II. 2.1
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Pupuk Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud
untuk memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Bahan yang diberikan ini dapat bermacam-macam, misalnya berupa pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman (Lingga, 2002). Menurut hasil penelitian setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur hara agar pertumbuhan tanaman tersebut normal. Dari ke 16 unsur hara tersebut, tiga unsur hara seperti Carbon, Hidrogen, dan Oksigen diperoleh dari udara, sedangkan ke 13 unsur lainnya tersedia didalam tanah adalah Nitrogen (N), Pospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Klorin (Cl), Ferum atau Besi (Fe), Mangan (Mn), Cuprum atau Tembaga (Cu), Zink atau Seng (Zn), Boron (B) dan Molibdenum (Mo). Ke 13 unsur tersebut sangat terbatas didalam tanah dikarenakan penggunaan tanah yang terus-menerus tanpa diimbangi dengan pemupukan (Lingga, 2002). Dalam pertanian modern, penggunaan pupuk adalah mutlak untuk memicu tingkat produksi tanaman, peredaran pupuk dipasaran sangat beragam baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasan. Pupuk-pupuk tersebut hampir 90% sudah mampu memenuhi kebutuhan tanaman. Pupuk dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu : a. Pupuk Organik
9
10
Effi Ismawati Musnawar (2004) secara umum pupuk organik memiliki empat fungsi yang sangat penting. Pertama, pupuk organik dapat memperbaiki kesuburan tanah. Kedua, pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Ketiga, pupuk organik dapat memperbaiki sifat biologi tanah dan mekanisme jasad renik (mikroorganisme) yang ada menjadi hidup. Keempat, penggunaan pupuk organik dapat dijamin keamanannya. Pupuk organik tidak akan merugikan kesehatan para petani ataupun mencemari lingkungan. Ada beberapa jenis pupuk organik yang digunakan petani yaitu: 1. Pupuk hijau Merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil hijauannya. Tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk hijau diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola). Jenis tanaman ini dipilih karena memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen, yang tinggi serta cepat terurai dalam tanah. 2. Pupuk Kandang Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti unggas, sapi, kerbau dan kambing. Pupuk kandang banyak dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang melimpah dan proses pembuatannya gampang. 3. Pupuk Kompos Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme
11
ataupun makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah. b. Pupuk Anorganik Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan yang sengaja dibuat dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam. Ada beberapa jenis pupuk anorganik yang biasa digunakan oleh petani, yaitu : 1. Pupuk Urea, merupakan pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman dalam proses fotosintesa, mempercepat pertumbuhan tanaman dan menambah kandungan protein tanaman. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% yang berarti setiap 100kg urea mengandung 46kg Nitrogen. 2. Pupuk TSP (Triple Super Phosphate) adalah nutriet anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah. 3. Kaliumklorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kandungan unsur hara dalam pupuk ini adalah 60% K2O, yang berarti di setiap 100kg pupuk KCl didalamnya terkandung 60kg unsur hara K2O dari total kandungan. 4. Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur hara utama Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling banyak
12
digunakan. Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu pertumbuhan tanaman dalam tiga cara. Nitrogen membantu pertumbuhan vegetatif, terutama daun, Fosfor membantu pertumbuhan akar dan tunas, Kalium membantu pembungaan dan pembuahan. 5. Pupuk ZA (Zwavelzure ammoniak) yang berarti ammonium sulfat (NH4SO4 ) adalah pupuk kimia yang memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Pupuk ZA mengandung belerang 24% (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21% (dalam bentuk ammonium). Menurut Setyaningtyas,N (2008) jika dibandingkan dengan pupuk organik, pupuk anorganik mempunyai beberapa kelebihan dan keburukan. Kelebihan pupuk anorganik adalah : 1. Dapat diberikan kepada tanaman dengan jumlah unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. 2. Mudah larut dalam air sehingga unsur hara yang terkandung mudah diserap tanaman. 3. Unsur-unsur hara yang diperlukan dapat diberikan dalam komposisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. 4. Senyawa unsur hara yang diberikan (setelah bereaksi dalam tanah) berada dalam bentuk ion yang mudah tersedia bagi tanaman. 5. Dapat diberikan pada saat yang tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman. 6. Pemakaiannya lebih praktis, demikian pula pengangkutannya lebih mudah karena konsentrasi (kadar hara) tinggi (dengan kandungan hara sama, volumenya jauh lebih kecil dibanding dengan pupuk alam).
13
Walaupun demikian, pupuk anorganik mempunyai beberapa keburukan dibandingkan dengan pupuk organik. Keburukan pupuk anorganik adalah : 1. Sedikit sekali mengandung unsur-unsur hara mikro. 2. Senyawa unsur haranya dapat hilang tercuci ke lapisan tanah bawah, sehingga tidak terjangkau oleh akar tanaman. 3. Beberapa jenis pupuk dapat menurunkan Ph tanah sehingga diperlukan usaha perbaikan Ph kembali. 4. Beberapa jenis pupuk anorganik dapat membahayakan kesehatan manusia. 2.2
Pupuk Bersubsidi Menurut Habib Nazir (2004) Subsidi adalah sebuah pembayaran yang
dilakukan oleh pemerintah untuk produsen, distributor dan konsumen dalam bidang tertentu untuk mendukung suatu kegiatan usaha atau kegiatan perorangan oleh pemerintah. Muhammad Hasanudin (2004) menyatakan bahwa subsidi dapat mendorong peningkatan output produk-produk yang dibantu akan tetapi menggangu proses alokasi sumber daya domestic secara umum dan memberikan dampak yang merugikan terhadap perdagangan internasional. Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi di lini V (Pedagang Pengecer/ Kios) sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 07/MDAG/PER/2/2009 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk sektor pertanian. Jenis-jenis pupuk yang disubsidi pemerintah terdiri dari pupuk Urea, ZA,SP-36, NPK dan pupuk organic yang diadakan produsen pupuk yang ditunjuk oleh Pemerintah, yaitu : PT Pupuk
14
Sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik. Kebijakan pupuk bersubsidi ini bertujuan untuk meringankan beban petani dalam penyediaan dan penggunaan pupuk untuk kegiatan usahatani. Sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan produksi komoditas pertanian guna mendukung ketahanan pangan nasional. Pupuk bersubsidi diperuntukan untu sektor pertanian yang berkaitan dengan budidaya tanaman pangan, sasarannya adalah petani, perkebunan dan peternakan. Menurut Habib Nazir (2004) ada beberapa tujuan subsidi pupuk, sebagai berikut : 1. Subsidi Produksi Pemberian subsidi pada para pemasok oleh pemerintah untuk mendorong mereka meningkatkan output dari produk tertentu yang tujuannya untuk memperluas produksi beberapa poduk dengan harga rendah yang dianggap sangat penting. 2. Subsidi Ekspor Pemberian subsidi oleh pemerintah untuk produk tertentu yang di ekspor atau ekspor secara umum, sebagai suatu alat untuk membantu neraca pembayaan negara selain itu, subsidi ekspor diberikan sebagai upaya peningkatan perdagangan. 3. Subsidi Pekerjaan Pemberian subsidi pada upah oleh pemerintah sebagai suatu insentif pada perusahaan-perusahaan untuk dapat memberi lebih banyak kesempatan kerja, sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran dalam perekonomian.
15
4. Subsidi Pendapatan Pemberian subsidi pada masyarakat melalui sistem pembayaran transfer pemerintah dalam usaha untuk memungkinkan mereka menikmati suatu standart hidup minimum. Subsidi pendapatan diberikan oleh pemerintah aga kesejahteraan masyarakat semakin terjamin, sehingga perekonomian diahrapkan dapat lebih lanjut. Meskipun tujuan pupuk bersubsid dapat mendatangkan kebaikan, namun pada kenyataan nya ada beberapa dampak negatif dari subsidi pupuk tersebut (Muhammad Hassanudin, 2004) subsidi pupuk ternyata menimbulkan dampak negatif baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Dampak negatif yang cukup menonjol adalah : (1) Dualisme pasar; (2) Penggunaan pupuk berlebihan; (3) Industri pupuk tidak berkembang secara optimal; (4) Biaya lebih besar dari manfaat. Disamping menimbulkan dampak negatif, kebijakan subsidi pupuk juga berdampak positif terhadap pembangunan pertanian kesejahteraan petani. Menggabungkan argument yang dikemukakan oleh Hutagaol et al (2009) secara umum subsidi pupuk berdampak positif terhadap (1) peningakatan modal petani; (2) pengembagan pasar pupuk yang sebelumnya berfungsi sehingga menekan biaya distribusi; (3) adopsi teknologi dengan mengurangi resiko dalam pembelajaran teknolgi baru untuk mengingkatkan efektivitas penyuluh, dan kelompok tani; (4) pengingkatan produktivitas petani; (5) perbaikan pendapatan usahatani. 2.3
Sistem Pemasaran
16
Menurut American Marketing Association dalam Kasali (2001) pemasaran adalah sebagai suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi hingga distribusi barang-barang, ide-ide dan jasa-jasa untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu-individu dan lembagalembaganya. Hal ini dikuatkan oleh Kasali (2001) yang mengemukakan bahwa pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu tetapi pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing kita untuk melakukan sesuatu. Sedangkan pendefenisisan pemasaran menurut Mc.Donald dan Keegan (1999) adalah pencocokan antara kemampuan dan keinginan untun mencapai tujuan dan timbal balik
yang saling menguntungkan. Mursid
(2003)
mendefenisikan pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. The British Institute of Marketing (2000) mendefenisikan pemasaran sebagai fungsi dari manajemen, yang mengorganisir dan memimpin semua kegiatan usaha. Pemasaran meliputi kegiatan penilaian dan penentuan daya beli pelanggan, sehingga menjadi permintaan yang efektif terhadap suatu produkatau jasa-jasa tertentu dan membawa produk serta jasa-jasa itu kepada para pelanggan sedemikian rupa sehingga target keuntungan atau sasaran yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai. Purnawarman (2001) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Defenisi ini mendasarkan pada konsep inti
17
yaitu: kebutuhan, keinginan dan permintaan ; produk; nilai; biaya dan kepuasan; pertukaran; transaksi dan hubungan pasar, pemasaran serta pemasar. Kotler dan Kevin (2009) Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Fandy Tjiptono (2008) mengemukana bahwa pemasaran adalah fungsi yang memiliki kontak yang paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Nystrom (2003) dalam Mursid menyatakan bahwa pemasaran meliputi segala kegiatan mengenai penyaluran barang dan jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Philip dan Duncan (2003) dalam Mursid bahwa pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau dipergunakan untuk menempatkan barang-barang nyata ke tangan konsumen. Hakim (2000) mengemukakan pula bahwa pemasaran adalah konsep, teori, rumusan, pengetahuan serta ikhtisar atas komponen-komponen produk, harga, pendistribusian serta promosi yang perlu dimanfaatkan secara terpadu untuk menghasilkan penjualan yang sukses. Dari berbagai defenisi menurut para ahli mengenai pemasaran diatas, pada dasarnya pemasaran mempunyai tujuan yang sama yaitu suatu serangkaian aktivitas seni menjual produk untuk menciptakan dan mengkomunikasikan nilai melalui proses pertukaran barang dan jasa dengan tujuan untuk dapat memenuhi
18
kebutuhan dan keinginan manusia serta memperoleh keuntungan bagi individu dan perusahaan. 2.4
Fungsi Pemasaran Menurut Kartasapoetra,et al (1985) proses pemasaran mengandung
beberapa fungsi yang harus ditampung oleh pihak produsen dan lembaga-lembaga atau mata rantai penyaluran produk-produknya, seringkali fungsi-fungsi tersebut menimbulkan masalah-masalah yang harus dipecahkan baik oleh pihak produsen yang bersangkutan maupun oleh lembaga-lembaga yang merupakan mata rantai saluran produk-produknya. Fungsi-fungsi yang dimaksud ialah sebagai berikut : 1.
Pembelian dan Pengumpulan Pembelian merupakan suatu fungsi yang bersangkutan dengan pemindahan atau kepemilikan sejumlah barang yang dimaksudkan sebagai persediaan produksi ataupun pula untuk keperluan mencukupi kebutuhan. Pengumpulan sangat berkaitan dengan pembelian karena dalam usaha mengumpulkan barang-barang yang diperlukan dari produsen nya tentulah harus ditempuh dengan jalan pembelian.
2.
Penjualan dan Penyebaran Penjualan merupakan kegiatan-kegiatan untuk mencari dan mengusahakan agar barang-barang yang telah diproduksi atau yang telah dimiliki mendapatkan permintaan-permintaan pasar (para konsumen) yang cukup baik atau banyak, terutama mengenai kuantitasnya dan harganya cukup menguntungkan.
3.
Pengangkutan atau Transportasi
19
Pengangkutan mempunyai arti memindahkan suatu produk dari sumber penghasilnya ke pasar atau tempat konsumen pada waktu tertentu yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan atau kepentingan pasar. Jadi pengangkutan ini menciptakan kegunaan pasar dan kegunaan tempat. 4.
Menghimpun atau Menyimpan Produk Penyimpanan merupakan fungsi pemasaran yang ditemukan hamper pada tiap-tiap lembaga pemasaran atau mata rantai pemindahaan, pengelolahan dan penyaluran produk-produk tersebut ke pasaran (para konsumen).
5.
Pengolahan Produk Pengolahan sebagai fungsi pemasaran tidaklah berarti pengolahan bentuk, ukuran, warna dan lain sebagainya. Dalam pemasaran pengolahan meliputi grading atau penyortiran, grading ini sangat berkaitan dengan standardizing yang merupakan penetapan ketentuan-ketentuan atau spesifikasi suatu barang.
6.
Pendanaan atau Pembiayaan Sebagai fungsi pemasaran, pendanaan atau pembiyaan secara sepintas tampak sangat sederhana, pada hal sesungguhnya mengandung aspek-aspek yang luas, dimana perusahaan memerlukan dana untuk membeli barangbarang keperluan, menyediakan kredit bagi para konsumen serta membayar ongkos perusahaan.
7.
Resiko Menanggung resiko merupakan suatu fungsi yang bersangkutan dengan kerugian. Resiko akan timbul apabila suatu kegiatan dilakukan tanpa mengetahui hasil-hasil yang diperoleh, atau dilakukan dengan kemungkinan
20
bahwa hasilnya akan sebaliknya. Maka karena itulah kegiatan-kegiatan pemasaran harus dilakukan dengan pertimbangan, perhitungan dan perencanaan yang sematang-matangnya. 2.5
Konsep Penjualan dan Perbedaannya dengan Konsep Pemasaran Konsep penjualan berasumsi bahwa para konsumen biasanya menunjukan
harga beli yang lemah atau menunjukan penolakan, maka konsep penjualan harus dilaksanakan secara agresif. Karena itu, agar penjualan efektif harus didahului oleh beberapa fungsi pemasaran lain seperti pengumpulan data tentang kebutuhan yang ada, penelitian pemasaran, pengenbangan produk, penentuan harga dan penyalurannya. Jika lembaga pemasaran melaksanakan sebaik-baiknya tugas yang berkenan dengan pengenalan kebutuhan konsumen, pengembangan produk yang serasi dengan kebutuhan, penentuan harga, distribusi dan promosi yang efektif produk tersebut akan mudah terjual. Menurut
Kottler (1992) menarik suatu perbedaan yang tajam antara
konsep penjualan dan konsep pemasaran yaitu konsep penjualan memusatkan perhatian pada kebutuhan penjual, sedangkan konsep pemasaran memusatkan perhatian pada kebutuhan pembeli. Konsep penjualan dipenuhi dengan masalah kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai, konsep pemasaran dipenuhi oleh gagasan untuk memuaskan kebutuhan pembeli dengan memanfaatkan produk dan keseluruhan gugusan produk yang berkenan dengan penciptaan, penyerahan dan akhirnya memakai produk itu. 2.6
Manajemen Pemasaran Musrid (2003) mengungkapkan bahwa dalam manajemen pemasaran yang
maju, maka kegiatan pemasaran suatu perusahaan didefenisikan sebagai berikut;
21
manajemen pemasaran adalah suatu bagian kegiatan dari perusahaan yang sangat erat hubungan nya dengan situasi pasar. Kegiatan tersebut terdiri dari poin-poin sebagai berikut 1. Mengetahui kebutuhan dan minat khusus pasar; 2. Menciptakan dan menjamin adanya produk yang memenuhi kebutuhan pasar; 3. Menciptakan dan memelihara pasar dari produk. Menurut Philip Kotler dan Armstrong (2002) manajemen pemasaran ialah analisis, perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, serta mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi. Berdasarkan pengertian menurut para ahli inti dari konsep pemasaran tersebut beroperasi didalam lingkungan yang berkembang secara terus menerus sebagai akibat sosial dari intensifitas bisnis, tapi juga dibatasi oleh sumber daya dari perushaaan itu sendiri serta peraturan yang ada. suatu perubahan lingkungan bagi pemasaran bisa menjadi tantangan baru yang membutuhkan tanggapan dan problem solving (pemecahan masalah) yang baru juga, ataupun sebaliknya bisa berupa peluang untuk pengembangan usaha. Untuk mengetahui kebutuhan konsumen maka perlu adanya pengetahuan lebih lanjut tentang minat dan informasi pasar, sehingga dapat menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan pasar dan layak konsumsi oleh konsumen. Hal ini juga dipengaruhi oleh promosi yang menarik dan distribusi yang terkoordinasi dengan baik sehingga berpengaruh pada nilai dan harga produk. 2.7
Lembaga Pemasaran
22
Lembaga pemasaran adalah pihak yang menyelenggarakan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara maksimal. Konsumen memberikan balas jasa atas fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran. Nilai balas jasa tersebut tercermin pada besarnya margin pemasaran, lembaga ini dapat berupa kelompok atau perorangan yang bertanggung jawab menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir. Lembaga pemasaran muncul sebagai akibat kebutuhan konsumen untuk memperoleh produk yang diinginkan sesuia waktu, tempat, dan bentuknya. Menurut Mursid (2003) lembaga pemasaran atau perantara terdiri dari : 1. Perantara pedagang 2. Perantara agen Dimana perantara pedagang (merchant middleman) meliputi : 1. Perantara pengecer (wholesaler) 2. Pengecer (retailer) Pedagang besar adalah suatu unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain, dan atau kepada pemakain industry, pemakai lembaga, dan pemakain komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir. Pengecer adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi, kegiatan ini yang berhubungan langsung dengan penjualan barang dan jasa kepada konsumen akhir. Sedangkan perantara agen (agen middleman) meliputi : 1. Agen penjunjang (facilitating agent) 2. Agen pelengkap (supplemental agent)
23
Agen
adalah
lembaga
yang
melaksankan
perdagangan
dengan
menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi tidak mempunyai hak untuk memiliki barang yang diperdagangkan. Agen penunjang adalah agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa, agen penunjang terbagi dalam beberapa golongan sebagai berikut: 1. Agen pengangkutan borongan (bulk transportation agent) 2. Agen penyimpanan (storage agent) 3. Agen pengangkutan khusus (specialty shipper agent) 4. Agen pembelian dan penjualan (purchase and sales agent) Agen pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan, baik perantara pedagang maupun perantara agen sama pentingnya dalam dunia pemasaran (Mursid 2003). Menurut Anindita (2004) kelembagaan dalam pemasaran meliputi berbagai organisasi usaha yang dibangun untuk menjalankan pemasaran. Sedangkan
Sudiyono (2002) menjelaskan lembaga pemasaran sebagai badan
usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usa atau individu lain dan lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
24
a. Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan petani. Tengkulak melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak pembelian. b. Pedagang pengumpul, yaitu pedagang yang beroperasi di tingkat petani, juga membeli dari tengkulak. Volume dagangnya lebih besar dari tengkulak. c. Pedagang besar, merupakan pedagang yang tidak beroperasi di tingkat petani, namun pedagang besar juga menerima penjualan dari petani. Selain itu juga pedagang besar melakukan proses distribusi ke agen penjualan atau pengecer.. d. Pengecer, merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Sedangkan menurut Limbong dan Sitorus (1987) menyatakan bahwa lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses penyaluran barang dari produsen sampai konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat cara, yaitu : 1. Penggolongan menurut fungsi yang dilakukan Berdasarkan fungsi yang dijalankan, lembaga-lembaga pemasaran dapat dikelompokan menjadi: (1) lembaga pemasaran yang melakukan kegiatan pertukaran, seperti pedagang pengecer, grosir dan lembaga-lembaga perantara lainnya; (2) lembaga pemasaran yang melakukan kegiatan fisik pemasaran, seperti lembaga pengelolahan, lembaga pengangkutan dan pergudangan; (3) lembaga pemasaran yang menyediakan fasilitas pemasaran, seperti Bank Unit Desa, Kredit Desa, KUD, lembaga yang menyediakan informasi pasar,, lemabag yang melakukan pengujian kualitas (mutu barang) dan lain-lain. 2. Penggolongan berdasarkan penguasaan terhadap barang
25
Berdasarkan penguasaan terhadap barang, lembaga-lembaga pemasaran dapat dikelompokkan menjadi : (1) lembaga yang menguasai dan memiliki barang yang dipasarkan, seperti pengecer, grosir, pedagang pengepul, tengkulak dan lainlain; (2) lembaga yang menguasai tetapi tidak memiliki barang yang dipasarkan, seperti agen, broker, lembaga pelelangan dan lain-lain; (3) lembaga yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang yang dipasarkan, seperti lembaga pengangkutan, pengolahan, perkreditan dan lain-lain. 3. Penggolongan berdasarkan kedudukan dalam struktur pasar Berdasarkan
kedudukan
dalam
struktur
pasar,
lembaga-lembaga
pemasaran dapat dikelompokkan menjadi : (1) lembaga pemasaran yang bersaing sempurna, seperti pedagang pengecer rokok, pengecer beras, dan lain-lain; (2) lembaga persaingan bersaing monopolistik, seperti pedagang asinan, pedagang benih, pedagang bibit, pedagang ubin, dan lain-lain; (3) lembaga pemasaran oligopolis, seperti perusahaan semen (pabrik semen Gresik, pabrik semen Cibinong, pabrik semen Padang), importer cengkeh dan lain-lain; (4) lembaga pemasaran monopolis, seperti perusahaan kereta api, perusahaan pos dan giro dan lain-lain. 4. Penggolongan berdasarkan bentuk usahanya Berdasarkan bentuk usahanya, lembaga-lembaga pemasaran dapat dikelompokkan menjadi: (1) berbadan hokum, seperi Perseroan Terbatas, Firma, Koperasi dan lain-lain; (2) tidak berbadan hukum, seperti perusahaan perorangan, pedagang pengecer, tengkulak dan lain-lain. 2.8
Saluran Pemasaran
26
Menurut Philip Kotler (2007) saluran distribusi adalah organisasiorganisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008) distibusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaanya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai kekonsumen atau pemakai industry. Dalam usaha memasarkan produknya, suatu perusahaan haruslah berpegang pada prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi saluran distribusi yang berguna untuk membantu memperlancar pergerakan barang untuk sampai pada konsumen akhir. Dari pendapat para ahli diatas pengertiaan diatas mencakup tiga unsur,yaitu : 1. Adanya kelompok lembaga pemasaran 2. Adanya kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh lembaga tersebut 3. Adanya arah pergerakan produk serta pemiliknya dari produsen ke konsumen. Keputusan memilih saluran pemasaran adalah salah satu keputusan penting dalam pemasaran sebab saluran pemasaran yang mementukan keputusan pemasaran yang lainnya seperti dalam hal penetapan harga produk. Menurut William J. Stanton (1997) pemilihan saluran pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. Pertimbangan-pertimbangan pasar
27
2. Perimbangan-pertimbangan produk atau jasa 3. Pertimbangan-pertimbangan perantara 4. Pertimbangan-pertimbangan perusahaan Angipora (2002) menyatakan proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen akhir dapat menggunakan saluran yang panjang atau pendek sesuai dengan kebijakan saluran distribusi yang ingin dialaksanakan perusahaan. Saluran disribusi untuk barang konsumsi dibagi menjadi beberapa tipe, sebagai berikut : 1. Produsen Konsumen Saluran pemasaran ini merupakan bentuk saluran pemasaran yang paling sederhana karena tidak menggunakan perantara. Biasanya biaya marjin pemasarannya juga kecil dikarenakan produsen menjual langsung barangnya ke konsumen. 2. Produsen Pengecer Konsumen Saluran pemasaran ini produsen menggunakan suatu lembaga untuk melakukan perantara jual beli kepada konsumen dimana pengecer membeli produk tanpa melalui pedagang besar. 3. Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsumen Saluran pemasaran ini produsen menjual produknya kepada pedagang besar saja, kemudian para pedagang besar menjual kembali kepada pengecer dan pengecer menjual kembali hingga sampai ke tangan konsumen. 4. Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen Tipe saluran pemasaran ini melibatkan agen menjadi perantara pertama produk yang berfungsi sebagai penyalur yang kemudian mengatur sistem
28
penjualannya ke pedagang besar yang selanjutnya disalurkan ke pengecer dan kemudian ke konsumen. 5. Produsen Agen Pengecer Konsumen Dalam saluran pemasaran ini produsen memilih agen yang akan dipertemukan produsen untuk menjalankan kegiatan penjualan kepada pengecer dan selanjutnya pengecer menjualnya kepada konsumen. 2.9
Marjin Pemasaran Marjin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan
konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Marjin pemasaran merupakan penjumlahan dari marjin yang diperoleh setiap lembaga perantara yang terdiri dari biaya pemasaran ditambah keuntungan pemasaran, yang selanjutnya merupakan value added dari komoditi yang bersangkutan dalam kegiatan perdagangan (Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2005). Daly dalam Sudiyono (2002) mendefenisikan bahwa margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani. Kohls and Uhls (1990) menyatakan bahwa marjin pemasaran sering dipergunakan sebagai perbedaan antara harga di berbagai tingkat lembaga pemasaran di dalam sistem pemasaran. Pengertian marjin pemasaran ini sering dipergunakan untuk
menjelaskan
fenomena
yang menjembatani
adanya
kesenjangan antara pasar di tingkat petani dengan pasar di tingkat pengecer. Analisis margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin
29
pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran/disribusi (Sudiyono). Marjin pemasaran adalah hasil pengurangan antara harga ditingkat lembaga pemasaran dengan harga ditingkat petani dengan rumus sebagai berikut: M = Pr – Pf Keterangan : M = Margin Pemasaran Pr = Harga ditingkat lembaga pemasaran Pf = Harga ditingkat petani (Sudiyono, 200:108) 2.10
Kerangka Pemikiran PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) Provinsi Bali bergerak dalam hal
penjualan resmi pupuk bersubsidi dan non subsidi. Kantor penjualan ini yang bertanggung jawab untuk saluran pemasaran pupuk bersubsidi keseluruh kabupaten yang ada di Provinsi Bali khususnya Kabupaten Tabanan, hingga sampai ke konsumen akhir (petani). PT Pupuk Kaltim bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Bali serta Dinas Pertanian untuk merancang perencanaan setiap tahunnya berapa jumlah pupuk yang harus disalurkan. Proses pemasaran pupuk bersubsidi ini melibatkan beberapa lembaga pemasaran dalam proses pemasarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui margin pemasaran yang diterima lembaga terkait serta menganalisis persentase margin kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Dalam proses pemasaran pupuk bersubsidi juga terdapat kendala yang dihadapi PT Pupuk Kaltim dalam menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani dan kendala yang dihadapi petani dalam memperoleh pupuk bersubsidi hal ini
30
kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis diharapkan dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan sebagai rekomendasi ataupun saran yang selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki proses pemasaran pupuk bersubsidi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1.
PT Pupuk Kaltim Provinsi Bali (Produsen) ( Proses Pemasaran
Kendala yang dihadapi
Lembaga Saluran Pemasaran yang terlibat
Analisis Deskriptif Kualitatif
Margin Pemasaaran
Analisis Persentase Margin
Analisis Deskriptif Kuantitatif
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan/Saran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Saluran Pemasaran Pupuk Bersubsidi pada PT Pupuk Kaltim di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.