JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCAFFOLDING DALAM KETUNTASAN BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA LABORTORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG Pramudyo Kusworo Prih Hardinto *)
*)
Abstract Scaffolding learning is learning which teacher give temporary help to student then reduce that help and finally remove absolutely so that push student for building knowledge and thinking capability. In this research use qualitative approach, kind of research is Classroom Research (Penelitian Tindakan Kelas) which consist two phases. Result of Applying Research are: (1) Applying of scaffolding learning in demand and supply subject increase from 61,3% in phase I with good category increase become 84% in phase II with the best category, (2) student learning achievement is valued in three aspect, it are affective from 60,8% in phase I with good category increase become 81,5% in phase II with the best category; psychomotor aspect from 55,8% in phase I with enough category increase become 80,3% in phase II with the best category. Besides that cognitive aspect increase from 76 in phase I with good category increase become 87,9 in phase II with the best category. Applying of scaffolding learning can increase score of observation sheet in student activities, it is 56,0% in phase I with enough category increase become 90,0 % in phase II with good category. Besides that observation sheet of teacher activities increase from 66,0% in phase I with good category increase become 93,0% in phase II with the best category. This learning models have a weakness. It is need much time because it is not student can construct knowledge with faster. Keywords: Scaffolding Approach, Learning Achievement A. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan sistem yang didalamnya terdapat sejumlah komponen yang saling mempengaruhi. Komponen tersebut antara lain kurikulum, tenaga pengajar, perumusan tujuan, pemilihan dan penyusunan materi, penggunaan strategi pembelajaran yang efektif, penggunaan media yang tepat, dan pelaksanaan evaluasi yang benar. Alamat korespondensi: Pramudyo: Fakultas Ekonomi_UM Prih Hardinto. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. E-mail:
[email protected]
Kegiatan evaluasi dilaksanakan untuk mengukur dan menilai keberhasilan proses belajar mengajar, khususnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi disebabkan oleh berbagai faktor. Proses pembelajaran di kelas selama ini masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan metode ceramah menjadi pilihan utama guru dalam 74
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
menyampaikan materi. Penggunaan metode bervariasi dalam pembelajaran cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang tidak maksimal dan membosankan. Disamping strategi pembelajaran yang berpusat pada guru, pelajaran yang disampaikan cenderung teoritis dan jarang di kaitkan dengan dunia nyata. Pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekonomi, sebab disamping untuk pencapaian tujuan juga harus mempertimbangkan karakteristik dan setting pembelajaran ekonomi tersebut. Pembelajaran ekonomi selama ini yang digunakan oleh guru ekonomi di SMA adalah pembelajaran dengan model ceramah dan penugasan. Proses belajar mengajar sekarang ini menuntut guru tidak lagi hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi siswa sendiri yang harus membangun pengetahuannya. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Sesuai dengan konstruktivisme, siswa dibiasakan untuk memunculkan ide-ide baru, memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Pendekatan scaffolding perlu digunakan sebagai upaya peningkatan proses belajar mengajar, sehingga siswa memiliki kemampuan dalam memahami konsep materi, sikap positif juga Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
keterampilan. Menurut Vygotsky (dalam Nugroho,2006) bahwa dalam konsep scaffolding seharusnya diberikan tugas-tugas yang kompleks, sulit dan realistik, kemudian diberikan bantuan yang secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Namun siswa bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-komponen materi pembelajaran, tetapi diberikan suatu tugas yang kompleks hingga pada suatu hari diharapkan terwujud menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks tersebut. Hartman (2001:1) mengemukakan bahwa ”the instructional scaffolding initially provides extensive instructional support, or scaffolding, to continually assist the student to building their understanding of new content and process. The temporary scaffolding provided by the instructor is removed to reveal the impressive permanent structure of student understanding.” Hal ini sesuai dengan pendapat Linda (2000) yang mengemukakan bahwa ”scaffolding is process as providing support to student learning and then retreating that support so that the student becomes self reliant.” Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Widya Astuti (2007) dimana diperoleh kesimpulan bahwa penerapan scaffolding learning pada pembelajaran akuntansi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X jurusan akuntansi SMK BM Ardjuna I Malang. 75
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Penelitian Iud Denny (2007) memberikan kesimpulan bahwa penerapan pendekatan scaffolding untuk pembelajaran akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X D SMK Salahudin Malang. Selain itu, penelitian sejenis juga dilakukan oleh I Gusti Putu Suharta (2006) tentang pengaruh scaffolding learning terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara siswa yang diajar dengan metode konvensional dengan siswa yang diajar dengan menggunakan scaffolding learning. Siswa yang diajarkan dengan scaffolding learning menunjukkan prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang diajar dengan metode konvensional. Hasil pengamatan peneliti yang dilakukan di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang khususnya kelas X-3 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, dimana guru berperan lebih dominan daripada siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan scaffolding, maka siswa belajar bukan dengan menghafal. Semua kegiatan pembelajaran harus bermakna bagi siswa, berorientasi pada pemecahan masalah dengan 76
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri jawaban tentang suatu permasalahandengan intensitas bantuan yang semakin lama semakin berkurang. Dengan penerapan pendekatan scaffolding diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pelajaran ekonomi. Berdasarkan uraian diatas, maka timbul keinginan bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Implementasi Pendekatan Scaffolding Pada Pembelajaran Ekonomi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. B. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri penulis sebagai instrumen kunci (PPKI, 2000:24). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 fase yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection). Keempat fase tersebut digambarkan sebagai berikut:
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
SIKLUS 1 Perencanaaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Input (siswa)
Refleksi
Output (Siswa) Perencanaan Tindakan
Refleksi
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
SIKLUS 2 Gambar 1 Alur rancangan penelitian diadopsi dari Kemmis dan Taggart (dalam Sukarnyana, 2002:30)
Objek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 semester I tahun ajaran 2007/2008, sedangkan lokasi penelitian ini adalah SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang yang terletak di Jalan Bromo No.16 Malang. Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Instrumen utama adalah peneliti, sedangkan instrumen penunjang adalah pedoman observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan foto
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
Persentase skor didalam analisis data ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Persentase =
∑ Xi n x X max
x 100%
Keterangan : ∑ Xi : jumlah nilai n : jumlah siswa Xmax : nilai maksimal
C. HASIL PENELITIAN Pelaksanaan Penelitian Siklus I Berdasarkan observasi aktivitas siswa pada siklus I maka skor yang dicapai tampak pada tabel berikut ini:
77
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Tabel 1 Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan scaffolding learning pada siklus I Aspek yang dinilai PENDAHULUAN 1. Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran 2. Siswa mempelajari meteri yang sudah diberikan 3. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru INTI 1. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing 2. Siswa saling membantu dalam kelompok untuk menyelesaikan soal latihan 3. Siswa berpartisipasi dalam mengajukan pertanyaan 4. Siswa memberikan tanggapan dan masukan 5. Siswa menyimak penjelasan dari guru
Skor 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2
PENUTUP 1. Siswa menyimpulkan hasil diskusi 2. Siswa mengumpulkan pekerjaan kepada guru Jumlah
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa nilai persentase aktivitas siswa yang dicapai pada siklus I adalah sebesar 56% yang berarti bahwa taraf keberhasilan aktivitas
17
siswa dengan scaffolding learning termasuk dalam kriteria cukup. Hasil observasi kegiatan guru dengan scaffolding learning ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2 Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan scaffolding learning pada siklus I Aspek yang dinilai PENDAHULUAN 1. Guru menjelaskan kompetensi dasar, indikator, dan hasil belajar yang diharapkan 2. Guru mereview materi sebelumnya INTI 1. Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan bersama kelompok 2. Guru memberikan bantuan yang berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah kedalam langkah-langkah pemecahan, memberi contoh dan tindakan yang memungkinkan siswa untuk belajar mandiri 3. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya 4. Guru memberikan bantuan dalam presentasi kelompok 5. guru memberikan komentar, pertanyaan atau tangggapan jawaban siswa 6. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa PENUTUP 1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari 2. Guru memberikan tugas rumah Jumlah Persentase
Skor 3 2 3 2
2 2 2 1 1 2 20 66%
Sumber: Bab IV
78
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Hasil observasi yang dilakukan pada silkus II tentang observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II maka skor yang dicapai tampak pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa nilai persentase aktivitas guru yang dicapai pada siklus I adalah sebesar 66% yang berarti bahwa taraf keberhasilan aktivitas guru dengan scaffolding learning termasuk dalam kriteria baik. Tabel 3 Hasil Observasi Kegiatan siswa Staged I & II
Aspek yang dinilai PENDAHULUAN 1. Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran 2. Siswa mempelajari materi yang sudah diberikan 3. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru INTI 1. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing 2. Siswa saling membantu dalam kelompok untuk menyelesaikan soal latihan 3. Siswa berpartisipasi dalam mengajukan pertanyaan 4. Siswa memberikan tanggapan dan masukan 5. Siswa menyimak penjelasan dari guru PENUTUP 1. Siswa menyimpulkan hasil diskusi 2. Siswa mengumpulkan pekerjaan kepada guru Jumlah Persentase
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai persentase aktivitas siswa yang dicapai pada siklus II adalah sebesar 90% yang berarti bahwa taraf keberhasilan
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
Skor 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 27 90%
aktivitas siswa dengan scaffolding learning termasuk dalam kriteria sangat baik. Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dengan scaffolding learning pada siklus II ditunjukkan pada tabel berikut:
79
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Tabel 4 Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan scaffolding learning pada siklus II Aspek yang dinilai PENDAHULUAN 1. Guru menjelaskan kompetensi dasar, indikator, dan hasil belajar yang diharapkan 2. Guru mereview materi sebelumnya INTI 1. Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan bersama kelompok 2. Guru memberikan bantuan yang berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah kedalam langkah-langkah pemecahan, memberi contoh dan tindakan yang memungkinkan siswa untuk belajar mandiri 3. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya 4. Guru memberikan bantuan dalam presentasi kelompok 5. Guru memberikan komentar, pertanyaan atau tangggapan jawaban siswa 6. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa PENUTUP 1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari 2. Guru memberikan tugas rumah Jumlah Persentase
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa nilai persentase aktivitas guru yang dicapai pada siklus II adalah sebesar 93 % yang berarti bahwa tarif keberhasilan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan scaffolding learning termasuk dalam kriteria sangat baik. Prestasi Belajar Siswa Dalam Scaffolding Learning Pengambilan data mengenai prestasi belajar siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan scaffolding learning. Data prestasi belajar siswa dalam
80
Skor 3 3 3 3
3 2 2 3 3 2 28 93%
penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: 1. Prestasi belajar aspek kognitif Penilaian prestasi aspek kognitif dilakukan melalui pemberian pre tes dan pos tes yang harus dikerjakan oleh siswa pada awal tindakan dan akhir pelaksanaan tindakan. Penilaian aspek kognitif dilakukan melalui pemberian soal pre tes dan pos tes dengan pokok bahasan permintaan dan penawaran dan elastisitas. Berdasarkan data diatas, diperoleh keterangan bahwa nilai rata-rata pre tes adalah 67 sedangkan nilai rata-rata pos tes meningkat menjadi 87,9.
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Penilaian prestasi belajar aspek afektif pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Prestasi belajar aspek afektif siswa kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang pada siklus I dan siklus II No
Aspek yang dinilai
Siklus I
Siklus II
1 2 3
Kerjasama dalam kelompok Keaktifan dalam kelompok Keberanian bertanya dan menjawab
73,6% 56,2% 52,8%
92% 73% 79,8%
Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil penilaian aspek afektif pada siklus I dan siklus II diperoleh persentase berdasarkan aspek yang dinilai yaitu (1) kerjasama dalam kelompok sebesar 73,6% dengan kriteria baik meningkat menjadi 92% dengan kriteria sangat baik; (2) keaktifan dalam kelompok dari 56,2% dengan kriteria cukup meningkat menjadi 73% dengan kriteria baik; serta (3) keberanian
bertanya dan menjawab sebesar 52,8% dengan kriteria cukup menjadi 79,8% dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa persentase prestasi belajar aspek afektif meningkat pada siklus II. Sedangan untuk Penilaian prestasi belajar aspek psikomotorik pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6 Prestasi belajar aspek psikomotorik siswa kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang pada siklus I No 1 2 3
Aspek yang dinilai Kemampuan menggambar kurva permintaan dan penawaran Kemampuan memasukkan rumus permintaan dan penawaran ke dalam kurva Kemampuan mengaplikasikan pengetahuan tentang permintaan dan penawaran dalam kehidupan sehari-hari
Persentase 58,3% 52,8% 56,2%
Tabel 7 Prestasi belajar aspek psikomotorik siswa kelas XI IPS 3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang pada siklus II No 1 2 3
Aspek yang dinilai Kemampuan menggambarkan kurva elastisitas Kemampuan memasukkan rumus elastisitas ke dalam kurva elastisitas Kemampuan mengaplikasikan pengetahuan tentang elastisitas dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 6 menunjukkan bahwa penilaian aspek Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
Persentase 78,4% 79,8% 82,7%
psikomotorik pada siklus I diperoleh persentase yaitu kemampuan menggambar kurva 81
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
permintaan dan penawaran 58,3% dengan kriteria cukup, memasukkan rumus permintaan dan penawaran ke dalam kurva 52,8% dengan kriteria cukup dan kemampuan mengaplikasikan pengetahuan tentang permintaan dan penawaran dalam kehidupan sehari-hari 56,2%. Sedangkan tabel 7 menunjukkan bahwa pada siklus II diperoleh persentase kemampuan menggambarkan kurva elastisitas 78,4% dengan kriteria baik, memasukkan rumus elastisitas ke dalam kurva 79,8% serta mengaplikasikan pengetahuan tentang elastisitas dalam kehidupan sehari-hari 82,7%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar aspek psikomotorik mengalami peningkatan pada siklus II, yang tampak pada meningkatnya hasil penilaian pada masing-masing aspek psikomotorik siswa. PEMBAHASAN A. Penerapan Scaffolding Learning Pada Pembelajaran Ekonomi Siswa Kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Berdasarkan observasi awal, ditemukan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas tidak bervariatif dan monoton akan membuat siswa cenderung bosan dan kurang bersemangat untuk belajar. Upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan menerapkan scaffolding
82
learning. Pemberian tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi serta mengubah sifat pasif siswa pada saat proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan fasilitas pendukung sepeti rencana pembelajaran dengan scaffolding learning, catatan lapangan dan lembar latihan soal. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Selama kegiatan pembelajaran peneliti memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Siswa diharapkan bisa lebih termotivasi untuk bersungguh-sungguh dan serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan penilaian baik secara kooperatif maupun individu . Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I ditemukan beberapa kelemahan yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Kelemahan yang terjadi pada siklus I antara lain siswa tidak siap dalam mengikuti pelajaran, tidak semua siswa aktif bekerjasama dalam kelompok, siswa kurang berani berbicara dan mengemukakan pengetahuannya, siswa kurang aktif didalam proses Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
pembelajaran. Sebagian siswa masih enggan untuk menjawab maupun menyampaikan tanggapannya secara lisan, hanya beberapa siswa yang berani serta kurangnya pengelolaan kelas oleh guru/peneliti. Kegiatan pengamatan dilakukan selain pada kelemahan proses belajar mengajar juga dilakukan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung serta pengamatan terhadap aktivitas guru dalam scaffolding learning. Berikut ini adalah deskripsi mengenai masing-masing kegiatan tersebut: 1. Deskripsi aktivitas siswa dalam kegiatan scaffolding learning Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah bagaimana siswa dapat melaksanakan kegiatan scaffolding learning yang meliputi beberapa tahap sebagai berikut: Tahap pendahuluan, Tahap inti dan Tahap penutup. Aktivitas yang dilakukan siswa pada tahap penuup antara lain menyimpulkan hasil diskusi kelas dan mengumpulkan hasil pekerjaan kepada peneliti. Persentase skor aktivitas siswa yang dicapai pada siklus II meningkat menjadi 90% dengan kriteria sangat baik. Siswa sudah lebih baik dalam mengikuti kegiatan Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
pembelajaran dengan scaffolding learning. Siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi, siswa sudah mulai tidak enggan lagi untuk bertanya, berkomentar maupun menyampaikan tanggapannya. Persentase skor yang dicapai pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II dikarenakan peneliti lebih sering berkeliling kelas, mengamati kegiatan siswa serta menegur dan mengingatkan agar siswa lebih disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penerapan scaffolding learning akan mendorong siswa untuk mengasah pemikirannya secara mandiri yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, melatih siswa untuk bekerjasama bertukar pikiran dan berbagi ide sehingga akan diperoleh pengetahuan yang lebih dibandingkan jika belajar sendiri. Penerapan scaffolding learning menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sambil belajar siswa bisa berinteraksi dengan temannya sehingga dapat menselaraskan antara kecakapan akademik dan kecakapan sosial. Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses belajar mengajar 83
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
berlangsung terus dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk melakukan penilaian terhadap praktik setiap tahap aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat secara umum aktivitas siswa selama proses belajar mengajar pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan scaffolding learning dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran ekonomi di kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. 2. Deskripsi aktivitas guru dalam kegiatan scaffolding learning Aktivitas guru yang diamati dalam penelitian ini meliputi tahap pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan penilaian dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada saat pembelajaran dengan scaffolding learning berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kesesuaian praktik pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada masing-masing siklus. Hasil pengamatan selama 84
pelaksanaan tindakan menunjukkan adanya peningkatan nilai yang dicapai pada siklus I dan siklus II baik secara kelompok maupun individu (lihat hasil penelitian pada bab 4 dan lampiran hal 124132). Persentase skor aktivitas guru dalam scaffolding learning pada siklus I adalah 66% dengan kriteria baik. Kurang terlaksananya kegiatan pembelajaran dikarenakan kurangnya penguasaan kelas oleh guru dan keseuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya. Hal ini terlihat pada saat diskusi, kurangnya perhatian pada kelompok yang belum aktif, pemberian kesempatan hanya berpusat kepada kelompok tertentu, perhatian kurang menyeluruh kepada tiap kelompok sehingga terkadang ada kelompok yang tidak memperhatikan saat proses belajar mengajar berlangsung. Persentase skor aktivitas guru pada scaffolding learning mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 93% dengan kriteria baik sekali. Beberapa kegiatan yang belum terlaksana pada siklus I diperbaiki pada siklus II yaitu melalui Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
pelaksanaan diskusi, siswa sudah tidak canggung lagi untuk bertanya, berkomentar maupun menyampaikan tanggapannya. Tindakan yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki kelemahan pada siklus I antara lain meminta siswa untuk mempelajari materi terlebih dahulu sebelum diajarkan di sekolah, berusaha menghadirkan suasana kelas yang menyenangkan dengan cara mendengarkan pendapat, tanggapan dan pertanyaan siswa, peneliti meningkatkan penguasaan kelas dengan cara berkeliling mengamati kegiatan siswa serta selalu mengingatkan siswa untuk
bekerjasama kelompoknya.
dengan
B. Peningkatan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Penerapan scaffolding learning pada materi permintaan dan penawaran dapat meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Prestasi belajar afektif pada penerapan scaffolding learning juga mengalami peningkatan antara siklus I dan siklus II. Penilaian aspek afektif dilakukan melalui rubrik penilaian dan direkam dengan menggunakan format penilaian aspek afektif. Data prestasi belajar siswa aspek afektif ditunjujkkan pada tabel berikut :
Tabel 8 Prestasi belajar aspek afektif siswa kelas X- 3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang pada siklus I dan siklus II No
Aspek yang dinilai
Siklus I
Siklus II
1 2 3
Kerjasama dalam kelompok Keaktifan dalam kelompok Keberanian bertanya dan menjawab
73,6% 56,2% 52,8%
92% 73% 79,8%
Peningkatan prestasi belajar afektif pada siklus II ditandai dengan beberapa hal antara lain siswa mulai aktif mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa berani mengungkapkan pendapatnya serta dalam mengerjakan lembar latihan soal terlihat siswa dapat bekerja sama dengan teman sekelompoknya. Hal ini Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
didorong oleh pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan hasil pikiranya serta peneliti menampung semua argumen siswa meskipun tidak semua benar selanjutnya dibahas bersama-sama. Penilaian prestasi belajar siswa juga dilakukan pada aspek psikomotorik. Peningkatan prestasi 85
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
belajar aspek psikomotorik dapat diamati berdasarkan tabel berikut : Tabel 9 Prestasi belajar aspek psikomotorik siswa kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang pada siklus I No 1 2 3
Aspek yang dinilai Kemampuan menggambar kurva permintaan dan penawaran Kemampuan memasukkan rumus permintaan dan penawaran ke dalam kurva permintaan dan penawaran Kemampuan mengaplikasikan pengetahuan tentang permintaan dan penawaran dalam kehidupan sehari-hari
Persentase 58,3% 52,8% 56,2%
Tabel 10 Prestasi belajar aspek psikomotorik siswa kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang pada siklus II No 1 2 3
Aspek yang dinilai Kemampuan menggambar kurva elastisitas Kemampuan memasukkan rumus elstisitas ke dalam kurva elastisitas Kemampuan mengaplikasikan pengetahuan tentang elastisitas dalam kehidupan sehari-hari
Berdasarkan hasil penilaian ketiga aspek diatas (afektif, psikomotorik, dan kognitif) dalam pembelajaran ekonomi di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa setelah penerapan scaffolding learning. Sebagian besar siswa dapat melibatkan diri secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Siswa menunjukkan keaktifan yang tinggi serta mengubah perilakunya menjadi lebih positif setelah penerapan scaffolding learning. Hal ini terlihat dari perubahan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan scaffolding learning dapat 86
Persentase 78,4% 79,8% 82,7%
meningkatan prestasi belajar siswa kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. PENUTUP Kesimpulan Aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan nilai yang dicapai, hal ini berarti bahwa penerapan pembelajaran tersebut dapat meningkatkan aktivitas siswa. Aktivitas guru pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan nilai persentase skor rata-rata. Peningkatan skor aktivitas guru ini disebabkan pada siklus II peneliti meningkatkan pengelolaan kelas. Siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam kegiatan pembelajaran di kelas, selain itu dengan pendekatan ini guru juga dapat menarik perhatian siswa yang semula malas menjadi lebih Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
bersemangat dan termotivasi untuk belajar. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan ini mampu meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan materi permintaan dan penawaran pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan baik untuk aspek afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Ketuntasan belajar siswa dalam materi permintaan dan penawaran semakin baik, sebagaimana hasil yang dapat kita lihat pada nilai pre test dan pos test.
perlu dilakukan penelitian pada objek yang lain dengan topik yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan untuk penelitian selanjutnya dapat diperluas lagi menjadi 3 sampai 4 siklus.
Saran dan Keterbatasan Penelitian Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian serupa dengan materi pelajaran atau bidang studi lain, dengan variabel yang belum diteliti. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada siswa kelas X-3 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang dengan materi permintaan dan penawaran sehingga DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasardasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Budiningsih, Asni. 2005. Belajar dan Jakarta : Pembelajaran. Rineka Cipta. Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.
Djalal, M.F. 1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing/Arab. Malang : P3 IKIP Malang.
Azwar, Syaifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Djamarah, Syaiful. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetisi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.
Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
87
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Dasna, I Wayan. 2007. Penelitian Tindakan Kelas dan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Faisal, Sanapiah. 2001. Formatformat Penelitian Sosial: Dasar-dasar & Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Firdaus, Yoga. 2005. Akuntansi Untuk Kelas XI SMA. Malang: Erlangga. Habibi, Maksum. 2007. Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama. Instructional Hartaman. 2002. Scaffolding. (online), (http://www.itag.education.ta s.gov.au, diakses 12 September 2007).
Linda.
Research and The Information Literate School Community, Chapter 19Scaffolding For Success. (online), (http://www.google.com, diakses 11 Juni 2007)
Meleong, L.Z. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi.. Bandung: PT. Remaja. Mulyati, Arifin. 2005. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Malang: Penerbit UM. Nugroho. 2006. Self Regulated (online), Learning. (http://www.google.com, diakses 11 Juni 2007).
2002. Scaffolding as a Teaching Strategy. (online), (http://www.google.com, diakses 12 September 2007).
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit UM.
Efektivitas Mas’adah. 2006. Pembelajaran Fisika Dengan Praktikum Dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah, Motivasi & Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs Hasyim Asy’ari Malang Tahun Ajaran 2006-2007. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang : Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang.
Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit UM.
Mc. 88
Kenzie, J. 2000. Beyond Technology: Questioning
Salim.
2005. Kamus Bahasa Indonesia Komputer. Jakarta: Modern English Pers.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:: Kencana. Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009
Suharta, I, Gusti Putu. 2001 Matematika Realistik: Apa dan Bagaimana. Jurnal Ilmu Pendidikan. (Online), (http://www.dedpiknas.go.id, diakses 15 Juni 2007) Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Tim Penyusun. 2004. Akuntansi SMA Kelas XI Semester Gasal. Jakarta: Pustaka Firdaus. Universitas Negeri Malang. 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang. Vygotsky. 2000. Scaffolding for Learning. (Online), (http://www.education .vic.gov.au, diakses 20 September 2007) Teori Vygotsky, Levis. Pembudayaan Sosial (Online), (http://www.google.com, diakses 11 Juni 2007)
Wajirin. 2006. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pada Ranah Kognitif, Psikomotorik, dan Afektif Melalui Pendekatan Konstruktivistik Model Siklus Belajar pada Bidang Studi Fisika Siswa Kelas II-F di SMPN 4 Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan, Malang: Universitas Negeri Malang. Alamat korespondensi: Nur Fatimah Sari: Fakultas Ekonomi_UM Nasikh. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
89