5/30/2011
SOLUSI UNTUK POTENSI KONFLIK ORGANISASI/PERUSAHAAN DENGAN PIHAK LAIN Prof. Dr. SUMARDJO CARE LPPM IPB (CENTER FOR ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION AND EMPOWERMENT-IPB)
5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
1
DUA PANDANGAN ATAS KONFLIK • • • •
LAMA Konflik itu pada dasarnya adalah buruk dan tidak perlu terjadi, bahkan harus dihindarkan dan harus dihilangkan. Konflik terjadi akibat adanya – ketidaklancaran komunikasi dan – tidak adanya kepercayaan, serta – ketidakterbukaan dari berbagai pihak yang saling berhubungan. 5/30/2011
BARU • Ada segi positif konflik – Dalam kehidupan organisasi konflik itu dianggap perlu, walaupun memerlukan pengaturan-pengaturan tertentu.
• Bahkan konflik merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari. • Usaha meniadakan konflik merupakan tindakan yang tidak realistik
SUMARDJO CARE LPPM IPB
2
1
5/30/2011
PENGELOLAAN POTENSI KONFLIK • DIALEKTIKA ~ DIALOG DINAMIK SINTESA SINTESATESAANTI TESA TESA ANTI TESA 5/30/2011
STATIS
SUMARDJO CARE LPPM IPB
3
Alternatif Pendekatan Solusi Konflik Karakteristik
Konvensional
Konsensus
Hasil
Win-lost; merusak hubungan
Win-win; hubungan baik
Partisipasi
Wajib
Sukarela
Gaya interaksi
Menyewa pembela/ ahli hukum
Melibatkan pihak terkait
Prosedur
Penyeragaman aturan/ prosedur
Aturan main/ prosedur disesuaikan dengan kasus
Metoda
Diselesaikan oleh hakim/pejabat
Oleh pihak terkait
Peran penengah Tidak ada penengah
Beragam peran penengah
Biaya
Jangka pendek rendah, jangka panjang tinggi
Jangka pendek tinggi, jangka panjang rendah
Perwakilan
Untuk tujuan umum/ ditunjuk resmi
Adhock, khusus untuk setiap negosiasi
5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
4
2
5/30/2011
STRATEGI KOMUNIKASI PENGELOLAAN POTENSI KONFLIK Types of Conflicts
Cause of Conflicts
Conflict Resolution Strategies
A. Perception
Differences in information and/or
Communication/ education strategies and/or
B. Goal conflicts (differences in desired states or standards)
Differences in values and/or
Structural or systemic strategies
C. Strategy conflicts (differences in preffered cources of action)
Structureal factors
Selection of actor strategies (e.g. hiring, promotion of “good people” and firing of “desirable”
conflicts (differences in assessments of situation)
Decision-making skills/styles
Sumber : Benjamin V Lozare (2004) 5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
5
SUMBER-SUMBER KONFLIK Lima Sumber Konflik secara Umum Konflik Struktural
Konflik Kepentingan
Konflik Nilai
Konflik Hub. Sosial
Konflik Data 5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
6
3
5/30/2011
Empat Dimensi Kepentingan • • • •
(Dubois, 2000)
Hak (Right) Tanggungjawab (Responsible) Aturan (Rule) Manfaat (Revenue)
5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
7
Tiga Kelompok Prosedur Menangani Konflik (Pruit dan Carvale, 1993)
1. Pembuatan keputusan bersama – –
Negosiasi Mediasi (mengundang pihak ketiga: damai)
2. Pengambilan keputusan oleh pihak ke 3 – – –
Adjudication (pengadilan) Arbritrase (upaya mencapai kompromi) Otocratic decision making
3. Aksi Terpisah – – – 5/30/2011
Menarik diri Struggle Koordinasi diam-diam SUMARDJO CARE LPPM IPB
8
4
5/30/2011
Bentuk-bentuk akomodasi • • • • • • • •
Coecion (paksaan) Compromise (mengurangi tuntutan) Arbritration (libatkan pihak ke 3 yg lebih tinggi) Mediation (mengundang pihak ke tiga yg netral) Conciliation (membuka asimilasi) Tolerantion (menghindar perselisihan) Stalemate (berhenti krn kekuatan seimbang) Adjudication (pengadilan)
5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
9
Hasil Proses Akomodasi • Integrasi – menghindar dari benih pertentangan
• Menekan terjadinya oposisi – Mengarah ke keadilan
• Koordinasi kepribadian yg berbeda – Kepemimpinan, politik
• Perubahan lembaga-lembaga sosial – Sesuai keadaan baru yang berubah
• Perubahan kedudukan – Mengukuhkan kedudukan yang lebih sesuai
• Membuka jalan asimilasi – Melalui benih-benih toleransi 5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
10
5
5/30/2011
SUMBER-SUMBER KONFLIK DALAM ORGANISASI (Robbins, 1996)
Antecedent Conditions (Kondisi yang melatarbelakangi timbulnya konflik) Sumber Terjadinya Konflik Variabel pribadi
Komunikasi •Kesulitan semantik •Pertukaran informasi yg tdk cukup •Gangguan saluran komunikasi
5/30/2011
•Sistem nilai yg dimiliki individu •Karakteristik kepribadian
Struktur •Ukuran kelompok •Derajat spesialisasi •Kejelasan yurisdiksi •Kecocokan tujuan •Gaya kepemimpinan •Sistem imbalan •Derajat ketergantungan SUMARDJO CARE LPPM IPB antarkelompok
11
SUMBER-SUMBER KONFLIK DALAM ORGANISASI Valleandra (2008)
Karakteristik individual Nilai, sikap, & kepercayaan
Kebutuhan dan kepribadian
Perbedaan persepsi
5/30/2011
SITUASI Saling ketergantung an
Kesempatan dan kebutuhan berinteraksi
Rintangan Komunikasi
Perbedaan Status
Batas-batas tanggung jawab dan Jurisdiksi SUMARDJO CARE LPPM IPB yang tidak jelas
12
6
5/30/2011
SIFAT-SIFAT KONFLIK Tanpa Konflik
Konflik Tertutup
Situasi damai
Dipertahankan: Memanfaatkan prilaku & tujuan Mengelola konflik sec. kreatif
Berakar, tapi tidak tampak di permukaan Ciri: tekanan2 tidak tampak
Konflik di Permukaan
Konflik Terbuka
Berakar dangkal/ Tidak berakar
Muncul: kesalahpahaman Diatasi: mening katkan komunikasi Ciri: teridentifikasi pihak berkonflik, permasalahan jelas, negosiasi belum SUMARDJO CARE LPPM IPB berkembang
5/30/2011
Berakar dalam, sangat nyata di permukaan Ciri:
aktif dalam perselisihan mungkin sudah mulai bernegosiasi mungkin juga mencapai jalan buntu. 13
SIKLUS KONFLIK
Ada Lima Tahap (Fisher, 2001) Berakhirnya konfrontasi kekerasan Ketegangan berkurang Hubungan ke arah normal Jika isu penyebab konflik tidak di atasi dengan baik: kembali ke prakonflik
Akibat yang timbul kemungkinan: Menaklukkan pihak lain Gencatan senjata Menyerah/dipaksa menyerah
Ketidaksesuain tujuan Konflik tersembunyi dari umum
Pasca konflik
Pra konflik
Konflik terbuka:
Konfrontasi
Akibat
Krisis
Aksi demonstrasi pendukung salah satu pihak Pengumpulan kekuatan Hubungan kedua pihak tegang Polarisasi para pendukung
Puncak konflik:
5/30/2011
Komunikasi normal terputus Pernyataan umum cenderung menuduh & menentang SUMARDJO CARE LPPM IPBpihak lain
14
7
5/30/2011
Ada empat Aliran pemikiran • Mengembangkan komunikasi dialogis • Mengutamakan penyelesaian melalui jalur diplomasi/DIALOG/mediasi • Fokus pada lapisan elit puncak • Kepentinan jangka pendek • Kurang memperhatikan akar permasalahan
Pengelolaan Konflik
Penyelesaian/ ResolusiKonflik 5/30/2011
• Menghilangkan akar pertikaian • Memperbaiki hubungan kedua pihak • Fokus pada elit puncak & menengah • Pendekatan interaktif, dialog, training SUMARDJO CARE LPPM IPB
15
Ada Empat Aliran pemikiran lanjutan . . . .
Transformasi Konflik
Komplementer 5/30/2011
• Menjangkau aktor yang terlibat & ruang tempat mereka berada • Terbentuknya masyarakat baru: • tidak membawa beban masa lalu • memiliki keinginan memintal masa depan • mendasarkan hubungan sosial baru • Pendekatan dari bawah: konsiliasi dalam masyarakat; penguatan infrastruktur sosiokultural, psikososi
• Tidak mengutamakan dimensi tertentu • Mencari instrumen pada saat yang tepat • Pendekatan: negosiasi langsung atau intervensi pihak ketiga SUMARDJO CARE LPPM IPB
16
8
5/30/2011
RESOLUSI KONFLIK Resolusi konflik artinya menghentikan konflik dengan cara-cara yang analitis dan masuk ke akar permasalahan
Resolusi konflik adalah suatu proses •analisis dan penyelesaian masalah •yang mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan individu dan kelompok seperti identitas dan pengakuan, juga •perubahan-perubahan institusi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. 5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
17
RESOLUSI KONFLIK 1. Untuk mencapai resolusi konflik, digunakan: a. Diplomasi Jalur Dua (konsep Burton);
Sebuah interaksi tidak resmi & tidak formal antara anggota kelompok/bangsa-bangsa yang bertikai Bertujuan: dengan cara-cara yg Mengembangkan strategi-strategi, mungkin membantu Mempengaruhi pendapat umum, dan menyelesaikan konflik Mengorganisasikan sumber-sumber materi Diplomasi jalur dua bukan pengganti untuk hubungan resmi dan formal ‘jalur satu’ pemerintah dengan pemerintah atau pemimpin dengan pemimpin. Membukakan jalan bagi negosiasi-negosiasi resmi. 5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
18
9
5/30/2011
RESOLUSI KONFLIK
1. Untuk mencapai resolusi konflik, digunakan: b. Teknik lokakarya (Herbert Kelman ): Proses mediasi nonformal oleh pihak ketiga (fasilitator); mempertemukan orang-orang yang berpengaruh pada kelompok-kelompok yang berkonflik. Bertujuan: Mencapai kesepahaman timbal balik; Mengubah persepsi dan sikap terhadap konflik; Pada akhirnya mengubah pola hubungan di antara pihak yang berkonflik. Perubahan pola hubungan akan membuka jalan penyelesaian konflik yang lebih konstruktif dengan penekanan pada pemenuhan kebutuhan kolektif, bukan pemenuhan kebutuhan individu partisipan. Tujuan utama resolusi konflik adalah bagaimana mengubah dinamika konflik dari yang kompetitif menjadi yang lebih kooperatif. 5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
19
RESOLUSI KONFLIK
2. Tahapan Resolusi Konflik
5/30/2011
Strategi
Orientasi
Militer
Politik
Bernuansa Kultural
Bernuansa Sosial
SUMARDJO CARE LPPM IPB
20
10
5/30/2011
STRATEGI DAN TEKNIK-TEKNIK KHUSUS RESOLUSI KONFLIK Lima Langkah Mendasar untuk Memperoleh Kedamaian dalam Konflik (Stevenin, 2000) Mengidentifikasi Kesenjangan yg ada Mengumpulkan masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari pihak yang terlibat
1. Pengenalan 2. Diagnosis 3. Menyepakati suatu Solusi 4. Pelaksanaan
Mengevaluasi penyelesaian 5/30/2011
Siapa, apa, mengapa, di mana, dan bagaimana
Pelaksanaan penyelesaian
5. Evaluasi SUMARDJO CARE LPPM IPB
21
STRATEGI DAN TEKNIK-TEKNIK KHUSUS RESOLUSI KONFLIK Lanjutan . . . . Langkah-Langkah Resolusi Konflik 1. Menetapkan Visi 2. Membuat Peta 3. Mencari Bahasa yang Tepat 4. Melaksanakan Kegiatan
5/30/2011
SUMARDJO CARE LPPM IPB
22
11
5/30/2011
Peranan pekerja PM dalam pengelolaan konflik • Negosiator:
pekerja PM bertindak sebagai wakil dari salah satu pihak yang berkonflik, yang lebih berperan pada proses dan hasil pengelolaan konflik.
• Fasilitator:
pekerja PM bertindak sebagai pihak ketiga yang mempermudah proses pengelolaan konflik. • Mediator: pekerja PM bertindak sebagai pihak ketiga yang lebih berperan pada proses daripada hasil pengelolaan konflik. • Arbitrator: pekerja PM bertindak sebagai pihak ketiga yang mempunyai sumberdaya dan kekuasaan untuk berperan besar dalam proses maupun hasil pengelolaan konflik.
12