TUGAS BIOLOGI REPRODUKSI DISUSUN OLEH
: KELOMPOK 11 Arafah Alawiyah Diah Ayu Ningsih Fifi Elvionita Nur Indah Budiani Yohana Doa
1. Gambar dan jelaskan proses ovulasi, fertilisasi, implantasi, dan embryogenesis ! Jawab :
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang sudah matang dari ovarium. Pada awalnya epitel germinativum yang berupa selapis sel epitel kubis yang membungkus ovarium akan berkembang menjadi folikel primer yaitu ovum yang dikelilingi selapis sel folikel yang akan berkembang menjadi folikel sekunder yaitu ovum dikelilingi oleh dua lapis sel folikel, yang kemudian akan membentuk ovum yang dikelilingi tiga atau lebih lapisan sel folikel yang disebut folikel tersier. Pada folikel tersier sering kali terbentuk rongga di antara sel folikel yang disebut antrum folikuli yang berisi cairan. Dari folikel tersier akan membentuk folikel de graaf yang merupakan ovum dewasa/matang. Antrum folikuli cukup besar, sehingga ovum terletak di tengah antrum folikel de graaf. Folikel ini umumnya berada di bagian tepi ovarium dan folikel ini juga menghasilkan hormone estrogen. Hormone estrogen berfungsi merangsang kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon LH. Hormon LH berperan merangsang terjadinya ovulasi. Setelah ovum matang maka ovum akan mengalami ovulasi, setelah terjadinya proses ovulasi folikel yang sudah kosong di dalam ovarium akan menjadi korpus haemoragikum yang kemudian akan berubah menjadi korpus luteum yaitu korpus yang terdiri dari sel – sel lutein dan akan menghasilkan hormon progesterone, korpus luteum hanya bertahan selama 15 hari dan setelah itu ia akan beregenerasi.
1
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Folikel primer Folikel sekunder Folikel tersier Folikel de graaf Korpus haemoragikum Korpus luteum
2
3
4
5
6
Fertilisasi adalah pembuahan ovum oleh sperma, setelah ovum dilepas dari ovarium ovum akan ditngkap oleh fimbriae – fimbriae baru kemudian fertilisasi terjadi di tuba falopii atau oviduk. Pada awal fertilisasi terjadi penembusan korona radiata, corona radiate terdiri atas sel epitel folikuler, sel tersebut berperan dalam proses kemotaktis dan induksi reaksi akrosom,setelah menembus corona radiate kemudian terjadi penembusan zona pelusida, pertama – tama terjadi penempelan spermatozoa pada lapisan zona pelusida, setelah spermatozoa menembus zona pelusida spermatozoa akan menyentuh permukaan oosit yang menyebabkan adanya perubahan permeabilitas zona pelusida yakni zona pelusida akan membentuk gel, gel ini terbentuk karena adanya pembebasan enzim lisosom dari granul korteks yang melapisi membran plasma oosit gel ini juga berfungsi untuk menghambat penetrasi spermatozoa yang lain. Klimaks dari fertilisasi yaitu dengan bersatunya dua kromosom gamet (singam
Nidasi atau implantasi (proses menempelnya hasil konsepsi pada endomertium )terjadi pada hari keempat hasil konsepsi menjadi stadium blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas baerkembang menjadi plasenta. Blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofobals. Trofoblas ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilanterkait dengan keberhasilan nidasi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwaendomertium akan menerima (reeptif) dalam proses impalntasi embrio. Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel – sel desidua. Sel – sel desidua ini besar – besar dan mengandung lebih banyak glikogenserta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Infasi trofoblas di atur oleh pengaturan kadar hCG. Sinsisiotrofoblas menghasilkan hCG yang akan mengubah sitototrofoblas menyekresikan hormon yang noninvasif. Trofoblas yang semakin dekat oleh endomatrium menghasilkan kadar hCG yang semakin rendah, dan membuat trofoblas berdiferensiasi dalam sel – sel jangkar yang menghasilkan protein perekat plasenta yaitu trophouteronectin. Trorofoblas – trofoblas invasive lain yang lepas dan berimigrasi kedalam endometrium dan miometrium akan menghasilkan protease dan inhibitor protease yang diduga memfasilitasi proses invasi kedalam jaringan maternal. Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormon hCG. Produksi hormon ini meningkat sampai kurang lebih hari ke-60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Diduga bahwa
fungsinya ialah memengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesteron, sampai plasenta mampu menghasilkan sendiri progesteron. Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif mudah masuk kedalam lapisan desidua, dan luka pada desisua menutup kembali. Kadang – kadang pada saat nidasi yakni masuknyaovum kedalam endometrium terjadi perdarahan desidua. Pada umunya blastokista masuk di endometrium dengan bagian dimana massa inner cell berlokasi. Hal ini menyebabkan talipusat berpangkal sentra atau prasentra. Bila sebaliknya dengan bagian lain blastokistamemasuki endometrium, maka terdapatlah talipusat dengan insersio velamentosa. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau dinding belakang uterus, dekat dengan fundus uteri. Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan tumbuh dan berkambang di dalam endometrium. Embrio terpisahkan oleh darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas di sisi bagian dalam dan sinsisiotrofoblas di bagian luar. Kondisi ini tidak hanya untuk pertukaran nutrisi tetapi juga untuk melindungi janin yang bertumbuh dan berkembang dari serangan imunologik maternal.
Trisemester pertama dimulai setelah terjadi ovulasi, zigot yang dihasilkan mulai membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas, dan seterusnya. Pembelahan terus berlangsung hingga embrionya membentuk kumpulan sel berbentuk bola ketika mencapai uterussekitar 3 – 4 hari setelah pembuahan. Tahap ini disebut tahap morula. Sekitar seminggu setelah pembuahan, proses pembelahan menghasilkan tahapan embionik yang disebut blastula, yaitu tahapan bola sel yang mengandung rongga pipih yang di sebut blastosol. Lapisan terluar blastula disebut trofoblasyang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon ari – ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (ambrionic knot) yang merupakan calon janin. Dalam waktu kurang lebih lima hari setelah fertilisasi, blastula akan bergerak menuju uterus untuk berimplantasi (perlekatannya dengan dinding uterus). Selanjutnya blastula akan berkembang menjadi grastula. Prose ini disebut grastulasidan terjadi sekitar minggu ketiga. Pada grastulasi terjadi lekukan kearah dalam (invaginasi). Invaginasi menyebabkan terbentuknya dua lapisan yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Pada akhir grastulasi akan terbentuk tiga lapis endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Minggu keempat sampai kedelapan terjadi pembentukan berbagai organ dari tiga lapisan embrio. Ektoderm akan berkembang kulit dan aksesorisnya (kuku dan rambut), siktodern dan stem saraf dan sel – sel indera. Endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan sistem pernapasan. Mesoderm akan berkembang menjadi organ yang tidak termasuk perkembangan ektoderm dan endoderm, yaitu sistem transportasi, sistem ekskresi, sistem gerak, dan sistem reproduksi. Tahap ini disebut tahap organogenesis. Embrio mendapatkan nutrisi secara langsung dari endometrium selama 2 – 4 minggu pertama perkembangan. Sementara itu, jaringan yang tumbuh dari embrio yang sedang berkembang bercampur dengan endometrium dan membentuk plasenta, plasenta merupakan organ atau jaringan yang berbentuk cakram di dalam rahim saat usia kehamilan 16 minggu. Organ ini akan
tumbuh hingga mencapai sekitar 500 gram seiring dengan pertumbuhan janin dan pembesaran rahim. Trismester kedua (ketika kehamilan berusia 12 – 28 minggu), janin tumbuh dengan cepat dan mencapai panjang sekitar 30 cm serta sangat aktif. Organ – organ tubuh janin telah terbentuk secara lengkap, meskipun belum sempurna. Selam trisemester kedua uterus akan tumbuh cukup besar sehingga kehamilan terlihat jelas. Trismester ketiga (ketika kehamilan berusia 28 – 42 minggu)merupakan saat terjadinya pertumbuhan janin yang cepat hingga mencapai bobot sekitar 3 – 3,5 kgdan panjang 50 cm. aktivitas janin mungkin berkurang karena janin mengisi seluruh ruanganyang tersedia didalam membran ketika janin tumbuh dan uterus mengembang mengelilinginya, organ abdomen ibu menjadi tertekan dan terdesak. Hal ini menyebabkan urinasi yang, hambatan pencernaan, dan pegal otot punggung pada tubuh ibu.
Daftar pustaka: Nurhadi, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Pelangi Indonesia. Mansur, G. Indra. 2006. Penuntun Praktikum Biologi Reproduksi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Ilmu Kebidanan, 2008. Edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2. Jelaskan sebab keluhan kehamilan di hubungkan dengan perubahan yang terjadi pada kehamilan ? Jawab : Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara
seribu
kehamilan,
gejala
–
gejala
ini
menjadi
lebih
berat
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan
hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan
berat
ringannya
penyakit.
(Prawirohardjo,
2002)
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di
rumah
4
:
sakit. 1000
Perbandingan
insidensi
kehamilan.
hiperemesis
gravidarum
(Sastrawinata,
2004)
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan.
(Walsh,
2007)
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.
KELUHAN TRIMESTER PERTAMA Di trimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang sering memunculkan keluhan mual-muntah. Sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul karena beberapa sebab berikut:
* Stres Ibu yang pada dasarnya kurang siap menerima kehamilan kemungkinan akan mengalami tekanan psikis. Ketidaksiapan ini bisa jadi karena masa-masa bulan madu pengantin baru belum habis dinikmati. Bisa juga karena ibu belum ingin tubuhnya berubah. Perasaan tidak nyaman seperti itu jika dibiarkan saja akan terakumulasi sebagai stres, bahkan depresi. Nah, kondisi yang tak nyaman inilah yang membuat ibu hamil jadi sulit tidur
* Perubahan hormon Tidak sedikit perempuan yang begitu hamil menunjukkan perubahan psikis yang drastis; jadi mudah kesal, gampang marah, kelewat waswas dan sebagainya yang akan membuat suasana hatinya jadi tidak keruan. Belum lagi keluhan mual-muntah, pusing, dan tidak enak badan yang akan membuat ibu merasa tertekan secara fisik maupun psikis. Bila hal ini terus-menerus dialami tanpa usaha sedikit pun untuk meredakannya, besar kemungkinan ibu jadi sulit beristirahat.
KELUHAN TRIMESTER KETIGA Di trimester ketiga, penyebab sulit tidur bukan perubahan hormonal, melainkan perubahan fisik, tepatnya bobot tubuh ibu yang bertambah sekitar 10 kg bahkan lebih. Adanya penambahan berat badan ini akan memunculkan sederet keluhan yang membuat ibu sulit tidur:
* Punggung Pegal Untuk mempertahankan keseimbangan tubuh, perut yang membuncit otomatis akan menarik otot punggung lebih kencang. Tarikan inilah yang membuat ibu hamil besar sering mengeluh pegal dan nyeri di tubuh bagian belakang, termasuk sekitar pinggang. Keluhan ini tentu saja membuat tidur si ibu jadi tidak nyaman, bahkan susah tidur dan acapkali terbangun.
* Posisi Tidur Posisi tidur yang nyaman agak sulit didapat ibu yang sedang hamil tua. Posisi tengkurap jelas mustahil dilakukan, sementara posisi terlentang akan membuat napasnya sesak. Satu-satunya posisi yang memungkinkan adalah miring. Namun bila posisi ini terusmenerus dilakukan sangat mungkin akan membuat si ibu cepat bosan. Soal posisi ini juga umumnya dikeluhkan sebagai penyebab ibu hamil tua sulit tidur.
* Dihantui kecemasan Menjelang persalinan, ibu hamil umumnya dihantui berbagai kecemasan, semisal takut persalinannya bermasalah, khawatir bayinya lahir cacat maupun cemas membayangkan rasa sakit saat bersalin. Aneka kecemasan inilah yang akhirnya membuat si ibu jadi sulit tidur.
* Sering buang air kecil Keluhan yang juga sering muncul di trimester 3 adalah seringnya buang air kecil (BAK). Janin yang sudah sedemikian membesar menekan kandung kemih ibu. Akibatnya, kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sebentar-sebentar ingin BAK. Dorongan untuk bolak-balik ke kamar mandi inilah yang mau tidak mau akan mengganggu kenyenyakan tidur si ibu. Untuk mengatasinya, disarankan agar 2-3 jam sebelum tidur tidak minum. Selain itu, kosongkan kandung kemih sesaat sebelum berangkat tidur. Namun agar kebutuhan air pada ibu hamil tetap terpenuhi, sebaiknya minumlah lebih banyak di siang hari.
* Gangguan psikis Kondisi psikis yang labil di trimester ini biasanya disebabkan oleh aneka ketidaknyamanan. Antara lain karena tubuh yang dulu langsing kini terus membesar. Diakui atau tidak, ketidaknyamanan ini jelas dapat menurunkan rasa percaya diri ibu. Apalagi di trimester akhir, ibu hamil tak lagi bisa leluasa bergerak. Kondisi psikis yang labil ini jika tidak segera dibenahi besar kemungkinan akan berpengaruh pada kenyenyakan tidur ibu hamil.
3. Peran fungsi bidan : a. kala 1 b. kala 2 c. kala 3 d. kala 4 Jawab : Kala I fase laten dan aktif Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm) proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
a.
b.
c. d.
e.
f.
Pada kala I peran bidan meliputi : Memberikan dukungan moril. Persalinan membituhkan upaya total baik secara fisik maupun emosional dari ibu. Oleh karena itu perlu dukungan moril dari penolong persalinan maupun keluarganya untuk menumbuhkan semangat ibu. Mengupayakan kenyamanan: menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang dirasakan paling nyaman melakukan kegiatan (sesuai keinginannya) selama tidak ada kontra indikasi seperti berjalan, duduk, atau jongkok. Pergerakan juga akan membantu turunnya kepala ke rongga panggul. Ibu tidak dianjurkan berbaring datar pada punggungnya karena dapat menyebabkan aliran darah terganggu pada ibu maupun janin. Mencegah dehidrasi: anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi dan menambah tenaga. Dehidrasi dapat menyebabkan his tidak teratur. Memelihara kebersihan: untuk mencegah onfeksi yang dapat menyebabkan kematian dan kesakitan, ibu hendaknya di mandikan dan memakai pakaian bersih. Penolong persalinanharus sering mencuci tangan dan menggunakan alat steril atau telah didesinfeksi. Buang air besar: sedapat mungkin ibu buang air besar sebelum melahirkan. Rektum yang penuh akan menimbulkan rasa tidak nyaman selama persalinan. Bila perlu dapat dilakukan enema. Tetapi enema tidak dapat dilakukan bila proses persalinan sudah dalam tahap lanjut, ketuban telah pecah, ibu menderita hipertensi, bila ada pendarahan. Buang air kecil: ibu sebaiknya buang air kecil paling sedikitsetiap 2 jam atau lebih sering bila mungkin karena kandung kemih yang penuh akan menghambat turunnya janin kedasar panggul dan juga memberikan rasa tidak nyaman bagi ibu.
Kala II Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses itu biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Peran bidan pada kala II yaitu: Perawatan pada ibu : a. Memastikan bahwa semua peralatan yang di butuhkan dalam keadaan yang bersih dan siap pakai. Kebersihan sangat penting untuk melindungi ibu bersalin dari infeksi. b. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang apa yang akan terjadi dan apa yang perlu dilakukan oleh ibu selama persalinan. Pimpin ibu meneran bagaimana cara meneran yang benar. c. Periksa keadaan ibu dan janin, kemudian catat hasil pemeriksaan dalam partograf. Yang perlu di periksa dan dilakukan adalah: 1. Nadi dan tekanan darah ibu diperiksa tiap 30 menit. 2. Denyut Jantung Janin (DJJ), diperiksa selama15 menit. Bila DJJ kurang dari 120 atau lebih dari 160 permenit, upayakan kelahiran bayi secepatnya dengan mengubah posisi ibu. 3. Periksa apakah ada lilitan talipusat pada leher janin. 4. Minta ibu agar lebih sering berkemih. 5. Memberikan ibu minum secara teratur agar ibu tidak lelah. d. Minta ibu untuk meneran pada saat yang tepat, meneran baru boleh dilakukan jika pembukaan serviks telah lengkap dan ada his. e. Menentukan kemajuan persalinan untuk mengetahui apakah penurunan kepal terjadi terlalu cepat atau terlalu lambat. Perawatan pada bayi setelah lahir: o Tentukan nilai APGAR bayi. o Selimuti kepala dan tubuh bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit antara ibu dan bayi. o Potong dan rawat talipusatmenggunakan alat – alat yang steril. o Anjurkan kepada ibu agar memeluk bayi dan bantu ibu menyusui bayinya. o Perawatan mata untuk mencegah infeksi mata karena klamidia. Kala III Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
a.
b. c. d.
e.
a. b. c. d. e. f. g.
h.
Peran bidan pada saat kala III yaitu: Pemberian oksitosin 10 IU secara intramyskular dalam 2 menit setelah bayi lahir. Jika tidak ada oksitosin rangsang payudara ibu agar menyusui bayi agar dapat merangsang keluarnya oksitosin secara ilmiah. Cara memberi oksitosin: Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan di suntik. Suntikan di gluteus atau 1/3 paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu. Bantu ibu untuk berkemih bila perlu pasang kateter. Tunggu sampai ada tanda – tanda plasenta terlepas. Bila plasenta telah lepas spontan, maka dapat dilihat bahwa uterus berkontraksi baik dan terdorong ke atas kanan oleh vagina yang berisi plasenta, dapat segera dikeluarkan. Memeriksa plasenta dan selaput ketubannya, karena terkadang adabagian plasenta atau selaput ketuban yang tertinggal didalam uterus dan hal ini dapat menyebabkan pendarahan dan infeksi. Kala IV Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. Peran bidan pada kala IV yaitu: Periksa fundus uteri setiap 15 menit pad jam pertama dan 20 – 30 menit pada jam kedua. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan pervagina setiap 15 menit pada jam pertama dan 20 menit pada jam kedua. Anjurkan ibu minum untuk menghindari dehidrasi, tawarkan makanan dan minuman yang disukai. Bersihkan perineum, kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering. Bantu ibu dalam posisi nyaman dan biarkan beristirahat. Tidurkan bayi dengan ibunya untuk meningkatkan hubungan bayi dengan ibu sebagai permulaan menyusui bayi. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi. Jika ibu ingin kekamar mandi, ibu boleh bangun tetapi harus dibantu karena keadaannya masih lemah atau merasa pusing setelah persalinan. Pastiaknibu telah baerkemih dalam 3 jam pasca melahirkan. Ajarkan ibu dan keluarga cara memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi dan tanda – tanda bahaya bagi ibu dan bayi baru lahir.
Daftar pustaka: Pinem, saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonata, 2006. Edisi pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan, 2008. Edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
4. Jelaskan faktor yg mmpengaruhi kontraksi miometrium (bahan : physiofarmakology of labor ) Jawab : Kehamilan pada umumnya ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang relatif tenang (quiscence), yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin, sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi yang secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi, mencapai puncaknya menjelang persalinan, dan secara berangsur menghilang pada preriode post partum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan dan kelahiran; sampai dengan saat ini, masih belum jelas benar.
Transformasi keadaan miometrium yang relatif tenang selama kehamilan yang kemudian menjadi aktif berkontraksi menjelang persalinan, secara berurutan, disebut sebagai periode aktivasi, periode stimulasi dan periode involusi segera sesudah bayi lahir (Challis dan Lye). Transformasi ini berhubungan erat dengan aktivitas dari beberapa protein intraseluler yang disebut sebagai contraction associated proteins pada sel otot polos miometrium yang terdiri dari, membrane cell receptors, ionic channels, gap junction proteins dan contractile proteins. Protein-protein ini, nampaknya segera terbentuk secara gradual meningkat pada akhir kehamilan, umumnya setelah kehamilan 37minggu-39 minggu.
5. Terangkan dan jelaskan dengan gambar proses terjadinya haid ! Jawab : Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi – hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai. Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan “OVULASI”. Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim. Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi. Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi dengan GEATEL ®. Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim. Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadinya proses menstruasi berikutnya.