Suwardi: Uji Genotipe Jagung Hibrida Umur Genjah Toleran …….
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia
ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan pada bulan Juni – September 2010, menggunakan rancangan acak kelompok tiga ulangan. Genotipe jagung hibrida yang di uji adalah GM 1,GM 2, GM 3, GM 4, GM 5, GM 6, GM 7, GM 8, GM 9 dan sebagai pembanding varietas AS 1, Bima 2, dan Sukmaraga. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui genotipe jagung umur genjah toleran kemasaman tanah. Hasil penelitian menunjukkan hasil GM 9 mencapai 6,79 t/ha, lebih tinggi dibandingkan dengan Sukmaraga dengan hasil 5,44 t/ha. Kata kunci: jagung hibrida, umur genjah, kemasaman
PENDAHULUAN Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian tanaman pangan (Abdurachman et al. 2008). Luas lahan kering masam di Indonesia mencapai 99,5 juta hektar (Hidayat dan Mulyani 2002 dalam Agustina at al. 2010). Pengembangan jagung pada areal baru akan banyak memanfaatkan lahan kering yang kurang subur (lahan masam). Pengembangan jagung hibrida umur genjah akan menjamin keberhasilan program peningkatan produksi jagung pada lahan masam seperti di Kalimantan Selatan. Pengembangan jagung di Provinsi Kalimantan Selatan didukung oleh potensi lahan kering yang cukup luas (1,4 juta ha) dan sekitar 471 ribu ha berada di Kabupaten Tanah Laut dan yang telah dimanfaatkan untuk tanaman pangan sekitar 70 ribu ha atau
14,94% (BPS Kalimantan Selatan 1995 dalam Suamanto at al. 2010). Secara
umum kendala lahan kering adalah terbatas pasokan air selama pertumbuhan tanaman. Petani di Kabupaten Tanah laut menanam jagung dua kali dalam setahun. Pada umumnya pertanaman jagung pada musim kedua jatuh pada awal musim kemarau, sehingga terjadi kekeringan atau kekurangan air. Oleh karena itu perlu dukungan jagung hibrida berumur genjah dengan potensi hasil tinggi. Lahan masam kurang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi pH rendah pada
lahan
masam berpengaruh buruk bagi tanaman, antara lain
148
Seminar Nasional Serealia, 2013
meningkatnya kandungan senyawa toksik Al dan P (Agustina et al. 2010). Hal tersebut menyebabkan rendahnya kemampuan tanaman menyerap hara air dari dalam tanah. Untuk meningkatkan produksi jagung di lahan masam dapat dilakukan melalui perbaikan produktivitas dan adaptasi tanaman. Dalam perbaikan adaptasi tanaman diperlukan pemahaman ilmu fisiologi tentang mekanisme yang mendasari peningkatan potensial hasil dan perbaikan adaptasi tanaman terhadap berbagai cekaman abiotik (Sopandie 2006 dalam Agustina et al. 2010). Dalam hal ini diperlukan jagung hibrida berumur genjah yang tahan masam. Menurut Subandi et al. (1988) dalam Yunizar dan Jakoni (2010), jagung berumur genjah berpeluang terhindar dari kekeringan sehingga mengurangi kegagalan panen. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui genotipe jagung hibrida umur genjah yang berdaya hasil tinggi di lahan masam.
BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan pada bulan Juni – September 2010 di Kecamatan Panyipatan,
Kabupaten
Tanah
Laut
Kalimantan
Selatan.
Penelitian
dengan
menggunakan rancangan kelompok 3 ulangan. Genotype yang diuji GM 1, GM 2, GM 3, GM 4, GM 5, GM 6, GM 7, GM 8, GM 9 sebagai pembanding varietas AS 1, Bima 2 dan Sukmaraga ditanam dengan jarak 75 cm x 20 cm satu tanaman per rumpun. Tiap materi ditanam 4 baris sepanjang 5 meter dan ukuran tiap plot 4 m x 5 m. Pemberian pupuk Urea 300 kg/ha dan NPK Ponska (15:15:15) 250 kg/ha. Sepertiga takaran N, seluruh NPK Ponska
(15:15:15) diberikan pada 10 hst, dan sisanya N (2/3 dari
takaran) diberikan pada 35 hst. Penyiangan/pembumbunan dilakukan 2 (dua) kali pada umur 10 hst dan 35 hst. Parameter yang diamati adalah data curah hujan, analisis tanah sebelum percobaan, umur berbunga, ASI (Anthesis Silking Interval), tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, produksi, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris dan jumlah biji dalam baris.
HASIL DAN PEMBAHASAN Curah Hujan Keadaan lokasi penelitian dengan curah hujan dan hari hujan selama penelitian tersaji pada Lampiran 1. Pada bulan September curah hujan 229 mm dengan hari hujan 11. Pada awal sampai pertengahan bulan September terjadi penurunan curah hujan dan terjadi pada fase menjelang berbunga sampai pengisian biji curah hujan.
149
Suwardi: Uji Genotipe Jagung Hibrida Umur Genjah Toleran …….
Namun pertengahan sampai akhir bulan terjadi hujan yang mencapai lebih dari 100 mm. Penurunan curah
hujan terjadi pada fase menjelang berbunga dan
fase
pengisian biji akan mempengaruhi produksi. Namun dengan genotype yang berumur genjah dan toleran lahan masam akan berproduksi maksimal dibanding yang tidak toleran. Analisis Tanah Jenis tanah di lokasi penelitian adalah clay dengan tekstur liat berpasir , pH tanah masam, kandungan bahan organic rendah, N total rendah, P Bray sangat rendah (Tabel 1). Kondisi pH rendah pada lahan masam memberikan pengaruh buruk bagi tanaman, antara lain dengan meningkatnya kandungan senyawa toksik Al dan P (Agustina K. at.al., 2010). Hal tersebut diperlukan varietas yang toleran terhadap lahan masam dengan produksi tinggi. Tabel 1. Analisis fisika dan kimia tanah lokasi penelitian sebelum percobaan. Macam Penetapan Tekstur : Liat (%) Debu (%) Pasir (%)
Nilai 50 26 24
pH - Air (1:2,5) - KCl (1: 2,5) C- Organik (%) Nitrogen total (%) C/N P Bray I (ppm) Olsen (ppm) Kation K Dapat Ca Tukar Mg (me/100gr) Na (me/100gr)
4,85 4,09 2,22 0,20 11,10 3,51 0,34 2,63 1,21 0
Al-dd (me/100gr) H + (me/100gr) NTK (me/100gr) Kejenuhan Al (%) Kejenuhan basa
2,96 0,83 18,72 0 22,33
150
Seminar Nasional Serealia, 2013
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa umur berbunga jantan, betina ASI (Anthesis Silking Interval), tinggi tanaman dan tinggi letak tongkol berbeda sangat nyata. Hal ini mengindikasikan bahwa tiap varietas memiliki, kemampuan pertumbuhan yang berbeda terhadap tanah masam dalam menyerap unsur
hara.
Dimana tanah yang masam memiliki kendala terutama tingginya senyawa toksik seperti Al dan defisiensi P yang pada akhirnya mengganggu perkembangan akar yang berakibat tersendatnya penyerapan unsur hara dalam tanah. Dengan terganggunya pertumbuhan akar maka umur berbunga jantan, betina, ASI (Anthesis Silking Interval), tinggi tanaman dan tinggi lekat tongkol akan mengalami penundaan. Namun varietas yang tahan terhadap kemasaman tanah akan menujukkan kemampuan yang optimal pada pertumbuhannya. Tabel 2 menujukkan bahwa rata-rata hasil pengamatan umur berbunga jantan terbesar GM 2 dan GM 9 (63,3 hari), umur berbunga betina terbesar GM 2 dan GM 9 (69,33 hari), nilai ASI (Anthesis Silking Interval) terbesar GM 6 (7 hari), tinggi tanaman tertinggi Sukamaraga (177,0 cm) dan letak tinggi tongkol tertinggi Sukmaraga (82,0 cm). Genotype/varietas tersebut mamiliki adaptasi yang tinggi terhadap laham masam dengan pertumbuhan yang lebih baik dibanding yang lain. Tabel 2. Umur berbunga jantan, umur berbunga betina, ASI (Anthesis Silking Interval), tinggi tanaman dan tinggi letak tongkol beberapa genotype/varietas pada lahan masam, Kalsel 2010.
GM 1 GM 2 GM 3 GM 4 GM 5 GM 6 GM 7 GM 8 GM 9 AS – 1 Bima 3 Sukmaraga
45,0 ab 63,6 a 46,3 ab 38,0 b 34,6 b 42,3 ab 42,6 ab 45,6 ab 64,3 a 44,3 ab 55,0 ab 56,0 ab
51,6 ab 69,3 a 52,3 ab 42,0 b 40,3 b 49,3 ab 48,3 ab 51,3 ab 69,3 a 49,0 ab 61,0 ab 61,3 ab
6,6 ab 5,6 a-d 6,0 abc 4,0 d 5,6 a-d 7,0 a 5,6 a-d 5,6 a-d 5,0 cd 4,6 cd 6,0 abc 5,3 a-d
137,3 cb 148,1 b 147,3 b 136,5 bc 144,1 bc 138,6 bc 150,4 b 137,3 bc 148,3 b 128,3 c 174,1 a 177,0 a
Tinggi letak tongkol (cm) 57,1 bc 54,6 bc 57,7 bc 50,0 bcd 57,0 bc 46,1 bc 59,9 bc 47,8 bc 63,6 b 38,5 d 76,9 a 82,0 a
KK (%)
24,3
21,6
16,0
6,1
12,9
Genotipe/ varietas
Umur bunga jantan (hari)
Umur bunga betina (hari)
ASI (hari)
Tinggi tanaman (cm)
Angka sekolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji BNT.
151
Suwardi: Uji Genotipe Jagung Hibrida Umur Genjah Toleran …….
Hasil dan Komponen Hasil Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa produksi, panjang tongkol, dan jumlah biji dalam baris berbeda nyata sedang diameter tongkol, jumlah baris tidak berbeda nyata. Hal ini mengindikasikan bahwa varietas yang ditanam di lahan masam berpengaruh terhadap produksi, panjang tongkol dan jumlah biji dalam baris namun tidak berpengaruh terhadap diameter dan jumlah baris. Dari Tabel 3 memperlihatkan produksi tertinggi adalah GM 9 dengan hasil 6,79 t/ha dengan demikian lebih tinggi dari pembanding pada varietas Sukmaraga 5,44 t/ha. GM 7 memiliki produksi 5,45 t/ha lebih tinggi dari pembanding sedang galur yang lain sama atau lebih tinggi dari pembanding (AS-1 dan Bima 3). Dari aspek panjang tongkol nilai terbesar adalah GM 7 (6,3 cm), diameter tongkol terbesar GM 8 (4,6 cm), jumlah baris terbanyak AS-1 ( 15,3) dan jumlah biji dalam baris terbanyak GM 7 (35,3). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi nilai karakter pengamatan terhadap pembanding (Sukamaraga) maka genotype tersebut semakin toleran terhadap lahan masam. Varietas Sukamaraga merupakan indikator tanaman yang tahan terhadap lahan masam. Tabel 3. Karakter hasil dan komponen hasil genotype jagung hibrida umur genjah dan varietas pembanding pada lahan masam, Kalsel 2010. Genotipe/ varietas GM 1 GM 2 GM 3 GM 4 GM 5 GM 6 GM 7 GM 8 GM 9 AS – 1 Bima 3 Sukmaraga KK (%)
Produksi 2,83 b 4,78 ab 4,57 ab 2,68 b 3,23 b 4,74 ab 5,45 ab 5,27 ab 6,79 a 3,83 b 2,59 b 5,44 ab 33,3
Panjang tongkol 11,0 b 11,3 b 11,6 b 10,0 b 12,0 b 13,6 ab 16,3 a 12,3 ab 13,3 ab 11,3 b 11,3 b 14,0 ab 18,3
Diameter tongkol 3,3 a 4,3 a 4,3 a 4,3 a 3,6 a 3,3 a 3,3 a 4,6 a 3,6 a 4,0 a 3,3 a 3,0 a 24,3
Jumlah baris 12,3 a 14,0 a 14,6 a 14,6 a 12,3 a 14,6 a 12,3 a 14,6 a 14,0 a 15,3 a 12,3 a 12,3 a 11,2
Jumlah biji dalam baris 29,0 ab 26,6 ab 31,0 ab 26,3 ab 31,0 ab 33,6 ab 35,3 a 27,6 ab 31,3 ab 27,6 ab 25,0 ab 25,6 b 17,1
Angka sekolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji BNT.
152
Seminar Nasional Serealia, 2013
KESIMPULAN Lahan masam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Genotipe toleran mampu memberikan hasil yang tinggi pada lahan masam. Genotipe hibrida umur genjah dengan hasil tertinggi adalah GM 9 (6,79 t/ha) dan GM 7 (5,45 t/ha), keduanya toleran kemasaman tanah.
DAFTAR PUSTAKA Abdurachman, A., A. Dariah, dan A. Mulyani. 2008. Strategi dan teknologi pengelolaan lahan kering mendukung pengadaan pangan nasional. Jurnal Litbang Pertanian 27(2) : 44. Agustina K., Sopandie D., Trikoesoemaningtyas dan Wirnas D., 2010. Uji Adaptasi Sorgum pada Lahan Masam Terhadap Toksisitas Aluminium dan Defisiensi Fosfor. Dalam : Prosiding Seminar Nasional Serealia, Maros, 27-28 Juli 2010. Pusat penelitian dan Pengembangan Pertanian. P. 55-64. Sumanto dan Suwardi, 2010. Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam Terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering. Yunizar dan Jakoni, 2010. Keragaan Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau. Dalam : Prosiding Seminar Nasional Serealia, Maros, 27-28 Juli 2010. Pusat penelitian dan Pengembangan Pertanian. P. 109-116.
153
Suwardi: Uji Genotipe Jagung Hibrida Umur Genjah Toleran …….
Tabel Lampiran 1. Curah hujan dan hari hujan di BB Batu Mulia, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel, 2010. Bulan
Tgl. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 CH H
Januari Februari Maret 12 35 0 3 0 0 10 5 5 0 60 9 11 0 0 4 0 13 31 30 6 19 0 4 16 10 0 9 55 11 0 25 7 0 0 3 0 30 0 0 24 21 5 26 29 10 0 0 11 20 0 9 15 0 10 65 8 0 0 30 0 10 25 0 30 10 0 25 15 5 5 12 13 5 40 10 0 15 2 0 10 20 0 19 22 31 28 25 0 21 260 475 369 21 17 23
April 0 3 0 7 0 0 15 0 13 0 12 0 6 4 0 0 20 0 18 2 0 13 0 25 0 12 0 4 21 0 175 15
Mei 0 10 0 0 15 21 0 25 19 0 25 0 13 0 14 10 15 0 3 30 2 0 10 8 25 5 0 0 26 24 19 319 20
154
Juni 15 0 13 2 17 19 0 20 21 0 13 22 14 0 15 10 0 0 0 0 7 3 5 1 10 0 9 35 3 2 256 21
Juli 2 0 8 0 11 31 12 0 30 2 30 31 9 62 9 3 7 8 41 0 14 41 40 35 7 0 46 9 0 8 54 550 25
Agustus September 3 2 7 0 25 4 9 0 0 0 16 0 4 3 0 0 11 3 0 0 0 0 3 0 7 0 5 1 0 0 15 0 10 0 12 0 0 66 0 0 0 50 0 0 0 0 10 25 30 24 3 0 32 30 0 0 20 21 0 0 0 222 229 18 11