EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN ETOS KERJA PERSONIL KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA (KODIKAU)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh Fenti Agustias Hasibuan NIM 1 0 8 0 5 2 0 0 0 0 0 6
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H./ 2013 M.
ABSTRAK
Fenti Agustias Hasibuan NIM: 10805200006 Efektivitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) Bimbingan rohani Islam adalah segala bentuk kegiatan atau proses pemberian bantuan kepada individu dan kelompok yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dengan tujuan agar dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah untuk menjalankan hidupnya dengan selaras, serasi dan seimbang, sesuai dengan ajaran agama Islam sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Keberhasilan suatu bimbingan dapat dilihat dari terlaksana sesuai fungsinya, fungsi dari bimbingan rohani Islam sebagai sumber yang memberikan pemahaman, sebagai upaya memelihara, memberikan arahan dan membantu individu dalam memecahkan masalahnya sesuai dengan ajaran agama Islam. Bekerja merupakan kebutuhan bagi setiap umat muslim, dengan bekerja ia akan memenuhi kebutuhan hidupnya, bekerja juga merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT, setiap umat muslim harus memiliki etos kerja karena itu kegiatan bimbingan rohani Islam dapat memberikan motivasi bagi para personil dan efektif dalam menumbuhkan etos kerja personil. Kegiatan bimbingan rohani Islam bagi para personil TNI AU merupakan hal yang harus terus dilakukan, karena kegiatan ini sangat positif bagi para personil, dengan adanya kegiatan ini para personil mendapatkan ketenangan dalam menjalani kehidupannya baik dalam lingup keluarga, sosial maupun pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil, kegiatan bimbingan rohani Islam yang rutin dan berkesinambungan akan dapat mengahasilkan tujuan yang hendak dicapai. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskritif dengan pendekatan kualitatif, dalam pengumpulan data penulis menggunakan tekhnik observasi dan wawancara dimana penulis terjun langsung ke lapangan melakukan pendekatan dengan pembimbing dan terbimbing sehingga penulis mendapatkan informasi. Dalam kegiatan pemberian bimbingan pembimbing memberikan materi yang bersifat keagamaan yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Sedangkan efektifitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja dilakukan dengan metode langsung (ceramah Islam, Ceramah Kejuangan, Pembacaan Al-Quran), dan metode tidak langsung (memberikan modul atau selembaran Foto Copyan yang berisi pemahaman keagamaan dan pemberian motivasi dalam bekerja). Hasil penelitian yang diperoleh adalah kegiatan bimbingan rohani Islam sangat efektif dalam menumbuhkan etos kerja para personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), hal ini terlihat dari para personil yang semakin giat dalam bekerja dan beribadah.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan hidayahnya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul : ”EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN ETOS KERJA PERSONIL KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA (KODIKAU)” dan dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia ke jalan yang diridhoi Allah SWT. Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakutas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana komunikasi Islam ( S. Kom. I ) Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis ayahanda (alm) Muhammad Yusuf Hasibuan dan Ibunda (alm) Yulianti. yang telah berpengaruh besar dalam perjalanan hidup penulis sampai saat ini, berkat doa, dan dukungan baik moril maupun materil karena merekalah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
v
Penulis menyadari skripsi ini, tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan dan dorongan berbagai pihak, oleh karena itu penulis menghanturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. DR. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang telah membekali ilmu, pengalaman dan motivasinya kepada penulis 3. Drs. Sugiharto, M.A selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 4. DR. Suhaimi, M. Si selaku Penasehat Akademik Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 5. Prof. Dr. HJ. Ismah Salman, M.Hum selaku Dosen Pembimbing sripsi, yang telah memberikan perhatian, saran, dan meluangkan serta mengorbankan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 6. Seluruh staf Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah banyak memberikan bantuan keilmuwan bagi penulis, hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh pegawai perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah baik Utama maupun Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
vi
8. Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU), khususnya kepada bapak Muttaqin dan pengurus Bintal lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan nama satu-persatu, serta para personil KODIK AU yang telah berpartisipasi dalam pengisian angket penulis. 9. Kepada segenap keluarga penulis Ferial Umar Hasibuan, Febiyanti Hasibuan, Fitri Melati Hasibuan, Arli Yanatri Zainsty, Julvan Tanjung, Farel Janata Zainsty, Annahli Janati Zainsty, Hasan Arrais Zainsty, Sina Aqila Tanjung, serta sanak keluarga lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungannya baik moril dan materil dengan segenap hati yang tulus dan ikhlas, hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Senyum dan canda kalian adalah penyemangat terbesar bagi penulis. 10. Kepada teman-teman seperjuangan yang selalu membantu dan memberikan nasihat serta masukan kepada penulis diantaranya : Netta Andini, Indah Lucanty, Siti Nurjanah, Firda Yunita, Titian Wahyu, Havievah, Sundus Muharahma, Ike Pratiwi, Putri Ratna Wulan, Nina Riyanti, Aisyah Saftarini, Siti Serly, Nurul Fitri, Syarifah Amini, Abdul Rosyid, Oki, M Boy capah, Try Prasetyo, Zulkifli, Junaedi, Wisnu, Dannu, dan teman- teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu namun tetap kontribusi mereka akan selalu penulis kenang dan hanya untaian doalah yang dapat penulis hanturkan kepada mereka agar segala yang telah mereka lakukan diberikan ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
vii
Penulis sadar dan yakin, bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi meski demikian, penulis tetap berharap semoga hasil dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Akhirnya penulis hanya dapat berharap dan memohon kepada Allah SWT, semoga apa yang telah dilakukan menjadi amal shaleh dan mendapat ganjaran pahala yang berlipat ganda. Dan semoga penulis dapat bertambah wawasan. Amin Yaa Robbal Alamin
Jakarta, 27 Mei 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ..........................
iii
ABSTRAK ...................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................
v
DAFTAR ISI ................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Pembatasan danPerumusan Masalah ...........................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................
8
D. Tinjauan Kepustakaan .................................................................
9
E. Metodelogi Penelitian .................................................................
11
F. Sistematika Penelitian .................................................................
16
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Efektifitas ......................................................................
18
1. Pengertian Efektifitas .............................................................
18
2. Pengukuran Keefektifan .........................................................
19
B. Bimbingan Rohani Islam. ...........................................................
21
1. Pengertian Bimbingan Rohani Islam. .....................................
21
2. Tujuan Bimbingan Rohani Islam. ...........................................
27
3. Fungsi Bimbingan Rohani Islam. ...........................................
29
4. Metode Bimbingan Rohani Islam............................................
30
C. Etos Kerja ..................................................................................
33
1. Pengertian Etos Kerja .............................................................
33
2. Fungsi dan Tujuan Etos Kerja ................................................
36
ix
3. Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja .................................
37
4. Indikasi Orang Beretos Kerja Tinggi .....................................
39
5. Ciri Etos Kerja Muslim..............................................................
40
BAB III: GAMBARAN UMUM KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA (KODIKAU) DAN KEGIATAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya ......................................
50
B. Letak Geografis............................................................................
52
C. Visi dan Misi .............................................................................
52
D. Tugas Pokok dan Fungsi...............................................................
53
E. Pembimbing Rohani Islam...........................................................
54
F. Terbimbing Rohani Islam.............................................................
54
G. Aktivitas Bimbingan Rohani Islam...............................................
54
H. Struktur Organisasi ....................................................................
55
BAB IV: TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Informan ..................................................................
56
B. Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja .....
69
C. Efektifitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja ..................................................................................
72
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat.................................
77
BAB V: PENUTUP: A. Kesimpulan ..............................................................................
80
B. Saran ........................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dan lainnya di dalam masyarakat, selain itu dalam menjalani kehidupannya ia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, diantaranya adalah kebutuhan jasmani dan juga kebutuhan rohani. Kedua kebutuhan ini harus dipenuhi secara seimbang. Jika manusia hanya memenuhi kebutuhan jasmaninya saja, maka ia tidak akan bisa mengendalikan hidupnya dengan baik. Karena itu kebutuhan rohani juga harus dipenuhi, dalam memenuhi kebutuhan rohani agama adalah cara manusia mengenal rohani nya yang berkaitan dengan batin dan hati nuraninya. Agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci, kita sebagai umat yang beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya. Agama adalah salah satu pegangan bagi umat manusia, kita dapat meyakini bahwa agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan yang menurunkan wahyu kepada para nabi-Nya untuk umat manusia demi kebahagiaannya di dunia dan akhirat.
1
2
Agama juga dapat membimbing individu dalam memilih dan menjalani suatu keputusan yang telah diambil, salah satunya adalah bekerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh orang yang bersangkutan.1 Agama merupakan sumber gerak yang dinamis untuk mencapai suatu kemajuan. Agama melarang pemeluknya malas, boros, berlebihan dan bersikap hedonisme yaitu bersikap hanya memikirkan kenikmatan duniawi saja, dan selalu berfoya-foya. Oleh sebab itu, umat yang beragama hendaknya selalu bekerja keras dan memiliki etos kerja, Memiliki etos kerja dan semangat bekerja keras merupakan ajaran agama. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 105 yang berbunyi :
Dan katakanlah : "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS At-Taubah, 9 : 105).2
Islam selalu mengajarkan umatnya agar didalam hidup harus selalu mempunyai arah dan tujuan, dalam mewujudkan tujuan itu manusia dituntut untuk selalu beribadah 1
bekerja keras dengan mengandalkan
Mohammad As’ad, Psikologi Industry, (Yogyakarta: Libery, 2003). Departemen Agama RI, Terjemah Dan Tajwid Disertai Tafsir Ringkas Ibnu Katsir, (Jakarta : 2009), h. 204 2
3
kemampuan yang dimilikinya, tidak hanya diam dan mengharapkan hidupnya akan berubah tanpa diimbangi usaha yang dilakukan, maka tujuan tersebut tidak akan tercapai. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar’rad ayat 11 yang berbunyi:
Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS Ar’rad: 11)3
Manusia membutuhkan untuk bekerja dan berbahagia serta sukses dalam suatu jabatan tertentu. Biasanya pekerjaan atau jabatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya. Untuk meraih serta memegang suatu jabatan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya, seseorang harus mampu untuk membuat suatu rencana dan keputusan sendiri dalam karir dimasa depanya 4. Karena itu agama memerintahkan umatnya bekerja untuk menompang kehidupannya. Selain itu didalam bekerja manusia bisa memanfaatkan apa yang ada didalam tubuhnya, 3
Departemen Agama RI, Terjemah Dan Tajwid Disertai Tafsir Ringkas Ibnu Katsir, (Jakarta : 2009), h. 250 4 Dewa Ketut Sukardi, Pendekatan Konseling karir, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), Cet. 1, h. 11.
4
menggunakan pikirannya dan juga fisiknya, dengan begitu manusia dapat mengasah kemampuannya secara optimal tentu dengan porsi yang sesuai artinya bekerja tidak berlebihan tetapi juga tidak bermalas-malasan. Dalam membuat suatu rencana dan keputusan ini setiap individu dapat menjadikan agama sebagai pedoman maupun pegangan, agar rencana dan keputusan yang dipilih dapat dipertanggung jawabkan dengan baik, juga dapat memberikan pandangan terhadap individu dalam memiliki etos kerja, jika seseorang sudah mengamalkan perintah agama dengan baik maka akan menimbulkan etos kerja yang baik pula. “Menurut Abraham H. Maslow setiap orang mempunyai Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization). Yaitu setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi”.5 Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) adalah satu kesatuan
instansi
pemerintahan
yang
bertugas
menyelenggarakan
pendidikan pertama, pembentukan, pengembangan, spesialisasi, peralihan dan pendidikan lain guna meningkatkan mutu personil TNI AU serta menyelenggarakan pengembangan sistem pendidikan, didaktik, metodik pendidikan, dan ilmu pengetahuan kedirgantaraan serta pembinaan potensi dirgantara di lingkungan Kodikau dan jajarannya.
5
Tentara Nasional
Abraham H. Maslow, Motivasi Dan Kepribadian, ( Jakarta: Midas Surya Grafindo, 1993), Cet. 2, h. 165.
5
Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia yang bertugas mempertahankan negara melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara. Para Anggota TNI Adalah Insan hamba Tuhan yang memiliki kesadaran beragama sebagai manusia sosial yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pemeluk agama yang mengakui kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa, serta sadar bahwa melaksanakan tugas dengan baik berarti melaksanakan amanat Tuhan yakni dengan mengamalkan ajaranajaran agama yang diajarkan baik di lingkungan rumah tangga, masyarakat, dalam kedinasan maupun kehidupan pribadi guna mencapai keberhasilan dunia dan akherat. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu personil membutuhkan bimbingan kerohaniaan untuk menyeimbangkan kebutuhan rohani dan jasmaninya. Kegiatan bimbingan rohani Islam ini selain memberikan motivasi, menumbuhkan rasa cinta kepada Tuhan juga diharapkan dapat menumbuhkan etos kerja, agar para personil mampu mengamalkan ibadahnya melalui bekerja. Etos kerja dapat diartikan sebagai pandangan bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai kesuksesan. Sedangkan apa yang dimaksud dengan bimbingan rohani.? Bimbingan rohani adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami
6
kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, bimbingan rohani ini dilakasanakan maka sasarannya sudah tentu pemberian kecerahan batin sesuai dengan ajaran agama. Pelaksanaan Bimbingan rohani Islam di KODIKAU dilakukan rutin yaitu pada hari Rabu pukul 08.00-10.00 yang diikuti oleh seluruh personil yang beragama Islam. Bimbingan rohani Islam ini terdiri dari bimbingan sholat (sholat wajib dan sunnah), bimbingan baca tulis AlQuran dan berdakwah (ceramah Islam). Bimbingan dan rohani Islam di lingkungan KODIKAU ini diharapkan dapat menumbuhkan etos kerja bagi para personil agar para personil sadar akan kewajibannya yaitu menjadi hamba Allah dengan melaksanakan perintah agama dan kewajibannya sebagai personil TNI yaitu bekerja dengan penuh tanggung jawab melindungi negara Indonesia. Berbagai fenomena yang terjadi pada zaman modern saat ini, memberikan indikasi dan memperlihatkan bahwa nilai keagamaan dan nilai moral sudah tidak dijalankan bahkan seringkali di kesampingkan. Sering kita dengar bahwa di dalam lingkungan TNI tidak sedikit anggota TNI yang melalaikan tugasnya, tidak bekerja dengan sungguh-sungguh dan menyalahgunakan kekuasaannya, selain itu banyak juga para TNI yang tidak disiplin hal ini terlihat dari banyaknya anggota yang keluar
7
kantor untuk keperluan pribadi pada jam kerja. Karena itu bimbingan rohani Islam di lingkungan TNI diharapkan dapat menumbuhkan etos kerja personil. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui Efektivitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil KODIKAU dalam
bentuk
karya
ilmiah yang berjudul
“Efektivitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU)” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian skripsi ini tidak mengalami perluasan masalah dan melebar dari topik permasalahan, maka penulis perlu membuat batasan masalah yang akan dibahas, pembahasan tersebut dibatasi yaitu sebagai berikut: Efektivitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah pada skripsi ini penulis uraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
8
1. Bagaimana metode bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) ? 2. Apakah bimbingan rohani Islam efektif dalam menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana metode bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU). b.
Untuk mengetahui keefektifan bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
2. Manfaat Penelitian a. Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, khususnya jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam agar dapat mengetahui efektivitas bimbingan rohani Islam
dalam menumbuhkan etos kerja personil
Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU). b. Praktis
9
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) agar dapat menumbuhkan etos kerja
para personilnya
dan
membantu
mengembangkan dan memperbaiki program kerja serta evaluasi kegiatan di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU). D. Tinjauan Pustaka Penelitian ini melakukan tinjauan pustaka dengan tujuan bahwa penulisan skripsi ini bukan merupakan hasil dari skripsi sebelumnya, berikut ini juduljudul skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka : 1. “Upaya pemulung Terhadap Etos Kerja dan Pengamatan Agama Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Di Kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tanggerang.” Disusun Oleh Gatot Subroto, NIM: 0054019966. Jurusan: Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas Dakwah dan Kominukasi. Adapun penelitian tersebut menjelaskan upaya pemulung terhadap etos kerja dan pengamatan agama dalam meningkatkan kualitas hidup di Kelurahan Jurang Mangu Barat Pondok Aren Tanggerang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan subjek penelitiannya pemulung dan objeknya adalah etos kerja dan pengamalan agama pemulung dalam meningkatkan kualitas hidup. Peneltian ini mendeskripsikan tentang dalam bidang keagaamaan para pemulung memiliki pengetahuan yang kurang, namun bukan berarti dengan pengetahuan yang kurang mereka tidak mengerjakan
10
perintah agama misalnya mengerjakan ibadah sholat, mereka menganggap sholat dapat sholat bisa menjadi motivasi mereka dalam bekerja. 2. “Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam dalam meningkatkan Etos kerja Kepolisian di Polres Jakarta Pusat” Disusun oleh Cintya Puspita Sari, NIM: 106052001950. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, adapun penelitian tersebut menjelaskan tentang bagaimana pelaksanaan bimbingan rohani Islam dalam meningkatkan etos kerja Kepolisian di Polres Jakarta Pusat, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dimana subjeknya adalah bimbingan rohani Islam dan objeknya adalah etos kerja Kepolisian. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan bimbingan rohani dalam meningkatkan etos kerja Kepolisian, karena dalam badan lembaga seperti Kepolisian memerlukan bimbingan rohani Islam untuk menyeimbangkan tugas manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk yang beragama, pelaksanaan bimbingan rohani Islam ini berjalan efektif. 3. “Efektivitas
Dakwah
Yayasan
Nanda
Dian
Nusantara
Dalam
Meningkatkan Pengalaman Keagamaan Komunitas Pemulung Di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur.” Disusun Oleh Laila Yulianis, NIM: 104051001907. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, adapun penelitian tersebut menjelaskan tentang bagaimana Efektivitas Dakwah Yayasan Nanda Dian Nusantara Dalam Meningkatkan Pengalaman Keagamaan
11
Komunitas Pemulung Di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskritif dimana dalam penelitian ini penulis menggunakan teori efektivitas, dakwah dan pengamalan keagamaan untuk melihat seberapa besar dan efektif atau tidaknya kegiatan Dakwah yang dilakukan Yayan Nanda Dian Nusantara. Berbeda dari pembahasan-pembahasan skripsi diatas skripsi kali ini menekankan pada Efektivitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU). E. Metedologi Penelitian 1. Pendekatan dan Metedologi penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskritif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskritif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak.6 Pendekatan
kualitatif
ini
digunakan
karena
beberapa
pertimbangan. Pertama, menyesuaikan pendekatan kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, pendekatan ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara
6
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), Cet. 8, h. 63.
12
peneliti dan responden. Ketiga, pendekatan ini lebih peka dan dapat lebih menyesuaikan diri dengan pola-pola nilai yang dihadapi. Dan kegiatan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang erat hubungannya dengan efektivitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja berupa data apa adanya ketika penelitian dilakukan.
2. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini tekhnik pengambilan sampling yang digunakan yaitu purposive sampling adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan desain penelitian. Sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang benar – benar terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. a. Subjek penelitian Adapun subjek penelitian ini adalah 3 pembimbing rohani Islam Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), 4 personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
b. Objek penelitian
13
Objek penelitian ini adalah Efektivitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU). 3. Waktu dan tempat penelitian a. Waktu Waktu penelitian penulis laksanakan di jam kerja yakni diantara jam 08.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Penulis melakukan penelitian sejak Agustus 2012 sampai dengan Februari 2013. b. Tempat penelitian Penulis melakukan penelitian di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) yang beralamatkan di Jl. Golf Raya Halim Perdana Kusuma. Jakarta 13610 4. Sumber Data Penelitian a. Data Primer, yaitu data yang berasal langsung dari sumbernya, baik dari pembimbing rohani Islam, para personil maupun seluruh personil. b. Data sekunder, yaitu data tidak langsung berupa dokumen dokumen yang dapat menunjang kelengkapan data untuk penelitian. 5. Tekhnik Pengumpulan Data Pada penelitian ini data-data dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu: a. Wawancara
14
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara langsung kepada pembimbing rohani Islam, dan para personil. Wawancara ini dilakukan secara terus menerus hingga penulis mendapatkan data yang akurat. Jenis wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara terbuka yaitu suatu wawancara yang para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui apa maksud dan tujuan diadakannya wawancara itu, dan wawancara terstruktur
adalah wawancara
yang pewawancaranya
telah
menciptakan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. b. Observasi Pada penelitian ini pengumpulan data akan dilakukan menggunakan tekhnik observasi dimana penulis melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena yang ada atau situasi yang erat kaitannya dengan tujuan penelitian pada saat kegiatan bimbingan rohani Islam. c. Dokumentasi Dokumentasi digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen, yakni menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari profile company, arsip-arsip maupun
15
diktat-diktat yang berhubungan dengan masalah penelitian di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU).
6. Analisis Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih muda dibaca dan diinterpretasikan, data data yang telah dikumpulkan diolah melalui beberapa tahap yaitu dibaca, dipelajari dan ditelaah. Setelah itulangkah selanjutnya membuat abstraksi dengan tujuan untuk membuat rangkuman inti. Pada bagian analisa data penulis akan menyajikan data dengan terlebih dahulu mengelola data melalui proses secara sistematis, yaitu dengan menyusun semua data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, ataupun dokumentasi. Setelah data diperoleh kemudian dilakukan
penyajian
secara
deskritif
yaitu
dengan
penjabaran dari hasil temuan lapangan berupa kata-kata tertulis atau lisan. Oleh karena itu di dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskritif. 7. Tekhnik Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini maka penulis mengacu pada “Pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi)” yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh CEQDA (Center for Quality Development and Asurance), 2007.
16
F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran jelas tentang hal-hal yang diuraikan penulisan skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam lima bab, masing-masing bab dibagi dalam sub bab dengan rincian sebagai berikut : BAB I
: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metedologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II
:
Tinjauan Teoritis,
yang meliputi pengertian efektifitas,
pengukuran keefektifan, pengertian bimbingan rohani Islam, tujuan dan fungsi bimbingan rohani Islam, metode bimbingan rohani Islam, pengertian etos kerja, fungsi dan tujuan etos kerja, unsurunsur etos kerja, dan ciri etos kerja muslim. BAB III
: Temuan Penelitian, membahas tentang gambaran umum Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), yang meliputi sejarah dan latar belakang berdirinya KODIKAU, visi dan misi KODIKAU, struktur organisasi KODIKAU, dan program kerja KODIKAU.
BAB IV
: Analisa Hasil Temuan, menjelaskan Efektivitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU)
BAB V
: Penutup, berisi kesimpulan dan saran dari penulis.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Efektifitas 1. Pengertian Efektifitas Secara etimologi kata efektifitas diambil dari kata efek yang artinya akibat atau pengaruh, dan dari kata efektif yang artinya ada akibat atau pengaruh dari sesuatu, membawa hasil, dan efektifitas itu sendiri berarti keadaan berpengaruh, keberhasilan, tentang usaha atau tidakan. Efektifitas berhubungan dengan penentuan apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau tdak. 1 Mengenai pengertian efektifitas, berikut merupakan pendapat dari beberapa ahli diantaranya: a. Fx Suwarto, menerangkan bahwa efektif yang dimaksudkan adalah “ada efeknya (pengaruh, akibat, kesan), dan penggunaan sebuah metode atau cara dalam melaksanakan aktifitas sehingga berhasil, guna mencapai hasil yang optimal. 2 b. Suharto, menerangkan bahwa efektifitas merupakan keterangan yang artinya ukuran hasil tugas atau keberhasilan dalam pencapaian tujuan.3
1
Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B) Departement Pendidikan dan kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. ke-vii, edisi ke-2, h. 284. 2 Fx Suwarto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta, 1999), Cet. ke-1, h.1. 3 Hasan Shadly, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1990), Cet. ke-8, h. 207.
18
19
Dari beberapa pengertian-pengertian efektifitas diatas dapat disimpulkan bahwa secara umur efektifitas adalah merupakan suatu tingkat keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, semakin mendekati sasaran dan tujuan berarti semakin tinggi pula tingkat ke efektifannya. Efektifitas berkaitan juga dengan keberhasilan tujuan, penetapan standar, proffesionalitas,
penetapan
sasaran,
keberadaan program,
pemberian materi, berkaitan dengan metode atau cara dan sarana serta fasilitas yang disediakan. Jadi kegiatan bimbingan rohani Islam dapat dikatakan efektif jika dapat menumbuhkan etos kerja personil di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU). 2. Pengukuran Keefektifan Menurut FX Suwarto dalam upaya mengukur sejauh mana tingkat keefektifan, terdapat dua pendekatan dalam hal pengukuran keefektifan, diantaranya yaitu: a. Pendekatan tujuan yang menekankan pada pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian keefektifan. Pendekatan ini digunakan secara luas dalam usaha mengevaluasi dan mengukur tingkat keefektifan, dalam praktek pendekatan menurut tujuan yang banyak digunakan adalah manajemen berdasarkan sasaran (manajement by objektive) adalah suatu program yang mencakup tujuan-tujuan yang khas yang ditentukan secara partisipatif, untuk
20
suatu kurun waktu tertentu dengan umpan balik mengenai kemajuan-kemajuan tujuan organisasi tersebut. b. Pendekatan teori sitem, yaitu pendekatan yang menekankan pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian keefektifan dalam pendekatan teori sistem ini dapat dilihat secara intern dan ekstern, intern yaitu dengan cara melihat bagaimana manfaat orang dan organisasi, sedangkan ekstern yaitu dapat menghubungkan transaksi organisasi dengan orang atau lembaga lain. c. Pendekatan teori multipel kontituensi, yaitu organisasi dapat dikatan efektif bila dapat terpenuhi tuntutan dari konstitusi yang terdapat dalam lingkungan organisasi, yaitu konstituensi yang menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut. 4 Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan pendekatan tujuan untuk
mengukur
efektifitas
bimbibingan
rohani
Islam
dalam
menumbuhkan etos kerja, pendekatan tujuan ini menganalisa tujuan dari diadakannya kegiatan bimbingan rohani Islam di KODIKAU Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapainya tindaknya sasaran yang telah ditetapkan. Hasil yang makin mendekati sasaran berarti makin tinggi efektivitasnya. Mengarahkan kerja sesuai dengan maksud dan tujuan merupakan faktor besar dalam membentuk lingkungan kerja yang mampu melahirkan efektivitas secara keseluruhan. 4
FX. Suwarto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogya, 1999), Cet. ke-1, h. 5-8.
21
Berdasarkan definisi dan pengertian efektifitas diatas, maka efektifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan fungsinya dan menghasilkan serta tujuan yang diharapkan dapat tercapai . B. Pengertian Bimbingan Rohani Islam 1. Pengertian Bimbingan Rohani Islam Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari berbagai masalah yang ada di dalam hidupnya, baik masalah yang ringan maupun berat. Manusia harus mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada, dalam menyelesaikan masalah tersebut manusia memerlukan bimbingan dengan tujuan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan baik dan terarah. Berbagai para ahli mendefinisikan tentang istilah bimbingan, secara etimologi Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance yang berarti menunjukan, memberikan jalan, menuntun, bantuan, arahan, dan petunjuk.
Kata kerja dari guidance adalah to guide yang artinya menunjukan, menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan, dan mengemudikan. Dari berbagai pengertian itu maka yang paling umum digunakan adalah pengertian “memberikan bimbingan, bantuan, dan arahan. 5 5
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 5.
22
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia bimbingan adalah petunjuk untuk mengerjakan sesuatu, tuntunan atau pimpinan.6 Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang pengertian bimbingan dibawah ini penulis akan memperlihatkan pengertian bimbingan diantaranya: 1. Menurut DR. Rachman Natawidjaja “Bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan
kepada
individu
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.”7 2. Jear Book Of Education8 mengemukakan bahwa bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk dan mengembangkan kemampuanya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. 3. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya “Bimbingan Penyuluhan di Sekolah “ menyatakan bahwa bimbingan bantuan atau pertolongan yang 6
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. ke-3, h. 152. 7 Rachman Natawidjaja, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1990). 8 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 25.
23
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.9 4. Menurut Dra. Hallen A, M.Pd. Dalam buku “Bimbingan dan Konseling”, bimbingan merupakan prosese pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang
pembimbing,
yang
dipersiapkan
kepada
individu
yang
membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan tekhnik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.10 5. Menurut W.S. Wingkel memaparkan bimbingan berarti pemberian bantuan kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunantuntunan hidup. Bantuan itu bersifat psikis (kejiwaan) bukan pertolongan finansiil, media, dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya
9 Bimo Walgito, Bimbingan Penyuluhan Di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), Cet. ke-2, h. 4. 10 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), Cet. ke-3, h. 8.
24
sekarang dan menjadi lebih mapan untuk menghadapi masalah yang akan dihadapinya kelak.11 Dari beberapa pendapat tersebut penulis dapat mendifinisikan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan secara berkesinambuangan yang diberikan kepada individu atau kelompok individu yang membutuhkan bantuan dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapinya serta membantu individu atau sekelompok individu memahami diri dan lingkungannya
agar mereka dapat
mengembangkan potensi yang dimiliknya sendiri dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan. Dari uraian diatas penulis dapat memahami bahwa bimbingan dapat diberikan baik untuk menghindari berbagai persoalan atau kesulitan, bimbingan ini bersifat mencegah (prefentive). Juga dapat diberikan untuk mengatasi berbagai kesulitan dan permasalahan yang telah menimpa individu, bimbingan ini bersifat penyembuhan (korektif). Selanjutnya pengertian Rohani secara Harfiyah berasal dari bahasa Arab yang diawali dari kata Ruh yang berarti jiwa, perkataan rohani sama artinya dengan hati, kalbu, jiwa yang mewujudkan sebagai unsur pribadi yang tidak bisa dilihat oleh panca indera tetapi gejala dalam kerjanya dapat dirasakan. Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dijelaskan bahwa rohani adalah “kondisi kejiwaan seseorang diamana terbentuk dalam 11
W.S. Winkel, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia,1989), h. 17.
25
hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia dengan sesama manusia dengan ajaran agama yang dianutnya. 12 Menurut Jamaludin Kafie, dalam bukunya “Psikologi Dakwah”, menjelaskan rohani adalah bagian dari yang ghoib, dengan roh ini manusia dapat mengenal dirinya sendiri dan mengenal Tuhan, serta menyadari keberadaan
orang
lain
(Berkepribadian,
berkebutuhan,
dan
berkeprimanusian), serta tanggung jawab atas segala tingkah lakunya. 13 Roh menurut Imam Ghazali seperti yang dikutip oleh Jamludin Kafie mengatakan bahwa roh itu mempunyai dua pengertian, yaitu : roh jasmani dan roh rohani. Roh jasmani yaitu zat halus yang berpusat di ruang hati dan menjalar keseluruh ruang urat nadi (pembuluh darah) selanjutnya tersebar keseluruh tubuh, karenanya manusia dapat bergerak (hidup) dan dapat merasakan berbagai macam perasaan serta dapat berfikir atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan. 14 Dari pernayataan diatas penulis dapat mendefinisikan bahwa rohani adalah jiwa, hati dan qalbu dari manusia yang keberadaannya tidak terlihat tetapi gejalanya dapat dirasakan, dengan roh ini manusia hidup sebagai makhluk Tuhan serta menyadari dirinya memiliki nilai keimanan dan ketaqwaan.
12
Salim dan Yenny, Kamus bahasa Indonesia Kontemporer, h. 12-13. Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Penerbit Indah, 1993), h. 16. 14 Ibid, hal. 16 13
26
Pengertian Islam sebagai suatu agama yang berasal dari wahyu Tuhan, menurut Arifin melihat Islam sebagai agama dari dua aspek yaitu: (a) Aspek Subyektif (pribadi manusia), ialah tingkah laku manusia yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan dengan masyarakat, dan alam sekitarnya. Maka disini nilai-nilai keagamaan telah membudaya dalam batinya dan menjadi rujukan dari sikap dan orientasi hidup sehari-hari. (b) Aspek Obyektif (doktrinair), berupa peraturan yang bersifat ilahi yang menuntun orang-orang berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup didunia, dan menuju kebahagiaan di akhirat.15 Menurut Prof. DR. Harun Nasution menyatakan Islam agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan untuk masyarakat manusia kepada Nabi Muhamad SAW, sebagai Rasul. Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi saja, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itulah al-Quran dan Hadits.16 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama Tuhan (Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dengan ajaran-ajarannya yang bersumber dari al-Quran dan Hadits untuk membawa manusia mencapai kebahagiaan didunia dan juga akhirat. 15 Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1994), Cet. ke-4. 16 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1987), Cet. ke-5, Jilid. 1, h. 24.
27
Dari pengertian-pengertian diatas penulis dapat mendefinisikan bahwa bimbingan rohani Islam adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar dapat menjalankan hidupnya dengan selaras, serasi dan seimbang, sesuai dengan ajaran Agama Islam dan petunjuk sang Khalik Allah SWT sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani Islam a. Tujuan Bimbingan Rohani Islam Dalam melaksanakan bimbingan rohani Islam terhadap individu maupun kelompok agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perlu diperhatikan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan rohani Islam tersebut. Menurut Drs. Samsul Munir Amin, M.A secara umum dan luas program bimbingan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi. 2. Membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan produktif dalam masyarakat. 3. Membantu individu dalam mencapai hidup bersama dengan individu-individu yang lain. 4. Membantu individu dalam mencapai harmoni antara cita-cita dan kemampuan yang dimilikinya.17
17
h. 38.
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), Cet. 1,
28
Sedangkan menurut Drs. H.M. Arifin, M.Ed, tujuan bimbingan agama adalah dimaksudkan untuk membantu si terbimbing supaya memiliki religious reference (sumber pegangan keagamaan) dalam memecahkan problem.18 Menurut Hamdani Bakran adz-Dzaky menjelaskan bahwa tujuan dari bimbingan Islam adalah sebagai berikut : 1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan,
kesehatan dan
keberhasilan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, lapang dada, dan mendapat pencerahan taufik dan hidayat dari Allah SWT. 2. Untuk menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang memberikan manfaat bagi dirinya, lingkungn keluarga maupun sosial. 3. Untuk menghasilkan kecerdasan emosi pada individu dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih sayang. 4. Untuk mendapatkan kecerdasan spiritual pada individu, sehingga muncul dan berkembang rasa ingin untuk taat pada Allah, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya dan tabah menerima ujian-Nya. 5. Untuk menghasilkan potensi ilahiyah sehingga fungsi diri sebagai khalifah dimuka bumi ini dapat terlaksana dengan baik dan benar.19 Oleh sebab itu, tujuan dari bimbingan rohani Islam ialah suatu kegiatan bimbingan yang dapat memberikan pemahaman mengenai ajaran18 Arifin, Pokok-pokok Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 29. 19 M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: PT. Fajar Pustaka Baru, 2001), Cet. ke-2, h. 221.
29
ajaran ke Islaman sesuai dengan ketentuan Al-Quran dan As sunnah untuk membantu memecahkan masalah yang timbul. 3. Fungsi Bimbingan Rohani Islam Menurut Drs. Dewa Ketut Sukardi, dalam bukunya “Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah”, menyebutkan bahwa fungsi bimbingan adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Preventif Dalam hal ini bimbingan berfungsi sebagai pencegahan terhadap timbulnya masalah. 2. Fungsi Pemahaman Dalam hal ini bimbingan berfungsi sebagai sumber yang dapat menghasilkan pemahaman-pemahaman tentang suatu hal guna mendapatkan informasi lebih dari permasalahan. 3. Fungsi Perbaikan Dalam hal ini bimbingan berfungsi dalam menghasilkan solusi atau jalan keluar dari berbagai permasalahan dengan tujuan memecahkan masalah yang dihadapi 4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan Dalam
hal
mengembangkan
ini fungsi bimbingan dapat memelihara keseluruhan
pribadinya
secara
terarah
dan dan
berkelanjutan dan dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki.
30
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa keberhasilan suatu bimbingan dapat dilihat dari terlaksana sesuai fungsinya, fungsi dari bimbingan rohani Islam yaitu sebagai sumber yang memberikan pemahaman,
sebagai
upaya
memelihara
dan
membantu
mengembangkan hidup manusia, sebagai tuntunan yang memberikan arahan sesuai dengan ajaran Islam (Al-Quran) dalam memelihara diri sehingga terhindar dari berbagai masalah, serta sebagai sumber yang dapat memberikan pengetahuan mengenai hubungan manusia dengan Tuhan.20 Dari uraian diatas dapat dipahai bahwa fungsi dari bimbingan rohani Islam adalah untuk memberikan arahan dan pemahaman keagamaan kepada individu dan sekelompok individu sesuai dengan ajaran agama Islam, agar arahan dan pemahaman tersebut dapat membantu individu atau sekelompok individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan juga kebahagiaan akhirat. 4. Metode Bimbingan Rohani Islam Kata metode berasal dari bahasa Yunani methodos, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu meta ialah menuju, melalui, mengikuti. Dan kata hodos ialah cara jalan, atau arah. Metode dalam bahasa Arab disebut dengan istilah uslub, tarikh, minhaj, dan nizam. 21
20
Ahmad Hatta, Tafsir Quran Pustaka Dilengkapi Dengan Ababun Nuzul dan Terjemahan, h. 601 21 Elyas Anten, Injililizi Arabi, (Mesir: Elyas Modern Press, 1951), h. 438.
31
Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa pula diartikan sebagai segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuantujuan yang diinginkan.22 Dari uraian diatas metode dapat diartikan dengan cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Agar dalam proses bimbingan yang dilakukan sesuai dengan harapan maka seorang pembimbing harus dapat memahami tekhnik dan metode apa yang harus dilakukan dalam memberikan bimbingan kepada klien. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan dalam memberikan bimbingan rohani Islam, berikut penulis akan memberikan uraian beberapa metode bimbingan rohani Islam diantaranya: a. Metode Interview (Wawancara) Adalah salah satu cara atau tekhnik yang digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental/kejiwaan (psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien.23 Menurut W.S. Wingkel , interview (wawancara) informasi merupakan suatu alat untuk memperoleh fakta/data/informasi, jadi terjadi pertemuan di bawah empat mata dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan. 24 Sebagai salah satu cara untuk memperoleh fakta, metode wawancara masih tetap banyak dimanfaatkan karena interview bertujuan pada fakta apa yang dikehendaki.
22
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, hal. 120. Ibid, h. 122 24 W.S. Wingkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia, 1989). h. 59. 23
32
b. Group Guidance (Bimbingan Kelompok) Adalah cara yang digunakan untuk mengungkapkan jiwa dan pembinaanya melalui kegiatan ceramah dan seminar. Dalam metode ini pembimbing mengambil banyak inisiatif dan memegang peranan instruksional, misalnya bertindak sebagai struktur atau sumber ahli bagi berbagai macam pengetahuan atau informasi.25 Tujuan utama dari bimbingan kelompok ini adalah penyebaran informasi mengenai penyesuaian diri dengan berbagai kehidupan klien. Dengan menggunakan bimbingan kelompok seorang pembimbing dan terbimbing akan dapat berinteraksi sosial dan dapat mengembangkan sikap saling perduli dan memperhatikan antara satu dengan yang lainnya, dengan begitu akan terasa ikatan kekeluargaan dan menumbuhkan sikap kebersamaan.
c. Metode Direktif Adalah salah satu tekhnik yang diberikan dan digunakan bagi klien yang tidak mengerti masalahnya dan mengalami kesulitan dalam memahami dan memecahkannya. 26 Pada metode ini pembimbing memberikan arahan dan memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap faktor-faktor yang dianggap menjadi penyebab timbulnya masalah pada diri terbimbing.
25 26
W.S. Wingkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, hal. 129. Ibid, h. 130.
33
d. Metode Non- Direktif Metode ini disebut dengan “client centered” dilakukan dengan tidak mengarahkan melainkan memberikan kesempatan kepada klien, sebab pada tekhnik ini pelayanan bimbingan dan konseling memang lebih banyak berpusat pada diri klien sendiri dan pembimbing hanya membantu memberikan dorongan dalam memecahkan masalah. Seorang pembimbing harus mendengarkan permasalahan dengan baik, memberikan waktu dan kesempatan kepada klien dalam menceritakan permasalahan yang dihadapinya Dalam metode non directif ini juga terdapat metode edukatif yaitu merupakan cara pengungkapan perasaan
yang dilakukan dengan
menggunakan cara persuasif (mengajak) sekelompok individu dalam memberikan
pertanyaan-pertanyaan
yang
inovatif
sesuai
dengan
permasalahan yang ada.
C. Pengertian Etos Kerja Etos kerja berasal dari kata Yunani, dapat mempunyai arti sebagai sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja.
Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas
kepribadian
dirinya
serta
caranya
mengekspresikan,
memandang,
34
meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high Performance)27 . Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Secara terminiologis kata etos yang mengalami perubahan makna yang meluas, digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu: a. Suatu aturan umum atau cara hidup b. Suatu tatanan aturan perilaku c. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku.28 Etos menurut Clifford Geertz, adalah sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup. Etos adalah aspek evaluatif yang bersifat menilai. Etos dibentuk oleh nilai-nilai anutan, maka agama mendapat perhatian yang lebih tinggi, sebagai sesuatu yang bukan saja memberikan aspek etis dari kerja, tapi juga megiringnya dalam implikasi yang ekonomis.
Etos kerja dengan demikian, adalah sikap
mental atau cara diri dalam memandang, mempersepsi, menghayati, dan menghargai sebuah nilai kerja. Kerja memiliki arti luas dan sempit dalam arti luas kerja mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi
27
Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995), Cet. 1, h. 25. 28 Musa Asy’arie Islam. Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Ummat, (Yogyakarta: Les’i, 1997), Cet. ke-1, h. 3.
35
maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai keduniaan maupun akhirat. Sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi yang persetujuan mendapatkan materi. Jadi pengertian etos adalah karakter seseorang atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan dalam bekerja yang disertai semangat yang tinggi untuk mewujudkan cita-citanya dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Dalam kehidupan pada saat sekarang, setiap manusia dituntut untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja seseorang akan menghasilkan uang, dengan uang tersebut seseorang dapat membelanjakan segala kebutuhan sehari-hari hingga akhirnya ia dapat bertahan hidup. Setiap pekerja, terutama yang beragama islam, harus dapat menumbuhkan etos kerja secara Islami, karena pekerjaan yang ditekuni bernilai ibadah. Hasil yang diperoleh dari pekerjaannya juga dapat digunakan untuk kepentingan ibadah, termasuk didalamnya menghidupi ekonomi keluarga. Oleh karena itu seleksi memililih pekerjaan dan menumbuhkan etos kerja yang Islami menjadi suatu keharusan bagi semua pekerjaan. Adapun etos kerja yang Islami tersebut adalah: niat ikhlas karena Allah semata, kerja keras dan memiliki cita-cita yang tinggi. Menurut Max Weber, pakar manajemen, etos kerja diartikan: perilaku kerja yang etis yang menjadi kebiasaan kerja yang berporoskan etika, dengan kata lain yang lebih sederhana, etos kerja yaitu semua
36
kebiasaan baik yang berlandaskan etika yang harus dilakukan di tempat kerja, seperti: disiplin, jujur, tanggung jawab, tekun, sabar, berwawasan, kreatif, bersemangat, mampu bekerja sama, sadar lingkungan, loyal, berdedikasi, dan bersikap santun.29 Islam memiliki pandangan sangat positif terhadap etos kerja. Dalam Islam, kerja bukan semata untuk kerja, kerja tidak murni perkara profan, tidak hanya perilaku duniawi, bukan hanya mengejar untung dan gaji, juga bukan semata menepis gengsi, misalnya, dari tudingan sebagai pengangguran. Islam adalah agama amal atau kerja, maka intinya ajarannya adalah bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh ridho Allah SWT. Melalui kerja atau amal soleh dan dengan memurnikan sikap menyembah kepada-Nya. Dari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa etos kerja adalah cara pandang , kemauan dan kehendak seseorang dalam mencapai cita-cita dan mewujudkan segala keinginannya dengan usaha dan semangat yang dilakukan. Etos kerja juga dapat kita pahami sebagai kualitas esensial dari kerja seorang individu atau sekelompok orang termasuk juga suatu bangsa, dimana kualitas tersebut merupakan pancaran dari sistem nilai serta ide yang mereka yakini. 1. Fungsi dan Tujuan Etos Kerja
29
Mohammad As’ad, Psikologi Industry, (Yogyakarta:Libery,2003), cet. Ke-1, h.85
37
Secara garis besar etos kerja merupakan penggerak dan motivasi
individu
dalam
melakukan
setiap
kegiatan
yang
mencerminkan dirinya. Menurut A. Tabrani Rusyan dalam bukunya “Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar” etos kerja memiliki fungsi: a. Pendorong timbulnya perbuatan b. Penggairah dalam aktivitas c. Penggerak, seperti mobil mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.30 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja Faktor-faktor yang potensial mempengaruhi terbentuknya etos kerja selain banyak, tidak jarang dilatarbelakangi oleh kausalitas plural yang kompleks sehingga memunculkan berbagai kemungkinan. 31 Manusia memang makhluk yang sangat kompleks,
ia
memilikirasa suka, benci, marah gembira, sedih berani, takut dan lainlain. Ia juga mempunyai kebutuhan, kemauan, cita-cita dan anganangan. Manusia mempunyai dorongan hidup tertentu, pikiran dan pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan sikap dan pendirian, selain itu ia juga mempunyai lingkungan pergaulan dirumah atau tempat kerjanya. Realitas sebagaimana tersebut tentu mempengaruhi
30 A. Tabrani Rusyan, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung:CV Remaja Rosdakarya, 1989), Cet. ke-8, h. 63. 31 Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islami, (Surakarta: Muhammadiyah Universitas Press, 2004), h. 29.
38
dinamika kerjanya secara langsung atau tidak langsung. Sebagai misal rasa benci yang terdapat pada seorang pekerja, ketidakcocokan terhadap atasan atau teman satu tim, keadaan seperti itu sangat potensial untuk menimbulkan dampak negatif pada semangat, konsentrasi dan stabilitas kerja orang yang bersangkutan. Sebaliknya rasa suka pada pekerjaan, kehidupan keluarga yang harmonis, keeadaan sosio kultural, sosio ekonomi dan kesehatan yang baik, akan sangat mendukung kegairahan dan aktivitas kerja. Orang yang bekerja sesuai dengan bidang dan cita-cita dibandingkan dengan orang yang bekerja diluar bidang dan kehendak mereka niscaya tidak sama dalam antusias dan ketekunan bekerja masing-masing. Disamping itu faktor lingkungan alam berperan bila keadaan alam, iklim dan sebagainya berpengaruh terhadap sikap orang kerja itu. Selain itu terdapat dimensi transendental yaitu dimensi yang melampaui batas-batas nilai materi yang mendasari etos kerja manusia hingga dimensi ini kerja dipandang sebagai ibadah. Jalaludin secara lebih tegas mengemukakan agama dapat menjadi smber motivasi kerja, karena didorong oleh rasa ketaatan dan kesadaran ibadah. Etos kerja terpancar dari sikap hidup mendasar manusia terhadap kerja, konsekuensinya pandangan hidup yang bernilai transenden juga dapat menjadi sumber motivasi yang berpengaruh serta ikut berperan dalam proses terbentuknya sikap itu.
39
Nilai-nilai
transenden
akan
menjadi
landasan
bagi
berkembangnya spiritualitas sebagai salah satu faktor yang efektif membentuk kepribadian. Etos kerja tidak terbentuk oleh kualitas pendidikan dan kemampuan semata. Faktor-faktor yang berhubungan dengan inner life, suasana batin dan semangat hidup yang terpancar dari keyakinan dan keimanan ikut menentukan pula. Oleh karena itu agama (Islam) jelas dapat menjadi sumber nilai dan sumber motivasi yang mendasari aktivitas hidup, termasuk etos kerja pemeluknya.
3. Indikasi-indikasi Orang Beretos Kerja Tinggi Adapun indikasi-indikasi orang yang beretos kerja tinggi pada umumnya meliputi sifat-sifat: 1. Kesetiaan Tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan mengamalkan segala sesuatu yang ditaati dengan penuh tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari dalam melaksanakan tugas. 2. Prestasi Kerja, Suatu hasil yang secara nyata dapat dicapai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. 3. Tanggung Jawab, Kesanggupan seorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
40
4. Kejujuran, Ketulusan hati seorang dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanyaa 5. Kerja Sama, Kemampuan seorang untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai dayaguna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. 6. Prakarsa, Kemampuan seorang untuk mengambil keputusan, langkah-langkah
atau
melaksanakan
sesutu
tindakan
yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasannya. 7. Kepemimpinan, Kemampuan seorang untuk meyakinkan orang lain
sehingga
dapat
dikerahkan
secara
maksimal
untuk
melaksanakan tugas pokoknya.
4. Ciri Etos Kerja Muslim Menurut H. Toto Tasmara ciri-ciri orang yang mempunyai etos kerja akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya, diantaranya sebagai berikut: a. Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) Kepemimpinan berarti kemampuan untuk mengambil posisi dan sekaligus memainkan peran, sehingga kehadiran dirinya memberikan pengaruh pada lingkungannya. seorang pemimpin
41
adalah seorang yang mempunyai personalitas yang tinggi. Integritasnya
terhadap
keyakinan
tauhid,
berjuang
dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kepemimpinan dalam etos kerja
artinya
setiap
personil
diharapkan
memiliki
sifat
kepemimpinan dimana personil TNI AU mampu dalam memimpin baik untuk dirinya sendiri maupun untuk rekan kerjanya.
b. Selalu berhitung Sebagaimana Rosullulah bersabda
ﺃﹶ ﻏﹶﺪﺕﻮﻤ ﺗﻚ ﻛﹶﺄﹶﻧﻚﺗﺮﻞﹾ ﻵﺧﻤﺍﻋﺍ ﻭﺪ ﺃﹶﺑﺶﻴﻌ ﺗﻚ ﻛﹶﺄﹶﻧﺎﻙﻴﻧﺪﻞﹾ ﻟﻤﻋﺍ “Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya, dan beribadahlah untuk akhirat seakanakan engkau akan mati esok” Dari sabda Rosullulah tersebut memberikan penjelasan bahwa manusia harus selalu berhitung atas waktu yang dimilikinya, komitmen pada janji dan disiplin pada waktu merupakan citra seorang muslim sejati. Selalu berhitung bagi seorang TNI mengindikasikan kualitas bekerja, selalu berhitung juga berarti tidak membuang buang waktu yang dimiliki, selain itu selalu berhitung dalam pekerjaan dapat membantu personil membuat target pencapaian sebagai personil TNI AU. c. Menghargai waktu
42
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menghargai dan menggunakan waktu sebaik mungkin, karena waktu tidak akan pernah diputar kembali. Menghargai waktu dalam etos kerja artinya menggunakan waktu yang diberikan dengan sebaik mungkin dengan cara tidak mengulur ulur waktu dalam menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan, artinya setiap personil TNI diharapkan dapat memaksimalkan waktu dan tidak membuang buang waktu karena tanggung jawabnya terhadap pekerjaan merupakan prioritas utama yang harus di laksanakan bagi para personil TNI. d. Tidak pernah puas dalam berbuat kebaikan (positive improvement) Merasa puas didalam berbuat kebaikan adalah tanda-tanda kematian kreativitas, seperti peribahasa yang berbunyi apa yang akan engkau dapat sesuai dengan apa yang engkau tanam. Maka setiap manusia harus berbuat kebai kan agar mendapatkan segala kebaikan pula di dalam hidupnya. Seorang personil TNI diharapkan dapat memberikan banyak kebaikan kepada dirinya sendiri, pekerjaannya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya, pencitraan seorang TNI sangatlah penting, karena Tentara Nasional Indonesia merupakan profesi penting dalam pemerintahan sebagai alat pertahanan Negara juga pelayan masyarakat, oleh karena itu sebaiknya seorang personil TNI selalu berbuat kebaikan juga menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
43
e. Hidup berhemat dan efisien Memiliki cara pandang berhemat dan efisien membuat individu terhindar dari keinginan berfoya-foya dan bersikap hedonisme, personil TNI hidup berhemat dan efisien juga diharapkan dapat membentuk personil yang selalu bersikap sederhana artinya dalam kehidupan sehari hari para personil tidak bersikap mubadzir yaitu berfoya foya dan mengejar kenikmatan duniawi saja, selain itu juga tidak menyalahgunakan kekuasaan dan fasilitas yang diberikan dan serta bertindak transparant sehingga tidak ada bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme. f. Memiliki jiwa wiraswasta (entrepreneurship) Memiliki jiwa dan semangat berwiraswasta tinggi, memikirkan segala fenomena yang ada disekitarnya mewujudkannya dalam bentuk yang nyata dan realistis. Dalam hal ini personil TNI diharapkan dapat mampu
menciptakan
kreasi
dan
lapangan
pekerjaan
bagi
lingkungannya tanpa mengkesampingkan tugas utamanya sebagai seorang personil TNI. g. Memiliki insting bertanding dan bersaing Semangat bertanding merupakan sisi lain dari citra seorang muslim yang memiliki semangat jihad, panggilan untuk bertanding dalam segala lapangan kebajikan dan meraih prestasi, dihayatinya dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai panggilan Allah. Dalam etos kerja personil TNI diharapkan memiliki insting bertanding dalam
44
membela Negara kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia h. Keinginan untuk mandiri (independent) Sesungguhnya daya inovasi dan kreativitas hanyalah terdapat pada jiwa yang merdeka, sedangkan jiwa yang terjajah akan terpuruk dalam penjara nafsunya sendiri sehingga dia tidak pernah mampu mengaktualisasikan kemampuan serta potensi yang dimilikinya. Seorang TNI harus mandiri dalam segala hal baik dalam lingkungn pekerjaan maupun lingkungan social, hal ini mencerminkan personil TNI tidak bergantung pada siapapun. i. Haus untuk memiliki sifat keilmuwan Sikap orang yang berilmu adalah selalu haus untuk mencicipi ilmu, karena dia sadar bahwa Rasullulah mewajidkan kepada setiap muslim untuk mencari ilmu dan menggali ilmu walau ke negeri Cina sekalipun, bersikap kritis dan objektiv atas ilmu yang didapatnya. Seorang personil TNI AU harus memiliki wawasan yang luas terhadap perkembangan Negara nya maupun perkembangan dunia, seorang personil selalu memiliki rasa haus akan ilmu sehingga ia selalu mau belajar dan belajar lagi guna mendapatkan wawasan dan ilmu yang baru.
45
j. Berwawasan Makro – Universal Dengan memiliki wawasan makro, seorang muslim menjadi manusia yang bijaksana, mampu membuat pertimbangan yang tepat. Wawasannya yang luas ini, mendorong dirinya lebih realistis dalam membuat perencanaan dan tindakan. Para personil TNI AU memiliki wawasan universal guna mengetahui perkembangan dari dunia, mengetahui perubahan-perubahan globalisasi yang terjadi dengan tujuan melindungi negaranya yaitu Kesatuan Republik Indonesia, bila seorang TNI AU tidak memiliki wawasan yang universal di khawatirkan akan berpengaruh pada etos kerja, dalam hal ini contohnya para personil mengetahui batas negaranya apa saja yang menjadi milik dari Negara yang harus dimiliki dan apa saja ancaman bagi negaranya. k. Memperhatikan kesehatan dan gizi Etos kerja pribadi muslim adalah etos kerja yang sangat erat kaitannya dengan cara dirinya memelihara kebugaran dan kesegaran jasmaninya. Men Sana In Corpero Sana, bagi seorang muslim bukanlah hanya sebagai motto olah raga tetapi dia bagian dari spirit dan gemuruh jiwanya untuk selalu berprestasi. Seorang personil diharuskan memperhatikan kesehatannya untuk menunjang dirinya dalam bekerja, pekerjaan para Tentara Nasional Indonesia lebih banyak berhubungan dengan kekuatan fisik, jika ia tidak bisa menjaga
46
kesehatan maupun asupan gizi yang baik maka akan berpengaruh pada kualitas kerjanya. l. Ulet dan pantang menyerah Keuletan merupakan modal yang sangat besar didalam menghadapi segala macam tantangan atau tekanan. Keuletan untuk personil TNI AU merupakan cerminan kerja keras yang harus dimiliki, bekerja dengan sungguh sungguh dan mengabdikan dirinya untuk Negara. m. Berorientasi pada produktivitas Seorang muslim harus selalu mengembangkan potensinya agar mampu menghasilkan dan memberikan sumbangan baik tenaga dan pikiran, dengan begitu ia akan selalu membiasakan dirinya untuk selalu produktivitas dalam segala bidang. Berproduktivitas untuk seorang personil TNI AU artinya mampu menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. n. Memperkaya jaringan silaturahmi32 Menjalin silaturahmi adalah kewajiban bagi umat muslim karena dengan mempererat tali silaturahmi berarti seorang muslim menjalin persaudaraan antar sesama, bagi personil TNI AU mempererat tali silaturahmi dilakukan dengan personil lainnya, 32
Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, hal. 29-59.
47
keluarganya maupun lingkungan sekitarnya. Dengan memperkaya jaringan silaturahmi para TNI menunjukan bahwa ia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari Dengan adanya ciri ciri tersebut, setiap muslim akan berupaya maksimal dalam melakukan pekerjaannya. la berusaha menyelesaikan setiap tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan berusaha pula agar setiap hasil kerjanya menghasilkan kualitas yang baik dan memuaskan. Dengan kata lain, ia akan menjadi orang yang terbaik dalam setiap bidang yang ditekuninya. Ada tiga tahapan yang harus dilakukan seseorang agar prestasi kerja meningkat dan kerjapun bernilai ibadah yaitu: 1. Kerja keras, ukuran kerja keras adalah kesempatan berbuat, tanpa pamrih 2. Kerja cerdas. kepasifan dalam menghadapi pekerjaan membatasi seseorang
tidak
berusaha
meningkatkan
kemampuan
profesionalismenya. Profesionalisme biasanya dijadikan ukuran dalam peningkatan prestasi di setiap pekerjaan. 3. Ikhlas, ukuran ikhlas berdasarkan ajaran Islam. Ikhlas dalam berkarya adalah kunci kejujuran. Banyak para pekerja yang dalam pekerjaannya tekun dan cerdas namun tidak ikhlas yang pada akhirnya menjadi petaka.
48
Sikap kerja keras dan berusaha untuk mengubah nasib, rajin, dan sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan merupakan anjuran dan kewajiban bagi insan yang beragama Islam. Agama merupakan motivasi dan sumber gerak serta dinamika dalam mewujudkan etos kerja. Islam menyuruh manusia untuk bekerja dan mengubah nasibnya sendiri. Manusia wajib berusaha dan berikhtiar untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan masing-masing. Memang hanya manusia yang mau berusaha, bekerja keras, dan sungguh-sungguh yang akan meraih prestasi, baik kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Ada beberapa sikap mental yang mencerminkan sikap ini antara lain: a. Proaktif, yaitu sikap yang ingin mengubah lingkungan, mengubah keadaan yang ada, atau membuat suasana lebih kondusif. b. Memulai suatu pekerjaan dengan setelah sempurna dalam pikiran. Kegiatan seperti ini kegiatan yang mengacu kepada visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa pekerjaan tersebut tergantung niat masingmasing. c. Selesai mengerjakan suatu pekerjaan beralihlah kepada yang lain. Kita harus selalu mengatur waktu untuk mengerjakan pekerjaan sehingga tidak ada waktu yang terbuang, membuat nilai waktu itu maksimal, baik untuk urusan dunia ataupun akhirat. d. Mewujudkan Sinergi, saling bekerjasama mencapai tujuan.
49
e. Sibuk memperbaiki diri sendiri, tidak memiliki waktu untuk mencela orang lain. Dalam Islam setiap perbuatan manusia mempunyai nilai positif bagi kehidupan manusia. Karena itu setiap muslim tatkala melakukan kegiatan, harus ada nilai tambah yang bermanfaat, baik bagi dirinya ataupun orang lain.
BAB III GAMBARAN UMUM KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA (KODIKAU) DAN KEGIATAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM
A. Sejarah dan Latar Belakang berdirinya (KODIKAU) Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara, disingkat Kodikau adalah Komando Utama Pembinaan TNI AU yang berkedudukan langsung dibawah Kepala Staf Angkatan Udara. Kodikau bertugas menyelenggarakan pendidikan pertama, pembentukan, pengembangan, spesialisasi, peralihan dan pendidikan lain guna meningkatkan mutu personel TNI AU serta menyelenggarakan pengembangan sistem pendidikan, didaktik, metodik pendidikan, dan ilmu pengetahuan kedirgantaraan serta pembinaan potensi dirgantara di lingkungan Kodikau dan jajarannya. Setelah kemerdekaan diproklamirkan, para pejuang segera merebut obyek-obyek vital dari Jepang termasuk pesawat-pesawat dengan jenis Ki-51 Guntai, Ki-43 Hayabusa, Ki-36/55 Cukui, Ki-5 Y1 Curen dan Ki-79 B Nishikoren, Dakota, Avro Anson dan PBY-5A Catalina. Kemudan pesawatpesawat tersebut diperbaiki dengan fasilitas dan materiil yang serba kurang. Namun dengan tekad yang kuat dari para pejuang tersebut, pesawat Curen berhasil diterbangkan oleh Bapak Agustinus Adisutjipto, disusul kemudian dengan berhasilnya pesawat Nishikoren mengudara.
50
51
Pada masa itu, sangat dibutuhkan penerbang-penerbang untuk mengawaki pesawat-pesawat peninggalan Jepang, sementara penerbang yang ada sangat terbatas. Untuk itu didirikan Sekolah Penerbang yang bersifat darurat di Pangkalan Udara Maguwo pada tanggal 15 November 1945 yang dipimpin oleh Bapak Agustinus Adisutjipto. Setelah sekolah ini dibuka, disusul dengan penggabungan pendidikan penerbangan di Pangkalan Udara Bugis Malang yang bersifat kursus kilat. Siswa-siswanya terdiri dari bekas siswa Aspirant Vrijiwillig Kortverband, yang telah memiliki Klein Brevet, bekas siswa pendidikan Vrijwillig Vlieger Corp (VVC, bekas siswa Aspirant Onder Officer Kortverband Keerling Vlieger yang belum mendapat brevet maupun pemuda-pemuda pejuang lainnya yang sama sekali belum pernah menerima pendidikan penerbang. Sekolah ini bersifat “Dual Mission” yang artinya disamping melaksanakan latihan-latihan terbang juga melakukan tugas-tugas operasi, baik pesawatnya maupun siswa dan instrukturnya . Hasil pendidikan penerbang pertama ini kemudian diikutsertakan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Dengan perkembangan tugas dan fungsi Angkatan Udara, maka diperlukan peningkatan personel secara kualitas maupun kuantitas, sehingga Pimpinan Angkatan Udara mendirikan berbagai pendidikan, pendidikan yang diselenggarakan oleh TNI AU adalah merupakan dibawah pimpinan Komando Pendidikan Angkatan Udara.
52
B. Geografi Lanud Halim Perdanakusuma Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) yang terletak di Jakarta Timur memiliki letak geografis dengan koordinat 106,54 derajat Bujur Timur dan 6,15 derajat Lintang Selatan, Batas-batas sebelah Utara Jl. H. Sulaiman, Kelurahan Cipinang Melayu. Sebelah Timur Kali Sunter, Kelurahan Jatiwaringin. Sebelah Selatan Jl. Raya Pondok Gede, Kelurahan Lubang Buaya. Dan sebelah Barat berbatasan dengan Kali Cipinang, Kelurahan Kebon Pala. C. Visi dan Misi Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU) a.
Visi Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU) Terwujudnya sumber daya manusia TNI Angkatan Udara yang berjiwa Sapta Marga, profesional, berdaya guna dan berhasil guna agar mampu menghadapi tantangan tugas-tugas kedepan.1
b.
Misi Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU) Guna mewujudkan visi Kodikau, maka ditetapkan misi Kodikau sebagai berikut : 1) Melaksanakan pendidikan pertama, pembentukan, pengembangan, spesialisasi, peralihan serta pendidikan lain secara professional. 2) Melaksanakan pengkajian, pengembangan dan pembinaan sepuluh komponen pendidikan dalam rangka menciptakan ide-ide inovatif dan kreatif untuk kepentingan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan. 1
Wawancara Pribadi dengan Bapak Mutaqin, Jakarta 01 Agustus 2012. Pukul 14.00.
53
3) Meningkatkan kerja sama bidang pendidikan dengan instansi terkait didalam dan diluar
TNI
Angkatan Udara
untuk kepentingan
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. 4) Meningkatkan fungsi perencaan, pengendalian dan pengawasan internal di lingkungan Kodikau melalui penerangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. D. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok sibintal (bimroh) adalah sebagai berikut: a. Sibintal adalah staf
pelaksanaan kadispers dalam melaksanakan
pelaksanaan personel di bidang pembinaan rohani b. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Sibintal mempunyai tugas kewajiban sebagai berikut: 1) Melaksanakan pembinaan rohani yang terdiri atas rohani Islam, Khatolik, Protestant, Hindu, dan Budha 2)
Melaksanakan pembinaan mental tradisi dan kejuangan
3)
Memberikan penjelasan dan bantuan untuk pernikahan
4)
Memberikan bantuan dalam pelaksanaan pemakaman
c. Sibintal dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh subseksi pembinaan tradisi, disingkat Subsibintra d. Sibintal dipimpin oleh kepala seksi pembinaan mental disingkat Kasibintal. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Kadispers
54
E. Pembimbing Rohani Islam Pembimbing di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) adalah petugas yang memiliki tugas untuk memberikan bimbingan kerohanian untuk para personil. Pembimbing di KODIKAU berjumlah 3 orang dan memiliki latar belakang pendidikan Agama. F. Terbimbing Rohani Islam Terbimbing adalah jamaah yang mengikuti bimbingan Rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) dalam hal ini penulis mebatasi terbimbing yang menjabat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu laki-laki berjumlah 18 orang dan perempuan berjumlah 7 orang. G. Aktivitas Bimbingan Rohani Islam Aktivitas bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), diadakan setiap 1 Minggu sekali yaitu pada hari Rabu pada pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB di Masjid An-Nur, adapun kegiatan bimbingan rohani Islam ini adalah sholat wajib dan Sunnah berjamaah, pemberian ceramah Islam dan ceramah kejuangan, dan pembacaan Al-Quran setelah itu diakhiri dengan pembacaan shalawat nabi.
55
H. Struktur Organisasi (KODIK AU)
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini penulis akan memaparkan temuan yang penulis dapatkan selama penelitian berlangsung di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), diantaranya identifikasi subyek penelitian, identifikasi objek penelitian serta analisis efektivitas bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil. Kegiatan bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara merupakan agenda wajib yang harus diikuti oleh seluruh personel yang sudah terjadwal dan merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan spritual melalui pendekatan-pendekatan agama, selain dari meningkatkan spritual kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan motivasi atau dorongan bagi para personel dalam bekerja dan memenuhi kewajibannya sebagai umat beragama dan sebagai seorang TNI AU. A. Temuan Penelitian a. Subyek I Pembimbing
No
Nama
Tabel 01 Pembimbing Rohani Islam Usia Jabatan Pendidikan
Bimbingan yang Diberikan
1
Bapak Rosidi
43 Th Kasubdik
56
Sarjana
Bimbingan Sholat
57
Bintal
Agama
Kodikau
Berjamaah
dan
Semangat Kejuangan
2
Bapak Sukri
43 Th Perwira
Sarjana
Bimbingan
Rohani
Agama
ceramah
Kodikau
dan
Islami semangat
kejuangan 3
Achmad Mukafi
36 Th Perwira
Sarjana
Bimbingan Baca
Rohani
Agama
dan
Kodikau
Tulis
Al-
Quran
Komando Pendidikan Angkatan Udara memiliki pembimbing pembimbing rohani Islam diantaranya : 1.
Rosidi Menjabat sebagai pelaksana Kasubdik Bintal KODIKAU. Adapun beliau merupakan lulusan dari Univeritas IAIN yang sekarang berubah namanya menjadi UIN Jogjakarta setelah lulus sebagai Sarjana Agama beliau mendaftarkan diri dan diangkat menjadi anggota Bintal Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU). Pria kelahiran 1970 ini dikenal dengan sosok yang berwibawa dan kharismatik, antusiasme nya terhadap bidang keagamaan membuat beliau semakin menambah ilmu pengetahuannya, ilmu yang ia
58
dapatkan kemudian ia salurkan di dalam kegiatan bimbingan rohani Islam di KODIKAU. Pada kegiatan bimbingan rohani Islam Bapak Rosidi memberikan bimbingan
solat dimana
beliau
menjadi imam,
memastikan bahwa semua terbimbing melakukan sholat berjamaah pada waktunya. Keutamaan sholat bagi beliau adalah salah satu ibadah yang dapat memacu para personil dalam bekerja. Telah diketahui bahwa sholat merupakan tiang agama dan merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan seperti dalam ayat berikut ini :
َوَأَﻗِﯿﻤُﻮا اﻟﺼَّﻼةَ وَآﺗُﻮا اﻟﺰَّﻛَﺎةَ وَارْﻛَﻌُﻮا ﻣَﻊَ اﻟﺮَّاﻛِﻌِﯿﻦ Artinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS.Al- Baqarah : 43)1
ﻓَﺈِذَا ﻗَﻀَﯿْﺘُﻢُ اﻟﺼَّﻼةَ ﻓَﺎذْﻛُﺮُوا اﻟﻠَّﮫَ ﻗِﯿَﺎﻣًﺎ وَﻗُﻌُﻮدًا وَﻋَﻠَﻰ ﺟُﻨُﻮﺑِ ُﻜﻢْ ﻓَﺈِذَا اﻃْﻤَﺄْﻧَﻨْﺘُﻢْ ﻓَﺄَﻗِﯿﻤُﻮا اﻟﺼَّﻼةَ إِنَّ اﻟﺼَّﻼةَ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﯿﻦَ ﻛِﺘَﺎﺑًﺎ ﻣَﻮْﻗُﻮﺗًﺎ Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS.An- Nisa :103)2
1
Departemen Agama RI, Terjemah Dan Tajwid Disertai Tafsir Ringkas Ibnu Katsir, (Jakarta : 2009), h. 7 2 Departemen Agama RI, Terjemah Dan Tajwid Disertai Tafsir Ringkas Ibnu Katsir, (Jakarta : 2009), h. 103
59
Menurut bapak Rosidi Setiap orang yang mengejar materi tanpa mengerjakan ibadah adalah termasuk mereka golongan manusia yang sia-sia, karena kita hidup tidak di dunia saja melainkan juga di akhirat. Begitupun sebaliknya orang orang yang gemar beribadah tapi tidak melaksanakan kewajiban lainnya yaitu bekerja adalah merupakan golongan manusia yang merugi dan tidak bermanfaat. Seseorang yang sibuk bekerja sehingga meninggalkan shalat lima waktu, tidak sesuai dengan Islam. Rasulullah saw bersabda yang artinya,
ﺃﹶ ﻏﹶﺪﺕﻮﻤ ﺗﻚ ﻛﹶﺄﹶﻧﻚﺗﺮﻞﹾ ﻵﺧﻤﺍﻋﺍ ﻭﺪ ﺃﹶﺑﺶﻴﻌ ﺗﻚ ﻛﹶﺄﹶﻧﺎﻙﻴﻧﺪﻞﹾ ﻟﻤﻋﺍ Artinya: ”kerjakanlah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya, tetapi kerjakanlah untuk kepentingan
akhiratmu
seolah-olah
kamu
akan
mati
besok.”(H.R.Ibnu Asakin).3 Karena itu melaksanakan ibadah dan melaksanakan pekerjaan harus seimbang.
Ibadah merupakan cara untuk
memberikan dorongan ataupun motivasi bagi para personil dalam melaksanakan pekerjaannya, dengan melaksanakan ibadah secara teratur seorang personil diharapkan akan mampu mengkonsep dirinya sendiri dalam menjauhi larangan larangan agama dan tidak melanggar peraturan dari KODIKAU. 3
14.00
Wawancara Pribadi, dengan bapak Rosidi, Jakarta 12 September 2012, Pukul
60
Bimbingan sholat yang diberikan adalah bimbingan sholat wajib dan sholat sunnah berjamaah yaitu sholat dhuha dan sholat Dzuhur. 2. Sukri Sapulaha Menjabat
sebagai
Perwira
Rohani
Kodikau,
beliau
merupakan salah satu pembimbing rohani Islam sejak tahun 2011 sampai dengan sekarang, pria kelahiran tahun 1970 ini merupakan lulusan Sarjana Agama dari IAIN Jogjakarta, beliau aktif dalam mengikuti kegiatan pemuda masjid dan Majlis Ta’lim. Hal ini membuat pengetahuan tentang agama beliau semakin bertambah dan mengasah potensi yang dimiliki, oleh sebab itu beliau sangat mahir dalam menyampaikan ceramah ceramah keagamaan dalam kegiatan bimbingan rohani Islam di Kodikau.
Menurut Bapak sukri ceramah merupakan dakwah Islam yang sangat diperlukan dalam memberikan bimbingan bagi para personel. Seperti diketahui Dakwah tidak hanya terbatas pada ceramah agama dan tabligh akbar. Segala usaha dan upaya yang kita lakukan untuk mencapai tujuan-tujuan dakwah sebagaimana tersebut diatas adalah dakwah. Karena itu, dakwah sebetulnya bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, mulai dari yang paling sederhana seperti memberi nasihat kepada teman kita, memberikan sedikit ilmu yang
61
kita ketahui kepada orang lain, atau memberikan keteladanan yang baik.4
Sabda Rasulullah saw:
ًﺑَﻠِّﻐُﻮْا ﻋَﻨِّﻲْ وَﻟَﻮْ أَﯾَﺔ
Artinya : “Sampaikan dariku meski hanya satu ayat”. Jika engkau tahu satu ayat, sampaikan satu ayat. Jika engkau tahu dua ayat, sampaikan dua ayat. Demikian seterusnya. Jangan sampai kita tahu satu ayat apalagi lebih tetapi kita diam saja atau bahkan menyembunyikannya.
Dalam
kegiatan
pemberian
ceramah
ini
pembimbing
memberikan materi yang berasal dari Al-Quran maupun hadits dalam bentuk buku modul maupun selebaran fotocopy an hal ini dimaksudkan agar setiap personel dapat memahami materi yang diberikan. Kegiatan ceramah yang dilakukan selain untuk memberikan pengetahuan agama juga sebagai sarana memberikan motivasi bekerja untuk para personel hal ini dilakukan dengan harapan para personil semakin giat dalam bekerja. Selain ceramah Islam, kegiatan bimbingan lainnya yang diberikan oleh bapak Sukri adalah semangat kejuangan dimana materi yang diberikan berkenaan dengan tugas dan tanggung jawab personil sebagai insan yang beragama juga sebagai anggota TNI, pembimbing menyerukan motivasi dan dorongan bagi
4
Wawancara pribadi dengan bapak Sukri, 19 September 2012, pukul 14.00
62
para personil, memberikan wejangan yang sifatnya agar para personil semakin giat dalam bekerja, bekerja yang dimaksud bukan hanya bekerja mengejar materi dan jabatan tetapi bekerja yang juga bernilai ibadah.
3. Achmad Mukafi Menjabat sebagai Perwira Rohani Kodikau, beliau merupakan salah satu pembimbing rohani sejak Maret 2012 sampai dengan sekarang, pria kelahiran tahun 1977 ini merupakan lulusan Sarjana Agama IAIN Jakarta. Beliau sering menambah pengetahuan keagamaannya dengan membaca buku-buku Islam, kemampuan menguasai ilmu Al-Quran membuat ia dipercaya menangani dan membimbing personil yang tidak atau belum bisa membaca dan menulis Al-Quran. Dalam kegiatan Biasanya dalam membimbing personil itu beliau memberikan jam khusus diluar jam kegiatan bimbingan rohani Islam, sampai sekarang ini banyak personil yang sudah mampu membaca dan menulis Al-Quran, pembimbing juga mengajarkan tajwid, makhorijul harfi, dan diajarkan tata cara menulis. Media dan alat yang digunakan dalam proses bimbingan ini adalah ayat-ayat al-Qur’an, Hadist nabi dan pengetahuan umum yang berkenaan dengan kecerdasan spiritual. Kegiatan membaca Al-Quran dilakukan setelah melakukan sholat Dhuha berjamaah, pembimbing memimpin dalam membaca Alquran dan kemudiaan diikuti oleh para personel, selain membcakan
63
ayat Al-quran juga dibacakan artinya hal ini dilakukan dengan tujuan para personil memahami kandungan dari ayat tersebut. Dalam perjalanan kegiatan ini para personil lainnya juga diberikan kesempatan memimpin dalam membacakan Al-Quran dengan begitu para personil dapat melatih sikap kepemimpinan dan juga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. 5 Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa seecara umum pembimbing memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas, serta mempunyai kemampuan dalam bidangnya khususnya dalam bidang keagamaan. Kalau kita lihat data yang ada pada tabel 1 diatas bahwa semua pembimbing rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara adalah mereka yang memiliki gelar Sarjana Agama, hal ini sesuai dengan bidang dan kemampuan yang dimiliki oleh pembimbing untuk memberikan bimbingan rohani Islam kepada para personil secara proffesional. Dengan berbagai macam pengalaman mereka dan mengingat posisi mereka di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), penulis menganggap mereka lebih tau tentang informasi yang diharapkan oleh penulis dan memudahkan penulis mendapatkan temuan atau hasil penelitian, karena itu penulis memutuskan untuk menjadikannya subyek I dalam penelitian ini. 5
14.00
Wawancara dengan bapak Akmad Mukafi, Jakarta, 03 Oktober 2012. Pukul
64
b. Subyek II Terbimbing yaitu Personil TNI AU Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU). Dalam penelitian ini penulis membatasi pada terbimbing bagian PNS atau Pegawai Negeri Sipil, hal ini bertujuan untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian karna setelah penulis melakukan observasi personil Kodikau yang rutin dan tidak pernah absen kecuali pada hari besar adalah personil bagian PNS. Adapun deskripsi terbimbing sebagai berikut: Tabel 02 Terbimbing berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1
Laki-Laki
18
2
Perempuan
7
Jumlah
25
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terbimbing laki laki berjumlah 18 orang dan terbimbing perempuan berjumlah 7 orang.
No
Tabel 03 Terbimbing Berdasarkan Usia Usia
Jumlah
1
24-28
8
2
29-33
3
3
34-38
5
4
39-43
2
5
44-48
5
6
49-55
2
Jumlah
25
65
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas terbimbing berada di kisaran usia 25-30 tahun, yang mana pada usia ini dikatakan sebagai usia produktif. Yang menjadi fokus subyek II dalam penelitian ini adalah empat personil TNI AU, pengambilan subyek didasarkan karena keempat personil penulis mengamati kehadirannya cukup baik dan aktif dalam setiap kegiatan bimbingan rohani Islam, hal ini memudahkan penulis dalam mengamati serta mengambil data dalam kelengkapan penelitian, berikut merupakan identitas para personil : a. Partiman Beliau dilahirkan di Purworejo pada tanggal 7 Maret 1980, menjadi anggota TNI AU merupakan cita cita sejak ia kecil, kecintaannya kepada Tentara Republik Indonesia ia dapatkan dengan melihat almarhum ayahnya yang juga seorang TNI AU, dalam pengamatan penulis beliau merupakan salah satu personil yang aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam. Menurut bapak Partiman selama ia mengikuti kegitan bimbingan ia merasa tenang “saya selalu rutin mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam, karena setiap kali saya mengikuti bimbingan ini saya merasa tenang, menjadi jauh lebih baik dan bekerja pun menjadi tanpa
66
beban, karna itu kegiatan bimbingan rohani Islam disini harus terus dilaksanakan”. 6 Personil merasakan adanya perbedaan ketika mendapat bimbingan dia merasa tenang, menjadi jauh lebih baik dan bekerja tanpa beban. Karena sudah dijelaskan bahwa fungsi dari bimbingan salah satunya adalah: Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan.7 Ketenangan dan ketentraman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi etos kerja para personil, jika ia merasa tenang dan tentram, maka dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanpa beban. b. R. Ghufron Beliau dilahirkan di Lumajang pada tanggal 7 September 1973, beliau sudah menjadi TNI AU selama 16 Tahun, melihat keinginan orang tua yang mengharapkan beliau menjadi anggota TNI maka beliau dengan sangat terpaksa mengikuti keinginan orang tuannya, setelah sekian lama mengabdikan diri menjadi TNI pada akhirnya beliau jatuh cinta pada profesi ini. Dalam pengamatan penulis beliau merupakan salah satu
6
Wawancara pribadi dengan bapak Partiman, Jakarta 21 September 2012, pukul
15.00 7
Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 26-27.
67
personil yang aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam. Menurut bapak Guhfron sebelum mendapatkan bimbingan dia merasa bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, “sebelum saya mengikuti bimbingan saya merasa bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup aja, bekerja kan dapat gaji ya, jadi saya rajin bekerja, tapi setelah saya mengikuti bimbingan rohani Islam saya sadar bahwa bekerja merupakan salah satu cara kita beribadah kepada Tuhan, dengan kita bekerja berarti kita telah melaksanakan kewajiban kita sebagai umat manusia, saya juga bersyukur karna setelah saya pikirpikir saya termasuk orang yang beruntung, walaupun saya tidak minat menjadi TNI, tapi rejeki saya ternyata ya dari sini”8 Disini terlihat bahwa bimbingan rohani ini membantu mengarahkan personil ke arah yang lebih baik, karena prinsip bimbingan: Menurut M. Arifin bimbingan berarti menunjukan atau memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya dimasa kini dan masa mendatang.9 Dari keterangan diatas maka terlihat bahwa kegiatan bimbingan rohani Islam yang dilakukan dapat memberikan pencerahan untuk menuntun seseorang menemukan arah dan tujuan.
8
10.00.
9
Wawancara pribadi dengan bapak Ghufron, Jakarta 26 September 2012, pukul
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1998), Cet. Ke-6, h-1.
68
c. M. Ardiansyah Beliau di lahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1970 , beliau sudah menjadi anggota TNI AU selama 20 Tahun, Dalam pengamatan penulis beliau merupakan salah satu personil yang aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam. Menurut beliau kegiatan bimbingan rohani Islam dapat memberikan motivasi dalam bekerja dan menumbuhkan etos kerja. “Saya sangat antusias dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini, karena setiap kali saya mengikuti kegiatan ini saya sangat bersemangat dalam menjalankan tugas dan kewajiban saya sebagai seorang TNI, kegiatan ini sangat positif dilakukan karena dapat memberikan motivasi bagi kami para personil, oh iya selain itu saya merasa memiliki etos kerja saya semakin baik setelah mengikuti kegiatan ini”. 10 Dari keterangan diatas terlihat bahwa kegiatan bimbingan rohani Islam dapat memberikan motivasi dan menumbuhkan etos kerja.
Karena di dalam kegiatan bimbingan dapat
memberikan solusi dan membantu mengembangkan dirinya. d. Siti Mulyaningsih Beliau dilahirkan di Semarang pada tanggal 26 November 1971, beliau sudah menjadi anggotaTNI AU selama 16 tahun, ia selalu antusias dalam bekerja, karena menurutnya profesi nya saat ini merupakan pekerjaan yang mulia dalam menjaga kesatuan Republik Indonesia. Dalam pengamatan penulis 10
Wawancara pribadi dengan Bapak M. Ardiansyah. Jakarta, 03 Oktober 2012, pukul 10.00
69
beliau merupakan salah satu personil yang aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam. Menurut beliau kegiatan bimbingan rohani Islam dapat menjadi pengingat “Saya merasa semangat dalam bekerja dan beribadah, saat semangat kerja saya menurun begitu diingatkan lagi dengan kegiatan bimbngan rohani Islam, maka semangat kerja saya tumbuh kembali”.11 Dari keterangan diatas terlihat bahwa kegiatan bimbingan rohani Islam dapat menjadi pengingat dan penegur untuk personil yang kehilangan semangat dalam bekerja maupun yang sedang lalai dalam melaksanakan tugasnya
Dalam melakukan penelitian yang penulis lakukan adalah pendekatan kepada para personil secara individu dengan melakukan percakapan pribadi atau wawancara agar dapat mengetahui informasi yang ada.
B. Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) Bimbingan rohani Islam disini adalah salah satu hak perawatan personil yang diberikan oleh dinas TNI AU kepada seluruh prajurit TNI AU. bimbingan rohani Islam termasuk sarana untuk menambah pengetahuan tentang Islam dan sebagai sarana untuk memberikan motivasi kerja bagi para 11
Wawancara pribadi dengan ibu Siti Mulyaningsih, Jakarta, 10 Oktober 2012, pukul 09.00
70
personil. Bimbingan rohani Islam di komando pendidikan angkatan udara (KODIK AU) bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi personil, guna untuk tercapainnya tugas pokok TNI AU. Artinya disini bimbingan rohani Islam memfokuskan tujuannya untuk memberikan pengetahuan keagaamaan dan memberikan motivasi bagi para personil dalam melakukan tugasnya bekerja sebagai Tentara Republik Indonesia.12 Bimbingan rohani Islam dilaksanakan 1 kali dalam 1 minggu, setiap hari Rabu waktu bimbingan pukul 08.00 -10.00 dengan durasi 2 jam. Dan bertempat di Masjid satuan An-Nur. Adapun kegiatan bimbingan rohani Islam tersebut memiliki beberapa kegiatan diantaranya menyampaikan materi – materi tentang Islam (aqidah, fiqih,dll), tanya –jawab tentang pengetahuan Islam,renungan dan nasehat – nasehat bijak untuk para personil, yang dilanjutkan dengan memberikan ceramah mengenai semangat kejuangan, ceramah semangat kejuangan ini materi yang disampaikan berisi motivasi serta arahan untuk selalu bekerja dengan giat dan baik.
Para personil
diharapkan dapat memiliki pandangan yang baik dalam bekerja, hal ini dilakukan dengan tujuan agar para personil khususnya yang beragama muslim, segala bentuk pekerjaan yang dilakukan sarat akan makna beribadah. Setelah itu dilanjutkan dengan shalat Dhuha bersama di masjid satuan, dilanjutkan dengan pembacaan Al-Quran. Selain pembimbing para personil juga diberikan kesempatan untuk memberikan ceramah dengan tujuan dapat
12
15.00.
Wawancara pribadi dengan bapak Rosidi, Jakarta 12 September 2012, pukul
71
mengembangkan potensi yang dimiliki, para personil bergantian memberikan ceramah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Mengenai bentuk efektifitas bimbingan rohani Islam yang peneliti dapatkan dari para pembimbing bahwa kegiatan bimbingan rohani Islam ini menggunakan metode langsung (metode berkomunikasi langsung/tatap muka) baik secara individu maupun kelompok antara pembimbing dan terbimbing dan metode tidak langsung. Untuk mempermudah pembimbing melakukan bimbingan dalam menumbuhkan etos kerja personil, berikut beberapa metode yang bisa digunakan: 1.
Metode langsung Metode secara langsung ini dilakukan dengan tujuan materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para personil, metode langsung ini dilakukan secara kelompok maupun individual.13 a.
Kelompok, yakni pembimbing secara langsung memberikan materi di depan para personil, dengan bantuan media berupa microfon. Metode langsung secara kelompok dilakukan pada kegiatan pemberiaan tausyiah dan ceramah, sholat Dhuha berjamaah, membaca surat Yasin dan kegiatan pembacaan shalawat. Metode ini juga dapat membimbing personil agar dapat bersosialisasi dengan personil
lainnya
dan
dapat
mengembangkan
potensi
dimilikinya.
13
Wawancara pribadi dengan Bapak Rosidi, Jakarta 12 September 2012
yang
72
b.
Individual, yakni pembimbing secara langsung mengamati dan melakukan observasi langsung. metode langsung secara individu dilakukan pada saat kegiatan memberikan bimbingan bagi personil yang belum mampu membaca dan menulis Al-Quran, selain itu juga pada saat kegiatan tanya jawab interaktif dimana pembimbing memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diberikan.
c.
Metode tidak langsung Metode ini menggunakan media massa, disini pembimbing memberikan modul atau selembar fotocopyan yang berisi materimateri yang akan diberikan.
C. Efektifitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU). Efektifitas hanya mengkaji output, ketika membicarakan efektifitas kita tidak memperdulikan berapa banyak sumber daya yang dibutuhkan. Tidak perduli berapa banyak input berupa waktu, energi maupun bahan yang dibutuhkan, ukuran efektifitas hanyalah jumlah output yang dihasilkan, makin banyak output yang layak dari sejumlah output yang dihasilkan maka dapat dikatakan efektif. Pengukuran efektivitas organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan yang berbeda, mengasumsikan bahwa organisasi akan menugaskan input yang berasal dari lingkungannya melalui suatu proses internal menjadi output yang akan dilemparkan kembali kelingkungannya.
73
Akan tetapi untuk mengkaji output alangkah baiknya kita mengetahui dahulu apa saja tujuan utama dari suatu kegiatan yang akan dikaji keefektifitasannya, agar terlihat dahulu kriteria-kriteria yang menunjang pencapaian tujuan. Tujuan bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) diantaranya: a.
Meningkatkan Iman dan Taqwa bagi personil Kodikau guna tercapainya tugas pokok TNI AU.
b.
Memenuhi kebutuhan spritual
c.
Menggali atau mengasah potensi yang dimiliki personil
d.
Menumbuhkan semangat dan memberikan motivasi kerja bagi para personil
e.
Membina akhlak para personil
f.
Mempererat tali silaturahmi antar sesama personil 14 Dari kegiatan bimbingan yang diberikan sudah sangat efektif menurut
hasil wawancara dan obeservasi yang peneliti lakukan, kegiatan sholat berjamaah, penyampaian dakwah dan pembacaan Al-Quran dilakukan rutin dan sudah sangat lama sehingga menghasilkan suatu tujuan yang inggin dicapai. Sofyan S Wilis, mengatakan bahwa agama amat menyentuh iman, taqwa dan akhlak. Jika iman kuat maka ibadah akan lancar termasuk berbuat 14
Wawancara Pribadi dengan Bapak Rosidi, Jakarta, 12 September 2012.
74
baik dengan sesama, dan bekerja dengan giat. Dengan kata lain kuatnya iman dan
lancarnya
ibadah
akan
memudahkan
seorang
individu
untuk
mengendalikan dirinya agar selalu beribadah.15 Etos kerja tidak terbentuk oleh kualitas pendidikan dan kemampuan semata. Faktor-faktor yang berhubungan dengan inner life, suasana batin dan semangat hidup yang terpancar dari keyakinan dan keimanan ikut menentukan pula. Oleh karena itu agama (Islam) jelas dapat menjadi sumber nilai dan sumber motivasi yang mendasari aktivitas hidup, termasuk etos kerja pemeluknya. Ciri seorang personil dapat dikatakan memiliki etos kerja apabila ia memenuhi unsur-unsur dibawah ini: a.
Cara Pandang Bekerja sangatlah penting sebagaimana pentingnya ibadah, bekerja juga merupakan salah satu ciri orang bertaqwa yakni sebuah ketaatan kepada sang Kholik, karena orang yang bekerja dan berpenghasilan akan sanggup memberi makan, pakaian, dan tempat tinggal kepada keluarga yang ditanggungnya. Islam mewajibkan kepada semua pengikutnya untuk bekerja, di dalam islam tidak diizinkan adanya kaum yang menjauhkan diri dari pencaharian rizki dan hanya berpangku tangan atau mengharapkan dikasihani oleh orang lain.
15
Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabet IKAPI), h. 38.
75
b.
Motivasi kerja Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia karena motivasi merupakan hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja, giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal.
c.
Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib. sedangkan disiplin dalam bekerja adalah sikap kejiwaan seorang personil yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau memenuhi segala peraturan yang telah ditentukan, kedisiplinan dalam bekerja antara lain tercermin melalui sikap tanggung jawab terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya sehingga personil itu mampu menghargai waktu, rajin mengerjakan apa yang menjadi tugasnya serta mampu memenuhi segala peraturan dan tata tertib dimana ia bekerja.
d.
Produktivitas Produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari kemarin. Seorang personil dituntut untuk dapat menghasilkan suatu ide atau gagasan baru dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Apabila seorang personil memiliki atau memenuhi unsur-unsur tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ia memiliki kualitas yang baik,
76
agar seorang personil selalu memiliki etos kerja maka diperlukan adanya bimbingan yang bersifat rohani. Membicarakan tentang efektivitas berarti melihat ada tidaknya efek yang diberikan oleh kegiatan bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil. Berikut akan dijelaskan apa saja bentuk kegiatan dan efeknya bagi etos kerja para personil : a.
Kegiatan ceramah islami dan ceramah kejuangan Dalam melaksanakan ceramah Islami maupun kejuangan para personil diberikan kesempatan untuk terjun langsung atau ikut memberikan ceramah sesuai dengan jadwal yang ditentukan, hal ini bertujuan agar para personil dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, dalam hal ini setiap personil diberikan wawasan dan pengetahuan tentang ajaran Islam, serta diberikan motivasi dan pandangan dalam bekerja, bahwasanya bekerja adalah juga merupakan ibadah maka setiap personil hendaknya bekerja dengan ikhlas semata mata mengharapkan ridho dari Allah SWT, terdapat adanya perubahan setelah mengikuti kegiatan ceramah Islami dan kejuangan ini para personil menjadi antusias dalam bekerja, hal ini terlihat dari kedisiplinan dan ketaaatan dalam bekerja dan beribadah
b.
Sholat Dhuha Dalam melaksanakan kegiatan sholat Dhuha para personil diberikan jadwal untuk menjadi imam secara bergantian, dengan
77
tujuan agar para personil memiliki nilai kepemimpinan. Sholat Dhuha berjamaah ini juga melatih kedisiplinan para personil dalam beribadah, hal ini terlihat dari banyaknya personil yang melakukan sholat Dhuha berjamaah meskipun bukan pada saat jam kegiatan pemberian bimbingan, semakin giat dalam melaksanakan juga mendorong personil semakin giat dalm bekerja, karena dengan beribadah yang tekun dan pemahaman keagamaan yang baik akan dapat menumbuhkan pandangan etos kerja yang baik terhadap personil. c.
Pembacaan Al-Quran dan Hadits Dalam melaksanakan pembacaan Al-Quran dan Hadits kepada para personil diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan membina akhlak serta mental para personil agar senantiasa selalu berada dalam koridor ajaran Islam. dari kegiatan ini terlihat setelah mengikuti kegiatan para personil saling menjaga silaturahmi, bekerja dengan menggunakan etika artinya bekerja dilakukan dilakukan dengan cara yang benar tidak mengganggu kenyamanan orang lain, sesuai aturan dan dapat menghasilkan ide ide kreatif.
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam setiap pelaksaan suatu kegiatan tentunya akan selalu dihadapkan dengan faktor penghambat yang akan mengganggu jalannya
78
kegiatan dan faktor pendukung yang akan membantu kelancaran dalam dalam rangka tercapainya tujuan kegiatan. Begitu juga dengan kegiatan bimbingan rohani Islam menemukan faktor penghambat dan faktor pendukung diantaranya: 1.
Faktor penghambat a.
Kegiatan bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), memiliki durasi waktu yang sedikit dalam pelaksanaan kegiatan.
b.
Karena Komando Pendidikan Angkatan udara merupakan lembaga pemerintahan maka terkadang waktu kegiatan terbentur dengan acara lembaga ataupun pemerintahan.
c.
Fasilitas dan tempat yang digunakan dalam memberikan materi kurang mencukupi.
2.
Faktor Pendukung a.
Dalam pelaksanaan kegiatan suatu bukan hanya kegiatan yang bagus tetapi staff pelaksana yang berkualitas juga menjadi faktor yang menentukan dalam mensukseskan kegiatan. Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) dalam hal ini memiliki tim pembimbing yang berkualitas yang mempunyai kemampuan dan keahlian yang dapat memberikan bimbingan rohani Islam.
b.
Dari pihak personilnya sendiri yang antusias dan giat dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini, apabila personil giat maka kegiatan bimbingan ini terus berjalan sesuai dengan fungsinya.
79
Dalam suatu proses kegiatan faktor penghambat harus segera mungkin dihilangkan agar usaha yang dilakukan tidaklah menjadi sia-sia. Dan begitu juga dengan faktor pendukung dalam hal ini penyelenggara kegiatan harus terus melakukan evaluasi untuk menemukan dan terus mencari faktor apa saja yang menjadi pendukung kegiatan bimbingan rohani Islam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Bimbingan rohani Islam disini adalah salah satu hak perawatan personil yang diberikan oleh dinas TNI AU kepada seluruh prajurit TNI AU. bimbingan rohani Islam termasuk sarana untuk menambah pengetahuan tentang Islam dan sebagai sarana untuk memberikan motivasi kerja bagi para personil. Bimbingan rohani Islam di komando pendidikan angkatan udara (KODIK AU) bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi personil, guna untuk tercapainnya tugas pokok TNI AU. Dari hasil penelitian skripsi yang berjudul efektifitas bimbingan rohani Islam alam menumbuhkan etos kerja personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU), akhirnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pada dasarnya materi yang disampaikan merupakan pengetahuan yang bersumber dari agama diantaranya Al-quran dan Hadits, metode yang dilakukan agar kegiatan bimbingan rohani Islam berjalan efektif yaitu metode langsung/ tatap muka, metode inidilakukan pada kegiatan pemberiaan tausyiah dan ceramah, sholat Dhuha berjamaah, membaca surat Yasin dan kegiatan pembacaan shalawat. Metode tidak langsung disini pembimbing memberikan modul atau selembar fotocopyan yang berisi materi-materi yang akan diberikan.
80
81
2.
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka bimbingan rohani Islam telah efektif, hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan beberapa responden yaitu anggota dan pembimbing yang menyatakan bahwa mereka merasa adanya manfaat dan tercapainya tujuan.
3.
Selain dapat membina dan memberikan pengetahuaan keagamaan kegiatan bimbingan rohani Islam juga dapat menumbuhkan etos kerja, hal ini terlihat dari hasil wawancara dan juga hasil observasi. Kegiatan ini memacu para personil semakin giat dalam beribadah dan bekerja.
B. Saran Dari pemaparan diatas, sebagai pelengkap dari penelitian ini, maka disini penulis akan memberikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Kalau dilihat dari secara kegiatan, sebaiknya para pembimbing memberikan kegiatan bimbingan dengan metode-metode yang menarik agar para personil tidak merasa jenuh dalam mengikuti kegiatan ini.
2.
Untuk terbimbing atau personil, agar dapat benar-benar mengamalkan apa yang telah didapat khususnya mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam pekerjaannya agar pekerjaan yang dilakukan sarat akan makna ibadah.
DAFTAR PUSTAKA
A. Hallen. Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching: 2005). Anorasa, Pandji. Psikologi Kerja, (Jakarta: Rinekha Cipta, 2001). Arifin, M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1987). -------- M. Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979). As’ad, Mohammad. Psikologi Industry, (Yogyakarta: Libery, 2003). B. Hurllock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 2005). Bachtiar, Wardi. Metedologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997). Hadi, Sutrisno. Metedologi Research, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1992). Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Askara, 2001). Hatta, Ahmad. Tafsir Qur’an Dilengkapi Dengan Ababun Nujul dan Terjemahan. Hidayati, Nurul. Metedologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006). Islam, Musya Asy’arie. Etos Kerja dan Pemberdayan Ekonomi Umat, (Yogyakarta: Les’i 1997). Kafie, Jamaludin. Psikologi Dakwah, (Surabaya: Penerbit Indah, 1993). Luthfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008). Munir, Amin Samsul. Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010). Nasution, Harun. Islam Di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1987). Nata, Widjaja Rachman. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesi, 1990).
Nawawi, Hadri. Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress, 1998). Peter, F.Drucker. Bagaimana Menjadi Eksekutif Yang Efetif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1986). Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengjar, (Bandung: CV Remaja Rosdakarya, 1989). Salim, Yenny. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Shadly, Hasan. Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1990). Sukardi, Dewa Ketut. Pendekatan Konseling Karir, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989). Suwarto, Fx. Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999). Tasmara, Toto. Etos Kerja Pribadi Muslim. (Jakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf, 1995). Walgito, Bimo. Bimbingan Penyuluhan Di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Ofset, 193). Wingkel, WS. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia, 1989).
DAFTAR WAWANCARA
Nama
: Rosidi
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 43 Tahun
Jabatan
: Kasubdik Bintal KODIKAU
Pendidikan Terakhir
: S1
1. Tanya: sudah berapa lama anda menjadi pembimbing di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) ? Jawab: Saya menjadi pembing sudah 3 tahun sejak 2010
2. Tanya: Apa tujuan dari diadakannya bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU) ? Jawab : Tujuan bimbingan rohani Islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) diantaranya: Meningkatkan Iman dan Taqwa bagi personil Kodikau guna tercapainya tugas pokok TNI AU. Memenuhi kebutuhan spritual. Menggali atau mengasah potensi yang dimiliki personil. Menumbuhkan semangat dan memberikan motivasi kerja bagi para personilMembina akhlak para personil. Dan Mempererat tali silaturahmi antar sesama personil 3. Tanya: Apa sajakah kegiatan yang diberikan dalam proses bimbingan rohani Islam di KODIKAU ini ? Jawab: kegiatan yang diberikan sangat banyak ada pemberian ceramah Islam dan Kejuangan, membaca Al-Quran dan Kegiatan
Sholat berjamaah, pada kegiatan bimbingan ini saya bertugas memberikan bimbingan sholat dimana rutin dilaksanakan sholat Dhuha Berjamaah, saya memastikan bahwa semua personil yang mengikuti kegiatan ini melakukan sholat berjamaah, tapi bagi personil perempuan yang sedang berhalangan mereka tetap datang tetapi tidak melaksanakan sholat hanya ikut mendengarkan ceramah Islam saja.
4. Tanya: Berapa kali dalam seminggu bimbingan rohani Islam ini dilakukan dan berapa lama durasi yang dibutuhkan dalam memberikan bimbingan? Jawab: kegiatan bimbingan rohani Islam ini dilakukan pada hari Rabu pukul 08.00 sampai dengan pukul 10.00 berdurasi 2 jam
5. Tanya: Apa saja materi yang anda sampaikan, dan metode apa yang digunakan? Jawab:
Dalam pemberian bimbingan materi yang disampaikan
semuanya bersumber dari ajaran agama Islam
untuk menambah
pengetahuaan keagamaan personil. Dalam memberikan bimbingan saya bertugas memberikan bimbingan sholat selain melakukan sholat berjamaah saya juga memberikan modul atau secarik kertas yang isinya tuntunan sholat juga ayat-ayat yang memerintahkan kewajiban tentang melaksanakan sholat, sholat merupakan tiang agama mba..seseorang yang sibuk bekerja sehingga meninggalkan sholat lima waktu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dalam memberikan metode yang digunakan adalah metode yang sifatnya langsung dan berkelompok.
6. Tanya: Apa saja kendala dan hambatan yang dihadapi dalam memberikan bimbingan?
Jawab: Dalam setiap kegiatan tentu ada kendalanya, tapi selama saya memberikan bimbingan disini tidak ada kendala yang signifikan paling hanya durasi atau waktu yang kurang untuk memberikan bimbingan.
7. Tanya : Menurut Bapak apakah setiap personil harus memiliki etos kerja? Jawab : Tentu siapapun manusia yang bekerja harus memiliki etos kerja, khususnya bagi para personil ia harus memiliki etos kerja agar pekerjaan yang dilakukannya berkualitas dan bermanfaat bagi dirinya maupun bagi Negara Republik Indonesia.
8. Tanya : Jenis kegiatan bimbingan rohani Islam apa saja yang dilakukan disini dan dapat menumbuhkan etos kerja para personil ? Jawab : Ada banyak kegiatan disini yang dapat menumbuhkan etos kerja, semua kegiatan bimbingan rohani Islam baik itu bimbingan sholat, membaca Al-Quran maupun ceramah Islam dan kejuangan, kegiatan ini tentunya memberikan hasil yang positif untuk mendorong dan memotivasi para personil agar bekerja dengan lebih giat.
9. Tanya : Menurut Bapak adakah perbedaan yang terlihat dari para personil setelah melakukan kegiatan bimbingan rohani Islam dalam melaksanakan pekerjaannya? Jawab: Saya melihat para personil semakin giat dalam bekerja dan beribadah, sholat berjamaah rutin dilakukan tidak hanya pada saat jam kegiatan bimbingan, tetepi juga pada saat sholat Dzuhur para personil juga berjamaah, selain itu mereka juga menerapkan etika dalam bekerja saling menghargai antar sesama personil dan menjaga tali silaturahmi.
10. Tanya: Adakah indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam memberikan bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja personil ? Jawab: Dalam memberikan bimbingan ini saya ada indikator yang saya terapkan diantaranya: personil giat dalam melaksanakan ibadah, adanya semangat yang tinggi dalam bekerja, memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota TNI AU. Bermanfaat bagi lingkungannya baik dalam lingkungan sosial, keluarga maupun pekerjaan.
Jakarta, 12 September 2012
Pewawancara
Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama
: Sukri Sapulaha
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 43 Tahun
Jabatan
: Perwira Rohani
Pendidikan Terakhir
: S1
1. Tanya: sudah berapa lama anda menjadi pembimbing di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) ? Jawab: kurang lebih 2 Tahun sejak bulan maret 2011
2. Tanya: Apa tujuan dari diadakannya bimbingan rohani islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU) ? Jawab : Untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan bagi personil KODIKAU guna tercapainya tugas pokok TNI AU , selain itu juga memberikan pengetahuan keagaamaan, memberikan bimbingan dan metovasi dalam bekerja.
3. Tanya: Apa sajakah kegiatan yang diberikan dalam proses bimbingan rohani Islam di KODIKAU ini ? Jawab: Ada Banyak kegiatan ya mba tapi yang paling rutin itu ya pada hari Rabu jam 08.00 sampai jam 10.00 di Masji An-Nur, kegiatan yang dilakukan sholat Dhuha berjamaah, kegiatan pembacaan Al-quran dan ceramah Islam. Tapi selain itu juga ada kegiatan pelaksanaan hari besar Islam misalnya Maulid Nabi, peringatan Isra Miraj dan Sholat Id.
4. Tanya: Berapa kali dalam seminggu bimbingan rohani islam ini dilakukan dan berapa lama durasi yang dibutuhkan dalam memberikan bimbingan? Jawab: Seminggu hanya satu kali pada hari rabu jam 08.00 sampai dengan jam 10.00 di Masjid An-Nur dengan durasi waktu 2 jam.
5. Tanya: Apa saja materi yang disampaikan, dan metode yang digunakan? Jawab: Materi yang diberikan Ada bimbingan Sholat, membaca Al-Quran, Ceramah Islam dan Kejuangan, tapi saya memberikan ceramah Islam disini. Materi yang saya bawakan semua bersumber dari Al-Quran dan Hadits lalu kemudiaan sampaikan kepada seluruh jamaah, tiap minggu tentunya mengangkat tema yang berbeda beda, metode yang dilakukan adalah metode langsung berupa tanya jawab dan metode tidak langsung dengan memberikan buku modul atau selebaran foto copyan yang isinya materi-materi yang akan dibawakan.
6. Tanya: Apa saja kendala dan hambatan yang dihadapi dalam memberikan bimbingan? Jawab: Sejauh ini tidak ada hambata yang saya rasakan . semuanya berjalan seperti yang diinginkan para pembimbing dan terbimbing saling mendukung terlaksananya kegiatan bimbingan rohani Islam ini.
7. Tanya : Menurut Bapak apakah setiap personil harus memiliki etos kerja? Jawab : Tentu seorang personil harus memiliki etos kerja, dengan begitu ia dapat melaksankan tugasnya sebagai anggota personil TNI AU.
8. Tanya : Jenis kegiatan bimbingan rohani Islam apa saja yang dilakukan disini dan dapat menumbuhkan etos kerja para personil ? Jawab : Pada dasarnya semua kegiatan bimbingan rohani Islam disini dapat menumbuhkan etos kerja, karena segala bentuk kegiatan yang diberikan memotivasi dan sebagai penggerak para personil agar lebih giat dalam bekerja dan beribadah, bentuk kegiatannya pembacaan Al-Quran, pemberian ceramah Islam dan kejuangan serta melaksanakan Shalat Dhuha Berjamah.
9. Tanya : Menurut Bapak adakah perbedaan yang terlihat dari para personil setelah melakukan kegiatan bimbingan rohani Islam dalam melaksanakan pekerjaannya? Jawab: Ya, saya melihat adanya perbedaan disini, para personil semakin giat dalam bekerja dan beribadah karena menurut saya kegiatan ini bernilai positif, selain itu karna kegiatan ini rutin dilakukan secara berkesinambungan tentunya para personil yang giat dalam mengikuti kegiatan ini memiliki perubahan perubahan dalam bekerja.
10. Tanya: Adakah indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam memberikan bimbingan rohani islam dalam menumbuhkan etos kerja personil ? Jawab: semangat kerja personil, tidak adanya pelanggaran yang dilakukan oleh personil KODIKAU , menumbuh semangatkan bahwa bekerja adalah ibadah.
Jakarta, 19 September 2012
Pewawancara
Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama
: Achmad Mukafi
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 36 Tahun
Jabatan
: Perwira Rohani
Pendidikan Terakhir
: S1
1. Tanya: sudah berapa lama anda menjadi pembimbing di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU) ? Jawab: kurang lebih 2 tahun
2. Tanya: Apa tujuan dari diadakannya bimbingan rohani islam di Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIK AU) ? Jawab : untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan bagi para personil, meberikan pengetahuan keagamaan dan membina para personil agar selalu berada di jalan yang benar untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
3. Tanya: Apa sajakah kegiatan yang diberikan dalam proses bimbingan rohani Islam di KODIKAU ini ? Jawab: Melaksanakan Sholat berjamaah, membacakan Al-Quran dan ceramah Islam juga ceramah kejuangan yang rutin dilakukan.
4. Tanya: Berapa kali dalam seminggu bimbingan rohani islam ini dilakukan dan berapa lama durasi yang dibutuhkan dalam memberikan bimbingan? Jawab: seminggu dilakukan hanya satu kali pada hari rabu jam 08.00 sampai jam 10.00 berdurasi 2 jam
5. Tanya: Apa saja materi yang disampaikan, dan metode yang digunakan? Jawab: Materi yang disampaikan bersumber dari AlQuran dan seluruh pengetahuan agama, yang sifatnya memberikan wejangan serta motivasi dalam bekerja dan beribadah, saya dalam kegiatan ini khusus memberikan bimbingan membaca AlQuran pada hari rabu, biasanya dalam kegiatan ini para personil juga ikut memimpin membacakan ayat Al-quran secara bergantian agar mereka dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, dengan begitu terlihat mana anggota personil yang bisa dan paham membaca Al-Quran dan mana yang belum. Bagi para personil yang belum bisa saya memberikan jam khusus diluar jam kegiatan.
6. Tanya: Apa saja kendala dan hambatan yang dihadapi dalam memberikan bimbingan? Jawab: Durasi waktu yang diberikan masih kurang
7. Tanya : Menurut Bapak apakah setiap personil harus memiliki etos kerja? Jawab : oh iya tentu harus etos kerja harus dimiliki agar para personil semakin giat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
8. Tanya : Jenis kegiatan bimbingan rohani Islam apa saja yang dilakukan disini dan dapat menumbuhkan etos kerja para personil ? Jawab : semua kegiatan bimbingan rohani Islam disini dapat menumbuhkan etos kerja karena semua kegiatan dapat memotivasi dan memberikan pemahaman kepada para personil agar giat dalam bekerja dan beribadah
9. Tanya : Menurut Bapak adakah perbedaan yang terlihat dari para personil setelah melakukan kegiatan bimbingan rohani Islam dalam melaksanakan pekerjaannya? Jawab: oh iya ada perbedaan yang terlihat, personil tentu memiliki sifat dan
karakteristik masing masing, ada yang hanya giat dalam beribadah tetapi tidak dalam bekerja, ada juga yang giat sekali dalam bekerja tapi tidak melaksanakan ibadah, dengan adanya kegiatan bimbingan rohani Islam ini yang rutin dilakukan, mereka jadi berubah, kegiatan ibadah dan bekerja menjadi lebih seimbang.
10. Tanya: Adakah indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam memberikan bimbingan rohani islam dalam menumbuhkan etos kerja personil ? Jawab: indikator yang ingin dicapai adalah adanya semangat kerja yang meningkat dari para persinil KODIKAU dalam bekerja,
Jakarta, 03 Oktober 2012
Pewawancara
Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama
: Partiman
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir
: Purwerejo, 07 Maret 1980
Jabatan
: PNS KODIKAU
Pendidikan Terakhir
: S1
1. Tanya: Sudah berapa lama anda menjadi TNI AU? Jawab: 10 Tahun
2. Tanya: Apakah menjadi seorang TNI AU adalah keinginan anda? Jawab: Iya mba betul sekali, dulu saya selalu ingin menjadi seorang TNI AU karena melihat ayah saya yang juga seorang TNI AU, menurut saya profesi ini sangat membanggakan
3. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang bimbingan rohani Islam? Jawab: Kegiatan pemberian bimbingan spiritual yang di berikan oleh dinas TNI AU , kepada seluruh personil.
4. Tanya: Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan rohani Islam ini? Jawab: 10 Tahun
5. Tanya: Bagaimana tingkat pengetahuan anda bimbingan rohani Islam ini?
setelah mengikuti
Jawab: Tingkat pengetahuan saya semakin bertambah, karena setiap mengikuti bimbingan ini materi yang diberikan itu beda-beda, ilmu yang didapat pun semakin banyak dan berfariasi
6. Tanya: Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan dalam proes bimbingan rohani Islam ini? Jawab: Bimbingan sholat, baca dan tulis Al-Quran, Dakwah Islah, ceramah kejuangan, dan membaca surat Yasin
7. Tanya: Materi apa saja yang diberikan oleh pembimbing rohani Islam? Jawab: Materi sesuai tema yang diberikan , tetapi biasanya kita dapet modul atau selebaran fotocopyan yang berisi pengetahuan keagamaan seperti misalnya ayat-ayat Al-Quran maupun hadits
8. Tanya: Apakah anda dapat menyerap dan memahami materi yang diberikan ? Jawab: Iya saya bisa
9. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang Etos kerja? Jawab:
Pandangan terhadap nilai-nilai dalam bekerja dan Semangat
dalam bekerja
10. Tanya: Apakah seorang TNI AU harus memiliki Etos kerja? Jawab: Oh iya pasti setiap personil harus memiliki etos kerja agar bisa bekerja dan mengabdikan diri terhadap negara
11. Tanya: Menurut anda apakah kegiatan bimbingan rohani Islam ini dapat menumbuhkan etos kerja anda? Jawab: Iya sangat dapat menumbuhkan karena kegiatan ini memberikan pengetahuan terhadap nilai-nilai keagamaan dan juga nilai-nilai bekerja menurut pandangan Islam
12. Tanya: Apa yang anda rasakan semenjak anda mengikuti bimbingan rohani Islam ini? Jawab: Saya selalu rutin mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam, karena setiap kali saya mengikuti bimbingan ini saya merasa tenang, menjadi jauh lebih baik dan bekerja pun menjadi tanpa beban, karna itu kegiatan bimbingan rohani Islam ini harus terus dilaksanakan.
13. Tanya: Apa yang anda harapkan setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini terhadap etos kerja anda ? Jawab:
Saya berharap etos kerja saya semakin baik, semangat dan
kemauan saya dalam bekerja juga semakin baik selain itu saya berharap iman saya semakin bertambah kepada Allah SWT
14. Tanya : Menurut anda setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini adakah perubahan yang anda rasakan terhadap sikap anda dalam bekerja ? Jawab :
Setelah saya mengikuti bimbingan saya merasa semakin
bersemangat dalam bekerja, saya juga semakin dekat dengan sesama personil dan lebih bersabar dalam segala hal
15. Tanya: Selama mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini adakah faktor penghambat dan faktor pendukung yang anda rasakan ? Jawab: Faktor penghambatnya sih jam nya aja yang kurang, faktor pendukungnya tempat nya bagus dan fasilitas nya juga bagus sehinnga para personil jadi nyaman dalam mengikuti bimbingan
Jakarta,
Pewawancara
Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama
: R. Ghufron
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir
: Lumajang, 07 September 1973
Jabatan
: PNS KODIKAU
Pendidikan Terakhir
: S1
1. Tanya: sudah berapa lama anda menjadi TNI AU? Jawab: 16 Tahun
2. Tanya: Apakah menjadi seorang TNI AU adalah keinginan anda? Jawab: Iya
3. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang bimbingan rohani Islam? Jawab: Proses pemberian pemngetahuan keagamaan untuk meningkatkan imtaq bagi para personil yang diberikan oleh dinas TNI AU
4. Tanya: Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan rohani Islam ini? Jawab: 16 Tahun
5. Tanya: bagaimana tingkat pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini? Jawab: Semakin bertambah khususnya pengetahuan tentang keagamaan dan yang bersifat spiritual
6. Tanya: Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan dalam proes bimbingan rohani Islam ini? Jawab: Ada banyak, Sholat berjamaah, Membaca Al-Quran, Ceramah kejuangan, Ceramah Islam, Pembacaan Sholawat Nabi, dan membaca Yasin
7. Tanya: Materi apa saja yang diberikan oleh pembimbing rohani Islam? Jawab: Materinya tentang semangat kejuangan sama ceramah Islam, temanya ganti-ganti sesuai moment yang sedang berlangsung
8. Tanya: Apakah anda dapat menyerap dan memahami materi yang diberikan ? Jawab: Tentu saja dapat
9. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang Etos kerja? Jawab: Etos Kerja adalah cara pandang seseorag terhadap nilai-nilai bekerja dan juga sikap sseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya
10. Tanya: Apakah seorang TNI AU harus memiliki Etos kerja? Jawab: Tentu saja, karna seorang TNI adalah alat pemerintahan yang juga bertugas melindungi negara dan sebagai contoh dimasyarakat, karena itu seorang TNI harus memiliki etos kerja yang baik agar pekerjaan yang dilakukan bernilai positif da produktif.
11. Tanya: Menurut anda apakah kegiatan bimbingan rohani Islam ini dapat menumbuhkan etos kerja anda? Jawab: Iya, dapat sekali menumbuhkan etos kerja dan menumbuhkan iman dan ketaqwaan terhadap sang pencipta
12. Tanya: Apa yang anda rasakan semenjak mengikuti bimbingan rohani Islam ini ?
Jawab: Sebelum saya mengikuti bimbingan saya merasa bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup aja, bekerja kan dapat gaji ya, jadi saya rajin bekerja, tapi setelah saya mengikuti bimbingan ini saya sadar bahwa bekerja merupakan salah satu cara kita beribadah kepada Tuhan, dengan kita bekerja berarti kita telah melaksanakan kewajiban kita sebagai umat manusia, saya juga bersyukur karena setelah saya pikir-pikir saya termasuk orang yang beruntung, walaupun saya tidak minat menjadi TNI, tapi rejeki saya ternyata ya dari sini.
13. Tanya: apa yang anda harapkan setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini terhadap etos kerja? Jawab: Saya berharap etos kerja saya semakin meningkat, semakin giat dalam bekerja, lebih produktif lagi dan mengabdikan diri kepada KODIKAU
14. Tanya : Menurut anda setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini adakah perubahan yang anda rasakan terhadap sikap anda dalam bekerja ? Jawab : Perubahan nya banyak tetapi yang paling saya rasakan adalah semakin hari semakin bertambah kemauan saya untuk bekerja lebih giat lagi.
15. Tanya : Selama mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini adakah faktor penghambat dan pendukung yang anda rasakan? Jawab : Faktor pendukunya pembimbing sangat komunikatif terhadap personil,
jadi
para
personil
ga
segan
dalam
bertanya,
faktor
penghambatnya terlalu sedikit durasi bimbingannya
Jakarta,
Pewawancara
Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama
: M. Ardiansyah
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 01 Oktober 1970
Jabatan
: PNS KODIKAU
Pendidikan Terakhir
: S1
1. Tanya: sudah berapa lama anda menjadi TNI AU? Jawab: 20 Tahun
2. Tanya: Apakah menjadi seorang TNI AU adalah keinginan anda? Jawab: Iya keinginan dan cita-cita saya
3. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang bimbingan rohani Islam? Jawab: Kegiatan pemberian bimbingan yang dapat meningkatkan iman dan taqwa bagi seluruh personil yang bersumber dari ajaran agama Islam dan merupakan hak personil yang diberikan oleh dinas TNI AU
4. Tanya: Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan rohani Islam ini? Jawab: 20 Tahun
5. Tanya: bagaimana tingkat pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini? Jawab: Semakin bertambah setiap harinya
6. Tanya: Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan dalam proes bimbingan rohani Islam ini? Jawab: Ceramah Islah, ceramah kejuangan, sholat berjamaah, yasinan, sholawatan dan membaca Al-Quran
7. Tanya: Materi apa saja yang diberikan oleh pembimbing rohani Islam? Jawab: Banyak materinya mba.. biasanya dikasih selebaran kertas fotocopyan atau buku modul isinya tentang pengetahuan keagamaan ayatayat Al-Quran dan hadits
8. Tanya: Apakah anda dapat menyerap dan memahami materi yang diberikan ? Jawab: Iya dapat
9. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang Etos kerja? Jawab: Etos Kerja adalah pandangan kita terhadap nilai pekerjaan dan cara kita menerapkan nya dalam pekerjaan
10. Tanya: apakah seorang TNI AU harus memiliki Etos kerja? Jawab: Tentu saja semua nya harus memiliki etos kerja agar dapat bekerja dengan baik
11. Tanya: Menurut anda apakah kegiatan bimbingan rohani Islam ini dapat menumbuhkan etos kerja anda? Jawab: Iya dapat karena bimbingan rohani Islam ini selalu memberikan pengetahuan keagamaan tentang nilai-nilai dalam bekerja dimana bekerja merupakan ibadah dan kewajiban kita sebagai seorang muslim, selain itu juga bimbingan ini memberikan wejangan tentang kedisplinan dalam bekerja serta memotivasi parapersonil.
12. Tanya: Apakah yang
anda rasakan semenjak
mengikuti bimbingan
rohani Islam ini? Jawab: Saya sangat antusias dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini, karena setiap kali saya mengiuti kegiatan ini saya merasa bersemangat dalam menjalankan tugas dan kewajiban saya sebagai seorang TNI, kegiatan ini sangat positif dilakukan karena dapat memberikan motivasi bagi kami, oh iya.. selain itu saya merasa memiliki etos kerja yang semakin baik.
13. Tanya: Apa yang anda harapkan setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini terhadap etos kerja anda? Jawab: Saya berharap etos kerja saya semakin meningkat
14. Tanya : Menurut anda setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini adakah perubahan yang anda rasakan terhadap sikap anda dalam bekerja ? Jawab : ya ada, jadi semakin giat lagi dalam melaksanakan tugas yang diberikan atasan KODIKAU
15. Tanya : selama mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini adakah faktor penghambat dan pendukung yang anda rasakan? Jawab : Faktor penghambatnya tidak ada, faktor pendukung nya media dan tempat bimbingannya menunjang.
Jakarta,
Pewawancara
Yang Diwawancara
DAFTAR WAWANCARA
Nama
: Siti Mulyaningsih
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir
: Semarang, 26 November 1971
Jabatan
: PNS KODIKAU
Pendidikan Terakhir
: S2
1. Tanya: Sudah berapa lama anda menjadi TNI AU? Jawab:16 Tahun
2. Tanya: Apakah menjadi seorang TNI AU adalah keinginan anda? Jawab: Ya benar sekali saya selalu ingin menjadi seorang TNI
3. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang bimbingan rohani Islam? Jawab: Bimbingan Rohani Islam adalah salah satu hak perawatan personil yang diberikan oleh dinas TNI AU kepada seluruh personil TNI AU guna memberikan bimbingan dan pengetahuan keagamaan dalam menjalani kehidupan dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
4. Tanya: Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan rohani Islam ini? Jawab: Selama masa dinas saya 16 Tahun
5. Tanya: Bagaimana tingkat pengetahuan anda setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini? Jawab: Setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini saya merasa semakin bertambah tingkat pengetahuan saya terhadap agama maupun terhadap nilai-nilai kehidupan dan pekerjaan saya
6. Tanya: Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan dalam proes bimbingan rohani Islam ini? Jawab: Kegiatan Membaca Al-Quran, Sholat berjamaah, ceramah Islam atau ceramah Kejuangan, kadang-kadang juga membacakan surat Yasin
7. Tanya: Materi apa saja yang diberikan oleh pembimbing rohani islam? Jawab: Materi bervariasi tergantung jenis bimbingan tetapi semua materi berasal dari ajaran agama Islam
8. Tanya: Apakah anda dapat menyerap dan memahami materi yang diberikan ? Jawab: Iya saya dapat menyerap dan memahami materi yang disampaikan karena media yang digunakan menurut saya sudah sangan baik.
9. Tanya: Apa yang anda ketahui tentang Etos kerja? Jawab: Etos kerja adalah cara pandang kita terhadap nilai kerja , semangat dan kemauan untuk bekerja
10. Tanya: Apakah seorang TNI AU harus memiliki Etos kerja? Jawab: Setiap personil TNI harus memiliki etos kerja
11. Tanya: Menurut anda apakah kegiatan bimbingan rohani Islam ini dapat menumbuhkan etos kerja anda? Jawab: Ya benar sekali, bimbingan rohani Islam menumbuhkan etos kerja karena dalam kegiatan ini memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai keagamaan
dimana didalamnya diberikan
pengetahuan tentang bekerja menurut ajaran Islam adalah ibadah, sehingga saya jadi semakin mengerti tentang bagaimna seharusnya saya bekerja
12. Tanya: Apakah yang anda rasakan semenjak mengikuti bimbingan rohani Islam ? Jawab: saya merasa semangat dalam bekerja dan beribadah, saat semangat kerja saya menurun begitu diingatkan lagi dengan kegiatan bimbngan rohani Islam, maka semangat kerja saya tumbuh kembali
13. Tanya: apa yang anda harapkan setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini terhadap etos kerja? Jawab: yang diharapkan pertama kali adalah meningkatnya imtaq dan dibarengi dengan semangat kerja untuk mengabdikan diri kepada negar a dan memberikan yang terbaik kepada dinas KODIKAU
14. Tanya : Menurut anda Setelah mengikuti bimbingan rohani Islam ini adakah perubahan yang anda rasakan terhadap sikap anda dalam bekerja ? Jawab : ooh iya saya merasa semakin giat lagi dalam bekerja, semangat datang kekantor dan berusaha untuk selalu bekerja dengan baik
15. Tanya : selama mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam ini adakah faktor penghambat dan pendukung yang anda rasakan? Jawab : saya merasa tidak ada apapun hambatan yang berarti. Faktor pendukungnya medianya memadai
Jakarta, 10 Oktober 2012
Pewawancara
Yang Diwawancara
Gambar i Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU)
Gambar ii Masjid An-Nur
Gambar iii Wawancara dengan salah satu pembimbing
Gambar iv Wawancara dengan salah satu pembimbing
Gambar v Kegiatan Ceramah Islam
Gambar vi Kegiatan Ceramah Kejuangan Dengan Membawa Modul
Gambar vii Kegiatan Pembacan Shalawat
Gambar viii Kegiatan Shalat Berjamaah
Gambar ix Kegiatan Berjabat Tangan Untuk Menjalin Silaturahmi
Gambar x Wawancara Dengan Salah Satu Personil
Gambar xi Foto Penulis Bersama Pembimbing dan Terbimbing