EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PAKEM PADA PEMBELAJARAN PKn DI
SD
NEGERI
01
WONOSARI
KECAMATAN
WONOSARI
KABUPATENBOALEMO
JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial
OLEH:
LINDA LESTARI NIM. 221 410 243
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN JURUSAN ILMU HUKUM DAN KEMASYARAKATAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2014
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PAKEM PADA PEMBELAJARAN PKn DI
SD
NEGERI
01
WONOSARI
KECAMATAN
WONOSARI
KABUPATENBOALEMO
Oleh:
LINDA LESTARI NIM. 221 410 243
Pembimbing 1
Pembimbing II
Prof. Drs. Welly Pangayow, M. Si,Ph.D NIP. 19500210 198601 1001
Hj. Maisara Sunge, SH. MH. NIP. 19560807 198602 2 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan
Asmun W Wantu, S.Pd, M,Sc. NIP. 197807122005012004
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PAKEM PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 01 WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATENBOALEMO LINDA LESTARI Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Linda Lestari. 221410243. Efektivitas Pelaksanaan Pakem pada Pembelajaran PKn di SD Negeri 0I Wonosari Kabupaten Boalemo. Di Bimbing oleh Bapak Welly Pangayow dan Ibu Maisara Sunge. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan PAIKEM pada pembelajaran PKn di SDN 01 Wonosari Kecamatan Wonosari dan untuk mengetahui Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan PAIKEM pada pembelajaran PKn di SDN 01 Wonosari Kecamatan Wonosari. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Jenis penelitian adalah kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan daftar wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa (1) Model Pembelajaran Aktif Krearif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) merupakan pendekatan belajar mengajar yang tepat digunakan pada pembelajaran PKn di SDN 01 Wonosari Kecamatan Wonosari karena model ini dapat melibatkan beberapa mata pelajaran memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pelaksanaan PAKEM pada pembelajaran PKn di SDN 01 Wonosari Kecamatan Wonosari dapat diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran seperti membuat formasi bangku siswa lebih bernuansa lingkaran yang memungkinkan siswa dapat berinterkasi dengan teman untuk membahas mata pelajaran. Selain itu, ruangan kelas juga sudah dilengkapi dengan berbagai alat peraga. Tapi disisi lain menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan yang lebih menyenangkan. (2) Terdapat beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan PAKEM pada pembelajaran PKn di SDN 01 Wonosari Kecamatan Wonosari. Antara lain (1) guru telah Memahami sifat yang dimiliki anak yaitu dengan cara mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan masalah dan untuk mengungkapkan gagasannya, serta melibatkan mereka dalam lingkungan sekolahnya. (2) guru telah Mengenal karakteristik anak secara individual ini dapat dilihat dari beragamnya pendekatan pembelajaran yang diberikan (3) Pengorganisasian belajar sesuai dengan perilaku anak juga sudah baik dengan membagi dalam beberap kelompok belajar. Akan tetapi terdapat beberapa hal yang perlu tingkatkan seperti (3) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalahmmasih kurang, Kebanyak siswa masih pasif pada saat diberikan pertanyaan atau jawabannya sangat singkat. (4) kurangnya pengembangan ruang kelas belajar yang menarik. Kata Kunci: Pelaksanaan PAKEM, Pembelajaran PKn
Pendahuluan Pembelajaran PAKEM menuntut siswa bekerja dan mengalami. Siswa 'bekerja' menekankan pada belajar dengan berbuat (learning by doing). Semua siswa harus bekerja secara aktif mempraktekkan pembelajaran dengan menggunakan benda-benda kongkret yang mudah diperoleh di sekitar sekolah. Melalui proses Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) pemecahan masalah dilakukan melalui analisis ilmiah terhadap isu-isu strategis yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara seperti berlakunya proses perubahan nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya masyarakat akibat globalisasi, serta kebijakan- kebijakan pemerintah terkait dengan penyelesaian masalah-masalah sosial budaya yang berkembang di masyarakat dengan baik pada umumnya. Menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagosis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan. Aspek pedagogis menunjukkan pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan, oleh karena itu, guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar. Aspek psikologis menunjukkan pada kenyataan bahwa peserta didik pada umunya memiliki taraf perkembangan yang berbeda, yang menuntut materi yang berbeda pula. Selain itu menurut Gagne (dalam Mulyasa, 2006: 190 -191) bahwa aspek psikologis juga pada kenyataannya mengandung variasi, seperti belajar keterampilan motorik, belajar konsep, belajar sikap dan seterusnya. Aspek didaktis menunjuk kepada pengaturan belajar peserta didik oleh guru, dalam hal ini guru harus menentukan secara tepat jenis belajar yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan menunjukkan bahwa efektivitas pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) pada pembelajaran PKn di SDN O1 Wonosari sudah dilaksnakan akan tetapi belum efektif. Dari jumlah siswa 26 orang yang sudah efektif terdiri atas 10 orang atau 38,46% sedangkan sisanya sekitar 16 orang atau 61,53% dalam menerima pembelajaran belum efektif. Hal ini disebabkan pada proses pembelajaran PKn berlangsung diamana siswa terlihat kurang aktif, tidak efektif dan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pemebelajaran. Bahkan guru bidang studi PKn masih mengalami kesulitan dalam mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses penggalian dan penelaahan bahan pelajaran, sebagian siswa memandang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis. Akibatnya siswa ketika dalam mengikuti pembelajaran PKn hanya cukup mencatat dan menghafal konsepkonsep dan teori-teori yang diceramahkan oleh guru, tugas-tugas terstruktur yang diberikan dikerjakan secara tidak serius dan bila dikerjakan pun sekedar memenuhi formalitas, praktik kehidupan di masyarakat baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, agama seringkali berbeda dengan wacana yang dikembangkan dalam proses pembelajaran di kelas. Akibatnya siswa seringkali
merasa apa yang dipelajari dalam proses belajar di kelas sebagai hal yang sia-sia, dan hasil belajar siswa menjadi sangat terbatas dan kurang, sehingga dalam proses pembelajaran siswa di kelas menjadi tidak aktif dan tidak bergairah untuk bersama-sama proaktif. Bertolak dari pemikiran tersebut di atas, maka pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dalam proses pembelajaran PKn sebagai langkah untuk mengaktifkan dan memberi kesemangatan dalam proses pembelajaran harus diperbaiki dan terus ditingkatakan. Kenyataan selama ini, pembelajaran PKn terkesan monoton dimana guru dalam menyampaikan maupun menjelaskan materi hanya dengan menggunakan metode ceramah. Akibatnya hasil belajar siswa ikut dipengaruhi oleh cara pembelajaran seperti itu. Diharapkan dengan pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) menjadi pilihan peneliti sebagai salah satu model pembelajaran yang memungkinkan untuk mengaktifkan dan mengefektifkan siswa pada mata pelajaran PKn, sehingga apa yang diharapkan oleh guru dapat tercapai dengan baik. Konsep Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (studentcentered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. Untuk itu, maka aspek fun is learning menjadi salah satu aspek penting dalam pembelajaran Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), disamping upaya untuk terus memotivasi anak agar mengadakan ekpolarasi, kreasi, dan bereksperimen, terus dalam pembelajaran. Pengertian Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), menurut para ahli yaitu Mulyasa dapat dijelaskan adalah sebagai berikut. a. Aktif yaitu pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai macam informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas. b. Kreatif yaitu proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. c. Efektif yaitu proses pembelajaran yang mana peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan prilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan. d. Menyenangkan yaitu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara peserta didik dan pendidik tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekaan (not under pressur) (Mulyasa, 2006: 190-194). Selanjutnya menurut H. Khaeruddin dan Mahfud Junaedi (2007: 208) menjelaskan bahwa: a. Pembelajaran Aktif (Actif Learning)
Pembelajaran aktif merupakan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapat berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensinya. Selain itu belajar aktif memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis serta mampu merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari analisis mereka sendiri. Model pendekatan ini tidak jauh berbeda dengan model pembelajaran self discovery learning yaitu pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik untuk mmenemukan kesimpulan sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai nilai baru yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan peserta didik. b. Pembelajaran Kreatif (Creative Learning) Pembelajaran ini merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang variatif misalnya kerja kelompok, pemecahan problem dan lain sebagainya. c. Pembelajaran Efektif (Effective Learning) Pembelajaran ini dikatakan efektif karena peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan. d. Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning) Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang di dalamnya terdapat interaksi yang kuat antara pendidik dan peserta didik dengan tanpa ada perasaan tertekan. Menurut Mulyasa (dalam Rusman, 2012: 322) menyatakan bahwa PAKEM adalah model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selanjutya Rusman menguraikan PAKEM sebagai berikut: a. Pembelajaran Partisipatif Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal.Pembelajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran (child center/student center) bukan pada dominasi guru dalam penyampaian materi pembelajaran (teacher center). b. Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses sebagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemehaman dan kompetensinya. c. Pembelajaran Kreatif Pembelajaran kretaif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi
yang bervariasi, misalnya keraj kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah. d. Pembelajran Efektif Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus memerhatikan beberapa hal, yaitu: 1. Pengelolaan tempat belajar, 2. Pengelolan siswa, 3. Pengelolaan kegiatan pembelajaran, 4. Pengelolaan konten/materi pelajaran, dan 5. Pengelolaan media dan sumber belajar. e. Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran menyenangkan (joyfull instuction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Krearif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) suatu model pembelajaran yang sangat diharapakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan apa yang diharapkan oleh guru maupun siswa sesuai dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Prinsip dan Ciri-Ciri PAKEM Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Krearif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) memiliki beberapa prinsip, diantaranya: a. Mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. b. Memungkinkan terjadi interaksi antar siswa. c. Menggunakan berbagai metode, bukan hanya satu metode saja. d. Memberikan pelayanan adil atas perbedaan individu siswa (Hariyono, 2008: 251). Pembelajaran Aktif Krearif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) memiliki beberapa ciri-ciri,yaitu: a. Tidak menganggap anak sebagai botol kosong atau kertas putih yang siap diisi atau dicoret-coret, sebaliknya terimalah dan hargailah pikiran atau pendapatnya. b. Hubungan guru dan murid berlangsung dalam kekerabatan, tidak perlu diciptakan jarak, apalagi suasana yang menakutkan. c. Guru banyak menggali pendapat anak, mengembangkan pendapat yang benar atau baik dan meluruskan yang kurang tepat. d. Selalu menggunakan pengalaman langsung anak, bukan mencari-cari yang tidak dialami oleh anak. e. Perbanyak memecahkan masalah secara praktis sesuai dengan tingkat kemampuan anak. f. Menggunakan semua sarana yang ada secara optimal dan tidak merasa dikejar-kejar batasan waktu oleh jam pelajaran semata-mata.
g. Memanfaatkan, menciptakan dan mengembangkan alat peraga yang sederhana, mudah sesuai dengan kemampuan anak bersama anak-anak (Hariyono, 252-253). Dengan demikian secara garis besar, Pembelajaran Aktif Krearif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat. 3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan „pojok baca‟. 4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. 5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya (Depdiknas, 2005, 77) 6. Tujuan PAKEM Tujuan Pembelajaran Aktif Krearif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) ini adalah terdapatnya perubahan paradigma dibidang pendidikan, seperti yang dirancangkan oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini tidk hanya tanggung jawab lembaga formal seperti sekolah, akan tetapi sudah menjadi tanggung jawab semua pihak yang sudah beranjak dari: 1. Schooling menjadi learning, 2. Instructive menjadi facilitative, 3. Goverment role menjadi community role, dan 4. Centralistic menjadi decentralistic, (Rusman, 2012: 322) Adapun tujuan penilaian pembelajaran model PAKEM, yaitu: 1. Menentukan kebutuhan pembelajaran 2. Membantu dan mendorong siswa 3. Menentukan strategi pembelajaran 4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik 5. Akuntabilitas lembaga 6. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu (Mulyasa, 2011: 68) Pembelajaran PKn di SD dengan Menggunakan Model Pembelajaran Aktif Krearif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Pengajaran PKn, tidak dapat dilepaskan dari mengajarkan nilai dan sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat dan negara. Dengan kata lain, strategi pengajaran nilai dan sistem nilai pada PKn menurut Wina Sanjaya (2007:43) bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Materi dan pokok bahasan pada pengajaran PKn dengan menggunakan berbagai model (multi model), digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, kedisiplinan dan pemilikan nilai-nilai yang baik pada diri siswa. Dengan terbinanya nilai-nilai
secara baik dan terarah pada mereka, sikap mentalnya juga akan menjadi positif terhadap rangsangan dari lingkungannya, sehingga tingkah laku dan tindakannya tidak menyimpang dari nilai-nilai yang luhur. Dengan demikian tingkah laku dan tindakannya tadi selalu akan dilandasi oleh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia. Sikap dan tingkah laku yang berlaku umum, yang lebih mengembangkan nilai kemanusiaan dan mengembangkan kesatuan sebagai warga masyarakat perlu mendapatkan penekanan. Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan. Model Pembelajaran Aktif Krearif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) sebagai suatu konsep yang dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dalam pembelajaran PKn siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Melalui mata pelajaran PKn ini, siswa sebagai warga negara dapat mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan dalam forum yang dinamis dan interaktif. Jika memperhatikan tujuan pendidikan nasional, Pembangunan dalam dunia pendidikan perlu diusahakan peningkatannya. Model-Model Pembelajaran Aktif Krearif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Dalam Pembelajaran Aktif Krearif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dikenal beberapa model pembelajaran diantaranya metode kooperatif learning tipe jigsaw, kooperatif learning tipe group investigation, metode karya wisata, metode sosiodrama, metode bermain peran dan lain-lain sebagainya. Adapun metode pembelajaran yang peneliti pilih adalah metode bermain peran yang disesuaikan dengan materi yaitu mengenai sumpah pemuda. Metode bermain peran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi yang diajarkan. Pada metode ini, siswa diberikan peranan untuk berperan sebagai “apa dan siapa” agar siswa memahami tanggungjawab mereka dalam memerankan tokoh yang diperankan. Menurut Johnson (2009:30) terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model pembelajaran, diantaranya: 1) Kualitas pemeranan, 2) Analisis dalam diskusi, 3) Pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi kehidupan nyata. Disamping tiga hal di atas, Johnson (2009:34-36) mengemukakan sembilan tahap bermain peran yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran: (1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik, (2) memilih partisipan/peran, (3) menyusun tahap-tahap peran, (4) menyiapkan pengamat, (5) pemeranan, (6) diskusi dan evaluasi, (7) pemeranan ulang, (8) diskusi dan evaluasi tahap dua, (9) membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan.
Prosedur PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dapat dilakukan dengan prosedur (Mulyasa, 2006: 20.) Adapun prosedur PAKEM, sebagai berikut: a. Pemanasan dan Apersepsi Pemanasan dan apersepsi dapat dilakukan dengan tiga cara. 1. Mulailah pembelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik 2. Motivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan mereka. 3. Gerakkan peserta didik agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahui halhal yang baru. b. Eksplorasi Tahap eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik, hal tersebut dapat ditempuh. 1. Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik. 2. Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta didik. 3. Pilihlah metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi untuk meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi baru. c. Konsolidasi pembelajaran Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam peserta didik pembentukan kompetensi, dengan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik, hal tersebut dapat dilakukan. 1. Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi dasar dan kompetensi baru. 2. Libatkkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah (problem solving), terutama dalam masalah-masalah aktual. 3. Letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu antara kaitan materi standar dan kompetensi baru berbagai aspek kegiatan dan kehidupan dalam lingkungan masyarakat. 4. Pilihlah metodologi yang paling tepat sehingga materi dasar dapat diproses menjadi kompetensi peserta didik. d. Pembentukan kompetensi, sikap, dan prilaku Pembentukan kompetensi, sikap, dan prilaku peserta didik dapat dilakukan. 1. Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi yang dipelajari dalam kehidupaan sehari-hari. 2. Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun kompetensi, sikap dan prilaku baru dalam kehidupan seharihari berdasarkan pengertian yang dipelajari.
3. Gunakan metodologi yang tepat agar terjadi perubahan kompetensi, sikap dan prilaku peserta didik. e. Penilaian 1. Kembangkanlah cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik. 2. Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam memberikan kemudahan kepada peserta didik. 3. Pilihlah metodologi yang paling tepat dengan kompetensi yang ingin dicapai. http://id.wortpress.com/tag/pendidikan, diakses tanggal 25 Maret 2013. Ada delapan hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efktif, dan Menyenangkan (PAKEM),yaitu: 1. Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia-selama mereka normal-terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud. 2. Mengenal anak secara perorangan Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Efektif, dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal. 3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang. 4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu). 5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah. 6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram. 7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8..Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM. 9. .Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental Banyak guru yang cepat merasa puas saat menyaksikan para siswa sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku diatur berkelompok dan para siswa duduk berhadapan. Situasi yang mencerminkan aktifitas fisik seperti ini bukan ciri berlangsungnya PAKEM yang sebenarnya, karena aktif secara mental (mentally active) lebih berarti daripada aktif secara fisik (phisically active). Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif secara mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, seperti: takut ditertawakan, takut disepelekan, dan takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang muncul dari temannya maupun dari guru itu sendiri. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan prinsip PAKEM. 10. Perlunya Sosialisasi PAKEM kepada seluruh dewan guru Sebagai sebuah profesi yang professional, maka semua tindakan yang dilakukan guru harus didasarkan pada kerangka teori dan kerangka pikir yang jelas. Demikian juga dengan pilihan untuk memilih dan memanfaatkan pendekatan PAKEM, harus didasari pada suatu rasional mengapa kita memilih dan menggunakan pendekatan tersebut. Berkenaan dengan hal ini perlu dikemukakan sejumlah alasan dan dasar teoritik sekaligus landasan filosofis dikembangkannya pendekatan PAKEM. Salah satu yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah dengan melakukan sosialisasi dengan seluruh para guru agar lebih maksimal dengan baik den lebih menyenangkan kepaada seluruh siswa dan para guru setiap mengajar harus lebih menyenangkan dalam pembelajaran. 4.2.2 Kendala yang mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan PAKEM pada pembelajaran PKn di SDN 01 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. 1. Guru dalam mengajar belum melaksanakan Model PAKEM Dalam pelaksanaan pembelajaran model PAKEM dapat menggunakan suatu pendekatan ataupun berbagai model pembelajaran seperti yang sudah disinggung diatas. Masing-masing pendekatan pembelajaran mempunyai karakteristik yang berbeda, namun prinsipnya menjadikan siswa kompeten
terhadap materi pokok yang dipelajari dalam melaksanakan pembelajaran PKn belum sesuai yang diharapkan seperti hasil wawancara yang ditemuakan menyatakan ahwa Dalam proses pengajaran guru PKn belum menggunakan dalam proses belajar-mengajar dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang efektif akan tetapi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan hanya menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja dan belum melibatkan keaktifan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran yang baik. Sasaran dalam PAKEM adalah guru, siswa dan orang tua siswa/lingkungan. Dimana guru dalam mengajar dapat menciptakan kondisi ruangan, saat pembelajaran, dan lingkungan pembelajaran yang menjadikan siswa aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Siswa dapat terkondisikan oleh ciptaan/perencanaan guru bahkan sekolah yang efektif yang menjadikan siswa merasa aman, betah, senang, terlindungi, terlayani, tidak tertekan, merasa di manusiakan, yang intinya siswa dapat melakukan kegiatan di sekolah baik jam efektif maupun jam ekstrakurikuler dalam keadaan PAKEM. Di samping itu peran orang tua siswa dan lingkungan belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pembelajaran maka dalam hal ini orang tua siswa dan lingkungan terlibat menciptakan kondisi belajar siswa yang PAKEM tersebut Darsono, 2008:78). Hal ini senada seperti yang dikemukakan oleh salah seorang guru mengemukakan bahwa Guru dalam mengajar pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan terbangun sendiri dalam model pembelajaran PAKEM dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar tetapi Guru yang mengajar PKn dalam merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif belum terpenuhi sesuai yang diharapkan agar proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meningkat diperlukan situasi, cara dan peran guru dalam pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif dalam mengarkan suatu model dengan PAKEM yang baik agar hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan baik akan tetapi penggunaan model pakem belum digunakan dengan baik. 2. Pembelajaran belum menyenangkan utamanya bagi Siswa Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) akan tetapi guru PKn melaksanakan kondisi belajar yang menunjang berbagai kegiatan belajar mengajar belum digunakan dengan maksilamal hal ini Seperti yang hasil wawancara yang didapatkan menyatakan bahwa Pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum sesuai yang diharapkan oelh siswa dalam hal ini adalah kondisi yang menyenangkan dan harusnya guru harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar. Kita ketahui bahwa guru merupakan salah satu peran utama dalam pembelajaran yang harus menyediakan fasilitas belajar untuk mendukung proses pembelajaran tidak akan mampu mencapai keberhasilan pembelajaran yang optimal tanpa peran serta guru. Dalam hal ini diperlukan suatu pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang menyenangkan akan tetapi selama ini siswa cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan karena pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. PAKEM menurut Wardani (2010, 93) adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. PAKEM diterapkan karena dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik (Sutikno, 2008:78). Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Aktif Krearif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) merupakan pendekatan belajar mengajar yang tepat digunakan pada pembelajaran PKn di SDN 01 Wonosari Kecamatan Wonosari karena model ini dapat melibatkan beberapa mata pelajaran memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dalam pembelajaran PKn siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Pelaksanaan PAKEM pada pembelajaran PKn di SDN 01 Wonosari Kecamatan Wonosari dapat diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran seperti membuat formasi bangku siswa lebih bernuansa lingkaran yang memungkinkan siswa dapat berinterkasi dengan teman untuk membahas mata pelajaran. Selain itu, ruangan kelas juga sudah dilengkapi dengan berbagai alat peraga. Tapi disisi lain menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan yang lebih menyenangkan. Terdapat beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan PAKEM pada pembelajaran PKn di SDN 01 Wonosari Kecamatan Wonosari. Antara lain (1) guru telah Memahami sifat yang dimiliki anak yaitu dengan cara mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan masalah dan untuk mengungkapkan gagasannya, serta melibatkan mereka dalam lingkungan sekolahnya. (2) guru telah Mengenal karakteristik anak secara individual ini dapat dilihat dari beragamnya pendekatan pembelajaran yang diberikan (3) Pengorganisasian belajar sesuai dengan perilaku anak juga sudah baik dengan membagi dalam beberap kelompok belajar. Akan tetapi terdapat beberapa hal yang perlu tingkatkan seperti (3) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalahmmasih kurang, Kebanyak siswa masih pasif pada saat diberikan pertanyaan atau jawabannya sangat singkat. (4) kurangnya pengembangan ruang kelas belajar yang menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, M. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Elaine B. Johnson, 2007, Contextual Teaching and Learning (Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakana), Bandung: MLC.
Fattah, Nanang. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. H. Khaeruddin dan Mahfud Junaedi, 2007, Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (Konsep dan Implementasinya di Madrasah), Jogjakarta: Nuansa Aksara. Hariyono, Paulus, 2008, Mendongkrak Kualitas Pendidikan, Semarang: Mutiara Wacana. Mulyasa, E, 2006, Kurikulum Yang Sempurna (Pengembangan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar), Bandung: Rosdakarya. .....................2011, Model Pembelajaran PAKEM. Bandung: Rosdakarya. Moleong, Lexy, 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung; Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur, 2007, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara. Nasution, S, 2006, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Rusman, 2012, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali PERS
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Sidi, Indra Djati. 2007. Ketentuan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta Dikdasmen Sugiyono. 2011. Metode penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sutikno, M. Sobary (2008), Model Pembelajaran Interaksi Sosial Pembelajaran Efektif dan Retorika. Mataram : Nusa Tenggara Pratama Press Zein, Sulaiman, Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, http://id.wortpress.com/tag/pendidikan, diakses 25 Maret 2013.
Wardani, Igak. 2010. Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud. Depdiknas. 2005. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Pengembangan Model Pembelajaran yang Efektif, http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-model pembelajaranterpadu. htm, diakses 25 Maret 2013.