DR. HALIM
DR.HALIM
PENGANTAR
BISNIS
K
DlACMQS flKA
> I
>as aid PENGANTAR BISNIS Penulis:
DR. HALIM Editor Prof. Dr. Dedy Takdir Syaifuddin, SE. M.S D e s a i n S a m p u l dan Tata Letak Ayvung Taggala dan Alfian Penerbit: Kurnia Global Diagnostika Jl. Solo K M . 8, N a y a n 108A, Maguwoharjo, Dcpok, Sleman - Yogyakarta 55282 Email:
[email protected] Web: www.kgdiagnostika.co.id ISBN: 978-602-72610-5-1 Cetakan pertama, Oktober 2015 Hak cipta dilindungi Undang-Undang, dilarang m e m p e r b a n y a k karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
-I i
RATA PENGANTAR
Alhamdulillah
p a d a k e s e m p a t a n ini i z i n k a n l a h
saya
menyatakan bahwa, atas hidayah Allah, akhirnya Buku Pengantar Bisnis ini dapat diselesaikan, syukur selayaknya terpanjat Keharibaan-Mu ya Allah, semoga hasil olah pikir ini membawa peningkatan kesadaran atas kebesaran dan Kemaha Luasan ilmuMu. Salawat dan salam penulis haturkan pula kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad Sallallahu 'alaihi Wasallam keluarga dan para sahabatnya, yang telah memberi makna atas hidup penulis, sehingga apa yang penulis lakukan insyaallah bermakna ibadah. Buku ini dirancang untuk membahas konsep-konsep bisnis dasar (basic business concept) dalam konteks global yang selalu mengalami perubahan dan ruang lingkup bisnis yang dipandang sebagai suatu system yangberada dalam suatu lingkungan makro dan lingkungan mikro, termasukbentuk-bentuk perusahaan, pertimbangan dalam pemilihan lokasi bisnis. Buku ini juga membahas fungsi-fungsi manajemen dan perusahaan yang terdapat dalam suatu bisnis yakni fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi pembelanjaan, fungsi organisasi dan manajemen selain itu mata kuliah ini juga membahas alat-alat-pengendalian m a n a j e m e n yang d a p a t d i g u n a k a n p e r u s a h a a n bisnis di dalam m e m a k s i m a l k a n k o n t r o l dan pengendalian pelaksanaa manajemen perusahaan bisnis. Semua materi tersebut dibagi kedalam tiga belas pokok bahasan dengan jumlah pertemuan sebanyak enam belas kali. Kemudian kami juga tidak lupa untuk menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh tidak datang dari langit begitu saja, terdapat makhluk-Nya yang Allah percaya untuk menyampaikan
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Ilmu-Nya, Penulis hanya mampu berucap terima kasih atas siapa saja yang terlibat dalam penyusunan Buku Pengantar Bisnis ini. Hanya Allah-lah pemberi yang Maha s e m p u r n a yang akan membalas budi baiknya, Akhirnya, tiada gading yang tak retak, kata pcpatah. Namun upaya mencari gading yang tak retak ini setidaknya telah penulis lakukan.
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi
iii v
BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUF BISNIS
1
A
Pengertian Bisrvis
1
B.
Ruang Lingkup Bisnis
3
C.
Tujuan Bisnis
5
BAB II BISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
7
A
Unsur-Unsur Sistem Bisnis
7
B.
Sifat Sistem Bisnis
11
C.
Hubungan Bi snis dengan Sis tem Ekonomi
13
BAB III LINGKUNGAN BISNIS A Konsep Lingkungan Bisnis
18 18
B.
Lingkungan Makro
19
C. D.
Lingkungan Mikro Lingkungan Industri
21 22
BAB IV BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS
25
A
Bentuk-Bentuk Bisnis
25
B.
Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan
C.
dalam Pemilihan Bentuk Bisnis
36
Kerjasama, Penggabungan dan Ekspansi
37
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
BAB V PEMILIHAN LOKASIBISNIS/PERUSAHAAN
47
A
Jenis-Jenis Lokasi Bisnis
47
B.
Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan
C.
dalam Pemilihan Lokasi Bisnis
50
Metode Pemilihan Lokasi
52
BAB VI MANAJEMEN
55
A
Pengertian Manajemen
55
B.
Unsur dan Tujuan Manajemen
58
C.
Fungsi-Fungsi Manajemen
63
D.
Prinsip-Prinsip Manajemen
66
BAB VII DESAIN DAN PERILAKU ORGANISASI
72
A
Pengertian Organisasi
72
B.
Organisasi Formal dan Informal
74
C.
S truk tur Organisasi
77
BAB VIII FUNGSI PERUSAHAAN
81
A
Fungsi Pemasaran
81
B.
Fungsi Produksi
82
C.
Fungsi Keuangan
83
D.
Fungsi SDM
84
BAB IX FUNGSI PEMASARAN
86
A
Pengertian Pemasaran
86
B.
Konsep Pemasaran
86
C.
Organisasi Pemasaran
88
D.
Strategi Pemasaran
90
VI
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
BAB X FUNG SI PRODUKSI
108
A
Pengertian Produksi
108
B.
Proses dan Kegiatan Operasi
109
C.
Perencanaan Operasi
113
D.
Pengendalian Operasi
117
BAB XI FUNGSIKEUANGAN
120
A
Pengertian Keuangan
120
B.
Perencanaan Keuangan
123
C.
Jenis-Jenis Modal
127
D.
Laporan Keuangan
133
E.
Ratio Keuangan
137
BAB XII FUNGSI SDM/PERSONALIA
145
A
Pengertian dan Perencanaan SDM
145
B.
Funsi Operasional SDM
151
C.
Job Analisis, Job Deskriptoin, Job Spesification
152
BAB XIII ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN A Jenis-Jenis Metode Pengendalian
155 155
B.
159
Alat-Alat Pengendalian Mariajemen
Vll
BAB I
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP BISNIS
A.
PENGERTIAN BISNIS Kegiatan bisnis dapat dirasakan oleh semua orang. Kita semua
selalu terlibat dalam kehidupan sehari-hari dengan kegiatan bisnis. Setiap hari kita berbelanja dipasar, toko, atau supermarket. Kita juga membaca Koran, menyalakan lampu listrik, melihat siaran televise, mengendarai sepeda motor atau mobil atau angkot dan sebagainya. Kesemuanya itu adalah tidak lepas dari campur tangan langsung ataupun tidak langsung dari suatu kegiatan bisnis. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Menurut Steinhoff "Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people", bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang dan jasa y a n g diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Menurut Griffin dan Ebert "Business is an organization that provides goods or services in order to earn profit." Aktivitas bisnis melalui
1
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
penyedia barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit atau laba. Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yangmereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini Dalam literature Business is the organized effort of individuals torn produce and sell for a profit, the goods and services that satisfy society needs. Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan dari masyarakat. Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan bisnis adalah
2
B a b I, P e n g e r t i a n dan R u a n g l i n g k u p B i s n i s
a.
Tangible Goods: barang-barang yang dapat diindra oleh panca indra manusia: mobil, motor, televisi, dan sebagainya
b.
Intangible Goods (jasa): produk yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat dirasakan manfaatnya setelah konsumen menggunakan jasa tersebut. Contoh: jasa pengacara, jasa guru, jasa dokter, dan sebagainya.
B.
RUANG LINGKUP BISNIS Berbicara mengenai ruang lingkup bisnis maka patut kiranya
kita menyimak pendapat Philip Kotler mengenai produk bisnis yang dipasarkan. Produk yang dipasarkan dalam suatu kegiatan bisnis mencakup 10 entitas produk yaitu: a.
Informations, media massa baik cetak maupun elektronik merupakan pelaku bisnis informasi.
b.
Places, misanya tempat tujuan wisata, Bali, Candi Borobudur, dan sebagainya Experiences, untuk memperoleh pengalaman tertentu dalam hidupnya, misalnya tempat rekreasi: Ancol, Taman Safari, dan sebagainya
c.
Organizations, Rekam jejak (track record) perusahaan yang menghasilkan p r o d u k bermutu dan dapat m e m u a s k a n kebutuhan konsumen serta memiliki kinerja keuangan yang baik, akan menyebabkan perusahaan yang satu memiliki nilai yang berbeda dibanding pesaingnya di mata konsumen maupun para investor.
d.
Idea, Seluruh produk yang dipasarkan pada awalnya berasal dari suatu ide produk, misalnya Aqua, air mineral dalam kemasan. Extra joss minuman dalam kemasan, dan sebagainya.
e.
People, manusia dengan segala kemampuan dan talenta yang dimilikinya dapat menjadi komoditi bisnis, misalnya artis, atlit, dan sebagainya.
f.
Properties, Hak kepemilikan seseorang terhadap benda-benda berharga dapat dijadikan komoditi bisnis, misalnya BPKB, SHM, dan sebagainya
3
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
g.
Events, misalnya pameran mobil, pertunjukan musik, dan sebagainya
h.
Tangible goods. Suatu produk dapat diperjual belikan jika mempunyai nilai (value) sehingga konsumen mau menukar uang yang mereka miliki dengan produk tersebut.
i.
Services, jasabersifat intangible, tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan oleh konsumennya. Ciri jasa lainnya adalah inseparable, jasa tidak dapat dipisahkan dari si pemberi jasa, yang akan mempengaruhi kualitas jasa. Jasa juga memiliki variability, artinya jasa yang diberikan oleh pemberi jasa memiliki variasi antara satu pemberi jasa dengan pemberi jasa lainnya. Diantara permasalahan yang juga diangkat dalam ruang lingkup
bisnis mencakup entrepreneur, peranan bisnis fungsi dasar bisnis. Enterprenenr Seseorang (individu) yang berusaha menggunakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko dalam menjalarikan kegiatan bisnis disebut dengan 'Entrepreneur". Untuk menjalankan kegiatan bisnisnya seorang 'entrepreneur' harus mampu mengelola dan mengkombinasikan berbagai macam sumber daya yang dimiliki ( 6 M : Money, Man, Material, Machine, Market, Method) sehingga mampu berproduksi secara optimal. Peranan
Bisnis
Peranan bisnis sangatlah penting dalam kehidupan masyarakat, karena melalui kegiatan bisnis suatu perusahaan akan dapat memenuhi setiap kebutuhan (needs) keinginan (wants) dari masyarakat konsumen yang beraneka ragam, sehingga konsumen merasa terpuaskan (customer satisfactions). S e t i a p p e r u s a h a a n yang b e r k i n e r j a b a i k dan m a m p u memberikan layanan yang memuaskan konsumen maka dipastikan akan memperoleh 'profit' atau keuntungan danusahanya akan terus berkembang dengan pesat'going concern'
D
B a b I, P e n g e r t i a n d a n R u a n g L i n g k u p B i s n i s
Fungsi dasar Bisnis Fungsi yang dilakukan oleh aktivitas bisnis dapat dikelompokan ke dalam tiga fungsi dasar yang meliputi Acquiring of raw material, Manufactoring of raw material, Distributing Product to Consumers. Mencari dan menemukan sumber bahan baku, mengolah bahan baku menjadi produk jadi dan menyalurkan produk jadi ketangan konsumen. Bisnis sama dengan perusahaan, mengacu pada pendapat Raymond E Glosh (2001), Perusahaan dapat didefinisikan sebagai organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan jasa bagi pemuasan kebutuhan k o n s u m e n , serta d i h a r a p k a n akan m e m p e r o l e h laba b a g i pemiliknya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsep perusahaan merupakan bagian dari konsep bisnis, namun demikian dalam pembahasan selanjutnya istilah 'bisnis' akan lebih sering dipergunakan dari pada 'perusahaan' C.
TUJUAN BISNIS
Tujuan bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari bisnis yang mereka lakukan dan merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan. Hasil yang diharapkan bisa dilakukan oleh bagian-bagian organisasi / aktivitas fungsional perusahaan (produksi, pemasaran, personalia, dan sebagainya) yang akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (key result area) Key result area meliputi: a)
Market standing / penguasan pasar yang akan merupakan jaminan bagi perusahaan untuk memperoleh pendapatan penjualan dan profit dalam jangka panjang.
b)
Innovation yaitu inovasi dalam produk dan jasa serta inovasi keahlian. Tujuan bisnis yang ingin dicapai melalui inovasi adalah menciptakan nilai pada suatu produk, misalnya shampoo 2 in 1.
5
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
c)
Physical and financial Resources, perusahaan memiliki tujuan penguasaan terhadap sumber daya fisik dan keuangan untuk mengembangkan perusahaan menjadi semakin besar dan semakin menguntungkan.
d)
Manager Performance and development, Manager merupakan orang yang secara operasional bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi. Untuk d a p a t m e n g e l o l a perusahaan dengan baik, manager perlu memiliki berbagai1 kemampuan dan keahlian yang sesuai dengan profesinya. Maka d i p e r l u k a n p e n i n g k a t a n k i n e r j a dan
pengembangan
kemampuan manager melalui serangkaian
kegiatan
kompensasi yang menarik dan program training and development yang berkelanjutan. e)
Worker Performance and Attitude, untuk kepentingan jangka panjang, maka sikap para karyawan terhadap perusahaan dan pekerjaan perlu diperhatikan agar dapat bekerja dengan baik.
f)
Public Responsibility, bisnis harus memiliki tanggung jawab social seperti memajukan kesejahteraan masyarakat, mencegah terjadinya polusi dan menciptakan lapangan kerja, dan sebagainya Daftar Pustaka
Bittel, Lester.: 1980; Business ini Action; Mc graw-Hill, Inc.; New York. Hasan Amin, 1969. Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Jilid I, Pradya Paramita, Jakarta,. Indriyo dkk, 2003. Pengantar Bisnis, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Lerner, Joel J. and Baker, H.A.: Introduction to Business, Mc grawwHill, Inc., New York. M.Fuad, dkk, 2005. Pengantar Bisnis, Edisi ketiga, Gramedia Pustaka Utama Solihin, Ismail, 2006. Pengantar Bisnis: Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, Edisi Pertama, Kencana Prenada Media Grup.
6
BAB II
BISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
A.
UNSUR-UNSUR SISTEM BISNIS Bisnis tidak semata-mata proses menghasilkan suatu produk
tertentu atau menjual sesuatu saja, tetapi yang terpenting adalah membangun sebuah sistem bisnis yang dapat berjalan dengan baik. Jika sistem bisnis telah berjalan dengan baik maka tidak hanya memberikan keuntungan sesaat tetapi juga keuntungan jangka panjang. Sistem bisnis yang berjalan dengan baik bagaikan kereta api yang berjalan pada rel dengan benar. Kontrol terhadap sistem bisnis yang berjalan dengan baik lebih mudah dan terkendali. Di dalam sebuah sistem bisnis yang baik masing-masing elemen dalam bisnis dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga menjadi sinergi bagi kelangsungan sebuah bisnis. Tidak ada unsur yang mendominasi di dalam sebuah sistem bisnis yang telah berjalan dengan baik. Bagi kita yang akan memulai sebuah bisnis ada banyak pertimbangan dalam memilih bidang bisnis yang akan digelutinya. Sistem bisnis harus ditentukan terlebih dahulu sebelum mengambil langkah. Meskipun itu adalah sebuah bisnis pribadi atau bisnis sampingan sistem bisnis harus bisa didesain dan dijalankan dengan baik. Harapan setiap orang dalam memilih sebuah bisnis adalah bisnis yang mudah dilakukan dan menghasilkan keuntungan yang
D
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
besar. Hal itu dapat terealisasikan jika sistem bisnis sudah berjalan dengan baik. Karena itu kuncinya adalah membuat sistem bisnis yang baik. Bagaimana agar kita bisa memiliki sebuah bisnis yang mudah dilakukan dan menghasilkan keuntungan yang tinggi serta memiliki sistem bisnis yang baik? Ada beberapa model bisnis yang bisa dilakukan agar kita bisa memiliki sistem bisnis yang memberikan pemasukan bagi kita. Model-Model Bisnis Model-model bisnis itu antara lain sebagai berikut: a.
Membangun
Sistem bisnis sendiri
Membangun sistem bisnis sendiri merupakan model bisnis yang sudah berpuluh-puluh tahun dilakukan orang. Bisnis dengan cara ini umumnya dilakukan orang dengan memulai bisnis dari nol. Karena bisnis dengan sistem yang baru maka membangun sistem bisnis ini memerlukan trial and error. Selain dengan eara trial and error terkadang orang perlu belajar dari bisnis orang lain yang serupa dengan bisnis yang dijalankan. Setelah mengalami berbagai pengalaman dan perjalanan bisnis akhirnyabisa ditemukan sistem bisnis yang baik. Setelah sistem bisnis yang dibangun berjalan dengan baik dan benar barulah akan mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya. b.
Bisnis Waralaba Jika pada cara pertama kita harus membangun sendiri sistem bisnis yang dijalankan, dengan waralaba kita tidak perlu membangun sistem bisnis sendiri. Pemilik waralaba atau franchise telah memulai membangun sistem bisnisnya dan teruji dengan baik keberhasilannya. Dengan membeli sebuah produk waralaba kita telah membeli sistem yang sudah jadi, tinggal kita menikmati hasilnya. Dengan membeli sebuah sistem waralaba kita telah melakukan "bypass" terhadap proses yang
8
B a b II, B i s n i s S e b a g a i S u a t u S i s t e m
rumit dalam membangun bisnis. Konsentrasi kita tinggal dipusatkan pada memanage sumber daya yang ada. Dengan sistem waralaba yang sudah berjalan baik yang kita miliki, biasanya kita akan lebih mudah mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan. Lembaga keuangan lebih memilih sistem y a n g telah berjalan d e n g a n baik dibandingkan rencana bisnis yang kelihatannya baik tetapi belum teruji keunggulannya. Akan tetapi kita juga perlu jeli dalam memilih produk waralaba yang ditawarkan, karena banyak produk waralaba yang hanya menawarkan janji mulukmuluk tetapi tidak realistis. c.
Bisnis Pemasaran Jaringan/MLM Sistem bisnis jaringan atau Multilevel Marketing (MLM), sebenarnya hampir sama dengan bisnis waralaba hanya saja bisnis jaringan dapat dilakukan dengan sklala yang lebih kecil. Pada dasarnya dalam menjalankan bisnis pemasaran jaringan atau Multi Level Marketing (MLM), kita menjalankan sistem yang sudah dibangun oleh orang lain. Ada organisasi atau lembaga pengelola bisnis pemasaran jaringan yang semata-mata menginginkan orang lain menjual sistem kepada orang lain, dengan memberikan mimpi sukses dalam waktu singkat. Tetapi ada pula pengelola bisnis jaringan yang tujuan utamanya mendidikkita untuk menjadi berhasil. Karena itulah kita harus berhati-hati dalam memilih bisnis ini. Apapun sistem bisnis yang akan kita bangun, tidak ada cara singkat dan instan dalam sistem bisnis tersebut. Yang penting adalah bagaimana mengupayakan agar sistem bisnis itu berjalan dengan baik dan benar. Semuanya itu memerlukan ketekunan, kesabaran dan kerja keras (Galeriukm).
Tiga Pilar Penting dalam Kegiatan Ekonomi Ada 3 (tiga) pilar pokok dalam akti vitas kegiatan perekonomian disuatu negara, antara lain:
9
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
a.
Kegiatan produksi
b.
Kegiatan konsumsi
c.
Kegiatan pertukaran
Unsur Sistem Bisnis Unsur sistem bisnis terdiri dari lima komponen utama yaitu input, proses, output, feedback dan environment. Sistem bisnisnya merupakan sistem terbuka artinya mekanisme yang berlangsung di dalam sistem bisnis dipengaruhi oleh lingkungan bisnis sekitamya. Sebagai contoh walau bagian produksi dapat menghasilkan produk dengan tingkat efisien yang tinggi, belum menjadi jaminan bahwa produk tersebut akan sukses dipasarkan oleh bagian pemasaran bila ternyata konsumen sebagai bagian dari lingkungan perusahaan sudah tidak membutuhkan produk tersebut. Contohnya mesin tik manual dan pager. a.
Input Bisnis
b.
1.
Sumber daya manusia (human resources)
2.
Modal (capital) dan uang
3.
Bahan baku (raw material)
4.
Peralatan dan mesin (Equipment and machinery)
5.
Tanah dan bangunan (land and building)
6.
Kewirausahaan (Enterpreneurship and intrapreneurship)
7.
Teknologi
8.
Informasi
9.
Pelanggan
Proses Bisnis m e m p r o s e s input dengan cara y a n g p a l i n g efisiendengan mengorganisasikan sumber daya, memotivasi S D M , dan m e n g a p l i k a s i k a n teknologi yang tepat atau menggunakan berbagai bauran teknologi. Misalnya industri ada yang menggunakan teknologi maju untuk menghasilkan nilai
10
B a b II, B i s n i s S e b a g a i S u a t u S i s t e m
tambah yang tinggi bagi perekonomian, tetapi ada juga sektor industri yang menggunakan teknologi tradisional. c.
Output O u t p u t adalah k e s e l u r u h a n b a r a n g dan jasa y a n g dihasilkan dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). Bisnis menghasilkan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan konsumen sehingga menciptakan manfaat ekonomi dan social serta meningkatkan standar kehidupan masyarakat.
d.
Umpan balik (feedback) M u n c u l s e b a g a i hasil p r o s e s e v a l u a s i , y a i t u membandingkan antara standard output yang diharapkan dengan output yang sesungguhnya yang dihasilkan.
B.
SIFAT SISTEM BISNIS
Sistem dalam pengertian umum adalah sekelompok bagianbagian yang saling berinteraksi secara langsung maupun tidak Iangsung secara teratur untuk mencapai tujuan tertentu. Masingmasing bagian yang disebut sub sistem itu sudah dapat bekeija secara mandiri tanpa terkait pada sistem keseluruhan. Namun bila ia saling berinteraksi akan diperoleh manfaat yang lebih besar dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam sistem bisnis tentu ada sub-sub sistem yang menjadi pendukung berfungsinya sistem untuk mencapai tujuannya. Tanpa dukungan dari masing-masing sub sistem, maka sistem bisnis akan menjadi lumpuh dan tidak berfungsi. Untuk lebih memahaminya dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Marketing Finantlll Teknologi Org. dan SOM _Op<w»slon»l_
Ma&ukan Material Tanaga Ker)a Mnsilrt
Fasllltas Teknologi Informant FnergI
v
! \
Frocc* Trtmfcnmil
Keluaran \ Produk
/
Profit Capita) gain
Efislensl Produktrtitas
Gambar 1 Sistem Bisnis Atas dasar gambar 1 di atas dapat dikemukakan pada dasarnya system bisnis mempunyai beberapa sifat, yang terdiri dari: a)
Sifatnya Rumit Pada Gambar diatas tampak hubungan langsung dan tidak langsung dalam sistem bisnis. Hubungan tersebut sifatnya adalah rumit (kompleks), bila setiap bagian diperinci menjadi sub-sub bagian. sub-sub bagian itu sebagai suatu keseluruhan yang saling bekerjasama dan saling mempengarui sehingga sifatnya rumit. Sebagai contoh: kegiatan perusahaan/bisnis yang mengenai penyaluran bahan baku harus berhubungan dengan masyarakat, lembaga keuangan, atau lembaga pendidikan. Kegiatan perusahaan mengenai distribusi, harus berhubungan dengan para pesaing, pemerintah dan lingkungan lainnya.
b)
Sebagai Suatu Kesatuan Kegiatan bisnis dalam menghasilkan barang atau jasa, proses kegiatan itu tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan menuju kesuatu tujuan, yaitu keuntungan dan pemenuhan keperluan masyarakat. Seluruh kegiatan perusahaan saling bekerjasama, dan saling membantu sebagai suatu satuan. 12
B a b II, B i s n i s S e b a g a i S u a t u S i s t e m
c)
Berjenis-Jenis Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada perusahaan yang sama tepat, baik mengenai ukuran, bentuk maupun jenis usahanya. Bahkan banyak perusahaan yang mengarah diversi vikasi hasil produksi, yaitu membuat barng yang berjenis-jenis supaya kerugian barang yang satu dapat ditutupi dengan keuntungan dari penjualan barang lainnya. Yang berarti bisnis mempunyai sifat berjenis-jenis.
d)
Sifatnya Saling Bergantung, Bisnis kecil biasanya menjalankan seluruh fungsi operasionalnya dalam suatu manajemen, dan bergantung pada perusahaan yang menjadi penyedia (supplier) bahan bakunya. Bisnis yang hanya menjalankan satu ata beberapa kegiatan saja (spesialisasi), sangatbergantung pada perusahaan lain. Perusahaan alatalat rumah tangga, bergantung pada perusahaan pengeergajian kayu. Dalam internal perusahaa, bidang yang satu saling berkaitan dengan bidang yang lain.
e)
Sifatnya Dinamis Selalu terjadi p e r u b a h a n , baik intern m a u p u n ekstern perusahaan/bisnis. Kekuatan yang bersumber dari dalam perusahaan misalnya: tenaga kerja bertambah, bahan baku bermutu, produk baru, berbagai penemuan baru memerlukan penyesuaian kebijaksanaan dan pelaksanaan. Kekuatan dati luar perusahaan, seperti: politik, peraturan pemerintah, jumlah penduduk, pendapata konsumen, pensisikan dan teknologi juga mempengaruhi dunia bisnis. Supaya bisnis atau perusahaan tetap hidup b e r k e m b a n g (survive), harus m e n g a d a k a n penyesuaian dengan perkembangan teknologi.
C.
HUBUNGAN BISNIS D E N G A N SISTEM EKONOMI Economic is a study of the ways and means by which a society
allocates its limited resources in the production and distribution of good
13
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
and services. Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari cara masyarakat dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi yang sangat terbatas untuk keperluan produksi dan distribusi barang dan jasa. Sumber daya ekonomi atau disebut juga faktor produksi antara lain meliputi (6M): Man, Money, Material, Machine, Market, Method. Pemerintah kemudian mengembangkan suatu 'sistem ekonomi' untuk mengatur dan mengelola keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya (6M) yang sifatnya terbatas dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang sifatnya 'unlimited' tidak terbatas. Mengapa Kegiatan Ekonomi tersebut timbul ? Kegiatan ekonomi timbul karena adanya faktor penggerak yang mampu memutar roda aktivitas kegiatan ekonomi yaitu adanya kebutuhan dan keinginan (needs dan wants) masyarakat terhadap tersedianya produkbarang maupun layanan jasa yangberbeda-beda dan bersifat tidak terbatas. Jadi adanya (needs dan wants) tersebut akan menjadi tujuan sekaligus memotivasi terjadinya kegiatan berproduksi, konsumsi dan tukar menukar. Sistem Ekonomi Economic system is the organizational
structure a society uses to
balance un unlimited wants and limited resources. Sistem Ekonomi merupakan suatu struktur organisasi dalam masyarakat yang berusaha mencari keseimbangan antara kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas dengan sumber daya yang sangat terbatas. Sistem adalah suatu kesatuan atau unit yang terdiri dari subsistem-subsistem yang bekerjasama atau saling mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu. Perusahaan sebagai suatu Sistem (Business System) berarti merupakan kombinasi dari berbagai sumber daya ekonomi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses
14
B a b II, B i s n i s S e b a g a i S u a t u S i s t e m
pruduksi dan distribusi barang dan jasa, untuk mencapai tujuan tertentu antara Iain memperoleh keuntungan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sistem Ekonomi yang effective harus mampu memberikan solusi dan jawaban atas permasalahan pokok perekonomian sebagai berikut: a.
Apa yang akan diproduksi ? (What)
b.
Berapa Jumlah produksinya? (How Much)
c.
Bagaimana cara memproduksi ? (How)
d.
Untuk Siapa produk tersebut ? (For Whom)
e.
What & How Much ?! Apa (what) yang harus diproduksi dan berapa banyak
jumlahnya (how much)? Apa yang akan diproduksi (barang/jasa) oleh sektor bisnis (produsen) sangatditentukan oleh needs and wants dari para konsumen pada saat ini. Pertimbanganutamanya adalah bahwa selera dan keinginan dari konsumen sangatlah beragam dan selalu dinamis berubah dari waktu ke waktu mengikuti trend yang sedang berkembang, Sehingga produsen harus jeli melalukan riset pemasaran untuk mengamati, membaca dan memprediksikan trend selera konsumen tersebut. Untuk menjawab permasalahan utama ekonomi tersebut, terciptalah sistem ekonomi yaitu adalah Sistem Ekonomi Pasar (Kapitalis), Sistem Ekonomi Komando (Sosialis), Sistem Ekonomi Campuran. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pasar adalah Pemilikan swasta terhadap alat-alat atau faktor produksi Terdapat kebebasan untuk berusaha dan bersaing Para produsen menjual hasil produksinya di pasar yang bersaing Perusahaan mempunyai tujuan memperoleh keuntungan maksimal
15
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Ciri-ciri Ekonomi
Sosialis
Pemilikari alat-alat dan sumber produksi dimiliki oleh Negara. Pengambilan keputusan mengenai apa yang akan diproduksi, berapa banyak, kapan diproduksi, dsb ditentukan oleh Negara Penggantian mekanisme pasar dengan perencanaan terpusat Produksi, distribusi, konsumsi dan alokasi sumber-sumber produksi barang dan jasa ditetapkan oleh Negara melalui perencanaan berjangka Sistem Ekonomi
Indonesia
Dapat dikelompokan ke dalam sistem ekonomi campuran karena sistem ekonomi Indonesia mengakui pemilikan swasta perorangan terhadap faktor produksi, tapi juga terdapat pemilikan Negara terhadap faktor produksi terutama yangberkaitan dengan cabang produksi yang menguasai hajathidup orang banyak (sesuai pasal 33 U U D 45). Negara juga mengatur kegiatan ekonomi melalui kebijakan fiskal maupun moneter, mengatur mekanisme pasar melalui UU no. 5 thn 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan persaingan Tidak Sehat, penetapan UMR, harga BBM. Ruang lingkup bisnis menurnt lapangan usaha di Indonesia Badan Pusat Statistik (BPS) mengklasifikasikan lapangan usaha di Indonesia sebagai berikut: 1.
Usaha Pertanian meliputi tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan dan perikanan.
2.
Usaha Pertambangan dan Penggalian.
3.
Usaha industri pengolahan, usaha yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods) atau barang setengahjadi (work in process).
4.
Usaha Listrik, Gas dan Air.
5.
Usaha Konstruksi, usaha yang mempunyai kegiatan dengan hasil akhir berupa bangunan/ konstruksi.
16
B a b II, B i s n i s S e b a g a i S u a t u S i s t e m
6.
Usaha Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi
7.
Usaha Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi
8.
Usaha lembaga keuangan mencakup Usaha perbankan, usaha lembaga pembiayaan, Usaha lembaga di pasar modal, Usaha Asuransi, Usaha Jasa Penunjang asuransi, Usaha dana pensiun, Usaha pengadaian, Usaha pedagang valuta asing, Usaha koperasi simpan pinjam.
9.
Usaha Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan, Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perseorangan.
Barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan akan digunakan oleh empat sektor yang ada dalam Sistem Ekonomi Indonesia yaitu 1. 2.
Sektor Perusahaan (Business sectors) Sektor Rumah tangga (Household sectors)
3.
Pemerintah (Government sector)
4.
Asing (Foreign sectors) Daftar Pustaka
Hindarsah Wiratmadja, 1969. Asas-Asas Ekonomi Perusahaan,
Jilid
I, Yayasan Gajah Mada, Yogykarta Hasan Amin, 1969. Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Jilid I, Pradya Paramita, Jakarta,. Indriyo dkk, 2003. Pengantar Bisnis, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Soetrisno, 1991, Pengantar Bisnis, Edisi Revisi, BPFE, Yogyakarta Solihin, Ismail, 2006. Pengantar Bisnis: Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, Edisi Pertama, Kencana Prenada Media Grup
17
BAB III
LINGKUNGAN BISNIS
A.
KONSEP LINGKUNGAN BISNIS Pekembangan masyarakat sangat ditentukan oleh pengaruh
lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan social kemasyarakatan. Kebutuhan manusia atau asyarakat akan menjadi sumber kesempatan bisnis yang akan dipengaruhi oleh factor lingkungan. Selanjutnya kita juga tidak harus bersifat statis akan tetapi harus dinamis. Hal ini disebabkan karena lingkungan itu akan selalu bersifat din
amis atau dengn kata lain selalu berkembang,
terutama lingkungan masyarakat. Perkembangan lingkungan masyarakat itu akan mengakibatkan adanya pergeseran-pergeseran pada kebutuhan masyarakat dan pada akhirnya akan menggeser kesempatan bisnis. Oleh karena itu masyarakat bisnis haruslah selalu mengikuti dinamika perkembangan lingkungan masyarakat tersebut. Tanpa mengikutinya kita akan semakin cepat ketingggalan dan kemudian kita akan kalah dalam persaingan bisnis yang semakin lama akan semakin tajam, apalagi ditambah dengan proses globalisasi maka persaingan akan semakin ketat. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa kesempatan bisnis serta bisnis itu sendiri akan selalu dipengaruhi oleh lingkungan. Hubungan antara bisnis dan lingkungannya sangat erta kaitannya dan sudah kita sadari bersama. Dengan itu maka kita harus
18
B a b III, L i n g k u n g a n B i s n i s
memahami apakah lingkungan bisnis itu sendiri dan hal-hal apa saja yang terkait dengannya. Lingkungan bisnis merupakan sekumpulan
faktor-
faktoretertentu yang akan mempengaruhi arah kebijakan dari suatu perusahaan dalam mengelola aktifitas bisnisnya. Faktor-faktor tersebut meliputi lingkungan eksternal yang dibagi d a l a m lingkungan makro dan lingkungan internal yang dibagi dalam lingkungan mikro dan lingkugan industri. B.
LINGKUNGAN MAKRO
Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang pada dasamya berada jauh diluar kendali perusahaan (bersifat: uncontrolable) atau dengan kata Iain berpengaruh secara tidak langsung. Faktor makro yang biasanya menjadi titik perhatian perusahaan anatra lain: faktor Politik, Hukum, Ekonomi (kebijakan fiskal & moneter), Sosial Budaya dan Teknologi. Lingkungan m a k r o ini selain m e m b e r i k a n kesempatan dan peluang bagi perusahaan untuk maju dan mengembangkan bisnisnya, sekaligus juga dapat menjadi hambatan dan ancaman yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Faktor Politik Bagi para pengusaha, arah, kebijakan dan stabilitas politik menjadi faktor penting dalam berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan faktor politik anatar lain: a.
Stabilitas nasional: hankamnas, makar, sparatis.
b.
Jaminan keamanan (travel warning etc)
c.
Pemerintahan yang legitimate & demokratis
d.
Good Corporate Governance
e.
Kepastian Hukum & Undang-undang, HAM dll.
19
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Faktor Ekonomi Kondisi perekonomian disuatu negara/daerah secara langsung dapat mempengaruhi iklim bisnis dari perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, maka akan semakin buruk pula iklim bisnisnya. Beberapa faktor penting terkait dengan kondisi ekonomi disuatu negara/daerah antara lain: a.
GNP, GDP dan Pendapatan Perkapita
b.
Tingkat Inflasi, Suku Bunga
c.
Investasi (PMA & PMDN)
d.
Harga produk & Jasa
e.
Ketersediaan Energi dan sarana prasarana lainnya Pasar tenaga kerja
Faktor Sosial Kondisi sosial masyarakat memang bersifat dinamis dan selalu berubah dari masa ke masa, oleh karena itu perusahaan senantiasa dituntut mampu mengantisipasi perubahan kultur sosial masyarakat Kondisi sosial ini banyak sekali aspeknya misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat, kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan maupun etnis tertentu. Perubahan kondisi sosial biasanya terkait dengan perubahan sikap dan gaya hidup (life style) akibat peningkatan income, perubahan strata sosial maupun ekses dari perkembangan teknologi. Faktor Teknologi Setiap perusahaan yang ingin tetap eksis dan berkembang bisnisnya, maka harus selalu mengikuti trend perkembangan teknologi terkini, sehingga produk dan jasa yang dihasilkan dapat selalu uptodate sesuai dengan keinginan konsumen. Perusahaan harus bersifat responsive, aktif, kreatif terhadap setiap perkembangan inovasi teknologi baru. (lihatlah ketatnya persaingan teknologi di industri automotif dan ponsel).
20
B a b III, L i n g k u n g a n B i s n i s
C.
LINGKUNGAN MIKRO Lingkungan mikro atau khusus merupakan lingkungan yang
terdiri dari faktor-faktor yang berada atau mampu dikendalikan oleh perusahaan atau dengan kata lain berpengaruh secara langsung. Faktor mikro yang biasanya menjadi titik perhatian perusahaan antara lain: faktor supplier/penyedia, pelanggan/konsumen, pesaing. Lingkungan mikro irii selain memberikan kesempatan dan peluang bagi perusahaan untuk maju dan mengembangkan bisnisnya. Penyedia Untuk menjaga ketersediaan bahan baku, alat-alat produksi, tenaga kerja perusahaan harus menjalin hubungan dengan para penyedia, sehingga keberlangsungan hidup perusahaan pun tidak terganggu Pelanggan Pelanggan dimaksud adalah semua para pembeli produk perusahaan, baik pedagang besar maupun pengecer, termasuk konsumen terakhir. Pesaing Pesaing dimaksud adalah perusahaan yang membuat produk sejenis maupun yang membuat produk pengganti (substitusi), dan perusahaan lain yangtujuannya sama menghendaki uang calon pembeli. Teknologi Untuk mendukung kegiatan bisnis atau operasi perusahaan, diperlukan dukungan teknologi agar hasil produksi berada pada jumlah optimal dan dapat memenuhi dan memuaskan konsumen.
21
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Sosial Politik Lingkungan ini mencakup aspek kehidupan masyarakat dan peranan pemerintah terhadap perkembangan bisnis. D.
LINGKUNGAN INDUSTRI Lingkungan industri lebih mengarah pada persaingan diantara
suatu perusahaan penghasil produk yang sejenis dalam suatu area wilayah tertentu, Misal lingkungan industri otomotif untuk produsen motor di Indonesia adalah : Honda, Yamaha, Suzuki, Kawazaki, Kymko, Bajaj, dan lain-lain. Ada 6 (enam) variabel yang berpengaruh terhadap strategi bersaing dalam suatu lingkungan industri tertentu, yaitu: a)
Hambatan Memasuki Pasar (Barier to Entry)
b)
Kekuatan Tawar (Bargaining Power) Pembeli
c)
Kekuatan Tawar (Bargaining Power) Pemasok
d)
Ketersediaan Produk Substitusi
e)
Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
f)
Pengaruh kekuatan Stake Holder
Hambatan Memasuki Pasar (barier to Entry) Masuknya perusahaan pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan lama yang telah ada, misalnya terjadi perebutan pangsa pasar, sumber daya yang terbatas dan sebagainya. Ada beberapa faktor dan cara yang dapat dipakai untuk dapat menghambat masuknya pendatang baru kedalam suatu industri tertentu (barier to entry) antara lain: 1)
Skala ekonomi & Kecukupan Modal
2)
Diferensiasi Produk
3)
Peraturan Pemerintah
4)
Akses ke Pemasok & Saluran Distribusi
22
B a b III, L i n g k u n g a n B i s n i s
Kekuatan Tawar Pembeli Pembeli (buyers) mampu mempengaruhi produsen untuk memotong harga produk tertentu, meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan serta mengadu perusahaan dengan kompetitor melalui berbagai keunggulan masing-masing. Bagaimana hal ini bisa terjadi ? Jika pembeli membeli dalam jumlah yang besar, sifat produk umum, banyak pemasok mudah mencari substitusinya. Kekuatan Tawar Pemasok (Bargaining Power
Supplier)
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka untuk menaikkan harga bahan baku atau penurunan kualitas produk/jasa. Pemasok akan kuat apabila: a)
Jumlah pemasok sedikit
b)
Produk bahan baku & jasanya bersifat specifik
c) d)
Tidak tersedia produk substitusi Pemasok memiliki kemampuan untuk mengolah produk seperti yang dilakukan perusahaan/produsen
e)
Ketersediaan Produk Substitusi, Perusahaan dalam suatu indsutri tertentu bersaing pula dengan munculnya produk substitusi atau pengganti yang juga beredar dipasaran, sebab meskipun karakteristiknya berbeda barang substitusi mampu memberikan fungsi, manfaat atau jasa yang serupa bagi konsumen. Konsumen yang realistis akan berpedoman pada prinsip: tiada rotan akarpun jadi.
Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Sejenis Kondisi Pasar Persaingan dalam Industri, Misal: Monopolistic, Oligopoly, Pasar Persaingan Sempurna, akan sangat mempengaruhi k e b i j a k a n dan kinerja p e r u s a h a a n . B e b e r a p a faktor y a n g berpengaruh terhadap tingkat persaingan bisnis antara lain: Karakteristik jenis dari masing-masing produk (special/unique, con-
23
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
venience, complementer, consumptions), Jumlah kompetitor dan tingkat pertumbuhan industri. Pengaruh Stake Holder Stake holder yang dimaksud disini adalah pihak diluar perusahaan yang secara langsung mempunyai pengaruh dan kepentingan terhadap perusahaan tersebut, misalnya: pemerintah, serikat pekerja, kreditor, pemasok, asosiasi, para pemegang saham, lingkungan masyarakat, dan lain-lain. Daftar Pustaka Hindarsah Wiratmadja, 1969. Asas-Asas Ekonomi Perusahaan,
Jilid
I, Yayasan Gajah Mada, Yogykarta Hasan Amin, 1969. Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Jilid I, Pradya Paramita, Jakarta,. Indriyo dkk, 2003. Pengantar Bisnis, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Soetrisno, 1991, Pengantar Bisnis, Edisi Revisi, BPFE, Yogyakarta Solihin, Ismail, 2006. Pengantar Bisnis :Pengenalan
Praktis dan Studi
Kasus, Edisi Pertama, Kencana Prenada Media Grup
24
BAB IV
BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS
A.
BENTUK-BENTUK BISNIS
Pemilihan bentuk kepemilikan perusahaan merupakan hal penting. Bagaimana mungkin bisnis bisa berjalan dengan efektif dan efisien ketika, modal yang dihimpun kurang atau besarnya kewajiban yang harus ditanggung pemilik, ketidakleluasaan pengendalian manajemen perusahaan dan masih banyak lagi hal penting yang perlu dicermati peamilik badan usaha. Keputusan mengenai pemilihan bentuk kepemilikan bisnis (bentuk badan usaha) merupakan langkah awal dalam menjalankan suatu aktifitas bisnis. Konsep dasar mengenai bentuk badan usaha atau kepemilikan bisnis bersumber pada UUD'45 Pasal 33 yang menjelaskan mengenai Konsep Demokrasi Ekonomi. Dalam konsep Demokrasi Ekonomi terdapat adanya jaminan kebebasan berusaha bagi seluruh warga negara RI dengan memperhatikan adanya batasan-batasan tertentu. Pembatasan Aktifitas Bisnis Untuk jenis usaha tertentu ada dua jenis bidang usaha strategis dimana pemerintah secara aktif ikut campur tangan untuk membatasi peranan swasta (adanya monopoli oleh pemerintah), yaitu:
25
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
a.
Jenis usaha vital yang memiliki peranan penting dalam perekonomian negara (sebagai sumber penghasil devisa) dikuasai oleh pemerintah cq. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain Minyak (Pertamina), Gas (Perushan Gas Negara), Hasil-hasil Pertambangan (PT.Aneka Tambang, PT.Tambang Timah).
b.
Jenis usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak, misal usaha kelistrikan (PLN), transportasi kereta api (PT.KAI dulu PJKA), Pos (PT.Pos Indonesia), dan Telekomunikasi (PT.Telkom Indonesia, PT.Indosat).
Bentuk Badan Usaha atau Kepemilikan Bisnis Di Indonesia kita mengenal adanya 3 (tiga) macam bentuk badan usaha atau kepemilikan bisnis, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) & BUMD Badan Usaha Milik Svvasta (Perusahaan Swasta) Koperasi, Yayasan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BUMN adalah sebuah bentuk badan usaha yang didirikan oleh negara dan status kepemilikannya dipegang oleh Pemerintah cq. Meneg BUMN. Saat ini terdapat berbagai macam bentuk BUMN, antara lain: a.
PERJAN (Perusahaan Jawatan) Govermental Agency
b.
PN (Perusahaan Negara)
c.
PERUM (Perusahaan Umum) Public Corporation
d.
PERSERO (PT. Persero) Government / State Company
e.
BUMD (Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah).
PERJAN dan PERUM Dibidang usaha transportasi kereta api, dulu bernama PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api), kemudian berubah menjadi PERUMKA (Perusahaan Umum Kereta Api), dan sekarang berubah status menjadi PT. (Persero) KAI.
26
B a b IV, B e n t u k K e p e m i l i k a n B i s n i s
Perusahaan Umum (PERUM) Dahulu ada PERUMTEL (sekarang berubah 'go public' menjadi PT. Persero Telkom Indonesia), PERUM POS & GIRO (sekarang jadi PT. Persero POS Indonesia), PERUM PERURI, PERUM PELNI, PERUM PEG ADAIAN, PERUM BALAIPUSTAKA. PN dan PERSERO Perusahaan Negara (PN), dulu namanya Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) bentuk ini kemudian berubah menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP). Contoh lain: PN DAMRI yang kemudian berubah menjadi PERUM DAMRI. (Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia). Saat ini banyak sekali BUMN yang berubah bentuk menjadi PT (Persero), hal ini terkait dengan rencana privatisasi atau 'go public' beberapa BUMN untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat luas ikut andil dalam 'kepemilikan saham' dari beberapa perusahaan milik negara. PT Persero berarti kepemilikan pemerintah/negara diwujudkan dalam bentuk saham dan pemerintah menugaskan kementrian terkait sebagai pemegang saham. PERSERO Dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham BUMN kepada masyarakat investor (DN/LN) akan digunakan pemerintah sebagai sumber pembiayaan APBN dan membayar kewajiban hutang luar negeri. Beberapa BUMN yang telah 'go public' antara lain : PT (Persero) Telkom Indonesia, PT (Persero) Indosat, PT (Persero) Aneka Tambang, PT (Persero) Tambang Timah dan lain-lain. Kebijakan privatisasi ini banyak menimbulkan kontroversi dan perdebatan publik sebagai akibat terpuruknya perekonomian Indonesia karena krisis moneter yang berkepanjangan dan berkembang menjadi krisis multi dimensi.
27
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Ciri-ciri bentuk BUMN & BUMD a.
M o d a l n y a disetor oleh p e m e r i n t a h melalui A n g g a r a n Penerimaan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) yang b i a s a n y a d i t r a n s f e r lewat B a n k P e m e r i n t a h dan B a n k Pembangunan Daerah (DPD).
b.
Seluruh modalnya adalah Milik Negara atau Pemerintah Daerah (Pemda).
c.
Bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menciptakan kemakmuran rakyat.
d.
Tolok ukur keberhasilan BUMN/BUMD dilihat dari 'Seberapa banyak anggota masyarakat yang memperoleh pelayanan dengan harga yang wajar'. Saat ini (2001) BUMN yang ada di Indonesia berjumlah 189
perusahaan, yang bernaung dibawah beberapa Departemen dan ada pula yang tidak bernaung dibawah Departemen tertentu. Masingmasing BUMN mengalami perkembangan yang berbeda-beda, ada yang mampu beroperasi dengan efektif dan efisien sehingga memiliki kondisi keuangan yang sehat, ada juga BUMN yang kondisi keuangannya mengkhawatirkan sehingga terpaksa harus dilikuidasi agar tidak membebani keuangan negara. Pedoman penilaian Kesehatan Kondisi Keuangan BUMN menggunakan dasar acuan KMK Anomor : 740/KMK-00/1989, bahwa penilaian kesehatan keuangan BUMN ditinjau dari aspek Rentabilitas, Likuiditas, Solvabilitas. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta). Badan Usaha Milik Swasta merupakan badan usaha atau perusahaan yang kepemilikannya sepenuhnya berada ditangan individu, perseorangan atau swasta. Bentuk badan usaha ini (Perusahaan Swasta) u m u m n y a diasosiasikan sebagai badan usaha yang bertujuan semata-mata untuk memperoleh keuntungan semata 'profit oriented'.
28
B a b IV, B e n t u k K e p e m i l i k a n B i s n i s
Pada kenyataannya ada juga beberapa perusahaan swasta yang bermotif 'non-profit oriented' atau nir-laba, misal: Rumah Sakit, (Lembaga/Insti tusi Pendidikan) seperti Sekolah, Akademi, Sekolah Tinggi, Universitas, Panti Asuhan, Pondok Pesantren dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk Badan Usaha Milik Swasta Di Indonesia ada beberapa bentuk badan usaha milik swasta (perusahaan swasta) antara lain: a.
Perusahaan Perseorangan
b.
Persekutuan Firma
c.
Perseroan Komanditer (CV)
d.
Perseroan Terbatas (PT/NV)
e.
Yayasan
Perusahaan Perseorangan
(Sole
Proprietorship)
Perusahaan perseorangan merupakan suatu bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh seorang individu, dimana orang tersebut menjalankan usahanya untuk mendapatkan keuntungan dari aktifitas bisnisnya. Sustainability atau kelangsungan hidup dan perkembangan bisnis perusahaan dimasa mendatang sangat tergantung pada kemampuan pemilik untuk 'memanage' selurus aspek dalam aktifitas bisnisnya, mulai dari aktifitas produksi, operasional, pemasaran, pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia yang dimiliki, secara efektif, efisien dan seoptimal mungkin. Kebaikan Mdan Kelemahan Perusahaan Perseorangan Kebaikan a.
Mudah untuk memulai & membubarkan
b.
Adanya kebebasan dan fleksibilitas
c.
Pemilik menguasai seluruh keuntungan
d.
Kerahasiaan terjamin
29
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
e.
Aspek perijinan mudah
f.
Motivasi usaha tinggi
Kelemahati a.
Tanggung Jawab Pemilik tidak terbatas
b.
Keterbatasan kemampuan manajerial
c.
Keterbatasan sumber keuangan/permodalan
d.
Kontinuitas bisnis rendah
e.
Overtime, menyita banyak waktu pemilik
Persekutuan
Firma
Bentuk ini merupakan suatu persekutuan / kongsi dari dua orang pengusaha atau lebih menjadi satu kesatuan usaha bersama. Jadi perusahaan ini dimiliki oleh beberapa orang dan dipimpin / dikelola oleh beberapa orang pula. Pada umumnya persekutuan meraka bertujuan untuk menjadikan usahanya lebih besar dan kuat dari aspek permodalan dan manajerial. Untuk nama perusahaan biasanya diambil dari nama salah seorang anggota persekutuan dan ditambah dengan sebutan 'Co'. (Co = Compagnion = rekan). Misal KAP Hadori & Co. atau LKBH RuhutSitompul & Co. Ada juga Firma Hamdan Zoelfa & Co. Kebaikan dan Kelemahan Persekutuan Firma Kebaikan a.
Jumlah Permodalan relatif lebih besar dari Pershn Perseorangan
b.
Kemampuan Manajerial lebih solid
c.
Kontinuitas bisnis lebih terjamin
d.
Lebih mudah dalam memperoleh kredit
e.
Pendirian mudah
30
B a b IV, B e n t u k K e p e m i l i k a n B i s n i s
Kelemahan a.
Tanggung Jawab Pemilik tidak terbatas
b.
Sering timbul conflict of interest diantara anggota firma
Perseroan Komanditer
Cammanditaire
Venotschaap
(CV)
Menurut pasal 19 KUHD, Perseroan Komanditer (CV) adalah Suatu perjanjian kerjasama untuk berusaha bersama antara orangorangyangbersedia memimpin, mengatur, mengelola perusahaan dan bertanggung jawab penuh terhadap kekayaan pribadinya dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan namun sanggup bertanggung jawab sebatas pada kekayaan atau modal yang diikutsertakan dalam perusahaan (CV) tersebut. Dalam perusahaan yang berbentuk 'CV' terdapat 2 (dua) jenis sekutu yang berlainan sifat dan tugasnya, yaitu 'Sekutu Komanditer' dan 'Sekutu Komplementer'. Sekutu
Komanditer
Sekutu komanditer merupakan anggota yang tidak aktif atau hanya sebatas ikut serta menanamkan 'mandat' berupa investasi setoran modal untuk dikelola dalam aktifitas bisnis perusahaan. Sekutu
Komplementer
Sekutu Komplementer merupakan anggota aktif yang secara langsung terjun mengelola aktifitas bisnis perusahaan dan bertanggung jawab penuh terhadap segala permasalahan dan kewajiban perusahaan. Kebaikan dan Kelemahan Persekutuan Finna Kebaikan a.
Jumlah Permodalan relatif lebih besar ada investor(komanditer).
b.
Kemampuan Manajerial lebih solid
31
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
c.
Kontinuitas bisnis lebih terjamin
d.
Lebih mudah dalam memperoleh kredit
e.
Pendirian mudah
Kelemahan a.
Sebagian sekutu (komplementer) memiliki tanggung jawab
b.
yang tidak terbatas A g a k sulit u n t u k m e n a r i k k e m b a l i m o d a l y a n g telah diinvestasikan
Perseroan Terbatas (PT) Naamloze
Vennoschap
(NV)
Perseroan Terbatas (PT) yang juga disebut Naanloze Vennoschap (NV) merupakan bentuk perusahaan yang terdiri atas pemegang saham yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utangutang perusahaan sebesar modal yang disetorkan. PT yang telah 'go-public' di Bursa Efek Jakarta (BEJ) maka akan berstatus PT.tbk (terbuka) Sehingga dapat m e m b e r i k a n kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya kedalam bisnis tersebut dengan cara membeli saham yang dikeluarkan oleh p e r u s a h a a n itu. C o n t o h : P T . M a t a h a r i P u t r a P r i m a , t b k . PT.HM.Sampoerna,tbk. PT.Indosat,tbk. Dll. (Silahkan anda klik website: www.jsx.co.id. Untuk melihat perusahaan nasional yang sudah go-publik di Bursa Efek Jakarta. Saham
Kepemilikan
Dengan membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang telah 'go-public' dan 'listing' di Bursa Efek Jakarta, Maka masyarakat sebagai investor pemegang saham akan ikut serta menjadi 'pemilik' perusahaan tersebut, dan berhak memperoleh bagian keuntungan berupa 'deviden', berhak mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham yang dikeluarkan oleh PT pada dasarnya digolongkan kedalam dua jenis saham yaitu: saham biasa (common stock) dan saham istimewa (prefered stock). 32
B a b IV, B e n t u k K e p e m i l i k a n B i s n i s
Ciri-ciridariPT a.
Didirikan dengan akte notaris dan harus disahkan oleh Departemen Kehakiman dan dicatatkan dalam Berita Acara Negara.
b.
Merupakan persekutuan modal dan memberikan kepercayaan kepada orang-orang profesional sebagai pengelola PT (Dewan Direksi).
c.
Maju mundurnya PT tergantung dari kinerja dan kecakapan Dewan Direksi sebagai pengelola PT.
d.
Hak suara dalam RUPS, bagian k e u n t u n g a n (deviden) sebanding dengan besar kecilnya andil kepemilikan saham dari masing2 anggota.
e.
Umumnya bersifat apatis dan acuh terhadap perkembangan dankesejahteraan masyarakat sekitarnya v sehingga pemerintah mengeluarkan UU tentang Corporate Social Responsibility (CSR).
Keunggulan
dari PT
a.
Jumlah Permodalan relatif lebih besar karena PT mempunyai banyak investor (pemegang saham).
b.
Kemampuan Manajerial lebih solid, karena PT memperkerjakan orang-orang yang profesional dibidangnya (Direksi, Manager).
c.
Kontinuitas bisnis lebih terjamin, memiliki masa berlaku yang tidak terbatas.
d.
Ada pemisahan antara aset atau kekayaan pemilik (pemegang saham) dan aset serta kewajiban utang PT. (Tanggung jawab pemilik / investor hanya sebatas saham yang dimilikinya saja).
Koperasi UU No.25/1992 menerangkan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berdasarkan atas azas
33
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
kekeluargaan. Tokoh koperasi di Indonesia 'DR.Mohammad Hatta' sebagai Bapak koperasi Indonesia, menyatakan bahwa faham koperasi merupakan penjabaranjiwa dan semanggat dari Pasal 33 ayat 1 UUD 1945. Yaitu bahwa Perekonomian merupakan suatu usaha b e r s a m a ( k o m u n a l ) m a s y a r a k a t yang d i l a k s a n a k a n berdasarkan asas kekeluargaan. Bentuk Koperasi Bentuk Koperasi digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain: a.
Koperasi Konsumsi
b.
Koperasi Produksi.
c.
Koperasi Kredit(S/P)
d.
Koperasi Jasa
e.
Koperasi Serba Usaha
Koperasi
Produksi
Koperasi Produksi merupakan badan usaha yang berusaha secara bersama-sama dalam pengadaan dan penyediaan saranaprasarana produksi, bahan baku, gudang p e n y i m p a n a n & pemasaran hasil produksi, serta keperluan lain untuk melayani kepentingan proses produksi anggotanya. Koperasi
Konsumsi
Koperasi Konsumsi merupakan koperasi yangbergerak dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bagi para anggotanya, misal kebutuhan sembako bagi PNS (KPN DEPKES), kebutuhan ATK dan buku bagi pelajar & mahasiswa (KOPMA FE UI). Koperasi
Jasa
Koperasi Jasa merupakan koperasi yang bergerak dibidang jasa pelayanan umum yang diperlukan bagi para anggotanya, Misal:
34
B a b IV, B e n t u k K e p e m i l i k a n B i s n i s
Kopaja (Koperasi Angkutan Jakarta), Kospin Jasa (Koperasi Simpan Pinjam&Jasa). Koperasi Serba Usaha Koperasi Serba Usaha, adalah badan usaha yang mengelola dan rnenyediakan berbagai macam kebutuhan yang diperlukan oleh para anggotanya, Misal: KUD (Koperasi Unit Desa) yang ada disetiap kecamatan biasanya rnenyediakan berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan hidup sehari-hari/sembako, pupuk pertanian, pakan temak, simpan-pinjam, dan lain-lain. Tingkatan Jenjang Koperasi Organisasi
Eksternal
Induk Koperasi (Tingkat Nasional) a.
Gabungan Koperasi (Propinsi)
b.
Pusat Koperasi (Kabupaten & Kodya)
c.
Primer Koperasi (Pedesaan, Perkantoran, Institusi lainnya)
Organisasi
Internal
a.
Rapat Anggota
b. c.
Badan Pemeriksa Pengurus Koperasi
d.
Anggota Biasa
Yayasan Menurut Pasal 1 UU no. 16 tahun 2001, adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Yayasan merupakan bentuk organisasi swasta yang pada
umumnya
didirikan
untuk
tujuan-tujuan
sosial
kemasyarakatan yang tidak berorientasi pada keuntungan bisnis semata 'profit oriented'. Contoh : Yayasan Panti Asuhan & Panti
35
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Jompo, Yayasan Yatim Piatu, Yayasan Pendidikan, Yayasan Rumah Sakit, dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan dan menyediakan dana operasional maka yayasan berusaha mengumpulkan uang atau juga bantuan berupa sumbangan amal, zakat, infak, s h o d a q o h m a u p u n sumbangan barang lainnya dari masyarakat yang peduli. Dalam mengumpulkan dana ini kadang sebuah yayasan mendirikan usahausaha tertentu dibawah koordinasi Yayasan. Contoh: YPAC, Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Pusaka Nusantara, Yayasan Yatim Piatu 'Halimah Tuzstadiah-Dorce' dan sebagainya. B.
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMILIHAN BENTUK BISNIS Keputusan mengenai pemilihan bentuk kepemilikan bisnis
(bentuk badan usaha) merupakan langkah awal dalam menjalankan suatu aktifitas bisnis. Pemilihan bentuk kepemilikan perusahaan merupakan hal penting. Bagaimana mungkin bisnis bisa berjalan dengan efektif dan efisienketika, modal yang dihimpun kurang atau besarnya
kewajiban
yang
harus
ditanggung
pemilik,
ketidakleluasaan pengendalian manajemen perusahaan dan masih banyak lagi hal penting yang perlu dicermati pemilik badan usaha. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2. di bawah ini:
Form of Business, OwnershipDecisions
Control otBusiness
Gambar 2. Dampak Kepemilikan Bisnis (Jeff Madura)
36
B a b IV, B e n t u k K e p e m i l i k a n B i s n i s
Berikut ini beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan bentuk kepemilikan bisnis: a. Bidang bisnis yang akan dilakukan, apakah bidang produksi, atau berbentuk jasa b.
Jumlah modal yang diperlukan untuk menggeluti bidang bisnis tersebut
c.
Pihak-pihak yang mungkin terlibat dalam kegiatan bisnis tersebut
d.
Tempat kegiatan bisnis, apakah memerlukan biaya atau tidak
e.
Kemungkinan layak tidaknya bisnis yang dilakukan dari segi konsumen
f.
Besar risiko yang ditanggung, dan siapa yang bertanggung jawab
g.
Lingkungan bisnis yang mendukung atau tidak
C.
KERJASAMA, PENGGABUNGAN DAN EKSPANSI
Penggabungan perusahaan merupakan kerja sama antar perusahaan. Penggabungan perusahaan terjadi karena hal-hal berikut: a. Perusahaan berskaJa kecil, umumnya mempunyai pasar terbatas dan tidak mempunyai kemampuan menguasai pasar yang luas. b.
Kuantitas bahan baku yang dibeli perusahaan kecil relatif sedikit sehingga harga belinya menjadi mahal. Akibatnya harga jual produknya menjadi mahal.
c.
Supply bahan baku untuk perusahaan kecil tidak terus menerus sedangkan jumlah yang diinginkan pemasok tetap berkesinambungan.
d.
Keinginan untuk bersaing dengan barang-barang impor yang seringkali mempunyai harga jual relatif murah.
e.
Untuk dapat mempergunakan teknologi baru yang efisien, efektif serta dapat menciptakan barang-barang baru, sehingga biaya penelitian yang sangatmahal dapat ditanggung bersama.
f.
Keinginan untuk menguasai mata rantai (mulai dari bahan
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
baku, produksi, sampai pemasaran) dari satu atau beberapa jenis produk sehingga dapat menguasai pasar produk tersebut. g.
Mengurangi pengaruh konjungtur, pertukaran naik turunnya kemajuan dan kemunduran ekonomi yang terjadi secara berganti-ganti
Bentuk-bentuk penggabungan a.
Penggabungan Vertikal-Integral Penggabungan Vertikal-Integral disebut juga Integrasi ke Hulu dan Hilir adalah suatu bentuk penggabungan antara perusahaan yang dalam kegiatannya memiliki tahapan produksi berbeda, biasanya menurut urut-urutan produksi atau sebaliknya, misalnya : Perusahaan penghasil bahan baku bergabung dengan produsen pengolah bahan baku, disebut integrasi ke hulu / penggabungan vertikal dan kebalikannya disebut integrasi ke hilir/penggabungan integral. Tujuan dari penggabungan Vertikal-Integral adalah: 1.
Untuk kesinambungan perolehan pasokan bahan baku dengan kuantitas dan kualitas serta harga yang terjamin.
2.
Untuk mengendalikan pasar barang jadi dalam hal pasokan, kualitas dan harga.
b.
Penggabungan Horisontal-Paralelisasi Penggabungan Horisontal-Paralelisasi adalah bentuk penggabungan antara dua atau lebih perusahaan yang bekerja pada jalur / tingkat yang sama, misalnya dalam pengolahan bahan baku, dengan tujuan menekan persaingan. Penggabungan semacam ini juga dapat terjadi antara perusahaan barang/jasa yang menggunakan bahan sejenis. Tujuan penggabungan Horisontal-Paralelisasi adalah:
38
a.
Mengurangi kelebihan kapasitas
b.
Menekan biaya distribusi
c.
Memperluas pasar
ft
B a b IV, B e n t u k K e p e m i l i k a n B i s n i s
Pengkhususan Perusahaan Pengkhususan Perusahaan adalah kegiatan perusahaan yang mengkhususkan diri pada fase atau aktivitas tertentu saja, sedangkan aktivitas Iainnya diserahkan kepada perusahaan luar. Pengkhususan perusahaan dapat dibedakan menjadi: 1.
Spesialisasi yaitu perusahaan yang mengkhususkan diri pada kegiatan menghasilkan satu jenis produk saja, misalnya khusus menghasilkan pakaian olah raga saja, atau bergerak di bidang jasa transportasi darat saja.
2.
Diferensiasi yaitu pengkhususan pada fase produksi tertentu, misalnya perusahaan penanaman, perusahaan penggilangan padi dan perusahaan penjual beras.
Pengkonsentrasian Perusahaan a.
Trust
Trust merupakan suatu bentuk penggabungan / kerjasama perusahaan secara horisontal untuk membatasi persaingan, maupun rasionalisasi dalam bidang produksi dan penjualan. Perusahaanperusahaan yang ingin melakukan trust menyerahkan sahamsahamnya kepada Trustee (orang kepercayaan) untuk menerbitkan sertifikat sahamnya. b.
Holding
Company
Holding Company / Perusahaan Induk yaitu perusahaan yang berbentuk Corporation yang menguasai sebagian besar saham dari beberapa perusahaan lain. Dalam hal ini status perusahaan lain akan menjadi perusahaan anak dan kebijakan perusahaan anak akan ditentukan oleh Holding (Induk). Holding Company bisa terbentuk karena terjadinya penggabungan secara vertikal maupun horisontal. Contoh Astra International, PT. Dharma Inti Utama.
39
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
c.
Kartel Kartel adalah bentuk kerjasama perusahaan-perusahaan dengan
produksi barang dan jasa sejenis yang didasarkan perjanjian bersama untuk mengurangi persaingan. Kartel dibagi dalam beberapa bentuk: 1.
Kartel Kondisi/syarat Perjanjian dalam kartel jenis ini menekankan pada syarat-syarat penyerahan barang dan pembayaran. Diluar perjanjian ini para anggota kartel bebas melakukan apa saja dalam bidangnya masing-masing.
2.
Kartel Harga Perjanjian dalam kartel ini menekankan pada pembatasan harga jual untuk produk yang sama/sejenis. Para anggota kartel tidak diperkenankan menjual produk di bawah harga yang telah ditetapkan.
3.
Kartel produksi Perjanjian dalam kartel ini menekankan pada pembatasan produksi masing-masing anggota, biasanya ditetapkan atas dasar jumlah tertentu atau persentase tertentu dari total produksi. Tujuan pembatasan produksi adalah mengatur jumlah produksi yang b e r e d a r di pasar s e h i n g g a h a r g a b i s a dipertahankan pada suatu tingkat tertentu.
4.
Kartel Daerah Kartel daerah berkaitan dengan perjanjian antara para anggota kartel untuk membagi daerah pemasarannya, misalnya atas dasar wilayah tertentu atau atas dasar jenis barang (biasanya akan terjadi spesialisasi).
5.
Kartel pembagian laba Perjanjian dalam kartel ini menyangkut cara pembagian laba untuk masing-masing anggota. Laba yang diperoleh para
40
B a b IV, B e n t u k K e p e m i l i k a n B i s n i s
anggota kartel terlebih dahulu disetorkan ke kas pusatbaru dibagikan kepada para anggotanya berdasarkan formula yang sudah ditetapkan bersama. Contoh: Kartel minyak, kartel semen d.
Sindikasi
Adalah bentuk perjanjian kerjasama antara beberapa orang untuk melaksanakan suatu proyek Sindikasi juga dapat melakukan perjanjian sindikasi untuk memusatkan penjualan pada satu lokasi tertentu, disebut sindikasi penjualan. Ada juga sindikasi perbankan (beberapa bank bersindikasi untuk membiayai suatu proyek yang besar) e.
Concern
Concern adalah suatu bentuk penggabungan yang dilakukan baik secara horisontal maupun vertikai dari sekumpulan perusahaan Holding. Concern dapat muncul sebagai akibat dari satu perusahaan yang melakukan perluasan usaha secara horisontal ataupun vertikai melalui pendirian perusahaan baru. Dengan concern, penarikan dana untuk anak perusahaan dapat dilakukan melalui induk perusahaan yang kedudukarinya di pasar modal lebih kuat dibandingkan bila anak perusahaan beroperasi sendiri-sendiri di pasar modal. Dengan concern, dapat lebih mudah melakukan rasionalisasi seperti halnya: 1) 2)
3)
Melakukan spesialisasi diantara perusahaan yang bernaung dibawah concern bersangkutan. Menghentikan perusahaan-perusahaan dengan tingkat laba terendah, memuaskan penelitian pasar, reklame riset, dan sebagainya. Dalam hal kebutuhan modal kerja, maka dapat mengalihkan modal yang menganggur di satu perusahaan ke perusahaan lain yang membutuhkan.
41
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
/.
Joint
Venture
Joint Venture merupakan perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama antara beberapa perusahaan yang berdiri sendiri. Ciri-ciri Joint Venture; 1)
Merupakan perusahaan baru yang didirikan bersama oleh beberapa perusahaan.
2)
Modal terdiri dari pengetahuan dan modal yang disediakan para pendiri.
3)
Joint venture antara perusahaan asing dengan modal nasional harus berbentuk Perseroan Terbatas. Contoh: TEMPO Interaktif, Jakarta:Tujuh operator selular di Asia Pasifik
telah menandatangi kesepakatan pembentukan perusahaan joint venture yang dinamakan Bridge M o b i l e Alliance (Bridge). Penandatanganan ini dilakukan di Singapura tanggal 3 november 2004 lalu. Dimana pelopor dari kesepakatan ini adalahSingapura. Operator-operator yang termasuk di dalam Bridge ini adalah Bharti (India), Globe Telecom (Filipina), Maxis (Malaysia), Optus (Australia), SingTel (Singapura), Taiwan Cellular Corporation (Taiwan) dan Telkomsel (Indonesia). Dengan rincian pelanggan yaitu; 14,5 juta pelanggan Telkomsel, 3 juta dari SingTel, 5 juta dari Maxis, 9 juta dari Bharti, 13 dari Globe Telecom, sekitar 8 jutadariTCC. Tujuan utama pembentukan perusahaan joint venture ini adalah untuk memenuhi kebutuhan komunikasi selular bagi segmen yang sering bepergian untuk menikmati layanan yang friendly (ramah) dan biaya yang efisien, dimana pelanggan akan merasakan layanan di luar negeri seperti layanan selular di negara sendiri. Aktivitas pokok Bridge adalah mengembangkan suatu proses koordinasi regional dimana seluruh pelanggan dapat menikmati layanan selular regional yang ditawarkan oleh salah satu operator yang masuk dalam grup Bridge. "Tujuan pembentukan Bridge ini adalah untuk memberikan pelayanan global dengan lebih baik melalui pengembangan produk
42
B a b IV, Bentuk K e p e m i l i k a n B i s n i s
dan layanan selular regional secara bersama-sama dan mengeksplor platform layanan yang kompatibel lintas negara. Dengan begitu perusahaan yang tergabung dalam Bridge akan mendapat nilai tambah," ujar Bajoe Narbito, Direktur Utama Telkomsel, Jumat (5/
11). g.
Trade
Association
Trade Association yaitu persekutuan beberapa perusahaan dari suatu cabang perusahaan yang sama dengan tujuan memajukan para anggotanya dan bukan mencari laba. Contoh: APKI (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia, ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia) h.
Gentlemenfs
Agreement
Persetujuan beberapa produsen dalam daerah penjualan dengan maksud mengurangi persaingan diantara mereka. Cara-Cara Penggabungan / Penyatuan Usaha 1.
Consolidation / Konsolidasi
Consolidation / Konsolidasi adalah penggabungan beberapa perusahaan yang semula berdiri sendiri-sendiri menjadi satu perusahaan baru dan perusahaan lama ditutup 2.
Merger
Merger, dengan m e l a k u k a n merger, suatu p e r u s a h a a n mengambil alih satu atau beberapa PT lainnya. PT yang diambil alih tersebut dibubarkan dan modalnya menjadi modal PT yang mengambil alih. Para pemegang saham PT yang dibubarkan menjadi pemegang saham PT yang mengambil alih. Jenis-jenis merger: a.
MergerVertikal Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional. Contoh: Restoran cepat saji menggabung-
43
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
kan diri dengan perusahaan peternakan ayam. b.
Merger Horisontal Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama. Contoh: pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer., Bank Mandiri adalah hasil merger dari Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bapindo; Bank Danamon (merger of Bank Jaya, Bank Tiara Asia, Bank Pos Nusantara, Bank Rama, Bank Tamara, Bank Nusa Nasional, Bank Duta dan Bank Risjad Salim Internasional) Bank Permata (merger of Bank Bali, Bank Universal, Bank Patriot, Bank Prima Express, Bank Media)
c.
Merger Konglomerasi Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis. Contoh : perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler nirkabel.
3.
Akuisisi Akuisisi adalah pengambilalihan sebagian saham perusahaan
oleh perusahaan lain dan perusahaan yang mengambil alih menjadi holding sedangkan perusahaan yang diambil alih menjadi anak perusahaan dan tetap beroperasi seperti sendiri tanpa penggantian nama dan kegiatan. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh: Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain. 4.
Aliansi Strategi Aliansi strategis adalah kerja sama antara dua atau lebih
perusahaan dalam rangka menyatukan keunggulan yang mereka miliki untuk menghadapi tantangan pasar dengan catatan kedua perusahaan tetap berdiri sendiri-sendiri.
44
B a b IV, B e n t u k K e p e m i l i k a n B i s n i s
Contoh: PT. A yang bergerak dalam bidang properti melakukan aliansi strategi dengan PT. B yang mempunyai keunggulan dalam peralatan untuk membangun konstruksi. Telkomsel melakukan aliansi strategis dengan enam operator selular di Asia Pasifik telah menandatangi kesepakatan pembentukan perusahaan joint venture yang dinamakan Bridge Mobile Alliance (Bridge). IBM - Lenovo Aliansi ini melahirkan pemain TI internasional baru yang juga merupakan perusahaan PC nomor tiga terbesar di dunia. Penutupan transaksi ini merupakan momen bersejarah bagi lenovo dan menandai dimulainya era baru dalam industri PC global. Strategi Lenovo yang baru adalah sesuai dengan permintaan pelanggan yaitu tersedianya produk-produk berkualitas tinggi dan layanan kelas dunia. Kami berkomitmen untuk rnenyediakan kualitas yang baik, produk dan layanan yang inovatif bagi pelanggan-pelanggan kami, menciptakan lingkungan kerja terbaik bagi karyawan kami, dan menciptakan manfaat bagi para pemegang saham kami.Lenovo memiliki posisi yang baik dengan kekuatan persaingan sebuah brand, berskala dunia dan serta terkenal memiliki keunggulan efisiensi di industri TI, tutur Stephen M. Ward, Jr., Chief Executive officer, Lenovo. Aliansi strategis dengan IBM, akan menciptakan p e n g e m b a n g a n p r o d u k dan litbang, tim m a n a j e m e n y a n g berpengalaman dan memperkuat jaringan distribusi global dan menciptakan keunggulan kompetitif di pasar global. Kekuatan perusahaan ini meliputi pengakuan brand secara global, melalui kombinasi waralaba notebook merk yang sangat disegani dan pengakuan brand Lenovo di Cina, layanan dan dukungan canggih untuk klien-klien kelas enterprise dan konsumen, serta kekuatan konsumen dan kepemimpinan pasar di Cina pasar TI yang pertumbuhannya terpesat di dunia. Lenovo menguasai sepertiga pasar PC Cina yang sedang berkembang, selain memiliki pangsa di pasar-pasar PC kelas enterprise di seluruh dunia
45
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Daftar Pustaka Bouwof, A . A . D & J . C Lagerweff, (t.th.). Elemntarire Leerboek Van De Bedrijifs Houshoudkunde,
Cetakan ke 11, P. Noordhoff N.V.,
Groningen-jakarta Hasan Amin, 1969. Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Jilid I, Pradya Paramita, Jakarta,. Heidjrachman Ranupondojo, (t.th.). Teori dan Konsep Manajemen, BPFE, Yogyakarta. Indriyo dkk, 2003. Pengantar Bisnis, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Solihin, Ismail, 2006. Pengantar Bisnis: Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, Edisi Pertama, Kencana Prenada Media Grup. M.Fuad, dkk, 2005. Pengantar Bisnis, Edisi ketiga, Gramedia Pustaka Utama.
46
BAB V
PEMILIHAN LOKASI BISNIS/ PERUSAHAAN
A
JENIS-JENIS LOKASI BISNIS Lokasi bisnis adalah suatu tempat di mana perusahaan itu
melakukan kegiatan fisik. Kedudukan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan perusahaan adalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan. Contoh bentuk lokasi perusahaan adalah pabrik tempat memproduksi barang. Lokasi bisnis dalam artian perusahaan dapat dibagi berdasarkan basis produksinya. Pemilahan ini terdiri atas: lokasi basis produksi ekonomis, lokasi basis produksi historis, lokasi basis produksi pemberi perantara, lokasi basis produksi pemberi jasa, lokasi basis produksi aglomerasi, lokasi basis produksi berdasarkan alam, lokasi basis produksi berdasarkan sumber daya ekonomi. a.
Lokasi Basis Produksi Ekonomis Lokasi perusahaan jenis ini pada umumnya berada pada tempat y a n g dapat m e m b e r i k a n h a r a p a n untuk m e m p e r o l e h keuntungan sebesar mungkin. Pemilihannya dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi seperti faktor ketersedian tenaga kerja, faktor kedekatan dengan pasar, ketersediaan bahan baku, dan lain-lain
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
b.
Lokasi Basis Produksi Historis Lokasi perusahaan yang dipilih biasanya memiliki nilai sejarah tertentu yang dapat memberikan pengaruh pada kegiatan bisnis. Misalnya seperti membangun perusahaan udang di cirebon yang m e r u p a k a n kota udang atau m e m b a n g u n u s a h a pendidikan di yogyakarta yang telah terkenal sebagai kota pelajar.
c.
Lokasi Basis Produksi Pemberi Perantara Mengingat akan permintaan dan penawaran terhadap barangbarang dagangan, basis produksi pemberi perantara (perdagangan) harus ditempatkan ditempat yang diharapkan akan memberikan keuntungan yang besar, yang terdiri dari: basis produksi perdagangan kecil dan basis p r o d u k s i perdagangan besar. 1)
Basis produksi perdagangan kecil Pedagang kecil untuk pemilihan basis produksinya harus menuju ke tempat konsumen terhadap barang-barang yang diperdagangkan. Pada umumnya ditempatkan di tempat yang tingkat persaingannya kecil atau tidak tajam dan ada permintaan terhadap produk yang diperdagangkan
2)
Basis produksi perdagangan besar Untuk pemilihan lokasi basis produksi perdagnagn besar, tidak menuju kepada para konsumen. Perdagangan besar yang menjalankan distribusi, akan menenmpatkan basis produksinya menuju ke daerah hasil produksi atau barnag yang diperdagangkan, danletaknya di tempat yang mudah dihubungkan dengan jalan-jalan yang menuju kedaerah penjualan.
d.
Lokasi Basis Produksi Pemberi Jasa Pada umumnya bisnis pemberi jasa akan menempatkan basis produksinya di tempat yang cukup banyak perusahaan lain yang memerlukan jasanya.
48
B a b V, P e m i l i h a n L o k a s i
e.
Bisnis/Perusahaan
Lokasi Basis Produksi Aglomerasi Lokasi basis produksi aglomerasi terletak pada suatu tempat tertentu, sebagai pemusatan basis produksi industry, terlepas dari pertimbangan pengaruh biaya angkutan dan tenaga kerja. Timbulnya basis produksi aglomerasi karena:
f.
1)
Penggabungan dari basis produksi kecil-kecil menjadi besar, yang akan mengakibatkan penurunan biaya produksi
2)
Tumbuhnya basis produksi lain-lain disamping basis produksi utama.
Lokasi Basis Produksi Berdasarkan Alam Basis produksi berdasarkan alam sangat berpengaruh terhadap pemilihan lokasi, bahkan dapat merupakan sebab suatu basis produksi harus diletakkan pada lokasi tertentu, yang terdiri dari lokasi basis produksi tambang dan lokasi basis produksi pertanian.
g.
Lokasi Basis Produksi Berdasarkan Sumber Daya Ekonomi Pada umumnya jenis basis produksi bisnis/peusahaan ini untuk lokasi basis produksi perusahaan industri. Ada beberapa sumber daya ekonomi yang perlu dipertimbangkan, antara lain sebagai berikut: 1)
Bahan baku, contohnya : pabrik gula, pabrik semen
2)
Dekatdengan pasar, contohnya: pabrik rod, rumah makan, bisnis jasa perbankan dan asuransi
3)
Dekat dengan tenaga kerja, pada umumnya bagi basis produksi bisnis yang banyak memerlukan tenaga kerja bukan ahli. Contohnya : pabrik rorok, pabrik kembang gula, pabrik pembuatan pakaian jadi.
4)
Dekat dengan sumber pembangkit tenaga, contohnya : pabrik peleburan biji besi, pabrik aluminium, pabrik besi baja
5)
Tersedianya iklim, suatu basis produksi bisnis sering kali memerlukan iklim tertentu dan pengaturan suhu tertentu,
49
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
contihnya: pabrik the, industry jamur, pemintalan kapas. 6)
Ketersediaan pengangkutan atau transportasi, contohnya mobil sangat memerlukan lancamya transportasi. Bila jalan yang akan dilalui alat pengangkutan untuk membawa produk ke konsumen sudah baik, maka biaya transportasi dan arus distribusi akan lebih efektif dan efisien.
B.
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMB ANGKAN DALAM PEMILIHAN LOKASI BISNIS Sebagaimana telah dikemukakan diatas terhadap jenis-jenis
lokasi bisnis maka mencakup pula faktor-faktor
yang
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bisnis. Secara umum faktorfaktor pokok penentu pemilihan lokasi bisnis diantaranya adalah letak dari sumber bahan baku untuk produksi, letak dari pasar konsumen, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan pengangkutan atau transportasi, ketersediaan energi. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bisnis terdiri dari dua unsur, yaitu: a.
Unsux Utama Unsur utama yang diperlukan untuk lokasi bisnis terdiri dari: bahan baku, pasar, transportasi, tenaga kerja, energi 1)
Bahan Baku, Sebagian besar nilai barang jadi berasal dari bahan bakunya, sebab biaya bahan mempunyai arti yang besar terhadap laba. Bahan ini terdiri dari: bahan yang langsung menjadi hasil jadi dan bahan pelengkap.
2)
Pasar Bagi bisnis yang baik adalah bisnis yang dekat dengan pasar. Arti dekat ini tidak diukur dengan jarak, tetapi dengan waktu dan biaya transportasi. Juga mengenai kecepatan dan biaya penjualan yang merupakan unsure untuk mencapai laba dalam persaingan.
50
B a b V, P e m i l i h a n Lokasi
3)
Bisnis/Perusahaan
Tenaga Kerja Pemilihan lokasi dipengaruhi pula oleh perbedaan upah tenaga kerja antar daerah dan terdapatnya penawaran tenaga kerja yang tersedia: tenaga ahli yang cakap, tariff
4)
upah, jam kerja, dan tingkat organisasi tenaga kerja. Pembangkit Tenaga Lokasi bisnis yang usahanya memrlukan kekuatan tenaga (energy) bahan bakar, pemilihan lokasinya dipegaruhi oleh biaya bahan bakar. Perlu dibandingkan biaya penggunan energy seperti batu bara, gas, bensin, tenaga air dan lainlain
5)
Transportasi Dengan adanya perlatan modern mengurangi terikatnya basis produksi pada lokasi tertentu, yang disebabkan karena kepentingan atau kebutuhan bahan baku. Yaitu mengenai jarak dan waktu yang dapat ditempuh, akibatnya pasar pdapat diperluas. Tetapi masih ada yang perlu diperhatikan, yaitu tempat yang menyebabkan biaya total angkutan bahan baku dengan barang jadi yang paling optimal.
b.
Unsur Tambahan Unsur tambahan untuk pemilihan lokasi bisnis terdiri atas fasilitas-fasilitas sebagai berikut: 1) 2)
Penjualan, yaitu : gudang, pengangkutan Keadaan teknis, yaitu : persediaan air, persediaan bahan kimia
3)
Kesehatan, yaitu: keadaan iklim, perumahan
4)
Perpajakan, yaitu : kesediaan daerah untuk menarik berdirinya industri/bisnis dengan memberikan keringanan pajak yang akan memberikan keuntungan besar kepada investor.
51
PENGANTAR BISNIS (DR. Halim)
C.
METODE PEMILIHAN LOKASI Dalam menentukan lokasi bisnis ada tiga cara yang dapat
ditempuh untuk memaksimalkan penentuan tersebut, yaitu: cara kuantitatif, cara kualitatif dan cara pemilihan lokasi berdasarkan pertimbanganberbagai faktor yang telah dikemukakan sebelumnya. a.
Cara Kualitatif Dengan cara kualitatif ini diadakan penilaian kualitatif terhadap
unsur-unsur yang dianggap relevan atau memegang peranan pada setiap pilihan lokasi bisnis. Penilaian dinyatakan dengan ukuran: baik sekali (bs), baik (b), sedang (s), kurang (k), kurang sekali (ks). Kemudian menentukan jenis dan lokasi bisnis, unsur yang akan dinilai, penentuan lokasi bisnis atas dasar penilaian terhadap unsurunsur yang akan dinilai. I.
Jenis bisnis dan lokasi bisnis Yang ditentukanindustri/bisnis tekstil dan memilih empat lokasi di: Kendari, Bau-Bau, Kolaka dan Konawe
II.
Unsur-unsur yang akan dinilai Unsur-unsur yang akan dinilai adalah : bahan baku, tenaga kerja, energi listrik, transportasi dan pasar/konsumen.
ID. Penentuan lokasi bisnis atas dasar penilaian terhadap unsurunsur yang dinilai Tabel 1 : Keadaan masing-masing alternatif lokasi Tempat
Unsur-Unsur Kendari
Bau-Bau
Kolaka
Konawe
b
bs
b
bs
bs
b
s
bs
Energi Listrik
b
b
b
s
Transportasi
bs
s
b
k
Pasar/Konsumen
b
k
b
k
v a n e dinilai -—-—Li Bahan Baku T e n a g a Kerja
Keterangan:
52
bs: baik sekali
s : sedang
b : baik
k : kurang
ks: kurang sekali
B a b V, P e m i l i h a n Lokasi B i s n i s / P e r u s a h a a n
Atas dasar analisis terhadap masing-masing elternatif dalam tabel 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi bisnis yang paling ideal adalah Kendari. b.
Cara Kuantitatif
Dengan cara kuantitatif ini hasil dari analisis dinyatakan dalam kuantitatif, dengan cara memberikan skor atau niali pada masingmasing ukuran dengan ukuran : baik sekali (bs) = 5, baik (b) = 4, sedang (s) = 3, kurang (k) = 2, kurang sekali (ks) = 1. Kemudian menentukan jenis dan lokasi bisnis, unsur yang akan dinilai, penentuan lokasi bisnis atas dasar penilaian terhadap unsur-unsur yang akan dinilai. I.
Jenis bisnis dan lokasi bisnis Yang ditentukan industri/bisnis tekstil dan memilih empat lokasi di: Kendari, Bau-Bau, Koiaka dan Konawe
II.
Unsur-unsur yang akan dinilai
Unsur-unsur yang akan dinilai adalah : bahan baku, tenaga kerja, energi listrik, transportasi dan pasar/konsumen. m. Penentuan lokasi bisnis atas dasar penilaian terhadap unsurunsur yang dinilai Tabel 2 : Keadaan masing-masing setelah dibuat menjadi kuantitatif Unsur-Unsur y a n g dinilai
Tempat Kendari
Bahan Baku
Bau-Bau
Koiaka
4
5
Tenaga Kerja
4
5
Energi Listrik
4
4
3
4
5
Transportasi
5
4
3
3
Pasar/Konsumen
4
4
2
2
lumlah
4
23
2
18
19
17
Keterangan: bs:5
s
b :4
k :2
:3
ks: 1
Konawe 5
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Atas dasar analisis terhadap masing-masing elternatif dalam tabel 2 di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi bisnis yang paling ideal adalah Kendari. Daftar Pustaka Bouwof, A.A.D & J.C Lagerweff, 1953. Elemntarire Leerboek Van De Bedrijifs Houshoudkunde,
Cetakanke 11, P. Noordhoff N.V.,
G roningen-j akarta Hindarsah Wiratmadja, 1969. Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Jilid I, Yayasan Gajah Mada Yogyakarta. Indriyo dkk, 2003. Pengantar Bisnis, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Marwan Asri, John Suprihanto, 1986, Pengantar Ekonomi
Perusahaan,
Buku I, Karunia, Jakarta M.Fuad, dkk, 2005. Pengantar Bisnis, Edisi ketiga, Gramedia Pustaka Utama Soetrisno, 1991, Pengantar Yogyakarta.
54
Bisnis,
Edisi Revisi kedua, BPFE,
b a b vi
MANAJEMEN
a
pengertian manajemen
Studi yang mempelajari operasi bisnis secara efesien dan efektif disebut dengan manajemen. Cabang utama dari manajemen adalah manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, manajemen stratejik, manajemen operasi, manajemen produksi, manajaman teknologi informasi, dan intelejen bisnis. Peluang bisnis mendorong lahirnya pebisnis baru, sehingga tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan yang ketat menuntut perusahaan untuk mampu menjalankan perusahaannya secara efektif, efisien dan produktif. Pengelolaan sumberdaya perusahaan secara moderen harus berlandaskan konsep manajemen. Konsep manajemen meliputi sekurang-kurangnya 4 (empat) f u n g s i , yaitu: f u n g s i P e r e n c a n a a n ( P l a n n i n g ) , f u n g s i Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Leading) dan Pengendalian (Controlling). Perencanaan merupakan awal kegiatan manajemen dengan mempersiapkan segala hal yang terkait dengan perusahaan dan dilanjutkan mengorganisir karyawan dan sumber daya lain melalui cara yang konsisten dengan tujuan perusahaan. Selanjutnya demi kelancaran p e l a k s a n a a n kegiatan p e r u s a h a a n m a k a perlu pengarahan serta pengendalian.
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: 1. 2.
Manajemen sebagai suatu proses. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan
3.
aktivitas manajemen, Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science). Menu rut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai
suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap o r a n g - o r a n g yang m e l a k u k a n a k t i v i t a s manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya. Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Dengan demikian ia menyatakan
56
Bab VI, M a n a j e m e n
bahwa suatu manajemen merupakan proses dalam pencapaian tujuan, dan untuk mencapainya tidaklah dilakukan sendiri leh manajer, tetapi oleh orang lain.. Disini si manajer tidaklah bekerja sendiri tapi mencoba menggalang kerjasama dengan orang lain, dan mempengaruhi orang lain itu untuk bersedia melakukan kegiatan yang mengarah kepada pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan itu. Fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Terry adalah : Planning, Organizing, Actuating,
dan
Controlling.
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Menurut Henry Fayol manajemen adalah proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengkomandoan (commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan pengendalian (controlling) yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. John F. Mee mendefinisikan manajemen sebagai proses kegiatan planning,
organizing,
motivating dan controlling,
yang dilakukan
suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pendapat John F. Mee ini kemudian disempurnakan oleh Dr. Siagian dengan menambah unsur evaluating. Drs. P. I Oey Liang Lee mendefinisikan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian sumber daya yang ada
57
PENGANTAR BISNIS (DR. Halim)
(terutama sumber daya manusia) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dulu. Sebagai ilmu, manajemen dapat dipelajari oleh siapa saja sebagaimana ilmu-ilmu yang lain, dan untuk menerapkannya dieperlukan adanya seni (kiatart) tersendiri. Itulahmanajemen, tetapi menurut Stonerbukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal.
Menurut
James A.F.Stoner, manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses p e r e n c a n a a n , p e n g o r g a n i s a s i a n , kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi. B.
UNSUR DAN TUJUAN MANAJEMEN
a.
Unsur-Unsur Manajemen Unsur-unsur manajemen biasanya dirumuskan dengan 6 M,
yaitu: 1.
Men; tenaga kerja manusia, baik tenaga kerjaeksekutif maupun operatif
2.
Money; uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
3.
Methode; cara-cara yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan
4.
Materials;
bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. 5.
Machines; mesin-mesin/alat-alatyang diperlukan/dipergunakan untuk mencapai tujuan 58
Bab VI, M a n a j e m e n
6.
Market; pasar untuk menjual output dan jasa-jasa v a n e dihasilkan.
b.
Tujuan-Tujuan Manajemen
Tujuan-tujuan hendaknya ditetapkan secara logis, rasional realishs dan ideal; berdasarkan fakta, data, kemampuan serta potensi yang dimiliki; dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial, agama, moral serta peraturan-peraturan pemerintah agar tujuan perusahaan yang ditetapkan bermanfaat bagi masyarakat, cukup visibel untuk dicapai. G.R. Terry mendefinisikan tujuan perusahaan, "sesuatu tujuan manajenal adalah tujuan yang diinginkan yang melukiskan skope yang jelas, serta memberikan arah kepada usaha-usaha seseorang manajer". Definisi ini mencakup empat pokok, yaitu: (1) tujuan, (2) skope (3) kepashan dan (4) arah. Tujuan harus mencakup keempatpokok di atas, berikutperencanaan mengenai policies, strategies, procedures methode, system, rules, instruction dan lain-lain yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ada bermacam-macam tujuan tetapi di sini kita batasi hanya dalam rangka manajemen saja, sesuai dengan pokok tinjauan kita. Pada dasamya setiap tujuan adalah rencana. Dan tujuan-tujuan organisasi, perusahaan ataupun pemerintah dapat kita lihat atau ditentukan pada Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga, pada Statuta atau undang-undang Dasar. Tujuan-tujuan dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain berdasarkan: tipe-tipenya, prioritasnya, jangka waktunya, sifatnya hirarkinya, bidangnya dan menurut jiwanya. Pembagian tujuan berdasarkan sudut tinjauan seperti ini, dapat kita lihat secara lebih jelas pada uraian berikut: Menurut tipenya, tujuan terbagi atas: 1) Profit objectives, bertujuan mendapatkan laba bagi pemiliknya.
59
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
2)
Service objectives, bertujuan memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen, artinya mempertinggi nilai barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
3)
Social objectives, mementingkan nilai guna yang diciptakan perusahaan bagi kesejahteraan masyarakat.
4)
Personal objectives, menghendaki para pekerja secara indi-vidual economic, social psychological mendapat kepuasan di bidang pekerjaannya dalam perusahaan.
Menurut prioritasnya, tujuan terbagi atas: 1)
Sasaran primer;
2)
Sasaran sekunder;
3)
Sasaran individual;
4)
Sasaran sosial.
Menurut jangka waktunya, tujuan dibagi: 1)
Sasaran jangka panjung;
2)
Sasaran jangka menongah;
3)
Sasaran jangka pendek.
Menurut sifatnya terbagi atas: 1)
Management
objectives,
tujuan dari segi efek yang harus
ditimbulkan oleh manager. 2)
Managerial objectives, tujuan yang harus dicapai melalui dayaupaya atau aktivitas-aktivitas yang bersifat manajerial atau memerlukan manajemen umum.
3)
Administrative
objectives, tujuan-tujuan yang pencapaiannya
4)
memerlukan administrasi Economic objectives, tujuan-tujuan yang bermaksud memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan m e m e r l u k a n efisiensi untuk pencapaiannya.
5)
Social objectives,
tujuan suatu tanggung jawab, terutama
tanggung jawab moril.
60
B a b VI, M a n a j e m e n
6)
Technical objectives, tujuan berupa detil teknis (misalnya" pada mesin), detil karya atau detil kerja.
7)
Work objectives, yakni tujuan-tujuan yang merupakan kondisi kerampungan suatu pekerjaan.
Menurut hirarkinya, tujuan terbagi atas: 1)
Overall enterprise objectives, tujuan semesta yang harus dicapai oleh badan usaha secara keseluruhan.
2)
Divisional objectives, tujuan yang harus dicapai oleh setiap divisi
3)
Departmental objectives, tujuan-tujuan yang harus di-capai oleh masing-masing bagian.
4)
Sectional objectives, tujuan yang harus dicapai oleh seksi-seksi.
5)
Group objectives, tujuan yang harus dicapai oleh kelompok/urusan
6)
Individual objectives, tujuan yang harus dicapai oleh masingmasing individu.
Menurut bidangnya, tujuan terbagi atas: 1)
Top level objectives, tujuan-tujuan umum, m e n y e l u r u h , menyangkut berbagai bidang sekaligus.
2) 3)
Finance objectives, ialah tujuan-tujuan mengenai modal. Production objectives, tujuan menyangkut produksi.
4)
Marketing objectives, pemasaran.
5)
Office objectives, tujuan-tujuan mengenai bidang ketatausahaan.
tujuan-tujuan mengenai bidang
Menurut motifnya terbagi atas: 1)
Public objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai karena ketentuan-ketentuan undang-undang negara.
2)
Organizational objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai karena ketentuan-ketentuan organisasi yang tercantum dalam Statuta, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga yang bersifat zakelijk dan impersonal (tidak boleh berdasarkan pertimbangan perasaan/selera pribadi dalam upaya pencapaiannya).
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
3)
Personal
objectives,
tujuan pribadi/individual ( w a l a u p u n
mungkin berhubungan dengan organisasi), yang dalam usaha pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh selera ataupun pandangan pribadi Petunjuk-Petunjuk Untuk Sasaran-Sasaran Tujuan-tujuan manajemen harus ditetapkan secara teliti, hatihati, dan petunjuk-petunjuk berikuthendaknya diperhatikan: 1)
Tujuan-tujuan harus merupakan hasil partisipasi pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Mereka yang mengerti situasi yang dihadapi kiranya mengetahui dengan baik apa yang dapat dicapai. Orang-orang yang membantu merumuskan tujuan-tujuan akan terdorong untuk berpartisipasi mancapai tujuan-tujuan tersebut.
2)
Setiap tujuan dalam suatu perusahaan harus membantu keseluruhan tujuan perusahaan. Dengan kata lain, tujuan-tujuan harus saling menunjang secara keseluruhan.
3)
Tujuan-tujuan harus mem puny ai "jangkauan" tertentu. Banyak orang lebih puas dan dapat bekerja lebih baik apabila terdapat tantangan yang berarti.
4)
Tujuan-tujuan harus realistis. Tujuan tidak saja harus masuk akal bagi orang yang bertanggung jawab untuk mencapainy a, tetapi harus pula realistis dipandang dari sudut hambat-hambatan lingkungan intern serta ekstern yang terdapat dalam kasus tertentu.
5)
Tujuan-tujuan harus barsif at kontemporer dan inovatif. Seorang manajer harus m e n g u s a h a k a n agar tujuan-tujuan y a n g ditetapkan bersifat up-to-date, ia meninjaunya kembali secara periodikdan apabila perlu diadakan revisi (perbaikan).
6)
Tujuan-tujuan yang ditetapkan untuk setiap anggota dewan manajer harus terbatas jumlahnya. Terlampau banyak tujuan sekaligus dapat membingungkan dan menimbulkan sikap tidak acuh. Tetapi apabila tujuan terlalu sedikit jumlahnya, hal itu
62
B a b VI, M a n a j e m e n
mbUlkan
7)
8)
(tCT
P e m b
°rOSan
d a
"
^ ^ ' - " a n
Tujuan-tujuan harus berurutan menurut kepentingannya s e t a g g a perhatian akan dititfk beratkan p a d a ^ j u ^ k T ^ ' T ,
h a m S
berimban
S - Aneka macam tujuan secara
tertentu. Misalnya tujuan untuk memberikan p e l a y ^ a n ™ memuaskan kepada langganan demikian berlebitam^ehingea
c. f u n g s i - f u n g s i m a n a j e m e n
m
e n
g o r i
i n a s i , L
m
: ; 3 ,
m e n g 0 r 8 a m S I r
'
Banyak sekali ahli yang mengemukakan tentang f u n E s i manajemen >ru. Ambil contoh misalnya George R Tern, n ' menyebutkan bahwa fungsi manajemen L d i r i dan^
63
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
a.
Planning (Perencanaan)
b.
Organizing (Pengorganisasian)
c.
Actuating (Penggerakkan)
d.
Controlling (Pengawasan). Sedangkan Harold Koontz dan Cyril O'Donnel membagi fungsi
manajemen menjadi: a. Planning (Perencanaan) b. Organizing (Pengorganisasian) c. Staffing (Penyusunan Pegawai) d. Directing (Pembinaan Kerja) e. Controlling (Pengawasan) Tidak jauh berbeda dengan pendapat para ahli di atas, Henry Fayol mengemukakan bahwa fungsi manajemen terdin dan: a . ' Planning (Perencanaan) b c. d.
Organizing (Pengorganisasian) Commanding (Pemberian Komando) Coordinating (Pengkoordinasian)
e.
Controlling (Pengawasan) Ahli lain yang bernama Lyndall F. Urwick menambahkan
pendapat H a i r y Fayol dengan Forecasting (Peramalan), sehingga urutannya menjadi: a. b.
Forecasting (Peramalan) Planning (Perencanaan)
c d. e.
Organizing (Pengorganisasian) Commanding (Pemberian Komando) Coordinating (Pengkoordinasian)
f.
Controlling (Pengawasan). Selanjutnya Luther Gullick m e m b a g i fungsi m a n a j e m e n
menjadi:
Bab VI, M a n a j e m e n
Planning (Perencanaan) Organizing (Pengorganisasian) C.
Staffing (Penyusunan Pegawai)
e.
Coordinating (Pengkoordinasian)
f.
Reporting (Pelaporan)
g.
Budgeting (Anggaran).
Directing (Pembinaan Kerja)
Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu: ' a.
Perencanaan (planning) Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan
dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. b.
Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan
membag. suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
65
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
c.
Pengarahan (directing) Pengarahan (directing) adalah suatu t i n d a k a n u n t u k
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan mana)enal dan usahausaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership). d.
Pengevaluasian (evaluating) Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan
pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar. 4.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Henry Fayol juga mengemukakan bahwa di dalam Organisasi yang baik harus diterapkan asas-asas manajemen yang umum (General Principles of Management) sebagai berikut: a.
Division of work (asas pembagian keija). Asas ini sangat penting, karena adanya limit Factors, artinya
ada keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan, yaitu: a. b.
keterbatasan waktu keterbatasan dalam pengetahuan
c.
keterbatasan dalam kemampuan
d.
keterbatasan dalam perhatian 66
B a b VI, M a n a j e m e n
Keterbatasan-keterbatasan ini mengharuskan diadakannya pembagian pekerjaan. Tujuannya untuk mencapai efisiensi organisas., dan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi sangat diperlukan, baik pada bidang teknis m a u p u n pada bidang & kepemimpman. Asas pembagian keija mutlak harus diadakan pada setiap organisasi karena tanpa itu berarti tidak ada organisasi dan kerja sama di antara anggotanya. Dengan pembagian kerja, maka dayaguna dan hasilguna organisasi dapat ditingkatkan demi tercapamya tujuan. b.
Authority and
Responsibility
Perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang seimbang antara atasan dan bawahan. Wewenang melahirkan hak sedangkan tanggung jawab melahirkan kewajiban. Hak dan kewajiban menyebabkan adanya interaksi/ komunikasi antara atasan dan bawahan. Wewenang (authority) adalah hak yang sah yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Manajemen puncak, manajemen menengah manajemen lini pertama (top management, middle management, lower management) maupun bawahan, baru boleh melakukan suatu pekeijaan/tugas, jika ia mempunyai wewenang di bidang pekerjaan atau tugas tersebut. Tegasnya, tanpa wewenang untuk su'atu pekerjaan/tugas, kita tidak boleh melakukannya. Orang yang mempunyai wezoe-nang harus mempertanggungjawabkan (responsibility) w e w e n a n g yang diterimanya kepada atasan yang memberikan wewenang tersebut. Wewenang harus sama besarnya dengan tanggung jawab, misalnya jika wewenang sebesar X maka tanggung jawab harus sebesar Xpula. Wewenang
seorang
manager
m e r u p a k a n kombinasi dari
wewenang.formal yang berasal dari kedudukan/posisi resmi seorang pemim- p m dalam organisasi dan wewenang pribadi
(personality
authority) yang timbul dari kepribadian, intelegensi, popularitas dan
67
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
ke- ahlian. Seorang manajer akan lebih bervvibawa apabila wewenang formal didukung oleh wewenang pribadi yang baik. c.
Discipline Semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan, perintah
atasan, harus dihormati, dipatuhi dan dilaksanakan sepenuhnya. d.
Unity of
Command
Setiap bawahan hanya boleh menerima perintah dari seorang atasan saja dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan. Tetapi seorang atasan dapat memberi perintah kepada beberapa orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini perlu, karena apabila seorang bawahan diperintah oleh beberapa atasan, maka ia akan bingung. e.
Unity of Direction Setiap orang atau setiap kelompok bawahan hanya mempunya. satu rencana, satu tujuan, satu perintah, satu atasan; supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak, kesatuan tindakan menuju sasaran y a n - sama. Unity of command berhubungan dengan pegawai, s e d a n g k a n unity of direction b e r s a n g k u t a n d e n g a n seluruh perusahaan. f.
Subordination
of Individual
Interest
Into General
Interest
Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama. Itu berarti kepentingan bersama diletakkan di atas kepentingan pribadi. Misalnya pekerjaan kantor sehan-han harus diutamakan daripada pekerjaan diluar pekerjaan kantor (pe-kerjaan pribadi). g.
Remuneration
of
Personnel
Gaji dan jaminan sosial harus adil dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik bagi karyawan maupun majikan.
68
B a b VI, M a n a j e m e n
h.
Centralization
Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang. Artinya wewenang itu dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil keseluruhan yane memuaskan. Centralization bersifat relatif, sebag,an besar wewenang tetap dikuasai oleh manajer, hanya sebagian kecil darinya disebar uaskan kepada para bawahan. Misalnya: 75% wewenang tetap dikuasai pimpinan secara mutlak, dan sisanya 25%, menjadi ^rsama pimpinan dan bawahannya. Jadi, para bawahan dapat juga mengambil keputusan dalam rangka tugas-tugasnya, hanya tentu saja sebesar wewenang yang dimilikinya. i.
Scalar of Chain
(Hierarchy)
Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas tidak terputus. Maksudnya, perintah harus berjenjang dari jabatan terbnggikejabatanterendahdengancarayangberurutan.MisalnvaPerintah dan direktur utama untuk para bawahannya harus melalui bngkatan-tmgkatanyangada. Apabila seorangdi-rektur utama akan member, perintah kepada seorang buruh, maka perintah itu disampaikan melalui manajer madya, dari manajer ini kepada kepala bagian buruh tersebut. Jadi, urutannya Top Management, Middle Management, Lower management, buruh bersangkutan. Demikian juga sebahknya dalam hal memberikan tanggung jawab Asas rantai berkala yang dijalankan dengan baik akan mendorong terbmanya kerja sama yang harmonis serta dapat meningkatkan wibawa setiap atasan terhadap bawahannya. Namun k e l e m ^ a n nya, perintah maupun laporan terlambatsampai pada tuiuannya karena harus melalui tingkatan-tingkatan atau hirarki yang ada dalam perusahaan. Menurut Henry Fayol dalam keadaan darurat dndakan dumping sampai pada batas tertentu dapat dilakukan Asas ini dibagi atas material order dan social order, yakni keteraturan dan ketertiban dalam penempatan benda dan orang.
69
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
B a r a n g - b a r a n g atau alat-alat organisasi p e r u s a h a a n h a r u s ditempatkan pada tempat yang sebenarnya. Misalnya alat-alat kantor tidak disimpan di rumah. Penempatan karyawan harus sesuai de-ngan keahlian atau bidang spesialisasinya. j.
Equity (Keadilan) Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan/
pegawai sesuai dengan hak yang ditetapkan oleh perusahaan baginya. Adil dalam hal gaji, jaminan-jaminan sosial, fasilitas, pembagian pekerjaan, penilaian prestasi kerja pegawai dan sebagainya. Misalnya, jika perusahaan menetapkan bahwa sehap karyawan dijemput, maka semua karyawan harus dijemput, tanpa terkecuali. , Perlakuan vang.adil akan mendorong para bawahan untuk mematuhi perintah-perintah atasannya dan sebaliknya. Asas keadilan ini penting karena merupakan suatu upaya perusahaan mendorong para bawahan untuk melakukan perintah-perintah yang diberikan oleh atasannya. Dan keadilan di sini tidakberarti sama rata, melainkan didasarkan pretasi, pengalaman, pendidikan kedudukan dan besarnya tanggung jawab dan setianya. k.
Stability
of Tenure
of Personnel
(Kestabilan Jabatan
Pegawai) Pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya pegawai tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidakstabilan organisasi, biaya-biaya makin besar, perusaha-an tidak mendapat pegawai yang berpengalaman. Pimpinan harus berusaha agar setiap pegawai betah bekerja sampai masa pensiumya. Jika sering terjadi keluar-masuk pegawai, maka manajer harus menyelidiki penyebabnya. Apakah gaji terlalu rendah, perlakuan terhadap pegawai kurang baik, pekerjaan terlalu berat dan sebagai-
70
Bab VI, M a n a j e m e n
1.
Initiative
Setiap pimpinan harus mendorong memberikan kesempatan kepada para bawahannya untuk berfnisiatif, yaitu memberikan kebebasan agar ia secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendin tugas-tugasnya dan sebagainya. m. Esprit de Corps (Asas Kesatuan) Kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina melalui sistem komunikasi yang baik, sehingga terwujud kekompakan kerja (team work) dan timbul keinginan untuk mencapai hasil yang baik. Pimpinan perusahaan harus membina bawahannya sedemikian rupa, agar para karyawan merasa turut memiliki per-usahaan. Semua asas di atas berlaku untuk semua organisasi (organisasi kecil, organisasi besar, organisasi pemerintah, organisasi swasta, organisasi perusahaa, organisasi social dan lain-lain. Dalam prektek kita harus lebih selektif mempertimbangkan kondisi kebutuhan. Daftar Pustaka Harold Koontz and Cyril O Donnel, 1972., Principle of Management an Analysis of Management Fungtions, Fifth Edition, MC. Graw Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo Musselman, 1984, Introduction to Business, Terry, R. George, 1978. Principle of Management, Richard D Em'in, Inc., Homewood Illinois, Sevent Edition. Sukarno K, 1968, Dasar-Dasar Manejemen, CV. Telaga Bening, Jakarta S.P. Siagian, 2003. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Gunugn Agung, Jakarta.
71
bab vii
DESAIN DAN PERILAKU ORGANISASI
A.
PENGERTIAN ORGANISASI Organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai
tujuannva. Organisasi adalah bentuk perserikatan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Cyril Softer, organisasi adalah persekutuan atau perkumpulan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja di mana pekerjaan dipilah-pilah menjadi tugas dan dibagikan kepada para pelaksana tugas atau pemegang jabatan untuk mendapatkan kesatuan hasil. Dari defenisis di atas kita dapat menambil tiga unsur penting dalam organisasi yaitu: 1. 2.
Adanya sekelompok orang Adanya hubungan dan pembagian kerja diantara mereka
3.
Adanya tujuan yang ingin dicapai
Batasan Organisasi Batasan Organisasi dapat dibagi atas riga arti yaitu: 1.
Dalam arti badan, organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
72
B a b Vll, D e s a i n d a n P e r i l a k u O r g a n i s a s i
2.
Dalam arti bagan, organisasi adalah gambaran skematis tentang hubungan kerja sama antara orang-orang yang terdapat dalam suatu badan untuk mencapai suatu tujuan.
3.
Dalam arti dinamis, organisasi adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan, pembatasan tugas dan tanggung j a w a b , serta penetapan h u b u n g a n antara u n s u r - u n s u r organisasi, sehingga memungkinkan orang bekerja sama secara efektif untuk mencapai tujuan.
Fungsi yang dijalankan oleh para manajer perusahaan untuk membagikan pekerjaan kepada para pelaksana tugas serta mengembangkan struktur hubungan antara pelaksana tugas yang satu dengan pelaksana tugas lainnya sehingga tugas tersebut dapat dilakukan dan menunjang tercapainya tujuan organisasi disebut Fungsi pengorganisasian (Organizing). Desain organisasi yaitu suatu pemilihan struktur organisasi yang paling sesuai dengan tujuan, strategi, sumber daya organisasi dan tugas-tugas yang dimiliki sebuah perusahaan. Struktur Organisasi menunjukkan bagaimana berbagai aktivitas yang terdapat di dalam organisasi dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan hubungan baik hubungan antara manajer dengan karyawan, manajer dengan manajer dan karyawan dengan karyawan. Kegiatan utama yang harus dilakukan manajer dalam kegiatan pengorganisasian atau disebut sebagai proses pengorganisasian: 1.
Membagi seluruh beban kerja menjadi tugas-tugas yang secara logis dapat dilakukan oleh individu-individu maupun kelompok dalam suatu organisasi perusahaan. Proses pembagian kerja terjadi karena adanya keterbatasan dalam segi fisik dan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah yang sangat besar, s e o r a n g m a n a j e r m a u p u n k a r y a w a n m e m i l i k i keterbatasan keahlian untuk m e m a h a m i seluruh tugas organisasi perusahaan secara memadai. Dengan demikian
73
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
pembagian tugas dapat merangsang terjadinya spesialisasi kerja (job spesialization), dimana para manajer maupun karyawan y a n g m e m p e r o l e h p e m b a g i a n tugas t e r t e n t u
dapat
mengembangkan keahlian sesuai dengan bidang tugasyang sedang dikerjakan. C o n t o h n y a , p e m b a g i a n kerja telah menghasilkan sumber daya perusahaan yang memiliki spesialisasi di bidang keuangan, akuntansi, pajak, produksi, riset pemasaran, penjualan, periklanan, dan lain-lain 2.
Mengelompokkan tugas-tugas dan juga sumber daya manusia yang memiliki kesamaan rumpun tugas ke dalam suatu kelompok. Proses pengelompokkan tugas-tugas yang memiliki k e s a m a a n r u m p u n tugas ini d i s e b u t s e b a g a i
proses
departementalisasi (departmentalization). B.
ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL Dalam pelaksanaannya, organisasi dapat dibedakan menjadi
organisasi formal dan organisasi informal. a.
Organisasi Formal Organisasi formal merupakan sistem tugas, h u b u n g a n
wewenang, tanggung jawab dan pertanggungjawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Struktur formal dibuat untuk mencakup pekerjaan yang harus dilakukan dan memberikan kerangka bagi perilaku d a l a m mengerjakannya. Organisasi formal menawarkan bidang-bidang yang relatif tetap bagi masing-masing orang yang bekerja pada bidang tanggung jawabnya sendiri. Pekerjaan setiap orang itu menjadi bagian dari tugas yang lebih besar yang harus diselesaikan secara keseluruhan oleh perusahaan. Organisasi formal merupakan bagian yang dapat dilihat pada bagan organisasi, sedangkan organisasi informal tidak.
74
B a b Vll, D e s a i n d a n P e r i l a k u O r g a n i s a s i
b.
Organisasi Informal
Organisasi informal adalah jaringan hubungan pribadi dan sosial yang umumnya tidak dilakukan atas dasar aturan formal. O r g a n i s a s i i n f o r m a l selalu ada d a l a m s e t i a p o r g a n i s a s i , keberadaannya tidak direncanakan, terjadi atas dasar keakraban dan hubungan-hubungan baik yang menyangkut pekerjaan atau tidak. Organisasi informal hampir selalu terjadi dalam semua perusahaan karena adanya interaksi manusia. Organisasi informal pada dasamya dapat melayani empat fungsi utama: 1.
Memelihara dan memperkuat kesamaan norma diantara anggota
2.
Memberi atau menyediakan kepuasan sosial, status dan rasa amanbagi anggotanya.
3. 4.
Membantu para anggotanya untuk berkomunikasi Membantu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi anggotanya.
c.
Asas-asas Organisasi
1.
Perumusan tujuan dengan jelas. Bagi suatu organisasi, tujuan aktivitas itu akan berperan sebagai:
2.
1. 2. 3.
Pedoman ke arah mana organisasi itu akan dibawa Landasasn bagi organisasi bersangkutan Menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan
4.
Menentukan serangkaian program, prosedur, koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisasi.
Pembagian Tugas Pembagian tugas merupakan keharusan untuk menghindari
terjadinya tumpang tindih dalam pekerjaan. Pembagian tugas akan menghasilkan departemen-departemen dan deskripsi tugas masingmasing departemen sampai unit-unit terkecil dalam organisasi. Dengan pembagian tugas, sekaligus juga ditetapkan susunan atau
75
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
struktur organisasi, tugas dan fungsi masing-masing unit dalam organisasi, hubungan-hubungan serta wewenang masing-masing unit organisasi. 3.
Delegasi kekuasaan Kepada setiap karyawan yang menduduki jabatan tertentu
harus didelegasikan kekuasaan atau wewenang yang diperlukan agar yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Wewenang atau kekuasaan mempunyai aspek pengambilan keputusan, penggunaan peralatan. 4.
Rentang Kekuasaan Rentang kekuasaan adalah berapa jumlah orang yang tepat
menjadi bawahan seorang pemimpin, agar dia mampu memimpin, membimbing dan mengawasi secara efektif. Dalam menetapkan jumlah bawahan yang tepat bagi seorang pemimpin, harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1.
Jelas tidaknya tugas, wewenang dan pertanggungjawaban masing-masing orang dalam suatu organisasi. Bila ketiga hal tersebut jelas, semakin banyak orang yang dapat menjadi bawahan seorang pimpinan.
2.
Jalinan hubungan kerja satu sama lain dari masing-masing bawahan. Makin kompleks jalinan hubungan kerja, makin sedikit jumlah bawahan dari seorang atasan atau sebaliknya.
3.
Kemampuan bawahan dalam organisasi. Makin mampu / terampil seorang bawahan, makin banyak orang yang dapat dikendalikan oleh seorang pimpinan.
4.
Keragaman pekerjaan bawahan. Apabila tidak terlalu beragam, maka semakin banyak bawahan yang dapat dikendalikan.
5.
Stabilitas organisasi dan stabilitas tenaga kerja. Rentang yang luas dapat diterapkan bila terdapat stabilitas organisasi dan stabilitas tenaga kerja dlaam suatu organisasi.
6.
Jarak dan waktu. Bila bawahan seseorang tersebar berjauhan, rentang kekuasaan harus lebih sempit dan sebaliknya. Demikian
76
B a b Vll, D e s a i n d a n P e r i l a k u O r g a n i s a s i
pula bila pelaksanaan suatu tugas relatif lama, rentang kekuasaan harus lebih sempit. 5.
Tingkat pengawasan Tingkat pengawasan diusahakan sesedikit mungkin dan
diusahakan organisasi sesederhana mungkin. Hal ini untuk memudahkan komunikasi dan memberi motivasi bagi setiap orang dalam organisasi untuk mencapai tingkat-tingkat tertinggi pada struktur organisasi. 6.
Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
Seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan yang memberinya perintah dan menerima pertanggung jawaban tehadap pelaksanaan tugasnya. 7.
Koordinasi
Adanya pembagian tugas dan bagian-bagian serta unit-unit terkecil di dalam organisasi cenderung menimbulkan kekuatan untuk memisahkan diri dari organisasi sebagai suatu keseluruhan. Untuk mencegah hal itu, harus ada usaha membalikan gerak yang cenderung memisahkan diri dengan usaha koordinasi yaitu dengan mengarahkan kegiatan unsur-unsur organisasi agar memberikan s u m b a n g a n s e m a k s i m a l m u n g k i n bagi tercapainya tujuan keseluruhan organisasi. C.
STRUKTUR ORG ANISASI Dalam suatu organisasi terdapat hubungan diantara orang-or-
ang yang menjalankan aktifitas. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin kompleks hubunganhubungan yang ada. Maka perlu dibuat bagan organisasi atau struktur organisasi untuk menggambarkan hubungan tersebut termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan atau fungsi. Dalam suatu organisasi, yang menjadi dasar adalah pembagian kekuasaan (authority) dan tanggung jawab (responsibility).
77
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Macam-macam struktur organisasi 1.
Organisasi Garis Pada organisasi ini, garis bersama dari kekuasaan dan tanggung
jawab bercabang pada setiap tingkat pimpinan, dari teratas sampai yang terbawah. Setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan dan masing-masing bawahan memberikan pertangungjawaban tugasnya pada atasannya. Dalam hal ini seseorang hanya bertanggung jawab pada satu atasan. Karena itu, pada organisasi garis, atasan dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas karena ia tidak memiliki staf (pembantu ahli). Jenis organisasi ini sesuai untuk perusahaan kecil. Kebaikan Organisasi Garis: 1.
Kesatuan dalam pimpinan dan perintah
2.
Pengambilan keputusan lebih cepat
3.
Solidaritas karyawan tinggi
4.
Biaya rendah
Kelemahan Organisasi Garis: 1.
Tergantung pada satu orang pimpinan, sehingga kalau pemimpinnya tidak mampu akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisasi tersebut.
2.
Adanya kecenderungan pimpinan untuk bertindak otokratis
3.
Perkembangan karyawan terbatas
2.
Organisasi Garis dan Staf Organisasi ini banyak digunakan oleh perusahaan besar yang
daerahnya luas serta memiliki bidang tugas yang kompleks. Kesatuan perintah juga dipertahankan, atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan. Tapi pimpinan juga mempunyai staf yang ahli dalam bidang tertentu yang bertugas memberi saran-saran sesuai dengan bidangnya kepada pimpinan dalam organisasi. Staf tidak memiliki hak untuk
78
B a b Vll, D e s a i n d a n P e r i l a k u O r g a n i s a s i
memerintah bawahan, sebab secara formal yang berhak memeiintah hanya pimpinan saja. Kebaikan Organisasi Garis dan Staf: 1. 2.
Relevan untuk perusahaan besar Keputusan lebih rasional karena adanya staf ahli
3.
Orang yang tepat ditempatkan pada posisi yang tepat (sesuai dengan keahliarinya.)
Kelemahannya: 1.
Organisasinya rumit karena kompleksnya susunan organisasi serta membutuhkan biaya tinggi.
2.
Koordinasi kadang-kadang sukar diterapkan
3.
Solidaritas sesama karyawan berkurang karena jumlahnya yang banyak sehingga memungkinkan mereka untuk tidak lagi saling mengenai.
3.
Organisasi Fungsional.
Organisasi ini didasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut, seperti fungsi produksi, keuangan, personalia, administrasi, dan lain-lain. Dalam organisasi fungsional, seorang karyawan tidak bertanggung jawab pada satu atasan saja. Pimpinan berwenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya untuk bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan berhak memerintah semua karyawan di semua bagian, selama masih berhubungan dengan bidang kerjanya. Kebaikan Organisasi Fungsional: 1.
Pembagian tugas jelas
2.
Spesialiasasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin
3.
Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga terdapat keserasian antara tugas dan keahliannya
79
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Kelemahannya: 1.
Tidak ada kesatuan perintah karena karyawan dapat menerima perintah dari beberapa atasan yang sama-sama memiliki kekuasaan.
2.
Karyawan yang telah merasa ahli dalam bidangnya sulit bekerja sama, karena masing-masing merasa bidang spesialisasinyalah yang terpen ting. Daftar Pustaka
Harold Koontz and Cyril O Donnel, 1972., Principle of an Analysis of Management
Fungtions,
Management
Fifth Edition, MC.
Graw Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo Musselman, 1984, Introduction to Business, Terry, R. George, 1978. Principle of Management,
Richard D Erwin,
Inc., Homewood Illinois, Sevent Edition. Sukarno K, 1968, Dasar-Dasar Manejemen, CV. Telaga Bening, Jakarta S.P. Siagian, 2003. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Gunugn Agung, Jakarta.
•
80
b a b viii
FUNGSI PERUSAHAAN
A.
FUNGSI PEMASARAN
Pemasaran memiliki arti yang berbeda-beda, Menurut Kotler, pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Menurut Stanton, pemasaran meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun potensial. Menurut Griffin dan Ebert, pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi dari gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan perseorangan atau organisasi. Menurut American Marketing Asociation, pemasaran merupakan pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Konsep-konsep inti pemasaran Kebutuhan Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan adalah suatu keadaan perasaan yang membutuhkan pemenuhan terhadap sesuatu seperti makanan, pakaian, perumahan, harga diri, rasa aman dan kasih sayang.
81
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Keinginan K o n s e p p o k o k kedua dalam p e m a s a r a n a d a l a h y a n g menyangkut keinginan manusia, yaitu kebutuhan yang dibentuk oleh budaya dan pribadi seseorang. Permintaan Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, namun sumber dayanya terbatas. Karena itu dengan keterbatasan su,ber daya yang ada, mereka memilih produk-produk yang menghasilkan kepuasan maksimal. Keinginan manusia akan menjadi permintaan bila didukung oleh daya beli. Jadi permintaan adalah kebutuhan/keinginan manusia yang didukung oleh daya beli. Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, untuk dimiliki, digunakan, ataupun dikonsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produsen perlu mengetahui apa yang diinginkan konsumen untuk kemudian menyediakan produk yang sedekat mungkin dengan pemuasan keinginan tersebut. B.
FUNGSI PRODUKSI Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mengubah
masukan (input) menjadi keluaran (output), kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi, setengah jadi, barang industri, suku cadang maupun komponen-komponen penunjang, kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan suatu barang atau jasa. Utilitas /Kegunaan (Utility) adalah kemampuan suatu produk untuk memuaskan keinginan manusia (konsumen). Terdapat empat jenis utilitas berbasis produksi: 1.
Utilitas waktu: perusahaan membuat produk tersedia sewaktu konsumen menginginkannnya. Misalnya hiasan pohon natal
82
Bab VIII, Fungsi P e r u s a h a a n
di waktu natal 2.
Utilitas tempat: Produk-produk tersedia di tempat yang sesuai bagi konsumen
3.
Utilitas kepemilikan: Dengan membuat suatu produk tersedia bagi konsumen untuk dimiliki dan digunakan.
4.
Utilitas bentuk : Dengan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi, produksi menyebabkan produk-produk menjadi tersedia. Proses Operasi / Produksi adalah serangkaian metode dan
teknologi yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa. Jenis produksi dapat diklasifikasikan menurut perbedaan dalam proses-proses operasinya. Barang-barang produk berdasarkan apakah proses operasinya mengkombinasikan sumber daya atau d i p e c a h m e n j a d i beberapa b a g i a n k o m p o n e n . Kita d a p a t menjabarkan jasa berdasarkan tingkat kontak dengan pelanggan yang dibutuhkan. C.
FUNGSI KEUANGAN
Manajemen keuangan perusahaan adalah aktifitas yang terkait d e n g a n p e r e n c a n a a n dan p e n g e n d a l i a n p e r o l e h a n s e r t a pendistribusian asset-aset keuangan perusahaan. Aktivitas yang dilakukan perusahaan pada umumnya berhubungan dengan penentuan keputusan investasi jangka panjang, perolehan dana untuk pembiayaan investasi tersebut, serta pelaksanaan kegiatan operasional keuangan perusahaan. Secara umum Ada 3 fungsi utama manajemen keuangan; 1.
Pengorganisasian investasi
2.
Pembelanjaan
3.
Kebijaksanaan pembagian deviden. Brigham dan Coopeland (1990 :5) menyatakan bahwa peran
manajemen keuangan terdiri dari 3 bidang yang saling terkait yaitu; (1) Pasar uang dan pasar modal, atau keuangan makro, yang 83
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
bersangkut paut dengan banyak topik yang dibahas oleh makro ekonomi, (2) Investasi, yang m e m u s a t k a n pada k e p u t u s a n perorangan dan lembaga keuangan dalam memilih suratberharga untuk portfolio investasi mereka, dan (3) Manajemen keuangan, yang bersangkut paut dengan manajemen perusahaan. Masing-masing bidang ini beriteraksi satu sama lain, sehingga manajemen keuangan perusahaan harus memahami operasi pasar modal dan cara investor menilai surat berharga atau sekuritas. D.
FUNGSI SDM Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian
a k t i v i t a s o r g a n i s a s i y a n g d i a r a h k a n ke u s a h a
menarik,
mengembangkan dan mempertahankan angkatan kerja yang efektif. Atau suatu proses menganalisis dan mengelola kebutuhan organisasi terhadap sumber daya manusia sehingga dapat menjamin tercapainya sasaran strategis perusahaan. Fungsi-fungsi SDM 1.
Perencanaan sumber daya manusia Perencanaan sumber daya manusia yaitu peramalan secara sistematis terhadap permintaan dan penawaran tenaga kerja organisasi di waktu yang akan dating
2.
Rekrutmen Rekrutmen yaitu proses pencarian dan penarikan calon tenaga kerja yang mampu
3.
Seleksi Seleksi yaitu serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau ditolak.
4.
Orientasi Orientasi memperkenalkan karyawan baru pada peranan atau kedudukan mereka dalam organisasi dan pada karyawan lain.
5.
Latihan dan Pengembangan Latihan dan Pengembangan. Latihan bertujuan untuk mem-
84
Bab VIII, Fungsi P e r u s a h a a n
perbaiki p e n g u a s a a n berbagai ketrampilan dan tehnik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. P e n g e m b a n g a n bertujuan untuk m e m p e r b a i k i dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan kepribadian. 6.
Pemeliharaan Pemeliharaan Merupakan fungsi personalia yang berkaitan dengan pemberian kompensasi, hubungan perburuhan, pelayanan karyawan, program kesehatan dan keselamatan kerja.
7.
Pemberhentian Pemberhentian Pemberhentian dan pemutusan hubungan kerja bisa terjadi karena karyawan mengundurkan diri, pensiun, tidak mampu /produktif, dipecatatau dikeluarkan Daftar Pustaka
Harold Koontz and Cyril O Donnel, 1972., Principle of Management an Analysis of Management Fungtions, Fifth Edition, MC. Graw Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo Musselman, 1984, Introduction to Business, Terry, R. George, 1978. Principle of Management, Richard D Erwin, Inc., Homewood Illinois, Sevent Edition. Sukarno K, 1968, Dasar-Dasar Manejemen, CV. Telaga Bening, Jakarta S.P. Siagian, 2003. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Gunugn Agung, Jakarta.
85
bab ix
FUNGSI PEMASARAN
A.
PENGERTIAN PEMASARAN Pemasaran memiliki arti yang berbeda-beda, Menurut Kotler,
pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Menurut Stanton, pemasaran meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun potensial. M e n u r u t Griffin dan Ebert, p e m a s a r a n a d a l a h p r o s e s perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi dari gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan perseorangan atau organisasi. Menurut American Marketing Asociation, pemasaran merupakan pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. B.
KONSEP PEMASARAN
Konsep Inti Pemasaran Kebutuhan Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan adalah suatu keadaan perasaan yang membutuhkan pemenuhan terhadap sesuatu seperti makanan, pakaian, perumahan, harga diri, rasa aman dan kasih sayang. 86
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
Keinginan K o n s e p p o k o k k e d u a d a l a m p e m a s a r a n adalah y a n g menyangkut keinginan manusia, yaitu kebutuhan yang dibentuk oleh bud aya dan pribadi seseorang. Permintaan Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, namun sumber dayanya terbatas. Karena itu dengan keterbatasan su,ber daya yang ada, mereka memilih produk-produk yang menghasilkan kepuasan maksimal. Keinginan manusia akan menjadi permintaan bila didukung oleh daya beli. Jadi permintaan adalah kebutuhan/keinginan manusia yang didukung oleh daya beli. Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, untuk dimiliki, digunakan, ataupun dikonsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produsen perlu mengetahui apa yang diinginkan konsumen untuk kemudian rnenyediakan produk yang sedekat mungkin dengan pemuasan keinginan tersebut. Dalam kaitannya dengan tingkat pemuasan keinginan, ada tiga tingkat pemuasan keinginan sebagai berikut: 1.
Tidakada Pemuasan keinginan
2.
Pemenuhan Kepuasan Sebagian
3.
Pemenuhan Lengkap
Pertukaran Pemasaran terjadi apabila orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui pertukaran. Pertukaran adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa yang diinginkan dari pihak lain dengan memberikan sesuatu sebagai gantinya.
87
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Transaksi Transaksi mengandaikan adanya nilai-nilai yang dipertukarkan diantara dua pihak. Transaksi melibatkan sedikitnya dua barang atau jasa yang bernilai, syarat-syarat yang disepakati, waktu kesepakatan dan tempat kesepakatan. Pasar Konsep transaksi mengarah pada konsep pasar. Pasar adalah himpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu produk. C.
ORGANISASI PEMASARAN Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan,
implementasi dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang bermanfaat dengan pembeli untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Manajer Pemasaran merupakan manajer yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan bauran pemasaran yang menghasilkan transfer barang atau jasa kepada konsumennya. Rencana pemasaran Strategi rinci dan terfokus untuk mengarahkan bauran pemasaran agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Lingkungan Mikro: Berbagai kekuatan yang dekat dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan yaitu perusahaan, pemasok, perusahaan saluran pemasaran, pasar pelanggan, pesaing dan masyarakat. Lingkungan Makro : Kekuatan masyarakat lebih luas yang mempengaruhi seluruh lingkungan mikro: demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik dan budaya. Pesaing Dalam l i n g k u n g a n yang p e r s a i n g a n n y a ketat, t e n a g a pemasaran harus meyakinkan pembeli untuk membeli produk mereka bukan produk yang dijual penjual lain. Setiap program pemasaran mencari cara agar produknya terlihat paling menarik.
88
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
Ada tiga tipe persaingan yaitu: 1.
Persaingan Merek terjadi antara produk-produk yang serupa. Persaingan didasarkan pada persepsi pembeli mengenai manfaat produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, misalnya Aqua, Ades, Vit, dll
2.
Produk substitusi, yaitu produk yang berbeda dari produk pesaing tetapi dapat mengisi kebutuhan yang sama. Misalnya minuman.Aqua, TheBotol dan Coca Cola.
3.
Persaingan Internasional, yaitu pemasaran kompetitif dari produk-produk domestik terhadap produk luar negeri. Misalnya komputer Zyrex dengan HP/Acer, sepatu Cibaduyut dengan sepatu Nike, dll.
Suppliers / Pemasok Pemasok rnenyediakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Manajer pemasaran harus mengawasi ketersediaan pasokan - kekurangan atau penundaan pengiriman pasokan, pemogokan tenaga kerja dan peristiwa lain dapat mengurangi penjualan dalam jangka pendek dan merusak kepuasan pelanggan dalam jangka panjang. Manajer pemasaran juga memantau harga dari sumber pemasok utama mereka. Kenaikan harga pasok bisa memaksa perusahaan menaikan harga yang dapat menurunkan volume penjualan. a.
Single Supplier / Pemasok Tunggal - monopoli
b.
Multi Suppliers
Marketing Channel / Perantara Pemasaran Perantara p e m a s a r a n m e m b a n t u p e r u s a h a a n
untuk
mempromosikan, menjual dan mendistribusikan barang ke pembeli akhir. Perantara pemasaran meliputi penjual (pedagang besar, agen / pengecer), perusahaan distribusi fisik, agen jasa pemasaran (perusahaan riset pemasaran, agen periklanan, perusahaan media dan konsultan pemasaran) dan perantara keuangan (bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi)
89
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Lingkungan Politik dan Hukum Kegiatan-kegiatan politis, baik luar negeri maupun domestik, telah berpengaruh pada dunia usaha. Lingkungan Sosial dan Budaya Semakin banyak orang yang berkantor di rumah, jumlah keluarga dengan orang tua tunggal semakin meningkat, pilihan makanan dan kegiatan fisik / olah raga, mencerminkan semakin meningkatnya kepedulian terhadap gaya hidup sehat, kriminaltas yang semakin meningkat serta bertumbuhnya pemahaman atas keragaman budaya sehingga mendorong tenaga pemasaran untuk memperbaiki cara-cara mereka melakukan bisnis yaitu dengan cara mengembangkan dan mempromosikan produk-produk baru bagi konsumen maupun industri. Teknologi-teknologi baru mempengaruhi pemasaran karena teknologi menciptakan barang dan jasa baru. Misalnya DVD, kamera digital, handphone, internet, cara belanja baru melalui internet. Lingkungan Ekonomi Kondisi ekonomi menentukan pola pengeluaran konsumen, dunia usaha dan pemerintahan. Kondisi ekonomi mempengaruhi setiap rencana pelaku pemasaran dalam penawaran produk, penetapan harga, dan strategi promosi. Variabel ekonomi yang diperhatikan antara lain inflasi, tingkat suku bunga, resesi dan pemulihan ekonomi. D. STRATEGI PEMASARAN Bauran Pemasaran Bauran Pemasaran adalah gabungan strategi produk, penetapan harga, promosi dan distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk. Disebut juga konsep 4 P yaitu Product, Price, Promotion and Place.
90
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
a.
Produk Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar
untuk mendapat perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok. Karena itu produk harus disesuaikan dengan keinginan maupun kebutuhan pembeli, agar pemasaran produk berhasil. Jadi pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera konsumen, misalnya dalam hal mutu, kemasan, dll. Karena itu tugas bagian pemasaran harus menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan keinginan pasar (konsumen). Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud menarik konsumen. b.
Harga
Harga adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Saat ini harga masih merupakan komponen terpenting sebagai penentu dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa. Penentuan harga merupakan salah satu keputusan penting bagi manajemen perusahaan. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya yang telah dikeluarkan untuk produksi ditambah besarnya persentase laba yang diinginkan. Strategi harga rendah dan strategi harga tinggi dapat efektif pada situasi yang berbeda. Harga rendah umumnya mengakibatkan volumen penjualan yang lebih besar. Harga tinggi biasanya membatasi ukuran pasar tetapi meningkatkan laba per unit. Harga tinggi dapat juga menarik konsumen mengisyaratkan bahwa produk memiliki kualitas yang sangat tinggi. c.
Promosi Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang secara aktif
dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk
91
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
yang ditawarkan. Kegiatan dalam promosi antara lain periklanan, personal selling, promosi penjualan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat dan publisitas. 1.
Iklan adalah bentuk komunikasi bukan pribadi yang digunakan oleh sponsor tertentu untuk membujuk atau menginformasikan kepada konsumen atau calon konsumen mengenai suatu produk.
2.
Penjualan pribadi (personal selling). Banyak produk yang dipromosikan melalui penjualan pribadi atau penjualan dari satu orang ke orang yang lain misalnya asuransi, MLM, rumah. Barang-barang industri menerima banyak penjualan pribadi. Sewaktu perusahaan membeli dari perusahaan lain, para petugas pembelian dan orang lain yang memerlukan informasi teknis dan rinci biasanya meminta informasi ke wakil penjualan perusahaan penjual.
3.
Promosi penjualan. Barang-barang yang relative murah seringkali dipasarkan melalui promosi penjualan yang melibatkan bujukan langsung seketika kepada pembeli. Premium (biasanya barang-barang gratisan), kupon, sisipan dalam paket semuanya adalah promosi penjualan yang dilakukan untuk membujuk konsumen supaya membeli produk.
4.
Hubungan masyarakat, Hubungan masyarakat mencakup seluruh komunikasi yang ditujukan untuk membangun nama baik. U s a h a
itu b e r u s a h a
membangun
sikap
yang
menguntungkan terhadap organisasi dan produk-produknya. Publisitas mengacu ke usaha-usaha perusahaan berkomunikasi kepada masyarakat umum, biasanya melalui media massa. Publisitas tidak dibayar oleh perusahaan dan isi publisitas tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan dan terkadang merugikan suatu bisnis. d.
Place / penempatan / distribusi. Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen
untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke 92
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
tangan konsumen. Perusahaan harus membuat keputusan mengenai saluran yang akan digunakan mendistribusikan produk-produk mereka, misalnya menjualnya via pengecer, agen, took grosir maupun langsung ke konsumen. Penentuan jumlah penyalur disesuaikan dengan sifat produk yang ditawarkan contoh barang kebutuhan sehari-hari membutuhkan banyak penyalur, agar m u d a h didapat oleh konsumen. Bila jumlah penyalur terlau sedikit menyebabkan penyebaran produk kurang luas, tapi bila jumlah penyalur terlalu banyak mengakibatkan pemborosan waktu, perhatian dan biaya. Menempatkan suatu produk ke outlet yang sesuai memerlukan sejumlah a k t i v i t a s distribusi y a n g b e r k a i t a n d e n g a n cara penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Misalnya pilihan transportasi, pergudangan, pengendalian persediaan. Segmentasi Pasar Tiga langkah dalam pemasaran terarah adalah 1.
Segmentasi pasar (Segmenting)
2.
Pentargetan Pasar (Targeting)
3.
Pemosisian Pasar (Positioning)
Segmentasi Pasar adalah Membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah Mentargetkan pasar Proses mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu atau beberapa segmen pasar untuk dimasuki. Memposisikan pasar Mengatur agar suatu produk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan dikehendaki relatif terhadap produk pesaing di benak konsumen sasaran. Menetapkan pemosisian bersaing bagi produk dan bauran pemasaran yang terinci. Misalnya: Mobil Volvo mempunyai positioning kuat pada keamanan, BMW mobil eksekutif muda, Mercy - mobil mewah untuk orang yang sudah mapan.
93
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Mengidentifikasi Pangsa Pasar Anggota pangsa pasar (market segment) harus memiliki beberapa sifat u m u m yang akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Dalam mengidentifikasi pangsa pasar, dicari sejumlah pengaruh berbeda pada perilaku konsumen antara lain yaitu variabel geografis, demografis, psikografis dan variabel penggunaan produk. Segmentasi geografis adalah membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografis seperti negara, regional, negara bagian, daerah, kota atau kompleks perumahan. Contoh koran Jawa Pos Segmentasi
demografis
adalah membagi pasar menjadi
kelompok berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluaran, daur kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kebangsaan. Contoh majalah Hai, Gadis, Bobo, baju Segmentasi
Psikografis
yaitu m e m b a g i pembeli m e n j a d i
kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, pendapat, minat atau kepribadian. Orang yang berada dalam kelompok demografis yang sama dapat mempunyai ciri psikografis berbeda. Contoh majalah Full Frame tentang fotografi, restoran. Segmentasi
Penggunaan
Produk
yaitu m e m b a g i pembeli
berdasarkan pada cara-cara bagaimana konsumen menggunakan suatu produk, kesetiaan mereka terhadap merek tertentu dan alasan mereka
membeli.
Contoh
produsen
sepatu
wanita,
mengidentifikasikan ada tiga segmen: pemakai sepatu olah raga, casual, dan sepatu pesta. Riset Pasar Riset Pemasaran adalah Fungsi yang menghubungkan pemasar dengan konsumen, pelanggan dan publik lewatinformasi. Informasi tersebut dipergunakan untuk mengetahui dan menentukan peluang serta masalah pemasaran untuk menghasilkan, mempertajam dan mengevaluasi tindakan pemasaran, untuk memantau kinerja
94
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
pemasaran dan memperbaiki pemahaman mengenai proses pemasaran. Proses Riset Ada lima tahap dasar dalam melaksanakan riset pasar: 1.
Mempelajarisituasiterakhir
2.
Memilih metode riset
3.
Mengumpulkan data. Ada dua jenis data yaitu a.
data primer: data yang dikembangkan dari riset yang baru dilakukan misalnya melalui observasi, survei langsung / survei lapangan, wawancara
b.
data sekunder: data yang telah tersedia sebagai hasil riset sebelumnya, misalnya riset pustaka, data dari biro statistik.
4.
Menganalisa data. Data tidak berguna sampai data tersebut diorganisasikan menjadi informasi.
5.
Mempersiapkan laporan. Laporan ini harus m e n c a k u p metodologi dan riset pada studi laporan. Laporan harus m e n g i n d e n t i f i k a s i a l t e r n a t e p e m e c a h a n m a s a l a h dan rekomendasi tindakan perbaikan.
Metode Riset Ada Empat metode dasar riset pasar adalah observasi (pengamatan), survei, kelompok fokus dan percobaan. 1.
Observasi (Pengamatan) adalah tehnik riset pemasaran yang dilakukan dengan hanya melihat, mengamati dan mencatat perilaku konsumen dan situasi yang relevan.
2.
Survei yaitu tehnik riset pemasaran dengan menggunakan kuesioner yang dikirimkan kepada perseorangan ataupun digunakan sebagai dasar wawancara.
3.
Kelompok Fokus (FGD=Focus Group Discussion) adalah tehnik riset pemasaran dengan sekelompok individu yang berkumpul di satu tempat, mengemukakan suatu permasalahan dan
95
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
diminta untuk membahasnya. Idealnya kelompok fokus terdiri dari 6 - 1 5 orang. FGD sering digunakan sebagai langkah awal riset. 4.
Percobaan adalah tehnik riset pemasaran yang mencoba untuk membandingkan tanggapan individu yang sama atau serupa dalam situasi yang berbeda.
Keputusan Produk Dan Harga Produk Konsumen membeli produk karena mereka menyukai apa yang dapat dilakukan produk tersebut kepada mereka, baik secara fisik maupun emosional. Suatu produk harus mencakup ciri khas yang tepat dan menawarkan manfaat yang tepat. Ciri khas (feature) produk adalah kualitas, berwujud dan tidak berwujud, yang ditanamkanoleh perusahaan ke dalam produknya Klasifikasi Produk-produk Konsumsi terbagi menjadi tiga kategori yang mencerminkan perilaku pembeli: 1.
Barang / jasa kenyamanan (convenience goods / services) adalah produk yang relatif tidak mahal yang dibeli dan dikonsumsi secara cepat dan teratur) contohnya susu, koran, restoran cepat saji.
2.
Barang / jasa belanja : Produk yang cukup mahal dan lebih jarang dibeli seperti televisi, mobil dan asuransi.
3.
Barang / jasa khusus, produk yang mahal dan jarang dibeli seperti gaun pengantin dan catering untuk resepsi pernikahan.
Klasifikasi Produk
Industri
Terbagi dalam dua kategori yaitu barang biaya beban dan barang modal. 1.
Barang biaya beban adalah produk industri yang dibeli dan dikonsumsi secara cepat dan teratur dalam operasi sehari-hari misalnya barang industri yang langsung digunakan dalam
96
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
proses produksi, bahan produksi pendukung, barang habis pakai. 2.
Barang modal adalah produk industri yang mahal, tahan lama dan jarang dibeli misalnya gedung kantor, pabrik, computer, jasa yang dibuat untuk komitmen jangka panjang misalnya jasa makanan karyawan, pemeliharaan gedung atau jasa hukum.
Bauran
Produk
Bauran Produk adalah kelompok produk yang dibuat oleh suatu perusahaan agar tersedia untuk dijual. Misalnya PT. Sharp Indonesia membuat televisi, mesin cuci, home theater, kulkas, ac. Lini Produk Lini Produk adalah sekelompok produk yang serupa yang ditujukan untuk sekelompok pembeli yang serupa yang akan menggunakan mereka dengan cara yang serupa, misalnya mobil BMW ada bermacam macam sen, HP Nokia bermacam-macam sen dan melayani berbagai segmen, dll. Pengembangan lini produk bisa ke atas dan ke b a w a h , sedangkan bauran produk bisa melebar contohnya PT. Unilever Mengembangkan produk baru, merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan atau merek. Pengembangan produk atau merek biasanya dilakukan oleh divisi R&D (riset dan pengembangan). Tujuh Tahap Proses
Pengembangan
1.
Gagasan Produk: didapat dari konsumen, internal perusahaan, pesaing, badan penelitian dari luar perusahaan.
2.
Penyaringan : usaha untuk menghilangkan seluruh gagasan yang tidak berhubungan dengan kemampuan, keahlian atau tujuan perusahaan.
3.
Pengujian konsep dengan menggunakan riset pasar untuk mendapatkan input dari konsumen.
97
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
4.
Analisis bisnis: perbandingan biaya dan manfaat untuk melihat apakan produk tersebut memenuhi tujuan profitabilitas minimum.
5.
Pengembangan prototipe/sample
6.
Pengujian produk dan uji pemasaran
7.
Komersialisasi.
Daur Hidup Produk (Product Life Cycle = PLC) Daur Hidup Produk (Product Life Cycle = PLC) Yaitu : serangkaian tahapan yang dilewati produk selama masa hidupnya untuk menghasilkan laba. Empat Tahap PLC yaitu: 1.
Perkenalan, Tahap perkenalan dimulai sewaktu produk mencapai pasar. Selama tahapan ini, tenaga-tenaga pemasaran berfokus pada usaha membuat konsumen potensial sadar akan keberadaan produk dan manfaat. Karenanya biaya promosi dan pengembangannya sangat besar, maka labanya belum terlihat. Contohnya Ize Pop - Sun Miguel, motor Bajaj, 3G - XL
2.
Pertumbuhan. Jika produk baru menarik perhatian dan cukup memuaskan konsumen, penjualan mulai menanjak secara cepat. Selama tahapan ini, produk mulai memperlihatkan laba, pesaing juga mulai mengikuti, mengeluarkan produk versi mereka. Minuman bervitamin - You C1000, Minuman Isotonik - Pocari Sweat
3.
Dewasa. Pertumbuhan penjualan mulai melambat. Walaupun produknya menghasilkan laba tertinggi di awal tahap ini, meningkatnya persaingan dapat mengarah pada pemotongan harga dan laba yang lebih rendah. Pada akhir tahap ini, penjualan mulai jatuh. Contohnya Mie instant - Indomie, Air mineral-Aqua
4.
Penurunan. Selama tahap akhir, penjualan dan laba terus jatuh. Produk-produkbaru dalam tahap perkenalan mengambil alih penjualan. Perusahaan membuang atau mengurangi dukungan 98
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
promosi, tetapi tetap membiarkan produk tersebut beredar untuk memberikan laba tambahan contohnya V C D Player, Kamera saku analog Produk yang baru tahap perkenalan kemudian mati c o n t o h n y a Nasi I n s t a n t - Tara N a s i k u dari U n i l e v e r dikembangkan lagi oleh pesaingnya yaitu Nasi Instant dari Garuda Food, Chatz Mie, mie untuk anak muda. Menyesuaikan Strategi Pemasaran selama Daur Hidup Mengidentifikasi Produk melalui pemberian merek, pengemasan, pelabelan. Pemberian Merek merupakan proses menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan kualitas suatu produk tertentu yang dibuat oleh suatu produsen tertentu. Jenis-jenis nama merek: 1.
Merek nasional : Produk bermerek yang diproduksi dan didistribusikan secara luas oleh produsen serta membawa nama produsen
2.
Merek lisensi: Penggunaan nama merek yang telah mapan dengan membeli hak dari organisasi atau individu yang memilikinya. Contohnya Disney jadi merek tas anak-anak, pakaian anak-anak.
3.
Merek Pribadi / Private label: Produk bermerek yang dikomisikan kepada pedagang grosir atau pengecer dari suatu produsen misalnya Hero Save, N o l Carrefour, Value Plus - Hypermart.
Pengemasan Pengemasan merupakan Wadah fisik yang memuat produk yang akan dijual, diiklankan atau dilindungi. Pengemasan berperan sebagai suatu iklan dalam toko yang dapat membuat produknya terlihat menarik, memamerkan nama merek, mengidentifikasi ciri dan manfaatnya, mengurangi resiko kerusakan, pecah, pembusukan, pencurian barang-barang kecil.
99
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Pelabelan
produk
Pelabelart produk merupakan bagian dari pengemasan produk yang mengidentifikasikan nama, produsen dan isinya. Penentuan Harga Penentuan harga adalah proses menentukan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam penjualan produknya. Tujuan penetapan harga bermacam-macam antara lain: 1.
Tujuan Memaksimalkan Laba : harga rendah - unit terjual banyak, harga tinggi - unit terjual sedikit, maka dicari harga optimal untuk memaksimalkan laba..
2.
Tujuan Pangsa Pasar: harga rendah - rugi untuk mendapatkan
3.
pangsa pasar Untuk menutup kerugian
Alat-alat penetapan harga: 1.
Penetapan harga berorientasi biaya
2.
Analisis titik impas (BEP =break even point) Penetapan
harga
berorientasi
biaya
mempertimbangkan
kebutuhan perusahaan untuk memperoleh laba dan kebutuhan untuk menutup biaya-biaya produksi. Contoh: toko sepatu memberi harga pada sepatunya dengan cara menghitung biaya yang mencakup biaya pembelian sepatu, sewa toko, upah pegawai, listrik, telp, iklan, dll dan menetapkan laba yang diinginkan. Angka-angka ini bersama-sama membentuk mark-up. Misalnya biaya pembelian sepatu Rp. 100.000,- dan markup yang dapat diterima sebesar Rp. 40.000,- Jadi harga penjualanya sebesar Rp. 140.000,-. Markup biasanya ditentukan sebagai suatu persentase dari harga penjualan dan dihitung sebagai berikut: Persentase markup = Markup dapat dilihat juga sebagi persentase dari biaya. Markup Rp. 40.000,- merupakan 40% dari biaya Rp. 100.000,- untuk sepasang sepatu(Rp. 40.000,- / Rp. 100.000,-)
100
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
Analisis titik
impas
Titik impas dalam unit = Biaya tetap : biaya yang tidak dipengaruhi oleh kuantitas suatu produk yang diproduksi atau dijual misalnya biaya penerangan, upah pegawai, sewa toko, asuransi, dll Biaya variabel yaitu biaya yang berubah sejalan dengan kuantitas suatu produk yang diproduksi atau dijual misalnya biaya pembelian produk, biaya pengiriman. Strategi Penetapan 1.
Harga
Penetapan Harga Produk yang telah beredar memiliki tiga piilihan yaitu: a.
Penetapan harga di atas harga pasar yang berlaku bagi produk-produk serupa.
b.
Penetapan harga di bawah harga pasar
c.
Penetapan harga pada atau di dekat harga pasar Pemimpin harga (price leaders) yaitu perusahaan dominan yang menetapkan harga-harga produk yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain.
2.
Penetapan harga produk baru, ada dua macam kebijakan yaitu penetapan harga yang sangat tinggi ( penetapan harga mengapung / price skimming) atau penetapan harga yang sangat rendah (penetapan harga penetrasi / penetration pricing)Penetapan
harga mengapung
adalah menetapkan suatu
harga tinggi di awal untuk mendukung biaya-biaya produk baru dan menghasilkan laba. Skimming berhasil dilakukan bila tenaga pemasaran dapat meyakinkan konsumen b a h w a produknya sangat berbeda dari produk lain yang telah ada di pasaran contohnya: HP, kamera digital. Penetapan harga penetrasi yaitu menetapkan suatu harga rendah di awal untuk mendukung suatu produk baru di pasar agar menarik minat konsumen dan mendorong pembelian percobaan dari suatu produk baru misalnya makanan, kue.
101
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Taktik Penetapan 1.
Harga
Penetapan harga lini (Pricing Lining) yaitu menetapkan sejumlah harga terbatas untuk kategori tertentu, misalnya toko kaset menetapkan lima macam harga untuk lima jenis kaset misalnya Rp. 15.000, - Rp. 25.000,-
2.
Penetapan harga psikologis yaitu taktik penetapan harga yang mengambil manfaat dari fakta bahwa konsumen tidak selalu menanggapi harga yang secara rasional tercantum. Salah satu jenis penetapan harga psikologis adalah penetapan harga ganjilgenap yaitu taktik penetapan harga yang didasarkan pada pengetahuan bahwa pelanggan memilih harga-harga yang tercantum dalam jumlah rupiah yang pas misalnya Rp. 19.900 daripada Rp. 20.000,-, Rp. 399.900 daripada Rp. 400.000,-
3.
Pendiskonan yaitu pengurangan harga yang ditawarkan sebagai suatu intensif terhadap pembelian untuk meningkatkan penjualan.
Saluran Distribusi Bauran Distribusi yaitu kombinasi saluran-saluran distribusi untuk menyampaikan produk suatu perusahaan kepada pengguna akhir. Perantara Perantara yaitu individual atau perusahaan yang membantu mendistribusikan suatu produk. Perantara ada dua macam yaitu pedagang grosir dan pengecer. Pegadang
grosir
Pegadang grosir yaitu perantara yang menjaul produk ke bisnis lain untuk dijual kembali pada konsumen final. Pengecer Pengecer yaitu perantara yang menjual produknya langsung ke konsumen.
102
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
Keputusan perusahaan untuk menggunakan saluran distribusi tergantung pada 1. 2.
Target pasar perusahaan Sifat dasar produk
3.
Biaya pemeliharaan distribusi dan jaringan penjualan
Saluran distribusi adalah jaringan an tar perusahaan yang dilalui suatu produk dari produsen ke pengguna akhir. Strategi
Distribusi
Strategi distribusi tergantung pada kelas produk dan tingkat keterpapasan pasar (market exposure) yang paling efektif dalam menyampaikan produk kepada jumlah pelanggan terbesar. Tujuannya adalah untuk menjadikan suatu produk dapat dicapai dalam jumlah lokasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Ada tiga macam strategi distribusi yaitu: 1.
Distribusi Intensif yaitu strategi pendistribusian suatu produk melalui sebanyak mungkin saluran dan anggota saluran. Biasanya untuk barang-barang konsumsi biaya rendah dengan daya tarik yang luas contoh : permen dan majalah
2.
Distribusi Eksklusif yaitu strategi yang digunakan suatu manufaktur untuk memberikan hak eksklusif untuk mendistribusikan atau menjual suatu produk kepada sejumlah grosir atau pengecer tertentu dalam wilayah geografis tertentu. Umumnya untuk produk bergengsi dengan biaya tinggi, misalnya mobil jaguar.
3.
Distribusi selektif yaitu strategi perusahaan yang hanya menggunakan grosir dan pengecer yang memberikan perhatian khusus kepada produk tertentu. Biasanya peralatan dan perabotan rumah tangga seperti elektrolux.
103
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Pedagangan Partai Besar: Pegadang Grosir dan Agen atau broker Perdagangan Eceran: toko serba ada (departement store), pasar swalayan, minimarket, Hypermarket, toko, w a n i n g , Toko khusus (speciality store), Toko Diskon, Factory Outlet (adalah toko milik pabrikan yang menghindari grosir dan pengecer dengan menjual barang-barang dagangan langsung dari pabrik ke konsumen.) Pengecer tanpa toko dan pengecer elektronis: Direct- response retailing adalah pengecer tanpa toko yang menggunakan interaksi langsung dengan para pelanggan untuk menginformasikan tentang produk kepada mereka dan untuk menerima pesanan penjualan. Jenis eceran ini meliputi mail order / catalog marketing, Mail Marketing, Telemarketing, Direct selling (Tuppeware, Avon), Pemasaran melalui internet / website / blog misalnya toko buku Amazone, Bhineka.com. Konflik
saluran
Ketidaksepakatan di antara saluran anggota pemasaran terhadap sasaran dan peran siapa yang harus melakukan apa dan apa imbalannya. Konflik horisontal terjadi di antara perusahaan pada tingkat saluran yang sama. Konflik vertikal adalah konflik antara tingkat yang berbeda dari saluran yang sama. Umumnya konflik terjadi karena masalah pelayanan, penetapan harga dan iklan atau menjual di luar wilayah yang sudah ditetapkan. Promosi Perusahaan
menggunakan
metode
promosi
untuk
menyampaikan informasi tentang diri dan produknya kepada konsumen dan pembeli industri. Tujuannya untuk mempengaruhi keputusan belanja. Promosi bertujuan untuk menyampaikan empat hal kepada calon pelanggan yaitu:
104
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
1.
Membuatmereka sadar terhadap produk
2.
Membuat mereka banyak mengetahui tentang produk
3.
Membujuk mereka untuk menyukai produk
4.
Membujuk mereka untuk membeli produk Tujuan akhir dari promosi adalah untuk meningkatkan
penjualan, menyampaikan informasi, memposisikan produk, menambah nilai dan mengontrol volume penjualan. Strategi 1.
Promosi:
Strategi tarik (Pull Strategy) adalah strategi promosi yang dirancang untuk langsung menarik pelanggan yang akan meminta suatu produk dari pengecer. Misalnya dengan iklan
2.
Strategi dorong (Push Strategy) adalah strategi promosi yang dirancang untuk mendorong grosir dan atau pengecer untuk memasarkan produk kepada konsumen, misalnya dengan memberikan bonus, diskonbertingkat.
Bauran promosi (Promotional
Mix)
Bauran promosi (Promotional Mix) adalah kombinasi alat-alat yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk. Alat promosi ada 4 tipe yaitu pemasangan iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan serta publisitas dan hubungan masyarakat. Kombinasi ini tergantung pada banyak faktor antara lain produk perusahaan, biaya alat-alat yang berbeda dan karakteristik target pasar. Strategi periklanan yang digunakan untuk sebuah produk tergantung pada tahap mana produk tersebut berada dalam daur produk. Dalam tahap pengenalan, iklan iriformatif dapat membantu mengembangkan kesadaran para pembeli mengenai perusahaan dan produknya serta membantu meningkatkan permintaan akan produk tersebut. Selama masa pertumbuhan dan dewasa, pemasar dapat memilih satu dari tiga pendekatan umum:
105
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
1.
Iklan persuasif (persuasive advertising) yaitu strategi periklanan yang mencoba mempengaruhi konsumen untuk membeli produk satu perusahaan daripada produk pesaingnya.
2.
Iklan perbandingan (comparative advertising) yaitu strategi periklanan yang secara langsung membandingkan dua produk atau lebih.
3.
Iklan pengingat (reminder advertising) adalah strategi periklanan untuk menjaga nama suatu produk dalam ingatan konsumen.
Media
periklanan
Para pemasar harus mengetahui siapakah pelanggan mereka (STP), media apa yang digunakan, pesan apa yang akan menarik bagi mereka dan bagaimana mendapatkan perhatian dari mereka. Media periklanan yang umum adalah koran, majalah, televisi, radio, direct mail (brosur), iklan luar ruangan (billboard, iklan di bus, taxi), internet, katalog, yellow pages, dll. Bauran media adalah kombinasi media periklanan yang dipilih untuk membawa pesan mengenai sebuah produk. Jenis-jenis iklan ada tiga kategori yaitu : 1.
Iklan merek (brand advertising) mempromosikan sebuah merek
2.
Iklan dukungan (advocacy advertising) adalah iklan yang
tertentu, iklan produk yang mempromosikan barang atau jasa. mempromosikan suatu maksud, pandangan atau calon/ kandidat. 3.
Iklan institusi (institutional advertising) mempromosikan citra jangka panjang dari sebuah perusahaan.
Tipe promosi penjualan antara lain: 1.
Kupondiskon
2.
Titik pembelian (POP / Point of Purchase) yang terletak didekat kasir atau pintu masuk / pintu keluar.
106
B a b IX, F u n g s i P e m a s a r a n
3.
Sampel gratis (produk lain) dan hadiah (premium) misalnya berupa pena, mainan, kalender, dsb.
4.
Pameran dagang industri
5.
Lomba atau kontes
Jenis Promosi 1.
ATL: Above the Line: iklan di TV, radio, media cetak, bilboard,
2.
BTL: Below the line: consumer promotion / promosi langsung
dll dimana target audiencenya lebih masih massive ke k o n s u m e n , h a d i a h b a z z a r , p a m e r a n d i m a n a B T L mempunyai ruang lingkup audience yang lebih terbatas. Daftar Pustaka Harold Koontz and Cyril O Donnel, 1972., Principle of Management an Analysis of Management Fungtions, Fifth Edition, MC. Graw Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo Musselman, 1984, Introduction to Business, Terry, R. George, 1978. Principle of Management,
Richard D Erwin,
Inc., Homewood Illinois, Sevent Edition. Sukarno K, 1968, Dasar-Dasar Manejemen, CV. Telaga Bening, Jakarta Soetrisni, 1991, Pengantar Bisnis, Edisi Revisi II,BPFE Yogyakarta.
107
bab x
FUNGSI PRODUKSI
A.
PENGERTIAN PRODUKSI Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mengubah
masukan (input) menjadi keluaran (output) atau kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi, setengah jadi, barang industri, suku cadang maupun komponen-komponen penunjang. Juga dapat berarti kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan suatu barang atau jasa. Utilitas / Kegunaan (Utility) adalah kemampuan suatu produk untuk memuaskan keinginan manusia (konsumen). Terdapat empat jenis utilitas berbasis produksi: 1.
Utilitas waktu : perusahaan membuat Papat roduk tersedia sewaktu konsumen menginginkannnya. Misalnya hiasan pohon natal di waktu natal
2.
Utilitas tempat: Produk-produk tersedia di tempat yang sesuai bagi konsumen
3.
Utilitas kepemilikan: Dengan membuat suatu produk tersedia bagi konsumen untuk dimiliki dan digunakan.
4.
Utilitas bentuk : Dengan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi, produksi menyebabkan produk-produk menjadi tersedia.
108
B a b X, F u n g s i P r o d u k s i
B.
PROSES D A N KEGIATAN OPERASI
Proses Operasi / Produksi adalah serangkaian metode dan teknologi yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa. Jenis produksi dapat diklasifikasikan menurut perbedaan dalam proses-proses operasinya. Barang-barang produk berdasarkan apakah proses operasinya mengkombinasikan sumber daya atau d i p e e a h m e n j a d i b e b e r a p a b a g i a n k o m p o n e n . Kita d a p a t menjabarkan jasa berdasarkan tingkat kontak dengan pelanggan yang dibutuhkan. Proses Pabrikasi Barang : Proses Analitis vs Sintetis Seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat analitis atau sintetis dari proses transformasi. 1.
Proses analitis: proses produksi yang menguraikan sumbersumber daya menjadi komponen untuk menciptakan produkproduk jadi.
2.
Produksi sintetis: proses produksi yang mengkombinasikan bahan-bahan mentah untuk memproduksi suatu barang jadi.
Proses jasa : Tingkat kontak dengan pelanggan Satu cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat diberikan tanpa pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi. 1.
2.
Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen menerima jasa sebagai bagian dari sistem. Misalnya jasa transportasi. Proses kontak rendah: tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem dalam menerima jasa. Misalnya penyetoran giro di bank, nasabah tidak mengikuti proses perbankannya.
109
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Proses Produksi dapat ditinjaui dari dua segi yaitu: 1.
Kelangsutigan
Hidup
a.
Produksi terus-menerus (Continuous Production) Produksi terus menerus dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang. Dalam proses produksi ini, walaupun terjadi perubahan model, susunan dan fungsi alatalatmesinyangdipakai tidak berubah. Misalnya penggergajian kayu mengubah balok menjadi papan, karet menjadi ban atau pun proses perakitan mobil, walaupun terjadi perubahan bentuk tetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin. Proses produksi ini menghasilkan produk yang standar (massal).
b.
Produksi yang terputus-putus (Intermitten Production) Proses produksi tidak terus menerus atau operasi seringkali terhenti guna mengubah alat-alat, pengaturan kembali alat-alat dan penyesuaian yang terus menerus diadakan sesuai dengan tuntutan produk yang akan dihasilkan. Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan yang sesuai dengan keperluan pemesan.
2.
Teknik
a.
Proses ekstraktif: suatu proses pengambilan langsung dari alam seperti kayu, perikanan, pertambangan.
b.
Analitis : Proses memisahkan bahan-bahan seperti minyak mentah menjadi minyak bersih.
c.
Proses Pengubahan: Proses perubahan bentuk seperti alat-alat rum ah tangga.
d.
Proses Sintetis: Proses mencampur dengan unsur-unsur lain seperti bahan-bahan kimia
Manajemen Operasi / Produksi M a n a j e m e n O p e r a s i / p r o d u k s i adalah P e n g a r a h a n dan pengendalian suatu proses secara sistematis untuk mengubah sumber
110
B a b X, F u n g s i P r o d u k s i
daya menjadi barang atau jasa. atau merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasi penggunaan sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Perkembangan manajemen produksi didorong oleh beberapa faktor antara lain: 1.
Adanya pembagian kerja dan spesialisasi Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai pengelolaan yang baik. Pekerjaan yang semula terkonsentrasi pada satu pihak dapat dibagikan untuk ditangani oleh pihak-pihak lain sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik pada waktu yang telah ditentukan. Spesialisasi kerja memungkinkan peningkatan keahlian seseorang sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dalam waktu lebih singkat dengan kualitas yang lebih baik. Sehingga hal ini akan mengurangi biaya produksi dan mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi.
2.
Revolusi Industri Revolusi industri merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin dan merupakan proses yang berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi, budaya dan politik.
3.
Perkembangan alat dan teknologi yang mencakup penggunaan komputer, penggunaan robot serta otomatisasi mesin dan alat perkantoran.
4.
Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia dan model keputusan. Penggunaan metode ilmiah dalam m e n g k a j i pekerjaan memungkinkan ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut:
111
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
a.
Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku.
b.
Pengamatan terhadap metode kerja yang lebih baik melalui pengukuran dan analisis ilmiah.
c.
Pelatihan pekerja dengan metode baru
d.
Pemanfaatan umpan balik dan pengelolaan atas proses kerja.
Pengambilan
keputusan dalam Manajemen
Produksi
Dalam mengatur dan mengkoordinasi penggunaan sumbersumber daya, manajer produksi perlu membuat keputusankeputusan yangberhubungan dengan upaya-upaya untuk mencapai tujuan, agar barang dan jasa yang dihasi lkan sesuai dan tepat seperti yang d i h a r a p k a n yaitu tepat mutu (kualitas), tepat j u m l a h (kuantitas) dan tepat waktu dengan biaya yang rendah. Ditinjau dari kondisi keputusan yang harus diambil, terdapat empat macam pengambilan keputusan yaitu: 1.
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti (certainty).
2.
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3.
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainty).
4.
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain. Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab keputusan
utama yaitu: 1.
Proses Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk untuk memproduksi barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus proses, tata letak (lay out) peralatan dan seluruh aspek fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan.
112
B a b X, F u n g s i P r o d u k s i
2.
Kapasitas Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang tepat dan penyediaan waktu yang tepat. Kapasitas jangka panjang ditentukan oleh besarnya fasilitas fisik yang dibangun. Dalam jangka pendek kapasitas kadangkadang diperbesar dengan mengadakan sub-kontrak kepada pihak luar atau penambahan regu (shift) atau menyewa ruangan/ peralatan tambahan.
3.
Persediaan Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi, menyangkut apa yang dipesan, berapa
4.
banyak pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan. Tenaga kerja Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia menempati posisi sangat penting. Proses produksi tidak mungkin berlangsung tanpa tenaga kerja yang menggarap kegiatan untuk menghasilkan produk, baik berupa barang atau jasa. Keputusan tentang tenaga kerja m e n c a k u p seleksi, penggajian, pelatihan, penempatan, penyelian atau supervisi.
5.
Mutu / kualitas. Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu barang atau jasa yang dihasilkan. Mutu merupakan tanggung jawab produksi yang penting dan harus didukung oleh organisasi secara keseluruhan.
C.
PERENCANAAN OPERASI Keseluruhan rencana dan ramalan bisnis dikembangkan oleh
top manajemen dan menjadi panduan perencanaan operasi. Rencana bisnis memuat garis besar tujuan dan sasaran perusahaan, termasuk barang dan jasa tertentu yang akan ditawarkan pada tahun-tahun mendatang. Selain rencana bisnis, para manajer juga membuat rencana jangka panjang melalui ramalan atau forecast terhadap
113
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
permintaan di masa mendatang baik untuk produk baru maupun untuk produk yang sudah ada. Rencana jangka panjang mencakup periode 2-5 tahun dan memerinci jumlah pabrik atau fasilitas jasa, tenaga kerja, permesinan, fasilitas transportasi, gudang atau penyimpanan yang akan diperlukan untuk memenuhi permintaan. Perencanaan Kapasitas Kapasitas adalah jumlah suatu produk yang dapat diproduksi suatu perusahaan pada kondisi kerja normal. Perencanaan kapasitas berarti menjamin bahwa suatu kapasitas perusahaan sedikit melebihi permintaan normal akan produk-produknya. Jika kapasitas terlalu kecil untuk memenuhi permintaan, perusahaan harus merencanakan alternatif-alternatif lain untuk memenuhi permintaan misalnya outsourching, sub-contract, dll. Jika kapasitas terlalu besar perlu dicarikan alternatif penyelesaiannya. Misalnya pengurangan karyawan, menerima sub-contract, dsb. Perencanaan lokasi Lokasi suatu pabrik mempengaruhi biaya produksi dan flexibilitasnya, maka lokasi harus direncanakan dengan cermat. Para m a n a j e r harus m e m p e r t i m b a n g k a n b a n y a k f a k t o r d a l a m perencanaan lokasi fasilitasny a antara lain 1.
daya tarik lokasi yang dipengaruhi oleh kedekatan lokasi dengan bahan mentah dan pasar / konsumen
2.
ketersediaan tenaga kerja, energi, biaya transportasi
3.
peraturan pemerintah, pajak lokal dan kondisi kehidupan masvarakat J
Perencanaan Tata ruang Tata ruang menentukan apakah suatu perusahaan dapat cepat tanggap dan efisien terhadap permintaan konsumen atau untuk dapat menyamai kecepatan produksi pesaing. Perencanaan Tata Ruang untuk memproduksi barang direncanakan dalam tiga jenis ruang yang berbeda yaitu:
114
B a b X, F u n g s i P r o d u k s i
1.
Fasilitas produktif : bengkel kerja dan peralatan untuk mengubah bahan-bahan mentah
2.
Fasilitas non-produktif: daerah penyimpanan dan pemeliharaan
3.
Fasilitas pendukung: kantor, kamar kecil, area parkir, dsb.
Pada fasilitas produktif terdapat alternatif pilihan yaitu 1.
Tata Ruang Proses : Pengaturan kegiatan produksi yang mengelompokkan peralatan dan orang-orangnya berdasarkan fungsinya. Misalnya Bengkel mesin, toko kue, binatu
2.
Tata Ruang Selular : Pengaturan kegiatan produksi yang dirancang untuk memindahkan satu keluarga produk melalui aluryangsejenis. Keuntungannya: Karena produk yang serupa membutuhkan lebih sedikit penyesuaian peralatan, waktu persiapan peralatan lebih singkat, jarak an tar alur lebih dekat sehingga penanganan bahan prduksi dan waktu transit menjadi lebih efisien, persediaan barang dalam proses lebih sedikit dan administrasinya menjadi lebih sederhana karena alur bahan produksi menjadi lebih teratur. Kerugiannya adalah penggandaan peralatan.
3.
Tata Ruang Produk : Pengaturan kegiatan produksi yang dirancang untuk m e m i n d a h k a n s u m b e r d a y a melalui serangkaian tahap yang lancar dan tetap. Peralatan dan manusianya dipersiapkan untuk memproduksi hanya satu jenis barang dan diatur sesuai dengan kebutuhan produksi. Tata ruang produk efisien untuk memproduksi produk dalam jumlah besar dan biasanya menggunakan lini perakitan atau assembly line yaitu suatu produk setengah jadi yang bergerak dari satu tahap ke tahap berikutnya melalui pabrik dengan menggunakan ban berjalan atau peralatan lain sampai barang tersebut jadi. Contoh pabrik mobil, pabrik motor, pabrik elektronik.
115
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Perencanaan Kualitas Setiap rencana operasi yang lengkap harus memastikan bahwa barang-barang diproduksi untuk memenuhi standar kualitas perusahaan. Kualitas ditingkatkan melalui perbaikan metode kerja secara terus menerus. Pengawasan dilakukan pada setiap tahap produksi dari awal sampai akhir, dari bahan mentah sampai barang jadi. Program perbaikan kualitas bertujuan mengurangi pemborosan dan meningkatkan kemampuan produksi. Perencanaan Metode Dalam merancang sistem operasi, para manajer harus secara jelas mengidentifikasi setiap tahap produksi dan metode spesifik untuk melaksanakannya. Deskripsi rinci dari suatu prosedur biasanya dijabarkan dengan menggunakan diagram yang disebut flow chat proses. Diagram tersebut mengidentifikasi serangkaian kegiatan produksi, pergerakan bahan produksi dan pekerjaan yang dilaksanakan pada setiap tahap sewaktu produk menempuh produksi. Alur inilah yang dapat dianalisa untuk menentukan adanya aktivitas pemborosan, sumber-sumber keterlambatan dalam alur produksi dan inefisien lainnya. Tahap akhir adalah menerapkan perbaikan-perbaikan tersebut. Penjadwalan Operasi Apabila rencana telah mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dan merinci maksud dari penggunaannya untuk m e n c a p a i t u j u a n suatu p e r u s a h a a n , p a r a m a n a j e r h a r u s mengembangkan daftar jam (time table) untuk mendapatkan sumber daya. Aspek operasi ini disebut penjadwalan. Penjadwalan terjadi pada berbagai tingkat. Pertama, suatu tingkat puncak atau jadwal produksi induk (master production schedule) yaitu jadwal yang memperlihatkan produk mana yang akan diproduksi, kapan produksi akan dimulai dan sumber daya apa yang akan digunakan selama periode waktu yang sudah ditentukan.
116
B a b X, F u n g s i P r o d u k s i
D.
PENGENDALIAN OPERASI
Pengendalian operasi membutuhkan manajer produksi untuk memonitor kinerja produksi dengan cara membandingkan hasil dengan rencana. Jika jadwal atau standar kualitas tidaksesuai maka diperlukan tindakan korektif. Tindak lanjut (follow up) pemeriksaan untuk memastikan bahwa keputusan produksi telah dilaksanakan adalah merupakan hal yang penting dan harus terus menerus dilakukan dalam pengendalian operasi. Pengendalian operasi meliputi dua bidang yaitu manajemen bahan produksi dan pengendalian proses produksi. Manajemen Bahan Produksi Manajemen bahan produksi meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian alur bahan produksi. Lima bidang utama dalam manajemen bahan produksi adalah: 1.
Transportasi: mencakup alat-alat transportasi sumber daya ke perusahaan dan barang jadi ke pembeli
2.
Pergudangan baik bahan mentah, bahan pendukung, bahan setengahjadi maupun barang jadi.
3.
Pembelian (purchasing) adalah perolehan seluruh bahan produksi dan jasa yang diperlukan suatu perusahaan untuk memproduksi produk-produknya.
4.
Seleksi Pemasok (supplier selection) yaitu menemukan dan menentukan pemasok mana yang dipilih untuk membeli kebutuhan jasa dan bahan produksi.
5.
Pengendalian persediaan (inventory control) t e r m a s u k penerimaan, penyimpanan, penanganan, serta penghitungan seluruh bahan mentah, barang setengah jadi maupun barang jadi. Hal ini untuk memastikan bahwa persediaan bahan produksi cukup tersedia untuk memenuhi jadwal produksi. Salah satu caranya dengan menetapkan batas minimum persediaan dengan memperhatikan minimum order dan jangka waktu pengiriman barang sampai ke pabrik dari tanggal pemesanan.
117
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Alat untuk pengendalian Operasi S e j u m l a h alat ( t o o l ) y a n g m e m b a n t u m a n a j e r d a l a m mengendalikan operasi adalah pelatihan pekerja, just in time production systems, dan pengendalian mutu. Pelatihan
pekerja
Kepuasan pelanggan sangat berkaitan dengan karyawan yang memberikan layanannya. Pekerja jasa dilatih dan dimotivasi dalam sikap dan perilaku yang berorientasi kepada pelanggan. Just in time (JIT) production
system
Just in time (JIT) production system adalah metode produksi yang mengumpulkan keseluruhan bahan dan komponen yang diperlukan di setiap tahap produksi pada waktu yang tepat saat mereka dibutuhkan untuk setiap tahap produksi. Tujuan JIT adalah untuk meminimalkan kelebihan biaya persediaan, mengurangi sampai hampir tidak ada barang yangberada dalam tahap pemrosesan. Material Requirment Planning
(MRP)
Material Requirment Planning (MRP) yaitu metode pengendalian produksi yang menggunakan bill of material untuk menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Bill of material Bill of material adalah alat pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan kandungan yang penting dari suatu produk (bahan-bahan mentah dan komponen), pesanan yang harus digabungkan dan seberapa banyak yang dibutuhkan untuk membuat satu batch.
118
B a b X, F u n g s i P r o d u k s i
Manufacturing
Resource Plann*..0
'nPII)
Manufacturing Resource Planning (MRP II) adalah versi lanjutan dari MRP yang mengumpulkan seluruh bagian dari organisasi ke dalam kegiatan produksi perusahaan. Pengendalian Mutu / Kualitas (Quality Control) Pengendalian Mutu / Kualitas (Quality Control) adalah manajemen dari proses produksi yang dirancang untuk manufaktur barang atau rnenyediakan jasa yang sesuai dengan standar kualitas tertentu. Dengan memonitor produk dan jasa, perusahaan dapat mendeteksi kesalahan dan membuat koreksinya. Pengendaliaan mutu ini harus dimulai dari tahap awal yaitu dari bahan mentah, proses produksi, sampai barang jadi. Untuk mengelola kualitas, perusahaan ada yang menggunakan cara Manajemen Kualitas Total atau Total Quality Management (TQM) yaitu jumlah seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menempatkan kualitas barang dan jasa ke dalam tempat pasar. Alat yang sering digunakan dalam manajemen kualitas total adalah 1.
analisa nilai tambah
2.
kontrol proses statistik
3.
studi kualitas / biaya
4.
timguguskendalimutu
5.
benchmarking Daftar Pustaka
Harold Koontz and Cyril O Donnel, 1972., Principle of an Analysis of Management
Fungtions,
Management
Fifth Edition, MC.
Graw Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo Musselman, 1984, Introduction to Business, Terry, R. George, 1978. Principle of Management,
Richard D Erwin,
Inc., Homewood Illinois, Sevent Edition. Sukarno K, 1968, Dasar-Dasar Manejemen, CV. Telaga Bening, Jakarta Soetrisni, 1991, Pengantar Bisnis, Edisi Revisi II,BPFE Yogyakarta. 119
bab xi
FUNGSI KEUANGAN
A.
PENGERTIAN KEUANGAN
Manajemen keuangan pada dasarnya, merupakan kegiatan pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan usaha - usaha mendapatkan dana (raising of funds) y a n g dibutuhkan oleh perusahaan dan usaha - usaha menggunakan dana (allocation of funds) yang telah didapatkan secara efektif dan efisien. Dari pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua fungsi utama bagi m a n a j e r k e u a n g a n d a l a m menjalankan fungsi keuangan dalam dalam sebuah perusahaan akan diperhadapkan pada dua jawaban pertanyaan, yaitu ; a)
bagaimana memperoleh dana dari sumber - sumber dana potensial (pembelanjaan pasif), dan
b)
bagaimana menggunakan dana yang telah diperoleh tersebut (pembelanjaan aktif).
Pada hakekatnya masalah manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan adalah bagaimana menyeimbangkan antara aset (struktur kekayaan) dan liabilitas (struktur finansial), serta ekuitas (struktur modal). Tugas manajer keuangan dalam menyeimbangkan antara aset dengan liabilitas dan ekuitas meliputi, penentuan susunan aset yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi, besarnya komposisi dan syarat-syarat. Kemudian menentukan besarnya ekuitas yang dibutuhkan, pendapatan apa yang akan diberikan
120
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
kepada ekuitas (ditinjau dari sudutrentabilitas) dari berapa liabilitas yang dapat ditarik dan berapa lama libilitas tersebut akan ditarik (ditinjau dari sudut likuiditas dan solvabilitas), Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan adanya tujuan dan sasaran, yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian efektivitas dan efesiesi hasil dari keputusan keuangan. Ada berbagai macam tujuan, antara lain, adalah maksimalisasi kesejahteraan pemilik perusahaan, banyaknya saham yang dimiliki menunjukkan bukti kepemilikan dalam perusahaan. Kesejahteraan pemegang saham ditunjukkan melalui harga pasar persaham perusahaan, yang juga merupakan refleksi dari keputusan investasi, pendanaan dan aktiva manajemen. Ide dasarnya adalah kesuksesan keputusan suatu bisnis dinilai berdasarkan dampak yang ditimbulkan terhadap harga saham. Brigham dan Coopeland (1990: 5) menyatakan bahwa peran manajemen keuangan terdiri dari 3 bidang yang saling terkait yaitu; (1) Pasar uang dan pasar modal, atau keuangan makro, yang bersangkut paut dengan banyak topik yang dibahas oleh makro ekonomi, (2) Investasi, yang memusatkan pada keputusan perorangan dan lembaga keuangan dalam memilih surat berharga untuk portfolio investasi mereka, dan (3) Manajemen keuangan, yang bersangkut paut dengan manajemen perusahaan. Masing-masing bidang ini beriteraksi satu sama lain, sehingga manajemen keuangan perusahaan harus memahami operasi pasar modal dan cara investor menilai surat berharga atau sekuritas. Manajemen keuangan telah mengalami sejumlah perubahan besar selama bertahun-tahun. Ketika muncul sebagai suatu bidang ilmu tersendiri pada awal tahun 1900 an, penekanannya adalah pada aspek h u k u m dari merger, konsolidasi, dan p e m b e n t u k a n perusahaan baru, serta berbagai jenis sekuritas yang diterbitkanoleh perusahaan perseroan. Seiring perkembangan perusahaan saat ini, manajer keuangan memiliki peranan yang dinamis yang sebelumnya tidak dimiliki.
121
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
M e n u r u t Van H o m e (2002) m e n y a t a k a n b a h w a s e b e l u m pertengahan abad ini, tugas para manajer keuangan terutama mencari dana dan mengelola posisi kas perusahaan mereka. Tahun 1950 an dengan semakin meningkatnya konsep nilai sekarang telah turut mendorong para manajer keuangan untuk memperluas tanggung jawab mereka dan lebih memperhatikan pemilihan proyek - proyek investasi modal. Saat ini faktor - faktor eksternal mempunyai dampak yang semakin meningkat terhadap para manajer keuangan. Meningkatnya kompetisi antar perusahaan, perubahan teknologi, harga dan tingkat bunga, ketidakpastian sittuasi ekonomi dunia, fluktuasi nilai tukar, perubahan hukum pajak dan etika sehubungan dengan perjanjian keuangan merupakan faktor- faktor eksternal yang harus dihadapi sehari - hari. Pada tahun 1990, keuangan memiliki peranan strategis yang lebih penting dalam suatu perusahaan. Jika keuangan memainkan peranan manajemen secara umum dalam organisasi, manajer keuangan seharusnya menjadi pemain tim dalam keseluruhan usaha perusahaan untuk menciptakan nilai, karena sasaran dari perusahaan adalah menciptakan nilai untuk para pemegang sahamnya. Nilai ini dimunculkan oleh harga pasar atas common stock perusahaan yang selanjutnya merupakan fungsi keputusan investasi, financing dan dividend p e r u s a h a a n . Kemampuan seorang manajer keuangan untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut, mencari dana, menginvestasikan a k t i v a serta m e n g e l o l a n y a s e c a r a b i j a k s a n a a k a n s a n g a t berpengaruh terhadap sukses perusahaan dan ekonomi secara keseuruhan. Hal inilah yang menuntut manajer keuangan harus memiliki fleksibilitas. Jika keuangan m e m a i n k a n p e r a n a n manajemen secara umum dalam organisasi, manajer keuangan. T u g a s m a n a j e r k e u a n g a n yang p a l i n g u t a m a a d a l a h m e r e n c a n a k a n p e n g a d a a n dan p e n g g u n a a n d a n a
guna
m e m a k s i m u m k a n nilai p e r u s a h a a n . D e n g a n kata lain dia menentukan sumber dan penggunaan dana dari beberapa alternatif
122
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
yang tersedia. Beberapa hal yang menyangkut dengan kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1.
Permalan dan p e r e n c a n a a n . M a n a j e r k e u a n g a n harus berinteraksi dengan eksekutif lainnya dalam memperkirakan masa depan perusahaan dan menetapkan rencana bersama untuk menentukan posisi masa depan perusahaan.
2.
Keputusan dalam investasi dan pembiayaan. Sesuai dengan rencana jangka panjang, manajer keuangan harus rnenyediakan modal guna mendukung pertumbuhan. Perusahaan yang berhasil biasanya memperoleh tingkat penjualan yang tinggi, yang membutuhkan penambahan investasi pabrik, peralatan, dan aktiva lancar yang perlu untuk menghasilkan barang dan jasa. Manajer keuangan harus membantu penentuan tingkat pertumbuhan penjualan yang optimal dan pengambilan keputusan atas investasi spesifik yang akan dilaksanakan serta penentuan jenis dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut. Harus dipertimbangkan keputusan tentang penggunaan dana internal atau eksternal, dari utang atau ekuitas, dan dari utang jangka panjang atau jangka pendek.
3.
Pengkoordinasian dan pengendalian. Manajer keuangan harus bekerja sama dengan eksekutif bidang lain agar perusahaan beroperasi seefisien mungkin. Semua keputusan bisnis mempunyai implikasi keuangan, dan semua manajer-baik dari keuangan maupun bidang lain-harus memperhitungkan hal ini. Interaksi dengan pasar modal. Manajer keuangan harus
berurusan dengan pasar uang dan pasar modal. Setiap perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh bursa "keunagan" umum tempat tersedia dana, tempat sekuritas perusahaan diperdagangakan, dan tempat investor mendapatuntung atau rugi. B.
PERENCANAAN KEUANGAN Rencana keuangan adalah rencana usaha untuk mencapai posisi
keuangan yang dicari dimasa yang akan datang.
123
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
1.
Mengapa Perusahaan Membutuhkan Dana ? Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk tetap beroperasi,
karena kegagalan dalam membayar pemasok dapat dapat membuat bangkrutnya usaha. Manajer harus dapat membedakan dua jenis pengeluaran: a.
P e n g e l u a r a n J a n g k a P e n d e k ( S h o r t Term /
Operatinge
Xpenditures) Pengeluaran jangka pendek adalah pengeluaran yang muncul dalam aktivitas bisnis sehari-hari. Pengeluaran jangka pendek meliputi dana yang ditanamkan dalam persediaan (baik persediaan bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi), pengeluaran untuk pembayaran upah dan gaji karyawan, serta biaya operasi lainnya. b.
Pengeluran Jangka Panjang {Long Term / Capital
Xpenditures)
Sebagai tambahan untuk memnuhi kebutuhan dana bagi pengeluaran operasionalnya, perusahaan juga membutuhkan dana untuk membiayai pengeluran aktiva tetap. Aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki nilai dan mmasa pemakaian panjang. Sebai contoh aktiva tetap adalah investasi tanah, gedung, dan pembelian mesin-mesin. 2.
Pembelanjaan Atau Pembiayaan Perusahaan (Corporate
Fi-
nancing) Untuk memenuhi kebutuhan akan pengeluaran jangka pendek maupun panjang, perusahaan membutuhkan dana yang tidak saja dapat dipenuhi oleh kemampuan modal awal dari pemilik serta kemampuannya dalam menghasilakn laba, tetapi juga dana dari luar perusahaan seiring dengan perkembangan kemajuan usahanya. a.
Sumber Dana Jangka Pendek Sumber dana jangka pendek meliputi: a)
Trade Credit (Utang Dagang) Utang dagang disamping dapat merupakan pengeluaran,
124
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
dapat pula berfungsi sebagai sumber dana bagi perusahaan barang telah dapat diterima tetapi p e m b a y a r a n n y a diserahkan k e m u d i a n . Pemberian kredit dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya merupakan pinjaman jangka pendek bagi perusahaan. b)
Pinjaman Bank Jangka Pendek Dengan Jaminan (Scured Short Term Loan) Pinjaman bank merupakan sumber dana jangka pendek yang sangat penting. Pinjaman tersebut hampir selalu menyertakan suatu surat perjanjian utang yang disebut promissory notes yang menyatakan kesanggupan perusahaan untuk membayar pinjaman serta bunga yang tealh disepakati. Dalam jenis pinjaman ini bank juga mensyaratkan
adanya
jaminan
(koleteral)
yang
memberikan hak pada bank untuk menyita jaminan tersebut bilamana pinjaman tidak dapat dilunasi. c)
Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan (Unsecured Term Loan)
Short
Pinjaman ini merupakan sumber dana jangka pendek yang penting bagi perusahaan. Dengan jenis pinjaman ini, perusahaan tidak perlu menyerahkan jaminan kepada bank. Tetapi biasanya bank mensyaratkan peminjam untuk tetp memiliki saldo minimum di bank (compensating balance). Dalam hal ini perusahaan harus mempertahankan jumlah minimum tertentu dari pinjaman untuk tetap mengendap di bank. d)
Letter Of Credit Adalah janji tertulis dari bank bagi pihak pembeli untuk membayar sejumlah uang kepada perusahaan yang dituju
125
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
e)
Commercial
Paper
Adalah surat berharga yang diterbitkan dan dijual oleh perusahan besar dan terpercaya u n t u k m e m e n u h i kebutuhan jangka pendeknya. Ini diterbitkan untuk jangka waktu tertentuu (30,60, 90, 270, atau 360 hari). Surat berharga ini dijual kepada lembaga keuangan atau perusahaan lain dengan harga yang lebih rendah dari nominalnya dan pada akhir priode, surat berharga ini dibeli kembali oleh perusahaan sebesar nilai nominalnya. f)
Factoring Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cepat melalui factoring yaitu dengan menjual piutang perusahaan kepada perusahaan faktor (perusahaan pembeli piutang) yang biasanya adalah lembaga keuangan.
b.
Sumber- Sumber Dana Jangka Panjang Pada umumnya perusahaan membutuhkan dana jangka panjanguntuk memenuhi pengeluaran jangka panjangnya, seperti pembelian aktiva tetap. Agar bias memulai usahanya perusahaan harus mengeluarkan dana untuk bangunan dan peralatan. Pencarian dana jangka panjang diperoleh dari: a)
Pembiayaan Melalui Utang +
Utang jangka panjang Alternative pinjaman jangka panjang lebih disukai daripada obligasi karena pilihan ini tidak mensyaratkan a d a n y a k e t e r b u k a a n i n f o r m a s i k e u a n g a n perusahaan kepada public. Sedangkan kelemahannya: adanya kebutuhan dana jangka panjang yang besar menyebabkan sulit terpenuhi oleh lembaga keuangan y a n g ada ( k e t e r b a t a s a n k e m a m p u a n l e m b a g a keuangan untuk memasok dana dalam jumlah besar)
126
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
+
Obligasi perusahaan Obligasi adalah surat berharga yang diterbitkan perusahaan, yang menyatakan kesanggupan membayar sejumlah uaiig tertentu kepada pemegang surat berharga pada waktu tertentu. Selama waktu kontrak atau masaberlakunya obligasi, perusahaan penerbit harus membayar bunga per priode.
b)
Pembiayaan Dengan Modal Sendiri (Equity Financing) +
Saham biasa
+
Saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah surat berharga yang memberikan hak suara kepada pemilik serta merupakan penerima hak terakhir atas asset perusahaan setelah pemegang obligasi dan saham preferen. Saham preferen adalah saham yang menjamin pembayaran deviden tetap kepada pemilik tanpa hak suara. Pemegang saham preferen merupakan penerima hak yang lebih dahulu atas asset daripada pemegang saham biasa. Deviden adalah bagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham, baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen. Laba ditahan Alternative lain untuk pembiayaan modal sendiri adalah laba ditahan, yakni bagian laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Dengan menggunakan laba ditahan berarti perusahaan tidak perlu meminjam uang dan membayar bunga.
C. JENIS-JENIS MODAL Pengertian modal sebagai sumber daya ekonomi adalah sesuai dengan perkembangan modal dalam arti ilmiah. Pertama-tama modal yang bersifat "orientasi pisik", yaitu hasil-hasil produksi yang digunakan untuk meng- hasilkan lagi. Kemudian muncul pengertian
127
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
modal yang bersifat "orientasi bukan pisik", yaitu pengertian modal yang ditekankan pada nilai dan kekuasaan menggunakan apa yang terkandung
dalam
perkembangan
barang
modal.'Mengingat
sejarah
p e n g e r t i a n m o d a l di atas, d a n
dengan
memperhatikan data yang tercantum dalam Neraca PT Bajakarya di muka, maka modal dapat dibagi menjadi: modal penggunaan, dan modal pengum- pulan. Modal Penggunaan Modal penggunaan (modal aktif) adalah dana (kekayaan) yang ditanam- kan dalam aktiva perusahaan industri, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar. Jadi modal penggunaan (modal aktif) adalah kolektivitas dari barang-barang modal (capital goods) y a n g diperlukan untuk proses produksi. Modal penggunaan (modal aktiQ biasanya disebut "modal nyata", yang terdiri dari hasii produksi yang akan dijual dan akan diterima kembali dalam bentuk uang; kemudian ditanamkan lagi ke barang-barang modal (uang barang uang). Proses itu menggambarkan perputaran dana (kekayaan) dalam perusahaan industri. Dengan demikian modal penggunaan (modal aktif) adalah kekayaan yang terletak pada aktiva neraca, yang m e n u n j u k k a n g a m b a r a n p a d a k e k a y a a n a p a m o d a l perusahaan industri itu ditanamkan. Modal penggunaan (modal aktif) dapat dibedakan menjadi modal tetap, dan modal lancar. Modal Tetap Modal tetap (fixed capital) adalah modal nyata yang tidak dapat sekali habis dalam proses produksi, yang terdiri dari: modal tetap rial, dan modal tetap immaterial. a)
Modal Tetap Rial Modal tetap rial adalah modal nyata yang tidak dapat sekali habis dalam proses produksi, terdiri dari: (1) Modal tetap rial yang tidak berangsur habis dalam proses produksi
128
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
Modal tetap rial yang tidak berangsur habis dalam proses p r o d u k s i , y a ' i t u t a n a h untuk k e d u d u k a n D i r e k s i perusahaan, atau tanah untuk tempat basis produksi perusahaan. Modal tetap ini tidak diadakan penyusutan. (2) Modal tetap rial yang berangsur habis dalam proses produksi Modal tetap rial yang berangsur habis dalam proses produksi, terdiri dari : mesin-mesiri, gedung-gedung, peralatan. Modal tetap ini berangsur habis dalam proses produksi selama tak- siran masa gunanya, dan akan kembali dalam bentuk semula; tidak sekaligus dalam perputaran, tetapi berangsur-angsur menurut jangka waktu taksiran masa gunanya. Contohnya: mesin-mesin, gedunggedung, peralatan. b)
Modal Tetap Immaterial Modal tetap immaterial merupakan modal tetap yang tidak nyata, yang juga berangsur habis dalam proses produksi sesuai dengan jangka waktu taksiran masa gunanya, seperti halnya mesin-mesin, gedung-gedung, dan peralatan. Modal tetap immaterial ini terdiri dari: merk dagang, hak cipta, hak pengarang, good will.
Modal
Lancar
Modal lancar adalah modal yang dapat sekali habis dalam proses produksi, dan akan kembali dalam bentuk semula setelah berputar dalam waktu jangka pendek, umumnya kurang dari satu tahun. Misalnya: kas, pihutang, surat-surat berharga, persediaan bahan baku, barang sete- ngah jadi, barang jadi. Modal lancar ini sama dengan modal kerja (work-ing capital), dapat pula kelebihan modal lancar dari hutang jangka pendek. Modal lancar disebut pula "modal kerja kotor, sedang kelebihan modal lancar dari hutang jangka pendek disebut 'modal kerja bersih (net working capital).
129
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Modal kerja dapat dibagi menjadi: modal kerja per- manen, dan modal kerja variabel. a)
Modal Kerja Permanen Modal kerja permanen adafalr modal kerja yang selalu tersedia di dalam perusahaan, yang terdiri dari: modal kerja permanen primer, modal kerja permanen normal. (1) Modal Kerja Permanen Primer Modal kerja permanen primer adalah modal kerja yang minimal harus selalu tersedia dalam perusahaan industri, supaya usahanya dapat lancar dalam memenuhi pesanan para langganannya; yang terdiri dari: persediaan minimal kas, per-sediaan minimal bahan, persediaan minimal barang jadi untuk pihutang. (2) Modal Kerja Permanen Normal Modal kerja permanen normal merupakan modal kerja yang harus selalu tersedia dalam kuantitas yang diperlukan untuk usaha normal, dan disediakan untuk memenuhi keperiuan modal rata-rata serta untuk memelihara usaha yang normal.
b)
Modal Kerja Variabel Modal kerja variabel adalah sebagian dari modal kerja yang m u d a h d i p e r l u a s dan d i k u r a n g i bila k e a d a a n p a s a r memerlukan. Jadi modal kerja variabel berubah-ubah sesuai dengan keperiuan perusahaan industri, yang terdiii dari: (1) Modal Kerja Variabel Musiman Modal kerja variabel musiman, adalah modal kerja yang ber-ubah-ubah disebabkan karma musim (seosonal), antara lain: modal kerja perusahaan payung.
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
(2) Modal Kerja Variabel Konjungtural Modal kerja variabel konjungtural, adalah modal kerja yang berubah-ubah disebabkan karena konjungtur (cyclical). (3) Modal Kerja Variabel Darurat Modal kerja variabel darurat (emergency), adalah modal kerja yang disediakan untuk menghadapi kejadiankejadian yang tidak dapat diketahui lebih dahulu. Modal Pengumpulan Modal pengumpulan (modal pasif) adalah dana (uang) yang telah di dapat oleh perusahaan industri, yang bersumber dari pemilik perusahaan industri atau dari fihak ketiga (kredit); yang mempunyai kekuatan (daya) pertukaran untuk memperoleh modal penggunaan (modal aktif). Modal pengumpulan (modal pasif) dapat dibedakan menjadi: dari segi keberesan; dari segi kemampuan; dan dari segi keuntungan. Modal Pengumpulan
Dari Segi Keberesan Perusahaan
ln-dustri
Dari segi keberesan (liquidity) modal pengumpulan (modal pasil), dapat dibedakan menurut jangka waktu modal itu ditarik, yang terdiri dari: kredit panjang; kredit pendek. a)
Kredit Panjang Kredit panjang adalah kredit yang jangka waktu pengembalian lebih dari satu tahun, yang meliputi: kredit jangka panjang tidak terbatas yang merupakan modal saham; dan kredit panjang terbatas, yang terdiri dari: obligasi, hipotik.
b)
Kredit Pendek Kredit pendek adalah kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun, yang meliputi: kredit R/C, kredit jual, kredit beli, kredit wesel, belening, prolongasi.
131
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Modal Pengumpulan
Dari Segi Kemampuan
Perusahaan
In-dustri
Dari segi kemampuan (solvability) modal pengumpulan (modal pasif), adalah modal yang sifat kemampuannya dapat untuk menjamin kepercayaan kepada fihak ketiga, yang terdiri dari: modal sendiri, modal asing. a)
Modal Sendiri Modal sendiri sifatnya mampu untuk menjamin kelancaran perusahaan industri, karena modal sendiri tidak mempunyai beban tetap kepada fihak ketiga, yang terdiri dari: modal saham, cadangan tujuan, laba yang ditahan.
b)
Modal Asing Modal asing (kredit) sifatnya kurang mampu untuk menjamin kelancaran perusahaan industri, karena mempunyai beban tetap kepada fihak ketiga, yang terdiri dari: obligasi, hipotik, belening, prolongasi.
Modal Pengumpulan
Darisegi
Keuntungan
Perusahaan
In-dustri
Dari segi keuntungan (profitability) modal pengumpulan (modal pasif) dapat dibedakan menurut pendapatan sebagai balas jasa terhadap pemakaian modal, yang terdiri dari: modal dengan beban tidak tetap, modal dengan beban tetap. a)
Modal dengan Beban Tidak Tetap Modal denganbeban tidak tetap, bebannya mengingat keuntungan yang diperoleh perusahaan industri, yang terdiri dari: m o d a l s a h a m bagi p e r u s a h a a n PT, modal p o k o k b a g i perusahaan perseorangan, Firma, danCV.
b)
Modal dengan Beban Tetap Modal dengan beban tetap, mempunyai beban tetap yang berujud: interes, sebagai balas jasa kepada kreditur yang telah bersedia memberikan kredit, yang terdiri dari: obligasi, hipotik, belening, prolongasi.
132
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
D.
LAPORAN K E U A N G A N Laporan keuangan (financial report) adalah salah satu unsur
yang pen- ting dari pengendalian intern (internal control) dalam sistem akuntansi (ac-counting system), yang merupakan suatu alat untuk memperoleh informasi yang dapat dipertanggungjawabkan bagi pengusaha (top management) perusahaan industri. Data yang disajikan dalam laporan keuangan (financial report) harus dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi pengusaha (top management) perusahaan industri untuk mengambil keputusan atau sebagai bahan menilai kecakapan tenaga kerja dalam melaksanakan tugas- nya y a n g telah diberikan k e p a d a n y a . M e n g e n a i l a p o r a n k e u a n g a n ( f i n a n c i a l r e p o r t ) ini, a k a n dikemukakan: neraca; dan perhitungan L/R. Neraca Perusahaan Industri Neraca adalah suatu laporan keuangan (financial report) yang merupakan ikhtisar keadaan keuangan (financial situation) perusahaan in-dustri pada suatu saat, yang harus dipertanggung jawabkanoleh pengusaha (top management) perusahaan industri. Mengenai neraca perusahaan industri ini, akan dikemukakan: tujuan pembuatan neraca; macamnya neraca; penentuan nilai dari pospos neraca. Tujuan Pembuatan
Neraca
Tujuan pembuatan neraca, yaitu terdiri dari: a) Neraca sebagai alat untuk menunjukkan kekayaan perusahaan. b)
Neraca sebagai alat untuk menentukan laba/rugi perusahaan.
c)
Neraca yang menunjukkan keberesan (liquidity) perusahaan.
d)
Neraca yang menunjukkan mengenai kemampuan (solvability) perusahaan.
e)
Neraca yang menunjukkan mengenai persentasi keuntungan (rantability) perusahaan.
133
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
f)
Neraca sebagai alat menyusun statistik untuk laporan perusahaan. Para ahli keuangan banyak yang meragukan tujuan pertama
dan kedua. Mereka beranggapan bahwa neraca dapat memenuhi tujuan pertama dan kedua itu, disebut golongan dualistis. Sedang mereka yang menyatakan neraca hanya dapat memenuhi salah satu dari dua macam tujuan itu, disebut golongan monistis. Pertentangan dua macam golo-ngan itu bersumber pada ajaran harga biaya historis, serta ajaran harga biaya normatif (standar); dan masalah penentuan harga biaya (costs price). Perbedaan antara neraca kekayaan dan neraca laba, berpangkal pada ajaran neraca sebagai ikhtisar kekayaan dengan kewajiban p e r u s a h a a n . N e r a c a k e k a y a a n a d a l a h s e b a g a i alat u n t u k menunjukkan nilai dari kekayaan perusahaan. Sedang neraca laba untuk memahami hasil pen- jualan dikurangi harga biaya barang yang dijual. Hasil penjualan adalah harga yang disetujui pembeli dan penjual Macamnya Neraca
Perusahaan
Neraca (balanced) adalah suatu laporan keuangan (financial report) yang merupakan ikhtisar kekayaan dan hutang perusahaan industri pada suatu saat, yang harus dipertanggungjawabkan oleh pengusaha (top management) perusahaan industri. Mengenai neraca perusahaan in-dustri ini, dapat dibedakan menjadi: neraca ekonomis; neraca publikasi; neraca pajak; neraca likuidasi; neraca concern; neraca konsolidasi. a)
Neraca Ekonomis Neraca ekonomis (intern) adalah neraca untuk keperiuan peng-usaha (top management) perusahaan industri, yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan operas) perusahaan industri. Neraca ekonomis (intern) harus disusun secara obyektif dan realistis.
134
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
Penyusunan neraca ekonomis harus memakai suatu sistem penilaian yang konsisten. Misalnya: harga beli, nilai ganti; bila menyimpang harus disesuaikan dengan ketentuannya. Karena neraca ekonomis harus dibuatpada waktu-waktu tertentu, maka disebut "neraca kesinambungan", sebagai lawan dari "neraca likuidasi". b)
Neraca Publikasi Tujuan penyusunan neraca publikasi adalah untuk kepentingan para pemegang saham (bentuk hukum perusahaan PT), diharuskan tiap tahun mengumumkan neracanya. Neraca publikasi dibuat atas dasar neraca ekonomis (intern), yang disusun lebih baik, karena adanya laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Maka neraca publikasi merupakan pula neraca pembagian laba. Neraca publikasi ini tidak diperinci sampai sekecil-kecilnya seperti neraca ekonomis (intern), tetapi sudah dipersingkat, supaya umum jangan sampai tahu keadaan perusahaan yang sebenarnya.
c)
Neraca Pajak Neraca pajak (fiskal) dasarnya adalah neraca ekonomis (intern), dengan mempeibaiki aktiva serta pasivanya yang disesuaikan de-ngan prinsip penilaian yang diinginkan oleh aturan pajak. Penyusunan neraca pajak (fiskal) harus memperhatikan ketentuan aturan pajak, untuk membukukan biaya-biaya yang diperlukan dalam proses produksi, supaya tidak mengurangi pendapatan pajak yang menjadi sumber pendapatan negara. Dalam neraca tidak boleh diadakan : cadangan pihutang ragu-ragu yang tak dapat ditagih, cadangan bahan rusak yang tak dapat digunakan dalam proses produksi, cadangan barang rusak yang tidak laku dijual, Interes modal sendiri.
135
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
d)
Neraca Liku i d asi Likuidasi (liquidation) artinyabubar. Jadi neraca likuidasi adalah neraca yang disusun untuk keperiuan suatu perusahaan industri yang o p e r a s i n y a selalu m e n d e r i t a kerugian dan a k a n dibubarkan. Penilaian aktiva perusahaan industri yang akan dibubarkan dinilai menurut nilai jualnya, yaitu hasil dari penjualan aktiva tetap rial. Aktiva tetap tidak berujud (immaterial) antara lain: good-will, hak cipta tidak laku dijual. Sehingga nilai likuidasi (liquidation) dari perusahaan industri tentu rendah dari pada nilai perusahaan in-dustri yang operasinya lancar dan menguntungkan.
e)
Neraca Concern Neraca concern adalah neraca dari beberapa perusahaan industri yang terikat satu sama lain, karena ikut serta dalam modal saham dari perusahaan industri induk. Perusahaan industri induk ini menyusun neraca yang disebut "neraca concern", yang berisi aktiva dan pasiva dari perusahaan industri yang ikut serta dalam modal saham. Untuk perincian dari pos-pos dalam neraca, diperlukan neraca dari anak-anak perusahaan industri (perusahaan- perusahaan industri yang ikut serta dalam modal saham) sebagai lampiran.
f)
Neraca Konsulidasi Bila suatu perusahaan industri mempunyai beberapa basis produksi, maka di kantor Direksi diadakan pembukuan pusat, dan di tiap-tiap basis produksi diadakan pembukuan pabrik (pembukuan desentralisasi); maka disusunlah oleh kantor Direksi neraca kon-sulidasi. Pada tiap perioda yang ditentukan, masing-masing basis produksi menyusun neraca sendiri-sendiri, kemudian atas dasar neraca dari beberapa basis produksi itu disusun oleh kantor Direksi suatu neraca dengan menyatukan komponen modal yang sama Dengan demikian akan diperoleh neraca perusahaan industri yang disebut "neraca konsulidasi".
136
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
Perhitungan Laba / Rugi Dalam pembukuan terdapat berbagai m a c a m pengertian perhitungan laba/rugi, tergantung metoda yang dipakainya. Mengenai perhitungan laba/nigi tardapatdua macam metoda, yang terdiri dari: perhitungan laba/rugi bertahap; danpehitungan laba/ rugi tidak bertahap. Perhitungan Laba / Rugi
Bertahap
Dengan metoda perhitungan laba/rugi bertahap, biaya- biaya dikurangkan dari hasil penjualan produk secara bertahap. Pertama kali harga biaya pembuatan produk dikurangkan dari hasil penjualan untuk menghitung laba atau rugi kotor. Dari laba atau rugi kotor ini dikurangkan lagi biaya operasi yang terdiri dari: biaya umum dan administrasi, biaya penjualan untuk memperoleh laba bersih usaha. Dari laba bersih usaha ini ditambah dengan pendapatan di luar usaha dan dikurangibiaya di luar usaha untuk memperoleh laba atau rugi bersih sebelum dikurangi pajak. Karena biaya-biaya dikurangkan dari hasil penjualan produk se-cara bertahap, maka dalam perhitungan L/R bertahap akan terdapat: laba kotor, laba bersih usaha, dan laba bersih sebelum pajak Perhitungan Laba / Rugi tak
Bertahap
Dengan metoda perhitungan laba/rugi tak bertahap ini, dihitung jumlah hasil penjualan ditambah dengan pendapatan di luar usaha., dikurangi sekaligus dengan biaya usaha maupun biaya di luar usaha, yang terdiri dari: harga biaya pembuatan barang yang dijual, biaya administrasi & umum, biaya penjualan, dan biaya di luar usaha, E.
RATIO KEUANGAN
Likuiditas Pengertian likuiditas adalah merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban finansialnya
137
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
yang segera harus dipenuhinya (yarig bersifat jangka pendek). Kewajiban finasial jangka pendek yang harus segera dipenuhinya itu dapat berupa utang yang sudah akan jatuh tempo dalam jangka dekat, upah tenaga kerja, utang bahan yang dibelinya, pembayaran rekening listrik, air m i n u m yang diperlukan dalam proses produksinya dan sebagainya. Kewajiban tersebut dapat ditutup dari alat-alat likuid yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun alat likuidnya tentu saja yang paling likuid adalah uang kas. Dengan uang kasnya itulah perusahaan akan dapat membayar seluruh kewajibankewajiban finasialnya itu. Di samping uang kas masih ada alat likuid yang lain yaitu piutang, barang-barang dagangan maupun suratsurat berharga atau efek yang mudah diperjual belikan yang dimiliki oleh perusahaan. Jenis-jenis alat likuid yang berikutnya itu merupakan alat likuid yang tentu saja tidak selikuid uang kas. Yang lain itu harus melewati tahap tertentu untuk dapat digunakan untuk melunasi utangnya yaitu harus dijadikan uang kas terlebih dahulu. Current Ratio K e m a m p u a n perusahaan untuk membayar kewajiban finansialnya itu tentu saja berupa perbandingan antara besarnya alat-alat likuid yang dimilikinya dengan besarnya utang atau kewajiban-kewajiban finansialnya itu. Apabila alat likuid yang dimilikinya lebih besar dari Utang-utangnya itu maka berarti perusahaan itu dalam kondisi likuid. Sedangkan apabila alat likuidnya kurang dari utangnya maka berarti perusahaan itu tidak likuid. Oleh karena itu maka tinggi rendahnya likuiditas itu akan ditentukan oleh perbandingan atau "Ratio" antara alat-alat likuidnya dengan utang-utangnya yang segera harus dibayar- nya itu. Ratio inilah yang sering disebut ratio likuiditas. Jadi ratio likuiditas adalah ratio antara alat likuid yang berupa aktiva lancar dengan utangutang lancarnya.
138
B a b XI, F u n g s i
Keuangan
Suatu ukuran likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio atau perbandingan antara alat-alat likuid yang dimiliki dengan utang- utangnya baik yang berupa utang pajak, utang dagang serta kewajiban finansial yang lain yang segera harus dipenuhi atau dibayarnya. Alat likuid tersebut adalah berupa aktiva lancar (Current Assets) sedangkan kewajiban finansial berupa utang jangka pendek (Current Liabilities). Oleh karena itu likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio antara Current Assets dibagi dengan Current Liabilitiesnya. Ratio macam ini disebut ratio likuiditas atau "CURRENT RATIO". Quick Ratio (Acid Test Ratio) Dalam hal quick ratio ini kita membandingkan antara alat likuid yang memiliki tingkat likuiditas tinggi yaitu uang kas dan piutang di satu pihak dengan kewajiban finansialnya. Adapun alat likuid tersebut adalah berupa uang kas serta Piutang, sedangkan persediaan barang merupakan alat likuid yang tidak termasuk di sini karena sifatnya yang kurang likuid sehingga tidak diperhitungkan dalam ratio ini. Jadi dalam hal ini kita membandingkan antara kas dan piutang dibandingkan dengan utang-utang jangka pendek. Cash Ratio Dalam hal cash ratio ini likuiditas diperhitungkan dengan mem-bandingkan alat alat likuid yang paling likuid yaitu uang kas dengan utang-utang jangka pendeknya, Rentabilitas Rentabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan dari seluruh modal yang dimilikinya. Besar kecilnya kemampuan untuk menghasilkan laba ini dapat diukur dari perbandingan antara laba dengan seluruh modal yang dimilikinya. Ratio ini juga dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara laba dengan total kekayaan yang dimilikinya.
139
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Hal ini disebabkan karena jumlah kekayaan adalah akan selalu sama dengan jumlah modal karena dalam hal Neraca maka jumlah sisi debit yaitu kekayaan atau aktiva akan selalu sama dengan jumlah sisi kredit yaitu modal atau pasivanya. Ratio ini sering juga disebut rentabilitas ekonomis yang disingkat FIE. Di samping Rentabilitas Ekonomis kita juga m e n g e n a l Rentabilitas Modal sendiri yang sering disingkat RMS. Rentabilitas modal sendiri ini merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan laba. RMS dapat juga dikatakan sebagai kemampuan untuk menghasil kan laba bagi suatu perusahaan dengan modal sendirinya. Dalam hal ini kita membandingkan antara laba yang menjadi bagian dari modal sendiri dengan Modal sendiri yang dipergunakan dalam pembelanjaannya. Adapun laba yang menjadi bagian dari Modal Sendiri itu adalah bukan seluruh laba akan tetapi total laba atau laba bruto dikurangi dengan beban bunga dan pajak penghasilan. Laba sesudah dikurangi bunga dan pajak ini sering disebut laba neto atau Earning After Tax yang disingkat EAT. Dalam hal rentabilitas ekonomis maka laba yang diperhitungkan adalah laba bruto yang merupakan laba sebelum dikurangi bunga dan pajak sehingga sering. disebut Earning Before Interest and Tax yang disingkat EBIT. Bagian laba yang dihasilkan oleh Modal Sendiri tidak termasuk bagian laba yang dihasilkan oleh Modal Asing. Adapun bagian laba yang dihasilkan oleh Modal Asing tidak lain adalah berupa bunga atau interest. Hal ini disebabkan karena bunga itu tidak lain adalah bagian laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang harus dibayarkan atau diberikan kepada pemilik Modal Asing itu. Oleh karena itu maka laba kotor tersebut harus dikurangi dengan bunga yang menjadi bagian dari Modal Asing tersebut. Sedangkan Pajak penghasilan adalah merupakan bagian , laba yang harus disetorkan kepada Negara cq Jawatan Pajak sebagai imbalan kepada Negara yang telah memberikan fasilitas bagi perusahaan itu untuk mencari keuntungan di Negara yang ber- sangkutan. Dengan demikian sisa laba kotor
140
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
setelah dikurangi dengan beban bunga dan Pajak Penghasilan itu akan merupakan laba bersih yang menjadi bagian dari Modal Sendiri dari Perusahaan tersebut. Untuk lebih memperjelas perhitungan laba kotor yang merupakan bagian dari seluruh Modal serta laba bersih yang menjadi bagian dari Modal Sendiri tersebut agar setiap saat kita bisa membayar kewajiban finansial kita tersebut. Keadaan itu akan membawa konsekuensi bahwa kekayaan (uang kas) kita akan menjadi menganggur. Sedangkan pengangguran keka-yaan ini akan mengakibatkan kurang efektifnya kekayaan tersebut. sehingga tingkat perputaran aktiva (assets turn over) kita akan menjadi rendah. Assets turnover yang rendah ini akan mengakibatkan turunnya rentabilitas ekonomis. Perusahaan yang mengalami keadaan semacam ini disebut perusahaan yang likuid tetapi tidak rendabel. Sebaliknya apabila kita mementingkan kepentingan rentabilitas maka hal ini berarti bahwa semua kekayaan atau aktiva yang kita miliki haruslah kita putarkan terus dan jangan sampai ada sedikit pun aktiva yang menganggur. Pengangguran atas aktiva itu tentu saja akan mengakibatkan turunnya rentabilitas. Dengan semakin cepatnya perputaran aktiva ini dapat membahayakan bagi kepentingan likuiditas yaitu bahwa apabila suatu saat kita ditagih utang maka akan tidak tersedia kekayaan (uang kas) dan kita akan mengalami kesulitan karena tidak tersedia uang yang akan kita gunakan untuk mem- bayarnya. Hal ini disebabkan karena seluruh kekayaan kita masih dalam peredaran atau perputaran usaha. Perusahaan yang mengalami keadaan semacam ini disebut perusahaan yang rendabel akan tetapi tidak likuid. Oleh karena itu maka kedua kepentingan yaitu kepentingan likuidi-tas dengan rentabilitas tersebut akan saling bertentangan antara satu dengan yang lain. Sehubungan dengan hal ini maka haruslah kita usahakan agar kedua kepentingan tersebut dapat terpenuhi bersama sama secara optimal
141
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Solvabilitas Solvabilitas merupakan perbandingan antara total kekayaan dengan total utang yang dimiliki oleh perusahaan. Jadi hal ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan seluruh utang-utangnya baik jangka pemndek maupun jangka panjang dengan seluruh kekayaan yang ada padanya. Oleh karena itu sebenarnya solvabilitas ini tidak berbeda dengan likuiditas, hanya saja solvabilitas adalah merupakan likuiditas dalam jangka panjang. Bahkan sering dikatakan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali* seluruh utangnya apabila perusahaan itu dilikuidasikan. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi kepailitan maka perusahaan harus dapat mengembalikan seluruh utang-utangnya dari kekayaan yang masih dimilikinya. Oleh karena itu maka untuk mengukur besar kecilnya solvabilitas dapat diukur dari ratio an tar Total Aktiva dengan Total Utang: Solvabilitas=Total Aktiva/Total Utang. Leverage Pengertian leverage sebenarnya cukup luas yaitu merupakan, usaha untuk m e n g g u n a k a n sesuatu y a n g a k a n m e m b a w a konsekuensi beban tetap. Misalnya saja apabila kita menggunakan mesin-mesin maka kita akan harus menanggung beban tetap yang berupa biaya penyusutan mesin-mesin (depresiasi) sebesar prosentase tertentu dari nilai mesin itu. Contoh lain adalah apabila kita menggunakan sumber dana asing (modal asing) maka kita akan menanggung beban biaya tetap yang berupa biaya bunga pinjaman tersebut sebesar prosentase tertentu dari pokok pinjamannya. Keadaan tersebut dalam contoh di atas Jtulah yang merupakan leverage. Dari uraian itu dapat kita tangkap bahwa akan terdapat dua macam leverage yaitu: 1.
Opera ting Leverage.
2.
Financial Leverage.
142
B a b XI, F u n g s i K e u a n g a n
Operating leverage adalah penggunaan sesuatu kekayaan atau aktiva tertentu yang akan mengakibatkan beban tetap bagi perusahaan seperti mesin-mesin, gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban tetapnya akan berupa biya depresiasi. Sedangkan financial leverage adalah penggunaan sumber dana tertentu yang akan mengakibatkan beban tetap yang berupa biaya bunga. Sumber dan& ini dapat berupa utang obligasi, kredit dari Bank dan sebagainya. Faktor leverage adalah merupakan angka (prosentase) yang menunjukkan perbandingan besarnya kekayaan atau sumber dana yang mengakibatkan beban tetap dengan seluruh kekayaan atau s u m b e r d a n a y a n g d i p e r g u n a k a n oleh p e r u s a h a a n dalam menjalankan usahanya. Sebagai suatu ilustrasi misalnya terdapat Laverage Factor (LF) sebesar 40% maka hal ini berarti bahwa kita menggunakan kekayaan atau sumber dana yang menanggung beban tetap sebesar 40% dari total kekayaan atau sumber dana yang kita pakai. Atau dapat pula berati bahwa kita menggunakan aktifa tetap sebesar 4 0 % dari total aktiva yang kita p e r g u n a k a n . Sehubungan dengan hal ini pengertian leverage ini pada umumnya selalu dikaitkan dengan masalah financial leverage dan jarang yang menganggapnya sebagai operating leverage. Jadi setiap kita m e n d e n g a r atau m e n g a t a k a n l e v e r a g e maka selalu y a n g dimaksudkan adalah financial leverage dan bukan operating leverage. Meskipun sebenarnya pengertian le-verage ini ada dua yaitu operating dan financial leverage Daftar Pustaka Harold Koontz and Cyril O Donnel, 1972., Principle of an Analysis of Management
Management
Fungtions, Fifth Edition, MC.
Graw Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo Indriyo dkk, 2003, Pengantar Bisnis Edisi 2, BPFE, Yogyakarta Musselman, 1984, Introduction to Business,
143
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Terry, R. George, 1978. Principle of Management,
Richard D Erwin,
Inc., Homewood Illinois, Sevent Edition. Sukarno K, 1968, Dasar-Dasar Manejemen, CV. Telaga Bening, Jakarta Soetrisni, 1991, Pengantar Bisnis, Edisi Revisi II,BPFE Yogyakarta..
144
bab xii
FUNGSI SDM/PERSONALIA
A.
PENGERTIAN DAN PERENCANAAN SDM Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian
a k t i v i t a s o r g a n i s a s i y a n g d i a r a h k a n ke u s a h a m e n a r i k , mengembangkan dan mempertahankan angkatan kerja yang efektif. Atau merupakan suatu proses menganalisis dan mengelola kebutuhan organisasi terhadap sumber daya manusia sehingga dapat menjamin tercapainya sasaran strategis perusahaan. Perencanaan sumber daya manusia Perencanaan sumber daya manusia melibatkan analisa pekerjaan dan prediksi permintaan dan penawaran tenaga kerja. Meramalkan permintaan dan Penawaran SDM di masa depan dengan cara menilai trend penggunaan SDM di masa lalu, rencana organisasi di masa depan dan tren ekonomi umum. Ramalan penjualan yang baik dapat menjadi dasar perhitungan kebutuhan SDM. Peramala?i penazvaran tenaga kerja terdiri dari dua tugas: a.
Meramalkan penawaran internal (internal supply): jumlah dan jenis karyawan yang akan berada di perusahaan pada satu waktu tertentu di masa mendatang
b.
Meramalkan penawaran eksternal (external supply): jumlah dan jenis orang yang akan tersedia bagi proses rekrutmen dari pasar tenaga kerja manapun.
145
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Bagari pergantian adalah daftar setiap posisi manajerial, siapa yang menduduki jabatan tersebut, berapa lama orang tersebut akan bekerja sebelum pindah ke tempat lain, dan siapa yang saat ini memenuhi syarat sebagai penggantinya. Sistem Informasi Karyawan yaitu sistem terkomputerisasi yang mengandung informasi mengenai pendidikan, ketrampilan, pengalaman kerja dan aspirasi masing-masing karyawan. Menyesuaikan
penawaran dan permintaan
SDM
Setelah m e m b a n d i n g k a n p e r m i n t a a n m e n d a t a n g d a n penawaran internal, manajer dapat membuat rencana untuk mengelola kekurangan atau surplus staf yang telah diprediksi. Bila akan terjadi kekurangan, karyawan baru dapat dipekerjakan, karyawan yang ada dilatih kembali dan dipindahkan ke pekerjaan yang kekurangan tenaga kerja. Bila surplus staf dan diperkirakan akan m e n i m b u l k a n m a s a l a h , p i l i h a n u t a m a n y a
adalah
memindahkan karyawan ekstra, mendukung pensiun dini dan menghentikan orang-orang. Staffing / Penyusunan
staf dalam
organisasi
Penyusunan staf dari dalam maupun dari luar harus diawali dengan rekruitmenyang efektif. Rekrutmen Proses menarik orang-orang yang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas pekerjaan yang belum terisi. Rekrutmen ada dua macam yaitu: a.
Rekrutmen Internal: promosi, mutasi
b.
Rekrutmen Eksternal meliputi antara lain pemasangan iklan, wawancara di kampus, referensi dari karyawan yang ada, dll
146
B a b XII, F u n g s i S D M / P e r s o n a l i a
Menyeleksi
Sumber Daya
Manusia
Setelah proses rekrutmen menarik sejumlah pelamar untuk dipekerjakan. Tujuan proses seleksi adalah untuk mengumpulkan informasi yang akan memperkirakan tingkat keberhasilan kerja para pelamar dan kemudian mempekerjakan kandidat yang dianggap berpeluang paling berhasil. Proses penentuan nilai prediktif atas informasi disebut validasi. Formulir
aplikasi
Tahap pertama dalam seleksi biasanya meminta para kandidat untuk mengisi lembar aplikasi lamaran. Formulir aplikasi merupakan metode yang efisien untuk mengumpulkan informasi mengenai pengalaman kerja pelamar, latar belakang pendidikan dan data demografis yang terkait dengan pekerjaan lainnya. Tes Tes terhadap kemampuan, ketrampilan, sikap atau pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu biasanya menjadi alat prediksi yang terbaik terhadap keberhasilan pekerjaan. Wawancara Wawancara m e r u p a k a n alat seleksi yang populer, tapi mempunyai kelemahan karena dapat terjadi bias dan ada unsur subyektivitasnya. Validitas wawancara dapat ditingkatkan dengan cara melatih para pewawancara untuk sadar akan adanya potensi bias dan dengan cara meningkatkan struktur wawancara. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan ditulis sebelumnya dan semua kandidat ditanya dengan daftar pertanyaan yang sama. Struktur wawancara akan menghasilkan prosedur wawancara yang konsisten dan menyebabkan organisasi dapat memvalidasi isi pertanyaannya. Tehnik lain misalnya dengan tes obat-obatan, tes kesehatan, tes fisik, dll.
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Pengembangan SDM Sebagian besar karyawan memerlukan pelatihan tambahan s u p a y a m e r e k a d a p a t t u m b u h dan b e r k e m b a n g
dalam
pekerjaannya. Proses itu dimulai dengan proses orientasi dan pemilihan metode serta tenhik pelatihan terbaik. Orientasi Karyawan
Baru
Orientasi adalah proses memperkenalkan karyawan baru kepada organisasi sehingga mereka dapat lebih cepat menjadi kontributor yang efektif. Orientasi yang efektif dapat berperan penting bagi kepuasan kerja, kinerja, retensi / mempertahankan karyawan. Program orientasi yang efektif membantu para pendatang baru merasa menjadi bagian dari tim dengan segera memperkenalkan mereka dengan rekan sekerja, penyelia dan karyawan baru lainnya. Tehnik dan metode pelatihan dan pengembangan antara lain: 1.
Program atas dasar pekerjaan yaitu Tehnik pelatihan yang menghubungkan aktivitas pelatihan dan pengembangan langsung kepada kinerja tugas-tugas. Metode pelatihan berdasarkan pekerjaan antara lain: a.
Pelatihan pada saat bekerja (on the job training) yaitu program pelatihan pada waktu karyawan bekerja dalam situasi kerja aktual dan diperlihatkan cara melakukan tugas secara lebih e f e k t i f oleh p e n y e l i a atau k a r y a w a n
yang
berpen galaman. b.
Pelatihan kokpit yaitu pelatihan yang meliputi simulasi pelaksanaan pekerjaan di bawah kondisi yang hampir menyerupai lingkungan kerja yang sebenarnya.
c.
Rotasi dan transfer kerja sistematis yaitu pelatihan karyawan dengan cara memindahkan karyawan secara sistematis dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain sehingga mereka dapat mempelajari berbagai macam tugas dan ketrampilan.
148
B a b Xll, F u n g s i S D M / P e r s o n a l i a
2.
Program atas dasar instruksional yaitu program pelatihan yang dirancang untuk memberikan pengetahuan dan informasi baru. Program yang paling sering digunakan adalah a.
Pendekatan kuliah atau diskusi yaitu pelatihan atas dasar instruksional yang menyajikan pengetahuan dan informasi secara deskriptif.
b.
Instruksi dengan bantuan komputer, pelatihan yang menyajikan pengetahuan informasi melalui komputer. Keuntungannya adalah pelatihan dapat dilaksanakan dalam tingkat belajar yang dapat diatur sendiri dan dapat langsung memberikan umpan balik.
Teknologi pelatihan: Dulu pelatihan menggunakan kertas dan pensil, instruksi individu dan reproduksi tugas secara mekanis. Sekarang komputer, video telekonferen, video interaktif. Pelatihan pembentukan tim dan pelatihan berdasarkan kelompok: Outward bond. Evaluasi Kinerja Karyawan Bagian penting dalam manajemen sumber daya manusia adalah penilaian kinerja (performance appraisal) yaitu evaluasi yang dilakukan secara khusus dan formal untuk menentukan tingkat keefektifan pelaksanaan pekerjaan seorang karyawan. Tujuan evaluasi penilaian
adalah
a.
Menjadi pembanding dalam menilai secara lebih baik proses rekrutmen dan seleksi.
b.
Membantu manajer menilai apakah telah merekrutdan memilih karyawan terbaik. Menjadi acuan untuk pelatihan, pengembangan dan pemberian kompensasi yang efektif.
c.
149
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Proses Penilaian 1.
Kinerja
Melaksanakan Penilaian Kinerja Penyelia seorang karyawan adalah orang yang melakukan penilaian kinerja langsung terhadap karyawan karena ia memiliki pengetahuan yang terbanyak mengenai persayaratan pekerjaan dan berpeluang m e n g a m a t i k a r y a w a n y a n g melakukan pekerjaannya serta bertanggung jawab atas kinerja bawahannya.
2.
Memberikan Umpan Balik Kinerja Kinerja karyawan baik atau buruk harus diberitahukan kepada karyawan tersebut serta diberikan pelatihan dan konsultasi.
Metode Penilaian 1.
Kinerja
Metode Pengurutan Sederhana (Simple Ranking Method) yaitu metode penilaian kinerja yang memberikan peringkat para karyawan dari yang terbaik sampai yang terburuk pada setiap kelompok kerja atau departemen.
2.
Metode Distribusi Dipaksakan (Force Distribution Method) yaitu metode penilaian kinerja yang mengelompokkan karyawan ke dalam berbagai kategori kinerja berdasarkan pada distribusi yang telah ditentukan sebelumnya dan ditetepkan oleh penilai.
3.
Metode Pemeringkatan Gratis (Graphic Rating Scale) yaitu metode penilaian kinerja yang menggunakan skala mengurutkan angka untuk menilai serangkaian dimensi kinerja karyawan. Skala yang digunakan antara lain skala likert bisa skala 3-9. Untuk mengembangkan pengukuran kinerja, manajer hanya perlu untuk menambahkan nilai-nilai bagi tanggapan seorang untuk mendapat indeks kinerja secara keseluruhan.
4.
Metode Kejadian Kritis yaitu metode penilaian kinerja berdasarkan contoh-contoh yang mencerminkan kinerja yang baik ataupun yang buruk dari para karyawan.
150
B a b Xll, F u n g s i
Pemberian Kompensasi dan
SDM/Personalia
Tunjangan
Kompensasi adalah serangkaian penghargaan yang diberikan oleh suatu organisasi kepada karyawannya atas imbalan atas keinginan mereka melakukan berbagai pekerjaan dan tugas. Kompensasi dapat berupa gaji pokok, insentif, bonus, tunjangan dan hadiah-hadiah lain. Untuk menentukan besarnya nilai kompensasi dasar digunakan cara antara lain: a.
Survey Upah yaitu survey kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan oleh organisasi Iain dalam satu wilayah geografis, industri atau kelompok jabatan tertentu.
b.
Evaluasi pekerjaan adalah metode untuk menentukan nilai atau harga relatif suatu pekerjaan bagi organisasi sehingga seseorang yang melakukan pekerjaan tersebut dapat diberi kompensasi secara lebih tepat.
c.
Menetapkan stuktur upah yaitu kompensasi untuk berbagai pekerjaan didasarkan pada penilaian nilai relatif masing-masing kelas pekerjaan bagi organisasi, dapat juga berdasarkan senioritas atau gabungan keduanya
B.
FUNSI OPERATIONAL SDM
Fungsi-fungsi SDM a.
Perencanaan sumber daya manusia yaitu peramalan secara sistematis terhadap permintaan dan penawaran tenaga kerja organisasi di waktu yang akan datang
b.
Rekrutmen yaitu proses pencarian dan penarikan calon tenaga kerja yang mampu Seleksi yaitu serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau ditolak.
c. d. e.
Orientasi memperkenalkan karyawan baru pada peranan atau kedudukan mereka dalam organisasi dan pada karyawan lain. Latihan dan Pengembangan, Latihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan tehnik
151
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Pengembangan bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan kepribadian. f.
Pemeliharaan, Merupakan fungsi personalia yang berkaitan dengan p e m b e r i a n k o m p e n s a s i , h u b u n g a n p e r b u r u h a n , pelayanan karyawan, program kesehatan dan keselamatan kerja.
g.
Pemberhentian Pemberhentian dan pemutusan hubungan kerja bisa terjadi karena karyawan mengundurkan diri, pensiun, tidak mampu / produktif, dipecat atau dikeluarkan.
C.
JOB ANALISIS, JOB DESKRIPTOIN, JOB SPESIFICATION Kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi agar mempunyai
tenaga kerja yang tetap produktif dan mempunyai moril tinggi antara lain: Analisis dan desain pekerjaan Analisa pekerjaan (job analysis) adalah Suatu analisa sitematis terhadap pekerjaan-pekerjaan di dalam suatu organisasi. Atau Suatu pekerjaan adalah organisasi dan satuan kerja. Suatu pekerjaan terdiri dari sekumpulan tugas, kewajiban, penugasandan tanggung jawab. Analisa pekerjaan terdiri dari dua bagian yaitu: 1.
Deskripsi pekerjaan (job description) merincikan tugas-tugas suatu pekerjaan, lingkungan kerja, serta alat, b a h a n dan perlengkapan yang digunakan dalam melakukan pekerjaan tersebut.
2.
Spesifikasi pekerjaan (job spesification) merincikan ketrampilan, k e m a m p u a n dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Analisis pekerjaan dibuat agar dapat: a.
Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakan
152
B a b Xll, F u n g s i S D M / P e r s o n a l i a
b.
Menentukan persyaratan-persyaratan untuk mengukur prestasi karyawan dan sistem penilaian kinerja yang berkaitan dengan pekerjaan
c.
Menetapkan tingkat kompensasi yang adil.
d.
Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang potensial bagi keselamatan kerja karyawan
e. f.
Mengidenifikasi informasi dasar tentang prosedir operasional Menjelaskan batas-batas wewenang dan tanggung jawab
g.
Menyediakan data yang diperlukan untuk mengembangkan sistem klasifikasi pekerjaan.
Uraian Pekerjaan Uraian Pekerjaan adalah dekripsi tertulis tentang apa yang harus dikerjakan oleh seorang dalam kaitannya dengan pekerjaan tertentu misalnya: •
Nama pekerjaan
•
Ciri-ciriyangkhusus
•
Tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan
•
Hubungan pekerjaasn tersebut dengan pekerjaan lain
•
Kecakapan, alat-alat dan perlengkapan yang digunakan serta bagaimana menggunakannya. Material dan perbekalan yang digunakan Kecakapan fisik dan mental yang diperlukan
• • •
Tugas-tugas dan tanggung jawab khusus yang diberikan kepada pekerjaan tersebut
Spesifikasi Pekerjaan Spesifikasi pekerjaan menjelaskan kecakapan seseorang dan digunakan sebagai persyaratan dalam merekrut tenaga kerja sedangkan uraian pekerjaan menjelaskan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
153
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Contoh spesifikasi pekerjaan •
Persyaratan fisik: kesehatan yang baik, tidak memakai kaca mata
•
Pendidikan, pengetahuan dan keahlian
• •
Pengalaman kerja Bakat: harus mempunyai kemampuan untuk mempelajan dan
•
tetap mengingat petunjuk-petunjuk. Ciri-ciri pribadi: harus mempunyai emosi stabil, dan mampu menyesuaikan diri pada keadaan yang berubah-ubah serta mampu bekerja secara harmonis bersama rekan kerja
Evaluasi Pekerjaan Evaluasi pekerjaan adalah membandingkan suatu pekerjaan dengan pekerjaan vang lain untuk menjamin bahwa pekerjaan tersebut dihargai secara adil. Evaluasi pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan nilai atau bobot kepada tiap bagian, kemudian dievaluasi menurut komponenkomponennya seperti berdasarkan kecakapan kerja, tanggung jawab, upaya dan lingkungan kerja. Daftar Pustaka Harold Koontz and Cyril O Donnel, 1972., Principle of an Analysis of Management
Fungtions,
Management
Fifth Edition, MC.
Graw Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo Indriyo dkk, 2003, Pengantar Bisnis Edisi 2, BPFE, Yogyakarta Musselman, 1984, Introduction to Business, Terry, R. George, 1978. Principle of Management,
Richard D Erwm,
Inc., Homewood Illinois, Sevent Edition. Sukarno K, 1968, Dasar-Dasar Manejemen, CV. Telaga Bening, Jakarta Soetrisni, 1991, Pengantar Bisnis, Edisi Revisi II,BPFE Yogyakarta.
154
bab xiii
ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN
A.
JENIS-JENIS M E T O D E PENGENDALIAN
Fungsi pengendalian (fungsi controlling) adalah fungsi terakhir dari proses manajemen. Pengendalian ini berkaitan erat sekali dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena: Fungsi pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan; Pengendalian hanya dapat dilakukan, jika ada perencanaan rencana; Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan secara baik; Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau pengukuran dilakukan. Dengan demikian peranan pengendalian sangat menentukan baik/buruknya p e l a k s a n a a n suatu rencana. Sebagai b a h a n perbandingan pengertian fungsi pengendalian (controlling). Berikut beberapa definisi: Earl P. Strong Controlling is the process of regulating the various factors enterprise according to the requirement of its plans.
in an
Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
155
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Harol Koonnttz Control as the measurement
and correction of performance
of sub-
ordinates in order to make sure that enterprise objective and the plans devised to attain then are
accomplished
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara Pengendalian dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standar. Tujuan pengendalian /pengawasan adalah supaya "proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan rencana dan melakukan tindakan perbaikan (corrective) jika terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi); supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan. Dengan demikian pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan tetapi berusaha untuk menghindarkan terjadi penyimpangan-penyimpangan. Jadi kontrol dilakukan sejak proses dimulai, sampai dengan pengukuran hasil yang dicapai. Dengan pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen (6M) efektif dan efisien. Efektivitas (berhasil-guna) sedangkan efisien (berdaya-guna). Jenis-Jenis Pengendalian Berdasarkan Fungsinya 1.
Pengendalian produksi (production control).
Yaitu untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, apakah sesuai dengan rencana yang ada. 2.
Pengendalian keuangan (financial control). Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan, termasuk pengendalian anggaran.
156
B a b XIII, A l a t P e n g e n d a l i a n
3.
Pengendalian pegawai (personal
Manajemen
control). Pengendalian ini
ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan pegawai, apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, taat kerja, absensi pegawai dan lain-lain 4.
Pengendalian waktu (time control) pengendalian ini ditujukan kepada pengunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5.
Pengendalian kebijaksanaan (policy control). Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan.
6.
Pengendalian teknis (technical control).
Pengendalian ini
ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan 7.
Pengendalian penjualan (sales control).
Pengendalian ini
ditujukan untuk mengetahui apakah produksi yang dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan. 8.
Inventory
9.
Maintenance
control control
Jenis-Jenis Pengendalian Berdasarkan Cara Seorang manajer harus mempunyai berbagai cara untuk memastikan semua fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik hal ini dapat diketahui melalui proses kontrol. Cara-cara pengendalian ini dapat di bedakan atas: 1.
pengawasan langsung
2.
pengawasan tidak langsung
3.
pengawasan berdasarkan kekecualian.
Pengawasan langsung ialah pengawasan yang dilakukan secara langsung oleh seorang manajer secara pribadi. Ia memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah hasilhasilnya seperti yang dikehendakinya.
157
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
Pengendalian langsung ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung, observasi di tempat dan laporan di tempat. Manajer yang mempunyai tugas yang kompleks tidak mungkin dapat melakukan pengendalian langsung sebanyak mungkin, maka untuk tugas pengendalian ini dilakukan dengan pengendalian tidak langsung. Pengendalian tidak langsung ialah pengendalian jarak jauh melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa kata-kata, angka-angka atau statistik yang berisi gambaran atas kemajuan yang dicapai. Pengendalian tidak langsung berupa laporan tertulis dan laporan lisan. Pengendalian berdasarkan pengecualian ialah pengendalian yang dikhususkanpada penyimpangan-penyimpangan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Jenis-Jenis Pengendalian Berdasarkan Macam 1.
Internal Control (pengendalian intern)
2.
External Control (pengendalian ekstern) Internal control ialah pengendalian yang dilakukan seorang
atasan terhadap bawahannya. Cakupan dari pengendalian intern ini meliputi hal-hal yang cukup luas baik pelaksanaan tugas, prosedur, sistem, hasil, kehadiran, dan lain-lain. Audit control adalah pengendalian atau penilaian atas masalahmasalah yang berkaitan dengan pembukuan perusahaan. Jadi pengendalian atas masalah khusus yaitu tentang kebenaran pembukuan suatu perusahaan. External control ialah pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar. Pengendalian ekstern dapat dilakukan secara formal atau informal. Formal control. Ini dilakukan oleh instansi/pejabat yang berwenang dan dapat dilakukan secara intern, maupun ekstern. Informal
control, Ini dilakukan oleh masyarakat/konsumen baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui surat kabar, majalah dan lain-lain
158
B a b XIII, A l a t P e n g e n d a l i a n
B.
Manajemen
ALAT-ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN Beberapa alat yang dapat dipergunakan untuk melakukan
fungsi pengendalian perusahaan adalah: 1.
Budget
2.
Non Budget: a.
personal observation
b.
reports
c.
statistic
d.
financial statement
e.
break even point
f.
internal audit
Budget Budget /anggaran adalah suatu ikhtisar hasil yang akan diharapkan dan pengeluaran yang disediakan untuk mencapai hasil tersebut. Pengendalian budget dapat di ketahui atau diawasi, yaitu apakah hasil yang diharapkan dari penerimaan atau pengeluaran itu sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Hal ini dapat diketahui dengan cara membandingkannya dengan budget, karena dalam budget telah ditetapkan jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran serta hasil yang akan diperoleh untuk masa yang akan datang. Apabila tidak sesuai dengan budget, baik p e n e r i m a a n / pengeluaran maupun hasil yang diperoleh, maka perusahaan itu tidak efektif karena terdapat penyimpangan (deviasiO dan pimpinan perusahaan harus segera mengadakan perbaikan (correction) Budgetary control biasanya digunakan sehubungan dengan kontrol basis yang bersifat fungsional yaitu penjualan, produksi dan pembelian, dan tidak terhadap kontrol basis yang bersifat fakturil, misalnya kualitas, biaya, waktu. Non Budget a.
Personal Observation: yaitu pengawasan langsung secara pribadi oleh pimpinan perusahaan terhadap karyawan/bawahan yang 159
P E N G A N T A R B I S N I S (DR. Halim)
sedang bekerja. Apabila terjadi penyimpangan maka pimpinan dapat segera melakukan koreksi dengan cara menegur atau memberikan petunjuk, sehingga pada saat itu juga kegiatan tersebut dapat segera diperbaiki. b.
Report: laporan dibuat oleh para manajer bawahan, misalnya manajer produksi menyusun laporan produksi, manajer pemasaran membuat laporan-laporan pemasaran (marketing report), manajer personal membuat laporan personal (personal report) dan manajer keuangan membuat laporan keuangan (financial report)
c.
Financial statement:
ini merupakan daftar laporan keuangan
yang biasanya terdiri dari balance sheet dan income statement (neraca dan daftar rugi laba). Dari kedua daftar ini dapat diketahui dan diawasi melalui analisa laporan keuangan, mengenai keadaan permodalan perusahaan. d.
Statistik:
statistik merupakan proses pengumpulan data,
keterangan dan kejadian yang telah berlalu. Menganalisa data tersebut dan menyajikannya dalam bentukO-betnuk tertentu, misalnya grafik-grafik, kurva-kurva sehingga dapat memudahkan pimpinan mengetahui kejadian yang telah berlalu dan dapat dengan mudah pula dijadikan informasi sebagai bahan dalam mengambil keputusan. e.
Break Even Point (Titik Pulang Pokok): yaitu suatu titik atau keadaan ketika jumlah penjualan tertentu tidak mendapat laba ataupun rugi. Jadi jumlah biaya sama dengan jumlah penjualan.
f.
Internal Audit: yaitu penganalisian yang dilakukan oleh atas terhadap bawahan yang meliputi bidang-bidang kegiatan secara menyeluruh yang menyangkut masalah keuangan, apakah sesuai dengan prosedur dan praktek yang telah ditetapkan. Auditing ini juga menyangkut pengendalian persediaan yang baik, pembayaran barang yang dibeli, dan pemeriksaan yang cukup apakah barang yang telah dibayar benar-benar telah diterima.
160
B a b XIII, A l a t P e n g e n d a l i a n
Personnel
Audit
Manajemen
: suatu analisa dari semua faktor yang
menyangkut administrasi personalia. Berdasarkan analisa tersebut dan berbagai rekomendasi, diperbaiki setiap penyimpangan dari standar yang diinginkan. Pengendalian oleh A.I.M. (Audit by A.I.M.) Pemeriksaan dengan A.I.M. (American Institute of Management) terhadap perusahaan ialah dengan menggunakan 10 kategori dasar yang seluruhnya mempunyai 10.000 poin nilai. Adapun kategori dasar tersebut: 1.
Fungsi Ekonomi (Economic Function)
2.
Struktur Perusahaan (Cooperate
3.
Kesehatan Pertumbuhan Pendapatan (Health
Structure) Of
Earning
Growth) 4.
Kejujuran terhadap pemegang saham (fairness to stock olders)
5.
Penelitian dan Pengembangan (research and developmen t)
6.
Analisa Kepemimpinan (directorate
7.
Efisiensi Produksi (production
8.
Penilaian Pelaksanaan (executive
analyses)
efficiency) evaluation)
Daftar Pustaka Plarold Koontz and Cyril O Donnel, 1972., Principle of Management an Analysis of Management Fungtions, Fifth Edition, MC. Graw Hill Kogakusha, Ltd, Tokyo Musselman, 1984, Introduction to Business, Terry, R. George, 1978. Principle of Management, Richard D Erwin, Inc., Homewood Illinois, Sevent Edition. Sukarno K, 1968, Dasar-Dasar Manejemen, CV. Telaga Bening, Jakarta S.P. Siagian, 2003. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Gunugn Agung, Jakarta.
161
RIWAYAT HIDUP DR. HALIM
Terlahir dengan nama Halim di Pinrang 4 Pebruari 1955. Menyelesaikan Sekolah Dasar SD Negeri 11 Pinrang 1967. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Makassar lulus tahun 1970, Sekolah Menengah Atas selesai tahun 1973 di SMA Negeri 4 Ujung Pandang, melanjutkan pendidikan Sarjana Muda dan Sarjana Muda Ekonomi di Univ. Negeri Sebelas MaretSurakarta lulus tahun 1978 dan menyelesaikan sarjana pada bidang ekonomi dengan gelar Sarjana Ekonomi di Univ. Negeri Sebelas Maret Surakarta lulus tahun 1981. Tahun 1990 menyelesaikan pendidikan magister dalam bidang Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dengan gelar Magister Sains di Univ. Hasanuddin Ujung Pandang. Karir sebagai PNS diawali dengan pangkat Penata Muda golongan Ill/a terhitung 1 Maret 1983. Pada tahun 2001 mencapai pangkat Pembina Utama Muda golongan IV/c. Jabatan struktural yang pernah dijabat adalah PD III Fak. Ekonomi Univ. Haluoleo 1987 s/d 31 Juni 1988, Ketua Program Studi Manajemen 1991 s/d 1994, Ketua Jurusan Manajemenl994 s/d 1997, PD I Fak. Ekonomi Univ. Haluoleo 1997 s/d 2000, PD I Fak. Ekonomi Univ. Haluoleo 2000 s/d 2004, Assisten Direktur Program Pasca Sarjana Unhas KPK Kendari 2000 s/d 2004, Dekan Fak. Ekonomi Univ. Haluoleo 2004 s/d Juni 2012.
163
Buku ini dirancang untuk membahas konsep-konsep bisnis dasar (basic business concept) dalam konteks global yang selalu mengalami perubahan dan ruang lingkup bisnis yang dipandang sebagai suatu system yang berada dalam suatu lingkungan makro dan lingkungan mikro, termasuk bentuk-bentuk perusahaan, pertimbangan dalam pemilihan lokasi bisnis. Buku ini juga membahas fungsi-fungsi manajemen dan perusahaan yang terdapat dalam suatu bisnis yakni fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi pembelanjaan, fungsi organisasi dan manajemen selain itu mata kuliah ini juga membahas alat-alat-pengendalian manajemen yang dapat digunakan perusahaan bisnis di dalam m e m a k s i m a l k a n k o n t r o l dan p e n g e n d a l i a n pelaksanaa manajemen perusahaan bisnis. Semua materi tersebut dibagi kedalam tiga belas pokok bahasan dengan jumlah pertemuan sebanyak enam belas kali. Kemudian kami juga tidak lupa untuk menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh tidak datang dari langit begitusaja, terdapat makhluk-Nya yang Allah percaya untuk menyampaikan Ilmu-Nya, Penulis hanya mampu berucap terima kasih atas siapa saja yang terlibat dalam penyusunan buku Pengantar Bisnis ini. Hanya Allah-lah pemberi yang MahaSempurna yang akan membalasbudibaiknya. Akhirnya, tiada gading yang tak retak, kata pepatah. Namun upaya mencari gading yang tak retak ini setidaknya telah penulis lakukan.
ISBN: 978-602-72610-x-x
> Km.8, Nayari No.108A Maguwoharjo, Depok, Yogyakarta
9 78602 7
261006
!