DAFTAR ISI "Sembilan Puluh Sembilan Nama" foto : Sjuaibun lljas
Ujian Nasional dalam Implementasi Kurikulum 2013 : H.E. Mulyasa ......................................................................................... 1
Model Literasi Membaca bagi Siswa SMP di Jawa Barat : Suhendra Yusuf dan Wachyu Sundayana .......................................... 9
Pengelolaan Lingkungan Sosial Budaya Sekolah Berbasis Karakter (PLSBSBK) : Djem Bangun Mulya dan Eka Jayadipura .................
19
Manusia Sebagai Makhluk Biologis Dalam Al-Quran (Studi Analisis Tafsir Tematik) : Asep Ahmad Fathurrohman ...................................
33
Istinbath Ahkam Al-Qur’thubi dalam Ibadah Haji : H. Ahmad Yasa .....................................................................................
45
Copyright Infringement on Translated Book Related to Moral Rights in Cyberspace : Edy Santoso dan Imas Rosidawati ............................
53
Penetrasi Sosial Komunitas Literer dalam Meningkatkan Budaya Literasi Masyarakat : Bukan Impian Biasa : Susanti Agustina ............. 67
Mitos Dasar Kepastian Hukum : Sayid M. Rifqi N. ............................. 79
Sistem Penyimpanan dan Temu Kembali Informasi : Resmaya ............ 91
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Di Sekolah : Imam Asrofi ..........................................................................................
Kemampuan Pendidik PAUD Dalam Mengimplementasikan Hasil Pendidikan Dan Pelatihan Dasar Profesi Pendidik : Ikka Kartika A. Fauzi ..........................................................................
105
115
Manajemen Pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri Dalam 125 Meningkatkan Taraf Ekonomi Warga Belajar : Oo Suherman .............
Membangun Minat Baca : Undang Sudarsana ..................................... 135
KEMAMPUAN PENDIDIK PAUD DALAM MENGIMPLEMENTASI HASIL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR PROFESI PENDIDIK
Ikka Kartika A.Fauzi *)
Abstract One effort to improve seseoreng bias acquired through training. But not all alumni of the training were able to apply their training due to various factors, even though the purpose of training is to improve the knowledge and skills and change attitudes that can have a positive impact on performance improvement is concerned. The main factor the ability to apply the results of the learning process begins training in training, motivation of the speakers or facilitators as well as from the participants own self. Kata Kunci: Professional Competence, Competence Pedagogy, Applicability
Pendahuluan Dalam pelatihan, seringkali penyelenggara maupun peserta lebih fokus pada pencapaian yang diperoleh pada saat pelatihan atau keluaran pelatihan (outcome) daripada dampak dari pelatihan terhadap kinerja peserta. Dari hasil penelitian awal terhadap 291 orang yang pernah mengikuti pelatihan di beberapa lembaga penyelenggara pelatihan, ratarata 53,71 % masih belum paham tentang beberapa aspek dalam kompetensi paedagogik dan kompetensi profesional sehingga sering mengalami kesulitan saat menerapkannya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya 46,29 % yang mampu memahami namun masih kesulitan untuk menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Jika dana yang dibutuhkan oleh penyelenggaraan pelatihan tersebut relatif rendah, mungkin masih bisa dimaklumi karena bisa saja pelatihannya hanya diselenggarakan dalam waktu singkat dengan nara sumber atau fasilitator seadanya. Namun, jika dana yang digunakan adalah dana pemerintah yang jumlahnya mencapai antara 75 s.d. 100 juta untuk 50 peserta, atau antara 1,5 s.d. 2 juta per peserta, maka sangat disayangkan sekali karena hasilnya ternyata kurang efektif. Sebenarnya dengan dana sebesar itu dapat dilatih sejumlah dua hingga tiga kali lipat peserta dan hasilnyapun bisa lebih efektif.
*) Dosen FKIP dan PPs UNINUS
Berangkat dari permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian terhadap kemampuan pendidik PAUD yang mengikuti Diklat swadana, dalam mengimplementasikan hasil pelatihannya, terutama yang berkaitan dengan kompetensi profesional dan kompetensi paedagogik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dalam pelatihan, faktor pendukung dan penghambat pelatihan serta kemampuan mereka dalam mengimplementasikan basil pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi professional dan kompetensi paedagogik. Beberapa konsep yang mendasari penelitian ini didasarkan pada pengertian pelatihan yang disampaikan oleh beberapa akhli (dalam Kartika, 2011: 8), yaitu ‘untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan/pekerja agar dapat mengerjakan suatu pekerjaan tertentu (Flippo, 1961; Yucius, 1962 dan Mills, 1973). Selanjutnya, secara lebih rinci Moekijat(1993) menjelaskan tujuan pelatihan, yaitu untuk: (1) mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif; (2) mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional; dan (3) mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan temanteman, pegawai dan pimpinan. Penambahan pengetahuan, penambahan keterampilan dan perubahan sikap tidak berarti apa-apa bila tidak bisa dikembangkan di bidang pekerjaannya sehingga memberi manfaat yang berarti bagi kinerja peserta pelatihan. Hal inilah yang menjadi penekanan bagi Sudjana (2001) bahwa keluaran atau output bukanlah tujuan akhir pelatihan, tapi pengaruh (outcome atau impact) merupakan tujuan akhir pendidikan non formal (di dalamnya termasuk pelatihan) yang antara lain meliputi perubahan dalam taraf hidup dan kemampuan untuk membelajarkan orang lain berdasarkan basil belajar yang telah dirasakan manfaatnya oleh peserta pelatihan, maka manfaat dapat diidentikkan dengan pengaruh tersebut. Lebih jauh Sudjana (2000) menguraikan bahwa perubahan taraf hidup lulusan ditandai antara lain dengan perolehan pekerjaan, perolehan atau peningkatan pendapatan dan penampilan diri. Oleh karena itu menurut Robinson dalam Marjuki (1992:28) sebuah organisasi pelatihan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: (1) Pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/kemampuan individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki performance organisasi. Perbaikan¬perbaikan itu dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Pelatihan yang efektif dapat menghasilkan pengetahuan dalam pekerjaan/tugas, pengetahuan tentang struktur dan tujuan organisasi, tujuan-tujuan bagianbagian tugas masing-masing karyawan dan sasaranya tentang sistem dan prosedur, dan lainlain; (2) Keterampilan tertentu diajarkan agar para karyawan dapat melaksanakan tugastugas sesuai dengan standar yang diinginkan; (3) Pelatihan juga dapat memperbaiki sikapsikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau karyawan, sering kali juga sikap-sikap yang tidak produktif timbul dari salah pengertian yang disebabkan oleh informasi yang membingungkan; (4) Bahwa pelatihan dapat memperbaiki standar keselamatan kerja. Standar pendidik PAUD saat ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak usia Dini. Peraturan ini sudah disebarluaskan bahkan sudah dilaksanakan dan dijadikan acuan dalam menyusun materi-materi pelatihan. Standar kompetensi yang harus dimiliki mereka meliputi :
1. Kompetensi kepribadian, mencakup sub kompetensi: (a) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak. Indikatornya adalah: Menyayangi anak secara tulus; Berperilaku sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian; Memiliki kepekaan, responsif dan humoris terhadap perilaku anak; Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan bijaksana; Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi; Berperilaku sopan santun, menghargai, dan melindungi anak; (b) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan keyakinan anak. Indikatornya adalah: Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, budaya, dan lender; Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum, dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat; Mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya lain; (c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur. Indikatornya adalah: Berperilaku jujur; Bertanggungjawab terhadap tugas. Berperilaku sebagai teladan. 2. Kompetensi professional mencakup sub kompetensi: (a) Memahami tahapan perkembangan anak. Indikatornya adalah : Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 0-6 tahun; Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak; Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda; Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian perkembangan; (b) Memahami pertumbuhan dan perkembangan anak. Indikatornya: Memahami aspek-aspek perkembangan fisikmotorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi, dan moral agama; Memahami faktorfaktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek perkembangan di atas; Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak; Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia; Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak; Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak; Mengenal keunikan anak; (c) Memahami pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Indikatornya adalah: Mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan secara umum; Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan; (c) membangun kerjasama dengan orang tua dalam pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak. Indikatornya adalah Mengenal faktor-faktor pengasuhan anak, sosial ekonomi keluarga, dan sosial kemasyarakatan yang mendukung dan menghambat perkembangan anak; Mengkomunikasikan program lembaga (pendidikan, pengasuhan, dan perlidungan anak) kepada orang tua; Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program di lembaga; Meningkatkan kesinambungan progran lembaga dengan lingkungan keluarga. 3. Kompetensi Pedagogik mencakup sub kompetensi :(a) Merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Indikatornya adalah: Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian; Menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian perkembangan anak; Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia; (b) Melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan_ dan perlindungan. Indikatornya adalah: Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan kelompok usia; Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan
karakteristik anak; Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak. Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam kegiatan: Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak; (c) Melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Indikatornya adalah: Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai; Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan; Mengolah basil penilaian; Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan; Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian. 4. Kompetensi social mencakup sub kompetensi: (a) Beradaptasi dengan lingkungan. Indikatornya adalah : Menyesuaikan diri dengan teman sejawat; Menaati aturan lembaga; Menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar; Akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat dari berbagai latar belakang budaya dan social ekonomi; (b) Berkomunikasi secara efektif . Indikatornva adalah: Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik; Berkomunikasi efektif dengan anak didik, baik secara fisik, verbal maupun non verbal. Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif dengan alat pengumpul data observasi, angket, wawancara dan studi dokumentasi. Populasi terdiri dari alumni peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dasar Profesi pendidik PAUD yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam nusantara (LPPM UNINUS) selama tahun 2012. Kriteria populasi adalah: (1) pendidik PAUD yang sudah bekerja antara 0 s.d. 5 tahun; (2) berada dalam usia produktif, yaitu berusia antara 20 s.d. 40 tahun; (3) berdomisili di dalam maupun di luar kota Bandung. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh jumlah populasi sebanyak 247 orang. Sampel diambil secara acak sebanyak 50 % atau 124 orang. Analisis data menggunakan statistik sederhana dengan rumus : P=
x100%
Keterangan : P = prosentase jawaban f = jumlah frekuensi jawaban yang diberikan n = jumlah responden 100% = bilangan tetap (konstanta) Untuk keseragaman dan memudahkan dalam penafsiran data dan membuat kesimpulan (fakta), prosentase yang tersebar dari 0% sampai dengan 100%. Penulis klasifikasikan sebagai berikut: 0% 1% - 24% 25% - 49% 50% 51% - 74% 75% - 99% 100%
= tak seorangpun memberikan jawaban = sebagian kecil memberikan jawaban = hampir setengahnya memberikan jawaban = setengahnya memberikan jawaban = lebih dari setengahnya memberikan jawaban = sebagian besar memberikan jawaban = seluruhnya memberikan jawaban
Pembahasan Berdasarkan basil analis data diperoleh profil alumni peserta Diklat sebagian besar (87,1 %) perempuan dan 12,9 % laki-laki. Lebih dari setengahnya (54,83 %) berusia antara 31 s.d. 40 tahun. Lebih dari setengahnya (66,1 %) bekerja sebagai pendidik PAUD antara 1 s.d. 5 tahun. Pendidikan mereka sebagian besar (79,03 %) berasar dari SLTA/sederajat dan sebagian kecil (8,06 %) lulusan program SL Sebagian kecil sisanya (12,91 %) berasal dari program D1, D2 dan D3 PGTK. Tujuan mereka mengikuti Diktat adalah untuk meningkatkan kompetensi selaku pendidik PAUD.Lebih dari setengahnya (72,73 %) adalah pendidik PAUD yang bekerja di Kelompok Bermain (Kober) dan POSPAUD, dan hampir setengahnya (27,27 %) adalah pendidik TK dan RA. Diklat dilaksanakan lebih kurang 5 (lima) bulan, setiap minggu selama 10 jam atau 4 pertmmuan per minggu, sebanyak 840 JP Materi yang diberikan berupa: (1) Materi Dasar, yang terdiri dari: Dasar-Dasar Kependidikan, Perkembangan Peserta Didik/Anak serta Konsep dasar PAUD; (2) Materi Pokok, yang terdiri dari: Rencana Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Belajar; Strategi Pembelajaran; Evaluasi Pembelajaran; Bermain dan Penataan Lingkungan Main serta Pemanfaatan Permainan dan Sumber Belajar Sekitar; Kesehatan dan Gizi Anak usia Dini; (3) Materi Pendukung terdiri dari Deteksi Anak usia Dini, Etika Profesi Pendiclik PAUD dan Orientasi Lapangan. Nara sumber dan fasilitator lebih dari setengahnya (56,45 %) berasal dari dosen tetap Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNINUS, dan sisanva (43,55) terdiri dari para praktisi PAUD yang berasal dari Kober, TK dan RA. Pendekatan pembelajaran didasarkan pada: (1) pendekatan partisipatif, yaitu pendekatan pembelajaran yang mehbatkan keberadaan peserta pelatihan dalam kegiatan pembelajaran. Pelibatan peserta pelatihan dilakukan pada saat perencanaan, proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar; (2) pendekatan Fungsional, yaitu peserta pelatihan langsung menerapakn hasil belajarnya dalam kondisi nyata sehingga materi yang dipelajarinya memiliki keberfungsian bagi peningkatan kualitas kehidupan dan penghidupannya. Metoda pembelajar yang digunakan cenderung andragogy, antara lain menggunakan metoda-metoda pembelajaran orang dewasa seperti: ceramah, diskusi clan tanya jawab, penugasan, persentasi kelompok, curah pendapat, simulasi dan kunjungan lapangan. Media pembelajaran yang digunakan antara lain: LCD Projector/laptop,White Board/Spidol, radio cassete, film, modul dan hand out. Evaluasi dilakukan terhadap aspek kehadiran, tugas mingguan, mid tes, partisipasi kelas serta evaluasi akhir. Kelulusan Diklat ditentukan berdasarkan akumulasi pcncapaian pada aspek-aspek tersebut. Tingkat kehadiran sebagian besar responden (82,25 %) antara 85 s.d. 100 % Sebagian besar responden (85,48 %) memperoleh rata-rata nilai 'B'. Faktor pendukung keberhasilan mereka sebagian besar (82,25 %) menyatakan karena motivasi dari para nara sumber dan fasilitator disamping motivasi dari dirinya. Disamping itu
seluruh responden menyatakan dukungan dari keluarga dan pengelola lembaga/Kepala sekolah sangat berarti sekali. Faktor penghambat lebih dari setengahnya responden (72,73 %) terutama dari masalah waktu karena harus berbagi dengan pekerjaan dan tugas-tugas rumah tangga, kurang dari setengahnya (27,27 %) karena terlalu banyak tugas. Kemampuan mereka dalam mengimplementasikan basil pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi professional, dapat dilihat pada table 1 berikut ini. Tabel 1. Kompetensi Profesional yang mampu diimplementasikan No
Kompetensi/ Sub Kompetensi 1 Memahami tahapan perkembangan anak
2 Memahami pertumbuhan dan perkembangan anak
3
Memahami pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
Indikator
Diterapkan Sudah Belum Sulit
Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 0 - 6 tahun Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian perkembangan Memahami aspek-aspek perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, social-emosi, dan moral agama Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek perkembangan diatas Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak Mengenal keunikan anak Mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan, pengasuhan dan perlindungan secara umum
90,20
9.68
0,00
92,38
4,84
3,22
90,33
6,45
3,22
77,4
11,30 11,30
67,74
16,12 16,14
85,48
11,30
3 22
67,74
24,20
8,06
80,66
16,12
3 22
64,52
30,64
4,84
87,1
12,90
0,00
90,33 83,88
8 06 16,12
1,61 0,00
Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan
74,19
14,51 11,30
Jumlah 1.051,47 208,66 39,87 Rata-rata 80,88 16,05 3,07
Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata sebagian besar responden (80,88%) mampu menerapkan hasil pelatihan. Pencapaian ini dianggap berhasil, apalagi hanya 4 indikator atau 30,77 % yang menunjukkan jumlahnya kurang dari setengah responden, yaitu indikator: (1) Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan (74,19%); (2) Memahami aspek-aspek perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi, dan moral agama (67,74 %); (3) Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak (67,74 %); (4) Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak (64,52 %). Keempat indicator menurut para praktisi yang menjadi fasilitator Diklat, memang agak sulit menerapkannya, apalagi lebih dari setengahnya responden (72,73 %) berasal dari Kelompok Bermain dan Pos PAUD yang relative baru dan sebagian besar dari mereka lulusan SLTA/sederajat.Dalam hal ini diperlukan ada Diklat Lanjutan. Selanjutnya, pencapaian kompetensi paedagogik dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Kompetensi Paedagogik yang mampu diimplementasikan No 1
Kompetensi/ Sub Kompetensi Merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
2 Melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
3 Melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan.
Indikator Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian Menetapkan kegiatan bermain yang mendukungtingkat pencapaian perkembangan anak.
Diterapkan Sudah Belum Sulit 93,55
4,84
1,61
82,19
16,12
1,61
8,06
1,61
Merencanakan kegiatan yang disusun 90,33 berdasarkan kelompok usia. Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana 90,33 yang disusun berdasarkan kelompok usia. Menggunakan metode pembelajaran melalui 77,43 bermain sesuai dengan karakteristik anak. Memilih dan menggunakan media yang 85,49 sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak. Memberikan motivasi untuk meningkat kan 87,09 keterlibatan anak dalam kegiatan. Memberikan bimbingan sesuai dengan 93,55 kebutuhan anak. Memilih cara-cara penilaian yang sesuai 82,26 dengan tujuan yang akan dicapai. Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan 85,49 cara-cara yang telah ditetapkan Mengolah hasil penilaian 70,97 Menggunakan metode pembelajaran melalui 72,59 bermain sesuai dengan karakteristik anak.. Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian 93,55 Jumlah 1.96,88 Rata-rata 84,37
6,45
3,22
16,12
6,45
12 90
6,45
11,30
1,61
1,61
4,84
17 74
3,22
12,90
1,61
22,58 20,96
6,45 6,45
1,61 4,84 153.15 49,97 10,21 3,84
Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata sebagian besar responden (84,37%) mampu menerapkan hasil pelatihan. Paling tinggi terdapat pada indikator : Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian serta mendokumentasikan hasil-hasil penilaian serta memberikan bimbingan sesuai dengankebutuhan anakmasingmasing 93,55 % : Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia (90,33 %). Sedangkan kurang dari setengahnya responden menjawab: Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak (72,59%); dan kurang dari setengahnya lagi (70,97%) mengolah hasil penilaian. Apabila dihubungkan dengan jawaban pada Table 1 tentang pencapaian kompetensi profesional, di mana hanva lebih dari setengahnva yang memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan, maka wajarlah bila mereka juga mengalami kesulitan saat menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak. Apalagi lebih dari setengahnya yang mampu memahami aspek-aspek perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi, dan moral agama. Sementara itu alas an mereka yang mengalami kesulitan dalam mengolah hasil penilaian karena berdasarkan aspek perkembangan anak penilaian tidak boleh menggunakan nilai tapi menggunakan narasi. Para pendidik yang masih menggunakan nilai angka selama ini tentunya mengalami kesulitan sehingga perlu ada proses penyesuaian. Apabila kedua penerapan kompetensi ini dibandingkan, terlihat bahwa lebih banyak pendidik PAUD yang mampu menerapkan hasil pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi paedagogik. Memang perbedaannya hanya sekitar 3,49%. Perbedaan yang cukup besar terdapat pada rata-rata jumlah responden yang belum menerapkan hasil pelatihan, yaitu sekitar 5,84%.
Simpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan responden dalam menerapkan hasil pelatihan cenderung positif karena hanya sebagian kecil saja, vaitu berkisar antara 3,07 % s.d. 16,05 %. Pencapaian ini tidak lepas dari berbagai dukungan yang berasal dari aspek-aspek proses pelatihan maupun pihak-pihak yang berhubungan dengan responden. Dari aspek proses pelatihan nampak pada komponen-komponen pelatihan, seperti materi Diklat yang cukup menyeluruh, waktu yang relatif banyak yaitu sekitar 840 JP atau 700 jam efektif, metoda dan media yang relatif memadai, aspek-aspek evaluasi yang dapat mengasah responden agar lebih memahami apa yang dipelajarinva, serta motivasi dari nara sumber dan facilitator. Hambatan terutama berkaitan dengan dirinya sendiri seperti kekurangan waktu dan kesulitan untuk membuat tugas karena dirasakan terlalu banyak. Hambatan lainnya adalah ketidak-samaan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja. Namun, hambatan itu menjadi tidak terasa karena adanya dukungan dari nara sumber dan facilitator yang sangat dirasakan sekali manfaatnva dalam menyelesaikan kegiatan Diklat.
Daftar Pustaka Flippo, Edwin B.. 1961. Principles of Personnel Managemen. McGraw-Hill Book Company, Inc, New York - Toronto, London Kartika, Ikka Alfabeta Mills,
A.Fauzi,
H.R.(1977). McMillan
.2011.
Teaching
and
Mengelola Training.
Pelatihan A
New
Partisipatif.
Handbook
for
York:
Bandung: Instruction,
Moekijat. 1991. Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Mandar Maju Sudjana, D. (2000). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah dan Teori Pendukung serta Azas. Bandung: Fallah Production. Sudjana, D. 2007. Sistem & Manajemen Pelatihan. Bandung: Falah Production