdagangan Online : Cara Bisnis di Internet. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo. 288 hal Singarimbun M, Effendi S. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID): LP3ES. 336 hal.
67 Siswanto T. 2013. Optimalisasi Sosial Media sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil Menengah. Jurnal Liquidity Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. [Internet]. [Diunduh pada 06 September 2015];2(1):80-86. Tersedia pada http://www.liquidity.stiead.ac.id/wpcontent/uploads/2013/04/10.-Tito-Siswanto.pdf Sukma AA. 2012. Analisis Faktor-Faktoor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Melalui Media Social Networking Websites. Jurnal EKonomi Manajemen Universitas Gunadarma. [Internet]. [Diunduh pada 06 Oktober 2015]:1-11. Tersedia pada http://publication .gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6151/1/JURNAL.pdf Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Edisi kedua. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. 468 hal. [Undang-Undang] Undang-Undang Republik Indonesia No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik [Undang-Undang] Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Wulandari YS. 2015. Efektivitas Promosi melalui Twitter pada Perusahaan Pariwisata Bahari “Ibu Penyu” [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Wurinanda I. 2015. Efektivitas Promosi Produk Ayam Suwir “Si Kentung” melalui Twitter [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
68
69
LAMPIRAN
70 Lampiran 1. Denah Lokasi Gerai Penjualan Produk Organik “Bee Organic Food” Gerai “Bee Organic Food”
Sumber
:https://www.google.co.id/maps/place/Bee+Organic+Food/@6.3709956,106.7972968,18z/data=!4m2!3m1!1s0x2e69eeb9dcc80563:0xa025d5adfc97 e578?hl=en
71 Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Penelitian Januari
Kegiatan
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 Penyusunan Proposal Skripsi Uji Petik Revisi
dan
Kolokium Pengambilan data lapang Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Uji Petik Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi
72 Lampiran 3. Daftar Responden No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Timest Pengisian Kuesioner 4/7/2016 11:14 4/7/2016 11:25 4/7/2016 12:33 4/7/2016 12:55 4/7/2016 13:01 4/7/2016 13:18 4/7/2016 14:32 4/7/2016 16:00 4/7/2016 16:43 4/7/2016 16:59 4/7/2016 17:03 4/7/2016 19:35 4/7/2016 22:51 4/8/2016 1:56 4/8/2016 12:56 4/8/2016 13:38 4/8/2016 14:44 4/8/2016 15:21 4/8/2016 15:21 4/8/2016 21:31 4/8/2016 21:40 4/8/2016 21:54 4/9/2016 18:31
Nama Usia Responden
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pendapatan
≤ Rp 2.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000 Rp 6.000.001 Rp 8.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000
PM
21
Perempuan
Sarjana (S1)
ID
29
Perempuan
Sarjana (S1)
VK
27
Perempuan
MZ
23
Laki-laki
Sarjana (S1) SMA/SMK/ MA/sederajat
AT
33
Perempuan
MYF
27
Perempuan
SA
26
Perempuan
RA
42
Perempuan
NS
25
Perempuan
Sarjana (S1) SMA/SMK/ MA/sederajat SMA/SMK/ MA/sederajat
AP
27
Perempuan
Sarjana (S1)
MPP
25
Perempuan
Sarjana (S1)
≥ Rp 8.000.001 Rp 2.000.001Rp 4.000.000
IR
38
Perempuan
S2/S3
≥ Rp 8.000.001
VF
31
Perempuan
Sarjana (S1)
FA
25
Perempuan
NF
26
Perempuan
MNA
20
Perempuan
≥ Rp 8.000.001 Rp 2.000.001Sarjana (S1) Rp 4.000.000 SMA/SMK/ Rp 2.000.001MA/sederajat Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Diploma Rp 4.000.000
SMU
29
Perempuan
Sarjana (S1)
LN
32
Perempuan
Sarjana (S1)
ETN
28
Perempuan
Sarjana (S1)
ANA
31
Perempuan
Sarjana (S1)
≥ Rp 8.000.001 Rp 2.000.001Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000
KADW
21
Perempuan
Sarjana (S1)
≤ Rp 2.000.000
CN
21
Perempuan
Diploma
WRT
26
Laki-laki
Sarjana (S1)
≤ Rp 2.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000
Sarjana (S1) SMA/SMK/ MA/sederajat
73 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
4/9/2016 19:37 4/10/2016 14:43 4/10/2016 22:57 4/11/2016 8:20 4/11/2016 14:14 4/13/2016 13:42 4/13/2016 14:12 4/13/2016 14:41 4/13/2016 14:59 4/13/2016 15:04 4/13/2016 15:08 4/13/2016 15:13 4/13/2016 15:17 4/13/2016 15:24 4/13/2016 15:25 4/13/2016 15:28 4/13/2016 15:29 4/13/2016 15:30 4/13/2016 15:39 4/13/2016 15:46 4/13/2016 15:59 4/13/2016 16:09 4/13/2016 16:11 4/13/2016 16:28 4/13/2016 16:34 4/13/2016 16:58
Rp 4.000.001 Rp 6.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000
DC
26
Perempuan
S2/S3
FR
26
Perempuan
Sarjana (S1)
BNR
29
Perempuan
Sarjana (S1)
VNI
23
Perempuan
HD
21
Laki-laki
FYD
30
Perempuan
MK
25
Perempuan
UF
20
Perempuan
RW
31
Perempuan
IRM
28
Perempuan
NY
26
Perempuan
MET
23
Perempuan
YEP
31
Perempuan
≤ Rp 2.000.000 Rp 2.000.001Sarjana (S1) Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Sarjana (S1) Rp 4.000.000 SMA/SMK/ Rp 6.000.001 MA/sederajat Rp 8.000.000 Rp 4.000.001 Sarjana (S1) Rp 6.000.000 SMA/SMK/ Rp 2.000.001MA/sederajat Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Sarjana (S1) Rp 4.000.000 SMA/SMK/ Rp 2.000.001MA/sederajat Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Sarjana (S1) Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Sarjana (S1) Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Sarjana (S1) Rp 4.000.000
HTP
25
Perempuan
Sarjana (S1)
YR
28
Perempuan
S2/S3
DSW
26
Perempuan
Diploma
NM
35
Perempuan
IM
23
Perempuan
S2/S3 ≤ Rp 2.000.000 SMA/SMK/ Rp 6.000.001 MA/sederajat Rp 8.000.000
DY
25
Perempuan
Sarjana (S1)
DWT
31
Perempuan
S2/S3
RSG
29
Perempuan
Sarjana (S1)
RRSB
31
Perempuan
Sarjana (S1)
YNN
40
Perempuan
Sarjana (S1)
VK
29
Perempuan
Sarjana (S1)
DA
27
Perempuan
Sarjana (S1)
≤ Rp 2.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000 Rp 6.000.001 Rp 8.000.000
EF
23
Perempuan
Sarjana (S1)
≥ Rp 8.000.001
≤ Rp 2.000.000 Rp 6.000.001 Rp 8.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000
74 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
4/13/2016 17:33 4/13/2016 17:34 4/13/2016 18:01 4/13/2016 19:14 4/13/2016 20:01 4/13/2016 20:09 4/13/2016 21:52 4/13/2016 22:10 4/14/2016 4:44 4/14/2016 7:44 4/14/2016 12:00 4/14/2016 12:32 4/14/2016 12:59 4/14/2016 18:39 4/14/2016 20:32 4/15/2016 13:23 4/15/2016 19:43 4/18/2016 14:42 4/18/2016 21:48 4/20/2016 14:20 4/20/2016 14:27
NFO
25
Perempuan
Diploma
≤ Rp 2.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000
EADS
33
Perempuan
Diploma
STP
29
Perempuan
Sarjana (S1)
AW
33
Perempuan
SKS
30
Perempuan
PTK
27
Perempuan
Sarjana (S1) SMA/SMK/ MA/sederajat ≤ Rp 2.000.000 Rp 2.000.001Sarjana (S1) Rp 4.000.000
HW
30
Perempuan
Sarjana (S1)
LAU
23
Perempuan
Diploma
BA
26
Perempuan
Sarjana (S1)
RWD
22
Perempuan
Sarjana (S1)
YDW
36
Perempuan
Sarjana (S1)
KRT
29
Perempuan
Diploma
AS
29
Perempuan
Sarjana (S1)
NMS
33
Perempuan
Sarjana (S1)
TA
25
Perempuan
Diploma
NGP
35
Perempuan
Sarjana (S1)
MAG
35
Laki-laki
DP
34
Perempuan
LA
35
Perempuan
YA
26
Perempuan
Diploma SMA/SMK/ MA/sederajat ≥ Rp 8.000.001 Rp 2.000.001Sarjana (S1) Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Sarjana (S1) Rp 4.000.000
AW
22
Perempuan
Sarjana (S1)
≤ Rp 2.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000
≤ Rp 2.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000 ≤ Rp 2.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000 Rp 4.000.001 Rp 6.000.000 ≥ Rp 8.000.001 Rp 6.000.001 Rp 8.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000 Rp 2.000.001Rp 4.000.000
≥ Rp 8.000.001
75 Lampiran 4. Tampilan Kuesioner Online
76 Lampiran 5. Pedoman Wawancara Informan Pedoman wawancara dengan Pemilik Usaha Produk Organik “Bee Organic Food” Hari/ Tanggal Wawancara Lokasi Wawancara Nama Informan Pekerjaan/ Jabatan Pertanyaan Penelitian
: : : : :
Gambaran tentang Produk Organik “Bee Organic Food” 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Bagaimana sejarah tercetusnya produk organik “Bee Organic Food”? Apa visi, misi, dan tujuan dibentuknya usaha produk organik “Bee Organic Food”? Apa arti dari nama merek produk organik “Bee Organic Food” itu sendiri? Ada berapa jumlah pegawai di gerai penjualan produk organik “Bee Organic Food”? Bagaimana bentuk kerja sama pelaku usaha dalam memenuhi kebutuhan bahan dan olahan dari makanan organik? Apa saja menu yang ditawarkan di gerai yang tersedia? Apa saja strategi pemasaran yang dilakukan produk organik “Bee Organic Food” dalam menarik konsumen? Kapan waktu konsumen banyak memesan produk? Media-media apa saja yang digunakan dalam pemasaran produk organik “Bee Organic Food” Bagaimana perkembangan pemasaran produk organik “Bee Organic Food” melalui media-media promosi? Berapa biaya promosi yang dikeluarkan ileh produsen produk organik “Bee Organic Food”? Berapa omset yang didapatkan dari penjualan produk organik “Bee Organic Food”?
77 Lampiran 6. Hasil Uji Statistik Rank Spearman Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .821 11
Hasil Uji Korelasi antara Aktivitas Promosi dengan Efektivitas Promosi (AIDA) melalui Instagram Correlations
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Attention Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Tingkat Daya Tarik Pesan
Tingkat Daya Attention Tarik Pesan ** 1.000 .589 . .000 70 70 ** .589 1.000 .000 . 70 70
Correlations Correlation Coefficient Gaya Pesan Sig. (2-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Attention Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Gaya Pesan 1.000 . 70 * .285 .017 70
Attention *
.285 .017 70 1.000 . 70
Correlations
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Attention Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Tingkat Keakuratan dan Kejelasan Pesan
Tingkat Attention Keakuratan dan Kejelasan Pesan * 1.000 .287 . .016 70 70 * .287 1.000 .016 . 70 70
78 Correlations
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Attention Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Frekuensi Penyampaian Pesan
Frekuensi Attention Penyampaian Pesan * 1.000 .301 . .011 70 70 * .301 1.000 .011 . 70 70
Correlations
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Attention Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Frekuensi Penyampaian Pesan
Frekuensi Attention Penyampaian Pesan * 1.000 .301 . .011 70 70 * .301 1.000 .011 . 70 70
Hasil Uji Korelasi antara Perilaku Pengguna Media Sosial dengan Efektivitas Promosi (AIDA) melalui Instagram Correlations
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Attention Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Aktivitas Mengakses Media Sosial
Aktivitas Attention Mengakses Media Sosial ** 1.000 .513 . .000 70 70 ** .513 1.000 .000 . 70 70
Correlations
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Attention Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Motivasi Mengakses Media Sosial
Motivasi Attention Mengakses Media Sosial ** 1.000 .319 . .007 70 70 ** .319 1.000 .007 . 70 70
79 Hasil Uji Korelasi Antara Karakteristik Followers dengan Efektivitas Promosi (AIDA) melalui Intagram Correlations
Usia Spearman's rho Attention
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Usia 1.000 . 70 -.051 .673 70
Attention -.051 .673 70 1.000 . 70
Correlations
Correlation Coefficient Tingkat Pendidikan Sig. (2-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Attention Sig. (2-tailed) N
Tingkat Pendidikan 1.000 . 70 .016 .896 70
Attention .016 .896 70 1.000 . 70
Correlations
Correlation Coefficient Tingkat Pendapatan Sig. (2-tailed) N Spearman's rho Correlation Coefficient Attention Sig. (2-tailed) N
Tingkat Attention Pendapatan 1.000 .094 . .439 70 70 .094 1.000 .439 . 70 70
80 Lampiran 7. Hasil Uji Statistik Chi-Square Hasil uji Chi-square antara Perbedaan Jenis Kelamin dengan Efektivitas Promosi (AIDA) melalui intagram Case Processing Summary Cases Valid Missing N Percent N Percent 70 100.0% 0 0.0%
Jenis Kelamin * Attention
N
Total Percent 70 100.0%
Jenis Kelamin * Attention Crosstabulation Count Rendah Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Total
Attention Sedang 1 2 7 28 8 30
Total Tinggi 1 31 32
4 66 70
Chi-Square Tests Value 1.132a 1.041
df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 2 .568 Likelihood Ratio 2 .594 Linear-by-Linear 1.083 1 .298 Association N of Valid Cases 70 a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .46. Case Processing Summary Cases Valid Missing N Percent N Percent 66 94.3% 4 5.7%
Jenis Kelamin * Interest
N
Total Percent 70 100.0%
Jenis Kelamin * Interest Crosstabulation Count Rendah Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
Interest Sedang 0 4 2 25 2 29
Chi-Square Tests Value 5.433a 6.910
Total Tinggi 0 35 35
4 62 66
df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 2 .066 Likelihood Ratio 2 .032 Linear-by-Linear 3.375 1 .066 Association N of Valid Cases 66 a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .12.
81 Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
Penyebaran kuesioner melalui Comment instagram
Penyebaran kuesioner melalui direct message instagram
Salah satu respon dari responden yang mengisi kuesioner online mengenai efektivitas media sosial instgram dalam promosi produk “Bee Organic Food” Ucapan selamat dan terima kasih kepada responden yang telah mengisi kuesioner online
82
Gerai Penjualan produk organik “Bee Organic Food”
Banner produk organik “Bee Organic Food”
83
RIWAYAT HIDUP Kharin Faradiba Ghyanti dilahirkan di Bogor pada tanggal 9 Maret 1994. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ratu Ratnawati dan Saeupudin. Penulis memulai pendidikan dormal di TK Pertiwi Ciawi Bogor pada tahun 1999-2000, SD Amaliah Ciawi Bogor pada tahun 20002006, SMP Negeri 7 Bogor pada tahun 2006-2009, SMA Negeri 3 Bogor pada tahun 2009-2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di Institut Pertania Bogor melalui Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tulis di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis mengikuti beberapa kegiatan organisasi dan kepanitiaan yang ada di dalam kampus. Penulis pernah mengikuti kegiatan magang divisi Public Relation HIMASIERA pada tahun 2013. Penulis juga pernah menjadi sekretaris divisi Jurnalistik HIMASIERA selama periode 2013-2014. Penulis pernah mengikuti kepanitiaan dalam acara yang diselenggarakan di kampus, seperti panitia divisi hubungan masyarakat dalam acara GARANG 2014 (Gabung Antar Angkatan).