DRAFT
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
i
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya maka dapat disusun Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015. Tujuan penyusunan pedoman teknis ini sebagai acuan bagi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan. Pedoman ini masih bersifat umum, sehingga masih perlu dijabarkan dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi Perkebunan guna menyesuaikan dengan kondisi setempat. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan saran sehingga dapat tersusunnya buku pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dalam menunjang keberhasilan pembangunan perkebunan khususnya dalam program pengembangan kapas nasional. Terima kasih. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal Perkebunan
Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 19560728 198603 1 001
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
i ii iii iv
I. PENDAHULUAN ................................................. A. Latar belakang .............................................. B. Sasaran nasional .......................................... C. Tujuan ..........................................................
1 1 3 3
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN ....................... A.Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan... B. Spesifikasi Teknis Penanaman Kapas ..........
3 3 7
III. PELAKSANAAN KEGIATAN ............................ A. Ruang Lingkup.............................................. B. Pelaksana Kegiatan...................................... C. Lokasi, Jenis dan Volume ............................ D. Simpul Kritis .................................................
10 10 11 11 12
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN......................................................... 12 V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN.......... 13
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
ii
VI. PEMBERDAYAAN PETANI KAPAS ................ 18 VII. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 20 VIII. PEMBIAYAAN ................................................ 21 IX. PENUTUP ........................................................ 21 LAMPIRAN
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
iii
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Standar Mutu Benih Kapas .........
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
10
iv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Kegiatan Penanaman Kapas Tahun 2015 ......................
26
Lampiran 2.
Kegiatan Operasional TKP dan PLP-TKP Kapas Tahun 2015 28 ...
Lampiran 3.
Kegiatan Pemberdayaan Petani Kapas ....................
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
29
v
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tanaman kapas (Gossypium hirsutum L) tanaman penghasil serat yang merupakan bahan baku utama Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT) dari serat alam. Kebutuhan bahan baku kapas terus meningkat, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang mendorong semakin berkembangnya industri TPT di dalam negeri, terlihat dengan meningkatnya industri pemintalan serat kapas dari sekitar 6,1 juta spdl (spindel) tahun 1997 menjadi sekitar 7,8 juta spdl pada saat ini, atau dalam 15 tahun terakhir mengalami pertumbuhan sekitar 2% per tahun. Pada periode yang sama kebutuhan bahan baku TPT dari serat kapas terus meningkat, ketergantungan akan serat kapas impor sekitar 454-762 ribu ton kapas. Kebutuhan serat kapas tersebut setara dengan 1,5 juta ton kapas berbiji atau sekitar 1,2 juta ha pertanaman kapas pada tingkat produksi 1.250 kg/ha. Untuk mendukung pengembangan pertanaman kapas tersebut diperlukan ketersediaan benih unggul bermutu secara 6 (enam) tepat, yaitu : tepat jenis, jumlah, mutu, waktu, tempat dan lokasi. Salah satu wacana dalam pengembangan industri benih kapas adalah pengembangan kerjasama kemitraan antara produsen kebun induk kapas dengan penghasil teknologi/varietas yaitu Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas Malang). Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
1
Rendahnya kinerja perkapasan nasional disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: i) lahan yang tersedia kurang potensial untuk kapas, umumnya lahan tadah hujan yang ketersediaan airnya terbatas; ii) waktu tanam tidak optimal sehingga sering mengalami kekeringan dan gagal panen; iii) benih tidak tersedia secara 6 tepat (jumlah, jenis, mutu, waktu, tempat dan lokasi); iv) aplikasi pemupukan belum memenuhi standar 5 tepat (jumlah, jenis, waktu, tempat dan harga); v) pemeliharaan tanaman belum optimal; dan vi) kelembagaan petani belum tertata dengan baik. Dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri TPT akan serat kapas, Pemerintah cq. Ditjen Perkebunan sejak tahun 1978 telah melakukan berbagai upaya fasilitasi dan dukungan peningkatan produksi kapas, mulai dari Intensifikasi Kapas Rakyat (IKR) s.d Program Akselerasi Pengembangan Kapas.Terkait dengan hal tersebut, maka sejak tahun 2007 pemerintah telah memfasilitasi upaya percepatan peningkatan areal dan produksi tanaman kapas. Penggunaan dana APBN-TP tersebut diharapkan tepat sasaran meningkatkan kinerja perkapasan nasional, efektif dan efisien, maka perlu adanya acuan pelaksanaan berupa Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015, yang nantinya dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan oleh Provinsi/ Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan. B. Sasaran Nasional Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
2
Sasaran nasional dari kegiatan Pengembangan Tanaman Kapas adalah meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman kapas agar kontribusi serat kapas terhadap industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri dapat meningkat. C. Tujuan Tujuan kegiatan Pengembangan Tanaman Kapas tahun 2015 adalah: 1. Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu kapas berbiji melalui penanaman kapas sesuai baku teknis yang benar sehingga mampu meningkatkan kontribusi serat kapas pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. 2. Memperluas kesempatan kerja dan peluang usaha di wilayah pengembangan sehingga meningkatkan kesejahteraan petani.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
3
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan penanaman kapas dilakukan melalui pendekatan : 1. Manajemen kelompok dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi usaha, mempermudah akses pembinaan, akses perolehan informasi (perkembangan teknologi, pasar, dll.) bagi petani, serta saling memperkuat posisi tawar petani dengan mitra usahanya yaitu perusahaan pengelola/mitra. 2. Pengadaan benih dan pupuk untuk penanaman tanaman kapas dilakukan dengan mekanisme belanja barang dan jasa oleh Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan sesuai Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa oleh Pemerintah. 3. Proses penyiapan, penyimpanan dan pendistribusian benih dilakukan oleh pengelola sesuai dengan wilayah kerja masing-masing. 4. Kerjasama kemitraan antara petani dengan perusahaan pengelola setempat yang telah dikukuhkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
4
Metode pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman kapas Tahun 2015 dilakukan dengan rangkaian kegiatan, sebagai berikut: 1. Sosialisasi program kepada instansi terkait di daerah (provinsi/kabupaten/kota) dan kelompok tani sasaran. 2. Membangun jejaring kerja antar instansi terkait antara lain: Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang, BBP2TP, UPT/UPTD benih, Dinas yang membidangi perkebunan di provinsi dan kabupaten/kota, tenaga kontrak pendamping (TKP) dan pembantu lapangan TKP (PLP-TKP) yang ada di lokasi kegiatan, perusahaan pengelola/mitra dan kelompok tani, sehingga terjalin keterpaduan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. 3. Pemilihan calon petani dan calon lahan (CP/CL) dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan bersama perusahaan pengelola dan petugas pendamping lapangan (TKP dan PLP-TKP) setempat. CP/CL terpilih tersebut diusulkan kepada Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan untuk ditetapkan sebagai petani peserta kegiatan penanaman kapas MT 2015. 4. Hal-hal pokok yang perlu dimuat dalam penetapan CP/CL adalah: lokasi penanaman, perusahaan pengelola/mitra, nama kelompok
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
5
tani, nama-nama anggota kelompok dan luas lahan terukur peserta. 5. Persyaratan, mekanisme pemilihan dan penetapan petani/kelompok tani peserta kegiatan penanaman kapas MT 2015 diatur lebih detail dalam: (i) Juklak yang dikeluarkan oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan; dan (ii) Juknis yang dikeluarkan oleh Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan. Penataan kelembagaan petani/kelompok tani mengacu pada ketentuan yang berlaku, diantaranya: 1. Organisasi kelompok tani kapas seyogyanya dapat mengakomodir kepentingan dan perkembangan masing-masing anggotanya, sehingga kegiatan usaha tani dalam kelompok dapat dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah hidup berkelompok. 2. Dalam menjalankan kegiatan kelompok perlu dilengkapi dengan aturan-aturan organisasi yang disepakati bersama anggotanya, antara lain: tupoksi dalam struktur organisasi kelompok, tata cara penetapan pengurus kelompok, mekanisme dan tata hubungan kerja antara berbagai stakeholder kapas, tata cara pengambilan keputusan kelompok, pengawasan kinerja pengurus, rapat anggota kelompok, dll.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
6
3. Penataan kelompok tani kapas secara detail diatur lebih lanjut di dalam Juklak yang disusun oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di provinsi dan Juknis yang disusun oleh Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Perkebunan. 4. Dalam rangka keberlanjutan usaha tani kapas, disarankan petani dapat menyisihkan sebagian hasilnya untuk ditabung pada kelompok sebagai penambahan modal kelompok atas dasar kesepakatan bersama agar dapat menghasilkan kegiatan serupa pada musim tanam berikutnya. 5. Pendampingan teknis secara intensif dilakukan oleh petugas teknis dan tenaga kontrak pendamping yang dibantu oleh petugas pembantu pendamping (TKP dan PLP-TKP). Fasilitasi pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2015 ditampung dalam DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan TA 2015, dilaksanakan oleh Satuan Kerja Dinas yang membidangi perkebunan provinsi sebagai dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi. Penggunaan dana TP tersebut difokuskan pada kegiatan yang meliputi: 1. Penanaman Tanaman Kapas Kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2015dengan dukungan berupa: (i) benih kapas (100 %) sesuai standar kebutuhan teknis lapangan;(ii) pupuk majemuk (60%) serta (iii) Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
7
pengendalian hayati yang ramah lingkungan yang pelaksanaannya dilakukan melalui proses pengadaan barang dan jasa dengan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. 2. Operasional Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Petugas Lapang Pembantu (PLP) TKP yang ditetapkan sebagai TKP dan PLP TKP tahun 2015. 3. Pelatihan Petani Pengembangan kapas 4. Pengawalan Pengembangan Kapas B. Spesifikasi Teknis Penanaman Kapas a. Lokasi Ketepatan pemilihan lokasi dengan memperhatikan iklim, ketinggian tempat, intensitas cahaya matahari, suhu, curah hujan dan kelembaban udara, jenis tanah, kesuburan, tekstur, kedalaman permukaan air tanah, pH serta sifat kimia tanah sangat diperlukan karena hal tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman kapas. b. Petani Sasaran 1) Petani sasaran adalah petani pemilik lahan yang dibuktikan dengan surat keterangan tanah (sertifikat/letter C/girik, dll), umur minimal 17 tahun atau sudah berkeluarga, berdomisili di lokasi pengembangan.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
8
2) Petani peserta tergabung dalam kelompok tani dan mau mengikuti aturan yang ditetapkan dalam Pedtek/Juklak/Juknis, serta bersedia mengikuti petunjuk /bimbingan dan ketentuan teknis dari petugas teknis lapangan/pendamping. 3) Petani peserta penanaman tanaman kapas dipilih dari petani yang berkemampuan dan mau meningkatkan produktivitas kapas melalui usaha budidaya yang baik dan benar di atas sebidang lahan yang diusahakan sendiri dan melaksanakannya secara berkelompok serta mau memelihara tanamannya dengan bersedia melaksanakan budidaya kapas melalui penerapan teknis budidaya yang baik dan benar. 4) Penetapan petani/kelompok tani terpilih oleh KPA Satker Dinas Provinsi/Kabupaten/ Kota berdasarkan atas rekomendasi dari tim verifikator (calon petani dan calon lahan harus diverifikasi terlebih dahulu oleh tim verifikator) demikian juga bila terjadi perubahan c. Benih Kapas 1) Benih kapas yang digunakan untuk kegiatan penanaman kapas MT 2015 adalah benih kapas unggul dengan varietas Kanesia/Karisma.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
9
2) Bantuan benih kapas yang diberikan kepada petani per hektar sebesar 6 kg untuk benih varietas Kanesia/Karisma. Pemakaian benih disesuaikan dengan kondisi lahan. 3) Kemurnian benih >98% kecambah minimal 80%.
dengan
daya
Penyiapan lahan, persyaratan tumbuh, penanaman, pola tanam, pemeliharaan, pengendalian OPT,dan pemanenan dilakukan sesuai dengan pedoman budidaya tanaman kapas yang ada. Tabel 1. Standar Mutu Benih Kapas No. Jenis Satuan Pemeriksaan
Persyaratan Benih Sebar
Mutu Fisiologis : Daya % ≥ 80 Berkecambah Mutu Fisik : 2 Kemurnian benih % ≥ 98 3 Kotoran benih % ≤2 4 Kadar air % 8-10 Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI) 017163-2006 1
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
10
III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan penanaman kapas MT 2015 adalah: 1. Fasilitasi penanaman kapas MT 2015 seluas 7.630 ha tersebar pada 17 Kabupaten di Provinsi Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. 2. Operasional dan pelatihan tenaga kontrak pendamping (TKP) dan pembantu lapangan TKP (PLP-TKP) di wilayah pengembangan kapas di 5 Provinsi. 3. Pelatihan petani kapas di 5 provinsi pada 17 kabupaten/Kota. 4. Pengawalan penanaman kapas di 5 Provinsi 17 Kabupaten/Kota. B. Pelaksana Kegiatan 1. Pelaksana Pusat: Direktorat Tanaman Semusim, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI. 2. Pelaksana Provinsi: Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota yang membidangi Perkebunan wilayah pengembangan kapas. 3. Petani/kelompok tani yang berada di wilayah tersebut di atas setelah verifikasi CP/CL dan disahkan dengan SK Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan. Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
11
C. Lokasi, Jenis dan Volume 1. Lokasi penanaman kapas seluas 7.630 ha di 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur (rincian pada lampiran 1). 2. Lokasi, jenis dan volume operasional TKP/PLPTKP dapat dilihat pada lampiran 2. 3. Lokasi, jenis dan volume pelaksanaan Pemberdayaan Petani Kapas dapat dilihat pada lampiran 3. D. Simpul Kritis Dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Kapas Tahun 2015 ada beberapa simpul kritis yang perlu diperhatikan guna meminimalisir resiko. Adapun simpul kritis dalam kegiatan Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015 diantaranya adalah : 1. Tahap sosialisasi dan asistensi oleh Pusat, Tim Teknis Provinsi, dan Tim Teknis Kabupaten/Kota. 2. Tahap persiapan operasional dan ketepatan seleksi calon kelompok sasaran penerima paket dan calon lokasi (CP/CL) oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota. 3. Tahap pengadaan dan penyaluran Benih yang bersertifikat dan berlabel oleh penyedia benih yang telah mengikuti proses pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
12
4. Tahap pengadaan dan penyaluran pupuk kepada petani/kelompok tani oleh penyedia pupuk yang telah mengikuti proses pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
13
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN Bantuan berupa bantuan sebagai
untuk pengembangan kapas tahun 2015 bantuan dana operasional kegiatan dan bahan dengan tahapan pelaksanaannya berikut :
1. Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang mengacu pada pedoman teknis pelaksanaan kegiatan dari Pusat, dan mensosialisasikan kepada Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan; 2. Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan; 3. Mekanisme pemanfaatan belanja barang adalah sebagai berikut: Pengadaan benih, pupuk majemuk dan pestisida dilakukan melalui proses pengadaan barang dan jasa berdasarkan Perpres No 70 tahun 2012 berikut perubahannya. Untuk kegiatan penanaman kapas, penyedia wajib menyediakan benih dan pupuk paling lambat 1 minggu sebelum waktu tanam, dan menyalurkan benih dan pupuk sampai ke titik bagi. Waktu tanam peridoe I (Januari sampai Maret) sedangkan waktu tanam periode II (Agustus sampai Desember).
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
14
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN, DAN PENDAMPINGAN Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan Penanaman Tanaman Kapas Tahun 2015 dilakukan oleh: Tim Pembina Pusat, Tim Teknis Provinsi/Kabupaten/Kota dan Petugas TKP dan PLP-TKP, dengan tugas masing-masing sebagai berikut : A. Pusat Pusat dikoordinasikan oleh Direktorat Tanaman Semusim, bertugas: 1. Menyusun Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015. 2. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat Pusat dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. 3. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan Tim Teknis Provinsi dalam rangka pemantauan, evaluasi dan pengendalian serta membantu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di tingkat lapangan. 4. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program melalui kerjasama antar instansi non pemerintah seperti Perusahaan Pengelola/Mitra, Asosiasi Petani Kapas Indonesia (APEKINDO) dan unsur terkait lainnya.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
15
5. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal Perkebunan. B. Tim Teknis Provinsi Tim Teknis Provinsi dikoordinasikan oleh Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan, bertugas : 1. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015 dengan mengacu kepada Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015 yang dibuat Ditjen Perkebunan. Juklak tersebut disampaikan ke Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Perkebunan dan tembusan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim di Jakarta. 2. Melakukan koordinasi pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. 3. Melakukan sosialisasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan penanaman kapas tahun 2015 di kabupaten/kota setempat. 4. Melakukan pengawalan, pemantauan, monitoring, evaluasi serta membantu mengupayakan penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
16
5. Bersama Tim Teknis Kabupaten/Kota membangun kemitraan yang produktif antara petani dan perusahaan pengelola/mitra/ koperasi. 6. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kinerja per kabupaten kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq. Direktur Tanaman Semusim, yang mencakup: i) lokasi penanaman (kecamatan); ii) luas areal terdaftar/terukur; iii) jumlah petani peserta/kelompok tani; iv) penyaluran benih dan sarana produksi; v) luas tertanam; vi) luas panen; vii) produksi/produktivitas; dan viii) laporan keuangan Satker pengelola dana TP yang dibuat sesuai sistem/peraturan yang berlaku. C. Tim Teknis Kabupaten/Kota Tim Teknis Kabupaten/Kota dikoordasikan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten/ kota, bertugas : 1. Melakukan koordinasi teknis yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan teknis lapangan. 2. Melakukan sosialisasi kepada petani/kelompok tani sasaran.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
17
3. Melakukan pendaftaran, seleksi dan verifikasi CP/CL. 4. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015 dengan mengacu kepada Juklak yang dibuat oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Pedoman Teknis yang dibuat Direktorat Jenderal Perkebunan. Juknis tersebut disampaikan ke Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan tembusan kepada Ditjen. Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim di Jakarta. 5. Bersama Tim Teknis Provinsi membangun kemitraan yang produktif antara petani dan perusahaan pengelola/mitra/koperasi. 6. Melakukan bimbingan teknis, pembinaan dan pengawalan ke lokasi kegiatan. 7. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kinerja per Kecamatan kepada Tim Teknis Provinsi tembusan kepada Dirjen Perkebunan cq. Direktorat Tanaman Semusim, yang mencakup: i) lokasi (desa); ii) jumlah petani peserta/kelompoktani; iii) luas areal terdaftar/terukur; iv) penyaluran benih dan sarana produksi (pupuk dan obat-obatan); v) luas tertanam; vi) luas panen; vii) produksi/produktivitas; dan viii) permasalahan serta rencana tindak lanjut.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
18
D. TKP dan PLP-TKP 1. Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Petugas Lapang Pembantu TKP (PLP-TKP) merupakan ujung tombak dari pelaksanaan kegiatan pengembangan kapas, mulai dari sosialisasi program, pendataan CP/CL, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen kapas berbiji sampai dengan penimbangan dan penjualan hasil. Mereka merupakan penghubung antara petani dengan perusahaan pengelola/Balittas. 2. TKP dan PLP-TKP berdomisili di lokasi pengembangan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendamping petani. 3. TKP menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan lapangan kepada Tim Teknis Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Tim Pelaksana Provinsi, yang mencakup: i) lokasi (dusun/kelompok tani); ii) jumlah petani peserta/kelompoktani; iii) luas areal terdaftar/terukur; iv) penyaluran benih dan sarana produksi (pupuk dan obat-obatan); v) luas tertanam; vi) luas panen; vii) produksi/produktivitas; dan viii) permasalahan serta rencana tindak lanjut.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
19
VI. PEMBERDAYAAN PETANI KAPAS Pemberdayaan petani adalah rangkaian proses memfasilitasi petani melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan asistensi. Kegiatan ini dilaksanakan secara sistematis, terarah dan berkesinambungan dalam upaya mengakumulasi potensi yang dimiliki. Diharapkan potensi tersebut menjadi suatu kekuatan dalam melakukan kerjasama menuju peningkatan kesejahteraan. A. Tujuan Tujuan pemberdayaan petani adalah untuk meningkatkan kemampuan petani dalam hal teknis dan administratif. Selain itu juga membina kebersamaan petani dan pengembangan kelembagaannya agar terbangun usahatani yang mandiri dan berkelanjutan. B. Sasaran Penumbuhan dan penguatan kelompok tani mandiri. Bagi kelompok tani mandiri dapat tergabung dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan dapat membentuk koperasi yang berbadan hukum. C. Pelaksanaan 1. Metode Pelaksanaan Pemberdayaan petani kapas dilaksanakan secara swakelola melalui anggaran APBN Tugas Pembantuan (TP) Provinsi.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
20
Pemberdayaan petani difasilitasi oleh Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan bekerjasama dengan Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Perkebunan pada wilayah pengembangan kapas dengan melibatkan petugas pendamping lapangan (TKP dan PLP-TKP). Materi pemberdayaan petani meliputi pembekalan teknis perbenihan, budidaya tanaman kapas sampai dengan panen dan pasca panen serta fasilitasi penumbuhan dan penguatan kelompok tani melalui aspek manajerial. 2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan Tahapan pemberdayaan petani mencakup: a. Sosialisasi program kegiatan. b. Inventarisasi kelompok tani peserta penanaman kapas. c. Penetapan calon peserta pelatihan (pengurus kelompok atau anggota yang ditunjuk untuk mewakili). d. Penyelenggaraan pelatihan petani kapas. e. Penyusunan laporan. Waktu pelaksanaan pelatihan petani adalah sebelum petani melakukan penanaman kapas dan atau menjelang panen kapas.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
21
Untuk wilayah pengembangan dengan musim tanam awal tahun pelatihan dilaksanakan pada bulan Januari s/d Maret 2015, sedangkan untuk wilayah pengembangan dengan musim tanam akhir tahun pelatihan dilaksanakan sebelum bulan Agustus 2015.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
22
VII. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN Agar penggunaan anggaran APBN menjadi tertib sesuai dengan output kegiatan dan dapat dipertanggung jawabkan secara administrasi, keuangan maupun fisik, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan, yaitu (1) sebelum mulai kegiatan (ex-ante) untuk mengetahui persiapan pelaksanaan di lapangan dan mengantisipasi potensi masalah yang mungkin timbul, (2) saat dilakukan kegiatan (on going) untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi, dan (3) setelah dilakukan kegiatan (ex-post) untuk mengevaluasi kegiatan berdasarkan pencapaian target yang ditetapkan. Laporan dibuat secara berjenjang, mulai dari petugas TKP dan PLP-TKP, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi sampai dengan tingkat pusat di Jakarta.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
23
VIII. PEMBIAYAAN Kegiatan pelaksanaan Pengembangan Tanaman Kapas yang dibiayai dari dana APBN-P Tahun 2015 melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tugas Pembantuan (TP) Provinsi.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
24
IX.
PENUTUP
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kapas Tahun 2015 ini dibuat sebagai acuan umum bagi setiap pihak terutama petugas yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan penanaman kapas. Hal-hal yang belum terakomodir dalam Pedoman Teknis ini, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat diakomodir dalam Juklak dan Juknis. Dalam penyusunan Juklak/Juknis tersebut harus memperhatikan DIPA dan Petunjuk Operasional Kegiatannya (POK).
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
25
Lampiran 1. Kegiatan Penanaman Kapas Tahun 2015 NO. PROVINSI KABUPATEN 1
2
3
Bali
NTB
NTT
VOLUME
Buleleng
50
Ha
Karang Asem
50
Ha
Lombok Barat
50
Ha
Lombok Tengah
50
Ha
Lombok Timur
50
Ha
Sumbawa
50
Ha
Lombok Utara
50
Ha
Manggarai Barat
200
Ha
Sumba Barat Daya
50
Ha
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
26
NO. 4
PROVINSI Sulawesi Selatan
KABUPATEN Bantaeng
750
Ha
3.000
Ha
Bone
750
Ha
Soppeng
750
Ha
Wajo
500
Ha
Jeneponto
750
Ha
Takalar
500
Ha
30
Ha
Bulukumba
5
VOLUME
Jawa Timur Lamongan Jumlah
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
7.630
27
Lampiran 2. Kegiatan Operasional TKP dan PL-TKP Kapas Tahun 2015
NO
PROVINSI
VOLUME
1
BALI
16
Orang
2
NTB
21
Orang
3
NTT
20
Orang
4
SULSEL
33
Orang
5
JAWA TIMUR
4
Orang
TOTAL
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
94
Orang
28
Lampiran 3.
Kegiatan Pemberdayaan Petani Kapas Tahun 2015
NO.
PROVINSI
VOLUME
1
BALI
2
Kelompok
2
NTB
5
Kelompok
3
NTT
6
Kelompok
4
SULSEL
19
Kelompok
5
JAWA TIMUR
1
Kelompok
TOTAL
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015
33 Kelompok
29