Efektivitas Media “Pizza Karier” dalam Pemberian Layanan Informasi Karier Siti Anisa1 dan Mochamad Nursalim2
Abstrak : Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan dalam layanan informasi karier. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemanfaatan media Bimbingan dan Konseling. Media “Pizza Karier” dipilih sebagai salah satu upaya perbaikan atas masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan keefektifan penggunaan media “Pizza Karier” dalam pemberian layanan informasi karier dan (2) mendeskripsikan peningkatan pemahaman materi layanan informasi karier siswa dengan menggunakan media “Pizza Karier”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Bimbingan dan Konseling yang dilakukan sebanyak dua siklus, karena penelitian ini berusaha untuk melakukan perbaikan terhadap pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling, khususnya dalam layanan informasi karier dengan fokus pengembangan media. Berdasarkan analisis data diperoleh simpulan bahwa media “Pizza Karier” efektif digunakan dalam pemberian layanan informasi karier. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pemahaman materi siswa. Pada siklus I rata-rata Skor Pemahaman siswa sebesar 62,8, dan meningkat menjadi 80,5 pada siklus II. Kata kunci : Media, Pizza Karie, Informasi, Karier
1 2
Dosen Luar Biasa Pada Prodi BK FIP Unesa Staf Pengajar di Prodi BK FIP Unesa
terdiri atas empat subkompetensi, yaitu 1)
Pendahuluan Sebagai konselor dan untuk menjadi
memahami konsep dasar, landasan, azas,
konselor profesional, kita dituntut untuk
fungsi, tujuan, dan prinsip bimbingan dan
memiliki dan memenuhi kompetensi inti
konseling,
seorang konselor, seperti yang tercantum
garapan
dalam
menguasai
Standar
Kompetensi
Konselor
2)
memahami
bimbingan
bidang-bidang
dan
konseling,
pendekatan-pendekatan
3) dan
Indonesia yang dikeluarkan oleh Asosiasi
teknik-teknik bimbingan dan konseling, 4)
Bimbingan
mampu menggunakan dan mengembangkan
dan
Konselong
Indonesia
(ABKIN).
media bimbingan dan konseling.
Standar kompetensi konselor terdiri atas
Ketidakmampuan
konselor
tujuh kompetensi. Ketujuh kompetensi inti
melaksanakan
tersebut adalah : 1)Menguasai konsep dan
tersebut dapat berdampak pada hasil kinerja
praksis pendidikan, 2) Memiliki kesadaran
konselor. Fenomena ini tergambar pada tim
dan
3)
konselor SMP Negeri 21 Surabaya. Konselor
dan
SMP Negeri 21 Surabaya mengakui kurang
perkembangan individu, 4) Menguasai konsep
mampu melaksanakan salah satu kompetensi
dan praksis assessment, 5) Menguasai konsep
ke-lima ini, khususnya pada subkompetensi 4)
dan praksis bimbingan dan konseling, 6)
“Mampu menggunakan dan mengembangkan
Memiliki kemampuan mengelola program
media bimbingan dan konseling”. Indikator
bimbingan dan konseling, dan 7) Menguasai
untuk subkompetensi ini adalah a) mengenali
konsep dan praksis riset dalam bimbingan dan
berbagai
konseling (ABKIN, 2005:14-21).
konseling, b) mengembangkan alat media
komitmen
Menguasai
etika
konsep
professional, perilaku
Standar kompetensi yang telah ada
kompetensi-kompetensi
media
bimbingan
dalam
dan
bimbingan
konseling,
diharapkan dapat menjamin kualitas profesi
menggunakan
media
konselor dalam melaksanakan kinerjanya di
bimbingan dan konseling.
dan
dalam
dan
c)
layanan
berbagai lahan praktiknya. Namun sayangnya,
Konselor di SMP Negeri 21 Surabaya
tidak semua kompetensi inti tersebut dipenuhi
mengakui dampak dari kelemahan kinerja tim
dan bisa dikuasai oleh para konselor yang ada
ini.
di sekolah-sekolah.
kurangnya penggunaan media Bimbingan dan
Dampak
nyata
yang
terlihat
dari
Salah satu kompetensi yang secara
Konseling ini yaitu rendahnya pemahaman
nyata terlihat dituntut ada dalam pelaksanaan
materi Bimbingan dan Konseling oleh siswa.
kinerja para konselor di sekolah adalah
Padahal, informasi atau materi yang diberikan
kompetensi
berbunyi
oleh para konselor melalui layanan-layanana
“Menguasai konsep dan praksis Bimbingan
Bimbingan dan Konselor adalah merupakan
dan Konseling”. Kompetensi ke-lima ini
bekal yang sangat berguna bagi siswa dalam
ke-lima
yang
menjalani
kehidupan
di
masa
lalunya,
Media “Pizza Karier” Media “Pizza Karier” merupakan media
sekarang dan masa depan. Media (medium) itu sendiri dalam dunia
berbentuk tiga dimensi yang merupakan
pendidikan lebih dikenal sebagai alat bantu
media obyek tiruan atau model dari benda
mengajar guru. Dengan menggunakan media,
sebenarnya
bahan
permukaan luar saja dan membuang bagian-
ajar/materi
disampaikan
pembelajaran
lebih
dapat
dipahami
yang dan
bagian
dan
yang
memperlihatkan
membingungkan
bagian
gagasan-
dimengerti oleh siswa daripada sekedar
gagasan utamanya dari bentuk, warna, dan
ungkapan verbalis guru di depan kelas.
susunannya.
Belajar dengan menggunakan banyak
Media “Pizza Karier” ini diadaptasi dari
indera akan memberikan banyak manfaat bagi
bentuk asli pizza (makanan kas Itali) yang
siswa. Penelitian ini menjadi salah satu alasan
dapat dipotong menjadi beberapa bagian.
penggunaan media dalam proses belajar
Potongan-potongan inilah yang menginspirasi
mengajar,
menggunakan
peneliti untuk mendesain pizza sebagai media
media, siswa akan banyak melibatkan indera
Bimbingan dan Konseling dalam pemberian
(penglihatan, pendengaran, peraba, perasa,
layanan informasi karier. Potongan-potongan
penciuman)
tersebut dimodifikasi untuk dapat dikemas
karena
dengan
yang
pada
akhirnya
meningkatkan prestasi belajar. Berdasarkan
paparan
dan disajikan dalam bentuk rentetan tugas permasalahan
dari potongan satu ke potongan berikutnya,
yang terjadi di SMP Negeri 21 Surabaya
hingga semua potogan dapat diambil dan
maka dilakukan penelitian yang berfokus
dibuka kertas tugas yang ada di dalamnya
pada
untuk kemudian tugas tersebut dilaksanakan
pengembangan
media
untuk
meningkatkan pemahaman materi Bimbingan dan Konseling oleh siswa melalui penggunaan
oleh siswa dalam kelompok bimbingan. Media “Pizza Karier” ini terbuat dari
media BK, dalam hal ini adalah media “Pizza
bahan
Karier” dalam pemberian layanan informasi
lingkaran dengan cekungan di bagian tengah
karier pada siswa kelas VIII-F di SMP Negari
sebanyak 6 (enam) cekungan. Cekungan ini
21 Surabaya.
berfungsi untuk meletakkan kertas tugas dan
dasar
steroform,
yang
dibentuk
Dari latar belakang di atas, rumusan
kemudian ditutup dengan potongan pizza.
masalah penelitian ini dapat dirumuskan
Pada pinggiran piring (tempat meletakkan
sebagai berikut : “Apakah penggunaan media
pizza) terdapat nomor yang difungsikan untuk
Pizza Karier dapat meningkatkan pemahaman
mempermudah membuka rentetan perintah
materi layanan informasi karier pada siswa
saat digunakan dalam proses pemberian
kelas VIII-F SMP Negeri 21 Surabaya?”
layanan informasi karier. Penomoran ini
sebagai tanda potongan pizza keberapa yang
pertanyaan. Tugas kalian adalah menjawab
akan dibuka.
pertanyaan yang telah dipilih tersebut! Diskusikan dengan kelompokmu ya untuk
Gambar Profil Media “Pizza Karier”
menjawabnya! Waktu kalian 10 menit. Next, buka potongan pizza ke-2. d. Tugas IV, Kumpulkan jawaban kalian ke depan
kelas.
Pilih
satu
perwakilan
kelompok untuk membawa jawaban ke depan
dan
kelompok Prosedur
Penggunaan
Media
“Pizza
Karier”
membacakannya. yang
mendapatkan
paling
bingkisan.
Jawaban
benar
akan
Setelah
ini,
potongan pizza No. 5.
Media “Pizza Karier” ini terbagi atas 6
e. Tugas V, Setelah Tanya jawab, capek ya?
(enam) potongan pizza, dimana masing-
Upss! Jangan menyerah dulu! Kerjakan
masing potongan mengandung perintah atau
soal-soal yang berikut ini1 Tiap anggota
tugas yang berbeda-beda. Tugas tersebut
tim wajib menjawab tiga pertanyaan ini ya,
tertulis pada selembar kertas dan ditancapkan
di selembar kertas!
di dalam cekungan masing-masing potongan
1) Apa yang telah kamu lakukan selama
pizza. Berikut ini tugas yang terkandung pada tiap potongan pizza :
pelaksanaan bimbingan karier ini? 2) Apa yang kamu peroleh dari bimbingan
a. Tugas I, Hai…;) Siap belajar? Let’s!!
karier ini?
Pelajarilah materi layanan informasi karier
3) Bagaimana
yang ada dalam Modul Bimbingan Karier.
pemberian
Kerjasama dengan tim ya?? Next step..
dikemas seperti ini? Berikutnya buka
Buka potongan Pizza No. 6
potongan pizza 3.
b. Tugas
II,
Sudah
dibaca
apa
belum
modulnya? Kalau belum, dibaca dulu
f. Tugas
perasaanmu layanan
VI,
dengan
informasi
Terakhir!
yang
Kumpulkan
jawabanmu ke depan kelas! Hurry Up!
dech! Setelah itu, buatlah pertanyaan
Tugas-tugas
yang
terdapat
dalam
tentang apa saja yang belum kalian
potongan pizza diletakkan secara acak, tidak
mengerti tentang kepribadian! Buatlah
urut berdasarkan pada penomoran potongan
pertanyaan 5 saja! Tidak banyak kan?
pizza yang sama dengan nomor tugas.
Lanjut! Potonga pizza ke-4!
Misalnya tugas II diletakkan pada potongan
c. Tugas III, Kumpulkan pertanyaan yang
pizza
ke-6.
Hal
ini
dilakukan
untuk
telah kamu buat ke depan kelas. Nanti,
mengemas penyajian media “Pizza Karier”
guru akan menyeleksi dan memilih satu
dalam bentuk permainan
yang menarik
dengan cara membuka potongan pizza secara
Pertanyaan
acak dan ini diharapkan membuat siswa
didiskusikan oleh siswa sesuai dengan
penasaran hingga muncul ketertarikan untuk
perintah yang ada pada Tugas III.
mengikuti layanan informasi hingga usai. Berikut
ini
diuraikan
prosedur
yang
dipilih
kemudian
8) Setelah diskusi dilakukan, siswa diarahkan untuk membuka potongan pizza nomor 2,
penggunaan media “Pizza Karier” dalam
yang
pemberian layanan informasi karier :
mengumpulkan dan membacakan jawaban
1) Siswa
di
dikondisikan
dalam
kelompok
berisikan
depan
kelas
Tugas
oleh
IV,
yaitu
masing-masing
bimbingan dan menerima satu buah media
perwakilan. Kelompok bimbingan dapat
“Pizza Karier”,
menanyakan atau mengomentari jawaban
2) Setelah
mendapatkan
Karier”,
guru
permainan
media
“Pizza
dari kelompok bimbingan yang lain. Ini
memberikan
aturan
akan menciptakan suasana diskusi yang
“Pizza
aktif
penggunaan
media
Karier”,
melatih
siswa
untuk
mengungkapkan pendapat dan menghargai
3) Setelah semua siswa mengerti dan siap, maka
dan
guru
dengan
9) Setelah presentasi dan diskusi dilakukan,
membuka
siswa membuka potongan pizza nomor 5,
potongan pizza nomor 1 yang berisikan
yang berisi Tugas V, yakni menjawab 3
Tugas I, yaitu mempelajari materi di dalam
pertanyaan secara individu.
mengarahkan
bisa
memulai
siswa
untuk
pendapat teman.
modul,
10)
Dan terakhir membuka potongan pizza
4) Setelah melaksanakan tugas I, siswa harus
nomor 3 yang berisi Tugas VI, yaitu
membuka potongan pizza nomor 6 sesuai
mengumpulkan tugas individu ke depan
yang tertulis pada kertas Tugas I,
kelas.
5) Pada potongan pizza nomor 6 terdapat Tugas II, yaitu siswa membuat pertanyaan
Pemberian Layanan Informasi Karier
seputar materi kepribadian yang telah dipelajari.
Untuk mendapatkan simpulan tentang pengertian
pemberian
layanan
informasi
6) Perintah selanjutnya adalah membuka
karier, berikut ini akan diuraikan terlebih
potongan pizza nomor 4, berisi Tugas III,
dahulu pengertian dari pemberian, layanan
yaitu pengumpulan pertanyaan yang telah
informasi, karier, dan informasi karier.
dibuat, 7) Setelah daftar pertanyaan dikumpulkan di
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2007:140) menyebutkan pengertian
depan kelas, sesuai dengan isi tugas maka
kata
guru memilih satu pertanyaan yang akan
diberikan; sesuatu yang didapat dari orang
didiskusikan oleh kelompok bimbingan.
pemberian
adalah
“Sesuatu
yang
lain; proses, cara, perbuatan memberi atau
disimpulkan
memberikan”.
informasi karier merupakan pemberian salah
Nurihsan
pemberian
layanan
memberikan
satu layanan Bimbingan dan Konseling yaitu
merupakan
layanan informasi yang diberikan kepada
layanan memberi informasi yang dibutuhkan
siswa untuk membantu siswa mendapat
oleh individu”. Menurut Hariastuti (2008:29)
pengetahuan tentang dirinya sendiri dan dunia
“Layanan informasi, yaitu layanan yang
kerja yang ada sehingga siswa mampu
bertujuan untuk membekali seseorang dengan
menentukan keputusan yang tepat untuk
berbagai
karier masa depannya.
definisi
(2006:19)
bahwa
“Layanan
informasi
pengetahuan
dan
pemahaman
tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal
diri,
merencanakan
dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat” Hornby (dalam Walgito, 2005:194) menyatakan pekerjaan
“karier profesi”.
adalah
merupakan
Sedangkan
Winkel
(2006:623) menyatakan “…. career lebih menekankan
aspek
bahwa
seseorang
memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan
serta
seluruh
Pemaham an Diri
1. 2.
(Kepriba dian) Pemahaman arah kecenderungan karier disesuaikan dengan Kepribadian
(Pemberian Layanan Informasi Karier Standar Kompetensi : “Mengenal dan memahami ciri Media “Pizza Karier” Penggunaan kepribadian serta arah kecenderung an karier yang sesuai dengan kepribadian siswa.)
3.
4.
Siswa memahami jenis dan ciri kepribadian Siswa memahami karakteristik lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian Siswa mengetahui dan memahami arah kecenderungan karier sesuai dengan kepribadian Siswa mampu merencanakan pilihan karier.
(Teori Kepribadian Holland)
Media “Pizza Karier” dalam penelitian
gaya
divalidasi oleh dua ahli, yaitu ahli media yang
hidupnya (life style), tanpa mengesampingkan
diwakili oleh Dr. Muastaji, dan ahli materi
kedua aspek lain yang disebutkan di atas”
oleh Drs. Moch. Nursalim, M.Si.
Sukardi
mewarnai
Hasil :
Kurangnya pemahaman siswa tentang materi layanan informasi karier
(1994:113)
menyatakan
Berdasarkan
analisis
instrument
validasi
“Informasi karier adalah salah satu alat yang
terhadap dua komponen yaitu (1) Tampilan
dipergunakan
siswa
dan Kemasan Media dan (2) Komponen
memahami dirinya sendiri, dunia kerja pada
Penyajian Media, ahli media memberikan
umumnya, serta aspek-aspek dunia kerja pada
penilaian sebesar 87,5% untuk komponen
khususnya”.
(1988:73)
pertama dan 81,3% untuk komponen kedua.
menyatakan bahwa informasi karier adalah
Sedangkan ahli materi member penilaian
informasi yang digunakan untuk mengetahui
sebesar 85% untuk komponen Kompetensi
masalah karier.
dan Isi Materi dan 92,8% untuk komponen
untuk
Menurut
membantu
Sutikno
Dari pengertian pemberian, layanan
Tampilan dan Penyajian Media.Berdasarkan
informasi karier, dan informasi karier yang
hasil validasi dua ahli tersebut, maka media
disebutkan
sebelumnya,
maka
dapat
“Pizza
Karier”
dinyatakan
layak
untuk
diterapkan di lapangan.
di lapangan atau sekolah. Sedangkan untuk dapat melaksanakan PTBK ini diperlukan adanya sebuah masalah yang muncul dalam praktik-praktik
Metode
keseharian
pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan pendekatan
program Bimbingan dan Konseling oleh guru
penelitian tindakan kelas dalam bidang
BK bersangkutan. Mengingat keterbatasan
Bimbingan dan Konseling (PTBK). Dalam
peneliti sebagai mahasiswa, maka penelitian
melaksanakan penelitian tindakan kelas ini,
ini dilakukan secara kolaboratif dengan
desain
praktisi.
penelitian
tindakan
kelas
yang
Praktisi
menyumbangkan
digunakan adalah desain PTK Model Kemmis
permasalahan yang muncul dalam praktik ke-
& Mc Taggart. Menurut model Kemmis &
BK-an,
Mc Taggart (Susilo, dkk, 2009), pelaksanaan
memberikan
penelitian tindakan mencakup empat langkah.
penelitian untuk pemecahan masalah yang
a) Merumuskan masalah dan merencanakan
dihadapi guru BK melalui penelitian ini.
tindakan. b) Melaksanakan tindakan dan
dan
Dalam
mahasiswa
solusi
membantu
sekaligus
penelitian
ini,
melakukan
keberhasilan
pengamatan/monitoring. c) Merefleksi hasil
pemberian perlakuan ditunjukkan dengan
pengamatan. d) Mengubah/revisi perencanaan
adanya peningkatan skor pemahaman materi
untuk pengembangan selanjutnya.
layanan informasi karier dari siklus I ke siklus II. Skor pemahaman materi layanan informasi
Rencana Tindakan
karier diperoleh melalui hasil pengolahan tes Refleksi
essai yang diberikan satu kali dalam satu
Observasi
siklus. Pelaksanaan Tindakan
Berkenaan dengan skor pemahaman Rencana Tindakan (Revisi) Refleksi
materi layanan informasi karier, Bimbingan dan Konseling yang ada di sekolah belum memiliki
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM) layaknya KKM yang dimiliki oleh setiap mata pelajaran. Oleh sebab itu, maka
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
skor pemahamam materi dalam PTBK ini
Bimbingan dan Konseling ini dilakukan
mengadopsi KKM Idela yaitu menggunakan
secara kolaboratif antara praktisi (guru BK)
KKM 75%.
dan mahasiswa (sebagai peneliti). Hal ini dilakukan karena peneliti belum memiliki pengalaman praksis dalam melaksanakan program-program Bimbingan dan Konseling
Hasil
Berikut ini gambaran hasil penelitian
BK SMP Negeri 21 Surabaya memahami
yang terbagi menjadi keadaan sebelum,
pelaksanaan PTBK hanya berupa teori.
selama dan sesudah perlakuan diberikan.
Dalam pelaksaannya, guru BK masih
Pra Penelitian
melakukan
a. Metode penyampaian layanan informasi
dipahaminya tersebut.
PTBK
sekedar
apa
yang
karier : Monoton, klasikal dengan cara :
Siklus I
Ceramah, Tanya jawab, dan Pemberian
a. Metode penyampaian layanan informasi
tugas (Melapendis).
karier : terburu-buru, bahasa penyampaian
b. Minat siswa dalam mengikuti pemberian
materi masih terlalu tinggi dan sulit
layanan informasi karier : Enggan, tidak
dipahami oleh siswa usia SMP. Namun
tertarik,
tampilan
meremehkan,
sibuk
dengan
slide
powerpoint,
dan
kegiatan sendiri saat pemberian layanan
penggunaan media “Pizza Karier” yang
informasi berlangsung, rame dan berbicara
dikemas
sendiri.
membuat siswa tertarik mengikuti layanan
c. Pemahaman materi layanan informasi
dalam
bentuk
permainan
informasi karier hingga tuntas.
karier : Belum teridentifikasi. Hal ini
b. Minat siswa dalam mengikuti pemberian
dikarenakan pada penelitian pendahuluan
layanan informasi karier : masih belum
tidak dilakukan pre test untuk mengetahui
aktif partisipatif, cenderung pasif dan
tingkat pemahaman materi karier oleh
belum
siswa.
hasil
disampaikan. Siswa tertarik namun masih
wawancara dengan guru BK bersangkutan,
malu untuk terlibat lebih dalam dalam
siswa SMP Negeri 21 Surabaya masih
pemberian layanan, misalnya bertanya dan
meremehkan materi maupun pelaksanaan
mengungkapkan pendapat.
Namun
berdasarkan
mengeksplorasi
materi
yang
layanan-layanan BK, dengan alasan BK
c. Pemahaman materi layanan informasi
tidak termasuk mata pelajaran dalam
karier : Hasil skor pemahaman siswa pada
pelaksanaan UNAS.
siklus I masih kurang memuaskan, dengan
d. Kualitas profesi Bimbingan dan Konseling di
sekolah
layanan
d. Kualitas profesi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling di sekolah
di sekolah : Dengan pelaksanaan penelitian
dilakukan apa adanya, dengan upaya
ini,
peningkatan kualitas layanan yang masih
menyumbangkan
dilakukan sekadarnya.
semangat kepada para konselor sekolah
e. Pemahaman
:
Pelaksanaan
rata-rata kelas 62,8.
terhadap
teori
dan
untuk
sedikit
banyak ide,
meningkatkan
membantu inspirasi
kualitas
dan
kinerja
pelaksanaan teknis Penelitian Tindakan
Bimbingan dan Konseling semaksimal
Kelas Bimbingan dan Konseling : Guru
mungkin.
e. Pemahaman
terhadap
dan
lainnya yang mengikuti jalannya penelitian
pelaksanaan teknis Penelitian Tindakan
dalam kelas, dan meminta modul untuk
Kelas
diterapkan di kelas lainnya.
Bimbingan
teori
dan
Konseling
:
Pelaksanaan PTBK di siklus I memberi
e. Pemahaman
terhadap
teori
dan
pemahaman awal tentang setengah dari
pelaksanaan teknis Penelitian Tindakan
jalannya PTBK. Hal ini membuat guru BK
Kelas Bimbingan dan Konseling : guru BK
mendapatkan gambaran pelaksanaan teknis
mendapatkan gambaran nyata pelaksanaan
PTBK,
teknis PTBK, secara jelas dari penelitian
secara
pendahuluan,
jelas dan
dari
penelitian
setengah
proses
penelitian.
pendahuluan,
proses
hingga
hasil
penelitian yang diperoleh.
Siklus II
Pasca Penelitian
a. Metode penyampaian layanan informasi
a. Metode penyampaian layanan informasi
karier : menggunakan bahasa yang lebih
karier : Guru BK terinspirasi untuk
mudah dan sederhana, peneliti tidak lagi
menggunakan media dan slide powerpoint.
mendominasi siswa
pelaksanaan
dilibatkan
aktif,
layananan, dengan
cara
b. Minat siswa dalam mengikuti pemberian layanan
informasi
membaca slide dan di ajk berdiskusi/Tanya
menginginkan
jawab.
layanan
b. Minat siswa dalam mengikuti pemberian layanan informasi karier : Antusias,
karier
pelaksanaan
informasi
menggunakan
:
pemberian
karier
media
Siswa
dengan
dan
cara
penyampaian yang menarik.
tertarik dan mengikuti pemberian layanan
c. Pemahaman materi layanan informasi
informasi karier hingga tuntas. Siswa juga
karier : Siswa telah menyadari pentingnya
telah
mengungkapkan
materi atau informasi yang diberikan
pendapat dan menjawab pertanyaan, baik
melalui layanan-layanan Bimbingan dan
dari guru maupun dari teman.
Konseling.
berani
untuk
c. Pemahaman materi layanan informasi
d. Kualitas profesi Bimbingan dan Konseling
karier : Hasil skor pemahaman siswa pada
di sekolah : Para konselor di SMP Negeri
siklus II meningkat, dengan rata-rata kelas
21
menjadi 80,5.
peningkatkan
d. Kualitas profesi Bimbingan dan Konseling
Surabaya
profesionalitas
semakin kualitas
melakukan kinerja
individual,
dan dengan
di sekolah : Guru BK di SMP Negeri 21
melakukan perubahan dalam pemberian
ingin
penyampaian
layanan BK, mengikuti seminar-seminar
layanan informasi yang sama dengan yang
bertaraf nasional dan banyak share dengan
dilakukan
konselor lainnya.
menerapkan
oleh
pola
peneliti.
Hal
ini
ditunjukkan pada siklus II, ada 2 guru BK
e. Pemahaman
terhadap
teori
dan
Berdasarkan
hasil
temuan
yang
pelaksanaan teknis Penelitian Tindakan
diperoleh selama berapa di lapangan, berikut
Kelas
ini saran yang disampaikan untuk beberapa
Bimbingan
Referensi
yang
pelaksanaan
dan
Konseling
diperoleh
PTBK
melalui
komponen berikut :
mahasiswa
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
merupakan langkah perkembangan bagi
yang telah dilaksanakan masih memerlukan
pemahaman
guru
melaksanakan
oleh
:
BK
PTBK
untuk
dapat
banyak perbaikan. Perbaikan ini meliputi
tidak
hanya
perencanaan layanan yang lebih matang,
berdasarkan pada pemahaman sendiri,
inovasi-inovasi
tetapi menyaksikn langsung bagaimana
mengemas pelaksanaan layanan agar lebih
tahapan-tahapan yang harus dilakukan
menarik
dalam proses penelitian.
pengembangan kualitas profesional ke-BK-an
untuk
terbaru
untuk
diikuti
dapat
siswa,
serta
bagi guru BK itu sendiri. Siswa yang mengikuti layanan-layanan
Simpulan Berdasarkan
hasil
pengamatan
dan
BK, khususnya dalam pemberian layanan
analisis data penelitian, dapat disimpulkan
informasi
karier
ini,
bahwa pada pengujian efektivitas media
semakin mengembangkan pengetahuan yang
“Pizza Karier” dalam pemberian layanan
diperoleh
informasi karier pada siswa kelas VIII-F SMP
pemahaman dirinya. Usia kelas VIII pada
Negeri 21 Surabaya Tahun Ajaran 2010/2011
sekolah lanjutan tingkat pertama merupakan
ini diperoleh hasil sebagai berikut :
masa dimana siswa dituntut untuk dapat
untuk
diharapkan
lebih
dapat
mengeksplorasi
Skor pemahaman siswa di siklus I
mengerti dan memahami informasi diri, untuk
memiliki rata-rata 62,8 dan meningkat sebesar
kemudian bisa merencanakan pilihan karier
22% menjadi 80,5 pada siklus II. Kriteria
yang tepat dan sesuai dengan informasi diri
Ketuntasan Mininal (KKM) dalam pemberian
yang telah dihimpun. Tidak hanya dalam
layanan informasi karier ini adalah 75%. Jadi,
pemberian
rata-rata skor pemahaman materi karier yang
diharapkan mengerti posisi Bimbingan dan
diperoleh siswa, yaitu sebesar 80,5%, lebih
Konsling yang ada di sekolah, sehingga dapat
besar dari KKM, yaitu 75% (80,5>75). Hal ini
memanfaatkan dengan penuh kesadaran untuk
menunjukkan keberhasilan penelitian. Jadi
membantu pengembangan potensinya dan
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
tidak lagi menganggap BK tidak penting.
“Pizza Karier” efektif dalam pemberian
layanan
Peningkatan
karier
kulitas
ini,
siswa
pelayanan
layanan informasi karier pada siswa kelas
Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak
VIII-F smp Negeri 21 Surabaya.
terlepas dari dukungan penuh dari komponen
Saran
sekolah lainnya. Guru bidang studi, supervisi
dan administrasi sekolah diharapkan sadar bahwa Bimbingan dan Konseling di sekolah sangatlah penting dan keberadaannya akan banyak
memberi
sumbangsih
bagi
perkembangan siswa dan kualitas pendidikan di sekolah itu sendiri. Dengan pemahaman ini, diharapkan sekolah memberi dukungan terhadap upaya-upaya yang telah dilakuakn oleh
para
professional
BK
untuk
mengembangkan diri dan pelayanan kepada sekolah, khususnya siswa, misalnya dengan penggunaan media “Pizza Karier” ini dalam pemberian
layanan
informasi
karier
di
sekolah. Bagi pengembangan profesional dan peningkatkan kualitas layanan Bimbingan dan Konseling, kiranya perlu ada pengembangan media yang lain, yang lebih inovatif dan kreatif dan memberi banyak manfaat bagi siswa, guru BK, sekolah, khusunya bagi
Agung. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : JPPB FIP Unesa. Hariastuti, Retno Tri . 2008. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Surabaya : Unipress. Juliantara, Ketut. 2009. Media Pembelajaran : Arti, Posisi, Fungsi, Klasifikasi, dan Karakteristiknya (online) (http://edukasi.kompasiana.com/2009/1 2/18/media-pembelajaran-arti-posisifungsi-klasifikasi-dankarakteristiknya/), di akses pada tanggal 26 Desember 2010. Khaeruddin & Junaedi, Mahfud. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP : Konsep dan Implementasi di Madrasah. Jogjakarta : Nuansa Aksara. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. RjaGrafindo Persada. Laksmiwati, dkk. 2002. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Surabaya : Unipress. Muslich, Mansur. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research). Jakarta : Bumi Aksara. Nurihsan, Achmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Refika Aditama.
peningkatan kuliatas layanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah.
Diharapkan juga
kelemahan yang ada dalam penelitian ini disempurnakan sehingga menjadikan kualitas penelitian lebih baik.
Daftar Pustaka Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Badri, Sri Suwarni. 1994. Modul Dasar Bimbingan Karier II. Surabaya : Unipers. Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Fitri,Y.P. 2009. Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Karier Terhadap Ketepatan Pengambilan Keputusan Program Studi Siswa Kelas X SMA I Gondang Tulung
Nursalim, Mochamad & Mustadji. 2010. Media Bimbingan Dan Konseling. Surabaya : Unipers. Pengurus Besar ABKIN. 2005. Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Jakarta. Prayitno. 1998. Buku III : Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMU. Jakarta : Proyek Peningkatan Mutu SMU. Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Rahayu, Lulu Titik. 2008. Penggunaan Media Gambar Dalam Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Layanan Informasi Karier Pada Siswa Kelas X-8 SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : JPPB FIP Unesa.
Setyosari, Punaji & Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang : Elang Mas. Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGarfindo Persada. Sudjana, Nana & Rivai, Ahmad. 2007. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karier Di Sekolah-Sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia. Susanti, Wenny A.P. 2007. Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Karier Terhadap Ketepatan Pemilihan Program Jurusan Pada Siswa Kelas X.1 di SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : JPPB FIP Unesa. Susilo, Herawati dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas : Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru Dan Calon Guru. Malang : Bayumedia Publishing. Sutikno, Agus. 1988. Bimbingan Karir. Jakarta : PT. Intan Pariwara. Sadiman, dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Tim. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya : Unesa University Pers. Tim penyusun. 2009. Modul Bimbingan dan Konseling Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Kuota 2009. Surabaya : Unipress. Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi offset. Winkel, W.S & Sri Hastuti. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi. Wiriatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.