UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR B.Murdolelono1), H. da Silva1), C.Y.Bora1) dan M. Azrai2) 1) Balai
Penelitian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur, Jl.Timor Raya Km.32 Kupang-NTT, Email:
[email protected] 2) Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros, Jl.Dr.Ratulangi Maros-Sulsel ABSTRAK
Penelitian terhadap jagung hibrida berumur genjah dan berdaya hasil tinggi perlu dilakukan di NTT sebab produktivitas masih rendah dan jagung umumnya ditanam di lahan kering, sementara curah hujan di NTT berlangsung singkat. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan galur jagung berumur genjah (umur ≤ 80 hari) berdaya hasil tinggi. Penelitian dilakukan di KP. Naibonat pada bulan September 2009-Januari 2010. Hasil penelitian menunjukkan : (a) belum ada galur jagung umur genjah (± 80 hari) berpoduksi tinggi (10 t/ha) sebab semua galur yang diuji masak fisiologis 105-107 hari dan produktivitas 7,4-9,5 t/ha, dan (b) galur-galur yang perlu mendapat prioritas tinggi untuk dikembangkan adalah B11209Mr1403, G193Mr1401, G193Mr1403 dan N9008Mr1403 sebab produktivitasnya mencapai 8–9 t/ha, skor tongkol dan keseragaman tanaman baik, kelobot menutup sempurna, dan persentase kerebahan rendah. Kata Kunci: Galur, umur genjah, UDH, lahan kering
PENDAHULUAN Propinsi NTT yang tergolong kering merupakan sentra produksi jagung nomor enam di Indonesia dan ± 80% masyarakatnya menjadikan jagung sebagai makanan pokok. Rata-rata produktivitas pada tingkat petani masih sangat rendah, berkisar antara 1,5-2,0 ton/ha. Pada akhir tahun 2007, total produksi jagung di NTT mencapai 571.782 ton padahal lahan potensial yang tersedia masih sangat luas terdiri atas lahan sawah (sesudah padi) seluas 262.407 ha dan lahan kering seluas 1.528.258 ha (Pemprov NTT. 2008). Hasil pengkajian di NTT menunjukkan bahwa perbaikan usahatani jagung masyarakat melalui penggunaan benih unggul bermutu dan pemupukan mampu meningkatkan produktivitas dari 1,5-2,0 ton/ha menjadi 4,8-5,5 ton/ha, artinya tersedia peluang pertumbuhan sebesar 31,25% 36,36% (BPTP NTT 2004). Peningkatan produksi dari varietas lokal ke benih unggul komposit mencapai rata-rata 3,5 ton/ha; dari varietas lokal ke hibrida mencapai 5,5 ton/ha (150%) dan dari 49
Seminar Nasional Serealia 2011
varietas unggul komposit ke hibrida sebesar 2,5 ton/ha. Badan Litbang Pertanian melalui Balitsereal Maros terus berupaya menghasilkan varietas-varietas jagung unggul baru (VUB). Selama kurun waktu 9 tahun terakhir, Badan Litbang Pertanian telah melepas 11 varietas jagung hibrida dan 6 varietas jagung bersari bebas dengan potensi hasil 7,09,0 t/ha. Proses untuk menghasilkan varietas unggul dilakukan melalui beberapa tahap. Sebelum dilepas sebagai varietas, salah satu tahap yang dilakukan adalah uji multi lokasi (UML). Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kestabilan fenotipe dan genotipe pada berbagai kondisi lingkungan. Kegiatan UML yang sudah dilakukan menunjukkan variasi dari beberapa VUB dengan berbagai potensi keunggulannya (Abdullah et al. 2008). Penggunaan VUB yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian menggantikan varietas lokal dan kontinuitas ketersediaan benih melalui pembangunan sistem perbenihan padi di daerah dapat memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan produksi jagung. Pemasyarakatan benih-benih unggul secara cepat merupakan salah satu solusi peningkatan produksi jagung. Oleh karena itu, perlu pengkajian perbenihan dan pemasyarakatan benihbenih unggul terbaru melalui uji multilokasi dan atau diseminasi. Dukungan kebijakan terhadap pengembangan suatu komoditas dapat pula dijadikan sebagai acuan untuk mendukung pengembangan jagung umur genjah. Dukungan kebijakan untuk meningkatkan intesitas panen di lahan kering dapat pula dijadikan sebagai suatu kebijakan untuk menghasilkan varietas jagung umur genjah. Namun demikian seringkali penyediaan varietas unggul bermutu menjadi masalah bagi petani di Propinsi NTT sebab tidak didukung oleh sistem perbenihan sampai level pedesaan, akibatnya petani mengalami kelangkaan benih unggul bermutu yang berdampak petani cenderung menggunakan benih jagung secara berulang dari produksi tahun sebelumnya. Penelitian bertujuan untuk memperoleh keragaan galur-galur jagung umur genjah (± 80 hari) di lahan KP. Naibonat NTT. METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di KP. Naibonat. Jl. Timor Raya KM.32 Naibonat bulan Sepetember 2009-Januari 2010, merupakan kerjasama antara BPTP NTT dengan Balitsereal Maros, yang mana Balitsereal Maros sebagai penyedia galur/varietas yang diuji. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Jumlah varietas/galur yang diuji 12 galur, jumlah ulangan 3. Varietas/galur yang diuji adalah:
50
1 2 3 4 5 6
B11209Mr1401 B11209Mr1402 B11209Mr1403 N9008Mr1402 N9008Mr1403 G180Mr1401
7 8 9 10 11 12
G180Mr1402 G193Mr1401 G193Mr1403 DK 3 DMI3 Bima 5
Panjang petakan 5,0 m, lebar petak 2.8 m, dan jarak antar petak 1 m. Jagung ditanam dengan jarak antar baris 70 cm terdapat 4 baris per petak (genotipe). Jarak tanaman dalam barisan 20 cm, 1 tanaman per rumpun (ditanam 2 atau 1 biji/lubang, lalu dijarangkan menjadi 1 tanaman per rumpun saat tanaman umur 2 mst) sehingga terdapat 25 rumpun. Dengan demikian untuk setiap petak disiapkan benih sejumlah: 4 (baris) x 2-1 (biji/lubang) x 25 (lubang/baris) = ±150 butir Setiap lubang tanam diberikan Furadan 3G sekitar 5-7 butir per lubang. Pada sisi kiri dan kanan tali dibuat lubang tanam, dimana pada lubang sebelah kanan untuk tanam biji jagung, sedangkan pada sisi kiri untuk pupuk NPK Ponska (15:15:15) dengan dosis 500 kg/ha. Pemberian pupuk kedua dilakukan saat tanaman memiliki 5 helai daun dengan menggunakan urea dengan dosisi 150 kg/ha atau 0.5 sendok teh. Pupuk ketiga diberikan ketika tanaman berdaun 13 helai dengan dosis 250 kg/ha atau 3/4 sendok teh. Cara pemupukan yaitu dengan menugal disamping tanaman pada jarak 7 cm dari tanaman. Setelah diberi pupuk, tutup lubang pupuk dengan baik supaya tidak menugap. Penyiangan I segera dilakukan jika ada gulma setelah tanaman tumbuh. Penyiangan kedua dilakukan saat tanaman berumur 30 hari. Pembumbunan tanaman dilakukan setelah pemupukan kedua (35 hari setelah tanam). Sementara pengaturan air, sesuai kebutuhan tanaman.
B.Murdolelono, H. Da Silva, C.Y.Bora dan M. Azrai : Uji Galur/Varietas Jagung Hibrida Umur Genjah di Nusa Tenggara Timur
HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase tumbuh Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum daya tumbuh benih cukup baik (> 80%) kecuali DMI3 dan N9008Mr1402, 53% dan 76%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa antar galur/varietas berbeda sangat nyata, sementara antar ulangan tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan daya tumbuh bukan disebabkan oleh kesalahan dalam perlakuan, tetapi karena kemampuan tumbuh galur yang diuji. Daya tumbuh DMI3 yang rendah tersebut
kemungkinan disebabkan benih yang didatangkan dari Balitsereal telah disimpan lama sehingga telah mengalami kemunduran daya kecambah (Tabel 1). Pertumbuhan tanaman Performance varietas jagung yang baik adalah tanamannya pendek, tetapi kekar. Tanaman yang pendek dan kekar tersebut sangat bermanfaat untuk menahan kerebahan yang ditimbulkan tiupan angin yang kencang. Varietas DMI3 memenuhi persyaratan untuk itu sebab tingginya < 200 cm dan diameter batangnya besar. Galur yang penampilannya mirip dengan DMI3 adalah G180Mr1402 (Tabel 2).
Tabel 1. Daya tumbuh beberapa galur/varietas jagung. Naibonat 2009/2010. Galur/Varietas DMI3 N9008Mr1402 G193Mr1401 Bima 5 G180Mr1402 B11209Mr1403 DK 3 B11209Mr1401 G180Mr1401 B11209Mr1402 G193Mr1403 N9008Mr1403
Daya tumbuh 53,33 a 76,00 b 81,33 Bc 83,33 Bcd 83,33 Bcd 84,67 Bcd 85,33 Cd 87,33 Cd 88,00 Cd 88,67 Cd 90,67 d 91,33 d
* Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Tabel 2. Tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, dan diameter batang beberapa galur/varietas jagung. Naibonat 2009/2010. Galur/varietas B11209Mr1401 B11209Mr1402 B11209Mr1403 Bima 5 DK 3 DMI3 G180Mr1401 G180Mr1402 G193Mr1401 G193Mr1403 N9008Mr1402 N9008Mr1403
Tinggi tanaman 222,4 227,7 213,2 217,1 227,1 200,1 211,9 201,0 208,1 225,1 237,6 215.6
bc bc ab ab bc a ab a ab bc c ab
Tinggi tertancapnya tongkol 113,8 bcd 123,5 d 113,2 bcd 113,3 bcd 101,1 ab 91,7 a 102,7 abc 110,7 bcd 101,9 ab 121,1 d 121,5 d 115,1 cd
Diameter batang 2,16 2,18 1,95 2,07 1,92 2,20 2,11 2,20 1,91 2,03 2,20 2,08
c c ab abc ab c bc c a abc c abc
* Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
51
Seminar Nasional Serealia 2011
Tabel 3. Skor keseragaman, tipe daun dan stay green beberapa galur/varietas jagung. Naibonat 2009/2010. Galur/varietas B11209Mr1401 B11209Mr1402 B11209Mr1403 Bima 5 DK 3 DMI3 G180Mr1401 G180Mr1402 G193Mr1401 G193Mr1403 N9008Mr1402 N9008Mr1403
Keseragaman 4,67 tn 4,00 4,00 5,00 4,67 4,67 4,33 4,33 4,67 3,67 4,33 4,67
Tipe daun 3,00 b 3,00 b 5,00 d 3,00 b 2,67 b 5,00 d 2,67 b 3,00 b 4,00 c 3,67 c 2,00 a 4,00 c
Stay green 2,33 abc 2,00 ab 2,67 abc 4,00 c 1,00 a 2,67 abc 1,33 ab 2,00 ab 2,67 abc 3,00 bc 2,33 abc 2,00 ab
* Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Dari semua varietas/galur yang diuji mempunyai skor keragaman yang baik sebab skornya > 4. Apabila ditinjau dari tipe daunnya maka galur B11209Mr1403 dan varietas DMI3 sangat baik untuk dikembangkan sebab tipe daunnya adalah sangat tegak, sementara galur G193Mr1401 dan N9008Mr1403 bertipe tegak. Daun yang tegak sampai sangat tegak tersebut bermanfaat apabila jarak tanamnya dirapatkan atau ditanam dengan teknik legowo sebab di antara tanaman berpeluang untuk ditanami tanaman lain. Sementara apabila ditinjau dari skor stay green maka selain varietas Bima 5 dan
52
DMI3, galur B11209Mr1401, B11209Mr1403, G193Mr1401, G193Mr1403,dan N9008Mr1402 mempunyai prospek untuk dikembangkan. Skor stay green yang tinggi tersebut bermanfaat untuk dikembangkan sebagai pakan ruminansia. Untuk orientasi pembentukan hibrida stay green, galur murni pejantan Mr1403 sebaiknya dipertahankan sebab semua tetua betina yang dikawinkan dengan Mr1403 menghasilkan daun tipe tegak – sangat tegak (Tabel 3).
B.Murdolelono, H. Da Silva, C.Y.Bora dan M. Azrai : Uji Galur/Varietas Jagung Hibrida Umur Genjah di Nusa Tenggara Timur
Secara umum semua varietas/galur yang diuji tahan terhadap rebah batang. Sementara galur B11209Mr1401, B11209Mr1402, dan N9008Mr1402 tidak tahan rebah akar. Dengan demikian ketiga galur tersebut sebaiknya tidak dipertimbangkan untuk dilepas sebagai varietas (Tabel 4). Varietas/galur yang baik untuk dikembangkan adalah varietas/galur yang tahan terhadap penyakit. Semua varietas/galur yang diuji tahan terhadap penyakit bulai (Peronosclerospora
maydis), busuk batang (Fusarium spp), virus mozaik, dan gosong (Ustilago maydis) sebab tidak ditemukan gejalanya di lapangan. Beberapa varietas/galur yang mempunyai skor ketahanan yang baik terhadap penyakit hawar daun, karat daun dan bercak daun adalah B11209Mr1401, B11209Mr1402, B11209Mr1403, Bima 5, G193Mr1401, G193Mr1403, dan N9008Mr1403 (Tabel 5).
Tabel 4. Persentase rebah batang dan rebah akar galur/varietas yang diuji. Naibonat 2009/2010. Galur/varietas B11209Mr1401 B11209Mr1402 B11209Mr1403 Bima 5 DK 3 DMI3 G180Mr1401 G180Mr1402 G193Mr1401 G193Mr1403 N9008Mr1402 N9008Mr1403
Rebah batang (%) 1,53 tn 0,38 0,39 2,13 0,00 0,67 0,40 0,37 0,00 1,44 0,00 1,11
Rebah akar (%) 9,89 b 8,24 b 0,42 a 2,55 a 0,40 a 0,00 a 1,19 a 1,14 a 0,79 a 0,00 a 11,99 b 0,72 a
* Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Tabel 5. Skor hawar daun, karat daun dan bercak daun pada bebarapa galur/varietas jagung. Naibonat 2009/2010. Galur/varietas B11209Mr1401 B11209Mr1402 B11209Mr1403 Bima 5 DK 3 DMI3 G180Mr1401 G180Mr1402 G193Mr1401 G193Mr1403 N9008Mr1402 N9008Mr1403
Hawar daun 4,33 bcd 4,67 cd 4,33 bcd 5,00 d 3,00 a 3,67 abc 4,67 cd 3,33 ab 4,67 cd 4,33 bcd 4,67 cd 4,33 bcd
Karat daun 5,00 c 4,67 bc 5,00 c 4,67 bc 4,67 bc 5,00 c 3,67 ab 3,67 ab 4,67 bc 4,00 abc 3,33 a 4,00 abc
Bercak daun 5,00 c 5,00 c 4,67 bc 5,00 c 4,00 ab 3,67 a 4,67 bc 4,67 bc 4,67 bc 4,67 bc 4,00 ab 5,00 c
* Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
53
Seminar Nasional Serealia 2011
Tabel 6. Masak fisiologis, persentase jumlah tongkol per tanaman, skor husk cover, bentuk biji dan persentase serangan tikus pada beberapa galur/varietas jagung. Galur/varietas B11209Mr1401 B11209Mr1402 B11209Mr1403 Bima 5 DK 3 DMI3 G180Mr1401 G180Mr1402 G193Mr1401 G193Mr1403 N9008Mr1402 N9008Mr1403
Masak fisiologis 107,67 107,67 105,00 105,00 105,00 107,67 105,00 105,00 105,00 105,00 105,00 105,00
b b a a a b a a a a a a
Persentase jml tongkol per tanaman 102,25 tn 101,48 102,37 105,57 99,28 95,14 103,72 100,14 97,64 110,80 104,18 105,96
Skor husk cover 4,00 3,67 4,67 3,33 5,00 4,67 5,00 5,00 4,67 5,00 4,33 5,00
abc ab cd a d cd d d cd d bcd d
Bentuk biji f f f f f d/f f f f f f f
Persentase serangan tikus (%) 28,99 d 20,83 cd 0,00 a 27,63 d 6,73 abc 17,28 bcd 2,13 ab 3,20 ab 9,89 abc 1,97 ab 21,98 cd 0,72 a
* Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Fase Produksi Tujuan penelitian untuk mendapatkan varietas/galur genjah (berumur < 80 hari) tidak tercapai sebab semua galur masak fisiologis pada 105107 hari. Apabila ditinjau dari persentase jumlah tongkol per tanaman maka persentasenya berkisar 97,64–110,80% dan secara statistik tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%. Apabila ditinjau dari menutupnya klobot maka varietas/galur B11209Mr1403, DK 3, G180Mr1401, G180Mr1402, G193Mr1401, G193Mr1403, dan N9008Mr1403 kelobotnya menutup rapat. Kelobot yang menutup rapat tersebut akan melindungi serangan hama tikus dan menghambat masuknya S.zeamais di lapangan.(tabel 6) Hampir semua varietas/galur yang diuji mempunyai skor tongkol yang baik kecuali B11209Mr1401 dan B11209Mr1402. Skor tongkol yang tinggi
54
menunjukkan bahwa keseragaman antar tongkol semakin baik. (tabel 7). Varietas/galur yang rendemen janggelnya rendah adalah B11209Mr1403, DK 3, G180Mr1401, G180Mr1402, G193Mr1401, dan N9008Mr1403. Rendemen janggel yang rendah menunjukkan bahwa janggelnya kecil. Apabila ditinjau dari produksi riil maka semua varietas/galur yang diuji produktivitasnya < 10 t/ha. Dengan demikian semua varietas/galur produksinya sedang. Khusus untuk DMI3 produktivitasnya hanya 4486 kg/ha, hal ini disebabkan daya tumbuh varietas ini sangat rendah. Tetapi apabila dikonversi ke daya tumbuh 96% (daya tumbuh tertinggi dari perlakuan) dan diasumsikan kenaikan produksi linier dengan peningkatan jumlah tanaman maka potensi produktivitasnya akan mencapai 7,39 – 9,45 t/ha.(tabel 8).
B.Murdolelono, H. Da Silva, C.Y.Bora dan M. Azrai : Uji Galur/Varietas Jagung Hibrida Umur Genjah di Nusa Tenggara Timur
Rekomendasi
prioritas tertinggi untuk dikembangkan adalah B11209Mr1403, G193Mr1401, G193Mr1403, dan N9008Mr1403 (Tabel 9).
Berdasarkan penilaian terhadap komponen pertumbuhan dan produksi maka galur-galur yang perlu mendapat
Tabel 7. Skor tongkol, diameter tongkol, panjang tongkol, jumlah baris per tongkol, dan jumlah biji per baris galur/varietas yang diuji Galur/varietas B11209Mr1401 B11209Mr1402 B11209Mr1403 Bima 5 DK 3 DMI3 G180Mr1401 G180Mr1402 G193Mr1401 G193Mr1403 N9008Mr1402 N9008Mr1403
Skor tongkol 3,33 3,67 5,00 4,33 4,33 4,67 4,00 4,67 5,00 5,00 4,00 4,67
a ab c abc abc bc abc bc c c abc bc
Diameter tongkol 4,48 4,51 4,46 4,67 4,52 4,46 4,43 4,37 4,47 4,48 4,30 4,40
b bc ab c bc ab ab ab ab ab a ab
Panjang tongkol 17,44 17,35 16,91 17,91 17,93 16,29 16,70 17,13 17,35 16,50 17,77 15,90
tn
Jumlah baris per tongkol 14,53 tn 14,13 14,53 14,00 14,13 13,73 14,00 13,07 13,33 14,13 13,60 13,47
Jumlah biji per baris 28,07 29,47 30,60 33,20 35,27 28,33 30,00 32,47 34,67 32,33 31,87 31,00
a abc abc cde d ab abc cde cd bcde abcde abcd
* Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Tabel 8. Rendemen janggel, produktivitas riil, dan produktivitas diperhitungkan pada daya tumbuh 96% beberapa galur/varietas jagung. Naibonat 2009/2010. Galur/varietas B11209Mr1401 B11209Mr1402 B11209Mr1403 Bima 5 DK 3 DMI3 G180Mr1401 G180Mr1402 G193Mr1401 G193Mr1403 N9008Mr1402 N9008Mr1403
Rendemen janggel (%) 21,46 20,03 16,77 19,36 12,76 20,17 17,33 17,31 16,41 22,04 20,68 16,18
cd cd abc cd a cd abc abc abc d cd ab
Produktivitas riil (kg/ha) 6,73 7,15 7,71 7,65 8,00 4,48 7,61 7,31 8,01 7,20 6,30 7,72
b b b b b a b b b b b b
Produktivitas diperhitungkan pada daya tumbuh 96% (t/ha) 7,39 tn 7,74 8,76 8,86 8,98 8,08 8,30 8,47 9,46 7,64 7,95 8,13
* Angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
55
Seminar Nasional Serealia 2011
Tabel 9, Penilaian terhadap komponen pertumbuhan dan hasil beberapa galur/varietas jagung. Galur/varietas B11209Mr1401 B11209Mr1402 B11209Mr1403 Bima 5 DK 3 DMI3 G180Mr1401 G180Mr1402 G193Mr1401 G193Mr1403 N9008Mr1402 N9008Mr1403
1
2
3
4
5
6
7
Total 2 2 6 5 4 5 4 5 6 6 2 6
Rangking
I II II II I I I
* 1.Tinggi tanaman, tinggi tertancapnya tongkol dan diameter batang 2.Skor keseragaman, tipe daun dan stay green 3.Persentase rebah batang dan rebah akar 4.Skor hawar daun, karat daun dan bercak daun 5.Masak fisiologis, persentase jumlah tongkol per tanaman, skor husk cover, bentuk biji dan persentase serangan tikus 6.Skor tongkol, diameter tongkol, panjang tongkol, jumlah baris per tongkol, dan jumlah biji per baris 7.Rendemen janggel, produktivitas riil, dan produktivitas diperhitungkan pada daya Tumbuh 96%
KESIMPULAN Pada penelitian ini belum ditemukan galur umur genjah (± 80 hari), produktivitas 7,39-9,45 t/ha, dan umur masak 105-107 hari. Galur-galur yang perlu mendapat prioritas tertinggi adalah B11209Mr1403, G193Mr1401, G193Mr1403, dan N9008Mr1403. DAFTAR PUSTAKA Balitsereal. 2005. Laporan Tahunan Sistem Perbenihan Balitsereal. BPS. 2007. NTT Dalam Angka Tahun 2007. Biro Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur Tahun 2007. BPTP NTT. 2004. Rencana Strategis 2004-2009.
56
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTT. 2007. Pedoman Pelaksanaan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (PRKSIMANTAP) 20042007. Kupang. Mejaya, M. J., Marsum M.Dahlan, dan Oman Suherman. 2004.Teknologi produksi benih jagung unggul hibrida. Makalah disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Kemampuan Petugas Produksi Benih Serealia. Maros 14-16 juli 2004. Pemprov NTT. 2008: Peluang, tantangan dan strategi pengembangan jagung di NTT.www.nttprov.go.id/download /Potensi%20Jagung%20di%20NTT . pdf – 12 Pebruari 2009.
B.Murdolelono, H. Da Silva, C.Y.Bora dan M. Azrai : Uji Galur/Varietas Jagung Hibrida Umur Genjah di Nusa Tenggara Timur