VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaji hubungan modal sosial dan unsur tumbuh kembang partisipasi terhadap partisipasi KSM dalam PKH, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat modal sosial KSM dalam PKH di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri a. Social networks KSM dalam PKH di Kecamatan Wonogiri tergolong sedang, dengan demikian sebagian besar KSM mengikuti organisasi lain selain PKH namun hanya saling mengenal dalam lingkup satu kelompok beserta anggota keluarganya saja. b. Reciprocity KSM dalam PKH di Kecamatan Wonogiri tergolong tergolong tinggi, dengan demikian KSM merasa sangat perlu meningkatkan kepedulian sosial dengan mengunjungi rumah KSM secara bergantian bersama pendamping pada kesempatan apapun. Kepedulian
sosial
dalam
kelompok
juga
diwujudkan
dengan
penggalangan dana sosial. c. Trust KSM dalam PKH di Kecamatan Wonogiri tergolong tinggi, dengan demikian KSM sangat saling percaya satu sama lain dalam hal pengelolaan keuangan kelompok dan penyaluran bantuan oleh pendamping; pemberian informasi; dan penyelesaian masalah bersama. d. Solidaritas KSM dalam PKH di Kecamatan Wonogiri tergolong tinggi, dengan demikian KSM mematuhi kesepakatan untuk melakukan pertemuan kelompok rutin, arisan, dan yakin KSM lain juga dapat mematuhinya. Selain itu KSM juga merasa sangat bangga dalam mengikuti PKH maupun menjadi peserta PKH. e. Kebersamaan KSM terhadap PKH di Kecamatan Wonogiri tergolong tinggi, dengan demikian sebagian besar KSM merasa penting berkumpul dalam kegiatan penyaluran bantuan dan diluar penyaluran bantuan, serta berkumpul untuk arisan bulanan. Selain itu KSM merasa
137
138
sangat penting bergotong-royong menciptakan kemandirian melalui pembentukan KUBE dan KSM dalam satu kelompok saling mendukung. 2. Unsur tumbuh kembang partisipasi KSM dalam PKH di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri a. Kemauan KSM terhadap PKH di Kecamatan Wonogiri tergolong tinggi, dengan demikian hampir seluruh KSM mengikuti kegiatan PKH karena termotivasi atas kesadaran dirinya sendiri untuk memanfaatkan kesempatan memperbaiki mutu hidupnya melalui PKH, KSM dapat menerima kegiatan dalam PKH dan melaksanakannya dengan penuh kesadaran. b. Kesempatan KSM terhadap PKH di Kecamatan Wonogiri tergolong sedang, dengan demikian sebagian besar KSM sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan dan pendidikan, pengalaman menjadi pengurus kelompok, dan KUBE sebagai wadah untuk melatih kemandirian dengan sebaik-baiknya walaupun ada KSM yang belum membentuk KUBE karena terkendala kesibukan yang berbeda; sebagian besar KSM selalu berkesempatan memperoleh informasi dan memahaminya; namun dalam pemanfaatan sumberdaya alam, KSM terkendala oleh masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan akan pengolahannya. c. Kemampuan KSM terhadap PKH di Kecamatan Wonogiri tergolong sedang, dengan demikian
sebagian besar
KSM hanya dapat
memanfaatkan kesempatan dalam menggunakan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan informasi-informasi sebagai pengetahuan baru. Sedangkan, kemampuan KSM dalam menggunakan kesempatan berorganisasi dan memanfaatkan sumberdaya yang ada masih kurang. 3. Tingkat partisipasi KSM dalam PKH pada tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi, serta pemanfaatan hasil pembangunan di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri a. Partisipasi KSM dalam tahap perencanaan tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar KSM telah mengetahui tujuan
139
PKH karena sudah hampir lima tahun berjalan di tahun 2016. Rapat atau pertemuan kelompok diadakan secara rutin setiap satu bulan sekali di rumah KSM secara bergantian dan tingkat kehadiran KSM dalam pertemuan kelompok sudah rutin. Pada perencanaan awal berjalannya program, membuat kesepakatan mengenai pertemuan kelompok, sosialisasi mengenai hak dan kewajiban; khusus dalam pembentukan KUBE dilakukan penggalian ide atau gagasan, kemudian musyawarah mufakat
mengenai
prioritas
keterampilan
KSM
yang
akan
dikembangkan menjadi KUBE. b. Partisipasi KSM pada tahap pelaksanaan tergolong sedang. Hal ini menunjukkan bahwa KSM sudah ikut serta pada semua kegiatan dalam PKH walaupun ada sebagian kecil yang tidak dapat ikut serta dalam seluruh kegiatan PKH karena belum memiliki KUBE. Kesediaan KSM dalam memberikan saran utamanya untuk terbentuknya KUBE cukup baik walaupun hal tersebut hanya kadang-kadang saja. Sedangkan kesediaan dalam pemberian sumbangan berupa uang untuk arisan, dana sosial, dan KUBE sudah baik walaupun sebagian hanya memberikan sumbangan untuk arisan dan dana sosial karena belum memiliki KUBE. c. Partisipasi KSM pada tahap pemantauan dan evaluasi pembangunan tergolong sedang. Hal ini menunjukkan bahwa KSM sudah sering dilibatkan dalam menilai pelaksanaan kegiatan PKH khususnya kegiatan KUBE, namun sebagian besar merasa pendapatnya hanya sesekali digunakan karena sudah menjadi tugas ketua kelompok. Keikutsertaan KSM dalam memecahkan kendala dan masalah-masalah yang muncul dalam pelaksanaan PKH sudah cukup baik. d. Partisipasi KSM dalam pemanfaatan hasil tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar KSM telah merasakan manfaat dari kegiatan PKH, baik dari segi ekonomi maupun sosial. 4. Hubungan antara modal sosial dan unsur tumbuh kembang partisipasi terhadap partisipasi KSM dalam PKH di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri
140
a. Social networks KSM signifikan terhadap partisipasinya dalam tahap perencanaan. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam sebuah jaringan
berhubungan
positif
dengan
partisipasi
dalam
tahap
perencanaan, yaitu semakin tinggi tingkat partisipasi KSM dalam sebuah jaringan atau semakin banyak KSM bergabung dalam beberapa jaringan maka akan semakin tinggi pula partisipasinya dalam tahap perencanaan. Namun, social networks KSM tidak signifikan terhadap partisipasinya dalam tahap pelaksanaan kegiatan hingga pemanfaatan hasil pembangunan karena KSM belum tentu aktif pada tiap jaringan sosial
yang
diikuti,
tidak
begitu
sering
dalam
memberikan
gagasan/saran saat pertemuan kelompok, terdapat KSM yang belum membentuk dan menjalankan KUBE sehingga hanya dapat memberikan sumbangan uang untuk arisan dan dana sosial saja serta belum dapat merasakan manfaat dari hasil kegiatan KUBE. b. Reciprocity KSM signifikan terhadap partisipasinya mulai dari perencanaan hingga pemanfaatan hasil pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel reciprocity berhubungan positif dengan partisipasi
dalam
perencanaan hingga pemanfaatan hasil
atau
partisipasinya secara keseluruhan dalam PKH. Sehingga, semakin tinggi tingkat reciprocity KSM maka akan semakin tinggi pula partisipasinya secara keseluruhan dalam PKH. c. Trust KSM tidak signifikan terhadap partisipasinya mulai dari perencanaan hingga pemanfaatan hasil pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa, walaupun tingkat trust KSM tinggi belum tentu partisipasinya juga tinggi dalam PKH secara keseluruhan karena sebagian besar KSM hanya saling mempercayai sebatas dengan KSM satu kelompoknya saja, KSM tidak selalu memberikan gagasan/saran atas masalah dan kendala yang sedang dihadapi karena sudah mempercayakan kepada ketua, tidak semua KSM dapat membentuk dan melaksanakan KUBE sehingga tidak semua dapat memanfaatkan hasil kegiatan KUBE.
141
d. Solidaritas KSM signifikan terhadap partisipasinya mulai dari perencanaan hingga pemanfaatan hasil pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel solidaritas berhubungan positif dengan partisipasi dalam perencanaan hingga pemanfaatan hasil pebangunan, Sehingga, semakin tinggi tingkat solidaritas KSM maka akan semakin tinggi pula partisipasinya dalam perencanaan hingga pemanfaatan hasil pembangunan. e. Kebersamaan KSM tidak signifikan terhadap partisipasinya dalam perencanaan.
Namun
signifikan
terhadap
partisipasinya
dalam
pelaksanaan hingga pemanfaatan hasil karena KSM hanya merasa penting berpartisipasi dalam pertemuan kelompok rutin dan penyaluran bantuan serta jarang mengajukan ide atau gagasan. f. Kemauan
KSM
signifikan
terhadap
partisipasinya
mulai
dari
perencanaan hingga pemanfaatan hasil pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kemauan berhubungan positif dengan partisipasi dalam perencanaan hingga pemanfaatan hasil pebangunan, Sehingga, semakin tinggi tingkat kemauan KSM maka akan semakin tinggi pula partisipasinya dalam perencanaan hingga pemanfaatan hasil pembangunan. KSM berhak mengajukan ide/gagasan saat perencanaan program agar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan lancar sesuai kemampuannya, dan manfaat yang akan diperoleh nantinya sesuai dengan kebutuhannya. g. Kesempatan KSM signifikan terhadap partisipasinya mulai dari perencanaan hingga pemanfaatan hasil pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kesempatan berhubungan positif dengan partisipasi dalam perencanaan hingga pemanfaatan hasil pembangunan, Sehingga, semakin tinggi tingkat kesempatan KSM maka akan semakin tinggi pula partisipasinya dalam perencanaan hingga pemanfaatan hasil pembangunan. h. Kemampuan KSM signifikan terhadap partisipasinya mulai dari perencanaan
hingga
pemanfaatan
hasil
pembangunan
Hal
ini
142
menunjukkan bahwa variabel berhubungan positif kemampuan dengan partisipasi dalam perencanaan hingga pemanfaatan hasil pebangunan, Sehingga, semakin tinggi tingkat kemampuan KSM maka akan semakin tinggi pula partisipasinya dalam perencanaan hingga pemanfaatan hasil pembangunan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang disampaikan adalah sebagai berikut: 1. KSM mengikuti kegiatan PKH atas kesadarannya sendiri untuk memanfaatkan kesempatan memperbaiki mutu hidupnya, namun masih perlu untuk selalu diberikan motivasi dan diikutkan dalam kesempatan pelatihan-pelatihan khususnya terkait KUBE agar kemampuan KSM dalam memanfaatkan sumberdaya alam dapat optimal kemudian dapat diusulkan untuk pembentukan KUBE bagi KSM yang belum memiliki. 2. Kesediaan KSM dalam memberikan saran utamanya untuk terbentuknya KUBE hanya kadang-kadang saja dan sebagian besar merasa pendapatnya hanya sesekali digunakan karena sudah menjadi tugas ketua kelompok. Oleh karena itu, perlu adanya pengoptimalan pelibatan KSM dalam penyampaian pendapat saat pertemuan kelompok dengan mewajibkan KSM
menyampaikan
pendapat
secara
bergantian
kemudian
mempertimbangkan bersama-sama. 3. Tingkat modal sosial dan unsur tumbuh kembang partisipasi yang sudah baik supaya dapat dijaga bahkan ditingkatkan agar partisipasi KSM optimal dalam setiap tahap partisipasi. Hal itu dapat dilakukan salah satunya dengan mewajibkan KSM yang belum membentuk KUBE untuk segera membentuk KUBE karena secara alamiah akan terjalin komunikasi dan interaksi antar KSM yang lebih intensif. Komunikasi dan interaksi yang baik akan menghasilkan masyarakat yang tidak individualistik, kemudian akan meningkatkan modal sosial dan membawa kepada pertumbuhan ekonomi dan kestabilan demokrasinya.
143
4. Penelitian ini menggunakan alat analisis uji korelasi Rank Kendall yang diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan menjadi uji korelasi Rank Kendall secara parsial.