e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN SETING QUANTUM TEACHING BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS KELAS IVB SDN 3 UBUNG I Dewa Ayu Ratnadewi1, Made Putra2, I Wayan Darsana3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS melalui penerapan pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan media visual siswa kelas IVB SDN 3 Ubung, Denpasar Utara tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa klas IVB SDN 3 Ubung yang berjumlah 28 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 16 siswa perempuan. Data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dikumpulkan melalui metode tes dengan instrumen berupa tes objektif pilihan ganda biasa (PGB). Data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase rerata penguasaan kompetensi pengetahuan IPS 8% dari 77,25% dengan kategori B pada siklus I menjadi 85,25% dengan kategori B+ pada siklus II. Selanjutnya peningkatan ketuntasan klasikal 10,8% dari 89,2% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan media visual dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada tema tempat tinggalku siswa kelas IVB di SDN 3 Ubung Denpasar. Kata kunci : pendekatan saintifik, quantum teaching, media visual, kompetensi pengetahuan IPS Abstract This study aims to increase the mastery of social study knowledge competency through scientific approach to quantum learning assisted visual media of IV grade students of SDN 3 Ubung, North Denpasar in academic year 2015/2016. This study used a classroom action research which conducted in two cycles. Each cycle consists of four phases: planning, implementation, observation, and reflection. The subject was students of IVB class that included 28 students, which consist of 12 male and 16 female. Social study data mastery of knowledge competency collected through multiple choice objective test instrument (PGB) as the test method. Data mastery of social study in knowledge competency was analyzed by using descriptive statistics and quantitative descriptive analysis. The result showed that an enhancement in the average percentage of social study of knowledge mastery competency
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 was 8% from 77,25% with category B on the first cycle became 85,25% with category B+ in the second cycle. Further, the improvement of classical completeness was 10.8% from 89.2% in the first cycle became 100% in the second cycle. Based on the result of data analysis can be concluded that through the application of scientific approaches to quantum learning setting assisted visual media can improve their understanding of knowledge competency in social study by theme “tempattinggalku” of IVB grade students at SDN 3 Ubung Denpasar. Keywords: scientific approach, quantum teaching, visual media, the mastery of knowledge competency
PENDAHULUAN
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Guru diharapkan mampu menjadi suri teladan yang dapat ditiru dan digugu oleh peserta didik. Kenyataan yang terjadi di sekolah proses pembelajaran belum menemukan hasil yang optimal yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional serta standar ketuntasan minimal yang berlaku. Siswa masih belum mampu terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, sampai saat ini siswa masih berperan sebagai penerima informasi yang pasif dan hanya menunggu penjelasan dari guru. Hal ini menyebabkan pemahaman yang didapat siswa terbatas dari apa yang mereka dengar dan terima dari guru saja. Walaupun sebenarnya mereka masih mampu mengembangkan pemahamannya tentang materi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 16 November 2015, wali kelas IV B menyatakan bahwa penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV B SDN 3 Ubung belum mencapai hasil yang optimal hal ini dilihat dari hasil belajar pengetahuan siswa kelas IVB pada mata pelajaran IPS di SDN 3 Ubung masih rendah. Dari seluruh siswa yang berjumlah 28 orang dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 2,67 atau dengan pencapaian nilai (B-), siswa yang tergolong belum tuntas berjumlah 15 orang (53,57%) dan siswa yang tergolong tuntas berjumlah 13 orang (46,43%). Selain itu, guru juga menyatakan bahwa siswa kelas IV Bpada tahun sebelumnya mengalami kesulitan dalam mengikuti beberapa materi pelajaran yang berkaitan
Siswa merupakan komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional:” Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu “. Banyak hal yang telah diupayakan untuk mengoptimalkan tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan, salah satunya adalah penyempurnaan Kurikulum dan Fokus Pembelajaran. Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran dengan keterlibatan aktif siswa ini berarti guru tidak mengambil hak anak untuk belajar dalam arti yang sesungguhnya. Maka dalam hal ini siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam, dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa. Proses pembelajaran akan optimal jika ada keterlibatan dan interaksi yang baik antara siswa dan guru. Peran guru dalam pembelajaran siswa aktif juga sangat penting. Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 dengan Ilmu Pengetahuan Sosial pada tema Tempat Tinggalku. Setelah melakukan refleksi bersama dengan guru, dirasakan oleh guru bahwa hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan guru dalam menggunakan model – model pembelajaran yang inovatif dan kreatif, serta masih kurangnya alat bantu yang digunakan untuk penyampaian materi pada tema tersebut. Sementara pada kenyataannya siswa akan lebih memahami suatu materi jika disampaikan dengan alat bantu yang sesuai dengan materi tersebut. Rendahnya pencapaian kompetensi pengetahuan IPS dirasakan memang dari keterbatasan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang inovatif serta penggunaan media yang kreatif. Pengetahuan IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada seluruh peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah. Adapun kajian dari pengetahuan IPS antara lain, sosial,ekonomi,budaya,sejarah serta politik.(Susanto, 2013:137) Belajar IPS untuk siswa SD pada dasarnya bertujuan untuk membuat siswa mampu memahami kehidupan sosial yang ada dilingkungannya. Oleh pentingnya makna dari pembelajaran IPS maka diharapkan hasil belajar IPS harus mampu diraih secara optimal oleh siswa. Untuk mengoptimalkan pencapaian kompetensi pengetahuan siswa telah banyak cara yang dilaksanakan oleh pihak – pihak yang berperan dalam bidang pendidikan terutama guru salah satunya dengan cara mengikuti dan melaksanakan pelatihan seperti : seminar, diklat, workshop , Uji Kompetensi Guru dan banyak jenis kegiatan penunjang lainnya. Setelah melaksanakan berbagai kegiatan tersebut diharapkan guru mampu menerapkan Pendekatan Saintifik yang sudah dituangkan dalam Kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 proses pembelajarannya berlangsung secara
tematik dan menggunakan pendekatan saintifik. Pembelajaran tematik adalah “pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada para peserta didik” (Majid, 2014: 80). Pendekatan saintifik, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. “Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik” (Majid, 2014 : 195). Melalui pendekatan saintifik ini peserta didik bersama – sama untuk diajak mengamati, menanya, menalar, merumuskan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan, sehingga peserta didik dapat dengan benar menguasai materi yang dipelajari dengan baik (Majid, 2014). Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan serta untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan yaitu quantum teaching. Bobbi DePotter (Thobroni, 2015 : 226)Quantum teachingmerupakan penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Kuantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsurunsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Bersandar pada konsep “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Inilah asas 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 utama atau alasan dasar dibalik segala strategi model dan keyakinan quantum teaching(Thobroni, 2015 : 226). Diharapkan jika guru mampu masuk kedalam dunia siswa maka guru akan mampu mengondisikan diri sesuai dengan keadaan siswa, setelah guru mampu menguasai dunia siswa maka secara perlahan guru dapat menghantarkan dunianya ke dunia peserta didik. Dengan adanya keadaan seperti ini maka kegiatan pembelajaran akan menjadi meriah dengan segala keberagaman nuansa yang ada. Tidak akan adalagi istilah bahwa guru adalah sumber belajar siswa tetapi akan muncul pemahaman baru bahwa belajar adalah kegiatan bertukar informasi yang menyenangkan antara guru dan peserta didik, serta peserta didik dengan peserta didik lainnya. Quantum teaching memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip – prinsip tersebut adalah sebagai berikut : a) Segalanya berbicara. Segala tingkah laku yang dilakukan oleh guru merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dengan siswa sehingga siswa dapat “menangkap” yang guru ajarkan dengan cepat. b) Segalanya bertujuan. Semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar memiliki tujuan. c) Pengalaman sebelum pemberian nama. Guru dalam memberikan materi pelajaran disesuaikan dengan pengalaman yang pernah dialami oleh siswa sehingga akan dengan mudah siswa memahami materi yang diajarkan. d) Akui setiap usaha. Guru harus dapat mengakui setiap usaha siswa dalam menangkap materi yang diberikan dengan memberikan pengakuan atas segala kecakapan dan kepercayaan diri mereka. e) Jika layak dipelajari, layak dirayakan pula. Guru dapat memberikan pujian kepada siswa atas prestasi yang mereka peroleh sehingga akan mendorong mereka untuk tetap dalam keadaan prima.
Kelima prinsip dalam quantum teaching merupakan prinsip yang sedapatmungkin diterapkan oleh pendidik dalam hal ini adalah guru agar dapat tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa. (Thobroni, 2015 : 227) Kerangka rancangan belajar kuantum dikenal dengan istilah “TANDUR”,yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.Model pembelajaran yang inovatif akan lebih optimal jika dibarengi dengan penggunaan media. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif. (Asyar, 2012 :8).Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dalam proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Sering kali ditemukan berbagai hambatan dalam proses pembelajaran dikarenakan kurang tepatnya atau bahkan tidak digunakannya media dalam pembelajaran (Susanto, 2014 : 315). Media visual adalah media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan dari peserta didik. Dengan media ini, pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat terbantu dari kemampuan penglihatannya. Beberapa contoh media visual antara lain:(a) Media cetak seperti buku,modul,jurnal,peta,gambar dan poster. (b) Model dan prototipe seperti globe bumi. (c) Media realitas alam sekitar dan sebagainya. Secara garis besar, unsur – unsur yang terdapat pada media visual terdiri dari garis, bentuk, warna dan tekstur. Garis merupakan kumpulan dari titik – titik. Bentuk adalah sebuah konsepsi simbol yang dibangun atas garis – garis atau gabungan garis. Pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan media 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 visual dalam kegiatan pembelajaran adalah kolaborasi dari komponen pendekatan saintifik dengan sintak quantum teaching yang dipadukan dengan media visual. Adapun komponen dari pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, menalar, merumuskan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sementara sintak dari quantum teaching adalah Tumbuhkan , Alami , Namai, Demonstrasikan , Ulangi dan Rayakan. Memadukan komponen pendekatan saintifik dengan sintak quantum teaching dalam kegiatan pembelajaran akan membuat suasana belajar menjadi meriah. Adapun kolaborasi dari sintak quantum teaching dengan komponen pendekatan saintifik adalah sebagai berikut. 1) Tumbuhkan,pada kegiatan ini siswa dilatih untuk menumbuhkan minat belajar dengan menanamkan prinsip AMBAK ( Apa Manfaat Bagi Ku?) ini bisa mewakili salah satu komponen saintifik yaitu menanya. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan dalam diri peserta didik dan mengembangkan kemampuan peserta didik. 2) Alami, dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru harus dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa baik secara langsung maupun dengan memberikan contoh yang mudah dipahami siswa. Langkah ini juga mewakili komponen saintifik yaitu mengamati dan mengumpulkan informasi dengan mengalami secara langsung maka sekaligus siswa akan mengamati. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melaksanakan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan hal yang penting dari suatu benda atau objek. 3) Namai penyampaian materi yang jelas dan lugas akan sangat membantu siswa dalam memahami dan mengerti
materi pelajaran yang diberikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru dalam menyampaikan materi harus menggunakan kata dan kalimat yang benar dan mudah dimengerti oleh peserta didik sehingga peserta didik akan mudah untuk menerima materi pelajaran dengan baik. Hal ini berkaitan dengan komponen saintifik yaitu mengasosiasikan. Mengasosiasi dalam pembelajaran dapat dikenal dengan istilah menalar. 4) Demonstrasikan dalam menyampaikan materi, guru dapat menggunakan media atau alat peraga dengan maksud supaya siswa dapat dengan mudah memahami dan mengerti materi pelajaran yang diberikan. Berikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Sesuai dengan komponen saintifik yaitu mengomunikasikan maka selanjutnya berikan mereka kesempatan untuk mengomunikasikan pengalaman belajar mereka yang baru. Dalam kegiatan mengomunikasikan ini, guru dapat mengklarifikasikan hasil jawaban peserta didik, agar peserta didik mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau masih ada yang perlu untuk diperbaiki. 5) Ulangi guru dapat memberikan ringkasan atau rangkaian materi pelajaran kepada peserta didik agar peserta didik dapat dengan mudah mengingat materi pelajaran yang telah diberikan. Langkah ini juga berkaitan dengan komponen mengkomunikasikan pada pendekatan saintifik dimana siswa menyampaikan kembali apa yang telah dipelajari. 6) Rayakan maksudnya guru dapat memberikan penghargaan atau pujian kepada siswa atas segala usaha dan kerja keras mereka dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan sehingga siswa merasa diakui setiap usahanya. Perayaan menamatkan belajar dengan asosiasi positif. Berikan penghargaan atas 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 prestasi yang positif, sehingga terus diulangi. Ini merupakan nilai tambahan pada sintak quantum teaching. Sesuatu yang layak dipelajari maka pantas untuk dirayakan. Quantum teaching menguraikan cara – cara baru yang memudahkan proses belajar lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian – pencapaian yang terarah. Dengan menggunakan quantum teaching maka guru akan mampu menggabungkan keistimewaan – keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang dapat melejitkan siswa (Bobbi DePotter , 2014 : 31). Adapun kelebihan dari penerapan quantum teaching adalah : a) Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama. b) Karena quantum teaching lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal – hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. c) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan – keterangan yang banyak. d) Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. e) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri. f) Karena quantum teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk berpikir kreatif setiap harinya. g) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka menarik untuk dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Seting Quantum teaching Berbantuan Media Visual untuk Meningkatkan Penguasaan
Kompetensi Pengetahuan IPS Tema Tempat Tinggalku Kelas IV B SDN 3 Ubung Denpasar Tahun Ajaran 2015 / 2016. Adapun tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS tema tempat tinggalku melalui penerapan pendekatan saintifik dengan seting quantum teachingberbantuan media visual siswa kelas IVBSDN 3 Ubung Denpasar. Melalui pelaksanaan penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori pendidikan khususnya penggunaan pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan media visual. Dari penelitian ini, memberikan memudahkansiswadalammemahamisuatu materidalammatapelajaran, sehinggadapatmemunculkankesenangant erhadapmatapelajarandan meningkatkan kompetensi pengetahuan khususnyapada muatan materiIPS. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi guru mengenai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan seting quantum teachingberbantuan media visual yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sertadigunakan sebagai salah satu referensi bagi para peneliti bidang pendidikan sebagai bahan untuk mendalami objek penelitian sejenis. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas adalah “proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh pada 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 perlakuan tersebut” (Sanjaya, 2013:149).Oleh karena itu, rancangan dalam penelitian ini adalah dengan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam proses berdaur/bersiklus. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tiap siklus proses pembelajaran dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yang terdiri dari 3 kali pertemuan untuk pemberian tindakan, dan 1 kali pertemuan untuk tes akhir siklus. Penelitian dilaksanakan di SDN 3 Ubung Denpasar pada muatan materi IPS. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian terdiri dari 28 siswa kelas IVB dengan siswa laki-laki berjumlah 12 siswa dan siswa perempuan berjumlah 16 siswa. Objek penelitian adalah penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB. Pada penelitian tindakan kelas ini hanya menggunakan metode tes. Tes yang diberikan pada siswa berupa tes objektif. Tes objektif yang dipilih adalah tes pilihan ganda biasa berjumlah 35 soal yang berkaitan dengan muatan materi IPS, tes ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa.Prosedur penelitian tindakan kelas dilaksanakan sampai tercapainya persentase penguasaan kompetensi pengetahuan IPS 80% dari28siswamendapatskor 3,18 (B+). Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis dengan analisis statistik deskriptif dan deskriptif kuantitatif.Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dengan menyajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung
mean (M), median (Me), modus (Mo), serta menggambarkannya dalam bentuk grafik poligon. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya penguasaan kompetensi pengetahuan IPSdan selanjutnya dikonversikan ke dalam Penialaian Acuan Patokan (PAP) kompetensi pengetahuan sesuai dengan Permendikbud No.104. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa persentase rata rata kompetensi pengetahuan siswa 77,25% pada kategori B, sedangkan ketuntasan klasikal mencapai 89,2%. Sehingga pada siklus I penguasaan kompetensi pengetahuan IPS belum mencapai indikator keberhasilan. Kemudian penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II penguasaan kompetensi pengetahuan meningkat sebanyak 8% dari 77,25% pada kategori B menjadi 85,25% pada kategori B+. Selain persentase rerata, juga terjadi peningkatan ketuntasan klasikal sebanyak 10.8% dari 89,20% menjadi 100%. Adapun peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 100% Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Ketuntasan Klasikal
80% 60% 40% 20% 0%
Siklus I
Siklus II
Gambar 01. Grafik Peningkatan Persentase Rata – rata Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS dan Ketuntasan Klasikal Siswa Kelas IVB SDN 3 Ubung Denpasar pada Siklus I dan Siklus II
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Tabel 01. Rekapitulasi Data Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Siswa dan Ketuntasan Klasikal Kelas IVB SDN 3 Ubung Denpasar pada Siklus I dan Siklus II No Indikator Hasil Siklus I Hasil Siklus II Peningkatan Penguasaan Kompetensi 1 77,25% 85,25% 8% Pengetahuan IPS 2
Ketuntasan Klasikal
89.2 %
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat dilihat telah terjadi peningkatan pada pemberian tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa persentase rata rata kompetensi pengetahuan siswa 77,25% pada kategori B, sedangkan ketuntasan klasikal mencapai 89,2%. Sehingga pada siklus I penguasaan kompetensi pengetahuan IPS belum mencapai indikator keberhasilan. Kemudian penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II penguasaan kompetensi pengetahuan meningkat sebanyak 8% dari 77,25% pada kategori B menjadi 85,25% pada kategori B+. Selain persentase rerata, juga terjadi peningkatan ketuntasan klasikal sebanyak 10.8% dari 89,20% menjadi 100%. Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada pembelajaran siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II. Sehingga pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 siklus saja, yaitu siklus I dan siklus II.
100%
10,80%
media visual yang dilaksanakan dengan optimal. Hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa persentase rata rata kompetensi pengetahuan siswa 77,25% pada kategori B, sehingga belum mencapai indikator keberhasilan, kemudian penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II hasil belajar kompetensi pengetahuan meningkat sebanyak 8% menjadi 85,25% pada kategori B+. Selain persentase rerata, juga terjadi peningkatan ketuntasan klasikal sebanyak 10.8% dari 89,20% menjadi 100%. Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS siswa yang telah mencapai indikator keberhasilan diperoleh dengan adanya perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan setelah dievaluasi dan direfleksi pada masing – masing siklus. Ketercapaian ini tidak terlepas dari penerapan pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan media visual yang dilaksanakan secara optimal. Dalam pendekatan saintifik terdapat lima pengalaman belajar serta dipadukan dengan sintak quantum teaching. Lima pengalaman belajar pada pendekatan saintifik dan dipadukan dengan sintak TANDUR pada quantum teaching mengembangkan kebebasan siswa dalam memperoleh pengetahuan kognitifnya. Melalui kegiatan pembelajaran dengan sintak TANDUR membuat siswa termotivasi untuk belajar karena adanya prinsip AMBAK. Siswa juga memiliki kesempatan untuk belajar dengan caranya sendiri. Proses belajar dengan mengalami sendiri atau belajar dengan caranya sendiri, otomatis siswa akan lebih mengingat apa yang telah dipelajari. Kegiatan mendemonstrasikan dan mengulangi apa yang telah dipelajari
PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu dari tanggal 1 Maret 2016 sampai 14 Maret 2016 Pelaksanaan pembelajaran pada masing – masing siklus telah berlangsung dengan baik. Hasil penelitian yang diperoleh melalui penerapan pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan media visual menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada pengusaan kompetensi pengetahuan tema Tempat Tinggalku siswa kelas IVB SDN 3 Ubung Denpasar. Peningkatan ini tidak terlepas dari penerapan pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 membuat siswa lebih memahami materi. Sejalan dengan teori belajar dari Thorndike (Budiningsih, 2005: 21) belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, Thorndike menyatakan belajar harus berlangsung berdasarkan 3 hukum pokok belajar yaitu hukum kesiapan, hukum latihan serta hukum akibat. Hukum latihan sangat sejalan dengan prinsip demonstrasi dan ulangi dalam sintak quantum teaching. Dalam hukum latihan berlaku, apabila dilakukan latihan atau pengulangan terus menerus maka akan terjadi peningkatan pemahaman.Dalam suatu teknik agar seseorang dapat mentransfer pesan yang telah ia dapat dari sort time memory ke long time memory ini dibutuhkan pengulangan sebanyakbanyaknya dengan harapan pesan yang telah didapat tidak mudah hilang dari benaknya. Melalui kegiatan pengulangan, maka akan terjadi peningkatan kompetensi pengetahuan siswa. Selain itu pada sintak tandur yang terakhir, yaitu rayakan memberikan kesan bermakna terhadap pembelajaran. Seperti yang tertuang pada prinsip model quantum teaching yaitu sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan (Thobroni, 2015 : 227). Memberikan penghargaan pada setiap usaha siswa menjadi salah satu motivasi siswa untuk terus belajar. Selain mengoptimalkan lima pengalaman belajar pada pendekatan saintifik dengan sintak quantum teaching penggunaan media dalam pembelajaran juga membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. pemberian reinforcement dan menciptakan suasana kelas yang kondusif juga dilakukan untuk mengoptimalkan penerapan pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan media visual. Dengan upaya tersebut , rasa ingin tahu dan percaya diri siswa dapat meningkat sehingga berdampak positif terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan siswa dan ketuntasan klasikal. Maka dari itu penerapan pendekatan saintifik dengan seting
quantum teaching dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Didukung dengan penelitian dari Ratna tahun 2013 yang menyatakan bahwa penerapan Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 15% dari 67,5% menjadi 82,5%, lalu meningkat 7,5% pada siklus 3 menjadi 90%. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Penerapan pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan media visual dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IVB SDN 3 Ubung Denpasar. Hal tersebut terlihat dari penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siklus I dan siklus II telah mengalami peningkatan. Persentase rerata kompetensi pengetahuan IPS siswa pada siklus I mencapai 77,25 % berada pada kategori B. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II persentase rerata kompetensi pengetahuan IPS siswa mencapai 85,25 % pada kategori B+. Begitu juga dengan persentase ketuntasan klasikal siswa pada siklus I mencapai 89.2 %. Setelah dilaksanakan tindakan siklus II persentase ketuntasan klasikal siswa mencapai 100%. Dengan demikian penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 8%. Persentase ketuntasan klasikal siswa pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 10.8 %. Berdasarkan simpulan di atas, dapat disimpulkan beberapa saran yaitu (1) bagi sekolah, pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan media visual dapat dijadikan salah satu alternatif modifikasi pembelajaran dalam muatan materi IPS di sekolah dasar sebagai upaya meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa, (2) bagi guru agar selalu mencari inovasi baru dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 pembaharuan guna mencapai kualitas pembelajaran yang lebih optimal, (3) bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian mengenai pendekatan saintifik dengan seting quantum teaching berbantuan media visual pada muatan materi IPS maupun muatan materi pelajaran lain yang sesuai, agar memperhatikan hambatan – hambatan yang dialamai pada penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian.
Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Thobroni,M. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara
DAFTAR PUSTAKA Agung,
A.A.Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha -------. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Aditya Media Publishing Anggreani,Ratna. 2013 . “Penerapan Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN MADE II/476 Surabaya”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Surabaya. Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.Jakarta: Refrensi Jakarta Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta DePotter,Bobby. 2014. Quantum Teaching. Bandung: PT Mizan Pustaka Hartono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar 10