EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI BATIK SOLO “INASINUL”
HAFID KURNIAWAN
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi Batik Solo “Inasinul” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagaian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Hafid Kurniawan NIM: I34110081
ABSTRAK HAFID KURNIAWAN. Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi Batik Solo “Inasinul”. Dibimbing oleh ANNA FATCHIYA. Promosi melalui media sosial instagram merupakan cara yang digunakan oleh Batik “Inasinul” untuk menginformasikan produk sehingga dapat membuat followers mereka terpengaruh untuk melakukan pembelian. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas promosi produk kain batik “Inasinul” melalui instagram. Tujuan lainnya adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan efektivitas promosi batik “Inasinul”. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan didukung oleh data kuantitatif berupa kuesioner online dan kualitatif berupa wawancara dengan pemilik usaha sebagai informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial instagram efektif dalam menstimulasi perhatian, meningkatkan pengetahuan responden akan produk yang dipasarkan, dan mengubah sikap responden dari tahap memperhatikan (attention) ke tahap ketertarikan (interest). Selain itu, faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi melalui tahapan perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), dan tindakan (action) yaitu aktifitas promosi yang dilakukan melalui instagram dan faktor psikologis followers instagram @inasinul. Kata kunci: efektivitas , promosi, media sosial, instagram
ABSTRACT HAFID KURNIAWAN. Effectiveness of Social Media Instagram as a Promotion Media Batik Solo "Inasinul". Supervised by ANNA FATCHIYA. Instagram as a social media is used by Batik “Inasinul” to promote their product. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of promotional products Batik "Inasinul" via instagram. Another aim is to analyze the factors related promotional effectiveness batik "Inasinul". This study uses a survey supported by quantitative data and qualitative form of an online questionnaire in the form of interviews with business owners as an informant. The results showed that social media instagram effective in stimulating attention, increase knowledge of the respondent will be marketed products, and changing attitudes of respondents from the stage of attention to the stage of interest . In addition, factors associated with the effectiveness of the promotion through the stages of attention, interest, desire, and action that promotional activities conducted via instagram and psychological factors consumers Batik "Inasinul". Keywords: effectiveness, promotion, social media, instagram
EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI BATIK SOLO “INASINUL”
HAFID KURNIAWAN
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi Nama Mahasiswa
: Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi Batik Solo “Inasinul” : Hafid Kurniawan
NIM
: I34110081
Disetujui oleh
Dr Ir Anna Fatchiya, MSi Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:__________________
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Instagram sebagai Media Promosi Batik “Inasinul”. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Anna Fatchiya, MSi sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penelitian hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan rasa terimakasih kepada Ibu Teny Sutraningsih, Bapak Iwan Haryawan dan Bapak Rasmin selaku ibu dan ayah tercinta yang selalu mendoakan dan senantiasa melimpahkan kasih sayang serta dukungannya kepada penulis. Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Fany Febriyani, Irlan Yanuar dan Aulia Hakimsyah selaku kakak dan adik saya yang selalu menyemangati dan mendoakan penulis. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat sekaligus teman seperjuangan Ami Kusuma Handayani, Pingkan Citra Amalia, Novia Annisa Putri, Gina Nefstia Shabrina, Wenny Dwiharyenti, Rizki Nur Fadila, Mutiara Irfarinda, Siti Nadhira, Cynda Adissa Lianita, Futri Amelia, Lingga Detia Ananda, Yunizar Sri Wulandari, Elsa Yuliana, dan Renita Intan Cahyani yang telah memberi semangat dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. Serta tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga besar SKPM, terutama SKPM 48 atas kebersamaannya dan senior-senior seluruh angkatan SKPM seluruh angkatan atas kesediaannya berbagi pengalaman dan memberikan saran-saran kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Mei 2015
Hafid Kurniawan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian
Halaman ix x x 1 1 3 3 3
TINJAUAN PUSTAKA Batik Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi Perilaku Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerangka Pemikiran Hipotesis Definisi Operasional
5 5 6 10 11 14 15 15
PENDEKATAN LAPANGAN Metode penelitian Lokasi dan Waktu Teknik Pemilihan Responden dan Informan Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengolahan dan Analisis Data
19 19 19 19 20 21
GAMBARAN UMUM Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Media Promosi Batik “Inasinul”
23 23 24
KARAKTERISTIK FOLLOWERS, KETERDEDAHAN MEDIA DAN FAKTOR PSIKOLOGIS Karakteristik Followers Umur Jenis Kelamin Jenis Pekerjaan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendapatan Keterdedahan Media Frekuensi Informasi Terkini Frekuensi Feedback Pesan Daya Tarik Pesan
27 27 28 28 29 29 30 30 32 33 35
Gaya Pesan Kejelasan Pesan Faktor Psikologis Motivasi Persepsi Pembelajaran Keyakinan dan Sikap
36 38 40 41 41 42 43
EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK BATIK “INASINUL” Efektivitas Promosi Melalui Instagram Attention Interest Desire Action
45 45 46 46 47 48
HUBUNGAN KARAKTERISTIK FOLLOWERS, KETERDEDAHAN MEDIA, DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN EFEKTIVITAS PROMOSI Hubungan Karakteristik Followers dengan Efektivitas Promosi Hubungan Keterdedahan Media dengan Efektivitas Promosi Hubungan Frekuensi Informasi Terkini dengan Efektivitas Promosi Hubungan Frekuensi Feedback Pesan dengan Efektivitas Promosi Hubungan Daya Tarik Pesan dengan Aktivitas Promosi Hubungan Gaya Pesan dengan Efektivitas Promosi Hubungan Kejelasan Pesan dengan Efektivitas Promosi Hubungan Faktor Psikologis dengan Efektivitas Promosi Hubungan Motivasi dengan Efektivitas Promosi Hubungan Persepsi dengan Efektivitas Promosi Hubungan Pembelajaran dengan Efektivitas Promosi Hubungan Keyakinan dan Sikap dengan Efektivitas Promosi
51
PENUTUP Simpulan Saran
63 63 63
DAFTAR PUSTAKA
65
LAMPIRAN
69
RIWAYAT HIDUP
81
51 52 53 54 55 56 57 58 58 59 60 61
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Halaman Perbandingan Promosi melalui Cara Konvensional dan Media Sosial 7 Karakteristik Jenis Media Sosial dalam Promosi Produk 8 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik 27 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan 31 keterdedahan media Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 32 frekuensi informasi terkini melalui akun instagram @inasinul Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 33 frekuensi feedback pesan melalui akun Instagram @inasinul Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 35 daya tarik pesan melalui akun Instagram @inasinul Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 37 gaya pesan melalui akun instagram @inasinul Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 38 kejelasan pesan melalui akun instagram @inasinul Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan faktor 40 psikologis Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 41 motivasi responden Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 42 persepsi responden Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 43 pembelajaran responden Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 44 keyakinan dan sikap responden Jumlah dan persentase responden dan penilaian responden dalam 45 mencapai tahap AIDA Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator- 46 indikator pada tahap attention Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator- 47 indikator pada tahap interest Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator- 48 indikator pada tahap desire Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator- 49 indikator pada tahap action Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara karakteristik 51 responden dengan efektivitas promosi (AIDA) Nilai koefisiensi Chi-Square dan signifikasi antara jenis kelamin 52 dan jenis pekerjaan dengan efektivitas promosi (AIDA) Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara frekuensi informasi 53 terkini dengan efektivitas promosi (AIDA) Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara frekuensi feedback 54 pesan dengan efektivitas promosi (AIDA) Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara daya tarik pesan 55 dengan efektivitas promosi (AIDA)
25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara gaya pesan dengan efektivitas promosi (AIDA) Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara kejelasan pesan dengan efektivitas promosi (AIDA) Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara motivasi dengan efektivitas promosi (AIDA) Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara persepsi dengan efektivitas promosi (AIDA) Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara pembelajaran dengan efektivitas promosi (AIDA) Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara keyakinan dan sikap dengan efektivitas promosi (AIDA)
56 57 58 59 60 61
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kerangka Pemikiran Logo Produk Batik “Inasinul Tampilan instagram Batik “Inasinul” Contoh motif batik “Inasinul” Foto intagram @inasinul di timeline Bentuk feedback dari instagram @inasinul Salah satu caption instagram @inasinul Bio Instagram @inasinul Testimoni dari Konsumen Batik “Inasinul”
Halaman 14 23 24 25 33 34 37 39 44
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Peta Lokasi Gerai Batik ‘Inasinul” Hasil Penelitian Jenis dan Penggunaan Media Sosial Jadwal Kegiatan Penelitian Daftar Responden Panduan Pertanyaan Wawancara Informan Tampilan Kuesioner online Hasil Uji Statistik Rank Spearman Hasil Uji Statistik Chi-Square Dokumentasi Penelitian
Halaman 70 71 73 74 76 77 78 79 80
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan warisan budaya yang beragam salah satunya adalah kain khas Indonesia seperti batik, songket, dan tenun. Semenjak batik diresmikan oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, trend kain batik semakin meningkat setelah lama tenggelam. Masyarakat mulai berlomba-lomba menggunakan pakaian dengan sentuhan batik dalam aktivitas sehari-hari mereka. Hal ini membuat usaha batik menjadi sektor yang menguntungkan bagi para pemilik usaha terutama para pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM karena jika lebih dikembangkan lagi bisa memiliki nilai lebih karena membawa warisan budaya Indonesia. Tingginya animo masyarakat akan produk kain batik ini membuat banyak pelaku usaha berlomba-lomba dalam membuat inovasi trend berbusana batik yang tradisional namun tetap terlihat modern sehingga penggemarnya pun berasal dari berbagai kalangan dan usia. Promosi sebuah produk batik yang dilakukan pemilik usaha tentu memerlukan sebuah promosi melalui komunikasi pemasaran agar konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran dilakukan melalui bauran pemasaran yang menurut Kotler (2003) terdiri atas product, price, promotion, dan place atau sering dikenal dengan 4P’s. Penjualan yang biasa dilakukan dalam memasarkan produk adalah pemasaran konvensional yang menggunakan cara umum seperti membuat toko sehingga penjualan dilakukan secara tatap muka. Namun pemasaran konvensional dirasa sudah tidak menarik karena jangkauannya yang terbatas dan masih mengeluarkan biaya yang cukup besar. Dewasa ini, kegiatan penjualan barang dan jasa (direct selling) tidak hanya dilakukan melalui kegiatan kovensional namun juga dapat dilakukan melalui internet atau yang biasa disebut dengan E-Commerce. Menurut Morisan (2010) tujuan komunikasi yang dapat dicapai perusahaan melalui penggunaan internet antara lain terkait dengan penyebaran informasi, menciptakan kesadaran, tujuan riset, menciptakan persepsi, percobaan produk, meningkatkan pelayanan, dan meningkatkan distribusi. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik salah satunya dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penjualan produk kain batik melalui bisnis online ini membuka jalan bagi kain batik untuk dikembangkan sampai ke seluruh Indonesia bahkan ke mancanegara. Penjualan produk dari kain batik melalui internet dapat dilakukan dalam beberapa cara yaitu transaksi langsung di website, facebook, twitter, dan instagram dengan sistem pembayaran dan pelayanan yang beragam. Menjamurnya bisnis jual beli produk kain batiki melalui instagram dikarenakan banyaknya kemudahan yang ditawarkan bisnis melaui media sosial ini seperti jangkauan konsumen yang sampai ke mancanegara, lebih efisien, dan lebih mudah dalam penyampaian informasinya.
2
Instagram juga banyak diminati oleh masyarakat karena dapat di akses di smartphone yang dimiliki oleh masayakat dengan fitur-fitur pendukung di dalamnya seperti mengunggah foto atau video yang kiranya mendukung para pelaku usaha untuk menjadikan Instagram sebagai media promosi online mereka. Dengan demikian kedua belah pihak merasa diuntungkan karena konsumen dapat memilih dan mendapatkan produk dengan mudah dan konsumen dapat menjual barang atau jasa dengan praktis dan terjangkau luas. Sampai dengan saat ini, pengguna internet di Indonesia mencapai pengguna internet di Indonesia mencapai 82 juta orang dari data yag ditemukan di kominfo.co.id. Dengan capaian tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia yang pada tahun 2013 masih sekitar 63 juta orang. Hal tersebut juga didukung oleh data yang didapatkan dari harianaceh.co.id terkait media sosial instagram dalam satu hari para pengguna instagram memasang dan membagikan 70 juta foto dan video dengan total pengguna sekitar 300 juta akun di dunia. Dari data tersebut dapat ditarik pernyataan bahwa pengguna internet di Indonesia semakin hari semakin bertambah jumlahnya terutama media sosial instagram sekarang ini. Hal tersebut kembali lagi menjadi peluang besar bagi pelaku usaha produk dari kain batik untuk bisa memasarkan produknya lebih luas. Dewasa ini beberapa pelaku usaha telah menggunakan media sosial instagram dalam mempromosikan ataupun memasarkan produknya kepada konsumen karena dinilai mudah dan tanpa mengeluarkan biaya pemasaran produknya. Batik “Inasinul” merupakan salah satu usaha yang menjual produk kain batik dan memanfaatkan media sosial instagram sebagai media untuk melakukan promosi. Aktivitas promosi yang dilakukan melalui media sosial instagram berisi pesan berupa foto terkait informasi-informasi produk, iklan, proses pemesanan produk, hingga menampung aspirasi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh konsumen melalui fitur comment yang disediakan. Kelebihan lain dari instagram adalah konsumen dapat melihat dengan jelas produk batik yang ditawarkan lalu dapat berkomunikasi melalui comment dan mendapatkan informasi lainnya melalui bio di profil instagram. Sejak awal pendiriannya, batik “Inasinul” gencar memberikan informasi produk, informasi tentang promo, serta testimoni-testimoni yang diberikan oleh para konsumennya. Aktivitas promosi melalui media sosial merupakan salah satu bentuk bauran komunikasi pemasaran berhubungan langsung dengan tingkat keterdedahan konsumen hingga konsumen mengambil keputusan untuk membeli produk Batik “Inasinul”. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk melihat bagaimana efektivitas promosi produk modifikasi kain batik “Inasinul” melalui instagram serta faktor-faktor yang berhubugan dengan promosi batik “Inasinul”. .
3
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram? 2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan efektivitas promosi produk batik “Inasinul”?
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Menganalisis efektivitas promosi batik “Inasinul” melalui instagram. 2. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peran media sosial instagram dalam aktivitas promosi, keefektivitasan instagram sebagai media promosi, dan efektivitas promosi melalui instagram dalam memengaruhi konsumen produk Batik “Inasinul”. Secara lebih khusus, penelitian ini akan bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni: 1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan komunikasi bisnis. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dari penelitian ini. 2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengenal produk kain tradisional khususnya batik, sehingga masyarakat tertarik untuk membeli. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebuah penilaian masyarakat mengenai pengaruh promosi melalui media sosial instagram dalam pemasaran produk Batik “Inasinul”. 3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan oleh pelaku usaha batik “Inasinul” dalam rangka mengetahui efektivitas strategi promosi perusahaan tersebut.
4
5
TINJAUAN PUSTAKA Batik Batik merupakan salah satu warisan budaya berbentuk fisik berupa kain bercorak yang memiliki filosofi berbeda di setiap helai kainnya. Menurut Widyaningrum (2012) pada awalnya kain batik hanya digunakan oleh keluarga kerajaan di masanya. Batik di Indonesia telah ada seja zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7 sampai abad 9). Batik awalnya hanya di produksi di beberapa kota saja seperti Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulungagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri. Namun seiring perkembangannya batik dapat diumpai hampir di seluruh kota/kabupaten di Indonesia yang memberikan batik dengan corak-corak khas dari daerahnya. Beberapa daerah yang sudah memiiki batik khas kota/kabupaten diantarana adalah Bogor dengan ikon batik talas dan Kabupaten Karawang dengan batik panen raya. Dewasa ini batik yang dikembangkan oleh daerah-daerah di Indonesia dibuat sesuai dengan kearifan lokal atau ikon khas dari daerah masing-masing sebagai simbol bahwa batik tersebut menggambarkan keadaan khas dari suatu daerah. Sebuah batik tentu identik dengan corak yang tergambar pada sebuah kain. Pembuatan sebuah batik dapat dilakukan dengan teknik-teknik yang unik mulai dari yang mudah hingga yang tersulit. Menurut cara pembuatannya batik dibagi menjadi empat teknik (Widyaningrum 2012) yaitu: 1. Batik tulis Batik tulis adalah batik yang dibuat dengan menuliskan atau menggambar langsung corak batik di atas kain. Mula-mula kain digambar menggunakan alat tulis seperti pensil lalu mulai digambar menggunakan canting yang sudah diisi lilin panas. Pembuatan batik tulis biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan tergantung dengan tingkat kesulitannya. 2. Batik cap Batik cap adalah batik yang dibuat dengan menggunakan canting cap atau canting yang sudah memiliki pola sehingga pembuatannya tidak rumit seperti batik tulis yang membutuhkan waktu lama dalam penyelesaiannya. 3. Batik lukis Batik lukis adalah batik yang proses pembuatannya langsung melukiskan pola atau corak batik pada kain yang telah dipersiapkan. 4. Batik printing Batik printing merupakan batik yang dicetak langsung yang polanya menggunakan teknologi komputer. Pembuatan batik ini terhitung cepat dan menguntungkan bagi produsen karena dapat mencetak batik dengan cepat dan jumlah yang besar. Namun terkadang teknik ini menghilangkan nilai asli dari batik.
6
Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi Setiap kegiatan pemasaran, baik itu barang atau jasa pasti dalam prosesnya menggunakan komunikasi pemasaran. Menurut Kusumastuti (2009) komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang fungsinya adalah menjadi faktor pendorong atau pembantu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Salah satu implementasi dari komunikasi pemasaran adalah bauran promosi (promotional mix) yang memiliki lima jenis teknik antara lain periklanan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity) dan pemasaran langsung (direct selling). Batik Indonesia adalah salah satu produk yang memiliki nilai jual tinggi karena mengandung unsur-unsur keanekaragaman budaya Indonesia. Namun dalam segi pemasarannya masih menemui kesulitan seperti terbatas pada wilayah asal dari masing-masing daerah produsen batik yang membuat konsumen belum megetahui keberadaan produk tersebut. Dalam menanggulangi hal tersebut perusahaan melakukan promosi terhahap produk barang atau jasa yang mereka tawarkan. Promosi merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awarness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Promosi yang dilakukan dalam meningkatkan penjualan batik sekarang ini mulai mengalami pergeseran yang semula menggunakan cara promosi secara konvensional kini mulai memanfaatkan fungsi jaringan internet dalam melakukan promosi. Beberapa alasan berpindahnya strategi promosi menjadi menggunakan jaringan internet antara lain internet memiliki jangkauan yang luas sehingga dapat menyebarkan informasi terkait barang yang ditawakan secara cepat, mudah digunakan dan diakses oleh siapa saja kapan saja selama terhubung dengan jaringan internet, dan tidak mengeluarkan biaya yang besar sehingga membawa keuntungan kepada pemilik usaha dalam melakukan promosi. Media sosial merupakan media yang digunakan para pelaku usaha untuk melakukan promosi melalui internet dan dari beberapa penelitian sebelumnya media yang sering digunakan antara lain website, facebook, twitter, instagram, dan blackberry messenger. Pelaku usaha produk batik melakukan promosi melalui media sosial seperti memberikan informasi, promo produk dan melakukan perbincangan dengan konsumen secara intensif dengan tujuan memberikan layanan prima pada konsumen sampai akhirnya terjadinya transaksi bahkan transaksi berulang. Sebuah promosi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari cara konvensional atau cara langsung dan melalui internet. Sebelum adanya internet, sebuah promosi dilakukan langsung melalui pembicaraan kepada orang-orang (Word of Mouth), melalui media cetak, televisi, radio dan lainnya. Namun seiring dengan perkembangan teknologi sekarang ini promosi melalui teknik konvensional mulai ditinggalkan oleh para pelaku usaha karena mulai terlihat kekurangan-kekurangan promosi melalui jalur konvensional. Sekarang ini banyak pelaku usaha produk batik yang mulai berpindah melakukan promosi melalui media sosial karena dirasa
7
memiliki beberapa keuntungan dibandingkan melakukan promosi melalui cara konvensional. Berikut Tabel 1 yang memaparkan perbedaan promosi melalui cara konvensional dengan cara promosi melalui media sosial Tabel 1 No.
Perbandingan Promosi melalui Cara Konvensional dan Media Sosial Jenis Promosi -
1.
2.
Konvensional
Media Sosial
-
Karaktersitik Promosi Promosi dan pemasaran dilakukan secara tatap muka Jangkauannya terbatas Perlu memikirkan pengeluaran biaya promosi (contoh: poster dan leaflet) yang harus disebarkan Penyebaran informasi terbatas Akses konsumen terbatas Waktu promosi terbatas Resiko rendah Tempat promosi hanya dilakukan di satu titik Promosi dan pemasaran dilakukan kapan saja selama tersambung dengan jaringan internet Jangkauan luas dan tak terbatas Dapat memilih beragam sosial media yang ada Penyebaran informasi cepat Akses konsumen mudah Waktu promosi 24 jam Rawan akan resiko Biaya promosi rendah karena tidak perlu mencetak poster atau memasang iklan di media (contoh : televisi atau radio)
Berdasarkan perbandingan Tabel 1 dapat dilihat walaupun kedua jalur promosi tersebut sama-sama memiliki kekurangan atauresiko dalam pelaksanaanya, promosi melalui media sosial memiliki beberapa keuntungan yang tidak dimiliki oleh cara konvensional. Salah satu peran media sosial sebagai media promosi dapat dilihat pada hasil penelitian Riyantoro dan Harmoni (2013) mengenai Efektivitas Iklan Melalui Jejaring Sosial sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Keripik Pedas Maicih. Pada penelitian tersebut media sosial digunakan sebagai media untuk memberi informasi dan membuat konsumen menyadari keberadaan produk yang ditawarkan melalui iklan. Media sosial juga berfungsi dalam membujuk konsumen potensial untuk melakukan pembelian yang ditandai oleh respon positif konsumen terhadap iklan yang diberikan tersebut. Beberapa jenis media sosial yang banyak digunakan dalam pemasaran produk adalah facebook, twitter, blackberry messanger, instagram dan website. Beberapa media sosial yang biasa digunakan dalam melakukan promosi tentu memiliki tolok ukur dalam melihat efektivitasnya seperti frekuensi kunjungan pelanggan terhadap suatu akun media sosial produk, lama kunjungan, jumlah followers dan retweet pada twitter, followers dan like pada instagram, friends dan like pada facebook. Media sosial dalam pemanfaatannya memiliki karakteristik seperti terdapat pada Tabel 2
8
Tabel 2 No.
Karakteristik jenis media sosial dalam promosi produk Jenis Media Sosial -
1.
Website
-
2.
Facebook -
-
3.
Twitter -
-
4.
Instagram
-
-
Karaktersitik Media Sosial Dapat diakses oleh setiap orang Dilengkapi dengan fasilitas berbagi pesan, foto, audio, dan video Memuat informasi secara lengkap dan detail Memuat iklan-iklan dalam format banner, sponsorship, popup, link, webcasting, dan iklan Sela Dapat menarik perhatian dengan design web yang menarik Dapat diakses melalui komputer, laptop, notebook, dan telepon genggam selama terhubung ke jaringan internet Tidak ada batasan pertemanan Fasilitas yang tersedia untuk memasarkan produk beragam mulai dari pesan teks, foto, audio, dan video Fasilitas yang tersedia untuk berkomunikasi dengan konsumen atau pemasar lainnya bias melalui wall, chat rooms, message dan membentuk group tertentu dengan member yang diundang ke dalam group Mudah diakses kapanpun dan dimanapun melalui komputer, laptop, notebook, dan telepon genggam selama terhubung ke jaringan internet Penyebaran informasi cenderung cepat dan luas selama berteman dengan akun facebook Penyebaran informasi dengan 140 karakter untuk setiap tweet namun dapat menyisipkan link lain (contohnya masuk ke blog atau masuk ke laman facebook) Dilengkapi dengan fasilitas berbagi foto dan video yang dapat dilihat oleh khalayak luas Terdapat follow dan unfollow sebagai tanda dua buah account saling berhubungan atau tidak Mudah diakses kapanpun dan dimanapun melalui komputer, laptop, notebook, dan telepon genggam selama terhubung ke jaringan internet Penyebaran informasi cenderung cepat dan luas Jika terlalu banyak following, timeline akan berjalan cepat sehingga besar kemungkinan akan tertinggal informasi Media sosial dengan fasilitas upload foto dan video (durasi video maksimal 15 detik) Menguntungkan konsumen karena dapat melihat secara langsung produk yang ditawarkan Memuat informasi secara lengkap dan detail melalui isi gambar atau melalui caption yang diberikan pelaku usaha Untuk berkomunikasi tersedia fasilitas comment photo Untuk foto atau video yang lebih pribadi bisa melalui direct message Dimanfaatkan sebagai sarana promosi dan informasi Mudah diakses kapanpun dan dimanapun melalui komputer, laptop, notebook, dan telepon genggam selama terhubung ke jaringan internet Penyebaran informasi cenderung cepat dan luas Fasilitas Hashtag (tanda pagar) untuk memudahkan konsumen mencari tahu produk batik Indonesia
9
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa setiap media sosial memiliki karakteristik tersendiri untuk melakukan kegiatan promosi produk kepada pelanggan. Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk bagi pemiik instagram itu sendiri (Mahendra 2014). Menurut Diamond (2015) instagram memiliki fitur-fitu pendukung seperti profil, followers, hashtag, push notification, dapat dihubungkan dengan jejaring sosial lainnya, tag lokasi dan lainnya. Instagram digunakan oleh lebih dari 100 juta pengguna di dunia dengan berbagai kepentingan seperti mengikuti tren sampai dengan melakukan aktivitas promosi bisnis. Seperti pada penelitian Indria (2013) dan Jayanti (2014) yang menjelaskan bahwa instagram digunakan oleh para pelaku usaha untuk melakukan promosi usaha mereka dengan berbagi informasi melalui foto dengan dilengkapi caption sebagai penjelasnya. Sarana comment pada instagram juga digunakan oleh pelaku usaha untuk berinteraksi dengan konsumennya agar memunculkan trust pada konsumen. Pada penelitian Andini dkk (2014) dalam instagram efektif digunakan dengan didukung oleh kekuatan Word of Mouth dalam melakukan promosi dan memengaruhi konsumen memutuskan pembelian. Keterdedahan konsumen terhadap media perlu dilihat dalam mengukur bagaimana sebuah pesan yang terdapat pada media dapat sampai kepada konsumen tersebut. Keterdedahan menurut Shore dalam Samsi (2005) adalah kegiatan mendengarkan, melihat, membaca, atau secara lebih umum memberikan sejumlah perhatian kepada suatu pesan yang disampaikan dengan menggunakan media sebagai perantara. Menurut Rosengren dan Erick dalam Samsi (2005) menyatakan bahwa aspek keterdedahan dapat diukur berdasarkan waktu yang digunakan dalam menggunakan media, jenis-jenis media yang diikuti, dan hubungan yang terdapat antara individu yang mengonsumsi informasi baik dengan isi media maupun dengan media. Ditinjau dari isi pesanyang disajikan dalam media, beberapa penelitian yang telah disebutkan menghasilkan beberapa aspek penting dalam sebuah aktivitas promosi yaitu frekuensi informasi terkini yang meliputi informasi-informasi berupa foto yang diunggah pelaku usaha melalui instagram; frekuensi feedback pesan yang meliputi intensitas pelaku usaha dalam membalas atau memberi respon atas pertanyaan followers; gaya pesan meliputi isi dari sebuah pesan yangsesuai, lengkap, dan perusasif; daya tarik pesan yang meliputi logo, profile picture, kualitas dan daya tarik dari foto yang di posting; kejelasan informasi yang meliputi kejelasan informasi yang di posting seperti bio, harga, stok barang, lokasi, dan cara pembelian produk. Salah satu strategi dalam melakukan promosi produk batik adalah pelaku usaha harus merancang sebuah desain pesan yang persuasif kepada konsumen. Salah satu model yang dapat mengukur sebuah pesan antara lain model AIDA dan model EPIC. Pada model AIDA, menurut Kusumastuti (2009) sebuah pesan dikatakan baik atau berhasil apabila pesan tersebut telah memenuhi tahapan yang ada dalam karakteristik model komunikasi AIDA yaitu attention (perhatian), interest (minat), desire (keinginan), dan action (tindakan). Sementara pada model EPIC, menurut Durianto dkk dalam Riyantoro dan harmoni efektivitas sebuah pesan promosi dapat diukur dengan model ini dengan mengukurnya pada empat dimensi EPIC yaitu Empathy (Empati), Persuation (Persuasi), Impact (Dampak), dan Communication
10
(Komunikasi). Pemilik usaha memaksimalkan fungsi media sosial dalam menyebarkan pesannya untuk memenuhi tahapan demi tahapan agar pesan yang dirancang baik. Beberapa kegiatan yang dilakukan pelaku usaha melalu media sosial antara lain memberikan informasi terkait produk yang mereka tawarkan, memasang iklan dan tata cara bertransaksi melakukan perbincangan dengan konsumen secara intensif guna membangun citra baik dan memberikan pelayanan prima pada konsumen, serta hal-hal yang dapat menarik perhatian konsumen. Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi Efektivitas adalah hasil akhir berhasil atau tidaknya strategi yang telah direncanakan sebelumnya. Hasil yang semakin dekat dengan sasaran yang diinginkan menunjukan derajat efektivitas yang semakin tinggi. Irfan (2014) mengungkapkan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efetivitas media promosi dalam penelitiannya, yaitu pesan persuasi, dan preferensi positif dari konsumen yang telah melakukan transaksi sebelumnya. Efektivitas media promosi dalam produk batik yang berkaitan dengan penjualan dapat diukur melalui model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action). Setiap tahap AIDA membutuhkan strategi media yang berbeda. Adapun secara rinci aspek-aspek AIDA adalah sebagai berikut: 1. Perhatian (Attention) Perhatian adalah tahap pertama dari menilai suatu efektifitas dengan model AIDA. Suatu perhatian dapat diperoleh dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi atau dapat pula memanfaatkan ukuran dan bentuk iklan. Misalnya, memasang sebuah iklan produk batik baiknya memperhatikan posisi, bentuk tulisan, warna, dan konten iklannya semenarik mungkin agar mendapatkan perhatian konsumen seperti dalam memasang iklan produk kain tradisional dengan memasang tokoh terkenal yang mengenakan produk yang ditawarkan dengan nama dan logo produk yang menarik di akun media sosial seperti twitter dan instagram dalam jangka waktu tertentu sehingga menarik perhatian dan mudah diingat oleh konsumen. 2. Ketertarikan (Interest) Penggunaan perangkat kreatif tidak secara langsung dapat menarik perhatian orang kecuali iklan itu sendiri yang berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. Rasa tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan menggunakan pewarnaan yang menarik, gambar dan bahasa yang persuasif serta memasang sebuah promosi seperti potongan harga atau sejenisnya. Keaslian penampilan dan penyusunan kalimat dalam pesan juga sangat berpengaruh pada daya tarik suatu produk yang dipasarkan. Salah satu contoh adalah memasang produk batik Indonesia yang memiliki corak langka dan keberadannya yang jarang ditemui di media sosial seperti twitter atau instagram dengan memberikan kata-kata yang persuasif dalam konten iklan berupa “caption” lalu memberikan promosi dalam jangka waktu atau momen tertentu seperti saat momen lebaran dan hari batik nasional diberikan diskon tertentu agar konsumen lebih tertarik. 3. Keinginan (Desire) Setelah konsumen tertarik akan promosi yang dilakukan konsumen harus dibuat tertarik dan terdorong untuk menginginkan barang yang ditawarkan. Keinginan
11
tersebut dapat dimunculkan dengan memberikan informasi mengenai keuntungan yang akan didapat dengan membeli produk yang bersangkutan. Selain itu, keinginan juga timbul karena adanya proses pertukaran, di mana apabila konsumen membeli produk tersebut maka yang mereka peroleh akan sebanding atau lebih baik dari harga yang telah mereka bayarkan. Salah satu contohnya adalah dalam melakukan sebuah promosi batik Indonesia produsen dapat menjelaskan kualitas dan keaslian dari kain yang mereka tawarkan sehingga konsumen merasa tidak segan untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli produk dengan kualitas yang baik. Contoh lainnya jika menggunakan media sosial produsen dapat memasang testimoni dari konsumen yang telah membeli sebelumnya sehingga keinginan membeli konsumen lebih tinggi dengan adanya testimoni tersebut karena meningkatnya kepercayaan konsumen.
4. Tindakan (Action) Tindakan konsumen adalah tahap terakhir dari menilai efektivitas promosi sebuah produk karena pada pada tahap ini konsumen akan memutuskan akan memilih atau tidak suatu produk yang sebelumnya telah dilihat promosinya. Namun tahap ini adalah tahap tersulit karena melalui iklan cetak atau elektronik saja tidak cukup untuk membuat seorang konsumen secara langsung melakukan tindakan untuk membeli sebuah produk yang diiklankan. Terdapat perangkat-perangkat tertentu yang dapat secara langsung membuat konsumen bertindak untuk membeli produk, yaitu mencantumkan kupon berhadiah, mencoba sampel, potongan harga dan promosi penjualan lainnya. Perilaku Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Pada kemajuan perekonomian, teknologi dan informasi seperti sekarang ini, perusahaan atau produsen harus mengembangkan strategi promosi dan pemasaran produk batik. Pelaku usaha perlu mempelajari dan memahami berbagai perilaku konsumen terkait dengan perancangan sebuah promosi agar konsumen tertarik dengan promosi yang telah dibuat. Perilaku konsumen menurut Rangkuti (2010) adalah studi tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan produk, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Pelaku usaha juga harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk memilih suatu produk untuk merancang sebuah promosi di media sosial. Hal tersebut juga berlaku bagi para pelaku usaha yang menjalankan bisnisnya dan melakukan sebuah promosi melalui media sosial. Setiap individu memiliki karakteristik yang beragam, hal tersebut dapat memengaruhi strategi promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan (Morissan 2010). Beberapa karakteristik individu yang dilihat dari segi geografi antara lain: 1. Usia Individu diklasifikasikan dalam beberapa golongan usia seperti usia anak, usia remaja, usia dewasa, dan usia orang tua sehingga sebuah komunikasi pemasaran
12
atau promosi disesuaikan dengan dengan umur sasaran pasar. Golongan usia tertentu kadang mendominasi menjadi konsumen produk batik contohnya golongan usia dewasa yang banyak menjadi konsumen karena banyak digunakan untuk bekerja. Selain itu pada usia remaja batik juga dipilih karena sudah lebih modern dan mengikuti model masa kini. Sebuah promosi produk batik di media sosial, usia produktif dari remaja sampai dengan tua dirasa sudah dapat menjangkaunya namun usia remaja lebih dominan mencari-cari produk di media sosial. 2. Jenis kelamin Sebuah produk dibuat ada yang dikhususkan untuk salah satu jenis kelamin saja dan ada juga yang dihususkan untuk keduanya. Kedua hal tersebut membuat strategi komunikasi pemasaran atau promosinya menggunakan teknik yang berbeda. Produk batik Indonesia dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan, namun cara promosi produk batik sangat berpengaruh terhadap karakteristik jenis kelamin contohnya banyaknya model-model yang ditawarkan lebih banyak model pakaian perempuan jadi konsumen yang mendominasi adalah kaum perempuan. 3. Pekerjaan Individu memiliki beragam jenis pekerjaan yang membuat mereka membutuhkan produk yang berbeda sesuai dengan jenis pekerjaannya yang masing-masingnya berbeda satu sama lain. Pekerjaan yang mengharuskan pegawainya mengenakan produk batik pada hari-hari tertentu seperti kamis dan jumat mempengaruhi tingkat pembelian produk batik dibandingkan pekerjaan yang sudah mempunyai seragam kantor pribadi. 4. Pendidikan Individu juga dapat diklasifikasikan menurut tingkat pendidikan yang mereka jalani. Pendidikan yang dicapai oleh masing-masing individu menentukan kelas sosial dan intelektualitas mereka. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap pemilihan suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Terkadang dalam memilih suatu produk batik konsumen selektif dalam memilih, hal tersebut sedikit banyak berkaitan dengan tingkat pedidikan dari konsumen tersebut. 5. Pendapatan Pendapatan sangat erat kaitannya dengan produk yang akan dipilih konsumen. Tentu produk dengan harga yang masuk ke dalam perhitungan penghasilan individu tersebut akan lebih menjadi prioritas. Selain itu, pendapatan juga akan menentukan kelas sosial dan strata individu tersebut yang memengaruhi akses individu terhadap sumberdaya yang ada. Konsumen akan memilih produk batik tentu disesuaikan dengan pendapatan mereka. Perilaku konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh faktor individu (motivasi dan kebutuhan, kepribadian dan gaya hidup, dan pengetahuan), faktor lingkungan (budaya dan demografi, keluarga, kelompok, dan kelas sosial), dan faktor psikologis (persepsi dan keterlibatan, proses pembelajaran, dan sikap). Menurut Sukma (2012), faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen antara lain faktor trust (kepercayaan), faktor security (keamanan), faktor quality of service (kualitas pelayanan), dan faktor perceived risk (pengambilan resiko).
13
Menurut Irfan (2014) konsumen memutuskan melakukan setelah mereka melihat orang lain melakukan transaksi sebelumnya. Selain itu konsumen tersebut juga mencari informasi lebih dalam terkait perusahaan barang atau jasa sebelum mereka memutuskan akan memilih produk tersebut atau tidak. Menurut Utami dan Triyono (2012) beberapa hal yang dilakukan oleh pemilik usaha yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk melakukan transaksi adalah strategi dalam menyampaikan informasi kepada konsumen, merancang sebuah promosi agar menarik perhatian konsumen, dan membangun komunitas guna menjalin hubungan baik dengan konsumen dan sebagai wadah promosi produk. Penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen dapat dilihat pada penelitian Tjahjono et al (2013) mengenai keputusan pembelian online pakaian wanita. Hasil penelitian menyebutkan bahwa selain marketing mix, hasil penelitian ini juga menyebutkan bahwa lingkungan sosial dan psikologi juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian online pakaian wanita. Penelitian Tjahjono et al hampir serupa dengan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku pembelian konsumen yaitu faktor psikologis menurut Rangkuti (2010) antara lain: 1. Motivasi Motivasi merupakan suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah konsumen agar dapat mencari pemuasan atas keinginan atau kebutuhannya itu. Seorang konsumen tentu memiliki tujuan dalam memilih suatu barang baik itu memang keperluan mendesak atau hanya mengikuti tren mode saja. 2. Persepsi Persepsi merupakan tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau produk yang menjadi pilihannya. Persepsi konsumen terhadap suatu perusahaan atau produk muncul saat adanya proses komunikasi antara konsumen dan pelaku usaha sampai terjadinya transaksi pembelian produk. 3. Pembelajaran Pembelajaran menunjukkan perilaku seseorang karena pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh antara dorongan, stimulan, cues, tanggapan dan penguatan. Melalui pembelajaran konsumen akan membuat suatu pertimbangan dalam memilih suatu produk. 4. Keyakinan dan Sikap Sikap merupakan penilaian evaluatif konsumen terhadap suatu obyek atau produk yang diminati. Sikap akan muncul ketika konsumen telah memiliki keyakinan seperti akhinya memilih produk batik setelah melewati proses panjang sebelumnya.
14
Kerangka Pemikiran Promosi melalui media sosial dilakukan oleh pelaku usaha produk Batik “Inasinul” dengan menggunakan kejelasan informasi yang diberikan dan gaya pesan persuasif untuk berkomunikasi dengan konsumen. Promosi melalui media sosial yang dalam penelitian ini dilakukan melalui instagram kemudian akan berkorelasi dengan aktivitas promosi yang terdiri dari frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, dan tingkat daya tarik pesan, gaya pesan dan kejelasan pesan. Keterdedahan responden menggunakan media terhadap aktivitas promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha produk Batik “Inasinul” akan berhubungan dengan efektivitas media promosi yang dilihat melalui konsep AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) karena bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan keterdedahan produk kepada konsumen sasaran. Sementara itu, hubungan konsumen terhadap keefektivitasan media promosi dilihat dari karakteristik followers Batik “Inasinul” yang terdiri atas umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Faktor psikologis juga termasuk dalam variabel penelitian ini dengan melihat motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap konsumen dalam melihat promosi “Inasinul” melalui instagram. Karakteristik followers tersebut kemudian juga dapat memegaruhi efektivitas media promosi, yang pada penelitian ini adalah instagram dalam mempengaruhi konsumen untuk meningkatkan keterdedahan konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk Batik “Inasinul”. Karakteristik Followers (X1) X1.1 Umur X1.2 Jenis kelamin X1.3 Jenis Pekerjaan X1.4 Tingkat Pendidikan X1.5 Tingkat Pendapatan Keterdedahan Media (X2) X2.1 Frekuensi informasi terkini X2.2 Frekuensi feedback pesan X2.3 Tingkat daya tarik pesan X2.4 Gaya Pesan X2.5 Kejelasan informasi
Efektivitas Media Promosi (Y1) Konsep AIDA: Y1.1 Attention Y1.2 Interest Y1.3 Desire Y1.4 Action
Faktor Psikologis (X3) X3.1 Motivasi X3.2 Persepsi X3.3 Pembelajaran X3.4 Keyakinan dan Sikap Keterangan: : Berhubungan
Gambar 1 Kerangka pemikiran
15
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka analisis di atas, maka hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif antara karakteristik followers instagram (umur, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan) dengan efektivitas promosi produk batik “Inasinul” 2. Terdapat perbedaan antara jenis pekerjaan followers instagram dengan efektivitas promosi produk batik “Inasinul” 3. Terdapat perbedaan antara jenis kelamin followers instagram dengan efektivitas promosi produk batik “Inasinul” 4. Terdapat hubungan positif antara keterdedahan media meliputi frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, dan kejelasan informasi yang disampaikan melalui instagram dengan efektivitas promosi produk batik “Inasinul”. 5. Terdapat hubungan positif antara faktor psikologis meliputi motivasi persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap followers instagram dengan efektivitas promosi produk batik “Inasinul”. Definisi Operasional Penelitian ini terdiri atas beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator diberi batasan terlebih dahulu sehingga dapat ditemukan skala pengukurannya. Definisi operasional untuk masingmasing variabel adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik followers instagram merupakan faktor-faktor yang terdapat pada diri seorang konsumen dan memengaruhi diri konsumen tersebut. Karakteristik konsumen dapat diukur melalui beberapa variabel. Variabel tersebut meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat motivasi. a. Umur adalah lama hidup followers instagram pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam satuan tahun. Jenis data pada variabel ini adalah data ordinal dan dikategorikan menjadi Muda, Sedang, dan Dewasa. b. Jenis kelamin merupakan sifat fisik responden yang tercatat dalam kartu identitas, yaitu laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin termasuk data nominal dan diberi kode laki laki (kode 1), dan perempuan (kode 2) c. Jenis pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari yang sedang dijalani oleh followers instagram sampai saat penelitian berlangsung baik itu berpenghasilan atau tidak. Jenis pekerjaan tersebut diukur dengan skala nominal dan dikategorikan menjadi Pelajar (kode 1), Mahasiswa (kode 2), Aparatur Sipil Negara (kode 3), Pegawai Swasta (kode 4), dan Wirausaha (kode 5). d. Tingkat Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh followers instagram sampai dengan waktu saat penelitian
16
berlangsung. Tingkat pendidikan tersebut diukur dengan menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjadi Rendah, Sedang dan Tinggi. e. Tingkat Pendapatan adalah jumlah pendapatan followers instagram dalam jangka waktu tertentu sampai dengan waktu saat penelitian berlangsung. Tingkat pendapatan tersebut diukur dengan menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjadi Rendah, Sedang, dan Tinggi. 2. Keterdedahan media mencakup aktivitas responden membuka instagram dalam melihat aktivitas pelaku usaha yang memberikan informasi, menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan produk melalui pesan-pesan yang dikirim menggunakan media. Keterdedahan media terdiri dari frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, dan kejelasan informasi. Indikator pada variabel ini meliputi: a. Frekuensi informasi terkini yaitu banyaknya foto, video dan rutinnya admin mengirimkan pesan melalui media sosial Instagram. Frekuensi pesan diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan tujuh pertanyaan. Kriteria pengukuran menggunakan tiga pilihan jawaban dengan pilihan jawaban pertama diberi skor 3, pilihan jawaban kedua diberi skor 2 dan pilihan jawaban ketiga diberi skor 1. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi. b. Frekuensi feedback pesan yaitu banyak dan rutinnya admin memberikan respon atau membalas comment yang berhubungan dengan informasi produk dan promosi Batik “Inasinul”. Frekuensi feedback pesan diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan tiga pertanyaan. Kriteria pengukuran menggunakan tiga pilihan jawaban dengan pilihan jawaban pertama diberi skor 3, pilihan jawaban kedua diberi skor 2 dan pilihan jawaban ketiga diberi skor 1. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi. c. Tingkat daya tarik pesan merupakan kemampuan pesan untuk menyampaikan informasi promosi produk kepada followers dilihat logo, profile picture, kualitas dan desain foto sehingga mendapat respon positif terhadap promosi penjualan yang disampaikan. Tingkat daya tarik pesan diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran indikator menggunakan tiga pilihan jawaban dengan pilihan jawaban pertama diberi skor 3, pilihan jawaban kedua diberi skor 2 dan pilihan jawaban ketiga diberi skor 1. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi. d. Gaya pesan merupakan cara penyampaian pesan melalui media meliputi kesesuaian, kemudahan dalam dimengerti, dan bersifat persuasif. Gaya pesan diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran indikator menggunakan tiga pilihan jawaban dengan pilihan jawaban pertama diberi skor 3, pilihan jawaban kedua diberi skor 2 dan pilihan jawaban ketiga diberi skor 1. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi.
17
e. Kejelasan informasi merupakan seberapa jelas pesan disampaikan melalui instagram seperti deskripsi produk, harga, stok barang, jam opeasional, dan cara pemesanan barang. Kejelasan informasi diukur dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran indikator menggunakan tiga pilihan jawaban dengan pilihan jawaban pertama diberi skor 3, pilihan jawaban kedua diberi skor 2 dan pilihan jawaban ketiga diberi skor 1. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi. 3. Faktor psikologis mencakup faktor-faktor yang terdapat dalam dimensi afektif seorang followers instagram yang dapat mempengaruhi diri konsumen tersebut. Faktor Psikologis dapat diukur melalui beberapa variabel. Variabel tersebut meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan sikap. a. Motivasi adalah faktor yang mendorong konsumen untuk mencari sebuah produk melalui instagram. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada empat pertanyaan dengan variasi jawaban “ya” (skor 2), dan “tidak” (skor 1). Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi b. Persepsi adalah faktor dimana followers instagram memiliki tanggapan terkait akun instagram Batik “Inasinul”. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada empat pertanyaan dengan variasi jawaban “ya” (skor 2), dan “tidak” (skor 1). Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi c. Pembelajaran adalah perilaku followers instagram yang berdasarkan pada pengalamannya mencari sebuah produk melalui instagram. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada empat pertanyaan dengan variasi jawaban “ya” (skor 2), dan “tidak” (skor 1). Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi d. Keyakinan dan Sikap adalah penilaian evaluatif followers instagram saat mencari sebuah produk melalui instagram. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada empat pertanyaan dengan variasi jawaban “ya” (skor 2), dan “tidak” (skor 1). Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi. 4. Efektivitas promosi menyatakan keberhasilan dan kinerja dari segi tercapai tidaknya tujuan pada sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas promosi mempengaruhi sikap konsumen dalam merespon pesan-pesan yang disampaikan melalui media sosial instagram. Pengukuran pada variabel ini menggunakan beberapa indikator: a. Attention merupakan bentuk perhatian dan kesadaran akan keberadaan suatu produk. Attention dapat dilihat melalui frekuensi followers instagram mengakses media sosial dan total waktu mengakses media sosial instagram sehingga menyadari aktivitas promosi produk Batik “Inasinul” di instagram. b. Interest merupakan ketertarikan yang muncul dalam diri followers instagram akan suatu produk karena telah sadar dan terdedah dengan promosi yang disampaikan melalui instagram. Interest dapat dilihat dari tingkat rasa
18
keingintahuan konsumen yang timbul setelah melihat aktivitas produk Batik “Inasinul” di instagram. c. Desire adalah keinginan yang timbul karena adanya proses pertukaran yang menarik bagi konsumen. Desire dapat dilihat dari keinginan membeli yang tumbuh setelah melihat instagram “Inasinul”, dan keinginan berkunjung. d. Action merupakan tindakan untuk membeli dengan melakukan suatu keputusan pembelian. Action dapat dilihat dari tindakan membeli followers instagram yang ditandai dengan aksi nyata followers membeli produk setelah melihat aktivitas promosi produk Batik “Inasinul” di instagram”. Keterangan: - Variabel Aktivitas Promosi (X2) dan Faktor Psikologi (X3) dilakukan skoring dengan menggunakan rumus interval sebagai berikut:
19
PENDEKATAN LAPANG Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dan didukung dengan metode kualitatif untuk memperkaya analisis. Metode kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam dengan informan dan observasi. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survai kepada responden. Menurut Singarimbun dan Effendi (2008), penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data primer. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif dikombinasikan dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti. Apabila informasi kuantitatif yang diperoleh dalam bentuk tabel lalu ditambahkan dengan informasi kualitatif, maka gambaran tentang fenomena sosial yang disajikan dalam tabel tersebut menjadi semakin jelas dan semakin hidup, dan nuansa-nuansa fenomena sosial dapat ditampilkan. Lokasi dan Waktu Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah perusahaan yang menjual produk kain batik yaitu Batik “Inasinul” yang berlokasi di Solo. Pemilihan Batik “Inasinul” tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan beberapa pertimbangan, yang meliputi: Batik “Inasinul” merupakan salah satu perusahaan yang tergolong baru dan sukses dalam memasarkan batik bernuansa pastel, Batik “Inasinul” menggunakan instagram sebagai alat promosi utama dalam strategi dan pengembangan usahanya, penggunaan instagram batik “Inasinul” sangat aktif dan sudah memiliki lebih dari 1000 followers. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2015 sampai dengan Maret 2015. Penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi. Sementara konsumen yang dijadikan responden yakni followers instagram Batik “Inasinul” yang menggunakan jejaring sosial instagram untuk mengakses informasi mengenai produk Batik “Inasinul”. Teknik Pemilihan Responden dan Informan Jumlah responden yang diambil berjumlah 68 orang yang didasarkan pada jumlah responden yang merespon kuesioner yang diberikan sebelumnya. Jumlah minimum pengambilan responden dalam penelitian sosial adalah 30 responden, sehingga 68 responden yang diambil pada penelitian ini telah memenuhi syarat minimum pengambilan responden tersebut. Adapun daftar 68 responden yang merespon kuesioner pada penelitian ini tercantum pada Lampiran 4. Populasi responden yang dipilih adalah pengguna aktif media sosial instagram dan memfollow akun instagram batik “Inasinul” (@inasinul) sampai pada waktu penyebaran
20
kuesioner, yaitu lebih dari 1000 followers. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan prosedur accidental sampling, yaitu teknik dimana peneliti memilih sampel secara spontanitas atau siapa saja yang dianggap dapat mewakili populasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Unaradjan 2013). Sementara itu, informan dalam penelitian ini adalah pemilik dan pendiri dari usaha kecil produk Batik “Inasinul” yang juga berperan sebagai admin dari akun instagram @inasinul. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer sebagai fokus utama dan data sekunder sebagai pendukung. Data primer dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner online dan panduan wawancara ditujukan kepada pemilik usaha Batik “Inasinul”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi berbagai litelatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal penelitian, dan internet. Penelitian dilaksanakan secara survei dalam periode waktu dua minggu, yaitu dari 3 Februari 2015 sampai dengan 17 Februari 2015. Pada periode waktu tersebut kuesioner elektronik (online) berupa link dikirim kepada followers akun instagram @inasinul dengan cara mengirimkan comment sebanyak-banyaknya kepada followers @inasinul dan mem-posting foto di iinstagram terkait penelitian yang sedang dilakukan di akun pribadi penulis maupun akun @inasinul. Pengiriman kuesioner online juga dilakukan melalui e-mail kepada followers mengingat link tidak dapat dibuka pada media sosial instagram. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa followers instagram @inasinul mengetahui informasi menyangkut produk yang dipasarkan. Pembuatan kuesioner online menggunakan aplikasi google drive dimulai dari tahap penyusunan pertanyaan sampai dengan penyebaran alamat url atau link kuesioner online yang disebarkan kepada calon responden. Followers instagram @inasinul yang bersedia mengisi kuesioner online dapat langsung membuka url atau link di alamat http://goo.gl/forms/KXFltj8qry. Setelah penyebaran kuesioner selama dua minggu, terdapat 68 kuesioner yang direspon oleh followers. Data primer melalui panduan wawancara diberikan kepada informan untuk melakukan wawancara mendalam. Informasi yang ingin diperoleh peneliti dari wawancara dengan pihak pemilik usaha Batik “Inasinul” berupa informasi mengenai gambaran umum perusahaan dan struktur organisasi perusahaan, serta media promosi yang digunakan dalam pemasaran produk Batik “Inasinul”. Sementara itu, informasi yang lebih khusus berupa wawancara mengenai kegiatan promosi yang dilakukan Batik “Inasinul”. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan pengamatan timeline akun instagram @inasinul untuk melihat aktivitas promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam mempromosikan produk Batik “Inasinul” melalui media sosial instagram.
21
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan setelah hasil kuesioner dari responden yang membalas kuesioner online terkumpul. Seluruh data di entry ke dalam komputer dengan menggunakan program Microsoft Excell 2010 dan SPSS (Statistical Program for Social Sciences) 20.0 for windows. Kuesioner penelitian diuji reabilitas dan mendapatkan angka cronbach alpha sebesar 0.83 yang berarti bahwa kuesioner penelitian reliabel digunakan untuk uji selanjutnya. Data kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Pengolahan data jumlah responden disesuaikan dengan efektivitas promosi AIDA yang hasilnya dapat dilihat adanya perubahan dari tahapan demi tahapan dimana setiap perpindahannya mengalami pengurangan jumlah responden. Pengurangan jumlah responden tersebut terjadi pada tahap attention ke interest yang mengalami pengurangan sebanyak empat responden, tahap interest ke desire sebanyak sepuluh responden, dan tahap desire ke action sebanyak tujuh responden. Hal tersebut terjadi karena saat pengisian kuesioner online pada setiap perpindahan tahapan responden diberikan batasan jika belum menjalankan tahapan-tahapan selanjutnya. Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik konsumen (umur, pendidikan, dan pedapatan) aktivitas promosi dan faktor psikologis dengan efektivitas promosi melalui media sosial instagram. Variabel-variabel tersebut menggunakan skala ordinal. Melalui uji Rank Spearman ini dapat diketahui angka korelasi positif (+) yang memiliki arti hubungan kedua variabel searah dan negatif (-) yang memiliki hubungan kedua variabel tidak searah Priyatno (2013). Sementara itu, Sarwono (2009) membagi nilai koefisien korelasi menjadi beberapa kriteria untuk memudahkan melakukan intepretasi mengenai kekuatan hubungan antar dua variabel, yaitu: 1) 0 yang diartikan tidak ada korelasi antara dua variabel, 2) >0 – 0,25 yang diartikan korelasi sangat lemah, 3) >0,25 – 0,5 yang diartikan korelasi cukup, 4) >0,5 – 0,75 yang diartikan korelasi kuat, 5) >0,75 – 0,99 yang diartikan korelasi sangat kuat, dan 6) 1 yang diartikan korelasi sempurna. Pengolahan data untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin dan jenis pekerjaan dari karakteristik konsumen dengan efektivitas promosi menggunakan analisis data chi-kuadrat (Chi-square). Analisis tersebut digunakan karena jenis data pada jenis kelamin adalah data nominal. Sementara itu, data hasil wawancara kemudian digunakan sebagai penunjang dan data pendukung untuk melengkapi hasil statistik tersebut.
22
23
GAMBARAN UMUM BATIK “INASINUL” Sejarah dan Perkembangan Batik “Inasinul” Batik “Inasinul” merupakan salah satu UMKM yang memasarkan produk batik handmade khas Solo. Usaha yang telah dimulai sejak Oktober 2014 ini adalah buah kerjasama antara supplier batik Solo dengan pemilik usaha batik “Inasinul”. Usaha yang diawali dari menjual kain sprei secara online pada bulan April 2014 dan tanpa ada niat untuk membuka usaha seperti sekarang ini, Inas Oktiani yang tidak lain adalah pemilik usaha dari batik “Inasinul” akhirnya mengembangkan usahanya ke bidang bisnis kain batik. Usaha batik “Inasinul” hanya menyertakan keluarga dalam menjalankan proses usaha ini dari menjadi admin, distribusi barang, pembungkusan barang, hingga tahap pengiriman barang. Usaha yang dijalankan oleh keluarga ini memang memiliki tujuan agar seluruh kalangan masyarakat lebih percaya diri menggunakan batik dalam kehidupan sehari-hari dan mempermudah masyarakat mendapatkan batik khas Solo yang kini mulai menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia setelah diresmikan UNESCO pada 2 Oktober 2009. Penjualan batik “Inasinul” sendiri sudah sampai ke banyak daerah di Indonesia seperti Lampung, Sulawesi, Sumatera Barat dan daerah lain di Indonesia serta sudah sampai ke lintas negara seperti Brunei Darussalam dan Malaysia. Berkat penjualan batik khas solo ke berbagai daerah tersebut, usaha yang hampir berjalan selama satu tahun ini sudah menghasilkan keuntungan sebesar sepuluh juta rupiah.
Gambar 2 Logo produk batik “Inasinul” Usaha batik ini dinamakan Batik “Inasinul” berawal dari nama panggilan sehari-hari rekan dari pemilik usaha Batik “inasinul” yaitu Inas Oktiani. Menurut pemilik usaha nama “inasinul” cenderung mudah diingat dan lebih mencirikan atau identik bahwa produk ini merupakan usaha batik milik Inas Oktiani. Logo dari produk batik “Inasinul” digambarkan dengan tulisan “Inasinul Batik” berwarna putih dengan bentuk tulisan yang indah dengan warna dasar merah muda. Logo ini lebih menganalogikan bahwa batik merupakan warisan keindahan yang dimiliki oleh Indonesia dan orang yang akan benar-benar mencirikan orang Indonesia yang lembut dan ramah.
24
Media Promosi Batik “Inasinul” Batik “Inasinul” melakukan promosi produknya tidak melalui jalur konvensional melainkan melalui cara online yaitu dengan media sosial. Media sosial yang digunakan oleh Batik “Inasinul” meliputi facebook, path, blackberry messanger dan instagram. Penggunaan instagram sebagai media promosi memudahkan followers instagram untuk melihat produk yang ditawarkan. Instagram digunakan oleh pelaku usaha Batik “Inasinul” untuk mempromosikan batik diantaranya menjelaskan mengenai produk, harga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi jual beli. Penggunaan media sosial instagram membawa keuntungan bagi pihak batik “Inasinul” dan kemudahan bagi konsumennya karena dapat melihat secara visual produk-produk yang ditawarkan sehingga mengurangi kekhawatiran bagi konsumen yang akan membeli produk batik “Inasinul”.
Gambar 3 Tampilan instagram batik “Inasinul” Instagram “Inasinul” mempromosikan produk batik dalam bentuk gambar dengan penjelasan berupa caption yang menjabarkan motif produk batik, ukuran batik, harga batik, dan lainnya. pelaku usaha Batik “Inasinul” menyertakan hashtag atau tanda pagar yang diikuti dengan kata kunci yang berhubungan dengan produk batik yang dapat dengan mudah di cari pada menu search hashstag untuk mempermudah pelanggan dalam mencari produk batik. Promosi batik “Inasinul” melalui instagram dilakukan pada selang waktu kerja karena pemilik usaha batik “Inasinul” juga merupakan karyawati dan juga pada saat malam hari ketika sudah selesai bekerja.
25
Gambar 4 contoh motif batik “Inasinul” Motif batik yang disajikan sangat beragam, beberapa diantaranya adalah batik tulis, batik cap, batik kombinasi tulis dan cap, kain tenun ikat, batik print, batik jumputan handmade, selendang, surjan, jarik sogan, jarik jogja, dan berbagai macam batik lainnya. Penjualan batik dengan motif beragam juga merupakan strategi promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” agar konsumen tidak bosan dan lebih tertarik karena berpikir bahwa batik yang akan dibeli merupakan batik yang jarang dimiliki oleh orang lain. Batik yang di-posting ke instagram dipilih terlebih dahulu dan akan di-posting pada waktu yang berbeda-beda agar memberikan kesan bahwa memang batik yang ditawarkan memang sangat beragam. Penjualan berupa paket dengan harga yang terjangkau juga merupakan daya tarik tersendiri dalam promosi Batik “Inasinul” seperti memberikan harga khusus pada paket jumputan dengan emboss dan paket garutan dengan emboss.
26
27
KARAKTERISTIK FOLLOWERS, KETERDEDAHAN MEDIA, DAN FAKTOR PSIKOLOGIS Karakteristik Followers Karakteristik followers instagram selaku responden dapat dilihat dari segi umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Responden dalam penelitian ini adalah followers dari akun instagram Batik @inasinul yang mengisi kuesioner online yang dilakukan selama dua minggu terhitung mulai tanggal 3 Februari 2015 sampai dengan 17 Februari 2015. Followers tersebut diasumsikan melihat,memperhatikan, dan terstimulasi dengan kegiatan promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” melalui foto di instagram. Karakteristik followers instagram dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel yaitu umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan yang dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik Karakteristik Followers Umur
Jenis Kelamin
Kategori
25.00
Sedang (21-26)
38
55.89
Dewasa (>26)
13
19.11
Laki-laki
28
41.18
Perempuan
40
58.82
1
1.47
37
54.41
5
7.35
19
27.94
Wirausaha
2
2.94
Lainnya
4
5.89
Rendah (sampai lulus SMP/MTs)
1
1.47
Sedang (SMA/SMK/MA)
33
48.53
Tinggi (Diploma, Sarjana, Magister,)
34
50.00
Rendah (<2.000.000)
43
63.32
Sedang (2000.000-4.000.000)
15
22.05
Tinggi (>4.000.000)
12
17.63
Aparatur Sipil Negara Pegawai Swasta
Tingkat Pendapatan
(%)
17
Mahasiswa
Tingkat Pendidikan
Persentase
Muda (16-20)
Pelajar Jenis Pekerjaan
Jumlah
28
Umur Umur adalah lama hidup followers instagram pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam satuan tahun. Dalam penelitian ini, umur terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: umur muda (16-20 tahun), umur sedang (21-26 tahun), dan umur dewasa (>26 tahun). Berdasarkan hasil penelitian, dari 68 orang responden diketahui bahwa umur termuda yaitu 16 tahun, sedangkan umur tertua adalah 49 tahun dengan rata-rata umur responden berada di 23 tahun. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kategori umur sedang. Hal tersebut disebabkan oleh pengguna media sosial instagram yang aktif sebagian besar adalah kalangan muda yang masih didalam masa produktif sehingga kebanyakan followers dari akun @inasinul terdapat pada kategori kalangan tersebut. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Prisgunanto (2014) yang menyatakan bahwa pengguna jejaring sosial berada pada kategori umur 20-23 tahun karena pada usia tersebut rata-rata telah mengenal gawai internet dalam keidupan sehari-hari mereka. Pada kategori umur muda terdapat 17 responden. Pada kategori umur ini, konsumen rata-rata adalah seorang pelajar dan mahasiswa baru yang aktif menggunakan instagram dalam kesehariannya. Sementara itu, untuk kategori umur dewasa kebanyakan berasal dari pengguna aktif instagram yang telah bekerja maupun ibu rumah tangga. Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan sifat fisik responden yang tercatat dalam kartu identitas, yaitu laki-laki atau perempuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 68 orang responden, terdapat 40 orang atau 58% responden berjenis kelamin perempuan. Sementara itu, jumlah responden laki-laki hanya berjumlah 28 orang atau 41%. Menurut Diamond (2015) presentase pengguna instagram pada tahun 2012 adalah 57% perempuan dan 41% laki-laki. Perbedaan jumlah responden laki-laki dan perempuan dipengaruhi oleh jenis produk yang ditawarkan yaitu batik. Seorang perempuan cenderung lebih suka mem-follow akun-akun online shop di media sosial mereka terutama instagram sebagai referensi belanja mereka. Selain itu perempuan juga cenderung lebih suka bertanya kepada teman dan akun-akun instagram jika mereka menginginkan memastikan sesuatu untuk dibeli, lain halnya dengan laki-laki yang sebagian besar cenderung tidak mengambil repot dalam memilih sesuatu. Hal tersebut sejalan dengan usaha batik “Inasinul” yang mempromosikan batiknya melalui instagram terbukti 58% responden yang mengisi kuesioner adalah perempuan yang cenderung melihat-lihat, bertanya, sampai dengan membeli.
29
Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan adalah kegiatan utama yang sehari-hari dilakukan responden dalam mengisi waktu dan memperoleh pendapatan. Pada penelitian ini jenis pekerjaan dibedakan menjadi lima golongan yaitu pelajar, mahasiswa, aparatur sipil negara, pegawai swasta, dan wirausaha. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa sebagian besar responden masih berstatus sebagai mahasiswa dengan jumlah responden berjumlah 37 atau 54%. Hal tersebut didukung oleh Prisgunanto (2014) yang menyatakan bahwa mereka yang terjaring gawai internet dalam jejaring sosial sebesar 48.9% merupakan mahasiswa. Selanjutnya, responden yang masih berstatus pelajar berjumlah 1 atau 1%, aparatursipil negara sebanyak 5 atau 7%, pegawai swasta sebanyak orang 19 atau 27%, wirasusaha sebanyak 2 responden atau 2%, dan lainnya meliputi ibu rumah tangga dan sedang dalam tahap mencari pekerjaan sebanyak 4 responden atau 5%. Jenis pekerjaan seseorang yang bermacam-macam tentu memiliki nilai pendapatan yang berbeda. Pendapatan tersebut juga berhubungan dengan proses pengambilan keputusan seseorang salah satunya untuk berbelanja batik “Inasinul”. Selain pendapatan, jenis pekerjaan juga akan menghasilkan pola pikir dan kebutuhan yang berbeda-beda di tiap jenisnya. Contohnya pada pegawai swasta dan aparatur sipil negara yang memang membutuhkan batik untuk pakaian kerja mereka di hari-hari yang telah ditentukan. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh responden sampai dengan waktu saat penelitian berlangsung. Tingkat pendidikan tersebut tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu rendah (sampai dengan lulus SMP/MTs sederajat), sedang (sampai dengan lulus SMA/MA/SMK sederajat), dan tinggi (Diploma, Sarjana, Magister, Doktor). Berdasarkan tiga kategori tersebut, sebagian besar responden yaitu berjumlah 34 orang memiliki pendidikan yang tergolong tinggi yaitu sebesar 50% dari seluruh total jumlah responden. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan yang sedang dan tinggi. Dari data tingkat pendidikan yang telah dijelaskan dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin tinggi pula keterdedahan akan teknologi dan informasi. Pada kelompok pendidikan sedang dan tinggi memang saat dimana responden sudah memiliki smart phone sehingga mereka dapat mengakses media sosial instagram dan mem-follow Batik @inasinul untuk mencari produk batik. Hal ini juga dikemukakan oleh Diamond (2015) yang menyatakan bahwapengguna media sosial pernah merasakan bangku perguruan tinggi. Pernyataan Diamond tersebut juga selaras dengan pernyataan Sumarwan (2011) pendidikan tinggi pada seseorang akan membuat seseorang tersebut responsif terhadap informasi dan juga akan mempengaruhi pilihan pada sebuah produk.
30
Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh responden dalam satuan bulan. Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah (Sumarwan 2011). Tingkat pendapatan dibagi menjadi tiga kategori yaitu pendapatan rendah (< Rp 2.000.000), pendapatan sedang (Rp.2000.000-Rp.4.000.000) dan pendidikan tinggi (> Rp. 4.000.000). Berdasarkan Tabel 4, terdapat hasil pendapatan responden yang dominan pada kategori pendapatan rendah dengan rata-rata pendapatannya berjumlah Rp. 2.500.000 yaitu sebanyak 43 responden atau 63%. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya (Sumarwan 2011). Namun dari data hasil yang telah dipaparkan terkait tingkat pendapatan justru responden yang termasuk pada kategori pendapatan rendah. Hal tersebut memang dikarenakan profesi responden/followers instagram @inasinul sebagian besar masih mahasiswa sehingga belum memiliki pendapatan yang tinggi. Selain itu beberapa responden pun berstatus ibu rumah tangga dan masih belum memiliki pekerjaan sehingga pendapatan mereka masih dalam kelompok rendah. Keterdedahan Media Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) selalu melakukan aktivitas promosi dalam memasarkan produknya karena aktivitas promosi itu sendiri merupakan komponen utama dalam pemasaran produk agar diminati oleh konsumen. Selain untuk menarik minat konsumen, promosi juga berperan sebagai penghubung antara pelaku usaha dan konsumen yang bertujuan akhir pada terjadinya pembelian produk oleh konsumen. Sebelum terjadinya pembelian atau aksi yang dilakukan oleh konsumen, promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha akan menstimulasi konsumen pada beberapa tahapan yaitu mendapatkan kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa (Kotler 2003). Aktivitas Promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha tersebut akan dilihat oleh para followers-nya sehingga mereka akan terdedah oleh informasi yang ada di instagram yang akhirnya merubah sikap followers tersebut yang awalnya tidak menyadari hingga benar-benar tertarik pada sebuah produk yang ditawarkan pelaku usaha. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur efektivitas instagram dalam mempromosikan produk batik “Inasinul” dilihat dari perubahan sikap konsumen yang merupakan followers dari akun instagram @inasinul. Aktivitas promosi batik “Inasinul” melalui instagram yang dilakukan oleh seorang admin dengan melakukan posting foto-foto produk dengan dilengkapi caption, lalu aktivitas membalas comment dari calon konsumen di akun @inasinul dalam upaya merubah sikap konsumen sampai dengan teradinya pembelian produk.
31
Efektivitas media sosial instagram dalam melakukan sebuah promosi kemudian dilihat melalui empat tahapan dari unsur AIDA, yaitu attention (perhatian), interest (ketertarikan), desire (keinginan), dan action (tindakan). Keterdedahan media dari followrers terhadap aktivitas promosi melalui media sosial instagram yang dilakukan oleh produk batik “Inasinul” diukur menggunakan lima variabel, meliputi frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, dan tingkat kejelasan pesan. Berikut ini adalah Tabel 4 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan keterdedahan media dari responden terhadap aktivitas promosi batik “Inasinul”. Tabel 4 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan keterdedahan media Penilaian Responden Keterdedahan Media
Rendah
Sedang
Tinggi
N
%
n
%
n
%
Frekuensi Informasi Terkini
7
10.29
18
26.47
43
63.23
Frekuensi Feedback Pesan
8
11.76
12
17.67
48
70.58
Tingkat Daya Tarik Pesan
2
2.94
4
5.88
62
91.17
Gaya Pesan
0
0.00
6
8.82
62
91.17
Tingkat Kejelasan Pesan
2
2.94
6
8.82
60
88.23
Berdasarkan Tabel 4 intensitas frekuensi informasi terkini dan frekuensi feedback pesan tergolong intens. Hal tersebut dibuktikan dengan sebanyak 43 responden (63%) pada variabel frekuensi informasi terkini dan sebanyak 48 responden (70%) pada variabel frekuensi feedback pesan menilai kuesioner online dengan hasil yang tergolong tinggi. Intensitas tweet dan feedback cukup diperhatikan oleh followers sebagai bagian dari aktivitas promosi produk batik “Inasinul”. Hasil penilaian responden dari kedua variabel tersebut didukung oleh informasi dari pemilik usaha batik yang sekaligus menjadi informan pada penelitian ini. Menurut informan, saat ini aktivitas promosi akun instagram @inasinul hanya dilakukan oleh satu orang admin, yaitu oleh informan tersebut sehingga belum dapat bekerja secara optimal. Variabel-variabel berikutnya, yang meliputi tingkat daya tarik pesan, gaya pesan dan tingkat kejelasan pesan pada instagram @inasinul dinilai responden tinggi. Berdasarkan variabel tingkat daya tarik pesan, sebanyak 62 responden (91%) menilai bahwa foto yang di posting sudah menarik. Sementara itu, pada variabel gaya pesan sebanyak 62 responden (91%) menilai bahwa caption sudah menggunakan gaya pesan yang tepat sehingga mudah dicerna oleh followers yang membaca. Tingkat keakuratan pesan bagi sebanyak 60 responden (88%) sudah jelas dengan kondisi atau informasi yang nyata dan sebenarnya. Ketiga variabel tersebut merupakan hal yang sangat diperhatikan dan penting bagi followers dan bagi konsumen produk batik “Inasinul”, selaras dengan rutinnya pemberian informasi. Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 5 tersebut terlihat bahwa aktivitas promosi produk batik “Inasinul”
32
melalui instagram tergolong tinggi pada variabel frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, dan tingkat keakuratan pesan. Frekuensi Informasi Terkini Promosi senantiasa dilakukan oleh sebagian besar para pelaku usaha dalam upaya agar produk yang mereka tawarkan diketahui dan disukai oleh calon konsumen mereka. Frekuensi informasi terkini merupakan salah satu bagian dari aktivitas promosi produk batik “Inasinul”. Frekuensi informasi terkini mencakup intensitas akun @inasinul dalam mem-posting foto dan informasi yang berkenaan dengan produk batik “Inasinul”. Pengukuran frekuensi pesan dilihat melalui beberapa indikator, seperti intensitas kemunculan foto di timeline followers dan waktu dalam mem-posting tweet. Pada indikator waktu dalam mem-posting tweet dibagi menjadi empat waktu, yaitu kemunculan tweet pada pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kecenderungan waktu akun @inasinul dalam melakukan aktivitas promosi melalui instagram. Berikut ini Tabel 5 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi informasi terkini yang di-posting oleh @inasinul. Tabel 5
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi informasi terkini melalui akun instagram @inasinul Indikator
Rendah
Sedang
Tinggi
N
%
N
%
N
%
Kemunculan foto pada timeline
7
10.29
26
38.23
35
51.47
Kemunculan foto pada waktu pagi
9
13.23
38
55.88
21
30.88
Kemunculan foto pada waktu siang
8
11.76
33
48.53
26
38.23
Kemunculan foto pada waktu sore
13
19.11
34
50.00
21
30.88
Kemunculan foto pada waktu malam
9
13.23
26
38.23
33
48.53
Seperti yang telah diuraikan pada Tabel 5, frekuensi informasi terkini yang dilakukan oleh instagram Batik @inasinul dapat diukur melalui intensitas admin instagram @inasinul mem-posting foto produk mereka disesuaikan dengan waktu pagi, siang, sore, dan malam hari. Kemunculan foto di timeline followers instagram @inasinul tergolong tinggi karena sebanyak 35 responden atau 51% menilai bahwa instagram @inasinul sering melakukan posting foto di instagram. Diantara beberapa indikator waktu yang ada, intensitas terbesar followers instagram @inasinul melihat kemunculan posting foto batik “Inasinul” adalah pada saat malam hari (pukul 19.00-23.00) mencapai 33 responden atau 48%. Membuka ponsel untuk melihat instagram dapat dilakukan kapan saja, namun memang disaat malam hari kemungkinan pemilik usaha batik “Inasinul” untuk membuka instagram lebih besar dibandingkan waktu lainnya karena waktu pagi hingga sore dialokasikan
33
untuk beraktivitas harian seperti sekolah, kuliah dan bekerja. Hal tersebut juga didukung oleh Wurinanda (2015) yang menyatakan bahwa sebagian besar pengguna media sosial melihat kemunculan informasi terkini atau pesan yang di-posting oleh pelaku usaha dilakukan pada saat malam hari.
Gambar 5 Foto intagram @inasinul di timeline Frekuensi Feedback Pesan Frekuensi feedback (umpan balik) pesan merupakan indikator dari aktivitas promosi kedua yang turut dilakukan oleh batik “Inasinul”. Promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha tentu didalamnya terdapat komunikasi antara pelaku usaha dan juga calon konsumen, hal tersebut menandakan bahwa pesan yang disampaikan oleh pelaku usaha dalam hal ini adalah batik “Inasinul” melalui foto dan caption di instagram dapat menarik perhatian calon konsumennya. Feedback pesan diukur berdasarkan seringnya admin instagram @inasinul membalas comment para followers dan juga kecepatan dalam membalas comment tersebut. Selain intensitas dan kecepatan membalas comment, melakukan followback juga menjadi indikator feedback pesan. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat di Tabel 6 Tabel 6
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi feedback pesan melalui akun Instagram @inasinul Indikator
Rendah
Sedang
Tinggi
N
%
N
%
N
%
Intensitas membalas comment
11
16.17
15
22.05
45
66.17
Kecepatan membalas comment
11
16.17
21
30.88
36
52.94
Instagram Inasinul melakukan followback
0
0.00
37
54.41
31
45.58
34
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa 45 responden atau 66% responden menilai bahwa instagram @inasinul sering membalas comment followers mereka. Membalas sebuah comment dari calon konsumen merupakan salah satu cara dari pelaku usaha untuk berkomunikasi dengan calon konsumen mereka agar hubungan antara kedua belah pihak lebih dekat dan calon konsumen merasa nyaman dan tidak canggung untuk bertanya. Hal tersebut didukung oleh Sukma (2012) yng menyatakan bahwa ha-hal yang mendukung kualitas dalam pelayanan (quaity of service) termasuk didalamnya membangun komunikasi antara pelaku usaha dan konsumen itu perlu karena akan meningkatkan penjualan. Selain itu, membalas comment juga merupakan wadah untuk mendapatkan informasi lebih jelas tentang produk yang ditawarkan oleh batik “inasinul” sehingga calon konsumen merasa lebih jelas dan yakin untuk membeli produk tersebut. Keuntungan lainnya adalah followers lain juga dapat melihat pembicaraan di comment tersebut sehingga followers lain pun dapat mengetahui informasi-informasi tambahan melalui comment tersebut.
Gambar 6 Bentuk feedback dari instagram @inasinul Indikator selanjutnya adalah kecepatan admin instagram @inasinul dalam membalas sebuah comment yang dilontarkan oleh calon konsumen mereka. Berdasarkan hasil di Tabel 6 sebanyak 36 responden atau 52% menlai bahwa instagram @inasinul cepat dalam membalas comment calon konsumennya. Membalas sebuah comment memang merupakan hal penting bagi pelaku usaha di media online sepert instagram, namun cepat atau lambatnya admin instagram membalas comment juga merupakan faktor penentu baik buruknya komunikasi yang terjalin bagi kedua belah pihak. Jika balasan comment cepat tentu calon konsumen yang bertanya akan menilai bahwa admin instagram sangat tanggap dan cekatan dalam merespon comment tersebut. Selain itu ketika seseorang memberikan comment dan admin instagram tersebut memberikan respon cepat, tentu interaksi komunikasi akan berlangsung saat itu juga, lain halnya jika admin membalas comment setelah beberapa hari comment itu dilontarkan pasti akan membuat calon konsumen itu cenderung malas untuk melanjutkan pembicaraan.
35
Indikator terakhir dalam melihat tingkat feedback pesan adalah admin melakukan followback kepada followers instagram @inasinul. Seberar 37 responden atau 54% menilai bahwa instagram @inasinul tidak mem-followback mereka. Beberapa media sosial seperti twitter dan instagram menerapkan sistem follow sebagai tanda pertemanan. Walaupun instagram merupakan media sosial untuk individu, namun batik “Inasinul” menggunakan instagram sebagai media promosi mereka yang berarti bahwa konsumen atau calon konsumen mereka adalah para followers instagram tersebut. Konsumen yang telah mem-follow instagram @inasinul pasti mengharapkan followback dari admin terutama jika instagram tersebut di lock sehingga bagi yang belum diterima permohonan pertemanannya tidak dapat melihat foto-foto yang ada di dalamnya. Daya Tarik Pesan Daya tarik pesan merupakan salah satu aspek dari aktivitas promosi yang memiliki peranan dalam menarik perhatian calon konsumen. Semakin menarik pesan yang disampaikan melalui instagram akan semakin menarik perhatian calon konsumen untuk melihat sampai dengan membeli produk yang ditawarkan di instagram. Wurinanda (2015) menyatakan bahwa pesan yang disampaikan melalui media sosial untuk promosi sebuah produk memiliki daya tarik yang tinggi. Seorang admin memiliki peranan dalam membuat rancangan foto dan caption yang akan di unggah ke instagram semenarik mungkin dengan berbagai cara agar calon konsumen tertarik. Instagram menawarkan berbagai fasilitas bagi pelaku usaha sperti unggah foto dan video yang dilengkapi dengan caption, search engine dengan hashtag, profile picture, bio instagram sebagai penanda identitas akun instagram. Apabila unsur-unsur tersebut dikreasikan sedemikian rupa, orang-orang akan tertarik untuk mem-follow akun instagram tersebut. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat daya tarik pesan meliputi logo instagram, hiasan pada foto, kualitas foto yang di-posting, profile picture, dan penyesuaian dengan hari besar yang dapat dilihat pada Tabel 7 Tabel 7 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator daya tarik pesan melalui akun Instagram @inasinul Indikator
Rendah
Sedang
Tinggi
N
%
N
%
N
%
Daya tarik logo instagram “Inasinul”
2
2.94
18
26.47
48
70.58
Daya tarik hiasan instagram “Inasinul”
3
4.44
17
25.00
48
70.58
Kualitas foto instagram “Inasinul”
1
1.47
6
8.82
61
89.70
Daya tarik profile picture instagram “Inasinul”
3
4.44
10
14.70
55
80.88
Penyesuaian waktu pergantian profile picture
14
20.58
30
44.11
24
35.29
36
Berdasarkan uraian di atas logo instagram @inasinul dinilai menarik bagi responden terlihat dari hasil data yang ada sebanyak 48 responden atau 70%. Sebuah usaha terutama yang menggunakan media sosial sebagai media promosinya harus memiliki logo sebagai pematenan produk tersebut. Sebuah logo memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen terutama jika logo tersebut unik sehingga mudah diingat oleh konsumen. Indikator kedua yaitu daya tarik hiasan-hiasan yang terdapat pada foto di instagram @inasinul. Sebanyak 48 responden atau 70% menilai bahwa hiasan pada foto yang di-posting di instagram @inasinul menarik. Sebuah foto yang diposting di instagram terkadang memerlukan inovasi agar tidak dinilai membosankan bagi followers yang melihatnya. Memberikan hiasan-hiasan pada foto yang akan diposting merupakan salah satu cara agar memberikan kesan menarik di foto yang akan di-post. Hiasan pada foto tersebut berisi sticker, tulisan harga, dan informasi sekilas tertang produk yang ditawarkan sehingga jika dilihat selintas konsumen merasa jelas dengan hanya melihat foto saja. Indikator ketiga dari daya tarik pesan adalah kualitas foto yang di-posting oleh instagram @inasinul. Hasil penilaian responden pada indikator ketajaman gambar mendapatkan nilai tertinggi yaitu 61 responden atau 89% yang mengindikasikan bahwa kualitas foto yang di-posting berkualitas baik dan tajam. Kualitas foto yang baik dan tajam di instagram memang lebih disukai oleh orang yang melihatnya terutama jika instagram tersebut memang memasarkan sebuah produk tentu yang utama dilihat adalah produk tersebut. Ketajaman sebuah foto juga akan berpengaruh terhadap kesesuaian dengan barang yang dibeli dan sampai ke tangan konsumen karena jika kualitas foto baik akang semakin sesuai dengan barang yang dibeli oleh konsumen. Indikator terakhir dari daya tarik pesan adalah penyesuaian penggantian profile picture instagram @inasinul dengan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal, dll. Berdasarkan hasil penilaian responden, instagram @inasinul dinilai jarang mengganti profile picture yang disesuaikan dengan hari-hari besar dengan presentase 44% atau 30 responden. Aktivitas promosi yang dilakukan oleh para pelaku usaha konvensional sering kali menyesuaikan konten-konten promosinya dengan hari-hari besar, hal tersebut juga dapat kita temukan pada promosi yang dilakukan di media sosial agar lebih menarik kalangan-kalangan yang berkaitan dengan hari besar tersebut. Gaya Pesan Gaya pesan merupakan strategi dari pelaku usaha yang dituangkan dalam sebuah pesan yang disampaikan kepada konsumen. Pada promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram, gaya pesan merupakan cara admin instagram @inasinul menyampaikan informasi, baik informasi yang menyangkut produk maupun informasi promosi melalui instagram kepada followers dan calon konsumen produk batik “Inasinul”. Gaya pesan yang diukur menggunakan beberapa indikator yaitu kemudahan caption untuk dimengerti oleh calon konsumen, sifat persuasif pada caption foto, kelengkapan dan juga kesesuaian caption foto instagram @inasinul. Penjelasan terkait gaya pesan dapat dilihat pada Tabel 8
37
Tabel 8
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator gaya pesan melalui akun instagram @inasinul Indikator
Rendah
Sedang
Tinggi
N
%
N
%
N
%
Kemudahan caption photo untuk dimengerti
0
0.00
9
13.23
59
86.76
Caption photo bersifat persuasif
7
10.29
11
16.17
50
73.52
Kelengkapan caption photo
0
0.00
18
26.47
50
73.52
Kesesuaian caption photo
3
4.41
3
4.41
62
91.17
Berdasarkan paparan pada Tabel 8, sebanyak 59 responden atau 86% menilai bahwa caption foto instagram @inasinul mudah untuk dimengerti. Memberikan penjelasan melalui caption di instagram harus menggunakan kalimat yang mudah dimengerti oleh calon konsumen, caption tidak perlu terlalu panjang namun jelas dan langsung dimengerti oleh konsumen. Indikator selanjutnya adalah mengukur sifat persuasif dari caption instagram @inasinul dan 50 responden atau 73% menilai bahwa pesan yang disampaikan melalui caption tersebut sudah bersifat mengajak atau persuasif terhadap calon konsumen yang membaca caption tersebut. Pesan yang dirancang secara persuasif merupakan strategi yang hampir selalu digunakan oleh pelaku usaha agar calon konsumen tertarik akan produknya karen bersifat mengajak konsumen. Seperti yang dikemukakan oleh Riyantoro dan Harmoi (2013) dimensi persuasif dalam sebuah promosi atau penjualan merupakan dimensi yang harus ditingkatkan agarkeinginan konsumen untuk menggali informsi lebih dalam terhadap sebuah produk semakin meningkat.
Gambar 7 Salah satu caption instagram @inasinul Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa caption pada instagram memang tidak harus selalu panjang namun harus mencakup keseluruhan informasi penting yang dibutuhkan konsumen. Kelengkapan caption instagram @inasinul dinilai oleh 50 responden atau 72% sudah lengkap secara keseluruhan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen. Indikator keempat dari variabel gaya pesan adalah kesesuaian
38
caption dengan foto yang di-posting di instagram @inasinul. Dari hasil penilaian responden diperoleh hasil 62 responden atau 91% berpendapat bahwa caption yang tertera di bawah foto yang di-posting sudah sesuai. Caption dalam sebuah foto di instagram merupakan daya dukung untuk mendeskripsikan foto yang di-posting. Jika caption sudah sesuai dan menjelaskan lebih detail foto diatasnya, proses selanjutnya yang dilakukan oleh calon konsumen akan lebih cepat karena calon konsumen tersebut sudah merasa mengerti dan juga jelas akan produk yang ingin dibeli. Kejelasan Pesan Sebuah komunikasi memiliki unsur sumber pesan, pesan yang disampaikan, media komunikasi, dan juga penerima pesan tersebut. Sebuah pesan harus dirancang dan disampaikan secara jelas agar sampai kepada penerimanya secara utuh. Kejelasan sebuah pesan merupakan faktor penting dalam merancang sebuah promosi. Semakin jelas informasi yang disampaikan dalam sebuah foto di instagram akan membuat calon konsumen mengerti dan tidak muncul pertanyaan sehingga meningkatkan keinginan calon konsumen tersebut untu membeli produk yang ditawarkan. Pengukuran kejelasan informasi dapat diukur dengan melihat beberapa indikator yaitu bio instagram, caption instagram, informasi produk, informasi harga produk, informasi stok produk, informasi jam operasional dan informasi cara pembelian. Hasil penilaian responden terkait kejelasan informasi dapat dilihat pada Tabel 9 Tabel 9
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator kejelasan pesan melalui akun instagram @inasinul Indikator
Bio penting untuk dicantumkan Keakuratan bio instagram Kejelasan informasi produk batik Kejelasan informasi harga produk Kejelasan informasi stok produk Kejelasan informasi jam operasional Kejelasan informasi cara pembelian
Rendah N 1 1 2 3 8 9 3
% 1.47 1.47 2.94 4.41 11.76 13.23 4.41
Sedang N 3 7 6 7 21 30 16
% 4.41 10.29 8.82 10.29 30.88 44.11 23.52
Tinggi N 64 60 60 58 39 29 49
% 94.11 88.23 88.23 85.29 60.93 42.64 72.05
Berdasarkan paparan Tabel 10, sebanyak 64 responden atau 94% menilai bahwa bio instagram @inasinul penting untuk dicantumkan. Bio dalam instagram sering digunakan sebagai penjelas informasi yang berisi contact person dari batik “Inasinul” seperi PIN Blackberry messanger, nomor Whatsapp, dan ID Line sebagai langkah selanjutnya bagi calon pembeli yang memiliki keinginan untuk bertransaksi. Indikator kedua adalah keakuratan dari bio instagram @inasinul yang dinilai sudah akurat dengan presentase 88%. Dalam mencari sebuah produk terkadang konsumen khawatir akan adanya penipuan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab, untuk itu keakuratan isi dari bio instagram dianggap penting dalam mengukur
39
kejelasan sebuah pesan karena akan berhubungan dengan jalannya transaksi yang berlangsung antara pelaku usaha dan juga calon konsumen.
Gambar 8 Bio instagram @inasinul Indikator selanjutnya adalah informasi produk Batik “inasinul dengan hasil 60 responden atau 88% menilai bahwa informasi tentang produk yang ditawarkan di instagram @inasinul sudah jelas. Informasi atau deskripsi mengenai produk batik bermanfaat untuk memberikan pengetahuan kepada calon konsumen misalnya pada sebuah foto yang di-posting di instagram @inasinul tertera deskripsi batik garutan dan emboss secara jelas. Indikator keempat dari kejelasan informasi adalah informasi tentang harga produk batik “Inasinul” yang dinilai jelas oleh responden dengan hasil 58 responden atau 85%. Harga merupakan hal yang intim dalam sebuah usaha jual beli karena dapat mempengaruhi calon konsumen untuk lanjut membeli atau tidak. Semakin terjangkaunya harga produk maka semakin menarik bagi calon konsumen tentu diimbangi dengan kualitas barang yang baik. Beberapa akun instagram yang serupa dengan instagram @inasinul yang mempromosikan batik tidak seluruhnya mencantumkan harga di caption atau pada foto karena biasanya produk tersebut memiliki harga yang cukup tinggi dan pemilik usaha tersebut tidak ingin membuat calon konsumen mengurungkan niatnya untuk membeli sebelum bertanya lebih lanjut. Hal tersebut berbeda dengan akun yang dengan sengaja memaparkan harga produk yang mereka tawarkan seperti batik “Inasinul” karena produk batik yang mereka tawarkan memiliki harga yang terjangkau bagi konsumen. Informasi mengenai jam operasional merupakan indikator selanjutnya dari kejelasan pesan yang disampaikan oleh batik “Inasinul”. Berdasarkan hasil paparan Tabel 7, 30 responden atau 44% menilai bahwa informasi terkait jam operasional dari instagram batik @inasinul kurang jelas. Walaupun dilakukan melalui media online yang tidak memiliki batasan waktu dalam aksesnya, namun tetap yang menjalankannya adalah manusia sehingga sama seperti penjualan melalui jalur konvensional yang memiliki jam operasional dalam pelaksanaannya. Pemaparan informasi tentang jam operasional yang jelas akan membuat calon konsumen mengetahui kapankah mereka dapat menghubungi pihak batik “Inasinul” untuk bertanya atau melakukan transaksi jual beli.
40
Indikator terakhir dari kejelasan pesan adalah informasi cara pembelian batik “Inasinul” yang dinilai oleh 49 responden atau 72% sudah jelas. Usaha online memang menggunakan cara yang berbeda dengan penjualan konvensional, konsumen harus menghubungi atau memesan sebuah produk lalu membayarnya sebelum barang yang dipesan dikirim kepada konsumen. Cara pemenasan tersebut penting untuk diketahui karena memang prosedur pemesanan setiap usaha online memang tidak selalu sama. Batik “Inasinul” memberikan informasi cara pemesanan barang di instagram meelalui beberapa comment dan diperjelas kembali saat bertanya kepada contact person yang tertera di bio instagram @inasinul. Faktor Psikologis Faktor psikologis merupakan salah satu faktor yang memengaruhi konsumen terhadap melihat suatu efektivitas promosi batik “Inasinul” karena melihat dari sisi kejiwaan dari responden yang merespon terhadap suatu rangsangan yang dalam hal ini adalah promosi batik “Inasinul” melalui instagram. Faktor psikologis diukur dalam empat variabel yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap responden terhadap promosi batik “Inasinul” melalui instagram. Penilaian responden berdasarkan faktor psikologis dapat dilihat pada Tabel 10 Tabel 10 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan faktor psikologis Faktor Psikologis
Rendah
Sedang
Tinggi
N
%
N
%
N
%
Motivasi
6
8.82
33
48.25
29
42.64
Persepsi
1
1.47
9
13.23
58
85.29
Pembelajaran
3
4.41
10
14.70
55
80.88
Keyakinan dan Sikap
12
17.64
31
45.58
25
36.76
Berdasarkan data hasil penilaian responden berdasarkan faktor psikologis motivasi 33 responden atau 48% responden dalam menanggapi promosi hingga membeli produk batik “Inasinul” masih tergolong sedang. Sementara persepsi responden tentang promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” sudah baik didukung oleh penilaian responden sebanyak 58 responden atau 85%. Pembelajaran responden terhadap promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” juga dinilai oleh 55 responden atau 80% sudah baik jika dibandingkan dengan akun serupa lainnya. Variabel terakhir dalam faktor psikologi yaitu keyakinan dan sikap dinilai oleh 31 responden atau 45% masih pada tahap sedang atau belum terlalu yakin dengan promosi batik “Inasinul”. Beberapa hal yang dapat menyebabkan kurangnya keyakinan pada responden adalah resiko besar yang merekat pada bisnis online shop seperti penipuan karena transaksi tidak dilakukan secara tatap muka.
41
Motivasi Motivasi merupakan faktor yang mendorong konsumen untuk mencari sebuah produk melalui instagram. Motivasi responden ini diukur menggunakan beberapa indikator diantaranya adalah motivasi responden muncul karena keperluan yang mendesak, motivasi responden muncul karena mengikuti tren terkini, dan motivasi responden muncul karena keinginan sendiri. Hasil penilaian terkait motivasi responden dapat dilihat pada Tabel 11 Tabel 11 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator motivasi responden Indikator
Ya
Tidak
N
%
N
%
Motivasi karena keperluan mendesak
15
22.05
53
77.94
Motivasi karena tren terkini
34
50.00
34
50.00
Motivasi karena keinginan sendiri
60
88.23
8
11.76
Berdasarkan data terkait indikator motivasi responden motivasi terbesar mereka dalam mencari promosi hingga membeli produk batik “Inasinul” muncul karena keinginan dari responden itu sendiri. Hal tersebut dinilai oleh 60 responden atau 88%. Motivasi responden lain pun menilai bahwa tren terkini merupakan alasan mereka dalam mencari, melihat dan membeli produk batik “Inasinul” melalui instagram mengingat instagram sekarang ini merupakan media sosial yang digemari oleh masyarakat pengguna smartphone dengan presentase pernilaian sebesar 50%. Persepsi Persepsi merupakan faktor dimana konsumen memiliki tanggapan terkait akun instagram batik “Inasinul”. Menurut Rangkuti (2010) setiap orang akan memiliki persepsi terhadap sebuah objek karena adanya tiga proses persepsi yaitu perhatian selektif, distorsi selektif, dam ingatan selektif. Pengukuran persepsi responden menggunakan beberapa indikator diantaranya akun @inasinul lebih mudah diakses, pelayanan batik “Inasinul”, promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul”, dan kemudahan dalam cara pemesanan produk batik. Penilaian responden terkait persepsi dapat dilihat pada Tabel 12
42
Tabel 12 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator persepsi responden Indikator
Ya
Tidak
N
%
N
%
Akun “inasinul” lebih mudah diakses
64
94.11
4
5.88
Pelayanan baik oleh akun “Inasinul”
64
94.11
4
5.88
Promosi yang dilakukan akun “Inasinul” baik
62
91.17
6
8.82
Kemudahan dalam pemesanan
66
97.05
2
2.94
Berdasarkan penilaian responden terkait persepsi mereka terhadap promosi batik “Inasinul” di instagram dapat dilhat bahwa menurut 64 responden atau 94% akun @inaninul lebih mudah diakses dengan pelayanan yang sudah baik dinilai oleh 64 responden atau 94%. Promosi yang dilakukan oleh instagram @inasinul pun dinilai oleh 62 responden atau 91% sudah baik dan 66 responden atau 97% menilai bahwa pemesanan produk batik “Inasinul” mudah untuk dilakukan. Menumbuhkan citra positif dalam suatu usaha merupakan kewajiban terutama pada usaha online yang penuh dengan resiko. Memberikan berbagai kemudahan dan pelayanan prima kepada konsumen merupakan langkah yang dilakukan oleh pelaku usaha online batik “Inasinul” dalam membuat citra positif bagi usaha yang dirintis agar konsumen juga merasa senang sehingga selalu melakukan pembelian pada batik “Inasinul”.
Pembelajaran Pembelajaran adalah perilaku konsumen yang berdasarkan pada proses dan pengalamannya mencari sebuah produk melalui instagram. Menurut Rangkuti (2010) pembelajaran meliputi perilaku seseorang yang muncul karena adanya pengalaman. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur pembelajaran responden diantaranya adalah pemilihan batik “Inasinul” didasarkan pada pembelajaran sebelumnya, perbandingan terkait dengan kemudahannya, perbandingan terhadap kecepatan mencari, perbandingan terhadap kecepatan feedback, dan perbandingan terkait kelengkapan informasi. Hasil penilaian terkait pembelajaran responden dapat dilihat pada Tabel 13
43
Tabel 13 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator pembelajaran responden Indikator
Ya
Tidak
N
%
N
%
Pemilihan batik “Inasinul” karena pembelajaran
50
73.52
18
26.47
Perbandingan terkait dengan kemudahan
63
92.64
5
7.35
Perbandingan terkait dengan kecepatan mencari
58
85.29
10
14.70
Perbandingan terkait dengan kecepatan feedback
57
83.82
11
16.17
Perbandingan terkait kelengkapan informasi
63
92.64
5
7.35
Berdasarkan data hasil penilaian indikator pembelajaran responden dapat dilihat bahwa 50 responden atau 73% memilih Batik “Inasinul karena pembelajaran sebelumnya dan hasil perbandingan dengan akun serupa lainnya. Perbandingan terkait kemudahan oleh 63 responden atau 92% menilai bahwa akun @inasinul lebih mudah dibandingkan akun serupa lainnya dan akun instagram @inasinul lebih mudah dicari di search engine instagram didukung oleh penilaian oleh responden sebanyak 58 responden atau 85%. Kemudahan mencari tersebut disebabkan oleh admin instagram @inasinul menyisipkan hashtag atau tanda pagar di setiap kata kunci pada caption sehingga memudahkan pencarian produk batik. Sebanyak 57 responden atau 82% pun menilai bahwa feedback yang diberikan pihak batik “Inasinul” lebih cepat dibandingkan dengan akun instagram serupa. Indikator terakhir yaitu terkait kelengkapan informasi dinilai oleh 63 responden atau 92% lebih lengkap dibandingkan dengan akun instagram serupa. batik “Inasinul” sebagai usaha di bidang online memiliki pesaing bisnis serupa di instagram sehingga dalam proses promosi dan transaksinya harus memiliki kelebihan dibandingkan akun-akun serupa lainnya seperti memberikan kemudahan dan cepat dalam memberi feedback kepada konsumen agar konsumen merasa nyaman bertransaksi di batik “Inasinul”. Keyakinan dan Sikap Sikap merupakan penilaian evaluatif konsumen terhadap suatu obyek atau produk yang diminati. Sikap akan muncul ketika konsumen telah memiliki keyakinan seperti akhinya memilih produk batik setelah melewati proses-proses sebelumnya. Indikator yang digunakan untuk mengukur keyakinan dan sikap responden yaitu memilih batik “Inasinul” karena jumlah followers, memilih batik “Inasinul” karena rancangan promosi, memilih batik “Inasinul” karena intensitas foto di timeline, dan memilih batik “Inasinul” karena meihat testimoni konsumen lainnya. Hasil penilaian responden terkait keyakinan dan sikap dapat dilihat pada Tabel 14
44
Tabel 14
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator keyakinan dan sikap responden Indikator
Ya
Tidak
N
%
N
%
Memilih Batik “Inasinul” karena jumlah followers
47
69.11
21
30.88
Memilih Batik “Inasinul” karena rancangan promosi
59
86.76
9
13.23
Memilih Batik “Inasinul” karena intensitas posting foto
37
54.41
31
45.58
Memilih Batik “Inasinul” karena melihat testimoni
47
69.11
21
30.88
Berdasarkan data hasil penilaian responden terkait keyakinan dan sikap dapat dilihat bahwa faktor jumlah followers memang menjadi perhatian responden dalam meyakinkan diri mereka. Penilaian responden yang memilih Batik “Inasinul” karena jumlah followers adalah sebesar 47 responden atau 69%. Penilaian responden terkait rancangan promosi sebanyak 59 responden atau 86%, intensitas mem-posting foto sebanyak 37 responden atau 54% dan melihat adanya testimoni dari konsumen lain sebanyak 47 responden atau 69 % juga menjadi penguat responden lebih yakin untuk melakukan transaksi di Batik “Inasinul”. Keempat indikator tersebut memang akan meyakinkan responden yang berniat untuk melakukan transaksi di Batik “Inasinul” seperti adanya testimoni dari konsumen lain akan membuat responden merasa yakin bahwa Batik “Inasinul” ini asli keberadaannya dan tidak akan melakukan penipuan atau kejahatan lainnya.
Gambar 9 Testimoni dari konsumen batik “Inasinul”
45
EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK BATIK “INASINUL”
Efektivitas Promosi melalui Instagram Efektivitas promosi melalui instagram dalam kajiannya adalah melihat kinerja media sosial instagram melalui karakteristik responden, aktivitas promosi dan faktor psikologis. Efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram dilihat dari perubahan sikap yang terjadi pada konsumen. Pengukuran efektivitas promosi batik “Inasinul” dilakukan dengan melihat keempat tahapan AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action). Setiap responden mengisi kuesioner online produk batik “Inasinul” melalui keempat tahapan tersebut secara berurutan. Efektivitas instagram dilihat dari sudah sampai tahap mana responden melewati tahapan perubahan sikap tersebut. Berikut ini adalah Tabel 15 yang menunjukkan data jumlah dan persentase dan penilaian responden dalam mencapai tahap AIDA. Tabel 15 Jumlah dan persentase responden dan penilaian responden dalam mencapai tahap AIDA Efektivitas Promosi Melalui Instagram
Jumlah Responden
Rendah
Sedang
Tinggi
N
%
N
%
N
%
Attention (Perhatian)
68
16
23.52
25
36.76
27
39.70
Interest (Ketertarikan)
64
3
4.68
14
21.87
47
73.43
Desire (Keinginan)
54
17
31.48
17
31.48
20
37.03
Action (Tindakan)
47
17
36.17
9
19.14
21
44.68
Hasil penilaian responden terkait efektivitas promosi pada tahap attention dapat dilihat sebanyak 27 dari 68 responden atau 39% menilai bahwa promosi melalui instagram dalam menarik perhatian responden sudah baik. Hal serupa ditemukan pada tahap interest yang sebanyak 47 dari 64 responden atau 73% menilai promosi melalui instagram dalam menimbulkan ketertarikan responden sudah baik. Tahap desire juga menunjukan angka yang menunjukkan bahwa promosi melalui instagram dapat menimbulkan keinginan responden untuk menggali lebih dalam terkait prodk dan cara pemesanannya yait 20 respondenatau 37%. Terakhir pada tahap action juga menunjukkan penilaian responden sebanyak 21 orang atai 44% yang berarti bahwa promosi melalui instagram juga mampu menimbulkan tindakan konsumen untuk membeli, merekomendasikan, dan memasang testimoni produk batik “Inasinul”.
46
Attention Attention dalam konteks promosi sebuah produk merupakan perhatian dan kesadaran calon konsumen terhadap keberadaan sebuah produk batik “Inasinul”. Bentuk pengetahuan dan perhatian responden terhadap produk batik “Inasinul” diukur melalui beberapa indikator, seperti memperhatikan foto instagram @inasinul yang muncul di timeline, memperhatikan profile picture instagram @inasinul, memperhatikan lokasi gerai, memperhatikan stok produk batik, dan memperhatikan promosi yang ada (diskon, promo,dll). Berikut ini gambarkan penilaian responden terhadap tahap attention pada Tabel 16 Tabel 16 Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-indikator pada tahap attention Penilaian Responden Indikator
Rendah N
Sedang
Tinggi
%
N
%
6
8.82
33
48.52
29
42.64
9
13.23
36
52.94
23
33.82
15
22.05
31
45.58
23
33.82
Perhatian terhadap stok produk batik
9
13.23
29
42.64
30
44.11
Perhatian terhadap informasi promosi
7
10.29
32
47.05
29
42.64
Perhatian pada foto @inasinul ditimeline Perhatian terhadap profile picture @inasinul Perhatian terhadap lokasi gerai Batik “Inasinul”
N
%
Berdasarkan data penilaian pada tahap attention terlihat bahwa perhatian responden terhadap foto @inasinul di timeline, terhadap profile picture, lokasi gerai batik dan terhadap informasi tentang promo tergolong sedang. Hal berbeda ditemui pada indikator perhatian pada stok barang yang dinilai sebanyak 30 dari 68 responden atau 44% sangat tinggi. Tujuan awal dari tahap attention adalah menimbulkan kesadaran responden akan keberadaan suatu produk batik “Inasinul” dan setelah tahap ini tercapai maka akan berlanjut ke tahapan-tahapan selanjutnya. Oleh karena itu, berdasarkan tahap attention seluruh responden sudah mengetahui aktivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui akun instagram @inasinul. Interest Interest dalam sebuah promosi sebuah produk diartikan sebagai ketertarikan responden untuk lebih tahu karena telah melihat aktivitas promosi di instagram @inasinul. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur ketertarikan responden pada promosi yang dilakukan batik “Inasinul” melalui instagram diantaranya adalah ketertarikan dengan bio instagram, ketertarikan dengan caption pada foto, ketertarikan untuk memberikan comment, ketertarikan memberi tanda love, ketertarikan pada varian produk batik dan ketertarikan pada promo yang berlangsung. Pada tahap interest telah terjadi pengurangan responden sebanyak 4 responden karena
47
hanya baru sampai dengan tahap attention sehingga total responden di tahap ini berjumlah 64 orang. penilaian responden pada tahap interest dapat dilihat pada Tabel 17 Tabel 17
Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-indikator pada tahap interest Penilaian Responden Indikator
Rendah N
Sedang
%
N
%
Tinggi N
%
Ketertarikan dengan bio instagram @inasinul
2
3.12
20
31.25
42
65.62
Ketertarikan dengan caption foto @inasinul
4
6.25
12
18.75
48
75.00
Ketertarikan untukmemberikan comment
27
42.18
16
25.00
21
32.81
Ketertarikan memberikan tanda love
12
18.7
22
34.37
30
46.87
Ketertarikan dengan varian produk batik
3
4.68
15
23.47
46
71.87
Ketertarikan dengan promo yang tersedia
4
6.25
18
28.12
42
65.62
Berdasarkan hasil penilaian pada tahap interest indikator ketertarikan responden terhadap bio instagram dan caption foto sudah tinggi dengan masingmasing indikator sebanyak 42 (65%) dan 48 (75%) responden yang tertarik dengan kedua indikator tersebut. Bio dan caption dalam instagram memang memiliki daya tarik tersendiri karena bio menyimpan contact person dan caption berisi informasi penting terkait dengan produk yag ditawarkan. Namun pada indikator ketertarikan untuk memberikan comment sejumlah 27 responden atau 42% tidak tertarik untuk memberikan comment pada foto di instagram @inasinul. Tiga indikator lainnya yaitu ketertarikan memberi tanda love, ketertarikan pada varian produk, dan pada promo yang tersedia masing-masing dinilai oleh responden sebanyak 30 (46%), 46 (71%), dan 42 (65%) responden yang tertarik pada ketiga indikator tersebut. Tahap interest merupakan lanjutan dari tahap attention, yaitu saat responden tidak hanya mengetahui dan memberi perhatian akan promosi produk, tetapi juga mulai memiliki ketertarikan terhadap produk yang dipromosikan melalui instagram @inasinul. Desire Setelah melewati tahapan attention dan interest, tahapan ketiga dalam mengukur efektivitas promosi adalah desire. Desire diartikan sebagai suatu keinginan yang timbul karena adanya proses pertukaran yang menarik bagi konsumen. Tahap desire dapat dilihat dari hasrat yang mucul dari konsumen untuk bertanya lebih dalam sebelum melakukan pembelian batik “Inasinul”. Indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur tahapan desire yaitu menanyakan harga produk, menanyakan promo, menanyakan varian batik, menanyakan lokasi gerai batik, dan menanyakan
48
cara pemesanan di batik “Inasinul”. Pada tahap ini responden mengalami pengurangan sebanyak 10 responden karena belum sampai pada tahap desire sehingga total responden berjumlah 54 orang. Jumlah perubahan tersebut merupakan perubahan sikap yang paling besar dibandingkan dengan perubahan sikap dari tahap lainnya. Pada tahapan inilah instagram berperan besar dalam mengubah sikap responden. Penilaian responden pada tahap desire dapat dilihat pada Tabel 18 Tabel 18
Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-indikator pada tahap desire Penilaian Responden Indikator
Rendah
Sedang
n
%
N
Menanyakan harga produk batik
13
24.07
Menanyakan promo yang tersedia
16
Menanyakan varian motif batik
Tinggi %
n
%
17
31.48
24
44.44
29.62
18
33.33
20
37.03
16
29.62
16
29.62
22
40.47
Menanyakan lokasi gerai batik “Inasinul”
21
38.88
19
35.18
14
25.92
Menanyakan cara pemesanan
18
33.33
17
31.48
19
35.18
Berdasarkan hasil penilaian pada tahap desire terdapat empat indikator yang dinilai tinggi oleh responden yaitu menanyakan harga produk batik sebanyak 24 responden (44%), menanyakan promo yang tersedia sebanyak 20 responden (37%), menanyakan varian motif batik sebanyak 22 responden (40%), dan menanyakan cara pemesanan sebanyak 19 responden (35%) karena keempat indikator tersebut memang hal yang penting untuk ditanyakan dalam usaha online shop. Sementara pada indikator menanyakan lokasi gerai batik “Inasinul” sebanyak 21 responden atau 38% tidak menanyakan lokasi gerai karena usaha online ini menjangkau area yang besar yang barangnya dapat dikirimkan melalui paket tanpa harus mendatangi lokasi gerainya langsung cukup melihat-lihat promosi di instagram saja. Action Tahapan terakhir dalam mengukur efektivitas promosi melalui instagram adalah tahapan action. Action merupakan aksi nyata yang dilakukan oleh responden ditandai dengan adanya pembelian produk batik “Inasinul” setelah melewati tahapan tahapan sebelumnya. Indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur tahapan action diantaranya adalah membeli produk batik “Inasinul” secara online dan delivery order, memasang foto produk yang dibeli di instagram, memasang foto produk yang telah dibeli di media sosial lainnya, dan mengajak orang lain untuk ikut membeli batik di batik “Inasinul”. Pada tahap terakhir ini terjadi pengurangan responden sebanyak tujuh responden karena ketujuh responden tersebut belum pernah melakukan pembelian batik “Inasinul” sehingga total responden yang mencapai tahap action berjumlah 47 responden atau sebesar 69% dari jumlah responden awal. Hasil
49
serupa juga ditemukan pada penelitian Irfan (2014) yaitu sebesar 70% pengguna media sosial berhasil terjaring hingga tahap action setelah melihat sebuah promosi pada media online. Hasil penilaian responden pada tahap action dapat dilihat pada Tabel 19 Tabel 19
Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator-indikator pada tahap action Penilaian Responden Indikator
Rendah
Sedang
Tinggi
N
%
N
%
N
%
Membeli secara online dan delivery order
19
40.42
6
12.76
22
46.80
Memasang foto produk di instagram
17
36.17
11
23.40
19
40.42
Memasang foto produk media sosial lainnya
15
31.91
10
21.27
22
46.80
Mengajak orang lain membeli batik “Inasinul”
16
34.04
12
25.53
19
40.42
Berdasarkan data penilaian tahap action, dapat dilihat semua indikator mendapatkan penilaian baik, mulai dari membeli produk batik “Inasinul” sebanyak 22 responden (46%), memasang foto produk yang telah dibeli di instagram sebanyak 19 responden (40%), memasang foto yang telah dibeli di media sosial lain sebanyak 22 responden (46%), dan mengajak orang lain membeli batik “inasinul” sebanyak 19 responden (40%) yang berarti bahwa responden sudah sering melakukan pembelian produk, memsang testimony dan mengajak orang lain untuk membeli . Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa responden yang mencapai tahap action lebih memilih untuk memesan secara delivery order dibandingkan dengan melakukan pembelian secara langsung di lokasi penjualan produk. Hal tersebut disebabkan oleh proses yang lebih praktis dan efisien, apalagi jika lokasi penjualan jauh untuk dijangkau dari kediaman responden.
50
51
HUBUNGAN KARAKTERISTIK FOLLOWERS, KETERDEDAHAN MEDIA DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN EFEKTIVITAS PROMOSI Hubungan Karakteristik Followers dengan Efektivitas Promosi Karakteristik responden yang merupakan pengguna media sosial instagram @inasinul terdiri atas lima variabel yang terdiri dari umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan responden. Kelima variabel tersebut terbagi menjadi dua golongan yaitu variabel dengan pengukuran nominal yaitu jenis kelamin dan jenis pekerjaan yang datanya diolah dengan menggunakan Chi-square untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin dan jenis pekerjaan terhadap efektivitas promosi melalui instagram. Tiga variabel lainnya yaitu umur, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan diukur secara ordinal untuk dilihat korelasi atau hubungannya dengan efektivitas promosi yang terdiri atas empat tahap AIDA (attention, interest, desire, dan action) yang diolah menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil uji hubungan karakteristik responden dengan efektivitas promosi dapat dilihat pada Tabel 20 Tabel 20 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara karakteristik responden dengan efektivitas promosi (AIDA) Karakteristik Followers
Umur
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendapatan
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi
Signifikansi
Attention
-0.079
0.524
Interest
-0.050
0.696
Desire
0.085
0.524
Action
-0.022
0.882
Attention
0.030
0.808
Interest
0.077
0.545
Desire
0.118
0.396
Action
-0.022
0.883
Attention
0.126
0.306
Interest
0.131
0.302
Desire
0.145
0.297
Action
0.055
0.713
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% * Signifikan pada selang kepercayaan 95%
52
Berdasarkan hasil pengolahan data variabel umur, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan tidak berkorelasi nyata dan signifikan terhadap efektivitas promosi produk batik “Inasinul”. Hal tersebut menggambarkan bahwa umur, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan tidak menentukan tingginya efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram. Pada uji perbedaan jenis kelamin dan perbedaan jenis pekerjaan juga tidak ditemukan adanya perbedaan pada jenis kelamin dan jenis pekerjaan terkait dengan efektivitas promosi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah perbedaan jenis kelamin dan jenis pekerjaan tidak menentukan besar tingginya efektivitas promosi produk Batik “Insinul”. Berikut Tabel 21 yang menggambarkan Nilai koefisiensi Chi-Square dan signifikasi antara jenis kelamin dan jenis pekerjaan dengan efektivitas promosi (AIDA) Tabel 21 Nilai koefisiensi Chi-Square dan signifikasi antara jenis kelamin dan jenis pekerjaan dengan efektivitas promosi (AIDA) Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Jenis Pekerjaan
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi Chisquare
Signifikansi
Attention
0.001
0.934
Interest
0.003
0.483
Desire
0.043
0.975
Action
0.265
0.523
Attention
0.498
0.081
Interest
0.546
0.277
Desire
1.469
0.012
Action
0.000
0.056
Berdasarkan data variabel karakteristik followers yang diuji dengan efektivitas promosi dapat disimpulkan bahwa kelima variabel ini tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap efektivitas promosi produk melalui keempat tahapan pada AIDA (attention, interest, desire, action). Hubungan Aktivitas Promosi dengan Efektivitas Promosi Aktivitas promosi melalui media sosial instagram @inasinul terdiri dari lima variabel yang terdiri dari frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, daya tarik pesan, gaya pesan, dan kejelasan pesan. Kelima variabel dari aktivitas promosi menggunakan pengukuran ordinal dan diolah menggunakan uji korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan dari kelima variabel tersebut dengan efektivitas promosi melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, dan action).
53
Hubungan Frekuensi Informasi terkini dengan Efektivitas Promosi Sebuah pesan dirancang dan disampaikan dalam sebuah promosi agar meningkatkan minat konsumen dalam pembelian produk. Promosi melalui media sosial instagram harus memiliki strategi tertentu dalam membuat rancangan promosi karena menggunakan sarana visual berupa foto dan penjelasan dengan caption.Selain rancangan pesan yang dibuat secara menarik, frekuensi informasi atau pesan yang akan dibagikan oleh pelaku usaha tentu memiliki peranan penting dalam jalannya sebuah promosi di instagram mengingat internet merupakan media yang dapat dilihat oleh seluruh pengguna smartphone selama 24 jam. Hubungan frekuensi informasi terkini dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 22 Tabel 22 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara frekuensi informasi terkini dengan efektivitas promosi (AIDA) Aktivitas Promosi
Frekuensi Informasi Terkini
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi
Signifikansi
Attention
0.596
0.000**
Interest
0.602
0.000**
Desire
0.538
0.000**
Action
0.413
0.004**
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% * Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Hubungan antara frekuensi informasi terkini dengan attention didorong oleh adanya foto produk dengan caption berisi penjelasan produk yang menarik perhatian followers atau calon responden dalam menelusuri informasi tentang batik “Inasinul” lebih dalam. Hubungan antara frekuensi informasi terkini dengan attention adalah variabel ini memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan searah dengan aspekaspek attention. Hubungan antara frekuensi informasi terkini dengan interest memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest. Ketertarikan calon responden untuk melihat-lihat dan membaca informasi tentang batik “Inasinul” akan muncul seiring dengan intensitas munculnya foto-foto terbaru yang di-posting instagram @inasinul. Pada hubungan frekuensi informasi terkini dengan interest terlihat memiliki nilai koefisiensi korelasi terbesar diantara hubungan dengan tahapan efektivitas lainnya yang menandakan bahwa frekuensi informasi yang di-posting oleh instagram @inasinul sangat besar peranannya dalam membuat followers tertarik untuk membuka dan menggali lebih dalam informasi tentang produk batik “Inasinul”. Sama seperti hubungannya dengan attention dan interest, hubungan antara frekuensi informasi terkini dengan desire memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya responden yang sudah memiliki keinginan untuk membeli produk setelah melihat-lihat foto-foto yang di-posting oleh instagram @inasinul dan akhirnya
54
bertanya lebih dalam kepada pihak batik “Inasinul”. Hubungan antara frekuensi informasi terkini dengan action memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek action. Hal tersebut ditandai dengan tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen karena intensitas mereka dalam melihat dan memperhatikan foto-foto instagram @inasinul. Melihat uraian hubungan antara frekuensi informasi terkini dengan efektivitas promosi melalui tahapan AIDA dapat disimpulkan bahwa hipotesis uji kedua variabel dapat diterima. Frekuensi informasi terkini menentukan besar tingginya efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Siregar (2012) bahwa frekuensi sebuah pesan yang dipasang melalui media sosial akan behubungan sampai dengan konsumen bertindak atau melakukan suatupembelian. Semakin tinggi frekuensi informasi terkini yang dipasang oleh instagram @inasinul maka semakin tinggi pula efektivitas promosi yang dihasilkan melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, action). Hubungan Frekuensi Feedback Pesan dengan Efektivitas Promosi Menjalankan sebuah usaha di media sosial tentu memerlukan adanya komunikasi antara pelaku usaha dan konsumen. Konsumen akan menghubungi pihak pelaku usaha seperti bertanya atau memberi respon terhadap pesan atau informasi yang dipasang oleh admin. Dengan adanya feedback (umpan balik) antara pelaku usaha dan konsumen akan menimbulkan keintiman antara kedua belah pihak. Keintiman dalam komunikasi adalah unsur penting yang turut menentukan apakah komunikasi bisa behasil atau tidak berhasil (Prisgunanto 2014). Hubungan frekuensi feedback pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 23 Tabel 23 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara frekuensi feedback pesan dengan efektivitas promosi (AIDA) Aktivitas Promosi
Frekuensi feedback pesan
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi
Signifikansi
Attention
0.554
0.000**
Interest
0.503
0.000**
Desire
0.436
0.001**
Action
0.326
0.025*
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% * Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil data hubungan antara frekuensi feedback pesan dengan attention memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspekaspek attention. Hal ini ditandai dengan responden yang lebih memperhatikan keberadaan batik “Inasinul” setelah melihat feedback dari pihak batik “Inasinul” melalui comment photo di timeline instagram mereka. Hubungan antara frekuensi feedback pesan dengan interest memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest. Hal tersebut ditandai dengan ketertarikan calon
55
konsumen yang muncul untuk bertanya sepintas melalui comment setelah membuka akun instagram @inasinul. Hubungan antara frekuensi feedback pesan dengan desire memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Keinginan membeli responden atau calon konsumen akan muncul saat mereka telah bertanya lebih dalam ke contact person batik “Inasinul” dan merasakan sendiri feedback baik dan cepat yang diberikan oleh batik “Inasinul”. Hubungan antara frekuensi feedback pesan dengan action memiliki memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek action. Tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tentu berhubungan pula dengan feedback yang diberikan oleh batik “Inasinul” sebelumya karena seorang konsumen akan terdorong untuk membeli jika didukung dengan respon baik yang diberikan oleh pelaku usaha. Melihat uraian hubungan antara frekuensi feedback pesan dengan efektivitas promosi melalui tahapan AIDA dapat disimpulkan bahwa hipotesis uji kedua variabel dapat diterima. Frekuensi feedback pesan menentukan besar tingginya efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram. Hubungan sampai dengan tahap action ini diperkuat dengan pernyataan Diamond (2015) yang menyatakan bahwa dalam media sosial dapat terjali percakapan sehingga media sosial merupakan platform yang ampuh dan tidak dapat diabaikan terutama dalam pemasaran di dunia online. Semakin tinggi dan cepat frekuensi feedback pesan yang diberikan oleh instagram @inasinul maka semakin tinggi pula efektivitas promosi yang dihasilkan melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, action). Hubungan Daya Tarik Pesan dengan Efektivitas Promosi Sebuah promosi yang dilakukan di media sosial instagram dirancang untuk menarik perhatian konsumen sehingga mereka akan menggali informasi lebih dalam dan berakhir pada adanya proses transaksi. Profil, foto dan caption pada instagram dapat dimanfaatkan dalam menarik perhatian konsumen karena sarana itulah yang menjadi ikon yang menonjol dalam media sosial instagram. Hubungan daya tarik pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 24 Tabel 24 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara daya tarik pesan dengan efektivitas promosi (AIDA) Aktivitas Promosi
Daya Tarik Pesan
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi
Signifikansi
Attention
0.300
0.013**
Interest
0.200
0.113
Desire
0.141
0.308
Action
0.205
0.166
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% * Signifikan pada selang kepercayaan 95%
56
Berdasarkan hasil data hubungan antara daya tarik pesan dengan attention memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek attention. Hal ini ditandai dengan logo, profile picture, dan kualitas foto yang di-post di instagram @inasinul yang menarik perhatian responden dan menyadarkan responden akan keberadaan instagram @inasinul. Hubungan daya tarik pesan dengan attention ini memiliki nilai koefisien korelasi yang terbesar diantara hubungan daya tarik pesan dengan tahapan efektivitas promosi lainnya yaitu. Kesimpulan yang dapat diambil dari hubungan kedua variabel ini adalah bahwa variabel daya tarik pesan hanya berhubungan dengan attention atau menarik perhatian calon responden saja. Hubungan Gaya Pesan dengan Efektivitas Promosi Foto pada instagram tentu tidak akan lengkap tanpa adanya caption sebagai pendukungnya. Caption yang yang dituliskan oleh admin tentu haruslah mudah untuk dimengerti, menarik bagi konsumen serta lengkap mencakup keseluruhan dari produk yang dipromosikan. Caption yang menarik akan menarik konsumen yang membacanya untuk tinggal lebih lama dan membaca keseluruhan dari caption sebuah foto (Diamond 2015). Hubungan gaya pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 25 Tabel 25
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara gaya pesan dengan efektivitas promosi (AIDA)
Aktivitas Promosi
Gaya Pesan
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi
Signifikansi
Attention
0.322
0.007**
Interest
0.299
0.016*
Desire
0.174
0.209
Action
0.142
0.341
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% * Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil data hubungan antara gaya pesan dengan attention memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek attention. Caption pada foto yang dirancang secara lengkap, sesuai dan bersifat persuasif tentu membuat followers atau calon konsumen menyadari keberadaan instagram @inasinul di timeline mereka. Nilai koefisiensi korelasi pada hubungan ini juga memiliki nilai terbesar dibandingkan dengan hubungan gaya pesan dengan tahap efektivitas lainnya yang berarti bahwa gaya pesan memiliki peranan besar dalam menarik perhatian followers sehingga menyadari keberadaan instagram @inasinul. Hubungan antara frekuensi gaya pesan dengan interest memiliki hubungan yang kuat. Berdasarkan hal tersebut hubungan antara gaya pesan dengan interest adalah variabel ini memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest. Ketertarikan konsumen akan muncul ketika mereka membaca caption yang menarik pada foto instagram @inasinul di timeline mereka. Caption
57
yang menarik tersebut akan membuat calon konsumen membuka instagram @inasinul dan melihat lebih detail foto-foto batik “Inasinul”. Dapat disimpulkan bahwa variabel gaya pesan hanya berhubungan dengan attention dan interest atau hanya sampai menimbulkan ketertarikan pada calon responden saja. Hubungan Kejelasan Pesan dengan Efektivitas Promosi Sebuah pesan yang disampaikan dalam sebuah promosi harus mencakup keseluruhan aspek dari produk yang ditawarkan sehingga konsumen merasa cukup jelas. Kejelasan pesan pada foto dan caption instagram tersebut akan berimbas pada keinginan konsumen untuk berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu tahap membeli. Konsumen tidak akan melakukan pembelian tanpa adanya kejelasan dan jaminan yang memadai karena jika konsumen mersa tidak adanya kejelasan dan jaminan akan memunculkan kekhawatiran pada konsumen tersebut (Sukma 2012). Hubungan antara kejelasan pesan dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 26 Tabel 26 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara kejelasan pesan dengan efektivitas promosi (AIDA) Aktivitas Promosi
Kejelasan Pesan
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi
Signifikansi
Attention
0.466
0.000**
Interest
0.369
0.003**
Desire
0.283
0.038*
Action
0.232
0.116
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% * Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil data hubungan antara kejelasan pesan dengan attention memiliki memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspekaspek attention. Informasi terkait produk seperti deskripsi produk, harga produk, ukuran produk, jam operasional dan cara pemesanan yang jelas akan membuat calon konsumen memperhatikan setiap foto yang di-posting oleh instagram @inasinul. Nilai koefisiensi terbesar juga terdapat pada hubungan ini yaitu sebesar 0.446 yang berarti bahwa indicator-indikator pesan seperti deskripsi produk, jam operasional, hingga cara pemesann yang disampaikan secara jelas memiliki peranan besar dalam menari perhatian followers. Hubungan antara kejelasan pesan dengan interest memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest. Pesan atau informasi yang jelas melalui foto, caption, bio dan lainnya akan terasa menarik bagi calon sehingga diharapkan menumbuhkan keinginan calon responden untuk membeli produk batik “Inasinul”. Serupa seperti hubungannya dengan attention dan interest, hubungan antara kejelasan pesan dengan desire memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Hal tersebut ditandai dengan
58
banyaknya responden yang sudah memiliki keinginan untuk membeli produk setelah mereka sudah merasa informasi yang mereka butuhkan terkait produk batik “Inasinul” yang mereka inginkan sudah jelas. Dari hasil uji hubungan kedua variabel dapat disimpulkan bahwa variabel kejelasan pesan hanya berhubungan dengan attention, interest, dan desire atau dapat dikatakan belum dapat membuat calon konsumen melakukan pembelian batik “Inasinul”. Hubungan Faktor Psikologis dengan Efektivitas Promosi Faktor psikologis yang dilihat untuk mengukur sebuah efektivitas promosi batik “Inasinul” melalui instagram terdiri dari empat variabel yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Keempat variabel dari faktor psikologis ini menggunakan pengukuran ordinal dan diolah menggunakan uji korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan dari variabel faktor psikologis dengan efektivitas promosi melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, dan action). Hubungan Motivasi dengan Efektivitas Promosi Setiap konsumen tentu memiliki motivasi yang berbeda dalam memanfaatkan media sosial instagram untuk mencari sebuah produk. Dorongan-dorongan yang muncul pada konsumen tersebut juga akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi fisiologis dari konsumen tersebut. Hubungan antara motivasi konsumen dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 27 Tabel 27 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara motivasi dengan efektivitas promosi (AIDA) Faktor Psikologis
Motivasi
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi
Signifikansi
Attention
0.261
0.031*
Interest
0.213
0.091
Desire
0.317
0.020*
Action
0.306
0.036*
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% * Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Motivasi calon konsumen baik itu muncul dari keinginannya sendiri ataupun mengikuti tren saat ini dan membuat mereka memperhatikan keberadaan instagram batik “Inasinul”. Serupa dengan attention hubungan antara motivasi dengan desire memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Motivasi konsumen dalam mencari Batik di instagram @inasinul mendorong mereka untuk bertanya lebih dalam terkait produk batik yang mereka inginkan sampai dengan cara pemesanannya. Nilai koefisiensi korelasi pada hubungan motivasi dan desire
59
lebih besar dibandingkan dengan hubungan motivasi dengan tahapan efektivitas lainnya yang menandakan bahwa motivasi memiliki peranan besar dalam membentuk rasa ingin menggali informasi lebih dalam dengan mulai bertanya kepada pihak batik “Inasinul”. Hubungan antara motivasi dengan action memiliki memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek action. Motivasi yang besar pada konsumen tersebut ditandai dengan tindakan pembelian yang dilakukan dan memasang foto barang yang telah mereka beli di instagram @inasinul. Kesimpulan dari paparan tersebut bahwa motivasi berhubungan dengan attention, desire, dan action namun tidak berhubungan degan interest atau membuat konsumen tertarik untuk membuka instagram @inasinul secara lebih detial. Namun demikian tingginya motivasi konsumen akan tetap berhubungan dengan efektivitas promosi yang dihasilkan melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, action). Hubungan Persepsi dengan Efektivitas Promosi Persepsi seorang konsumen akan berhubungan dengan efektif atau tidaknya sebuah promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha terutama di media sosial instagram. Seperti yang dijelaskan oleh Sujoto (2009) dalam Prisgunanto (2014) selain motivasi dan kepercayaan diri, persepsi juga merupakan sifat individual yang mempengaruhi konsumen. Hubungan antara persepsi konsumen dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 28 Tabel 28 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara persepsi dengan efektivitas promosi (AIDA) Faktor Psikologis
Persepsi
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi
Signifikansi
Attention
0.494
0.000**
Interest
0.295
0.010**
Desire
0.341
0.012*
Action
0.281
0.055
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% * Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Persepsi konsumen terkait kemudahan dalam mengakses instagram membuat konsumen memperhatikan keberadaan dari batik “Inasinul” terutama mereka yang sedang mencari produk batik. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara kejelasan pesan dengan attention adalah variabel ini memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek attention. Hubungan antara persepsi konsumen dengan interest memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest. Persepsi konsumen yang merasakan kemudahan mengakses dan juga melihat pelayanan baik yang diberikan oleh batik “Inasinul” kepada konsumen sebelumnya atau telah mereka rasakan senrdiri akan membut konsumen tersebut tertarik untuk membuka instagram
60
@inasinul dan lebih detil melihat foto-foto yang ada dan memberikan comment jika ada yang ingin ditanyakan atau hanya sekedar untuk menilai produk batik pada foto. Hubungan antara persepsi konsumen dengan desire memiliki hubungan yang nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Hal tersebut ditandai dengan persepsi konsumen yang menganggap bahwa mengakses batik “Inasinul” mudah dan melihat pelayanan yang diberikan oleh batik “Inasinul” mendorong konsumen tersebut untuk bertanya langsung kepada pihak batik “Inasinul” secara lebih mendalam untuk menanyakan produk dan cara pemesanannya karena mereka sudah memiliki keinginan untuk membeli di batik “Inasinul”. Dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen hanya berhubungan dengan attention, interest, dan desire atau dapat dikatakan hanya sampai dengan menimbulkan keinginan untuk membeli dan bertanya langsung kepada pihak batik “Inasinul”. Hubungan Pembelajaran dengan Efektivitas Promosi Pembelajaran konsumen dalam konteks bisnis online adalah proses perbandingan yang dilakukan oleh konsumen berdasarkan dengan pengalaman yang dialami langsung oleh konsumen tersebut atau merupakan pengalaman orang lain disekitarnya. Adanya pembelajaran konsumen tidak lain agar konsumen mendapatkan produk yang mereka inginkan tanpa adanya hambatan atau kesulitan saat bertansaksi di media sosial instagram. Hubungan antara persepsi konsumen dengan efektivitas promosi yang dilihat dari aspek attention, interest, desire, dan action dapat dilihat pada Tabel 29 Tabel 29
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara pembelajaran dengan efektivitas promosi (AIDA)
Faktor Psikologis
Pembelajaran
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi
Signifikansi
Attention
0.441
0.000**
Interest
0.381
0.002**
Desire
0.395
0.003**
Action
0.281
0.056
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% * Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil data hubungan antara pembelajaran dengan attention memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek attention. Nilai koefisiensi korelasi dari hubungan antara pembelajaran dengan attention memiliki nilai terbesar dibandingkan dengan tahapan efektivitas lainnya yang berarti bahwa konsumen yang melakukan perbandingan dengan akun yang serupa dengan instagram @inasinul tentu akan memperhatikan keberadaan batik “Inasinul”. Hubungan antara pembelajaran responden dengan interest memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest. Perbandingan
61
akun instagram @inasinul dengan akun serupa lainnya yang dilakukan oleh konsumen tentu akan membuat konsumen tersebut tertarik untuk membuka akun instagram @inasinul dan mempelajari lebih detail terkait produk sampai dengan cara pemesanannya. Serupa dengan attention dan interest, hubungan antara pembelajaran konsumen dengan desire yakni memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Keinginan membeli responden atau calon konsumen akan muncul ketika mereka sudah merasa bahwa akun instagram @inasinul memiliki kelebihan dibanding akun serupa lainnya karena konsumen cenderung akan memilih mana yang menurut mereka lebih mudah dan memiiki pelayanan yang baik pula. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konsumen hanya berhubungan dengan attention, interest, dan desire atau dapat dikatakan hanya sampai dengan menimbulkan keinginan untuk membeli dan bertanya langsung kepada pihak batik “Inasinul”. Hal tersebut serupa dengan hubungan persepsi konsumen dengan efektivits promosi yang belum sampai dengan tahap terjadinya pembelian produk batik “Inasinul”. Hubungan Keyakinan dan Sikap dengan Efektivitas Promosi Proses transakasi jual beli antara konsumen dan pelaku usaha dalam bisnis online tidak akan terjadi jika konsumen merasa tidak yakin akan bisnis online yang konsumen tersebut inginkan. Sikap konsumen yang sudah siap untuk membeli akan muncul ketika mereka sudah merasa cukup informasi yang meyakinkan mereka bahwa mereka tidak akan mengalami erugian seperti tertipu dan pelayanan buruk. Hubungan antara keyakinan dansikap dapat dilihat pada Tabel 30 Tabel 30 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara keyakinan dan sikap dengan efektivitas promosi (AIDA) Faktor Psikologis
Keyakinan dan Sikap
Efektivitas Promosi
Koefisien Korelasi
Signifikansi
Attention
0.545
0.000**
Interest
0.595
0.000**
Desire
0.515
0.000**
Action
0.391
0.007**
** Signifikan pada selang kepercayaan 99% * Signifikan pada selang kepercayaan 95%
Berdasarkan hasil data hubungan antara keyakinan dan sikap konsumen dengan attention memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek attention. Jumlah followers, rancangan promosi, intensitas pemasangan foto dan memasang testimoni konsumen lain akan menguatkan keyakinan konsumen dan mempengaruhi sikap konsumen tersebut untuk memperhatikan foto-foto instagram @inasinul yang muncul di timeline instagram konsumen tersebut.
62
Hubungan antara keyakinan dan sikap konsumen dengan interest memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek interest.nilai koefisiensi korelasi terbesar terdapat pada hubungan kedua variabel ini yang akan berperan besar dalam membuat konsumen tertarik untuk membuka akun instagram untuk melihat dan mempelajari lebih detail foto dan caption @inasinul setelah mereka yakin terhadap batik “Inasinul” itu sendiri yang dinilai melalui jumlah followers, adanya foto batik “Inasinul” dan testimoni di timeline. Serupa dengan attention dan interest, hubungan antara keyakinan dan sikap konsumen dengan desire memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Keinginan membeli pada konsumen akan muncul ketika mereka sudah merasa yakin bahwa Batik “Inasinul” ini memang akun yang terpercaya dalam penjualan produk batik di instagram. Hubungan antara keyakinan dan sikap konsumen dengan action juga memiliki hubungan yang sangat nyata, signifikan, dan searah dengan aspek-aspek desire. Tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terjadi setelah mereka mempelajari dan melewati berbagai proses sehingga merek yakin untuk membeli di batik “Inasinul” karena didukung oleh beberapa indikator yang telah dijelaskan sebelumnya. Melihat uraian hubungan antara keyakinan dan sikap konsumen dengan efektivitas promosi melalui tahapan AIDA dapat disimpulkan bahwa hipotesis uji kedua variabel dapat diterima. Keyakinan dan sikap konsumen menentukan besar tingginya efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram. Semakin tinggi keyakinan konsumen terhadap batik “Inasinul” maka semakin tinggi pula efektivitas promosi yang dihasilkan melalui tahapan AIDA (attention, interest, desire, action).
63
PENUTUP
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dibuat beberapa kesimpulan seperti berikut: 1. Promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” melalui instagram sudah baik. Promosi Batik “Inasinul” melalui media sosial instagram efektif dalam menstimulasi perhatian, meningkatkan pengetahuan responden akan produk yang dipasarkan, menimbulkan ketertarikan followers, menimbulkan keinginan dan akhirnya membuat followers tersebut membeli produk batik “Inasinul” serta merekomendasikannya kembali kepada orang lain. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi batik “Inasinul” melalui instagram antara lain: a. Keterdedahan media yang meliputi frekuensi informasi terkini dimana informasi terbaru berupa foto yang dilengkapi dengan caption yang intens disesuaikan dengan waktu-waktu tertentu akan membuat followers atau konsumen memperhatikan produk sampai dengan terjadinya proses pembelian. Selain itu frekuensi feedback pesan juga berhubungan dengan efektivitas promosi melalui instagram karena melihat feedback yang diberikan oleh pelaku usaha berupa balasan comment yang dilakukan secara terusmenerus dan juga dalam waktu yang cepat membuat konsumen membeli produk Batik “Inasinul”. b. Faktor psikologis yang meliputi motivasi followers dalam mencari produk batik di media sosial instagram yang muncul dari diri sendiri akan mengantarkan followers atau konsumen tersebut sampai kepada tahap terjadinya transaksi pembelian produk batik. Selain itu keyakinan dan sikap followers dalam melihat beberapa indikator seperti melihat rancangan promosi Batik “Inasinul, jumlah followers instagram @inasinul, intensitas memasang foto, dan melihat testimoni dari konsumen sebelumnya yang akan menumbuhkan keyakinan untuk melakukan sebuah pembelian produk batik di Batik “Inasinul” dan merekomendasikan kembali kepada orang lain. Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, beberapa saran yang diajukan oleh penulis, antara lain: 1. Batik “Inasinul” perlu membuat menyusun jadwal terstruktur dalam memposting foto pada jam-jam tertentu yang kiranya banyak dilihat oleh followers agar promosi produk lebih banyak dilihat dan ditanggapi oleh followers. 2. Batik “Inasinul” perlu meningkatkan interaksi dengan followers seperti membalas comment, memasang foto dan caption yang menyapa responden agar hubungan antara pelaku usaha dan konsumen lebih dekat.
64
3. 4.
5. 6.
7.
Batik “Inasinul” juga perlu melakukan beberapa promo secara berkala seperti potongan harga agar lebih menarik followers untuk membeli produk batik. Batik “Inasinul” harus mempertahankan kualitas gambar yang di-post karena kualitas gambar yang tajam merupakan indikator yang paling besar dalam menarik perhatian responden. Batik “Inasinul” harus tetap mempertahankan gaya pesan yang sesuai, mudah dimengerti dan bersifat persuasif pada caption foto agar konsumen lebih tertarik. Batik “Inasinul” perlu menonjolkan logo dan profile picture sebagai pendukung daya tarik bagi konsumen. Profile picture juga perlu diganti secara berkala terutama pada hari-hari tertentu seperti Idul Fitri, Natal, dan hari besar lainnya. Batik “Inasinul” perlu meningkatkan intensitas pemasangan foto yang berisi testimoni dari konsumen sebelumnya agar meningkatkan keyakinan pada konsumen bahwa akun @inasinul merupakan akun yang terpercaya.
65
DAFTAR PUSTAKA Andini, Suharyono dan Sunarti. 2014. Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan Pelanggan dan Keputusan Pembelian (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Angkatan 2013 yang Melakukan Pembelian Online Melalui Media Sosial Instagram). [internet]. [diunduh tanggal 7 Desember 2014]. Dapat diunduh di administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.../668 Diamond S. 2015. The Visual Marketing Revolution: 26 Kiat Sukses Pemasaran di Media Sosial. Jakarta (ID): Serambi Ilmu Semesta. 400 hal. Ekawati NW. 2012. Jejaring Sosial/Facebook Sebagai Media E-Pengecer. [Internet]. [Diunduh tanggal 29 September 2014]. 17 (2): 210-215. Dapat diunduh di http://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/article/download/2193/1392 Febe dan Widyastuti DAR. 2014. Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan di Jejaring Sosial terhadap Minat Beli pada Perempuan (Studi Eksplanatif Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan Zalora Indonesia di Facebook Fanpage terhadap Minat Beli pada Perempuan Dewasa Muda). [internet]. [diunduh tanggal 29 September 2014]. Dapat diunduh di http://e-journal.uajy.ac.id/4708/1/e-journal.pdf [Harian Aceh]. [2014]. Instagram Ungguli Twitter dengan Jumlah Pengguna 300 Juta. [30 Oktober 2014]. Dapat diakses di Pengguna Instagram http://www.harianaceh.co.id/teknologi/2014/12/11/47562/instagram-unggulitwitter-dengan-jumlah-pengguna/?print=pdf Irfan M. 2014. Efektivitas Penggunaan Media Sosial Twitter Sebagai Media Komunikasi Pemasaran STRIKE! COURIER di Samarinda. [Internet]. [Diunduh tanggal 29 September 2014]. 2(2): 28-38. Dapat diunduh di http://portal.fisip.unmul.ac.id/site/?p=1863 Indria R. 2013. Penggunaan media sosial pada komunikasi pemasaran l’cheese faktory di pekanbaru.[Internet]. [diunduh tangga 14 November 2014]. Dapat diunduh di: http://103.10.169.96/handle/123456789/5254 Jayanti G. 2014. Penerapan E-Commerce dalam Proses Komunikasi Pemasaran di Toko East Kalimantan Center Samarinda. [internet]. [diunduh tanggal 7 Desember 2014]. 2 (3): 219-228. Dapat diunduh di ejournal.ilkom.fisipunmul.ac.id/.../ejournal%20gita%... [KOMINFO] Kementrian Komunikasi dan Informatika. [2013]. Kominfo: Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang. [internet]. [29 September 2014]. Dapat diakses di: kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+ Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker#.UxcMDoX0 GZQ Kotler P. 2003.80 Konsep yang Harus Dipahami Setiap Manajer (Alih bahasa dari Bahasa Inggris). Jakarta (ID): Erlangga. [Judul asli: Marketing Insight From A to Z]. 221 hal. Kusumastuti YI. 2009. Komunikasi Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. 198 hal.
66
Maharani M, Ali AHN, Astuti HM. 2012. Faktor-faktor pengaruh media sosial terhadap keunggulan bersaing: studi kasus coffee toffee indonesia. J Teknik Pomits.[Internet]. [diunduh tanggal 14 November 2014].Dapat diunduh di: http://www.ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/2049/627 Mahendra D. 2014. Media Jejaring Sosial dalam Dimensi Self Disclosure. [Skripsi]. Yogyakarta [ID]: UIN Yogyakarta. Manuel Y. 2013. Inovasi dan Dampak Jasa Iklan Berbasis Elektronik (E-Marketing). [Internet]. [diunduh tanggal 29 September 2014]. 7 (3): 65-69. Dapat diunduh di lp3m.asia.ac.id/.../Yosan-Manuel_Inovasi-dan-dampak-Jasa-Iklan-berbas... Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta (ID): Kencana. 376 hal. Muningsih E. 2014. Facebook Commerce, E-Commerce Pada Media Sosial Facebook yang Modern dan Populer. [Internet]. [Diunduh tanggal 29 September 2014]. 2 (1): 11-18. Dapat diunduh di http://lppm3.bsi.ac.id/jurnal/index.php/ biangmatika/article/view/13/14 Prisgunanto I. 2014 Komunikasi Pemasaran Era Digital). Jakarta (ID): Prisani Cendekia. 273 hal. Rangkuti F. 2010. Strategi Promosi yang Kreatif &Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta (ID): Gramedia. 286 hal. Riyantoro A dan Harmoni A. Efektivitas Iklan Melalui Jejaring Sosial Sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Keripik Pedas Maicih denga Menggunakan Metode EPIC. [Internet]. [diunduh tanggal 29 September 2014]. Dapat Diunduh di http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/download/923/813 Samsi SN. 2005. Hubungan keterdedahan siaran iklan produk susu balita di televisi dengan keputusan pembelian (kasus ibu rumah tangga di perumahan Villa Bogor Indah). [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. 98 hal. Sarwono J. 2009. Statistik itu Mudah: Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta (ID): ANDI OFFSET. Singarimbun dan Effendi. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID): LP3ES. 336 Hal. Siregar GLC. 2012. Kinerja promosi produk kopi Anomali Coffee melalui media sosial (kasus twitter dan website). [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 51 hal. Sukma A A. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Melalui Social Networking Websites. [Internet]. [Diunduh tanggal 29 September 2014]. 1-11 Dapat diunduh di http://publication.gunadarma.ac.id /bitstream/123456789/6151/1/JURNAL.pdf Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Edisi kedua. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. 468 hal. Tjahjono A, Semuel H, dan Brahmana RKMR. 2013. Analisa marketing mix, lingkungan sosial, psikologi terhadap keputusan pembelian online pakaian wanita. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra. [internet]. [5 Oktober 2014]. 1(2): 1-9. Dapat diunduh dari: http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/manajemenpemasaran/article/viewFile/1017/915
67
Unaradjan DD. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta (ID): Universitas Atma Jaya. 302 hal. Utami D U dan Triyono R A. 2012. Pemanfaatan Blackbery sebagai sarana Komunikasi dan Penjualan Batik Online Dengan Sistem Dropship di Batik Solo 85. [Internet]. [diunduh tanggal 29 September 2014]. 9 (3): 19-26. Dapat diunduh di http://www.unsa.ac.id/ejournal/index.php/speed/article/view/643/ 364 Widyaningrum D E. 2012. Strategi Pemasaran kampong Batik Laweyan Solo. [Tesis]. [diunduh pada tanggal 20 Desember 2014]. Dapat diunduh di lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20328898-T32170...pdf Wurinanda I. 2015. Efektivitas promosi produk ayam suwir “si kentung” melalui twitter. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 81 hal.
68
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1. Lokasi Gerai Batik “Inasinul”
Sumber: https://maps.google.com/maps?oe=utf-8&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefox-a&channel=fflb&um=1&ie=UTF8&fb=1&cid=4680455632096772963&q=pasar+klewer&sa=X&ei=P6G8VL y_LeHCmwWe4YLgDw&ved=0CIUBEPwSMA4&output=classic&dg=brw
71
Lampiran 2 Hasil penelitian jenis dan penggunaan media sosial No
Judul Penelitian
1.
Efektivitas Pnggunaan Mdia Sosial Twitter Sebagai Media Pemasaran STRIKE! COURIER di Samarinda Jejaring Sosial/Facebook Sebagai Media E-Pengecer
2.
3.
Pemanfaatan Blackberry sebagai Sarana Komunikasi dan Penjualan Batik Online dngan Sistem Dropship di Batik Solo 85
4.
Facebook Commerce, ECommerce Pada Media Sosial Facebook yang Modern dan Populer Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Melalui Social Networking Websites Efektivitas Iklan Melalui Jejaring Sosial sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Kripik Pedas Maicih dengan Menggunakan Metode EPIC Inovasi dan Dampak Jasa Iklan Berbasis Elektronik (EMarketing)
5.
6.
7.
8.
9.
Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan di Jejaring Sosial terhadap Minat Beli pada Perempuan (Studi Eksplanatif Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan Zalora Indonesia di Facebook Fanpage terhadap Minat Beli pada Perempuan Dewasa Muda) Penerapan E-Commerce dalam Proses Komunikasi Pemasaran di Toko East Kalimantan Center Samarinda
Nama Penulis dan Tahun Muhamad Irfan (2014)
Jenis Media Sosial Twitter
Ni Wayan Ekawati (2012)
Facebook
Agustin Dyah Utami, Ramadian Agus Triyono (2012) Elly Muningsih (2014)
Blacberry Messanger dan Facebook
Abdurrahma n Adi Sukma (2012) Bagus Riyantoro dan Ati Harmoni (2013) Yosan Manuel (2013)
Website
Febe, Dhyah Ayu Retno Widyastuti (2014)
Facebook dan Website
Gita Jayanti (2014)
Blog, Website, Twitter, Facebook, Foursquare
Facebook
Kegunaan Media Sosial dalam Pemasaran Produk Media promosi jasa untuk menjaring konsumen dan berinteraksi langsung dengan konsumen Media promosi produk, pemasaran produk, memberikan informasi pada konsumen, dan pemesanan produk secara online Media promosi produk, penyebaran informasi, media interaksi dan transaksi produk secara online
Media promosi produk, memberi informasi, dan media interaksi dan transaksi produk secara online Media promosi dan transaksi produk secara online
Twitter, Facebook, dan Blog
Media menginformasikan kepada konsumen bentuk iklan
untuk produk dalam
Website
Website sebagai wadah promosi iklan bagi perusahaan-perusahaan yang menitipkan iklannya di ongisnade.co.id Fasilitas Facebook fanpage sebagai sarana promosi dan pemasangan iklan yang dihubungkan dengan website
Media promosi, informasi produk, interaksi antara pelaku usaha dan konsumen.
72
10.
Faktor-Faktor Pengaruh Media Sosial Terhadap Keunggulan Bersaing : Studi kasus Coffee Toffee Indonesia
11.
Penggunaan Media Sosial pada Komunikasi Pemasaran L’Cheese Faktory di Pekanbaru
12.
Pengaruh Viral Marketing Terhadap Kepercayaan Pelanggan dan Keputusan Pembelian (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Angkatan 2013 yang Melakukan Pembelian Online Melalui Media Sosial Instagram)
Mutia Maharani, Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom, Hanim Maria Astuti, S.Kom, M.Sc Ratih Indria (2013)
Natasya Putri Andini, Suharyono, Sunarti (2014)
, Instagram, Blacberry Messanger Facebook dan Twitter
Twitter, Facebook, Website, Blackberry Messanger, dan Instagram Instagram
Media promosi usaha Coffee Toffee agar lebih menjangkau konsumen
Media promosi, informasi terkait produk dan interaksi antara pelaku usaha dan konsumen/calon konsumen
Media promosi produk yang didukung Word of Mouth dalam proses promosinya karena tujuannya adalah menumbuhkan kepercayaan konsumen
73
Lampiran 3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kegiatan Penyusunan Proposal Skripsi Kolokium Perbaikan Proposal Skripsi Pengambilan Data Lapang Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Uji Petik Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi
Des Jan Feb Mar Apr 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
74
Lampiran 4 Daftar Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Timeset Pengisisan Kuesioner 2/3/2015 19:30:25 2/3/2015 19:56:23 2/3/2015 20:04:26 2/3/2015 20:19:46 2/3/2015 20:59:22 2/3/2015 21:28:33 2/3/2015 21:49:27 2/3/2015 21:49:27 2/3/2015 22:11:04 2/3/2015 22:46:28 2/4/2015 10:22:16 2/4/2015 21:11:56 2/4/2015 21:14:57 2/4/2015 21:20:14 2/4/2015 21:31:16 2/4/2015 21:49:29 2/4/2015 21:56:21 2/4/2015 22:10:55 2/4/2015 22:57:27 2/4/2015 23:09:41 2/4/2015 23:19:20 2/4/2015 23:41:40 2/5/2015 0:13:39 2/5/2015 4:29:42 2/5/2015 7:06:36 2/5/2015 7:16:42 2/5/2015 7:19:59 2/5/2015 7:26:55 2/5/2015 9:09:41 2/5/2015 10:32:05 2/5/2015 13:16:07 2/5/2015 16:32:57 2/5/2015 18:31:50 2/5/2015 19:25:14 2/5/2015 20:41:23 2/5/2015 20:43:42 2/5/2015 21:38:40 2/6/2015 6:39:45 2/6/2015 8:09:24 2/6/2015 16:48:29 2/6/2015 17:02:37 2/6/2015 17:04:40 2/6/2015 17:06:20 2/6/2015 17:19:44 2/6/2015 18:31:16 2/6/2015 21:24:12
Nama Responden
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
TS DY SW SN AK SP SM LA RN NMS YZ RS AS FA RIM IK CS EP RH QA HJ AL GP MA IY FF RA NFW GHI PS CA GS CH DRR AYR RP RSP AS ASP THMP PM YAK HSH MF AM EFJ
perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan laki-laki perempuan perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan perempuan laki-laki perempuan laki-laki laki-laki perempuan perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan laki-laki laki-laki perempuan laki-laki laki-laki perempuan laki-laki laki-laki
49 22 21 20 21 17 29 29 20 21 20 21 21 20 21 30 23 21 22 21 21 23 28 26 30 26 21 19 21 22 20 21 20 20 23 24 23 22 20 22 24 25 24 24 20 26
Sarjana/D4 sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMP/MTs sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat Sarjana/D4 sederajat Magister D1/D2/D3 sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat Magister D1/D2/D3 sederajat D1/D2/D3 sederajat Sarjana/D4 sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat Sarjana/D4 sederajat D1/D2/D3 sederajat Sarjana/D4 sederajat SMA/SMK/MA sederajat Sarjana/D4 sederajat
75
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
2/7/2015 8:31:38 2/7/2015 11:07:39 2/7/2015 20:13:34 2/7/2015 21:01:15 2/7/2015 23:20:09 2/8/2015 2:44:26 2/8/2015 20:31:18 2/8/2015 22:02:12 2/9/2015 14:15:12 2/10/2015 22:13:10 2/11/2015 6:41:43 2/11/2015 9:46:53 2/11/2015 13:39:32 2/11/2015 19:27:29 2/13/2015 15:46:27 2/16/2015 17:29:27 2/18/2015 23:11:50 2/18/2015 23:13:46 2/18/2015 23:34:11 2/18/2015 23:34:43 2/18/2015 23:44:52 2/18/2015 23:48:54
AK WFF AR NN AP EP JC AH SSS AAY IDS AF MAA CRT AN LR FW ADP FAP DA EMB SP
laki-laki laki-laki perempuan laki-laki perempuan laki-laki laki-laki perempuan perempuan laki-laki perempuan laki-laki laki-laki perempuan laki-laki perempuan perempuan perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan
20 21 20 21 21 23 23 25 26 20 20 22 26 26 35 22 21 21 20 21 19 21
SMA/SMK/MA sederajat Sarjana/D4 sederajat SMA/SMK/MA sederajat Sarjana/D4 sederajat SMA/SMK/MA sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat D1/D2/D3 sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat SMA/SMK/MA sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat Sarjana/D4 sederajat SMA/SMK/MA sederajat Sarjana/D4 sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat SMA/SMK/MA sederajat
76
Lampiran 5 Panduan Pertanyaan Wawancara Informan Pedoman Wawancara dengan Pemilik Usaha Batik “Inasinul” Hari/Tanggal Wawancara Lokasi Wawancara Nama Informan Pekerjaan/Jabatan Pertanyaan Penelitian
: : : : :
Gambaran tentang Produk Batik “Inasinul” Bagaimana sejarah tercetusnya produk Batik “Inasinul”? Apa visi, misi, dan tujuan dibentuknya usaha produk Batik “Inasinul”? Apa arti dari nama merek Batik “Inasinul” itu sendiri? Ada berapa jumlah pegawai di gerai-gerai penjualan Batik “Inasinul”? Bagaimana bentuk kerjasama antara perajin batik dalam memenuhi kebutuhan bahan baku batik? 6. Motif batik apa saja yang ditawarkan di Batik “Inasinul”? 7. Apa saja strategi pemasaran yang dilakukan Batik “Inasinul” dalam menarik konsumen? 8. Kapan biasanya waktu pengunjung banyak datang? 9. Media-media apa saja yang digunakan dalam pemasaran produk Batik “Inasinul”? 10. Bagaimana perkembangan pemasaran produk Batik “Inasinul” melalui mediamedia promosi? 11. Berapa biaya promosi yang dikeluarkan oleh produsen Batik “Inasinul”? 12. Berapa omset yang didapatkan dari penjualan produk Batik “Inasinul”? 1. 2. 3. 4. 5.
77
Lampiran 6 Tampilan Kuesioner Online
78
Lampiran 7 Hasil Uji Statistik Rank Spearman
Hubungan Umur dengan Attention Correlations Umur Correlation Coefficient Umur
Attention
1.000
-.079
.
.524
68
68
-.079
1.000
.524
.
68
68
Sig. (2-tailed) N
Spearman's rho Correlation Coefficient Attention
Sig. (2-tailed) N
Hubungan Frekuensi Informasi Terkini dengan Attention Correlations FrekuensiInform
Attention
asiTerkini Correlation Coefficient FrekuensiInformasiTerkini
1.000
.596**
.
.000
68
68
.596**
1.000
.000
.
68
68
Sig. (2-tailed) N
Spearman's rho Correlation Coefficient Attention
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hubungan Gaya Pesan dengan Interest Correlations GayaPesan 1.000
.299*
.
.016
68
64
Correlation Coefficient
.299*
1.000
Sig. (2-tailed)
.016
.
64
64
Correlation Coefficient GayaPesan
Sig. (2-tailed) N
Spearman's rho Interest
Interest
N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
79
Lampiran 8 Hasil Uji Statistik Chi-Square
Jenis Kelamin dengan Attention Chi-Square Tests Value
Df
Asymp. Sig. (2sided)
.137a
2
.934
Likelihood Ratio
.137
2
.934
Linear-by-Linear Association
.001
1
.970
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
68
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.59.
Jenis Pekerjaan dengan Attention Chi-Square Tests Value
Df
Asymp. Sig. (2sided)
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
16.719a
10
.081
17.274
10
.069
.498
1
.481
68
a. 13 cells (72.2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .24.
80
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian
Bentuk respon yang diberikan oleh followers @inasinul
Bentuk strategi yang dlakukan oleh Batik “Inasinul” agar followers mengisi kuesioner penelitian
Bentuk comment permohonan kepada followers untuk mengisi kuesioner penelitian
81
RIWAYAT HIDUP Hafid Kurniawan dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 April 1994. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Teny Sutraningsih dan Iwan Haryawan. Penulis memulai pendidikan formal di TK Assalam Sumedang pada tahun 1998-1999, SDN Karapyak 1 Sumedang pada tahun 1999-2004, SDN Kadumerak 3 Pandeglang pada tahun 2004-2005, SMPN 1 Pandeglang pada tahun 2005-2006, SMPN 15 Sukabumi pada tahun 2006-2008, SMAN 4 Bogor pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011 penulis di terima di Institut Pertanian Bogor melalui Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan kepanitian baik di dalam maupun luar kampus. Penulis pernah menjadi Sekertaris Jendral Asrama C4 Sylvalestari pada saat di Asrama dan aktif dalam klub asrama Art Dormitory Club. Penulis juga pernah menjadi anggota divisi Broadcasting HIMASIERA selama periode 2013-2014. Di luar kampus penulis aktif mengikuti organisasi Mojang Jajaka Kota Bogor dan Mojang Jajaka Jawa Barat. Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan dalam berbagai acara yang diselenggarakan di kampus maupun di luar kampus seperti menjadi ketua panitia Pensi ADC 2012, panitia divisi hubungan masyarakat dalam acara INDEX 2013, panitia sponsorship FRESH 2013, Panitia Espent 2013 dan lainnya. Selama menjalani perkuliahan di IPB penulis juga menjuarai berbagai kontes yang diadakan di kampus maupun di luar kampus seperti menjuarai lomba desain baju daur ulang, menjadi juara persahabatan di Mojang Jajaka Kota Bogor 2012, menjadi 1st runner up Duta Komunikasi Indonesia, dan 1st runner up Remaja Ceria Indonesia 2012. Selain itu penulis juga sering diundang untuk menjadi Master of Ceremony di berbagai kegiatan kampus sampai dengan tingkat nasional.