Dr. H. R O E SLAN ABDUt-GANl
S’A K IJ L X A S - S A S T IfjA u
API
ISLAM
DITENGAH-TENGAH
BERKOBARNJA REVOLUSI
n d o n e s ia Ka a n
07
E
i B. P. U. » .1, rSAIllAN-PERUSAHAAN PEUT/ETAKAN DAN 1 PENERBITAN NEGARA DEPAKTEMEN PENERAXqaN r . l
\/s C /
W fw
l k S 'M -'C y c^ l ( R S '
API I SLAM DITENGAH -TENGAH
BERKOBARNJA REVOLUSI
Oleh : D r. H . R O E S L A N A B D U L G A N I M E N K O / M E N T E R I P E N E R A N G A N / K E T U A P E M B IN A D J IW A R E V O L U S I
(
Cj O Z '0 .
Aw
B. P. U . P E R U S A H A A N -P E R U S A H A A N
p e r t j e t a k a n
d a n
P E N E R B IT A N N E G A R A d e pa r te m e n
"
"
pe n e r a n g a n
r x
* O - jr
p~o h ( \1 /
FAK. SASTRA TarMMPl tH?—
Jfe-x.--- ' —
Ij
P.J.M. Presiden Sulcamo dalam pidato sctclah sembahjang kewadjiban kita untuk menjelamatkan tanah air amanah
led herkata: Tuhan ini".
„Tanah-air
ini adalah
satu amanah
Tuhan,
KATA PENGANTAR
Beberapa dari pidato/kata sambutan Dr. RRoeslan Ab&ulgani jang diutjapkan/disampaikan dihadapan ummat Islam Indonesia kami peroleh dan kami himpun dalam seb'uah brosur ini jang dimaksud untuk disebarkan lebih Mas. Sementara dari pidato-pidato itu sudali diterbitkan dalam brosur tersendiri, tetapi karena brosur itu sudah habis tersebar, dan permmtaan terus mengalir, maka penerbit amat gembtra dapat menerbitkan ini brosur jang baru 3ang nwrupakan kelengkapan. daripada jang * * * * * diterbitkan. . Balmxtsanja masih banjak sambutan-, dcm fanacm D r H. Roeslan Abdulgam, jang dmtjapIcan/sampaikan kepada ummat Islam Indonesia,
B ANG SA” .
P e ne r bi t .
5
MUHAMMADIJAH SEBAGAI GELOMBANG PEMUKIJL KEM BAU DARI ISLAM TKRtfADAP IMPEKIAJuISME DAN KOLONIAUSME
M U H AM M AD IJAH S E B A G A I G ELOM BANG PE M U K U L K E M B A L I D A R I IS L A M T E R H A D A P IM P E R IA LIS M E D A N K O LO N IA LIS M E
Sambutah J.M. W am pa Bidang Chusus/Menteri Penerangan/Ketua Pem bina D jiw a Revolusi Dr. H . Roeslan Abdulgani pada peringatan lahirn ja Muhammadijah. D jakarta, 24 Nopem ber 1962.
„Gclom bang pemukul kembali dari Islam terhadap gelombang agresinja Imperialisme dan Kolonialisme itu, mengutamakan sum bcr-sw nber asli adjaran Islam , jaitu Al-Q ttr’an dan Hadits. Gelombang itu ingin m em bebaskan daya-dynatnikanja dan daya-Jcreatipnja Islam dari belenggu-belenggu kekolotan magis'biysticisme, dengan ia punja kultur pemudjaan Jpohon-pohon keramat1, 'batu-batu keramat’, ’binatang-binatang keramat1 dan tidak djarang djuga kultur ’pcr-orangan keramat’, jang kesemuanja itu viendapatkan ladang jang subur didalum masjarakat bangsa-bangsa A sia Afrika jang kebanjakan masih hidup terbelenggu oleh kehidupan agraris-kolot at ait perdagangan terbatas, jang olch Industriil-Imperialisme dibiarkan belenggtt tjara-penghidupan kolot itu m engikat terns ttibnh bangsa-bangsa Asia dan Afrika uvium nja dan umat Islam clitt^usnja. Gelom bang kembali dari gerakan — Islam ini, jang pada hakekatnja adalah merupakan kekuatan masjarakat dalam meiientang Kolonialisme Asing dan kekolotan-pribumi, oleh banjak sardjana dunia diberi nama Reform ism e atau M odernism e atau
Rennaissanee”.
M UH AM M AD1JAH S E B A G A I G E LO M B A N G P E M U K U L K E M B A U D A R I IS L A M T E R H A D A P IM P E R IA L IS M S D A N KO LO NIAL1SM E. A rti tahun 1912 dan laliirnja Muliarmnadijah bagi pergerakau. kemerdekaan Indonesia.
ahun 1912 adalah satu tahun-detik dari suatu babaksedjarah bangsa kita, babak mana terkenal dengan nama Zaman Kebangunan Nasional, jang tanda-tandanja sudah mulai nampak pada tahun-tahun 1900, 1905 dan 1908. Disekitar tahun 1912 itulah, maka gerakan Kebangunan Nasional Bangsa kita mendjelma dalam bentuk-bentuk keorganisasian jang njata, satu diantaranja ialah Muhammadijah. Kita semua tentu menjadari, bahwa tiap-tiap gerakan ke bangunan adalah menudju ke-kemadjuan; dan arah kemadjuan ini mendjurus kesegala bidang, baik bidang politik, maupun sosial dan ekonomi; ada jang berlandasan djasmanijah ada pula jang berlandasan rochanijah. Dan sekalipun bidangnja* adalah berbeda-beda, namun sebagai suatu gerakan kemadjuan, maka ia memiliki suatu sifat jang sama, ja ’ni sifatnja ingin membebaskan atau paling sedikit melonggarkan Bangsa dan Tanah A ir dari belenggu-belenggu, djasmanijah dan rochanijah, jang didalam zaman sebelumnja itu mengikat seluruh perikehidupan bangsa kita. Djikalau kita menjadari hakekat daripada gerakan Keba ngunan bangsa kita ini, maka disamping kita melihat bangunnja Budi Utomo dikalangan pemuda-pemuda intellek jang menuntut ilmu-kedokteran disekolah Hindia-Belanda, dan di» samping bangunnja Serikat Dagang Islam dikalangan kaum pedagang-pedagang bangsa kita, jang kemudian diperluas dan diperkuat barisannja dalam Serekat Islam oleh golongangolongan lain; dan disamping bangunnja Indische Partij dikalangan intellek atasan bangsa kita jang masih tipis sekali sapnja pada waktu itu, tetapi sangat tadjam sekali kesadaran
11
politik-nasionalismenja, maka disamping dan bersamaan dengan bentuk-bentuk keorganisasian itu, bangun pula Muhammadijah. Bidang ntama Muhammadijah adalah sosial-paedagogis melawan formalism© dan konservatisme dalam gerakan Islam. Berbeda tapi tidak bertentangan dengan bentuk-bentuk keorganisasian lainnja itu, Muhammadijah mengutamakan bidang sosial-paedagogis, bersandarkan Islam, jang sumbersumbemja langsung digalinja dari Al-Qur’an dan Hadits, karena pendorongnja menghadapinja suatu kenjataan didalam masjarakat Bangsa Indonesia pada waktu, dimana meradjalela kebebasan disegala bidang kehidupan Islam. Kebekuan ini, jang menimbulkan formalisme-kosong serta conservatisme-membatu, antara lain disebabkan karena banjak sungai-sungai-tafsir jang lama mengalir dari sumber aslinja mengandung banjak hal, jang tidak mendjemihkan malahan mengeruhkan dan merupakan hambatan bagi kemadjuan ummat Islam umumnja dan bangsa Indonesia chususnja. Tbarat sungai sedjarahnja Islam 'V^rda^a. xnengaAir tcrua dan mengalami ’’standstill” ! Apabila kemudian di-ingat, bahwa gerakan Kebangunan Bangsa Indonesia pada permulaan abad ke-20 ini bukan suatu gerakan jang berdirx sendiri, melainkan merupakan suatu bagian belaka dari suatu Kebangunan Nasional umum diseluruh benua dan Afrika, dari Marokko di Magribi, A frika Utara, sampai di Merauke di Irian, dengan melintasi daerah kediaman bangsa-bangsa Arab, Turki, Persi, India, Birma, Tiongkok sampai ke-Indonesia, maka djuga bagian-bagiannja dari keseluruhan gerakan Kebangunan Bangsa Indonesia itu — dalam hal ini termasuk Muhammadijah — adalah pula merupakan suatu bagian dari gelombang besar dari gerakan kemadjuan Islam, jang hendak mendobrak ’’standstill” tersebut, dan jang tidak mau lagi terikat dirinja oleh kekeruhan-kekeruhan tafsir lapulc, dan membiarkan dirinja membatu dalam kekolotan dan dengan demikian dikalahkan oleh gelombang Imperialisme dan Kolonialisme Eropa-Barat.
12
Muhammadijah sebagai gerakan melawan imperialisme dan kolonialisme interaasional. Gelombang pemukul kembali dari Islam terhadap gelombang agresinja Imperialisme dan Kolonialisme itu, mengutamakan itu, sumber-sumber asli adjaran Islam, jaitu Al-Qur’an dan Hadits. Gelombang itu ingin membebaskan daya-dynamikanja dan daya-kreatipnja Islam dari belenggu-belenggu kekolotan magismysticisme, dengan ia punja kultur pemudjaan ” pohonpohon-keramat’,> ” batu-batu keramat” , ’’binatang-binatangkeramat” dan tidak djarang djuga kultur ” per-orang-an keramat” , jang kesemuanja itu mendapatkan ladang jang subur didalam masjarakat bangsa-bangsa Asia dan Afrika, jang kebanjakan masih hidup terbelenggu oleh kehidupan agrariskolot atau perdagangan terbatas, jang oleh industriil-Imperialisme dibiarkan belenggu tjara-penghidupan kolot itu mengikat terus tubuh bangsa-bangsa Asia dan Afrika umumnja dan ummat Islam chususnja. Gelombang pemukul kembali dari gerakan Islam ini, jang pada hakekatnja adalah merupakan kekuatan masjarakat dalam menentang Kolonialisme Asing dan kekolotan-prxbumi, oleh banjak sardjana dunia diberi nama Reformisme atau Modernisme atau Kennaissance. Lepas dari tepat atau kurang tepatnja istilah Reformisme atau Modernisme atau Rennaissance didalam gerakan Islam itu, tetapi kita semua maklumi djiwanja gerakan-gerakan ini; apalagi bila kita berkesempatan dan berdaja meneliti adjaranadjaran serta pandangan-pandangan Ibnu Taimijah, Jamaluddin el-Afgani, Moh. Abduh dan sebagainja, jang bergerak di Asia bagian Barat dan di Afrika Utara. Maka ditindjau dalam keseluruhan Kebangunan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika itu, dan chusus dalam rangka gerakan purifikasi atau pensjutjian adjaran dan tafsir Islam untuk menundjukkan keabadi-an djiwa dan semangatnja sepandjang masa dan dalam keadaan apapun djua, maka Bangsa Indonesia harus merasa bangga didaerah Asia-Tenggara disini dapat melahirkan pula putranja jang sedjalan djiwanja dengan gerakan-gerakan
13
tersebut diatas, dalam diri pribadinja almarhum K.H. ACH M AD D AH LAN. Peranan tokoh. K.H. Achmad Dalilan. Di Indonesia bangsa kita berabad-abad lamanja menderita kemunduran-kemunduran disegala bidang akibat kehilangan kekuasaan politik dan akibat kehantjuran. basis-ekonomi jang sehat dan kuat. Ditindjau daii sudut zaman berdirinja Muhammadijah itu, maka teranglah kiranja bahwa perintis-djalan K.H. ACHM AD D A H L A N adalah sekedar pengutara daripada apa jang hidup dikalangan rakjat banjak pada waktu itu, jang ingin madju dan ingin mematahkan. segala belenggu-belenggu rakjat. Kaum Orientalis Barat, chususnja Belanda, melukiskan Islam di Indonesia pada waktu itu sebagai tertahan kemadjuannja oleh aliran mysticisme dan conservatisme. Adapun aliran madju jang kemudian timbul dinamakan activisme. Karena Itu, maka K.H. ACHMAD D A H L A N adalah seorang tokoh jang mewakili djiwa dan semangat activisme dari zaman 1912 itu. Adapun kechususannja ialah, bahwa beliau mendasarkan gerak-hati untuk progress itu ialah kepada dasar moral jang indah dan kokoh sekali, jaitu Islam asli jang karenanja dus Islam-modern pula. Sedangkan kechususan lainnja ialah bahwa beliau mewakili golongan-golongan lapisan masjarakat, jang sadar akan ke-Iman-annja, ke-Islam-annja, dan ke-Ichsanannja dan jang sumber-penghidupannja tidak terikat oleh tangga-birokrasi atau feodal-hierarchie daripada alat-alat kenegaraan dan Pemerintahan Hindia Belanda pada waktu itu, melainkan lebih banjak terdiri dari golongan-golongan rakjat jang hidup merdeka, sebagai pedagang, pengusaha ketjil, tukang-tukang ketjil merdeka, pengusaha-pengusaha perindustrian rakjat, guru-guru dan seterusnja; sampai kemudian dapat menarik pula lapisan-lapisan intellek, jang ke-Islam-annja mulai pudar karena pendidikan Barat; dan menarik djuga golongangolongan-madju daripada bapak-bapak tani kita, dimana keIslam-annja sering melekat bergumpal dengan sisa-sisa mystik,
14
animisme, ketachajulan dan belenggu penghidupannja sehari-hari.
lagi
akibat
sumber
Peranan Front JVIuballighin Muhammadijah. Saja sendiri sering membanding-banding peranan berbagai gerakan-gerakan modemisasi Islam di Indonesia ini, berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi dimasa lampau, diantara waktu 1930 — 1940, Ambil umpama tjontoh organisasi Jong Islamieten Bond, jang sesepuhnja adalah H.A. Salim. J.I.B. bergerak dilapisan intellek-intellek muda, jang pada waktu itu ditakutkan dan dikawatirkan akan meninggalkan adjaran dan djiwa Islam dari orang tuanja, akibat daripada peladjaran-peladjaran skeulair diberbagai sekolah menengah dalam zaman Hindia-Belanda. ' Dalam bidang itu, maka dilahirkan lebih banjak karya-karya tulisan, jang sifatnja mendorong intellek-intellek muda untuk dalam konfrontasi dengan pendidikan Barat djangan lupa memelihara komunikasi dengan adjaran-adjaran Islam dari orang-orang tuanja. Tulisan-tulisan itu biasanja bertjorak populer, tapi ilmijah. Tabligh-tabligh Muhammadijah jang saja kenal dan ikuti sendiri dilangga-langgar di Plampitan, Peneleh, Blauran, Ngampel dan lain-lain kampung di Surabaja dan sekitarnja, pada menghebat-hebatnja krisis-ekonomi dan tindakan-tindakan reakai Pemerintah Hindia-Belanda dalam tahun-tahun sesudah 1930, (— bagi masjarakat jang saja kenal itu Muhammadijah sering di-identifisir dengan tabligh) adalah mendjurus langsung keamai perbuatan ditengah-tengah masjarakat jang lebih luas, dengan dapat pula menarik setiap djiwa patriot dan memberikan dasar-dasar teguh bagi setiap djiwa itu jang pada waktu menghebatnja reaksi Pemerintah Hindia-Belanda, merasakan perlunja pegangan dan landasan serta sumber kekuatan bathin jang kuat dalam mcndjalankan dharma-bhaktinja sebagai pedjoang bagi kemadjuan rakjat dan bangsanja. Karena itu tidak mengherankan kiranja, bahwa djustru dimasa-masa demikian itu, Muhammadijah dapat menarik didalam barisannja
15
golongan-golongan intellek, jang biasanja hanja tertarik oleh kegemerlapannja teori belaka. Am al perbuatan para Muballighin Muhammadijah jang biasa nja terdin dari tokoh-tokoh jang sumber penghidupannja adalah pekerdjaannja bebas, seperti pengusaha pertengahan, tukang-tukang merdeka pertengahan, guru-guru merdeka, * merdeka dalam arti hidupnja tidak tergantung pada birokrasi Pemermtahan kolonial, dan merdeka dalam arti djuga bebas dalam mengembangkan kejakinan hidupnja berdasarkan Islam _ ) ditengah-tengah masjarakat ramai jang sedane mengalami knsis pada waktu itu, sebenarnja ta' akan menarik para intellek, bila tidak disinari oleh suatu sumber rationaliteit darn sumber iman jang kuat. Dan djustru dua hal inilah jang mendukung tiap teori dan tiap ilmu pengetahuan. Peranan Muhammadijah dalam Indonesia Merdeka. Achirnja, setelah sedikit mengadakan tengokan-kebelakang maka jang terpokok daripada segala persoalan ialah melihat kenjataan-kenjataan dan situafli jang dewasa ini bersama-sama Z T -
I
S
Persoalan-Pers° alan masa-depan, jang sinar ^ J ^ n - b a ja n g a n n ja bersama.sa.na kita
Masa sekarang dan masa depan adalah masjarakat Indonesia jang terns berkembang, dari fase jang satu beralih mendjadi ase jang lamnja, dari tingkat jang merendah menaik ketinskat jang menmggi, Dan masjarakat Indonesia jang demikian jang W kita na^akan masjarakat dala™
2 *55™ kT “ :'anssesuaidengan^
a~
jang oleh masa silam serta perintis-perintisnja dititipkan kepada kita semua dari masa sekarang ini. P Masa sekarang adalah masa terus membantingnja gelombang Revolusi Indonesia. Kekuasaan-kekuasaan politik jang dew asf mi digenggam oleh bangsa sendiri selain dapat menjelesaikan goal-soal lama, djuga menimbulkan persoalan-persoalan baru. Dan sekalipun dewasa ini Dasar serta Tudjuan Revolusi kita setJara moral-philosofis dan real-politis sudah kita tegaskan
16
bersama, seperti jang dapat kita batja dalam Ketetapan M.P.R.S., sedangkan rumusan-rumusan tentang apa jang kita maksud dengan Sosialisme Indonesia dan rentjana pembangunan dan perkembangannja sudah diperdjelas pula, tetapi keaemuanja itu memerlukan amal dan perbuatan manusia-manusia Indonesia, baik setjara perseorangan-perseorangan maupun setjara kelompok-kelompok, agar supaja arah dan tudjuan Revolusi Indonesia itu dapat benar-benar kita tjapai bersama. Muhammadijah selaku salah satu pelopor ke-kelompokan jang saja maksud itu tidak dapat menghindarkan diri dari bantingannja gelombang Revolusi Indonesia menghasilkan kemadjuan-kemadjuan dibanjak bidang, kita ta’ dapat menutup mata akan kenjataan timbulnja ’’bijprodukten” , jang sematjam buih air laut berupa kemerosotan-kemerosotan moral dan pandangan-pandangan didalam keadaan-keadaan jang serba gemuruh dewasa ini. Pulihnja kekuasaan politik didalam tangan bangsa *sendiri, serta menaiknja tingkat-penghidupan materiil dari beberapa lapisan bangsa kita ternjata disertai .pula dengan timbulnja gedjala-gedjala "verpauperisering" proses (proses-kemelaratan), tidak hanja dibidang kehidupan djasmanijah dilapisan bawahan, tapi djuga ’’verpauperisering” dibidang kehidupan moral diberbagai lapisan.. Dalam keadaan demikianlah saja melihat para muballighin Muhammadijah teman dan tetangga lama, dewasa ini bekerdja. Dan pekerdjaan ini tidak ringan, malahan bertambah herat. Saja kira beratnja adalah sama dengan perintis-perintisnja 50 tahun jang lalu. Jang penting ialah, bahwa generasi muballighin Muhammadijah dewasa ini harus lebih pandai menganalysa djalannja masjarakat kita, dan lebih teliti lagi memeriksa djalan perkembangannja golongan-golongan dida lam masjarakat Indonesia jang sedang bertransisi ini, dengan selalu pandai menempatkan diri serta tjara dan isi tablighnja sesuai dengan watak dan sumber-sumber penghidupan dari
17
lapisan-lapisan jang setjara dynamis bergerak dalam keseluruhan dynamikanja masjarakat jang sedang meneruskan Revolusi ini. Fenntnp. Situasi sekarang jang berbeda dengan situasi 50 tahun jang dulu mengharuskan pemegang-pemegang titipan Amanat setengah abad itu untuk memperlengkapi dirinja dengan tambahan pengetahuan-pengetahuan mengenai kemasjarakatan dan perkebangan-perkembangannja, baik jang diliputi oleh watak-watak Revolusi Indonesia sendiri, maupun jang di-ilhami oleh keseluruhan gelombang revolusi-revolusi didunia lainnja, dan chusus jang dialami oleh dunia Asia-Afrika, dixnana Renaisance Islam memberikan pula sumbangannja jang tidak sedikit artinja. Tetapi keharusan tambahan pengetahuan-pengetahuan jang sangat diperlukan itu, tidak boleh meninggalkan djiwa dan semaxige*. dimpaxla. SO V<s1x\at5l jvuag lulu. Saja pertjaja bahwa Muhammadijah dalam menghadapi situasi dewasa ini tetap memegang fungsi dan peranannja sedjiwa dengan 50 tahun dulu kala ja ’ni bersama-sama dengan gelombangnja nasionalisme dan sosialisme Asia-Afrika, terus memelihara persatuan bangsa meneruskan Revolusi Indonesia dalam kerangka kesetia-kawanan Asia-Afrika, dengan disumberi oleh prograsivitas dan moralitas adjaran agama Islam.
18
KERINGANAN DAN KEMENANGAN BAGI SEXIAP PED JOANG JANG BEEEVIAN
K E R IN G A N A N D A N K E M E N A N G A N B A G I SETTAP PEDJOANG JANG BERIM AN.
Chotbah ’Idu.l-A.dha oleh W am pa Chusus/Menteri Fenerangan D r. H. Roeslan Abdulgani sebagai chotib di Istana MerdeJca, & M ei 1963.
}>Kesukaran dan kepajahan, terutama kesukaran rochani dan kepajahan djasmani, selalu menjertai setiap pedjoang; tetapi beserta dengan itu selalu ditimbulkan pula keluasan dan kelapangan, ja keringanan dan ketnenangan; keringanan dan kemenangan bagi setiap pedjoang jang beriman”,
Jfc* ^Mari kita sekarang memandjatkan do’a bersama kepada Tuhan Jang Malta Ruasa, 1. Ja Allah, ja Robbi berikanlah kepada Rakjat, B a n g sa, dan Negara kita kekuatan lahir bathin untuk mengkonsolidasi kemenangan-kemenangannja dibi dang keamanan dan pembebasan Irian-Barat. 9, Ja Allah ja iEofcbi, berikanlah kepada Rakjat, B a n g sa dan Negara kita keknatan lahir dan bathin untuft mensukseskan program sandang pangan berpedoman Deklarasi Ekonomi Pemerintah kita, S. Ja Allah, ja Robbi, berikanlah kepada pemimpin pemivipin rakjat dan Pem erintah kita kekuatan lahir bathin, taufik dan hidajah untuk dapat terus melaksanakan tug as tnereka masing-masing gun a kelandjutan Revolusi kita-, 4 . Ja Allah, ja Robbi, berikanlah kepada Kepala Negara kita, Presiden Sukarno kekuatan lahir ba thin, taufik dan hidajah untuk memimpin Rakjat, Pemerintah dan Negara kita dengan baik, agar segera tertjapailah keadilan dan kemakmuran bagi Rakjat kita, dan agar supaja mendjadi kokohlah kemerdekaan dan persatuan Bangsa".
21
Dr. H. Roeslan Abdulgani lerchotbah pada Sari Raya Idul Adha 196S (1388 Hidjriah) di halaman Istana Merdeka.
KER1NGANAN DAN K E M E N A N G A N B A G I S E T IA P PE D JO A N G JA N G BER1MAN. Assalamu’alaikum w.w. A l l o o h u A k b a r , Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu
Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illalloohu Alloohu A ib ar, Alloohu Akbar walillahil hamdu. Alhamdu lillaahi Robbil ’alaniin, Wassolaatu wassalamu ’alaa asjrofil Sajjidinaa Muhannnadin wa aalihi wasohbihu adjma un. Asjhadu allaa ilaaha illallooh, Wa asjhadu anna Muhammadur Rosulullooh. Alloohumma solli ’alaa sajjidinaa Muhammad wa ’alaa aalihi wasohbihi. Amma ba’du, Ajjuhal ichwan ittaqullooha la’allakum tufhhuun.
lata lagi ™
P at* n
£
£
£
£
£
%
^ a g a i umat Islam Indonesia £
! ^
^
“
Dan kita merajakan I ’dul umat Islam Indonesia jang daerah kekuasaan iNeg^
z tts s rz s fts
.
Hindia Belanda di Irian Barat tiga han jang lalu Karena itulah.hari Raya ’Idul Qurban atau M ini bagi Muslimin Indonesia mempunjai arti jang Kali inilah Muslimin ^ " ^ X ^ A d seraja bersama-sama bersemoanjan&
h
a
j
— Adhakah
di bumi Indo-
23
nesia dan Sabang sampai Merauke, jang bebas dari imperiallsme/koloniahsme. Akb“ ; Maha Besarlah. Tuhan, jang selalu meridhoi p
3 angan Rakjat Indonesia dan memberkati Trikora kita
enanf a“ ' kemenansan- sehingga Rakjat kita di Irian r lk“ l mera3'akan ’I(M Adha dibawah naungan Maha K
u
a
s
a
’ *“
lhldUngan Tuhan JanS
R a k ia t'd a n '^ ,^ korJ1f n i 3-11? telah diberikan oleh m a s ja ra k a t, m enegakkan ^ ^ ’ te rm asu k u m a t IsIam In d o n esia u n tu k M d !n w ^ g a ra . PUWik Jndonesia J'an S b er-P a n tja -S ila S r f “ t dan ^ Fkan kehiduPan b er-ag am a d alam m am e rS n t’ t 1 dj erih -Paja h s e r ta d u k a -d e rita ja n g m aunun b a t ^ P? " be" an k °rb an -k o rb an itu , b aik k o rb an la h ir dikitnim n’ * tldak ada se0rans Muslim Indonesia sedikitpun merasa rugi atas segala korbanan itu, karena kesemuanja itu adalah untuk tjita-tjita kemasjarakatan dan kenegaraan jang diadjarkan oleh Agama Islam. Dfc.Ts SaVla Tuhttn Jang Maha, Pemurah -inlnTi nr,+ i . ’’Innaa a'toinaakal Kauthar, fasolli lirob b ta w a n e h a r ^ "
f t dldaIamnJa’ serba tJukuP dan serba lebih. Dan kepada kita sebagai umat jang pertjaja kepada-Nja diperintahkan untuk mengambil manfa’at jang sebesar-besamja dari sega a e jukupan dan kelebihannja Alam semesta tjiptaan Tuhan T , - S£t ‘?P kali diPerinSatkan pula Oleh-Nja untuk selalu faso li lirobika wanehar” , untuk selalu ingat dan mendjalankan ibadat salat, sambil memberikan korban. Salat dan berkorban untuk mengagungkan nama Tuhan; dan berkorban dan salat untuk memuliakan nama Tuhan ! Dan siapa jang selalu ingat akan perintah ini, dan setiap kali mendjalankannja ibadat sembahjang, serta memmdjukkan kes aannja untuk berkorban tidak untuk memudja sesuatu
24
benda atau seseorang, melainkan untuk Tuhan ja robbul Alamin, untuk Tuhan Pembuat segala hidup didunia ini, dan Tuhan Pemberi hidup kepada sesama hidup diatas bumi ini, maka ia adalah pedjoang, jang menjumberkan segala djiwanja kepada sumbernja daripada segala sumber; ia adalah pedjoang jang berke-Tuhanan Jang Maha Esa, jang telah meng-ikrarkan diri nja pada kalimat sjahadat ''Asjhadu alia ilaha niallah” ; ia adalah pedjoang jang karenanja adalah pedjoang jang berPrikemanusiaan; ia adalah pedjoang-patriot untuk Tanah A ir dan Negaranja, karena ’’chubh.ul wathon minal iman” (tjinta Tanah A ir adalah bagian im an); ia adalah djuga pedjoang jang membela demokrasi, kerakjatan dan keadilan sosial. Allahu Akbar. Maha Besarlah Tuhan. Seperti halnja dengan tiap tahun, maka ’Idul Adha tahun ini kita rajakan bersamasama dengan djema’ah hadji dari berbagai-bagai negara, bangsa dan bahasa, memenuhi perintah Tuhan "wadjib atas semua manusia mengerdjakan hadji ke-Baitullah, bagi siapasiapa jang kuasa mengundjunginja, semata-mata karena Allah.” Dan tahun ini ll.OOO' ribu umat Islam Indonesia bersamasama dengan umat Islam sedunia, dan dalam ikatan kesetiakawanan se-Agama, telah berada di Tanah Sutji, menggemuruhkan suara sambutan atas panggilan Tuhan : ’ ’Labbaika, allahumma Labbaik, wahdahuLasjarikalah.” ” Aku sambut panggilan-Mu, hai Tuhan, Aku sambut panggilan-Mu, Tidak ada sekutu bagi-Mu.” .Ja, mereka semua menjambut panggilan Tuhan itu. Dan seperti dikatakan dalam surat Al-Hadjj, maka mereka itu datang ke Bait-Allah dengan berdjalan kaki dan menaiki kendaraan dari tiap-tiap negeri jang djauh, sambil mengingat kembali baik setjara individuil maupun kollektip, baik setjara perorangan maupun setjara kelompokan, riwajat perdjoang-
25
annnja Nabi Ibrahim a.s. jang oleh Tuhan ditempatkan di BaitAllah dengan firman-Nja; ’’Djangan engkau persekutukan Saja dengan sesuatu djuapun, bersihkan rumah saja, buat orang jang mengelilinginja, buat orang jang berdiri mengerdjakan sembahjang, dan orang jang rukuh dan sudjud.” Demikian finnan Allah kepada Nabi Ibrahim a.s. Dan setiap orang jang naik hadji, tidak hanja kepada finnan itu sadja di-ingatkannja. Melainkan di-ingatkan pula kepada pertjobaan-pertjobaan serta udjian-udjian dari Tuhan terhadap ke-imanan Nabi Ibrahim, sewaktu Tuhan menjuruh beliau untuk mengorbankan anaknja se/idiri, jaitu putranja-sulung Ismail jang paling ia tjintai. Seluruh djema’ah hadji di-ingatkan akan hebatnja perang bathin dalam hati-sanubari Nabi Ibra him, jang diachiri dengan kemenangan ke-imanannja kepada Tuhan. Dan kita Sekalian mengetahui, bahwa bulat-tekad Nabi Ibrahim untuk mengorbankan anaknja atas perintah Tulsan itu, achimja dikurniai dengan kesjukuran jang lebih tinggi lagi shtotAAai Tuban menurunkan Rachmatnja seketika itu diuea teniak1 mengganti ana3mj a Ismail dengan se-ekor binatang D m bersumber kepada korban se-ekor binatang ternak ini lah mengalir hikmat' kebiasaan dan latihan bagi umat Islam sebagai kewadjiban mermgankan kehidupan silapar dan simiakin. Orang jang a-religieus atau jang anti-religi, mungkin akan mentertawakan hal ini, dan menganggapnja sebagai suatu dongeng ketachajulan untuk mempengaruhi orang-orang jang masih bardjiwa kekanak-kanakan; tetapi apabila di-ingat bah wa setiap tahun umat Islam jang beribadah naik hadji itu makin tahun makin bertambah, malahan jang ingin dapat diberangkatkan itu adalah tambah lama tambah banjak dari golongan intelek, tjendekiawan dan sardjana jang lazim dikatakan orang sebagai golongan jang mendahulukan ratio diatas erhosi, maka golongan jang mentertawakan itu sungguh tidak mcngerti
26
hikmah apa sebenamja jang tersembunji dalam ibadah naik hadji itu, sehingga sampai-sampai si-intelek, sl-sardjana dan si-tjendekiawan tertarik oleh dongeng tachjul dan dongeng kanak-kanak belaka. Memang bagi orang jang demikian itu'penglihatan mata dan hatinja tidak dapat menembus asap dan abu jang menjelubungi Apinja Islam. Tetapi siapa jang berdaja melihat sinamja Api Islam itu dan hatinja tergerak oleh dynamikanja A p i Islam, akan menginsjafi bahwa bukan dongeng tachjul atau dongeng kanak-kanak jang menggerakkan setiap orang Islam jang terpanggil oleh Tuhan itu untuk beribadah naik hadji; entah ia eeorang tani, entah seorang buruh, entah seorang dagang, entah seorang nelajan, entah seorang amtenar, entah seorang sardjana, intelek atau tjendekiawan; ja entah ia adalah se orang pembesar-tinggi, seorang Menteri atau seorang Kepala Negarapun. Tetapi jang menggerakkan mereka semua, umat Islam, kesana itu dengan bersedia melalui segala kesulitan dan rintangan adalah Nur-nja kebenaran adjaran Islam, dan bukan gebjam ja kekosongan formalisme. Nur-nja Agam a Islam, jang sumber monotheismenja adalah pada adjaran Nabi Ibrahim, dan jang oleh Nabi Muhammad s.a.w. dipantjarkan keseluruh pendjuru masjarakat dan dunia bukan sebagai agama jang ’’life-denying” , agama jang hanja mementingkan hidup diachirat kelak dan dengan begitu mengadjarkan untuk lari dari segala perdjoangan hidup duniawijah; melainkan sebagai agama jang ’’life-affairming” , dimana manusia diadjarkan untuk mengusahakan keseimbangan jang serasi antara hidup didunia sekarang dan hidup diachirat kelak. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Maha Besarlah Tuhan Seru sekalian Alam. Maha mengetahuilah Ia, bahwa bangsa-bangsa didunia ini apabila tidak dipertemukan sekali-kali dalam kesempatan-kesempatan jang chusus, akan berdjauh-djauhan, berpisah-pisah- / an, jang apabila disertai dengan bisikan dan goda iblis akan saling bermusuhan.
Dan chusus bagi umat Islam dari berbagai bangsa dan berbagai Negara, maka ibadah hadji itu setiap tahun mempertemukan bermatjam golongan dan bangsa itu, dengan masingmasing watak, istiadat dan kepribadiannja, dalam suatu ikatan ke-setia-kawanan jang sama, dalam suatu persaudaraan se-agama, dan se-niat, se-tekad dan se-tudjuan, semata-mata meme nuhi panggilan Hlahi. Ditambah dengan keseragaman berpakaian Ihram, sebagai pentjerminan daripada niat untuk memusatkan seluruh djiwanja kepada. Ibadah hadji, sambil memutuskan hubungan diri dengan alam duniawijah, maka benar-benar meresaplah dalam keseluruhan tingkat-tingkat peribadatan hadji itu dasar-dasar jang bemilai moral jang tinggi sekali, dan latihan-Iatihan ketabahan dan pengorbanan jang sukar ditjari taranja dan bandingannja. Dan memang dengan demikian, hubungan antar-bangsa dalam suasana persaudaraan-Islam diharapkan menumbuhkan suatu hubungan intemasionalisme jang dasarnja adalah bukan kepentingan sempit dari masing-masingi bangsa, melainkan dasamja adalah semata-mata mengabdi kepada Tuhan Jang Maha Esa. Benar dewasa ini hubungan antar-bangsa berlandasan nilainilai jang tersimpan dalam hikmah ibadah hadji itu belum menghasilkan seluruh apa jang ditjita-tjitakan oleh umat Islam sedunia, tetapi bangsa Indonesia dengan umat Islamnja jang pandai mengambil manfa’at jang sebesar-besamja dari nilainilai tersebut, telah dapat membangkitkan intemasionalismenja bangsa-bangsa Asia-Afrika, jang berpuluhan tahun dan berabad-abad didjadjah oleh kolonialisme dan imperialisme Barat itu. -T Malahan bangsa Indonesia dapat pula menggerakkan djiwarevolusionemja adjaran dan gerakan Islam itu untuk ikut memperkuat front-revolusionemja nasionalisme dan intemalismenja bangsa-bangsa Asia-Afrika. Berkat Rachmat Tuhan Jang Maha Kuasa dan didorong oleh Iceinginan luhur, maka bangsa Indonesia sedjak beberapa tahun
28
dapat memupuk terus internasionalisme demikian ini, dan terus dapat menggelorakan gelombang pengaruhnja kepada Konperensi W artawan Asia-Afrika, dan Ganefo, jang dewasa ini baru selesai di Indonesia. Allahu Akbar, Allahu Akbar, A ll atm Akbar. Sungguh Maha Besarlah Tuhan, jang selalu menurunkan Rachmat dan Karunianja kepada umatnja, jang selalu berdjoang dan berkorban untuk memuliakan Namanja. Sungguh Maha Besarlah dan Maha Penjajanglah Tuhan, jang selalu meridhoi djalannja setiap perdjoangan ummatnja jang bertaqwa kepada-Nja. Dan kita sebagai bangsa Indonesia dalam merajakan HariRaya ’Idul Adha sekarang ini xnenjadari benar-benar hikmatrahasianja ’Idul Adha sebagai manifestasi semangat perdjoang an dan semangat pengorbanan Rakjat kita untuk tjita-tjita persatuan Bangsa dari segala matjam aliran dan lapisan untuk bersama-sama menegakkan Negara Pantja-Sila, bergotong-rojong membangunkan sosialisme Indonesia berdasarkan adjaran Pantja-Sila, serta bersama-sama meng-hidup-hidupkan persahabatan dan perdamaian dunia, bebas dari kedholiman politik memetjah-belah dan politik-penghisapannja imperialisme dan kolonialisme, agar supaja dibagian bumi ditengah-tengah Asia Tenggara, jang letaknja adalah dipersimpangan djalan antara dua benua dan dua samudera ini, umat Islam Indonesia dapat menjempurnakan terus Negaranja berdasarkan taqwa terhadap Tuhan dan karenanja selalu minta diridhoi oleh-Nja, menudju suatu N egara dan Masjarakat jang ’’baldatun tojibatun wa robbun Ghofur.” Memang tidak mudah membina dan menjuburkan terus segala tjita-tjita Negara Pantja-Sila kita dewasa ini. Sedjarah dan pengalaman perdjoangan Rakjat kita menundjukkan, bahwa tjita-tjita itu hanja dapat ditjapai dengan kerdja-keras, dengan membanting-tulang, dan mentjutjurkan keringat. Tetapi bagi ummat Islam hal inipun sudah difirmankan oleh Tuhan, dengan sabda-Nja :
29
” Wa-inna ma’al usri jusro Inna ma’al usri jusro.” Karena sesungguhnja, beserta kesukaran itu, ada suatu keluasan; dan sesungguhnja beserta kepajahan, ada satu kelapangan. Kesukaran dan kepajahan, terutama kesukaran rochani dan kepajahan djasmam, selalu menjertai setiap pedjoang; tetapi beserta dengan itu selalu ditimbulkan pula keluasan dan kelapangan ja keringanan dan kemenangan; keringanan bagi se tiap pedjoang jang beriman. Dialektika jang tersimpul dalam adjaran aiat Qur’an ini menundjukkan kebenarannja dalam perdjoangan bangsa In Z da
* * * * * * * “ mcnghadapi kesukaran epajahan, tetapi jang bersamaan dengan itu menehasil
SUSSES ^ dapi te s u lita ^ Z y a n T e k o n o m ” d a T k e u ^ a n dialektis puJa dapat bahwa s e S h C” w an
“
f
1'
mengingatkan kepada kita semua,
”Fa-iza farokta fansob, wa-ila robbika farchob.” Disuruhlah kita bangkit terua, berdjoang terus terns dengan kata-kata :
berim an ber-iman
nApabila engkau telah selesai, maka berdirilah tegak, beribadatlah. Dan kepada Tuhan-mu-lah hendaknja engkau berkemauan dan berharaplah.” Kim kita telah selesai dengan dua program Pemerintah. Pemerintah, dibawah pimpinan Presiden Sukarno, kini mengadjak kita semua untuk terus berdiri tegak mengkonsolidasi hasil-hasil kemenangan dikedua bidang itu; dan mengadjak djuga
30
untuk memusatkan seluruh energie kita kepada persoalan sandang-pangan. Mari kita semua menjambut adjakan itu, mendukung dan membantunja, sebagai pedjoang-pedjoang bangsa, jang terlatih dalam amal dan ibadat, dengan penuh kejakinan akan terpenuhinja Djandji Tuhan dalam ajat al-Qur’an jang berbunji . ” W a man jat-takillaha, jadj’al lahuu machradjan.” Earang siapa bertaqwa kepada Allah, pastilah Allah akan memberikan petimdjuk dan djalan keluar. Saudara-saudara sekalian, Mari
kita sekarang memandjatkan doa bersama kepada
Tuhan Jang Maha Kuasa. 1.
bebasan Irian-Barat.
2. Pemerintah kita.
lah kemerdekaan dan persatuan Bangsa.
31
_
Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Laa ilaaha illallohu Allahu Akbar, Alloohu Akbar walillaahil hamdu. Alhamdu lillaah, wassolaatu wassalaamu ’alaa rosuulillaah, wa 'alaa aalihii wasohbihii waman waalah, Asjhadu allaa ilaaha illalloohu wa asjhadu anna Muhaimnadar rosuululloh. Ammaa ba’du, ajauhal ichwaan, ittaqullooh. Saudara-saudara sekalian, Pokok-pokok daripada jalah,
apa jang telah kami kemukakan
pertama : supaja kita semua didalam merajakan Hari Raya Idul Adha selalu menanamkan rasa pertjaja kepada diri sen diri dan semangat berkorban sebagaimana telah berkali-kali ditundjukkan oleh Nabi Ibrahim. kedua : Kembalinja Irian Barat, terlaksananja K W A A serta permulaan pendirian Ganefo, jang bertepatan pula dengan perajaan Qurha.fi, haruslah memberikan peladjaran kepada kita sekalian bahwa ibadah hadji dengan perajaan Idul Adhanja mengandung nikmat rahasianja, jang apabila kita pandai mengambil manfaatnja, akan menghasilkan sukses-sukses dalam perdjoangan kita dibidang nasional dan intemasional. ltetiga: Didalam usaha menanggulangi kesulitan-kesulitan Negara dan masjarakat kita dibidang perekonomian dan keuangan, marilah kita tetap berdiri atas taqwa terhadap Tuhan, sambil memelihara terus segala perintah dan larangannja, sesuai dengan nasehat Rasulullah s.a.w. kepada sahabatnja Ibnu Abbas : Peliharalah segala perintah dan larangan Tuhan, nistjaja Allah akan memelihara engkau, nistjaja Engkau akan djumpai-Nja dihadapanmu. Berusahalah mengenal Tuhan dimasa kesenanganmu, nistjaja Dia akan mengenalmu dimasa kesulitanmu.
32
Saudara-saudara sekalian, M ari kita sekarang memandjatkan doa sekali lagi kehadapan Tuhan Jang Maha Kuasa, semoga kita semua selalu berada didalam lindungan-Nja; semoga kita sekalian selalu dikaruniai kekuatan lahir-bathin, taufik dan hidajah untuk meneruskan perdjoangan kita bersama. Alloohumagfir lil Muslimiina wal Muslimat, Innaka Ghofuuruur Rachiim. Robbanaa aatinaa fiddunyaa chasanah w afil achiroti chasanah waqina ’azaaban naar.
33
HIKMAH DARIPADA PERINGATAN ISRA’ DAN MTRADJ NABI MUHAMMAD S.A.W.
N A B I M UHAM M AD S. A. W. H IK M A H D A R IP A D A P E R IN G A T A N IS R A ’ D A N M I’RADJ
Sambutan J.M. Menko/Menpen/ Ketua Pan itya Pem bina D jiw a Revolusi. Dr. H . Roeslan Abdulgani pada peringatan Isra' dan M i’radj N a b i Muhammad s.a.w. ja n g diberikan atas undangan M adjelis Ulama dan Pan itya H a ri Beaar Islam Dt. I I Tangerang, tanggal 13 Desember ’63.
" Intisari hikmah daripada peringatan Isra’ dan M i rad} N a b i Muhammad s.a.w. ini terutama terletak dalam keichlasan dan kejakinan sepenuhnja daripada ktta seka lian untuk membangun ummat dan masjarakat baru bersum ber pada perintah-perintah Tuhan Jang Mana Esa” .
* .
13dan apabila kitet pandai melihat kedjadian mu djizat Isra* dan M i’radj N a bi kita itu d a l a m hubttnganr nja ditengah—tcngah perdjoangannja N a bi kita autu itu , dan pandai pula viembandingkannja dengan sieiwisi Revolusi kita dan perdjoangan Rakjat kita dewasa *n untuk viembangunkan masjarakat adil dan makmur, djasmanijah dan rochanijah, maka kita s e b a g a t bangsa jang sedang berdjoang sekarang ini akan dapat m engambil intisari hikmah Isra’ dan M i’radj jang scbesa besam ja.’’
37
Dr. H. Roeslan Abdulgani sedang mengutjapkan sambutannja pada peringatan Maulud Nabi Muhammad s.a.w. dirumah kediamannja Dr. H. JcUtnm Clialid.
H IK M A H D AR1PAD A IS R A 9 D A N M VRADJ N A B I M U H A M M A D S.A.W. Assalamu’alaikum w.w. ]| ^engan amat menjesal saja tidak dapat memenuhi undangan dari saudara-saudara Pimpinan Madjelis Ulama dan Panitya Hari Eesar Islam Dt. I I Tangerang untuk ikut menghadliri Resepsi Peringatan Isra’ dan Mi'radj Nabi Muhammad s.a.w. di Tangerang, karena sudah ada program kerdja dan tugas jang telah ditentukan lebih dulu di Ibu-kota pada malam ini djuga. Dalam pada itu saja tidak ingin ketinggalan dalam memperingati Isra’ dan M i’radj Nabi kita Muhammad s.a.w. ini, terutama jang oleh Rakjat kita diadakan didaerah2 diluar Ibukota, seperti di Tangerang ini, karena menurut hemat saja peringatan ini mengandung hikmah jang sangat mendalam sekali, tidak hanja bagi ummat manusia umumnja, tetapi djuga bagi Islam diseluruh dunia dan di Indonesia chususnja. Intisari hikmah daripadanja terutama terletak dalam ke-ichIasan dan kejakinan sepenuhnja daripada kita sekalian untuk menerima pimpinan Nabi kita dalam perdjoangannja untuk membanguu ummat dan masjarakat baru, bersumber pada perintah-perintah Tulian Jang Maha Kuasa. Apabila kita mempeladjari tarich dan sedjarah kehidupan Nabi kita, maka dalam periode sebelum Isra’ dan Mi’radj, beliau berdjoang dan beramal dengan terutama menundjukkan da.n mentjela serta menghantjurkan sumber-sumber dan sisa-sisanja zaman djahilijah, dimana ummat jang mendiami djazirah Arabia dan sekitarnja masih terbelenggu kehidupannja dalam alam kenistaan dan kehinaan, tanpa keadilan dan kemakmuran. Perdjoangannja itu tidak mudah dan tidak sadja Nabi kita ».a.w. pada waktu itu ditentang oleh pemuka-pemuka kaum
39
Quraisj seperti Abu Djahal, tetapi djuga pamannja sendiri Abu Lahab mati-matian mengedjek dan menentang segala perdjoangan Nabi. Dalam keadaan jang maha-sulit demikian itulah, jaitu pada achir bulan Radjab, setahun sebelum Hidjrah, dan setelah beliau berusia setengah abad, maka tuntutan Tuhan Jang Maha Kuasa datang, dan seperti dinjatakan dalam A1 Qur’an surat Isra’ ajat 1, dikatakanlah :
_
’’Mahasutji Allah, Tuhan jang telah mendjalankan hamba-Nja, Nabi Muhammad s.a.w. pada malam hari dari AI-Masdjidil-Haram di Mekkah ke Al-MasdjidilAqsha di Baitul-Muqaddis. Kami berbakti sekelilingnja untuk Kami perlihatkan kepadanja sebagian dari pada tanda-tanda kebesaran Kami; sesungguhnja Dialah Tuhan jang Mahamendengar dan Mahamelihat” .
Apabiia kita semua merenungkan peristiwa jang terkenal \Ti radj ini’ dengan s«lalam-dalamnja, maka d W ffifk Maha KUaSa memberi tanda-tanda mu' djizat-Nja kepada Nabi Muhammad s.a.w. pada waktu menghaapi esu aran, rintangan, halangan dan pertentangan. Didalam rnvajat kehidupan Nabi kita, banjak diberitakan tentang mu’ djizat djizat sedjak mulai ketjilnja pada tiap-tiap tingkat kehidupannja; dan mendjelang Hidjrah serta memuntjaknja perdjo angan guna pembangunan Negara dan Masjarakat Baru bagi ummatnja, bebas dari penindasan dan penghinaan, penuh dengan keadilan dan kemakmuran, dan jang bertjita-tjitakan: "baldatun tojibatun wa Robbun Gofur” , maka Tuhan melengkapi Rasulullah s.a.w. dengan kekuatan kejakinan, kesempumaan iman dan sepenuh-penuh taqwa, berupa perintah Tuhan untuk mendjalankan salat 5 waktu sehari, berdjumlah total 17 raka’at. Bilamana kita dewasa ini dimana-mana meinperingati Isra' dan Mi’radj Nabi kita s.a.w., maka hendaknja kita pandai melihatnja didalam rangka situasi perdjoangannja Nabi Besar ‘kita
40
pada waktu itu. Hendaknja pula kita dapat menilai arti-hakiki dari perintah Tuhan untuk mendjalankan salat 5 waktu itu, tidak hanja sebagai sumber-pokok ibadah terhadap Tuhan, melainkan pula sebagai sumber-moral dalam urusan mu'amalah pergaulan dengan sesama manusia, terutama bagi manusia-manusia Indonesia ditengah-tengah masjarakat dunia intemasional jang sedang bergolak ini, dan djuga ditengah-tengah masjara kat dunia nasional bangsa sendiri jang sedang bertransisi dan ber-revolusi dewasa ini. Dan apabila kita pandai meliliat kcdjadian mu’djizat Isra’ dan M i’radj Nabi kita itu dalam hubuiigaimja ditengah-tengah perdjoangaiuija Nabi luta dulu itu, dan pandai pula membandingkannja dengan situasi Revolusi kita dan perdjoangan Kakjat kita dewasa ini untuk membangunkan masjarakat adil dan malanur, djasmanijah dan rochanijah, maka kita sebagai bangsa jang sedang berdjoang sekarang ini akan dapat mengambil intisari hikmah Isra’ dan M i’radj jang sebesar-bcsanija. A ch im ja mari kita bersama-sama dalam memperingati Isra dan M i’radj ini memandjatkan do’a kehadirat Tuhan Jang Maha Kuasa semoga Bangsa dan Rakjat kita selalu diridhoi oleh-Nja dengan kekuatan djasmanijah dan bathinijah dalam mensukseskan segala Dasar dan Tudjuan Revolusi Nasional kita. Sekian,dan Wassalamu’alaikum w.w.
a
PEMXMPIN DAN PIM PINAN DALAM MASA TRANSISI
PEMIMPIN DAN PIMPINAN DALAM MASA TRANSISI
Beber&pa pokok pikiran sebagai prasaran untuk latihan pusat M uham m adijah di Jogjakarta, ta n g g a l 30 D janu ari — 6 Pebrua ri 1964 dari Menko/Menpen/ K etu a . P a n ity a Pem bina D jiw a R evolu si Dr. H . Roeslan Abdulgani. D ja k a rta , 4 Febru ari 1964.
** ................ pentinglah untuk memperhatikan peranan daripada sikap kedjhoaan dari pemimpin terhadap suasana dan iklim sekelilingnja jang pada hakekatnja m enentukan perkem bangan dan geraknja 'masjarakat kita” .
*
’’B a g i pem im pin-pem im pin Muhammadijah dalam masa transisi sekarang ini perlu dimiliki kemampuan untuk senantiasa m enjadari, m enjelam i dan memahami sema ngatnja zaman, m engerti akan tuntutan-tuntutan Jail9 diadjukan oleh perobahan dan peralihan jang bcrlakn dengan tjepat dan radikal m engikuti dynamikanja R evolusi. Djanganldh hendaknja terdjadi ” mental lag > keterbelakangan mental karena kurang tjepat' btsa m engikuti geraknja zaman dan oleh karenanja lantas kehilangan massanja jang terus menderap m adju” .
45
J.M. Menko/Menpett meletakkan batu pertama bagi gedung Madrasah di Kaimana, Irian Barat.
PEMIMPIN D A N PIMPINAN D ALAM M ASA TR A N SISI ] P emimpin-pemimpin Muhammadijah dari seluruh Indo nesia jang berkumpul sekarang dalam Pusat Latihan ini, pertaraa-tama perlu menjadari bahwa peranan mereka adalah pemimpin-pemimpin jang mendjalankan pimpinan dalam masa transisi* Masa transisi mengadjukan sarat-sarat jang lebih berat kepada pimpinan, disamping sarat-sarat umum jang melekat pada setiap pimpinan. Anggaran Rumah Tangga Muhammadi jah menentukan sebagai sarat untuk mendjadi Anggauta Pimpinan, pertama: kesanggupan dan kemampuan untuk mendja lankan tugasnja, kedua : dapat mendjadi teladan jang utama, dan ketiga : berpengalaman dalam Pimpinan Persjarikatan. Persaratan pengalaman adalah sarat chusus untuk mendjaga agar garis dan djiwa Muhammadijah tetap terpelihara. Dalam persaratan jang pertama dan kedua — jaitu kesanggupan, kemampuan dan mendjadi teladan — sebenamja terkandung satu kelompok persaratan lain jang tidak dapat dikatakan ringan, oleh karena dua sarat itu menjangkut suatu kompleksitas jang menjentuh perwatakan, perbakatan dan kepribadian. Tidak itu sadja, tetapi dalam dua sarat jang pertama dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadijah itu tersangkut pula "mental attitude” atau sikap mental terhadap k e a d a a n jang mengelilingi kita, sikap kedjiwaan terhadap segala tantangan dan tuntutan zaman. Selain itu diperlukan pula persaratan umum bagi p e m im p in jang tidak dapat diabaikan, ja ’ni supaja pimpinan m e m ilik i dan senantiasa memperkaja perbendaharaan pengetahuan jang dapat setjara terus-menerus dikeduk, diamalkan dan disebarkan kepada mereka jang menghadjatkan pimpinan dan bimbingan, baik pengetahuan mengenai adjaran-adjaran Islam, menge-
47
nai keorganisasian, mengenai kemasjarakatan, dan sebagainja, seluas dan sedalam mungkin. Sarat-sarat perwatakan, perbakatan, kepribadian, mental attitude dan pengetahuan itu semuanja pada hakekatnja berkisar pada satu inti persoalan dalam kepemimpinan, ja ’ni pimpinan harus memiliki kelebihan-kelebihan. Hanja dengan kelebihan-kelebihan itulah terasa pimpinannja, terdjaga kewibawaannja dan terpelihara ketaatan dari bawah keatas. Kelebihan itu meliputi empat hal : 1. 2. 3. 4.
kelebihan dalam moril, kelebihan dalam djiwa dan semangat, kelebihan dalam intellek, dan kelebihan dalam djasmani.
Pembagian Max Weber seorang ahli sosiologi kenamaan dari duma Barat, dalam teorinja mengenai kewibawaan-kewibawaan berdasarkan cfam m a, kewibawaan berdasarkan relegie, kewibawaan berdasarkan tradisi, kewibawaan berdasarkan intellek — pada hakekatnja djuga berkisar pada masalah kelebihankelebihan tersebut diatas. Apabila segala persaratan diatas itu kita projektir pada masa transisi jang sedang kita hadapi sekarang ini, maka pentinglah untuk memperhatikan peranan daripada sikap kedjiwaan dari pemimpin terhadap suasana dan iklim sekelilingnja jang pada hakekatnja menentukan perkembangan dan geraknja masjarakat kita. Disekitar kita sedang bergelora Revolusi Nasional kita jang maha-dahsjat. Gelombangnja Revolusi itu membanting dipantainja bahkan didasarnja segenap bidang kehidupan, jaitu bidang politik, sosial, ekonomi, keagamaan dan kebudajaan; mendjebol dan mendjungkir balikkan segenap tata-nilai jang lapuk dengan kekuatan dan ketjepatan jang mentakdjubkan, untuk sekaligus menegakkan tata-hidup dan tata-nilai jang baru. Inilah dynamikanja Revolusi, dan tidak seorangpun kuasa menahannja, apalagi menjeretnja kembali, atau memutusnja kembali.
48
Telah disadari sedalam-dalamnja, bahwa bagi Muhammadijah jang bergerak dalam usaha kemasjarakatan jang seluas-luasnja dibidang ’’religion building” dalam arti memperluas dan mem* perdalam kesadaran beragama chususnja agama Islam, dibi dang pendidikan, dibidang kesehatan, dibidang kesosialan lainnja — sarat mutlak adalah mengintegrasikan diri dengan iramanja, isinja, dasarnja dan tudjuannja Revolusi. Bagi pemimpin-pemimpin Muhammadijah dalam masa tran sisi sekarang ini perlu dimiliki kemampuan untuk senantiasa menjadari, menjelami dan memahami semangatnja zaman, mengerti akan tuntutan-tuntutan jang diadjukan oleh perobahan dan peralihan jang berlaku dengan tjepat dan radikal, mengikuti dynamikanja Revolusi. Djangan hendaknja terdjadi ’’mental lag” , keterbelakangan mental karena kurang tjepat bisa mengikuti geraknja zaman dan oleh karenanja lantas kehilangan massanja jang terus sadja menderap madju. Dengan berbuat demikian, dengan VAQ\^YVU'\Y£ semangatnja dan djiwanja zaman, dengan senantiasa mengintergrasikan dirinja dengan suasana Revolusi, maka pemimpin-pemimpin Muhammadijah akan senantiasa mengenjam kesegaran Revolusioner, dan Persjarikatan akan terhindar dari bahaja kebekuan. Malahan dengan bertindak demikian, kita sebenamja setia dan mewarisi api kebangkitan, api rejuvenation dan regeneration dalam Islam jang berkobar pada awal Abad Ke-20 dimana-mana, dan jang di Indonesia dipelopori oleh Muhammadijah pada tahun 1912. Djiwa daripada pendirian Muhammadijah adalah penjesuaian dengan tuntutan dynamikanja Abad Modern, dan menjapu segala kekolotan dan formalisme. Mari kita teruskan djiwa jang demikian itu. Berbeda dengan massa jang dipimpin, kadang-kadang pim pinan dalam mengikuti aims itu perlu sedjenak berorientasi untuk melihat dimana kita berada seolah-olah ia berdiri diatas massa dan diatas segala-galanja, agar lebih djelas dapat melihat kedepan kepada arah jang kita tudju, untuk kemudian melandjutkan memberikan pimpinan. Hanja dengan demikianlah
49
pemimpin dapat menghindarkan diri dari bahaja ”bewustzijn3vemauwing”, menjempitnja kesadaran apablla kita bergerak dalam arusnja massa. Marilah kita semua menjelesaikan tugas sedjarah ini dengan sebaik-baiknja. Saja pertjaja Muhammadijah tidak mungkin ketinggalan dalam menjelesaikan tugas-tugas itu semua. Semoga Tuhan selalu meridhoi perdjoangan kita bersama!
50
UNSUB KEDJIW AAN ISLAM DAN UNSUB KEDJIW AAN KE-TJENIXEKIAWAN-AN
U N S U R K E D J IW A A N IS L A M D A N U N S U R K E D J IW A A N K E -T J E N D E K L A W A N -A N
S a m b u ta n tertu lia M en ko/M en pen / K e t u a P a n it y a P e m b in a D jiw a R e v o lu s i D r. H . R o e s la n A b d u lg a n i b e rk e n a a n d en g a n u la n g tahun k e -I I.S .M .I. D ja k a r t a , ,7 P e b ru a ri 1964.
3>Dalam , orga n isa si I.S .M .I. bcrtcm u la h dua unsur k ed jiw a a n , ja n g diharapkan dapat saling hidup vnengh id u p k a n dan isi-n ie n g is i ja itu un su r kcdjitoaan Islam da n unstir k ed jiw a a n k e-tjen d ek ia w a n -a n . P e rlu dikcmtikakan, balnoa k c-J sla n i-a n dan k e-tjen d ek ia w a n -a n itu tidak dapat h a n ja dipandang seba ga i u nsur-unsur form.il bela k a ja n g diperlu k a n dalam tarap penjusunan k e a-nggotaan da n tarap p em b en tu k a n organisasij k a n m e ru p a k a n dua u n su r kedjiw aan ja n g m endjadi landasan idiil ja n g k ok oh dan m en d jiw a i kcseluruhan orga n isa si
U N S U R K E D J IW A A N IS L A M D A N U N S U R K E D J IW A A N K E -T J E N D E K IA W A N -A N
A ssalam u’alaikum w.w. T \/] alam ini k ita peringati Ulang Tahun Ke-I Ikatan Sardjana. M uslimin Indonesia. Berhubung dengan itu pertam a-tam a saja m engutjapkan selam at dan memohon kehadirat Tuhan J.M.E. sem oga organisasi jang m asih m uda ini dikaruniai kekuatan, kegairahan dan djalan jang lapang untuk m adju terus ditengahtengah m asjarak at jang sedang ber-Revolusi. D alam organisasi ini I.S.M.I. bertem ulah dua unsur kedjiwaan, jan g diharapkan dapat saling hidup-menghidupkan dan isim engisi jaitu unsur kedjiwaan Islam dan unsur kedjiwaan ketiendekiaw an-an. Perlu dikemukakan, bahwa ke-Islam-an dan k e - t i e n d e k i a w a n - a n itu tidak dapat hanja dipandang sebagai unsur-unsur formU belalta jang diperlukan dalam tarap penjusunan keanggotaan dan tarap pembentukan organisasi, melain kan m erupakan dua unsur kedjiwaan jang mend3adi landasan idul jan g kokoh dan mendjiwai keseluruhan organisasi. A pabila k ita kehendakl agar supaja unsur, ke-Islam-an dan unsur ke-tjendekiaw an-an itu benar-benar merupakan landasan idiil bagi organisasi ini dengan tudjuan untuk m entjapai masja ra k a t sosialis Indonesia jang diridhoi Tuhan — jaitu tudjuan seperti jang tertjan tu m dalam anggaran dasar I.S.M.I. — maka kedua unsur itu h am s disuburkan dan dikembang-biakkan ditengah-tengah tam an-sari-nja P antja Sila dan Manifesto Politik. ' p ertam a mengenai unsur ke-Islam-an. Berulang kali saja tekankan, am billah apinja Islam jang m asih menjala-njala, dan djangan m engambil abunja jang telah m ati dan beku. Dengan apinja Islam jang m enjala-njala itu kita membakar dan mengh an tju rk an kekolotan, formalism e dan segala ketachajulan jang m erintangi djedjak kearah kemadjuan, dengan apinja Islam itu k ita terangi dan k ita pelopori djalan kearah progress, kearah 55
penjesuaian Islam dengan tuntutan-tuntutan abad modern eetjara dinamis, kita gali terus adjaran-adjaran Islam jang sesuai dengan kepentingan Nasional dan kepentingan Revolusi kita. Apinja Islam demikian itulah jang harus menggerakkan I.S.M.I. dari pusat sampai ketjabang-tjabangnja, bahkan seliarusnja menggerakkan seluruh ummat Islam di Indonesia, agar terbentuk perlengkapan dynamis-revolusioner jang lebih hebat lagi. Mengenai unsur ke-tjendekiawan-an, dan unsur ilmu, konsepsi kita ialah bahwa pertalian ilmu dan amal harus dipupuk dan dipertumbuhkan, dan bahwa pengedjaran ilmu adalah untuk diamalkan, bukan untuk ilmu semata-mata. Ilmu mempunjai fungsi mengabdi kepada Revolusi, ilmu harus diamalkan untuk kepentingan Revolusi. Ia tidak boleh berdiri terasing dalam satu ’’ivory tower” dan dengan tjongkak melihat kebawah sambil ^ membiarkan gelombangnja Revolusi beralun diluar. Begitu pula tidak dapat dibenarkan apabila ilmu didjuruskan kearah sikap meragukan kebenaran Revolusi Indonesia, kebenaran Doktrin evoiusi kita, kebenaran Pantja Sila dan Manipol/Usdek, apa agi apabila kemudian diachiri dengan sikap synisme, skeptisisme, hyper-intellektualisme dan apatisme.
H endaknja ini disadari oleh p a ra tjendekiaw an ja n g m e n d jad i pengemban daripada ilmu. Saja pertjaja bahwa pengasuh-pengasuh I.S.M.I. didukung pula oleh kesadaran demikian, dan bersama-sama dengan para anggota seluruhnja berusaha sekeras-kerasnja untuk menduaukkan unsur ke-Islam-an dan unsur ke-tjendekiawan-an jang erpadu dalam I.S.M.I. itu pada tempat jang sewadjarnja dalam menjelesaikan Revolusi dan mensukseskan Program Aksi Pemerintah.
Sekian dan terima kasih.
58
T U IIA N M E N U N G G V A M A L PE R B U A TA N D A N P E R D J O A N G A N K IT A
TUHAN MENUNGGU AMAL PERBUATAN DAN PERDJOANGAN IOTA
Chotbah sesudah sembahjang led oleh Menko/Menpen Dr. H. Roeslan Abdulgani di Mesdjid ’’Baitul R a him ” , Istana M erdeka Djakarta P ada tanggal 15 Pebruari 1964.
,J a , bangsa pedjoang tidak menginginkan apa-apa dari Tuhan melainkan didalam dan setclah pedjoangantija: ’ghofuran R a h i m n j a *aziel Rahimnja’, jaitu amp un dan kasih sajang-N ja.i Sebah Tuhan jang Rahman dan Rahim itu, dengan sifat R a h m a n -N ja , sifat Pem urahnja telah membcrikan m odal kepada kita sekalian. Kita dilahirkan didunia ini, dimodali oleh Tuhan jang Rahman dengan djasmani, dan pantja indera. Tetapi Tuhan dengan sifat Rahimnja m enunggn apa jang kita djalankan dengan viodal kemurahan~Nja itu, sebab tanpa adanja amal-perbuatan dan perdjoangan dari kita, maka modal Rahm an-Nja tidak akan menghasilkan buah RaJiim-Nja
59
Berkhta Chotib Dr. H. Roeslan Abdulgani: BerbahagiaJah kita pagi tni ber-samaS dengan Pemimpin Besar R e v o lu si kita dan K epala N eg ara — seorang pedjoang jang ta’ kenal lelah — ber *Idul F itri far lam M esdjid B aitw l R a h im , jang nam a Raftim ini tidak hanja m e n sim b o lisir si/a t Teasifi-sajang T u h a n melainkan djuga m e n d in o m is ir setiap kita untuk lebih giat lagi b e ra m a l, b e rd jo a n y dan b e r t a w a k k a l
TU H A N MENUNGGU AM AL PERBUATAN DAN P E R D J O A N G A N K IT A Assalam u ’alaikum w.w. ^ ^ l l o o h u Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu A kbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu A k b ar, Alloohu Akbar. L a a ilaaha illallohu Alloohu Akbar, Alloohu Akbar walillaahil hamdu. Alham du lillaahi Robbil ’alamin, W a s s o la a t u w a s s a la m u ’a a la a s jr o fi m u rs a lin , S a jjid in a M u h a m m a d in w a a a lih ii w a s o h b ih ii a d jm a ’iin. A s j h a d u a lla a ila a h a illa llo h , W a a s jh a d u a n n a M u h a m m a d a r R o su lu lloh .
Alloohum m a soUi alia sajjidina Muhammad wa ’alia aalihi wasohbihi. A m m a ba’du A jju h a l ichwan ittaqulloha la’allakum tuflihun. Alhamdulillah, Tuhan Jang Maha Penjajang te'.ah mengurniai k ita la g i kesempatan pada tahun ini untuk merajakan’Idul F itr i H ari Mulia jang kita sambut sebagai ummat Islam Indo nesia dengan takbir dan tahmid; Alloohu Akbar wa lillahi hamd. Dan kita merajakan ’Idul F itri hari ini, setelah kita bersama melalui bulan Puasa, bulan-latihan dan bulan-udjian ditengahtengah perdjoangan jan g tidak ringan. Tidak hanja kita men djalankan ibadah Puasa itu dalam suasana perdjoangannja perseorangan melawan segala hawa-nafsu dalam dirinja sendiri, melainkan kita telah mendjalankan ibadah Puasa itu djuga dalam suasana perdjoangan-kolektip sebagai suatu Bangsa j^ng beriman, melawan hawa-nafsunja imperialisme, kolonialisme dan neo-kolonialisme, jang ta’ berhenti-henti mentjoba mengepung dan mendjatuhkan kita.
61
Tetapi sjukur Alhamdulillah, kita telah keluar sebagai peraenang. Sebagai perseorangan maupun sebagai bangsa, kitat telah keluar sebagai pemenang atas kedua-dua hawa-nafsu itu. Hal ini disebabkan karena kita dalam perdjoangan itu telah memiliki landasan-landasan jang tertentu, daaar2 jang tertentu, tudjuan-tudjuan jang tertentu dan pedoman-pedoman jang ter tentu pula. Pokoknja, kita berdjoang tidak lagi didalam keadaan ta ’ berketentuan. Sedjak Presiden kita pada tahun 1957 m entjanangkaii datangnja "a year of decision”, ”suatu Tahun K etentuan” untuk membuang djauh-djauh paham demokrasi-liberal, maka dengan melalui tahun 1959 dengan D ekritnja dan Manipol/Usdeknja, kita kemudian sampai kepada ,,Tahun Kemenangan” ; kemenangan Revolusi kita dibidang pemulihan keamanan dan pembebasan Irian Barat. Dan dewasa ini, Idul Fitri kita rajakan dalam gelombangge arannja Genta Suara Revolusi kita, jang raungan kemenangannja tetap menderu keseluruh pendjuru. Dan se-irama dengan pasang-naiknja Revolusi kita dari tahun rne> ' 'v!* *®57 itu, maka ummat Islam Indonesia terns RfcvolusTki811 *>uasa ^ tu k mengikuti derap-derasnja *
•*
Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. ^ U'lan’ janS selalu meridhol dan m em berkati mpnano *>ant'ias'*a kita, Manipol/Usdek ldta dengan kesehingga dewasa ini aedjarah menjaksatnnn V. ,e?a , ann^*a Negara Republik Indonesia, jang ber-perdnri s f ber-kesatuan utuh - R akjat dan w ilajahnja - dari Sabang sampai ke Merauke; pendjaga kestabilan dan keamanan Asia Tenggara, ibarat paku-paku penegak ditengahtengah gelombangnja persimpangan djalan antara dua Benua
dan aua Samudra.
62
Tidak sedikit korban jang telah dlberikan oleh masjarakat, Rakjat dan Negara kita, termasuk ummat Islam Indonesia untuk menegakkan dan memperkokoh posisi nasional dan internasional kita. Tetapi tidak ada seorang Muslim Indonesia sedikit-pun merasa rugi atas segala korbanan dalam perdjoangan itu, karena semuanja itu diberikan dengan penuh kesadaraai dan tanggungdjawab, dan karena benar-benar berdjiwa lillahi Ta ala. Kanm Muslimin Indonesia menjadari kebenaran sabda Tuhan dalam surat An-Nisa : ’ ’Allah lebih menghargai, menghormati serta mengutamakan para pedjoang beberapa deradjat lebih, daripada orang jang ta' berdjoang, serta memberikan pahala jang besar, maghfirah serta rachmat. Dan Allah itu maha-Pengampun dan Penjajang. Wakaa naallahu ghofuran Rahim.” Demikian Sabda Tuhan. Dan bangsa ldta, jang pagi ini dari Sabang sampai ke Merauke, baik dilapangan-lapangan-luas, maupun di-mes ji djid, — dari Mesdjid Baitul Rahman di tanah rentjong M jeh melalui Baitul Rahim di Djakarta Raya sampai ke Baitul Rah man dibumi-bebas Irian Barat - melakukan sembahjang Idul Fitri, adalah ’ ’fighting nation” . Dan "a fighting nation tidak mengenai ” a journeys end” , tidak mengenai i e’ _n]e lainkan "a fighting nation” selalu tawakkal kepada Tuhan Maha Penjajang, sesuai dengan sabdanja: Watawakkal alal am i Rahim” . Ja, bangsa pedjoang tidak menginginkan apa-apa dan Tuhan, melainkan didalam dan aetelah pcrdjoangannja. gholuran Rahimnja", "azizil Rahimnja” , jaitu ampun dan kasih sajangNja. Sebab Tuhan jang R a h m a n dan R a h im itu dengan sifat Rahman-Nja, sifat Pemurah-Nja telah membenkan modal kepada kita sekalian. Kita dilahirkan didrnua im, dimodall oleh £uhan jang Rahman dengan, djasmani, rochani dan pantja-
indera.
63
Tetapi Tuhan dengan sifat Rahim-nja menunggu apa jang kita djalankan dengan modal kemurahan-Nja itu. Sebab tanpa adanja amal-perbuatan dan perdjoangan dari kita, maka modal Rahman-Nja tidak akan menghasilkan buah Rahim-Nja. Karena itu berbahagialah kita, jang pagi ini bersama-sama dengan Pemimpin Besar Revolusi kita dan Kepala Negara __ seorang pedjoang jang ta’ kenal lelah — ber-’idul Fitri dalam Mesdjid Baitul Rahim, jang nama Rahim ini tidak hanja mensimbolisir sifat kasih-sajang Tuhan, melainkan djuga mendinamisir setiap kita untuk lebih giat lagi beramal, berdjoang dan bertawakkal. * ** Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, La ilaaha illalloohu Alloohu Akbar, Alloohu Akbar walillaahil hamdu !
Maha Eesarlah Tuhan, jang mengabulkan kita ber-’idul Fitri lagi \xhnximi, setelah kita memenuhi firman Tuhan : Hai orang-orang jang beriman. Diwadjibkan puasa atas kamu, sebagaimana diwadjibkan atas orang-
orang jang dahulu daripada kamu. Mudah-mudahan kamu bertaqwa. La-allakum tattaquun !” Demikian perintah Tuhan ! Dan memang, kita selalu ingin ’’tattaquun” , bertaqwa. Ini tudjuan pokok Puasa. Memelihara rasa takut, tetapi hanja ke pada Tuhan Jang Maha Mengetahui. Mendjalankan, perintahperintah-Nja dan mendjauhkan larangan-Nja. Bertaqwa kepada Tuhan tidak hanja mendidik kita didalam rasa ketakutan belaka, melainkan kescluruhan adjaran Islam adalah selalu dialektis, selalu menimbulkan dibalik tiap segi adjarannja setjara dinamis tantangan-kebalikan. Pemeliharaan rasa-takut kepada Tuhan hanja dapat didjalankan setjara lengkap-sempuma, apabila bersamaan dengan rasa-takut ter hadap Tuhan itu ditimbulkan pula rasa-berani untuk berdjoang didjalan Allah, untuk Negara dan Bangsa.
64
Bulan
Ramadhan adalah bulan-latihan, bulan-udjian dan TiHflk hania dibidang djasmanijah, tetapi
. dalam sintese-nja kontradiksi setiap tese dan antitese. B a gi orang demikian berlakulah apa jang pernah disinjalir oleh Presiden sebagai orang jang hanja „penggemar emassepuhan, dan bukan emasnja bathin; hanja tjinta kepada g-ebjarnja lahir, dan bukan kepada nurnja kebenaran dan keadilan’\ M aka berlakulah pula Sabda Nabi kita Muhammad s.a.w., ja n g memperingatkan : „Berapa banjak orang-arang jang berpuasa, basil* jang diperoleh hanjalah lapar dan haus sadja. Dan berapa banjak pula orang jang bersembahjang malam, hasil c^aripadanja, hanjalah berdjaga malaxn sadja” . T id a k demikianlah sikap-hidup dan arah-hidup orang jang berpuasa agar „la ’allakum tattaquun” . Orang jang bertaqwa terhadap Tuhan selalu mem'ohon ridho-Nja, lebih-lebih dalam bulan Puasa; bulan Sutji, dimana Qur'an diturunkan, dan dimajia ada satu malam, jang lebih baik dari 1000 bulan, jaitu i(L a ila tu l Qadar” ; dan dimana djuga ; „turun malaikat dan Ruh padanja dengan izin Tuhan dengan membawa pokok-pokok dari tiap-tiap perintah” ; tanazzalul malaaikatu warruuhu fiha biidzni robbihim min kulli amrin. Dan inilah jang maha penting, jaitu mematuhi pokok-pokok dari tiap-tiap perintah; jaitu ajat-ajat Qur’an-ul-Karim, jang -mengatur hubungan"antara manusia dengan AVChaliq-nja, me-
ngatur hubungaii mauusia dengan keseluruhan Alaiu materl; mengatur hubungan raanusia dengan manusia. Sehubungan dengan Hari ’Idul Fitri diperintahkan kepada kita sekalian untuk lebih dulu menunaikan tugas zakat fitrah untuk para „fakir dan miskin” , dan siapa jang ta' mau menghiraukan nasib para fakir-miskin, merekalah jang sebenamja ..jukaddhibu bid-din” , merekalah jang mendustakan Agama. Tuhan memerintahkan untuk tidak hanja meringankan nasib ai-miskin dan si-lapar, melainkan djuga untuk memberantas aumber dan sebab kemiskinan dan kemelaratan umum. Apabila semua ini kita hubungkan dengan larangan-nja Tuhan uatuK memungut riba - jang dalam tranformasi dan tnterprestasinja kedalam situasi modem riba'adalah meerwaarde atau „mlai lebih" — serta pula dengan perdjoangan Nabi kita c.aw. menentang sistim kapitalismenja Bani Quraisi S '?
' l T
T
^
SelU™h Perdagangan dan p e r k r e i
dan ratio kit- h ^ ^ ^ Abbesinia dan di Siria; m aka akal ■ «U t , m ™ ^akui. tohw a Apinja adjaran Islam
j a Kapitalisme, dan anti penguasaan permilikan kelcajaan Alam setjara monopolistis untuk didjadikan alat exploi t s terhadap sesama manusia, dan djuga anti-exploitasi tenaga mamisia untuk menguasai permilikan kekajaan Alarr,. Malahan lebih dari itu : Apinja adjaran Islam setjara pro f?ressip mewadjibkan kita membangun masjarakat jang penuh engan kemakmuran, djasmanijah dan rochanijah, bei'sih dari wstirn exploitation de Thome par Thome, dengan Ridho Tuhan
f ,Karena |tu Islam dengan djiwa Puasa dan Tdui Fitri ^Uftgkin men-terpelantingkan penganutnja kedalam dja an untunja formalisme-kosong, djalan-mundumia orthodox: Jan djalan-sesatnja kontra-revolusi * «c Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloobu Akbar Maha Besarlah Tuhan seru sekalian Alam. Maha Kuasalah la. sehingga la sebagai Al-Chaliq m entjipt*
kan kita. — m aehluknja — sebagai m anusia dengan fltnL-u> sesuai dengan agam a Allah, dengan firm an-Nja : „Fa-aqim w adjhaka Uddhinii hanifah, fitra-tallaahil iati. rarm aasa alaihaa”. dan jan g berarti, hendaknja kita berpegang lurus kepada. aga ma bikinan Allah, jang Ia membikin manusia tjotjok dengannjb Pernah tig a tahnn jang dulu, dihalam an Istana disirn Hari R aya ’Idul F itri disim bolisir dengan saat-saat kelahiran-kemball dari M anusia dan Kemanusiaan, ,,the rebirth of Man and M ankind”. Simbolik itu m enghubungkan bulan Ramadhan sebagai bulaxi ke-sembilan dengan m asa sembilan-bulannja kandungan setiap Ibu jan g akan m elahirkan baji, setelah melampaui m asa derita dan pertjobaan. Simbolik ini sangat mendalam sekali artinjatbai'at k ita sem ua pada hari ini dengan melalui bulan-udjiau itu, dengan m enunaikan kewadjiban zakat-fitrah kemaren nis.lam, telah m en-sutji-kan djiw a kita ! Telah melahirkan-ke»i\b&li djiw a k ita ! Dan kita, bangsa Indonesia, jang dalam pertengahan abud ke-20 ini m engalam i ..rebirth of the nation", kelahiran kembali sebagai B angsa, m aka dengan setiap tahun meng-Agung-kait H ari R aya ’Idul Fitri, kita dengan demikian djuga mengerakkan proses ..rebirth of M an and Mankind” itu. M alahan lebih d ari itu, k ita ikut memperkokoh dasar-fceivchanijannja „rebirth of the Indonesian nation”. Berbahagi&lafc hendaknja k ita sem ua dengan segala hikmah jang tersimpan dalam m erajakan H ari ’Idul F itri sekarang ini, karena dengan dem ikian k ita m enjuburkan pula unsur-unsur jang sangat tinggi nilai dan m utunja bagi ,.nation-building” dan ..characterbuilding” Itita, D alam pada itu h arus kita sadari bahwa ..nation-building3' serta ..character-building” itu k ita lakukan dalam sufuwma Rt>-
volusi, suasana perobahan dan perombakan jang maha-dahsjat dan maha-tjepat, dimana kita sebagai individu dan sebagai bangsa tidak hanja mengalami perobalian-kwantitas melainkan ibarat dalam suatu proses-kimia mengalami pula perobahankwalitas. Kwalitas kita sebagai individu dan sebagai ^bangsa, terus ber-„panta rei” , bergerak meningkat. Tidak menurut garis lurus; dalam suasana bulan-purnama penuh dengan semerbakharumnja bunga, melainkan bergerak cyclis melondjak-londjak akibat palu-godamnja revolusi-kemanusiaannja Bangsa Indo nesia dengan „rising dan exploding demands’Vnja bersumber kepada Amanat Penderitaan Rakjat. Cyclus perobahan-kwantitas dan kwalitas ini adalah hukumbesi evolusi didalam Alam Semesta, tjiptaan Tuhan Jang Robbul Alamin. ..Tetapi Tuhan memperingatkan pula, bahwa kita sebagai manusia dan sebagai ununat tidak akan dapat mengikuti huJcum-dinamiicanja perobahan evolusi itu, apabila kita sendiri tidak ikut aktip dalam proses perombakan kwantitas dan kwa litas itu. . „lnnallaaha Iaa jughaj-jiru maabi quamin, Hatta jughaj-jiruhu maa bi anfusihim” Tuhan ta’ akan merombak nasib sesuatu bangsa, apabila bangsa itu sendiri tidak merombak diri dan djiwanja!, demi kianlah firman Tuhan dalam surat A1 Ra’d, jang gemar dikutip oleh Bung Karno sedjak dulu dalam aksi-aksi revolusionernja untuk menggetarkan djiwa „self-help” , djiwa „self reliance” , djiwa self-rejuvenation” dan djiwa ’’self-regeneration” , dalam hati sanubari Rakjat kita pada umumnja, ummat Islam Indo nesia chususnja. Karena itu berbahagialah kita semua, bahwa didalam alammerdeka dewasa ini generasi dulu sekarang dapat merajakan Hari ’Idul Fitri itu untuk melandjutkan proses-rejuvenation
6S
\
dan regeneration bangsa kita, berlandasan simboliknja -„r'6birth o f Man and Mankind” . Dan berbahagialah kiranja kita semua, bahwa kita dengan demikian dapat berdjoang terus sesuai dengan djiwa dan api hadits N ab i s.a^w. ,,Bahwa Allah telah mewadjibkan perdjoangan, serta meng-agungkannja dan mendjadikan perdjoangan itu kemenangan-Nja, dan Pahlawan-Nja. Demi Allah, tidak akan sempurnalah dunia dan agama, hanjalah dengan perdjoangan” . Demikian hadits N a b i! Memang tepat hadits ini, kehidupan didunia dan diachirat hanjalah dapat sempurna dengan perdjoangan! Perdjoangan ja n g terus meningkatkan taraf kita-punja-kwantitas dan kitapunja-kwalitas. Perdjoangan didjalan Allah, seirama dengan hukum besinja evolusi Alam Semesta, Tjiptaan Tuhan Robbul Alam in, ja n g berapi-api dengan djiwa : s,No retreat. Ever on w ard” ; dan sesuai dengan seruan azan lima kali sehari Haya alal falah ! M ari madju terus menudju ke-kemenangan. *** Allohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar. Maha Besarlah Tuhan, jang dengan demikian memberikan garis perdjoangan kepada bangsa kita, baik dibidang djasma nijah, maupun rochanijah. Dan dalam melandjutkan perdjoa ngan kita jan g multi-complex dan simultan ini, dibawah pimpinan. Pem erintah dan Pemimpin Besar Revolusi kita, marilah k ita sekarang memandjatkan do’a bersama kepada Tuhan Jang Maha Pem urah dan Penjajang. * 1.
Ja Allah, ja Robbi, berikanlah kepada Rakjat, Bangsa dan N ega ra kita kekuatan lahir-bathin untuk terus mengkonsolidasi kemenangan-kemenangan Revolusi kita.
2.
Ja Allah, ja Robbi, berikanlah kepada Rakjat, Bangsa dari N eg a ra kita kekuatan lahir-bathin untuk mensukseskan
69
progTam sandang-pangan, pengganjangan neo-ko)nrnabR me dan kelandjutan pembangunan. S Ja Allah, ja Robbi, berikanlah kepada Kepala N egara/ Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi kita Bung Kamo kekuatan lahir-bathin, taufik, hidajat dan kedjer-. nihan tjipta untuk terus memberikan bimbingan dan pimpinan kepada kita sekahan untuk menjelesaikan fjefjala Hawir dan Tudjuan Revolusi National kita. Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, AUonb.i \kbar, Alloohu Akbar, Alloohu Akbar, AUoobu Akbar. L*aa ilaaha illallohu Akbar, Alloohu Akbar walillaahil hamdu, Alhamdu lillaah, wassolaatu wassalaamu ’alas rommlilla.h. w* 'alaa aalihii wasohbihii waman waalaah
Asjhadu allaa ilaaha iiialloohu wa asjhadu anna Muhaminsfa r Rosululloh.
Ajmnaa ba’du, ajjuhal Ichwaan, ittaqullooh. Hadlirin Jang Mulia, Tftma-pokok daripada apa jang telah kami kemukakan jala h :
supaja kita semua dalam merajakan Hari Raya ’Idul Fitri selalu memelihara djiwa-perdjoangan kita. bersumber kepada -Vpinja adjaran Islam; aupaja kita selalu menjadari bahwa garis-hidup um m at jang . herdjoang adalah selalu meningkat dan menaik; dan bahwa t*’ ‘ikan ada kemenangan tanpa perdjoangan; dan supaja kita dalam perdjoangan itu m enjuburkan kepertjajaan kepada kekuatan diri-sendiri, eambil selalu betrtaqwa ■ian tawa.kkal dan raemobon Ridhonja Tuhan .Tangr Mab* A
71)
Sauclara-saudara sekalian. Hadlirin Jang Mulia, Mariiah kita sekarang didalam mesdjid Baitul Rahim ini memandjatkan do’a sekali lagi kehadapan Tuhan Jang Maha Ra him. Ja Allah, tenmalah dari kami amal-amal perdjoangan kami. ESngkauiah Jang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, Ja Allah, djadikanlah kami Muslimin jang ta’at pada-Mu, dP.n djadikanlah anak-anak-tjutju kami mendjadi ummat Mu&limm jan g berbakti pada-Mu, Ja Allah, berikanlah kepada kami bimbingan dan pimpimm. dan ampunilah kami, h‘
AlLnh; £3ngkau Maha Pengampim dsn .Maha Rahiem Allahumagfir lil Muslimiina wal Muslimaat, Innaka ghofuurur Raehiim. Robbnaa aatinaa f idduniyaa ohasanan
wafil aachiroti chasanah v/aqinaa ’adzaaban naar.
Sftktn.n. dn.n Asaalam u ’ alaikum W-w
71
W A W IIA K A U D D H im H A N IF A H , F 1 T R A -T A L L A A H IL LAT1, F A T H A R A N N A A S A A L A I FT A A »
^ .............. hendaknja kita berpegang lurus kepada again a biJcinan Allah, jang la m&mbikw manusia tjotjolc dengan^Njo).
72
SOSIAUSM E INDONESIA SOSIAUSME BEKSENDIKAN ILMIAII D AN EELIGIE
SOSIALISMB INDONESIA SOSIALISME RERSENDIKAN ILMTAH DAN RBLTGIHJ
Sambutaa
JJft.
MenK°/Meotert P j
o a d f ^ e s ^ I S S w i f l Mu. itmtn Indonesia
ttf. »
puk to le ra n si-fo ^p
terMM^ v
Wp» t0fW
meT "£?S mfm.’
7?
A hm-Uiania Kalimantan Tengah
ke P^nffJcaraja, beliau m e -. Suraua **“ » Latihan Manipol/UsdeJt
S O S IA L IS M E IN D O N E S IA S O S IA L IS M E B E R S E N D IK A N ILM 1 A B D A N R E L IG IE .
Assalamu’alaikum w.w.f erlebih dahulu saja ingin melahirkan rasa kegembiraan saja dengan dilangsungkannja Kongres ke-I Djami’atul Muslimin Indonesia sekarang ini. Setiap kongres dimaksudkan untuk mendekatkan ummat jang tergabung didalamnja kepada tudjuan dan tjita-tjita jang diperdjoangkan seperti tertjantum dalam Anggaran Dasamja. Disam ping itu setiap kongres dimaksudkan pula untuk menengok kebelakang, mengoreksi kesaJalian-kesaJahan, kemu dian mengkonsolidasi kemenangan-kemenangan jang telah tertjapai dan achirnja menentukan langkah-Iangkah untuk lebih m adju kedepan. Dalam menengok kebelakang, maka dapat dikemukakan bahw a perdjoangan Djami’atul Muslimin sedjak didirikan pada tahun 1957 sampai saat kongres berlangsung sekarang ini, telah m enundjukkan aktivitas jang makin meningkat. Peningkatan itu nam pak djelas terutam a sekali dalam usahanja untuk m enjuburkan kehidupan agama Islam, baik didalam barisan F ront M arhaenis sendiri, maupun dalam masjarakat luas pada um um nja. Gerak ini adalah sesuai dengan Sila pertama dari pada P an tja Sila, jang mengamanatkan agar segenap kehidup an Bangsa Indonesia dilandaskan kepada Ke-Tuhanan Jang M aha Epa. Hal-mana bagi Djami'atul Muslimin berarti amanat untuk m enjuburkan dan mengembangkan agama Islam dibumi Indonesia, disamping memupuk toleransi jang seluas-luasnja terhadap agam a-agam a lain. K ita m adju terus. Xngas jang dihadapkan kepada kita se karang ini ialah membangun sosialisme Indonesia. Dan beru77
Umg-kali auja kaiaban, bahwa ewslalisme jang hendak kita bangun ini adalah sosialisme jang bersendikan ilmiah dan reli* gieus, jang karenanja berkepentingan sekali terhadap hidup subumja agama Islam. Sebab penjnburan kehidupan keagaraa an sebagai sumbernia moraUtas akan lebih mendeliatkao kita k«tlam sosialisme Indonesia dialam mental-kerohanian, Bimbingan serta hikmah jang dipantjarkan d ari
apinja
tJ I memberikan landas“ mental-kerohanian bag. penjelesaian Revolusi kita. Karena itu haruslah dipudji
as r s ^ dj^ x r njuburankehidupankecusnja.
’
5 dari Anesaran naoaJf
adJara» agama Islam pada chu-
-^
mentjantumkan dalam pasal
perdjoangannja diaampm^Ai aftbagai pedoman agungnja
Pf nt**a .Sila “ bag*1 dasar U Kar^ dan Hadist Nabi
-sbineutara g ^ l o n g a ^ s w r i ^ ^ p Sangkalan terhadap tuduhac perdjoangan Diami'afnl m „0i* . ^ ta - tjita L Z ^
» d,sini didjadikan dasar todones^ dalam mentjapal
perdjoangannja pada iLni Muslimin mendasarkafi Ojaiui’atul Muslimin hr,™ ntJa Sila> maka pada tubub flemja Pantja Sila, jaitaPUla sifat-sifa t revolusioaer* dan religiens-UvolnIift« 1 ~r®Vo*usioner> sosiaS-xevolusio* bthwa Ojami’atul Muslimin h* gien^ revolusi«ne*‘ b erartt adjaran Islam jane dpoptao i **** menSbidup-hkiupkan apinja hadap agama-agama Iain ^»pILriemI1?U^ ^eransi-positip te r jang merupakan salah saAi h • ang an di*wa patriotism* bul-watthou minal Irnan” an*®*3* dap*Pax*a iman, jaitu ”chubadjaran jang kolot dan *orm aW ^b£ f°g d’fllI,1^ ia u h adjara* Kongrea ini berlangaung diten
naan Dwikora dan dalam • si g Muhammad s.a.w. Dalam huh„„ ?fci
u + g k0H0Ilfr
lgatl Selorauja pelaksaperi“gatan Maulud Nabi
U,lean lni Perlu k ita tjam kan bar-
sanitt apa jang" baru-b&ru ini dikemukakan oleh F.J.M. Pi-esidec /Bapak Marhaenisme Bung Karno diperajaan Maulud di Iatan* Negara, bahwa „Islam is not only a religion o f the mosque, but & religion o f life and struggle” . Artinja bahwa bagi beliau Islam adalah bukan hanja adjaran-adjaran agama untuk beribadab di Kiesdjid-mesdjid sadja, melainkan Islam adalah djuga berin* tikan adjaran-adjaran untuk diamalkan ditengah-tengah ma* sjarakat dan ditengah-tengah perdjoangan. Beramal dan ber djoang ditengah-tengah masjarakat dan Rakjat masuk pula dalam ibadah.
Kata Bapak Marhaenisme Bung Karno ini, kita djadikan pula pftdomaji bagi Djami’atul Mushmin. Karena. itu, d alam hubungan dengan p e l a k s ^ a ^ l^ k o r a , « a ja m e n ga d ja k seluruh peserta kongres im un *a n n s a h a - u ih a D ja m i'a tu l Muslimin ^ W
aen g^per
d joan gan segen ap bangsa Indonesia k
*■’ \ ‘ dan suri-tau-
dengan ^ en ga^b il dari adjaran-adjaran, *firta pftnderitaan-penderitaan N
MubammAd *.» ^
Achirnja, ^
.*
mentjapai sukses jang aebeea Ta'ala ^n gan ridho-Nja Allab Subbanahu Wa Taaia
A™ 11
MUB ALIGH-MTJB ALIG H ISLAM BERDJOANG XERUS MENJAXAKAN SINAR APINJA ADJARAN ISLAM.
M U B ALIG H -M U B ALIG H ISLAM BERDJOANG TERUS M E N J A L A K A N S IN A R A P IN J A AD JARAN ISLAM.
Sambutan J.M. Menko/Menteri Pe. nerangan Dr. H. Roeslan Abdulgani pada latihan Kader Da’wah Mahasiswa Islam seluruh Indonesia jang diselenggarakan oleh H.M.I. di Ban dung. Ditulis di Djakarta, 25 Djuli 1964.
.................. bahxoa H .M J . sebagai organisasi jang menghim pnn generasi Islam Indonesia tidak mau ke-' tinggalan ikut - serta aktip vienjusun dan. memperkuat barisan Mubaligh-M ubaligh Islam jang sanggup berdjuang tents menjalakan sinar Apinja adjaran Islam. N eg a ra kita jang berdasarkan Pantja Sila ini sangat berkepentingan akan adanja barisan Mubaligh Islam jang dapat memahami dan mengikuti geraknja serta tuntutannja zaman”.
83
njampaikan Ghotbilhl^iPJ\im’n^ ^apak D r. H , Roeslan Abdulgani me~ di Mesdjid Suharnapura * Irian Barat ^ amaaJL jcm£r ikut bersembahjang
M U B A LIG H -M U B A LIG H ISLAM B ER D JO A N G TERUS M E N J A L A K A N SIN A R APIN JA A D J A R A N ISLAM . Assalamu’alaikum w.w., ^ aja menjambut baik usaha HMI menjelenggarakan latihan Kader Da'wah Mahasiswa Islam seluruh Indonesia jang berlangsung dikota Bandung sekarang ini, terutama karena latih an Kader ini, dengan restu PJM. Presiden Sukarno, akan membahas tentang methode dan sistim Da'wah Islamija 1 Indonesia dalam rangka modemisasi tjara-tjara ^eke **a Da’wah Islamijah di Indonesia dan kemudian menjusun an as an kerdja para Mubaligh Mahasiswa Islam chususnja an Mubaligh Islam umumnja. Dasar-idiilnja daripada^ a 1 an Kader ini jalah ta’ Iain dan ta’ bukan untuk mengga 1 Islam serta ikut aktip dalam melaksanakan^ adjaran an Sila dan Manipol/Usdek dalam rangka mengisi „ a^ ding” dan „Character Bulding” , sesuai dengan Amana e ritaan Rakjat seperti jang selalu didengung-dengung an Presiden/Pemimpin Besar Revolusi kita Bung Karno. Ini menandakan bahwa m i l sebagai organisasi jang mcnghimpun generasi ummat Islam Indonesia tidak inau e Ikut serta aktip mcnjusun dan mempcrkuat bansaii ^ mubaligh Islam jang sanggup berdjoang eru sinar Apinja adjarau Islam.
Negara kita jang berdasarkan Pantja Sila ini sangat berke44 i vicmi Mubaligh Islam jang berdjiwa pe.itingan akan adanja barisan Muba g memahami ^
militant dan p r o g r e s s ip -r e v o lu s io n e r , j ft 4 dan mengikuti geraknja serta- tuntutannja zama
Kita ummat Islam Indonesia jang hidup dalam abad ke-20 ini, jaitu abadnja revolusi jang mulh-complex d*adapkan pada satu tantangan, jaitu apakah ummat Islam dengan adjarL -a d ja ra n Islamnja dapat mengikuti gerak progressmtasnja
85
serta ,.rising demands” -nja zaman dan apakah ia dapat tetap merupakan suatu .liberating force” dalam perdjuangan melawan imperialisme dan kolonialisme, ataukah ia membeku terseret' dan memihak pada. „old established forces" jang kolot dan lapuk itu. Terhadap tantangan ini kita tidak dapat lain daripada harus memberikan response jang setepat-tepatnja dengan menundjukkan bukti-bukti dalam praktek kehidupan dan tindak-tanduk kita sehari-hari, bahwa ummat Islam dengan adjaran Islamnja jang bersumber pada Qur’an dan Hadith sanggup dan selalu dapat memenuhi dan mengikuti progressivitasnja zaman, dan adjaran Islam jang mengadjarkan pada kita untuk melawan kedholimannja sistim-sistim kapitalisme imperialisme dan kolo-' nialisme tidak mungkin mentolerir, apalagi bekerdjasama ser^a memihak ,,old established forces” jang setjara mati-matian mempertahankan dan membela sistim-sistim itu. Lebih-lebih kita ummat Islam Indonesia jang bertekad bulat hendak melaksanakan sosialisme Indonesia jang/berdasarkan Pantja Sila atas dasar Selfhelp dan Selfreliance, sebagai tuntutan Amanat Penderitaan Rakjat, mau tidak mau harus berdiri didepan untuk memberikan response atas tantangan-tantangan Adjaian Islam adalah demikian dalam dan luasnja ibarat amndera jang Iuas dan dalam jang penuh dengan zamrut dan -JanS indah dan tak ternilai harganja bagi tata-kehiraP , , djasmamah dan rochanijah untuk segala zaman. Tcrserlm^nln^ kepada kita ummat Islam Indonesia sendiri, HMT a asiswa-Mahasiswa Islam jang tergabung dalam Z L h UgtanHSegenaP bariSan kader Da’wah Mubalighin-nja, apakah kita dapat menjelami serta menggfdi zamrut serta muA f 1” UOtUk kePentinSaI' kedjajaan bangsa, ranah-Air dan Revolusi kita. - Dalam Amanalnja pada Peringatan Maulud Nabi s.a.w., barubaru ini di Istana Negara, PMJ- Presiden Pemimpin Besar R e volusi Bung Karno mengemukakan, bahwa „lslam is not only a
86
religio.n o f the mosque, but a religion of life and struggle” , artinja bahwa bagi beliau Islam adalah bukan hanja adjaran-adjaran agama untuk beribadah dimesdjid-mesdjid sadja, melainkan Islam adalah djuga berintikan adjaran-adjaran untuk diamalkan ditengah-tengah masjarakat dan ditengah-tengah perdjoangan. Beramaldan berdjoang ditengah-tengah masjara kat dan Rakjat masuk pula dalam ibadat. Maka dari HMI diharapkan agar amanat itu dapat didjadikan pedoman dan didjadikan landasan kerdja bagi langkah-langkah dihari kemarin dan dalam nienentukan langkah-langkah kerdja dihari besok, sedjalan. dengan pernjataan HMI sendiri, bahwa HMI sanggup melaksariakan Amanat dan Komando Presiden Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Achirnja saja harapkan HM I jang menghimpun mahasiswamahasiswa Islam dapat memberikaan bukti jang njata menge nai kemampuannja untuk bisa menangkap Apinja adjararL Islam serta meng-amalkannja didalam kehidupan jang njata. D an djangan sampai HMI membolehkan dirinja didjadikan tem pat menjelinapnja oknum-oknum kontra revolusi jang menghambat djalannja Revolusi kita, sesuai dengan isi restu PJM . Presiden baru-baru ini kepada saudara-saudara sekalian. Sekian dan terima kasih !
87
SADARI DAN SELAMI SIFAT-SIFAT DAN NABI MUHAAOIAD S.A.W.
W ATAK
S A D A R I D A N S E LA M I N A B I MUHAMMAD S.A.Vfc-
Sambutan J.M. Menko/Menteri 'Pcxierangan/Ketua Panitya Pem bina D jiw a Revolusi Dr. H. Roeslan A b d u lg a n i pada peringatan Maulud N abi Muhammad S.'A.W. jang diusahakan oleh G-M.N.I. Djakarta D jakarta, 26 Djuli 1964.
.,Jang venting ingin saja tckankan (lisim ialah, bahwa. saudnra-saudara harus mengcnal, menjelami dan menjadari sifat-sifat dan watok dart pada Nabi Muhammad s.a.w. itu, untuk dldjadikan tjontoh dalam menghadapi tantangan-tantangan jang oleh Revolusi Indonesia dihadapkan pada kita somua. Tjontoh itu ialah: keberanian mcmbongkar segala janq Mpulc. djiwa membangtm jang tidak kcnal Iclah^ djiwa berani bcrkorban untuk kcpcntmgan Nusa, Bangsa dan Agam a, djiwa berani bcrbuat scsuatu jang dapat dipertanggung-djawabkan kepada- Tuhan, kepada Nu-sa^dan Bangsa” .
91
SA D A R I D A N SELAM I S IF A T -S IF A T D A N W A T A K N A B I M U H A M M A D S.A.W.
erlebih dahulu saja ingin menjampaikan penjesalan saja tidak dapat turut-serta bersama-sama dengan Saudara-saudara memperingati Maulud Nabi Muhammad s.a.w. Dalam pada itu, saja menjatakan rasa kegembiraan saja, atas usaha Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia mengadakan peringatan Maulud Nabi Muhammad s.a.w. pada malam ini. Ini adalah suatu tanda, bahwa G.M.N.L. jang mendasarkan perdjoangannja atas marhaenisme adjaran Bung Karno jang selalu mendjundjung tinggi agama, tidak mau ketinggalan turut mengagungkan Hari Besar Islam, jang dus berarti djuga ikut menjalakan Apinja adjaran Islam. Memperingati Maulud Nabi Muhammad s.a.w, tidak hanja sekedar mengenangkan kembali djasa-djasa perdjoangan e liau semasa hidupnja, melainkan jang terlebih^pentmg a a mengambil hikmah dan suri-tauladan danpaida per J° g beliau dalam menjebar-luaskan adjaran-adjaran s a™’ kita djadikan pedoman dalam perdjoangan menj Revolusi kita.
Nabi Muhammad s.a.w. tidak hanja seorang W ahju Tuhan, melainkan beliau adalah d j u g a g ^ N egara dan seorang ^ " ^ ^ a k t a n ummatnja dan me-
ke Eropa Barat dan Asia Timur. Agam a Islam jang disebarkan aleh Nabi M u h a ^ a d s . a ^ tidak hanja merombak konstellasi po 1 1 a* itu melainkan djuga merombak susunan m j , , . nuk iane nenuh denean kedholiman, penmdasan, kemelaratan, P , 3 g penuh d g masjarakat jang penuh dengan kepapa-sengsaraan, menajaai j rasa-keadilan dan kem akm uran serta kemerdekaan, drniana
93
'orang dapat hidup dengan +*«* an. Dan tidak- dapat diun £ am’ bebaS ^ S6gala ketakut‘ bawa pula perubahan fe n / b&hWa ad3'aran Islam mem' sistini'penghisapan dan si !*adlkal dan revolusioner terhadap djaman djahilijah. , m Pei*budakan jangr hidup pada Tidak usahlah kirania * ■ pandjang-lebar meueenn ^ pada malam ^ menguraikan s.a.w. Perdjoangan Nabi Besar Muhammad Jang penting ingin saja tel saudara harus mengenal ^ c a . andisiniialah, bahwa saiidaradan watak daripada Nabi * * » menjadari sifat-sifat lean tjontoh dalam menqhaT lammad‘,s-a- w- itu,'untuk didjadi- , Revolusi Indonesia dihn,i, , U n ^gan-tantangan jamg oleh Tjontoh itu ialah : ^ *** ~ puk, djiwa membangun ja menibon9 ^ r s & d a jang lar berkorban untuk kepentin ^ keml Mah’ d^ Wa berani berani berbuat se&uai'u. ja ^ i ^ Bangsa AgcVina^ djiwa kepada Tuhan, kepada m ng r 0®0* dipertan&gung-djawabkan Dan chususnja sebagai T % Banfl,sa* berani berbuat segala te t tera‘ Putera Indonesia, kita harus wabkan terhadap PanHoS*MtU ‘’ang dapat dipertanggung- dja-
A chirnja m arilah k ita herd dan M a,mpol/Usdek^ ridhoi oleh Tuhan J a n ? M h a g a r PerdJoanSa n G.M.N.I. dikearali kemenans-m _ E sa da^ terus-m enerus dibim bing gan ^ ^ a - t j i t a k ita bersam a.
04
I S I
B U KU
: Hal.
Kata
P e n g a n t a r ................................................
1. Muhammadijah sebagai Geloiyibang Pemukul Kembali dari Islam Terhadap Imperialisme dan Kolonialism e . .......................................... • •
®
7
Sambutan J.M. Wampa Bidang Chusus/Menteri Penerangan/K etua Pembina Djiwa Revolusi pada Peringatan lahirnja Muhammadijah
2. Keringanan Dan Kemenangan Bagi setiap Pedjoang jang B e r i m a n ................................................ Chotbah ’Idul Adha oleh Wampa, Bidang Chusus/ M enteri Penerangan Dr. H. Roeslan Abdulgani scjJ_" ffai Chotib di Istana Merdeka pada tanggal 4 M ei- b3.
3. Hikmah dari pada Isra* dan Mi’vadj Nabi Muham mad S.A.W .............................................................. Sambutan J.M. Menko/MenpenfKetua. PanityatPe^ ~ bina D jiw a Revolusi pada ^ M i ’radj N abi Muhammad s.a.iv. di tanggal 13 Desember 1963
T gg
k- Pem im pin dan Pimpinan dalam Masa Transisi . Prasaran M e i i k o / M e n p e n / K e t u a ) Pembina Dj ma
43
Revolusi pada Latihan Pusat Jogjakarta, tanggal 30 Djanuan
5.
Unsur Kedjiwaan Islam dan Unsur Kedjfovaan Ke T jendilci.aiva'nhan
..................
.................
51
Sambutan tertulis MenUo^K^ L ^u^ e l l VI.S M .I. tgl. D jiw a Revolusi pada Viang Tahun ke i i.* , 7 Pebruari 1964
6. Tuhan Menunggu Amal Perbuatan dan Perdjoangan . kita Chotbah sesudah
t.„hifttia led oleh Menko/,MenRahim”, Istana Merdeka
57
Sosialisme Indonesia Sosialisme Bersendikan Ilmiah dan Retigie . . . ; * ^ n v n r ^ \ j j Mri ■ D fa li 1964
’
Penerangan pada Indonesia tg l. 25
Mubaligh-Mubaligh Islam Term Menjalakan Sinar Apinja Adjarm Islam vadaiaUhn^61^ 11^ 8 r l^ 1 ^ Gn^ ° iM e n te r i Pen era n ga n I n ^ e s a li S f f Da w?h Mah™is*va Islam Seluruh jnaonesia di Bandung tgl. 25 Diuli 196 if
M a n dan Selami Sifat-sifat dan Watak Nabi Muhammad S.A.W. P (m U v ^ 1p ^ ^ L j ^ f ^ ° ^ M en ter^ P en era n ga n / K etu a Maulid N nhi at j> ^lwa R evolusi pada P e rin g a ta n D M i m l Muhammad * ■ «.». di D ja k a rta tg l. 26
Peioirgam ]
1
OC'f
nu.- a g i : 22‘i
V
■tangjcal
pa^-af
Perpustakaan Ul
01-10-07037268