2016/03/27 20:49 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan
UPAYA PENYULUH KABUPATEN BEKASI DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK PERIKANAN
BEKASI (27/3/2016) www.pusluh.kkp.go.id Kemiskinan di kawasan pesisir, selalu menjadi permasalahan yang menuntut perhatian banyak pihak. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap fenomena kemiskinan masyarakat pesisir yang umumnya didominasi oleh masyarakat nelayan. Hasil dari pembangunan selama ini, belum dinikmati oleh masyarakat yang tinggal dikawasan pesisir. Masyarakat diletakkan sebagai objek pembangunan dan bukan sebagai subjek pembangunan. Dengan demikian dibutuhkan perhatian dan keinginan yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya nelayan dan keluarganya sebagai pengelola sumberdaya hasil laut. Keberadaan kehidupan nelayan selama ini dihadapkan dengan sejumlah permasalahan yang terus membelitnya, salah satunya yaitu pemanfaatan sumberdaya ikan yang tidak semata untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi telah menjadi komoditi perdagangan dan mata pencaharian, menjadikan tekanan terhadap kebutuhan sumberdaya ikan semakin hari semakin bertambah besar. Meningkatnya jumlah orang yang menggantungkan diri dari hasil perikanan di laut, sementara sumberdaya ikan semakin hari semakin menurun, mengakibatkan persaingan antara nelayan semakin tinggi dan hasil tangkapan semakin menurun. Sebagai akibatnya, penerimaan nelayan dari hasil penjualan ikan secara rata-rata tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, bahkan kebutuhan dasar anggota keluarganya, khususnya pendidikan anak dan kebutuhan kesehatan seluruh anggota keluarga.
Ketergantungan nelayan yang sangat tinggi terhadap sumberdaya ikan di laut, dihadapkan juga pada keadaan musim yang tidak setiap saat berpihak kepada perekonomian nelayan. Musim paceklik yang biasa disebut sebagai musim baratan oleh nelayan, merupakan permasalahan tersendiri dari nelayan. Pada musim tersebut, nelayan tidak dapat melakukan kegiatan melaut karena ombak yang sangat tinggi. Sumberdaya ikan dalam tekanan yang sangat tinggi, menjadikan sumberdaya ikan semakin rusak, ditambah keadaan musim yang tidak setiap saat berpihak kepada perekonomian nelayan, sehingga kondisi nelayan baik secara sosial maupun ekonomi rentan. Untuk itu, maka perlu adanya upaya perbaikan terhadap sumberdaya ikan dan kesejahteraan nelayan itu sendiri. Upaya untuk mengurangi ketergantungan ekonomi nelayan terhadap sumberdaya ikan di laut dapat dilakukan dengan meningkatkan ekonomi keluarga nelayan dari sumber-sumber pendapatan yang lain. Secara umum upaya tersebut dapat dilakukan dengan memberikan satu kebijakan yaitu diversifikasi usaha penangkapan ikan. Kegiatan diversifikasi usaha penangkapan ikan dilaksanakan dalam rangka mengurangi tekanan terhadap sumberdaya ikan sekaligus meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan pada saat terjadinya musim baratan. Diversifikasi usaha penangkapan ikan adalah kegiatan penganekaragaman usaha yang dilakukan oleh nelayan dan keluarganya selain menangkap ikan di laut. Apabila nelayan mempunyai sumber pendapatan lain selain menangkap ikan di laut, maka harapannya pendapatan keluarga nelayan meningkat. Namun dalam kenyataannya keterampilan yang dimiliki oleh keluarga nelayan sangat terbatas, nelayan tidak mempunyai pilihan mata pencaharian lain kecuali menangkap ikan di laut. Dalam rangka meningkatkan kemampuan keluarga nelayan untuk melakukan diversifikasi usaha penangkapan ikan, perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat nelayan itu sendiri, yaitu melalui proses penyuluhan dan pembinaan secara terus menerus kepada masyarakat setempat, kegiatan ini diupayakan untuk mengubah perilaku sasaran dalam mengembangkan keterampilan teknologi tepat guna untuk menumbuhkan mata pencaharian alternatif, baik di dalam sub sektor perikanan tangkap mulai hulu sampai dengan hilir, maupun sub sektor budidaya. Penyuluhan tidak sekedar upaya untuk menyampaikan pesan-
pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah untuk menumbuhkembangkan pastisipasi nelayan dan keluarganya. Peranan wanita nelayan juga sangat diperlukan untuk keberhasilan kegiatan diversifikasi usaha. Peranan wanita nelayan selama ini belum optimal dan cenderung sebagai beban dalam keluarga nelayan. Untuk itu, peranan wanita nelayan perlu ditingkat dengan memberikan alternatif produksi bagi mereka. Wanita nelayan perlu diberikan pembinaan dan penyuluhan tentang contoh mata pencaharian alternatif, sehingga mempunyai kemampuan untuk berusaha dan menambah pendapatan keluarga. Selain itu perlu juga dilakukan pengembangan kelembagaan usaha yaitu dengan melakukan pembentukan kelompok diversifikasi usaha pengolahan ikan. Sebagai agen penyebar informasi, penyuluh tidak boleh hanya menunggu aliran informasi dari sumber-sumber informasi (peneliti, pusat informasi, institusi pemerintah, dll), melainkan harus secara aktif berburu informasi yang bermanfaat dan atau dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hubungan ini, penyuluh harus mengoptimalkan pemanfaatan segala sumberdaya yang dimiliki serta segala media/saluran informasi yang dapat digunakan seperti media masa, internet, dll, agar tidak ketinggalan dan tetap dipercaya sebagai sumber informasi “baru” oleh masyarakat. Ilmu penyuluhan terus dikembangkan dalam rangka menggerakkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan agar mereka berdaya dan memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan yang dicita-citakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam melaksanakan kegiatannya, penyuluh menerapkan suatu cara atau metode tertentu yang terdiri dari beberapa langkah sistematis yaitu pengenalan keadaan atau situasi masyarakat setempat, perencanaan kegiatan, pelaksanaan, dan penilaian (evaluasi). Melalui langkah-langkah tersebut diharapkan tujuan penyuluhan dapat tercapai dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Suatu metode penyuluhan disebut efektif, apabila tercapainya tahapan penerapan (adoption ) yang diinginkan. Terdapat berbagai macam metode penyuluhan dan untuk memperbandingkan berbagai metode tersebut bisa dilakukan
tidak terlepas dari suatu proses belajar seseorang, karena panca indera tersebut selalu terlibat didalamnya. hal ini dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co, yang didalam penelitiannya memperoleh hasil sebagai berikut, 1 % melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera peraba, 3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat. Dari pernyataan tersebut, maka metode penyuluhan dengan praktek langsung atau pelatihan merupakan metode yang dinilai sangat efektif untuk mencapai tahap penerapan (adoption ) yang diinginkan, karena melibatkan seluruh panca indera dari peserta pelatihan. Tidak adanya penyuluh perikanan PNS di Kabupaten Bekasi, merupakan kendala tersendiri dari kegiatan penyuluhan perikanan di Kab. Bekasi. Penyuluhan perikanan hanya dilakukan oleh Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) yang notabene didominasi oleh SDM yang baru lulus dari perguruan tinggi. Tetapi kendala tersebut tidak sertamerta menjadikan PPB Kab. Bekasi patah semangat dalam menggali ilmu dan terus menerus melakukan evaluasi kinerja, agar kegiatan pembinaan dan penyuluhan tetap berjalan baik dan selaras dengan tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang sudah dilaksanakan di Kecamatan Tarumajaya pada tanggal 22 Maret 2016, penyuluh Perikanan Bantu (PPB) Bidang Perikanan Tangkap bekersama dengan PPB Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan melaksanakan kegiatan pelatihan pengolahan bakso ikan, nugget ikan, abon ikan, dan bandeng cabut duri kepada wanita nelayan yang ada di Kecamatan Tarumajaya. Tujuan pelatihan pengembangan mata pencaharian alternatif adalah terbentuknya jenis usaha yang dapat diterima oleh masyarakat nelayan untuk menggantikan atau mengurangi usaha penangkapan ikan menjadi kegiatan ekonomi lain yang lebih ramah lingkungan dan mampu meningkatkan pendapatan keluarga nelayan. Selain dari kegiatan pelatihan yang sudah dilaksanakan, pada tanggal 23 Maret 2016 PPB Bidang Perikanan Tangkap dan PPB Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan kembali bekerja sama untuk melakukan pengembangan kelembagaan usahanya, yaitu dengan melakukan pembentukan 4 (empat) kelompok diversifikasi usaha pengolahan ikan di Desa Pantai Bakti Kecamatan Muaragembong, dengan seluruh anggota dan pengurusnya yaitu istri dari nelayan, yang suaminya juga tergabung kedalam Kelompok Usaha Bersama (KUB). Dibentuknya
kelompok diversifikasi usaha ini, diharapkan dapat mempermudah proses pembinaan dan penyebaran informasi yang dilakukan oleh penyuluh perikanan Kabupaten Bekasi. Dari kegiatan pembinaan dan penyuluhan yang sudah dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari nelayan dan keluarganya tentang diversifikasi usaha penangkapan ikan, diharapkan tercapai tujuan yang diinginkan yaitu meningkatnya kesejahteraan keluarga nelayan. Tolak ukur keberhasilan kegiatan diversifikasi usaha perikanan tangkap adalah menurunnya jumlah keluarga nelayan yang bergantung penuh terhadap kegiatan penangkapan ikan di laut. Nelayan selain mempunyai mata pencaharian menangkap ikan, juga memiliki pekerjaan sambilan diluar usaha penangkapan sebagai mata pencaharian alternatif. Sehingga Sumberdaya ikan dapat tetap terjaga dengan baik dan pada saat musim paceklik/baratan, keluarga nelayan tidak kehilangan pendapatannya. Kontributor: Siti Chadijah, S.St.P Penyuluh Perikanan Bantu Kab.Bekasi