UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X IPS 1 DI SMA NEGERI 1 MARISA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)
JURNAL
OLEH LUTFIAH PAKAYA NIM. 231 411 026
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015
LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL Jurnal
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X IPS 1 DI SMA NEGERI 1 MARISA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) Lutfiah Pakaya1, Trisnowaty Tuahunse2, Yusni Pakaya3,
Jurusan Pendidikan Sejarah Lutfiah Pakaya, 2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X ips 1 di sma Negeri 1 Marisa melalui penerapan model pembelajaran tipe Think pair share (TPS). Skripsi, Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Trisnowati Tuahunse, M.pd dan Pembimbing II Yusni Pakaya, S.pd M.pd. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas X-IPS 1 SMA Negeri 1 Marisa. pada pembelajaran topik Kehidupan Manusia Praaksara di Indonesia. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada setiap siklus siswa diberikan tes pada akhir siklus untuk mengukur kemampuan hasil belajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 25,01%, yaitu dari siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa, yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 71,43%. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 siswa, yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 96,43%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X-IPS 1 SMA Negeri 1 Marisa. Kata Kunci : Hasil belajar Siswa, model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) 1
Lutfiah Pakaya. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. 2 Dra. Hj.Trisnowaty Tuahunse, M.Pd, Dosen Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. 3 Yusni Pakaya, S.pd, M.pd, Dosen Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.
PENDAHULUAN Pelaksanaan pendidikan di Indonesia selalu mengacu pada tujuan pendidikan nasional yang arahnya untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia serta masyarakat yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani serta kepribadian yang mantap dan mandiri. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu Guru sebagai personel yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep-konsep baru dalam dunia mengajar. Guru di tuntut untuk bagaimana dapat mengelola proses belajar mengajar dan pendekatan keterampilan proses belajar. Suatu kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan diharapkan mampu membuat siswa belajar, karena secara tidak langsung siswa akan termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar terdiri atas komponen-komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun komponen-komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut anatara lain : (a) peserta didik, (b) tenaga pendidik, (c) materi pelajaran, (d) media atau peralatan pembelajaran (e) strategi dan metode pembelajaran (f) evaluasi atau
hasil penelitian, (g) lingkungan pembelajaran, serta (h) pengelolan kelas. Apabila semua komponen tersebut dapat bekerjsama secara maksimal maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar dan diharapkan hasil belajar siswa baik dan tujuan pembelajaran tercapai. Peran guru dalam pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran sangat penting
dalam
menentukan
kualitas
dan
kuantitas
pengajaran
yang
dilaksanakannya. Guru berperan sebagai fasilitator, dalam hal ini guru akan memberi fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, yaitu dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, menetapkan materi apa yang dipelajari siswa, bagaimana cara menyampaikan, hasil yang ingin dicapai, media apa yang digunakan, memeriksa kemajuan siswa untuk melakukan sendiri aktivitas pembelajaran. Selain itu juga guru memotivasi siswa dengan memberikan dorongan dan inspirasi. Tujuan pambelajaran sejarah cenderung menuntut anak agar menghafal suatu peristiwa. Siswa tidak dibiasakan untuk mengartikan suatu peristiwa guna memahami dinamika suatu perubahan. Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran, dengan melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar, siswa akan saling berinteraksi secara aktif selama pembelajaran, sehingga lebih memudahkan siswa menguasai materi yang diajarkan. Penguasaan siswa pada materi tentu saja akan berdampak pada peningkatan hasil belajar, dalam hal ini siswa akan mampu mencapai ketuntasan belajar. Semua ini akan terwujud apabila dalam pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) yang bervariasi.
Fenomena ini merupakan tantangan bagi seorang guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa hingga mencapai ketuntasan pada mata pelajaran sejarah. Dalam hal ini guru mata pelajaran sejarah perlu memilih suatu pendekatan ataupun model pembelajaran yang dapat menumbuhkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kondisi interaksi akan terjalin selama pembelajaran. Model yang dimaksudkan adalah model kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) yang bertujuan untuk Pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah jenis pembelajaran kooperatif di mana siswa belajar berpasangan, sehingga memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, merespon, dan saling membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang cocok diterapkan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkat usia anak. Sehingga TPS juga sesuai apabila diterapkan dalam mata pelajaran sejarah. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Marisa pada kelas X Ips1 yang beralamat di jalan Trans Sulawesi No. 20 Desa tertai kecamatan Marisa Kab. Pohuwato. berjumlah 28 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Keseluruhan siswa tersebut mempunyai kemampuan yang bervariasi, mulai dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, hingga siswa yang berkemampuan tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Marisa Kab. Pohuwato pada kelas X-IPS1 berjumlah 28 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Siklus 2 merupakan perbaikan proses pembelajaran yang belum berhasil pada siklus 1 yang dilaksanakan juga 2 pertemuan, pengamatan dilakukan setiap pembelajaran berlangsung baik untuk siklus 1 maupun siklus 2. Dalam pembelajaran Sejarah di kelas X-IPS1 ini, peneliti menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan materi ajar Kehidupan Manusia Praaksara di Indonesia. Pengambilan data diperoleh dari hasil pengamatan seluruh kegiatan guru dan
kegiatan
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung
dengan
menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa, keterlaksanaan proses pembelajaran dan tes hasil belajar. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan dan hambatan atau kendala yang dihadapi peneliti dan siswa selama pelaksanaan tindakan pada siklus I. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat merencanakan tindakan yang lebih efektif pada siklus II. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama dan kedua yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think Pair Share (TPS), oleh pengamat diperoleh beberapa catatan yang harus diperbaiki diantaranya :
Untuk aktivitas guru adalah : 1. Guru diharapkan pada waktu kegiatan pendahuluan memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. 2. Guru diharapkan menanyakan materi yang belum dipahami oleh siswa. 3. Guru diharapkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memunculkan gagasan-gagasan dari siswa. 4. Di akhir pembelajaran diharapkan guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Untuk aktivitas siswa yang perlu diperhatikan adalah : 1. Memperhatikan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran. 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti. 3. Memberikan semangat kepada siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok. 4. Menciptakan susana yang kondusif agar siswa aktif dalam tanya jawab yang diberikan peneliti. 5. Mengontrol siswa agar saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Sedangkan untuk hasil belajar siswa belum mencapai target ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 75%, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya untuk mencapai target ketuntasan klasikal tersebut.
Berdasarkan analisis data dari hasil pengamatan pengamat dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan pada siklus II, maka pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat dinyatakan telah berhasil karena ketuntasan klasikal yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 96,43 % telah melebihi kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu 75 %. Oleh karena itu, penelitian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) di kelas X-IPS1 SMA Negeri 1 Marisa dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah dengan materi ajar Kehidupan Manusia Praaksara di Indonesia. Model pembelajaran ini dipilih peneliti untuk memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran. Pengambilan data diperoleh dari hasil pengamatan seluruh kegiatan guru dan
kegiatan
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung
dengan
menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa, keterlaksanaan proses pembelajaran dan tes hasil belajar. Untuk menunjang keberhasilan penelitian ini, peneliti dibantu oleh pengamat dengan maksud untuk mengamati segala aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru, aktivitas siswa, keterlaksanaan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat membantu siswa
untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga akhirnya mudah memahami materi ajar yang diberikan oleh guru. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X IPS-1 SMA Negeri 1 Marisa pada mata pelajaran Sejarah dengan materi ajar Kehidupan Manusia Praaksara di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 25,01%, yaitu dari jumlah siswa 28 dalam satu kelas pada siklus I yang tuntas sebanyak 20 siswa, yang tidak tuntas 8 siswa dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 71,43%. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa, yang tidak tuntas 1 siswa dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 96,43%. Dari uraian di atas membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi ilmiah, dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, karena model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Untuk guru yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dalam proses belajar mengajar, perlu memperhatikan langkah-langkah atau penjelasan dari Think Pair Share guna mendapatkan hasil yang optimal dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Abdullah Iswan. 2010. Hubungan evaluasi pembelajaran secara kontinu dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo. Hamalik Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Johnson, W. David, Johnson, T. Roger, Stanne, B. Mary Online Journals, 2000. Cooperative Learning Methods. (Online) (http://www.google.com/url?Cooperative%2520Learning%2520Research %2520.pdf, diakses 01 Juli 2013). Kusumah, Wiijaya dan Dwitagama, Dedi. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Edisi Kedua. Jakarta : PT. Indeks. Rahmat Abdul. 2011. Excellent Learning. Bandung : PT. MQS Publishing. Setiawan Farid. 2014. Implementasi Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Topik Getaran dan Gelombang. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo. Sudjana Nana. 2013 Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Suprijono Agus. 2009 Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta :PT. Pustaka Belajar. Soewadji, Yusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : Mitra Wacana Media. Tutut Febru Triyastuti. 2010. Upaya peningkatan hasil belajar ekonomi/ akuntansi Dengan pembelajaran kooperatif tipe tps (think pair share). Universitas
sebelas maret surakarta.http://skripsiekonomisurakarta.org (diakses 15 Februari 2015) Usman User. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tuliabu Hernita. 2013 meningkatkan hasil pembelajaran geografi melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo.