KODE PENELITIAN: X.70
Pengembangan Varietas Hibrida Jagung Tahan Penyakit Bulai (Perenosclerospora maydis L.), Umur Genjah (<90 hst), Potensi Hasil Tinggi (11 t/ha) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Peneliti/Perekayasa: Ir. Andi Haris Talanca Ir. Sudjak Saenong Ir. Margareta MS. Nana Reskiana SP. Patabai Usman
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012
LATAR BELAKANG Mempercepat peningkatan produksi jagung nasional melalui peningkatan produktivitas (5%) & peningkatan indeks panen dgn tingkat hasil rata-rata 5 t/ha Pemanasan global (global warming) mengakibatkan dampak bagi lingkungan biogeofisik: pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna, dan ledakan hama penyakit, dsb. CB 39% CSr 15%
CK 26% CM 20%
Pembentukan varietas unggul jagung berumur, tahan penyakit bulai sebagai langkah strategis sebab penggunaan varietas unggul merupakan komponen teknologi produksi yang potensial mudah diadopsi oleh petani Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN Rumusan masalah sebagai berikut:
1. Pengembangan jagung dilakukan dengan peningkatan indeks pertanaman, sehingga diperlukan varietas potensi hasil tinggi memiliki umur yang genjah. 2. Pengembangan jagung di tingkat petani mengalami kendala serangan bulai: menurunka hasil 60% bahkan fuso, diperlukan varietas jagung hibrida tahan bulai. 3. Akibat perubahan iklim global: ledakan penyakit bulai, diperlukan varietas tahan. 4. Hasil penelitian Balitsereal: beberapa genotip memiliki ketahanan penyakit bulai, umur genjah, dan berpotensi hasil tinggi. 5. Kegiatan uji adaptasi kondisi lingkungan beragam dapat memberikan informasi daya adaptabilitas, interaksi genotipe x lingkungan, dan kestabilan sebagai dasar pelepasan varietas. 6. Balitsereal memiliki pemulia dan teknisi handal dalam perakitan varietas memanfaatkan metode baku pemuliaan tanaman. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI
Kegiatan penelitian sebagai berikut: • Analisis kadar karbohidrat, lemak, dan protein: di Lab. Service BB-Biogen (SNI) • Uji adaptasi MH2012: 1) KP. Bajeng, Kab. Gowa, Kec. Bajeng, Desa. Sugitangga, Sulawesi Selatan, 2) Lahan Petani, Kab. Wajo, Kec. Pammana, Desa Lapaukke, 3) KP. Pandu, Kab. Minahasa Utara, Kec. Wori, Desa Talawaan, Sulawesi Utara, dan 4) Lahan Petani Kab. Bonebolango, Kec. Tapa, Desa Talumpatu, Gorontalo Metode Penelitian: Laboratorium dan Lapangan Hasil Penelitian: • Kadar protein cukup tinggi genotip : GJ 104 (13.944), GJ 105 (13.350), GJ 106 (15.425), dan GJ 107 (13.350). • Genotipe hasil tinggi: genotip GJ 104 (8.30) di Bajeng, GJ 107 (8.360), dan GJ 108 (8.425) di Gorontalo, GJ 105 (8.28) di Wajo, dan GJ 103 (8.73) di Pandu. • Genotipe memiliki daya adaptasi cukup luas: genotip GJ 104 dan GJ 107, sedangkan GJ 103 dan GJ 105 merupakan genotip yang beradaptasi spesifik Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
Koordinasi: Pertemuan secara berkala: BPTP, Balitbangda, Diperta Propinsi/Kabupaten. Kegiatan sekolah lapang: PPL, Kelompok Tani, dan Stakeholder Lainnya
Strategi: Melibatkan semua stakeholder dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi, dan mendampingi pelaksanaan kegiatan.
Signifikansi: Penentuan lokasi tepat. Pemilihan petani tepat. Mengurangi resiko kegagalan pelaksanaan. Media diseminasi dan informasi teknologi. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil: Balai sebagai penghasil teknologi melakukan perlindungan sesuai perundangan berlaku. Pengkajian, diseminasi, dan pengembangan teknologi oleh BPTP, Balitbangda, Diperta Propinsi/Kabupaten. Penangkaran hasil Litbangyasa oleh UPTD Balai Benih, Penangkar, dan Gapoktan. Pembentukan Kelompok pengguna hasil litbangyasa untuk memudahkan monitoring, evaluasi, dan koordinasi. Menggiatkan sekolah lapang di lokasi pengembangan hasil litbangysa. Wujud: Teknologi terdaftar dan dilindungi sesuai undang-undang yang berlaku. Tersebarluas dan meningkatkan kesejahteraan petani. Terbentuk kelompok pengguna teknologi litbangyasa. Memperkaya jumlah dan jenis teknologi sebagai alternatif pilihan bagi stake holder Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
Rancangan Pengembangan ke Depan: o Membuat demfarm pada sentra produksi jagung o Membuat model kerjasama produksi benih. o Merintis kegiatan perbenihan berbasis komunal. Strategi Pengembangan ke Depan: mengikutkan hasil litbangyasa pada acara pameran, gelar teknologi, baik tingkat daerah, nasional maupun internasional Tahapan Pengembangan ke Depan o Menyediakan parental dalam jumlah yang cukup o Membuat benih sebar (F1) guna mendukung kegiatan diseminasi o Membuat leaflet, brosur, dan rancangan kemasan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
FOTO KEGIATAN
1) Partisipasi kelompok tani saat pelaksanaan kegiatan, 2) Teknisi & ketua Gapoktan lapang, 3) Diskusi: stakeholder, siswa, dan petugas lapang.
1) Keragaan tanaman umur ±30 hst, 2) Keragaan tongkol ±85 hst, 3) Keragaan tongkol kandidat VUB saat panen.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
TERIMA KASIH DIUCAPKAN KEPADA: 1. Ka. Balitbangda Sulawesi Selatan beserta staf 2. Kepala BPTP Sulut, Sulut, Kepala KP. Pandu, Pandu, beserta staf 3. Kepala BPTP Gorontalo, Gorontalo, beserta staf 4. Kepala Dinas Pertanian Kab. Kab. Wajo, Wajo, beserta staf 5. Dr. Rahmat Hanasiru, Hanasiru, Ir. Muh. Muh. Yusri, Yusri, Drs. Dahri