E-Commerce Ade Sarah H., M. Kom
Teknologi informasi melahirkan internet. Perkembangan pemakaian
internet yang sangat pesat, salah satunya menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang disebut Electronic Commerce (ecommerce) E-commerce merupakan sistem perdagangan yang dalam kegiatannya dilakukan secara elektronik dan online. Pembeli tidak harus datang ke toko untuk memilih barang, tetapi cukup browsing di depan komputer untuk melihat daftar barang dagangan, jika memutuskan untuk membeli, pembeli cukup mengisi form yang disediakan kemudian mengirimkannya secara online. Pembayaran bisa dilakukan dengan kartu kredit atau transfer bank, lalu barang akan dikirim ke rumah.
Alasan pesatnya perkembangan e-commerce Proses transaksi yang singkat
Perubahan sistem transaksi tradisional ke sistem elektronis akan mempercepat proses transaksi tersebut. Seperti pembuatan nota, kuitansi, faktur tidak dilakukan manual lagi karena dapat dilakukan secara otomatis oleh sistem. Menjangkau lebih banyak pelanggan Sebagai sistem yang berada di dalam jaringan global internet, ecommerce memiliki kemampuan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Mendorong kreativitas penyedia jasa E-commerce mendorong kreativitas penjual untuk menciptakan informasi dan promosi secara inovatif dan dengan cepat melakukan update data secara berkesinambungan.
Alasan pesatnya perkembangan e-commerce Biaya operasional lebih murah
E-commerce dapat menekan biaya operasional karena dapat dilakukan dengan biaya murah dan efektif dalam penyebaran informasi. Meningkatkan kepuasan pelanggan E-commerce dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang cepat dan mudah, sekaligus dapat memungkinkan pihak penjual merespons permintaan konsumen secara cepat dan akurat.
Permasalahan yang Ada di Kegiatan E-commerce Prinsip yuridiksi dalam transaksi
Tempat transaksi dan hukum kontrak harus ditetapkan secara lintas batas, baik regional maupun internasional, mengingat karakteristik dunia maya yang tidak mengenal batas-batas suatu negara. Kontrak dalam transaksi elektronik Kontrak dalam hal ini merupakan bukti kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi komersial. Permasalahannya, jika pada perdagangan konvensional kontrak tertulis sehingga kekuatan hukumnya penuh sementara pada e-commerce kontrak dalam bentuk lisan atau digital document, dimana sebenarnya hal tersebut legal dan cukup kuat namun bisa mudah dicari kelemahannya jika dihadapkan pada permasalahan hukum.
Permasalahan yang Ada di Kegiatan E-commerce Perlindungan konsumen
Masalah yang terjadi kaitannya dengan perlindungan konsumen adalah kecurangan yang sering dilakukan oleh penjual mengingat keberadaannya yang merupakan virtual store, kondisi barang yang dibeli, keterlambatan pengiriman, barang yang tidak dikirim, bahkan pembayaran yang tidak diakui oleh penjual. Permasalahan pajak Permasalahan pajak dalam transaksi e-commerce muncul ketika transaksi dihadapkan pada batas negara. Masing-masing negara kesulitan menerapkan ketentuan pajaknya karena penjual dan pembeli sulit dilacak keberadaannya secara fisik.
Model Hukum Perdagangan Elektronik Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang mengatur
mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan UNCITRAL Model Law on eSignature. UNCITRAL (United Nations Commision on International Trade Law) merupakan salah satu komisi internasional yang berada di bawah PBB. UU ITE tersebut dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik. Beberapa materi yang diatur, antara lain: 1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE); 2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE); 3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik/certification authority ( Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE); 4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE);