Dr. F. Yudi Limpraptono, ST, MT, Dekan FTI yang Juga Aktivis PMR Gayanya kalem, terkesan tidak banyak bicara, namun telaten dalam membina para mahasiswa. Karena itu layak dipercaya untuk memimpin Fakultas Teknik Industri (FTI) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Itulah kepribadian Dr. F. Yudi Limpraptono ST, MT, Dekan baru FTI yang baru saja dilantik sebagai Dekan FTI beberapa hari lalu. Yudi, sapaan akrabnya, terlihat sumringah dalam acara yang sakral itu. Dalam pidatonya meyatakan kesiapannya untuk membesarkan ITN Malang sebagaimana sudah direncanakan dalam renstra yaitu menjadi world class university pada 2035 mendatang. “Saya siap mempertahankan apa yang baik dari kepemimpinan sebelumnya. Dan akan berupaya mengembangkan sesuatu yang memang perlu untuk dimajukan,” tuturnya. Pasca acara, wartawan itnmalangnews.com menemui pria kelahiran 3 Mei 1968 itu. Setelah kami mengucapkan selamat padanya, dia melempar senyum ramah. Pada kesempatan itu, pria asli Malang menceritakan kehiduapan masa kecil, pengalamannya selama kuliah hingga pengabdiannya di ITN Malang. Menurut suami Agnes Hilda Setyawati, masa kecilnya dilalui di kawasan Tumpang, Malang. Dia menuntaskan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerahnya. Saat duduk di bangku SMP, Yudi sudah menyukai PMR (Palang Merah Remaja). Pilihan ini karena dia dapat belajar bagaimana menolong orang. Keaktifannya selama di sekolah membuat pria yang kini tinggal di Jl. Kapisraba, Sawojajar tersebut terpilih sebagai ketua PMR di sekolah. “Kemudian saya dipercaya untuk mewakili Kabupaten Malang ke Jakarta,” kenangnya. Minatnya dalam dunia PMR tetap dibawa hingga dia duduk di
bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Malang. Bahkan saat itu dia sempat memberikan prestasi yang baik bagi sekolahnya. Yudi pernah dinobatkan sebagai juara I lomba PMR se-Malang Raya. “Saat itu lombanya buat tandu untuk pertolongan pertama. Ternyata saya menang,” ujar dosen teknik elektro S1 itu. Setelah menuntaskan jenjang SMA pada tahun 1988, dia langsung masuk ke Universitas Brawijaya (UB) Malang jurusan teknik elektro. Saat kuliah, Yudi lebih konsen pada dunia akademiknya meskipun begitu masih ada aktivitas lainnya yang dia kerjakan di luar akademik. Misalnya, masuk dalam latihan bela diri. Yang paling mengesankan bagi dia masa kuliah adalah saat membuat pemancar radio (orari) yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang berada di daerah berbeda. “Saat itu kan belum ada HP. Jadi orari menjadi salah satu alat komunikasi yang penting,” tuturnya. Bahkan hingga kini Yudi tetap menjadi anggota orari di Malang. Setamat kuliah Yudi bekerja di ITN Malang, dan resmi menjadi dosen tetap teknik elektro sejak 1994. Setahun kemudian menjadi sekretaris jurusan hingga 1998. Setelah itu lanjut studi master di Universitas Indonesia (UI) dengan jurusan yang sama, selesai pada tahun 2000. Kembali ke ITN Malang, pada 2001 diangkat menjadi pimpinan proyek sistem informasi manajemen (SIM). Selanjutnya menjabat kepala UPT SIM dari 2002 hingga 2005. Karir Yudi semakin moncer. Dia terpilih sebagai ketua program studi teknik elektro S1 dari 2005 hingga 2010. Setelah itu dirasa keilmuannya masih perlu dikembangkan. Dia melanjutkan studi doktoral di Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada tahun 2015. Dia kembali ke ITN Malang dan menjabat kepala laboratorium elektronika digital teknik elektro. Lalu, dilanjutkan kepala PUSTIK hingga 2017. Dan kini dekan FTI ITN Malang. (her)
Dua Dekan Baru Nyatakan Siap Wujudkan Mimpi ITN Malang Wajah sumringah terpancar dari dua dekan baru Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang baru saja dilantik di aula kampus I. Mereka adalah Dr. Ir. F. Yudi Limpraptono, MT sebagai dekan Fakultas Teknik Industri (FTI) dan Dr. Ir. Nusa Sebayang, MT sebagai dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Dalam sambutannya, keduanya menyatakan terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan padanya. Yudi Limpraptono menyatakan dirinya siap bekerja dengan sebaik-baiknya pasca penetapan dirinya sebagai dekan. Pria asal Tumpang tersebut mengatakan bahwa akan melanjutkan program-program yang baik dari kepemimpinan sebelumnya, serta siap menjaga prestasi yang sudah dicapai sebelumnya. “Kami juga akan berusaha untuk meningkatkan prestasi, karena itu mohon kami masukan dan bimbingan saat memimpin nanti,” kata dia. Yudi juga menyadari bahwa peningkatan akreditasi ITN Malang dan untuk mencapai world clas university bukan tugas mudah. Mewujudkannya membutuhkan komitmen yang kuat. Namun demikian dirinya siap mewujudkan mimpi kampus biru itu. Alumni Doktoral dari Universitas Indonesia (UI) itu juga berjanji akan membimbing dan mengawasi segala program yang diselenggarakan oleh program studi (prodi). Sementara Nusa Sebayang juga menyatakan kesiapannya dalam mewujudkan mimpi ITN Malang. Menurutnya ada yang perlu dipahami telebih dahulu soal Perguruan Tinggi (PT) antara 1990 dan era kekinian. Jika dulu standar PT hanya cukup dengan diakui dan disamakan, namun saat ini semuanya harus terukur.
“Barangkali perubahan paradigma ini yang membuat kita kurang cepat lari. Tetapi dengan renstra yang sudah ditegaskan kita harus lari,” tuturnya. Pria yang juga alumni Universitas Sumatera Utara (USU) menyatakan akan menggunakan pola kepemimpinan yang bersahabat. Sehingga tidak ada lagi rasa sungkan antara bawahan dan atasan dalam menjalankan tugasnya masing-masing. “Saya pernah menjabat sebagai wakil dekan, jadi semua di jajaran dekanat adalah kolega saya semua, karena itu kita akan bersahabat,” tutur dia. (her)
Rektor ITN Malang: Dekan Baru Harus Siap 2035 ITN Malang World Class University Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT, Rektor ITN Malang mengingatkan dua dekan yang baru saja dilantik, yaitu: Dr. Ir. F. Yudi Limpraptono, MT, dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan Dr. Ir. Nusa Sebayang, MT, dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Bahwa pasca resmi dilantik sudah menunggu tantangan bagi kemajuan kampus biru ke depannya. Dalam sambutan di acara pelantikan dekan itu, Lalu menjelaskan renstra (rencana dan stretegi) yang akan dicapai ITN Malang dalam tahap-tahap perlima tahun hingga puncaknya di tahun 2035 mendatang, yaitu menjadi world class university. Untuk mencapai target ini, imbuh pria asal Lombok tersebut, ada tiga hal yang harus diperhatikan, di antaranya: peningkatan kualitas input dan output, penguatan institusi, dan pengembangan Sumberdaya Manusia. “Untuk mencapai tiga ini, tentu berkaitan dengan kurikulum dan sarana prasarana yang
kita miliki. Kita sudah bertahap memperbaikinya,” tuturnya. Sementara target dalam waktu dekat yaitu pada 2019 mendatang 13 persen program studi sudah mendapat nilai A. Menurut pria yang juga alumni Universitas Teknologi Malaysia (UTM) itu, paling tidak ada dua jurusan yang sangat potensial untuk itu, yaitu teknik arsitektur dan teknik elektro. “Dengan target ini, tangga perjuangan kita jelas. Dan pada 2020 mendatang ITN Malang sudah mendapat akreditasi A,” pungkasnya. Untuk mewujudkan semua itu, Lalu menyadari bahwa memerlukan usaha keras dari setiap elemen temasuk dari para dekan. Kerjasama internal harus terus ditingkatkan, perlu membiasakan diri berkonsultasi dengan atasan dan berkoordinasi dengan sejawat. Selain itu berbagai bentuk kejasama harus dengan pihak luar harus terus digenjot. Sejauh ini ada empat universitas Malaysia mengikat kerjasama dengan ITN Malang. Di antaranya: Universitas Selangor (Unisel), Universitas Teknologi Malaysia (UTM), Universitas Pahang, dan Universitas Toen Hussain Oon. “Saat ini kita sedang menjalin kerjasama dengan Universitas Riau. Karena memang kampus ini menjalain relasi dengan NUS (National University of Singapore). Untuk ke NUS kita harus melalui Universitas Riau,” katanya. (her)
Selamat! ITN Malang Resmi Lantik Dekan FTI dan FTSP Baru Bahwa saya akan memegang teguh rahasia sesuatu, yang menurut sifat dan perintah harus dirahasiakan. Saya tidak akan menerima pemberian atau apapun juga dari seseorang yang patut diduga bersangkutan dengan jabatan. Dalam menjalankan jabatan,
saya akan lebih mengutamakan kepentingan negara, nusa dan bangsa, masyarakat dan lembaga ketimbang pribadi dan golongan saya. Itulah sumpah jabatan pelantikan dekan baru Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang dipimpin langsung oleh Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT, Rektor ITN Malang. Dua dekan baru yang dimaksud ialah Dr. Ir. F. Yudi Limpraptono,MT sebagai dekan Fakultas Teknik Industri (FTI) menggantikan Ir. Anang Subardi, MT dekan sebelumnya. Dan Dr. Ir. Nusa Sebayang, MT sebagai dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) menggantikan Ir. Sudirman Indra, MSc dekan sebelumnya. Keduanya ditetapkan dengan SK (Surat Keputusan) P2PUTN (Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional) bernomer: 170109/P2PUTN/B/2017 dan 170108/P2PUTN/B/2017. Acara pelantikan ini berlangsung di aula kampus satu dan diikuti oleh semua jajaran civitas akademik ITN Malang beserta para karyawan lainnya. Selain Rektor ITN Malang, turut hadir wakil rektor I, Dr. Ir. Kustamar, MT, wakil rektor II, Dr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE, wakil rektor III, Dr. Eng. Ir. I Made Wartana, MT. Selain jajaran rektorat juga hadir perwakilan P2PUTN, kepala humas, Elizabeth Catur Yulia, dan dari jajaran fakultas dan para ketua jurusan, serta mahasiswa. Yang menarik adalah acara spesial ini juga dihadiri oleh pasangan masing-masing dekan anyar. Di antaranya: Agnes Hilda Setyawati (istri Yudi Limpraptono) dan Nurhaini Surbakti S.Sos (istri Nusa Sebayang). Semoga dengan pelantikan ini, ITN Malang semakin jaya dan semakin meraih prestasi baik di level nasional hingga internasional. Selamat bekerja buat dua putra tebaik dan selamat mengemban amanah dengan baik. (her)