perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR Konsep Perencanaan dan Perancangan PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ASPEK KOMERSIAL UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME KLUB
Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh : PRASETYA DANU NUGROHO NIM. I 0207117
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta Dengan Pendekatan Aspek Komersial Untuk Meningkatkan Profesionalisme Klub
Integrated PERSIS Football Training Center In Surakarta With Approach Commercial Aspects To Improve Professionalism Of Club
Penyusun
Prasetya Danu Nugroho NIM. I 0207117
Pembimbing I Tugas Akhir
Pembimbing II Tugas Akhir
Ir. Rachmadi Nugroho, MT NIP. 19560821 198601 1 001
Dyah S. Pradnya P, ST, MT NIP. 19710122 199702 2 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEMENTE ERIAN PEND DIDIKAN DAN D KEBUD DAYAAN U UNIVERSITA AS SEBELA AS MARET T FAKUL LTAS TEKN NIK JURUSA AN ARSITE EKTUR PROGRAM P STUDI ARS SITEKTUR
KONSEP PERENCAN NAAN DAN N PERANCA ANGAN Pu usat Pelatihan Sepak Bola Terpadu u PERSIS d di Surakarta Dengan Pen ndekatan Asppek Komersiial Untuk Meningkatkann Profesionallisme Klub PENYUS SUN NIM AN JURUSA TAHUN
: PRA ASETYA DA ANU NUGR ROHO : I 02007117 : ARS SITEKTUR : 20122
Surakarta,,
Oktob ber 2012
M Menyetujui, Pembimbiing I Tugas Akkhir
Pembiimbing II Tugaas Akhir
Ir. Rachmadi R Nuugroho, MT NIP. 19560821 1 1998601 1 001
Dyah D S. Praddnya P, ST, MT NIP. N 197101222 199702 2 001
M Mengesahkan n, A Kettua Jurusan Arsitektur Faakultas Teknnik UNS
m Studi Arsittektur Keetua Program Fakultas T Teknik UNS S
Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, M MT T. NIP. 19620610 1 1999103 1 001
Kahar Sunnoko, ST, MT T. NIP. N 196903220 199503 1 002
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya yang ditulis dan dirancang oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajad kesarjanaan saya dicabut.
Surakarta, Oktober 2012
Prasetya Danu Nugroho
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEMENTE ERIAN PEND DIDIKAN DAN D KEBU UDAYAAN U UNIVERSIT TAS SEBELA AS MARET T FAKUL LTAS TEKN NIK JURUSA AN ARSITE EKTUR P PROGRAM STUDI ARS SITEKTUR
KONSE EP PERENCA ANAAN DAN N PERANCA ANGAN Pusat Pelatiihan Sepak Bola B Terpadu u PERSIS di Surakarta Dengan Pendekatan P A Aspek Komerssial Untuk Meeningkatkan Profesionalism P me Klub PEN NYUSUN
: PRASETYA A DANU NU UGROHO
NIM M
: I 0207117
JUR RUSAN
: ARSITEKT TUR
TA AHUN
: 2012
Surakartaa,
Oktobber 2012
M Menyetujui, Pembimbiing I
Pembimbing II
Tugas Akkhir
Tugaas Akhir
R Nuugroho, MT Ir. Rachmadi
Dyah S. Praddnya P, ST, MT M
NIP. 19560821 1998601 1 001
NIP. 197101222 199702 2 001
M Mengesahkan, , A Keetua Jurusan Arsitektur
K Ketua Program m Studi Arsiteektur
Fakultas F Teknnik UNS
Fakultas Teknik UNS
Dr. Ir.. Mohamad Muqoffa, M MT.
T. Kahar Sunnoko, ST, MT
NIP. 19620610 1999103 1 001
NIP. 196903220 199503 1 002
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh – sungguh (urusan yang lain), dan hanya kepada ALLAH SWT hendaknya kamu berharap. (Q.S. Alam Nasyrah 6 – 8)
Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektik menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. ( Robert k. Cooper )
Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan. (Tom Bodett)
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UCAPAN TERIMAKASIH
Aku persembahkan karya ini untuk orang – orang yang aku cintai dan sayangi. Berkat dorongan, dukungan, dan doa merekalah karya ini terselesaikan sebagai suatu bentuk karya terindah dari tetesan ilmu Ilahi : Karya ini kupersembahkan untuk :
Allah SWT, atas karunia, nikmat dan segala yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
Sungguh Engkaulah pembuat skenario terindah hamba - Mu, Sungguh damai hidup dalam naungan - Mu, Sungguh menentramkan hidup dalam bimbingan-Mu. Sungguh benar janjiMu kepada hamba yang menyerahkan hidupnya di jalan-Mu.
Kedua Orang Tuaku yang tiada henti mendoakan ku, sungguh kalian berdua inspirasiku.
Kedua adikku yang selalu memberi semangat dan selalu mendoakan ku, Terimakasih, aku sayang kalian.
Seorang wanita luar biasa yang selalu menyemangati setiap saat, saat aku benar – benar membutuhkan semangat kamu selalu ada. Sungguh kamulah semangatku.
Ir. Rachmadi Nugroho, MT, pembimbing Tugas Akhir ini yang selalu menyediakan waktu dan banyak ilmu yang telah dibagi kepada saya. Terimakasih atas petuah dan ilmu berharganya
Dyah S. Pradnya P, ST, MT selaku dosen pembimbing Tugas Akhir ini yang selalu menyediakan waktu dan banyak ilmu yang telah dibagi kepada saya. Terimakasih atas petuah dan ilmu berharganya
Teman – teman telah membantuku menyelesaikan karya ini dengan baik. Kalian sungguh teman yang luar biasa.
Dan semua pihak yang terkait dalam membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini. Banyak sekali tidak bisa disebutkan satu persatu. Thanks for all.
Almamaterku tercinta.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugrah Nya yang dilimpahkan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dari proses survey, analisis data, penyusunan konsep ini hingga proses perancangan. Penulis menyadari bahwa penulisan Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan baik materiil maupun spiritual. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih pada: 1. Dr.Ir.Muhammad Muqoffa,MT. dan Kahar Sunoko, ST, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur dan Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang telah memberi kemudahan menyelesaikan Tugas Akhir ini. 2. Ir. Hardiyati, MT. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan arahan selama penulis menempuh studi. 3. Ir. Rachmadi Nugroho, MT dan Dyah S. Pradnya P, ST, MT, selaku dosen pembimbing I dan II Tugas Akhir yang meluangkan waktu di sela – sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, masukan, dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini. 4. Seluruh dosen Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan banyak bekal ilmu, pengalaman berhargadan motivasi kepada penulis dan penyelesaian studi. Selain itu penulis juga berterimakasih kepada pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu, persatu. Penulis berharap agar Tuhan senantiasa memberkati semua pihak yang terkait. Harapan penulis semoga karya ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan kepada Surakarta khususnya dan pembaca pada umumnya. “Tak ada gading yang tak retak” penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempuraan dan terdapat banyak kekurangan yang mungkin penulis tidak sadari. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini
Surakarta, Oktober 2012 commit to user vi
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ASPEK KOMERSIAL UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME KLUB Prasetya Danu Nugroho Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Pada mulanya olah raga dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesehatan badannya yang disebut Health Sport. Dalam Kerangka ini yang terpenting dalam sepak bola adalah bagaimana dengan permainan tersebut dilakukan gerakan–gerakan yang dapat meningkatkan kesehatan para pemainnya. Kegiatan sepak bola ini cukup dilakukan di lapangan sepak bola yang sederhana, tanpa membutuhkan sarana pendukung lainnya. Dalam perkembangannya, sepak bola masuk dalam kerangka Sport for Competition. Dimana olah raga sudah mengarah pada kepentingan pertandingan. Kepentingan untuk menyehatkan badan dalam sepak bola bergeser ke tingkat yang lebih tinggi yakni bagaimana dapat memenangkan pertandingan dalam sepak bola. Untuk mencapai tujuan ini pemain sepak bola diorganisasikan dalam sebuah klub yang dilatih kemampuan fisik dan tekniknya serta dikenalkan dengan berbagai strategi dan pola permainan untuk dapat memenangkan pertandingan. Sehingga pemain sepakbola harus tangguh, berlatih teratur dan pandai dalam strategi, pola, dan teknik. Untuk itu selain lapangan sepak bola yang dilengkapi dengan tempat penonton, diperlukan juga tempat latihan dan kantor untuk kepentingan mengelola dan mengatur sebuah klub. Saat ini, sepak bola telah memasuki era Sport for Entertaintment. Pertandingan sepakbola sudah menjadi pertunjukan artificial yang berorientasi ke pasar. Dalam pertandingan sepak bola tidak hanya dibutuhkan kemenangan, tapi harus menampilkan permainan yang cantik dengan gol – gol yang indah, serta berbagai hal yang dapat menyenangkan dan memuaskan para pecinta sepak bola. Secara umum tujuan penyusunan adalah merumuskan konsep perencanaan dan perancangan “wadah” bagi pelatihan sepak bola untuk Klub PERSIS di Surakarta yang terpadu dan efisien untuk mengurangi kelelahan, mengatasi kelambatan, memperpendek jarak, dan menghemat biaya demi meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub PERSIS Solo dengan pendekatan aspek komersial. Untuk meningkatkan prestasi dan profesionalisme klub, maka perlu dirancang pusat pelatihan terpadu PERSIS di Surakarta yang efisien dan komersial. Dengan kemandirian dan profesional tersebut diharapkan dapat mengangkat prestasi Klub PERSIS Solo. Analisis pendekatan konsep perencanaan dan perancangan PPST PERSIS di Surakarta dengan Tinjauan Komersial, mencangkup analisis kegiatan, analisis peruangan, analisis bentuk dan struktur bangunan untuk mendapatkan konsep dasar perencanaan dan perancangan PPST PERSIS di Surakarta dengan Tinjauan Komersial. Sedangkan analisis pendekatan desain perencanaan dan perancangan PPST PERSIS di Surakarta, mencangkup analisis pendekatan desain makro seperti pemilihan lokasi site, pendekatan desain sirkulasi dan pencapaian, pendekatan desain orientasi, pendekatan desain respon noise, pendekatan desain respon klimatologi, zonifikasi site. Analisis pendekatan desain mikro seperti, pendekatan desain peruangan, pendekatan desain bangunan, sistem struktur bangunan PPST PERSIS di Surakarta, dan sistem utilitas PPST PERSIS di Surakarta. Kata Kunci : Pusat Pelatihan Sepak Bola, Sepak PERSIS Solo, Surakarta, Komersial. commitBola, to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
INTEGRATED PERSIS FOOTBALL TRAINING CENTER IN SURAKARTA WITH APPROACH COMMERCIAL ASPECTS TO IMPROVE PROFESSIONALISM OF CLUB Prasetya Danu Nugroho Programme Architecture Faculty of Engineering, Sebelas Maret University at Surakarta ABSTRACT At first exercise carried out by the human body to improve health called Health Sport. In this framework the most important thing in soccerl is how the game was made movements that can improve the health of its players. Soccer activity is done on the soccer field that is simple, without the need for other means of support. In its development, in the framework soccer Sport for Competition. Where the sport has led to the interest of the game. The importance of healthy body weight in soccer shifted to a higher level as to how to win the game in soccer. To achieve this goal soccer players were organized into a club that trained physical ability and technique and introduced to various strategies and formats to be able to win the game. So that must be a tough soccer player, practicing regularly and clever strategies, patterns, and techniques. For it other than a soccer field that is equipped with a spectator, also needed a gym and an office for the purpose of managing and organizing a club. Today, soccer has entered the era of Sport for Entertaintment. The game of soccer has become a performance-oriented artificial market. In a soccer match not only needed a victory, but had to play with a beautiful goal - a beautiful goal, and the various things that can be fun and rewarding soccer lovers. The general objective is to formulate the preparation of planning and design concept "container" for training for club PERSIS Solo with integrated and efficient way to reduce fatigue, overcome delays, shorten the distance, and save costs in order to enhance the professionalism and achievements PERSIS Solo club aspect approach commercial. To improve the performance and professionalism of the club, it should be designed integrated training center in PERSIS Solo club efficient and commercially. With independence and the professional is expected to raise achievement PERSIS Solo club. Analysis approach to planning and design concepts PPST PERSIS Solo with the Commercial Approach, covers analysis of the activities, the analysis of monetary affairs, analysis of the shape and structure of the building to get the basic concepts of planning and design in PPST PERSIS Solo with the Commercial Approach. While the analytical approach to design planning and design PPST PERSIS Solo, covers analytical approach to macro design site such as site selection, design approach and achievements circulation, orientation design approach, design approach noise response, response design approach climatology, zonifikasi site. Analysis of such micro design approach, the design approach of monetary affairs, building design approach, system structure PPST PERSIS Solo, and utility systems PPST PERSIS Solo.
Keywords: Football Training Center, Football, PERSIS Solo, Surakarta, Commercial. commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ iii MOTTO ............................................................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................................ v KATA PENGANTAR........................................................................................................ vi ABSTRAKSI ..................................................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR DAN TABEL................................................................................ xi
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................... 1 I.1.
Pengertian Judul I.1.1. Pengertian Redaksional ................................................................... 1 I.1.2. Pemahaman Esensi Judul................................................................. 2
I.2.
Latar Belakang
...........................................................................
I.2.1. Pergeseran Peran Sepak Bola bagi Kehidupan Manusia..............
4 4
I.2.2. Perbandingan Pembinaan Sepakbola di Negara - Negara Maju dan di Indonesia...................................................................................
5
I.2.3. Peranan Klub Sepakbola dalam Kebijaksanaan Persepakbolaan Nasional .......................................................................................... 8 I.2.4. Kondisi Fasilitas PERSIS yang Terpisah - pisah............................ 9 I.2.5. Perlunya Efisiensi dalam Pengelolaan Fasilitas PERSIS yang Terpisah .........................................................................
10
1.2.6. Upaya Menciptakan Ruang Komersial untuk Meningkatkan Profesionalisme Klub PERSIS ................................................. .........................................................................
12
I.3.
Permasalahan
12
I.4.
Tujuan
I.5.
Sasaran....................................................................................................
I.6.
Lingkup ...................................................................................................... 13 commit to user
.............................................................................................. 12
ix
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I.6.1
Arsitektural
............................................................................
I.6.2
Non Arsitektural ......................................................................
13 13
I.7. Kutub – Kutub …………………………………….....……………..…..
13
I.8. Strategi Desain ....................................................................................
14
I.9.
14
Metoda Pendataan ............................................................................. I.9.1. Observasi
................................................................................
14
I.9.2. Pemotretan ................................................................................
14
I.9.3. Wawancara ...............................................................................
14
I.9.4. Literatur ...................................................................................
14
I.10. Sistematika Penulisan ...........................................................................
15
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................17 II.1.
Tinjauan Fasilitas Olahraga ..................................................................
17
II.2.
Tinjauan Sepakbola ..........................................................................
17
II.2.1. Pengertian ...................................................................................... 17 II.2.2. Sifat dan Karakter Sepakbola…………………………………….
17
II.2.3. Kondisi Persepakbolaan Global………………………………...... 26 II.2.4. Pembinaan Persepakbolaan Nasional............................................ II.3.
27
Tinjauan Klub Sepak Bola ......................................................................... 31 II.3.1. Pengertian ......................................................................................... 31 II.3.2. Sifat .................................................................................................. 31 II.3.3. Struktur Organisasi
II.4.
II.5.
...................................................................... 31
Tinjauan Pelatihan Sepakbola.........................................................
32
II.4.1. Latihan Fisik ...........................................................................
33
II.4.2. Latihan Teknik ...........................................................................
34
II.4.3. Latihan Taktik ........................................................................
35
Tinjauan Aspek Komersial ..................................................................
36
II.5.1. Pengertian Aspek Komersial.......................................................
36
II.5.2. Aspek Komersial pada Beberapa Bangunan Komersial …….……. 36 II.6.
Kajian Bentuk Arsitektural...................................................................
38
II.6.1. Tinjauan Bentuk-Bentuk dengan Filosofi olahraga (sport)............. 38 commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.6.2. Manifestasi Aspek Komersial pada Olahraga Dalam Desain........ 42 II.7.
Studi Kasus Pusat Pelatihan Sepakbola ...........................................
42
II.7.1. The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda...... 42 II.7.2. Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis ................................................................................... II.7.3. Courts Young Lions Singapore…………………………………..
46 47
BAB III. TINJAUAN KOTA SURAKARTA SEBAGAI LOKASI PPST PERSIS YANG DIRENCANAKAN................................................................................................. 52 III.1. Tinjauan Fisik Kota Surakarta ................................................................ 52 III.1.1. Kondisi Geografis ............................................................................. 53 III.1.2. Kondisi Kimatologis ....................................................................... 54 1) Sinar Matahari ........................................................................
54
2) Curah Hujan ...........................................................................
54
3) Angin ....................................................................................
55
III.2. Surakarta dan Potensi Olahraga yang Dimiliki...................................... 55 III.3. Tinjauan Sepakbola Di Surakarta............................................................ 56 III.3.1. Potensi Sepakbola di Surakarta.....................................................
56
III.3.2. Sarana dan Prasarana Sepakbola di Surakarta................................. 58 III.4. Persatuan Sepakbola Indonesia Surakarta (PERSIS)....................... III.4.1. Sejarah PERSIS......................................................................
60 60
III.4.2. Struktur Organisasi PERSIS............................................................. 63 III.4.3. Prestasi PERSIS............................................................................... 64 III.4.4. Pendanaan PERSIS............................................................................ 65 III.5. Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu (PPST) PERSIS di Surakarta........ 65 III.5.1. Pengertian........................................................................................ 65 III.5.2. Kegiatan yang akan Diwadahi........................................................... 67 III.6. Aspek Komersial pada Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PERSIS.... 71 III.7. Mekanisme Finansial pada Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS .............................................................................................74 III.8. Arsitektur Hijau pada PPST PERSIS di Surakarta........................... commit to user xi
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
III.8.1. Green Roof pada Mess/ Asrama …………………..........…...
77
III.8.2. Transportasi Sepeda pada Kawasan PPST PERSIS di Surakarta…. 78
BAB IV. ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PADA PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA ..................................... 81 IV.1. Analisis Pendekatan User …………….....……………………………... 81 IV.1.1. Pengelola ..............................................................................81 IV.1.2. Pengguna Reguler ..................................................................
82
IV.2. Analisis Pendekatan Pola Kegiatan .......................................................... 82 IV.2.1. Berdasarkan program kegiatan.......................................................... 82 IV.2.2. Berdasarkan sifat kegiatan / zona .................................................... 82 IV.2.3. Berdasarkan pengelompokan kegiatan.........................................
83
IV.3. Analisis Pendekatan Konsep Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang 83 IV.4. Analisis Pendekatan Konsep Besaran Ruang dan Penentuan Kebutuhan Luas Site.............................................................................
85
IV.4.1. Dasar Perhitungan Besaran Ruang ....................................................85 IV.4.2. Kapasitas Pelayanan ........................................................................ 86 IV.4.3. Sumber Perhitungan Besaran Ruang ................................................ 87 IV.4.4. Analisis Standart Ruang ............................................................
87
IV.4.5. Perhitungan Besaran Ruang ………………………………………..91 IV.4.6. Penentuan Kebutuhan Luas Site ....................................................... 98 IV.5. Analisis Konsep Hubungan Ruang .............................................................. 99 IV.5.1. Hubungan Antar Kelompok Ruang PPST PERSIS ...................... 99 IV.5.2. Hubungan Antar Ruang dalam Kelompok Ruang PPST PERSIS.... 99 IV.6. Analisis Konsep Tata Ruang dan Ekspresi Ruang .................................
104
IV.6.1. Dasar Pertimbangan ............... ........................................................ 104 IV.6.2. Alternatif Desain ............................................................................. 104 IV.6.3. Kesimpulan ..................................................................................
105
IV.7. Analisis Pendekatan Konsep Lokasi dan Site .......................................... 107 IV.7.1. Tujuan ....................................................................................
107
IV.7.2. Dasar Pertimbangan......................................................................... 107 commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.7.3. Proses ..........................................................................................
107
IV.7.4. Kesimpulan .............................................................................
108
IV.8. Analisis Konsep Pencapaian Site ........................................................
111
IV.8.1. Tujuan .............................................................................................. 111 IV.8.2. Dasar Pertimbangan ........................................................................ 111 IV.8.3. Proses .............................................................................................. 112 IV.8.4. Kesimpulan
.............................................................................
IV.9. Analisis Pendekatan Orientasi Site
............................................
113 113
IV.9.1. Tujuan............................................................................................... 113 IV.9.2. Dasar Pertimbangan ......................................................................
113
IV.9.3. Proses ............................................................................................... 114 IV.9.4. Kesimpulan...................................................................................... 115 IV.10. Analisis Pendekatan Konsep Sirkulasi Site ............................................. 116 IV.10.1. Tujuan............................................................................................. 116 IV.10.2. Dasar Pertimbangan....................................................................... 115 IV.10.3. Proses.............................................................................................. 117 IV.10.4. Kesimpulan..................................................................................... 118 IV.11. Analisis Pendekatan Konsep Kebisingan............................................. IV.11.1. Tujuan ....................................................................................
119 119
IV.11.2. Dasar Pertimbangan ....................................................................... 119 IV.11.3. Proses .....................................................................................
119
IV.11.4. Kesimpulan ................................................................................... 119 IV.12. Analisis Pendekatan Konsep Zonifikasi ................................................... 120 IV.12.1. Tujuan ............................................................................................ 120 IV.12.2. Dasar Pertimbangan...................................................................... 120 IV.12.3. Proses
................................................................................. 121
IV.12.4. Kesimpulan .................................................................................
123
IV.13. Analisis Konsep Tata Massa dan Ekspresi Bangunan ........................... 125 IV.13.1.Tujuan............................................................................................. 125 IV.13.2. Dasar Pertimbangan ...................................................................
125
IV.14.3. Proses .......................................................................................... commit to user
126
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.14.4. Kesimpulan .................................................................................. 128 IV.14. Analisis Pendekatan Tata Ruang Luar PPST PERSIS......................... 130 IV.14.1. Dasar pertimbangan ..................................................................... 130 IV.14.2. Analisis .................................................................................
131
IV.14.3. Kesimpulan ................................................................................
133
IV.15. Analisis Konsep Aspek Komersial pada Bangunan PPST PERSIS di Surakarta ..................................................................................................... 133 IV.15.1. Menciptakan Ruang-ruang Komersial ........……………………… 135 IV.15.2. Merancang Beberapa Ruang untuk Sekaligus Disewakan ………. 135 IV.15.3. Efisiensi ……………………………………………………...
135
IV.15.4. Menarik ………………………………………………………
139
IV.16. Analisis Konsep Sistem Struktur ........................................................
143
IV.16.1. Dasar Pertimbangan ....................................................................... 143 IV.16.2. Proses ............................................................................................. 143 IV.17. Analisis Sistem Utilitas Bangunan PPST PERSIS ..............................
147
IV.17.1. Sistem Mekanikal dan Elektrikal ………………………………. 148 IV.17.2. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah …………..........…….
157
IV.17.3. Sistem Transportasi Vertikal ……………………………....…… 159
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA ............................................. V.1.
Konsep User PPST ………....………………………………………….
162 162
V.1.1. Pengelola ………………………………………………………… 162 V.1.2. Pengguna Reguler ……………………………………………..
163
V.2.
Konsep Pola Kegiatan …………………………………………………
163
V.3.
Konsep Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang ……………………
163
V.4.
Konsep Besaran Ruang dan Penentuan Kebutuhan Luas Site ……
165
V.5.
Konsep Hubungan Ruang …………………………………………….
176
V.5.1. Hubungan Antar Kelompok Ruang PPST PERSIS ……......….
176
V.5.2. Hubungan Antar Ruang dalam Kelompok Ruang PPST PERSIS
177
Konsep Tata Ruang dan Ekspresi Ruang ……………………………. commit to user
180
V.6.
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
V.7.
Konsep Lokasi dan Site
……………………………………..…..
182
V.8.
Konsep Pencapaian Site ……………………………………………….
V.9.
Konsep Orientasi Site ………………………………….....………………184
183
V.10. Konsep Sirkulasi Site ………………………………..…………………
185
V.11. Konsep Kebisingan ……………………………………………………
186
V.12. Konsep Zonifikasi …………………………………………………..
186
V.13. Konsep Tata Massa dan Ekspresi Bangunan ……………………….
188
V.14. Konsep Tata Ruang Luar PPST PERSIS …………………………….
191
V.15. Konsep Aspek Komersial pada Bangunan PPST di Surakarta ……
192
V.15.1.Konsep Menciptakan Ruang-ruang Komersial ………………….. 192 V.15.2.Konsep Merancang Beberapa Ruang untuk Sekaligus Disewakan 193 V.15.3. Bangunan PPST Persis di Surakarta ……………………………… 193 V.15.4.Konsep Efisiensi Bangunan PPST PERSIS di Surakarta .....……… 193 V.15.5.Konsep Menarik pada Bangunan PPST PERSIS di Surakarta
194
V.16. Konsep Sistem Struktur …………………………………………………. 195 V.16.1. Sub Struktur …………………………………………………….
195
V.16.2. Super Struktur …………………………………………………..
196
V.16.3. Upper Struktur ………………………………………………………
196
V.17. Konsep Sistem Utilitas Bangunan PPST PERSIS …………………… 197 V.17.1. Sistem Mekanikal dan Elektrikal ………………………………
197
V.17.2. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah ………………………
201
V.17.3. Sistem Transportasi Vertikal ………………………………….
203
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 204
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Gambar 2.1:
Struktur Organisasi Klub sepak bola profesional.
32
Gambar 2.2:
Logo klub Manchester United
39
Gambar 2.3 : Logo Piala Dunia Korea Jepang 2002
40
Gambar 2.4 : Kostum Tim Lazio
40
Gambar 2.5. : Bentuk persegi pada Stadion–Stadion di Dunia
41
Gambar 2.6 : Bangunan sport komersial
43
Gambar 2.7 : Ajax Junior
44
Gambar 2.8 : Blok Plan KNVB National Training Centre
46
Gambar 2.9 : Tim nasional Prancis
47
Gambar 2.10: Keterangan Mengenai Tim Young Lion Singapore
48
Gambar 2.11: Fasilitas Terpadu Courts Young Lions (1)
50
Gambar 2.12: Fasilitas Terpadu Courts Young Lions (2)
50
Gambar 2.13: Fasilitas Terpadu Courts Young Lions (3)
50
Gambar 2.14: Fasilitas Terpadu Courts Young Lions (4)
51
BAB III. TINJAUAN SURAKARTA DAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS YANG DIRENCANAKAN Gambar 3.1 :
Peta Administrasi Kota Surakarta
52
Gambar 3.2 : Peta Batas Kota Surakarta
54
Gambar 3.3:
Stadion R. Maladi
59
Gambar 3.4:
Stadion Manahan
59
Gambar 3.5:
Lapangan Kotabarat
60
Gambar 3.6:
Tim PERSIS Solo
62
Gambar 3.7:
Struktur Organisasi PERSIS
63
Gambar 3.8 : Hubungan ekonomi, masyarakat, dan lingkungan
73
Gambar 3.9 : Alur Finansial Pembangunan PPST PERSIS di Surakarta
75
Gambar 3.10 : Bagan mekanisme finansial PPST PERSIS di Surakarta
76
Gambar 3.11 : Sketsa green roof
77
Gambar 3.12 : Sepeda sebagai alat transportasi alternatif pada kawasan PPST PERSIS commit to user
79
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV. ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PADA PUSAT PELATIHAN SEPAKBOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA Gambar 4.1 : Kebutuhan ruang gerak tubuh manusia (Data Arsitek)
85
Gambar 4.2 : Dimensi manusia dengan perabotan (Data Arsitek)
86
Gambar 4.3 : Ukuran Lapangan Sepak Bola (www.fifa.com)
87
Gambar 4.4 : Training Pool
88
Gambar 4.5 : Recreation Poll
89
Gambar 4.6 : Alat – alat fitness/ gym
90
Gambar 4.7 : Alat – alat untuk Kebugaran Fisik Pemain Sepak bola
91
Gambar 4.8 : Ruang Audio Visual
91
Gambar 4.9:
99
Hubungan Antar Kelompok Ruang PPST PERSIS
Gambar 4.10 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Kesehatan PPST PERSIS
100
Gambar 4.11 :Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Penginapan PPST PERSIS
101
Gambar 4.12 : Hubungan Ruang pada kelompok Ruang Pengelolaan PPST PERSIS
102
Gambar 4.13 : Hubungan Ruang pada kelompok Ruang Informasi PPST PERSIS
103
Gambar 4.14 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Komersial PPST PERSIS
103
Gambar 4.15 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Penunjang PPST PERSIS
104
Gambar 4.16 : Sainsbury Centre karya Norman Foster
105
Gambar 4.17 : Toko buku Aksara (Andra Matin)
105
Gambar 4.18 : Wallpaper dan logo Klub PERSIS
106
Gambar 4.19 : Distribusi Wilayah Pengembangan Kota Surakarta
108
Gambar 4.20 : Foto Udara Lokasi Jalan Adi Sucipto (Google Earth)
108
Gambar 4.21 : Foto Udara Lokasi wilayah Solo Baru (Google Earth)
109
Gambar 4.22 : Foto Udara Lokasi wilayah Mojosongo (Google Earth)
109
Gambar 4.23 : Foto Udara Lokasi Site PPST PERSIS (Google Earth)
110
Gambar 4.24 : Lokasi Site Terpilih PPST PERSIS (Analisis penulis)
110
Gambar 4.25 : Pola Pencapaian PPST PERSIS (Analisis penulis)
113
Gambar 4.26 : Analisis Orientasi PPST PERSIS (Analisis penulis)
115
Gambar 4.27 : Respon Desan Orientasi PPST PERSIS (Analisis penulis)
116
Gambar 4.28 : Pola Sirkulasi Urutan Sederhana (Buku Sumber Konsep)
117
Gambar 4.29 : Pola Sirkulasi Arah Majemuk (Buku Sumber Konsep) commit to user
117
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.30 : Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik (Buku Sumber Konsep)
118
Gambar 4.31 : Pola Sirkulasi Lintasan Tertutup (Buku Sumber Konsep)
118
Gambar 4.32 : Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik (Buku Sumber Konsep)
119
Gambar 4.33 : Respon Desain Kebisingan Site PPST
120
Gambar 3.34 : Zoning Horizontal Site (Analisis penulis)
121
Gambar 4.35 : Zoning Vertikal Site ( Analisis penulis)
122
Gambar 4.36 : Pembagian Zoning PPST PERSIS di Surakarta
122
Gambar 4.37 : Pembagian Zoning Horisontal PPST PERSIS di Surakarta
124
Gambar 4.38 : Pembagian Zoning Vertikal PPST PERSIS di Surakarta
125
Gambar 4.39 : Penggabungan Massa
128
Gambar 4.40: Pendekatan Bentuk Dasar dan Pola Bangunan
129
Gambar 4.41 : Gubahan Massa Bangunan
129
Gambar 4.42 : Gubahan Massa Bangunan PPST PERSIS di Surakarta
130
Gambar 4.43 : Material lansekap bangunan
133
Gambar 4.44 : Gambar Sirkulasi pada Kelompok Ruang Pengelolaan PPST PERSIS
139
Gambar 4.45 : Keharmonisan Bentuk Bujur Sangkar dan Lengkung sebagai Elemen Daya Tarik Ruang Luar, Harlow Sport Centre, London
140
Gambar 4.46 : Contoh Variasi pada Toko Olahraga.
141
Gambar 4.47 : Logo PERSIS dan toko Pasoepati.Net yang menjual merchandise
143
PERSIS. (www.pasoepati.net) Gambar.4.48 : Tipe Pondasi (Analisis penulis)
144
Gambar 4.49 : Pondasi Tiang Pancang dan Pondasi Footplate (Analisis Penulis)
145
Gambar. 4.50 :Super - Struktur (Analisis penulis)
146
Gambar 4.51 : Upper-struktur (Analisis penulis)
147
Gambar 4.52 : Penerapan Lampu Fluoroscene (Sumber: www.google.com)
150
Gambar 4.53 : Sistem Drainase (air hujan) Sumber: Analisis pribadi
159
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA Gambar 5.1 : Ukuran Lapangan Sepak Bola
165
Gambar 5.2 : Training Pool
166
Gambar 5.3 : Recreation Poll
commit to user xviii
167
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 5.4 : Alat – alat fitness/ gym
168
Gambar 5.5 : Alat – alat untuk Kebugaran Fisik Pemain Sepak Bola
168
Gambar 5.6 : Ruang Audio Visual
169
Gambar 5.7 : Hubungan Antar Kelompok Ruang PPST PERSIS
177
Gambar 5.8 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Latihan PPST PERSIS
177
Gambar 5.9 :
Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Penginapan PPST PERSIS
178
Gambar 5.10 : Hubungan Ruang pada kelompok Ruang Pengelolaan PPST PERSIS
178
Gambar 5.11 : Hubungan Ruang pada kelompok Ruang Informasi PPST PERSIS
179
Gambar 5.12 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Komersial PPST PERSIS
179
Gambar 5.13 : Hubungan Ruang pada Kelompok Ruang Komersial PPST PERSIS
180
Gambar 5.14 : Wallpaper dan logo Klub PERSIS
180
Gambar 5.15 : Foto Udara Lokasi Site PPST PERSIS (Google Earth)
181
Gambar 5.16 : Lokasi Site Terpilih PPST PERSIS (Analisis penulis)
182
Gambar 5.17 : Sistem Pencapaian PPST PERSIS di Surakarta
182
Gambar 5.18 : Pola Pencapaian PPST PERSIS (Analisis penulis)
183
Gambar 5.19 : Orientasi PPST PERSIS di Surakarta
184
Gambar 5.20 : Respon Desan Orientasi PPST PERSIS (Analisis penulis)
184
Gambar 5.21 : Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik (Buku Sumber Konsep)
185
Gambar 5.22 : Pembagian Zoning PPST PERSIS di Surakarta
185
Gambar 5.23 : Pembagian Zoning Horisontal PPST PERSIS di Surakarta
186
Gambar 5.24 : Pembagian Zoning Vertikal PPST PERSIS di Surakarta
186
Gambar 5.25 : Pola Tata Massa PPST PERSIS
187
Gambar 5.26 : Pendekatan Bentuk Dasar dan Pola Bangunan
188
Gambar 5.27 : Gubahan Massa Bangunan
190
Gambar 5.28 : Gubahan Massa Bangunan PPST PERSIS di Surakarta
190
Gambar 5.29 : Material lansekap bangunan
191
Gambar 5.30 : Gambar Sirkulasi pada Kelompok Ruang Pengelolaan PPST PERSIS
194
Gambar 5.31 : Logo PERSIS dan toko Pasoepati.Net yang menjual merchandise PERSIS. (www.pasoepati.net)
195
Gambar 5.32 : Pondasi Tiang Pancang dan Pondasi Footplate (Analisis Penulis)
196
Gambar. 5.33 :Super - Struktur (Analisis penulis) commit to user
196
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 5.34 :Upper-struktur (Analisis penulis)
197
Gambar 5.35. :Sistem Drainase (air hujan) Sumber: Analisis pribadi
202
commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
BAB I. PENDAHULUAN Tabel 1.1 :
Perbedaan Kondisi Sepakbola di Negara Maju dan di Indonesia
7
Tabel 1.2 :
Variabel Efisiensi
10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tabel 2.1 :
Tahap-tahap Pembinaan Sepak Bola
35
Tabel 2.2 :
Aspek Komersial pada Beberapa Bangunan
38
BAB III. TINJAUAN SURAKARTA DAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS YANG DIRENCANAKAN Tabel. 3.1:
Kecamatan di Surakarta
53
Tabel 3.2 :
Jumlah berbagai Wadah Olahraga di Solo
55
Tabel 3.3 :
Klub yang terdaftar resmi di Solo
56
Tabel 3.4 :
Even sepakbola yang pernah diadakan di Solo
57
Tabel 3.5.:
Venue sepakbola di Solo dan kondisi fasilitasnya
58
Tabel 3.7 :
Jumlah Pengurus PERSIS
63
BAB IV. ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PADA PUSAT PELATIHAN SEPAKBOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA Tabel 4.1 :
Pelaku dan Kegiatan Pengelolaan PPST PERSIS
81
Tabel 4.2 :.
Kegiatan Pengunjung PPST PERSIS di Surakarta
82
Tabel 4.3 :
Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang PPST PERSIS
83
Tabel 4.4 :
Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Pelatihan PPST PERSIS
91
Tabel 4.5 :
Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Penunjang PPST PERSIS 93
Tabel 4.6 :
Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Informasi PPST PERSIS
96
Tabel 4.7 :
Tabel Analisis Pencapaian
112
Tabel 4.8 :
Pola Orientasi
114
Tabel 4.9 :
Tuntutan Kegiatan pada kelompok Ruang PPST PERSIS
123
Tabel 4.10 :
Tabel Bentuk Massa
126
Tabel 4.11 :
Tabel Alternatif Pola Massa
127
Tabel 4.12 :
Variabel Efisiensi
135
Tabel 4.13 :
Empat unsur bangunan pintar commit to user
148
xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA Tabel 5.1 :
Pelaku dan Kegiatan Pengelolaan PPST PERSIS
162
Tabel 5.2 :
Kegiatan Pengunjung PPST PERSIS di Surakarta
163
Tabel 5.3 :
Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang PPST PERSIS
163
Tabel 5.4 :
Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Pelatihan PPST PERSIS
169
Tabel 5.5 :
Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Penunjang PPST PERSIS 171
Tabel 5.6 :
Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Ruang Informasi PPST PERSIS
174
Tabel 5.7 :
Tabel Alternatif Pola Tata Massa
189
commit to user xxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Aspek Komersial Untuk Meningkatkan Profesionalisme Klub Prasetya Danu Nugroho Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Pada mulanya olah raga dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesehatan badannya yang disebut Health Sport. Dalam Kerangka ini yang terpenting dalam sepak bola adalah bagaimana dengan permainan tersebut dilakukan gerakan–gerakan yang dapat meningkatkan kesehatan para pemainnya. Kegiatan sepak bola ini cukup dilakukan di lapangan sepak bola yang sederhana, tanpa membutuhkan sarana pendukung lainnya. Dalam perkembangannya, sepak bola masuk dalam kerangka Sport for Competition. Dimana olah raga sudah mengarah pada kepentingan pertandingan. Kepentingan untuk menyehatkan badan dalam sepak bola bergeser ke tingkat yang lebih tinggi yakni bagaimana dapat memenangkan pertandingan dalam sepak bola. Untuk mencapai tujuan ini pemain sepak bola diorganisasikan dalam sebuah klub yang dilatih kemampuan fisik dan tekniknya serta dikenalkan dengan berbagai strategi dan pola permainan untuk dapat memenangkan pertandingan. Sehingga pemain sepakbola harus tangguh, berlatih teratur dan pandai dalam strategi, pola, dan teknik. Untuk itu selain lapangan sepak bola yang dilengkapi dengan tempat penonton, diperlukan juga tempat latihan dan kantor untuk kepentingan mengelola dan mengatur sebuah klub. Saat ini, sepak bola telah memasuki era Sport for Entertaintment. Pertandingan sepakbola sudah menjadi pertunjukan artificial yang berorientasi ke pasar. Dalam pertandingan sepak bola tidak hanya dibutuhkan kemenangan, tapi harus menampilkan permainan yang cantik dengan gol – gol yang indah, serta berbagai hal yang dapat menyenangkan dan memuaskan para pecinta sepak bola. Secara umum tujuan penyusunan adalah merumuskan konsep perencanaan dan perancangan “wadah” bagi pelatihan sepak bola untuk Klub PERSIS di Surakarta yang terpadu dan efisien untuk mengurangi kelelahan, mengatasi kelambatan, memperpendek jarak, dan menghemat biaya demi meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub PERSIS Solo dengan pendekatan aspek komersial. Untuk meningkatkan prestasi dan profesionalisme klub, maka perlu dirancang pusat pelatihan terpadu PERSIS di Surakarta yang efisien dan komersial. Dengan kemandirian dan profesional tersebut diharapkan dapat mengangkat prestasi Klub PERSIS Solo. Analisis pendekatan konsep perencanaan dan perancangan PPST PERSIS di Surakarta dengan Tinjauan Komersial, mencangkup analisis kegiatan, analisis peruangan, analisis bentuk dan struktur bangunan untuk mendapatkan konsep dasar perencanaan dan perancangan PPST PERSIS di Surakarta dengan Tinjauan Komersial. Sedangkan analisis pendekatan desain perencanaan dan perancangan PPST PERSIS di Surakarta, mencangkup analisis pendekatan desain makro seperti pemilihan lokasi site, pendekatan desain sirkulasi dan pencapaian, pendekatan desain orientasi, pendekatan desain respon noise, pendekatan desain respon klimatologi, zonifikasi site. Analisis pendekatan desain mikro seperti, pendekatan desain peruangan, pendekatan desain bangunan, sistem struktur bangunan PPST PERSIS di Surakarta, dan sistem utilitas PPST PERSIS di Surakarta. Kata Kunci : Pusat Pelatihan Sepak Bola, Sepak Bola, PERSIS Solo, Surakarta, Komersial.
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
INTEGRATED PERSIS FOOTBALL TRAINING CENTER IN SURAKARTA With Approach Commercial Aspects To Improve Professionalism Of Club Prasetya Danu Nugroho Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRACT At first exercise carried out by the human body to improve health called Health Sport. In this framework the most important thing in soccerl is how the game was made movements that can improve the health of its players. Soccer activity is done on the soccer field that is simple, without the need for other means of support. In its development, in the framework soccer Sport for Competition. Where the sport has led to the interest of the game. The importance of healthy body weight in soccer shifted to a higher level as to how to win the game in soccer. To achieve this goal soccer players were organized into a club that trained physical ability and technique and introduced to various strategies and formats to be able to win the game. So that must be a tough soccer player, practicing regularly and clever strategies, patterns, and techniques. For it other than a soccer field that is equipped with a spectator, also needed a gym and an office for the purpose of managing and organizing a club. Today, soccer has entered the era of Sport for Entertaintment. The game of soccer has become a performance-oriented artificial market. In a soccer match not only needed a victory, but had to play with a beautiful goal - a beautiful goal, and the various things that can be fun and rewarding soccer lovers. The general objective is to formulate the preparation of planning and design concept "container" for training for club PERSIS Solo with integrated and efficient way to reduce fatigue, overcome delays, shorten the distance, and save costs in order to enhance the professionalism and achievements PERSIS Solo club aspect approach commercial. To improve the performance and professionalism of the club, it should be designed integrated training center in PERSIS Solo club efficient and commercially. With independence and the professional is expected to raise achievement PERSIS Solo club. Analysis approach to planning and design concepts PPST PERSIS Solo with the Commercial Approach, covers analysis of the activities, the analysis of monetary affairs, analysis of the shape and structure of the building to get the basic concepts of planning and design in PPST PERSIS Solo with the Commercial Approach. While the analytical approach to design planning and design PPST PERSIS Solo, covers analytical approach to macro design site such as site selection, design approach and achievements circulation, orientation design approach, design approach noise response, response design approach climatology, zonifikasi site. Analysis of such micro design approach, the design approach of monetary affairs, building design approach, system structure PPST PERSIS Solo, and utility systems PPST PERSIS Solo.
Keywords: Football Training Center, Football, PERSIS Solo, Surakarta, Commercial.
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
Memberikan penjelasan, umum perihal tugas akhir ini yang meliputi judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan serta sistematika penulisan. I.1. Pengertian Judul I.1.1
Pengertian Redaksional Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta Dengan
Pendekatan
Aspek
Komersial
Untuk
Meningkatkan
Profesionalisme Klub. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pusat diartikan sebagai pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan dari berbagai urusan, hal, dsb. Sedangkan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah tempat yang menjadi kumpulan dari berbagai kegiatan berlaih sepak bola.1 Pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha memberikan pelajaran untuk membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan.2 Dalam hal ini adalah kecakapan bermain sepak bola. Sepakbola merupakan salah satu cabang olah raga yang dilakukan oleh dua tim yang saling berhadapan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dengan peraturan tertentu. Setiap tim berjumlah 11 orang. Terpadu dapat diartikan sebagai sesuatu yang sudah dipadu (disatukan, dilebur menjadi satu)3. Sehingga berarti terpadu dengan berbagai analisis pendukung pelatihan. PERSIS merupakan singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Surakarta (Solo), merupakan perserikatan sepak bola kota di Surakarta. Surakarta merupakan orientasi bangunan yang dimaksud. Dalam hal ini bangunan berada di wilayah Surakarta.
1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1983, hal.781. Ibid, hal. 570 3 Ibid, hal. 689 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Komersial berasal dari Bahasa Inggris commercial, berarti yang bersifat perniagaan atau perdagangan.4 Maksudnya adalah bahwa sifatsifat yang dimiliki perniagaan menjadi tolak ukur dalam merancang Pusat Pelatihan Sepak Bola tersebut. Meningkatkan dapat diartikan dengan menaikkan (derajat, taraf, 5
dsb.). Dalam hal ini adalah menaikkan derajat profesionalisme. Profesionalisme
merupakan
sifat
profesional.6
Sedangkan
profesional memiliki pengertian sesuai dengan pekerjaannya dan dalam olah raga adalah mendapat bayaran karena total di bidangnya. Klub yang dimaksud adalah Klub PERSIS Solo. Dari pengertian istilah-istilah tersebut, dapat dimengerti bahwa judul Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta, dengan Tinjauan Komersial Untuk Meningkatkan Profesonalisme Klub, dapat dipahami sebagai; Suatu rancangan yang mewadahi kumpulan dari segala usaha dalam membiasakan dan memberi kecakapan bermain sepak bola secara yang terpadu dengan berbagai sarana pendukungnya pada PERSIS di Surakarta, dimana dalam perancangannya menggunakan tinjauan aspek komersial, yakni tinjauan yang mengandung nilai jual sehingga dapat meningkatkan profesionalisme klub PERSIS di Solo dalam mengelola persepakbolaan, menggaji pemain, pelatih, dan pengurus. I.1.2.
Pemahaman Esensi Judul Esensi Judul : a. Relevan dengan program aktivitas Kawasan sebagai aktivitas di dalam Pusat Pelatihan Terpadu PERSIS di Surakarta b. Relevan program pewadahan aktivitas Kawasan akan mewadahi dan memadukan aktivitas di dalam Pusat Pelatihan Sepak bola Terpadu PERSIS di Surakarta seperti kegiatan pelatihan, kegiatan harian, pelayanan jasa / komersial, kegiatan pengelolaan, dan kegiatan fasilitas bangunan.
4
Ibid, hal. 130 Op. Cit., W.J.S. Poerwadarminta, hal. 1078 66 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1983, hal.781. 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
c. Esensi yang berkaitan dengan roh judul ¾ Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PERSIS di Surakarta Suatu rancangan yang mewadahi kumpulan dari segala usaha dalam membiasakan dan memberi kecakapan bermain sepak bola secara yang terpadu dengan berbagai sarana pendukungnya pada PERSIS di Surakarta, dimana dalam perancangannya menggunakan tinjauan aspek komersial, yakni tinjauan yang mengandung nilai jual sehingga dapat meningkatkan profesionalisme klub PERSIS di Solo dalam mengelola persepakbolaan, menggaji pemain, pelatih, dan pengurus. ¾ Adanya keterpaduan area latihan dan sarana pendukungnya melalui hubungan ruang dan sirkulasi dalam rancangan ¾ Perlunya efisiensi dalam pengelolaan Klub PERSIS Solo Efisiensi tersebut dapat diwujudkan dengan menciptakan pusat pelatihan yang terpadu dan efisien. Dalam artian memadukan berbagai fasilitas yang terpisah tersebut menjadi satu wadah yang terpadu
sehingga
dapat
mengurangi
kelelahan,
mengatasi
kelambatan, memperpendek jarak. Dengan efisiensi tersebut diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub PERSIS Solo. ¾ Upaya Menciptakan Ruang Komersial untuk Meningkatkan Profesionalisme Klub PERSIS Menciptakan ruang komersial yang dapat menjual langsung barang-barang klub, misalnya toko-toko yang menjual berbagai barang yang berhubungan dengan olahraga pada umumnya dan sepak bola pada khususnya. ¾ Menggunakan media yang memiliki nilai jual tinggi Menggunakan media yang memiliki nilau jual yang tinggi sekaligus untuk mempublikasikan diri dan memberikan berbagai informasi mengenai PERSIS dan persebakbolaan pada umumnya, baik media cetak maupun elektronik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
¾ Menyewakan penggunaan sarana latihan untuk waktu-waktu tertentu ketika tidak digunakan untuk berlatih. ¾ Pemfasilitasan jangka panjang bagi bibit muda pesebakbola di Surakarta Dalam menjalankan doktrin sepak bola, klub mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu diproyeksikan sebagai Pusat Pembangkit Kemajuan Sebak bola. Sebagai pusat pembinaan, sebuah klub harus bersifat mandiri, dalam arti memiliki otonomi penuh untuk melaksanakan pola kerjanya. I.2. Latar Belakang I.2.1. Pergeseran Peran Sepak Bola bagi Kehidupan Manusia Pada mulanya olahraga dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesehatan badannya yang disebut Health Sport. Dalam Kerangka ini yang terpenting dalam sepak bola adalah bagaimana dengan permainan tersebut dilakukan gerakan–gerakan yang dapat meningkatkan kesehatan para pemainnya. Kegiatan sepak bola ini cukup dilakukan di lapangan sepak bola yang sederhana, tanpa membutuhkan sarana pendukung lainnya. Dalam perkembangannya, sepak bola masuk dalam kerangka Sport for Competition. Dimana olah raga sudah mengarah pada kepentingan pertandingan. Kepentingan untuk menyehatkan badan dalam sepak bola bergeser ke tingkat yang lebih tinggi yakni bagaimana dapat memenangkan pertandingan dalam sepak bola. Untuk mencapai tujuan ini pemain sepak bola diorganisasikan dalam sebuah klub yang dilatih kemampuan fisik dan tekniknya serta dikenalkan dengan berbagai strategi dan pola permainan untuk dapat memenangkan pertandingan. Sehingga pemain sepakbola harus tangguh, berlatih teratur dan pandai dalam strategi, pola, dan teknik. Untuk itu selain lapangan sepak bola yang dilengkapi dengan tempat penonton, diperlukan juga tempat latihan dan kantor untuk kepentingan mengelola dan mengatur sebuah klub. Saat ini, sepak bola telah memasuki era Sport for Entertaintment. Pertandingan
sepakbola
sudah
menjadi
pertunjukan
artificial
yang
berorientasi ke pasar. Dalam pertandingan sepak bola tidak hanya dibutuhkan kemenangan, tapi harus menampilkan permainan yang cantik dengan gol –
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
gol yang indah, serta berbagai hal yang dapat menyenangkan dan memuaskan para pecinta sepak bola. Maka kelangsungan klub sepak bola harus dijaga dengan
pembibitan
pemain
yang
senantiasa
dibina
dan
dilatih
kemampuannya. Prestasi klub sepak bola telah menjadi mesin uang yang dapat meningkatkan pendapatan personal, perusahaan, ayaupun daerah. Industri sepakbola lahir dengan menggunakan kekuatan media baik cetak maupun elektronik untuk memperluas bisnis. Dalam industri ini, sebuah klub memerlukan fasilitas yang lebih kompleks. Walaupun demikian, sepak bola tetaplah olahraga yang global, untuk kesehatam, kesenangan, dan persahabatan antar manusia. Saat ini indusri sepak bola bukan hanya di Eropa, tapi sudah memasuki era baru di Asia termasuk Indonesia. Bahkan Asia disebut oleh Keith Kooper, direktur media FIFA, sebagai industri sepak bola masa depan.7 Tapi hal yang masih menjadi kendala sseperti yang disebutkan Peter Velappan, Sekjen Asian Confederation (AFC) adalah bahwa tidak setiap Negara di Asia menata persepakbolaan dengan professional. Profesional bukan hanya menggaji pemain, tapi juga dalam organisasi, kepengurusan, kepelatihan, dan pembinaan. Untuk itu, agar Asia dapat sejajar dengan benua lain, AFC mengkonsentrasikan pada pembinaan pemain usia peningkatan kompetisi antar klub dan peningkatan kualitas pelatih.
pemula, 8
I.2.2. Perbandingan Pembinaan Sepakbola di Negara-Negara Maju dan di Indonesia Yang dimaksud dengan negara–negara maju adalah negara–negara yang telah maju persepakbolaannya, seperti Jerman, Italia, Perancis, dan Belanda di Eropa, serta Brasil, Uruguay, dan Argentina di Amerika. Di Negara–Negara ini sepak bola sudah menjadi tradisi. Di Italia, sepak bola dianggap agama, di Inggris disebut more than life, sedangkan di Brasil dan Argentina diyakini telah menjadi nafas kehidupan.9 Tradisi sepakbola tersebut dibangun dengan konsistensi kompetisi. Dan kompetisi yang konsisten dibangun dengan profesionalisme secara 7
Keith Kooper, Asia Pusat Bisnis Sepakbola Masa Depan, Bola No.767 Bola, Sepakbola Asia Belum Dikelola Secara Pro, No. 751 9 Sumohadi Marsis, Catatan Ringan Piala Dunia (6), Bola No. 813 8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
bersama–sama oleh induk organisasi sebagai penyelenggara dan klub–klub sebagai peserta sekaligus sebagai ajang pembinaan para pemain. Kompetisi di negara–negara tersebut telah dilaksanakan secara tertib dan berjenjang. Di Inggris misalnya, terdapat kompetisis liga Inggris yang dilaksanakan secara berjenjang ; Divisi II, Divisi I (24 klub), dan Divisi utama (20 klub), Tiga klub terbaik Divisi II mendapat promosi ke divisi I demikian juga halnya dengan tiga klub terbaik divisi I mendapatkan promosi ke Divisi Utama. Dua klub teratas Divisi Utama berhak mewakili Inggris di Piala Champion dan tiga klub di Piala UEFA (United European Football Association). Sedangkan tiga klub klasemen terbawah Divisi Utama masuk zona degradasi turun ke Divisi I, tiga klub terbawah Divisi I turun ke Divisi II dan seterusnya. Sellain kompetisi liga digelar pula pertandingan perebutan Piala FA (Football Association), induk organisasi sepak bola Inggris, yang dilaksanakan dengan sistem gugur. Juara liga dan pemegang Piala FA dipertemukan dalam pertandingan Charity Shield. Selain kompetisi yang konsisten, kemajuan sepakbola di Negara– Negara tersebut ditopang oleh para pelaku sepak bola terutama pemain yang profesional. Sedangkan profesionalisme pemain sangat tergantung dan profesionalisme klub. Klub mampu membayar pemain, pelatih dan pengurus dengan harga yang tinggi sehingga semuanya dapat lebih total mencurahkan perhatiannya pada sepak bola. Untuk dapat membayar tinggi, klub tidak hanya mengendalikan hasil penjualan tiket pertandingan, tetapi menjalankan ‘menchandising’ dalam industri sepak bola. Dalam industri sepakbola, banyak hal yang dapat dijual. Sejak dari hal–hal kecil yang berbau klub seperti peralatan tulis menulis, peralatan rumah tangga, kartu–kartu, gambar–gambar pemain dan klub boneka, pakaian, peralatan olahraga, dan berbagai souvenir lainnya, sampai informasi baik cetak maupun elektronik, bahkan sejarahpun dapat mendatangkan uang. Klub secara terus menerus menarik terus menerus menarik perhatian dan memanjakan pendukungnya dengan berbagai layanan merchandising. Karena pendukung ini pula banyak sponsor yang mau bergabung. Industri ini menyebabkan pelaku sepakbola menjadi mahal harganya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Dalam hal kompetisi, Indonesia tidak jauh berbeda dengan banyak Negara maju. Indonesia mempunyai kompetisi baik amatir maupun professional. Yang professional misalnya Liga Indonesia (LI). LI juga dilaksanakan mulai Divisi II sampai Divisi Utama. Penyelenggaraan Liga Divisi Utama dibagi dalam tiga grup, yaitu grup Barat (12 klub), grup tengah (13 klub). Dan grup Timur (12 klub). Tiga grup tersebut melakukan kompetisi untuk memperebutkan 12 besar. Untuk perebutan juara dilakukan dengan setengah kompetisi. PSSI juga mempunyai program penyelenggaraan perebutan Piala PSSI. Hanya sayangnya, kompetisi belum dapat dijalankan secara konsisten. Diantara beberapa perbedaan dengan negara–negara maju adalah pelaku–pelaku sepakbola kurang profesional. Hal ini dikarenakan klub tidak mampu membayar pemain, pelatih, ataupun pengelola dengan harga tinggi, sehingga banyak diantara mereka yang tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada sepak bola. Hal ini disebabkan karena selama ini klub hanya mengandalkan hasil penjualan tiket pertandingan dan bantuan pemerintah yang tidak seberapa bagi perserikatan. Perbedaan lain adalah, klub tidak mampu memberikan layanan yang bagus bagi pendukungnya, sehingga mereka tidak berkembang, baik dari segi fanatisme maupun jumlahnya. Akibatnya tidak banyak sponsor yang berminat. Ada juga klub mencoba untuk menjembatani informasi melalui struktur organisasi. Misalnya seperti Persija Jakarta dengan kekuatan Gubernur Fauzi Bowo untuk mendongkrak perolehan sponsor. Seperti halnya di negara–negara maju. Indonesia juga menerapkan klub sebagai pusat pembinaan pemain. Akan tetapi kendala yang dihadapi adalah klub–klub di Indonesia belum sepenuhnya professional. Beberapa perbedaan tersebut dapat disederhanakan dalam tabel berikut : Tabel 1.1. Perbedaan Kondisi Sepak bola di Negara Maju dan di Indonesia
NEGARA MAJU (Eropa dan Amerika Selatan) Kompetisi berlangsung dengan konsisten
INDONESIA Kompetisi tidak berlangsung dengan konsisten
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
NEGARA MAJU (Eropa dan Amerika Selatan) Dikelola secara professional Sudah dapat dijadikan profesi Sistem persepakbolaan sudah dapat berjalan kontinyu Pembinaan usia dini secara konsisten Udah melakukan system pembinaan yang bagus Menggunakan tinjauan komersial
INDONESIA Belum dikelola secara professional Belum dapat dijadikan profesi Masih dipusingkan dengan berbagai masalah dengan induk organisasi Pembinaan usia dini tidak konsisten Belum melakukan system pembinaan yang bagus Tidak menggunakan tinjauan komersial. Sumber : Analisis Pribadi, 2011
Salah satu klub di Inggris yang sangat komersial dalam menata klub adalah Manchester United (MU). Klub ini sekarang menjadi klub terkaya di dunia. Ia mendapat pemasukan dari penjualan barang–barang klub, tiket pertandingan dan hak siar televisi.10 I.2.3. Peranan Klub Sepak Bola dalam Kebijaksanaan Persepakbolaan Nasional Untuk membina persepakbolaan nasional, dalam Pola Pembinaan Sepak Bola Nasional (PPSN). Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai organisasi induk sepak bola di Indonesia mencanangkan doktrin yang disebut doktrin pembinaan sepak bola melalui Menangguk dan Menggembleng
Bibit
Unggul
atau
disingkat
“Menangguk
dan
Menggemblenng Unggul”.11 Dalam menjalankan doktrin sepak bola, klub mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu diproyeksikan sebagai Pusat Pembangkit Kemajuan Sebak bola.12 Sebagai pusat pembinaan, sebuah klub harus bersifat mandiri, dalam arti memiliki otonomi penuh untuk melaksanakan pola kerjanya.13 10
“Inggris Sudah Kaya Sejak 1996”, Bola No.783 Pola Pembinaan Sepakbola Nasional, PSSI, hal. 11 12 Ibid, hal. 42 13 Ibid, hal. 25 11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Untuk dapat melaksanakan pembinaan dengan sebaik–baiknya, PSSI membuat Rancangan Rencana kerja PSSI tahun 2007–2011 yang merupakan konsepsi pembinaan sepak bola lanjutan dari pelaksanaan pengembangan sepakbola kepengurusan PSSI tahun 2007–2011.14 Dalam rancangan tersebut tercantum target yang akan dicapai. Diantaranya mengenai sarana dan prasarana, yaitu: •
Meningkatkan kemampuan manajemen klub peserta liga Indonesia dan anggota PSSI lainnya.
•
Meningkatkan
kemampuan
klub
dalam
menyiapkan
sarana
pertandingan. •
Meningkatkan kemampuan klub dalam menyiapkan sarana latihan lainnya.15 Dengan demikian dalam rangka melaksanakan pembinaan sepakbola
nasional, dapat dilihat bahwa menyapkan sarana latihan dan pertandingan bagi masing–masing klub adalah sama pentingnya dengan menyiapkan manajemen klub itu sendiri. I.2.4. Kondisi Fasilitas PERSIS yang Terpisah PERSIS adalah perserikatan sepak bola kota Solo, yang didirikan pada tahun 1923. Pada tahun 2006, PERSIS berhasil meraih peringkat 2 nasional Divisi 1 Liga Indonesia, sehingga berhasil promosi ke dalam jajaran elit divisi utama Liga Indonesia pada taun 2007 sampai saat ini. Prestasi ini menuntut pemerintah daerah, pengurus PERSIS, pemain, maupun masyarakat Solo untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan prestasi PERSIS untuk masuk dalam jajaran klub elite dengan promosi ke Indonesia Super League (ISL), yang merupakan kasta tertinggi di persepakbolaan Indonesia. Sebagai perserikatan, PERSIS harus dapat bersaing dengan klub-klub profesional lainnya. Dengan demikian mau tidak mau PERSIS juga harus dapat mengadakan pembinaan yang intensif di setiap usia, minimal sesuai dengan yang diterapkan dalam Badan Liga Indonesia. Dalam segi fasilitas, PERSIS masih jauh tertinggal dari klub-klub profesional lain yang sudah 14 15
Rancangan Rencana Kerja PSSI tahun 2007 – 2011, PSSI Ibid, hal. 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
sudah memiliki fasilitas memadai seperti markas sekaligus tempat latian yang memadai, mess pemain, kantor pengurus lengkap dengan ruang tamu, ruang pertemuan. Saat ini PERSIS bermarkas di Jalan Kebangkitan Nasional Solo, sebelah selatan Stadion Sriwedari. Markasnya hanya cukup untuk penginapan sederhana, ruang rapat yang sederhana dan halaman utntk latihan fisik yang tidak memerlukan peralatan berat. Untuk pertandingan, PERSIS harus menyewa Stadion Manahan. Untuk latihan di lapangan terbuka menyewa Stadion Sriwedari dan Lapangan Kottabarat. Sedangkan latihan fisik menyewa Asia Gym. Kondisi ini sangat jauh dari standart. Maka untuk mengantarkan PERSIS menuju prestasi yang lebih tinggi, perlu adanya fasilitas yang memadai. Prestasi yang tinggi akan meningkatkan pendapatan daerah, pemain, meningkatkan partisipasi masyarakat dan membuka lapangan kerja. Untuk itu pengurus PERSIS telah merencanakan untuk membangun sebuah fasilitas pelatihan yang memadai dengan dana dari sponsor dan sumbangan dari pengusaha. I.2.5.Perlunya Efisiensi dalam Pengelolaan Fasilitas PERSIS yang TerpisahPisah Secara sederhana, efisien diartikan sebagai menghasilkan banyak dengan bahan sedikit. Efisiensi diukur dari perbandingan dari kemanfaatankemanfaatannya (termasuk efektifitas) terhadap biaya-biaya, pelaksanaan, yakni dengan perbandingan apa yang diperoleh dengan apa yang dibayar. Tapi selain dari biaya, sesungguhnya yang dimaksud dengan apa yang dibayar meliputi juga tenaga, waktu dan ruang. Sedangkan yang dimaksud dengan efisiensi dalam merancang adalah menciptakan ruang dengan efisien, dalam arti dengan pengolahan ruang dapat mengurangi kelelahan, mengatasi kelambatan, memperpendek jarak, dan menghemat biaya seperti terlihat pada tabel dibawah: Tabel 1.2. Variabel Efisiensi
Variabel Tenaga Waktu
Tujuan Mengurangi Kelelahan Mengatasi Kelambatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Variabel Ruang Biaya
Tujuan Memperpendek Jarak Menghemat Biaya Sumber: The Liang Gie, Cara Bekerja Efisien, 2011
Klub PERSIS Solo yang memiliki berbagai fasilitas yang terletak pada lokasi yang terpisah menyebabkan ketidaknyamanan dalam pengelolaan klub. Ketidaknyamanan tersebut berupa sulitnya koordinasi antar staf pelatih, pengurus,
pemain
dan
ofisial
dalam
melaksanakan
rutinitas
klub.
Keterlambatan, kesulitan transportasi, waktu yang banyak terbuang karena jarak, meruapakan berbagai persoalan yang harus dialami karena terpisahnya lokasi fasilitas-fasilitas PERSIS. Hal ini berdampak kurang baik terhadap prestasi klub yang mempunyai tuntutan disiplin tinggi pada tiap rutinitas yang dijalani. Berbagai faktor tersebut menjadi alasan perlunya efisiensi dalam pengelolaan Klub PERSIS Solo. Efisiensi tersebut dapat diwujudkan dengan menciptakan pusat pelatihan yang terpadu dan efisien. Dalam artian memadukan berbagai fasilitas yang terpisah tersebut menjadi satu wadah yang terpadu sehingga dapat mengurangi kelelahan, mengatasi kelambatan, memperpendek
jarak.
Dengan
efisiensi
tersebut
diharapkan
dapat
meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub PERSIS Solo. I.2.6. Upaya
Menciptakan
Ruang
Komersial
untuk
Meningkatkan
Profesionalisme Klub PERSIS Berbagai persoalan sepak bola di Indonesia saling kait mengait membentuk permasalahan yang terus berputar. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut harus dengan memutus mata rantai yang benar dari permasalahan utama tersebut. Adapun ujung dari permasalahan utama tersebut adalah ketidakprofeionalan para pelaku sepak bola di Indonesia. Hal ini dapat dimulai dengan membangun profesionalisme klub untuk dapat membayar pelaku sepak bola dengan harga yang layak. Untuk itu PERSIS sebagai klub profesional, sudah bukan saatnya lagi untuk menggantungkan dana dari APBD, yang ironisnya mulai mendapat larangan dari pemerintah terkait pengunaan APBD untuk pembiayaan sebuah klub profesional. Salah satu solusinya adalah PERSIS kreatif dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
melakukan merchandising. Dengan merchandising, PERSIS akan mendapat pemasukan tambahan sekaligus menarik dan memanjakan pendukung. Dengan banyaknya pendukung akan dapat menarik minat sponsor untuk bergabung. Dalam rangka merchandising tersebut, perlu adanya wadah yang dapat menjadikan pusat pelatihan yang terpadu dengan berbagai fasilitas pendukungnya
yang
sedapat
mungkin
dikomersialkan
untuk
dapat
meningkatkan profesionalisme klub. Berbagai fasilitas yang mungkin dapat dikomersialkan antara lain: - Menciptakan ruang komersial yang dapat menjual langsung barang-barang klub, misalnya toko-toko yang menjual berbagai barang yang berhubungan dengan olahraga pada umumnya dan sepak bola pada khususnya. - Menggunakan media yang memiliki nilau jual yang tinggi sekaligus untuk mempublikasikan diri dan memberikan berbagai informasi mengenai PERSIS dan persebakbolaan pada umumnya, baik media cetak maupun elektronik. - Menyewakan penggunaan sarana latihan untuk waktu-waktu tertentu ketika tidak digunakan untuk berlatih. I.3. Permasalahan Perlunya wadah bagi pelatihan sepak bola untuk Klub PERSIS di Surakarta yang terpadu dan efisien untuk mengurangi kelelahan, mengatasi kelambatan, memperpendek jarak, dan menghemat biaya demi meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub PERSIS Solo dengan pendekatan aspek komersial. I.4. Tujuan Untuk meningkatkan prestasi dan profesionalisme klub, maka perlu dirancang pusat pelatihan terpadu PERSIS di Surakarta yang efisien dan komersial. Dengan kemandirian dan profesional tersebut diharapkan dapat mengangkat prestasi Klub PERSIS Solo. I.5. Sasaran • Adanya ruang-ruang yang dapat mengakomodasi kegiatan latihan bagi klub PERSIS Solo yang memenuhi standart pelatihan klub sepak bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
• Adanya keterpaduan area latihan dan sarana pendukungnya melalui hubungan ruang dan sirkulasi dalam rancangan • Adanya efisiensi ruang pada bangunan-bangunan pusat pelatihan • Adanya ruang-ruang komersial pada rancangan pusat pelatihan sepak bola • Meningkatkan kualitas persebakbolaan di Surakarta • Pemfasilitasan jangka panjang bagi bibit muda pesebakbola di Surakarta I.6. Lingkup I.6.1. Arsitektural Hal-hal yang menyangkut arsitektural pada lingkup: - Fasilitas pelatihan sepak bola - Hubungan antar ruang yang mencerminkan keterpaduan dari berbagai fungsi kegiatan pelatihan sepak bola dengan fungsi penunjang - Efisiensi Ruang - Bangunan komersial yang meliputi : •
Karakteristik bangunan komersial
•
Pemilihan bangunan komersial
•
Berbagai faktor pendukung bangunan komersial
I.6.2. Non Arsitektural Hal-hal yang menyangkut non arsitektural dibatasi pada lingkup : - Perkembangan umum sepak bola - Pola pembinaan sepak bola nasional - Sejarah dan perkembangan pretasi PERSIS - Pola pembinaan sepak bola PERSIS - Program latihan yang diterapkan klub PERSIS - Beberapa hal yang terkait dan diperlukan sebagai pendukung pelatihan sepak bola di PERSIS I.7.
Kutub-Kutub • Kondisi Persepakbolaan Global dan Nasional • Permasalahan Sepak Bola Nasional Saat Ini • Fasilitas Pelatihan Sepak Bola di Surakarta • Pusat Pelatihan Sepakbola Klub PERSIS Solo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
• Aspek Komersial pada Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta I.8.
Strategi Desain • Merancang pusat pelaihan sepak bola yang berkualitas • Merancang fasilitas-fasilitas pendukung yang dipadukan dengan pusat pelatihan untuk meningkakan kualitas pemain PERSIS • Merancang ruang-ruang komersial untuk meningkatkan profesionalisme klub PERSIS
I.9.
Metode Pendataan I.9.1. Observasi Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatab secara sitematis menenai fenomena-fenomena yang dselidiki.16 Adapun observasi yang digunakan adalah observasi partisipan, yaitu penulis ikut ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung, sehingga penulis dapat mengamati dan mencatat segala sesuatu yang behubungan dengan pusat pelatihan sepak bola terpadu PERSIS di Surakarta. I.9.2. Pemotretan Objek pemotretan dilakukan pada berbagai fasilitas yang dimiliki Klub PERSIS Solo meliputi tempat latihan, mess pemain, kantor pengurus, dan Balai PERSIS. I.9.3. Wawancara Sesi wawancara ditujukan pada berbagai narasumber yang berkaitan dengan PERSIS Solo. Narasumber tersebut adalah Sekretaris Umum PERSIS Solo, pemain dan sejumlah suporter yang menyebut dirinya Pasoepati. I.9.4. Literatur Studi literatur meliputi: • Buku-buku dan media cetak yang menunjang dan dapat memberikan informasi tentang sepak bola.
16
Sutrisno Hadi, Methodologi Research Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset, 1989
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
• Buku-buku yang
membahas mengenai pemahaman dan preseden
tentang pelatihan sepakbola. • Jurnal ilmiah, yaitu berupa studi kasus pelatihan sepak bola dan mengenai citra bangunan. • Informasi melalui situs-situs yang terdapat di internet yang berkaitan dan menunjang mengenai pusat pelatihan sepak bola dengan tinjauan komersial pada manajemen klub profesional. I.10.
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman tugas akhir ini, dibuat sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Memberikan penjelasan umum perihal tugas akhir ini yang meliputi judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Menyajikan tinjauan umum tentang sepak bola, klub sepak bola profesional, pelatihan sepak bola, dan tinjauan tentang aspek komersial pada pusat pelatiha sepak bola. Bagian ini selanjutnya akan digunakan
sebagai
landasan
teori
bagi
keseluruhan
proses
perancangan. BAB III : TINJAUAN SURAKARTA DAN PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA TERPADU PERSIS YANG DIRENCANAKAN Berisi tinjauan Kota Surakarta secara umum dan ide pembentukan Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta, disertai perkembangan sepakbola di Indonesia pada umumnya dan Surakarta pada khususnya. BAB IV : ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT
PELATIHAN
SEPAK
BOLA
TERPADU PERSIS DI SURAKARTA Menganalisa bahasan dari uraian bab-bab sebelumnya untuk kemudian disimpulkan sebagai titik tolak menuju ke pendekatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PERSIS di Surakarta. BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN
SEPAK
BOLA
TERPADU
PERSIS
DI
SURAKARTA Menyimpulkan
konsep
perencanaan
dan
perancangan
Pusat
Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta diantaranya meliputi konsep peruangan, konsep tapak, konsep site, konsep tampilan bangunan, konsep bentuk dan pola gubahan massa, konsep desain interior, konsep tata ruang luar, konsep sistem struktur dan konsep sistem utilitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menyajikan tinjauan umum tentang sepak bola, klub sepak bola profesional, pelatihan sepak bola, dan tinjauan tentang aspek komersial pada pusat pelatihan sepak bola. Bagian ini selanjutnya akan digunakan sebagai landasan teori bagi keseluruhan proses perancangan. II.1. Tinjauan Fasilitas Olahraga Fasilitas Olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan pendukung, yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas pertandingan, fasilitas penginapan, sekretariat klub dan sebagainya. Fasilitas latihan dan pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan yang diwadahinya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Fasilitas outdoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang berada di ruang terbuka atau luar ruangan. 2. Fasilitas indoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang berada di dalam ruangan. Kegiatan olahraga, outdoor maupun indoor, idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas yang berada dalam 1 area dengan penyediaan peralatan serta berbagai fasilitas pendukung di dalamnya. Suatu pusat olahraga dapat terdiri dari berbagai cabang olahraga, ataupun hanya satu cabang saja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dan kondisi lingkungan setempat. II.2. Tinjauan Sepak Bola II.2.1. Pengertian Sepak bola merupakan permainan (olahraga) bola yang ditendang dengan kaki yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang.1 II.2.2. Sifat dan Karakter Sepakbola Sifat dan karakter sepakbola diantaranya adalah sebagai barikut : Sepak bola adalah seni permainan yang indah 1
ibid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Walaupun
sepak
bola
termasuk
olahraga
keras,
namun
didalamnya banyak terdapat unsur-unsur keindahan, seperti teknik bermain, gocekan / dribel, akselerasi, dan lain-lain. Di Amerika latin walaupun tidak semegah kompetisi eropa, namun bintang-bintang muda terus dicetak dari wilayah ini. Lihat saja nama Lionel Messi, di usianya yang masih sangat muda, pemain Klub Barcelona ini telah menjadi pemain terbaik dunia dalam tiga tahun terakhir. Teknik bermain ( skill ), dribel, serta akselerasinya membuat orang terkagum-kagum. Bahkan dia disebut-sebut sebagai the new Maradona ataupun titisin dari Maradona, legenda sepak bola Argentina. Pabrik atau pusat produksi pemain sepak bola memang layak disematkan bagi benua ini. Sepak bola sebagai industri bisnis Saat globalisasi mulai menguasai sendi-sendi kehidupan manusia, seketika itu pula fenomena kehidupan ekonomi menjadi berubah. Dunia diatur oleh sebuah sistem ekonomi besar yang berorientasi keuntungan sebesar-besarnya dengan menekan kerugian yang seminimalis mungkin. Tak ada satu pun yang luput dari arus besar globalisasi, termasuk juga sepak bola. Yang dulu mungkin hanya sekedar permainan rakyat untuk mengisi waktu luang, dan mengisi waktu istirahat bagi para kelasi-kelasi Inggris saat ini mulai berubah orientasi. Mungkin pada tahun 1930 masyarakat eropa juga tidak pernah mengira bahwa sepak bola di eropa akan berkembang sedemikian rupa. Banyaknya penggemar permainan ini seolah menjadi potensi bisnis yang amat sayang untuk dilewatkan untuk mengeruk keuntungan materi. Hasilnya dapat kita saksikan saat ini, Liga Inggris membuka mata dunia bahwa sepak bola adalah bisnis besar bahkan mega bisnis. Tak ayal banyak konglomerat dunia yang bersedia menghabiskan uangnya untuk berinvestasi di Britania Raya ini. Mulai dari taipan Rusia, Roman Abramovich hingga mantan penguasa Thailand, Takhsin Sinawatra. Bahkan perusahaan penerbangan Fly Emirates berani membuang uang untuk membangun stadion megah bagi klub asal London Arsenal dengan kapasitas 60.000 penonton, dengan kapasitas stadion ini Arsenal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
mendapatkan jumlah pemasukan tiket yang cukup melonjak dari tahuntahun sebelumnya ketika mereka masih bermarkas di Higbury. Itu baru dari pendapatan tiket penonton, belum dari penjualan marchandise dan hak siar Liga Inggris. Dengan menganut filosofi bahwa sepak bola adalah industri bisnis, membuat seluruh entitas sepak bola menjadi semakin rajin dan ulet untuk meng-improve klub dan manajemennya. Sebab uang tidak akan datang jika prestasi tak kunjung tiba. Uang juga tidak akan dapat berkembang dan bertambah jika prasarana, sarana serta servis terhadap penggemar tidak memadai. Mungkin fenomena / filosofi sepak bola industri adalah yang paling mendekati arus besar globalisasi yang memang trah lahirnya merupakan basis orientasi kekuasaan ekonomi. Mengenai masalah industri bisnis, kita bisa belajar dari klub Inggris sekaliber Manchester United (MU). Ada banyak pelajaran marketing management yang bisa diambil dari mereka, sadar bahwa mereka adalah tim yang sangat terkenal dan memiliki penggemar terbanyak di seluruh dunia khususnya Asia. Sehingga mereka sangat fokus membidik Asia dan berharap mendapatkan banyak keuntungan finansial dari Asia. Bagaimana mereka melakukannya? 9 Pertama, bisa dilihat ketika MU melakukan tur pre-season di Asia. Padahal mereka tahu bahwa pertandingan uji coba melawan klub-klub Asia tidak akan meningkatkan skill pemain mereka. Tapi mereka tetap melakukan tur Asia dan berusaha memuaskan penggemar MU di Asia. Mendekatkan superstar MU dengan penggemar di Asia akan membangun ikatan emosional antara idola-fans dan berpotensi menambah fans baru. 9 Kedua, MU membeli Dong Fangzhou (China) dan Ji Sung Park (Korsel). Keduanya, khususnya Dong memiliki kualitas yang belum bisa disejajarkan dengan pemain inti MU semacam Ronaldo dan Rooney. Jadi motif pembelian kedua pemain itu sudah pasti bisnis. Pembelian ini secara langsung atau tidak, akan menimbulkan efek “bangga” pada rakyat China-Korsel secara khusus dan Asia secara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
umum. Dengan kebanggaan itu, publik Asia pasti akan berusaha memonitor perkembangan Dong dan Ji Sung yang berarti juga memonitor perkembangan MU. 9 Ketiga, MU punya jaringan cafe dan berbagai outlet lain yang menjual merchandise MU di pasar Asia. Di Indonesia juga sudah terdapat cafe MU di Jakarta dan Bandung, meski harganya mahal. Manajemen MU menyadari betapa potensialnya pasar Asia dan mereka menyadari bahwa mereka bisa mengeruk pundi-pundi keuntungan atas kondisi itu. Selain itu klub sepak bola di Indonesia sebaiknya meniru manajemen model MU. Contoh juga Persib yang sudah membuat tabloid khusus yang mengulas tentang Persib. Itu bagus dan perlu dicontoh klub lain. Jadi agar klub-klub bola yang ada di Indonesia tidak banyak menyerap APBD. Lebih bagus lagi kalau mereka membuat pendanaan mandiri, sehingga klub dapat tetap berjalan tanpa memerlukan lagi dana APBD. Sepak bola menjadi alat pemersatu dan alat kepentingan tertentu. Hingga saat ini sepak bola berhasil mempersatukan manusia dari isu rasial dan juga masyarakat borjuis dan proletar. Kita dapat saksikan di Stadion Old Trafford, markas Manchester United, stadion penuh dipadati mulai dari para eksekutif periklanan sampai dengan tukang sapu jalanan, sebuah fenomena yang dapat membuat kehebohan dalam sejarah Inggris Raya. Hal ini dapat juga kita lihat dari kesebelasan Irak yang pada tahun 2007 lalu berhasil menjuarai Piala Asia yang berlangsung di Jakarta. Tak disangka, negeri yang porak poranda akibat invasi AS ini, negeri yang dianggap "kuda hitam" di gelanggang persepakbolaan Asia, mampu meraih kemenangan secara dramatis, lalu dinobatkan sebagai juara sepak bola Asia 2007, sekaligus meraih Piala Asia. Kontan kemenangan itu dirayakan oleh rakyat Irak secara gegap gempita. Rakyat kota Baghdad, ibukota Irak, turun ke jalanan, melambai-lambaikan bendera nasional, berteriak-teriak kesenangan. Anggota tentara dan polisi melepaskan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
tembakan ke udara menunjukkan sukacitanya. Seorang warga Irak yang tinggal di London, Inggris, dan secara pribadi kenal dengan tujuh orang dari sebelas pesepakbola Irak memuji tim nasional asuhan pelatih Jorvan Vieira asal Brazil yang berhasil mempersatukan bangsa. Sebab di dalam kesebelasan itu tidak dikenal perbedaan antara kaum Sunni dengan Syiah, maupun Kurdi, yang sejak invasi tentara AS-Inggris empat tahun lalu, "berantem" satu sama lain, mengakibatkan ribuan rakyat mati atau luka-luka akibat serangan-serangan pelaku pengeboman bunuh diri. Semua anggota kesebelasan merasa pertama-tama sebagai putra Irak. Prestasi kesebelasan Irak merupakan suatu terobosan. Prestasi kesebelasan Irak mencairkan kebekuan, permusuhan antara sesama bangsa Irak. Prestasi kesebelasan Irak menyadarkan kembali akan tali ikatan historis yang telah diputus oleh "kekuatan luar serta asing" dari negeri-negeri Barat, Arab, Persia, dan lain-lain. Di dalam sepak bola dapat di temukan aspek dramatik, teatrikal, komedi, sportivitas, trik, siasat, egoisme, selfishness, unselfishness, yg semua itu ada di kehidupan kita sehari-hari. Hal itu tidak dijumpai pada olahraga lainnya. Saat Portugal melawan Belanda, disana ada Deco dari Portugal yang dikartu merah, lalu juga Van Bronchorst dari Belanda. Namun
di luar lapangan
keduanya malah ngobrol akrab sambil nonton timnasnya bertanding. Kita juga bisa lihat aksi kedipan mata Cristiano Ronaldo pada piala dunia 2006 lalu, gara-gara kedipan matanya, saat tim nasional Inggris beradu dengan Portugal di babak 16-Besar, anak muda asal Portugal ini pernah ditempatkan sebagai public enemy number one alias musuh masyarakat nomor satu Inggris. Kala itu Ronaldo di mata bangsa Inggris adalah sosok yang tidak tahu diri, tidak sportif. Dia dianggap provokator yang mempengaruhi wasit untuk menjatuhkan kartu merah pada striker Inggris sekaligus rekannya di United, Wayne Rooney. Dan, yang lebih membakar bangsa Inggris adalah kedipan mata Ronaldo ke arah kubu Portugal di pinggir lapangan sesaat setelah Rooney benarbenar dikartu merah. Kedipan yang diartikan oleh Inggris sebagai tanda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
sukses Ronaldo “menyingkirkan” Rooney. Beruntunglah
komunitas
Liga Inggris mempunyai manajer sekelas Sir Alex, berkat tangan dinginnya, dia berhasil mendamaikan perseteruan antara Ronaldo dan Rooney, bahkan keduanya bahu membahu membawa Manchester United ke kasta tertinggi liga inggris, dengan mematahkan dominasi Chelsea selama 3 tahun terakhir. Sisi-sisi humanis sepak bola yang mengharu-biru seperti ini seharusnya masuk di pikiran pengurus sepak bola di Indonesia. Bisa jadi pelajaran juga untuk penonton disini. Momen-momen yang menyentuh seperti itu cuma bisa kita lihat dalam sepak bola. Olahraga ini sangat mementingkan team work (kerjasama tim). Artinya kamu tidak akan bisa melakukan segalanya sendirian. Kamu butuh orang lain sebagai partner kamu. Bahkan Lionel Messi yang super duper jago pun tidak akan bisa menang melawan 11 orang jika dia bermain sendirian. Ada pembagian peran dalam sepak bola. Ada yang menjadi kiper, bek, gelandang, dan penyerang.
Sepakbola
adalah
sebuah permainan dengan jumlah pemain 11 orang / regu dan masingmasing regu di satu sisi memiliki pemain yang memiliki kelebihan ataupun disisi lain terdapat pula pemain yang memiliki kekurangan. Namun dari situlah, jika terdapat kerjasama yang baik dalam tim tersebut yang dapat saling melengkapi dalam bermain, maka permainan sepak bola tersebut dapat menciptakan suatu permainan sepak bola yang indah dan atraktif. Post Modernsime Dan Total Football Jika kesulitan menjelaskan aliran Posmodernisme, cobalah menggunakan total football sebagai alat bantu. Sebagai contoh, sepak bola gaya Belanda itu jauh lebih menjelaskan daripada cara lain. Seperti Posmodernisme yang mengacaukan keteraturan yang diagungkan oleh modernisme, total football juga mengacaukan semua pola sepak bola modern yang dijalankan dengan penuh disiplin di atas lapangan rumput. Semangat dekonstruksi dalam Posmodernisme tergambar jelas saat Johann Cruijf dan kawan - kawannya di Ajax Amsterdam pada 1970-an
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
mempraktekkan instruksi Rinus Michels, sang pelatih yang membakukan filsafat baru dalam bersepakbola ini. Inti dari Pasmodernisme dan Total Football sama : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya, keteraturan dalam ketidakteraturan. Seorang pemain belakang dapat jauh menyerang, meninggalkan posnya dan menusuk pertahanan lawan. Penyerang yang mestinya di depan dapat turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan. Seperti dalam Posmodernisme, interkoneksi adalah kunci keberhasilan total football. Namun entah mengapa Michels tak pernah disandingkan dengan para pemikir Posmodernisme lain yang berkarya di banyak bidang, mulai sastra hingga arsitektur. Boleh jadi itu mungkin tak penting, karena diakui atau tidak, sepak bola telah banyak mempengaruhi dunia budaya. Bahkan cabang olahraga ini telah memunculkan sebuah budaya baru yang mungkin tak dimiliki oleh cabang lainnya. Tentu tak banyak yang menyangka, demam sepak bola yang muncul di Amerika Serikat pada 1990-an yang kemudian disusul dengan penyelenggaraan Piala Dunia 1994 di negeri itu, telah memunculkan sebuah terminologi baru dalam diskursus politik dan budaya di Amerika Utara. Di sana saat itu muncul istilah soccer mom yang digunakan secara luas untuk menunjuk kelompok demografi perempuan yang memiliki anak yang masih sekolah. Secara umum, soccer mom merujuk pada konsep keibuan (motherhood) pasca feminisme. Tak lagi se-ekstrem para feminis awal, soccer mom menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan feminisme modern. Mereka berasal dari kelas menengah atas, berpendidikan, berkulit putih, dan tinggal di sub urban. Pertanyaannya, kenapa ibu-ibu muda itu dicap dengan soccer mom. Ini tentu tak bisa dilepaskan dari demam sepakbola pada 1990-an. Berbeda dengan generasi AS sebelumnya yang tak begitu mengenal sepak bola, anak anak masa itu dikenalkan pada olahraga baru yang menarik. Sepak bola pun menjadi program ekstrakulikuler yang paling populer bagi murid kelas kelas awal sekolah dasar. Kebetulan, itu terjadi saat ibu muridmurid itu sedikit berbeda dengan ibu-ibu generasi sebelumnya yang lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
fokus pada dunia karier. Mereka dikenal rela meluangkan waktu untuk mendukung kegiatan-kegiatan kecil anak-anaknya, termasuk sepak bola itu. Dan seperti juga para pemain total football, dalam berpolitik soccer mom ini dikenal tidak “setia” pada satu posisi, swing voter. Mereka berada di balik kemenangan dua kali Bill Clinton dari Partai Demokrat, tapi pada pemilihan berikutnya mereka adalah pendukung George W. Bush yang sangat Republikan. Di negara-negara bola, keadaan tentu lebih gila lagi. “Di Amerika Latin, batas antara sepak bola dan politik itu samar. Ada daftar panjang pemerintahan yang jatuh setelah tim nasional mereka kalah,” kata pemain sepak bola Kolombia, Luis Suarez. Dan sejarah pernah mencatat Perang Sepak Bola, sebuah perang antara Honduras dan El Savador pada 1969 yang pecah setelah pendukung kesebelasan kedua negara itu bentrok pada penyisihan Piala Dunia 1970. Penggemar bola tentu juga masih ingat dengan Andres Escobar, seorang pesepakbola Kolombia yang tewas ditembak oleh salah satu gembong mafia hanya karena melakukan gol bunuh diri yang mengakibatkan Kolombia tersingkir di ajang Piala Dunia 1994. Begitu memukaunya sepak bola bahkan olahraga ini bisa menghentikan perang untuk beberapa hari seperti yang terjadi di Rwanda dan Somalia. Jika politik terlalu menjemukan, marilah kita beralih ke soal gaya hidup. Seorang pemain bola yang tentu tidak kebetulan bernama David Beckham dapat mengubah gaya hidup pria seluruh dunia. Dandanan gaya rambutnya yang selalu berganti-ganti ditunggu, kaca mata yang dipakainya menjadi tren, dan gosipnya selalu menarik, bahkan untuk publik Amerika Serikat yang tak pernah melihatnya merumput. Ia adalah ikon metroseksual yang paling top. Tentu saja, sepak bola tak hanya punya Beckham. Ada lusinan pemain Italia tampan yang dinaikkan ke atas catwalk oleh para desainer mode pada 2004 untuk mengusung tren baru fashion: Soccer Chic. Ini adalah gaya berpakaian kasual yang dipadu dengan gaya sportif. Giorgio Armani, salah seorang desainer Milan yang banyak berkolaborasi dengan sepak bola, yakin para pemain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
bola adalah ikon gaya hidup baru yang mampu menyaingi budaya yang diusung Hollywood. Masih di gaya hidup, dalam ranah kuliner, olahraga yang paling digilai ini punya makanan sendiri. Di Inggris, yang menjadi tempat lahirnya sepak bola, ada makanan tradisional sepak bola yang hanya dapat dipesan dari bangku tribun stadion saat pertandingan berlangsung. Stik, pai lonjong, dan Bovril (ekstrak sapi) adalah makanan khas itu. Sedang di Brazil ada sanduiche de calabresa (roti impit paparoni) yang dapat dibeli di sekitar stadion setelah pertandingan. Sepak bola juga membuat sejumlah musisi dari Ricky Martin hingga Nelly Furtado menelurkan karya, juga para sineas, mulai dari ” Bend it Like Beckham”
hingga ” Goal! ”. Di
sejumlah negara, sepak bola juga punya koran harian dan kanal televisi khusus. Bahkan seorang Ronaldinho (Barcelona) juga dibuatkan serial komiknya, dan Ronaldo (Milan) menjadi inspirasi dari karakter komik. Semuanya itu tentu untuk menampung gairah pada penggilanya. Melihat kefanatikan penggilanya dan rambahan pengaruhnya, tak heran jika sejumlah orang mengatakan sepak bola sebagai sebuah agama dengan nabi atau dewa bernama Pele dan Maradona. Bahkan di Argentina ada Iglesia Maradoniana (Gereja Maradona), sebuah agama parodi yang mendewakan si kuntet yang jago gocek itu yang Kitab Sucinya adalah buku otobiografi "Sang Dewa". Pengikutnya cukup banyak,15.000-orang Hanya ada tiga kata yang mampu menggambarkan cabang olahraga dengan begitu banyak kegilaan itu, seperti yang dikatakan pelatih Manchester United
Sir Alex Ferguson: “Football..? Bloody hell!”.
Komponen-komponen dalam permainan sepak bola yang bisa dianalisis : Skill individu, meliputi: sentuhan pertama / first touch yang “lembut”, kemampuan pemain dalam menguasai bola, melewati pemain dan menendang / mengumpan / mengoper dengan tepat kepada rekan setim.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Kemampuan
untuk
mengorganisasi
pertahanan
sendiri
dalam
menghadang serangan lawan, membaca arah bola umpan lawan, mentackle lawan. Kecerdikan pergerakan pemain untuk membuka pertahanan lawan maupun kerjasama antar pemain ketika menyerang lawan yang bertahannya dengan pola cattenacio (pertahanan gerendel dengan hanya mengandalkan serangan balik). Taktik permainan dan cara bermain ( dengan umpan lambung / long pass , kombinasi umpan kaki ke kaki, umpan panjang, umpan lambung, tusukan lewat sayap dan umpan silang atau tusukan dari tengah) Ketajaman serangan dan konversi tembakan ( gol dibanding jumlah tembakan Kualitas gol, bukan hanya sekedar gol ataupun sekedar bola masuk ke gawang, melainkan proses terjadinya gol tersebut. Apakah gol tersebut terjadi melalui kerjasama antar pemain yang baik dan rapi, melalui freekick (tendangan bebas ) ala Beckham, ataupun melalui aksi individu pemain dengan skill diatas rata-rata ala Leonel Messi. Tim sepak bola yang bagus adalah tim yang kualitas skill individunya diatas rata-rata, bisa mengkombinasikan skill dengan lari membawa bola / dribble melewati lawan, bisa mengkombinasikan umpanumpan pendek / panjang, kerjasama tim dalam membuka pertahanan lawan, bisa mengontrol pemainan dan berinisiatif menyerang lawan, bukan bertahan gaya Italia untuk kemudian melancarkan serangan balik (cattenacio). II.2.3. Kondisi Persepakbolaan Global Sepak bola adalah jenis olah raga yang sangat universal. Di belahan dunia manapun orang mengenal sepak bola. Mereka dengan mudah melakukan atau melihat olahraga ini dimainkan. Berangkat dari olah raga rakyat yang murah dan meriah, sampai saat ini, sepak bola telah berkembang dengan demikian pesatnya, sehingga memasuki era Entertainment. Sepak bola yang dahulu hanya dilakukan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
kalangan bawah, sekarang banyak diminati oleh masyarakat golongan atas. Gejala ini bukan semata-mata karena olahraganya, akan tetapi lebih karena pertunjukannya. Pertandaingan sepak bola sudah menjadi pertunjukan artificial yang berorentasi ke pasar. Dalam era ini, sebuah klub memerlukan fasilitas yang lebih kompleks. Selain lapangan berikut berbagai sarana latihan, kantor, dan penginapan, diperlukan juga fasilitas-fasilitas yang mendukung industri sepak bola. Dengan adanya industri sepak bola ini, maka banyak pemain yang telah dapat menggantungkan hidupnya pada profesi sebagai pemain sepak bola. Demikian juga dengan para pelatih maupun individu lain yang terlibat. Bahkan profesi ini cenderung menjanjikan dengan gaji/pendapatan yang sangat tinggi, seirng dengan peningkatan prestasi yang bersangkutan. Di Jamaika misalnya, negara yang baru pertama kalinya lolos ke putaran final ini menggaji pelatih tim nasionalnya dua puluh kali lipat gaji perdana menterinya. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2011, transfer pemain lokal mencapai Rp.1.3 milyar. Untuk menggaji pemain asing, rata-rata klub klub di Indonesia mengeluarkan 30 juta per bulan.2 Untuk pengurus PSSI, beberapa posisi dapat dilihat gaji pokoknya berkisar antara Rp. 3.000.000,00 sampai Rp. 7.200.000,00. Dalam industri sepak bola, pihak-pihak yang terlibat semakin banyak. Selain pemilik klub, pemain, dan pelatih, ada juga manajer beserta jajarannya dan penonton. Penonton mempunyai peran yang sangat besar dalam industri sepakbola. Dengan penonton yang banyak dan fanatik, akan menarik banyak sponsor yang berarti pemasukan bagi klub harus dapat bermain memuaskan dan memberikan pelayanan yang memuaskan pula kepada penonton. Pelayanan dapat berupa fasilitas pertandingan yang memadai dan barang-barang merchandising yang diperlukan penonton sebgai bentuk dukungannya. II.2.4.
Pembinaan Persepakbolaan Nasional Dalam rangka pembinaan sepak bola di Indonesia, PSSI sebagai oraganisasi induk sepak bola di Indonesia mencanangkan doktrin yang
2
commit to user
John Halmahera, Plus Minus Legiun Asing di Liga Indonesia, Taloid Bola.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
disebut Doktrin Pembinaan Sepak Bola Indonesia. Doktrin ini dirumuskan sebagai: “Membina Sepak Bola Melalui Menangguk dan Mengembangkan Bibit Unggul”.3 Dalam rangka itu pula dirumuskan strategi pembinaan agar efektifitas pembinaan sepak bola nasional dapat terarah rapi. Orientasi pokok dari strategi ini adalah untuk menentukan pusat-pusat perkembangan (development centres) yang paling potensial untuk menerapkan doktrin pembinaan sepak boloa.4 Jadi seandainya bibit-bibit istimewa yang diharapkan tidak ada dalam suatu kawasan (baik seterusnya maupun dalam kurun waktu tertentu), melalui strategi ini setidak-tidaknya dapat ditinggalkan populasi terbina. Dengan berpegang pada esensi doktrin pembinaan, Pola Pembinaan Sepakbola Nasional menyimpulkan suatu strategi pembinaan yang terdiri dari dua langkah pokok, yaitu: II.2.4.1. Pemassalan dan Pembibitan Kedua proses ini merupakan proses-proses yang saling menunjang serta merupakan satu kesatuan. Proses pemassalan dan pembibitan ini diarahkan kepada kelompok umur 8-12 tahun. Karena
adanya
perbedaan
dalam
teknik
pelaksanaannya
diadakanlah pemisahan dengan penekanan yang berlainan. Mengingat adanya perubahan segi fisik maupun konstalasi kejiwaan
dalam
pertumbuhan
anak,
maka
dalam
rangka
Pemassalan dan Pembibitan dilakukan pemisahan dalam taktik dan metode yang disesuaikan untuk usia SD dan SMP. Walaupun kedua proses berjalan serempak untuk kedua kelompok tersebut, perbedaannya terletak pada tekanannya. Secara garis besar, tekanannya adalah sebagai berikut: ¾ Untuk Usia 8 – 12 tahun tekanannya diletakkan pada permasalahan. Jenis sepakbola yang diaktifkan lebih bersifat pembinaan keterampilan dasar dengan bola, yang dituangkan dalam permainan-permainan. 3 4
Pola Pembinaan Sepak Bola Nasional, PSSI, hal. 11. Strategi Pembinaan, Struktur Pemusatan Pembinaan Sepakbola Nasional, PSSI, 21.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
¾ Untuk usia 12 -16 tahun tekanannya diletakkan pada pembibitan. Jenis sepakbola yang diaktifkan lebih bersifat simulasi dari ketrampilan bermain bola dalam bentuk mini. Namun sesungguhnya kedua proses tersebut dilaksanakan secara bersamaan untuk seluruh kelompok umur. Adapun batas usia tersebut tidak dilakukan secara tajam. Pada prinsipnya, tujuan dari langkah Permasalahan dan Pembibitan adalah untuk memperkuat serta melebarkan Dasar Persepakbolaan Indonesia. Dasar yang kuat bukanlah sekedar ramainya kegiatan sepak bola di kalangan kaum muda atau baiknya mutu permainan sebuah tim kesebelasan yunior. Istilah dasar yang kuat yang digunakan oleh PPSN memiliki pengertian, bahwa sepanjang masa tidak terjadi kevakuman pemain pengganti di tingkat manapun. Untuk tiap jenjang sepak bola, tiap generasi pengganti akan mampu mempertahankan standar minimum tingkat permainan dari team yang diganti. Namun terwujudnya dasar yang kuat dan lebar tersebut merupakan syarat minimum untuk munculnya bibit-bibit unggul yang langka. Dalam rangka usaha meningkatkan wadah untuk menangguk bibit unggul tersebut, langkah permasalahan dan pembibitan merupakan strategi tahap pertama. Perlu diketahui, bahwa stastitik permasalahan dari sebuah negara sepak bola maju menunjukkan, bahwa dari seribu pemain bola berumur 8 -12 tahun, rata-rata kurang dari satu orang yang akhirnya mencapai kedudukan pemain kelas satu (belum tim nasional).5 dapat dibayangkan bahwa untuk membentuk sebuah tim nasional yang terdiri dari bibit-bibit unggul sesuai dengan tuntutan doktrin pembinaan, angka stastitik ini akan jauh lebih tidak proporsional. Pada dua kelompok usia diatas, pembinaan dilakukan dengan Sekolah Sepak Bola (SSB). Hal ini disebabkan sifat 5
Ibid hal 22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
pembinaannya yang masal dan pada usia dini, seorang anak belum cukup dewasa untuk menentukan masa depannya di sepakbola. II.2.4.2. Memantapkan Peranan Klub sebagai Pusat Pembangkit Kemajuan Sepakbola Sebuah klub dalam ekosistem sepak bola adalah unit yang otonom dan mampu menampung serta menggarap seluruh aspek pembinaan. Sebuah klub letaknya sedapat mungkin dekat dengan lingkungan hidup pemain-pemainnya, sehingga dimungkinkan komunikasi yang sering antara klub dengan pemain. Dengan demikian, usaha pembinaan dapat dilakukan dengan menyesuaikan dengan ritme kehidupan sehari-hari para pemain. Dipandang dari sudut essensi doktrin pembinaan, dibawah ini dapat didaftarkan latar belakang serta kemampuan intrinsik dari sebuah klub sebagai pusat pembinaan.6 ¾ Sebuah klub bersifat mandiri, dalam arti memiliki otonomi penuh untuk menentukan dan melaksanakan pola kerjanya. ¾ Sebuah klub, sesungguhnya memiliki serta mengelola seluruh unsur yang mempengaruhi dan menunjang persepakbolaan. ¾ Sebagian besar urusan sebuah klub langsung berkaitan dengan segi operasional sepakbola. Urusan yang bersifat sampingan atau non operasional sepakbola jumlahnya tidak banyak. ¾ Dipandang dari segi komunikasi dengan pemain atau calon pemain, sebuah klub berada ditengah-tengah atau paling tidak di dekat lingkungan pemukiman para pemain tersebut. Dari daftar tersebut, dapat diketahui bahwa dengan otonomi, sebuah klub mengelola seluruh unsur yang mempengaruhi dan menunjang persepakbolaan secara mandiri, di mana unsur-unsurnya merupakan komunitas dalam satu lingkungan. Kedua pokok strategi, yaitu permasalan dan pembibitan dan kehidupan
klub,
perlu
dijalankan
secara
berkesinambungan.
Perbedaan pokok antara keduanya adalah, bahwa pemasalan dan 6
Ibid., hal. 25.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
pembibitan bersifat ekstensif, sedangkan pembinaan klub bersifat intensif. II.3.
Tinjauan Klub Sepakbola II.3.1. Pengertian Definisi Klub Sepakbola Profesional yang diperoleh dari penguraian makna per kata-nya adalah sebagai berikut : Klub adalah suatu perkumpulan dimana orang-orang bertemu untuk melakukan kegiatan dengan tujuan tertentu.7. Sepakbola adalah Permainan (olahraga) bola yang ditendang dengan kaki yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang.8.Professional adalah orang yang melakukan olahraga dengan menerima bayaran.9 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian klub sepak bola profesional adalah suatu perkumpulan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga sepakbola, dimana mereka bekerja di bidang tersebut secara penuh (full time) yang terdiri dari para pemain, pengurus, dan pemilik serta memiliki agenda kerja dan tujuan prestasi & profit yang jelas II.3.2. Sifat Klub sepak bola profesional memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan klub amatir, diantaranya: -
Mandiri, mempunyai otonomi untuk menentukan dan menjalankan visi dan misi dari klub itu sendiri
-
Memiliki, mengelola sendiri seluruh aktivitas di dalamnya
-
Orang-orang yang beraktivitas di dalamnya berstatus bekerja penuh dan mendapatkan gaji sesuai dengan kontribusinya kepada klub.
7
menurut arti dalam Longman Learner’s Dictionary of American English, 2000
8
ibid
9
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1985
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
II.3.3. Struktur Organisasi Owner
Asisten Manager
Manager
Asisten Manager
Pelatih Tes Medis
Pemain
Humas
Unsur pendukung Gambar 2.1. Struktur Organisasi Klub sepak bola profesional, Sumber : Kantor Menegpora, 2007
II.4. Tinjauan Pelatihan Sepak Bola Pada perkembangan sepak bola modern, unsur-unsur permainan yang terdiri dari: Kondisi fisik, dan Taktik permainan serta mental pemain dipelajari benar-benar secara cermat. Sistem latihan berkembang dengan pesat. Jadwal latihan disusun dengan cermat antara proporsi latihan kondisi fisik, latihan teknik dan taktik permainan. Bahkan kondisi pemain selalu dipantau dengan cermat. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa unsur-unsur kondisi fisik, teknik, dan taktik sangat besar perannya dalam mencapai prestasi dalam kecakapan bermain sepak bola. Di antara pendapat-pendapat tersebut adalah: ¾ Menurut Csanadi Arpad, tujuan latiahan sepak bola adalah untuk meningkatkan kemampuan teknik, taktik dan kondisi fisik serta mental pemain, sehingga pemain dapat mencapai tingkat prestasi tertinggi.10 ¾ Menurut Savin S dan Sushkhov M, unsur-unsur sepak bola yang harus ditingkatkan adalah latihan taktik, latihan teknik, dan latihan kondisi fisik.11 ¾ Menurut Eric Batty, untuk mencapai kecakapan bermain sepak bola yang tinggi, para pemain harus diberikan latihan-latihan: 10 11
C.sanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 410. Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1958, hal.10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
-
Kemampuan mengoperkan dan menembakkan bola ke gawang
-
Mengembangkan pengertian bermain dalam team
-
Meningkatkan kondisi fisik terutama kecepatan lari.12 Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur
latihan teknik, fisik, dan taktik, adalah hal yang penting dalam pelatihan sepak bola. Sehingga sebuah pusat pelatihan sepak bola harus dapat mewadai ketiga unsur tersebut dalam arti mempunyai fasilitas untuk latihan teknik, fisik, dan taktik. Berikut ini adalah keterangan lebih jauh mengenai unsur-unsur tersebut: II.4.1. Latihan Fisik Yang disebut dengan latiahan fisik dalam sepak bola adalah suatu latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain agar dapat bermain sepak
bola
selama
1,5
jam
kesukaran/kelelahan yang berarti.
terus
menerus
tanpa
mengalami
13
¾ Latihan kondisi fisik ada dua macam, yaitu latihan kondisi fisik umum dan latihan kondisi fisik khusus. ¾ Latihan kondisi fisik umum, adalah untuk meningkatkan kesegaran fisik pada umumnya tanpa menuntut gerakan yang memerlukan koordinasi secara khusus. ¾ Latihan kondisi fisik khusus, adalah untuk meningkatkan kesegaran fisik yang diperlukan oleh suatu cabang olah raga tertentu. Latihan kondisi fisik khusus baru dikembangkan jika kondisi fisik umum telah mencapai tingkat tinggi.14 Adapun berbagai latihan yang dilakukan dalam latihan fisik adalah: ¾ Kekuatan (Strength) adalah kemampuan otot untuk mempergunakan kekuatan (force) melawan tahanan/beban. ¾ Daya tahan (endurance) adalah kemampuan organisme untuk melawan kelelahan yang timbul pada waktu bermain sepak bola dalam jangka waktu yang lama.
12
Batty Eric, Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975, hal. Batty Eric, Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975. hal. 98. 13 Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 491. 14 Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola. Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
¾ Kecapatan (speed) adalah kemampuan melakukan gerakan-gerakan yang sejenis dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dan mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. ¾ Kelincahan (agility) adalah kemampuan melakukan gerakan untuk merubah arah. ¾ Kelenturan (flexibility) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan amplitudo yang luas.15 Latihan fisik dilakukan didalam ruangan dengan berbagai alat berat, dan dilapangan terbuka. II.4.2. Latihan Teknik Teknik dalam sepak bola adalah suatu rangkuman cara (metode) yang dipergunakan dalam pelaksanaan semua gerakan dalam permainan sepakbola.16 Sehingga latihan teknik dalam sepak bola dapat disebut sebagai melatih kecakapan untuk menerapkan metode-metode yang digunakan dalam semua gerakan pada sepak bola. Gerakan-gerakan tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu: ¾ Gerakan tanpa bola -
Lari dan merubah arah
-
Melompat dan meloncat
-
Gerak tipu tanpa bola
¾ Gerakan-gerakan dengan bola -
Menendang bola (kicking)
-
Menerima/mengontrol bola (Receiving/controlling)
-
Menyundul bola (Heading)
-
Mengiring bola (Dribbling)
-
Gerak tipu dengan bola (Feinting)
-
Merebut bola (Tackling)
-
Melempar bola kedalam (Thow in)
-
Teknik-teknik penjaga gawang.17
15
Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola. Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5,6 16 Csanadi Arpad, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 23-24. 17 Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola. Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal. 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Wiel Coerver mengembangkan dan menyusun gerakan-gerakan tersebut dalam satu sistem pembinaan sepak bola sebagai berikut:18 Tabel 2.1. Tahap-tahap Pembinaan Sepak Bola Tahap Pembinaan I
Materi
Sub Materi
Penguasaan Gerak tubuh dan Bola
¾ Teknik dasar. ¾ Kelenturan dan kelincahan mengendalikan bola. ¾ Membawa bola tanpa memandang ke arahnya. ¾ Gerak tipu dengan bola. ¾ Kreatifitas dan improvisasi. ¾ Teknik menendang dan menerima bola. ¾ Menerima dan membawa bola. ¾ Melindungi bola (screening). ¾ Menggiring bola ke tempat bebas. ¾ Permainan. ¾ Gerakan-gerakan untuk melewati. ¾ Melewati lawan. ¾ Kombinasi “Satu-Dua”. ¾ Penerobosan dari belakang atau lewat samping. ¾ Permainan. ¾ Menembak ke gawang. ¾ Menunduk ke gawang. ¾ Aksi perseorangan. ¾ Permainan. ¾ Kelincahan dan kecekatan. ¾ Dasar stamina. ¾ Kecepatan. ¾ Daya tahan kemampuan bermain cepat. ¾ Tenaga eksplosif. ¾ Teknik Sliding.
II
Mengendalikan Lawan
III
Menerobos Cegatan Lawan
IV
Menciptakan Peluang serta Penyelesaiannya
V
Mutu Kondisi (termasuk latihan fisik)
VI
Kemampuan Bertahan Lain dengan dan tanpa Bola Sumber: Klub sepak bola profesional Kantor Menegpora, 2007
VII
Latihan teknik tersebut kebanyakan dilakukan di lapangan. Akan tetapi ada beberapa latihan yang dilaksanakan dalam ruang tertutup seperti latihan wall pass.
18
commit to user
Wiel Coever, Sepakbola Program Pembinaan Pemain Ideal, PT. Gramedia, Jakarta: 1987, hal.7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
II.4.3. Latihan Taktik Taktik permainan sepak bola adalah seni permainan yang direncanakan dan rasional yang diselaraskan dengan keadaan untuk mencapai hasil yang maksimal.19 Sedangkan latihan taktik adalah bagaimana merencanakan permainan agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Taktik dalam sepak bola dapat dibagi menjadi: ¾ Taktik perseorangan. ¾ Taktik bersama yang terdiri dari taktik team dan taktik kelompok, misalnya taktik bertahan dan taktik menyerang.20 Latihan taktik ini dilakukan di: ¾ Lapangan. ¾ Ruang kelas dengan peralatan semacam board magnet yang dilengkapi dengan miniatur pemain. ¾ Ruang audio visual dengan layar lebar untuk menyaksikan pertandingan atau peragaan tertentu dan untuk keperluan melakukan analisa terhadap permainan lawan. II.5. Tinjauan Aspek Komersial II.5.1. Pengertian Aspek Komersial Aspek dipahami sebagai pandangan terhadap terjadinya suatu peristiwa dari permulaan sampai akhirnya. Komersial memiliki pengertian berhubungan dengan niaga atau perdagangan, dimaksudkan untuk diperdagangkan, bernilai niaga tinggi, kadang-kadang mengorbankan nilai-nilai lain (sosial, budaya, dsb). Sedangkan mengkomersialkan dapat diartikan menjadikan sesuatu sebagai barang dagangan, menggunakan sesuatu untuk berdagang (mencari keuntungan sendiri). Sehingga aspek komersial dapat dipahami sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan pandangan komersial. Adapun yang dimaksud dengan aspek komersial pada pusat pelatihan sepakbola terpadu PERSIS adalah 19 20
Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres, Budapast, 1972, hal. 259. Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola. Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal. 6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
beberapa hal yang dapat menimbulkan pandangan komersial pada pusat pelatihan tersebut. Aspek-aspek komersial diterapkan pada ruang-ruang tertentu pada pusat pelatihan sepak bola terpadu PERSIS untuk menciptakan ruang komersial. 2.5.1. Aspek Komersial pada Beberapa Bangunan Komersial Bangunan komersial atau capital investment adalah bangunan yang mewadahi berbagai fungsi komersial seperti perdagangan, ruang kantor sewa, hotel, dan lain-lain. Sesuai jenisnya, bangunan komersial merupakan bangunan
yang
direncanakan
dan
dirancang
untuk
mendatangkan
keuntungan bagi pemilik maupun penggunanya. Atas dasar pemikiran ini, perancangan bangunan komersial harus mempertimbangkan sembilan aspek, yaitu: a. Karakter/citra (brand image) Bangunan komersial yang dirancang dengan karakter atau citra yang kuat akan meningkatkan daya tarik kunjungan konsumen. b. Nilai ekonomis bangunan Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh bangunan komersial adalah efisiensi. Kata efisiensi erat kaitannya dengan aspek ekonomi. c. Lokasi strategis Tujuan bangunan komersial direncanakan secara umum adalah agar banyak dikunjungi konsumen. Oleh karenanya, pemilihan lokasi menjadi salah satu pertimbangan penting untuk mencapai maksud tersebut. d. Prinsip keamanan bangunan Sebagai bangunan publik, bangunan komersial harus dirancang dengan berbagai fasilitas keselamatan bangunan. Secara umum, fasilitas keamanan
bangunan
dibedakan
menjadi safety (keselamatan)
dan security'(keamanan). e. Prinsip kenyamanan bangunan Untuk mendukung maksud ini, bangunan komersial sebaiknya dirancang dengan kelengkapan kenyamanan bangunan seperti: 1. Kenyamanan thermal. 2. Kenyamanan pencahayaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
3. Kenyamanan audio. 4. Kenyamanan sirkulasi dalarn bangunan. f. Kebutuhan jangka panjang Rancangan bangunan mudah disesuaikan dengan kebutuhan jangka panjang untuk mengantisipasi dinamika perubahan tuntutan masyarakat. g. Kondisi, potensi dan karakter kawasan Terjadi
kesesuaian
dengan kondisi,
antara
potensi
kegiatan dan
pada
karakter
bangunan kawasan
komersial
yang
akan
dikembangkan. h. Kondisi sosial budaya masyarakat Keberadaan bangunan diterima secara sosial, budaya dan psikologis oleh masyarakat sekitar. i. Perkembangan teknologi Rancangan bangunan dapat mengaplikasikan perkembangan teknologi bangunan modern. Untuk menciptakan kualitas ruang komersial, beberapa bangunan menerapkan aspek komersial yang berbeda-beda. Namun demikian ada beberapa aspek yang ada pada sebagian besar bangunan komersial yang menjadi kriteria umum bagi setiap ruang yang direncanakan untuk kegiatan komersial. Dari tabel berikut dapat diketahui aspek-aspek yang diterapkan oleh bangunan komersial: Tabel 2.2. Aspek Komersial pada Beberapa Bangunan Jenis Bangunan Theatres, Bars
Aspek Komersial - Beatifully Designed - Carrefully Designed Apertment, Hotels - Beautifuly Designed - Privacy - Good News Shops, Show rooms - Decoration must have seemed appropriate. - Functionalism in ships and show rooms was manifasted in the simple facade with large windows and minimum of decoration. - Store fronts full of cliches and neon. - Store fronts seems quite elegant. Sumber: Analisis dari Small Commercial Buildings, Reinhold Publishing Corporations New York, 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Berbagai aspek komersial tersebut dapat menjadi dasar acuan dalam merencanakan desain untuk mendukung ke arah terciptanya komersial pada ruang-ruang komersial. II.6. Kajian Bentuk Arsitektural II.6.1. Tinjauan Bentuk-Bentuk dengan Filosofi olahraga (sport) Selain memiliki pengertian dan karakter, olahraga (sport) memiliki banyak sekali identitas maupun ciri khas berupa simbol-simbol yang mengidentifikasikan olahraga. Simbol-simbol tersebut di visualisasikan dengan berbagai macam cara, mulai yang sifatnya eksplisit maupun implisit.
Eksplisit
desain
berarti
simbol
tersebut
secara
jelas
mengidentifikasikan sport, seperti logo-logo klub, warna, corak kostum, maupun merk-merk produk yang sudah melekat dan tidak asing lagi di dunia olahraga, seperti Nike, Adidas, Reebok, dan lain-lain.
Logo / maskot Merupakan suatu lambang yang digunakan sebuah grup / klub olahraga untuk menunjukkan identitas klubnya kepada masyarakat, sehingga dengan logo tersebut masyarakat dapat dengan mudah mengenali klub tersebut. Bentuk,warna / gambar yang digunakan mengambil bentuk bola / bentuk yang lebih unik namun tetap berkaitan dengan olahraga (sport) dan
warna yang
mencolok,sebab tujuan utamanya adalah agar mudah dikenali masyarakat.
Gambar 2.2. Logo klub Manchester United Sumber: googleimage.com, 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Selain logo o-logo tim,juuga ada logoo-logo untukk event / acarra olahraga akbar,seperrti piala dunnia,olimpiadee,PON, dll.
Gambar 2.33. Logo Piala Dunia D Korea Jeepang 2002 Suumber: googleiimage.com, 2011
Kostum peemain
G Gambar 2.4. Koostum Tim Lazio Suumber: googleiimage.com, 2012
Kostum un ntuk pemainn didalam olahraga o sanngat bervariiasi. Setiap cabang olaahraga memiliki corak kostum k yangg berbeda-beeda. Corak kostum tim m sepak bolaa berbeda denngan corak kostum k tim basket,voli atau yang lainnya. Selain itu tiapp tim pada m masing-masiing cabang olahraga memiliki m corak kostum m yang berbeda-beda pu ula. Selain warna dann bahan, kosstum untuk olahraga diibuat dari bahan b yang tidak panaas,menyerapp keringat, dan ringan.. Walaupunn memiliki corak dan motif m yang bberbeda, nam mun pada dassarnya mem miliki tujuan yang samaa, yaitu unttuk membedakan kawaan / lawan.. Sehingga warna yanng digunakaan harus jeelas, tegas,ddan mencolok. Untuk seragam neegara biasannya diambil warna w dari bbendera masiing-masing negara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Sedangkan simbol yang berupa implisit lebih dituangkan kedalam bentuk bangunan olahraga seperti stadion, GOR,dan Sport Center. Simbol yang berupa implisit berupa bentuk-bentuk geometris yang disesuaikan dengan karakter dan sifat dari olahraga itu sendiri.
Dinamis Digambarkan dengan bentuk lingkaran, elips dan bentuk lengkung lainnya. Bentuk lengkung ini juga menggambarkan sebuah bola,dimana hampir seluruh cabang olahraga menggunakan bentuk yang bundar ini.
Tegas Merupakan salah satu karakter dari olahraga, digambarkan dengan bentuk segi empat, bentuk ini merupakan bentuk dari sebagian besar lapangan olahraga.
Besar, perkasa, dan kuat Karakter olahraga besar, perkasa dan kuat di lambangkan dengan ukuran / dimensi dari tempat olahraga yang besar dengan langitlangit yang tinggi serta berkesan megah.
Rekreatif dan menarik Karakter olahraga yang lain adalah rekreatif walaupun dilakukan dengan sungguh-sungguh dan mengeluarkan keringat. Rekreatif dapat digambarkan dengan ketidak monoton (unstatis) yaitu dengan menggunakan warna-warna terang dan terkesan ceria.
Bentuk massa bangunan
Gambar 2.5. Bentuk persegi pada Stadion–Stadion di Dunia Sumber: googleimage.com, 2012
Pada bangunan sport yang telah ada, bentuk yang didesain oleh si Arsitek merupakan perpaduan dari kombinasi bentuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
lengkung dan persegi. Sebagian besar stadion olahraga mengambil bentuk lingkaran dan ellips. Dimana bentuk lengkung memiliki bagian yang dominan. Dari dudut pandang struktur, bentuk lengkung dapat digunakan untuk bentang yang sangat lebar. Selain lengkung, bentuk dasar massa bangunan juga mengambil bentuk segi empat. Banyak stadion di Inggris yang mengambil bentuk persegi untuk stadionnya. Hal ini berkaitan dengan efektifitas lahan.
II.6.2.
Manifestasi Interaksi Aspek Komersial pada Olahraga Dalam Desain Aspek komersial pada olahraga dapat diartikan dalam usaha menjual olahraga tersebut kepada publik agar mendapat keuntungan/ pemasukan dalam penyelenggaraan olaharaga. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan mendesain bangunan olahraga yang komersial dari aspek bentuk dan fungsi ruang. Aspek tersebut dapat diwujudkan dalam desain eksterior dan interior bangunan. Pada desain bangunan sport komersial biasanya menggunakan desain dinamis sesuai dengan tema olahraga yang menuntut pergerakan yang dinamis untuk mencapai suatu tujuan. Berikut ini beberapa contoh gambar bangunan sport komersial:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Gambar 2.6 : Bangunan sport komersial Sumber: googleimage.com, 2012
II.7. Studi Kasus Pusat Pelatihan Sepak Bola II.7.1. The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda Kesuksesan Belanda sebagai salah satu negara besar sepak bola tidak terlepas dari pembinaan pemain yang rapi, berjenjang dan kontinyu dari usia dini (junior) sampai level professional. Tidak salah jika Negeri Kincir Angin ini disebut sebagai salah satu negara penghasil pemainpemain muda terbaik di dunia. Akademi junior Ajax Amsterdam atau Feyenoord Rotterdam terkenal sebagai produsen pemain-pemain muda yang bertalenta dan skill tinggi. Dengan keberadaan akademi-akademi juniornya yang tersebar di hampir setiap kota besar21, boleh dibilang Belanda tidak pernah khawatir akan kekurangan stok pemain-pemain berkelas dunia karena regenerasinya yang tak pernah terputus.
21
Selain di dua kota terbesar Amsterdam dan Rotterdam, umumnya setiap kota di Belanda mempunyai akademi junior yang terintegrasi dengan klub lokal yang berlaga di kompetisi resmi KNVB (Asosiasi Sepakbola Belanda). Beberapa kota yang juga dikenal memiliki akademi berkualitas diantaranya Eindhoven, Arnhem dan Groningen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Gambar 2.7. Ajax junior; pproduk dari sallah satu akadem mi terbaik di dunia. d Sum mber : www.ajaax.nl, 2012
Salah satu s institussi yang juga memiliki peran pentting dalam perkeembangan sepak s bola B Belanda adaalah pusat laatihan tim nasional n di Zeistt, Arnhem. Mengingatt segala keeunggulan ddan fasilitaasnya saya menggambil subjeek ini sebagai objek studdi kasus yanng selanjutnyya menjadi acuan n referensioonal pada ddesain Pusatt Pelatihan PERSIS dii Surakarta yangg saya kerjakkan ini. Didirikaan pada aw wal 1960 dengan d nam ma resmi The T KNVB all Training Centre, insstitusi ini seekarang telaah menjadi Natioonal Footba salahh satu ikon pembinaan p seepakbola di Negeri N Kinccir Angin. Pu usat latihan ini merupakan m salah satu baagian dari markas m besarr Konijklike Nationaal Voetb baal Bond (KNVB) ( ataau PSSI-nyaa Belanda yaang dihuni 65 6 staf full time yang bertannggungjawaab pada 560 0.000 pertandingan yangg diadakan p tahunnya di d Belanda. F Fungsinya tiidak hanya ssebagai pusaat pelatihan setiap bagi pemain nasional–juniorr maupun seenior saja tappi juga bagi para wasit p dari seluruh s Belaanda. dan pelatih The KN NVB Nationaal Football Training Ceentre menem mpati lahan seluaas 25 hektar yang pada awal pembaangunannya terdiri dari sports hall berukkuran besar,, blok hotell (asrama peemain), meddical centre, dan pusat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
administrasi. Belakangan, di tahun 1978 ditambah lagi dengan kompleks kolam renang. Secara singkat peruangannya terdiri dari:22 1.
Swimming pool Merupakan kompleks kolam renang yang berfungsi sebagai sarana rekreasi dan recovery bagi usernya. Terdiri dari tiga jenis kolam renang yang masing-masing berukuran 30 x 25 m2, 20 x 15 m2 dan 20 x 12 m2. Dilengkapi juga dengan fasilitas khusus underwater jets untuk tujuan pemulihan dan pemijatan.
2.
Dormitory pavilion (asrama pemain) Asrama untuk menampung para pemain yang tengah menjalani pemusatan latihan dengan kapasitas 56 orang.
3.
Social pavilion Terdiri dari ruang-ruang terbuka (open space) yang sebagian berbatasan langsung dengan hutan kecil yang berfungsi sarana sosialisasi antar pemain atau staf. Juga terdapat camping centre sebagai area rekreasional.
4.
Lecture pavilion (pavilion instruktur) Dilengkapi dengan fasilitas mekanis untuk keperluan pemutaran film dan video, slide shows, dan perangkat pengajaran lainnya. Fasilitas biasanya digunakan untuk semacam diklat bagi komisi perwasitan, pelatih-pelatih
akademi
sepakbola
junior
dan
organisasi
kesepakbolaan lainnya. 5.
Association office Kantor asosiasi yang menampung 65 staf yang bekerja penuh waktu (full time).
6.
Sports hall Didesain dengan ukuran besar 50 x 30m2, dan menjadi most interest building dari seluruh kawasan ini. Bisa digunakan untuk segala jenis indoor games dengan skala internasional. Bangunan ini juga menyediakan sarana latihan untuk indoor football atau sekarang populer dengan istilah futsal.
22
Gerald A. Perrin, Design for Sports, 1981
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
7.
Hotel Berupa penginapan kecil yang terdiri dari 16 kamar dengan kapasitas maksimal 48 tempat tidur. Dilengkapi dengan ruang konferensi yang mampu menampung 150 orang. Selain itu ada pula ruang-ruang yang lebih kecil dengan fungsi sama berkapasitas 16 orang per ruang.
8.
Medical centre Klinik kesehatan ini dihuni oleh 6 staf tetap yang terdiri dari 2 (dua) dokter, seorang physioterapis, seorang masseur dan 2 (dua) orang medical assistant.
9.
Artificial turf pitch (area lapangan rumput buatan) Merupakan area hijau yang menempati ruang–ruang kosong atau open space yang ada dan mendominasi keseluruhan kompleks ini.
10. Ground field (lapangan latihan) Keterangan: 1 : swimming pool 2 : dormitory pavilion 3 : social pavilion 4 : lecture pavilion 5 : association office 6 : sports hall 7 : hotel 8 : medical centre 9 : artificial turf pitch 10: ground field
Gambar 2.8. Blok Plan KNVB National Training Centre. (Gerald A. Perrin) Sumber : www.ajax.nl, 2012
II.7.2. Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis Seperti halnya Belanda, Prancis yang menyandang status peraih juara Piala Dunia dan Piala Eropa juga memiliki pusat latihan dan pendidikan resmi milik FFF (Francaise Football Federation). Bertempat di Claire Fontaine, Centre Technique National Fernand Sastre (CTNFS) dibangun untuk mencetak pesepakbola-pesepakbola berbakat di Prancis. Tempat ini menjadi semacam ‘kawah Candradimuka’ bagi calon bintang sepak bola dari seluruh Prancis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Proyek CTNFS Claire Fontaine ini sudah dimulai tahun 1976 tapi baru diresmikan tahun 1988 yang spesifikasinya bisa disarikan seperti berikut:
Luas total
: 66.000 m2
Changing rooms
: 16 kamar
Ground field
: 7 lapangan
Indoor field
: 2 lapangan, masing-masing berukuran 50x80 m
Hall
: 1 buah, berukuran 44x24 m
Fitness center
: 1 gedung
Tennis court
: 3 lapangan
Bedroom
: 302 kamar
Fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk persiapan tim nasional Prancis baik senior maupun junior (U-15 sampai dengan U-18 serta di bawah 15 tahun). Sebagian besar anggota skuad Prancis sewaktu meraih juara dunia 1998 dan juara Eropa 2000 berasal dari akademi Claire Fontaine. Nama-nama tenar seperti Thierry Henry, Nicholas Anelka dan David Trezeguet tidak lain merupakan pemain didikan asli CTNFS Claire Fontaine. Dan ini menegaskan posisi sentral CTFNS Claire Fontaine dalam pembinaan sepakbola (muda) di Prancis.
Gambar 2.9. Tim nasional Prancis; sebagian besar anggotanya merupakan hasil didikan akademi CTFNS Claire Fontaine. Sumber: www.googleimage.com, 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
II.7.3. Courts Young Lions Singapore
Gambar 2.10. Keterangan Mengenai Tim Young Lion Singapore Sumber: www.wikipedia.org, 2012
Courts Young Lions adalah tim sepak bola U-23 Singapura. Sebagian besar anggota skuad adalah pemain dari Timnas U-23 Singapura. Tim di bawah kendali langsung Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS), tetapi dikelola sebagai sebuah klub sepak bola dan berkompetisi di kompetisi klub atas Singapura - S.League - sejak 2003. Dengan memasukkan Young Lions ke S.League, FAS berharap untuk mengekspos pemain muda untuk tingkat-atas kompetisi, dengan demikian membantu untuk mempersiapkan mereka untuk turnamen internasional seperti Southeast Asian Games. Dengan demikian, Young Lions adalah salah satu dari beberapa klub sepak bola di dunia yang menempatkan batasan usia pada anggota tim yang bermain di liga profesional terkemuka. Sebagian besar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
anggota Singapura dalam skuad Young Lions juga mewakili negara di turnamen internasional di bawah-23. Sementara sebagian besar skuad Coutrs Young Lions terdiri dari anggota tim nasional U-23 Singapura, klub juga mengambil dalam menjanjikan pemain asing muda seperti Luka Savic pada tahun 2010. Ia bermain
untuk
untuk Villarreal
tim
muda FC
CF
B.
Barcelona dan
Dia
sekarang
sekali
bermain
pemain
pelapis
untuk SAFFC di S.League. Namun, pemain asing biasanya hanya direkrut ke skuad Coutrs Young Lions jika mereka berpotensi bisa mengubah kewarganegaraan mereka untuk Singapura dan memenuhi syarat untuk bermain sepak bola internasional untuk Singapura di beberapa titik pada masa depan. Tujuan menciptakan klub adalah untuk memberikan pemain muda Singapura yang telah menunjukkan bakat dan potensi kesempatan untuk lebih lanjut eksposur di Liga Top di Singapura. Diharapkan juga bahwa menjaga sebagian besar nasional di bawah-23 skuad bersama di tingkat klub akan meningkatkan peluang Singapura di arena internasional, khususnya di Southeast Asian Games (di mana hanya pemain U-23 yang diizinkan untuk bersaing dalam kompetisi sepak bola). Courts Young Lions memainkan pertandingan liga mereka di Stadion Jalan Besar. Pencapaian terbaik mereka di S.League adalah tempat ketiga pada tahun 2004 dan 2006. Courts Young Lions memiliki fasilitas yang terpadu. Diataranya lapangan untuk latihan rutin, asrama,, kantor management dan fasilitas pendukung lain yang menjadi satu. Fasilitas pendukung lainnya antara lain fitness center, swimming pool dan joging track.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Gaambar 2.11. Faasilitas Terpaduu Courts Younng Lions (1) Sumber: w www.courtsyou unglions.com, 22012
Gaambar 2.12. Faasilitas Terpaduu Courts Younng Lions (2) Sumber: w www.courtsyou unglions.com, 22012
Gaambar 2.13. Faasilitas Terpaduu Courts Younng Lions (3) Sumber: w www.courtsyou unglions.com, 22012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Asrama, kantor manajemen
Ruang fitnes, ruang fasilitas olah raga lain
Lapangan latihan Gambar 2.14. Fasilitas Terpadu Courts Young Lions (4) Sumber: www.courtsyounglions.com, 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
BA AB III NJAUAN SU URAKARTA A SEBAGA AI LOKASI PUSAT PE ELATIHAN N SEPAK TIN BO OLA TERPA ADU PERSIS YANG DIRENCAN D NAKAN
Berisi tinjauan Surakarta secara umu um dan idee pembentu ukan Pusat Pelatihhan Sepak Bola B Terpadu u PERSIS ddi Surakarta,, disertai perrkembangan n sepakbola di Indoonesia pada umumnya dan d Surakartaa pada khusuusnya.
Tinjauan Fiisik Kota Su urakarta III.1.T
Gam mbar 3.1. Peta Administrasi Kota K Surakartaa Sumber : Google Map, 2010
Kota Surakarta S jugga dikenal sebagai s kotaa Solo, meruupakan sebuuah dataran reendah yang terletak t di ceekungan lereeng gunung Lawu dan ggunung Merapi dengan keetinggian sekkitar 92 m diatas d permuukaan air taaut. Dengan Luas sekitaar 44 Km2, K Surakartta terletak diiantara 110 45’ Kota 4 15” - 1100 45’ 35” Buujur Timur dan d 70’ 36” – 70’ 56” Linttang Setatann. Batas wilayah w kotaa Surakarta sebelah Utaara adalah K Kabupaten Kaaranganyar T adalahh Kabupaten n Sukoharjo daan Kabupateen Boyolali. Batas wilayaah sebelah Timur daan Kabupatten Karangnnyar, batas wilayah sebelah s Barrat adalah Kabupaten Suukoharjo dann Kabupatenn Karangnyaar, sedang baatas wilayah sebelah selaatan adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Kabupaten Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan dan 51 kelurahan. Tabel. 3.1. Kecamatan di Surakarta No 1 2 3 4 5
Kecamatan Kecamatan Jebres Kecamatan Banjarsari Kecamatan Serengan Kecamatan Pasar Kliwon Kecamatan Laweyan Sumber: Surakarta.go.id, 2011
Pembagian wilayah kota Surakarta sebagian besar diarahkan pada fungsi kegiatan perekonomian berupa perdagangan dan industri yang meliputi hampir seluruh wilayah kecamatan di Surakarta, kegiatan pelayanan jasa yang meliputi sebagian wilayah Jebres, kegiatan rekreasi yang meliputi sebagian wilayah Jebres, Pasar kliwon, dan Laweyan, serta kegiatan transportasi yang meliputi sebagian Banjarsari. III.1.1. Kondisi Geografis Kota Surakarta merupakan bagian dari 35 Dati II di propinsi Jawa Tengah. Daerah ini merupakan daerah yang memiliki letak yang strategis, jalur transportasi darat sebagai penghubung ibukota maupun propinsi lain. Dengan jalur kereta api penghubung kota - kota besar di pulau jawa ditambah lagi dengan Bandara Internasional Adi Sumarmo. Sehingga semakin lama semakin bertambah pula aktivitas manusia di kota ini. Kota Surakarta berada di dataran rendah, diantara kaki gunung Merapi dan gunung Lawu. Dengan dua buah sungai, Kali Pepe dan Kali Jenes yang membelah kota, sedangkan sungai Bengawan Solo mengalir di sebelah timurnya. Dengan luas wilayah 44,04 km2 dan dengan jumlah penduduk 531.628 jiwa (sensus tahun 2010). Tingkat pertumbuhan penduduk 0,65 % per tahun. Kepadatan rata-rata 1200 jiwa per km2, sedang income per kapita Rp. 2.147.830,00. Letak geografis antara 110°44”15” BT - 110° 45”35” dan 70 ° 36’—70°’56’ LS, dengan batas - batas antara lain: -
Sebelah utara dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.
-
Sebelah timur dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
-
Sebelah selatan n dengan Kaabupaten Sukkoharjo
-
Sebelah baraat dengan Kabupaten n Karangannyar dan Kabupaten Suukoharjo.
Gambarr 3. 2. Peta Battas Kota Surakaarta Suumber : Googlee Map, 2011
IIII.1.2. Kondiisi Kimatoloogis Kondisi kllimatologis berkaitan erat e dengan letak geogrrafis suatu daeah.. Faktor klimatologis k ini juga berpengaruhh langsungg terhadap perwuj ujudan fisik suatu s bangunnan. Kondisii klimatologiis meliputi: 1) Sin nar Mataharii Karena terletak di daerah tropiis, maka Surakarta berikklim panas dann mendapat matahari penuh sepanjjang hari dengan d ting gkat radiasi relaatif tinggi. Suhu S udara rata - rata relatif r tinggii yaitu pada siang hari berrkisar antaraa 21°-23°C. Untuk suhuu udara makssimum yaituu 34°C dan suh hu udara min nimum 19°C C. Sedangkan n kelembabaan udara rataa-rata yaitu 74,83% dan tekkanan udara rata-ratanyaa yaitu 1008,,74 mbs. 2) Cu urah Hujan d daerah tropis, t makka pola sikklus iklim Karena terletak di berrimbang anttara musim m penghujan n dan mussim kemaraau. Musim pennghujan berrlangsung antara a bulan n Oktober - April, dan d musim
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
kemarau berlangsung antara bulan April - Oktober. Curah hujan rata-rata pertahun mencapai 2800 mm. 3) Angin Sesuai dengan letak geografisnya, maka arah dan kecepatan angin di Surakarta berubah-ubah secara periodik, arahnya bervariasi dari tenggara sampai barat laut. Kecepatan angin mencapai 10,5 knot. III.2. Surakarta dan Potensi Olahraga yang Dimiliki Surakarta lebih dikenal sebagai daerah yang berpotensi sebagai kota kebudayaan dan pendidikan. Sebagai kota kebudayaan karena di daerah ini masih sangat kental dengan kehidupan tradisionalnya, walaupun tidak dipungkiri bahwa sisi modernitas telah mewarnai denyut kehidupan masyarakat Solo, bahkan telah menusuk ke dalam jantung kota. Karena itu Solo banyak dilirik oleh wisatawan sebagai daerah kunjungan wisata kedua di Indonesia setelah Bali. Disebut kota pendidikan karena di kota ini banyak sekali manusia muda yang menuntut ilmu dari segala penjuru, karena berbagai fasilitas pendidikan yang tersedia. Sampai tahun 1990 saja, di Kotamadya Surakarta terdapat 19 buah perguruan tinggi dan akademi dengan jumlah mahasiswa 33620 orang. Selain itu, Solo masih banyak sejarah. Dalam hal olah raga, Surakarta memegang peranan yang sangat penting, karena di kota inilah untuk pertama kalinya diadakan Pekan Olahraga Nasional yang dilaksanakan di Stadion Sriwedari. Surakarta juga merupakan salah satu tempat cikal bakal berdirinya organisasi sepak bola Indonesia (PSSI) yang berdiri pada tahun 1930. Oleh karena itu, maka wajar apabila diantara jenis-jenis olahraga di Solo, sepakbola adalah olahraga yang paling diminati oleh masyarakat, tercatat 26 klub di Kota Solo yang meramaikan kompetisi, belum termasuk klub-klub yang belum masuk dalam kompetisi reguler di PERSIS. Di setiap sudut kota dapat ditemui lapangan sepakbola, dan sekolah sepakbola tumbuh subur di Solo. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan prasarana olahraga di Solo seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 3.2. Jumlah berbagai Wadah Olahraga di Solo. Jenis Olahraga Sepakbola Renang Volley Basket
commit to user
Jumlah Sarana 161 8 70 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Jenis Olahraga
Jumlah Sarana 1 16 7 49 10 20 7 6 Sumber: Dikpora Surakarta, 2012
Funbike Law Tenis Tennis Meja Bela Diri Bilyard Bulu Tangkis Senam Fitness
Melihat potensi tersebut di atas, maka selayaknya apabila pemerintah daerah mengambil kebijakan untuk mengembangkan sarana olahraga di Surakarta. Sampai saat ini, pengembangan sarana olahraga di Surakarta dipusatkan di Komplek Stadion Manahan Solo. III.3. Tinjauan Sepak Bola Di Surakarta III.3.1. Potensi Sepak Bola di Surakarta Dewasa ini perkembangan sepak bola di kota Surakarta (Solo) semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan makin menjamurnya klub-klub (amatir) dan sekolah sepakbola (SSB) yang ada di kota ini, yang menampung remaja-remaja peminat sepak bola yang jumlahnya kian banyak. Menjadi pesepakbola profesional di masa datang boleh jadi menjadi sumber motivasi terbesar mereka masuk ke klub-klub yang ada di Solo. Adapun jumlah klub dan SBB di Solo dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.3. Klub yang terdaftar resmi di Solo
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Klub PERSIS POP Sparta AT Farmasi Mars PSHW TNH MTA HWM PDAM ASMI Monas Putra Arseto Amatir Angkasa UNS
Status Anggota Divisi Utama PSSI Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi I persis Klub anggota divisi II persis Klub anggota divisi II persis Klub anggota divisi II persis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Nama Klub
Status
UMS UTP THOR PLN Bhakti 96 LDII RBC Angkasa Adidas Bonansa Patriot Putra Bengawan Ksatria Pelita
Klub anggota divisi II persis Klub anggota divisi II persis Klub anggota divisi II persis Klub anggota divisi II persis Klub anggota divisi II persis Klub anggota divisi II persis Klub anggota divisi II persis SSB SSB SSB SSB SSB SSB SSB Sumber : Pengcab PSSI Surakarta, 2012
Di luar daftar tersebut masih terdapat puluhan klub atau perkumpulan sepak bola amatir yang belum tercatat resmi sebagai anggota perserikatan PERSIS. Bila dilihat dari segi penyelenggaraan pertandingan, kota Solo sering menjadi tuan rumah even-even sepak bola berskala nasional maupun internasional. Tabel 3.4. Even sepak bola yang pernah diadakan di Solo NO 1 2
EVEN Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia Final Divisi Utama
3
Final Copa Indonesia
4 5
Kejuaran Piala AFF U -16 2010 Kejurnas Piala Haornas Wilayah Timur 2002
6
Liga Champions Asia
7
Piala Champions Asia Wilayah ASEAN Putaran Final Kompetisi Piala Suratin Nasional
8
KETERANGAN Kejuaraan Sepak bola Nasional, tiap tahun Laga Final Kompetisi Divisi Utama tahun 2010, 2011, dan 2012 Kejuaraan Piala Indonesia pada tahun 2009, 2010,2011 Kejuaran junior tingkat ASEAN Kejuaraan Junior Nasional Antar Propinsi di bawah usia 15 tahun, th 2002 diadakan di Stadion Manahan Persik Kediri vs Urawa Reds (Jepang) pada tahun 2007 Kejuruan Junior Nasional di bawah usia 17 tahun, th 1991 di Stadion Sriwedari Kejuaraan Junior Nasional Antar Propinsi Sumber : Analisa Pribadi, 2012
Dengan terfasilitasinya sarana-sarana sepak bola yang dibutuhkan oleh masyarakat Surakarta, diharapkan hal ini akan memacu prestasi dari para pemain sehingga tercipta pemain-pemain yang mampu berprestasi baik di level nasional maupun internasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Dilihat dari sejarahnya yang panjang di kancah sepakbola nasional, kapasitas Solo sebagai kota sepak bola juga tidak diragukan lagi. Solo pernah dan masih menjadi home base dari beberapa klub kuat di level nasional seperti tertera di bawah ini : a. PERSIS Solo, berdiri tahun 1923 dan sekarang masih tercatat sebagai anggota Divisi Utama PSSI, juara 8 kali Perserikatan di era 50-an. b. Solo FC, kontestan Liga Primer Indonesia pada 2011 c. Arseto (1983 – 1998) dengan prestasi juara Galatama 1992, juara Galatama 1992, juara antarklub ASEAN 1992, juara Piala Liga 1985. d. Pelita Solo (2000-2002) e. Persijatim Solo FC (2003-2004) III.3.2.Sarana dan Prasarana Sepak Bola di Surakarta Semakin banyaknya klub-klub sepakbola di Solo mengindasikan kebutuhan akan diklat sepakbola yang bersifat terbuka semakin meningkat. Kondisi ini didukung oleh fakta bahwa sarana lapangan sepakbola yang ada di Solo sebagai tempat latihan ataupun tempat penyelenggaraan suatu pertandingan sangat terbatas jumlahnya dan dalam kondisi yang sebagian besar tidak memadai. Dengan kata lain hadirnya Sekolah Sepakbola dengan segala fasilitasnya, termasuk lapangan, sangat dibutuhkan dalam peningkatan kualitas sepakbola di Solo. Tabel 3.5. Venue sepak bola di Solo dan kondisi fasilitasnya No 1 2 3 4 5
Nama Venue Stadion Manahan Stadion Sriwedari Stadion Mini Kottabarat GOR UNS Lapangan Kadipolo
Kondisi Bagus Bagus Sedang Buruk Buruk Sumber : Analisis pribadi, 2012
Selain itu Solo juga memiliki dua fasilitas stadion sepak bola yang memadai untuk level nasional, yaitu : a. Stadion R. Maladi (dulu Stadion Sriwedari), yang juga merupakan Monumen PON I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Gam mbar 3.3. Staddion R. Maladi Sum mber : googleim mage.com, 20122
b. Sttadion Manaahan.
Gambar 3.4. Stadion Manaahan; aset sepakkbola kebangggaan Solo yang g berskala nasionnal. Sum mber : googleim mage.com, 20122
Dari paparan p di atas didap patkan beberapa kend dala dalam peerkembangann persepakbolaan di Sollo yang mennurut saya memerlukan m peenanganan seerius. Kendaala-kendala tersebut t dianntaranya: - Masih kurrangnya kuaalitas Sumb ber Daya M Manusia (SD DM) dalam bidang pem mbinaan dann pengembaangan sepakk bola, sehinngga perlu adanya upaaya mencipttakan SDM yang mamppu memaham mi dan ahli terutama daalam penangganan sepak bola lokal. - Belum adaanya semacaam pusat stuudi sepak boola yang meemfasilitasi aktivitas peembelajaran, praktis mauupun teoritiss, tentang seppak bola di Solo. - Sarana daan prasaranna latihan dan pertanndingan yanng kurang memadai seperti s kualittas dan perb bandingan kuuantitas antaara fasilitas yang ada dengan d peminnat sepak bola (baca: peemain dan penggemar) p yang tidak seimbang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Gambarr 3.5. Lapangann Kotabarat, keeberadaan fasillitas seperti inii masih jarang di Solo. Sumber : ggoogleimage.ccom , 2012
Pembaangunan PPS ST merupakkan hal yangg perlu dilakkukan guna m meningkatkan n kualitas peersepakbolaaan Solo di m masa yang ak kan datang. Ekksistensi seepak bola ssebagai olah hraga yang paling dim minati dan seekaligus paling berprospek,
sebaggai konsekuuensi logis yang y perlu
terus dijaga daan dikembanngkan. Ada beeberapa prosspek yang diharapkan d d dibangunnnya PPST dari n: inni, antara lain - Keberadaann PPST diiharapkan dapat menjaddi proyek percontohan standarisassi pengembaangan sepak bola baik seecara kualitaas (berskala Nasional) maupun m secaara kuantitass (skala lokal Solo dan seekitarnya). - Sarana olahhraga, dalam m hal ini sep pak bola, saangat besar peranannya p dalam
meendukung
perkembanggan
budayya
dan
masyarakatt, sehingga diharapkann proyek PPST P
gaaya
hidup
ini dapat ikut
berperan memajukan m laju perkem mbangan kuultural masyarakat dan kota Solo. - Seiring den ngan aktualiisasi masyarrakat Solo dan sekitarnyya terhadap sepak bolaa (informasii maupun peenyaluran hobi), h maka kebutuhan akan ruangg komunal aatau communnity center yyang spesifikk berkaitan dengan seppak bola akann semakin meningkat m puula. III.4.
Persatuan n Sepak Bolla Indonesiaa Surakarta a (PERSIS) III.4.1. Sejjarah PERS SIS Persis Solo S adalahh klub sepakk bola yangg berada di kota Solo, Jaw wa
Tengahh,
Indonessia.
Awal
commit to user
berdirinyya
masih
bernama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB), yakni semacam perserikatan sepak bola yang berada di kota Solo. VVB adalah pelopor dunia sepak bola di Indonesia. Disebut pelopor dunia sepak bola karena VVB berdiri sebelum klub-klub sepak bola ada di Indonesia, bahkan sebelum adanya PSSI atau Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia. VVB didirikan sejak tahun 1923 oleh Sastrosaksono dari Klub Mars dan R. Ng. Reksodiprojo dan Sutarman dari Klub Romeo. Oleh bapak Soemokartiko, pada tahun 1928 nama Persis Solo atau Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo resmi dipakai untuk menggantikan nama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB). Persis adalah raksasa sepak bola Indonesia dimasa lalu, karena Persis adalah pencetus adanya klub-klub sepak bola di Indonesia. Persis pernah menjuarai kompetisi perserikatan sebanyak 7 kali, namun kejayaan itu hanya berlangsung hingga akhir 1940-an. Persis Solo sendiri saat ini mempunyai julukan sebagai Laskar Samber Nyawa. Home base yang dipakai adalah stadion internasional Manahan Solo yang mempunyai kapasitas jumlah penonton sebanyak 30.000. Persis Solo juga mempunyai kelompok suporter fanatik yang diberi nama Pasoepati (Pasukan Soeporter Paling Sejati) yang telah berdiri sejak Februari tahun 2000. Ada beberapa nama pemain legendaris sepak bola Indonesia yang pernah membela Persis. Salah satunya adalah R. Maladi yang kini namanya digunakan sebagai nama stadion R. Maladi atau yang kerap disebut Sriwedari. Persis Solo cukup lama mengalami masa-masa sulit dan jauh dari prestasi. Prestasi terbaik terakhir adalah pada tahun 2006 lalu yang berhasil menjadi runner up kompetisi divisi I usai dikandaskan Persebaya Surabaya di babak final. Atas prestasi ini Persis Solo mendapat jatah promosi ke divisi utama pada musim kompetisi 2007-2008.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Gambar 3.6. Tim PERSIS Solo Sumber: www. pasoepati.net, 2011
III.4.2. Struktur Organisasi PERSIS Struktur yang diterapkan dalam organisasi sangat terpengaruh oleh kebijakan yang ditetapkan. Pada struktur organisasi PERSIS berikut belum termasuk pengelolaan fasilitas komersial. Karena alasan efektifitas struktural, tidak diperlukan pengelolaan tersendiri bagi fasilitas komersial. Adapun struktur organisasi yang saat ini berlaku di PERSIS adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Ketua Umum
Ketua Harian
Bendahara I
Kabid.
Sekretaris Umum
Kabid.
Kabid.
Kabid. Pertandingan &
Seksi
Seksi
Seksi
Seksi
Seksi
Litbang & Diklat
Pelatih
Kesehatan
PK Eksternal
PK Internal
Seksi
Seksi
Seksi
Seksi
Seksi Humas/Hub. Luar
Gambar 3.7. Struktur Organisasi PERSIS Sumber: Dokumentasi PERSIS, 2012
Adapun jumlah pengurusannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.6. Jumlah Pengurus PERSIS Jabatan Ketua Sekretaris Bendahara Kabid. Dana Kabid. Teknik & Pembinaan Kabid. Organisasi Kabid. Pertandingan & Kompetisi (PK) Seksi Dana Usaha Seksi Litbang & Diklat Seksi Pelatih Seksi Kesehatan Olah Raga Seksi Logistik Seksi Perwasitan Seksi Disiplin Seksi Humas/Hub. Luar & Kerjasama
commit to user
Jumlah Pengurus 1 orang 3 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 1 orang 4 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Jabatan Seksi PK Eksternal Seksi PK Internal Jumlah
Jumlah Pengurus 1 orang 1 orang 33 orang Sumber: Dokumentasi PERSIS, 2012
Dalam pelaksanaan tugasnya, pengurus memerlukan ruangan masing-masing satu ruangan untuk setiap bidang. III.4.3. Prestasi PERSIS Sejak berdirinya hingga saat ini, PERSIS telah banyak berprestasi di pentas persepakbolaan nasional. Walaupun dalam perkembangannya, PERSIS pernah mengalami kekeringan prestasi. Berikut adalah prestasi yang telah diraih oleh PERSIS : 1935 – Juara, menang atas PPVIM Jatinegara Jakarta 1936 – Juara, menang atas Persib Bandung 1937 – Runner-up, kalah dari Persib Bandung 1939 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta 1940 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta 1942 – Juara, menang atas Persebaya Surabaya 1943 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta 1948 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta 2006 – Runner-up, kalah dari Persebaya Surabaya Dilihat dari daftar prestasi yang telah dicapai oleh PERSIS, sejak berdirinya sampai tahun 1923 PERSIS merupakan tim papan atas di Indonesia. Sedangkan sejak tahun 1948-2005 praktis tidak mengantongi prestasi sama sekali. Ketika bangkit lagi pada 2000-an, PERSIS sudah banyak ketinggalan dalam arti kalah bersaing dengan perserikatan atau klub lainnya.1 Sampai saat ini peningkatan yang dicapai adalah promosi ke divisi utama LI. Pengurus PERSIS menetapkan target untuk tetap berada di divisi utama LI. Untuk itu PERSIS harus dapat bersaing dengan klub-klub lainnya dan menghindari degradasi ke Divisi 1 LI. Upaya itu dapat diwujudkan dengan meningkatkan profesionalisme klub dan kualitas latihan. Untuk
1
commit to user
Wawancara dengan Bapak Sapto J.P, Sekretaris Umum PERSIS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
dapat meningkatkan kualitas latihan, PERSIS memerlukan wadah yang mendukung tujuan tersebut di atas. III.4.4. Pendanaan PERSIS Dalam menjalankan aktifitasnya PERSIS mengelola dana sendiri dengan mencari pemasukan dari sponsor, hasil penjualan tiket dan dari para donatur baik orang luar maupun pengurus PERSIS sendiri. Dari daftar pemasukan dan pengeluaran yang ada pada penulis (karena alasan kode etik tidak dimasukkan dalam laporan), dapat diketahui, bahwa dalam periode 2006 - 2010, PERSIS merugi sebanyak Rp. + 6 milyar. Kerugian itu walaupun ditutup oleh iuran dan kebijaksanaan pengurus, menyebabkan PERSIS kurang profesional. Untuk meningkatkan profesionalismenya, PERSIS memerlukan dana tambahan. Hal itu dapat dicapai antara lain dengan usaha menarik sponsor melalui peningkatan mutu pertandingan, kualitas dana dari kuantitas penonton, merchandising, dan komersialisasi sebagian dari sarana pelatihan dengan tidak mengganggu proses dan mutu latihan. III.5. Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu (PPST) PERSIS di Surakarta III.5.1.Pengertian Pusat pelatihan sepak bola terpadu PERSIS adalah suatu wadah dari beberapa kegiatan pelatihan sepak bola bagi PERSIS yang terpadu dengan berbagai fasilitas pendukungnya. Disebut pusat karena merupakan pemusatan dari kegiatan pelatihan sepak bola yang terdiri dari latihan teknik, latihan fisik, dan latihan taktik. Agar latihan-latihan tersebut berjalan efektif dan terukur, kegiatan pelatihan perlu dipusatkan dalam suatu tempat. Dan disebut terpadu karena wadah ini memadukan antara pusat pelatihan dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya yang berfungsi untuk mendukung pelatihan agar lebih optimal serta untuk menjaga dan meningkatkan kelangsungan klub. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa penginapan, klinik kesehatan, dan ruang-ruang komersial. Fasilitas pertandingan tidak disediakan di PPST, karena pertandingan masih dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
dilakukan di Stadion Manahan
mengingat kepadatan kegiatan masih
memungkinkan. Esensi Judul : a. Relevan dengan program aktivitas Kawasan sebagai aktivitas di dalam Pusat Pelatihan Terpadu PERSIS di Surakarta b. Relevan program pewadahan aktivitas Kawasan akan mewadahi dan memadukan aktivitas di dalam Pusat Pelatihan Sepak bola Terpadu PERSIS di Surakarta seperti kegiatan pelatihan, kegiatan harian, pelayanan jasa / komersial, kegiatan pengelolaan, dan kegiatan fasilitas bangunan. c. Esensi yang berkaitan dengan roh judul ¾ Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PERSIS di Surakarta Suatu rancangan yang mewadahi kumpulan dari segala usaha dalam membiasakan dan memberi kecakapan bermain sepak bola secara yang terpadu dengan berbagai sarana pendukungnya pada PERSIS di Surakarta, dimana dalam perancangannya menggunakan tinjauan aspek komersial, yakni tinjauan yang mengandung nilai jual sehingga dapat meningkatkan profesionalisme klub PERSIS di Solo dalam mengelola persepakbolaan, menggaji pemain, pelatih, dan pengurus. ¾ Adanya keterpaduan area latihan dan sarana pendukungnya melalui hubungan ruang dan sirkulasi dalam rancangan ¾ Perlunya efisiensi dalam pengelolaan Klub PERSIS Solo Efisiensi tersebut dapat diwujudkan dengan menciptakan pusat pelatihan yang terpadu dan efisien. Dalam artian memadukan berbagai fasilitas yang terpisah tersebut menjadi satu wadah yang terpadu
sehingga
dapat
mengurangi
kelelahan,
mengatasi
kelambatan, memperpendek jarak. Dengan efisiensi tersebut diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan prestasi Klub PERSIS Solo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
¾ Upaya Menciptakan Ruang Komersial untuk Meningkatkan Profesionalisme Klub PERSIS Menciptakan ruang komersial yang dapat menjual langsung barang-barang klub, misalnya toko-toko yang menjual berbagai barang yang berhubungan dengan olahraga pada umumnya dan sepak bola pada khususnya. ¾ Menggunakan media yang memiliki nilai jual tinggi Menggunakan media yang memiliki nilau jual yang tinggi sekaligus untuk mempublikasikan diri dan memberikan berbagai informasi mengenai PERSIS dan persebakbolaan pada umumnya, baik media cetak maupun elektronik. ¾ Menyewakan penggunaan sarana latihan untuk waktu-waktu tertentu ketika tidak digunakan untuk berlatih. ¾ Pemfasilitasan jangka panjang bagi bibit muda pesebakbola di Surakarta Dalam menjalankan doktrin sepak bola, klub mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu diproyeksikan sebagai Pusat Pembangkit Kemajuan Sebak bola. Sebagai pusat pembinaan, sebuah klub harus bersifat mandiri, dalam arti memiliki otonomi penuh untuk melaksanakan pola kerjanya. III.5.2.Kegiatan yang akan Diwadahi III.5.2.1. Kegiatan Pelatihan Kegiatan pelatihan diperuntukkan bagi pengguna yang terdiri dari: ¾ Tim
senior
PERSIS,
terdiri
dari
maksimal
30
orang
menggunakan seluruh fasilitas latihan. ¾ Tim yunior PERSIS, terdiri dari
maksimal 30 orang
menggunakan seluruh fasilitas latihan. Adapun kegiatan pelatihan dapat dibedakan sebagai berikut: ¾ Latihan Teknik Latihan Teknik dilakukan di lapangan terbuka dan gedung tertutup. Dua buah lapangan terbuka seukuran lapangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
sepak bola dapat juga digunakan untuk pertandingan kecil, dan dilengkapi dengan lapangan kecil yang digunakan latihan khusus atau kalau ada persamaan jadwal latihan tim senior dan yunior. Selain itu terdapat beberapa bagian dari latihan teknik yang dilakukan didalam ruangan. Ruangan ini diwujudkan dalam bentuk lapangan futsal indoor. ¾ Latihan Fisik Latihan fisik dilakukan di lapangan terbuka yang ada lintasan atletiknya, di indoor training, pusat kebugaran, dan di kolam renang. Latihan ini dilakukan dengan berbagai peralatan yang dibimbing oleh pelatih atau asisten pelatih fisik. ¾ Latihan Taktik Latihan taktik yang ringan dapat dilakukan di lapangan maupun di indoor training pada waktu latihan atau saat jeda. Akan tetapi latihan taktik yang memerlukan alat peraga dapat dilakukan di daam ruang kelas. Sedangkan apabila diperlukan untuk melihat rekaman-rekaman pertandingan, menganalisa pertandingan lawan, atau pelatihan melalui gambar video dapat dilakukan di dalam ruang audio visual. III.5.2.2. Kegiatan Pendukung Kegiatan pendukung yang akan diwadahi dalam PPST ini adalah seabgai berikut: ¾ Kegiatan Administratif Adalah kegiatan pengelolaan yang dilakukan oleh para pengurus PERSIS yang didasarkan pada struktur organisasi, ditambah dengan pengelolaan fasilitas pendukung yang berada pada fasilitas tersebut. Secara garis besar pengelola tersebut adalah: -
Pengurus PERSIS, terdiri dari 33 personal yang terbagi dalam ketua umum, pengurus harian dan empat bidang yang terdiri dari 10 seksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
-
Perangkat tim, terdiri dari manajer dan wakil manajer tim, pelatih kepala dan asisten pelatih, dan pembantu umum.
-
Dokter dan para pegawai medis.
-
Pengelola pada masing-masng fasilitas, yaitu mall, galery, penginapan, kolam renang, gym, dan indoor training.
-
Penjaga PPST, termasuk didalamnya cleaning service.
¾ Kegiatan Penginapan Kegiatan penginapan diklasifikasikan sebagai berikut: -
Penginapan pemain senior dan yunior, yang diperuntukkan bagi 30 pemain senior, 30 pemain yunior, dan enam orang pelatih.
-
Penginapan tamu yang dapat dikomersialkan. Guest house ini menerima tamu dari luar ataupun keluarga pemain. Penginapan ini dikategorikan hotel bintang 2, dikarenakan penginapan ini bertujuan mengakomodasi berbagai eveneven olahraga yang diselenggarkan di Solom terutama dalam hal penginapan atlit olahraga pada umumnya dan sepak bola pada khususnya.
¾ Kegiatan Kesehatan Pada dasarnya, kegiatan kesehatan dalam pusat pelatihan sepak bola terpadu ini terdiri dari dua kelompok besar. -
Kegiatan pertolongan pertama pada pemain yang mengalami gangguan kesehatan atau cidera. Pertolongan ini dilakukan sampai pada tahap bedah minor. Apabila kondisi pemain parah, akan dibawa ke rumah sakit yang mampu menanganinya.
-
Kegiatan pemantauan kesehatan pemain. Kegiatan ini meliputi pemantauan kesehatan, pemantauan berat badan, pemantauan kekuatan, dan gizi pemain. Kegiatan ini membutuhkan sebuah klinik pemeriksaan,
ruang rawat inap sementara, ruang dokter dan pembantuannya, serta poliklinik dan laboratorium.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
¾ Kegiatan Perdagangan Kegiatan
perdagangan
diselenggarakan
untuk
memberikan pemasukan klub sekaligus menyalurkan fanatisme pendukung. Barang-barang yang diperdagangkan meliputi produkproduk klub yang berupa pakaian, alat rumah tangga, alat tulis, serta berbagai alat olah raga. Selain itu, toko juga menyediakan berbagai keperluan para siswa sekolah sepakbola. ¾ Kegiatan Dokumentasi dan Pameran Sejarah yang panjang dengan berbagai prestasi yang pernah diraih merupapkan asset yang berharga bagi PERSIS. Hal ini layak untuk ditunjukkan secara informatif dan apresiatif kepada masyarakat dengan adanya dan pameran dalam suatu gallery ruang pamer. ¾ Kegiatan Perjamuan dan Pertemuan Beberapa pertemuan yang biasa dilakukan di PERSIS adalah sebagai berikut: -
Pertemuan perjamuan dilakukan setelah PERSIS melakukan pertandingan kandang dengan sebuah klub, atau menjamu lawan
dalam
sebuah
pertandingan
uji
coba
atau
persahabatan. Dalam perjamuan ini hadir tim dari kedua belah pihak dengan pengurus PERSIS. -
Pertemuan antara pemain dengan pengurus biasanya dilakukan sebelum atau sesudah pertandingan kandang, sebelum dan sesudah melakukan tour/ pertandingan kandang.
-
Dalam waktu tertentu, misalnya syukuran kemenangan yang tergabung dalam Paguyuban Pasoepati yang merupakan suporter fanatik PERSIS.
-
Pertemuan pers dilakukan setiap sebelum dan atau sesudah melakukan pertandingan, serta pada situasi-situasi tertentu yang membutuhkan penjelasan-penjelasan kepada pers.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
¾ Kegiatan Penerbitan Yang dimaksud dengan kegiatan penerbitan adalah kegiatan menerbitkan semacam jurnal PERSIS yang memuat berbagai peristiwa aktual dalam persepakbolaan nasional, khususnya PERSIS. Jurnal ini mengupas dan menganlisa berbagai pertandingan yang dilakukan PERSIS, serta menjadi ajang komunikasi PERSIS dengan pendukungnya, maupun antar pendukung. Kegiatan penerbitan yang diwadahi adalah kegiatan redaksional dan perusahaan. Sedangkan proses cetak dilakukan di percetakan luar. III.6. Aspek Komersial pada Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta adalah pusat pelatihan sepak bola dan wadah kreatifitas remaja Surakarta di bidang olahraga yang dibentuk langsung oleh klub sepakbola PERSIS Solo yang memiliki tempat dan pengelolaan fasilitas. Ada beberapa isu berkaitan dengan desain yang akan dikemukakan, yaitu isu tipologi, pencitraan, dan sirkulasi. Dari isu-isu tersebut, peranan desain mencakup fungsi-fungsi yang diwadahi dalam tipologi, bentuk dan ekspresi bangunan dalam pencitraan, dan efisiensi dalam sirkulasi. Dalam perancangannya, zonasi menjadi penting untuk isu tipologi, terutama pemisahan zonasi publik dan privat. Pencitraannya adalah bagaimana desain bangunan mampu merefleksikan sebuah klub sepakbola yang memiliki identitas sebagai simbol dari Kota Surakarta. Good practice dari sarana PPST PERSIS di Surakarta adalah sifatnya yang multi fungsi. PPST PERSIS di Surakarta dapat digunakan sebagai wadah kreatifitas di bidang olahraga untuk remaja di Surakarta dan sekitarnya, tidak hanya sepakbola karena terdapat banyak fasilitas olahraga lain di dalamnya. Lingkungan yang bersih, nyaman, dan mudah dijangkau adalah kriteria yang disebutkan oleh remaja sebagai alasan mengapa mereka memilih sarana atau tempat tertentu. Ini juga memperlihatkan adanya kebutuhan dasar yang sifatnya umum, yang masih langka dipenuhi oleh ruang kota, karena itu menjadi “syarat” yang cukup penting.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Pada beberapa kasus pengamatan terindikasi ada beberapa good practice yang dapat dikembangkan diantaranya : (1) lokasi sarana yang bersinergi, (2) pemanfaatan ruang yang multi guna, (3) partisipasi remaja pengguna dalam menentukan ciri tempatnya Namun hal-hal yang baik tersebut tampak masih sangat terbatas dilakukan. Dalam hal lokasi sarana, dikawatirkan good practice akan semakin tidak berpeluang terjadi, melihat perkembangan pembangunan sarana kota yang lebih didikte oleh kekuatan pasar dan atau secara sektoral. Sementara pengelola pembangunan tempat cenderung bersifat pasif. Di lain pihak pertumbuhkembangan tempat remaja yang bersifat negatif, yaitu semakin ter-segregasi antara kelompok sosial berbeda dan berorientasi pada kemampuan bayar, cenderung semakin menguat. Atas dasar pemikiran ini, perancangan bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PERSIS di Surakarta harus mempertimbangkan sembilan aspek, yaitu: a. Karakter/ citra (brand image) Bangunan komersial yang dirancang dengan karakter atau citra yang kuat akan meningkatkan daya tarik kunjungan konsumen. b. Nilai ekonomis bangunan Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh bangunan komersial adalah efisiensi. Kata efisiensi erat kaitannya dengan aspek ekonomi. c. Lokasi strategis Tujuan bangunan komersial direncanakan secara umum adalah agar banyak dikunjungi konsumen. Oleh karenanya, pemilihan lokasi menjadi salah satu pertimbangan penting untuk mencapai maksud tersebut. d. Prinsip keamanan bangunan Sebagai bangunan publik, bangunan komersial harus dirancang dengan berbagai fasilitas keselamatan bangunan. Secara umum, fasilitas keamanan bangunan dibedakan menjadi safety (keselamatan) dan security'(keamanan). e. Prinsip kenyamanan bangunan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Untuk mendukung maksud ini, bangunan komersial sebaiknya dirancang dengan kelengkapan kenyamanan bangunan seperti: 1. Kenyamanan thermal. 2. Kenyamanan pencahayaan. 3. Kenyamanan audio. 4. Kenyamanan sirkulasi dalarn bangunan. f. Kebutuhan jangka panjang Rancangan bangunan mudah disesuaikan dengan kebutuhan jangka panjang untuk mengantisipasi dinamika perubahan tuntutan masyarakat. g. Kondisi, potensi dan karakter kawasan Terjadi kesesuaian antara kegiatan pada bangunan komersial dengan kondisi, potensi dan karakter kawasan yang akan dikembangkan. h. Kondisi sosial budaya masyarakat Keberadaan bangunan diterima secara sosial, budaya dan psikologis oleh masyarakat sekitar. i. Perkembangan teknologi Rancangan bangunan dapat mengaplikasikan perkembangan teknologi bangunan modern.
Gambar 3.8. Hubungan ekonomi, masyarakat, dan lingkungan Sumber: googleimage.com, 2012
Bentuk bangunan harus memiliki daya tarik komersial. Ada 5 pemanfaatan yang bisa dilekatkan pada bangunan PPST PERSIS di Surakarta yaitu; pameran, konvensi, entertainment, pelatihan dan kepengurusan. Fasilitas-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
fasilitas ini nantinya dapat dijadikan daya tarik tersendiri, sehingga dapat merangsang animo masyarakat yang kurang suka akan sepak bola
menjadi
tertarik untuk mengunjungi PPST PERSIS. Fasilitas-fasilitas tersebut juga harus disesuaikan dengan tuntutan atau tren yang ada pada masa sekarang ini, misalnya; internet, cafe & restaurant, game center, pameran, permainan ketangkasan, minimarket ataupun perhotelan. Fasilitas ini nantinya akan menjadi prioritas utama agar dapat menghidupkan kegiatan olahraga yang selama ini cenderung menghabiskan biaya yang banyak dan minimnya pemasukan dari penonton. Namun kontrol dan batas yang jelas antara komersial dan olahraga perlu diberlakukan , ini dimaksudkan agar tidak terjadi kegiatan yang hanya mementingkan untuk komersial semata dan melupakan tujuan utama menghidupkan olahraga. III.7. Mekanisme Finansial pada Pusat Pelatihan Sepak Bola Terpadu PERSIS di Surakarta Mekanisme finansial
pada PPST PERSIS di Surakarta merupakan alur
pendanaan yang berasal dari pihak Pemkot Surakarta, Klub PERSIS Solo, dan pihak ketiga (sponsor/ swasta/ investor). Dalam kerjasama ini semua pihak akan mendapat keuntungan dari pembangunan sarana PPST PERSIS di Surakarta. Dari pihak Pemkot Surakarta akan mendapatkan sebuah fasilitas olahraga dan fasilitas publik yang dapat meningkatkan pendapatan daerah. Dari pihak Klub PERSIS Solo akan mendapat sebuah fasilitas pelatihan sepak bola berstandart internasional yang dapat meningkatkan prestasi klub. Sedangkan dari pihak swasta/ investor akan mendapatkan proyek investasi jangka panjang yang menjanjikan keuntungan finansial.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
APBD Pemkot Surakarrta + SWA ASTA (Inveestor) + Klub K PEERSIS Solo o
PPST PER RSIS di Su urakarta
- Fasilitas
P Pelatihan Sepak S Bola
-Ruang Publik P Laba - Profit/ Gambar G 3.9. Alur A Finansial P Pembangunan PPST P PERSIS di Surakarta Sumber: A Analisis Pribad di, 2012
Banngunan kom mersial atauu capital in nvestment addalah bangu unan yang m mewadahi berbagai b fung gsi komersiial seperti perdagangan p n, ruang kanntor sewa, h hotel, dan laain-lain. Sessuai jenisnyya, bangunann komersial merupakann bangunan y yang direncaanakan dan dirancang uuntuk mendaatangkan keuuntungan baagi pemilik m maupun peng ggunanya Pen ndapatan (in ncome) padda PPST PE ERSIS berssumber padaa fasilitasf fasilitas yanng dirancangg untuk menndapatkan profit/ p laba yang bertujjuan untuk m meningkatka an pendapataan klub PER RSIS Solo. Untuk U mencaapai kondisi yang ideal d dalam sisi manajemen m keeuangan, penndapatan harrus lebih bessar dari penggeluaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
INCOM ME
OUTC COME
SEWA KAM MAR HOTEL
PAJAK
SEWA LAPAN NGAN FUTSAL
BIAYA PERAWATAN
SEWA GYM/ FITNESS F CENTEER SEWA KOLA AM RENANG SEWA STA ADION MINI SEWA A RETAIL MERCHA ANDISING FOOD DCOURT EV VENT
INCO OME > OUTC COME= PR ROFIT (LAB BA). Gambar 3.10. Bagan mekkanisme finanssial PPST PERSIS di Surakarrta Sumbeer: Analisis Prribadi, 2012
III.8. Arsitektur A H Hijau pada PPST PER RSIS di Suraakarta Arsittektur hijau adalah suaatu pendekaatan perencaanaan banguunan yang b berusaha unttuk meminim malisasi berbbagai pengarruh membahayakan padaa kesehatan m manusia daan lingkunggan. Untuk pemahamaan dasar aarsitektur hijau h yang b berkelanjutan n, meliputi di antaranyya lansekapp, interior, ddan segi arsitekturnya m menjadi satuu kesatuan. Dalam D contooh kecil, arsittektur hijau bisa juga ditterapkan di s sekitar lingk kungan kita. Selaiin itu, arsittektur hijauu diterapkann dengan meningkatkan m n efisiensi p pemakaian energi, air dan pemakkaian bahann-bahan yanng mereduksi dampak b bangunan teerhadap keseehatan. Arsiitektur hijauu juga dapat direncanakkan melalui t letak, ko tata onstruksi, opperasi dan peemeliharaan bangunan. Padaa dasarnya, setiap banngunan ataau kawasann yang direencanakan, p pendekatan p berfikir awal adalaah mutlak arsitektur hijau sebaagai konsep d diharuskan. p saat inni keadaan bumi b sudah ssemakin meemanas dan Mengingat pada l lingkungan di luar areea site sudaah tidak bissa diandalkaan untuk memberikan m k kesejukan ke k dalam area a site, maka m tiap-tiaap bangunaan harus menciptakan m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
kesejukan sendiri dengan perencanaan desain yang mampu melindungi bangunan itu sendiri secara mandiri. III.8.1. Green Roof pada Mess/ Asrama Salah satu respon pendekatan arsitektur hijau yang saat ini banyak digemari adalah pemanfaatan atap rumah menjadi area taman. Untuk tinjauan ke arah yang lebih luas, pemanfaatan atap hijau ini bias menjadikan wajah kota (tampak dari atas) menjadi lebih menarik. Karena lahan perkotaan telah telanjur disesaki bangunan, maka sasaran perolehan sel-sel hijau daun beralih pada hamparan atap datar gedung-gedung yang justru lebih banyak dibanjiri cahaya matahari. Sebenarnya gerakan atap hijau telah muncul di Jepang sejak awal abad ke-20 melalui konsep eco-roof, tetapi sifat pengembangannya masih ekstensif.
Gambar 3.11. Sketsa green roof Sumber: googleimage.com, 2012
Atap hijau jenis ini ditandai struktur atap beton konvensional dengan biaya dan perawatan taman relatif murah karena penghijauan atap hanya mengandalkan tanaman perdu dengan lapisan tanah tipis. Ketika Jepang semakin ketat menjaga lingkungan melalui pemberlakuan berbagai tolok ukur bangunan ramah lingkungan, para perancang mulai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
berpacu mencari solusi cerdas dalam memanfaatkan bidang datar atap bangunan. Salah satunya adalah intensifikasi taman atap, atau upaya memadukan sistem bangunan dengan sistem penghijauan atap sehingga dapat diciptakan taman melayang (sky garden). Berbeda dengan atap hijau ekstensif yang hanya menghasilkan taman pasif, atap hijau intensif dapat berperan sebagai taman aktif sebagaimana taman di darat. Dengan lapisan tanah mencapai kedalaman hingga dua meter, atap hijau intensif mensyaratkan struktur bangunan khusus dan perawatan tanaman cukup rumit. Jenis tanaman tidak hanya sebatas tanaman perdu, tetapi juga pohon besar sehingga mampu menghadirkan satu kesatuan ekosistem. Walaupun investasi yang dibutuhkan untuk membuat atap hijau cukup tinggi, bukan berarti upaya peduli lingkungan ini bertentangan dengan semangat mengejar keuntungan ekonomi, terbukti kini banyak fasilitas komersial yang menerapkan konsep atap hijau intensif. Salah satu di antaranya adalah Namba Park, sebuah mall gaya hidup di pusat kota Osaka. Manfaat atap hijau bukan hanya sebatas peningkatan nilai estetika dan penghematan energi, pengurangan gas rumah kaca, peningkatan kesehatan, pemanfaatan air hujan, serta penurunan insulasi panas, suara dan getaran, tetapi juga penyediaan wahana titik temu arsitektur dengan jaringan biotop lokal. Perannya sebagai "batu loncatan" menjembatani bangunan dengan habitat alam yang lebih luas seperti taman kota atau area hijau kota lainnya. III.8.2. Transportasi Sepeda pada Kawasan PPST PERSIS di Surakarta Respon dari perencanaan kawasan yang menginginkan arsitektur hijau sebagai bagian dari nilai jual sebuah kawasan, dalam hal ini kawasan Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PERSIS Solo, kawasan ini mencoba menawarkan konsep transportasi yang ramah lingkungan. Semakin gencarnya isu pemanasan global, harga BBM yang tak murah, semakin parahnya kemacetan, dan kurangnya waktu untuk berolah-raga membuat sebagian kalangan masyarakat beralih dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
kendaraan bermotor ke sepeda sebagai solusinya. Sepeda merupakan kendaraan hijau, karena ramah lingkungan, tidak membutuhkan BBM. Selain itu sepeda adalah sarana untuk melakukan olah raga yang menyenangkan. Kebiasaan bersepeda seperti komunitas bike to work, yang menggunakan sepeda menuju tempat kerja adalah salah satu contohnya. Bumingnya bersepeda akhir-akhir ini membuat industri sepeda kian menjanjikan, dan tidak menutup kemungkinan ke depan akan semakin pesat.
Gambar 3.12. Sepeda sebagai alat transportasi alternatif pada kawasan PPST PERSIS Sumber: googleimage.com, 2012
Dari gambaran-gambaran isu tersebut, maka perlu adanya penindaklanjutan konsep transportasi apa yang akan digunakan di kawasan PPST PERSIS Solo ini. Dan konsep bersepeda adalah yang paling layak untuk diterapkan. Pengunjung dan sekaligus semua user yang ada di dalam kawasan tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor selama berada di dalam kawasan, kecuali untuk hal-hal insidental yang mengharuskan penggunaan kendaraan bermotor. Respon yang dapat diaplikasikan adalah dengan menambahkan titik-titik parkir sepeda. Tempat parkir ini meliputi dua kepentingan. Pertama, parkir khusus untuk pengunjung. Yaitu pengunjung yang dari luar site sudah membawa sepeda sendiri, bisa parkir di area parkir tersebut. Kedua, parkir khusus sepeda persewaan. Pengunjung dapat menyewa sepeda ini untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
transportasi mengelilingi kawasan. Jadi, titik-titik parkir sepeda tersebut dapat diletakkan di dekat area parkir mobil atau motor di dalam kawasan.
commit to user