EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI KEGIATAN PROGRAM POSDAYA DI DESA BINAAN IPB
ERNA ERNAWATI I352080041
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di Desa Binaan IPB adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal dari atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Juli 2011
Erna Ernawati NIM I352080061
ABSTRACT Erna Ernawati. Effectiveness of communication in the socialization of activitities of family empowerment program in IPB guided villages. Under academic supervision of H. MUSA HUBEIS and SUTISNA RIYANTO. One of the programs which is implemented by LPPM IPB is program of Family Empowerment Post (Posdaya). The objectives of this research were 1) Learning the impacts of internal factors of communication effectiveness in socialization of Posdaya program activities, 2) Learning the impact of external factors of communication effectiveness in socialization of Posdaya program activities, 3) Learning the socialization process of Posdaya program activities, 4) Learning the communication effectiveness in socialization of Posdaya program activities, 5) Analyzing the relation between internal and external factors and socialization process of Posdaya program activities, 6) Analyzing the relation between internal and external factors and communication effectiveness in Posdaya program activities, 7) Analyzing the relation between socialization process and communication effectiveness in Posdaya program activities. This research was designed as survey research. Sample collection was conducted with random sampling, and the data were processed with descriptive statistics and analyzed with correlation technique of Tau Kendal. This research results showed among other things that most participants of Posdaya were old aged people, with primary and Junior High School education and had never followed training; the participants were fairly easy to access services in Posdaya program; Posdaya socialization process ocured in fairly efficient manner; and in general, communication in the process of Posdaya socialization process had been effective. Internal and external factors which are related with socialization process in health program were age, formal education and level of cosmopolitan features, whereas those in education program were aspects of formal education and level of cosmopolitan features. In economy program, such factors were aspects of age, formal education, non formal education, business, level of cosmopolitan features and facilities and infrastructure. Internal factors and external factors which are related with communication effectiveness existed only in health program, namely in the aspects of age. Socialization processes which were related with communication effectiveness in health program were communication media, credibility of human resources, and materials and facilities/infrastructure; whereas that in education program was education; and those in economy program were the aspects of method and communication media. Key words : communication effectiveness, socialization, posdaya.
ABSTRACT Erna Ernawati Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di di Desa Binaan IPB bimbingan oleh H. MUSA HUBEIS dan SUTISNA RIYANTO. Salah satu program yang sedang dijalankan oleh LPPM IPB adalah program Pos Pemberdayaan Keluaraga (Posdaya). Tujuan dari penelitian ini adalah: 1)Mengkaji dampak faktor-faktor internal efektifitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya, 2) Mengkaji dampak faktor-faktor eksternal efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya, 3) Mengkaji proses sosialisasi kegiatan program Posdaya, 4) Mengkaji efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya, 5)Menganalisis hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap proses sosialisasi kegiatan program Posdaya, 6) Menganalisis hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap efektivitas komunikasi kegiatan program Posdaya, 7) Menganalisis hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi kegiatan program Posdaya. Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling dan data diolah dengan statistik deskriptif serta dianalisis dengan teknik korelasi Tau Kendal. Hasil penelitian ini adalah peserta Posdaya sebagian besar berusia tua, pendidikan SD-SMP dan tidak pernah mengikuti pelatihan; peserta cukup mudah mengakses pelayanan pada program Posdaya; proses sosialisasi Posdaya berlangsung cukup efisien; komunikasi pada proses sosialisasi Posdaya secara umum sudah efektif; faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan proses sosialisasi pada program kesehatan pada umur, pendidikan formal dan tingkat kosmopolitan, pada program pendidikan aspek pendidikan formal dan tingkat kosmopolitan, adapun pada program ekonomi aspek umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, usaha,
tingkat
kosmopolitan dan sarana prasarana; faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan efektifitas komunikasi hanya pada program kesehatan yaitu pada aspek umur; proses sosialisasi yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi pada program kesehatan yaitu media komunikasi, kredibilitas SDM, materi dan sarana prasarana, metode komunikasi pada program pendidikan, pada program ekonomi pada aspek metode dan media komunikasi.
Kata kunci : effektifitas komunikasi, sosialisasi, posdaya.
RINGKASAN Erna Ernawati Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di di Desa Binaan IPB bimbingan oleh H. MUSA HUBEIS dan SUTISNA RIYANTO. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka memberikan arah dan fokus terhadap program-program pelaksanaan program pengabdian masyarakat, LPPM telah menyusun payung penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program yang sedang dijalankan oleh LPPM IPB adalah program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Salah satu upaya merealisasikan Posdaya kepada masyarakat adalah terjun langsung untuk menyosialisasikan programprogram Posdaya. Efektivitas komunikasi sangat tergantung sampai sejauhmana mendapat dukungan melalui sikap dari masyarakat. Oleh karena itu yang menjadi tujuan penelitian ini adalah (1) Mengkaji dampak faktor-faktor internal efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (2) Mengkaji dampak faktor-faktor eksternal efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (3) Mengkaji proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (4) Mengkaji efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (5) Mengkaji hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, (6) Mengkaji hubungan faktorfaktor internal dan eksternal terhadap efektifitas komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB, serta (7) Mengkaji hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB. Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor dengan data meliputi data primer dan sekunder. Penetapan jumlah responden berdasarkan teknik Slovin yang diikuti dengan penarikan contoh acak sederhana. Data diolah dengan statistik deskriptif dan dianalisis dengan teknik korelasi Tau Kendall. Hasil penelitian menunjukkan umur responden peserta Posdaya Bina Sejahtera sebagian besar berada pada kategori tua, berpendidikan formal rendah, yaitu sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah pertama (SMP). Sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pelatihan sebagai pendidikan non formal. Jenis usaha peserta Posdaya yang dominan adalah ibu rumah tangga (55,9%). Jumlah pendapatan responden secara umum berada pada kategori sedang (Rp. 650.000,00-1.500.000,00). Responden merasa cukup mudah mengakses atau memperoleh pelayanan pada program Posdaya. Proses sosialisasi Posdaya sudah berlangsung cukup efisien, yang ditunjukkan oleh masyarakat. Komunikasi pada proses sosialisasi Posdaya sudah efektif dalam meningkatkan pengetahuan atau pemahaman, serta mengarahkan sikap dan tindakan masyarakat peserta Posdaya. Faktor internal dan eksternal pada program kesehatan berhubungan nyata dengan proses sosialisasi pada umur, pendidikan formal dan tingkat kekosmopolitan; sedangkan pada program pendidikan berhubungan nyata dengan aspek pendidikan formal dan tingkat kekosmopolitan; serta pada program ekonomi aspek umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, usaha, tingkat kekosmopolitan dan sarana prasarana. Faktor internal dan eksternal yang berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi pada program kesehatan terdapat pada aspek umur dan pada dua program lainnya tidak
mengemukakan hubungan berbeda nyata. Aspek sosialisasi yang berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi adalah media komunikasi, kredibilitas sumber daya manusia (SDM), materi dan sarana prasarana pada program kesehatan; aspek metode komunikasi pada program pendidikan; aspek metode dan media komunikasi pada program ekonomi.
©Hak Cipta milik IPB 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip Hak Cipta sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan masalah b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI KEGIATAN PROGRAM POSDAYA DI DESA BINAAN IPB
ERNA ERNAWATI
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis
: Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS
Judul Penelitian Nama NRP Program Studi
: Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di Desa Binaan IPB : Erna Ernawati : I352080041 : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl, Ing, DEA Ketua
Ir. Sutisna Riyanto, MS Anggota
Diketahui
Koordinator Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal ujian : 20 Juni 2011
Tanggal lulus :
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala karunia-Nya sehingga tesis dengan judul Efektivitas Komunikasi dalam Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya di di Desa Binaan IPB dapat terselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir .H. Musa Hubeis, MS, Dipl,Ing,DEA selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Sutisna Riyanto, MS selaku anggota komisi pembimbing atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan tesis ini, serta para penguji Dr. Ir. Amiruddin Saleh dan Dr. Ir. Basita Ginting, MA. Para staf pengajar dan staf administrasi di lingkungan Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pedesaan. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada : 1.
Kedua orangtua, suami, anak-anakku Hanun dan Zildan serta adik-adikku atas semua doa, spirit dan kasih sayangnya.
2.
Rekan-rekan KMP 2008 Ikhsan, Yulia, Neka, Ali, P Nandang, Bu Ati, Bu Dian, Yusron, Restiawan, Rosihan, Yudi, Budi, Camay atas kerjasama dan kekeluargaan selama masa perkuliahan dan penyusunan tesis, rekan-rekan staf pengajar di Diploma IPB terutama Alex, Tiza dan Amel..
3.
Seluruh warga di lingkungan Kelurahan Pasir Mulya RW 02 Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor atas informasi dan bantuannya.
4.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Bogor, Juli 2011
Erna Ernawati
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tasikmalya pada tanggal 21 Januari 1976, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Toto Djuada Said dan E. Sumarni. Lulus SD Negeri Cibalagung II Bogor pada tahun 1982, dan melanjutkan ke SMP Negeri 9 Bogor serta SMA Negeri 5 Tasikmalaya. Pada tahun 1995 melanjutkan ke Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas Peternakan, Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan dan lulus pada tahun 2000. Tahun 2000 mulai menjadi asisten dosen di Diploma Komunikasi Pembangunan Peternakan (KPP) Fapet IPB dan pada tahun 2005 menjadi dosen luar biasa di Jurusan Komunikasi Diploma IPB hingga sekarang.
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK .. ………………………………………………………………...
i
RINGKASAN……………………………………………………………......
ii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iv PRAKATA .. ………………………………………………………………...
v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii PENDAHULUAN........................................................................................... Latar Belakang ......................................................................................... Rumusan Masalah .................................................................................... Tujuan Penelitian ..................................................................................... Kegunaan Penelitian .................................................................................
1 1 3 4 5
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 7 Efektivitas Komunikasi ............................................................................. 7 Pemberdayaan Masyarakat ....................................................................... 14 Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi Efektivitas Komunikasi ............................................................................ 18 KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................... 21 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 21 Hipotesis ................................................................................................. 24 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... Lokasi dan Tempat Penelitian ................................................................... Desain Penelitian ...................................................................................... Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ Data dan Instrumentasi ............................................................................ Definisi Operasional ................................................................................ Validitas dan Reliabilitas ..........................................................................
25 25 25 25 26 26 28
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... Keadaan Geografis Kelurahan Pasir Mulya ............................................. Profil Posdaya Bina Sejahtera .................................................................. Faktor Internal Peserta Posdaya ............................................................... Faktor Eksternal Peserta Posdaya ............................................................. Proses Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya Bina Sejahtera..………… Efektivitas Komunikasi Posdaya Bina Sejahtera ……………………… . Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Individu dengan Proses Sosialisasi Posdaya Bina Sejahtera .......................................................... A. Program Kesehatan .............................................................................
33 33 34 39 43 46 49 52 52
B. Program Pendidikan ............................................................................ C. Program Ekonomi................................................................................. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Individu dengan Efektivitas Komunikasi Posdaya Bina Sejahtera ....................................................... A. Program Kesehatan ............................................................................. B. Program Pendidikan ............................................................................ C. Program Ekonomi................................................................................. Hubungan Proses Sosialisasi dengan Efektivitas Komunikasi Posdaya Bina Sejahtera ............................................................................ A. Program Kesehatan ............................................................................. B. Program Pendidikan ........................................................................... C. Program Ekonomi.................................................................................
54 55 57 57 58 59 59 60 61 62
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 65 Kesimpulan……………. .......................................................................... 65 Saran....... .................................................................................................. 66 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67 LAMPIRAN ................................................................................................... 71
DAFTAR TABEL No
Halaman
1. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan Kelurahan Pasir Mulya 33 2. Jumlah penduduk dan kepala keluarga Rw 02 Kelurahan Pasir Mulya 34 3. Deskripsi faktor internal peserta Posdaya ............................................ 40 4. Deskripsi faktor eksternal peserta Posdaya .......................................... 44 5. Deskripsi proses sosialisasi Posdaya Bina Sejahtera ........................... 47 6. Deskripsi efektivitas komunikasi Posdaya Bina Sejahtera .................. 50 7. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi program kesehatan…. .......................................................................... 53 8. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi program pendidikan ............................................................................. 55 9. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi program ekonomi ................................................................................. 56 10.Hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi program kesehatan ........................................................... 58 11.Hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi program pendidikan ......................................................... 59 12.Hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi program ekonomi ............................................................ 59 13.Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi program kesehatan .............................................................................. 60 14. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi program pendidikan ............................................................................ 62 15. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi program ekonomi ................................................................................ 62
DAFTAR LAMPIRAN No
Halaman
1. Kuesioner penelitian ............................................................................ 65 2. Uji validitas dan reliabilitas instrumen ................................................ 73 3. Data perhitungan korelasi .................................................................... 78
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan tinggi pertanian Indonesia sejak tahun 1940 telah berperan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta telah memberikan sumbangan nyata dalam mendukung perkembangan pertanian dan perkembangan masyarakat Indonesia pada umumnya. Sejarah telah menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara penyelenggara pendidikan tinggi pertanian dan perkembangan kegiatan pertanian (IPB, 2008). Institut Pertanian Bogor (IPB) yang didirikan pada tahun 1963 berdasarkan Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 91 tahun 1963 yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 279 tahun 1965.memiliki peran dalam menghasilkan SDM, pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) serta diberi mandat sebagai pelopor pembangunan pertanian dalam arti luas Sejalan dengan perkembangan tantangan pembangunan pertanian yang semakin kompleks, IPB memperluas mandatnya ke dalam pengertian dalam arti luas, yaitu sistem pengelolaan sumber daya hayati dan lingkungannya secara berkelanjutan untuk kesejahteraan manusia. Pertanian dalam pengertian ini merupakan keseluruhan proses kegiatan agribisnis, tidak hanya subsistem on-farm, namun subsistem dari hulu hingga hilir dan subsistem pendukung (IPB, 2008). Dalam kaitan hal di atas, tujuan pendidikan sebagai tujuan pendidikan institusional IPB diderivasi mengikuti tantangan dan merencanakan kegiatan akademik yang lebih antisipatif dari kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Tridarma PT). Selain itu, perubahan status IPB menjadi PT Badan Hukum Milik Negara (BHMN) memberikan mandat tambahan, yaitu
melaksanakan
kegiatan
pembangkitan
pendapatan
dalam
rangka
meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan tridarma perguruan tinggi. Perubahan status Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi BHMN dimaksudkan agar lembaga pendidikan tinggi mendapatkan otonomi yang lebih luas memungkinkan pengelolaan dan pendayagunaan aset sumber daya secara efisien dan efektif sesuai kondisi dan potensi masing-masing PT guna mendukung
2
penguatan dan percepatan pencapaian keunggulan akademik (academic excellent) (IPB, 2008). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB sebagai bagian Institut Pertanian Bogor merupakan gabungan dari Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) dan Lembaga Penelitian (LP). Sebelumnya pada tahun 1979 telah dibentuk LPM dan LP, serta pada tanggal 6 Nopember 2003 kedua lembaga tersebut digabung menjadi Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. Kemudian pada tanggal 6 Maret 2008 melalui SK Rektor IPB No. 020/13/OT/2008 berganti nama menjadi LPPM IPB. Dalam rangka memberikan arah dan fokus terhadap program-program pelaksanaan program-program penelitian dan pengabdian masyarakat, LPPM telah menyusun payung penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Posisi payung ini menaungi program-program PPM yang dikerjakan oleh pusat, departemen dan kelompok dosen IPB dengan budaya penelitian sebagai tangkai dari payung tersebut. Tujuan dari payung PPM (LPPM, 2008) adalah : 1.
Mendukung IPB menuju universitas berbasis riset
2.
Meningkatkan fokus penelitian dalam rangka mencapai visi IPB sebagai perguruan tinggi bertaraf Internasional dalam pengembangan SDM dan IPTEKS dengan kompetensi utama di bidang pertanian tropika
3.
Terselenggaranya kegiatan penelitian yang lebih terarah, terpadu efisien dan bermutu guna pengembangan IPTEKS yang bermanfaat dalam peningkatan mutu pendidikan dan pemberdayaan masyarakat menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur. LPPM-IPB memiliki mitra kerjasama cukup berpotensi dan terbentuk
sebagai hasil interaksi dan kerjasama yang terus-menerus. Mitra kerjasama ini sangat beragam, baik dengan institusi penyandang dana penelitian maupun dengan pengguna hasil penelitian, mulai dari instansi pemerintah, BUMN maupun perusahaan swasta nasional dan asing, serta lembaga-lembaga penelitian dari luar negeri, diantaranya PT. Bio Life Medilab, PT. Metropolitan Sinar Indah, PT. Inanta Timbun, PT. Sang Hyang Seri (Persesro) Sukamandi, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Keuangan, Departemen Sosial, Departemen
3
Pertanaian, Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas), UNICEF, JICA, Worl Bank, Bappeda DKI dan Bappeda Jabar Kab DT II Bogor. Salah satu program yang sedang dijalankan oleh LPPM IPB adalah program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Posdaya adalah forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus dapat dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Program ini dalam hal-hal tertentu menjadi wadah pelayanan keluarga secara berkelanjutan dalam berbagai bidang, terutama bidang agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha dan lingkungan hidup, sehingga secara harmonis dapat tumbuh mandiri desanya (Suyono dan Haryanto, 2009). Pada pelaksanaan fungsinya, Posdaya merancang kegiatan sesuai dengan kemampuan masyarakat dan anggotanya, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan oleh, dari dan untuk keluarga, serta masyarakat setempat. Dengan kata lain, kegiatan tersebut dilaksanakan atas kemampuan dan swadaya masyarakat sebagai upaya memberdayakan keluarga sejahtera dan membangun kesejahteraan rakyat secara luas.
Perumusan Masalah Posdaya merupakan gagasan baru guna menyambut anjuran pemerintah untuk membangun SDM melalui partisipasi keluarga secara aktif. Proses pemberdayaan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan dan kemiskinan dalam arti yang luas. Posdaya dikembangkan sebagai forum untuk merangsang dan mengembangkan silaturahim, forum pemberdayaan keluarga dan penggalangan kebersamaan dengan mengubah sikap dan tingkah laku, agar pro kebersamaan dan pembangunan dengan kerja keras dan mandiri. Salah satu upaya merealisasikan Posdaya kapada masyarakat adalah terjun langsung untuk mensosialisasikan program-program Posdaya. Efektivitas peran komunikasi sangat tergantung sampai sejauhmana mendapat dukungan melalui sikap dari masyarakat. Tingkat efektivitas komunikasi sangat ditentukan sejauhmana penilaian masyarakat lokal, pemerintah lokal, pengusaha lokal dan
4
organisasi masyarakat, khususnya yang terkait langsung dalam program yang sedang dijalankan. Posdaya merupakan salah satu program yang sedang dijalankan IPB melalui LPPM sebagai salah satu dari fungsi Tridarma PT, yaitu pengabdian kepada masyarakat (PKM). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana
keragaan faktor-faktor internal peserta sosialisasi kegiatan
program Posdaya di desa binaan IPB ? 2. Bagaimana
keragaan faktor-faktor eksternal peserta sosialisasi kegiatan
program Posdaya di desa binaan IPB ? 3. Bagaimana proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB ? 4. Bagaimana
efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program
Posdaya di desa binaan IPB ? 5. Bagaimana
hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap proses
sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB ? 6. Bagaimana hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap efektivitas komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB ? 7. Bagaimana
hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi
kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB ?
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan : 1. Mengkaji keragaan faktor-faktor internal peserta sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB. 2. Mengkaji keragaan faktor-faktor eksternal peserta sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB. 3. Mengkaji proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB. 4. Mengkaji efektivitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB. 5. Menganalisis hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
5
6. Menganalisis hubungan faktor-faktor internal dan eksternal terhadap efektivitas komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB. 7. Menganalisis hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
Kegunaan Penelitian Hasil yang diperoleh diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan oleh pihak terkait dalam merumuskan kebijakan maupun pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Melalui pemahaman dan penerapan efektivitas komunikasi diharapkan dalam setiap program pembangunan, terjadi perubahan positif dalam masyarakat. 3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa/peneliti yang melakukan penelitian berkaitan dengan efektivitas komunikasi dalam program Posdaya.
TINJAUAN PUSTAKA Efektivitas Komunikasi Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Stewart (1988) mengenai komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through which individuals–in relationships, groups, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespons dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih melakukan suatu pertukaran informasi yang pada gilirannya terjadi kesepakatan dan hubungan yang mendalam (Prodjosaputro, 1978). Ini menjelaskan hakekat hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), setelah itu diharapkan perubahan sikap, tingkah laku dan kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian diantara orang-orang yang ikut pada proses komunikasi (Wursanto, 1987). Wenburg dan Wilmot dalam Mulyana (2007) mengkategorikan definisidefinisi tentang komunikasi dalam tiga konseptual, yaitu : 1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah. Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap muka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber. Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons
8
orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja
untuk
menyampaikan
pesan
demi
memenuhi
kebutuhan
komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu. 2. Komunikasi sebagai interaksi. Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan-balik dari orang kedua dan begitu seterusnya. Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shannon dan Weaver dalam Wiryanto (2005), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. 3. Komunikasi sebagai transaksi. Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara sinambungan mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarkan pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.
Effendy (2000) menyatakan komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, dengan tujuan agar orang lain tersebut mengetahui dan mempunyai makna yang sama tentang hal yang dikomunikasikan, sehingga orang tersebut dapat menerima dan melaksanakan pesan yang disampaikan. Untuk itu, diantara orang-orang yang berkomunikasi harus tercapai kesamaan pengertian. Apabila kesamaan pengertian tidak tercapai, maka dapat dikatakan komunikasi tidak terjadi (Effendy, 2000) Proses penyampaian pesan melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi dan sebagainya. Penyampaian pesan efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi cara
9
seseorang mengirim dan menerima berita sangat tergantung pada keterampilan tertentu (membaca, menulis, berbicara, dan lain-lain). Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tercapainya yang telah ditetapkan. Effendy (2001) menyatakan bahwa komunikasi dapat dikatakan efektif, jika dapat menimbulkan dampak seperti (1) kognitif, yaitu meningkatnya pengetahuan komunikan; (2) afektif, yaitu perubahan sikap dan pandangan komunikan, karena hatinya tergerak akibat komunikasi; dan (3) konatif, yaitu perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan. Efek pada arah kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan tambahan pengetahuan. Pada afektif meliputi efek yang berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap; sedangkan efek pada konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu (Jahi, 1988). Suatu komunikasi dikatakan efektif, apabila komunikator berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya kepada komunikan (penerima). Komunikasi dinilai efektif bila stimuli yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim pesan berkaitan erat (identik) dengan stimuli yang ditangkap dan dipahami oleh penerima pesan. Apabila S melambangkan sumber atau pengirim pesan dan R adalah penerima pesan, komunikasi dinyatakan mulus apabila keinginan S identik dengan respons yang diberikan R (Goyer, 1970). Penerimaan pesan yang sempurna sebagaimana yang dimaksudkan pengirim pesan kenyataannya sangat sulit tercapai bahkan tidak pernah terjadi, paling-paling hanya dapat dihampiri saja (Goyer, 1970). Persamaannya digambarkan sebagai berikut : r makna yang di yang di tan gkap penerima = =1 makna yang dim aksud pengirim s Semakin besar kaitan antara respons yang diberikan oleh penerima dengan pesan yang disampaikan oleh pengirim berarti semakin efektif komunikasi yang dilakukan. Nilai R/S = 0 terjadi apabila respons yang diterima dari penerima tidak ada kaitannya dengan pesan yang disampaikan oleh pengirim. Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang dimaksud oleh pengirim berkaitan erat dengan pesan yang diterima oleh penerima.
10
Menurut Tubb dan Moss (2000) ada lima (5) hal yang menjadikan ukuran bagi komunikasi efektif, yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. 1. Pemahaman Arti pokok pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan stimuli seperti yang dimaksud oleh pengirim pesan (komunikator) dan dikatakan efektif, bila penerima (komunikan) memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. 2. Kesenangan Komunikasi tidak semua ditujukan untuk menyampaikan maksud tertentu, karena adakalanya berkomunikasi hanya sekedar untuk bertegur sapa dan menimbulkan kebahagiaan bersama. 3. Mempengaruhi sikap Tindakan mempengaruhi orang lain dan berusaha agar orang lain memahami ucapan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Pada waktu menentukan tingkat keberhasilan berkomunikasi ternyata kegagalan dalam mengubah sikap orang lain belum tentu karena orang lain tersebut tidak memahami apa yang dimaksud. Dalam hal ini kegagalan dalam mengubah pandangan seseorang jangan disamakan dengan kegagalan dalam meningkatkan pemahaman, karena memahami dan menyetujui adalah dua hal yang sama sekali berlainan. 4. Memperbaiki hubungan Komunikasi yang dilakukan dalam suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan akan sangat membantu terciptanya komunikasi yang efektif. Apabila hubungan manusia dibayang-bayangi oleh ketidakpercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator yang paling kompeten dapat mengubah makna. 5. Tindakan Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi.
11
Lebih mudah mengusahakan agar pesan dapat dipahami orang lain daripada mengusahakan agar pesan tersebut disetujui sebagai tindakan “feedback” dari komunikasi paling tinggi yang diharapkan oleh pemberi pesan. Schramm dan Kincaid (1977) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, apabila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Effendy (2000) mengatakan supaya terjadi komunikasi yang efektif, komponen-komponen komunikasi perlu diperhatikan, mulai dari komunikator, pesan, saluran dan komunikan sebagai sasaran komunikasi. Rincian unsur-unsur tersebut sebagai berikut : 1. Komunikator Faktor penting pada diri komunikator dalam melancarkan komunikasi adalah daya tarik dan kredibilitas. Seorang komunikator akan mampu mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik. Apabila komunikan merasa ada kesamaan dengan komunikator, maka komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator. Adapun kredibilitas berhubungan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. Dengan kata lain, seorang komunikator akan mendapat kepercayaan, apabila membahas suatu persoalan sesuai dengan profesi atau keahliannya. Faktor heteropily dapat menyebabkan komunikasi menjurus ke komunikasi yang tidak efektif. 2. Pesan Pesan komunikasi terdiri dari isi pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi dapat satu, tetapi lambang yang digunakan dapat bermacam-macam, lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Oleh karena itu, komunikasi bahasa memegang peranan sangat penting. Tanpa penguasaan
12
bahasa, hasil pemikiran yang bagaimanapun baiknya tidak akan dapat dikomunikasikan kepada orang lain secara tepat. 3. Saluran Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan untuk sampai kepada komunikan (sasaran). Media komunikasi banyak macamnya dalam mencapai sasaran komunikasi, yaitu dengan cara memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media. Pemilihan media tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan digunakan. Masing-masing media komunikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. 4. Komunikan Pengenalan komunikan merupakan ketentuan utama yang harus dilaksanakan oleh komunikator dalam komunikasi. Ditinjau dari komponen komunikan, seseorang dapat dan akan menerima pesan kalau terdapat empat kondisi secara simultan berikut : a. Komunikan benar-benar dapat mengerti pesan komunikasi. b. Pada saat mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusannya sesuai dengan tujuan. c. Pada saat mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusannya itu bersangkutan dengan kepentingan pribadinya. d. Komunikan mampu untuk menepatinya, baik secara mental maupun secara fisik. Metode komunikasi adalah cara penyampaian informasi secara timbal balik yang digolongkan ke dalam komunikasi antar individu (interpersonal) dan komunikasi kelompok. DeVito (1997) mengelompokkan komunikasi ke dalam tujuh bentuk komunikasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Intrapersonal komunikasi atau komunikasi dengan diri sendiri. Beberapa tujuan yang lazim dalam komunikasi intrapersonal adalah berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. Dalam komunikasi intrapersonal tersebut dikembangkan teori-teori tentang konsep diri. Konsep komunikasi intrapersonal yang berhubungan dengan keterampilan, antara lain memperkuat diri, meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan kemampuan memecahkan
13
masalah dan menganalisis masalah, meningkatkan pengendalian diri, mengurangi stress, mengatasi konflik, dan lain-lain. 2. Interpersonal komunikasi atau komunikasi antar pribadi. Tujuannya untuk mengenal, berhubungan, membantu, dan lain-lain. Beberapa teori yang diaplikasikan dalam konsep komunikasi ini antara lain mengapa orang mengembangkan hubungan ? Apa yang menyatukan sahabat, kerabat, keluarga dan apa yang memisahkannya ? Bagaimana hubungan dapat diperbaiki. Aplikasi keterampilan dari konsep komunikasi ini adalah meningkatkan efektivitas komunikasi satu lawan satu, mengembangkan dan memelihara hubungan yang efektif, meningkatkan kemampuan penyelesaian konflik. 3. Komunikasi kelompok kecil. Bertujuan berbagi informasi, mengembangkan gagasan, memecahkan masalah, membantu. Teori yang dapat diaplikasikan adalah apa yang membuat seseorang menjadi pemimpin ? Tipe kepemimpinan mana yang paling berhasil? Apa peran anggota kelompok ? Apa yang berhasil dikerjakan kelompok ? dan Apa yang gagal dilakukan kelompok ? Bagaimana kelompok dapat dibuat lebih efektif ? Keterampilan yang diperlukan dalam komunikasi kelompok kecil adalah meningkatkan efektivitas sebagai anggota kelompok, meningkatkan kemampuan sebagai pemimpin, dan lain-lain. 4. Komunikasi organisasi atau komunikasi dalam suatu organisasi formal. Tujuannya meningkatkan produktivitas, meningkatkan semangat kerja, memberi informasi dan meyakinkan. Hal yang menyangkut teori adalah apa yang membuat organisasi efektif, apa kebutuhan yang harus dipenuhi organisasi, bagaimana komunikasi organisasi dapat ditingkatkan. Sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan keterampilan adalah meningkatkan efesiensi komunikasi ke atas dan ke bawah, serta lateral, menggunakan komunikasi untuk meningkatkan semangat kerja, dan lain-lain. 5. Komunikasi dengan publik atau khalayak. Tujuannya memberi informasi, mempengaruhi dan menghibur. Hal yang menyangkut teori adalah bagaimana khalayak dapat dianalisis dan diadaptasi secara efektif. Keterampilan yang diperlukan adalah mengkomunikasikan informasi secara lebih efektif, meningkatkan kemampuan persuasif, mengembangkan, mengorganisasikan, dan lain-lain.
14
6. Komunikasi antar budaya atau komunikasi antar orang dari budaya yang berbeda. Tujuannya mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain dan membantu. Teori yang dikembangkan adalah bagaimana budaya yang berbeda memandang komunikasi, apa yang menghambat komunikasi bermakna diantara orang-orang yang budayanya berlainan. Dalam hal ini diperlukan kemampuan menghindari hambatan-hambatan utama dalam komunikasi antar budaya. 7. Komunikasi massa atau komunikasi yang diarahkan kepada khalayak yang sangat luas. Tujuannya untuk menghibur, meyakinkan, mengukuhkan status, mengubah, mengaktifkan, memberi informasi dan menciptakan rasa persatuan. Teori yang dikembangkan adalah apa fungsi yang dijalankan media dan bagaimana media mempengaruhi kita, bagaimana kita dapat mempengaruhi media, dengan cara apa informasi disensor oleh media. Hal-hal yang berhubungan dengan keterampilan komunikasi bermedia massa adalah meningkatkan kemampuan menggunakan media agar lebih efektif. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai lebih efektif dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Alasannya komunikasi interpersonal berlangsung secara tatap-muka (face to face), sehingga terjadi kontak pribadi dan umpan balik berlangsung seketika. Komunikator dapat mengetahui secara langsung tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Komunikasi interpersonal seringkali dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif, yaitu agar orang lain (komunikan) bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan pada hakekatnya mencakup dua aspek, yaitu “to give authority to and to give ability to or enable.” Dalam pengertian pertama, pemberdayaan memiliki makna memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan dan mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Dalam pengertian kedua, pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan (Friedman, 1992).
15
Friedman (1992) selanjutnya mengungkapkan bahwa pemberdayaan dimaknai sebagai mendapatkan kekuatan (power) dan mengaitkannya dengan kemampuan golongan miskin untuk mendapatkan akses ke sumber daya-sumber daya yang menjadi dasar dari kekuasaan dalam suatu sistem organisasi. Akses tersebut digunakan untuk mencapai kemandirian dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian golongan miskin dapat mengorganisasikan kemampuan dan potensi yang dimiliki untuk menentukan, merencanakan dan melaksanakan apa yang menjadi keputusan kolektifnya. Shardlow (1998) melihat bahwa pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginannya. Pemberdayaan selain dilihat dari bidangnya, dapat pula dilihat dari sisi keberadaannya sebagai suatu program ataupun sebagai suatu proses. Sebagai suatu program, pemberdayaan dilihat tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai tujuan yang sudah ditentukan jangka waktunya. Konsekuensinya apabila program selesai, maka dianggap pemberdayaan sudah selesai dilakukan. Hal seperti ini banyak terjadi dengan sistem pembangunan berdasarkan proyek yang banyak dikembangkan oleh lembaga-lembaga pemerintah, dimana proyek yang satu dengan yang lainnya kadangkala tidak berhubungan, bahkan tidak saling mengetahui apa yang sedang dikerjakan oleh bagian yang lain, meskipun itu dalam satu lembaga yang sama (Adi, 2002). Pemberdayaan sebagai suatu program harus tetap direncanakan secara serius dan lebih memfokuskan pada upaya-upaya yang membuat masyarakat agar lebih pandai, mampu mengembangkan komunikasi di antaranya, sehingga pada akhirnya dapat berdiskusi secara konstruktif dan mengatasi permasalahan yang ada. Sebagai proses, pemberdayaan merupakan proses berkesinambungan sepanjang hidup seseorang. Hogan dalam Adi (2002) menggambarkan proses pemberdayaan yang berkesinambungan sebagai siklus yang terdiri dari lima (5) tahapan, yaitu : 1. Menghadirkan
kembali
pengalaman
yang
memberdayakan
memberdayakan (recall depowering/empowering experiences).
dan
tidak
16
2. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan pentidakberdayaan (discuss reasons for empowerment/depowerment). 3. Mengidentifikasi suatu masalah ataupun proyek (identity one problem or project). 4. Mengidentifikasi basis daya yang bermakna (identity usefull power bases). 5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya (develop and implement action plans). Konteks kesejahteraan sosial, upaya pemberdayaan terkait dengan upaya peningkatan taraf hidup masyarakat dari suatu tingkatan menuju ke tingkatan yang lebih baik. Tentunya dengan mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan suatu komunitas menjadi kurang berdaya (depowerment). Pemberdayaan masyarakat (empowerment of society) merupakan bagian dari pemberdayaan SDM (empowerment of human resources). Konsep pemberdayaan dalam pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Pemberdayaan diletakan pada kekuatan tingkat individu dan sosial. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan keharusan untuk lebih diberdayakan melalui usahanya sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan, serta sumber lainnya. Pemberdayaan masyarakat merupakan satu proses yang berkaitan dengan hakikat dari kemampuan, serta hubungan antar individu atau lapisan sosial yang lain. Pada dasarnya setiap individu dan kelompok memiliki daya, akan tetapi kadar daya itu berbeda satu dengan yang lainnya. Pemberdayaan merupakan kemampuan dan daya (flow of power) dari pemberi kuasa, atas kebebasan, dan pengakuan dari subyek ke obyek dengan memberinya kesempatan untuk meningkatkan hidupnya dengan memakai sumber yang ada merupakan salah satu manifestasi dari mengenali daya tersebut. Pada akhirnya, kemampuan individu untuk dapat mewujudkan harapannya dengan diberi pengakuan oleh subjek merupakan bukti bahwa individu dan kelompok tersebut memiliki daya. Community development (comdev) merupakan salah satu strategi dalam pembangunan sosial. Menurut Carry dalam Hasim dan Remiswal (2009), bahwa comdev pada hakekatnya adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh warga
17
komunitas untuk bekerjasama yang diarahkan pada masa depan komunitas itu sendiri. Unsur-unsur penting yang terkandung dalam pengertian comdev adalah : 1. Komunitas sebagai suatu unit kegiatan. Pemahaman komunitas mengacu pada orang-orang yang hidup bersama dalam suatu tempat, berhubungan satu sama lainnya, saling berbagi minat, kepentingan dan nilai-nilai. 2. Adanya inisiatif komunitas setempat dan unsur kepemimpinan sebagai sumber. Pemimpin pelaksana suatu proses comdev harus berasal dari dalam komunitas itu sendiri. Apabila tidak ada maka diambil dari luar dan diberi latihan kepemimpinan, agar pelaksanaan comdev dapat berhasil. 3. Menggunakan sumber-sumber internal dan eksternal. Dalam unsur ini yang perlu diperhatikan adanya kemungkinan bahwa sumber-sumber yang perlu diperhatikan komunitas berada di luar komunitas itu sendiri. Untuk itu, diperlukan berbagai bentuk bantuan yang akan mempermudah komunitas dalam menjangkau sumber eksternal tersebut. 4. Adanya partisipasi menyeluruh, ditandai dengan adanya pemberian kesempatan kepada seluruh golongan dan kelompok komunitas untuk mengambil peran dalam pembangunan. 5. Adanya pendekatan yang terorganisasi dan komprehensif sebagai usaha untuk melibatkan seluruh komunitas. 6. Adanya penyelesaian atau pelaksanaan tugas yang demokratis dan rasional. Comdev dapat dipahami secara luas maupun sempit. Menurut Taliziduhu dalam Hasim
dan Remiswal (2009), pengertian luas comdev merupakan
perubahan sosial berencana, dimana sasarannya adalah perbaikan dan peningkatan bidang ekonomi, teknologi dan bahkan sosial dan politik. Pengertian yang sempit, comdev diartikan sebagai perubahan berencana di lokalisasi tertentu, seperti kampung, desa dan kota. Comdev
dikaitkan dengan berbagai kegiatan atau
program yang langsung berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan pengurusan kepentingan lokalisasi atau komunitas setempat sepanjang mampu dikelola oleh komunitas itu sendiri. Comdev merupakan salah satu metode pekerjaan sosial yang bekerja dengan komunitas dan melibatkan partisipasi aktif dari komunitas, terutama komunitas lokal dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah-masalah yang
18
dihadapi dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia di dalamnya. Sejalan dengan itu comdev juga merupakan strategi untuk mencapai keadaan, dimana terjadi peningkatan keberdayaan dan mutu kehidupan (Suharto dalam Hasim dan Remiswal, 2009). Strategi comdev menurut Suharto dalam Hasim dan Remiswal (2009) mampu menjalankan lima (5) fungsi pemberdayaan berikut : 1. Pemungkin (enabling), adalah menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan segenap potensi komunitas berkembang secara optimal. Proses comdevt harus mampu membebaskan penduduk dari sekat-sekat struktural dan struktural yang menghambat. 2. Pemberdayaan
(empowering),
adalah
memperkuat
pengetahuan
dan
kemampuan komunitas dalam memecahkan masalah, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. 3. Perlindungan (protecting), adalah melindungi komunitas dari ketertindasan dan persaingan yang tidak sehat. Artinya pemberdayan yang dilakukan diarahkan pada penghapusan diskriminasi dan dominasi yang merugikan komunitas. 4. Penyokong (supporting), adalah upaya memberikan bimbingan dan bantuan agar komunitas mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Comdev sebagai upaya pemberdayaan harus mampu menyokong komunitas agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan. 5. Pemeliharaan (fostering), adalah memelihara kondisi kondusif agar terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam komunitas. Dalam hal ini, usaha yang dilakukan harus mampu menjamin keserasian, keharmonisan dan keseimbangan yang memungkinkan segenap komunitas memperoleh kesempatan yang sama.
Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Faktor internal yang mempengaruhi efektivitas komunikasi adalah karakteristik personal atau karakteristik individu, karakteristik demografi dan karakteristik psikografi. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi
19
efektivitas komunikasi adalah gangguan komunikasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Gibson dan Ivancevich (1997) terdapat sejumlah hambatan komunikasi yang menyebabkan komunikasi tidak efektif, diantaranya perbedaan frame of references dan frame of experiences di antara komunikator dan komunikan, informasi yang terlalu banyak (overload information), stereotype, perbedaan status, bahasa kelompok, gangguan, perbedaan persepsi dan faktor bahasa. Lionberger dan Gwin (1982) mengungkapkan bahwa peubah-peubah yang penting dalam mengkaji masyarakat lokal diantaranya adalah peubah karakteristik individu. Dijelaskan bahwa karakteristik anggota masyarakat, kelompok pada dasarnya merupakan karakteristik individu. Karakteristik individu meliputi; umur, tingkat pendidikan dan ciri psikologis. Anwar (1982) dalam disertasinya menyatakan bahwa karakteristik individu yang patut diperhatikan adalah : umur, pendidikan formal, luas garapan, sikap terhadap inovasi, dan tingkat pengetahuan. Kotler (1980) menyebutkan karakteristik demografi, meliputi umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendidikan, agama, ras, tingkat sosial dan kebangsaan. Penelitian Ichwanudin (1998) mengungkapkan bahwa status sosial ekonomi, seperti umur, Pendidikan formal, pendidikan non formal dan tingkat pendapatan berhubungan erat dengan perilaku komunikasi. Soekartawi (2005), kecepatan adopsi inovasi ditentukan oleh faktor internal petani dan faktor eksternal yang terkait dengan kegiatan usaha tani, dimana teknologi tersebut digunakan. Karakteristik individu petani adalah, ciriciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang yang ditampilkan melalui pola pikir, sikap dan tindakan terhadap lingkungan hidupnya berdasarkan karakteristik internal petani sebagai adopter.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Posdaya merupakan salah satu upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan dan peningkatan mutu SDM. Program Posdaya adalah salah satu bentuk pengabdian IPB terhadap masyarakat sekitar yang tertuang dalam Tridarma PT. Untuk itu Pusat Pemberdayaan Sumber daya Manusia (P2SDM) LPPM
bekerjasama
dengan
Yayasan
Damandiri
membangun
dan
mengembangkan Posdaya di wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kemiskinan, baik di tingkat desa, dusun, atau RW. Posdaya merupakan forum informasi, pendidikan dan pemberdayaan, serta penyegaran partisipasi masyarakat secara mandiri. Posdaya merupakan program-program yang mendukung penyegaran hidup gotong royong, mampu memberikan tambahan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilanserta mendorong dalam pemantapan fungsi-fungsi keluarga. Fungsifungsi keluarga tersebut adalah fungsi agama, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi sosial budaya, fungsi ekonomi atau wirausaha dan fungsi lingkungan (Suyono dan Haryanto, 2009). Sasaran akhir Posdaya adalah membentuk manusia-manusia yang bermutu dan sejahtera. Posdaya menggunakan keluarga sebagai ujung tombak untuk memperbaiki pendidikan,
kesehatan dan ekonomi masyarakat dengan pilar
keswadayaan dan kemandirian sebagai semangat kerjanya. Posdaya mewadahi kegiatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan inti kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Komunikasi merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian programprogram yang diselenggarakan khususnya Posdaya. Peran komunikasi sangat penting, hal ini dapat dilihat dari efektivitas komunikasinya dimana kemampuan SDM sebagai pelaksana dan penerima program-program, serta metode komunikasi yang digunakan. Posdaya diterapkan dengan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu pada masyarakat. Komunikasi merupakan alat utama untuk menyampaikan kegiatan-kegiatan dalam Posdaya. Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang dimaksud oleh pengirim (sumber) menghasilkan kesamaan
22
makna yang ditangkap oleh penerima. Keefektivan komunikasi dapat melihat sejauhmana tingkat keberdayaan masyarakat pada program Posdaya. Komunikator yang efektif dalam menyampaikan suatu program harus mempertimbangkan tiga hal, pertama pengurus harus mempunyai pengetahuan yang memadai, baik tentang metode Posdaya sebagai pesan maupun masyarakat sebagai penerima pesan (sasaran), kedua pengurus Posdaya harus mampu mengembangkan sikap positif terhadap dirinya sendiri, metode Posdaya, dan masyarakat, terakhir pengurus Posdaya perlu memiliki berbagai keterampilan berkomunikasi, seperti berbicara antar personal, berbicara di depan publik, menulis, memperagakan, maupun keterampilan lainnya. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka peubah-peubah diteliti untuk menjelaskan efektivitas komunikasi pada program Posdaya adalah metode komunikasi, media yang digunakan, kredibilitas SDM, kesesuaian materi, dan sarana prasarana. Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang dimaksud oleh pengirim (sumber) menghasilkan kesamaan makna dengan yang ditangkap oleh penerima. Efektivitas komunikasi dalam penelitian ini diukur dengan indikator tingkat kemandirian masyarakat dari segi kognitif, afektif dan konatif. Kerangka alur pikir mengenai penelitian efektivitas komunikasi dapat dilihat pada Gambar 1.
23
Faktor Internal (X1) • Umur • Pendidikan formal • Pendidikan nonformal • Usaha/ pekerjaan • Pendapatan keluarga • Kosmopolitan
Proses Sosialisasi (Y1) • Metode komunikasi • Media yang digunakan • Kredibilitas SDM • Kesesuaian materi pemberdayaan • Sarana dan prasarana
Faktor Eksternal (X2) • Bidang kesehatan • Bidang Pendidikan • Bidang ekonomi
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Efektivitas Komunikasi (Y2) • Kognitif • Afektif • Konatif
24
Hipotesis
Berdasarkan kerangka penelitian di atas, dibuat hipotesis berikut: H1
: Terdapat hubungan nyata antara faktor internal dengan proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
H2
: Terdapat hubungan nyata antara faktor eksternal dengan proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB.
H3
: Terdapat hubungan nyata antara proses sosialisasi kegiatan program Posdaya di desa binaan IPB dengan efektivitas komunikasi.
25
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam menjalankan program Posdaya secara konsisten. Penelitian dilakukan selama empat bulan, mulai Bulan Februari sampai dengan Mei 2010. Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan antar peubah-peubah melalui pengujian hipotesa (Singarimbun dan Effendi 1989). Penelitian ini berisikan uraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungannya antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Metode penelitian survei merupakan metode pelaksanaan penelitian suatu informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang akan diduga. Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
masyarakat yang aktif dalam Posdaya di desa binaan Desa Pasirmulya RW 02 yang secara keseluruhan jumlah kepala keluarga (KK) adalah 205 KK. Contoh adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif untuk mewakili populasi yang ada. Penentuan contoh dilakukan secara sample random sampling (acak sederhana). Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 68 KK. Penetapan jumlah responden, menurut Slovin dalam Sevilla et al., (1993) adalah;
Keterangan : n = jumlah contoh N = jumlah populasi d2 = presisi
26
Data dan Instrumentasi Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan primer. Data sekunder diperoleh dari P2SDM, kantor desa dan kantor kelurahan. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan masyarakat yang dipandu dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian ini. Daftar pertanyaan yang dituangkan ke dalam kuesioner (Lampiran 1) disusun berdasarkan peubah-peubah yang diteliti. Data primer dikelompokkan ke dalam empat kelompok pertanyaan meliputi (1) faktor internal responden, (2) faktor eksternal, (3) sosialisasi Posdaya, dan (4) efektivitas komunikasi.
Definisi Operasional Untuk memudahkan pengumpulan dan pengolahan maka dibuat definisi operasional. Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur suatu peubah atau memanipulasinya (Kerlinger, 2004). Menurut Kerlinger, definisi operasional meletakkan arti dalam suatu konstruk atau peubah dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk itu. Beberapa peubah yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan definisi berupa : 1.
Faktor internal meliputi karakteristik responden berikut : a. Umur adalah usia responden sampai dengan dilakukan penelitian ini yang diukur dalam satuan tahun dengan pembulatan keulang tahun terdekat dengan kategori muda, dewasa dan tua. b. Pendidikan formal, yaitu tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah dicapai responden yang dikategorikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Diploma, Sarjana dan Pascasarjana. c. Pendidikan non formal adalah pendidikan melalui pelatihan/penataran yang pernah diikuti responden yang dihitung dalam hari, yang diukur dari akumulasi frekuensi.
27
d. Usaha adalah jenis pekerjaan responden yang dikategorikan petani, peternak, buruh, pedagang, karyawan, wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pensiunan. e. Pendapatan keluarga adalah banyaknya nilai rupiah yang dikeluarkan oleh keluarga responden selama satu (1) bulan terakhir. f. Tingkat kekosmopolitan adalah aktivitas anggota dalam mencari informasi program Posdaya ke luar sistem sosialnya. 2.
Faktor eksternal adalah kemudahan dalam mendapatkan pelayanan pada bidang-bidang program Posdaya, meliputi : a. Bidang kesehatan adalah media yang dijadikan sebagai pusat kegiatan kesehatan Posdaya. b. Bidang pendidikan adalah media yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pendidikan Posdaya. c. Bidang ekonomi adalah media yang dijadikan sarana kegiatan ekonomi Posdaya.
3.
Sosialisasi Posdaya meliputi : a. Metode komunikasi, yaitu cara komunikator melakukan pendekatan kepada komunikan apakah secara langsung atau tidak langsung. Metode komunikasi secara langsung ini dilakukan dengan berbagai macam teknik komunikasi,
apakah
menggunakan
teknik
ceramah,
simulasi,
menggunakan media massa (cetak atau elektronik), menggunakan media/alat OHT (overhead transparancy) dan LCD (liquid crystal display). b. Media yang digunakan adalah perilaku komunikasi responden dalam meningkatkan pengetahuannya terhadap program Posdaya dengan menggunakan media massa cetak dan media massa elektronik. c. Kredibilitas SDM pelaksana, yaitu kemampuan fasilitator dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat menyosialisasikan Posdaya, yang
dilihat
dari
kemampuan
berkomunikasi
dan
kemampuan
menggunakan media, serta frekuensi bertemu dengan masyarakat. d. Kesesuaian materi pemberdayaan, yaitu materi pelatihan yang diperlukan yang dibutuhkan dalam program-program Posdaya.
28
e. Sarana dan prasarana yaitu segala sesuatu yang mendukung dalam mensosialisasikan dan dalam menjalankan program Posdaya. 4.
Tingkat efektivitas komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri responden setelah menjadi anggota Posdaya, yang merupakan tingkat kemandirian individu yang mencakup perubahan kognitif, afektif dan konatif
Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Sebelum digunakan dalam penelitian, dilakukan uji coba kuesioner terhadap anggota Posdaya yaitu yang memiliki ciri-ciri relatif sama dengan anggota yang jadi responden penelitian. Dalam uji coba tersebut digunakan 10 responden. Uji validitas dilakukan terhadap validitas isi, mengingat isi yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan dan pertanyaan harus memiliki kesetaraan. Kuesioner
diupayakan
validitasnya
dengan
pendekatan
rasional,
yaitu
mempertimbangkan kondisi lapang dan obyek penelitian, serta ditunjang dengan pengalaman empiris sebelumnya. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan terhadap total skor pertanyaan. Data hasil penelitian diolah dengan statistik deskriptif dan selanjutnya dianalisis
dengan
analisis
statistic
inferensial,
berupa
teknik
korelasi
menggunakan prosedur Tau Kendall untuk melihat hubungan antara variabel X1 (faktor internal), X2 (faktor eksternal), Y1 (proses sosialisasi) dan Y2 (efektivitas komunikasi). Rumus uji Tau Kendall menurut Agresti dan Finaly (1999) :
Keterangan : = nilai korelasi K = konkordan D = diskordan n = banyaknya pasangan data Tx= banyaknya pasangan seri pada peubah X Ty= banyaknya pasangan seri pada peubah Y
29
Validitas atau ketepatan adalah tingkat kepercayaan kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkap. Pengukuran adalah kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar. Salah satu ukuran validitas untuk sebuah kuesioner adalah apa yang disebut sebagai validitas konstruk (construct validity). Berdasarkan definisi validitas ini, sebuah kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengukur suatu hal, dikatakan valid jika setiap butir pertanyaan yang menyusun kuesioner tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi. Ukuran keterkaitan antar butir pertanyaan ini umumnya dicerminkan oleh korelasi jawaban antar pertanyaan. Pertanyaan yang memiliki korelasi rendah dengan butir pertanyaan yang lain, dinyatakan sebagai pertanyaan yang tidak valid. Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian terhadap validitas kuesioner adalah korelasi produk momen (moment product correlation, Pearson) antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total, sehingga sering disebut sebagai inter item-total correlation. Formula yang digunakan adalah :
Dengan: r i = korelasi antara butir pertanyaan ke-i dengan total skor x ij = skor responden ke-j pada butir pertanyaan i x i = rata-rata skor butir pertanyaan i t j = total skor seluruh pertanyaan untuk responden ke-j t = rata-rata total skor Analisis korelasi juga digunakan untuk membandingkan dua kelompok skor tersebut. Koefisien korelasi ini menunjukkan koefisien konsistensi internal (coeficient of internal consistency) dari alat ukur. Koefisien korelasi yang tinggi menunjukkan konsistensi internal item-item di alat ukur. Ukuran koefisien konsistensi internal ini salah satunya dapat diukur dengan menggunakan koefisien alpha Cronbach. Formula untuk menghitung koefisien alpha dari Cronbach adalah :
30
Dengan: Α = koefisien alpha dari Cronbach k = banyaknya butir pertanyaan S i 2 = ragam skor butir pertanyaan ke-i S T 2 = ragam skor total
Instrumen yang digunakan di dalam pengambilan data ini, dilakukan uji validitas dan realibilitas terlebih dahulu dengan melakukan uji coba di lokasi penelitaian yang sama. Uji ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa instrumen (kuesioner) ini terandal (reliable) dan layak digunakan pada penelitian ini. Berdasarkan hasil uji coba terhadap instrumen yang digunakan dengan menggunakan SPSS 16, diperoleh hasil bahwa sebagian besar item instrument valid karena memiliki nilai total corrected item lebih besar dari r tabel (0,632). Nilai total corrected item untuk semua item pertanyaan selengkapnya pada lampiran 2. Instrumen yang memiliki nilai validitas yang rendah dilakukan perbaikan terhadap redaksional dan isi dari instrumen tersebut. Uji reliabilitas terhadap intsrument yang digunakan menunjukkan bahwa semua item instrumen memiliki koefisien alpha dari Cronbach yang tinggi. Dari hasil analisis terhadap instrumen ini, dapat dikatakan bahwa kuesioner ini reliable atau layak untuk digunakan dalam penelitian. Hasil analisis selengkapnya tersaji pada Tabel 1.
31
Tabel 1 Koefisien Cronbach alpha hasil uji coba kuesioner Peubah Penelitian Faktor Eksternal Bidang kesehatan Faktor Eksternal Bidang ekonomi Faktor Eksternal Bidang Pendidikan Metode komunikasi Media yang digunakan Kredibilitas SDM Kesesuaian materi pemberdayaan Sarana dan prasarana Kognitif Afektif Konatif
Koefisien Cronbach alpha 0,912 0,983 0,900 0,757 0,952 0,939 0,870 0,806 0,857 0,859 0,851
32
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Geografis Kelurahan Pasir Mulya Kelurahan Pasir Mulya berada di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini berbatasan dengan sebelah Utara dengan Kelurahan Pasir Jaya, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Ciomas Rahayu, sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Gunung Batu, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pasir Kuda. Kelurahan Pasir Mulya letaknya sangat strategik, sehingga aksesbilitas baik transportasi dan komunikasi sangat mendukung. Secara geografis Kelurahan Pasir Mulya terletak enam (6) kilometer dari Ibu Kota Bogor dengan ditempuh sekitar 30 menit. Berdasarkan data monografi Kelurahan (2008), Kelurahan Pasir Mulya memiliki topografi berupa dataran rendah, curah hujan berkisar antara 4.000 mm – 4.500 mm/tahun dan suhu udara rataan 28o -31 . Tingkat kemiringan tanahnya adalah 18 dengan struktur tanah hitam. Luas wilayah kelurahan Pasir Mulya secara keseluruhan adalah 235,04 ha yang terbagi dalam beberapa fungsi. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan di Kelurahan Pasirmulya No 1 2 3 4 5 6 7 8
Penggunaan Lahan Pemukiman Jalan Kuburan Jalur hijau Perkantoran Bangunan umum Pertokoan Tanah wakaf Total Sumber : BPS Kota Bogor, 2009
Luas (ha) 39,00 194,00 0,34 0,60 0,07 0,29 0,40 0,34 235,04
Persentase (%) 16,60 82,54 0,14 0,26 0,03 0,12 0,17 0,14 100,00
Penggunaan lahan sebagian besar untuk penggunaan jalan, yaitu 82,5%. Hal ini untuk membantu akses transportasi masyarakat, sehingga memudahkan dalam kegiatan ekonomi. Penduduk Kelurahan Pasir Mulya menurut data monografi kelurahan pada tahun 2009 tercatat berjumlah 4.766 jiwa, terdiri dari 2.433 jiwa laki-laki dan 2.333 jiwa perempuan dan terdiri dari 1.226 KK,
34
sedangkan jumlah penduduk RW 02 terdiri dari tiga RT. Jumlah penduduk RW 02 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah penduduk dan kepala keluarga RW 02 Kelurahan Pasir Mulya Tahun 2009 No
RT
Laki-laki Orang % 1 01 79 18,2 2 02 160 37,0 3 03 194 44,8 Total 433 100 Sumber : BPS Kota Bogor, 2009
Jumlah Penduduk Perempuan Jumlah Orang % Orang % 70 17,1 149 17,7 144 35,1 304 36,0 196 47,8 390 46,3 410 100 843 100
Kepala Keluarga (KK) 37 68 100 205
Banyaknya jumlah penduduk merupakan salah satu ciri perkotaan. Berdasarkan Tabel 2, jumlah penduduk RW 02 yang merupakan bagian dari Kelurahan Pasir Mulya berjumlah 843 jiwa yang teridri dari 51,4% jiwa laki-laki dan 48,6% jiwa perempuan dan terdiri dari 205 KK. Berdasarkan tipologi wilayah, masyarakat Kelurahan Pasir Mulya adalah masyarakat perkotaan yang umumnya ditandai dengan mulai memudarnya nilainilai kebersamaan di antara warga masyarakat, terutama apabila struktur daerah asal para warga adalah masyarakat pendatang. Namun demikian, masyarakat Kelurahan Pasir Mulya masih memiliki potensi untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembangunan, terutama program pembangunan yang langsung menyentuh pada persoalan hidup, yaitu program-program yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan.
Profil Posdaya Bina Sejahtera Pembentukkan Posdaya di Kelurahan Pasir Mulya diawali dengan serangkaian
penelitian
untuk
menjajagi
potensi,
peluang
dan
kendala
pembentukkan Posdaya dari berbagai sumber data, yaitu aparat desa, tokoh masyarakat baik formal maupun nonformal, kepala sekolah, komite sekolah sebagai focal point pengembangan Posdaya. Dari penelitian ini didapatkan hasil berikut :
35
1.
Kelurahan Pasir Mulya sebagai tipologi kelurahan di perkotaan menilai kehadiran Posdaya sangat diperlukan meskipun, kelompok masyarakat miskin (GAKIN) sebagai sasaran utama Posdaya di kelurahan tersebut relatif sedikit.
2.
Wadah utama Posdaya dapat memanfaatkan lembaga yang sudah ada, misalnya Posyandu, karena Posyandu sudah lama dikenal masyarakat.
3.
Pembentukan Posdaya dapat dibentuk, karena sejalan dengan misi pembangunan
Kelurahan
Pasir
Mulya,
yaitu
meningkatkan
indeks
pembangunan manusia (IPM). 4.
Konsep keswadayaan yang menjadi ciri Posdaya sejalan dengan pola pikir Lurah Pasir Mulya yang lebih memilih kemandirian dan keswadayaan dalam menjalankan program-program pembangunan.
5.
SMA Rimba Madya sangat mendukung keberadaan Posdaya di kelurahan Pasir Mulya, karena Posdaya bisa menjembatani keterkaitan lembaga pendidikan SLTA dengan masyarakat. Posdaya dapat dijadikan laboratorium sosial untuk siswa untuk mempraktekkan ilmu sosiologi, demografi, kebudayaan masyarakat, kelembagaan sosial, ekonomi dan komunikasi. Posdaya sebagai wadah kebersamaan masyarakat yang menggerakkan
segenap potensi keswadayaan masyarakat dapat memberikan solusi persoalan masyarakat di Kelurahan Pasir Mulya. Kelurahan Pasir Mulya, khususnya RW 02 yang terpilih menjadi Posdaya binaan P2SDM-LPPM bersama Yayasan Damandiri pada Tanggal 1 Mei 2007. Posdaya
di Kelurahan Pasir Mulya
diprioritaskan dilaksanakan di RW 02 karena RW ini memiliki jumlah keluarga miskin yang lebih besar, jika dibandingkan dengan RW-RW lain. RW 02, belum memiliki bangunan permanen sebagai pusat kegiatan masyarakat, termasuk Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Kriteria yang digunakan Posdaya dalam menyatakan kemiskinan adalah pendapatan yang diperoleh tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari, bekerja serabutan/kuli panggul, lantai rumah dari tanah, pekerjaan tidak tentu, luas rumah tidak layak/kebutuhan minimal (8 m2/kepala), tidak mempunyai aset ekonomis, tidak bisa menyekolahkan anaknya dan rumah semi permanen. Adapun kondisi warga RW 02 dengan melihat kriteria dari program Posdaya adalah kebanyakan bekerja di sektor informal, bahkan ada yang tidak
36
bekerja dan tidak mempunyai aset ekonomi. Akses pendidikan yang kurang dan luas rumah yang minimal (8 m2/kepala). Selain kriteria kemiskinan yang digunakan Posdaya dalam menentukan wilayah melaksanakan program Posdaya, juga memiliki kriteria lain seperti masyarakat yang menjadi sasaran merespons dan menerima program tersebut. Pada tanggal 8 Mei 2007 P2SDM-LPPM IPB bersama Yayasan Damandiri menyelenggarakan lokakarya mini yang bertujuan untuk sosialisasi program kepada masyarakat luas. Lokakarya tersebut dihadiri para pejabat P2SDM-IPB dan Yayasan Damandiri, serta para masyarakat Kelurahan Pasir Mulya. Masyarakat yang datang mulai dari kepala Kelurahan Pasir Mulya, para tokoh masyarakat, tokoh agama, serta warga Kelurahan Pasir Mulya. Lokakarya menghasilkan dua keputusan, yaitu : 1.
Terpilihnya Kelurahan Pasir Mulya sebagai Posdaya percontohan binaan P2SDM-LPPM IPB dengan Yayasan Damandiri.
2.
Terbentuknya tim kerja kepengurusan Posdaya dengan nama Posdaya Bina sejahtera. Tanggal 27 Mei 2007 dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Kelurahan
Pasir Mulya dengan No. 147/08-PM dikukuhkan secara de facto sebagai Kelurahan yang menyelenggarakan program Posdaya. Surat keputusan tersebut berisikan mengenai tim-tim kerja Posdaya Bina Sejahtera. Pada surat keputusan menetapkan Ketua Posdaya Bina Sejahtera dengan beberapa pengurus lainnya ditunjuk dari kelurahan setempat. Pada awal penyelenggaraan Posdaya Bina Sejahtera, tim kerja sangat sulit menjalankan tugas-tugasnya, karena para pengurus Posdaya Bina Sejahtera adalah orang-orang yang berasal dari luar masyarakat setempat dan selain itu para pengurus sulit menentukan waktu untuk menjalankan tugasnya. Melihat kondisi seperti itu, maka ketua Posdaya melakukan perombakan dalam kepengurusan Posdaya. Perombakan tersebut mendapat persetujuan dari kelurahan, maka tanggal 1 Maret 2008 diselenggarakan rapat khusus pembentukkan kelompok kerja (pokja) untuk melaksanakan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam Posdaya Bina Sejahtera. Kepengurusan Posdaya Bina Sejahtera telah dibentuk dalam rapat tersebut dan berasal dari masyarakat setempat. Warga yang hadir
37
dalam rapat pembentukkan pengurus adalah para kader dan anggota penggerak Program Kesejahteraan Keluarga (PKK), tokoh masyarakat, serta beberapa tokoh pemuda. Posdaya merupakan salah satu pemberdayaan keluarga dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat. Konsep bidang kegiatan pada program Posdaya yaitu menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan program pemberdayaan yang sudah ada dalam masyarakat yang sudah ditinggalkan, menjalin kegiatan-kegiatan yang telah ada dengan meningkatkan mutu dan kuantitasnya, serta menumbuhkan kegiatan-kegiatan yang belum ada di masyarakat. Beberapa program yang dicanangkan pada Posadaya Bina Sejahtera adalah : 1.
Bidang pendidikan. Kejar paket untuk yang Drop Out (DO), perpustakaan warga, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pengembangan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Taman Pengajaran/pengajian Anak (TPA)/Taman Kanakkanak (TK) dan pelatihan pengurusan jenasah.
2.
Bidang kesehatan. Peningkatan pelayanan Posyandu dan Pos Bimbingan Terpadu Lanjut Usia (Posbindu lansia), penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan narkoba.
3.
Bidang ekonomi. Pengolahan limbah keluarga, Lembaga Keuangan Mikro (LKM), pelatihan budidaya ikan hias, pelatihan budidaya tanaman hias, pengolahan makanan ringan, home industry (sepatu, sandal dan kerajinan tangan), budidaya pepaya arum IPB dan konveksi. Kegiatan bidang kesehatan yang berjalan di Posdaya Bina Sejahtera adalah
Posyandu dan Posbindu Lansia. Pelaksanaan pelayanan Balita diselenggarakan satu bulan sekali setiap tanggal lima awal bulan. Pelayanan Posyandu ditujukan untuk bayi berumur lima tahun ke bawah dan sampai saat ini Balita yang dapat dilayani setiap bulannya kurang lebih 54 Balita. Pelaksanaan pelayanan mendapat bimbingan dan pendampingan khusus dari Bidan Puskesmas Pasirmulya. Jenis pelayanan antara lain pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, vaksinasi, pemberian makanan tambahan dan pemeriksaan ibu hamil. Pembentukan Posbindu lansia dilatarbelakangi belum adanya suatu kegiatan yang khusus menangani pemeriksaan kesehatan khususnya masyarakat yang berusia lanjut di RW 2 Kelurahan Pasir Mulya. Posbindu lansia dibentuk
38
dengan tujuan untuk membantu para lansia memeriksa kesehatan secara berkala tiap bulan. Pelayanan Posbindu lansia dilaksanakan secara rutin satu bulan sekali setiap hari Sabtu pada Minggu keempat. Sasaran Posbindu lansia adalah warga masyarakat yang berumur 45 tahun ke atas, namun tidak tertutup bagi warga yang berusia di bawah umur 45 tahun untuk memeriksakan kesehatannya. Pelaksanaan pemeriksaan kepada pasien, para kader dibimbing dan didampingi oleh Bidan dari Puskesmas Pasirmulya. Jumlah warga yang dapat dilayani setiap bulannya rataannya 40 orang. Pelayanan kesehatan kepada pasien dipungut biaya Rp 2.000,sebagai penggantian biaya pengadaan obat dan kartu KMS. Jenis pelayanan yang dilakukan adalah penimbangan berat badan, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan tekanan dara, pemeriksaan asam urat dan pemberian obat. Kegiatan bidang pendidikan PAUD Posdaya Bina Sejahtera diberi nama PAUD Bina Mentari. Pada awal pelaksanaannya PAUD diselenggarakan selama empat hari mulai hari Selasa sampai dengan Jum’at dan jam pelajaran dimulai sejak pukul 08.00- 10.00. Tempat belajar dan mengajar anak di ruangan Posyandu yang pada pelaksanaan kegiatannya bergiliran dengan kegiatan yang lain. PAUD Bina Mentari dapat dikatakan salah satu PAUD yang terbaik di Kota Bogor dan dijadikan contoh untuk PAUD lainnya karena pengelolaannya yang baik dan mempunyai jumlah murid yang cukup banyak. Pada awal penyelenggaraan PAUD, murud-murid tidak dipungut biaya sama sekali, sehingga dapat belajar secara gratis. Pendanaan kegiatan biasanya hanya dari infaq atau sumbangan dari orang tua murid. Kegiatan pada bidang ekonomi meliputi lembaga keuangan mikro Posdaya (LKM-P) dan pemberdayaan lingkungan hidup Posdaya yang dilakukan melalui usahatani ramah lingkungan. LKM-P merupakan salah satu lembaga keuangan yang modalnya berasal dari warga RW 2, baik dari anggota masyarakat dan para tokoh masyarakat. Pada awal beroperasinya saldo LKM-P, Rp 91.000,-, selanjutnya ada bantuan dari Yayasan Damandiri melalui P2SDM IPB Rp 800.000,-, ditambah bantuan modal pengurus P2SDM IPB Rp 300.000,-. Bentukbentuk simpanan yang dikembangkan melalui LKM-P yaitu simpanan pokok minimal Rp 10.000,- /tahun dapat dicicil selama 10 bulan, simpanan wajib Rp 1.000,-/bulan bagi anggota, simpanan sukarela dan simpanan khusus. Simpanan
39
sukarela adalah simpanan sesuai dengan kemampuan dan tujuan anggota sendiri, besar dan waktu menyimpannya tidak ditentukan. Simpanan khusus ditujukan untuk tujuan tertentu misalnya tabungan hari raya, biaya sekolah, untuk membeli hewan kurban, dan lain-lain. Simpanan pokok dan wajib tidak boleh diambil selama masih menjadi anggota, kecuali anggota yang bersangkutan mengajukan keluar dari LKM-P, sedangkan simpanan sukarela dan khusus dapat diambil kapan saja dengan catatan anggota membuat permohonan pengambilan satu hari sebelumnya. Pemberdayaan melalui
usahatani
sasaran
utamanya
adalah
pemeliharaan,
penyegaran,
pengembangan dan pemanfaatan lingkungan sekitar rumah dan lingkungan desa. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar setiap keluarga dapat memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan halaman atau tanah kosong dengan menanam tanaman yang berguna untuk memelihara kelestarian alam, merawat lingkungan dan memperbesar manfaat untuk peningkatkan gizi atau pendapatan keluarga.
Faktor Internal Peserta Posdaya Faktor internal masyarakat dalam penelitian ini adalah (1)
umur, (2)
pendidikan formal, (3) pendidikan nonformal, (4) usaha/pekerjaan, (5) pendapatan keluarga dan (6) kekosmopolitan. Pengkategorian responden dari masing-masing indikator dilakukan dengan teknik analisis deskriptif untuk menggambarkan faktor internal dan eksternal responden. Umur peserta Posdaya Bina Sejahtera berkisar 20-49 tahun, sebagian besar (38,2%) berada pada kategori tua yaitu berusia lebih dari 40 tahun. Apabila dibandingkan antar program, secara umum peserta Posdaya pada program kesehatan lebih berusia tua dibandingkan peserta pada program ekonomi apalagi dibandingkan program pendidikan lebih dari setengah (58,4%) peserta pada program kesehataan adalah tergolong berusia tua dengan kisaran lebih dari 40 tahun. Deskripsi faktor internal dapat dilihat pada Tabel 3.
40
Tabel 3. Deskripsi faktor internal peserta Posdaya Faktor Internal
Kategori
Umur
Muda Dewasa Tua Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
33,3 8,3 58,4 58,3 37,5 4,2 83,3 16,7 0,0
59,1 22,7 18,2 40,9 40,9 18,2 86,4 9,1 4,5
4,5 59,1 36,4 45,5 45,5 9,0 86,4 13,6 0,0
Rataan peserta (%) 32,4 29,4 38,2 48,5 41,2 10,3 85,3 13,2 1,5
PNS Wiraswa sta Buruh Ibu rumah Tangga Pedagan g Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
0,0 0,0
0,0 0,0
4,5 27,3
1,5 8,8
16,7 66,7
0,0 100,0
0,0 0,0
5,9 55,9
16,6
0,0
68,2
27,9
25,0 62,5 12,5 79,2 12,5 8,3
18,2 63,6 18,2 27,3 68,2 4,5
18,2 72,7 9,1 4,5 72,8 22,7
20,6 66,2 13,2 38,2 50,0 11,8
Pendi dikan Formal Pendi dikan non formal Usaha
Jumlah Penda Patan Tingkat Kosmo politan
Persentase (%) peserta menurut program Kesehatan Pendidikan Ekonomi
Kisaran umur mayoritas peserta yang aktif dalam Posdaya pada program kesehatan Posbindu pada kategori lansia. Sasaran utama Poswindu lansia adalah warga masyarakat yang berumur 45 tahun ke atas, namun tidak tertutup bagi warga yang usianya di bawah umur 45 tahun. Peserta program pendidikan diutamakan adalah keluarga yang memiliki Balita oleh karena itu usia peserta program ini relatif muda yaitu sebanyak 59,1% dengan kisaran berkisar 20-30 tahun. Peserta program ini mayoritas keluarga muda yang memiliki Balita yang disekolahkan di PAUD. Pada program ekonomi sebanyak 59,1% adalah peserta pada kategori dewasa (30-40 tahun). Umur tersebut dapat dikatakan umur produktif tenaga kerja. Menurut Robbins (2007),
41
semakin tua tenaga kerja, maka produktivitasnya menurun. Umur yang tergolong dewasa pada penelitian ini dikatakan dapat berperan serta dalam segala kegiatankegiatan, khususnya pembangunan. Pendidikan formal merupakan cermin tingkat penguasaan seseorang terhadap suatu pengetahuan yang penerapannya terlihat pada perilakunya dalam hidup bermasyarakat. Tingkat pendidikan memiliki peran sangat besar dalam proses efektivitas komunikasi. Umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin cepat kemampuan dalam penyesuaian terhadap suatu perubahan. Berdasarkan Tabel 3, secara umum pendidikan peserta termasuk kategori rendah (pendidikan jenjang sembilan tahun) 48,5%. Apabila dibandingkan antar program, pada program pendidikan lebih baik dibanding pada kedua program lainnya, yaitu 18,2% pesertanya dalam kategori tinggi (SLTA). Peserta program kesehatan sebagian besar (58,3%) termasuk pada kategori pendidikan rendah, yaitu pada jenjang pendidikan sembilan tahun (SD sampai SMP). Pada program pendidikan dan ekonomi masing-masing peserta mayoritas tergolong pada kategori rendah dan sedang, yaitu 40,9% pada program pendidikan dan 45,5% pada program ekonomi. Pendidikan peserta kesehatan lebih rendah dibanding program lainnya dikarenakan mayoritas usianya yang sudah tua dan pendidikan pada jaman dahulu sangat sulit ditempuh. Secara teoritis tingkat pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk berpikir lebih baik dan rasional, memilih alternatif-alternatif dan cepat untuk menerima dan melaksanakan suatu inovasi (Soekartawi, 2005). Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin kuat motivasinya untuk berpikir rasional dalam menentukan pikiran yang akan diterima dan dilaksanakan, seperti halnya mengadopsi inovasi. Pendidikan nonformal sebagian besar peserta termasuk kategori rendah (85,3%). Pendidikan non formal adalah proses belajar di luar sekolah seperti kursus, pelatihan, penataran, studi banding, dan sejenisnya. Pada program kesehatan 83,3%, serta pada program pendidikan dan ekonomi 86,4%. Pada umumnya yang mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan nonformal di Posdaya adalah kader-kader pada program Posdaya yang disesuaikan dengan
42
bidangnya. Materi hasil pelatihan atau kursus yang diperoleh baru disampaikan kepada anggota pada waktu pertemuan rutin. Pekerjaan sebagian besar peserta pada penelitian adalah ibu rumah tangga (55,9%). Apabila dibandingkan antar program, sebagian besar pada program kesehatan (66,7 %) termasuk kategori ibu rumah tangga, begitu pula 100% pada program pendidikan merupakan ibu rumah tangga. Hal ini dikarenakan sebagian besar peserta adalah anggota yang memiliki bayi dan Balita, sehingga peserta menjadi anggota Posyandu dan anak yang sekolah di PAUD. Hampir di setiap Posdaya terselenggara program PAUD dan Posyandu. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sadar perlunya pendidikan anak usia dini, maka masyarakat sangat antusias dengan berdirinya PAUD di Posdaya, sedangkan pada program ekonomi sebagian besar termasuk kategori pedagang (68,2%). Pendapatan berkaitan dengan sejumlah penghasilan berupa uang, baik penerimaan rutin (tetap) dan penerimaan tidak tetap yang berasal dari suami dan istri setiap bulan. Hasil penelitian pada semua program Posdaya tergolong kategori sedang (66,2%), yaitu Rp.650.000,00 -1.500.00,00. Apabila dilihat antar program, persentase pada program kesehatan adalah 62,5%, program pendidikan 63,6%, dan ekonomi 72,7%.
Standar Upah Minimum Regional (UMR)
Kabupaten maupun Kota Bogor adalah sebesar Rp. 873.231,- per bulan atau Rp. 29.108,- per hari. Ukuran UMR tersebut berdasarkan standar hidup. Dalam hal ini tingkat pendapatan menggambarkan kesejahteraan masyarakat yang dikaitkan dengan tingkat memenuhi kebutuhan dasar. Namun apabila dilihat dari UMR, mayoritas peserta masih berpendapatan rendah, karena umumnya berkisar Rp. 750.000,/bulan. Hal ini dapat dikatakan tingkat ekonomi peserta masih rendah. Tingkat kekosmopolitan, yaitu aktivitas peserta dalam mencari informasi. Kekosmopolitan merupakan sifat keterbukaan peserta dan frekuensi untuk mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan programprogram Posdaya. Secara umum tingkat kekosmopolitan peserta program Posdaya termasuk
kategori
sedang
(50%).
Berdasarkan
hasil
penelitian
tingkat
kekosmopolitan peserta yang termasuk kategori rendah pada program kesehatan adalah 79,2%. Hal ini dapat dikatakan pada umumnya bahwa peserta dalam berkunjung atau bepergian untuk mencari informasi masih kurang. Peserta dalam
43
memperoleh informasi cenderung lebih mengandalkan dari sumber-sumber yang masuk ke lingkungan, terutama dari para kader. Pada program pendidikan (68,2%) dan ekonomi (72,8%) tergolong kategori sedang. Pada bidang ekonomi, peserta dalam mencari informasi mengandalkan tokoh masyarakat yang dekat, sehingga tidak mengeluarkan ongkos dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi masyarakat diperoleh melalui berbagai pelatihan ekonomi baik yang diadakan di lingkungan tersebut maupun di luar lingkungan. Umumnya pelatihan yang diadakan di luar lingkungan hanya diikuti oleh pengurus Posdaya, dimana nantinya masyarakat memperoleh informasinya dengan bertanya kepada pengurus yang telah mengikuti pelatihan.
Faktor Eksternal Peserta Posdaya Peran yang dilakukan oleh Posdaya ada empat, yaitu Pertama, jika pada suatu wilayah tertentu belum terdapat suatu program pemberdayaan apapun atau suatu bentuk kerjasama masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat, maka di tempat itu Posdaya dapat berperan membangun kegiatan-kegiatan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan dimaksud dapat meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan; Kedua, jika pada wilayah tersebut pernah ada suatu kegiatan pemberdayaan, tetapi sudah ditinggalkan oleh masyarakat, maka Posdaya dapat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan tersebut; Ketiga, jika pada suatu wilayah sudah terdapat kegiatan-kegiatan pemberdayaan, maka kehadiran Posdaya dapat berperan untuk meningkatkan mutu program yang sudah ada, baik kuantitas maupun mutunya; Keempat, Posdaya juga berperan “menjahit” semua kegiatan/kelembagaan masyarakat yang ada di wilayah tersebut, sehingga dapat berpayung bersama secara keseluruhan dalam gerakan Posdaya. Faktor eksternal pada penelitian ini adalah kemudahan memperoleh pelayanan pada bidang-bidang program Posdaya, yaitu bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan merupakan hal yang sangat menentukan untuk kelangsungan dan kelanjutan program yang dijalankan. Secara keseluruhan kemudahan peserta dalam memperoleh pelayanan pada program Posdaya termasuk kategori cukup mudah (48,5%). Hal ini
44
menunjukkan bahwa peserta tidak terlalu sulit dalam memperoleh pelayanan pada masing-masing program yang terdapat di Posdaya. Deskripsi faktor eksternal peserta Posadaya penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Deskripsi faktor eksternal peserta Posdaya Kategori
Persentase (%) peserta menurut program Kesehatan Pendidikan Ekonomi
Mudah Cukup mudah Sulit Total
16,7 83,3 0,0 100,00
63,6 9,1 27,3 100,00
18,2 50,0 31,8 100,00
Rataan peserta (%) 32,4 48,5 19,1 100,00
Berdasarkan hasil penelitian pada program kesehatan (83,3%) dan ekonomi (50%) tergolong kategori cukup mudah, sedangkan pada program pendidikan tergolong mudah (63,6%). Program kesehatan yang muncul pada Posdaya dapat dikategorikan pada dua keadaan, yaitu program lama dan baru. Program lama adalah program yang sudah ada di wilayah bersangkutan sebelum hadirnya Posdaya. Perlakuan terhadap program jenis ini adalah menggairahkan kembali kegiatan yang sudah ada, meningkatkan mutu dan keragaman layanan yang dapat diakses masyarakat melalui kegiatan tersebut. Program baru adalah aktivitas layanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat setelah hadirnya Posdaya yaitu munculnya Posbindu lansia. Bidang kesehatan yang berjalan pada Posdaya Bina Sejahtera adalah kegiatan Posyandu Balita “Melati” dan Posbindu Lansia “Bina Sehat.” Tempat pelayanan Posyandu bertempat di paviliun Majelis Ta’lim RT 02. Warga RW 02, sehingga warga mempunyai bayi berumur lima tahun ke bawah merasa terbantu mendapatkan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan setiap satu bulan sekali, yaitu setiap tanggal lima awal bulan. Sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan Posyandu cukup memadai, di antaranya tempat pelaksanaan Posyandu, alat timbang badan dan alat pengukur tinggi badan. Hampir di setiap Posdaya binaan
IPB terselenggara program PAUD.
Segala sumberdaya yang sederhana dan seadanya PAUD telah terselenggara di sebagian
besar Posdaya, di antaranya tempat pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, meja tulis, peralatan tulis menulis dan buku-buku penunjang tutor
45
sebagai pengajar. Umumnya tempat belajar menggunakan bangunan/ruangan yang dapat disulap dan diberdayakan sebagai ruangan kelas, yaitu menggunakan ruangan majlis ta’lim, halaman badminton, beranda rumah, ruang tamu rumah, garasi mobil, dan juga gudang. Semangat kegotongroyongan masyarakat demi menyekolahkan anak-anaknya sangat tampak melalui PAUD Posdaya ini. Tidak ada satupun dari ruang kelas itu yang disewa. Masyarakat dengan sukarela menawarkan rumah dan bangunan digunakan sebagai tempat belajar PAUD. Bahkan gurupun adalah tenaga yang sukarela 100% yang berasal dari penduduk lokal yang berpendidikan setara SLA. Guru lokal melalui binaan dari P2SDM LPPM IPB mulai menjalankan perannya sebagai tutor PAUD. Namun demikian, selain memberikan pelatihan dasar penyelenggaraan PAUD, P2SDM IPB terus berupaya meningkatkan kapasitas guru-guru PAUD melalui pelatihan-pelatihan yang ada di wilayah binaan yang terkadang diselenggarakan oleh berbagai lembaga terkait, misalnya Himpaudi, Yayasan, atau Perguruan Tinggi. Tutor PAUD Posdaya Bina Sejahtera Kota Bogor terpanggil untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi jurusan PAUD untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi masyarakatnya melalui PAUD Posdaya. PAUD diselenggarakan selama tiga hari, yaitu hari Senin, Rabu dan Jum’at, dengan waktu pelajaran dimulai pukul 08.00-10.00. Tutor yang mengajar sebanyak dua orang dan telah dilatih program PAUD oleh Diknas Kecamatan Bogor Barat. Masyarakat merasakan manfaat adanya PAUD , karena yang sekolah di PAUD umumnya adalah anak keluarga miskin (Gakin) yang sebelumnya tidak mempunyai akses ke TK. Uang infak di PAUD Bina Sejahtera Rp. 5.000,- per bulan/jiwa. Banyak kreativitas masyarakat yang tumbuh untuk mencari peluang usaha dengan menggali potensi diri dan potensi sumberdaya yang ada di wilayah Posdaya. Posdaya Bina Sejahtera telah memulai debut usaha melakukan budidaya jamur sekaligus pengolahan keripik jamur, sirup jus jambu merah, pengembangan usaha produksi sepatu. Namun kegiatan usaha tersebut terbentur pada masalah permodalan usaha, sehingga dalam menjalankan usaha dan mengembangkannya tersendat-sendat.
46
Proses Sosialisasi Kegiatan Program Posdaya Bina Sejahtera Posdaya sebagai salah satu program yang mendorong pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat meminimalisir tingkat kemiskinan yang ada di sebuah wilayah. Agar berhasil, program Posdaya perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Proses sosialisasi pada Posdaya Bina Sejahtera menggunakan berbagai pendekatan seperti
metode komunikasi, media yang digunakan,
kredibilitas sumber, kesesuaian materi dan sarana prasarana. Dari data terkait secara keseluruhan proses sosialisasi Posdaya dapat dikatakan cukup efektif (rataan skor 3,4). Namun apabila dilihat antar program, pada program kesehatan dan ekonomi termasuk kategori efektif, sehingga dapat dikatakan proses sosialisasi pada kedua program adalah tepat. Posdaya
mampu
mendorong
pemberdayaan
masyarakat,
sehingga
masyarakat dapat mengembangkan kreativitasnya, namun masih terkendala kemiskinan, sehingga masyarakat yang miskin diberdayakan agar tidak menjadi miskin lagi dan menyangkut Keluarga Berencana (KB) yang erat kaitannya dengan jumlah angka kelahiran. Adanya undang-undang mengenai kesehatan, yaitu UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU no. 23 tahun 1992 mengenai investasi kesehatan, pendidikan dan ekonomi merupakan tiga serangkai yang tidak dapat dipisahkan dan berpengaruh terhadap mutu hidup SDM. Posdaya sebagai konsep perencanaan dari bawah (Bottom-Up Planning) adalah sebuah konsep pembangunan yang mengedepankan masyarakat sebagai pemeran utama dalam proses pembangunan pada setiap tahap mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan, dengan mengutamakan kemandirian
dan
keswadayaan
masyarakat.
Posdaya
sebagai
wadah
kegotongroyongan di masyarakat dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat dengan misi meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan fokus utama adalah keluarga miskin (gakin). Apabila dilihat antar program, proses sosialisasi yang sudah efektif pada Posdaya terdapat pada program kesehatan dan ekonomi (rataan skor 3,5). Upaya yang dilakukan pemerintah dalam program penurunan angka kesakitan dan kematian pada anak bayi dan Balita (bawah lima tahun) adalah pemeliharaan kesehatan. Sejak terjadinya krisis ekonomi, kegiatan Posyandu ikut menurun.
47
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kegiatan Posyandu kembali dapat ditingkatkan dan dikembangkan pelayanannya. Saat ini, Posyandu menjadi program wajib di setiap desa, sehingga kesehatan bayi, Balita dan ibu hamil dapat terpantau. Oleh karena itu kegiatan Posyandu harus memberikan pelayanan kesehatan Balita yang menyeluruh dan terpadu. Kegiatan Posyandu harus didampingi oleh bidan dan tenaga kesehatan, agar dapat terpantau tingkat kesehatan di Posyandu tersebut. Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi hampir di semua negara sedang berkembang. Kemiskinan muncul karena ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. Kondisi ini menyebabkan menurunnya mutu SDM, sehingga produktivitas dan pendapatan yang diperolehnya rendah. Lingkaran kemiskinan terus terjadi, karena dengan penghasilan yang rendah tidak mampu mengakses sarana pendidikan, kesehatan dan nutrisi secara baik, sehingga menyebabkan mutu SDM dari aspek intelektual dan fisik rendah, yang akhirnya berakibat pada rendahnya produktivitas. Kehadiran Posdaya dengan program-programnya dapat membantu masalah sosial masyarakat, sehingga dapat memperbaiki tingkat ekonominya dengan berbagai materi pemberdayaan ekonomi yang diberikan kepada masyarakat. Deskripsi proses sosialisasi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Deskripsi proses sosialisasi Posdaya Bina Sejahtera Proses sosialisasi Metode komunikasi Media komunikasi Kredibilitas SDM Materi pelatihan Sarana dan prasarana Total rataan skor
Rataan skor peserta menurut program Kesehatan Pendidikan Ekonomi 3,5 3,6 3,6 2,9 2,8 3,0 3,4 3,2 3,6 3,5 3,6 3,5 4,0 2,6 3,7 3,5 3,2 3,5
Rataan peserta 3,6 2,9 3,4 3,5 3,4 3,4
Keterangan : 1-1,4 = tidak efektif, 1,5-2,4 = kurang efektif, 2,5-3,4= cukup efektif, 3,5-4,4 = efektif, 4-4,5= sangat efektif
Tabel 5 mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, sosialisasi Posdaya Bina Sejahtera sudah cukup efektif (rataan skor 3,4). Pada program kesehatan dan ekonomi sudah efektif disosialisasikan, sementara program pendidikan cukup efektif, hal ini dikarenakan peserta program pendidikan sebagian besar berusia relatif muda dengan tingkat pendidikan rendah dan sedang dimana para peserta
48
sudah cukup paham dan mengerti arti penting sebuah pendidikan, sehingga menganggap bahwa sosialisasi tersebut kurang maksimal pemanfaatannya. Hasil penelitian mengungkapkan hanya dua indikator yang memiliki peranan efektif terhadap efektivitas komunikasi, yaitu metode komunikasi (rataan skor 3,6) dan materi pelatihan (rataan skor 3,5). Metode komunikasi merupakan salah satu cara supaya proses komunikasi berjalan lancar dan efektif, serta keberhasilannya didukung oleh media yang digunakannya. Dari data yang diperoleh, metode komunikasi dan materi yang disampaikan pada Posdaya adalah tepat. Metode komunikasi secara langsung atau tatap muka
lebih mudah
dimengerti, di samping mengemukakan pendapat dapat disampaikan pada saat itu juga. Materi komunikasi yang disampaikan kader dalam proses sosialisasi sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan selain itu materi dapat dipahami, serta dapat menambah keterampilan masyarakat. Metode komunikasi dengan dibantu teknik simulasi dan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta akan mempermudah masyarakat untuk lebih memahami pesan-pesan atau informasi yang disampaikan. Pada program kesehatan proses sosialisasi yang efektif terdapat pada aspek metode komunikasi dan materi pelatihan (rataan skor 3,5), serta sarana prasarana (rataan skor 4,0). Secara umum metode komunikasi yang disampaikan pada program Posdaya adalah secara langsung, sehingga memudahkan dalam proses komunikasi, hal ini juga didukung oleh materi atau informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Pada proses sosialisasi, sarana dan prasana yang memadai merupakan aspek yang menentukan kelanjutan dari suatu program. Sarana program kesehatan pada Posdaya sudah memadai atau kategori efektif. Ketersediaan sarana meliputi peralatan/perlengkapan timbang badan, pengukur tensi, lokasi/tempat berlangsungnnya pelaksanaan Posyandu maupun Posbindu dan obat-obatan. Pada bidang pendidikan, keefektivan sosialisasi yang dinilai sudah sesuai terdapat pada aspek metode komunikasi dan materi (3,6). Metode maupun materi yang disampaikan oleh kader dinilai oleh masyarakat sudah sesuai dan dibutuhkan oleh masyarakat. Adanya materi tentang pendidikan yang disampaikan kader, masyarakat menjadi paham tentang arti penting pendidikan usia dini bagi anak-
49
anak. Selain itu, materi yang disampaikan cukup sederhana, sehingga mudah dipahami dan dapat diterima oleh masyarakat. Proses sosialisasi yang efektif pada bidang ekonomi terdapat pada aspek metode komunikasi (rataan skor 3,5), kredibilitas SDM (rataan skor 3,6), materi pelatihan (rataan skor 3,5) dan sarana prasarana (rataan skor 3,7). Kredibilitas merupakan tingkat kepercayaan terhadap seseorang. Penyuluhan menurut Asngari (2008) adalah kegiatan mendidik orang dengan tujuan mengubah perilaku klien sesuai yang direncanakan, yakni menjadi orang modern. Hal ini merupakan usaha memperdayakan potensi individu klien agar lebih berdaya secara mandiri. Peran pendamping menurut Adi (2003) adalah (1) pemercepat perubahan, (2) perantara, (3) pendidik, (4) tenaga ahli, (5) perencana sosial dan (6) advocate. Kredibilitas berhubungan dengan peran pendamping yang memiliki peran baik di mata masyarakat. Salah satu peran pendamping yang menjadi penilaian masyarakat adalah berkontribusi dalam memberikan penjelasan mengenai manfaat Posdaya, khususnya dalam kegiatan lembaga keuangan mikro (LKM) sebagai wadah keuangan untuk memperoleh pinjaman modal bagi usaha masyarakat. Sarana prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat
sudah memadai.
Kegiatan yang dilakukan adalah budidaya ikan Lele dan jamur Tiram. Sarana prasarana untuk kegiatan usahatani ini menggunakan lahan tidur milik salah satu warga dengan luas lahan 800 m2 dengan berbagai peralatan yang mendukung.
Efektifivas Komunikasi Kegiatan Posdaya Bina Sejahtera Komunikasi dikatakan efektif, apabila pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikator dimengerti, diterima dan dimanfaatkan oleh komunikan, sebaliknya komunikator mengerti dan menerima yang disampaikan oleh komunikan dalam bentuk umpan balik. Komunikator dapat menerima umpan balik dari komunikan sangat tergantung pada konteks komunikasi yang berlangsung. Oleh karena itu, seringkali dikemukakan bahwa komunikasi dikatakan efektif apabila komunikator dan komunikan memiliki FOR (frame of references) dan FOE (frame of experiences) yang sama. FOE dan FOR seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang dimiliki atau kognitif, sikap atau afekti dan perilaku atau konatif. Pada penelitian ini ketiga faktor tersebut menjadi
50
fokus penelitian untuk mengetahui tingkat efektivitas komunikasi pada program Posdaya. Deskripsi efektivitas komunikasi program Posdaya dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Deskripsi efektivitas komunikasi kegiatan Posdaya Bina Sejahtera Efektifitas komunikasi Kognitif Afektif Konatif Total rataan skor
Rataan skor peserta menurut program Kesehatan Pendidikan Ekonomi 4,0 4,2 4,5 3,2 4.0 3,3 3,5 3,6 3,5 3,6 3,9 3,8
Rataan peserta 4,2 3,5 3,5 3,8
Keterangan : 1-1,4 = tidak tinggi, 1,5-2,4 = kurang tinggi, 2,5-3,4 = cukup tinggi, 3,5-4,4 = tinggi, 4,5-5 = sangat tinggi
Hasil penelitian secara keseluruhan penilaian terhadap efektifitas komunikasi adalah tinggi (3,8), begitu pula apabila dilihat antar program Posdaya, baik pada kesehatan (3,6), pendidikan (3,9) dan ekonomi (3,8).
Hal ini
menunjukkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap program-program Posdaya ada peningkatan dan masyarakat antusias terhadap program yang dijalankan. Efektivitas komunikasi pada program Posdaya diukur pada tiga indikator, yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Secara keseluruhan efektifitas komunikasi program Posdaya dapat dikatakan efektif, dengan indikasi tingginya pengetahuan masyarakat tentang arti penting kesehatan, pendidikan dan ekonomi setelah diadakan sosialisasi program Posdaya. Sikap masyarakat terhadap program Posdaya positif dengan diikuti oleh tindakan masyarakat dalam mengikuti program-program yang dijalankan Posdaya. Apabila dibandingkan antar ranah keefektivan komunikasi pada posdaya, indikator yang paling efektif adalah pada perubahan pengetahuan. Untuk perubahan sikap dan tindakan pada masyarakat sendiri relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan perubahan pengetahuannya. Hal ini senada dengan Effendy (2001) yang menyatakan bahwa komunikasi dapat dikatakan efektif, jika dapat menimbulkan dampak seperti (1) kognitif, yaitu meningkatnya pengetahuan komunikan; (2) afektif, yaitu perubahan sikap dan pandangan komunikan, karena hatinya tergerak akibat komunikasi; dan (3) konatif, yaitu perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan.
51
Penilaian yang tinggi pada efektivitas komunikasi pada program kesehatan terdapat pada aspek tingkat pengetahuan (4,0). Adanya Posdaya membuat peserta bertambah pengetahuan terhadap kesehatan, terutama manfaat Posyandu dan Posbindu lansia. Adanya Posdaya bidang kesehatan meningkatkan pengetahuan masyarakat bertambah, di antaranya pemberian makanan tambahan untuk balita, kegiatan pelayanan keluarga berencana (KB), kesehatan ibu dan anak (KIA), Gizi, penanggulangan diare dan imunisasi, serta pengetahuan kesehatan untuk lansia. Pada program pendidikan, efektivitas komunikasi tinggi, yang ditunjukkan dari tingginya astusiasme masyarakat terhadap program yang dilaksanakan dengan respons yang sangat bagus, berupa tingginya pemahaman masyarakat tentang arti penting pendidikan anak-anak sejak usia dini. Dalam hal ini penerimaan keluarga muda sangat baik terhadap program PAUD Posdaya yang ditunjukkan dengan kesadarannya sendiri untuk mendaftarkan anaknya ke PAUD. Pada bidang ekonomi aspek pengetahuan dan pemahanam masyarakat sangat tinggi (rataan skor 4,5). Pengetahuan masyarakat yang sangat tinggi ini ditunjukkan dari masyarakat yang mampu menjelaskan berbagai macam aspek kegiatan bisnis yang ada di daerah ini sehingga cukup paham dan jeli dalam melihat peluang bisnis yang ada di daerahnya. Tindakan masyarakat pada bidang ekonomi ini baik, yaitu dapat dilihat dari antusiasme masyarakat yang tinggi dalam mengikuti program LKM yang ada pada program Posdaya. Umumnya peserta mengetahui program Posdaya bukan program pemberian
dari
pemerintah.
Kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
tidak
mengandalkan bantuan dari pihak lain, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan, sehingga masyarakat mandiri dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari Posdaya. Berdasarkan aspek afektif, untuk mengetahui apakah afektif merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi Posdaya, maka dalam penelitian ini faktor afektif dilihat dari daya dukung, menerima, menyukai dan antusias terhadap program-program Posdaya. Program Posdaya telah merubah keyakinan, pengetahuan, dan sikap masyarakat dalam mengatasi masalah sosial ekonominya dan direalisasikan dalam kehidupannya.
52
Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Individu dengan Proses Sosialisasi Posdaya Bina Sejahtera Analisis hubungan τ b- Kendall antara faktor internal dan eksternal peserta dengan proses sosialisasi program Posdaya terdiri dari tiga
program, yaitu
program kesehatan, pendidikan dan ekonomi. A. Program Kesehatan Faktor internal peserta terdiri dari umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pekerjaan/usaha, pendapatan dan tingkat kekosmopolitan. Sedangkan faktor eksternalnya adalah kemudahan peserta dalam memperoleh pelayanan pada program kesehatan. Proses sosialisasi yang dilihat terdiri atas lima (5) indikator, yaitu metode komunikasi, media komunikasi, kredibilitas SDM, materi pelatihan dan sarana prasarana. Pada Tabel 7 dilihat hubungan sampai sejauhmana faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi. Faktor internal yang menunjukkan hubungan dengan proses sosialisasi hanya umur, pendidikan formal dan tingkat kosmopolitan, sedangkan proses sosialisasinya hanya pada media komunikasi, kredibilitas SDM, materi pelatihan dan sarana prasarana. Faktor umur memiliki hubungan nyata (p < 0,05) dan sangat nyata (p <
0,01) dengan proses sosialisasi (media komunikasi, kredibilitas SDM, materi pelatihan dan sarana prasarana). Hubungan nyata terdapat pada umur dengan media komunikasi, yang ditunjukkan oleh semakin bertambah usia peserta Posdaya, maka semakin tinggi kebutuhannya terhadap media komunikasi. Umumnya media yang digunakan kader dalam proses sosialisasi tentang informasi kesehatan melalui media cetak seperti brosur, leaflet dan poster. Media elektronik kurang dapat berperan dalam proses sosialisasi Posdaya. Untuk lebih rincinya hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi program Posdaya dapat dilihat pada Tabel 7.
53
Tabel 7. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi program kesehatan Faktor internal dan eksternal Umur Pendidikan formal Pendidikan non formal Usaha Pendapatan Tingkat kosmopolitan Sarana kesehatan
Metode Media komunikasi 0,359 0,367* -0,173 -0,382*
Proses sosialisasi Kredibilitas Materi -0,661** -0,049
Sarana prasarana 0,733** -0,469* 0,046 -0,170
-0,188
-0,184
-0,027
0,279
-0,053
-0,076 -0,215 0,273
0,012 0,087 0,060
0,066 0,106 0,343
0,186 0,084 0,019
-0,191 -0,137 0,547**
-0,055
0,144
0,000
-0,031
-0,107
Keterangan : *= hubungan nyata (p < 0,05) dan **= hubungan sangat nyata (p < 0,01)
Umur dengan kredibilitas SDM berhubungan sangat nyata cenderung negatif, yaitu diindikasikan dengan semakin bertambah usia peserta semakin rendah pandangannya terhadap kader. Umumnya para kader kesehatan usianya lebih muda dibandingkan sebagian besar responden program kesehatan, terutama pada program Posbindu lansia. Hal ini dapat dipahami bahwa peserta memiliki persepsi bahwa usia muda memiliki pengalaman atau pemahaman yang kurang tentang kesehatan. Umur dengan materi berhubungan sangat nyata (p < 0,01), yaitu semakin bertambah usia, maka kebutuhan akan informasi kesehatan semakin tinggi. Usia semakin bertambah biasanya berbagai penyakit akan datang menyerang, sehingga peserta memerlukan berbagai macam informasi, khususnya tentang kesehatan, sehingga diharapkan dapat mencegah atau mengobati penyakit sedini mungkin. Adapun umur dengan sarana prasarana berhubungan terbalik, semakin bertambah usia, maka peserta semakin rendah pandangannya terhadap sarana dan prasarana yang tersedia. Hal ini dikarenakan sarana prasarana yang tersedia hanya alat timbang badan, pengukur tensi dan obat-obatan. Padahal peserta membutuhkan alat yang lainnya, misal untuk mengecek kadar gula, kolesterol, asam urat dan penyakit lainnya yang biasa menyerang para lanjut usia (lansia).
54
Seperti diketahui bahwa saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia kurang begitu peduli terhadap masalah pendidikan, dikarenakan mahalnya biaya pendidikan. Dari Tabel 7 pendidikan formal berhubungan nyata (p < 0,05) negatif dengan media komunikasi, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan formal peserta, semakin rendah pandangannya terhadap peran media komunikasi pada Posdaya. Hal ini dikarenakan media yang digunakan pada proses sosialisasi hanya media cetak seperti brosur, leaflet dan poster. Pesrta Posdaya yang tingkat pendidikannya lebih baik kurang tertarik pada cetak-cetakan tersebut, peserta mengharapkan media yang lebih baik dan canggih dalam proses sosialisasi, sehingga lebih menarik tampilannya. Kekosmopolitan merupakan sifat keterbukaan peserta dan frekuensi untuk mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan program kesehatan. Berdasarkan Tabel 7 terdapat hubungan yang nyata antara tingkat kekosmopolitan dengan sarana prasarana. Tersedianya berbagai fasilitas memungkinkan peserta untuk mencari dan memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan. B. Program Pendidikan Hampir di setiap Posdaya binaan IPB terselenggara program PAUD sebagai program dalam bidang pendidikan. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sadar perlunya pendidikan sejak usia dini, maka masyarakat sangat antusias dengan berdirinya PAUD di Posdaya. Secara keseluruhan, baik faktor internal maupun eksternal tidak berhubungan dengan proses sosialisasi Posdaya, hanya faktor pendidikan formal dan tingkat kekosmopolitan yang berhubungan dengan proses sosialisasi. Pendidikan formal berhubungan sangat nyata dengan media komunikasi dan berhubungan nyata dengan kredibilitas SDM. Peserta Posdaya yang tingkat pendidikannya baik semakin bersikap positif terhadap proses sosialisasi melalui media yang digunakan, terutama media cetak, dikarenakan masyarakat mengaku sangat merasakan manfaat adanya PAUD di lingkungannya akibat sebagian besar masyarakat tidak mampu membiayai masuk TK yang dianggap cukup tinggi. Sikap masyarakat ini juga ditunjang oleh tingkat kredibilitas kader yang kompeten terhadap bidang pendidikan, sehingga semakin antusias terhadap program pendidikan. Tabel 8 menunjukkan hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi Posdaya bidang pendidikan.
55
Tabel 8. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi program pendidikan Faktor internal dan eksternal Umur Pendidikan formal Pendidikan non formal Usaha Pendapatan Tingkat kosmopolitan Sarana Pendidikan
Proses sosialisasi Metode komunikasi -0,217
Media
Kredibilitas
Materi
-0,112
0,007
0,103
Sarana prasarana 0,174
0,348
0,600**
0,421*
0,229
0,079
-0,231
0,180
-0,109
0,346
0,127
0,000 -0,261
0,000 -0,141
0,000 0,045
0,000 -0,205
0,000 0,094
-0,249
0,290
0,414*
-0,122
-0,448*
0,259
-0,084
0,313
-0,121
0,222
Keterangan : *= hubungan nyata (p < 0,05) dan **= hubungan sangat nyata ( p < 0,01)
Tingkat kekosmopolitan berhubungan nyata dengan kredibilitas SDM dan berhubungan nyata negatif dengan sarana dan prasarana. Semakin tinggi kekosmopolitan masyarakat terhadap berbagai informasi, maka semakin baik sikap peserta terhadap kader, tetapi semakin rendah sikap peserta terhadap sarana prasarana, dikarenakan fasilitas yang tersedia di PAUD Posdaya seadanya, terutama tempat kegiatan belajar mengajarnya. C. Program ekonomi Secara keseluruhan faktor internal dan eksternal pada program ekonomi dengan proses sosialisasi Posdaya terdapat hubungan nyata dan sangat nyata. Faktor umur terdapat hubungan nyata dengan metode komunikasi, artinya semakin bertambah usia peserta, maka semakin bersikap positif terhadap metode komunikasi yang dilakukan Posdaya dalam sosialisasi program. Pada program ekonomi, sebagian besar peserta berusia sekitar 30-40 tahun, termasuk kategori dewasa. Kisaran umur tersebut disebut umur produktif tenaga kerja, sehingga metode komunikasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta. Tabel 9 menunjukkan hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi Posdaya bidang ekonomi.
56
Tabel 9. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan proses sosialisasi program ekonomi Faktor internal dan eksternal Umur Pendidikan formal Pendidikan non formal Usaha Pendapatan Tingkat kosmopolitan Sarana ekonomi
Metode komunikasi 0,439*
Proses sosialisasi Kredibilitas Materi
0,181
-0,122
0,140
Sarana prasarana -0,086
0,373
0,213
0,490*
0,406*
-0,049
-0,213
-0,091
0,423*
0,253
-0,408* -0,256
-0,227 -0,327
-0,007 0,315
-0,536** 0,000
-0,403* 0,050
0,130
0,015
0,201
0,414*
0,374
-0,151
-0,404*
-0,295
0,110
0,118
0,447*
Media
Keterangan : *= hubungan nyata (p < 0,05) dan **= hubungan sangat nyata ( p < 0,01)
Pendidikan peserta program ekonomi mayoritas berpendidikan rendah (SD-SLTP) dan sedang (SLTA) masing-masing 45,5%. Berkaitan dengan tingkat pendidikan formal dengan proses sosialisasi berhubungan nyata dengan aspek metode komunikasi, materi dan sarana prasarana. Pendidikan formal dapat menunjukkan tingkat intelejensia seseorang yang berhubungan dengan daya pikir, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka keterbukaan akan informasi baru dan kegiatan yang bermanfaat akan mudah diterima. Pendidikan nonformal merupakan proses belajar di luar sekolah seperti kursus, pelatihan, penataran maupun studi banding. Dari hasil penelitian, pendidikan nonformal berhubungan nyata dengan materi. Semakin sering masyarakat mengikuti berbagai pelatihan, maka menyebabkan semakin mudah memahami materi yang disampaikan pada proses sosialisasi Posdaya. Usaha ataupun pekerjaan peserta sebagian besar adalah pedagang (68,2%). Usaha peserta berhubungan nyata dengan metode komunikasi dan sarana prasarana, sedangkan dengan materi berhubungan sangat nyata, tetapi cenderung negatif. Semakin baik pekerjaan yang dilakukan peserta telah mengakibatkan semakin malas mengikuti proses sosialisasi. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan mengikuti sosialisasi Posdaya, peserta berpikir akan menyita waktu pekerjaannya.
57
Tingkat kekosmopolitan berhubungan nyata dengan materi, semakin tinggi kekosmopolitan atau sifat keterbukaan
masyarakat terhadap informasi, maka
semakin baik responsnya terhadap materi yang disampaikan, terutama materi yang sesuai untuk meningkatkan usahanya. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang terbuka cenderung untuk selalu mengakses informasi yang terus berkembang. Masyarakat juga semakin antusias untuk memperoleh informasi, karena materi yang disampaikan oleh kader posdaya sangat bemanfaat bagi peningkatan pendapatan mereka. Materi pelatihan yang disampaikan, di antaranya budidaya jamur tiram, ikan lele dan membuat berbagai makanan (keripik cempedak, rolade dan jus jambu merah). Materi pelatihan yang disampaikan cukup membantu sebagai tambahan penghasilan masyarakat. Sarana ekonomi yang dimaksud adalah kemudahan dalam memperoleh pelayanan pada bidang ekonomi. Sarana ekonomi berhubungan nyata negatif dengan media komunikasi. Semakin mudah masyarakat memperoleh pelayanan, telah menyebabkan semakin rendah pandangannya terhadap media komunikasi dalam proses sosialisasi. Media komunikasi yang digunakan umumnya media cetak, karena kurang menarik perhatian masyarakat. Kemudahan yang diperoleh masyarakat adalah pelayanan dalam memperoleh pinjaman modal usaha. Keberadaan LKM pada dasarnya untuk membantu masyarakat yang kekurangan modal usaha. Keberadaan LKM menumbuhkan jiwa-jiwa wirausaha dan meminimkan pinjaman para warga pada Bank keliling atau renternir yang marak di pedesaan ataupun kota pinggiran.
Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Efektivitas Komunikasi Posdaya Bina Sejahtera Analisis hubungan τ b- Kendal antara faktor internal dan eksternal peserta dengan efektivitas komunikasi program Posdaya terdiri dari tiga program, yaitu program kesehatan, pendidikan dan ekonomi. A. Program Kesehatan Efektivitas komunikasi yang dilihat pada program Posdaya meliputi aspek kognitif, afektif dan konatif. Secara keseluruhan tidak terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi. Hanya pada faktor
58
umur yang berhubungan sangat nyata (p < 0,01) dengan efektivitas komunikasi (kognitif, afektif dan konatif). Semakin bertambah usia peserta maka tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan yang ditunjukkan peserta dalam program kesehatan ini sangat efektif. Peserta sangat aktif dalam menerima setiap pelayanan yang diberikan dalam program kesehatan. Tabel 8 menunjukkan hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi pada Posdaya. Tabel 10. Hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi program kesehatan Faktor internal dan eksternal Umur Pendidikan formal Pendidikan non formal Usaha Pendapatan Kekosmopolitan Sarana kesehatan
Kognitif 0,519** -0,051 0,086 -0,122 0,101 -0,187 0,164
Efektivitas komunikasi Afektif 0,711** 0,103 0,130 0,047 -0,006 -0,136 -0,110
Konatif 0,711** 0,111 0,251 0,153 0,093 -0,044 -0,114
Keterangan : **= hubungan sangat nyata ( p < 0,01)
B. Program Pendidikan Efektivitas komunikasi yang baik akan meningkatkan tingkat pengetahuan peserta, memperbaiki sikap dan tindakan peserta, sehingga menjadi lebih baik. Peserta pada program pendidikan sebagian besar adalah ibu rumah tangga dengan usia yang relatif muda, sehingga tergolong keluarga muda dan tingkat pendidikannya sebagian besar SD - SLTA. Walaupun tingkat pendidikannya rendah, namun peserta paham arti penting sebuah pendidikan, sehingga dengan hadirnya PAUD antusiasme masyarakat sangat tinggi. Berdasarkan Tabel 11, hasil penelitian diperoleh tidak terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi. Dengan demikian, karakteristik peserta menunjukkan tidak menentukan pandangannya terhadap efektivitas komunikasi bidang pendidikan Posdaya. Ciri yang sangat menonjol pada peserta program pendidikan ini adalah 100% pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Tabel 11 menunjukkan hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektifitas komunikasi.
59
Tabel 11. Hubungan faktor internal dan eksternal komunikasi program pendidikan Faktor internal dan eksternal Umur Pendidikan formal Pendidikan non formal Usaha Pendapatan Kosmopolitan Sarana pendidikan
Kognitif 0,132 -0,167 0,336 0,000 0,195 0,266 -0,092
dengan efektivitas
Efektivitas komunikasi Afektif 0,184 -0,058 0,083 0,000 -0,141 0,030 0,211
Konatif 0,116 -0,013 0,000 0,000 0,078 0,197 -0,317
C. Program Ekonomi Faktor internal maupun eksternal peserta ekonomi secara keseluruhan tidak berhubungan dengan efektivitas komunikasi program.
Karakteristik
masyarakat tidak menentukan pandangannya terhadap efektivitas komunikasi bidang ekonomi. Efektivitas komunikasi ini ditentukan oleh proses sosialisasi yang dijalankan oleh Posdaya. Tabel 12 menunjukkan sejauhmana hubungan faktor internal dan eksternal dengan efektivitas komunikasi program ekonomi. Tabel 12. Hubungan faktor internal dan eksternal komunikasi program ekonomi Faktor internal dan eksternal Umur Pendidikan formal Pendidikan non formal Usaha Pendapatan Kosmopolitan Sarana ekonomi
Kognitif 0,000 -0,068 -0,058 -0,028 -0,115 0,183 -0,054
dengan efektivitas
Efektivitas komunikasi Afektif 0,156 -0,096 0,324 0,058 0,174 0,000 0,248
Konatif -0,104 0,056 -0,171 0,039 -0,087 0,008 -0,211
Hubungan Proses Sosialisasi dengan Efektivitas Komunikasi Posdaya Bina Sejahtera Analisis hubungan τ b- Kendal antara faktor internal dan eksternal peserta dengan efektivitas komunikasi program Posdaya terdiri dari tiga program, yaitu program kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Proses sosialisasi yang dilihat terdiri dari lima (5)
indikator, yaitu metode komunikasi, media, kredibilitas,
60
materi dan sarana prasarana. Efektifitas yang diamati terdiri dari kognitif, afektif dan konatif. A. Program kesehatan Secara keseluruhan terdapat hubungan nyata (p < 0,5) dan sangat nyata (p < 0,1) antara proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi pada program kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa peserta dapat menerima proses sosialisasi yang dijalankan Posdaya, sehingga meningkatnya pengetahuan tentang programprogram yang dijalankan Posdaya, menunjukkan sikapnya dengan berpartisipasi sebagai anggota Posdaya dan menjalankan berbagai kegiatan yang terdapat pada Posdaya. Hanya pada aspek metode komunikasi yang tidak berhubungan dengan efektivitas komunikasi. Tabel 13 menunjukkan hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi. Tabel 13. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi program kesehatan Proses Sosialisasi Metode komunikasi Media Kredibilitas Materi Sarana prasarana
Kognitif 0,201
Efektivitas komunikasi Afektif 0,267
Konatif 0,187
0,451* -0,518** 0,345* -0,413*
0,252 -0,614** 0,645** -0,545**
0,278 -0,527** 0,697** -0,488**
Keterangan : *= hubungan nyata (p < 0,05) dan **= hubungan sangat nyata ( p < 0,01)
Efektivitas komunikasi berpengaruh nyata (p < 0,5) dan sangat nyata (p<0,1) pada media komunikasi, kredibilitas, materi pelatihan dan sarana prasarana
yang
digunakan
pada
proses
sosialisasi.
Media
komunikasi
berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi pada aspek kognitif. Hal ini menunjukkan media komunikasi yang digunakan pada proses sosialisasi Posdaya meningkatkan pengetahuan pesertatentang kesehatan. Simulasi program kesehatan dibantu oleh beragam media yang digunakan, terutama media cetak seperti leaflet, brosur, poster dan buku membuat proses komunikasi menjadi efektif. Kredibilitas berhubungan dengan peran pendamping yang memiliki peran baik di mata masyarakat. Tingkat kredibilitas sumber berpengaruh sangat nyata,
61
dengan kecenderungan negatif pada pengetahuan, sikap dan tindakan peserta. Hal ini menunjukkan semakin kredibel kader, ternyata berbanding terbalik dengan kemampuan komunikasinya dalam proses sosialisasi. Kader lebih banyak menggunakan jargon-jargon yang sulit dipahami dan dimengerti oleh masyarakat. Sementara ada kader yang kurang memiliki kredibilitas, namun mampu menyampaikan pesan-pesan komunikasi dalam bahasa yang lebih sederhana, sehingga mudah dipahami masyarakat. Materi pada program kesehatan berpengaruh nyata terhadap pengetahuan dan sangat nyata pada aspek sikap dan tindakan peserta. Setiap informasi yang disampaikan program kesehatan diterima sangat baik oleh peserta dan diaplikasikan melalui sikap dan tindakannya dengan menjadi anggota Posdaya. Sarana prasarana yang digunakan dalam program kesehatan ini berpengaruh terbalik terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan peserta. Hal ini mungkin terjadi, karena sarana dan prasarana yang dpergunakan dalam program kesehatan ini masih sederhana dan apa adanya, sehingga kurang berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan responden yang mengakibatkan kurang efektif pada proses sosialisasinya. B. Program Pendidikan Sosialisasi merupakan suatu proses dimana seseorang mempengaruhi orang lain karena adanya interaksi. Pada Tabel 14 secara umum menunjukkan tidak terdapat hubungan baik yang nyata maupun sangat nyata antara proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi, namun pada aspek metode komunikasi terdapat hubungan nyata negatif dengan aspek konatif. Metode komunikasi yang dilakukan pada program pendidikan adalah metode secara langsung. Hal ini dilakukan supaya proses komunikasi lebih mudah dan diharapkan lebih efektif, karena komunikasi secara langsung atau face to face akan lebih efisien, karena feed back yang diperoleh saat itu juga. Namun hasil yang diperoleh metode komunikasi adalah berhubungan terbalik dengan tindakan masyarakat terhadap sosialisasi program pendidikan. Hal ini dikarenakan fasilitas yang tersedia kurang memadai, sehingga masyarakat menilai metode yang dijalankan biasa-biasa, karena sudah cukup paham arti penting sebuah pendididkan. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi dapat dilihat pada Tabel 14.
62
Tabel 14. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi program pendidikan Proses Sosialisasi Metode komunikasi Media Kredibilitas Materi Sarana prasarana
Kognitif -0,106
Efektivitas komunikasi Afektif -0,371
Konatif -0,459*
-0,097 -0,210 -0,325 -0,222
0,035 0,342 -0,164 -0,019
0,023 0,094 0,308 -0,240
Keterangan : *= hubungan nyata ( p < 0,05)
C. Program Ekonomi Proses sosialisasi merupakan suatu proses belajar seorang individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak mengetahui tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Adanya proses sosialisasi Posdaya diharapkan membawa dampak positif terhadap efektivitas komunikasi masyarakat sebagai peserta program, sehingga meningkatkan tingkat pengetahuan atau pemahaman masyarakat yang diikuti sikap dan tindakan yang lebih baik. Tabel 15 menunjukkan hubungan proses sosialisasi dengan efektifitas komunikasi. Tabel 15. Hubungan proses sosialisasi dengan efektivitas komunikasi program ekonomi Proses Efektifitas komunikasi Sosialisasi Kognitif Afektif Konatif Metode 0,197 -0,204 0,408* komunikasi Media 0,401* -0,017 0,254 Kredibilitas 0,090 -0,060 0,185 Materi 0,273 0,203 -0,012 Sarana prasarana 0,047 -0,061 0,053 Keterangan : *= hubungan nyata (p < 0,05)
Dari hasil penelitian, hubungan proses sosialisasi pada program ekonomi umumnya tidak berhubungan dengan efektifitas komunikasi, tetapi hanya pada aspek metode komunikasi dan media komunikasi yang berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi. Metode komunikasi berhubungan nyata dengan konatif, maka semakin baik metode komunikasi yang dilakukan kader mampu menggugah peserta untuk melaksanakan praktek kegiatan ekonomi yang diajarkan. Kader
63
dalam melakukan proses sosialisasi dengan cara simulasi, sehingga telah membuat masyarakat sewbagai peserta menjadi tertarik melakukan apa yang disampaikan dalam psoses sosialisasi. Misalnya dalam pembuatan budidaya Jamur Tiram. Kegiatan ini mampu menambah penghasilan masyarakat. Aspek media komunikasi berhubungan nyata dengan kognitif, yang ditunjukkan semakin baiknya media yang digunakan mampu meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
Peserta Posdaya Bina Sejahtera sebagian besar berkategori tua, pendidikan formal SD-SMP dan tidak pernah mengikuti pelatihan sebagai pendidikan non formal. Jenis usaha yang peserta Posdaya yang dominan adalah ibu rumah tangga (55,9%) dengan pendapatan pada kategori sedang (Rp. 650.000,00-1.500.000,00).
2.
Peserta Posdaya cukup mudah mengakses atau memperoleh pelayanan pada program Posdaya.
3.
Proses sosialisasi Posdaya sudah berlangsung cukup efisien dan program ini dapat diterima oleh masyarakat.
4.
Komunikasi pada proses sosialisasi Posdaya sudah efektif dalam meningkatkan pengetahuan atau pemahaman, serta mengarahkan sikap dan tindakan masyarakat peserta Posdaya.
5.
Faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan proses sosialisasi hanya pada umur, pendidikan formal dan tingkat kosmopolitan pada program kesehatan. Pada program pendidikan aspek pendidikan formal dan tingkat kosmopolitan. Sedangkan pada program ekonomi
aspek umur,
pendidikan formal, pendidikan non formal, usaha, tingkat kosmopolitan dan sarana prasarana. 6.
Faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan efektifitas komunikasi adalah aspek umur pada program kesehatan, sedangkan pada dua program lainnya tidak ada.
7.
Aspek sosialisasi berhubungan dengan efektivitas komunikasi, yaitu media komunikasi, kredibilitas SDM, materi dan sarana prasarana pada program kesehatan. Metode komunikasi pada program pendidikan, metode dan media komunikasi pada program ekonomi.
66
Saran 1.
Proses sosialisasi pada setiap program masih perlu ditingkatkan lagi, yaitu aspek penggunaan media sebagai sarana penyampai materi, untuk membuat masyarakat sebagai peserta Posdaya tertarik dan mudah memahami, sehingga mengefektifkan komunikasi
2.
Perlu ditingkatkan muatan pengetahuan dalam materi program pada tiap-tiap program Posdaya, terutama program pendidikan dan ekonomi.
67
DAFTAR PUSTAKA Adi, I.R. 2002. Pemikiran-pemikiran dalam pembangunan kesejahteraan sosial; Seri pemberdayaan masyarakat. Fakultas Ekonomi UI, Jakarta ________ 2003. Pemberdayaan, pengembangan masyarakat dan intervensi komunitas (Pengantar pada pemikiran dan pendekatan praktis). LPFE UI, Jakarta. Agresti A., Finaly B. 1999. Metode statistik untuk ilmu ilmu sosial. Jurusan statistik FMIPA IPB. Bogor. Anwar S. 1982. Dampak Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada masyarakat desa: kasus KKN Universitas Andalas di Sumatera Barat. (disertasi) Sekolah Pasca Sarjana – Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor. Asngari, PS. 2008. Pentingnya memahami falsafah penyuluhan pembangunan dalam rangka pemberdayaan manusia pembangunan yang bermanfaat. Pustaka Bangsa Press, Medan. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2009. Kecamatan Bogor Barat dalam angka. BPS, Bogor. DeVito J. A. 1997. Komunikasi antarmanusia. (Terjemahan). Profesional Books, Jakarta. Effendy, O.U. 2000. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Citra Aditya Bakti, Bandung. __________. 2001. Dinamika komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Friedman J. 1992. Empowerment, the politic of alternatif development. Blackwell, Massachussets. Gibson LL, Incevich MJ. Donnely HJ. 1997. Organisasi dan manajemen: Perilaku struktur dan proses. Erlangga. Bandung. Goyer RS. 1970. Communication, Communicative Process, Meaning : Toward a Unified Theory. Journal of Communication 20. Ichwanudin. 1998. Hubungan perilaku komunikasi peserta kelompok penggerak pariwisata (kompepar) dengan adopsi program sapta pesona di Kabupaten Sukabumi. Tesis Sekolah Pascasarjana, Jurusan Komunikasi Pembangunan Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
68
Hasim, Remiswal. 2009. Community development berbasis ekosistem. Diadit Media, Jakarta. [IPB] Institut Pertanian Bogor 2008. Rencana strategis IPB 2008 – 2012. IPB, Bogor. Jahi A. 1988. Komunikasi massa dan pembangunan edesaan di negara-negara dunia ketiga. PT Gramedia, Jakarta. Kantor Kelurahan Pasir Mulya. 2008. Monografi kelurahan Pasir Mulya kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kerlinger F.N. 2004. Asas-asas penelitian behavioral (Terjemahan). Gajahmada University Press, Yogyakarta Lionberger HF, Gwin PH. 1982. Communication strategis: a guide for agricultural change agents. The Interstate Printers and Publisher.Inc. Columbia Campus. Denville Illinois. [LPPM] lembaga Penelitian dan Pengambdian masyarakat IPB. 2008. Payung dan program penelitian prioritas IPB. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mulyana D. 2007. Ilmu komunikasi: Suatu pengantar. Remaja Rosdakarya. Bandung. Parsons W. 2005. Public Policy : Pengantar teori dan praktik audiens kebijakan. Prenda Media, Jakarta Prodjosaputro, S. 1978. Komunikasi: arti dan peranannya dalam kepemimpinan. Denpasar. CV. Sumber Mas. Bali Schramm W, Kincaid DL. 1977. Azas-azas komunikasi antar manusia. LP3ES. Jakarta. Robbins SP. 2007. Perilaku organisasi. PT Indeks, Jakarta Ruben BD, Stewart LP. 1988. Communication and human behaviour. Macmillian Publishing. New York. Singarimbun M, Effendi S. 2006. Metode penelitian survei. LP3ES. Jakarta Sevilla A.O, Jesus GP, TwilaP.R, Bella GU, Gabriel. 1993. Pengantar metoda penelitian. (terjemahan). Universitas Indonesia Press, Jakarta. Soekartawi. 2005. Prinsip dasar komunikasi pertanian. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
69
Shardlow S. 1998. Values, ethics and social work dalam payne, malcolm. 1997. modern social work theory, seccond edition. MacMillan Press, London. Singarimbun M.,. dan Effendi S. 1989. Metode penelitian survei. LP3ES. Yogyakarta. Suyono H, Haryanto R. 2009. Buku pedoman pembentukan dan pengembangan pos pemberdayaan keluarga. Balai Pustaka, Jakarta. Tubbs S. L, Moss S. 2000. Human communication: prinsip-prinsip dasar (terjemahan). Remaja Rosdakarya, Bandung. Wiryanto. 2005. Pengantar ilmu komunikasi. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta Wursanto, I. 1987. Etika komunikasi kantor.kasnisius. Yogyakarta.
LAMPIRAN
73
Lampiran 1. Kuesioner penelitian
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI KEGIATAN PROGRAM POSDAYA DI DESA BINAAN IPB
ERNA ERNAWATI I352080041
Nama Responden
:
Alamat
:
Nama Kelompok
:
SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
74
I
Faktor Internal 1. Nama 2. 3. 4. 5. 6. 7.
: Jenis kelamin : Tempat tanggal lahir : Pendidikan terakhir : Usaha : Pendapatan kelg/bulan : Pendidikan non formal yang pernah diikuti :
No A 1 2 B 1 2 C 1 2 D 1 2 E 1 2
Nama Pendidkan Kursus
Lama waktu
Tahun
Tempat / Instansi lokasi penyelenggara
Pelatihan
Studi banding
Penataran
Lainnya
7.Tingkat kekosmopolitan Berapa kali Bapak / Ibu bertemu dan berkomunikasi mengenai programprogram POSDAYA dengan orang-orang sebagai berikut di wilayah desa ini ? No Petugas / Aparat tokoh Aktif Pasif Keperluan Frekuensi 1 Aparat tingkat Kab/Kodya 2 Aparat Kecamatan 3 Aparat LPPM/ P2SDM 4 Fasilitator 5 Tokoh masyarakat 6 Sesama pengurus 7 Sesama anggota 8 Aparat Desa Keterangan : Aktif = Responden mendatangi Pasif= Responden didatangi
Lanjutan Lampiran 1.
75
II. Faktor Eksternal A. Program Kesehatan
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
No 1 2 3 4
Pernyataan Untuk mendapatkan akses ke Posyandu. Ibu/bapak sering mengalami, kesulitan karena jarak cukup jauh Untuk mendapatkan pelayanan prima di Posyandu, Ibu/Bapak sering mengalami kesulitan Ibu sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan di Posyandu akibat biaya tidak terjangkau Ibu sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan di Posyandu akibat prosedur pelayanan rumit
Alternatif jawaban 1 2 3 4 5
B. Program Pendidikan
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju Alternatif jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 Kegiatan pendidikan program Posdaya sangat mendukung dalam perkembangan anak saya 2 Sarana prasarana sudah cukup memadai untuk pendidikan balita kami. 3 Pada program ini, kami cukup dimudahkan dalam mengakses/memasukkan putra putri kami dalam pendidikan usia dini. 4 Sarana pendidikan yang ada disini cukup nyaman dan membantu saya sebagai orang tua dalam mendapatkan pendidikan anak yang layak
C. Program LKM/ ekonomi
Berilah tanda check (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju Alternatif jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 Pendamping memberikan penjelasan mengenai manfaat kegiatan bidang ekonomi Posdaya 2 Pendamping berperan memberikan informasi mengenai kegiatan bidang ekonomi Posdaya 3 Pendamping enngan memberikan informasi kegiatan bidang ekonomi Posdaya 4 Pendamping memberikan keterampilan dalam pengembangan bidang ekonomi
76
III. Proses Sosialisasi a. Metode Komunikasi
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju Alternatif jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 Saya merasa penyampaian informasi secara perorangan lebih cepat dapat dimengerti dan lebih efektif 2 Pada proses sosialisasi, penyampaian oleh fasilitator selalu memperhatikan aspirasi atau masukan dari masyarakat 3 Pada proses sosialisasi, penyampaian oleh fasilitator sering menggunakan alat bantu yang mudah dimengerti 4 Saya dapat mengemukakan pendapat secara langsung jika informasi yang disampaiakn secara perorangan 5 Metode penyajian terkesan kaku dan kurang bervariasi 6 Metode komunikasi yang disampaikan kurang mendukung pencapaian tujuan program Posdaya 7 Metode komunikasi dengan teknik simulasi sangat baik diterapkan dalam kegiatan penyampaian informasi program Posdaya
b. Media yang digunakan
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
No 1 2 3
Pernyataan Pemanfaatan brosur dan leaflet sangat membantu menambah wawasan saya Buku-buku pertanian sangat bermanfaat dalam mendapatkan materi pemberdayaan Radio sangat berperan dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan program Posdaya
Alternatif jawaban 1 2 3 4 5
Lanjutan Lampiran 1.
No 4 5 6 7
8 9 10
Pernyataan 1 Televisi kurang berperan dalam memberikan informasi pengetahuan Informasi tentang teknologi sering diperoleh melalui Radio Televisi banyak memberikan informasi inovasi yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan. Brosur, Leaflet dan sejenisnya kurang berperan dalam memberikan informasi mengenai materi yang dibutuhkan Radio kurang diminati masyarakat dalam mencari informasi teknologi Televisi lebih banyak memberikan informasi tentang inovasi dibanding radio. Saya lebih sering menonton televisi dibanding membaca
77
Alternatif jawaban 2 3 4 5
c. Kredibilitas SDM
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Pernyataan Para kader dapat melakukan kerjasama dengan anggota dengan baik. Kader-kader kurang memperhatikan kepentingan anggota. Masyarakat diberikan kesempatan untuk bertanya. Saya percaya penuh pada para kader dalam memberikan informasi. Cara berbicara kader-kader sangat bersahaja. Masyarakat merasa sungkan untuk bertanya. Kader dapat memberikan informasi yang dibutuhkan saat ini. Kader dalam menyampaikan informasinya, membuat masyarakat tidak nyaman.
Alternatif jawaban 1 2 3 4 5
78
No 9 10 11. 12 13 14 15 16
Alternatif jawaban Pernyataan 1 2 3 4 5 Masyarakat merasa nyaman ketika para kader ikut dalam pertemuan. Dalam setiap pertemuan fasilitator selalu hadir. Fasilitator cukup jelas dalam menyampaikan materi. Materi yang disampaikan tidak bertele-tele. Pesan yang disampaikan dikemas semenarik mungkin Pesan disampaiakan secara lengkap, sesuai dengan kebutuhan. Pesan yang disampaikan menggunakan contoh / fakta yang riil. Fasilitator terampil menggunakan LCD.
d, Kesesuaian materi pemberdayaan
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju Alternatif jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 Materi pelatihan yang disampaikan menambah pengetahuan 2 3 4
Materi pelatihan pada bidang ekonomi dapat menambah penghasilan Materi pelatihan tidak dapat dimengerti Materi pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan program
5
Materi pelatihan menambah keterampilan
e. Sarana dan Prasarana
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju Alternatif jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 Ketersediaan jumlah perlengkapan sudah mendukung kegiatan di bidang program Posdaya 2 Diperlukan berbagai jenis perlengkapan untuk mendukung kegiatan program Posdaya 3 Kondisi peralatan sudah mendukung kegiatan program Posdaya 4 Lokasi kegiatan letaknya strategis 5 Jumlah bahan baku pada kegiatan ekonomi sudah mendukung kegiatan program 6 Modal yang ada saat ini mendukung kegiatan program yang dilakukan 7 Akses jalan menuju ke lokasi kegiatan mudah
Lanjutan Lampiran 1.
79
IV. Efektivitas komunikasi 1.
PENGETAHUAN Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju Alternatif jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 Anggota ikut serta memutuskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan tanpa mengandalkan bantuan pihak lain. 2 Anggota yang mandiri adalah yang mampu melayani kebutuhan anggota/pengurus lainnya dan memberikan manfaat bagi anggota/pengurus lainnya. 3 Anggota dikatakan mandiri apabila kelompoknya telah memiliki tujuan kelompok dan dapat memenuhi tujuan tersebut. 4 Masyarakat memperoleh tambahan ilmu setelah mengikuti program Posdaya 5 Masyarakat dikatakan mandiri apabila kelompoknya telah memiliki aturan yang jelas baik lisan maupun tertulis dan dipatuhi oleh kelompoknya 6 Anggota dikatakan mandiri apabila telah dapat meningkatkan status social ekonominya 7 Program-program Posdaya sangat bermanfaat bagi kelompok 8 Posdaya merupakan program dari pemerintah
2. SIKAP Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju Alternatif jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 1 Kegiatan kelompok merupakan kegiatan menyenangkan 2 Merupakan suatu kerugian, apabila tidak memanfaatkan fasilitas program. 3 Bagi pengusaha kecil, keuntungan usaha bukan tujuan utama, karena yang penting usahanya tidak bangkrut. 4 POSDAYA banyak melakukan program-program yang menguntungkan. 5 Melakukan kegiatan pencatatan merupakan kegiatan merepotkan 6 Anggota sudah dapat mengatasi masalah sosial ekonominya dengan bantuan usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.. 7 Menjadi anggota POSDAYA karena ikut-ikutan teman. 8 Menjadi anggota banyak informasi yang diperoleh.
3. 4.
80
3. TINDAKAN
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dipilih : 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju
No Pernyataan 1 Kelompok saya menabung secara teratur. 2 Kelompok saya melakukan pencacatan kegiatan secara teratur. 3 Dalam kelompok saya terbiasa bermusyawarah dalam memecahkan masalah. 4 Pada program ekonomi, ketika kekurangan modal, anggota bisa meminjam dari tabungan bersama. 5 Kelompok memiliki dana bersama dan bergulir untuk digunakan oleh anggota. 6 Anggota sudah dapat mengatasi masalah sosial ekonominya dengan bantuan usaha yang dilakukan oleh kelompok 7 Menjadi anggota POSDAYA sangat melelahkan. 8
Menjadi anggota POSDAYA meupakan suatu keuntungan tersendiri
Alternatif jawaban 1 2 3 4 5
81
Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Faktor Eksternal Bidang Ekonomi Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.900
4 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted ekonomi1 ekonomi2 ekonomi3 ekonomi4
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
11.2000 11.4000 11.4000 11.3000
2.622 1.600 1.600 2.678
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.911 .937 .937 .580
.877 .812 .812 .934
2. Faktor Eksternal Bidang Pendidikan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.983
4 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
pendidikan1 pendidikan2 pendidikan3 pendidikan4
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
11.1000 11.2000 11.2000 11.2000
4.100 3.067 3.067 3.067
.937 .996 .996 .996
Cronbach's Alpha if Item Deleted 1.000 .967 .967 .967
3. Faktor Eksternal Bidang Kesehatan Reliability Statistics Cronbach's Alpha .912
N of Items 4 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
ekt.kesehatan1 eks.kesehatan2 eks.kesehatan3 ekst.kesehatan4
11.4000 11.5000 11.3000 11.4000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 1.156 1.167 1.567 1.156
.932 .745 .646 .932
Cronbach's Alpha if Item Deleted .837 .914 .936 .837
82
4. Proses Sosialisasi Metode komunikasi Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.757
7 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted metode1 metode2 metode3 metode4 metode5 metode6 metode7
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
22.6000 22.9000 22.6000 22.9000 22.6000 22.7000 22.7000
2.711 2.989 2.711 2.100 2.933 2.456 2.233
.555 .075 .555 .683 .328 .572 .776
Cronbach's Alpha if Item Deleted .718 .830 .718 .673 .755 .706 .657
5. Proses Sosialisasi Media Komunikasi Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.952
10 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted media1 media2 media3 media4 media5 media6 media7 media8 media9 media10
33.1000 33.3000 33.2000 33.4000 33.2000 33.3000 33.4000 33.3000 33.3000 33.5000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 13.878 12.011 12.622 12.044 12.622 12.011 12.044 12.011 12.011 13.611
.575 .923 .846 .843 .846 .923 .843 .923 .923 .371
Cronbach's Alpha if Item Deleted .955 .941 .945 .944 .945 .941 .944 .941 .941 .966
83
6. Kredibilitas sumber Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.939
16 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted kredib1 kedib2 kredib3 kredib4 kredib5 kredib6 kredib7 kredib8 kredib9 kredib10 kredib11 kredib12 kredib13 kredib14 kredib15 kredib16
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
56.2222 56.1111 56.2222 56.1111 56.1111 56.2222 56.1111 56.1111 56.1111 56.0000 56.0000 56.2222 56.2222 56.2222 56.1111 56.2222
29.194 32.861 28.944 33.111 32.861 28.944 32.611 32.861 32.861 32.250 32.250 33.194 32.944 32.944 32.611 29.444
.840 .604 .876 .553 .604 .876 .656 .604 .604 .991 .991 .463 .508 .508 .656 .804
Cronbach's Alpha if Item Deleted .931 .936 .930 .938 .936 .930 .935 .936 .936 .931 .931 .940 .939 .939 .935 .932
7. Sarana prasarana Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.806
7
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted sarana1 sarana2 sarana3 sarana4 sarana5 sarana6 sarana7
22.6667 22.6667 23.0000 22.6667 22.8889 22.6667 22.7778
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 2.750 4.000 2.750 2.750 2.611 2.750 2.444
.829 -.250 .429 .829 .567 .829 .826
Cronbach's Alpha if Item Deleted .739 .883 .812 .739 .779 .739 .723
84
8. Kesesuaian Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.870
5 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted sesuai1 sesua2 sesuai3 sesuai4 sesuai5
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
15.1111 15.1111 14.8889 14.8889 15.1111
1.861 1.861 2.361 2.361 2.111
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.794 .794 .705 .705 .574
.816 .816 .847 .847 .877
9. Pengetahuan Reliability Statistics Cronbach's Alpha .857
N of Items 8
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted pengetahuan1 pengetahuan2 pengetahuan3 pengetahuan4 pengetahuan5 pengetahuan6 pengetahuan7 pengetahuan8
26.1000 26.0000 25.9000 26.0000 26.0000 26.6000 25.9000 26.1000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 7.878 8.000 8.322 8.667 8.444 6.044 8.322 6.544
.428 .745 .840 .448 .544 .679 .840 .856
Cronbach's Alpha if Item Deleted .866 .830 .832 .856 .847 .849 .832 .804
85
10. Sikap Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.859
8
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted sikap1 sikap2 sikap3 sikap4 sikap5 sikap6 sikap7 sikap8
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation
26.4000 26.4000 26.4000 26.4000 26.3000 26.3000 26.5000 26.7000
4.711 4.044 4.044 5.156 4.900 4.900 3.833 4.233
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.461 .891 .891 .209 .524 .524 .881 .564
.858 .808 .808 .885 .852 .852 .805 .851
11. tindakan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.851
8 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted tindakan1 tindakan2 tindakan3 tindakan4 tindakan5 tindakan6 tindakan7 tindakan8
23.5000 23.9000 24.1000 23.8000 24.5000 23.8000 23.8000 23.7000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 12.056 8.544 7.878 10.622 10.722 9.289 10.400 9.789
.152 .892 .943 .337 .644 .670 .588 .549
Cronbach's Alpha if Item Deleted .871 .792 .780 .866 .834 .823 .835 .840
87
Lampiran 3. Tabel 1. Karakteristik vs proses sosialisasi program kesehatan.spv. Correlations Kendall's 1 tau_b
1
2
3
4
1.000
.013
.183
.000
-.124
.
.949
.362 1.000
24
24
24
24
Correlation Coefficient
.013 1.000
.437*
Sig. (2-tailed)
.949
.
24
24
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
2
N 3
.666
.051 .049
.000
.000
.012
24
24
24
24
24
24
24
-.184
-.263
-.106
.156
-.173
.382*
-.049
.046
-.170
.033
.350
.179
.594
.447
.358 .045
24
24
24
24
24
-.171 -.396*
.228
.375
24
24
-.046
-.188 -.184
-.027
.279
-.053
.327 .342
.047
.261
.826
24
24
24
.000
-.184
-.171 1.000 .582**
.000
1.000
.350
.394
.
.002 1.000
24
24
24
24
.884
.147
.785
24
24
24
-.186
-.076 .012
.066
.186
-.191
.353
.679 .949
.712
.315
.308
24
24
24
-.108
-.215 .087
.106
.084
-.137
.242 .641
24
24
-.263 -.396* .582** 1.000
-.045
.179
.047
.002
.
.818
.589
24
24
24
24
24
24
24
-.114
-.106
.228
.000
-.045 1.000
.556
.594
24
24
24
Correlation Coefficient
.087
.156
Sig. (2-tailed)
.666
.551
.648
.464
24
24
24
-.248
.273 .060
.343
.019 .547**
.142 .751
.058
.918
.004
24
24
24
24
-.055 .144
.000
-.031
-.107
.774 .456 1.000
.871
.581
.
.220
24
24
24
24
-.046
-.186
-.108
.447
.826
.353
.589
.220
.
24
24
24
24
24
24
24
Correlation Coefficient
.359
-.173
-.188
-.076
-.215
.273
Sig. (2-tailed)
.051
.358
.327
.679
.242
.142
.774
24
24
24
24
24
24
24
.367* -.382*
Sig. (2-tailed)
.049
N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
24
24
.818
Correlation Coefficient
24
24
24
.261 1.000
24
24
.517
Correlation Coefficient
12
.809
24
-.124
11
24
.394
Correlation Coefficient
10
.790
.
Correlation Coefficient
9
24
24
N
12
.556
24
24
N
11
.517
.033
N
10
.359 .367* -.661** .733** -.469*
24
Sig. (2-tailed)
9
.087
.362
N
8
-.114
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
7
8
.437* 1.000
N
6
7
.183
Sig. (2-tailed)
5
6
Correlation Coefficient
N 4
5
-.248 1.000
24
24
24
24
24
24
24
-.055 1.000 .399*
-.219
.162
-.021
.201
.360
.907
. .025 24
24
24
24
24
-.209
.225
-.191
-.184
.012
.087
.060
.144
.399*
1.00 0
.045
.342
.949
.641
.751
.456
.025
.
.228
.209
.292
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
-.661**
-.049
-.027
.066
.106
.343
.000
.000
.790
.884
.712
.551
.058 1.000
24
24
24
24
24
24
24
.733**
.046
.279
.186
.084
.019
-.031
.000
.809
.147
.315
.648
.918
.871
24
24
24
24
24
24
24
*
-.469
-.170
-.053
-.191
.012
.375
.785
.308
24
24
24
24
**
-.107
.464
.004
.581
24
24
24
-.137 .547
-.219 -.209 1.000 -.526** .509** .201 .228
.
.002
.003
24
24
24
.162 .225 -.526** 1.000
-.350
24
24
.360 .209 24
24
.002
.
.051
24
24
24
**
-.021 -.191 .509 .907 .292 24
24
-.350 1.000
.003
.051
.
24
24
24
Keterangan : 1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang kesehatan, 8) metoda, 9) media, 10) kredibilitas, 11) materi, 12) sarana prasaran, ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed), * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
88
Lanjutan Lampiran 3. Tabel 2. Karakteristik vs proses sosialisasi program Pendidikan .spv. Correlations 1 Kendall's tau_b
1
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
2
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
3
8
9
10
11
12
1.000
-.090
.512*
.
.347
-.097
.113
-.217
-.112
.007
.103
.174
.
.651
.013
.
.083
.635
.561
.282
.552
.971
.611
.374
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.090 1.000
-.063
.
.214
.092
.040
.348 .600**
.421*
.229
.079
.651
.
.757
.
.282
.651
.836
.082
.001
.031
.254
.685
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.063 1.000
.
.230
.111
-.237
-.231
.180
-.109
.346
.127
.
.
.265
.598
.237
.265
.353
.590
.096
.528
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sig. (2-tailed)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.347
.214
.230
. 1.000
.050
-.044
-.261
-.141
.045
-.205
.094
Sig. (2-tailed)
.083
.282
.265
.
.
.806
.822
.195
.453
.822
.312
.634
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
Correlation Coefficient
-.220
-.249
.290
.414
-.122
-.448*
.
.271
.228
.133
.040
.556
.026
22
22
22
22
22
22
22
-.220 1.000
.259
-.084
.313
-.121
.222
-.097
.092
.111
.
.050 1.000
.635
.651
.598
.
.806
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.113
.040
-.237
.
-.044
Sig. (2-tailed)
.561
.836
.237
.
.822
.271
.
.188
.646
.104
.540
.245
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.217
.348
-.231
.
-.261
-.249
.259 1.000
.289
.057
.087
.385
.282
.082
.265
.
.195
.228
.188
.
.127
.775
.669
.051
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.289 1.000
*
.470
.281
-.136
N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 9
7
.757
N
8
6
.013
Sig. (2-tailed)
7
5
Sig. (2-tailed)
N 6
4
.512*
N 5
3
Correlation Coefficient
N 4
2
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
10 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 11 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 12 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**
.180
.
-.141
.290
-.084
.552
.001
.353
.
.453
.133
.646
.127
.
.011
.140
.461
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.007
*
.421
-.109
.
.045
*
.414
.313
.057
*
.470
1.000
.086
-.123
.971
.031
.590
.
.822
.040
.104
.775
.011
.
.664
.524
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.103
.229
.346
.
-.205
-.122
-.121
.087
.281
.086 1.000
.335
.611
.254
.096
.
.312
.556
.540
.669
.140
.664
.
.091
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.174
.079
.127
.
.094 -.448*
.222
.385
-.136
-.123
.335
1.000
.374
.685
.528
.
.634
.026
.245
.051
.461
.524
.091
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.112 .600
Keterangan: 1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang pendd, 8) metoda, 9) media, 10) kredibilitas, 11) materi, 12) sarana parasarana, ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
89
Lanjutan Lampiran 3. Tabel 3. Karakteristik VS proses sosialisasi program ekonomi.spv. Correlations 1 Kendall's 1 tau_b
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
2
9
10
1.000
.174
.099
.
.401
11
12
-.492*
.009
.142
.212
.439*
.181
-.122
.140
-.086
.644
.019
.964
.498
.297
.026
.352
.523
.473
.669
22
22
22
22
22
22
22
22
.352 .597**
-.145
.447*
.373
.213
.490*
.406*
1.000
.374
-.682**
Sig. (2-tailed)
.401
.
.076
.001
.085
.004
.469
.021
.051
.259
.011
.040
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
**
*
.535
.272
-.049
-.213
-.091
*
.423
.253
Correlation Coefficient
.099
.374 1.000
Sig. (2-tailed)
.644
.076
.
.014
.002
.013
.190
.809
.282
.641
.033
.216
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
**
*
-.525
1.000
**
-.403*
Correlation Coefficient
-.492
-.682
-.525
.659
22
22
**
-.156
*
-.408
-.227
-.007
-.307 -.746
-.536
.019
.001
.014
.
.140
.000
.446
.038
.242
.972
.006
.045
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
**
.231
-.256
-.327
.315
.000
.050
Correlation Coefficient
.009
.352 .659
Sig. (2-tailed)
.964
.085
.002
.140
.
.004
.252
.188
.088
.096
1.000
.801
22
22
22
22
22
22
22
*
**
-.307 1.000 .591
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.142
**
*
**
**
1.000
.310
.130
.015
.201
.414
.374
Sig. (2-tailed)
.498
.004
.013
.000
.004
.
.129
.510
.939
.295
.034
.063
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.151
*
-.404
-.295
.110
.118
.597
.535
-.746
.591
Correlation Coefficient
.212
-.145
.272
-.156
.231
.310 1.000
Sig. (2-tailed)
.297
.469
.190
.446
.252
.129
.
.430
.032
.113
.562
.545
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
*
*
1.000
**
-.132
.319
.190
N Correlation Coefficient
.439
.447
-.049
-.408
-.256
.130
-.151
Sig. (2-tailed)
.026
.021
.809
.038
.188
.510
.430
.
.001
.461
.081
.312
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.181
.373
-.213
-.227
-.327
.015 -.404*
.590**
1.000
.194
.183
.072
Sig. (2-tailed)
.352
.051
.282
.242
.088
.939
.032
.001
.
.274
.309
.699
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.122
.213
-.091
-.007
.315
.201
-.295
-.132
.194
1.000
-.203
-.219
.523
.259
.641
.972
.096
.295
.113
.461
.274
.
.253
.232
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.140
.490*
.423*
-.536**
.000
.414*
.110
.319
.183
-.203
1.000
.357
.473
.011
.033
.006 1.000
.034
.562
.081
.309
.253
.
.056
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.086
.406*
.253
-.403*
.050
.374
.118
.190
.072
-.219
.357
1.000
.669
.040
.216
.045
.801
.063
.545
.312
.699
.232
.056
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
N 9
8
.174
N
8
7
22
N
7
6
22
N
6
5
22
Sig. (2-tailed)
5
4
22
N 4
3
Correlation Coefficient
N 3
2
N 10 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 11 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 12 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
.590
Keterangan:1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang pendd, 8) metoda, 9) media, 10) kredibilitas, 11) materi, 12) sarana parasarana, ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
90
Lanjutan Lampiran3. 4. Karakteristik individu vs efektifitas komunikasi program kesehatan. spv. Correlations 1 Kendall' 1 s tau_b
Correlation Coefficient
2
.519**
.711** .711**
.
.949
.362
1.000
.517
.556
.666
.004
.000 .000
24
24
24
24
24
24
24
24
Correlation Coefficient
.013
1.000
.437*
-.184
-.263
-.106
.156
-.051
.103 .111
Sig. (2-tailed)
.949
.
.033
.350
.179
.594
.447
.781
.585 .547
24
24
24
24
24
24
24
.183
.437*
1.000
-.171
-.396*
.228
-.046
.086
.130 .251
Sig. (2-tailed)
.362
.033
.
.394
.047
.261
.826
.648
.501 .183
24
24
24
24
24
24
24
24
.000
-.184
-.171
1.000
.582**
.000
-.186
-.122
.047 .153
1.000
.350
.394
.
.002
1.000
.353
.501
.801 .399
24
24
24
24
24
24
24
24
-.124
-.263
-.396*
.582**
1.000
-.045
-.108
.101
-.006 .093
.517
.179
.047
.002
.
.818
.589
.576
.976 .607
24
24
24
24
24
24
24
24
-.114
-.106
.228
.000
-.045
1.000
-.248
-.187
-.136 -.044
.556
.594
.261
1.000
.818
.
.220
.306
.467 .810
Correlation Coefficient
Correlation Coefficient
Correlation Coefficient
N
24
24
24
Sig. (2-tailed)
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
.087
.156
-.046
-.186
-.108
-.248
1.000
.164
-.110 -.114
Sig. (2-tailed)
.666
.447
.826
.353
.589
.220
.
.384
.569 .545
24
24
24
24
24
24
24
24
24 *
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
24
24
Correlation Coefficient
N
10
24
Correlation Coefficient
N
9
10
.087
Sig. (2-tailed)
8
9
-.114
N
7
8
-.124
Sig. (2-tailed)
6
7
.000
N
5
6
.183
N
4
5
.013
N
3
4
1.000
Sig. (2-tailed)
2
3
24
24
**
-.051
.086
-.122
.101
-.187
.164
1.000
.343 .494**
.004
.781
.648
.501
.576
.306
.384
.
.049 .004
24
24
24
24
24
24
24
24 *
.519
24
24
**
.103
.130
.047
-.006
-.136
-.110
.343
.000
.585
.501
.801
.976
.467
.569
.049
.
.000
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
**
**
.711
1.000 .726**
**
.111
.251
.153
.093
-.044
-.114
.000
.547
.183
.399
.607
.810
.545
.004
.000
.
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
.711
.494
.726 1.000
Keterangan : 1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang kesehatan, 8) kognitif, 9) afektif, 10) konatif, ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
91
Lanjutan Lampiran 3. 5. Karakteristik individu vs efektifitas komunikasi program pendidikan. spv.Correlations Kendall' 1 s tau_b
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
2
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
3
8
9
10
1.000
-.090
.512*
.
.347
-.097
.113
.132
.184
.116
.
.651
.013
.
.083
.635
.561
.484
.351
.557
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.090
1.000
-.063
.
.214
.092
.040
-.167
-.058
-.013
.651
.
.757
.
.282
.651
.836
.375
.768
.948
22
22
22
22
22
22
.512
-.063
1.000
.
.230
.111
-.237
.336
.083
.000
Sig. (2-tailed)
.013
.757
.
.
.265
.598
.237
.084
.683
1.000
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sig. (2-tailed)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.347
.214
.230
.
1.000
.050
-.044
.195
-.141
.078
Sig. (2-tailed)
.083
.282
.265
.
.
.806
.822
.303
.477
.695
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.097
.092
.111
.
.050
1.000
-.220
.266
.030
.197
.635
.651
.598
.
.806
.
.271
.170
.881
.331
Correlation Coefficient
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.113
.040
-.237
.
-.044
-.220
1.000
-.092
.211
-.317
Sig. (2-tailed)
.561
.836
.237
.
.822
.271
.
.620
.273
.100
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.132
-.167
.336
.
.195
.266
-.092
1.000
-.112
-.165
Sig. (2-tailed)
.484
.375
.084
.
.303
.170
.620
.
.550
.379
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.184
-.058
.083
.
-.141
.030
.211
-.112
1.000
.140
Sig. (2-tailed)
.351
.768
.683
.
.477
.881
.273
.550
.
.474
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.116
-.013
.000
.
.078
.197
-.317
-.165
.140
1.000
Sig. (2-tailed)
.557
.948
1.000
.
.695
.331
.100
.379
.474
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
N
N 10
7
22
N
9
6
22
N
8
5
22
Sig. (2-tailed)
7
4
22
N 6
3
*
N 5
2
Correlation Coefficient
N 4
1
N
Keterangan : 1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang kesehatan, 8) kognitif, 9) afektif, 10) konatif, * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
92
Lanjutan Lampiran 3. 5. Karakteristik individu vs efektifitas komunikasi program ekonomi. spv.Correlations 1 Kendall's tau_b
1
Correlation Coefficient
.156
-.104
.
.401
.644
.019
.964
.498
.297
1.000
.426
.604
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.174
1.000
.374
-.682**
.352
.597**
-.145
-.068
-.096
.056
Sig. (2tailed)
.401
.
.076
.001
.085
.004
.469
.720
.619
.776
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.099
.374
1.000
-.525*
.659**
.535*
.272
-.058
.324
-.171
Sig. (2tailed)
.644
.076
.
.014
.002
.013
.190
.768
.105
.403
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
*
**
*
-.525
1.000
-.307
**
-.156
-.028
.058
.039
Correlation Coefficient
-.492
-.682
-.746
.019
.001
.014
.
.140
.000
.446
.885
.769
.844
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.009
.352
.659**
-.307
1.000
.591**
.231
-.115
.174
-.087
Sig. (2tailed)
.964
.085
.002
.140
.
.004
.252
.547
.369
.662
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.142
.597**
.535*
-.746**
.591**
1.000
.310
.183
.000
.008
Sig. (2tailed)
.498
.004
.013
.000
.004
.
.129
.344
1.000
.967
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.212
-.145
.272
-.156
.231
.310
1.000
-.054
.248
-.211
Sig. (2tailed)
.297
.469
.190
.446
.252
.129
.
.773
.192
.278
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
.000
-.068
-.058
-.028
-.115
.183
-.054
1.000
.223
.281
1.000
.720
.768
.885
.547
.344
.773
.
.217
.128
N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.156
-.096
.324
.058
.174
.000
.248
.223
1.000
-.308
Sig. (2tailed)
.426
.619
.105
.769
.369
1.000
.192
.217
.
.099
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
-.104
.056
-.171
.039
-.087
.008
-.211
.281
-.308
1.000
.604
.776
.403
.844
.662
.967
.278
.128
.099
.
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
N 10
10
.000
N
9
9
.212
N
8
8
.142
N
7
7
.009
Sig. (2tailed)
6
6
-.492*
N
5
5
.099
N
4
4
.174
N
3
3
1.000
Sig. (2tailed)
2
2
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
Keterangan : 1) umur, 2) pendidikan formal, 3) pendidikan in formal, 4) usaha, 5) pendapatan, 6) kosmopolitan, 7) bidang kesehatan, 8) kognitif, 9) afektif, 10) konatif, * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
93
Lanjutan Lampiran 3. 7.Proses sosialisasi vs efektifitas komunikasi program kesehatan.spv. Correlations
Kendall's 1 tau_b
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
2
5 -.021
6 .201
7 .267
8 .187
.
.025
.201
.360
.907
.245
.133
.282
24
24
24
24
24
24
24
24
*
1.000
-.209
.225
-.191
.451
.252
.278
.
.228
.209
.292
.010
.160
.113
Correlation Coefficient
24
24
24
24
24
24
24
24
-.219
-.209
1.000
-.526**
.509**
-.518**
-.614**
-.527**
.201
.228
.
.002
.003
.002
.000
.002
24
24
24
24
24
24
24
24
Correlation Coefficient
.162
.225
-.526**
1.000
-.350
.345*
.645**
.697**
Sig. (2-tailed)
.360
.209
.002
.
.051
.047
.000
.000
24
24
24
24
24
24
24
24
-.021
-.191
**
-.350
1.000
*
-.413
**
-.488**
.907
.292
.003
.051
.
.019
.002
.006
Correlation Coefficient
N
.509
-.545
24
24
24
24
24
24
24
24
Correlation Coefficient
.201
.451*
-.518**
.345*
-.413*
1.000
.343*
.494**
Sig. (2-tailed)
.245
.010
.002
.047
.019
.
.049
.004
N
24
24
24
24
24
24
24
24
Correlation Coefficient
.267
.252
-.614**
.645**
-.545**
.343*
1.000
.726**
Sig. (2-tailed)
.133
.160
.000
.000
.002
.049
.
.000
24
24
24
24
24
24
24
24
**
**
**
**
**
1.000
N 8
.162
.025
Sig. (2-tailed)
7
4
.399
N
6
-.219
Sig. (2-tailed)
N
5
3
.399*
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
4
2
*
N 3
1 1.000
Correlation Coefficient
.187
.278
Sig. (2-tailed)
.282
.113
.002
.000
.006
.004
.000
.
24
24
24
24
24
24
24
24
N
-.527
.697
-.488
.494
.726
Keterangan : 1) metoda, 2) media, 3) kredibilitas, 4) materi, 5) sarana, 6) kognitif, 7) afektif, 8) konatif. * Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
94
Lanjutan Lampiran 3. 8. Proses sosialisasi VS efektifitas komunikasi program pendidikan. spv. Correlations 1 Kendall's tau_b
1
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
2
8
-.371
-.459*
.
.127
.775
.636
.051
.578
.063
.021
22
22
22
22
22
22
22
22
*
.470
-.321
-.136
-.097
.035
.023
.
.011
.081
.461
.588
.852
.901
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.057
.470*
1.000
.007
-.123
-.210
.342
.094
Sig. (2-tailed)
.775
.011
.
.973
.524
.259
.079
.630
22
22
22
22
22
22
22
22
-.093
-.321
.007
1.000
.122
-.325
-.164
.308
.636
.081
.973
.
.525
.079
.398
.111
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.385
-.136
-.123
.122
1.000
-.222
-.019
-.240
Sig. (2-tailed)
.051
.461
.524
.525
.
.231
.920
.215
Correlation Coefficient
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
8
7
-.106
1.000
N
7
6 .385
.127
N
6
5
-.093
.289
Sig. (2-tailed)
5
4 .057
Sig. (2-tailed)
N 4
3 .289
Correlation Coefficient
N 3
2
1.000
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
22
22
22
22
22
22
22
22
-.106
-.097
-.210
-.325
-.222
1.000
-.112
-.165
.578
.588
.259
.079
.231
.
.550
.379
22
22
22
22
22
22
22
22
-.371
.035
.342
-.164
-.019
-.112
1.000
.140
.063
.852
.079
.398
.920
.550
.
.474
22
22
22
22
22
22
22
22
*
-.459
.023
.094
.308
-.240
-.165
.140
1.000
.021
.901
.630
.111
.215
.379
.474
.
22
22
22
22
22
22
22
22
Keterangan : 1) metoda, 2) media, 3) kredibilitas, 4) materi, 5) sarana, 6) kognitif, 7) afektif, 8) konatif . * Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed),** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
95
Lanjutan Lampiran 3. 9. Proses sosialisasi VS efektifitas komunikasi program ekonomi. spv. Correlations
Kendall' 1 s tau_b
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
2
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
3
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
4
-.132
4 .319
5 .190
6 .197
7 -.204
8 .408*
.
.001
.461
.081
.312
.276
.268
.030
22
22
22
22
22
22
22
22
.590**
1.000
.194
.183
.072
.401*
-.017
.254
.001
.
.274
.309
.699
.025
.925
.169
22
22
22
22
22
22
22
22
-.132
.194
1.000
-.203
-.219
.090
-.060
.185
.461
.274
.
.253
.232
.610
.737
.310
22
22
22
22
22
22
22
.183
-.203
1.000
.357
.273
.203
-.012
Sig. (2-tailed)
.081
.309
.253
.
.056
.128
.265
.947
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.190
.072
-.219
.357
1.000
.047
-.061
.053
Sig. (2-tailed)
.312
.699
.232
.056
.
.799
.746
.781
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.197
*
.401
.090
.273
.047
1.000
.223
.281
Sig. (2-tailed)
.276
.025
.610
.128
.799
.
.217
.128
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
8
3
22
N 7
.590**
.319
N 6
2
Correlation Coefficient
N 5
1 1.000
22
22
22
22
22
22
22
22
-.204
-.017
-.060
.203
-.061
.223
1.000
-.308
.268
.925
.737
.265
.746
.217
.
.099
22
22
22
22
22
22
22
22
Correlation Coefficient
.408*
.254
.185
-.012
.053
.281
-.308
1.000
Sig. (2-tailed)
.030
.169
.310
.947
.781
.128
.099
.
22
22
22
22
22
22
22
22
N
Keterangan : 1) metoda, 2) media, 3) kredibilitas, 4) materi, 5) sarana, 6) kognitif, 7) afektif, 8) konatif. * Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
70