BAB II BIMBINGAN ROHANI ISLAM DAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
A. Bimbingan Rohani Islam 1. Pengertian Bimbingan Rohani Islam Rohani dari kata bahasa Arab روﺣﺎﻧﻰyang mempunyai arti “mental”, sedangkan Bimbingan Islam menurut Musnamar (1995: 5) adalah: “Pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat”. Berdasarkan pada dua pengertian di atas maka yang dimaksud Bimbingan Rohani Islam adalah sebagai pemberian bantuan terhadap individu sehingga jiwa atau mental individu tersebut mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah Swt, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Mengacu pada pengertian di atas terlihat bahwa Bimbingan Rohani Islam menuntut adanya dua orang yang saling berbicara atau berwawancara pada waktu tertentu, kedua-duanya berkisar pada waktu tertentu dalam upaya menemukan bagaimana mengubah sikap untuk mencari pemecahan masalah. Bimbingan Rohani Islam memfokuskan pembahasannya pada pengalaman hidup dalam hubungannya dengan Allah SWT 20
21 atau dengan kata lain kehidupan religius yang lebih diperhatikan. Selain itu, bimbingan rohani Islam juga membicarakan tentang kehidupan pribadi pada masalah hidup dan bagaimana mengubah sikap untuk membuka diri kepada hubungan yang bersifat personal dengan Allah. Dengan cara itulah dapat dicari penyembuhan, penjelasan dan arah hidup. Lebih jelasnya lagi dapat dikatakan bahwa “Allah SWT bersama manusia” merupakan titik pusat dalam bimbingan rohani Islam. 2. Tujuan Bimbingan Rohani Islam Tujuan bimbingan rohani Islam pada dasarnya memberikan tuntunan atau memberikan terapi psikis yang berupa dorongan spiritual dan rasa optimisme kepada mereka yang menderita sakit, karena dengan kondisi psikis yang stabil akan sangat menunjang penyembuhan diri dari sakit, terlebih lagi yang menderita penyakit psikosomatik. Menurut Adzaki (2002: 221) tujuan bimbingan rohani Islam adalah: a.
Untuk menghasilkan perubahan, perbaikan, kesehatan dan keberhasilan jiwa dan mental
b. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat pada diri.
22 3. Bimbingan Rohani Islam dalam al-Qur’an dan Hadits Pada dasarnya al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia, menyeru kepada aqidah tauhid dan mengajarkan mereka berbagai nilai dan metode pemikiran serta kehidupan yang bermakna. Al-Qur’an memberi petunjuk kepada manusia akan tingkah laku yang lurus dan benar, sehingga bisa mencapai kesempurnaan manusiawi demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Firman Allah SWT dalam surat Yunus, 10: 37
ﻭ ِﺭﺼﺪ ﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻭ ِﺷﻔﹶﺎﺀ ﱢﻟﻤ ﻢ ﹸﻜﺑﻦ ﺭﻮ ِﻋ ﹶﻈ ﹲﺔ ﻣ ﻣ ﺗﻜﹸﻢﺎﺀﺪ ﺟ ﺱ ﹶﻗ ﺎﺎ ﺍﻟﻨﻳﻬﺎ ﹶﺃﻳ {57 :ﲔ }ﻳﻮﻧﺲ ﺆ ِﻣِﻨ ﻤ ﹲﺔ ﱢﻟ ﹾﻠﻤ ﺣ ﺭ ﻭ ﻯﻫﺪ ﻭ Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakitpenyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus: 57) (Depag RI, 1978: 425-426) Firman Allah dalam surat al-Fussilat, 41: 44
{44:}ﻓﺼﻠﺖ..... ﻭ ِﺷﻔﹶﺎﺀ ﻯﻫﺪ ﻮﺍﻣﻨ ﻦ ﺁ ﻮ ِﻟﱠﻠﺬِﻳ ﹸﻗ ﹾﻞ ﻫ...... Artinya: “Katakanlah: "Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin”. (QS. Fussilat: 44) (Depag RI, 1978: 779) Hadits Nabi Muhammad Saw.
23
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ:ﻋﻦ ﺃﰉ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﺇﻥ ﺃﺣﺐ ﺍﳌﺆﻣﻨﲔ ﺇﱃ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻣﻦ ﻧﺼﺐ ﰱ ﻃﺎﻋﺔ ﻋﺰ ﺯﺟﻞ ﻭﻧﺼﺢ ﰲ ﻟﻌﺒﺎﺩﻩ ﻭﻛﻤﻞ ﻋﻘﻠﻪ ﻭﻧﺼﺢ ﻧﻘﺴﻪ ﻓﺎﺑﺼﺮ ﻭﻋﻤﻞ ﺑﻪ ﺍﻳﺎﻡ ﺣﻴﺎﺗﻪ ﻓﺎﻓﻠﺢ ﻭﺍﳒﺢ (1963 ،203 :)ﻳﻘﻮﺏ Artinya: “Dari Ibnu Umar, ra. Berkata, rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya orang mukmin yang paling dicintai Allah adalah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya, sempurna akal fikirannya serta menasehatinya pula akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya maka beruntung dan memperoleh kemenanganlah ia”. (Jakub 1963: 203) Tiada ragu lagi bahwa dalam al-Qur’an terdapat kekuatan spiritual yang luas biasa dan mempunyai pengaruh mendalam atas diri manusia. Ia membangkitkan pikiran, menggelorakan perasaan, menggugah kesadaran dan menajamkan wawasan yang berada di bawah pengaruh al-Qur’an ini seakan menjadi manusia baru yang diciptakan kembali. 4. Materi Bimbingan Rohani Islam Ada beberapa materi yang biasanya disampaikan dalam proses Bimbingan Rohani Islam yaitu: a. Keimanan Aqidah Tauhid Menurut Lathief Rosidy (1986: 128) yang dimaksud aqidah adalah suatu keyakinan atau kepercayaan yang mengikat jiwa raga kita yang menjadi pegangan dan pedoman kita dalam
24 menempuh jalan hidup ini menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. Keimanan kepada aqidah tauhid merupakan langkah pertama
dalam
menimbulkan
perubahan
besar
dalam
kepribadian, sebab aqidah tauhid dalam diri manusia melahirkan tenaga spiritual besar yang mengubah pengertiannya tentang dirinya sendiri, orang lain, kehidupan dan seluruh alam semesta. Aqidah
tauhid
memberikannya
pengertian
baru
tentang
kehidupan dan memenuhi kalbunya dengan cinta kepada Allah, rasulullah, orang-orang yang ada di sekitarnya dan umat manusia pada umumnya, serta mampu menciptakan perasaan damai dan tenteram. b. Ketaqwaan Taqwa menurut Najati (1985: 304) adalah menjaga diri dari amarah dan adzab Allah, dengan menjauhi tindakan maksiat dan melaksanakan tata aturan yang telah digariskan al-Qur’an dan dijelaskan oleh rasulullah Saw, dengan kata lain, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Materi bimbingan rohani yang berbentuk ketaqwaan di sini adalah memberi pengarahan agar pasien bertingkah laku yang benar atau yang lebih baik ke arah pengembangan dirinya dan penghindaran tingkah laku yang buruk, menyimpang dan tercela.
25 c. Syari’ah Menurut Abdurrohman (1993: 1) syari’ah merupakan sebuah kata bahasa Arab yang mempunyai arti sebagai “jalan yang harus diikuti”. Secara harfiah mengandung pengertian sebagai “jalan ke sebuah mata air”. Dalam pengertian terminologis, menurut Nasruddin Razak (1986: 249) syari’ah berarti peraturan-peraturan yang diciptakan Allah atau yang diciptakan
pokok-pokoknya
kepadanya
di
dalam
supaya
hubungannya
manusia
berpegang
dengan
Tuhannya,
hubungannya dengan saudaranya sesama muslim, hubungannya dengan saudaranya sesama manusia, hubungannya dengan alam seluruhnya dan hubungan dengan kehidupan. Adapun materi-materi yang dijadikan pedoman dalam bimbingan rohani Islam dalam bidang syari’ah adalah mengenai pokok-pokok yang dirumuskan dalam rohani Islam. Misalnya pasien dianjurkan tetap melaksanakan shalat serta dibimbing tentang bagaimana cara mereka melaksanakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pasien itu sendiri. 5. Unsur-unsur Bimbingan Rohani Islam Unsur-unsur bimbingan rohani Islam meliputi: a. Pembimbing Pembimbing adalah orang yang mempunyai kewenangan untuk melakukan dan konseling Islam. Sejalan dengan al-Qur’an
dan
al-Hadits
syarat-syarat
yang
harus
dipenuhi
26 oleh
pembimbing rohani Islam, menurut Misnamar (1992: 47) dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Seorang pembimbing harus mempunyai keahlian (profesional) dalam bidang bimbingan rohani Islam 2) Seorang pembimbing harus mempunyai sifat kepribadian yang baik atau berakhlak mulia 3) Seorang pembimbing harus mempunyai kemampuan melakukan hubungan sosial, ukhuwah islamiyahnya yang tinggi. 4) Seorang pembimbing harus bertaqwa kepada Allah SWT. b. Klien Klien adalah individu baik orang per orang maupun kelompok yang memerlukan bimbingan rohani, atau klien adalah individu yang diberi bantuan profesional oleh seorang konselor atas permintaan dia sendiri atau atas permintaan orang lain. Dalam
bukunya,
Sofyan
Willis
(2004:
11)
mengemukakan bahwa keberhasilan dan kegagalan proses konseling ditentukan oleh tiga hal yaitu kepribadian klien, harapan klien dan pengalaman atau pendidikan klien. Perlu diketahui klien dibimbing sesuai dengan tingkat dan situasi kehidupan psikologinya. Dalam keadaan demikian setiap
pribadi pembimbing
kejiwaan pribadi klien. c. Materi
sangat berpengaruh
terhadap
27 Materi bimbingan rohani Islam atau sumber materi tersebut meliputi ajaran agama, aqidah tauhid, ketaqwaan dan keimanan. Rohaniawan bertugas untuk memotivasi pasien dengan dorongan spiritual dan optimisme kepada mereka yang menderita sakit agar mereka sabar dan tabah. 6. Bimbingan rohani Islam sebagai salah satu bentuk dakwah Aminudin Sanwar (1985: 3) mendefinisikan dakwah yaitu Mengajak (mendorong) manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan yang jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dakwah bisa diartikan pula sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk, tingkah laku dan sebagainya, yang dilakukan secara individu maupun secara kelompok supaya timbul suatu pengertian, kesadaran sikap penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan dengan tanpa ada unsur-unsur paksaan. (Arifin, 1994: 17) 7. Bimbingan Rohani Islam untuk orang sakit a. Pentingnya bimbingan rohani Islam untuk orang sakit Bimbingan rohani Islam untuk orang sakit sangat dibutuhkan dalam masa perawatan karena orang sakit perlu mendapatkan terapi untuk menjaga kesehatan pribadinya. Di sini,
28 bimbingan rohani Islam berperan langsung menangani atau membantu orang sakit sekaligus memberikan terapi. Bimbingan rohani Islam memang dibutuhkan oleh beberapa orang yang menderita sakit fisik atau psikis. Menurut Barried Ishom (1986: 260) bimbingan rohani Islam diberikan kepada orang sakit dengan tujuan: -
Menyadarkan penderita agar dapat memahami menerima cobaan yang sedang dideritanya dengan rasa ikhlas Ikut serta memecahkan dan meringankan masalah kejiwaan yang sedang dideritanya. Memberikan pengertian dan bimbingan kepada penderita dalam melaksanakan kewajiban keagamaan harian yang harus dikerjakan dalam batas kemampuannya. Orang sakit tentunya merasakan tubuhnya tidak enak dan
tidak stabil. Bimbingan rohani Islam sangat diperlukan sekali guna penyembuhan dari segi psikisnya. Bimbingan rohani Islam sangat penting bagi penyadaran orang sakit, yang dalam penelitian ini, para pasien rawat inap yang ada di RSI NU Demak. Bimbingan rohani terus dilakukan agar pasien selalu menjalankan perintah agama. b. Bimbingan rohani Islam sebagai terapi keagamaan bagi orang sakit M.
Hamdani
Bakran
adz-Dzaky
mendefinisikan terapi keagamaan sebagai:
(2002:
228)
29 Proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan al-Qur’an dan as-Sunnah. Bimbingan rohani Islam sebagai terapi keagamaan sangat diperlukan dalam upaya memberikan suatu nasehat kepada pasien atau orang sakit untuk mengikuti petunjuk agama Islam agar mereka selalu mengingat Allah dan bersabar dalam menghadapi cobaan. Memberikan psikoterapi dari sudut keagamaan dapat membantu pasien terbebas dari rasa cemas, tegang, depresi dsb. Menurut Yahya Jaya (1994: 86) Islam mempunyai peranan bagi kehidupan manusia yang meliputi: -
-
-
Ajaran Islam memberikan bantuan kejiwaan kepada manusia dalam menghadapi cobaan dan mengatasi kesulitannya, seperti dengan cara sabar dan shalat, dengan bantuan sabar dan shalat dapat menghadapi musibah dengan jiwa dan merasa terbantu dalam mengatasi kesulitan. Ajaran Islam membantu orang dalam menumbuhkan dan membina kepribadian yakni melalui penghayatan nilai-nilai ketaqwaan dan keteladanan yang diberikan Nabi Muhammad Saw. Ajaran Islam merupakan obat (syifa’) bagi jiwa, yakni obat bagi segala penyakit hati yang terdapat dalam diri. Bimbingan rohani yang diberikan oleh rohaniawan sangat
diperlukan karena orang sakit atau pasien tidak hanya membutuhkan pelayanan fisik, namun juga memerlukan suatu ketenangan jiwa.
30 Dengan pendekatan agama yang diberikan, pasien diharapkan semakin tenteram dalam hidupnya dan semakin mampu menghadapi ujian yang dihadapinya. B. Bimbingan dan Konseling Islam 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam Dipandang dari segi terminologi bimbingan dan konseling Islam terdiri dari dua istilah yaitu bimbingan dan konseling Islam. Istilah bimbingan terjemahan dari bahasa Inggris “guidance” (Depdikbud, 1994: 223) dan istilah konseling terjemahan dari bahasa Inggrisnya “counseling” (Depdikbud 1994: 149) Bimo Walgito (1995: 4) mendefinisikan bimbingan sebagai: “Bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya”. Tohari Musnamar (1992: 5) mendefinisikan konseling Islam sebagai: “Proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat”. Dengan demikian, bila dilihat dari pengertiannya bimbingan dan konseling Islam mempunyai persamaan dan perbedaan meski tetap saling berhubungan. Hal ini terlihat dari fakta bahwa konseling
31 sebagai teknik dari bimbingan, artinya konseling berada dalam bimbingan. Perbedaan dan persamaan antara bimbingan dan konseling bisa dilihat sebagai berikut: Bimbingan: -
Mempunyai fungsi preventif yaitu mencegah timbulnya masalah pada seseorang.
-
Memperhatikan penyembuhan atau pemecahan masalah tetapi titik beratnya pada pencegahan masalah
-
Masalah yang dihadapi berupa masalah ringan
Konseling: -
Mempunyai
fungsi
kuratif,
yaitu
memecahkan
atau
menanggulangi masalah yang dihadapi seseorang -
Memperhatikan pencegahan masalah tetapi titik beratnya pada pemecahan masalah
-
Masalah yang dihadapi merupakan masalah yang relatif berat
Sedangkan persamaan dari bimbingan dan konseling, kedua-duanya berhadapan dengan obyek garapan yang sama, yaitu problem atau masalah-masalah psikologis. Sedangkan perbedaannya terletak pada titik berat perhatian dan perlakuan terhadap masalah tersebut. 2. Fungsi Bimbingan Konseling Islam Thohari Musnamar mengemukakan bahwa fungsi dari bimbingan dan konseling Islam yaitu:
a. b. c.
d.
32 Fungsi preventif atau pencegahan, yaitu mencegah timbulnya masalah pada seseorang. Fungsi kuratif atau korektif, yaitu memecahkan atau menanggulangi masalah yang sedang dihadapi seseorang. Fungsi preservatife, yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama (instate of good). Fungsi developmental atau pengembangan, yaitu membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya. Fungsi utama konseling dalam Islam yang hubungannya
dengan kejiwaan tidak dapat terpisahkan dengan masalah-masalah spiritual (keyakinan). Islam memberikan bimbingan kepada individu agar dapat kembali kepada bimbingan al Qur’an dan as Sunnah. Seperti yang dialami oleh beberapa pasien, mereka mengalami gangguan psikis seperti perasaan cemas dan khawatir akan penyakit, dan itu diakibatkan oleh melemahnya iman seseorang. Dari keterangan di atas, bisa disimpulkan bahwa fungsi bimbingan konseling Islam tidak hanya memberikan bantuan atau mengadakan perbaikan, penyembuhan dan pencegahan masalah demi ketentraman lahiriyah saja, akan tetapi juga batiniah; tidak hanya kehidupan duniawi tetapi juga Ukhrowi. Karena dalam Islam setiap aktivitas kehidupan baik yang berhubungan dengan akal fikiran, perasaan (emosional) dan perilaku, harus dipertanggung jawabkan setiap individu dihadapan Allah swt. 3. Metode Bimbingan dan Konseling Islam
33 Metode bimbingan dan konseling Islam adalah cara-cara pendekatan masalah dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi oleh subyek bimbingan atau klien menurut ajaran Islam. Menurut Arifin (1994: 45-49) adapun unsur metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan agama adalah sebagai berikut: a. Metode Interview (Wawancara) Metode interview (wawancara) adalah suatu cara memperoleh
fakta-fakta
kejiwaan
yang
dapat
dijadikan
pemetaan, dibimbing pada saat tertentu yang memerlukan bantuan. b. Metode Kelompok (Group Guidance) Metode kelompok (group guidance) adalah bimbingan yang dilakukan oleh konselor yang mengarahkan dengan pembicaraan dan diskusi pada masalah keagamaan dan sasarannya pada klien yang mempunyai masalah yang sama. Dengan menggunakan metode kelompok (group guidance), pembimbing atau penyuluh akan dapat mengembangkan sikap sosial,
sikap
memahami
peranan
anak
bimbing
dalam
lingkungan menurut penglihatan orang lain dalam kelompok itu karena ingin mendapatkan pandangan baru tentang dirinya dari orang lain. Dengan metode ini dapat timbul kemungkinan diberikannya group therapy yang fokusnya berbeda dengan individu konseling.
34 c. Metode yang Dipusatkan pada Keadaan Klien (Centered Method) Metode
ini
sering
disebut
non-directive
(tidak
mengarahkan), dalam metode ini sering disebut pandangan bahwa klien sebagai makhluk yang bulat yang mempunyai kemampuan berkembang sendiri. Metode ini lebih cocok dipergunakan
oleh
konselor
agama,
karena
akan
lebih
memahami keadaan klien yang biasanya bersumber dari perasaan dosa yang banyak menimbulkan perasaan cemas, konflik kejiwaan dan gangguan jiwa lainnya. d. Directive Educative Metode ini hampir sama dengan metode client centered hanya perbedaannya terletak pada lebih menekankan pada usaha mengkoreksi sumber perasaan yang dirasa menjadi beban tekanan batin klien atau mengaktifkan kekuatan atau tenaga kejiwaan klien (potensi dinamis) dengan melalui pengertian tentang realitas situasi yang dialami olehnya. 4. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Islam Bimbingan dan konseling Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena pada bimbingan dan konseling Islam berkaitan dengan masalah yang dihadapi individu, yang muncul dari berbagai faktor atau bidang kehidupan yang menurut Thohari Musnamar (1992: 41), meliputi:
35 a. Pernikahan dan keluarga Dalam pernikahan atau keluarga sudah barang tentu tidak terlepas dari berbagai masalah, yang mungkin disebabkan oleh lingkungan keluarganya atau orang lain. Karena itulah bimbingan dan konseling Islam amat diperlukan untuk menangani bidang ini. b. Pendidikan Dalam belajar tidak luput dari yang namanya masalah, baik yang berkaitan dengan belajar itu sendiri maupun lainnya. Masalah dalam belajar ini sedikit banyak juga memerlukan bimbingan dan konseling Islam untuk menanganinya. c. Sosial (Kemasyarakatan) Kehidupan menimbulkan
kemasyarakatan
masalah
bagi
inipun
individu
yang
kerap
kali
memerlukan
penanganan bimbingan dan konseling Islam. d. Pekerjaan (Jabatan) Dalam pekerjaan kerap kali menimbulkan permasalahan, maka bimbingan dan konseling Islam pun diperlukan untuk menanganinya e. Keagamaan Manusia merupakan makhluk religius. Akan tetapi dalam perjalanan hidupnya manusia dapat jauh dari hakekatnya tersebut. Bahkan dalam kehidupan keagamaan kerap kali muncul
36 pula berbagai masalah yang menimpa dan menyulitkan individu. Ini memerlukan penanganan bimbingan dan konseling Islam. f. Kesehatan Bimbingan konseling Islam sangat berhubungan sekali dengan bidang kesehatan, terutama pada kesehatan jiwa individu. Karena bimbingan konseling Islam berupaya memberikan suatu nasehat yang dapat menentramkan jiwa.